Re: [balita-anda] EARLY READING LITERACY

2003-09-04 Terurut Topik Joko Kusmanto
o... iya? wah saya nggak tahu.. maaf

- Original Message - 
From: Ferro [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 03, 2003 11:38 PM
Subject: Re: [balita-anda] EARLY READING  LITERACY


wah imelnya bervirus pak joko...!

  - Original Message - 
  From: Joko Kusmanto 
  To: [EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Friday, September 05, 2003 2:33 AM
  Subject: [balita-anda] EARLY READING  LITERACY





-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Early Reading

2003-09-04 Terurut Topik Winoto . Senoadji
Nambahin ya 

Pro: Ada teori bahwa otak balita adalah otak yang paling hebat dalam 
kehidupannya, digambarkan bahwa kuncup-kuncup sel otaknya semua merekah, 
semua hal baru pasti akan diserap secara super cepat. Malah dalam sebuah 
dokumen dikatakan bahwa seorang balita mempunyai kemampuan memahami 
(menyerap) 6 bahasa yang berbeda sekaligus tanpa bingung seperti kita. 
Nah, kalau membayangkan hal ini jangan di compare dengan kita yang dewasa.

Kontra: Dunia anak adalah dunia bermain, sebaiknya pergunakan waktu 
tersebut untuk bermain sepuas-puasnya

Moderate:

Pada masa lalu dapat dikatakan bahwa metode belajar adalah duduk dimeja, 
di doktrin bahwa 1 + 1 = 2 (hafalan) bukannya kenapa kok 1 + 1 = 2, nah 
metode ini sama sekali nggak Fun! akibatnya aspek pembelajaran balita jadi 
nggak efektif, terus terjadi kejenuhan belajar, dst .. dst ...   mungkin 
metode ini yang kita khawatirkan ya?

Pada saat ini telah dikembangkan konsep belajar sambil bermain. Kata 
kuncinya bermain tetapi dengan tujuan tertentu, misal untuk melakukan 
pemahaman huruf, dilakukan sambil piknik melakukan observasi dengan 
menghubungkan dengan huruf yang akan dipelajari. Hasilnya si anak akan 
bermain dan tak terasa ada ilmu yang terserap dalam permainannya.

Menurut saya early reading boleh dilakukan mengingat bahwa kemampuan 
belajar balita yang luar biasa, tetapi harus diingat yang paling penting 
adalah si balita merasa kegiatan belajarnya adalah bermain dan tidak 
memaksa sibalita. Kalau sudah bosan, ya sudah ... kita ganti dengan 
permainan lain, next time kita ulangi lagi sambil melakukan permainan yang 
lain   :-)

Begitu dulu ya Moms and Dads...

Re: [balita-anda] Early Reading

2003-09-04 Terurut Topik Joko Kusmanto
Tepat sekali Pak, cuman yang bapak sebut kontra sebenarnya bukan kontra.
Tetapi itu adalah fakta keadaan anak. Jadi tidak bertentangan dengan yang
pro.

Gambarannya mungkin seperti ini. Kita haus dan ingin minum. Ada air di botol
plastik, tetapi lubang keluarnya kecil. Kita bisa memotongya kok, dan dapat
minum dengan cepat. Tetapi ada yang rusak kan. Nah, gimana kita dapat minum
tanpa harus merusaknya. Cari akal, misalnya pakai pipet yang kecil. Harus
sabar dong. Apapun kalau namanya tidak alamiah pasti ada yang dikorbankan
baik efeknya langsung tampak maupun tidak tampak, walaupun kita sering
tergiur dengan namanya Program Pemampatan, Percepatan, dsb. Saya pikir itu
sebuah prinsip.

