Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak (Kisah KEZIA) Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis kecil ini sangat mengoyak perasaan saya. Selama pelayanan belasan tahun baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati. Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan Gramedia) - kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca, wajah Kezia menar-nari di benak saya. Buku ini adalah bagian pertama dari trilogi kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named Dave mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan kebencian yang sangat dalam. Namun, karena keinginan untuk hidup akhirnya membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang 'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri' (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan pencegahannya. Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an outstanding Young woman' - Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun. Kia langsung dengan berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa sulit hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras untuk biaya hidup. Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia sehingga menarik perhatian tetangga. Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah). Anak itu tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari untuk makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah, itulah jatahnya setiap siang. Malamnya paling-paling ibunya hanya membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di depan gang mereka. Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat karena ibunya memaksa dia memakan belerang ! Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi sarapan dan diantar ke sekolah. Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan kepada ibunya... Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria. Belum genap perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan Kia. Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya hanya berburu. Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal ( Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke rumah ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus... Beberapa tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun berani menolongnya. Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih. Beliau bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat, kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku mengusirnya... Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia lebih histeris !! Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka berkali-kali mendoakannya. Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi jam 2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut tertekan dan tidak bisa tidur... Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada siang harinya. Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh cepetan deh langsung aja ke sini, penting !!! Aduh, kasihan Kezia... Di tol yang macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke rumah. Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian penganiayaan terhadap Kezia... hanya dikatakan 'berdarah' ! Turun dari tol saya langsung ke rumah Oma, sudah hampir jam 7 malam saat itu, dan langsung beliau keluar sambil menggendong Kezia. Aah... gadis kecil itu semakin kurus, kecil dan pucat dengan senyum 'ompong'nya yang khas ;-) Kami langsung membawanya ke Medikarya karena ada bercak darah di celana dalamnya, dan dokter hanya memberikan 3 butir antibiotik, jika pendarahan tidak berhenti besok siang agar dibawa kembali. Keziapun di bawa ke rumah, dibaringkan di kamar anak saya Gaby. Mereka sepantaran, Gaby 1 th lebih besar, tapi berat badan Kezia hanya 16 kg, sedangkan Gaby 25kg, alangkah kontrasnya. Matanya kosong, dan ibu angkat saya mengajak saya keluar, sambil menangis beliau
Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
Aku terus terang menahan air mata untuk baca cerita ini. Aku trenyuh sekali., Aduh tuhan., sekarang kezia umur berapa klo boleh tahu.? kabarnya masih ada., ato uda enggak ada kabar berita.? aDe.S [EMAIL PROTECTED] Mid Plaza 2 Bldg, 7th Flr - Original Message - From: Rifa [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 07, 2004 4:09 AM Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2) aduh. saya langsung mual pas baca apa yg dilakukan sang ibu thd anaknya ini - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2) CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak (Kisah KEZIA) Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis kecil ini sangat mengoyak perasaan saya. Selama pelayanan belasan tahun baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati. Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan Gramedia) - kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca, wajah Kezia menar-nari di benak saya. Buku ini adalah bagian pertama dari trilogi kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named Dave mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan kebencian yang sangat dalam. Namun, karena keinginan untuk hidup akhirnya membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang 'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri' (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan pencegahannya. Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an outstanding Young woman' - Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun. Kia langsung dengan berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa sulit hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras untuk biaya hidup. Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia sehingga menarik perhatian tetangga. Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah). Anak itu tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari untuk makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah, itulah jatahnya setiap siang. Malamnya paling-paling ibunya hanya membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di depan gang mereka. Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat karena ibunya memaksa dia memakan belerang ! Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi sarapan dan diantar ke sekolah. Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan kepada ibunya... Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria. Belum genap perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan Kia. Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya hanya berburu. Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal ( Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke rumah ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus... Beberapa tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun berani menolongnya. Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih. Beliau bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat, kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku mengusirnya... Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia lebih histeris !! Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka berkali-kali mendoakannya. Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi jam 2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut tertekan dan tidak bisa tidur... Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada siang harinya. Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh cepetan deh langsung aja ke sini, penting !!! Aduh, kasihan Kezia... Di tol yang macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke rumah. Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang biasa dipanggil
Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
Ketika saya membaca cerita ini rasanya mo nangis .kok ada ya seorang ibu tega berbuat sedemikian rupa ? Rifa wrote: aduh. saya langsung mual pas baca apa yg dilakukan sang ibu thd anaknya ini - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2) CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak (Kisah KEZIA) Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis kecil ini sangat mengoyak perasaan saya. Selama pelayanan belasan tahun baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati. Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan Gramedia) - kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca, wajah Kezia menar-nari di benak saya. Buku ini adalah bagian pertama dari trilogi kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named Dave mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan kebencian yang sangat dalam. Namun, karena keinginan untuk hidup akhirnya membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang 'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri' (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan pencegahannya. Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an outstanding Young woman' - Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun. Kia langsung dengan berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa sulit hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras untuk biaya hidup. Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia sehingga menarik perhatian tetangga. Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah). Anak itu tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari untuk makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah, itulah jatahnya setiap siang. Malamnya paling-paling ibunya hanya membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di depan gang mereka. Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat karena ibunya memaksa dia memakan belerang ! Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi sarapan dan diantar ke sekolah. Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan kepada ibunya... Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria. Belum genap perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan Kia. Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya hanya berburu. Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal ( Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke rumah ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus... Beberapa tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun berani menolongnya. Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih. Beliau bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat, kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku mengusirnya... Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia lebih histeris !! Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka berkali-kali mendoakannya. Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi jam 2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut tertekan dan tidak bisa tidur... Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada siang harinya. Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh cepetan deh langsung aja ke sini, penting !!! Aduh, kasihan Kezia... Di tol yang macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke rumah. Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian penganiayaan terhadap Kezia... hanya dikatakan 'berdarah' ! Turun dari tol saya langsung ke rumah Oma, sudah hampir jam 7 malam saat itu, dan langsung beliau keluar sambil menggendong Kezia. Aah... gadis
Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
Ya ampun.. aku ga ega bacanya..rasanya bener2 mo nangis nih... nyaris air mata keluar koq bisa ya ada yang tega sama darah dagingnya sendiri... ya Tuhan. terus sekarang kondisinya Kezia gimana?.. apa dia sudah 'aman' dari kesadisan mamanya sekarang?... - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2) CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak (Kisah KEZIA) Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis kecil ini sangat mengoyak perasaan saya. Selama pelayanan belasan tahun baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati. Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan Gramedia) - kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca, wajah Kezia menar-nari di benak saya. Buku ini adalah bagian pertama dari trilogi kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named Dave mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan kebencian yang sangat dalam. Namun, karena keinginan untuk hidup akhirnya membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang 'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri' (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan pencegahannya. Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an outstanding Young woman' - Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun. Kia langsung dengan berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa sulit hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras untuk biaya hidup. Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia sehingga menarik perhatian tetangga. Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah). Anak itu tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari untuk makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah, itulah jatahnya setiap siang. Malamnya paling-paling ibunya hanya membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di depan gang mereka. Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat karena ibunya memaksa dia memakan belerang ! Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi sarapan dan diantar ke sekolah. Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan kepada ibunya... Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria. Belum genap perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan Kia. Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya hanya berburu. Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal ( Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke rumah ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus... Beberapa tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun berani menolongnya. Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih. Beliau bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat, kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku mengusirnya... Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia lebih histeris !! Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka berkali-kali mendoakannya. Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi jam 2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut tertekan dan tidak bisa tidur... Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada siang harinya. Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh cepetan deh langsung aja ke sini, penting !!! Aduh, kasihan Kezia... Di tol yang macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke rumah. Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian penganiayaan terhadap Kezia... hanya dikatakan 'berdarah' ! Turun dari tol saya
Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
