RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Return Receipt Your RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan document: HP wasria.s...@starenergy.co.id received by: at:05/27/2009 10:59:27 AM -- Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com
RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Return Receipt Your RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan document: HP wasSarjana Muhammad/ID/ARNOTTS/CSC received by: at:05/26/2009 10:53:28 ZE7 ** This e-mail and any files transmitted with it may contain confidential information and is intended solely for use by the individual to whom it is addressed. If you received this e-mail in error, please notify the sender, do not disclose its contents to others and delete it from your system. **
RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Return Receipt Your RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan document: HP wasToti AMRIYANTI/JKT/ID/EP/Corp received by: at:05/26/2009 09:42:39 AM ZE7 -- Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com
RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
受信確認レポート 件名: RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP 開封者:Ina BKC1028 Widiyanawati/BKCP/BKC 日付: 2009/05/26 08:49:28 ZE7 -- Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com
RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Return Receipt Your RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan document: HP wasElizabeth Sondang P/Food/MD MSM/Matahari received by: at:05/26/2009 08:49:40 PDT
RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Mamanya Amaar... saran Pak Herman itu saya rasa memang lebih baik, karena apabila pekerjaannya rangkap 2 maka akan tidak konsentrasi mengurus anak apalagi kalau dia ABG malah lebih berantakan, lain halnya apabila Amaar sudah sekolah SD dan sudh tidak memerlukan pengawasan khusus Salam Mamanya Afif,Naufal,Sulthan,Rizki -Original Message- From: herman sampurno [mailto:beruang1...@yahoo.co.id] Sent: Tuesday, May 26, 2009 8:16 AM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Bls: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP Mamanya Amaar, ya memang begitu kok mbak resiko kalo kita pasrahin anak ke orang lainapalagi kalo dirangkap dengan ngurusin rumah juga. saran saya, Kalo misalnya nanti mbak punya ART lagi sebaiknya 2 orang mbak yang satu ngurusin rumah yang satu lagi khusus ngurusin anak. salam, herman ganteng Dari: Mamanya Amaar Kepada: balita-anda@balita-anda.com Terkirim: Senin, 25 Mei, 2009 14:29:00 Topik: Re: [balita-anda] Re: Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP iya mba, aku juga udah siapin peraturan2 tuk next art... thx ya mba... Mamanya Amaar http://www.enonk79.multiply.com Lebih aman saat online. Upgrade ke Internet Explorer 8 baru dan lebih cepat yang dioptimalkan untuk Yahoo! agar Anda merasa lebih aman. Gratis. Dapatkan IE8 di sini! http://downloads.yahoo.com/id/internetexplorer/ -- Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com Info balita: http://www.balita-anda.com Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com
RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Ya ampuunnn mbak.. saya ikut tegang baca sharing nya Amaar saya prihatin banget mbak. Syukurlah Amaar sudah pulih kembali, tinggal pengawasan kedepannya supaya kejadian serupa tidak terulang lagi. -Original Message- From: Mamanya Amaar [mailto:enon...