[budaya_tionghua] PENGUMUMAN : WEBSITE BUDAYA TIONGHOA SUDAH BISA DIAKSES
RRS, akhirnya website milist budaya tionghoa bisa diakses di http://www.budaya-tionghoa.net utk bisa membaca arsip2 lama, HARAP REGISTRASI terlebih dahulu. Website ini bersifat non komersial dan tidak berafiliasi kepada aliran manapun, baik aliran politik maupun agama, golongan. Siapapun boleh mengakses dan diijinkan mengutip, tapi mohon dicantumkan SUMBERNYA DAN NARASUMBERNYA. Jika memiliki keraguan siapa penulisnya, bisa menghubungi moderator di [EMAIL PROTECTED] Terimakasih
[budaya_tionghua] Nikahi Bocah 12 Tahun
Sumber Berita: http://www.detiknews.com/comment/paging/2008/10/23/150516/1024883/10/8/syekh -puji-saya-punya-dasar-agama-nggak-ngawur Kamis, 23/10/2008 15:05 WIB http://www.detiknews.com/read/2008/10/23/150516/1024883/10/syekh-puji-saya- punya-dasar-agama-nggak-ngawur Nikahi Bocah 12 Tahun Syekh Puji: Saya Punya Dasar Agama, Nggak Ngawur Chazizah Gusnita - detikNews Jakarta - Syekh Puji berencana akan menikahi 3 bocah yang masih di bawah umur. Namun niat Syekh Puji ini bukan tanpa alasan. Syekh Puji beralasan punya dasar agama. ( gus / iy ) tetangga, Kyai satu ini memang keterlaluan karena penggunaan dasar agama hanya dipakai untuk pembenaran kelakuannya. Islam tidak pernah memerintahkan mengawini anak kecil. Kalau toh yang dicontoh adalah pernikahan nabi Muhammad dengan Aisyah itupun perlu dipertanyakan karena kenapa yang dicontoh cuma pernikahannya saja sedang amaliyah nabi lainnya tidak dicontoh. Lagipula hadits yang menerangkan nabi Muhammad menikahi Aisyah saat Aisyah berumur 7 tahun masih bisa diperdebatkan karena perawinya sudah uzur dan tinggal di Turki sehingga daya ingatnya diragukan. benkqbox, Ya udah, wong Pak Puji-nya juga udah klaim kalo dia tahu dasar agamanya, kenapa jadi pada ribut sih??? Khan kita tahunya hanya pikiran yang jelek saja, mana tahu kalo niat Pak Puji memang ingin mengangkat derajat si anak tersebut dan keluarganya, lagian dia juga akan menjalankan sesuai dengan hukum Islam sesuai dengan kepercayaan yang beliau anut jadi punya disiplin tersendiri, bukan hukum negara, negara aja nggak bisa bantu thd. kondisi ekonomi anak itu dan keluarganya. Komentar-komentar lainnya dapat Anda intip atau tambahkan dengan mengKLIK link tersebut di atas. Apakah dalam sejarah budaya Tionghoa juga terdapat kasus-kasus semacam ini? :-) als
Re: [budaya_tionghua] Re: identitas huaren
Hehehe...kebetulan ini buat penelitian skripsi saya... Saya cuma pengen tau bagaimana perkembangan Huaren di Indonesia dari dulu hingga sekarang dan bagaimana terbentuknya identitas diaspora Huaren di indonesia... Huaren yg saya maksud disini itu orang Tiongkok yang migrasi ke Indonesia dan menetap di Indonesia sehingga skrg dan sudah menjadi WNI. Bukan yang sudah generasi berikutnya, soal'y istilahnya jg sudah beda kan? Jadi Huaren yang saya maksud itu Huaren dengan pengertian yang telah saya jelasin di atas, jd Huaren secara keseluruhan gt, hehehe Bs tolong menjelaskan ga? Soal'y saya yakin kalo orang2 di milis ini pasti ada yg ngerti bgt soal ini, hehehe... Trimakasi banyakmohon bantuannya...^_^ From: ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED] To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, October 9, 2008 8:28:45 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas huaren Mita, terus terang pertanyaan lu kurang jelas, euy. ini buat penelitian kah atau sekedar pengen tahu doank, jawaban seperti apa yang lu cari, perbandingan sama apa sih yang lu pengen dapet? Orang tiongkok yang sudah menetap di Indonesia, maksudnya yang baru dateng? Atau yang sudah satu generasi menetap disini? Yang model engkong - datang dari Zhongguo lalu menetap disini dan punya anak disini, punya cucu disini, tinggal disini sudah lebih dari 50 tahun? Atau model Apek - yang datang dari zhongguo tahun 80 an lalu menetap disini dan juga sudah punya anak cucu sekolah disini? Atau model Didi/Meimei - yang baru datang kemarin tahun 2000 an, sekarang dagang di pasar, enggak pake bahasa Indonesia cuman modal kalkulator? Lhoh kok jadi gue yang nanya. Serasa lagi bimbing skripsi, wakakakaka.. ... --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Mita Melati qhuqwayz_aja@ ... wrote: Mo nanya tentang huaren, oarang Tiongkok yang sudah menetap di Indonesia (bener kan artinya?), bukan yang sejak lahir udah tinggal di Indonesia. Pengen tau aja gimana identitasnya, lebih pengen tau yang ke arah identitas budaya dan sosial sii...bisa membantu saya? Terimakasiiihh. ..^_^ - Original Message From: ulysee_me2 ulysee_me2@ ... To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Sent: Wednesday, October 8, 2008 10:50:07 AM Subject: [budaya_tionghua] Re: identitas huaren Nanya hua-ren apa hua-yi? Mau tau soal identitas politik atau identitas budaya atau identitas sosial? hehehehe --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, qhuqwayz_aja qhuqwayz_aja@ ... wrote: Mo nanya lagi, identitas huaren di Indonesia sekarang itu seperti apa y? Makasih... -Mita-
[budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan
Ooh mau sekaligus satu tahun ya? Kalau enggak salah mah pantang deh satu tahun angkat dua jenazah. Tapi itu harus tanya lagi sama sepuh yang ngarti. Hal nya siapa duluan, hitung hari baik aja, nanti khan ketahuan yang mana tanggal hari baiknya, disesuaikan dengan tanggal kematian dan tanggal kehidupan, siapa yang hari baiknya duluan. Atau...lootang aje, lootang, tanya siapa mau duluan, heheheh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Oei [EMAIL PROTECTED] wrote: Terimakasih, sekali saya banyak mendapat informasi dari rekan-rekan semua, untuk persiapan pengangkatan kerangka jenazah leluhur saya. Informasi yang belum jelas adalah kerangka siapa yang diangkat dulu enkong atau emak, jika ada yang bisa memberikan informasi, saya akan sangat berterimakasih Rgds David OHK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: aduh koko, ngai bilang di TAIWAN itu ada yg begitu. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Keturunan langsung itu maksudnya anak - cucu - buyut - cicit dst Kalo kena gusur, atau keturunannya langsung tak berdaya, hal itu cuma cukup sembahyang bahwa bukan kehendak mereka, tapi kalo di sengaja oleh keturunannya sendiri, harus cari hari lah Wah ga tau tuh marganya apa, nanti ngai tanyain dulu yah, maksudnya penghuni gunung gadung itu bukan berarti dia lahir atau besar disana, dia sih orang Jakarta, tapi karena tuntutan pekerjaan dia dulu jadi suka ngurusin pemakaman orang - Original Message - From: ardian_c ardian_c@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 23 October, 2008 22:53 Subject: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan hehehehehe memangnya yg kremasi itu keturunan langsung ? gak selalu lar, kayak di taiwan banyak kuburan yg gak keurus jg dikremasi getu lho. mantan penghuni gunung gadung ? huehehhehehe marganya Huang or Gu neh ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Setau saya, bukan cuma di itung hari yang tepat dari yang almarhum, tapi juga dari garis keturunan langsung yang masih hidup Saya ada kenalan yang kenal dengan yang ngurusin begituan, dia mantan penghuni Gunung Gadung :-) dia juga ikut millis ini koq, tapi pasif bener, dan dia terlalu malu buat nulis / ngetik di millis. Nanti saya tanyain dia - Original Message - From: ardian_c ardian_c@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 23 October, 2008 22:13 Subject: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan melakukan pengecekan hari yg tepat berdasarkan tgl kelahiran almarhum dicompare tgl kematian kemudian tgl yg mau melakukan kremasi. biasanya mengangkat kerangka itu sebelumnya menyiapkan guci, terus saat diangkat itu tulang belulangnya dibersihkan dgn alkohol/arak. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Oei david.oeihongkien@ wrote: Dh (Mohon bantuan para miliser B Tionghoa), Keluarga saya memiliki makam leluhur yang saat ini sdh tidak nyaman lagi digunakan sebagai pemakaman Untuk itu kami berencana untuk mengangkat jenazah leluhur kami tsb untuk kemudian di kremasi. Yang menjadi pertanyaan saya adalah: Bagaimana aturan mengangkat kerangka tsb (sembahyang dll)? Apakah boleh setelah diangkat kerangka tsb untuk sementara kita letakkan dalam peti (di dekat pemakaman) selama 2-3 hr sebelum di kremasi (karena masih menunggu salah satu kerabat yang datang dari jauh - tgl masih menggali kubur ternyata ada jeda dg tgl kedatangan kerabat kami) Mohon jawaban dari para sespuh di milis ini Terimakasih Rgds David OHK .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links .: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :. .: Website global http://www.budaya-tionghoa.net :. .: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua :. .: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.wordpress.com :. Yahoo! Groups Links
Re: [budaya_tionghua] PENGUMUMAN : WEBSITE BUDAYA TIONGHOA SUDAH BISA DIAKSES
Kok isi artikelnya sangat minim? Lagian, pembagiannya kurang tepat, kaligrafi dan seni kok isinya puisi? yang namanya seni itu kan luas, mestinya lebih konkritlah. juga, yang namanya website budaya Tionghoa, semua artikel mestinya memang urusan budaya, kok masih ada judul sejarah dan budaya? budaya kok menjadi sub judul? Saya usulkan diganti seperti ini: Sejarah Filsafat Adat istiadat Legenda Politik Bahasa Sastra Seni Rupa Kaligrafi Musik Opera Arsitektur Alam Wisata Martial art Makanan Kesehatan Marga Diaspora Serba Serbi Ini yang saya kutip dari website: Adat Istiadat Tradisi Bahasa Mandarin Dewa Dewi Mitos Legenda Chinese Metaphysic Kitab Klasik Filsafat Resep Makanan Sejarah Budaya Marga Tionghoa Obat Kesehatan Martial Arts Politik Diaspora Bangunan Kuno Tempat Wisata Serba Serbi Kaligrafi Seni salam, ZFy --- On Mon, 10/27/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] wrote: From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] Subject: [budaya_tionghua] PENGUMUMAN : WEBSITE BUDAYA TIONGHOA SUDAH BISA DIAKSES To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, October 27, 2008, 7:08 AM RRS, akhirnya website milist budaya tionghoa bisa diakses di http://www.budaya- tionghoa. net utk bisa membaca arsip2 lama, HARAP REGISTRASI terlebih dahulu. Website ini bersifat non komersial dan tidak berafiliasi kepada aliran manapun, baik aliran politik maupun agama, golongan. Siapapun boleh mengakses dan diijinkan mengutip, tapi mohon dicantumkan SUMBERNYA DAN NARASUMBERNYA. Jika memiliki keraguan siapa penulisnya, bisa menghubungi moderator di budaya_tionghua- [EMAIL PROTECTED] s.com Terimakasih
Bls: [budaya_tionghua] Kelenteng Nan Shi Zhu Ludes Terbakar
Salam sejahtera selalu... Sungguh prihatin atas insiden ini. Apakah ada informasi mengenai : 1. 10 patung Dewa ikut hancur/retak terbakar juga? Atau posisi masih duduk/berdiri seperti semula? 2. Tempat Hio (Hiong Lupat) Dewa Langit Hiong Lupat Utama diruangan dalam. Apakah setelah insiden tsb,posisinya duduk seperti semula atau jatuh miring? Terima kasih atas informasinya. Thank's GBU... Salam damai, Atintai. Dari: Sunny [EMAIL PROTECTED] Kepada: budaya tionghua budaya_tionghua@yahoogroups.com Terkirim: Selasa, 28 Oktober, 2008 05:26:19 Topik: [budaya_tionghua] Kelenteng Nan Shi Zhu Ludes Terbakar http://www.sapos. co.id/berita/ index.asp? IDKategori= 1id=1916 Senin, 27 Oktober 2008 Kelenteng Nan Shi Zhu Ludes Terbakar 10 Patung Dewa Ludes, Diduga karena Arus Pendek SAMARINDA. Belum setahun berdiri, Kelenteng Nan Shi Zhu diamuk si jago merah kemarin siang sekitar pukul 13.00 Wita. Bangunan utama kelenteng yang terletak di Jl Jl Telkom, Sungai Lais, Samarinda Ilir tersebut, luluh lantak jadi arang. Diduga kuat, kebakaran tersebut disebabkan arus pendek listrik. Naasnya lagi, ketika kebakaran terjadi, tidak ada satu orang penjaga pun yang berada di lokasi kejadian. Waktu kami tiba, kelenteng ini sudah terbakar dan tidak ada yang tahu persis penyebab kebakaran ini. Karena saat kejadian, kelenteng ini dalam keadaan kosong, ungkap Aliong, pengawas kelenteng saat dikonfirmasi Sapos. Tidak diketahui apakah warga yang tinggal di sekitarnya mengetahui peristiwa kebakaran tersebut. Maklum pemukiman yang terdekat berjarak lebih dari 500 meter. Sehingga kemungkinan besar, warga yang melihat bumbungan asap tidak menyangka kalau itu berasal dari bangunan utama kelenteng yang letaknya terpencil ini. Aliong menduga kuat, kebakaran terjadi karena arus pendek listrik. Pasalnya, saat kebakaran, bangunan kelenteng dalam keadaan terkunci dan tidak ada sisa-sisa aktivitas persembahyangan seperti lilin dan dupa yang menyala. Kemungkinan besar, ini karena korsleting listrik. Karena tidak ada lilin yang menyala dan kelenteng sedang terkunci, tambah Aliong. Lantaran lokasinya yang terpencil, membuat petugas pemadam kebakaran kebingungan menemukannya. Bahkan dengan jalur akses yang kurang layak, dibutuhkan waktu lebih dari setengah jam untuk bisa mencapai lokasi dari Jl Sultan Sulaiman. Kebakaran ini menyebabkan semua isi bangunan utama kelenteng ludes terbakar. Api pun padam dengan sendirinya, tanpa merembet ke bangunan yang lain. Sehingga dua buah pagoda, patung naga kembar serta gerbang depan masih utuh. Akibat insiden ini, atap kelenteng habis. Tampak pula puing-puing altar, 10 patung dewa, peralatan sembahyang dan lain sebagainya. Secara umum, tidak ada harta benda apapun yang terselamatkan. Jumlah kerugian pun belum bisa diprediksi. Mengingat barang-barang yang ada di dalam kelenteng, sifatnya khusus dengan harga yang relatif tinggi. Akibat kebakaran itu, pengurus memberitahukan kepada masyarakat Samarinda bahwa untuk sementara kelenteng tidak dapat difungsikan sebagai tempat ibadah Tri Dharma sebagaimana biasanya. Kami selaku pengurus kelenteng memohon maaf kepada para umat di seluruh Samarinda. Karena dengan adanya insiden ini, warga tidak dapat melakukan sembahyang di kelenteng milik bersama ini. Sekaligus juga kami sampaikan warga Samarinda hendaknya tetap waspada terhadap bahaya kebakaran yang terus mengancam. Sekali lagi saya mohon maaf, tambah Aliong, dengan didampingi sejumlah warga Tionghoa. Pihak kepolisian dari Polsekta Samarinda Utara dan Pos Polisi Sambutan yang mendapatkan laporan kebakaran itu, juga langsung mendatangi lokasi kejadian. Saat api padam, polisi memasang garis polisi atau police line. Kapolsekta Samarinda Utara AKP Andrias Susanto Nugroho SIK, melalui Kanit Reskrim Ipda Widho Anriano mengatakan, pihaknya masih melakukan penyelidikan untuk memastikan penyebab kebakaran tersebut. Beberapa saksi masih dimintai keterangan. Sementara ini, penyebab kebakaran diduga kuat karena korseleting listrik. Namun masih diselidiki. Beberapa saksi mata juga dimintai keterangan di Polsekta Utara, jelas Widho lagi. (lee/rm-1/uya) ___ Dapatkan nama yang Anda sukai! Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com. http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