aduh. saya langsung mual pas baca apa yg dilakukan sang ibu thd anaknya ini - Original Message - From: [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 07, 2004 3:51 PM Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2) CHILD ABUSE = Penganiayaan Anak (Kisah KEZIA) Sebetulnya saya enggan menceritakan kejadian Kezia karena kisah gadis kecil ini sangat mengoyak perasaan saya. Selama pelayanan belasan tahun baru kali ini ada kisah yang sangat membekas di hati. Namun hari ini, ketika buku A Child Called 'It' (terbitan Gramedia) - kisah nyata kehidupan pengarangnya Dave Pelzer ini selesai saya baca, wajah Kezia menar-nari di benak saya. Buku ini adalah bagian pertama dari trilogi kehidupan Pelzer, bagian kedua The Lost Boy dan ketiga A Boy Named Dave mengisahkan pengalaman kehidupan Dave yang penuh kebrutalan dan menyisakan kebencian yang sangat dalam. Namun, karena keinginan untuk hidup akhirnya membuat Dave yang lepas dari cengkraman ibu kandungnya menjadi seorang 'Outstanding Young Persons of the World = Orang yang Mandiri' (salah satu penghargaan yang diterimanya di Kobe, Jepang) atas upayanya meningkatkan kewaspadaan akan perlakuan kasar terhadap anak-anak dan pencegahannya. Dan, saya berdoa agar ketika Kezia besar nanti, ia juga bisa menjadi 'an outstanding Young woman' - Wanita ini dibawa ibu angkat saya ke rumah, namanya Kia, seorang janda muda sekitar 30 tahunan dengan anaknya Kezia, 6 tahun. Kia langsung dengan berani mengutarakan agar minta dikenalkan pria baik-baik karena merasa sulit hidup di Jakarta tanpa pekerjaan, sedangkan tabungannya mulai terkuras untuk biaya hidup. Jujur, saya tidak bersimpatik - mana ada pria baik-baik mau langsung menikah dalam waktu 1 bulan ? Ibu angkat saya akhirnya bercerita bahwa perkenalan mereka dimulai ketika Kia sedang memaki-maki Kezia sehingga menarik perhatian tetangga. Karena iba, ibu angkat saya sering mengajak Kezia ke rumahnya yang cuma terpisah 20 meter (beberapa rumah). Anak itu tidak pernah sarapan pagi, ia hanya diberi uang Rp 1000,- seitap hari untuk makan siangnya, terserah Kezia mau membeli apa sewaktu pulang sekolah, itulah jatahnya setiap siang. Malamnya paling-paling ibunya hanya membelikan sebuah roti dari abang tukang roti yang setiap sore lewat di depan gang mereka. Sampai suatu ketika Kezia berteriak-teriak hebat karena ibunya memaksa dia memakan belerang ! Sejak itu Kezia 'dipelihara' ibu angkat saya, anak itu dijemput setiap pagi untuk dimandikan, diberi sarapan dan diantar ke sekolah. Siang hari pembantu ibu angkat saya menjemput Kezia, makan siang dan makan malam di rumah mereka sebelum dikembalikan kepada ibunya... Singkat cerita, Kia yang bertetangga dengan ibu angkatku ini akhirnya memilih Biro Jodoh dan berhasil menggaet seorang pria. Belum genap perkenalan 1 bulan, pria ini, Boy sudah hidup bersama di rumah kontrakan Kia. Ternyata Boy seorang masih berstatus 'suami orang', dan kerjanya hanya berburu. Modal Boy adalah bodynya yang atletis dan rayuan yang gombal ( Sejak Boy tinggal bersama Kia, maka Kezia pun dilarang bermain ke rumah ibu angkat saya lagi, anak itu semakin hari semakin kurus... Beberapa tetangga sering mendengar Kezia menangis malam hari, namun tak seorangpun berani menolongnya. Suatu pagi ibu angkat saya menelpon, kedengaran sangat letih. Beliau bercerita bahwa kemarin seharian meladeni Kia yang sedang stressed berat, kecewa dan menyesal hidup bersama Boy, dan minta tolong ibu angkatku mengusirnya... Seharian Kia menangis dan menjelang malam tiba-tiba dia lebih histeris !! Dia berteriak-teriak dan mulai menyerang dan mencoba memukul beberapa orang di rumah ibu angkat saya, sehingga mereka berkali-kali mendoakannya. Jam 11 malam Kia pulang ke rumahnya, tetapi jam 2 subuh ia kembali menggedor-gedor rumah ibu angkatku sehingga mereka ikut tertekan dan tidak bisa tidur... Saya menyarankan ibu angkatku tidur saja di rumahku, dan merekapun suami istri mencoba beristirahat di rumah pada siang harinya. Namun sorenya dalam perjalanan pulang, hape saya berdering, ada suara jeritan, tangis dan panik dari keponakan ibu angkat saya ,Oma suruh cepetan deh langsung aja ke sini, penting !!! Aduh, kasihan Kezia... Di tol yang macet saya menduga-duga, entah apa yang terjadi, jadi saya menelpon ke rumah. Pembantu menceritakan bahwa jam 5 sore tadi ibu angkat saya (yang biasa dipanggil Oma) ditelpon untuk segera pulang, karena ada kejadian penganiayaan terhadap Kezia... hanya dikatakan 'berdarah' ! Turun dari tol saya langsung ke rumah Oma, sudah hampir jam 7 malam saat itu, dan langsung beliau keluar sambil menggendong Kezia. Aah... gadis kecil itu semakin kurus, kecil dan pucat dengan senyum 'ompong'nya yang khas ;-) Kami langsung membawanya ke Medikarya karena ada bercak darah di celana dalamnya, dan dokter hanya memberikan 3 butir antibiotik, jika
RE: [balita-anda] Child Abuse (2)