@yahoo.com] Sent: Monday, 25 May 2009 2:36 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP ini aku repost ya mba... Akibat ART sering mainan HP 2 minggu yang lalu Amaar sakit selama seminggu. Pertama kali ke RS jam 2 malam karena demam tinggi yang diderita Amaar hingga 39,5C. Dokter UGD bilang karena radang tenggorok. Sehingga hanya disuruh ganti obat penurun panas n dikasih obat panas yang dimasukkan di anus jika sampai besok demamnya belum turun juga. Setelah pulang dari RS, demam Amaar mulai turun, dan Amaar mulai bisa tidur walau sesekali tetap rewel. Paginya, ketika saya tinggal kerja, Amaar kembali panas hingga 39,5C dan diberi obat dari anus oleh suami, dan 15 menit kemudian panasnya turun menjadi 37,5C dan tetap stabil hingga maghrib. Sayangnya, lewat maghrib kembali panasnya tinggi hingga 38,5C. Saya langsung bawa lagi ke RS yang sama, di daerah Manggarai. Dan dokter specialis anak (dsa) bilang kalau Amaar hanya menderita radang tenggorok, sama hal nya dengan ucapan dokter UGD tadi malam. Aku minta tes darah, tapi menurut dsa nya belum perlu karena Amaar baru panas 1 hari. Tapi kalau 2 hari lagi masih demam, disarankan tuk tes darah. Besok paginya demam Amaar masih saja turun naik, antara 37,8C 38,7C. Akhirnya, karena kasian melihat kondisi Amaar yang lemah n tanpa senyum/tawa, aku balik lagi ke RS tersebut, namun ganti dokter dengan tujuan mencari 2nd opinion. Dan dsa yang kedua ini menyarankan untuk tes darah. Saat itu hasilnya bukan DBD namun Typus. Saya sempat bingung, kenapa Amaar bisa kena typus padahal makanan Amaar saya yang buat dan masih berupa bubur tim. Dokter menyarankan saya mengganti lauk, jangan menggunakan sayuran hijau dikhawatirkan pencernaan Amaar belum siap untuk itu. Oleh dokter diberikan antibiotik dan obat penurun panas sebelumnya diganti. Siang sepulang dari RS, Amaar mulai reda panasnya, dan mulai tenang. Dia mulai bisa tersenyum walau belum ada suara tawa yang keluar dari bibir mungilnya. Hari kelima sejak demam pertama, setelah Amaar mulai bisa tertawa, bangun tidurpipnya merah-merah seperti campak yang belum keluar. Semakin sore, semakin penuh badannya berwarna merah, dan sepertinya gatal karena Amaar selalu menggaruk kepala dan kupingnya. Jam 10 malam, Amaar menangis kencang, dan tidak bisa tidur. Mungkin karena sakit dan gatal yang dideritanya. Akhirnya, karena papa Amaar sudah berangkat kerja dinas malam, saya mengetok rumah tetangga untuk minta tolong diantar ke RS. Sesampainya disana, Amaar dinyatakan terkena campak. Karena berasal dari virus, maka dokter tidak memberikan obat apapun karena nantinya akan hilang dengan sendirinya. Saya hanya disarankan untuk tidak memandikan Amaar, tidak membiarkan Amaar keringetan. Dan agar selalu memakaikan bedak talc di badan Amaar. Saya ikuti saran itu, hingga akhirnya beberapa hari kemudian terlihat Amaar berangsur-angsur pulih dan bisa tertawa riang seperti biasa. Saya tidak khawatir dengan kondisi kesehatan Amaar, hingga Sabtu pagi kemarin, tanggal 23 Mei 2009 jam 3.30 wib Amaar pup. Saat saya bersihkan pupnya, saya kaget setengah mati, rasa jantung copot, sampai lemes, gemeteran, dll semua jadi satu rasanya melihat ada sesuatu seperti tongkat berwarna merah, sepanjang jari telunjuk, dan agak keras (dari bahan plastik), bercampur dengan faeces Amaar. Saya langsung membangunkan suami saya seperti sedang terjadi kebakaran hingga suami saya kaget dan marah-marah. Namun begitu melihat yang ada ditangan saya, suami saya langsung terduduk, dan minta saya untuk mencuci barang itu. Saya cuci barang itu untuk mencari tahu apa itu. Saya lemes banget, bener-bener gak bisa membayangkan bagaimana Amaar bisa menelannya, dan berada di perut Amaar, hingga keluar melalui faecesnya. Begitu asisten rumah tangga (art) saya bangun dan selesai sholat subuh, langsung saya panggil dia. Saya tanyakan ke dia tentang barang itu, dan dia hanya balik bertanya: kok bisa ya bu? Saya jawab dengan nada agak tinggi: seharusnya saya yang tanya ke kamu bagaimana barang itu bisa masuk kedalam perut Amaar? Akhirnya paginya saya coba bicara dengan tetangga saya mengenai kejadian itu, karena sehari-hari Amaar diajak mbak nya (art) main di rumah tetangga. Tetangga saya kaget setengah mati, dan bereaksi seperti reaksi saya saat melihat benda itu. Lalu dia teriak memanggil suaminya. Dan tetanggaku ingat kalau barang yang berwarna seperti itu sepertinya itu adalah jemuran baju Amaar. Begitu saya cek, ternyata benar ada yang patah di jemuran payung baju Amaar. Lemes, sbel, gregetan, marah, campur aduk rasanya dengan pembantuku. Saya tau memang Amaar suka mainin baju-baju yang menggantung di jemuran kalau mbak nya