[budaya_tionghua] Ahok_100 Tahun Kebangkitan Nasional
100 TAHUN KEBANGKITAN NASIONAL (1908-2008) (Makalah Basuki Purnama di Bersulang Tanah air, 25 Okt. 2008) Apa yang membedakan kita antara tahun 1908 dan 2008, tentu saja kita bisa menjawab dari berbagai aspek, dalam hal ini saya hanya akan memberikan pandangan saya dari sudut politik praktis tentang apa yang dicita2kan oleh para tokoh / elite politik Indonesia di tahun 1908, dan apa yang akhirnya kita capai dan peringati sebagai kebangkitan nasional pada tahun 2008 ini yang sudah tepat berusia 100 tahun. Hal positif yang kita capai dalam politik setelah 100 tahun kebangkitan nasional diantaranya adalah : adanya pemilihan presiden dan kepala daerah secara langsung, disahkannya undang-undang kewarganegaraan yang ?revolusioner?, bebasnya rakyat mendirikan partai politik, dan adanya hal otonomi daerah di setiap kabupaten dan propinsi. Realita yang kita hadapi setelah 100 tahun kebangkitan nasional adalah Indeks pembangunan manusia (IPM/HDI: Human development index, yang menggambarkan kondisi panjang umur , lamanya mengenyam pendidikan dan pendapatan perkapita rakyat) ternyata jauh tertinggal dari negara tetangga kita seperti Malaysia, apalagi Singapura. Disamping masalah IPM, juga sulitnya mendapatkan pemimpin yang membela rakyat apalagi rela menjadi lebih miskin demi untuk rakyat, yang terjadi nasib rakyat tidak berubah dan justru rakyat semakin susah dan miskin, sementara hampir semua pejabat dan mantan pejabat kaya raya. Bukankah secara umum diketahui, jika semakin kekuasaan ditangan rakyat, tentulah nasib rakyat yang dicerminkan dengan IPM (indeks pembangunan manusia) juga semakin meningkat ? Kenapa setelah 10 tahun reformasi dan 100 tahun kebangkitan nasional, yang terjadi tidak demikian ? Saya akan membagikan pengalaman saya melihat situasi politik yang saya alami mulai dari pemilu 2004, pilkada bupati Belitung Timur 2005 dan Pilkada Gubernur Bangka Belitung 2007. Yang Pertama adalah Burung Garuda Pancasila goyah, disebabkan banyaknya oknum elite politik yang membuang pita Bhinneka Tunggal Ika, sehingga burung Garuda Pancasila menjadi goyah karena tidak memiliki pegangan lagi. Yang Kedua adalah banyaknya oknum elite politik dari agama tertentu yang ingin bendera merah putih menjadi benderanya negara Singapura (ditambah bulan sabit dan bintang), artinya apa ? banyak oknum elite yang ingin negara ini seperti negara agama, sehingga rakyat yang tidak beragama sama dengannya tidak berhak menjadi pejabat kepala daerah apalagi kepala negara di Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang jelas benderanya hanya merah putih saja. Kalau ingin memiliki IPM seperti negara Singapura tentu baik, tetapi hanya ingin menerapkan bulan sabit dan bintang kedalam NKRI dan menyingkirkan putra-putra terbaik bangsa yang tidak seagama, tentulah merupakan tindakan pengkhianatan terhadap kebangkitan nasioanl dan UUD 1945 dan Pancasila kita. Yang Ketiga adalah buruh yang tidak dapat dibayar sesuai dengan kebutuhan diatas minimum mereka, sehingga bangsa ini semakin lama semakin miskin dan rendah IPMnya, karena tidak memiliki jaminan pendidikan , kesehatan dan jaminan hari tua. Ketiga hal diataslah yang menjadi penyebab kenapa setelah 100 tahun kebangkitan nasional , bangsa Indonesia tertinggal dari negara tetangganya. Inilah krisis multidimensi bangsa ini, padahal semangat para elite di kebangkitan nasional 100 tahun yang lalu mendambakan Indonesia sejajar dengan negara Amerika Serikat dan Jerman.(tafsiran pribadi penulis?). Demokrasi jelas harus bebas tetapij uga harus memiliki batasan yang tidak boleh dilewati , yakni : Kepentingan rakyat, azas negara dan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Apa persepsi rakyat tentang demokrasi dengan adanya pemilu yang diikuti oleh banyak partai politik, adanya hak memilih kepala daerah dan kepala negara secara langsung ? Secara umum, rakyat memiliki persepsi setelah pemilu atau pemkada/pilpres selesai, maka mereka kembali dilupakan lagi, Atau yang lebih putus harapan lagi ,rakyat memiliki persepsi siapapun yang jadi pejabat sama saja buat nasib mereka, tidak pernah berubah , tetap miskin, yang berubah hanyalah pejabat yang terpilih dan keluarga maupun teman-temannya saja. Kalau saudara ditanya apakah saudara puas dengan kinerja para pejabat eksekutif, legistlatif, yudikatif dan aparat keamanan dan polisi ? Hampir semua hasil survei menunjukan mayoritas rakyat tidak puas dengan kinerja yang ada. Lalu salah siapa ? setengahnya adalah kesalahan saya dan saudara yang tidak rela keluar dari zona nyaman untuk merebut posisi tersebut. Solusinya : para nasionalis idealis harus rela keluar dari zona nyaman, masuk ke semua bidang pemerintahan, jika ingin ke jenjang kepala daerah, bisa memulai dari jenjang anggota DPRD, jika terbukti BTP (Bersih,Transparan dan Profesional) , dia bisa lanjutkan ke tingkat kepala daerah baik sebagai Bupati / Walikota, jika terbukti BTP lagi, dia bisa jadi Gubernur / Presiden. Jika
[budaya_tionghua] King Hian_BERSULANG TANAH AIR
BERSULANG TANAH AIR King Hian dalam rangka peringatan: 100 Tahun Kebangkitan Nasional 10 Windu Sumpah Pemuda 10 Tahun Reformasi 1998 Kebangkitan Nasional merupakan suatu momen penting di mana timbul kesadaran untuk membebaskan diri dari keterbelakangan dan mengejar ketinggalan yang dirintis oleh para pemuda pendiri perkumpulan Boedi Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908, yang bertujuan memajukan pengajaran ilmu pengetahuan dan kebudayaan bagi anak bangsa. Seratus tahun telah berlalu, semangat kebangkitan nasional tetap relevan untuk mengingatkan bahwa kita harus selalu ?bangkit? untuk menghadapi segala tantangan yang muncul dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada Kongres Pemuda Kedua tanggal 27-28 Oktober 1928 di Jakarta, para pemuda yang berasal dari berbagai organisasi kedaerahan, (seperti Jong Java, Jong Sumateranen Bond, Jong Bataks Bond, Jong Celebes, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, Pemoeda Kaoem Betawi, dll) sepakat untuk bersatu dengan merumuskan Soempah Pemoeda yang menyatakan bertumpah darah yang satu, berbangsa yang satu, dan menjunjung bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan. Sebelum pembacaan teks Soempah Pemoeda diperdengarkan lagu ?Indonesia Raya? yang dibawakan oleh W.R Soepratman. Perlu dicatat bahwa ada 4 pemuda Tionghoa yang turut hadir dalam kongres ini, yaitu: Kwee Thiam Hong, Oey Kay Siang, John Lauw Tjoan Hok, dan Tjio Djien Kwie. Teks Soempah Pemoeda dibacakan di Jl. Kramat Raya 106 Jakarta, saat ini menjadi Museum Sumpah Pemuda, yang merupakan milik seorang Tionghoa bernama Sie Kong Liong. Sebagai salah satu komponen bangsa, orang Tionghoa juga menjunjung kesepakatan kesatuan dan persatuan Indonesia. Hal ini jelas sekali terlihat dalam aksara GUO (?) negara, yang memiliki makna batas wilayah tembok atau wilayah (?) dan setiap orang (?) memegang tombak (?), yang artinya mempertahankan keutuhan persatuan dan kesatuan negara. Wilayah adalah tempat kita tinggal, bukan negara lain. Sumpah Pemuda itulah tembok yang harus kita jaga dengan asas kesetaraan dan asas menghormati seluruh etnis yang ada di Indonesia ini tanpa pilih bulu. Tiap-tiap kompenen bangsa memberikan kontribusinya positif melalui caranya masing-masing, baik secara politik, ekonomi, sosial, budaya, dan pertahanan keamanan bagi lingkungan sekitar. Dalam mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa kita