Alhamdulillah Amaar masih selamat ya mbak. Kalo gitu besok pake CCTV aja
kali mbak atau HP nya mbak tahan sampe mbak pulang kantor.
Moga g terulang lagi deh...serem bacanya..
----- Original Message -----
From: "Mamanya Amaar" <enon...@yahoo.com>
To: <balita-anda@balita-anda.com>
Sent: Monday, May 25, 2009 1:36 PM
Subject: [balita-anda] Repost: Sharing: Akibat ART sering mainan HP


ini aku repost ya mba...

Akibat ART sering mainan HP

2 minggu yang lalu Amaar sakit selama seminggu.
Pertama kali ke RS jam 2 malam karena demam tinggi yang diderita Amaar
hingga 39,5’C.
Dokter UGD bilang karena radang tenggorok.
Sehingga hanya disuruh ganti obat penurun panas n dikasih obat panas yang
dimasukkan di anus jika sampai besok demamnya belum turun juga.

Setelah pulang dari RS, demam Amaar mulai turun, dan Amaar mulai bisa tidur
walau sesekali tetap rewel.
Paginya, ketika saya tinggal kerja, Amaar kembali panas hingga 39,5’C dan
diberi obat dari anus oleh suami, dan 15 menit kemudian panasnya turun
menjadi 37,5’C dan tetap stabil hingga maghrib.
Sayangnya, lewat maghrib kembali panasnya tinggi hingga 38,5’C.
Saya langsung bawa lagi ke RS yang sama, di daerah Manggarai.
Dan dokter specialis anak (dsa) bilang kalau Amaar hanya menderita radang
tenggorok, sama hal nya dengan ucapan dokter UGD tadi malam.
Aku minta tes darah, tapi menurut dsa nya belum perlu karena Amaar baru
panas 1 hari. Tapi kalau 2 hari lagi masih demam, disarankan tuk tes darah.

Besok paginya demam Amaar masih saja turun naik, antara 37,8’C – 38,7’C.
Akhirnya, karena kasian melihat kondisi Amaar yang lemah n tanpa
senyum/tawa, aku balik lagi ke RS tersebut, namun ganti dokter dengan tujuan
mencari 2nd opinion.
Dan dsa yang kedua ini menyarankan untuk tes darah.
Saat itu hasilnya bukan DBD namun Typus.
Saya sempat bingung, kenapa Amaar bisa kena typus padahal makanan Amaar saya
yang buat dan masih berupa bubur tim.
Dokter menyarankan saya mengganti lauk, jangan menggunakan sayuran hijau
dikhawatirkan pencernaan Amaar belum siap untuk itu.
Oleh dokter diberikan antibiotik dan obat penurun panas sebelumnya diganti.

Siang sepulang dari RS, Amaar mulai reda panasnya, dan mulai tenang.
Dia mulai bisa tersenyum walau belum ada suara tawa yang keluar dari bibir
mungilnya.

Hari kelima sejak demam pertama, setelah Amaar mulai bisa tertawa, bangun
tidurpipnya merah-merah seperti campak yang belum keluar.
Semakin sore, semakin penuh badannya berwarna merah, dan sepertinya gatal
karena Amaar selalu menggaruk kepala dan kupingnya.
Jam 10 malam, Amaar menangis kencang, dan tidak bisa tidur.
Mungkin karena sakit dan gatal yang dideritanya.
Akhirnya, karena papa Amaar sudah berangkat kerja dinas malam, saya mengetok
rumah tetangga untuk minta tolong diantar ke RS.

Sesampainya disana, Amaar dinyatakan terkena campak. Karena berasal dari
virus, maka dokter tidak memberikan obat apapun karena nantinya akan hilang
dengan sendirinya. Saya hanya disarankan untuk tidak memandikan Amaar, tidak
membiarkan Amaar keringetan. Dan agar selalu memakaikan bedak talc di badan
Amaar.

Saya ikuti saran itu, hingga akhirnya beberapa hari kemudian terlihat Amaar
berangsur-angsur pulih dan bisa tertawa riang seperti biasa.
Saya tidak khawatir dengan kondisi kesehatan Amaar, hingga Sabtu pagi
kemarin, tanggal 23 Mei 2009 jam 3.30 wib Amaar pup.
Saat saya bersihkan pupnya, saya kaget setengah mati, rasa jantung copot,
sampai lemes, gemeteran, dll semua jadi satu rasanya melihat ada sesuatu
seperti tongkat berwarna merah, sepanjang jari telunjuk, dan agak keras
(dari bahan plastik), bercampur dengan faeces Amaar.

Saya langsung membangunkan suami saya seperti sedang terjadi kebakaran
hingga suami saya kaget dan marah-marah. Namun begitu melihat yang ada
ditangan saya, suami saya langsung terduduk, dan minta saya untuk mencuci
barang itu. Saya cuci barang itu untuk mencari tahu apa itu.
Saya lemes banget, bener-bener gak bisa membayangkan bagaimana Amaar bisa
menelannya, dan berada di perut Amaar, hingga keluar melalui faecesnya.