RE: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Hiks speechless deh bacanya,...untungnya Amaar kuat ya mbak, smoga kejadian ini ga akan terulang lagi pada siapapun. Eniwei umurnya amaar berapa tahun mbak? *keingetan daffa dirumah niy :( -Original Message- From: Mamanya Amaar [mailto:enon...@yahoo.com] Sent: Monday, May 25, 2009 1:36 PM To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP ini aku repost ya mba... Akibat ART sering mainan HP 2 minggu yang lalu Amaar sakit selama seminggu. Pertama kali ke RS jam 2 malam karena demam tinggi yang diderita Amaar hingga 39,5’C. Dokter UGD bilang karena radang tenggorok. Sehingga hanya disuruh ganti obat penurun panas n dikasih obat panas yang dimasukkan di anus jika sampai besok demamnya belum turun juga. Setelah pulang dari RS, demam Amaar mulai turun, dan Amaar mulai bisa tidur walau sesekali tetap rewel. Paginya, ketika saya tinggal kerja, Amaar kembali panas hingga 39,5’C dan diberi obat dari anus oleh suami, dan 15 menit kemudian panasnya turun menjadi 37,5’C dan tetap stabil hingga maghrib. Sayangnya, lewat maghrib kembali panasnya tinggi hingga 38,5’C. Saya langsung bawa lagi ke RS yang sama, di daerah Manggarai. Dan dokter specialis anak (dsa) bilang kalau Amaar hanya menderita radang tenggorok, sama hal nya dengan ucapan dokter UGD tadi malam. Aku minta tes darah, tapi menurut dsa nya belum perlu karena Amaar baru panas 1 hari. Tapi kalau 2 hari lagi masih demam, disarankan tuk tes darah. Besok paginya demam Amaar masih saja turun naik, antara 37,8’C – 38,7’C. Akhirnya, karena kasian melihat kondisi Amaar yang lemah n tanpa senyum/tawa, aku balik lagi ke RS tersebut, namun ganti dokter dengan tujuan mencari 2nd opinion. Dan dsa yang kedua ini menyarankan untuk tes darah. Saat itu hasilnya bukan DBD namun Typus. Saya sempat bingung, kenapa Amaar bisa kena typus padahal makanan Amaar saya yang buat dan masih berupa bubur tim. Dokter menyarankan saya mengganti lauk, jangan menggunakan sayuran hijau dikhawatirkan pencernaan Amaar belum siap untuk itu. Oleh dokter diberikan antibiotik dan obat penurun panas sebelumnya diganti. Siang sepulang dari RS, Amaar mulai reda panasnya, dan mulai tenang. Dia mulai bisa tersenyum walau belum ada suara tawa yang keluar dari bibir mungilnya. Hari kelima sejak demam pertama, setelah Amaar mulai bisa tertawa, bangun tidurpipnya merah-merah seperti campak yang belum keluar. Semakin sore, semakin penuh badannya berwarna merah, dan sepertinya gatal karena Amaar selalu menggaruk kepala dan kupingnya. Jam 10 malam, Amaar menangis kencang, dan tidak bisa tidur. Mungkin karena sakit dan gatal yang dideritanya. Akhirnya, karena papa Amaar sudah berangkat kerja dinas malam, saya mengetok rumah tetangga untuk minta tolong diantar ke RS. Sesampainya disana, Amaar dinyatakan terkena campak. Karena berasal dari virus, maka dokter tidak memberikan obat apapun karena nantinya akan hilang dengan sendirinya. Saya hanya disarankan untuk tidak memandikan Amaar, tidak membiarkan Amaar keringetan. Dan agar selalu memakaikan bedak talc di badan Amaar. Saya ikuti saran itu, hingga akhirnya beberapa hari kemudian terlihat Amaar berangsur-angsur pulih dan bisa tertawa riang seperti biasa. Saya tidak khawatir dengan kondisi kesehatan Amaar, hingga Sabtu pagi kemarin, tanggal 23 Mei 2009 jam 3.30 wib Amaar pup. Saat saya bersihkan pupnya, saya kaget setengah mati, rasa jantung copot, sampai lemes, gemeteran, dll semua jadi satu rasanya melihat ada sesuatu