[balita-anda] Kerang vs Logam Berat

2002-07-18 Terurut Topik Maminya Ecrot

Rekan-rekan BA,

Berita mengenai ditolaknya kerang-kerang Indonesia di
negara-negara Uni Eropa akibat pencemaran logam berat,
semakin merebak melaui email antar teman dan posting
dibeberapa milist.

Dari milist tetangga saya dapatkan link mengenai informasi
lebih lengkap tentang pencemaran logam berat pada hasil
perikanan. Rekan-rekan netters dapat membacanya di;

 http://www.oseanologi.lipi.go.id/cemarlogamberat.htm

Selain itu ada tips/saran yang cukup baik dalam usaha
menetralisir logam berat yang sudah terlanjur masuk di
dalam tubuh kita, yaitu dengan cara membiasakan diri minum
susu dan mengkonsumsi makan berserat  tinggi serta telur.

Protein dalam telur dapat mengendapkan logam berat,
sedangkan susu mempunyai kemampuan mengkhelat (mengikat)
logam-logam berat yang bertebaran di sekitar kita akibat
polusi. Dengan demikian susu bermanfaat untuk meminimalisir
dampak keracunan logam berat yang secara tidak sengaja
masuk ke dalam tubuh karena lingkungan yang terpolusi. 

mengkonsumsi makanan mengandung serat tinggi seperti
buah-buahan, sayuran, bawang, dan
kacang-kacangan, yang mengandung serat-serat pektin,
lignin, dan beberapa hemiselulosa dari polisakarida lain
yang larut dalam air, vitamin C, serta bioflavanoid dapat
menetralkan timbel dan mengurangi penyerapan logam berat
melalui sistem pencernaan kita.

Mudah-mudahan informasi di atas dapat bermanfaat bagi kita.

CMIIW,
~Maminya Ecrot~


-Original Message-
From: Lilis Suryawati 
Subject: [balita-anda] FW: Hati2 buat yang doyan kerang 
Date: Mon, 01 Jul 2002 20:03:41 -0700 

Dear All Netters,
 
Sekedar informasi buat para ibus dan bapas yang doyan
kerang termasuk saya
salah satunya..


 

Hati2 ya buat yang doyan makan kerang. Take care!!

MAKAN KERANG TAK LAGI NIKMAT

  Dengan luas laut yang maha besar, potensi kelautan
Indonesia tentu
  saja sangat menjanjikan. Sayang banyak kendala yang
harus dihadapi.
  Salah satunya adalah pencemaran yang sudah pada taraf
memprihatinkan.
  Ini mengakibatkan produk laut, seperti
kerang-kerangan, tidak laku
  diekspor. Bagi penyuka makanan laut, kudu waspada!
 
 
 
  www.molluscan.com','view','100','100'); Zainal
Arifin, Ph.D.,
  peneliti dari Oseanologi LIPI menjelaskan bahwa
pencemaran kerang di
  Indonesia Timur dibanding dengan pulau Jawa dan
sekitarnya mencapai 10
  hingga 20 kali lipat. Meski hasil penelitiannya belum
tuntas, namun
g! t;  kondisi ini perlu membuat kita hati-hati
terutama bagi penggemar
  kerang-kerangan.
 
  Kasus ditolaknya kerang-kerang Indonesia di
negara-negara Uni Eropa
  menunjukkan bahwa kondisi perairan kita cukup
memprihatinkan.
 
  Kerang, banyak dihasilkan di daerah sekitar teluk
Jakarta, seperti
  Muara Angke (yang terbesar) dan Cilincing. Kerang
hijau (Perna
  viridis) dan kerang darah (Anadara granosa) merupakan
jenis kerang
  yang banyak penggemarnya. Namun, untuk ekspor, kali
ini Indonesia
  banyak mendapat ganjalan karena indikasi banyaknya
racun di kerang.
 
  Diketahui, kerang hijau lebih dikenal sebagai kerang
yang bersifat 
  vacuum cleaner karena ia menjaring logam-logam berat
seperti : Pb
  ! (timbal), kadmium (Cd), maupun tembaga (Cu).
Sementara, kerang darah
  lebih parah lagi. Karena hidup di dalam lumpur, ia
bahkan dapat
  memakan sedimen. Logam-logam berat ini bila masuk ke
dalam tubuh tidak
  bisa keluar. Ia akan terpendam di dalamnya.
Logam-logam ini akan
  menjadi racun di dalam tubuh.
 
