Manfaat Puasa Bagi Kesehatan (sumber : Hembing)
*Manfaat Puasa Bagi Kesehatan* Kesehatan merupakan nikmat yang tidak dapat dinilai dengan harta benda. Untuk menjaga kesehatan, tubuh perlu perlu diberikan kesempatan untuk istirahat. Puasa, yang mensyaratkan pelakunya untuk tidak makan, minum, dan melakukan perbuatan-perbuatan lain yang membatalkan puasa dari terbitnya fajar hingga terbenamnya matahari sangat bermanfaat untuk menjaga kesehatan jasmani dan rohani pelakunya. Puasa dapat mencegah penyakit yang timbul karena pola makan yang berlebihan. Makanan yang berlebihan gizi belum tentu baik untuk kesehatan, karena overnutrisi dapat mengakibatkan kegemukan yang dapat menimbulkan penyakit degeneratif, seperti kolesterol dan trigliserida tinggi, jantung koroner, kencing manis, dan lain-lain. Pengaruh mekanisme puasa terhadap kesehatan jasmani meliputi berbagai aspek, diantaranya yaitu : * Memberikan kesempatan istirahat kepada alat pencernaan * Pada hari-hari ketika tidak sedang berpuasa, alat pencernaan di dalam tubuh bekerja keras, oleh karena itu sudah sepantasnya alat pencernaan diberi istirahat. * membersihkan tubuh dari racun kotoran (detoksifikasi). Puasa merupakan terapi detoksifikasi yang paling tua. Dengan puasa, berarti membatasi kalori yang masuk dalam tubuh kita sehingga menghasilkan enzim antioksidan yang dapat membersihkan zat-zat yang bersifat racun dari dalam tubuh. * menambah jumlah sel darah putih sehingga dapat meningkatkan daya tahan tubuh * menyeimbangkan kadar asam dan basa dalam tubuh * memblokir makanan untuk bakteri, virus, dan sel kanker, * mendorong terjadinya pergantian sel-sel tubuh yang rusak dengan yamng baru (peremajaan) * meningkatkan daya serap makanan, * memperbaiki fungsi hormon meningkatkan fungsi organ tubuh. Ibadah puasa mengandung banyak hikmah, salah satu hikmah puasa yaitu dapat membantu usaha terhadap pencegahan dan penyembuhan penyakit, antara lain yaitu : * menurunkan kolesterol dan trigliserida tinggi, * menurunkan berat badan dan mencegah obesitas (kegemukan), * mengurangi risiko kencing manis (diabetes mellitus) tipe II * menurunkan tekanan darah tinggi, * mencegah pengerasan pembuluh darah, * mencegah gangguan jantung dan stroke * pada umumnya maag yang fungsional akan membaik karena puasa * meningkatkan kuantitas dan kualitas sperma Makanan Sehat untuk Berpuasa Disunahkan agar berbuka puasa diawali dengan makan buah kurma, atau dengan buah-buahan dan minuman yang manis seperti madu. Ajaran ini mengandung makna kesehatan karena buah-buahan dan minuman yang manis merupakan bahan bakar siap pakai yang dapat segera diserap oleh tubuh untuk memulihkan tenaga setelah seharian tubuh tidak disuplai oleh makanan dan minuman. Glukosa yang terkandung di dalam buah-buahan dan minuman yang manis merupakan sumber energi utama yang dapat menggerakkan susunan saraf pusat. Glukosa efektif dibutuhkan ketika tubuh memerlukan masukan energi yang diperlukannya. Namun pada penderita kencing manis (diabetes mellitus) harus berhati-hati, jangan mengkonsumsi makanan dan minuman manis yang berlebihan. Penderita kencing manis harus menghindarkan kadar glukosa darah terlalu tinggi (hiperglikemia) atau terlalu rendah. Seperti halnya sarapan, sahur amat perlu untuk mengimbangi zat gizi yang tak diperoleh tubuh selama sehari berpuasa. Anjuran sahur bukan semata-mata untuk mendapatkan tenaga yang prima selama menunaikan ibadah puasa, melainkan juga mengandung makna bahwa puasa perlu persiapan agar selama berpuasa produktivitas kerja dan aktivitas sehari-hari tidak terganggu. Sebaiknya makanan untuk sahur dipilih yang mengandung serat dan berkuah seperti sayur dan buah-buahan karena dapat mengurangi rasa lapar dan haus. Pada waktu buka puasa dan sahur suplai gizi perlu diusahakan memenuhi unsur-unsur yang dibutuhkan tubuh, meliputi enam jenis zat gizi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, dan air. Makan yang seimbang baik dalam porsi maupun gizi akan mempengaruhi susunan saraf pusat dan kondisi biokimia tubuh. Pada beberapa orang, pada saat puasa mempunyai keluhan seperti merasa lemas dan lesu atau stamina menurun, juga gangguan pencernaan. Beberapa bahan pangan tertentu dapat digunakan untuk mengantisipasi keluhan pada saat berpuasa. Berikut beberapa bahan atau makanan dan minuman sehat untuk berpuasa agar tetap fit, sehat dan segar. 1.Madu Khasiat : meningkatkan stamina dan mempertahankan stabilitas tubuh agar tetap segar, mencegah gangguan pencernaan, melancarkan metabolisme. 2.Kurma Khasiat : meningkatkan stamina dan energi, mencegah dan mengatasi anemia, lelah, melancarkan pembuangan. 3.Akar Alang-Alang (Imperata cyllindrica) Khasiat: menghilangkan haus, melancarkan kemih, mengatasi radang dan batu ginjal, hipertensi, dan lain-lain 4.Rambut dan Tongkol Jagung (Zea mays) Khasiat : melancarkan kemih, mencegah dan mengatasi batu ginjal, hipertensi, kolesterol tinggi, kencing manis, dll. 5.Kismis Khasiat : meningkatkan stamina, mencegah lemas dan
Fwd: Belajar Goblok Dari Forrest Gump