seperti tongkat berwarna merah, sepanjang jari telunjuk, dan agak keras (dari bahan plastik), bercampur dengan faeces Amaar. Saya langsung membangunkan suami saya seperti sedang terjadi kebakaran hingga suami saya kaget dan marah-marah. Namun begitu melihat yang ada ditangan saya, suami saya langsung terduduk, dan minta saya untuk mencuci barang itu. Saya cuci barang itu untuk mencari tahu apa itu. Saya lemes banget, bener-bener gak bisa membayangkan bagaimana Amaar bisa menelannya, dan berada di perut Amaar, hingga keluar melalui faecesnya. Begitu asisten rumah tangga (art) saya bangun dan selesai sholat subuh, langsung saya panggil dia. Saya tanyakan ke dia tentang barang itu, dan dia hanya balik bertanya: ‘kok bisa ya bu?’ Saya jawab dengan nada agak tinggi: ‘seharusnya saya yang tanya ke kamu bagaimana barang itu bisa masuk kedalam perut Amaar?’ Akhirnya paginya saya coba bicara dengan tetangga saya mengenai kejadian itu, karena sehari-hari Amaar diajak mbak nya (art) main di rumah tetangga. Tetangga saya kaget setengah mati, dan bereaksi seperti reaksi saya saat melihat benda itu. Lalu dia teriak memanggil suaminya. Dan tetanggaku ingat kalau barang yang berwarna seperti itu sepertinya itu adalah jemuran baju Amaar. Begitu saya cek, ternyata benar ada yang patah di jemuran payung baju Amaar. Lemes, sbel, gregetan, marah, campur aduk rasanya dengan pembantuku. Saya tau memang Amaar suka mainin baju-baju yang menggantung di
Re: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Turut Prihatin ya mbak, dan tks for share.. Amaar demam karena ada benda asing di tubuhnya, makanya di sakit itu ya. Btw pengalaman dg pembantu tidak ada habisnya, dan memang kita selaku pekerja harus selalu monitor anak2 kita. baik via telpon atau kalau perlu dipasang CCTV. Pengalaman saya ketika tahu ART begitu memang lgs sy berhentikan, pada waktu itu efeknya hanya manasin makanan jadi gosonog, tapi hal itu bagi sy sudah membahayakan. Apalagi kalau terjadi ke anak kita, pasti kita juga akan sangat marah dan kecewa. Semoga Amaar tambah sehat dan pintar. 2009/5/25 Mamanya Amaar > ini aku repost ya mba... > > Akibat ART sering mainan HP > > 2 minggu yang lalu Amaar sakit selama seminggu. > Pertama kali ke RS jam 2 malam karena demam tinggi yang diderita Amaar > hingga 39,5’C. > Dokter UGD bilang karena radang tenggorok. > Sehingga hanya disuruh ganti obat penurun panas n dikasih obat panas yang > dimasukkan di anus jika sampai besok demamnya belum turun juga. > > Setelah pulang dari RS, demam Amaar mulai turun, dan Amaar mulai bisa tidur > walau sesekali tetap rewel. > Paginya, ketika saya tinggal kerja, Amaar kembali panas hingga 39,5’C dan > diberi obat dari anus oleh suami, dan 15 menit kemudian panasnya turun > menjadi 37,5’C dan tetap stabil hingga maghrib. > Sayangnya, lewat maghrib kembali panasnya tinggi hingga 38,5’C. > Saya langsung bawa lagi ke RS yang sama, di daerah Manggarai. > Dan dokter specialis anak (dsa) bilang kalau Amaar hanya menderita radang > tenggorok, sama hal nya dengan ucapan dokter UGD tadi malam. > Aku minta tes darah, tapi menurut dsa nya belum perlu karena Amaar baru > panas 1 hari. Tapi kalau 2 hari lagi masih demam, disarankan tuk tes darah. > > Besok paginya demam Amaar masih saja turun naik, antara 37,8’C – 38,7’C. > Akhirnya, karena kasian melihat kondisi Amaar yang lemah n tanpa > senyum/tawa, aku balik lagi ke RS tersebut, namun ganti dokter dengan tujuan > mencari 2nd opinion. > Dan dsa yang kedua ini menyarankan untuk tes darah. > Saat itu hasilnya bukan DBD namun Typus. > Saya sempat bingung, kenapa Amaar bisa kena typus padahal makanan Amaar > saya yang buat dan masih berupa bubur tim. > Dokter menyarankan saya mengganti lauk, jangan menggunakan sayuran hijau > dikhawatirkan pencernaan Amaar belum siap untuk itu. > Oleh dokter diberikan antibiotik