Re: [balita-anda] sekedar.....

2001-05-16 Terurut Topik sonya chaterina

Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 16 May 2001 14:04:17 -0500
Subject: [balita-anda] sekedar.

 rekan-rekan member yth,
 Isi milis ini akan lebih enak dibaca apabila bisa menghindari posting
 yang berisi
 permintaan, buku, makalah, atau file yang mustinya di lewatkan Japri
 bukan lewat
 jalur umum.
di-delete
 soalnya untuk yang pemula
 biasanya sekalipun
 udah di suruh lewat Japri ya tetep aja ndak ngerti) .
 wasalam
 bas

wah..Pak Bas...kalo yang beginian sih kayaknya harus dimaklumi deh
abis dari dulu juga begini
resiko ikut BA
hehehehehe

salam,
-sonya-



 Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]






[balita-anda] Cerpen: -= Bulan =-(2)

2001-05-11 Terurut Topik sonya chaterina

 ***Bagian 2..

 Assalamu'alaikum...Udaaa!!! sebuah teriakan mengejutkan Dian yang
sibuk
 mengepel lantai.
 Awas..jangan masuk dul!!! teriak Dian.
 Tapi terlambat! Tommy masih sempat mengurungkan kakinya yang hampir
menjejak
 di lantai yang sudah dipel.
 Tapi tidak demikian dengan dua pasang kaki mungil milik Fajar dan
Senja.
 Mereka berlarian masuk masih lengkap dengan sepatunya yang berlumpur!
 Dian terduduk lemas. Sia-sia ia mengepel hampir satu jam lamanya.
 Tommy tertegun. Wajahnya kosong menatap berganti-ganti uda-nya yang
terduduk
 lemas dan keponakannya yang tertawa-tawa sambil berkejaran, menambah
kotor
 ruang tamu.

 Kepala Dian kembali berdenyut, bahkan lebih hebat dari tadi pagi.
Bayangan
 Bulan istrinya berkelebat. Bulan masih bisa tersenyum ketika peristiwa
seperti
 yang dialaminya menimpanya. Bahkan bukan hanya senja dan Fajar yang
mengotori
 lantai ketika Bulan sedang mengepel, tapi juga dirinya. Dan
sekarang...Oh,
 Bulan, aku tidak bisa tersenyum sepertimu...
 Melihat reaksi Dian, Tommy buru-buru melepas sepatunya yang juga penuh
 lumpur karena kemarin hujan turun sepanjang hari. Ditangkapnya dua
makhluk
 mungil yang masih berkejaran itu, lalu serentak diangkatnya keduanya. 
Ia
 tidak ingin marah Uda Dian meledak di depan anak-anaknya.
 Ruang tamu kembali sepi. Dian terpekur menatap lumpur sisa jejak kaki
 anak-anaknya yang membentuk pola-pola tertentu di lantai.
 Diantara pola-pola itu ia mendapati senyum teduh dan tatapan sayu penuh
 pengertian milik Bulan. Bulan hampir tak pernah  mengeluh.
 Seperti layaknya gadis-gadis Minang yang lain, ia begitu kuat bahkan
pada
 peristiwa yang paling pahit saat pernikahan keduanya ditentang Mamak
dulu.

 Yaaa, Bulan gadis dari kota Gadang, dan menurut adat ia dilarang
menikah
 dengan orang selain kota Gadang. Tapi, Islam rupanya lebih kuat
daripada
 apapun jua. Dia berhasil memboyong Bulan meski tanpa restu inyik
mamak.
Tapa
 sadar bibir Dian menggumamkan saja cinta yang selalu dibisikkannya pada
Bulan
 lirih.

 Ampaleh daun kaloyang-Diturih mangki dijamua (Engkau adalah emas dan
kami
 adalah loyang) Adik Ameh kaloyang-dima ka buliah campuan baua
(Bagaimana
 kiranya kita dapat bertemu).
 Dian tersenyum sendiri meningat betapa merah wajah Bulan setiap kali
 mendengar sajak itu, lalu jemarinya akan bergerak mencubiti perutnya,
 lalu ia tertawa terbahak-bahak.
 Heh..Uda.., kangen sama Uni, ya? sapa Tommy, membawa kembali Dian
kebumi.
 Dian tertawa.
 Bantuin Tom.., hayoh!! seru Dian sambil mengulurkan kain pel pada
adik
 satu-satunya itu. Tommy terbahak. Ia pun sigap menyambut kain pel itu.
 Nggak papalah sekali-sekali membantu Uda Dian.