Belajar Goblok Dari Forrest Gumphttp://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com/2009/07/belajar-goblok-dari-forrest-gump.html by Made Teddy Artiana, S. Kom *photographer company profile developer * Novel karya Winston Groom ini akhirnya sukses besar setelah diangkat kesebuah layar lebar. Forrest Gump, film di tahun 1994, berhasil menggondol enam penghargaan dari Academy Award. Sepintas lalu kesan yang kutanggap ketika pertama kali menonton film ini adalah : aneh, lucu, ngawur. Dan memang benar adanya. Film ini bercerita tentang seorang pemuda idiot, bernama Forrest Gump –diperankan oleh Tom Hanks- yang akhirnya mendapatkan keberuntungan-keberuntungan hidup yang luar biasa, justru karena keidiotannya. Kebodohan Forrest begitu nampak tidak hanya dari mimik wajah, bahasa tubuh dan kejadian-kejadian konyol dalam hidupnya. Tidak hanya itu, sang sutradara Robert Zemeckiz, juga merasa perlu untuk menyisipkan sebuah dialog unik yang selalu berulang. *“Are You stupid or something ?”* Demikian pertanyaan yang sering dilontarkan lawan bicara Forrest, tentu lengkap dengan ekspresi sinis atau kening berkerut atau aneh. Untungnya Forrest yang memiliki seorang ibu yang begitu luar biasa, telah dilengkapi sebuah jawaban pamungkas-yang besar kemungkinan sebenarnya juga tidak dimengerti olehnya. *“Stupid is as stupid does” * Kebodohan itu tergantung perbuatannya, kira-kira demikian. Herannya meskipun sangat tolol, ia selalu saja beruntung. Hidup Forrest seakan sebuah mata uang, memiki dua sisi yang berlainan. Kebodohan disisi yang satu, dan “keajaiban” disisi yang lain. *“Miracle happen everyday”,* begitu kata ibunya. Waktu kecil, Forrest yang sebenarnya memiki kelainan di kedua kaki nya, harus menggunakan sebuah alat bantu berjalan, yang membuat Forrest seolah sebuah robot aneh. Suatu saat, beberapa anak nakal melempari Forrest dengan batu, sambil meneriakinya “Bodoh !”. Jenny sahabat Forrest menyuruhnya berlari. “Run..Forrest..Ruuun ” . Forrest menurut. Dengan susah payah ia berusaha berlari. Dan keajaibanpun terjadi. Alat bantu berjalan berupa besi yang melingkari kedua kakinyapun, terlepas dan hancur berkeping-keping. Forrest berlari, tanpa tersusul oleh ketiga lawan nya meskipun mereka bersepeda. Sejak saat itu Forrest tidak hanya dapat berjalan normal, tetapi juga berlari secepat angin. Kejadian yang sama terjadi ketika Forrest dewasa. Tiga orang pemuda melemparinya dengan batu, meneriakinya bodoh. “Run..Forrest Rnnn!”. Adegan berulang. Hanya saja seekarang Forrest lari tunggang langgang bukan dikejar sepeda, tetapi mobil ! Tiba-tiba saja ia berbelok da melintasi sebuah lapangan yang didalamnya tengah berlangsung pertandingan American Football. Forrest berlari disela-sela pemain, bahkan melewati seorang pemain yang tengah berlari memegang bola. Semua orang tercengang. Bukan hanya karena kecepatannya berlari, tetapi lebih karena kebodohan Forrest. Baru kali ini seseorang berlari demikian tidak perduli, melintasi suatu pertandingan. Keajaiban terjadi kembali. Salah seorang pelatih merekrut Forrest menjadi pemain. Forrest menjadi bintang lapangan. Bintang lapangan yang aneh. Ia akan terus berlari tidak terkendali dan tanpa pernah tahu dimana harus berhenti. Forrest mendapat beasiswa, dan menamatkan college, hanya dengan cara sesederhana itu. Forrest kemudian memutuskan untuk mengikuti wamil. Menjadi tentara. Ia dan sahabatnya Bubba dikirim berperang ke Vietnam. Pada suatu saat pasukan mereka disergap oleh tentara Vietkong. Tiba-tiba seseorang berteriak “R!”. Forrest berlari tanpa memperdulikan sekitar. Hanya berlari. Ternyata sebagian besar dari mereka tewas, sedangkan Forrest hanya tertembak di bagian pantatnya saja. Keajaiban terjadi lagi. Ia berhasil menyelamatkan beberapa rekannya., termasuk Leutenant Dan, yang akhirnya menjadi patner bisnisnya dikemudian hari. Untuk itu negara menganugerahinya penghargaan. Begitu seterusnya. Kebodohan dan keajaiban itu selalu berpasangan hingga akhirnya Forrest memiliki perusahaan besar, menikah dengan Jenny, bahkan memiliki anak yang cerdas. Tidak sama dengan ayah nya. Mungkin film itu terlalu menyederhanakan sesuatu dan melebih-lebihkan yang lain. Tetapi terus terang Forrest Gump begitu membekas dihatiku. Aku mungkin tidak sebodoh Forrest, tetapi menghadapi hidup yang misterius membuat aku seringkali tersesat disuatu sisi, dan tersadar telah melakukan kebodohan. Strategi basi. Mengambil tikungan yang ternyata buntu. Mengantri dibarisan yang keliru. Dan itu terus terulang. Untunglah disetiap kebodohanku ada mata uang lain bernama “keajaiban” yang selalu menolong hidup. Mengangkatku dari labirin, Menjadi jembatan disebuahjalan yang terputus. Entah apa jadinya jika TUHAN mendesain hidup ini tanpa sentuhan keajaiban. Aku rasa kehidupan ku, di mata TUHAN, tidak jauh berbeda dengan Forrest Gump. Sama-sama bodoh. Sama-sama tidak mengerti. Hanya saja ada sebuah perbedaan besar disini. Forrest tidak pernah mengklaim karena “aku”, malah ia selalu
Belajar Dari Changi : Change Is The Only Way !!
