Re: [balita-anda] perokok pasif
Kalau saya sendiri selama sudah punya rumah sendiri (sudah sekitar 9 tahun), saya terapkan peraturan Tidak ada yang boleh merokok di dalam rumah - siapapun dia (and I Mean Anybody). Saya juga menempel stiker "No Smoking" di pintu depan dan seluruh ruangan. Saya kira sebaiknya jika demi kebaikan semua dan terutama anak kita, maka kita harus tegas membela hak kita. Semoga ada cukup banyak orang yang mendukung pendapat saya ini (terus terang saya masih pesimis tentang ini di Indonesia). http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
[balita-anda] FW: [balita-anda] perokok pasif - again
Pesimisme tersebut layak muncul mengingat praktek yang masih berlangsung di lapangan. Masalahnya, orang sering merasa sungkan apakah merokok itu hak atau kewajiban atau kebutuhan? Kalau ada orang yang berhak merokok, berarti ada juga dong hak yang tidak merokok. Kalau ada orang yang perlu merokok berarti ada juga yang merasa tidak perlu merokok. Singkatnya gitu. Selama ini tidak disampaikan dengan bahasa yang lugas: Eh Pak jangan merokok di sini ya, atau jangan merokok di depan kami - kami tidak merokok. Orang tetap tidak berubah. Nah, membuatnya semacam gerakan 'nation wide' jelas susah kalo tidak impossible. Yang penting mulai dari kita dan lingkungan sekitar kita dulu aja pak Edy. Kalau itu udah jalan (apalagi secara konsisten) - itupun suatu kemajuan pesat. (Sorry buat yang merokok. Kami sekeluarga menghargai hak anda. Namun kami akan sangat berterima kasih bila anda juga berkenan menghargai hak orang lain yang tidak merokok - dimanapun anda merokok) Salam hormat buat anggota milis (aktif maupun pasif) sekeluarga semua. -Original Message- From: Edy Subrata [SMTP:[EMAIL PROTECTED]] Sent: Wednesday, January 10, 2001 8:09 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [balita-anda] perokok pasif Kalau saya sendiri selama sudah punya rumah sendiri (sudah sekitar 9 tahun), saya terapkan peraturan Tidak ada yang boleh merokok di dalam rumah - siapapun dia (and I Mean Anybody). Saya juga menempel stiker "No Smoking" di pintu depan dan seluruh ruangan. Saya kira sebaiknya jika demi kebaikan semua dan terutama anak kita, maka kita harus tegas membela hak kita. Semoga ada cukup banyak orang yang mendukung pendapat saya ini (terus terang saya masih pesimis tentang ini di Indonesia). http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] Perokok pasif
Ini saya ambilkan dari milis tetangga...tentang passive Smoke Passive Smoke/ Secondhand Smoke. Bukti-bukti sekarang jelas bahwa bahaya passive smoking -- menghirup asap rokok dari udara-- betul-betul riil. Menurut Environmental Protection Agency , passive smoke mengakibatkan 3.800 kematian karena kanker paru-paru setiap tahunnya. Studi-studi lain memperkirakan kurang lebih 50.000 orang Amerika meninggal tiap tahun karena passive smoke, 75% karena penyakit jantung. Risiko paling besar dialami oleh mereka yang tinggal dengan seseorang yang merokok. Menurut studi yang dilakukan oleh Dr. K. J. Helsing dari Universitas Johns Hopkins dan kolega-koleganya, seorang bukan-perokok yang tinggal dengan seorang perokok risiko matinya akibat penyakit jantung meningkat 20 sampai 30%.Tetapi mereka yang terekspose pada passive smoke selama waktu yang lebih pendek risiko kerugian pada kesehatannya meningkat. Sebuah studi menunjukkan bahwa terekspose pada "sidestream smoke" (asap yang keluar dari rokok yang menyala, bukan dihisap) ! hanya selama 20 menit saja meningkatkan kelekatan (stickiness) butir-butir darah , sehingga meningkatkan kemungkinan darah itu akan