  Aumnus doktor dari Kanada bidang ekotoksikologi ini
menjelaskan,
  racun-racun ini dapat membuat sistem syaraf lemah, IQ
turun, dan
  berpengaruh ke tulang. Yang berbahaya, bila racun
tadi dideposit
  tulang dan mengendap di dalamnya. Karena bisa terjadi
salah tangkap,
  kadmium yang mengendap di sana bisa dianggap kalsium
dan diserap
  tulang.
 
  Menurut Zainal Arifin, penelitiannya ini masih
bersifat rahasia karena
g! t;  belum selesai. Namun, ia mengungkap sebagian
yang perlu untuk
kita
  ketahui. Dikatakannya, sebenarnya untuk dikonsumsi,
kerang-kerang itu
  harus bebas logam-logam berat dalam jumlah nol (0%).
Kalaupun ada
  ambang batasnya, biasanya sekitar 0,05. Itu, biasanya
diterapkan di
  negara-negara maju.
 
  Sementara, di Indonesia, terutama di wilayah Muara
Angke memiliki
  nilai konsentrasi yang cukup tinggi bahkan paling
tinggi dibanding
  daerah-daerah Jakarta lainnya.
 
  Dari hasil penelitiannya, angka konsentrasi itu ada
yang mencapai
  angka 1,8 atau hampir 2. Kebanyakan di atas 1
konsentrasinya. Kondisi
  ini tentu memprihatinkan kita, dan, cukup untuk
membuat kita
  berhati-hati dalam mengonsumsi makanan kerang.
g! t; 
  Seperti diketahui, pelaksanaan program langit biru,
sebenarnya sudah
  dimulai November 2001- di mana bahan bakar bensin
yang digunakan harus
  bebas timbal. Bahkan diharapkan 2003 seharusnya
Jakarta sudah bebas
  bensin timbal. Namun, bila konsentrasi logam berat di
kerang masih
  tinggi, ini menunjukkan adanya indikasi bahwa program
bebas timbal
  masih perlu 

Re: [balita-anda] Kerang vs Logam Berat

2002-07-18 Terurut Topik Patricia Soetjipto

Memang sudah seharusnya kita peduli dengan lingkungan dan pencemaran yang
terjadi sekarang ini.

- Original Message -
From: Maminya Ecrot [EMAIL PROTECTED]
To: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Friday, July 19, 2002 11:03 AM
Subject: [balita-anda] Kerang vs Logam Berat


 Rekan-rekan BA,

 Berita mengenai ditolaknya kerang-kerang Indonesia di
 negara-negara Uni Eropa akibat pencemaran logam berat,
 semakin merebak melaui email antar teman dan posting
 dibeberapa milist.

 Dari milist tetangga saya dapatkan link mengenai informasi
 lebih lengkap tentang pencemaran logam berat pada hasil
 perikanan. Rekan-rekan netters dapat membacanya di;

  http://www.oseanologi.lipi.go.id/cemarlogamberat.htm

 Selain itu ada tips/saran yang cukup baik dalam usaha
 menetralisir logam berat yang sudah terlanjur masuk di
 dalam tubuh kita, yaitu dengan cara membiasakan diri minum
 susu dan mengkonsumsi makan berserat  tinggi serta telur.

 Protein dalam telur dapat mengendapkan logam berat,
 sedangkan susu mempunyai kemampuan mengkhelat (mengikat)
 logam-logam berat yang bertebaran di sekitar kita akibat
 polusi. Dengan demikian susu bermanfaat untuk meminimalisir
 dampak keracunan logam berat yang secara tidak sengaja
 masuk ke dalam tubuh karena lingkungan yang terpolusi.

 mengkonsumsi makanan mengandung serat tinggi seperti
 buah-buahan, sayuran, bawang, dan
 kacang-kacangan, yang mengandung serat-serat pektin,
 lignin, dan beberapa hemiselulosa dari polisakarida lain
 yang larut dalam air, vitamin C, serta bioflavanoid dapat
 menetralkan timbel dan mengurangi penyerapan logam berat
 melalui sistem pencernaan kita.

 Mudah-mudahan informasi di atas dapat bermanfaat bagi kita.