Salam,
Joko

- Original Message -
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Thursday, September 04, 2003 12:33 AM
Subject: RE: [balita-anda] Early Reading


 Nambahin ya 

 Pro: Ada teori bahwa otak balita adalah otak yang paling hebat dalam
 kehidupannya, digambarkan bahwa kuncup-kuncup sel otaknya semua merekah,
 semua hal baru pasti akan diserap secara super cepat. Malah dalam sebuah
 dokumen dikatakan bahwa seorang balita mempunyai kemampuan memahami
 (menyerap) 6 bahasa yang berbeda sekaligus tanpa bingung seperti kita.
 Nah, kalau membayangkan hal ini jangan di compare dengan kita yang dewasa.

 Kontra: Dunia anak adalah dunia bermain, sebaiknya pergunakan waktu
 tersebut untuk bermain sepuas-puasnya

 Moderate:

 Pada masa lalu dapat dikatakan bahwa metode belajar adalah duduk dimeja,
 di doktrin bahwa 1 + 1 = 2 (hafalan) bukannya kenapa kok 1 + 1 = 2, nah
 metode ini sama sekali nggak Fun! akibatnya aspek pembelajaran balita jadi
 nggak efektif, terus terjadi kejenuhan belajar, dst .. dst ...   mungkin
 metode ini yang kita khawatirkan ya?

 Pada saat ini telah dikembangkan konsep belajar sambil bermain. Kata
 kuncinya bermain tetapi dengan tujuan tertentu, misal untuk melakukan
 pemahaman huruf, dilakukan sambil piknik melakukan observasi dengan
 menghubungkan dengan huruf yang akan dipelajari. Hasilnya si anak akan
 bermain dan tak terasa ada ilmu yang terserap dalam permainannya.

 Menurut saya early reading boleh dilakukan mengingat bahwa kemampuan
 belajar balita yang luar biasa, tetapi harus diingat yang paling penting
 adalah si balita merasa kegiatan belajarnya adalah bermain dan tidak
 memaksa sibalita. Kalau sudah bosan, ya sudah ... kita ganti dengan
 permainan lain, next time kita ulangi lagi sambil melakukan permainan yang
 lain   :-)

 Begitu dulu ya Moms and Dads...


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Early Reading

2003-09-03 Terurut Topik Wurry Yulianto
Sekedar sharing perbincangan dengan temen kantor saya. Di TK dan SD dia paling jago 
deh, soalnya sebelum TK dia udah bisa baca dsb (30 tahun yang lalu itu hal yang 
hebat). Tapi semakin besar, SMP, SMA, dan Universitas kok kayaknya makin sama-sama aja 
ya... Temen-temen yang di TK dan SD kalah sama dia kok malah jadi lebih jago dari dia.
Point yang kami ambil dari perbincangan tadi (belum bisa dikatakan sebagai 
kesimpulan), biarlah masa bermain dioptimalkan untuk mengembangkan potensinya dengan 
bermain, dan pada saat mulai belajar baru potensinya dikembangkan di bangku sekolah.

Satu lagi, kalau Ibu saya bilang (beliau baru pensiun tahun lalu setelah 30 tahun jadi 
guru SD kelas 1) : enak guru SD kelas 1 sekarang, kasihan anak-anaknya. Lha wong 
membaca dan berhitung kan tugasnya guru SD kelas 1 (ada di kurikulum), tapi syarat 
masuk SD harus sudah bisa baca dan hitung. Terpaksa deh yang tadinya TK adalah Taman 
Kanak-kanak menjadi Sekolah Membaca dan Berhitung. Sudah begitu ketambahan lagi harus 
jadi Sekolah Bahasa Asing, Sekolah Musik, dll dll. 
Untung saya lahir 30 tahun yang lalu...  Masa TK dihabiskan buat main kertas, 
jalan-jalan keliling alam, nyanyi, main-main, dan kadang sedikit berkelahi... ;-)

maaf kalau tidak berkenan,
Bapaknya Sekar.