 ***

 Ayah...sepatu Fajar mana  Adu, bisa terlambat ini.
 Ayaah teriak Fajar tak sabar. Wajah Dian memerah.
 Dengan gerakan kasar dimatikannya kompor gas yang dengan penggorengan
berisi
 nasi goreng diatasnya. Belum sempat dilangkahkan kakinya  menuju kamar
Fajar,
 tiba-tiba terdengar tangis Senja.
 Ayahhh.. huhuhu.. tangan Nja gatal, kena nyamuk.. huhuhu...
Aya...
 Dian mencoba menarik nafas panjang. Tangannya yang kokoh terkepal
erat-erat.
 Terdengar tangis Bayu dengan nada panjang.
 Astaghfirullahhh!!!
 Ayah.., fajar dan Senja melengking berbarengan.
 Dian tidak tahan lagi.
 Dia!!! Teriaknya menggelegar.
 Seketika itu sepi. Hanya tangis Bayu yang masih terdengar. Tentunya
karena
 ia belum mengerti apa arti kata diam.
 Dengan perlahan Dian menghampiri kamar Fajar dan Senja. Didapatinya
 keduanya berdiri mematung. Fajar menatapi dirinya dengan tatapan takut.
 Senja menangis terisak-isak. Ya Allah..ternyata aku tidak sabar
mengurusi
 mereka sendirian...
 Dengan perlahan pula Dian berlutut di hadapan kedua anaknya.
 Dipeluknya bahu keduanya.
 Maaf.. maafkan ayah sayang.., lain kali kalau minta tolong ayah
satu-satu
 dooong...
 Bunda...hik-hik...mana Bunda..? Ayah galak..hik-hik-hik.., rajuk
Senja.
 Fajar masih mematung. Namun tiba-tiba ia melepaskan diri dari pelukan
Dian
 dan berlalu dalam diam. Dian terduduk lemas di tempat tidur
anak-anaknya.
 Senja masih terisak-isak dalam pelukannya.
 Bulan.., oh, betapa aku tidak bisa mengatasi mereka seperti engkau
biasa
 mengatasi mereka. Betapa aku tidak berdaya meghadapi mereka Bulan..
Aku...

 ***
bersambung



 Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]






[balita-anda] Fw: Cerpen: -= Bulan =- (3)

2001-05-11 Terurut Topik sonya chaterina

 ***Bagian 3.

 Berulang-ulang Dian  menengok resep masakan yang dipegangnya.
 Hmm.., tambah garam lagi. Trus, bumbu masak... nah, apa lagi?
 Oya, kecap...hmmm, rasanya sudah.. ha.. siapa bilang aku Dian anak
Datuk
Sutan
 Rangkayo tak bisa memasak..? Biar Baringin Sati, Lembah Harau jadi
saksi..
aku
 Dian Kaharudin, bisa memasak.. celetuk Dian memuji dirinya sendiri.
 Anak-anak.., ayo.., Ayah sudah masak untuk kalian.., teriak Dian.
 Asiik.., ayah masak.., Senja dan Fajar berlarian menuju ruang makan.
 Dian tersenyum lebar sekali. Hari Ahad yang menyenangkan pikirnya.
 Nah,sekarang baca doa dulu...
 Allahumma bariklana fima razaqtana wakina adzabannarr..
 Ketika Fajar menyuapkan sendok pertamanya ke mulut. Dian memperhatikan
 dengan cermat wajah Fajar. Alis mata Fajar berkerut. Tiba-tiba
heeek!!!
 Fajar muntah. Dian terbelalak.
 Heeek..asin ayah.., rasanya aneh!!! protes Fajar. Dian menengok
Senja,
 siapa tahu merasakan enak. Tapi, wajah Senja juga menunjukkan ekspresi
yang
 sama. Tidak enak!!!
 Selera makan Dian langsung lenyap.
 Assalamu'alaikum.., terdengar salam di pintu depan.
 Ha..itu, Oom Tommy, yah?! Fajar buka pintunya, ya? pinta Fajar.
 Dian mengangguk.
 Lho... sedang sarapan rupanya. Hmmm, boleh juga Oom ikut ya?!
 Mata Dian sedikit berbinar. Siapa tahu Tommy merasakan enak masakannya.
 Tommu menciduk sayur. Dian menatapnya. Senja dan Fajar pun menatapnya.
 Mereka menunggu.
 Hueeek...rasanya seperti nano-nano, manis asem asiiinnn..., teriak
Tommy
 spontan. Dian menghembuskan nafas kesal.
 lho, ini Uda yang masak? Aduh Uda.. maaf, tapi memang rasanya begitu
 kok.., celetuk Tommy membela diri.
 Ya, sudah.., tolong belikan lauk sana Tom, nanti dua prajurit kecil
ini
 nggak  mau makan, perintah Dian.
 Iya dehh...

