[balita-anda] RE :[balita-anda] Perkembangan Mental Anak :thanks

2000-04-30 Terurut Topik nining


mama fahmi, mama john, mama dafi,...
makasih banyak atas semua sharing pengalamannya. juga kebetulan pagi ini babycenter 
mengirim my baby this week-nya, dan ada yang terkait dengan permasalahan saya Saya 
jadi nggak kuatir seperti sebelumnya lagi, walaupun mungkin tetap harus banyak 
belajar,...
sekali lagi makasih banyak ! Semoga share-nya bisa bermanfaat juga untuk yang lain.

-aya's mom-



Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-28 Terurut Topik mamanya Dafi

Mbak Nining,
Memang begitu kok, meskipun saya sudah berusaha
sebanyak mungkin mencari tahu tentang tahap
perkembangan anak, kadang tidak bisa selalu mulus
jalannya. Malah Dafi lebih gawat lagi, kalau
permintaannya tidak dipenuhi dia nangis keras-keras
sambil guling-guling di lantai (nggak tahu niru siapa
ya he..he..he..) atau benturin kepala ke dinding atau
pintu. Kalau saya ngatasinya :
1. Kalau memang bahaya, tetap nggak dikasi. Kalau dia
mulai benturin kepala atau guling-guling, saya
pindahin ke kasur trus dikasi tahu baik-baik biasanya
saya bilang "Dafi tidak semua keinginan Dafi bisa
dipenuhi, mama nggak akan biarkan kalau itu bahaya
buat Dafi', sambil dicariin alternatif, atau di
gendong keluar cari pemandangan.
2. Kalau tidak mempan juga, saya tinggalin seolah-olah
saya nggak peduli, tapi jangan sampai ada kesan kita
marah, jadi istilahnya di 'time out'. Aturannya untuk
tiap umur dikali 1 menit, jadi sekarang Dafi hampir 2
tahun saya diemin sekitar 2 menit, kadang bisa reda
(kalau keinginannya nggak kuat), tapi kalau masih juga
atau tambah parah, saya datangi dan saya peluk tapi
diem aja, yang penting dia tahu kita ngerti dia kesal.
Biasanya lama-lama reda.
3. Kalau sudah reda beri perhatian lebih misalnya
dipeluk, dicium sambil diberi pujian ' Nah gitu dong,
anak sholeh kan nggak suka mainin gunting soalnya
bahaya'.
Kadang teknik harus dikombinasi,misalnya nomor 1 dulu
trus 2, kadang dibalik atau bolak balik 1-2-1. Intinya
tergantung feeling.
Ada juga aturan baku yang harus dijalankan, misalnya 
1. Sebelum 1 tahun kalau naik mobil dia harus di
belakang, jadi selama dia nggak mau di belakang mobil
nggak akan jalan. Setelah 1 tahun dia boleh di depan,
dipangku atau duduk sendiri di tengah, kalau dia masih
berdiri tidak akan jalan.
2. Dia boleh main setir (Dafi hobby sekali nyetir
mobil), kalau sedang parkir. Jadi begitu saya atau
papanya masuk mau nyetir, dia langsung pindah ke
sebelah dan duduk manis.
Yang penting, sekali aturan diterapkan semua harus
kompak termasuk baby sitternya. Memang usahakan
sedikit saja menggunakan kata 'jangan', jadi misalnya
anak mainin TV, kita bilang 'TV bukan mainan, yok kita
main gelang susun' sambil dipindahkan, kalau masih
juga, cabut kabelnya (tanpa dia tahu), kalau nangis
mulai gunakan teknis di atas, contoh lain kalau dia
mainin jambangan bunga kaca kita bilang 'Ini jambangan
mama, mama nggak mau kalau ini pecah, lagipula nanti
Dafi luka, kita main pukul-pukul kotak plastik yuk'
dsb.
Yang perlu disadari 
1. Anak tidak seperti kita yang bisa mengalihkan
perhatian, jadi kalau dilarang harus diikuti dengan
alternatif, kalau tidak dia tidak bisa berhenti. 
2. Tugas kita untuk 'menyingkirkan' benda berbahaya
dari sekitar anak, jadi sifatnya antisipatif, jangan
hanya melarang kalau sudah dipegang. 
3. Mulai biasakan masalah kepemilikan, misalnya ini
tas mama bukan untuk dibongkar-bongkar, ini jam papa
bukan untuk dibanting. Kalau dia mengerti akan lebih
mudah mengambil benda yang tidak boleh dia pegang.Saya
tinggal bilang 'Ini kan tas mama', sambil saya ambil
biasanya dia nggak akan protes.
4. Supaya tidak kebanyakan 'jangan' pilih yang
benar-benar penting (buat list nya), terutama yang
berhubungan dengan keselamatan, tapi kalau cuma bikin
rumah berantakan, kotor, atau berisik sih biarkan
saja. Misalnya dia suka naik-turun kursi awasi saja
dari jauh karena dia juga perlu eksperimen.
Kalau kita ibu bekerja pasti ada perasaan kuat untuk
memanjakan anak sebagai pengganti kehadiran kita yang
kurang tapi akibatnya bisa merusak dasar disiplin yang
sudah dibangun, jadi berpulang kepada kita untuk
mengambil resikonya. Kadang Dafi minta perlindungan
saya kalau giginya mau di gosok sama baby sitternya,
tapi reaksi saya paling hanya bilang ' Ayo sikat gigi
biar giginya sehat' sambil pergi atau saya ambil
sikatnya dan giginya saya sikat meskipun harus tahan
mendengar tangisannya. Anak sendiri bertingkah laku
sesuai dengan siapa yang dihadapi, jadi kalau kita
konsisten dia tidak akan 'bertingkah' saat kita ada
atau tidak.
Gitu lho mbak Ning, rasanya kalau ngomongin anak nggak
akan habis ya, maaf kalau kepanjangan.