From: Arif Wibowo 
Sorry kalau udah pernah diposting

Pernah baca artikel dibawah gak?
Jangan langsung percaya
Coba bandingkan dengan apa yang dipertontonkan oleh VCD dari Discovery
tentang SMART BABIES.
Boleh dikatakan bahwa anak-anak yang diajari sejak kecil (malah sejak di
kandungan ibu), tidak ada bedanya dengan yang diajari seperti sistem
pendidikan sekarang yang ada (belajar baca mulai TK besar atau SD). Lebih
baik anak-anak diberikan kesempatan bermain sesuai dengan usianya saja,
katanya.

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.512 / Virus Database: 309 - Release Date: 8/19/2003
 

-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Early Reading

2003-09-03 Terurut Topik Bunda Nisa
Iya nih, saya juga lagi prihatin ngeliat para anaks (balita) yang udah dipaksa ini 
itu tuk belajar macam-macam. Belajar mbaca, berhitung, bahasa, dll. Bahkan ada yang 
sudah mengkursuskan anaks nya ke Kumon sejak balita. 
Yang jadi kepikiran saya, apa nanti otak mereka gak capek ya saat mereka menginjak SMA 
 kuliah karena otak mereka udah dijejelin macem-macem sejak balita. Malah yang saya 
takutkan jangan-2 SMP aja ntar mereka udah jenuh belajar. 
Hal ini yang amat sangat saya khawatirkan, meskipun banyak yang bilang belajar 
lebih dini lebih baik karena merangsang otak tuk bekerja/berpikir. Tapi kan kasian, 
masa kanak-kanak yang bisa dikatakan masa bermain mereka kan gak bisa diulang. Apa 
kita mau anaks belajar sejak balita dan masa bermainnya nanti saat mereka SMA ? Smoga 
tidak 
Jadi saya menerapkan kepada anaks (balita) saya supaya mereka bebas menikmati masa 
kanak-kanaknya bermain sepuas hati mereka  
Mohon maaf apabila ada yang gak berkenan dan mohon maaf apabila ada yang tidak 
sependapat dengan saya...

Wurry Yulianto [EMAIL PROTECTED] wrote:
Sekedar sharing perbincangan dengan temen kantor saya. Di TK dan SD dia paling jago 
deh, soalnya sebelum TK dia udah bisa baca dsb (30 tahun yang lalu itu hal yang 
hebat). Tapi semakin besar, SMP, SMA, dan Universitas kok kayaknya makin sama-sama aja 
ya... Temen-temen yang di TK dan SD kalah sama dia kok malah jadi lebih jago dari dia.
Point yang kami ambil dari perbincangan tadi (belum bisa dikatakan sebagai 
kesimpulan), biarlah masa bermain dioptimalkan untuk mengembangkan potensinya dengan 
bermain, dan pada saat mulai belajar baru potensinya dikembangkan di bangku sekolah.

Satu lagi, kalau Ibu saya bilang (beliau baru pensiun tahun lalu setelah 30 tahun jadi 
guru SD kelas 1) : enak guru SD kelas 1 sekarang, kasihan anak-anaknya. Lha wong 
membaca dan berhitung kan tugasnya guru SD kelas 1 (ada di kurikulum), tapi syarat 
masuk SD harus sudah bisa baca dan hitung. Terpaksa deh yang tadinya TK adalah Taman 
Kanak-kanak menjadi Sekolah Membaca dan Berhitung. Sudah begitu ketambahan lagi harus 
jadi Sekolah Bahasa Asing, Sekolah Musik, dll dll. 
Untung saya lahir 30 tahun yang lalu... Masa TK dihabiskan buat main kertas, 
jalan-jalan keliling alam, nyanyi, main-main, dan kadang sedikit berkelahi... ;-)

maaf kalau tidak berkenan,
Bapaknya Sekar.

From: Arif Wibowo 
Sorry kalau udah pernah diposting

Pernah baca artikel dibawah gak?
Jangan langsung percaya
Coba bandingkan dengan apa yang dipertontonkan oleh VCD dari Discovery
tentang SMART BABIES.
Boleh dikatakan bahwa anak-anak yang diajari sejak kecil (malah sejak di
kandungan ibu), tidak ada bedanya dengan yang diajari seperti sistem
pendidikan sekarang yang ada (belajar baca mulai TK besar atau SD). Lebih
baik anak-anak diberikan kesempatan bermain sesuai dengan usianya saja,
katanya.