 ***

 Begitulah Bulan.., aku tidak bisa mengurus rumah tangga sepertimu..,
 aku tidak bisa telaten sepertimu.., tidak bisa sabar sepertimu..,
suara
Dian
 setengah berbisik. Digenggamnya erat jemari istrinya yang diam
terbaring.

 Dian menatap wajah pucat milik Bulan. Ya  Allah.., kenapa peristiwa itu
 menimpa istriku? Kenapa bukan menimpaku saja...
 Bulan sudah koma selama dua hari, setelah ia dirawat hampir satu bulan
 karena pendarahan otak, sepedanya ditabrak orang yang tidak bertanggung
jawab!

 Bulan.., jangan pergi., aku membutuhkanmu, Senja, Fajar dan si kecil
 Bayu..Aku berjanji membantumu mengurus mereka. Jika engkau sembuh, biar
 aku yang mencuci pakaian, aku janji akan  mengembalikan buku-buku ke
 tempatnya jika selesai kubaca, aku tidak akan menginjak lantai yang
sedang
 kau bersihkan, aku janji.., tapi jangan pergi.., pinta Dian lirih.
 Diamatinya wajah Bulan lama-lama. Seakan menanti sebuah keajaiban di
sana.
 Ya Allah..jangan ambil istriku..
 Tak lama kemudian Dian melantukan surat Yassin, disamping istrinya.
Pelan,
 dengan nada-nada gamang.
 Ketika hampir selesai surat Yassin dibacanya. Tiba-tiba Dian merasakan
 jemari Bulan yang ada dalam genggamannya bergerak. Dian tesentak!
 Ditatapnya wajah istrinya. Ya Allah..tunjukkan kebesaran-Mu.
 Oh, kelopak mata istrinya bergerak-gerak!!
 Susterrr...!!! teriak Dian histeris.

 ***

 Beberapa hari kemudian...
 Bunda..., tolong boneka Nja kakinya copot.., teriak Senja.
 Bunda tempat pensil Fajar mana
 Bulan tergopoh-gopoh mendapatkan mereka, meninggalkan lantai yang
sedang
 dibersihkannya. Bayu tiba-tiba menangis. Bulan tersenyum sambil
memberikan
 tempat pensil pada Fajar dan memperbaiki kaki boneka milik Senja.
 Assalamu'alaikum.. ini ayah pulang, tanpa melepas sepatunya, kaki
Dian
 melangkah menjejak lantai yang sudah dipel, meninggalkan pola-pola
tertentu
 dari lumpur kotor.
 Dan seperti biasa, Bulan hanya tersenyum.