*Belajar Dari Changi : Change Is The Only Way !!* by MTA (Made Teddy Artiana) *photographer, writer profile developer* * * Sepulang dari sebuah survey lokasi di Bangkok, Thailand, kami memutuskan untuk singgah beberapa hari di Singapura. Changi, bandara udara milik Singapura, airport yang konon termasuk yang terbaik di dunia itu memang dashyat sekaligus *ngangenin*. Besar, megah, dan sangat modern. Begitu tiba di terminal 2, mataku segera tertuju pada sebentuk *goverment campaign* yang cukup *eye catching*. Kupu-kupu berwarna-warni, daun dan ulat, bertulis “CHANGE IS THE ONLY WAY”. Perubahan adalah satu-satunya jalan. Cukup tegas dan jelas. Menurut tulisan itu perubahan tidak hanya perlu, melainkan satu-satunya jalan. Yang perlu digarisbawahi adalah : satu-satunya. Seirama dengan Changi, teman-teman di *Kubik Training Consultancy* ( www.kubik.co.id) yang digawangi oleh Empat Serangkai ini (Mas Farid, Mas Indra, Mas Jamil dan Pak Hotman) juga memutuskan untuk berubah. Sebagai salah satu client photography kami, sedikit banyak aku turut mengamati perkembangan luarbiasa yang mereka lakukan. Sebuah proses perubahan yang begitu mendasar telah mereka kerjakan. Bukan tambal sulam. Maka terciptalah sebuah produk training yang begitu istimewa. Lain daripada yang lain. Tidak heran jika nama besar Kubik, yang telah berkiprah baik di dalam dan luar negeri, tetap berkibar. Jika di beberapa tempat, training hanya menjadi ajang duduk dengar, main, nangis dan nari, disini training menjadi sebuah petualangan seru. Umumnya hotel menjadi tempat *favorite* yang dianggap wajar bagi berlangsungnya sebuah pelatihan, tetapi mereka memilih sebuah theater. Lengkap dengan alur cerita, sutradara, tokoh-tokoh berkarakter unik seperti First Officer, Suku Pedalaman, Kapten Kapal, Wise Elder, Master Shifu dan Dokter Cinta, belum lagi tata lampu yang membuat training itu lebih sebagai sebuah pertunjukan kolosal spektakuler yang melibatkan para pesertanya. Perubahan yang mau tidak mau pastilah memerlukan tekad baja, keringat, peras otak, evaluasi berulang dan budget tentunya. Sebuah *credit*bukan hanya untuk penulis naskah, sutradara sekaligus salah satu Master Trainer Kubik, Mas Indrawan Nugroho yang sangat kreatif, tetapi juga terhadap seluruh team baik di depan maupun di belakang layar. Hasilnya ?*Excellent guys…very excellent !!! * Yang ini agak berbeda dengan kedua contoh diatas. Sebuah contoh sederhana yang sering diabaikan dalam kehidupan kita sehari-hari. Segolongan orang berharap dengan nafsu makan sebesar dan jenis makanan se-mengerikan itu tidak berdampak apapun bagi ukuran “diameter” mereka. Pokoknya hanya dengan menggunakan rompi pelangsing ajaib dari Doraemon, sim salabim…perut dan udel rata ! Bagaimana caranya jeroan, emping, lemak kambing, coklat, durian tetap menjadi santapan luar biasa, tanpa berpengaruh pada kolesterol, tekanan darah dan asam urat. Makan pil mujarab ! Bagaimana caranya sehat tanpa berkeringat. Kita tidur, bangun, tidur, bangun tanpa aktifitas fisik kemudian tau-tau..eng..ing..eng…kita sehat. Bagaimana caranya sukses tanpa usaha dan pengorbanan. Maka lahirlah tips dan trik sulap itu. Janji gombal yang menguasai angan-angan kita. Menjadi kaya hanya dengan menggigit jempol kaki Anda ! Bagaimana caranya meraih keluarga harmonis dan bahagia, tetapi kebiasaan selingkuh kalau bisa tetap dilestarikan. Permintaan yang dianggap wajar, padahal mengkhianati aturan main Sang Pencipta. Cita-cita tinggi tanpa didukung oleh kesadaran yang tinggi pula. Kita seringkali ingin menerima hasil, tanpa mau melewati prosesnya. Mencari obat dan bukan mengubah cara hidup. *Shortcut* yang kebablasan. Bagai pungguk merindukan matahari. Suatu hil yang mustahal. Eh kebalik : Suatu hal yang mustahil. Akibatnya ? Tunggu dan tanggung sendiri. *The Third Wave*(1980), buku klasik karya Alvin Toffler berbicara banyak tentang sebuah perubahan. Toffler yang sering disebut sebagai world's most famous futurologist oleh dunia, mengisyaratkan bahwa *Change is non-linear and can go backwards, forwards and sideways*. Begitulah nasib kita yang hidup dijaman post indutrial-society, karenanya perubahan bukan hanya merupakan sesuatu yang perlu, melainkan harus menjadi paradigma tak terpisahkan bagi cara berpikir kita. Dengan kata lain entah itu pribadi ataukah organisasional harus bersifat demikian liquid sehingga mudah untuk beradaptasi. Jika demikian apa yang Anda dan saya tunggu ? Hidup adalah keputusan. Dan tidak memutuskan, sebenarnya juga merupakan keputusan. Jika demikian ada baiknya jika kita segera melakukan perubahan, terutama yang diawali dari hati dan pikiran kita. Seperti kata orang bijak : “Setiap perubahan entah itu kearah positif atau negatif, akan mendatangkan upahnya sendiri-sendiri.” Sebagai penutup ada sedikit joke tentang perubahan. Apa bedanya kampanye perubahan pemerintah Singapura, dunia bisnis indonesia dan pemerintah Indonesia. Perbedaannya sangat jelas. Kampanye di Singapura : “Change Is The Only Way !”
