Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Member yth, Bisa minta tolong post berita detailsnya? Atau teman lain bisa bantu?, ga semua org punya FB account (termasuk saya salah satunya), terimakasi sebelumnya Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:23:57 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Jfyi ya mom n dad... Maaf kalo gak berkenan. http://m.facebook.com/notes/royndra-bjgd/sebagian-alasan-kenapa-dokter-dokter-di-negara-negara-maju-pelit-mengasih-obat-b/175350499179751?_rdr Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Ini sebenernya repost yg beberapa minggu yang lalu sepertinya:) Saya BERLISENSI dan Saya RFP™ member of FP One FINANCIAL ADVISOR® 08159117983 - 08989086308 -Original Message- From: Rahman-G rahman.guna...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:37:03 To: milis BALITA-ANDAbalita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Member yth, Bisa minta tolong post berita detailsnya? Atau teman lain bisa bantu?, ga semua org punya FB account (termasuk saya salah satunya), terimakasi sebelumnya Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:23:57 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Jfyi ya mom n dad... Maaf kalo gak berkenan. http://m.facebook.com/notes/royndra-bjgd/sebagian-alasan-kenapa-dokter-dokter-di-negara-negara-maju-pelit-mengasih-obat-b/175350499179751?_rdr Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Kebetulan saya juga gak punya account FB -Original Message- From: Rahman-G rahman.guna...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:37:03 To: milis BALITA-ANDAbalita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Member yth, Bisa minta tolong post berita detailsnya? Atau teman lain bisa bantu?, ga semua org punya FB account (termasuk saya salah satunya), terimakasi sebelumnya Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:23:57 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Jfyi ya mom n dad... Maaf kalo gak berkenan. http://m.facebook.com/notes/royndra-bjgd/sebagian-alasan-kenapa-dokter-dokter-di-negara-negara-maju-pelit-mengasih-obat-b/175350499179751?_rdr Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
baik-baik saja. Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional. Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan. http://agnes.ismailfahmi.org/books/ sma Sent from my BlackBerry Wireless Handheld Powered by Gee! from StarHub -Original Message- From: Rahman-G rahman.guna...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:37:03 To: milis BALITA-ANDAbalita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Member yth, Bisa minta tolong post berita detailsnya? Atau teman lain bisa bantu?, ga semua org punya FB account (termasuk saya salah satunya), terimakasi sebelumnya Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:23:57 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Jfyi ya mom n dad... Maaf kalo gak berkenan. http://m.facebook.com/notes/royndra-bjgd/sebagian-alasan-kenapa-dokter-dokter-di-negara-negara-maju-pelit-mengasih-obat-b/175350499179751?_rdr Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Makasih byk sharing artikel nya mom, bagus sekali, and sy stuju banget. Batuk-pilek-demam-radang, masih bs diobati dngn byk air putih ϑαn suplemen alami (buah-sayur). Maksimal yaa OBH/Triaminic batuk atau pilek gitu deh,kalo bs malah gak usah. Selebihnya yaa suplemen alami aja keik sari kurma, jeruk, apel. Glad to know ternyata memang negara2 maju sdh sangat aware dngn sistem melatih imunitas body dngn tdk konsumsi obat2an kimiawi. Finny Tulipware. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: rosa.rosli...@yahoo.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:41:44 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Dear all, ini isi dari link dmaksud. Sebagian alasan kenapa dokter-dokter di negara-negara maju pelit mengasih obat buat anak yang lagi sakit By Royndra Bjgd Sharing, semoga berguna buat yang membaca... (dikutip dari buku Smart Patient karya dr. Agnes Tri Harjaningrum) ** Dimana Salahnya?** Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu. Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya. Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection. kata dokter tua itu. Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu? batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal. Obat penurun panas Dok? tanyaku lagi. Actually that is not necessary if the fever below 40 C. Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah. Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas. Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh. Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok, kataku. Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. Apakah dia sudah minum suatu obat? Aku mengangguk. Ibuprofen syrup Dok, jawabku. Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja. Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang. Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak! Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku. Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu! Suamiku menimpali, Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke dokternya? Aku menarik napas panjang. Hmm…tadi aku sudah kadung bete sama si dokter, rasanya ingin buru-buru pulang saja. Tapi…alasannya apa ya? Mendadak aku kebingungan. Aku akui, sewaktu praktek menjadi dokter dulu, aku lebih banyak mencontek apa yang dilakukan senior. Tiga bulan menjadi co-asisten di bagian anak memang membuatku kelimpungan dan belajar banyak hal, tapi hanya secuil-secuil ilmu yang kudapat. Persis seperti orang yang katanya travelling
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita tahan melihat anak2 kita sakit tanpa memberikan obat??? Saya BERLISENSI dan Saya RFP™ member of FP One FINANCIAL ADVISOR® 08159117983 - 08989086308 -Original Message- From: Finny Arifin tulipware.indone...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:49:16 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Makasih byk sharing artikel nya mom, bagus sekali, and sy stuju banget. Batuk-pilek-demam-radang, masih bs diobati dngn byk air putih ϑαn suplemen alami (buah-sayur). Maksimal yaa OBH/Triaminic batuk atau pilek gitu deh,kalo bs malah gak usah. Selebihnya yaa suplemen alami aja keik sari kurma, jeruk, apel. Glad to know ternyata memang negara2 maju sdh sangat aware dngn sistem melatih imunitas body dngn tdk konsumsi obat2an kimiawi. Finny Tulipware. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: rosa.rosli...@yahoo.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:41:44 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Dear all, ini isi dari link dmaksud. Sebagian alasan kenapa dokter-dokter di negara-negara maju pelit mengasih obat buat anak yang lagi sakit By Royndra Bjgd Sharing, semoga berguna buat yang membaca... (dikutip dari buku Smart Patient karya dr. Agnes Tri Harjaningrum) ** Dimana Salahnya?** Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu. Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya. Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection. kata dokter tua itu. Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu? batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal. Obat penurun panas Dok? tanyaku lagi. Actually that is not necessary if the fever below 40 C. Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah. Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas. Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh. Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok, kataku. Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. Apakah dia sudah minum suatu obat? Aku mengangguk. Ibuprofen syrup Dok, jawabku. Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja. Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang. Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak! Seperti rentetan peluru, kicauanku bertubi-tubi keluar dari mulutku. Mana Malik nggak dikasih apa-apa pulak, cuma suruh minum parasetamol doang, itu pun kalau suhunya diatas 40 derajat C! Duuh memang keterlaluan Yah dokter Belanda itu! Suamiku menimpali, Lho, kalau Mama punya alasan, kenapa tadi nggak bilang ke
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Kok sm akyu nyampe nya cm stengah ya? Tp intinya dah ketangkep,,, Cm sedikit pendapat ttg artikel tsb di mata seorang dokter (jelek gini aku dokter juga lho), di Indonesia taraf pengetahuan masyarakat ttg obat suka salah kaprah,faktanya org kl ke dokter nuntut 'diberi obat' kl gk dpt resep pastilah gk puas,akirnya crita di luar kl si dr.A payah, sebaliknya senang kl di beri resep, walaupun kdng hanya diberi vitamin dan mostly (gk semua lho) para dokter2 seakan2 gk maw kehilangan kepercayaan si pasien dng memberikan obat yg seharusnya pemberiannya bs di tunda (menunggu imunitas tubuh pasien yg mengatasi penyakit tsb),, Pengalaman pribadi sy (yg sampe saat ini blm praktek), kl ada keluarga yg minta obat dan tdk sy berikan dng alasan penyakit nya blm butuh obat, dng terapi rumahan pun bs sembuh si keluarga ini malah pergi ke dokter praktek dan pulang dng membawa obat,,dan menganggap sy 'kurang kompeten',,betapa susah memberi pengertian tdk semua keluhan di tubuh ini hrs di beri obat dari luar,, Sori pendapat nya skalian curcol,,hehehe Regards, chika -Original Message- From: Finny Arifin tulipware.indone...