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.512 / Virus Database: 309 - Release Date: 8/19/2003


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


-
Do you Yahoo!?
Yahoo! SiteBuilder - Free, easy-to-use web site design software

RE: [balita-anda] Early Reading

2003-09-03 Terurut Topik ruri
maaf.. tadi salah subjectnya...

-Original Message-
From: ruri [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 03, 2003 4:00 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] sekolah mahaltanggapan gymboree


ikutan yaa
aku setuju sama pendapat kalo anak jangan dipaksain belajar dari dini.
kasian khan anaknya ntar keburu bosen belajar. makanya aku coba cari sekolah
yang masih 'kuno' alias masih make metode kayak jaman saya dulu sekolah.
kalo playgroup ya emang cuman buat play ajah.. alhamdulillah aku dapet
sekolah di sanggar bobo yang masih 'kuno' ini, anak-anak cuman maen ajah
sambil nyanyi, sekali2 dikenalin ama huruf, warna atau bentuk. itu juga
cuman 2 macem ajah, terus diajarin nempel, gunting maen pasir... pokoknya
lebih ke sosialisasi. tapi disana kita dapat buku penghubung juga, yang
isinya kegiatan si anak waktu sekolah. juga ada buku hadiahku yang fungsinya
kita sbg ortu boleh nulis max 3 target untuk si anak, gak usah yang muluk2
misalnya si anak abis maen mau beresin maenannya lagi or mau maen bareng ama
temennya. he..he.. sori kalo jadinya promosi nih...
tapi.. aku lagi rada bimbang nih..jadi pengen share n minta pendapat, anakku
tuh umurnya mau 3 taun oktober ini, sekarang dia di playgroup taun depan mau
masuk tk. kalo ngobrol2 ama ibu2 yang lain waktu nungguin dia sekolah, kok
anak lain udah mulai bisa abjad n angka..sedangkan anakku belon.. abis dia
tuh kalo mau diajarin gak mau..pasti ngeles n lebih seneng maen yang
memerlukan fisik. nah, yang aku mau tanya..untuk seumur anakku, kalo dia
belon bisa abjad n angka or warna, termasuk telat gak sih? apa aku udah
harus mulai maksain si anak ngapalin ya? please... share donk.. takutnya
nanti dia jadi ketinggalan di tk-nya.
thank ya
sori kalo kepanjangan.

Bundanya Abit


-  Mau
kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/  Info balita,
http://www.balita-anda.com  Stop berlangganan, e-mail ke:
[EMAIL PROTECTED]


-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]



RE: [balita-anda] Early Reading

2003-09-03 Terurut Topik Meutia Miranti
Hello all,

Menanggapi soal buku penghubung.. kalo menurut saya sih perlu ya Bu.. even
buat PG/KB.. 
Kalo buat saya, bukan masalah anak udah bisa apa, tapi lebih ke gimana anak
kita di kelas.. apakah dia senang? bisa mengikuti kegiatan? kegiatan apa
yang dia suka? gimana dia dengan temen2 sekelasnya?
Mungkin itu.. 

Kemudian, soal early reading dan early learning pada umumnya.. saya termasuk
yang setuju dengan early learning.. 
Tapi... yang harus dicamkan adalah, formatnya harus dalam bentuk permainan..
so, bukan permainan yang semata-mata untuk permainan, tapi ada nilai
edukatifnya..
Jadi dia bukan dalam kondisi terpaksa atau tertekan.. bisa menikmati
kegiatan belajar, dan selanjutnya menganggap belajar sebagai kegiatan yang
menyenangkan..