Dimana Anda “Memancing” Selama Hidup ?
*Dimana Anda “Memancing” Selama Hidup ?* By Made Teddy Artiana Pada sebuah kesempatan pulang kampung ke Bali, aku menyempatkan diri untuk menjenguk rumah baru kakak ku. Rumah dengan design unik dengan dua buah kolam ikan. Satu di depan yang dihuni oleh para Koi, yang lain dibelakang. Ini incaranku. Kolam untuk perut. Pancing, goreng dan sikattt.. Tetapi walaupun memancing dikolam sendiri, ternyata tidak semudah perkiraanku. Sudah sepuluh menit aku bengong disini. Aku dan bamboo kecil melengkung ini. Namun belum ada seekor bayi ikanpun berhasil diseret keluar. Ikan-ikan ini tidak dapat dipandang sebelah mata. “Coba perhatikan umpannya”, teriak ayahku sambil tersenyum. Umpan ? Oke..saran yang patut didengar. Kuangkat pancingku keluar dari air. Ternyata ia benar. Cacing pucat, yang bergantung loyo itu sudah bergeser dari mata pancing. Mata kailnya tidak tersamar lagi, ujung runcing menyeruak keluar. Ikan manapun tidak akan dengan sengaja menggigit besi itu tanpa alasan. Kecuali kedua matanya jereng.”perlu kesabaran dan kreatifitas…”, kata ayahku untuk kedua kalinya. Hasilnya mulai tampa ketika aku menuruti nasehat itu. Strike !! Seekor ikan berukuran sedang berhasil kudapatkan. Satu persatu, dalam berbagai ukuran, walau kadang ada yang terlepas. Asyik juga… Tiba-tiba sebuah wangsit dari Mbah Jambrong menghampiriku. Sebuah pertanyaan naïf. Apakah rejeki dalam hidup seperti ini juga. Seperti memancing ikan dikolam sendiri. Seperti rejeki yang sudah ada ketika kita lahir kedunia, ikan-ikanpun sudah tersedia disini. Satu-satunya yang diperlukan adalah menjemputnya. Tetapi persoalannya memancing ikan dikolam sendiri tentu berbeda dengan memancing ikan bersama-sama orang lain disebuah pemancingan ikan. Yang satu adalah one to one, yang lain many to one. Yang satu berurusan dengan kolamnya sendiri, yang lain rebutan dalam sebuah kolam. Memancing di kolam pemancingan melibatkan satu kata yang kadang memunculkan benci tapi rindu. Persaingan. Benci ketika kita jadi korban dan rindu ketika kita adalah pemenangnya. Sebuah candu.Apakah memancing rejeki dalam hidup seperti memancing sendiri dikolam pribadi ataukah memancing disebuah tempat pemancingan ? Bagaimana jika seandainya yang benar adalah yang pertama. Bahwa perkara rejeki sebenarnya adalah seperti memancing dikolam sendiri. ? Dengan kata lain setiap orang –begitu ia lahir kedunia- memiliki kolamnya sendiri-sendiri. Anda tidak dapat saya dan begitu pula sebalikya. Kita tidak berkuasa menyerobot rejeki milik orang lain. Tidak ada persaingan. Jika ini benar berarti teori-teori cerdas sejenis Blue Ocean Strategy akan segera menjadi penghuni tempat sampah. Menggelikan memang. Itu juga berarti perjalanan hidup iga puluh tahun ini, aku lalui dengan begitu bodoh. Betapa tidak dalam perjalanan hidupku, begitu sering aku merasa terancam akan keberadaan “pemancing-pemancing lain”. Ketakutan akan diserobot, kadang begitu menguasaiku, sehingga hidup ini berubah tidak lagi indah. Lebih lagi, berarti selama ini TUHAN diatas sana pastilah menutup wajah dengan kedua tangan beliau. Malu hati. Manusia yang diharapkan dapat membanggakan, untuk kesekian kalinya kembali memermalukan Nya dihadapan balatentara surga. Pastilah Beliau, sudah begitusering mengirimkan para malaikat untuk memberitahu kita tentang sebuah kebenaran tentang rahasia hidup. Tetapi bagaikan berbicara dengan batu. Ilmu itu kita abaikan. Manusia terlalu sibuk dengan kebenarannya sendiri. Berarti sekian lama, iblis dan setan-setan kecil keponakannya telah begitu lama menertawai kita. Mereka berhasil menyakinkan kita betapa tidak cukupnya segala sesuatu dalam hidup ini. Karena itu harus diperebutkan, harus saling meliciki, harus saling menjegal. Seperti kata pepatah : Sebuah kebohongan jika jika cukup keras disuarakan, oleh banyak orang dari waktu ke waktu lambat laun akan dipercaya sebagai sebuah kebenaran. Keluarga memunculkan itu kepermukaan. Lembaga pendidikan membakukan dan masyarakat memeliharanya. Lengkap sudah. Kita dipesarkan dalam sebuah pardigma lomba pemancingan. Aku tentunya terlalu beliau untuk memutuskan mana paradigma yang benar. Begitu banyak orang tua yang bijak yang sudah mengarungi hidup ini. Mungkin hidup akan membuka rahasianya kepada kita kalau saja kita mau mendengar. Teringat sebuah kalimat yang sering berkumandang ditelinga tentang : TUHAn adalah seperti prasangka hamba-hambanya, atau dalam sebuah bahasa lain : Jadilah kepadamu menurut iman mu !! Jangan-jangan bukan hidup yang mempermainkan kita, tetapi kita para pencipta permainan. Yang mempersulit hidup yang sebenarnya simple nan indah ini, yang kemudian jatuh kedalam permainan kita sendiri. -- with friendship, respect blessing Made Teddy Artiana, S. Kom Follow effective action with quiet reflection. From the quiet reflection will come even more effective action. (Peter Drucker) T J A M P U H A N company profile developer [ My Photography PORTFOLIO ] # Commercial Photography # http://companyprofile.multiply.com