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:49:16 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Makasih byk sharing artikel nya mom, bagus sekali, and sy stuju banget. Batuk-pilek-demam-radang, masih bs diobati dngn byk air putih ϑαn suplemen alami (buah-sayur). Maksimal yaa OBH/Triaminic batuk atau pilek gitu deh,kalo bs malah gak usah. Selebihnya yaa suplemen alami aja keik sari kurma, jeruk, apel. Glad to know ternyata memang negara2 maju sdh sangat aware dngn sistem melatih imunitas body dngn tdk konsumsi obat2an kimiawi. Finny Tulipware. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: rosa.rosli...@yahoo.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:41:44 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Dear all, ini isi dari link dmaksud. Sebagian alasan kenapa dokter-dokter di negara-negara maju pelit mengasih obat buat anak yang lagi sakit By Royndra Bjgd Sharing, semoga berguna buat yang membaca... (dikutip dari buku Smart Patient karya dr. Agnes Tri Harjaningrum) ** Dimana Salahnya?** Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu. Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya. Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection. kata dokter tua itu. Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu? batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal. Obat penurun panas Dok? tanyaku lagi. Actually that is not necessary if the fever below 40 C. Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah. Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas. Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh. Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok, kataku. Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. Apakah dia sudah minum suatu obat? Aku mengangguk. Ibuprofen syrup Dok, jawabku. Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja. Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Mesti dibiasakan mba. Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: Susanna Oktavia RFP™ jacq.n.j...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 14:02:31 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita tahan melihat anak2 kita sakit tanpa memberikan obat??? Saya BERLISENSI dan Saya RFP™ member of FP One FINANCIAL ADVISOR® 08159117983 - 08989086308 -Original Message- From: Finny Arifin tulipware.indone...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:49:16 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Makasih byk sharing artikel nya mom, bagus sekali, and sy stuju banget. Batuk-pilek-demam-radang, masih bs diobati dngn byk air putih ϑαn suplemen alami (buah-sayur). Maksimal yaa OBH/Triaminic batuk atau pilek gitu deh,kalo bs malah gak usah. Selebihnya yaa suplemen alami aja keik sari kurma, jeruk, apel. Glad to know ternyata memang negara2 maju sdh sangat aware dngn sistem melatih imunitas body dngn tdk konsumsi obat2an kimiawi. Finny Tulipware. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: rosa.rosli...@yahoo.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:41:44 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Dear all, ini isi dari link dmaksud. Sebagian alasan kenapa dokter-dokter di negara-negara maju pelit mengasih obat buat anak yang lagi sakit By Royndra Bjgd Sharing, semoga berguna buat yang membaca... (dikutip dari buku Smart Patient karya dr. Agnes Tri Harjaningrum) ** Dimana Salahnya?** Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu. Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya. Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection. kata dokter tua itu. Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu? batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal. Obat penurun panas Dok? tanyaku lagi. Actually that is not necessary if the fever below 40 C. Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah. Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas. Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh. Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok, kataku. Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. Apakah dia sudah minum suatu obat? Aku mengangguk. Ibuprofen syrup Dok, jawabku. Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja. Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang. Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat (resend dg langsung artikelnya)