harus berpedoman pada semboyan ?Bhinneka Tunggal Ika?, berbeda-beda tetapi tetap satu. Persatuan dan kesatuan bangsa bukanlah menghilangkan keberagaman dan perbedaan. Setiap komponen bangsa bebas untuk menjalankan dan melestarikan nilai-nilai budayanya masing-masing, yang semuanya akan memperkaya khasanah budaya bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang berani menerima dan menghargai keberagaman. Pada periode akhir kekuasaan Orde Baru terjadi hal-hal yang memicu ketidak-puasan rakyat terhadap pemerintah. Kondisi perekonomian memburuk sementara praktik KKN meraja lela, ditambah lagi pada tahun 1997 terjadi krisis moneter yang menimpa beberapa negara di kawasan Asia termasuk Indonesia. Kondisi negara yang semakin buruk ini membuat para mahasiswa berunjuk rasa di seluruh kota besar di Indonesia untuk menuntut reformasi. Pada 12 Mei 1998 terjadi penembakan terhadap mahasiswa Trisakti yang sedang melakukan unjuk rasa di halaman kampusnya. Empat mahasiswa tewas, yaitu Elang Mulya Lesmana, Hery Hartanto, Hafidin Royan, dan Hendrawan Sie. Kejadian ini diikuti oleh tragedi 13-15 Mei yang meluluhlantakkan Jakarta. Karena berbagai tekanan pada 21 Mei 1998 Presiden Soeharto mengumumkan pengunduran dirinya sebagai Presiden RI. Pada 24 September 1999 kembali terjadi penembakan terhadap mahasiswa yang berunjuk rasa, insiden yang disebut Peristiwa Semangi II ini menewaskan Yap Yun Hap seorang mahasiswa UI. Reformasi 1998 telah membuka lembaran baru dalam sejarah Indonesia, dengan mendorong terjadinya pergantian kekuasaan dan reformasi di segala bidang. Banyak kemajuan telah dicapai. Dalam kurun waktu 10 tahun telah terjadi empat kali pergantian presiden. Kita juga telah menikmati kebebasan informasi dan kebebasan mengeluarkan pendapat. Orang Tionghoa bisa bernafas lega setelah Inpres No. 14/1967 tentang Agama, Kepercayaan dan Adat Istiadat Cina dicabut oleh Presiden Gus Dur. Presiden Megawati menjadikan Tahun Baru Imlek sebagai hari libur nasional. Bahasa Tionghoa dan perayaan Festival Tionghoa kini bukanlah hal yang terlarang. Dalam bidang hukum orang Tionghoa mulai mendapatkan persamaan dengan diberlakukannya UU Kewarganegaraan No. 12/2006 oleh Presiden SBY. Tentu saja cita-cita reformasi 1998 belum semua tercapai, masih banyak masalah yang harus diperbaiki. Rakyat masih terhimpit kondisi ekonomi sementara KKN terus terjadi. Masih banyak peraturan yang tumpang tindih, juga implementasi di lapangan yang tidak sesuai peraturan di atas kertas, salah satunya adalah masalah SBKRI yang sebenarnya sudah dihapuskan oleh Inpres No. 4/1999 dari Presiden BJ
[budaya_tionghua] Phoa Bing Hauw_ Rasa Kebangsaan
RASA KEBANGSAAN Phoa Bing Hauw, dalam acara Bersulang Tanah Air 25 Okt. 2008 Acara Bersulang tanah Air harus diakui merupakan ide dengan tema yang sangat orisinil dan antik (istilah kalangan muda). Karena biasanya bersulang itu dilakukan pada acara gembira untuk mengharapkan sesuatu yang lebih baik di masa mendatang, misalnya pada acara Malam Tahun Baru, atau trend pada saat ini bersulang di pesta perkawinan. Jadi, semua orang bersulang, sambil tersenyum dan tertawa-tawa dengan berharap agar impian, harapan, cita-citanya terwujud. Tetapi terlepas dari terminologi yang digunakan, acara ini diadakan untuk memperingati (a) satu abad Kebangkitan Nasional, (b) Sepuluh Windu Sumpah Pemuda, dan (c) Sepuluh Tahun Reformasi, harus diakui, istilah itu tepat dan membangkitkan tanda Tanya ?apa sih dan untuk apa sampai bersulang segala?? dan ?apa relevansinya?. dalam acara ini khususnya Rasa Kebangsaan kita sebagai Bangsa Indonesia saat ini, bila dikaitkan dengan ketiga peristiwa di atas? Pada umumnya, bila kita menanyakan hal tersebut kepada pihak keluarga, teman, kerabat, ataupun orang lain mengenai Rasa Kebangsaan, jawaban mereka pasti beragam, atau bahkan jawabannya kadang sukar dimengerti, tergantung tingkat pendidikan, latar belakang keluarga, dan juga agama yagn mungkin saja dapat memberikan warna kepada bentuk pertanyaan tesebut. Namun, tidak ada yang harus dipersalahkan dalam hal ini karena Rasa Kebangsaan memang suatu yang abstrak, yang tertanam di dalam hati sanubari setiap orang mengenai apa yang dirasakan, apa yang diharapkan, dan apa yang dapat diperbuat untuk bangsa dan negaranya. Umumnya secara seragam, mereka dapat menjawab bahwa Rasa Kebangsaan adalah identik atau sangat erat kaitannya dengan rasa nasionalisme. Hal ini terutama timbul pada saat kita mengikuti upacara bendera dengan khidmat, atau juga pada saat menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya, atau juga pada saat melihat salah satu atlet kita memenangkan pertandingan dalam arena olahraga dunia. Tetapi dalam situasi saat ini bagaimana Rasa kebangsaan kita sekarang? terutama bila dibandingkan pada saat dr. Wahidin Sudiro Husodo dkk dianggap mencanangkan Kebangkitan Nasional, atau pada saat para Pemuda berikrar Sumpah Pemuda? Yang pasti, dalam jaman, dimensi waktu serta generasi yang jauh berbeda, maka konsep, makna serta kejiwaan yang tertanam dan juga efek eporia pada saat itu sangat berbeda satu dengan lainnya dan akibatnya susah untuk diperbandingkan. Dengan kata lain, tidak adil (unfair), bila suasana jaman sekarang dibandingkan, atau harus serupa, dengan jaman Pra-Kemerdekaan. Pertanyaan yang hakiki dan seharusnya dipertanyakan adalah Bagaimana caranya yang pada saat itu dalam serba kekurangan, serba ketidaktahuan, serba ketakutan dan keterbatasan dalam suasana penjajahan yang kental, para orang-orang/ pemuda-pemuda (termasuk yang berjender wanita) tersebut dapat secara brilian mencetuskan, melahirkan ide kebersamaan untuk bangkit dan sejajar dengan bangsa lain (Kebangkitan Nasional) dan kemudian dapat merasakan satu jiwa kebersamaan sebagai satu Bangsa, satu Nusa dan satu Bahasa (Sumpah Pemuda). Kebersamaan inilah yang merupakan Kunci penting (?Key Words?) yang melandasi para Pahlawan kita dari pertama kita melawan penjajah (Falatehan sampai jaman Bung karno-Bung Hatta). Hanya dengan Kebersamaan maka kita dapat Merdeka, dan tetap sampai sekarang. Namun, dari sejarahpun kita belajar bahwa Kebersamaan bukan suatu hal yang mudah seperti diucapkan, hal ini terbukti bahwa walau pada jaman Falatehan bersama-sama ingin mengusir Penjajah Portugis, toh baru di tahun 1945, Penjajah akhirnya dapat terusir (de-jure) namun masih perlu empat tahun lagi untuk benar-benar secara de-facto Penjajahan berakhir. Dengan demikian kebersamaan seperti inilah yang seharusnya melandasi kita semua sebagai Bangsa Indonesia kjapanpun, dan dimanapun kita berada, terlepas dari strata sosial kita, warna kulit, latar belakang keluarga dan pendidikan dan juga keyakinan (agama). Kebersamaan sangat penting dalam lingkaran terkecil, kemudian melebar, melebar dan membesar tanpa terpengaruh oleh inflitrasi tujuan pribadi atau tujuan kelompok. Bayangkan bila kebersamaan yang diusung oleh dr. Wahidin tidak ditanggapi oleh dr. Cipto Mangoen Koesoemo, atau para Pemuda dari Yong Ambon tidak seia- sekata dengan Pemuda dari Yong Celebes, atau dengan Pemuda Yong Sumatra dan Pemuda Yong Jawa? Secara na?f kita akan bertanya, mungkinkah acara Bersulang ini dilakukan? Maka dalam konteks sekarang, Kebersamaan kita saat ini (Tahun 2008) sangat berbeda dengan Kebersamaan pada Jaman Pra-Kemerdekaan, dan saat sekarang malah Kebersamaan kita sebagai bangsa sedang diuji. Mengingat Kebersamaan yang diharapkan oleh masyarakat luas (Baca:Warganegara) tidak dilihat sebagai kebersamaan dari kacamata Penguasa (Pemerintah). Apa yang diharapkan masyarakat agar impian, cita-cita, harapannya belum terwujud nyata. Dari Leluhur