Emang Enak Jadi Orang Kaya
* Emang Enak Jadi Orang Kaya* By MTA (Made Teddy Artiana) *photographer, graphic designer profile developer* http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com/ Istimewa sessi photo prewedding kali ini. Rencananya kami akan melakukannya di pulau yang 2 jam jauhnya sepelayaran. Bukan kali pertama ini aku berlayar untuk sebuah pemotretan. Tetapi inilah pertama kali bagiku untuk preweding disebuah pulau, yang terletak di gugusan Kepulauan Seribu sana, dengan menggunakan kapal mini yang begitu mewah dan berangkat dari sebuah rumah tinggal yang mirip dermaga, yang kesemuanya adalah milik client kami. Milik pribadi. Iseng bertanya pada salah seorang crew kapal tentang berapa harga kapal ini..aku pun mendapatkan jawaban yang sudah kukira sebelumnya. “10 M, Pak” katanya tersenyum. Aku mengangguk-angguk. Tak meleset lagi. “Ada empat lagi Pak didermaga rumah ? Malah yang lebih besar”, sambungnya kembali, kali ini dengan tertawa kecil. Dan aku membelalakkan mataku lebar-lebar. Sebuah pulau, rumah dermaga, lima buah kapal dan tiga buah jet sky –yang masing-masing seharga satu mobil honda Jazz- itu baru yang kuketahui. Aku merasa sudah cukup bertanya, tidak ingin tahu lebih banyak. Mereka berdua memang pasangan istimewa. Keduanya berasal dari keluarga luar biasa. Pengusaha sukses. Calon mempelai laki-laki mengelola sebuah perusahaan telekomunikasi dan networking, sedangkan yang wanita, seorang dokter muda, yang mempunyai rumah sakit dengan namanya sendiri, dan sedang melanjutkan sekolah dokter spesialis !! Lengkap sudah. Pasangan serasi. Muda, berbakat, sukses, cerdas, dari keluarga terhormat dan saling mencintai. Keadaan yang diinginkan siapapun yang waras otaknya. Mengagumkan. Tetapi yang membuat ku lebih terkagum-kagum adalah justru peranan orang tua mereka. Betapa tidak, dalam limpah ruah harta kekayaan itu mereka, orang tua kedua pasangan ini, berhasil menanamkan kekuatan yang demikian kepada anak-anak mereka dan mengarahkan anak-anaknya sehingga menggunakan gelimang harta kekayaan itu dalam jalur-jalur yang benar. Itu tidak mudah. Sangat amat tidak mudah !!! Bukan jenis keberuntungan yang sekonyong-konyong turun dari langit, melainkan pencapaian luar biasa berat dan mengarungi waktu yang pastilah demikian panjang. Kita semua tahu harta kekayaan adalah pedang bermata dua. Ditangan yang tepat akan mendatangkan kemaslahatan, sedangkan jika tidak, akan berbalik mengancam, mengejar dan akhirnya menikam mereka yang tidak cuku ilmu dan hati dalam menggenggamnya. Tak terhitung jumlahnya orang tua yang terbenam dalam kekayaan, sehingga lupa bagaimana mendidik anak-anak mereka. Mudah ditebak, anak-anak itu kemudian berubah menjadi monster setelah dewasa. Manja, menghamburkan uang, menyusahkan orang tua dan membawa bencana buat orang sekitarnya. Pendeknya melakukan segala perbuatan yang dilakukan oleh orang yang tempurung kepala dan hatinya nya kosong melompong. Karena semakin kaya kita, semakin banyak yang kita lihat, semakin luas keinginan, semakin beragam godaan dan semakin banyak peluang yang menari-nari dipelupuk mata. Keadaan ini kontras jika teringat dulu ketika masih kecil, bersama kedua orang tua dan kakak, kami tinggal dalam sebuah rumah sederhana di komplek pegawai negeri sipil. Seolah membandingkan pedati tua pengangkut jerami, dengan Ferarry. Tetangga kami, mereka miskin, begitu miskin. Keadaan mereka sangat menyedihkan. Bapak, ibu dan anak-beranak itu tinggal berdesakan disebuah rumah reot yang sewaktu-waktu bisa saja rubuh tanpa sebab apapun sebelumnya. Bapaknya hanya pesuruh kantor berpenyakit cacing pita yang kronis. Ibunya penjaga sepetak kebun bayam, yang juga sakit-sakitan. Sementara anak-anaknya, agak berbeda. Petantang-petenteng laksana anak Camat yang baru saja menjual tanahnya berhektar-hektar. Begitu sering kudengar orang tua mereka mengeluh tentang anak-anaknya. Sayang anak-anaknya tak mendengar rintihan itu. Mungkin saja mereka mendengar, tetapi sesegera itu melupakannya. Kempat anak itu punya track record berbeda, meskipun punya satu hal yang merupakan kesamaan dari keempatnya. Sama-sama punya kepala tetapi tanpa otak. Anak yang pertama, tak jelas juntrungannya. Anak kedua menghamili teman sekelasnya ketika SMP, dan akhirnya menikah. Anak ketiga, berprofesi sebagai preman, dengan tatto disekujur badan. Anak yang keempat, masuk keluar diskotik, bahkan dengan uang SPP utangan tetangga yang seharusnya dibayarkan ke sekolah. “Kalau mereka ayam”, kata Si Bapak disuatu kesempatan padaku,”sudah dari dulu saya jual !!”. Anak orang melarat, bodoh, angkuh dan bejat kelakuannya. Orang tua yang begitu terluka. Sampai saat ini aku masih bertanya-tanya apakah keadaan mereka disebabkan karena kemiskinan. Rasa tidak. Aku punya selusin kawan yang berada dalam kondisi kemiskinan serupa tetapi pandai dan berbakti pada orang tua mereka. Jadi kedua hal ini nampaknya tidak
Anda Achiever Atau Sekedar Komentator ?
