[budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Mau tanya ?. Bukannya pembahasan kalimat kata "cina ", sudah pernah dibahas, dan sudah pernah diselesaikan pada tahun lalu di Kantor Budaya tionghoa di Pangeran Jayakarta. Yang Saya tanyakan adalah sebenarnya mau bahas dari segi apa dari sebuah Kalimat "cina". lalu apa dikotominya " keturunan" dan "Pribumi". Sekarang tuh udah ngak ada istilah kayak gituan, mengapa sesuatu yang sudah pernah diselesaikan diubek lagi dan dicari boroknya lagi ? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, agoeng_...@... wrote: > > Jadi inget kelakuan sebagian org yg menganggap rendah para " cina glodok" > alias tionghoa yg dianggap totok yg dianggap kampungan n ga tau adat modern > karena merasa merasa dirinya banyak gaul dan sudah "membaur" apalagi > pergaulannya dengan pejabat n anak2 "babe" di selatan sehingga sok paling > nasionalis n patriotik seindonesia n bahkan tega2 "menjual" etnisnya dengan > cara2 seperti " salah sendiri lo cina ga mau gaul" " mampus lo kena jarah ga > mau gaul seh" " dasar ga nasionalis, udah wni juga masih mikirin tanah n > istiadat leluhur" atau " dasar pacinko kampungan banget, gaul donk biar elit" > dsb macem begitu. belon lagi cara2 jilat pantat model Asal Babe Senang yg > penting dapet jabatan n proyek lancar sabodo amat bahkan apabila harus ganti > orang tua kandung sekalipun. I jd serem n eneg kalo inget2 masa jayanya > mereka. Btw kalo di jkt biasanya seh mereka itu rata2 ex pedagang glodok yg > dapet proyek trus kaya mendadak n pindah ke daerah elit di selatan trus takut > keilangan proyek2nya kalo ga carmuk kemana2 atau org yg keluarganya berhasil > naek lepel "londo2an" yg anggep diri modern n udah jadi org barat. Apa ini yg > disebut culture shock gara2 ga siap mental naek pangkat? > -Original Message- > From: Fy Zhou > Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 > To: > Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif > ( I am sure )...:) > > KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya > orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, > dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah > orang biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk. > > Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat > pengakuan dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis > yang super, yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya > baru bisa diterima? > > Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang > dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas > menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap > saja ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang > yang dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat, tetap takkan mengubah > makna cina menjadi baik. > > Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat > menghina: yakni julukan " bangsa tempe " bagi bangsa Indonesia! meskipun > nanti bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan " bangsa > tempe " tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan > berani lagi mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan > lenyap. > > Demikian juga dengan julukan "Pesakitan dari asia Timur" yang ditujukan ke > bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok > menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat yang berani > memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa. > > > > > From: "a...@..." > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM > Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif > ( I am sure )...:) > > > Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. > Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita > biasakan diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita > hanya bisa berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran > orang mau kita paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... > Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung > Teruuusss... ! > > > From: Nasir Tan > Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT) > To: > Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I > am sure )...:) > > Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia > non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? > Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : > 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan > penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang > kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan > masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, buka
Bls: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