Mamanya Dafi

--- nining <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


__
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online and get email alerts with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com/

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]














Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-27 Terurut Topik Stella Martini

Mbak Nining, apa kabar ??

John (sekarang 21 bulan) sejak beberapa bulan yl, mulai doyan ngotot...dengan cara 
nangis (masih untung engga pernah sampe muntah, malah engga pernah lewat dari satu 
menit). Cuma, nangisnya kenceng banget kayak abis jatuh apa dipukul gitu. Orang 
serumah juga heran dia dapet ide nangis dari mana. Pokoknya kalau dilarang melakukan 
atau memegang sesuatu, pasti langsung nangis kenceng. Pertamanya sih saya engga tega, 
jadi akhirnya saya bolehin saja. Eh, jadi keseringan. Engga bisa deh.

Suatu hari, saya lupa kenapa, pokoknya dilarang sesuatu, dia nangis kenceng as always. 
Kali ini kami semua kompak mendiamkannya, sambil dibilangin bahwa kami melarang bukan 
karena engga sayang, engga lupa pasang tampang bahwa kami engga suka sama kelakuannya, 
engga lama kemudian dia diem.

Sejak saat itu, kami selalu bilang sama John, bahwa ada yang boleh dan ada yang tidak 
boleh. Ada barang yang boleh dipegang ada yang tidak. Pokoknya engga semua serba 
boleh. Pertama-tama ya engga ngerti dia, jadi setiap kali mau melarang kami ingatkan 
:John kan udah tau, ada yang boleh ada yang tidak. Yang ini bukan punya John dan bukan 
mainan, jadi John tidak boleh pegang. Kalau dia mau nangis, saya tambahin ; "John juga 
tau, biarin John nangis, mama tetep engga kasih, ini bahaya, mama sayang sama John, 
mama engga mau John celaka." Eh, manjur loh, engga lama kemudian, John ngerti tuh. Dia 
malah sekarang bisa bilang, "duduk meja tak (sambil geleng-geleng) boeh." Saya puji 
dia, John pinter sekali, sekarang udah ngerti. 