Tujuannya, memaksimalkan potensi anak yang ada saat itu.. dan satu lagi
adalah pembiasaan..
Mungkin udah banyak yang tau tentang tahap2 perkembangan otak anak, di mana
kesempatan paling luas ada di 5 tahun bahkan 3 tahun pertama..

Yang dicari bukan hasilnya, tapi yang penting kita berupaya..
Tapi kalo mau bicara hasil, biasanya atlet/musikus yang berhasil, memulai
mempelajari olah raga / musik pada usia yang sangat muda (balita)..
Dan kita sendiri biasanya masih sangat ingat lagu2 anak2 dulu (satu-satu,
pelangi2, dll), dibandingkan dengan lagu2 jaman kuliah atau di awal masa
kerja..

Kebiasaan membaca, yang merupakan 'gerbang' pencarian ilmu  informasi,
menurut saya, paling mudah dilakukan pada waktu kecil.. 

Yang juga harus diingat, adalah masalah multiple intelligence, di mana
sebaiknya anak dikembangkan ke seluruh aspek dari intelegensia itu.. caranya
antara lain dengan yang Bapaknya Sekar bilang.. berkelahi, main di alam,
nyanyi, main.. :-)

Menanggapi Bapaknya Sekar yang mengatakan bahwa setelah kuliah hasilnya kok
sama aja.. itu bicara output.. 
Kalo menurut saya, kayaknya sih bakal ada bedanya.. mungkin di kecepatan dia
belajar.. di minat dia untuk belajar.. atau entah apa..

Tapi, setuju bahwa belajar di TK seharusnya nggak pake target, anak harus
bisa baca, harus bisa berhitung.. dan SD seharusnya nggak mensyaratkan
murid2 baru untuk bisa baca-tulis-hitung.. 

Demikian masukan saya, sorry kalo kepanjangan  gak sistematis :-), dan
mohon maaf kalau ada yang kurang berkenan.

Peace,
Meu

 --
 From: Wening Pusparini[SMTP:[EMAIL PROTECTED]
 Reply To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, September 03, 2003 3:05 PM
 To:   [EMAIL PROTECTED]
 Subject:  Re: [balita-anda] Early Reading
 
 Saya jd ingat waktu pertemuan POMG di TK anak saya (TK A). Ada seorang Ibu
 yg menyarankan agar sekolah membuat semacam Buku Penghubung Ortu  Guru,
 isinya a.l. si guru harus selalu menuliskan apa saja yg diajarkan setiap
 hari di kelas jadi ortu tahu apa sih yg diajarkan shg bisa diulang kembali
 di rumah. Alasan si Ibu krn setiap si anak pulang sekolah  ditanya Tadi
 belajar apa?, pasti jawabannya Nggak tahu.  Jd si Ibu penasaran. Tp
 saat
 itu Kepala Sekolah menjawab bahwa Buku Penghubung itu belum perlu untuk
 TK,
 apalagi TK A. Sarannya, sebaiknya ortu percaya saja dg guru di sekolah 
 anak jangan terlalu banyak dituntut untuk bisa ini-itu, sebab intinya
 pelajaran di TK adl belajar sambil bermain  yg penting adl menumbuhkan
 kemampuan sosialisasi anak, bukan prestasi di suatu bidang pelajaran
 tertentu. Memang kadang2 gemes juga kalau saya nanya ke anak saya (3 th 9
 bl), tadi belajar apa?  Seringnya dia jawab 'nggak tahu', atau 'Akbar
 nggak
 tahu lagu yg tadi di kelas itu lagu apaan'. Pengenalan terhadap bidang2
 pelajaran  ketrampilan sih saya pikir boleh2 aja, tp ortu jgn terlalu
 ambisi anaknya harus bisa ini-itu dlm jangka waktu tertentu yg sudah
 ditargetkan ortunya.  Biar aja dia berkembang apa adanya sesuai usianya,
 karena masa kanak-kanak yg singkat tak akan pernah kembali lagi dlm
 kehidupan anak2 kita.
 