baik-baik saja. Tapi di Indonesia, bukankah paradigma yang masih kerap dipegang adalah ke dokter = dapat obat? Sehingga tak jarang dokter malah tidak bisa bertindak rasional karena tuntutan pasien. Aku juga sadar sistem kesehatan di Indonesia memang masih ruwet. Kebijakan obat nasional belum berpihak pada rakyat. Perusahaan obat bebas beraksi‘ tanpa ada peraturan dan hukum yang tegas dari pemerintah. Dokter pun bebas meresepkan obat apa saja tanpa ngeri mendapat sangsi. Intinya, sistem kesehatan yang ada di Indonesia saat ini membuat dokter menjadi sulit untuk bersikap rasional. Lalu dimana ujung pangkal salahnya? Ah rasanya percuma mencari-cari ujung pangkal salahnya. Menunjuk siapa yang salah pun tak ada gunanya. Tapi kondisi tersebut jelas tak bisa dibiarkan. Siapa yang harus memulai perubahan? Pemerintah, dokter, petugas kesehatan, perusahaan obat, tentu semua harus berubah. Namun, dalam kondisi seperti ini, mengharapkan perubahan kebijakan pemerintah dalam waktu dekat sungguh seperti pungguk merindukan bulan. Yang pasti, sebagai pasien kita pun tak bisa tinggal diam. Siapa bilang pasien tak punya kekuatan untuk merubah sistem kesehatan? Setidaknya, bila pasien 'bergerak', masalah kesehatan di Indonesia, utamanya kejadian pemakaian obat yang tidak rasional dan kesalahan medis tentu bisa diturunkan. http://agnes.ismailfahmi.org/books/smart-patient.php#book March 16 at 5:16am Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Rahman-G rahman.guna...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:37:03 To: milis BALITA-ANDAbalita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Member yth, Bisa minta tolong post berita detailsnya? Atau teman lain bisa bantu?, ga semua org punya FB account (termasuk saya salah satunya), terimakasi sebelumnya Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:23:57 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Jfyi ya mom n dad... Maaf kalo gak berkenan. http://m.facebook.com/notes/royndra-bjgd/sebagian-alasan-kenapa-dokter-dokter-di-negara-negara-maju-pelit-mengasih-obat-b/175350499179751?_rdr Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Duh, maaf kalo dah pernah di posting Langsung delete aja yah. Maaf sekali lagi. Thanks. Rgrds, Rika Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Susanna Oktavia RFP™ jacq.n.j...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:41:29 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Ini sebenernya repost yg beberapa minggu yang lalu sepertinya:) Saya BERLISENSI dan Saya RFP™ member of FP One FINANCIAL ADVISOR® 08159117983 - 08989086308 -Original Message- From: Rahman-G rahman.guna...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:37:03 To: milis BALITA-ANDAbalita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Member yth, Bisa minta tolong post berita detailsnya? Atau teman lain bisa bantu?, ga semua org punya FB account (termasuk saya salah satunya), terimakasi sebelumnya Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:23:57 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Jfyi ya mom n dad... Maaf kalo gak berkenan. http://m.facebook.com/notes/royndra-bjgd/sebagian-alasan-kenapa-dokter-dokter-di-negara-negara-maju-pelit-mengasih-obat-b/175350499179751?_rdr Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
Bagus koq mbak... Malah aku senang koq di re post biar bisa dibaca sama yg belum dibaca:) Saya BERLISENSI dan Saya RFP™ member of FP One FINANCIAL ADVISOR® 08159117983 - 08989086308 -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:45:58 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Duh, maaf kalo dah pernah di posting Langsung delete aja yah. Maaf sekali lagi. Thanks. Rgrds, Rika Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Susanna Oktavia RFP™ jacq.n.j...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:41:29 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Ini sebenernya repost yg beberapa minggu yang lalu sepertinya:) Saya BERLISENSI dan Saya RFP™ member of FP One FINANCIAL ADVISOR® 08159117983 - 08989086308 -Original Message- From: Rahman-G rahman.guna...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:37:03 To: milis BALITA-ANDAbalita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Member yth, Bisa minta tolong post berita detailsnya? Atau teman lain bisa bantu?, ga semua org punya FB account (termasuk saya salah satunya), terimakasi sebelumnya Warm Regards, Rahman-G/ LRCI B208 - D1153EH/ JKT M: +62 817RAHMAN/ +62 817724626 sent from my BlackBerry® -Original Message- From: rika.okto...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 12:23:57 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Jfyi ya mom n dad... Maaf kalo gak berkenan. http://m.facebook.com/notes/royndra-bjgd/sebagian-alasan-kenapa-dokter-dokter-di-negara-negara-maju-pelit-mengasih-obat-b/175350499179751?_rdr Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!
Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat
kan tergantung sakitnya bu Susan ;-) kalau cuma virus akan sembuh dengan daya tahan tubuh, intinya kita memberikan obat yang rasional, obat kalau tidka pada tempatnya bisa jadi racun lho, nah apakah kita tega memberikan racun buat anak kita? pastinya TIDAK kan? Pada tanggal 21/03/11, Susanna Oktavia RFP™ jacq.n.j...@gmail.com menulis: Tapi yang menjadi pertanyaan adalah apakah kita tahan melihat anak2 kita sakit tanpa memberikan obat??? Saya BERLISENSI dan Saya RFP™ member of FP One FINANCIAL ADVISOR® 08159117983 - 08989086308 -Original Message- From: Finny Arifin tulipware.indone...@gmail.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:49:16 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Makasih byk sharing artikel nya mom, bagus sekali, and sy stuju banget. Batuk-pilek-demam-radang, masih bs diobati dngn byk air putih ϑαn suplemen alami (buah-sayur). Maksimal yaa OBH/Triaminic batuk atau pilek gitu deh,kalo bs malah gak usah. Selebihnya yaa suplemen alami aja keik sari kurma, jeruk, apel. Glad to know ternyata memang negara2 maju sdh sangat aware dngn sistem melatih imunitas body dngn tdk konsumsi obat2an kimiawi. Finny Tulipware. Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: rosa.rosli...@yahoo.com Date: Mon, 21 Mar 2011 13:41:44 To: balita-anda@balita-anda.com Reply-To: balita-anda@balita-anda.com Subject: Re: [balita-anda] (Info) sebagian alasan knp dokter2 di negara maju pelit kasih obat Dear all, ini isi dari link dmaksud. Sebagian alasan kenapa dokter-dokter di negara-negara maju pelit mengasih obat buat anak yang lagi sakit By Royndra Bjgd Sharing, semoga berguna buat yang membaca... (dikutip dari buku Smart Patient karya dr. Agnes Tri Harjaningrum) ** Dimana Salahnya?** Malik tergolek lemas. Matanya sayu. Bibirnya pecah-pecah. Wajahnya kian tirus. Di mataku ia berubah seperti anak dua tahun kurang gizi. Biasanya aku selalu mendengar celoteh dan tawanya di pagi hari. Kini tersenyum pun ia tak mau. Sesekali ia muntah. Dan setiap melihatnya muntah, hatiku tergores-gores rasanya. Lambungnya diperas habis-habisan seumpama ampas kelapa yang tak lagi bisa mengeluarkan santan. Pedih sekali melihatnya terkaing-kaing seperti itu. Waktu itu, belum sebulan aku tinggal di Belanda, dan putraku Malik terkena demam tinggi. Setelah tiga hari tak juga ada perbaikan aku membawanya ke huisart (dokter keluarga) kami, dokter Knol namanya. Just wait and see. Don’t forget to drink a lot. Mostly this is a viral infection. kata dokter tua itu. Ha? Just wait and see? Apa dia nggak liat anakku dying begitu? batinku meradang. Ya…ya…aku tahu sih masih sulit untuk menentukan diagnosa pada kasus demam tiga hari tanpa ada gejala lain. Tapi masak sih nggak diapa-apain. Dikasih obat juga enggak! Huh! Dokter Belanda memang keterlaluan! Aku betul-betul menahan kesal. Obat penurun panas Dok? tanyaku lagi. Actually that is not necessary if the fever below 40 C. Waks! Nggak perlu dikasih obat panas? Kalau anakku kenapa-kenapa memangnya dia mau nanggung? Kesalku kian membuncah. Tapi aku tak ingin ngeyel soal obat penurun panas. Sebetulnya di rumah aku sudah memberi Malik obat penurun panas, tapi aku ingin dokter itu memberi obat jenis lain. Sudah lama kudengar bahwa dokter disini pelit obat. Karena itu aku membawa setumpuk obat-obatan dari Indonesia, termasuk obat penurun panas. Dua hari kemudian, demam Malik tak kunjung turun dan frekuensi muntahnya juga bertambah. Aku segera kembali ke dokter. Tapi si dokter tetap menyuruhku wait and see. Pemeriksaan laboratorium baru akan dilakukan bila panas anakku menetap hingga hari ke tujuh. Anakku ini suka muntah-muntah juga Dok, kataku. Lalu si dokter menekan-nekan perut anakku. Apakah dia sudah minum suatu obat? Aku mengangguk. Ibuprofen syrup Dok, jawabku. Eh tak tahunya mendengar jawabanku, si dokter malah ngomel-ngomel,Kenapa kamu kasih syrup Ibuprofen? Pantas saja dia muntah-muntah. Ibuprofen itu sebaiknya tidak diberikan untuk anak-anak, karena efeknya bisa mengiritasi lambung. Untuk anak-anak lebih baik beri paracetamol saja. Huuh! Walaupun dokter itu mengomel sambil tersenyum ramah, tapi aku betul-betul jengkel dibuatnya. Jelek-jelek begini gue lulusan fakultas kedokteran tau! Nah kalau buat anak nggak baik kenapa di Indonesia obat itu bertebaran! Batinku meradang. Untungnya aku masih bisa menahan diri. Tapi setibanya dirumah, suamiku langsung menjadi korban kekesalanku.Lha wong di Indonesia, dosenku aja ngasih obat penurun panas nggak pake diukur suhunya je. Mau 37 keq, 38 apa 39 derajat keq, tiap ke dokter dan bilang anakku sakit panas, penurun panas ya pasti dikasih. Sirup ibuprofen juga dikasih koq ke anak yang panas, bukan cuma parasetamol. Masa dia bilang ibuprofen nggak baik buat anak