Re: [budaya_tionghua] King Hian_BERSULANG TANAH AIR
Pada acara Bersulang Tanah Air yang diadakan oleh Majalah Sinergi Indonesia, Solidaritas Nusa Bangsa, dan Komunitas Bambu, pada tanggal 25 Oktober kemarin. Saya mewakili milis Budaya Tionghoa mendapat kesempatan untuk berbicara pada giliran kedua dari belakang (giliran sebelum pembicara terakhir). Karena seluruh pembicara2 sebelumnya sudah membicarakan tema yang sama (tentang Kebangkitan Nasional, Sumpah Pemuda, dan Reformasi) terutama dari sisi politik, supaya tidak membahas cerita yang sudah berkali2 dibahas sebelumnya, saya memilih untuk membahas keadaan Tionghoa Indonesia yang terombang-ambing antara berkiblat ke budaya leluhur dan mengakar di tanah air Indonesia. Bahan pembahasan dikutip dari tulisan Zhou Fuyuan yang berjudul Where Do We Belong, yang dimuat di Jurnal Asian Ethnicity, Volume 4, Issue 3, October 2003. salam, KH : Tionghoa Indonesia: Antara “Luo Ye Gui Gen[1]” dan “Luo Di Sheng Gen[2]” Secara naluri manusia memerlukan tempat berpijak. Semua orang di hati kecilnya selalu terikat dengan tempat dia dilahirkan dan dibesarkan. Kerinduan terhadap kampung halaman adalah perasaan yang universal. Lihatlah kenyataan di sekitar kita, lihatlah kawan kawan yang telah lama menetap di kota lain, masih fanatik dengan semua yang berasal dari kota kelahirannya. Mereka begitu bangganya dengan makanan, bahasa, alam pemandangannya. Kita, etnis Tionghoa, tentu mempunyai ikatan dengan tempat kelahiran kita Indonesia. Kita sudah menyerap budaya lokal. Kita tidak kalah dalam berbahasa Indonesia, juga berbahasa daerah, dengan teman-teman kita yang disebut “Indonesia asli”. Namun, bagi sebagian orang, hal ini tidaklah cukup. Kita tidak cukup hanya bisa berbahasa Indonesia, tapi juga harus tidak berbahasa Tionghoa lagi; tidak cukup anak-anak kita mati berdemontrasi mendukung reformasi, kita juga harus mengganti nama dan agama kita. Kita harus menanggalkan semua ciri dan seluruh atribut kita, bila perlu badan pun diganti lewat kawin campur. Pemikiran ini memang menjadi arus pemikiran utama saat orde baru sedang jaya-jayanya. Inilah inti ideologi pembauran yang direstui rezim, banyak tokoh Tionghoa pun tergiring menjadi penjaja paham ini. Hakekat dari ideologi pembauran tak lain adalah paham asimilasi sepihak. Ada yang bertanya, memangnya mengapa dengan pembauran, bukankah ini jalan yang paling tuntas untuk meleburkan masyarakat pendatang dengan penduduk asli? Sepintas, paham ini terlihat luhur, namun, pada dasarnya paham ini berlandaskan pola pemikiran yang sakit. Pertama, paham ini secara gamblang telah melanggar hak asasi manusia, memangkas hak manusia untuk mengembangkan kepribadian, kebudayaan dan kepercayaan. Ideologi ini mengesahkan tirani mayoritas atas minoritas. Asimilasi lewat perkawinan akan indah berdasarkan cinta, tak mungkin kita meniru binatang yang disilangkan demi mendapatkan bibit unggul. Anak yang lahir pun pasti campuran menarik dari sifat biologis kedua orang tua. Dua orang yang berasimilasi akan saling mempengaruhi, lewat perjalanan waktu akan bersintesa menjadi budaya baru. Pengaruh yang bersifat sepihak bukankah menyalahi kodrat alam? Kita semua selalu ingin hadir sebagai manusia yang memiliki harga diri. Harga diri hanya mungkin jika kita mempunyai identitas. Identitas lahiriah karena keturunan, identitas budaya lewat pendidikan keluarga lewat pengaruh lingkungan, identitas sosial karena pendidikan dan profesi. Semua ini secara utuh membentuk diri kita, tak mungkin kita menerjuni masyarakat tanpa semua ini. Jika kita, etnis Tionghoa, dituntut menghapus seluruh sejarah identitasnya, kita akan linglung seperti pasien yang kehilangan ingatan. Kita akan seperti anak buangan yang tak pernah mengenal orang tuanya, dan pasti tak lagi memiliki percaya diri. Kini, sudah saatnya kita menjadi sadar, ideologi pembauran yang dijalankan selama orde baru, telah gagal total membangun nilai nilai kebangsaan yang kokoh. Paham pembauran ternyata adalah paham yang membaurkan masalah. Sudah saatnya kita mencari jawaban yang lain. Akhir akhir ini, paham integrasi dari Siauw Giok Tjhan mulai dilirik kembali. Integrasi yang gigih diperjuangkan paham ini adalah integrasi politik. Etnis Tionghoa Indonesia berjuang untuk diterima secara utuh sebagai bagian yang sah dari bangsa Indonesia. Etnis Tionghoa tak harus menanggalkan identitas diri untuk menjadi Indonesia. Identitas budaya Tionghoa selayaknya diterima sebagai bagian dari identitas nasional. Mulailah maraknya gerakan untuk menghidupkan kembali budaya Tionghoa. Namun, akankah persoalan terselesaikan sampai di sini? Di bawah sadar, sebenarnya ada pergolakan batin yang terus berkecamuk dalam hati orang orang Tionghoa. Sejak dulu, di benak orang Tionghoa telah tertanam konsep Luo Ye Gui Gen (落叶归根) “Daun yang jatuh kembali ke akar”, yang membimbing orang Tionghoa, untuk selalu berorientasi kepada budaya asalnya. Namun, dengan konsep
[budaya_tionghua] Re: Batara Hutagalung, Eurico Guteres diskusi SUMPAH PEMUDA di TvOne
Dear all, Batara Hutagalung, Eurico Guteres, Sarjono Kartosuwiryo, Svetlana Nyoto (putrid alm. Tokoh PKI Nyoto), diskusi mengenai SUMPAH PEMUDA, di TvOne, hari Selasa, 28 Oktober 2008 pukul 19.30 di acara COVER STORY. Salam, Batara R Hutagalung
[budaya_tionghua] Penggagas Kongres Pemuda Pertama
Penyebarluasan Bahasa Indonesia”. Saat itu ia memberikan argumen bahwa bahasa Indonesia tidak beroposisi terhadap bahasa daerah, tapi merepresentasikan ”Sumpah Kita”. Ia kemudian menyampaikan satu rumusan baru: Kita bertoempah tanah (sic) satu, jaitoe tanah (sic) Indonesia, Kita berbangsa satoe, jaitoe bangsa Indonesia, Kita berbahasa satoe, jaitoe bahasa Indonesia Tabrani lahir di Pamekasan, Madura, 10 Oktober 1904. Setelah menamatkan pendidikan di MULO Surabaya, dia masuk AMS di Bandung dan kemudian OSVIA, juga di Bandung. Sejak di MULO ia aktif di Jong Java. Meski menuntut ilmu di sekolah calon pamong praja, Tabrani lebih berminat pada jurnalistik. Pada 1926 ia sudah memimpin harian Hindia Baroe bersama Haji Agus Salim. Selepas Kongres Pemuda Pertama, ia berkeliling Eropa, hingga 1931, mencari pengalaman jurnalistik. Ia, antara lain, mengunjungi London, Berlin, Koln, dan Wina. Sembari membantu koran-koran Belanda, seperti Het Volk dan De Teleraaf. Setelah pulang ke Tanah Air, ia mendirikan Partai Rakyat Indonesia dan menerbitkan majalah Revue Politiek. Beberapa tahun kemudian, ia memimpin harian Pemandangan. Dalam Kongres Persatoean Djoernalis Indonesia Kelima di Solo 1939, Tabrani terpilih sebagai ketua. Di zaman Jepang, ia memimpin koran Tjahaja di Bandung. Pada zaman Jepang ini pula ia pernah dijebloskan ke penjara Sukamiskin. Ia disiksa hingga kakinya cacat, pincang. Lepas dari penjara, Tabrani memimpin Indonesia Merdeka yang diterbitkan Jawa Hokokai. Saat Indonesia merdeka, ia sempat mengelola koran Suluh Indonesia, milik Partai Nasional Indonesia. http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/10/27/LK/mbm.20081027.LK128563.id.html salam [EMAIL PROTECTED] New Email addresses available on Yahoo! Get the Email name you#39;ve always wanted on the new @ymail and @rocketmail. Hurry before someone else does! http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/aa/
[budaya_tionghua] KONSEP WIPO, SKENARIO GLOBAL UNTUK MEMECAH INDONESIA?