Anda Achiever Atau Sekedar Komentator ?http://semarbagongpetrukgareng.blogspot.com/2009/04/anda-achiever-atau-sekedar-komentator.html *By Made Teddy Artiana, S. Kom photographer, graphic designer, profile developer * *Get up, stand up, Stand up for your rights. Get up, stand up, Don't give up the fight. Bob Marley * Untuk persoalan yang satu ini Indonesia juaranya. Itu bukan opini saya pribadi, tetapi sudah menjadi semacam rahasia umum bahwa kita, sangat jago dalam hal itu. Anda bisa menemukannya tidak hanya dalam pertandingan olah raga, dalam dunia politik juga banyak, bahkan di dunia hiburan. Yang saya maksud adalah komentator alias tukang komentar. Kita memang sangat jago dalam hal berkomentar. Contoh sederhana, coba perhatikan pertandingan sepak bola luar negeri, Anda akan saksikan betapa hebatnya para komentator Indonesia mengomentari pemain-pemain dunia sekelas Ronaldinho atau Ronaldo. Seharusnya mereka begitu, begitu, mengapa mereka tidak begini begitu…dst. Herannya mereka dibayar untuk itu. Jika seorang motivator dibayar untuk memotivasi, trainer dibayar untuk mentraining, dokter dibayar untuk mengobati, photographer dibayar untuk memotret, komentator dibayar hanya untuk berkomentar. Seakan tanpa komentator acara sehebat piala dunia sekalipun, terasa hambar..ha..ha..ha.. It’s ok dengan para komentator bola, politik, bulutangkis, pertandingan sulap atau nyanyi, karena jika kita tidak suka, kita tinggal switch channel TV ketempat lain. Persoalan selesai. Tetapi komentator yang berbahaya justru yang berada dikeseharian kita, kantor, sekolah bisnis ataupun dunia bisnis. Setiap saat Anda dan saya dipaksa untuk berhadapan dengan mereka. No where to hide. Jika di dunia hiburan, politik atau olah raga, para komentator dibayar, di dunia real mereka tidak dibayar. Greeetong ! Satu lagi, didunia real para komentator akan nyeletuk, meskipun Anda dan saya tidak meminta pendapat mereka sama sekali. Seakan-akan mereka mencari tempat untuk menyalurkan hobby mereka itu. Para komentator, sesuai sebutannya sering kali hanya doyan mengamati dan mengomentari –biasanya yang buruk- tentang apa yang Anda dan saya coba kerjakan dengan gagah berani. Betapapun besar perjuangan, seberapa berat mengatasi perasaan takut, seberapa gugup Anda bertahan, seberapa letih perjuangan, tidak akan mereka pedulikan. Hanya hasil yang akan mereka komentari. Wajar. Mereka di tribun penonton, sementara kita di arena pertandingan. Mereka menonton sambil menggenggam ice cream, Anda dan saya berpeluh menahan haus. Pendeknya kita di dunia nyata, mereka di awang-awang. Kita babak belur dihajar resiko, mereka mandi bunga dengan teori-teori. Anthony Robbin dalam bukunya Unlimited Power menulis demikian, *“ Another attribute great leader and achievers have in common is that they operate from belief that they create their world. The phrase you’ll hear time and again is,”I am responsible, I’ll take care of it”. (page 75).* Itulah bedanya achievers dengan para komentator. Komentator bebas lepas, tetapi achievers selalu siap bertanggung jawab tanpa mencari kambing hitam. Sering kali para komentator dunia ini membuat para pejuang yang memiliki cita-cita menjadi ciut nyalinya. Mengapa ? karena komentator sangat ahli menyatakan apa yang salah dari perjuangan kita. Itu spesialisasi mereka. Menemukan apa yang salah. Dan kita sebagaimana wajarnya seorang manusia, sangat takut untuk dituding “bersalah” atau “gagal”. Siapa sih yang tidak takut terhadap kesalahan ? Dicap demikian serta merta menggiring kita tontonan dan olokan sekitar. Sementara secara psikologis itu sangat berpengaruh melucuti kepercayaan diri kita. Kemungkinan besar menghentikan seluruh potensi kreasi kita, dan langsung membuat kita beku, laksana mayat hidup. Kapok. Ada sebuah tips, yang sekarang ini terus menerus saya disiplinkan sebagai sebuah “kebiasaan” dalam diri saya. Tips itu adalah, jangan pernah memandang sebuah kesalahan sebagai kesalahan, tetapi sebagai pelajaran. Kita melakukan A, mengharapkan hasil A, tetapi ternyata menghasilkan B. Sebuah kesalahan ? No way ! Toh kita menghasilkan B, hanya saja kebetulan yang kita harapkan adalah A, jadi mari kita ubah usaha kita itu. Dengan begitu tidak ada istilah “sia-sia” atau “failure”, yang ada hanya menghasilkan hasil yang lain. Ndilalah..Anthony Robbin dalam buku yang sama, mengatakan hal yang mirip juga. *“Winner, leaders, masters –people with personal power-all understand that if you try something and do not get the outcome you want,it’s simply feedback. You use that information to make finner distinctions about what you need to do to produce the result you desire”.* Tidak ada usaha yang sia-sia alias kegagalan, yang ada hanyalah hasil yang mungkin bukan yang kita harapkan. Dan ini bukan kesia-siaan karena setiap usaha pasti menghasilkan sesuatu, yaitu pengalaman. Experience !! Disinilah bedanya pelaku dengan komentator. Para pelaku entah apapun hasil dari usaha mereka, selalu akan mendapat upah yang mahal berupa experience.