Memang engga dalam segala hal dia mau dibilangin bae-bae begitu, masih juga dia suka 
ngotot. Biasanya saya akan coba alihkan perhatiannya pada hal-hal kesukaannya. 
Misalnya, ayo kita ke depan lihat layang-layang, atau eh liat si Molly (anjing kami) 
makannya habis engga, atau apa aja deh. Sambil secepat kilat mengambil barang yang 
dipegang atau menggedongnya menjauhi yang dilarang. Yang penting jangan pernah bohong 
hanya demi mengalihkan perhatian, anak engga akan percaya lagi sama kita.

Kadang-kadang, tipuan itu engga berhasil juga, so saya biarkan dia nangis sebentar. 
Habis, kalau diturutin, berarti kita engga konsisten dong. Oh ya, penting sekali loh 
konsisten  itu. Psikolog bilang, kalau kita engga konsisten, si anak jadi bingung dan 
cenderung jadi sulit menentukan sikap (mengendalikan emosi). Kalau hari ini kita 
bilang engga boleh mainin handphone, ya seterusnya (siapapun juga yang ngeliat) harus 
konsisten melarangnya untuk mainin handphone. Setiap larangan harus disertai 
penjelasan yang masuk akal.

Emang susah ya...tapi gitu deh resiko jadi ortu (yang baik). Selamat mencoba..!

mama john
--

On Fri, 28 Apr 2000 10:54:37   nining wrote:
>dear mamanya dafi dan para netters,
>Sejak awal sebetulnya  saya sudah berlangganan babycenter spt yang mama dafi
>sarankan, baca-baca bbrp buku psikologi anak, jadi penggemar Leila Ch
>Budiman,... tapi saya masih bingung dengan sikap yang harus saya ambil
>menghadapi aya (16,5 bulan). Kata ayahbunda, ada fase anak dimana dia merasa
>'menjadi pusat dunia', kalau tidak salah usia 2-3 tahun. Tapi sepertinya
>saya sudah mulai menghadapinya. Kalau dilarang atau tidak dituruti
>kemauannya, aya sekarang jadi suka menangis keras, dan kadang sampai muntah.
>Sepertinya sih belum sampai taraf 'vomiting on demand', cuman muntah karena
>fisiologis akibat nangis. Tapi akibatnya saya jadi cenderung 'lebih baik
>memperbolehkan'drpd nantinya dia nangis (dan muntah).
>Saya juga jadi bingung sendiri batas-batas boleh dan tidak. Padahal kita kan
>harus konsisten. Disamping itu saya juga nggak mau aya jadi memanfaatkan
>tangis sebagai senjata untuk mendapatkan sesuatu.
>
>Kata buku psikologi sih, jangan berkata 'jangan', biarkan anak
>bereksplorasi, dst. Dari sini sih saya  cenderung menuruti saja apa maunya,
>kecuali yang berbahaya, tentu, misalnya kabel/listrik. Tapi efeknya selain
>babysitter saya yang tidak setuju, dia juga manja sekali pada saya. Kalau
>saat saya bekerja dia bisa mainan dengan 'manis' diruang depan, begitu saya
>pulang dia minta gendong dan minta macam-macam.
>
>Kalau kebetulan barang yang dipegang berbahaya  dan  saya bermaksud menukar
>dg yang lain, dia nggak akan mau dan barang tsb malah dibanting. Kata buku
>psikologi juga dialihkan perhatiannya, tapi bagaimana caranya, wong dia
>kalau sudah 'keukeuh' minta itu ya harus itu. Ditunjukin buku yang dia
>senangi pun nggak akan mempan.
>
>Saya juga sering mencoba untuk mengajak bicara baik-baik untuk meredakan
>tangisnya, atau pernah juga saya coba membiarkan dia menangis dulu, baru
>saya dekati. Keduanya membuat dia menangis lebih kencang. Apalagi kata
>Daniel Coleman kita nggak boleh 'membiarkan' emosi anakya saya makin
>bingung, apa sebetulnya ada kesalahan perlakuan dari saya, atau baby
>sitternya shg dia jadi seperti itu, ya.. soalnya dulu dia nggak se'keras'
>ini. Atau dia memang sedang dalam fase ini, tapi bagaimana cara saya
>menghadapinya supaya bisa 'lolos' dan nggak s

Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-27 Terurut Topik Silvy Indriani