 Salam,
 Ibunya Akbar
 
 - Original Message -
 From: Bunda Nisa [EMAIL PROTECTED]
 To: [EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, September 03, 2003 2:38 PM
 Subject: RE: [balita-anda] Early Reading
 
 
  Iya nih, saya juga lagi prihatin ngeliat para anaks (balita) yang udah
 dipaksa ini itu tuk belajar macam-macam. Belajar mbaca, berhitung,
 bahasa,
 dll. Bahkan ada yang sudah mengkursuskan anaks nya ke Kumon sejak balita.
  Yang jadi kepikiran saya, apa nanti otak mereka gak capek ya saat mereka
 menginjak SMA  kuliah karena otak mereka udah dijejelin macem-macem sejak
 balita. Malah yang saya takutkan jangan-2 SMP aja ntar mereka udah jenuh
 belajar.
  Hal ini yang amat sangat saya khawatirkan, meskipun banyak yang
 bilang
 belajar lebih dini lebih baik karena merangsang otak tuk bekerja/berpikir.
 Tapi kan kasian, masa kanak-kanak yang bisa dikatakan masa bermain mereka
 kan gak bisa diulang. Apa kita mau anaks belajar sejak balita dan masa
 bermainnya nanti saat mereka SMA ? Smoga tidak
  Jadi saya menerapkan kepada anaks (balita) saya supaya mereka bebas
 menikmati masa kanak-kanaknya bermain sepuas hati mereka

RE: [balita-anda] Early Reading

2003-09-03 Terurut Topik Taufan Surana
Betul kata Mamanya Callis.
Dari beberapa buku/artikel yg saya baca,
sebaiknya kita tidak bertanya misalnya
Belajar apa tadi di sekolah ?.
Bagi anak, pertanyaan spt itu masih abstrak,
shg sulit dijawab. Makanya dia akan menjawab
yg mudah, yaitu, Nggak tahu. :(
Biasanya, saya nanyanya yg lebih konkrit,
misalnya, Afi tadi di sekolah nari yg begini ya..
(sambil mengira2 gerakan tari). Trus, biasanya
dia akan menjawab, Bukan.. yg begini...
sambil dia nari dan nyanyi lagu dan tarian yg diajarkan
di sekolah-nya.

Kmd, utk Buku Penghubung itu memang sangat baik
jika ada, tapi hal ini tdk mudah dilakukan terutama
bagi guru yg hrs mengisi. Kalo disini, guru hanya
menuliskan di whiteboard di kelas ttg apa saja yg
dilakukan oleh anak, shg waktu kita jemput
kita bisa tau kegiatan anak yg sdh dilakukan. Hal ini sangat baik
sbg bahan komunikasi dg anak di rumah.

Kmd, anak TK di sini SAMA SEKALI tidak ada
istilah PR. SD kelas 1-2 saja juga tidak.
Kalo di Indonesia apa setiap TK selalu memberi
PR ? PR-nya isinya apa ya..?
Apakah membaca dan menulis ?
Jika YA, sptnya masalah inilah yg membuat banyak
org menentang anak belajar membaca/menulis
sejak usia dini. Apa benar demikian ?

Utk info saja, di Jepang sini, di TK tidak diajarkan
membaca, tapi semua anak bisa membaca.
Membaca sptnya sdh menjadi kegiatan permainan
di rumah sejak anak bayi. Misalnya, di buku
utk anak usia di bawah 1 tahun, yg ada hanya
gambar saja (tanpa huruf). Utk usia anak 1-2 thn
mulai anak huruf tapi hanya kata2 pendek, dst.
Jadi, anak belajar membacanya secara bertahap,
dg memulainya melalui cara bgmn supaya
anak senang dg buku.

