RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu )
Return Receipt Your RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( document: secara kmren heboh susu ) wasIndonesian Training Centre/ID/Ecco received by: at:17-02-2007 12:29:36 ZE7 -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu )
Return Receipt Your RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( document secara kmren heboh susu ) : was Sarjana Muhammad/ID/ARNOTTS/CSC received by: at: 16/02/2007 10:18:46 AM ZE7 ** This e-mail and any files transmitted with it may contain confidential information and is intended solely for use by the individual to whom it is addressed. If you received this e-mail in error, please notify the sender, do not disclose its contents to others and delete it from your system. ** -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu )
Ambil budaya makan yg baik2nya aja: 1 Makanan cina banyak yg ditim, jarang digoreng 2 Selalu ada sayuran hijau yg ditumis dg sedikit minyak saja 3 Banyak jahe, bawang, bumbu2 yg menyehatkan 4 Makanan selalu fresh, mau makan baru masak. 5 Habis makan minum teh hijau. - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, February 16, 2007 8:53 AM Subject: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu ) > Aku dapat dr temen (beliau browsing kayaknya) > so...gimana nih? apa susu cuma cocok untuk masa pertumbuhan? > yg aku ambil kesimpulannya ASI memang is the best..tak tergantikan.. > > salam, > sefty > > > Disarikan dari buku "Your Life in Your Hands" karangan Professor Jane > Plant, PhD, CBE. > > > "MENGAPA SAYA PERCAYA BAHWA MENGHENTIKAN KONSUMSI SUSU MERUPAKAN PETUNJUK > UNTUK MELAWAN KANKER PAYUDARA" > > Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk > menyembuhkan diri saja sendiri. Saya seorang ilmuwan, oleh karena itu > berpikir bahwa tentunya ada penjelasan yang masuk akal bagi penyakit > mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini. > > Saya telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan telah > menjalani radioterapi. Sekarang saja menerima kemoterapi yang menyakitkan > dan sayapun telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling > terkemuka di negeri ini. Tetapi jauh di dalam hati saya, > saya merasa yakin bahwa saya menghadapi maut. Saya mempunyai suami yang > mencintai saja, rumah yang indah dan dua anak kecil yang memerlukan > bimbingan saya. Saya sungguh ingin hidup. > > Untunglah, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali fakta-fakta, > yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu. > Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa > beberapa faktor resiko - seperti usia tua, menstruasi terlalu dini, > menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker > payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor > resiko lainnya yang dapat kita kendalikan dengan baik. > > Faktor-faktor resiko yang 'terkontrol' ini dengan mudah terwujud dalam > perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan > sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara. > > Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara > saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke tanah > air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani pengobatan > kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta juga beberapa > ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh > teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina. > > Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker > payudara itu. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada saat > itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan perkataan > bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan > tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha > menghindar dari penyakit ini. > > Kata-kata itu terngiang-ngiang di benak saya. "Mengapa wanita-wanita di > Cina tidak terkena kanker payudara?" Saya pernah bekerja sama dengan > mitra-mitra Cina dalam penelitian tentang hubungan antara kimia tanah dan > penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat. > > Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina. Hanya > 10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan > persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal > dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi > menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian > besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri > yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan. > Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara > 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat. > > Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang > hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan > senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi, > kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan > radiasi. > > Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari statistik ini sungguh mengejutkan. > Apabila seorang wanita Barat pindah ke kota industri Hiroshima yang telah > teradiasi, resiko terkena kanker payudara ini dapat menjadi satu > berbanding dua. Tentu saja hal ini tidak masuk akal. Saya merasa yakin > bahwa ada sebuah faktor gaya hidup yang bukan terkait > dengan polusi, urbanisasi atau lingkungan hidup yang nyata-nyata telah > meningkatkan kemungkinan wanita Barat terkena kanker payudara. > > Saya kemudian menemukan bahwa penyebab perbedaan besar dalam persentase > kanker payudara antara negara-negara Timur dan Barat bukanlah karena > fakt
RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu )
Return Receipt Your RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( document: secara kmren heboh susu ) wasDeffy Selanty/ID/ABAS/PwC received by: at:16/02/2007 09:47:09 AM ZE7 -- Kirim bunga, http://www.indokado.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: [EMAIL PROTECTED] menghubungi admin, email ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu )
mbak,mencret itu karena mbka ngag tahan ama laktosa nya,,ini bisa kan pakai susu yang rendah laktosa atau susu kedelai ,dan ikan teri dan suplemen tambahan kalau kalsium nya -Original Message- From: Dewi Sari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 16, 2007 9:20 AM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu ) Dear Smart Parents, Sebenarnya saya sangat suka susu, tetapi terkadang perut saya intolerance thd susu. Kadang menjadi diare setelah minum susu yang terlalu kental. Membaca email dibawah ini mungkin ada benarnya, bahwa susu memang makanan yang berprotein tinggi yang bisa menyebabkan mutasi sel-sel tubuh kita. Tetapi sebagai wanita kita juga sangat membutuhkan susu sbg sumber kalsium. Jadi gimana dong parents ?? Ada nggak sumber kalsium alternative yang bagus selain susu ??? Thanks & Best Regards DEWI PALUPIĀ -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 16, 2007 8:53 AM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu ) Aku dapat dr temen (beliau browsing kayaknya) so...gimana nih? apa susu cuma cocok untuk masa pertumbuhan? yg aku ambil kesimpulannya ASI memang is the best..tak tergantikan.. salam, sefty Disarikan dari buku "Your Life in Your Hands" karangan Professor Jane Plant, PhD, CBE. "MENGAPA SAYA PERCAYA BAHWA MENGHENTIKAN KONSUMSI SUSU MERUPAKAN PETUNJUK UNTUK MELAWAN KANKER PAYUDARA" Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk menyembuhkan diri saja sendiri. Saya seorang ilmuwan, oleh karena itu berpikir bahwa tentunya ada penjelasan yang masuk akal bagi penyakit mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini. Saya telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan telah menjalani radioterapi. Sekarang saja menerima kemoterapi yang menyakitkan dan sayapun telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling terkemuka di negeri ini. Tetapi jauh di dalam hati saya, saya merasa yakin bahwa saya menghadapi maut. Saya mempunyai suami yang mencintai saja, rumah yang indah dan dua anak kecil yang memerlukan bimbingan saya. Saya sungguh ingin hidup. Untunglah, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali fakta-fakta, yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu. Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa beberapa faktor resiko - seperti usia tua, menstruasi terlalu dini, menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor resiko lainnya yang dapat kita kendalikan dengan baik. Faktor-faktor resiko yang 'terkontrol' ini dengan mudah terwujud dalam perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara. Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke tanah air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani pengobatan kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta juga beberapa ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina. Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker payudara itu. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada saat itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan perkataan bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha menghindar dari penyakit ini. Kata-kata itu terngiang-ngiang di benak saya. "Mengapa wanita-wanita di Cina tidak terkena kanker payudara?" Saya pernah bekerja sama dengan mitra-mitra Cina dalam penelitian tentang hubungan antara kimia tanah dan penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat. Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina. Hanya 10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan. Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat. Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi, kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan radiasi. Kesimpulan yang d
RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu )
yg aku tau ikan teri nasi,apel kalsium bisa juga bli diapotik misal : calk (spel lupa..pokoke bacanya kaleg/kalk/kalg) "Dewi Sari" <[EMAIL PROTECTED]> 02/16/2007 09:19 AM Please respond to balita-anda@balita-anda.com To cc Subject RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu ) Dear Smart Parents, Sebenarnya saya sangat suka susu, tetapi terkadang perut saya intolerance thd susu. Kadang menjadi diare setelah minum susu yang terlalu kental. Membaca email dibawah ini mungkin ada benarnya, bahwa susu memang makanan yang berprotein tinggi yang bisa menyebabkan mutasi sel-sel tubuh kita. Tetapi sebagai wanita kita juga sangat membutuhkan susu sbg sumber kalsium. Jadi gimana dong parents ?? Ada nggak sumber kalsium alternative yang bagus selain susu ??? Thanks & Best Regards DEWI PALUPI -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 16, 2007 8:53 AM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu ) Aku dapat dr temen (beliau browsing kayaknya) so...gimana nih? apa susu cuma cocok untuk masa pertumbuhan? yg aku ambil kesimpulannya ASI memang is the best..tak tergantikan.. salam, sefty Disarikan dari buku "Your Life in Your Hands" karangan Professor Jane Plant, PhD, CBE. "MENGAPA SAYA PERCAYA BAHWA MENGHENTIKAN KONSUMSI SUSU MERUPAKAN PETUNJUK UNTUK MELAWAN KANKER PAYUDARA" Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk menyembuhkan diri saja sendiri. Saya seorang ilmuwan, oleh karena itu berpikir bahwa tentunya ada penjelasan yang masuk akal bagi penyakit mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini. Saya telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan telah menjalani radioterapi. Sekarang saja menerima kemoterapi yang menyakitkan dan sayapun telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling terkemuka di negeri ini. Tetapi jauh di dalam hati saya, saya merasa yakin bahwa saya menghadapi maut. Saya mempunyai suami yang mencintai saja, rumah yang indah dan dua anak kecil yang memerlukan bimbingan saya. Saya sungguh ingin hidup. Untunglah, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali fakta-fakta, yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu. Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa beberapa faktor resiko - seperti usia tua, menstruasi terlalu dini, menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor resiko lainnya yang dapat kita kendalikan dengan baik. Faktor-faktor resiko yang 'terkontrol' ini dengan mudah terwujud dalam perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara. Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke tanah air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani pengobatan kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta juga beberapa ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina. Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker payudara itu. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada saat itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan perkataan bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha menghindar dari penyakit ini. Kata-kata itu terngiang-ngiang di benak saya. "Mengapa wanita-wanita di Cina tidak terkena kanker payudara?" Saya pernah bekerja sama dengan mitra-mitra Cina dalam penelitian tentang hubungan antara kimia tanah dan penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat. Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina. Hanya 10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan. Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat. Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi, kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan radiasi. Kesimpulan yang dapat kita peroleh dar
RE: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu )
Dear Smart Parents, Sebenarnya saya sangat suka susu, tetapi terkadang perut saya intolerance thd susu. Kadang menjadi diare setelah minum susu yang terlalu kental. Membaca email dibawah ini mungkin ada benarnya, bahwa susu memang makanan yang berprotein tinggi yang bisa menyebabkan mutasi sel-sel tubuh kita. Tetapi sebagai wanita kita juga sangat membutuhkan susu sbg sumber kalsium. Jadi gimana dong parents ?? Ada nggak sumber kalsium alternative yang bagus selain susu ??? Thanks & Best Regards DEWI PALUPIĀ -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 16, 2007 8:53 AM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Article: Mengapa sy stop konsumsi susu?( secara kmren heboh susu ) Aku dapat dr temen (beliau browsing kayaknya) so...gimana nih? apa susu cuma cocok untuk masa pertumbuhan? yg aku ambil kesimpulannya ASI memang is the best..tak tergantikan.. salam, sefty Disarikan dari buku "Your Life in Your Hands" karangan Professor Jane Plant, PhD, CBE. "MENGAPA SAYA PERCAYA BAHWA MENGHENTIKAN KONSUMSI SUSU MERUPAKAN PETUNJUK UNTUK MELAWAN KANKER PAYUDARA" Saya tidak mempunyai pilihan lain kecuali mati atau menemukan obat untuk menyembuhkan diri saja sendiri. Saya seorang ilmuwan, oleh karena itu berpikir bahwa tentunya ada penjelasan yang masuk akal bagi penyakit mematikan yang menyerang satu dari 12 wanita di Inggris ini. Saya telah merasakan penderitaan karena kehilangan satu payudara dan telah menjalani radioterapi. Sekarang saja menerima kemoterapi yang menyakitkan dan sayapun telah diperiksa oleh beberapa ahli spesialis yang paling terkemuka di negeri ini. Tetapi jauh di dalam hati saya, saya merasa yakin bahwa saya menghadapi maut. Saya mempunyai suami yang mencintai saja, rumah yang indah dan dua anak kecil yang memerlukan bimbingan saya. Saya sungguh ingin hidup. Untunglah, keinginan hidup ini mendorong saya untuk menggali fakta-fakta, yang baru sedikit diketahui oleh sejumlah kecil ilmuwan pada waktu itu. Setiap orang yang berhubungan dengan kanker payudara akan tahu bahwa beberapa faktor resiko - seperti usia tua, menstruasi terlalu dini, menopause terlambat dan sejarah keluarga dengan kanker payudara, sungguh-sungguh tidak dapat kita cegah. Tetapi ada banyak faktor resiko lainnya yang dapat kita kendalikan dengan baik. Faktor-faktor resiko yang 'terkontrol' ini dengan mudah terwujud dalam perubahan-perubahan sederhana yang dapat kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari kita untuk mencegah atau mengobati kanker payudara. Petunjuk pertama dalam memahami penyebab berkembangnya kanker payudara saya datang pada saat suami saya Peter, yang juga ilmuwan, pulang ke tanah air setelah bekerja di Cina, ketika saya sedang menjalani pengobatan kemoterapi. Ia membawa kartu-kartu dan surat-surat, serta juga beberapa ramuan dari tumbuh-tumbuhan, yang diberikan oleh teman-teman dan ilmuwan-ilmuwan mitra saya di Cina. Ramuan-ramuan itu dikirimkan kepada saya untuk menyembuhkan kanker payudara itu. Meskipun kami menghadapi keadaan yang menyedihkan pada saat itu, kami dapat tertawa lepas, dan saya ingat telah mencetuskan perkataan bahwa ramuan ini merupakan pengobatan bagi kanker payudara di Cina, dan tidak mengherankan bahwa wanita-wanita di Cina berusaha menghindar dari penyakit ini. Kata-kata itu terngiang-ngiang di benak saya. "Mengapa wanita-wanita di Cina tidak terkena kanker payudara?" Saya pernah bekerja sama dengan mitra-mitra Cina dalam penelitian tentang hubungan antara kimia tanah dan penyakit, dan mengingat beberapa statistik yang telah dibuat. Penyakit ini boleh dikatakan tidak terdapat di seluruh negeri Cina. Hanya 10.000 wanita di Cina wafat karena penyakit ini, dibandingkan dengan persentase menakutkan bahwa satu di antara 12 wanita di Inggris meninggal dunia karena penyakit ini, dan bahkan angka ini lebih mengerikan lagi menjadi rata-rata satu di antara 10 wanita di sebagian besar negara-negara Barat. Hal ini bukanlah karena Cina merupakan negeri yang lebih bersifat pedesaan, dan tidak banyak terkena polusi perkotaan. Di daerah Hong Kong yang padat, persentase meningkat menjadi 34 di antara 10.000 wanita, namun toh masih jauh lebih sedikit daripada di Barat. Kota-kota Hiroshima dan Nagasaki di Jepang juga memiliki persentase yang hampir sama dengan Cina. Padahal kedua kota ini telah diserang dengan senjata nuklir, sehingga selain kanker yang berhubungan dengan polusi, kita dapat memperkirakan adanya kasus-kasus kanker yang terkait dengan radiasi. Kesimpulan yang dapat kita peroleh dari statistik ini sungguh mengejutkan. Apabila seorang wanita Barat pindah ke kota industri Hiroshima yang telah teradiasi, resiko terkena kanker payudara ini dapat menjadi satu berbanding dua. Tentu saja hal ini tidak masuk akal. Saya merasa yakin bahwa ada sebuah faktor gaya hidup yang bukan terkait dengan polusi, urbanisasi atau lingkungan hidup yang nyata-nyata telah meningkatkan kemungkinan