Ada ribuan artefak budaya Indonesia yang diklaim oleh pihak asing, seperti Batik Adidas, Sambal Balido, Tempe, Lakon Ilagaligo, Ukiran Jepara, Kopi Toraja, Kopi Aceh, Reog Ponorogo, Lagu Rasa Sayang Sayange, dan lain sebagainya. Fenomena ini tidak hanya terjadi di Indonesia, ia juga terdapat di banyak Negara berkembang lainnya. Untuk itu, WIPO (World Intellectual Property Organization), lembaga Intellectual Property internasional, mengusulkan sebuah alternatif penyelesaian. Usulan ini dimuat dalam Revised Draft Provisions For The Protections Of Traditional Cultural Expressions/Expressions Of Folklore. Inti dari usul tersebut adalah menyerahkan kepemilikan atas ekspresi budaya tradisional kepada Kustodian atau komunitas. Ini dapat dilihat pada pasal 2 dan pasal 4 pada draft tersebut. Ekspresi budaya tradisional X yang dipelihara dan dikembangkan oleh komunitas Y akan menjadi milik komunitas Y. Misalnya komunitas batik dari Surakarta yang memelihara dan mengembangkan desain parang maka motif tersebut akan menjadi milik komunitas tersebut. Namun dari hasil kajian yang dilakukan oleh Indonesian Archipelago Culture Initiatives atau IACI (www.budaya-indonesia.org), konsep ini membawa ancaman terhadap integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Yang pertama adalah masalah horizontal. Ia akan memicu konflik antar wilayah maupun antar komunitas dalam satu daerah. Orang Sunda tidak dapat berkreasi secara bebas mengembangkan Batik Jawa. Orang Jawa harus meminta lisensi ke orang Batak untuk dapat mengembangkan ulos. Orang Papua tidak merasa memiliki songket dari Palembang, demikian seterusnya. Lalu dimanakah posisi persatuan dan kesatuan Indonesia? Selain mengikis rasa persatuan, konsep ini juga berpotensi konflik antar wilayah. Ada banyak artefak budaya Indonesia yang terdapat di lebih dari satu wilayah atau suku tertentu. Misalnya, ada sebuah motif ukiran tertentu terdapat di dua wilayah atau suku yang berbeda. Lalu komunitas yang mana berhak untuk memilikinya? Akibatnya akan terjadi konflik antar wilayah atau antar suku. Pemekaran wilayah, yang hanya melibatkan dimensi pembagian administrasi pemeritahan saja, terbukti dapat menyebabkan jatuhnya korban. Apalagi jika ditambah dengan persoalan pembagian budaya tradisi. Setiap wilayah atau suku akan bertempur untuk mempertahankan warisan nenek moyaknya, yang merupakan harga diri komunitasnya. Konflik yang mungkin muncul tidak hanya terjadi antar komunitas. Ia juga bisa terjadi di dalam komunitas itu sendiri. Dari sekian banyak komunitas Angklung di Bandung misalnya, siapakah yang berhak memiliki angklung? Siapa yang berhak memberikan izin lisensi angklung ke pihak lain, pimpinan komunitas tersebut atau rapat anggota? Posisi pimpinan komunitas budaya, yang pada awalnya hanya memperhatikan faktor kebijaksanaan semata, menjadi terpolitisir (akibat adanya faktor kekuasaan dan ekonomi di dalamnya). Konsep ini beresiko melahirkan konflik dan perpecahan pada komunitas-komunitas budaya di Indonesia. Yang kedua adalah masalah vertikal. Konsep yang dibuat oleh WIPO akan mempermudah upaya eksploitasi budaya Indonesia oleh pihak asing. Sebuah perusahaan desain kaliber internasional hanya perlu datang membeli lisensi ke sebuah komunitas budaya lokal tertentu. Negosiasi tersebut tentu saja tidak seimbang. Adidas mungkin hanya perlu mengeluarkan beberapa juta rupiah untuk membeli sebuah desain batik tertentu, lalu mengkomodifikasi sedemikian rupa dan mendapatkan miliaran dolar dari desain tersebut. Jika terjadi sengketa sengketa hukum, kemampuan untuk melakukan pembelaan tentu saja tidak akan seimbang. Apakah semua komunitas budaya di Indonesia mampu membayar pengacara untuk menuntut sebuah perusahaan raksasa asing dalam pengadilan di luar negeri? Selain semakin mudah untuk dieksploitasi, kemampuan kita untuk melakukan pembelaan juga semakin melemah. Dari ulasan di atas, kita dapat melihat bahwa konsep yang diusulkan oleh WIPO berpotensi untuk mengancam integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ia memicu konflik antar warga Negara Indonesia. Selain itu, ia akan mempercepat proses eksploitasi budaya Indonesia oleh pihak asing. Untuk itu kita perlu waspada. Apakah konsep yang dibawa oleh WIPO merupakan bagian dari skenario global untuk memecah Indonesia? Untuk melindungi budaya Indonesia, kita membutuhkan sebuah terobosan baru. Hal ini dapat kita teladani dari kisah perjuangan Djuanda Kartawidjaja di Zona Ekonomi Esklusif (ZEE). Indonesia harus berani melawan dan membuat sebuah terobosan baru. Inspirasi inilah yang melatarbelakangi lahirnya konsep Nusantara Cultural Heritage State License atau disingkat NCHSL (http://budaya-indonesia.org/iaci/ NCHSL), sebagai sebuah alternatif konsep perlindungan budaya Indonesia yang diinisiasi oleh Indonesian Archipelago Culture Initiatives. Kita harus waspada terhadap konsep yang diusulkan oleh pihak asing. Bisa jadi, ia merupakan sebuah skenario global untuk
[budaya_tionghua] OOT: EFFECTS OF COLD WATER
EFFECTS OF COLD WATER Please be a true friend and send this article to all your friends you care about. Bagi anda yang menyukai air dingin, artikel ini sangat bermanfaat bagi anda. Memang menyenangkan bila kita meminum air dingin setelah makan. Namun, air dingin akan membekukan makanan berminyak yang baru anda konsumsi. Hal ini akan memperlambat pencernaan. Sekali saja mengendap bereaksi dengan asam, akan merusak dan diserap usus lebih cepat dari pada makanan padat. Dan akan membatasi usus. Segera setelah itu, akan menimbun menjadi lemak dan menjadi penyebab kanker. Lebih baik untuk meminum air panas atau hangat setelah makan. Catatan penting tentang serangan jantung - anda harus mengetahui bahwa tidak setiap gejala serangan jantung akan melukai lengan sebelah kiri. Waspadalah jika anda merasa sakit pada kerongkongan. Anda mungkin tidak akan pernah merasa sakit pada bagian dada selama serangan jantung berlangsung. Rasa mual dan keringat yang bercucuran juga menjadi gejala umum. 60 persen orang yang mengalami serangan jantung pada saat tidak sadarkan diri atau tidur tidak pernah terbangun. Rasa sakit pada tenggorokan dapat membangunkan anda dari tidur anda yang nyenyak. Mari berhati-hati dan waspada. Semakin kita tahu semakin baik untuk kita bertahan. Seorang ahli jantung mengatakan jika seseorang membaca pesan ini dan mengirimkannya kepada 10 orang, anda dapat menyelamatkan sedikitnya 1 nyawa seseorang.
Re: [budaya_tionghua] PENGUMUMAN : WEBSITE BUDAYA TIONGHOA SUDAH BISA DIAKSES
Zhou Xiong, Terus terang kita kekurangan tenaga yang bisa 'mengurus' website BT. waktu mengerjakan website yang lama ada beberapa orang yang bisa membantu membuat struktur web dan mengupload tulisan2 ke website, ada Xuan Tong, Red Phoenix, Karang Terjal, Ardian, Rinto Jiang, Herry, dll. Sekarang yang lain sedang sibuk, tidak ada waktu untuk membantu, tinggallah sdr. Herry yang keteteran menyusun website yang baru. salam, KH Forum Diskusi Budaya Tionghoa dan Sejarah Tiongkok http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua/ --- On Mon, 10/27/08, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: From: Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [budaya_tionghua] PENGUMUMAN : WEBSITE BUDAYA TIONGHOA SUDAH BISA DIAKSES To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, October 27, 2008, 7:31 PM Kok isi artikelnya sangat minim? Lagian, pembagiannya kurang tepat, kaligrafi dan seni kok isinya puisi? yang namanya seni itu kan luas, mestinya lebih konkritlah. juga, yang namanya website budaya Tionghoa, semua artikel mestinya memang urusan budaya, kok masih ada judul sejarah dan budaya? budaya kok menjadi sub judul? Saya usulkan diganti seperti ini: Sejarah Filsafat Adat istiadat Legenda Politik Bahasa Sastra Seni Rupa Kaligrafi Musik Opera Arsitektur Alam Wisata Martial art Makanan Kesehatan Marga Diaspora Serba Serbi Ini yang saya kutip dari website: Adat Istiadat Tradisi Bahasa Mandarin Dewa Dewi Mitos Legenda Chinese Metaphysic Kitab Klasik Filsafat Resep Makanan Sejarah Budaya Marga Tionghoa Obat Kesehatan Martial Arts Politik Diaspora Bangunan Kuno Tempat Wisata Serba Serbi Kaligrafi Seni salam, ZFy --- On Mon, 10/27/08, ardian_c [EMAIL PROTECTED] co.id wrote: From: ardian_c [EMAIL PROTECTED] co.id Subject: [budaya_tionghua] PENGUMUMAN : WEBSITE BUDAYA TIONGHOA SUDAH BISA DIAKSES To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com Date: Monday, October 27, 2008, 7:08 AM RRS, akhirnya website milist budaya tionghoa bisa diakses di http://www.budaya- tionghoa. net utk bisa membaca arsip2 lama, HARAP REGISTRASI terlebih dahulu. Website ini bersifat non komersial dan tidak berafiliasi kepada aliran manapun, baik aliran politik maupun agama, golongan. Siapapun boleh mengakses dan diijinkan mengutip, tapi mohon dicantumkan SUMBERNYA DAN NARASUMBERNYA. Jika memiliki keraguan siapa penulisnya, bisa menghubungi moderator di budaya_tionghua- [EMAIL PROTECTED] s.com Terimakasih
[budaya_tionghua] OOT - Wartawan Senior Yan Widjaja Sahabat Susanna?