Antara Ahli Bedah dan Supir Taksi
*Antara Ahli Bedah dan Supir Taksi* *By Made Teddy Artiana, S.Kom* *photographer, graphic designer company profile developer* * * * * * * *Jakarta**. 23 April 2009* Sebuah pengalaman sangat unik kami alami, ketika diantar taxi menuju stasiun Gambir. Kali ini ada sesi pemotretan prewedding yang berlokasi di Jogja sana. Dan karena tema yang diambil adalah “Pulang Kampung”, maka kami –client dan team- merasa lebih afdol untuk memilih jalur kereta. Perjalanan Jakarta-Jogja yang kami rasa akan sangat menyenangkan. Sophian, kali ini nama sebenarnya, memang unik. Orangnya rada botak dan klimis. Dia pandai bercerita dan sangat jago ngebanyol. Dengan logat betawi yang kental, humor yang orisinil ala Sophian menjadi semakin terasa mengigit. Sungguh supir taxi yang sangat menyenangkan. Perjalanan menuju kami menuju Gambir jadi meriah, tidak pernah sepi oleh tawa. Tapi satu kekurangan Sophian, ia kurang jujur. Trik lama supir taxi, berputar-putar. Tetapi trik lama ini dibungkus Sophian dengan kemasan baru. Berputar sambil melucu. Parahnya, kami walaupun sibuk tertawa-tawa, kami tahu benar rencananya. Kami sengaja membiarkannya. Memang “sengaja” ingin mendengarkan banyolan-banyolannya. Sementara Sophian pikir triknya berhasil. Justru disinilah titik terlucu buat kami. Lelucon konyol ini bertambah lucu, manakala kami sempat memergokinya celingukan. Mo muter kemane lagi yee, mungkin itu pikir Si Sophian. Kami saling toleh dan kembali ngakak. Untunglah jalanan tidak macet. Dan ketika kami merasa telah cukup “sakit perut” dan cukup “bersedekah”, kamipun sengaja nyeletuk…”Bang Phian…mana neh Gambirnya..gak nyampe-nyampe”. Celetukan ini segera saja disambut tawa oleh team yg lain. “Noo..Gambir..no..”, jawab Sophian dengan wajah memerah. *Jogjakarta**, 25 April 2009* Time to go back to Jakarta ! Perjalanan dari rumah eyang ke Stasiun Tugu, Jogjakarta memakan waktu kurang lebih 20 menit. Seperti halnya jalan menuju Gambir, kami boleh dibilang hafal jalan menuju Tugu. Termasuk ongkos taxi, tentunya. Seharusnya kami sudah berangkat setengah jam yang lalu. Tetapi karena asyik bercakap-cakap dengan om dan tante kami disana, perjalanan jadi sengaja tertunda. Masih kangen berat dengan rumah eyang. Begitu sadar, ternyata kami sudah nyaris terlambat. Om menawarkan bantuan mengantar kami ke stasiun. Tetapi karena tidak ingin merepotkan, kami menolak dengan halus. Dengan *kemrungsung* kami segera bersiap. Begitu masuk kedalam taxi. Supir taxi segera kami warning. “Mas, 20 menit lagi kereta ku jalan. Sampean hanya punya waktu 15 menit ke stasiun. Tulung Mas jangan sampe telat”. “Waduh, ini malam minggu eh Pak..takut macet”, jawabnya sedikit gugup. “Wis..aku pasrah Mas mo lewat mana..ini salahku..tapi tulung banget Mas”, pintaku. Wajah supir taxi itu langsung menegang. Tanpa ba bi bu..dia segera tancap gas. Mabrrr. Jalan yang biasa kami lewati, tidak dilewatinya. Wah kami ikut-ikutan tegang. Sadar-sadar kami sudah berada di depan stasiun Tugu, dan taxi bersiap masuk halaman. Hanya 10 menit !!! Tanpa melanggar lampu merah…dan hanya bermodalkan “jalan tikus”. “Nggak telat khan Pak ?”, tanya si supir –yang sampai kini tidak kami ketahui namanya- dengan wajah masih tegang. “Matur nuwun sanget ya Mas”, jawab ku tersenyum puas. Serta merta wajah tegang Mas Supir melunak. “Syukrrr Bapak nggak telat”, jawabnya. Baru beberapa menit memasuki peron, kami melihat diujung sana kereta Argo yang kami tunggu sudah menampakkan moncongnya. Praise The Lord, kami nggak telat !! That’s why we love Jogja… *Jakarta**, 20 April 2009* *Meishin** University Medical Hospital**, Jepang* * * Ryutaro Asada, ahli bedah luar biasa, pemimpin Team Medical Dragon itu kembali beraksi. Operasi jantung dengan teknik Batista pertama di Jepang berada dalam tanggung jawabnya. Ia memang terkenal pemberontak jika system birokrasi dan bisnis rumah sakit dijadikan tolok ukurnya. Tetapi jika, tolok ukurnya adalah pasien. Asada adalah seorang pahlawan. Kepalanya, tidak pernah dipusingkan dengan kata persaingan, apalagi berbagai politik atas nama uang dan nama besar, yang kerap kali berseliweran di rumah sakit. Di kepala itu hanya ada pasien. Menyelamatkan Nyawa Pasien, itu diatas segala-galanya. Dan sungguh aneh, justru karena fokus pada kepentingan pasien itulah, Asada Ryutaro memperoleh embel-embel yang lain yang biasa kita uber-uber. Nama beken, harta, posisi dan lain sebagainya.Yang menarik adalah ketika, salah seorang team bertanya mengenai apakah hari ini adalah hari baik untuk menjalankan operasi jantung Batista pertama. Asada menjawab, “Hanya diri kita yang bisa membuat apakah hari ini akan menjadi hari baik ataukah hari buruk”. Memang ini hanya merupakan adegan sebuah serial film jepang. Team Medical Dragon, demikian judul film seri tersebut. Awalnya ingin menonton film ini karena ingin menyaksikan teknik lighting yang tidak biasa. Tetapi akhirnya jatuh cinta pada karakter, alur cerita dan ajaran hidup yang luar biasa