-selesai-



 Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]






[balita-anda] Cerpen: -= Bulan =-(1)

2001-05-10 Terurut Topik sonya chaterina

Dear netters,

ini ada cerita bagus (menurut saya loh..)
kalau ada yg tdk berkenan atau kepanjangan saya mohon maaf


  -= Bulan =-

 ISHLAH edisi 74 tahun IV, 1997

 Dian menatap piring-piring kotor yang belum dicuci itu dengan alis mata
 bertaut dan mulut membulat. Matanya menelusuri isi dapur dengan nanar,
 piring-piring kotor itu seperti mengejeknya, sisa makanan yang hampir
 membusuk mengeluarkan bau yang menggelitik cuping hidungnya. Belum lagi
 pakaian kotor anak-anak, yang sudah menggunung di ember cucian.
 Warnanya coklat lumpur bercampur kuning kotoran bayi.
 Kemarin, Senja bermain lumpur dengan Fajar di depan rumah, dan Bayu
bayi
 mungil anak ketiganya itu rasanya tak henti-hentinya mengompol dan
buang
air
 besar. Tiba-tiba kepala Dian berdenyut-denyut. Peluh membasahi
 dahinya sebesar-besar biji jagung. Jantungnya berdebar-debar. Jemari
Dian
 memijit-mijit keningnya, lalu mengelus-elus dada dirinya.
 Ayah..! Sebuah teriakan membuat Dian serentak menoleh. Tampak di
matanya
 sosok makhluk mungil dengan rambut keriting seperti rambutnya
menatapnya
 dengan mata bulat.
 Dian terbahak-bahak. Tiba-tiba ia lupa sakitnya. Senja, gadis mungilnya
 yang baru dua setengah tahun itu, memakai baju terbalik, sepatunya pun
 terbalik. Ia membaya payung kecilnya lalu berputar-putar seperti
balerina.
 Nja cantik ya, Yah.., celotehnya.
 Sini kamu.., panggil Dian dengan senyum yang terus melebar.
 Bisa pakai baju sendiri, ya? tanya Dian sambil mencubit pipi montok
 kemerahan milik Senja. Yang ditanya mengangguk-angguk genit.
 Nja mau jalan-jalan.., seperti biasa sama Bunda.., rajuk Senja.
 Kepala Dian kembali berdenyut. Ia ingat piring-piring kotor itu, cucian
yang
 menggunung, dan pekerjaanya di kantor yang seperti membunyikan jerit
yang
 sama, Bereskanlah aku!!! Serentak diraihnya tubuh mungil Senja,
sementara
itu
 jemarinya menekan tombol-tombol telepon.
 Assalamu'alaikum..bisa bicara dengan Tommy? Dian mengiyakan ketika
suara
 di seberang menyuruhnya menunggu.
 Assalamu'alaikum. Tommy disini, bicara dengan siapa ya? terdengar
suara
 di telinga Dian.
 Ini aku Tom, bisa minta tolong? tanya Dian sambil mengeryitkan hidung
 karena rambut ikal Senja mengelitik lubang hidungnya. Senja
terkekeh-kekeh
 ketika Dian meniup lubang telinganya.
 Oh, Uda Dian. tolong apa Uda? Tommy balik bertanya.
 Kamu ke sini deh..ni anak minta jalan-jalan..
 Maksudnya Senja...?
 Iya, siapa lagi?
 Wah..sedang banyak paper nih, Da.
 Ck... tolong dong, Tom.., tolong, ya? Dian sedikit merengek.
 Yaaa..gimana, ya?
 Ayo dong Toomm.., please..
 Hhmmm, iya deh lima belas menit lagi Uda.
 Alhamdulillah.., seru Dian lega. Diacaknya rambut ikal gadis kecilnya.
 Diangkatnya tubuh mungil itu sambil berseru-seru.., diciuminya perut
mungil
 Senja. Senja terkekeh-kekeh.
 Yah.., Fajar ikut, ya?
 Lho, jagoan Ayah sudah bangun..? Sudah baca do'a bangun tidur belum?
 tanya Dian melihat kepala anak sulungnya menyembul dari balik pintu.
 Sudah, yah, jawab Fajar pelan.
 Oke, sekarang kalau mau ikut, mandi dulu. Handuknya sudah ayah siapkan
 di tempat tidurmu. Senja, ayo ayah benahi bajumu., seru Dian memberi
komando.
 Tiba-tiba terdengar tangis bayi. Kepala Dian kembali berdenyut. Bayu...