TTM BT semuah, Hai, apakabar? Sudah makan? Sorry, OOT - out of topic nih ya. Minggu kemarin beberapa kali saya terpapar oleh berita ttg kematian Susanna, bintang film jaman dulu, yang lagi kontroversi ttg perkawinannya dengan pria yang 20 tahun lebih muda: Clift Sangra. Di banyak stasiun TV, digambarkan ada seorang wartawan senior sahabat sang bintang film yang ikut diwawancarai, namanya Yan Widjaja atau Yan Widjaya. Saya jadi teringat kisah asal muasal Es Shanghai yang pernah dimuat di milis BT kita, diposting oleh Bung Yan Widjaja. Apakah kedua nama ini untuk satu orang? Mengingat saya lihat di milis BT, Bung Yan Widjaja sering menulis ttg dunia per- fileman juga, khususnya ttg film Indonesia. Bagaimana kabarnya Bung Yan Widjaja? Lama tidak melihat tulisannya lagi nih. Salam makan enak sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang
[budaya_tionghua] Hoax? (Was: OOT: EFFECTS OF COLD WATER)
Bung Liquid dan TTM semuah, Hai, apakabar? Sudah minum air dingin? Sorry, cuma nimbrung dikit ajah. Saya sih bukan pakarnya, tapi dari yang saya baca, katanya sih minum air dingin atau hangat, bagi lambung manusia sih ndak ada masalah. Asam lambung dan enzim yang ada dalam sistem pencernaan tubuh manusia dapat mengatasinya. Enzim dan asam lambung dalam sistem pencernaan yang menguraikan daging dan lemak yang anda makan, bukan air dingin atau air panas yang berperan. Kebetulan saja orang-orang Tionghua (juga umumnya orang Asia) lebih suka minum teh hangat atau air hangat. Sebab dengan cara memasak air mentah be- gitu, diyakini dapat membunuh kuman dan bakteri yang tidak kasat mata, dan diperkirakan banyak tumbuh di dalam air mentah. Kalau anda minum air panas, tidak juga berpengaruh kepada lemak yang anda makan, mungkin pengaruh ke lidah yang akan terasa terbakar saking panasnya air panas yang anda minum. Berikut ini beberapa saja referensi ttg hal itu: http://www.truthorfiction.com/rumors/w/water-cures.htm http://www.hoax-slayer.com/cold-water-cancer.html http://urbanlegends.about.com/library/bl_drinking_cold_water.htm http://www.snopes.com/medical/myths/coldwater.asp Katanya, ciri-ciri hoax adalah sebagai berikut: (1) Ada 'himbauan' untuk menyebarkan ke sesiapa saja di milis atau di mana-2 saja di i-net, terutama kepada orang yang anda sayangi. (2) Ada 'bumbu' semacam ketukan ke hati nurani anda, kalau anda tidak mengi- rim lanjut (forward), berarti anda kejam, tidak berperikemanusiaan. (3) Ada embel-embel 'ancaman' anda akan mendapat musibah kalau tidak mene- ruskan e-mail tsb. dan imbalan 'hadiah' berupa rejeki nomplok kalau anda meneruskan e-mail tsb., makin banyak, makin besar hadiahnya. (4) Referensi sumbernya ndak jelas, nama, kapan, di mana, mengapa, bagaimana (4 W - who, when, where, why dan 1 H - how) sebagaimana prinsip suatu be- rita tidak jelas diungkapkan. (5) Tidak jelas siapa pengirim awal, dan biasanya banyak 'jejak' bahwa e-mail tsb. sudah dikirimkan ke mana-mana, belerot nama penerimanya. (6) Masih ada lain-lain, barangkali anda tahu, silakan tambahkan. Sorry, kalau respon saya tidak berkenan. Begitu sajah sih ya. Kalau ada salah, tolong dikoreksi, kalau kurang sila tambahkan. Salam makan enak dan sehat, Ophoeng BSD City, Tangerang --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo [EMAIL PROTECTED] wrote: EFFECTS OF COLD WATER Please be a true friend and send this article to all your friends you care about. -dipotong--
[budaya_tionghua] HAPUS KOLOM AGAMA Di KTP
HAPUS KOLOM AGAMA Di KTP Ditulis Oleh Gendhotwukir 27-10-2008, Halaman 1 dari 2 Di kolom agama tersebut hanya dimungkinkan tertulis: Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik dan belakangan ini Konghucu. Padahal kenyataan di masyarakat tidak sedikit orang yang menganut kepercayaan lokal, menganut kejawen, Sikh, Sinto dan lain sebagainya. Di beberapa negara selain Indonesia, identitas diri semacam KTP-nya Indonesia sudah tidak mencantumkan kolom agama. Kita tentu tahu tokoh kejawen Permadi yang sering disebut penyambung lidah Bung Karno itu. Pada tahun 2002 dia menjadi korban diskriminasi soal KTP. Ketika ia hendak menikahkan anak perempuannya ia dilarang ketua KUA. Permadi dilarang mengawinkan anaknya karena ia pengikut kejawen. Penulis yakin tidak hanya Permadi seorang yang mengalami diskriminasi semacam ini, mengingat penganut kepercayaan lokal, kejawen, Sikh, Sinto dan lainnya cukup banyak. Tapi ya begitulah, di Indonesia agama sudah menjadi ketentuan atau konvensi yang sudah berakar. Dalam banyak ketentuan dan undang-undang, teristimewa untuk rekruitmen tenaga kerja pun mesti disebutkan agamanya apa. Selain itu pelayanan publik lantas juga tidak maksimal tatkala mentalitas pegawainya yang religion oriented. Pelayanan untuk pengurusan surat-surat di instansi tertentu lantas menjadi ribet dan molor karena seseorang beragama tertentu dan berbeda dengan pegawai yang melayani. Ini memang jaman reformasi, tapi yang utama direformasi itu seharusnya juga cara pandang dan mentalitas orangnya. Selain diskriminasi di atas, suatu fakta yang tak dapat ditutup-tutupi, kolom agama dalam KTP berpotensi menimbulkan konflik horisontal. Ini telah terjadi tidak hanya di Poso tapi juga di mana-mana. Orang yang dicurigai diminta menunjukkan KTP. Kalau orang yang bersangkutan beragama sama kadang bisa aman, tetapi kalau berbeda bisa dibayangkan apa yang akan terjadi apalagi dalam situasi konflik yang berbau SARA. Mentalitas religion oriented ini, entah kenapa telah cukup berakar di sebagian masyarakat Indonesia. Pergaulan kadang menjadi berjarak ketika seseorang berbeda agama. Penulis melihat kecenderungan ini. Entah ketika di dalam negeri maupun di luar negeri, ketika bertemu orang baru yang notabene berasal dari Indonesia pertanyaan mengenai agama yang saya anut seperti kok menjadi prioritas pertanyaan. Bukannya penulis tidak bangga dengan agama yang penulis anut, tetapi penulis melihat mentalitas seseorang yang religion oriented itu malah acap kali mengesampingkan aspek kemanusiaan. Tidak jarang penulis bertemu seorang yang beragama lain dengan penulis yang tiba-tiba menjadi canggung dan menjaga jarak ketika tahu agama yang saya anut beda dengan dia, padahal sebelumnya akrab. Karena seringnya ketemu seseorang yang lantas ujung-ujungnya tanya agama, penulis lebih sering menjawab, ?this is not your business?. Untuk kelancaran pelayanan publik menyangkut hak sipil penulis sebagai warga negara, penulis lebih sering kompromi untuk memberikan identitas lain seperti Surat Ijin Mengemudi (SIM) atau Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Di SIM dan KTM jelas-jelas tidak terdapat kolom agama. Lebih gila lagi seorang teman yang lantas mengisi kolom agama di KTP dengan agama lain agar bisa masuk dan bekerja di instansi tertentu. Sekali lagi penulis tidak malu dengan agama yang penulis anut. Penulis bangga dengan agama yang penulis anut. Tapi kalau fakta kehadiran KTP yang mencantumkan kolom agama itu ternyata menjadi bibit