Begitu asisten rumah tangga (art) saya bangun dan selesai sholat subuh,
langsung saya panggil dia. Saya tanyakan ke dia tentang barang itu, dan dia
hanya balik bertanya: ‘kok bisa ya bu?’
Saya jawab dengan nada agak tinggi: ‘seharusnya saya yang tanya ke kamu
bagaimana barang itu bisa masuk kedalam perut Amaar?’

Akhirnya paginya saya coba bicara dengan tetangga saya mengenai kejadian
itu, karena sehari-hari Amaar diajak mbak nya (art) main di rumah tetangga.
Tetangga saya kaget setengah mati, dan bereaksi seperti reaksi saya saat
melihat benda itu. Lalu dia teriak memanggil suaminya. Dan tetanggaku ingat
kalau barang yang berwarna seperti itu sepertinya itu adalah jemuran baju
Amaar. Begitu saya cek, ternyata benar ada yang patah di jemuran payung baju
Amaar.

Lemes, sbel, gregetan, marah, campur aduk rasanya dengan pembantuku.
Saya tau memang Amaar suka mainin baju-baju yang menggantung di jemuran
kalau mbak nya sedang menjemur baju.
Tapi yang lebih sebel lagi, bagaimana bisa patahan jemuran itu masuk ke
dalam mulut Amaar tanpa pengawasan mbak nya.
Memang saya pernah menasehati mbak nya karena sering telpon2an, mainan HP
karena memang sedang masa pubernya tuk kenal laki-laki. Tapi tidak menyangka
kalau hal tersebut benar-benar bisa membuat lengah dia.

Karena kejadian itu, saya sampaikan ke mbak nya kalau saya sudah tidak bisa
lagi percayai dia untuk memegang Amaar. Karena saya takut kejadian itu
terulang lagi.
Alhamdulillah Tuhan melindungi Amaar, masih memberi umur pada Amaar, dan
mengeluarkan barang itu dari perut Amaar.

Kejadian tersebut jelas menjadi pelajaran berharga bagi saya untuk tidak
mempercayai art sepenuhnya. Karena jujur saja, selama ini saya menganggap
dia sudah seperti adik saya sendiri. Saya tidak pernah perhitungan dengan
dia, dan dibandingkan dengan teman-teman / sodaranya, gaji art saya ljauh
lebih besar dari teman-teman / sodaranya.
Hal ini juga semoga menjadi pelajarn bagi ex-art saya itu untuk lebih
bertanggungjawab terhadap pekerjaan daripada memikirkan nafsu untuk
telpon2an dan pacaran.

Semoga kejadian ini bisa menjadi peringatan bagi orangtua yang bekerja, yang
anaknya sepenuhnya dipercayakan pada art / pembantu.
Dan semoga kejadian seperti ini tidak terulang, baik terhadap saya maupun
terhadap oranglain.

Terima kasih sudah membaca sharing saya...


Mamanya Amaar
http://www.enonk79.multiply.com





________________________________
From: reni <r...@assabindonesia.co.id>
To: balita-anda@balita-anda.com
Sent: Monday, May 25, 2009 1:31:35 PM
Subject: RE: [balita-anda] Sharing: Akibat ART sering mainan HP

Disharing disini aja mom,..ga semuanya bisa buka inet dikantor termasuk
aku ;p



-----Original Message-----
From: Mamanya Amaar [mailto:enon...@yahoo.com]
Sent: Monday, May 25, 2009 1:02 PM
To: bayi-k...@yahoogroups.com; balita-anda@balita-anda.com;
mumsandkidsc...@yahoogroups.com; pasutri; milis mpr; uje jemaah
Subject: [balita-anda] Sharing: Akibat ART sering mainan HP

Dear all...

hanya ingin sharing kejadian yang menimpa Amaar, anakku.
Semoga menjadi pelajaran tuk orangtua yang bekerja,
dan menitipkan putra-putrinya terutama yang masih baby kepada ART
(asisten rumah tangga / pembantu)...

Baca ya di blog ku:
http://enonk79.multiply.com/journal/item/13/Akibat_ART_sering_mainan_HP


thx & rgds,

Mamanya Amaar
http://www.enonk79.multiply.com





__________ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus
signature database 4099 (20090525) __________

The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.

http://www.eset.com




__________ Information from ESET NOD32 Antivirus, version of virus
signature database 3553 (20081024) __________

The message was checked by ESET NOD32 Antivirus.

http://www.eset.com


--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com





--------------------------------------------------------------
Info tanaman hias: http://www.toekangkeboen.com
Info balita: http://www.balita-anda.com
Peraturan milis, email ke: peraturan_mi...@balita-anda.com
menghubungi admin, email ke: balita-anda-ow...@balita-anda.com

Kirim email ke