Ya Allah, kasihan sekali nasib Kezia ini ya, aku bener-bener sedih banget ngebacanya kebayang seperti apa siksaan ortunya, sampai dia ngalami sakit dan trauma sedalam itu. Dan sayangnya child abuse (1) koq gak dapet ya. Thanks Regards, Cipluk Harto Riau Andalan Pulp and Paper Sales Admin Phone :0761 - 491219 Email : [EMAIL PROTECTED] -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, April 02, 2004 9:30 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2) (lanjutan) - kisah KEZIA : Omaaa.. banyak daraaahh !!! anak itu menjerit dan menangis, shock sekali melihat darahnya sendiri. Begitu dibaringkan, sebentar saja pakaiannya sudah tembus darah... Segera saya pakaikan pampers dan bawa ke Ongko Mulyo. Tiba di bagian Gawat Darurat sudah jam hampir jam 10 saat itu, dokter jaga kelihatan sangat terkejut begitu membuka pampers, darah dan potongan-potongan darah sudah penuh... Aduuh... saya langsung keluar sebentar, berdoa, gak tahan... Begitu saya masuk, dokter jaga juga ikut bingung mau dibawa ke mana, dokter anak, dokter kandungan atau dokter bedah ?? (Saat itu saya berusaha kontak BuLe Om Djok minta no tel tempat praktek Mbah Eddy, terima kasih buat perhatiannya, sangat berarti apalagi sedang panik ;-)) Akhirnya kami disuruh naik ke Ruang Bersalin, ada 2 orang suster di sana. Jam 11 malam seorang dokter kandungan datang, ketika beliau memeriksa Kezia wajahnya terkejut dan meringis. Pampers yang kedua ini dibuka, sudah mulai 'memerah' lagi... Dokter tersebut menggeleng-gelengkan kepala sambil beberapa kali menarik nafas dengan apa yang dia lihat, kemudian berusaha membersihkan kemaluan Kezia. Kami berdua berdoa, jangan sampai anak ini pingsan, darah yang keluar sudah sangat banyak Kezia yang 'ceriwis' terus memperingatkan dokter, Hati-hati ya Om Dokter, sakit !! Aduh, jangan sebelah situ, di situ banyak darahnya... ! sambil beberapa kali meronta. Iya.. iyaaa Om Dokter pelan-pelan aja ya, kalau sakit gak apa-apa Kezia ingetin Om, ya.., Dokter tersebut pun dibuat 'lemas' dengan kondisi Kezia. Akhirnya dokter memanggil kami, lalu kami menceritakan peristiwa yang terjadi dan beliau minta saya menanda-tangani surat persetujuan operasi karena anak ini harus dioperasi malam ini juga !! Jam 11.30 Kezia dibius dan anak ini masuk ruang operasi, ditangani dokter kandungan, seorang dokter bedah dan ke 2 suster. Selama sekitar 45 menit kami menunggu dan berdoa dengan cemas, kami sadar telah 'lancang' membiarkan anak 'orang lain' dioperasi namun nyawanya perlu diselamatkan. Tuhan Yesus tolong campur tangan, kami percaya Tuhan yang sudah memberikan Kezia kekuatan, jika tidak pasti sudah pingsan. Sebab kami pernah menangani seorang ibu yang pendarahan dan jatuh pingsan. Jadi kami percaya penyertaan Tuhan sungguh luar biasa atas Kezia... Dokter keluar dan berkata, Sudah selesai, sudah bagus, sebentar lagi Kezia keluar. Besok pagi saya kesini kontrol lagi. Sepuluh menit kemudian seorang suster memapah Kezia keluar dan membaringkan ke ranjang semula. Anak itu masih belum sadar... Suster berkata, Lima puluh dua jahitan, Bu - luka nya cukup dalam, jari-jari maminya pasti panjang-panjang. Aduuh... saya langsung menangis sesenggukkan.. Kezia yang malang Kami berdua terus terisak sambil menatap Kezia, dan suster mulai memanggil namanya dan menekan ruas jempolnya agar Kezia bangun. Begitu Kezia merintih, suster berkata 'dia sudah mulai sadar'. Menjelang pukul 2 subuh, sebelum saya pulang, kami berdoa... Tapi berat sekali memulainya, saya langsung peluk anak itu dan menangis lagi... Tuhan Yesus, ubahkan keburukan ini menjadi kebaikkan untuk masa depan Kezia. Berikan pertolongan dan kekuatan agar Kezia mampu melewati masa sulit ini, jadikan dia kelak seorang gadis yang takut akan Tuhan dan mengampuni orang tuanya Keesokan harinya, Puji Tuhan sesudah kontrol dokter, jam 11 siang Kezia sudah diijinkan pulang, Kezia yang 'kenes' mencium suster satu persatu, mata merekapun berkaca-kaca. Kezia dengan manis mengucapkan terima kasih pada Om dokter yang sangat terkesan dan berpesan pada kami, jika anak ini tidak dikembalikan pada ibunya, ia bersedia mengangkat Kezia sebagai anaknya Bon yang tertera untuk jasa dokter dan operasi adalah O - kami hanya membayar sewa kamar dan obat-obatan. Luar biasa, terima kasih Tuhan Yesus atas pertolonganMu. Kezia langsung dibawa ke rumahku agar tidak bertemu dengan maminya. Gaby suka cita sekali karena ada teman sekamar dan teman bermain dan berantem ;-) Selama 1 minggu penuh Kezia di rumah, setiap malam kami bercerita dan saya mendapati anak ini luar biasa, banyak pertanyaan-pertanyaannya yang jarang ditanya oleh anak seusia dia. Misalnya Kezia bertanya tentang Pohon Kehidupan, tentang Akhir Zaman... Tapi ada kalimat yang tidak pernah saya lupa ketika dia berkata, Tante, aku ini malang banget ya ! Aku ngak tau papa ku ke mana. Masa' punya mama malah aku dicekoki belerang terus
Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