rgds,

Taufan

-Original Message-
From: Jacobz, Femmy X [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 03, 2003 8:05 PM
To: '[EMAIL PROTECTED]'
Subject: RE: [balita-anda] Early Reading


mbak Wening  mbak Evie,

aku juga mengalami hal yang sama. Dari yang kupelajari, kita JANGAN SETIAP
HARI menanyakan hal yang sama / rutin pada anak, karena apa ? ya anak
menjadi BOSAN. Tiap pulang sekolah atau setiap kita pulang, hal2 yang
ditanyakan ke anak dari hari ke hari sama saja, misalnya : Tadi Callis
belajar apa di sekolah ? atau Tadi siang makan apa ? Tidur siang gak
tadi ?, dll. Anak tahu lho kalo ditanyainnya sama aja setiap hari, pikir
dia dalam hati gak kreatif amat sih nih mama !. Kita juga khan kalo tiap
hari ditanyain hal yang sama, bosan toh... KLISE amat sih..begitu mungkin
komentar kita.

Jadi, menurut saya sih, bagusnya kreatif2nya kita aja sebagai ortunya untuk
menyapa anak setiap harinya, kalau bisa yang memancing perbincangan yang
kalau dalam bahasa Inggrisnya : WH-Question, bukannya Yes/No Question..
sehingga lebih memberi kesempatan anak untuk menceritakan pengalaman dia
seharian tadi. Saya sendiri juga sedang menerapkan hal ini, mudah2an
berhasil ya...

maaf ya kalau kurang membantu...

salam,
mamanya Callis

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, September 03, 2003 5:39 PM
To: [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [balita-anda] Early Reading


 Mbak Wening..Kejadian ini persis dialami oleh anakku, Rafi kelas A 1. 3.th
11 bl. Kalau ditanya tadi belajar apa, selalu dijawab ndak tahu..Tapi kalau
ndak ku tanya ..macam macam lagu islam yang didapatnya. Semalam dia  di
white boardnya malah ngomong..Mama kalau  seperti ini huruf a, kalau
bulatnya ada garis dibawah huruf b, kalau c bulatnya terbuka, huruf d
bulatnya di bawah tapi ngehadap ke belakang.. Wah surprise sekali
aku..Padahal kalau ditanya  malah ndak tahu dan hobbinya malah menggambar
dan berhitung. Rafi sengaja aku masukkan ke Tk yang tidak ada PR nya dan si
anak dibiarkan berkembang , bermain dan belajar sambil bermain. Hal ini
bercermin dari kakaknya Maya waktu di A1 dulu..

Dulu karena ambisiku, pengen memasukkan anak di sekolah yang banyka
kegiatannya Maya ku masukkan ke TK yang kata orang lumayang bagus.. TK aja
udah siap baca, tulis, dan segudang kegiatan lainnya,  Tiap hari anakku yang
masih A 1 di jejali PR 1 halaman. Dan PR untuk membaca 1 halaman.  Tahu ndak
akibatnya..Anakku yang umur 4 th aja spt stress,,setiap aku ajarin menulis,
di ngambek dan keringatan.Setiap aku ajarin membaca dia bilang ngantuk..Wong
belum saatnya.. Akhirnya  3 bulan ku biarkan aja tidak bikin PR dan tidak
mengulang pelajaran di sekolah.Biarin gurunya marah... Eh.. tiba-tiba dia
bilang..Mama gini lho..BATA..TATA.. PAPA..dll..So Surprise..anakku kok udah
bisa baca dengan sendirinya, habis itu baru aku ikutan bareng dengan dia
membimbingnya...

   Ibu and bapak..Selagi kecil si anak jangan di paksa dech.. anakkan kan
lagi masa bermain..Sekarang anakku kalau mau belajar ya belajar  kalau dak
mau belajar ( saking banyaknya PR..kasiihan  ya.. anak sekarng..PRnya banyak
waktu bermainnya kurang (kelas 3 skrg).. aku suruh dulu..istirahat dulu
dech..ntar kerjain lagi.

Maaf ya kok jadi curhat..