Penyembuh Ampuh Bernama : “Keheningan”
Penyembuh Ampuh Bernama : “Keheningan” by MadeTeddyArtiana photographer, disegner company developer Berjalan tergopoh-gopoh menuju tali-tali jemuran. Tangan kanannya terlihat menenteng seember cucian basah. Dengan benda putih kecil di kedua telinga ia siap beraksi. Menjemur pakaian, seperti pagi-pagi yang kemarin. Siti, ABG yang bekerja sebagai pembantu nyokap memang susah dipisahkan dari benda itu. Earphone, memang hampir selalu menemaninya bertugas. PRT jaman sekarang memang beda. Gaul, baca koran dan melek teknologi. Serupa tapi tidak sama dengan adegan diatas. Beberapa murid sekolah menengah dalam sebuah angkot. Pagi yang sibuk. Bunyi klakson disana-sini. Perlombaan berangkat kerja yang membuat kemacetan. Ada yang mengangguk-angguk kecil, yang seorang memejamkan mata, yang lain memandang lurus kedepan. *Phose* boleh tak sama, tetapi ditelinga mereka bertengger benda serupa. Lagi-lagi earphone, saudara kandung handsfree. Benda bersuara dengan berujung handphone, walkman, MP4 atau ipod dan sebagainya. Yang satu ini sekarang bagaikan baju atau celana layaknya. Melekat erat dikeseharian kita. Tidak sulit untuk menemukan orang berbicara serius seorang diri di pinggir jalan. Bukan latihan drama, atau caleg stress yang bermunculan saat ini. Urusan bisnis, hanphone dan handsfree.Memang benda-benda itu sengaja didesign semakin kecil, semakin ringan, semakin mobile dan semakin muat menampung apapun didalamnya. Teknologi selalu mempunyai tujuan mempermudah, itu yang semua orang cari. Tetapi mengenai efek samping, yang seperti ini tidak banyak yang perduli. Menyenangkan memang dapat mendengarkan lagu dimanapun kita mau. Menghibur stress sekaligus tempat persembunyian dari “kesunyian” atau “keheningan”. Memang kata yang satu itu sekarang hampir merupakan binatang yang nyaris punah. *Silence. * Banyak orang tidak nyaman akan kesunyian. Seandainya kita mau memperhatikannya, maka kita akan sadar betapa jari-jemari ini akan begitu cepat meraih remote –apapun itu TV, radio, tape- mencari “hiburan” untuk mengusirnya. Dan bagi sebagian besar orang itu sudah menjadi sebuah kebiasaan. Sepanjang pagi kita dihadang klakson, dan deru knalpot kendaraan bermotor, kemudian bunyi telepon dan kesibukan kantor. Sore harinya –kembali lagi seperti itu- bunyi klakson dan knalpot lagi. Dan setelah tiba dirumah : sinetron, acara seru dan lagu-lagu. Dan berakhir ketiduran ditemani oleh cable TV atau lagu-lagu MP3. Kemodernan kerap kali mengusir kesunyian. Sehingga kesunyian buat kita telah terlajur menjadi “setan lewat”. Mencekam dan ingin cepat-cepat kita lalui. Memang dalam kesunyian pikiran kita akan terasa berbicara demikian keras, mengaduk-ngaduk sang diri. Inilah yang seringkali ditakutkan oleh sebagian kita. Tetapi seandainya kita bersabar, maka kita akan belajar satu hal. Menenangkan pikiran-pikiran itu. Terasa sulit untuk pertama kalinya, tetapi menentramkan dan menyembuhkan, jika kita telah terbiasa. *“Know how to listen and be sure that silence often produces the same effects as science”* *-Napoleon Bonaparte-* Sejarah juga mencatat bahwa begitu banyak pencipta luar biasa yang dilahirkan dari kesunyian itu. Sebut saja Thomas Alva Edison, Beethoven, Helen Keller dan sederet tokoh lain sebagainya. Memang ketulian, merupakan kesunyian yang ekstrim dan sebagian besar dari kita mungkin tidak mengharapkan menjadi sebesar mereka. Tetapi paling tidak kita adalah pencipta dunia kita masing-masing. Kadang kita berpikir bahwa kebisingan dapat diusir dengan kebisingan lain. Atau sekedar mengalihkan diri dari kebisingan yang tidak kita sukai, kepada kebisingan yang kita sukai. Padahal kebisingan hanya dapat ditenangkan oleh kesunyian. Bukan oleh cable TV, sinetron, lagu-lagu atau riuh rendahnya mall. Dan kesunyian (baca : suara alam) merupakan obat penyembuh alami yang sangat ampuh yang didesign oleh Sang Pencipta. Kita tidak lagi peka terhadap suara alam. *“We need to find God, and he cannot be found in noise and restlessness. God is the friend of silence. See how nature - trees, flowers, grass- grows in silence; * *see the stars, the moon and the sun, how they move in silence... * *We need silence to be able to touch souls.”* *-Mother Teresa-* * * Nah, kalau sekarang Anda merasa begitu penat, terlalu mudah marah, sangat kuatir akan sesuatu atau dalam tekanan luar biasa. Matikan sejenak handphone dan benda-beda berbunyi lainnya dan datanglah kepada kesunyian. Dengarkan suara alam. Ternyata alam tidak pernah diam. Suara kodok, jangkrik, gesekan pohon bambu, kicauan burung, rintik hujan, gemericik air, deburan ombak, hembusan angin. Semuanya berbicara dalam nada mereka masing-masing. Bukan kebisingan melainkan kesesuaian yang dalam. Keharmonian. Mulai dari sekarang, cobalah sisihkan waktu barang sepuluh menit setiap harinya dalam keheningan. Pengalaman pribadi saya, efeknya sangat luar biasa. Kesegaran, kreatifitas dan ketenangan. Vitamin yang sangat cocok buat pekerjaan