diskriminasi, konflik horisontal, pelayanan publik kurang maksimal dan kemanusiaan diabaikan, menurut penulis sudah waktunya kolom agama di KTP itu dihapus. Alasan administrasi kependudukan juga tak bisa menghalangi desakan penghapusan kolom agama ini. Soal administrasi kependudukan, asal orang-orangnya di instansi bersangkutan bekerja dengan becus, sebenarnya kolom agama di KTP tidak diperlukan lagi. Jadi, sebaiknya kolom agama di KTP itu dihapuskan saja! Halaman 2 dari 2 Di kolom agama tersebut hanya dimungkinkan tertulis: Islam, Kristen, Hindu, Budha, Katolik dan belakangan ini Konghucu. Padahal kenyataan di masyarakat tidak sedikit orang yang menganut kepercayaan lokal, menganut kejawen, Sikh, Sinto dan lain sebagainya. Di beberapa negara selain Indonesia, identitas diri semacam KTP-nya Indonesia sudah tidak mencantumkan kolom agama. Kita tentu tahu tokoh kejawen Permadi yang sering disebut penyambung lidah Bung Karno itu. Pada tahun 2002 dia menjadi korban diskriminasi soal KTP. Ketika ia hendak menikahkan anak perempuannya ia dilarang ketua KUA. Permadi dilarang mengawinkan anaknya karena ia pengikut kejawen. Penulis yakin tidak hanya Permadi seorang yang mengalami diskriminasi semacam ini, mengingat penganut kepercayaan lokal, kejawen, Sikh, Sinto dan lainnya cukup banyak. Tapi ya begitulah, di Indonesia agama sudah menjadi ketentuan atau konvensi yang
[budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan
ul, jaman sekarang ul mana mungkin disamakan dengan jaman dulu, sekarang u kalo mau angkat satu jenasah tahun ini kemudian thn depan baru satu jenasah kan berat biayanya, kenapa ngak boleh sekalian aja, biar hemat biaya, ngak keluar biaya banyak banyak, kalo jaman dulu mungkin bisa ul, kalo sekarang faktor kondisinya uang dan biaya mengalinya dan kremasinya ul, bisa bermasalah sama uangnya, dan juga biar kgk repot, kalo misal sepasang suami istri yang sudah meninggal dan dikubur, tyus kemudian mau ditaburkan di laut dengan alasan sudah ngak ada lagi pihak keluarga yang bisa urus, Why not Gituu lokh, Setahu g bisa dikremasikan jika lau sudah ngak ada lagi keturunan dari si Almarhum misal keluarga laki lakinya sudah ngak ada yang bertanggung jawab atas kuburannya almarhum, Cucu dalam Memang berhak mengurus tapi kalo cucu dalam merasa keberatan mengurusnya bisa meminta kakek sama neneknya mau ngak di kremasikan, sambil didoakan supaya bisa rekarnasi dengan cepat. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 [EMAIL PROTECTED] wrote: Ooh mau sekaligus satu tahun ya? Kalau enggak salah mah pantang deh satu tahun angkat dua jenazah. Tapi itu harus tanya lagi sama sepuh yang ngarti. Hal nya siapa duluan, hitung hari baik aja, nanti khan ketahuan yang mana tanggal hari baiknya, disesuaikan dengan tanggal kematian dan tanggal kehidupan, siapa yang hari baiknya duluan. Atau...lootang aje, lootang, tanya siapa mau duluan, heheheh --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Oei david.oeihongkien@ wrote: Terimakasih, sekali saya banyak mendapat informasi dari rekan-rekan semua, untuk persiapan pengangkatan kerangka jenazah leluhur saya. Informasi yang belum jelas adalah kerangka siapa yang diangkat dulu enkong atau emak, jika ada yang bisa memberikan informasi, saya akan sangat berterimakasih Rgds David OHK --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote: aduh koko, ngai bilang di TAIWAN itu ada yg begitu. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Keturunan langsung itu maksudnya anak - cucu - buyut - cicit dst Kalo kena gusur, atau keturunannya langsung tak berdaya, hal itu cuma cukup sembahyang bahwa bukan kehendak mereka, tapi kalo di sengaja oleh keturunannya sendiri, harus cari hari lah Wah ga tau tuh marganya apa, nanti ngai tanyain dulu yah, maksudnya penghuni gunung gadung itu bukan berarti dia lahir atau besar disana, dia sih orang Jakarta, tapi karena tuntutan pekerjaan dia dulu jadi suka ngurusin pemakaman orang - Original Message - From: ardian_c ardian_c@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 23 October, 2008 22:53 Subject: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan hehehehehe memangnya yg kremasi itu keturunan langsung ? gak selalu lar, kayak di taiwan banyak kuburan yg gak keurus jg dikremasi getu lho. mantan penghuni gunung gadung ? huehehhehehe marganya Huang or Gu neh ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Liquid Yahoo liquidha@ wrote: Setau saya, bukan cuma di itung hari yang tepat dari yang almarhum, tapi juga dari garis keturunan langsung yang masih hidup Saya ada kenalan yang kenal dengan yang ngurusin begituan, dia mantan penghuni Gunung Gadung :-) dia juga ikut millis ini koq, tapi pasif bener, dan dia terlalu malu buat nulis / ngetik di millis. Nanti saya tanyain dia - Original Message - From: ardian_c ardian_c@ To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Thursday, 23 October, 2008 22:13 Subject: [budaya_tionghua] Re: Tatacara Kremasi Jenazah yg pernah dimakamkan melakukan pengecekan hari yg tepat berdasarkan tgl kelahiran almarhum dicompare tgl kematian kemudian tgl yg mau melakukan kremasi. biasanya mengangkat kerangka itu sebelumnya menyiapkan guci, terus saat diangkat itu tulang belulangnya dibersihkan dgn alkohol/arak. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, David Oei david.oeihongkien@ wrote: Dh (Mohon bantuan para miliser B Tionghoa), Keluarga saya memiliki makam leluhur yang saat ini sdh tidak nyaman lagi digunakan sebagai pemakaman Untuk itu kami berencana untuk mengangkat jenazah leluhur kami tsb untuk kemudian di kremasi. Yang menjadi pertanyaan saya adalah: Bagaimana aturan mengangkat kerangka tsb (sembahyang dll)? Apakah boleh setelah diangkat kerangka tsb untuk sementara kita letakkan dalam peti (di dekat pemakaman) selama 2-3 hr sebelum di kremasi (karena masih menunggu salah satu kerabat yang datang dari
[budaya_tionghua] Re: PENGUMUMAN : WEBSITE BUDAYA TIONGHOA SUDAH BISA DIAKSES
rasanya seh artikelnya dah 190an tuh, ngkale gak registrasi jadi gak bisa baca semua. --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Fy Zhou [EMAIL PROTECTED] wrote: Kok isi artikelnya sangat minim? Lagian, pembagiannya kurang tepat, kaligrafi dan seni kok isinya puisi? yang namanya seni itu kan luas, mestinya lebih konkritlah. juga, yang namanya website budaya Tionghoa, semua artikel mestinya memang urusan budaya, kok masih ada judul sejarah dan budaya? budaya kok menjadi sub judul? Saya usulkan diganti seperti ini: Sejarah Filsafat Adat istiadat Legenda Politik Bahasa Sastra Seni Rupa Kaligrafi Musik Opera Arsitektur Alam Wisata Martial art Makanan Kesehatan Marga Diaspora Serba Serbi Ini yang saya kutip dari website: Adat Istiadat Tradisi Bahasa Mandarin Dewa Dewi Mitos Legenda Chinese Metaphysic Kitab Klasik Filsafat Resep Makanan Sejarah Budaya Marga Tionghoa Obat Kesehatan Martial Arts Politik Diaspora Bangunan Kuno Tempat Wisata Serba Serbi Kaligrafi Seni salam, ZFy