 CMIIW,
 ~Maminya Ecrot~

 
 -Original Message-
 From: Lilis Suryawati
 Subject: [balita-anda] FW: Hati2 buat yang doyan kerang
 Date: Mon, 01 Jul 2002 20:03:41 -0700

 Dear All Netters,

 Sekedar informasi buat para ibus dan bapas yang doyan
 kerang termasuk saya
 salah satunya..




 Hati2 ya buat yang doyan makan kerang. Take care!!

 MAKAN KERANG TAK LAGI NIKMAT

   Dengan luas laut yang maha besar, potensi kelautan
 Indonesia tentu
   saja sangat menjanjikan. Sayang banyak kendala yang
 harus dihadapi.
   Salah satunya adalah pencemaran yang sudah pada taraf
 memprihatinkan.
   Ini mengakibatkan produk laut, seperti
 kerang-kerangan, tidak laku
   diekspor. Bagi penyuka makanan laut, kudu waspada!
  
  
  
   www.molluscan.com','view','100','100'); Zainal
 Arifin, Ph.D.,
   peneliti dari Oseanologi LIPI menjelaskan bahwa
 pencemaran kerang di
   Indonesia Timur dibanding dengan pulau Jawa dan
 sekitarnya mencapai 10
   hingga 20 kali lipat. Meski hasil penelitiannya belum
 tuntas, namun
 g! t;  kondisi ini perlu membuat kita hati-hati
 terutama bagi penggemar
   kerang-kerangan.
  
   Kasus ditolaknya kerang-kerang Indonesia di
 negara-negara Uni Eropa
   menunjukkan bahwa kondisi perairan kita cukup
 memprihatinkan.
  
   Kerang, banyak dihasilkan di daerah sekitar teluk
 Jakarta, seperti
   Muara Angke (yang terbesar) dan Cilincing. Kerang
 hijau (Perna
   viridis) dan kerang darah (Anadara granosa) merupakan
 jenis kerang
   yang banyak penggemarnya. Namun, untuk ekspor, kali
 ini Indonesia
   banyak mendapat ganjalan karena indikasi banyaknya
 racun di kerang.
  
   Diketahui, kerang hijau lebih dikenal sebagai kerang
 yang bersifat 
   vacuum cleaner karena ia menjaring logam-logam berat
 seperti : Pb
   ! (timbal), kadmium (Cd), maupun tembaga (Cu).
 Sementara, kerang darah
   lebih parah lagi. Karena hidup di dalam lumpur, ia
 bahkan dapat
   memakan sedimen. Logam-logam berat ini bila masuk ke
 dalam tubuh tidak
   bisa keluar. Ia akan terpendam di dalamnya.
 Logam-logam ini akan
   menjadi racun di dalam tubuh.
  
   Aumnus doktor dari Kanada bidang ekotoksikologi ini
 menjelaskan,
   racun-racun ini dapat membuat sistem syaraf lemah, IQ
 turun, dan
   berpengaruh ke tulang. Yang berbahaya, bila racun
 tadi dideposit
   tulang dan mengendap di dalamnya. Karena bisa terjadi
 salah tangkap,
   kadmium yang mengendap di sana bisa dianggap kalsium
 dan diserap
   tulang.
  
   Menurut Zainal Arifin, penelitiannya ini masih
 bersifat rahasia karena
 g! t;  belum selesai. Namun, ia mengungkap sebagian
 yang perlu untuk
 kita
   ketahui. Dikatakannya, sebenarnya untuk dikonsumsi,
 kerang-kerang itu
   harus bebas logam-logam berat dalam jumlah nol (0%).
 Kalaupun ada
   ambang batasnya, biasanya sekitar 0,05. Itu, biasanya
 diterapkan di
   negara-negara maju.
  
   Sementara, di Indonesia, terutama di wilayah Muara
 Angke memiliki
   nilai konsentrasi yang cukup tinggi bahkan paling
 tinggi dibanding
   daerah-daerah Jakarta lainnya.
  
   Dari hasil penelitiannya, angka konsentrasi itu ada
 yang mencapai
   angka 1,8 atau hampir 2. Kebanyakan di atas 1
 konsentrasinya. Kondisi
   ini tentu memprihatinkan kita, dan, cukup untuk
 membuat kita
   berhati-hati dalam