dan obat penurun panas sebelumnya diganti. > > Siang sepulang dari RS, Amaar mulai reda panasnya, dan mulai tenang. > Dia mulai bisa tersenyum walau belum ada suara tawa yang keluar dari bibir > mungilnya. > > Hari kelima sejak demam pertama, setelah Amaar mulai bisa tertawa, bangun > tidurpipnya merah-merah seperti campak yang belum keluar. > Semakin sore, semakin penuh badannya berwarna merah, dan sepertinya gatal > karena Amaar selalu menggaruk kepala dan kupingnya. > Jam 10 malam, Amaar menangis kencang, dan tidak bisa tidur. > Mungkin karena sakit dan gatal yang dideritanya. > Akhirnya, karena papa Amaar sudah berangkat kerja dinas malam, saya > mengetok rumah tetangga untuk minta tolong diantar ke RS. > > Sesampainya disana, Amaar dinyatakan terkena campak. Karena berasal dari > virus, maka dokter tidak memberikan obat apapun karena nantinya akan hilang > dengan sendirinya. Saya hanya disarankan untuk tidak memandikan Amaar, tidak > membiarkan Amaar keringetan. Dan agar selalu memakaikan bedak talc di badan > Amaar. > > Saya ikuti saran itu, hingga akhirnya beberapa hari kemudian terlihat Amaar > berangsur-angsur pulih dan bisa tertawa riang seperti biasa. > Saya tidak khawatir dengan kondisi kesehatan Amaar, hingga Sabtu pagi > kemarin, tanggal 23 Mei 2009 jam 3.30 wib Amaar pup. > Saat saya bersihkan pupnya, saya kaget setengah mati, rasa jantung copot, > sampai lemes, gemeteran, dll semua jadi satu rasanya melihat ada sesuatu > seperti tongkat berwarna merah, sepanjang jari telunjuk, dan agak keras > (dari bahan plastik), bercampur dengan faeces Amaar. > > Saya langsung membangunkan suami saya seperti sedang terjadi kebakaran > hingga suami saya kaget dan marah-marah. Namun begitu melihat yang ada > ditangan saya, suami saya langsung terduduk, dan minta saya untuk mencuci > barang itu. Saya cuci barang itu untuk mencari tahu apa itu. > Saya lemes banget, bener-bener gak bisa membayangkan bagaimana Amaar bisa > menelannya, dan berada di perut Amaar, hingga keluar melalui faecesnya. > > Begitu asisten rumah tangga (art) saya bangun dan selesai sholat subuh, > langsung saya panggil dia. Saya tanyakan ke dia tentang barang itu, dan dia > hanya balik bertanya: ‘kok bisa ya bu?’ > Saya jawab dengan nada agak tinggi: ‘seharusnya saya yang tanya ke kamu > bagaimana barang itu bisa masuk kedalam perut Amaar?’ > > Akhirnya paginya saya coba bicara dengan tetangga saya mengenai kejadian > itu, karena sehari-hari Amaar diajak mbak nya (art) main di rumah tetangga. > Tetangga saya kaget setengah mati, dan bereaksi seperti reaksi saya saat > melihat benda itu. Lalu dia teriak memanggil suaminya. Dan tetanggaku ingat >
Re: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP
Alhamdulillah Amaar masih selamat ya mbak. Kalo gitu besok pake CCTV aja kali mbak atau HP nya mbak tahan sampe mbak pulang kantor. Moga g terulang lagi deh...serem bacanya.. - Original Message - From: "Mamanya Amaar" To: Sent: Monday, May 25, 2009 1:36 PM Subject: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP ini aku repost ya mba... Akibat ART sering mainan HP 2 minggu yang lalu Amaar sakit selama seminggu. Pertama kali ke RS jam 2 malam karena demam tinggi yang diderita Amaar hingga 39,5’C. Dokter UGD bilang karena radang tenggorok. Sehingga hanya disuruh ganti obat penurun panas n dikasih obat panas yang dimasukkan di anus jika sampai besok demamnya belum turun juga. Setelah pulang dari RS, demam Amaar mulai turun, dan Amaar mulai bisa tidur walau sesekali tetap rewel. Paginya, ketika saya tinggal kerja, Amaar kembali panas hingga 39,5’C dan diberi obat dari anus oleh suami, dan 15 menit kemudian panasnya turun menjadi 37,5’C dan tetap stabil hingga maghrib. Sayangnya, lewat maghrib kembali panasnya tinggi hingga 38,5’C. Saya langsung bawa lagi ke RS yang sama, di daerah Manggarai. Dan dokter