kasian bgt Kezia...kok ya ada ya ortu lebih2 seorang ibu menyiksa anaknya ibu kandungnya sendiri lagi..seberat2nya kita sebagai ortu punya masalah..kalo bisa dan mungkin harus bisa anak jgn di libatkan apalagi anak jgn ikut mersakan kesusahan atau melampiaskan emosi ke anak biar ortu nya aja yg merasakan..tapi mingkin kasus Kezia bukan cuma satu di Indonesia ini kali ya..masih byk Kezia2 yg lain yg menderita oh iya ini cerita bagian bagian 2 bagian 1 ada ya kok saya gak tau apa kedelete ya kalo moms dads masih simpen bagian 1 nya kirim ke saya donk.. makasih ya salam mamahnya afifah -Original Message--- From: [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, April 02, 2004 09:37:00 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] Child Abuse (2) (lanjutan) - kisah KEZIA : "Omaaa.. banyak daraaahh !!!" anak itu menjerit dan menangis, shock sekali melihat darahnya sendiri. Begitu dibaringkan, sebentar saja pakaiannya sudah tembus darah... Segera saya pakaikan pampers dan bawa ke Ongko Mulyo. Tiba di bagian Gawat Darurat sudah jam hampir jam 10 saat itu, dokter jaga kelihatan sangat terkejut begitu membuka pampers, darah dan potongan-potongan darah sudah penuh... Aduuh... saya langsung keluar sebentar, berdoa, gak tahan... Begitu saya masuk, dokter jaga juga ikut bingung mau dibawa ke mana, dokter anak, dokter kandungan atau dokter bedah ?? (Saat itu saya berusaha kontak BuLe Om Djok minta no tel tempat praktek Mbah Eddy, terima kasih buat perhatiannya, sangat berarti apalagi sedang panik ;-)) Akhirnya kami disuruh naik ke Ruang Bersalin, ada 2 orang suster di sana. Jam 11 malam seorang dokter kandungan datang, ketika beliau memeriksa Kezia wajahnya terkejut dan meringis. Pampers yang kedua ini dibuka, sudah mulai 'memerah' lagi... Dokter tersebut menggeleng-gelengkan kepala sambil beberapa kali menarik nafas dengan apa yang dia lihat, kemudian berusaha membersihkan kemaluan Kezia. Kami berdua berdoa, jangan sampai anak ini pingsan, darah yang keluar sudah sangat banyak Kezia yang 'ceriwis' terus memperingatkan dokter, "Hati-hati ya Om Dokter, sakit !! Aduh, jangan sebelah situ, di situ banyak darahnya... !" sambil beberapa kali meronta. "Iya.. iyaaa Om Dokter pelan-pelan aja ya, kalau sakit gak apa-apa Kezia ingetin Om, ya..", Dokter tersebut pun dibuat 'lemas' dengan kondisi Kezia. Akhirnya dokter memanggil kami, lalu kami menceritakan peristiwa yang terjadi dan beliau minta saya menanda-tangani surat persetujuan operasi karena anak ini harus dioperasi malam ini juga !! Jam 11.30 Kezia dibius dan anak ini masuk ruang operasi, ditangani dokter kandungan, seorang dokter bedah dan ke 2 suster. Selama sekitar 45 menit kami menunggu dan berdoa dengan cemas, kami sadar telah 'lancang' membiarkan anak 'orang lain' dioperasi namun nyawanya perlu diselamatkan. Tuhan Yesus tolong campur tangan, kami percaya Tuhan yang sudah memberikan Kezia kekuatan, jika tidak pasti sudah pingsan. Sebab kami pernah menangani seorang ibu yang pendarahan dan jatuh pingsan. Jadi kami percaya penyertaan Tuhan sungguh luar biasa atas Kezia... Dokter keluar dan berkata, "Sudah selesai, sudah bagus, sebentar lagi Kezia keluar. Besok pagi saya kesini kontrol lagi." Sepuluh menit kemudian seorang suster memapah Kezia keluar dan membaringkan ke ranjang semula. Anak itu masih belum sadar... Suster berkata, "Lima puluh dua jahitan, Bu - luka nya cukup dalam, jari-jari maminya pasti panjang-panjang". Aduuh... saya langsung menangis sesenggukkan.. Kezia yang malang Kami berdua terus terisak sambil menatap Kezia, dan suster mulai memanggil namanya dan menekan ruas jempolnya agar Kezia bangun. Begitu Kezia merintih, suster berkata 'dia sudah mulai sadar'. Menjelang pukul 2 subuh, sebelum saya pulang, kami berdoa... Tapi berat sekali memulainya, saya langsung peluk anak itu dan menangis lagi... "Tuhan Yesus, ubahkan keburukan ini menjadi kebaikkan untuk masa depan Kezia. Berikan pertolongan dan kekuatan agar Kezia mampu melewati masa sulit ini, jadikan dia kelak seorang gadis yang takut akan Tuhan dan mengampuni orang tuanya..
Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
iya saya juga mau dong dikirim utk child abuse bag. 1 makasih sebelumnya, iin
Re: [balita-anda] Child Abuse (2)
Kalau masih ada yang simpan seri 1 mohon via japri dong.. saya hanya dapat yang ke 2 aja nih.. ceritaanya gantung.. Salam, Sofie At 10:05 AM 4/2/04 +0700, you wrote: kasian bgt Kezia...kok ya ada ya ortu lebih2 seorang ibu menyiksa anaknya ibu kandungnya sendiri lagi ..seberat2nya kita sebagai ortu punya masalah..kalo bisa dan mungkin harus bisa anak jgn di libatkan apalagi anak jgn ikut mersakan kesusahan atau melampiaskan emosi ke anak biar ortu nya aja yg merasakan..tapi mingkin kasus Kezia bukan cuma satu di Indonesia ini kali ya..masih byk Kezia2 yg lain yg menderita oh iya ini cerita bagian bagian 2 bagian 1 ada ya kok saya gak tau apa kedelete ya kalo moms dads masih simpen bagian 1 nya kirim ke saya donk.. makasih ya salam mamahnya afifah - Kirim bunga, buket balon atau cake, klik,http://www.indokado.com/ Info balita, http://www.balita-anda.com Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]