Mbak Nining,

Si kecil Fahmi-ku juga udah mulai seperti itu. Bahkan pada usia 3 bulan
lebih awal daripada Aya (13 bulan). Gejalanya sama seperti Aya. Kalo pingin
apa-apa mau ya itu. Kalo dilarang nangis kenceng (bombay). Tapi begitu
dikasih, langsung diam.
Awalnya fahmi mau kalau yang dimintanya ditukar dengan yang lain. Tapi
lama-lama ngga mau juga. Yang lebih bikin khawatir lagi, tiap dibawa pergi
naik mobil maunya ikut nyetir sama papanya. Kalo ngga dibolehin marah sama
nangis. Dikasih mainan lain udah ngga mempan sama sekali.
Tapi waktu itu, terlintas dalam pikiran saya untuk mencoba mengganti
keinginannya dengan "SAYANG". Waktu itu fahmi minta nyetir sama papanya
(tahu kan... jalan surabaya ruwetnya kayak gimana). Ngga saya bolehin sampai
teriak-teriak di dalam mobil. Saya coba dekap dia erat-erat sambil kepalanya
saya usap-usap, pinggulnya saya "pok-pok" pakai perasaan sayang banget.
Ternyata cara ini manjur juga... Emosinya mereda.
Pada waktu yang lain, saya coba terapkan cara ini kalau dia minta sesuatu
yang aneh-aneh. Kalau fahmi sudah mulai nangis kenceng, langsung saya bayar
larangan saya itu dengan gendong atau dekapan sayang sambil saya carikan
pemandangan yang kira-kira menarik buatnya. Kesannya memang fahmi jadi
manja. Tapi ya itu merupakan tahap awal mengajari anak supaya bisa dikasih
tahu.
Mungkin bisa dicoba. Intinya, bayar larangan anda dengan "SAYANG". Kasih
sayang yang bisa menyejukkan hatinya dan meredakan emosinya.

- Original Message -
From: nining <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak


> dear mamanya dafi dan para netters,
> Sejak awal sebetulnya  saya sudah berlangganan babycenter spt yang mama
dafi
> sarankan, baca-baca bbrp buku psikologi anak, jadi penggemar Leila Ch
> Budiman,... tapi saya masih bingung dengan sikap yang harus saya ambil
> menghadapi aya (16,5 bulan). Kata ayahbunda, ada fase anak dimana dia
merasa
> 'menjadi pusat dunia', kalau tidak salah usia 2-3 tahun. Tapi sepertinya
> saya sudah mulai menghadapinya. Kalau dilarang atau tidak dituruti
> kemauannya, aya sekarang jadi suka menangis keras, dan kadang sampai
muntah.



Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]














Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-27 Terurut Topik nining

dear mamanya dafi dan para netters,
Sejak awal sebetulnya  saya sudah berlangganan babycenter spt yang mama dafi
sarankan, baca-baca bbrp buku psikologi anak, jadi penggemar Leila Ch
Budiman,... tapi saya masih bingung dengan sikap yang harus saya ambil
menghadapi aya (16,5 bulan). Kata ayahbunda, ada fase anak dimana dia merasa
'menjadi pusat dunia', kalau tidak salah usia 2-3 tahun. Tapi sepertinya
saya sudah mulai menghadapinya. Kalau dilarang atau tidak dituruti
kemauannya, aya sekarang jadi suka menangis keras, dan kadang sampai muntah.
Sepertinya sih belum sampai taraf 'vomiting on demand', cuman muntah karena
fisiologis akibat nangis. Tapi akibatnya saya jadi cenderung 'lebih baik
memperbolehkan'drpd nantinya dia nangis (dan muntah).
Saya juga jadi bingung sendiri batas-batas boleh dan tidak. Padahal kita kan
harus konsisten. Disamping itu saya juga nggak mau aya jadi memanfaatkan
tangis sebagai senjata untuk mendapatkan sesuatu.