mengental dan menghalangi kelancaran aliran darah. Akibat paling merusak dari passive smoking terutama diderita oleh anak-anak. Anak-anak --terutama yang masih kecil-- yang salah seorang atau kedua orang tuanya merokok, risikonya menjadi semakin besar untuk terkena batuk kronis, problim pernafasan, kapasitas paru-paru berkurang, infeksi telinga. Beberapa studi menunjukkan bayi di bawah umur satu tahun sering terkena bronchitis kalau salah seorang atau kedua orang tuanya merokok. Bagi anak-anak yang lebih tua: sejumlah riset menunjukkan bahwa orang tua yang merokok (terutama kalau ibu yang merokok) dapat mengurangi kapasitas paru-paru anak-anak dan mungkin menghadapkan anak pada penyakit paru-paru kronis dalam kehidupannya di kemudian hari. (University of California, Berkeley, The Wellness Encyclopedia). ~ibunya baim~ - Original Message - From: Imelda, Pasni [EMAIL PROTECTED] To: balita anda (E-mail) [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, January 04, 2001 1:37 PM Subject: [balita-anda] Perokok pasif Dear netters, Ngomong-ngomong soal perokok pasif, saya pernah dengar dari seorang dokter kalo jadi perokok pasif itu ternyata lebih berbahaya daripada perokok aktif, karena tubuh perokok pasif tidak punya semacam antibodi untuk menerjang unsur-unsur tidak baik dalam asap rokok. Bener gak netters? Ada gak yg punya artikelnya? Atau para dokter yg baik-baik di milis ini mau membagi ilmu? Terima kasih http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED] http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] perokok pasif
Mengenai merokok pasif: http://smoke-free.eire.org/secondhand.htm Untuk merokok pasif pada kehamilan: http://rokok.komunikasi.org/artikel/pregnancy.php3: Masa Kritis Kehamilan adalah masa kritis bagi janin yang sedang dikandung. Janin menerima pasok zat makanan hanya dari tubuh ibunya melalui placenta. Selama waktu kehamilan, terjadi masa kritis yang berbeda-beda dengan efek yang berbeda pula. Efek Rokok Racun rokok yang diserap oleh ibu (baik sebagai perokok maupun perokok pasif), meningkatkan resiko sebagai berikut pada janin: pertumbuhan terhambat komplikasi selama pertumbuhan lahir prematur berat badan rendah kesulitan bernafas saat lahir sakit dalam hari-hari pertama setelah lahir meninggal mendadak dalam hari-hari pertama setelah lahir http://www.dprin.go.id/regulasi/1999/10/pp81-99p.htm PENJELASAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 1999 TENTANG PENGAMANAN ROKOK BAGI KESEHATAN Lebih luas lagi bisa di search dengan keyword 'rokok pasif', 'passive smoker', dst. http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
[balita-anda] Perokok pasif
Dear netters, Ngomong-ngomong soal perokok pasif, saya pernah dengar dari seorang dokter kalo jadi perokok pasif itu ternyata lebih berbahaya daripada perokok aktif, karena tubuh perokok pasif tidak punya semacam antibodi untuk menerjang unsur-unsur tidak baik dalam asap rokok. Bener gak netters? Ada gak yg punya artikelnya? Atau para dokter yg baik-baik di milis ini mau membagi ilmu? Terima kasih http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
RE: [balita-anda] perokok pasif