specialis anak (dsa) bilang kalau Amaar hanya menderita radang tenggorok, sama hal nya dengan ucapan dokter UGD tadi malam. Aku minta tes darah, tapi menurut dsa nya belum perlu karena Amaar baru panas 1 hari. Tapi kalau 2 hari lagi masih demam, disarankan tuk tes darah. Besok paginya demam Amaar masih saja turun naik, antara 37,8’C – 38,7’C. Akhirnya, karena kasian melihat kondisi Amaar yang lemah n tanpa senyum/tawa, aku balik lagi ke RS tersebut, namun ganti dokter dengan tujuan mencari 2nd opinion. Dan dsa yang kedua ini menyarankan untuk tes darah. Saat itu hasilnya bukan DBD namun Typus. Saya sempat bingung, kenapa Amaar bisa kena typus padahal makanan Amaar saya yang buat dan masih berupa bubur tim. Dokter menyarankan saya mengganti lauk, jangan menggunakan sayuran hijau dikhawatirkan pencernaan Amaar belum siap untuk itu. Oleh dokter diberikan antibiotik dan obat penurun panas sebelumnya diganti. Siang sepulang dari RS, Amaar mulai reda panasnya, dan mulai tenang. Dia mulai bisa tersenyum walau belum ada suara tawa yang keluar dari bibir mungilnya. Hari kelima sejak demam pertama, setelah Amaar mulai bisa tertawa, bangun tidurpipnya merah-merah seperti campak yang belum keluar. Semakin sore, semakin penuh badannya berwarna merah, dan sepertinya gatal karena Amaar selalu menggaruk kepala dan kupingnya. Jam 10 malam, Amaar menangis kencang, dan tidak bisa tidur. Mungkin karena sakit dan gatal yang dideritanya. Akhirnya, karena papa Amaar sudah berangkat kerja dinas malam, saya mengetok rumah tetangga untuk minta tolong diantar ke RS. Sesampainya disana, Amaar dinyatakan terkena campak. Karena berasal dari virus, maka dokter tidak memberikan obat apapun karena nantinya akan hilang dengan sendirinya. Saya hanya disarankan untuk tidak memandikan Amaar, tidak membiarkan Amaar keringetan. Dan agar selalu memakaikan bedak talc di badan Amaar. Saya ikuti saran itu, hingga akhirnya beberapa hari kemudian terlihat Amaar berangsur-angsur pulih dan bisa tertawa riang seperti biasa. Saya tidak khawatir dengan kondisi kesehatan Amaar, hingga Sabtu pagi kemarin, tanggal 23 Mei 2009 jam 3.30 wib Amaar pup. Saat saya bersihkan pupnya, saya kaget setengah mati, rasa jantung copot, sampai lemes, gemeteran, dll semua jadi satu rasanya melihat ada sesuatu seperti tongkat berwarna merah, sepanjang jari telunjuk, dan agak keras (dari bahan plastik), bercampur dengan faeces Amaar. Saya langsung membangunkan suami saya seperti sedang terjadi kebakaran hingga suami saya kaget dan marah-marah. Namun begitu melihat yang ada ditangan saya, suami saya langsung terduduk, dan minta saya untuk mencuci barang itu. Saya cuci barang itu untuk mencari tahu apa itu. Saya lemes banget, bener-bener gak bisa membayangkan bagaimana Amaar bisa menelannya, dan berada di perut Amaar, hingga keluar melalui faecesnya. Begitu asisten rumah tangga (art) saya bangun dan selesai sholat subuh, langsung saya panggil dia. Saya tanyakan ke dia tentang barang itu, dan dia hanya balik bertanya: ‘kok bisa ya bu?’ Saya jawab dengan nada agak tinggi: ‘seharusnya saya yang tanya ke kamu bagaimana barang itu bisa masuk kedalam perut Amaar?’ Akhirnya paginya saya coba bicara dengan tetangga saya mengenai kejadian itu, karena sehari-hari Amaar diajak mbak nya (art) main di rumah tetangga. Tetangga saya kaget setengah mati, dan bereaksi seperti reaksi saya saat melihat benda itu. Lalu dia teriak memanggil suaminya. Dan tetanggaku ingat kalau barang yang berwarna seperti itu sepertinya itu adalah jemuran baju Amaar. Begitu saya cek, ternyata benar ada yang patah di jemuran payung baju Amaar. Lemes, sbel, gregetan, marah, campur aduk rasanya dengan pembantuku. Saya tau memang Amaar suka mainin baju-baju yang menggantung di jemuran kalau mbak nya sedang menjemur baju. Tapi yang lebih sebel lagi, bagaimana bisa patahan jemuran itu masuk k