Kata buku psikologi sih, jangan berkata 'jangan', biarkan anak
bereksplorasi, dst. Dari sini sih saya  cenderung menuruti saja apa maunya,
kecuali yang berbahaya, tentu, misalnya kabel/listrik. Tapi efeknya selain
babysitter saya yang tidak setuju, dia juga manja sekali pada saya. Kalau
saat saya bekerja dia bisa mainan dengan 'manis' diruang depan, begitu saya
pulang dia minta gendong dan minta macam-macam.

Kalau kebetulan barang yang dipegang berbahaya  dan  saya bermaksud menukar
dg yang lain, dia nggak akan mau dan barang tsb malah dibanting. Kata buku
psikologi juga dialihkan perhatiannya, tapi bagaimana caranya, wong dia
kalau sudah 'keukeuh' minta itu ya harus itu. Ditunjukin buku yang dia
senangi pun nggak akan mempan.

Saya juga sering mencoba untuk mengajak bicara baik-baik untuk meredakan
tangisnya, atau pernah juga saya coba membiarkan dia menangis dulu, baru
saya dekati. Keduanya membuat dia menangis lebih kencang. Apalagi kata
Daniel Coleman kita nggak boleh 'membiarkan' emosi anakya saya makin
bingung, apa sebetulnya ada kesalahan perlakuan dari saya, atau baby
sitternya shg dia jadi seperti itu, ya.. soalnya dulu dia nggak se'keras'
ini. Atau dia memang sedang dalam fase ini, tapi bagaimana cara saya
menghadapinya supaya bisa 'lolos' dan nggak salah treatment seperti yang
dibilang mamanya dafi,...

Mungkin sepertinya sepele ya, tapi bukankah kita (orangtua) yang memberi
warna bagi anak-anak kita,... dan itu semua tergantung dari apa yang kita
lakukan terhadap mereka, kan...
Mohon maaf kepanjangan, ada yang bisa bantu saya ? pak khoerul bisa share
apa yang dialami ?

Tks & salam manis,
-ibunya aya-

 "mamanya Dafi " wrote :


> Pak,
> Mungkin buku-buku seperti itu bisa didapat di toko
> buku besar misalnya karangan dokter Brezelton.
> Tapi kalau bapak punya akses internet, lebih praktis
> kalau kita langganan newletter gratis dari web site
> per bayi an misalnya seperti baby centre atau pampers
> institut, jadi saat anak bapak tambah umur (bulan atau
> tahun) mereka kirimkan artikel yang sesuai dengan
> perkembangan fisik dan metal anak bapak. Kalau bagi
> saya ini sangat praktis dan sesuai dengan kebutuhan
> saat itu. Tapi bedasarkan perkembangan yang saya
> lihat, anak akan akan mulai menunjukkan identitas dan
> egonya mulai umur 2 tahun, antar 2-3 tahun adalah masa
> yang rawan dari segi pembentukan kepribadian sehingga
> jika kita salah treatment terhadap tingkah laku anak
> maka akan berpengaruh pada kepribadiannya di masa
> datang.
>
> Mamanya Dafi
>



Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]














RE: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-27 Terurut Topik mamanya Dafi

Pak Khoerul,
Ini alamatnya :
http://www.babycenter.com/
http://www.pampers.com/
Semoga berguna ya.

Mamanya Dafi

--- Khoerul Anwar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Salam,
>   Mamanya Dafi .
> Boleh tahu HomePage yang di maksud.
> 
> Thanx sharingnya
> 
> Wassalam,


__
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online and get email alerts with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com/

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]














RE: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-27 Terurut Topik Khoerul Anwar

Salam,
Mamanya Dafi .
Boleh tahu HomePage yang di maksud.