Tri'ms

Mama Rafi  Maya



 -Original Message-
From:   Wening Pusparini [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent:   03 September

RE: [balita-anda] EARLY READING: WHY NOT? (semi OOT)

2003-09-03 Terurut Topik Wurry Yulianto
Wah, diskusinya jadi pindah milis nih Ibu Meutia... ;-)
Tentang mentok yang setengah serius  becanda, saya bilang mentok jadi penerjemah atau 
auditor keuangan, karena tingkat kedalaman pemahamannya mentok sampai 7. Coba kalau 
dimaksimalkan sampai 10, mungkin bisa jadi profesor bahasa, atau direktur keuangan.
Tentang kapan dimulainya impuls, sangat beragam tergantung minat dan kemampuan si 
anak. Saya sendiri termasuk early reading. Bahkan saya lupa kapan saya belajar mbaca 
(mungkin 3 tahun), yang jelas pas mau masuk TK (4 tahun) saya sudah membaca Kompas, 
dan seneng ngikutin seri Garth. Tapi saat itu tidak ada sedikitpun tekanan yang saya 
rasakan. Takutnya kalau ini dijadikan standar umum, bakal jadi kurang tepat. Kalau 
standar 3-4 tahun bisa baca diaplikasikan ke anak yang talentanya di bidang musik 
nggak bagus jadinya. Sama halnya mengaplikasikan standar 4 tahun bisa mainkan Sonata 
in C minor pada anak yang bertalenta matematika juga nggak cocok.
Mungkin ada yang punya pengetahuan, kurikulum TK  SD di negara maju seperti apa ? 
Coba kita bandingkan di sini...

ps. kalau 5% aja IPK-nya segitu, gimana kalau dipake 10% ya... ;-)
salam,
Bapaknya Sekar.

From: Meutia Miranti 
Halo,
Saya nanggapi boleh ya?
Setuju point tentang spesialisasi dan penelusuran minat, dan benar bahwa
seharusnya nggak usah kita belajar sampai dalam di semua bidang..
Tapi.. (hehehe..)
Tetap dimulainya impuls2 untuk mencari spesialisasi dan minat itu di masa
balita.. Kenapa? 
Karena saat itulah potensi otak sangat luas terbuka..
Satu pernyataan Bapaknya Sekar yang membuat saya bertanya..
Kalo kuncinya adalah di spesialisasi dan penelusuran minat, menurut saya,
profesi apa pun adalah baik, dan selama orang menyukai apa yang dia
kerjakan, jangan dibilang itu mentok.. (ini serius.. :-))
Satu hal yang mungkin kita berbeda kerangka pikirnya, adalah mengenai apa
yang harus diajarkan ke anak..
Kalo Bapaknya Sekar bilang, mengingat sejarah ilmu peradaban, itu sih saya
juga nggak setuju..
Yang saya setuju, misalnya untuk belajar bahasa, tujuannya bukan belajar
grammar (seperti waktu kita SMP), tapi lebih ke belajar mengungkapkan
sesuatu dalam berbagai pendekatan.. efeknya dia bisa melihat satu
permasalahan dari banyak sisi.. 
Soal kapasitas otak, saya pernah baca bahwa kebanyakan orang hanya
menggunakan sebagian kecil otaknya.. (kalo nggak salah sekitar 5% gitu), so
jangan khawatir memori space otak bakal abis..
Yang sayang sebenernya adalah memori otak itu dipake buat hal2 yang
sebenernya gak perlu.. kalo ngambil contoh gue sendiri, banyak banget teks
lagu yang gue inget, yang pengennya gue ganti sama hal2 yang lebih
bermanfaat..
Udah ah, kepanjangan.. mohon maaf kalo ada yang kurang berkenan..

Peace,
Meu

---
Outgoing mail is certified Virus Free.
Checked by AVG anti-virus system (http://www.grisoft.com).
Version: 6.0.512 / Virus Database: 309 - Release Date: 8/19/2003
 

-
 Mau kirim bunga hari ini ? Klik, http://www.indokado.com/
 Info balita, http://www.balita-anda.com
 Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]