 ***
bersambung...



 Mau kenduri di kantor? Perlu nasi tumpeng? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]






[balita-anda] teletubbies dan sinchan di gazebo bandung

2001-03-02 Terurut Topik sonya chaterina

Maaf keluar dari topic

kami mau memberikan pengumuman
pada hari minggu 4 Maret 2001 di Gazebo Bandung kami akan menjual 
boneka teletubbies dan pernak-pernik sinchan
bagi yang berminat bisa datang dan melihat-lihat diseputaran Gazebo
kami berjualan di mobil

Jika diantara anda ada yang berminat untuk membeli banyak
kami menyediakan layanan pesan antar untuk daerah bandung 
untuk informasi lebih jelas hubungi :
Sonya/Rika di (022)5231853 
atau 0818857986

atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih
si baik hati dan tidak sombong,
sonya



 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















RE: [balita-anda] Tumble Tots

2001-02-28 Terurut Topik sonya chaterina


-Original Message-
From: "Seskayuni, Indri" [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tue, 27 Feb 2001 18:17:58 +0800
Subject: RE: [balita-anda] Tumble Tots

 Di jalan di belakang ex-gelael dago, pak, cuman saya nama jalannya apa
 ya...tirtayasa bukan ya, pokoknya yang ada sate enak itu lo pak
 Indri Seskayuni

Namanya Jl. Maulana Yusuf, beberapa rumah dari Gereja GKI
Gampang kok Pak nyarinya,
Walaupun nggak ada papan nama, tapi banyak tukang jualan di depannya.
Kalau no telpnya kebetulan saya nggak punya, tapi mungkin di yellow pages 
ada

salam,

   -Original Message-
   From:   muhammad taufik [SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
   Sent:   Tuesday, February 27, 2001 4:28 PM
   To: [EMAIL PROTECTED]
   Subject:Re: [balita-anda] Tumble Tots
 
   Bagi netters yang berdomisili di Bandung, tolong info alamat  no.
 telepon
   Tumble Tots yang berada di Bandung ? Terima kasih sebelumnya
  !?



 kirim cake  bunga ke 20 kota di Indonesia? klik, http://www.indokado.com  
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]





















[balita-anda] tolong nama bayi

2000-11-09 Terurut Topik sonya chaterina

saya mau minta tolong nih
kalo ada bapak/ibu yang masih nyimpen file nama -nama bayi 
terutama yang laki-laki muslim
mohon dikirimkan lewat japri
terimakasih banyak sebelumnya

salam,
sonya chaterina

si baik hati dan tidak sombong,
sonya




 2.5 Mbps InternetShop  InternetZone  Margonda Raya 340 
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]


















Re: [balita-anda] tangan basah terus karena keringat.

2000-10-12 Terurut Topik sonya chaterina

-Original Message-
From: "Rukmi, Rukmini AIS" [EMAIL PROTECTED]
Date: Wed, 11 Oct 2000 13:07:00 +0700
Subject: [balita-anda] tangan basah terus karena keringat.

 Dear netters..
 
 Tolong sharingnya, kenapa ya keponakan saya, Lia (4 tahun), tangannya
 selalu basah karena keringat??? Apakah ini ada hubungannya dengan
 penyakit tertentu??? 
didelete..

mbak rukmi yth,

Saya juga tangannya berkeringat sejak kecil, kata mama malah kalau 
nggak berkeringat itu tandanya saya sakit (waktu kecil).
Sampai sekarang (umur 22 th), alhamdullilah saya baik-baik saja
walaupun kata orang tangan berkeringat itu tandanya kena penyakit 
jantung, dll... Tapi setelah saya cek ke dokter, ternyata jantung saya 
normal tuh

Dulu saya anggap hal ini aneh atau kelainan, tapi sejak kuliah saya 
jadi menemukan banyak teman yang punya masalah serupa, so sekarang sih 
gak pernah dipikirin lagi.

Teman saya ada yang bilang, tangan basah bisa diterapi ke internis, 
namun saya belum coba karena sampai sekarang tangan basah tidak 
menimbulkan masalah yang berarti buat saya, paling malu kalau diajak 
salaman ama orang :)

segitu aja sharing dari saya,

salam,




### FREE DOMAIN [.COM|.NET|.ORG *]  http://www.indoglobal.com  ##
 Kirim bunga ke-20 kota di Indonesia? Klik, http://www.indokado.com
 Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED]
Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]