Thanx sharingnya

Wassalam,

> --
> From: mamanya Dafi[SMTP:[EMAIL PROTECTED]]
> Reply To: [EMAIL PROTECTED]
> Sent: Thursday, April 27, 2000 11:34 AM
> To:   [EMAIL PROTECTED]
> Subject:  Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak
> 
> Pak,
> Mungkin buku-buku seperti itu bisa didapat di toko
> buku besar misalnya karangan dokter Brezelton.
> Tapi kalau bapak punya akses internet, lebih praktis
> kalau kita langganan newletter gratis dari web site
> per bayi an misalnya seperti baby centre atau pampers
> institut, jadi saat anak bapak tambah umur (bulan atau
> tahun) mereka kirimkan artikel yang sesuai dengan
> perkembangan fisik dan metal anak bapak. 
> 
--Delete -

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]














Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-26 Terurut Topik mamanya Dafi

Pak,
Mungkin buku-buku seperti itu bisa didapat di toko
buku besar misalnya karangan dokter Brezelton.
Tapi kalau bapak punya akses internet, lebih praktis
kalau kita langganan newletter gratis dari web site
per bayi an misalnya seperti baby centre atau pampers
institut, jadi saat anak bapak tambah umur (bulan atau
tahun) mereka kirimkan artikel yang sesuai dengan
perkembangan fisik dan metal anak bapak. Kalau bagi
saya ini sangat praktis dan sesuai dengan kebutuhan
saat itu. Tapi bedasarkan perkembangan yang saya
lihat, anak akan akan mulai menunjukkan identitas dan
egonya mulai umur 2 tahun, antar 2-3 tahun adalah masa
yang rawan dari segi pembentukan kepribadian sehingga
jika kita salah treatment terhadap tingkah laku anak
maka akan berpengaruh pada kepribadiannya di masa
datang.

Mamanya Dafi

--- Khoerul Anwar <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Salam,
>   Ada yang punya artikel mengenai perkembangan Mental
> Balita, kapan sifat ego nya tumbuh dan sudah belajar
> berontak, menolak anjuran orang tua.
> Akan sangat berguna sekali bagi Bapak / Ibu muda
> yang mulai binggung, karena si kecil yang tadinya
> manis, imut dan penurut sekarang sudah mulai berani
> sama ibu bapaknya, semua kemauannya harus di penuhi.
> 
> Terimakasih atas sharingnya
> 
> Pareng
> 
> Wassalam,


__
Do You Yahoo!?
Talk to your friends online and get email alerts with Yahoo! Messenger.
http://im.yahoo.com/

Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]














Re: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-26 Terurut Topik Yulianti

Pak Khoerul,

Kalo bapak langganan majalah ayah-bunda, artikel perkembangan anak balita
per umur bisa bapak temukan pada setiap edisi. Mungkin bapak bisa lihat di
websitanya www.ayahbunda-online.com. semoga membantu.

yuli

-Original Message-
From: Khoerul Anwar <[EMAIL PROTECTED]>
To: '[EMAIL PROTECTED]' <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: Dinni K. <[EMAIL PROTECTED]>; Mia Amalia <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thursday, April 27, 2000 10:52 AM
Subject: [balita-anda] Perkembangan Mental Anak


>Salam,
> Ada yang punya artikel mengenai perkembangan Mental Balita, kapan sifat
ego nya tumbuh dan sudah belajar berontak, menolak anjuran orang tua.
>Akan sangat berguna sekali bagi Bapak / Ibu muda yang mulai binggung,
karena si kecil yang tadinya manis, imut dan penurut sekarang sudah mulai
berani sama ibu bapaknya, semua kemauannya harus di penuhi.
>
>Terimakasih atas sharingnya
>
>Pareng
>
>Wassalam,
>
>
>
>Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
>->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html
>Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
>Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]
>
>
>
>
>
>
>
>
>
>


Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]














[balita-anda] Perkembangan Mental Anak

2000-04-26 Terurut Topik Khoerul Anwar

Salam,
Ada yang punya artikel mengenai perkembangan Mental Balita, kapan sifat ego 
nya tumbuh dan sudah belajar berontak, menolak anjuran orang tua.
Akan sangat berguna sekali bagi Bapak / Ibu muda yang mulai binggung, karena si kecil 
yang tadinya manis, imut dan penurut sekarang sudah mulai berani sama ibu bapaknya, 
semua kemauannya harus di penuhi.

Terimakasih atas sharingnya

Pareng

Wassalam,



Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com
->Aneka kado pilihan untuk anak, http://www.indokado.com/kado.html 
Etika berinternet, kirim email ke: [EMAIL PROTECTED]
Berhenti berlangganan, e-mail ke:  [EMAIL PROTECTED]