Ibu Farhan dan Raihan Saya mau bagi pengalaman sedikit mengenai masalah rokok ini. Kebetulan saya dan Papanya Michael satu tempat kerja meskipun beda bagian (Halo Bang Miko..!!). Saya tergolong orang yang "suka protes" . Untunglah keadaan disini nggak separah di tempat ibu dimana banyak yang merokok di tempat ber-AC, selain itu di ruangan ada smoke detectornya. Kalau di bis (jemputan dari perusahaan) meskipun sudah ada tulisan DILARANG MEROKOK besar-besar tetap ada yang merokok, saya akan dengan tegasnya menegur " maaf Pak, ada ibu hamil, dan lagi dilarang merokok di dalam bis" (dengan suara lumayan keras supaya yang lain dengar). Biasanya mereka akan malu karena yang menegur ibu-ibu hamil. Pernah juga ada yang ngotot malah ngomel, ya tetep saja saya eyeli lagi, akhirnya dia buang rokoknya karena saya didukung oleh yang lain. Di dalam kendaraan umumpun saya akan menegur orang yang merokok (tentunya dengan suara yang lebih halus karena nggak ada tulisan "Dilarang Merokok". " Maaf Pak, saya sedang hamil dan tidak bisa mencium asap rokok", pada umumnya mereka akan mengerti. Demikian juga kalau di rumah ada tamu yang mau merokok saya dengan tegas katakan " Maaf di dalam rumah saya ada larangan Dilarang Merokok " akhirnya mereka (tamu plus suami saya ) keluar dan merokok lah mereka diluar. Untungnya meskipun suami saya merokok karena setiap kali saya cereweti bahwa saya nggak mau jadi perokok pasif maka pas dia merokok akan mencari tempat jauh dari saya. Menurut saya sebaiknya Ibu ungkapkan terus terang keberatan dan alasan ibu bila rekan-rekan merokok di dalam ruangan (Ber-AC). Karena hal itu berarti memaksa orang lain untuk menghirup asapnya. Maaf bagi yang perokok, saya juga tetap menghargai pilihan anda http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]
Re: [balita-anda] perokok pasif
Mbak Kartika dan Mbak Yani, pengalaman saya, lebih mudah meminta pengertian dari rekan2 yang sudah menikah dan punya anak daripada yg. bujangan. Waah... dulu itu teman2 saya masih pada bujangan, dan mereka menganggap itu nggak punya pengaruh buruk-buruk amat meski buat ibu hamil sekalipun. Paling banter bilangnya "Iya, habis sebatang ini dulu yaa...". Gondok, kaan...? Lain kalo saya minta tolong sama bapak2 di kendaraan umum, biasanya mereka akan mau. Mungkin sudah lebih mengerti, ya...? Yang lebih repot dihadapi adalah kalo ada yang bertamu ke rumah kita. Sudah tau di meja nggak disediakan asbak, mestinya nggak usah nanya-in lagi dong, ya...He-he... bahasa tubuh-nya rumah...: tidak ada asbak, berarti jangan merokok. Tapi serba susah kalo yang dateng keluarga, dan lebih tua lagi... Tamu kami pernah minta ijin merokok, dan saya bingung mau bilang apa. Saya tanya balik ,"Tahan nggak, nggak merokok ?". Dengan maksud menolak halus. Eeh... malah dijawab "Nggak tahan, tuh...", sambil nyengir2 minta korek api. Wah, mungkin lain kali saya harus tegas bilang nggak boleh merokok, ya...? Tapi repot kalo tamunya orang tua... bisa dibilang nggak sopan sama tamu.. Padahal yg. nggak sopan siapa, ya...? He-he... Salah satu cara mengurangi bau rokok dan asapnya, saya pake saputangan basah (lembab) menutup hidung. Mungkin racun asapnya ya masuk juga, tapi lumayanlah..., nggak terlalu menusuk... Buat rekan2 yg. merokok, silahkan saja, cuma tolong jangan di tempat umum yg. tertutup..., seperti di kantor ber-AC, bis, angkot, apalagi pas hujan turun dan jendela2 pada ditutup semua... Wah, kami2 yg. tidak suka bau rokok, yg. alergi asap rokok, yg. sedang flu / sensitif hidungnya, ibu hamil, anak2, kan kasihan... OK, segitu dulu dari saya, Salam, Rien. "Handayani, Kartika Dwi (KPC)" wrote: Menurut saya sebaiknya Ibu ungkapkan terus terang keberatan dan alasan ibu bila rekan-rekan merokok di dalam ruangan (Ber-AC). Karena hal itu berarti memaksa orang lain untuk menghirup asapnya. http://www.indokado.com - kirim cake bunga ke 20 kota di Indonesia Info balita, http://www.balita-anda.indoglobal.com Etika berinternet, email ke: [EMAIL PROTECTED] Stop berlangganan, e-mail ke: [EMAIL PROTECTED]