Pak Yongde yth, sebutin saja namanya pak, untuk memberikan efek jera pak... Sebagai perumpamaan : Umumnya orang akan takut mengulangi perbuatan kriminalnya, karena mereka tahu bisa dipenjara, dan kalau dipenjarakan hidupnya akan SANGAT menderita... Sekedar urun rembug, keputusannya moderator yang punya hak... tabik, John Siswanto --- Pada Sen, 12/10/09, henyung menulis: Dari: henyung Judul: [budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 12 Oktober, 2009, 7:29 PM Bung John yth, Ada dua orang yang diperingatkan, semoga mereka berdua sadar diri. Yang satu mengatakan orang lain anak bajak laut, yang kemudian dibalas juga. Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar yah apa boleh buat, akan dikarantina. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, "John" wrote: > > > > Bung Moderator Hendri Irawan / Yu Yongde yth selamat pagi, > > postingan anda tidak bisa saya pahami, siapakah yang anda peringatkan, > Apakah tidak sebaiknya dijelaskan siapa orang yang diperingatkan dan > postingan yang mana ? > Supaya tidak ada kesalah pahaman, juga memberikan "efek jera". Terima kasih. > > Untuk informasi bapak, saya mendukung kalau ada diskusi yang ngawur, anda > peringatkan. .. > > nuwun sewu, > John Siswanto > Buat sendiri desain eksklusif Messenger Pingbox Anda sekarang! Membuat tempat chat pribadi di blog Anda sekarang sangatlah mudah. http://id.messenger.yahoo.com/pingbox/
[budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
Bung John yth, Ada dua orang yang diperingatkan, semoga mereka berdua sadar diri. Yang satu mengatakan orang lain anak bajak laut, yang kemudian dibalas juga. Mereka berdua harusnya sadar tanpa perlu disebut nama. Kalau tidak sadar yah apa boleh buat, akan dikarantina. Hormat saya, Yongde --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "John" wrote: > > > > Bung Moderator Hendri Irawan / Yu Yongde yth selamat pagi, > > postingan anda tidak bisa saya pahami, siapakah yang anda peringatkan, > Apakah tidak sebaiknya dijelaskan siapa orang yang diperingatkan dan > postingan yang mana ? > Supaya tidak ada kesalah pahaman, juga memberikan "efek jera". Terima kasih. > > Untuk informasi bapak, saya mendukung kalau ada diskusi yang ngawur, anda > peringatkan... > > nuwun sewu, > John Siswanto >
[budaya_tionghua] Re: Peringatan Pertama
Bung Moderator Hendri Irawan / Yu Yongde yth selamat pagi, postingan anda tidak bisa saya pahami, siapakah yang anda peringatkan, Apakah tidak sebaiknya dijelaskan siapa orang yang diperingatkan dan postingan yang mana ? Supaya tidak ada kesalah pahaman, juga memberikan "efek jera". Terima kasih. Untuk informasi bapak, saya mendukung kalau ada diskusi yang ngawur, anda peringatkan... nuwun sewu, John Siswanto
[budaya_tionghua] Peringatan Pertama
Tolong yah kalau berdiskusi atau berdebat, lakukanlah dengan terhormat. Jangan menyerang ke pribadi lawan. Contoh seperti ini "Agung namanya, orangnya belum tentu Agung". Ini cara diskusi yang sama sekali ngawur. Teladanilah misalnya bung Nasir Tan yang mampu memberikan pendapatnya secara baik. Tolong diingat mau anda itu Cina atau Cainis atau Tionghua atau Tenglang, kita ini semua masih satu rumpun budaya. Atas nama moderator, Hendri Irawan / Yu Yongde
Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Jadi inget kelakuan sebagian org yg menganggap rendah para " cina glodok" alias tionghoa yg dianggap totok yg dianggap kampungan n ga tau adat modern karena merasa merasa dirinya banyak gaul dan sudah "membaur" apalagi pergaulannya dengan pejabat n anak2 "babe" di selatan sehingga sok paling nasionalis n patriotik seindonesia n bahkan tega2 "menjual" etnisnya dengan cara2 seperti " salah sendiri lo cina ga mau gaul" " mampus lo kena jarah ga mau gaul seh" " dasar ga nasionalis, udah wni juga masih mikirin tanah n istiadat leluhur" atau " dasar pacinko kampungan banget, gaul donk biar elit" dsb macem begitu. belon lagi cara2 jilat pantat model Asal Babe Senang yg penting dapet jabatan n proyek lancar sabodo amat bahkan apabila harus ganti orang tua kandung sekalipun. I jd serem n eneg kalo inget2 masa jayanya mereka. Btw kalo di jkt biasanya seh mereka itu rata2 ex pedagang glodok yg dapet proyek trus kaya mendadak n pindah ke daerah elit di selatan trus takut keilangan proyek2nya kalo ga carmuk kemana2 atau org yg keluarganya berhasil naek lepel "londo2an" yg anggep diri modern n udah jadi org barat. Apa ini yg disebut culture shock gara2 ga siap mental naek pangkat? -Original Message- From: Fy Zhou Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk. Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa diterima? Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat, tetap takkan mengubah makna cina menjadi baik. Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat menghina: yakni julukan " bangsa tempe " bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan " bangsa tempe " tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap. Demikian juga dengan julukan "Pesakitan dari asia Timur" yang ditujukan ke bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat yang berani memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa. From: "a...@cbn.net.id" To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: Nasir Tan Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT) To: Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya. 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita
Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Wekeke ngotot pake cina dengan cara diskusi pake kacamata kuda asal bukan tionghoa padahal udah dikasih berbagai macam alesan dari masalah sejarah sampe harga diri tapi tetep ngotot pake alesan kepala batu ndablek " g mau dipanggil cina lo mau apa" apa itu namanya tau adat? Btw sampe skrg kok ga ada yg jawab kenapa pemerintah orba dan antek2nya maksa banget yah harus ganti istilah tionghoa ke cina padahal katanya cina n tionghoa sama aja jadi ga perlu masalahin. Oh yah btw enaknya lo dipanggil anak dongkrak apa anak bajak laut yah? Soalnye diindo kagak ada tuh nama jackson. -Original Message- From: jackson_ya...@yahoo.com Date: Mon, 12 Oct 2009 17:12:33 To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Wah setuju. Apalagi ada org yang dimilis ini ngotot pakai istilah tionghoa tapi cara bicaranya dimilis kaya preman kampung. Apa ga malu tuh tionghoa bahasanya kaya gitu? Masi mending cina tapi tau adat. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Fy Zhou Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk. Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa diterima? Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat, tetap takkan mengubah makna cina menjadi baik. Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat menghina: yakni julukan " bangsa tempe " bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan " bangsa tempe " tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap. Demikian juga dengan julukan "Pesakitan dari asia Timur" yang ditujukan ke bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat yang berani memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa. From: "a...@cbn.net.id" To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: Nasir Tan Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT) To: Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya. 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa dapat ditonjolkan, dalam
Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Wah setuju. Apalagi ada org yang dimilis ini ngotot pakai istilah tionghoa tapi cara bicaranya dimilis kaya preman kampung. Apa ga malu tuh tionghoa bahasanya kaya gitu? Masi mending cina tapi tau adat. Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Fy Zhou Date: Mon, 12 Oct 2009 22:16:59 To: Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk. Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa diterima? Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat, tetap takkan mengubah makna cina menjadi baik. Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat menghina: yakni julukan " bangsa tempe " bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan " bangsa tempe " tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap. Demikian juga dengan julukan "Pesakitan dari asia Timur" yang ditujukan ke bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat yang berani memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa. From: "a...@cbn.net.id" To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: Nasir Tan Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT) To: Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya. 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand dan negara-negara Indo Cina lainnya. Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali pula kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh pribumi. Ini salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( baik materi maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci lagi. Saya punya pengalaman waktu remaja. Ketika itu ada teman yang mau minjam catatan, tetapi say
[budaya_tionghua] Undangan Nonton Concert [1 Attachment]
Tanggal 17 Oktober 2009 jika berkenan bisa datang dalam konser yang diadakan di UPH antara Harmony Chinese Music Group dan Lippo Village Community Choir & Orchestra. Keterangan terlampir berupa brosur. Andry Harmony
Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Bisa aja kalo istilah Cina itu bermakna penghinaan kenapa tidak? Bukankah Orang Indonesia ( mayoritas Jawa ) kalo di panggil Indon oleh Melayu Malaysia juga jadi panas kuping dan memprotes? Yahwalaupun tidak serta merta berhenti tetapi paling tidak ada usaha untuk berhenti dan pernah diperjuangkan. Kita belum tahu juga apa yang terjadi seandainya bisa diperjuangkan hingga ke lembaga tinggi negara. Tetapi pasti akan ada dampaknya, baik pro atau kontra. Mudah2an badan dunia lain ikut berkomentar jadi sekalian ketahuan, siapa takut. Betul...tidak semua orang Tionghoa diharapkan dapat baik sesuai harapan mayoritas masayarakat umum, tetapi kalo kita mulai dari kalangan intelektual/tokoh penting, bisnismen dan tokoh-tokoh masayarakat dah mulai mempelopori, maka lambat laut kebaikan akan jadi merata terdengar dimana-mana. Mari kita mulai dari diri kita masing-masih dulu, jangan tunggu setelah semua Orang Tionghao berbuat baik baru kita ikutan.hehehe. Gak perlu ada target tertentu tetapi yang penting makin sering kita saling mengingatkan dengan teman2 akan makin baik. Lha, kalau golongan intelektualnya aja terkesan angkuh apalagi yang tidak berpendidikan. Trus kita ini memang masih sering dicekoki oleh famili dengan paham yang menutup diri terhadap masayarakat luas, alias tidak diperbolehkan terbuka dan semacamnya. Dan celakanyawalau kita sudah berpendidikan tinggi, kita "mempercayai" didikan seperti itu. Sehingga apa yang kita yakini ( yang - ) selalu terjadi karena arah pikiran kita sudah disetting dengan arah (-) tsb. Kalau sekedar mau merasa bangga bahwa Tionghoa punya nama besar dan budayanya tingga itu, itu bole-bole saja asalkan kita juga bisa membagi kebesaran itu. Kalau tidak dapat membagi dalam arti luas, maka kita tidak ada bedanya dengan para kolonial dahulu. Oleh sebab itu jangan heran kalo kita dibenci karena dianggap penjajah..hehehe Ini tidak bisa dibiarkan berlarut-larut dan langkah yang paling bijak adalah mengupayakan agar budaya Tionghoa dapat ditanamkan/diajarkan sejak dini di masayarakat. Disini kali pertama harus kita uji keampuhan budaya/idologi kita terhadap mayasrakat luas. Ideologi Indonesia pada saat ini masih didominasi ideologi Jawa yang meski menurut Orang Jawa itu sangat bagus, kadang2 bule juga ikut2an bahwa budya Jawa bagus, tetapi menurut pendapat pribadi saya masih penya kelemahan disana-sini...kadang2 saya malah mikir gak ada apa-apanya...hehehe..ampe segitunya ya? Sebagai bagian integral dari Bangsa Indonesia, apa salahnya kalo kita berikan masukan, toh kita sama-sama Bangsa Indonesia wajar kalo saling memperkuat. salam, Nasir T --- On Mon, 10/12/09, a...@cbn.net.id wrote: From: a...@cbn.net.id Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Monday, October 12, 2009, 9:17 AM Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: Nasir Tan Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT) To: Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya. 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina yang keterunan Chinese disana tidak merasa le
Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
KwikKiangie sendiri pernah bilang: di dunia ini tak ada bangsa yang semuanya orang baik atau semuanya orang jahat. di setiap bangsa pasti ada pahlawan, dermawan, juga pasti ada pencuri dan penjahat. dan sebagian besar adalah orang biasa yang tak terlalu baik juga tak terlalu buruk. Jadi mengharapkan semua orang tinghoa berperilaku baik sehingga dapat pengakuan dari etnis lain adalah mustahil! apakah kita harus menjadi etnis yang super, yag kelakuannya bak malaikat, melebihi kebaikan etnis lainnya baru bisa diterima? Baik buruknya julukan tak bekaitan sama sekali dengan kelakuan orang yang dijuluki. Kita yang memperjuangkan pemakaian istilah Tionghoapun tdk lantas menjamin bahwa yang menyandang nama tionghoa pasti orang baik semua. tetap saja ada Tionghoa baik ada Tionghoa busuk. Demikian juga, meskipun seseorang yang dipanggil Cina berkelakuan sangat terhormat, tetap takkan mengubah makna cina menjadi baik. Jika belum yakin, kita ambil saja contoh sebuah julukan yang semua sepakat menghina: yakni julukan " bangsa tempe " bagi bangsa Indonesia! meskipun nanti bangsa Indonesia sdh sedemikian majunya, tetap saja julukan " bangsa tempe " tak menjadi julukan terhormat. Yang paling mungkin, orang takkan berani lagi mengatai bangsa Indonesia sbg bangsa tempe. istilah ini akan lenyap. Demikian juga dengan julukan "Pesakitan dari asia Timur" yang ditujukan ke bangsa Tionghoa, tidak akan menjadi bagus meski sekarang negeri Tiongkok menjadi kuat. yang terjadi adalah: tak ada lagi orang barat yang berani memakai istilah itu untuk menjuluki orang Tionghoa. From: "a...@cbn.net.id" To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Mon, October 12, 2009 8:17:08 PM Subject: Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss... ! From: Nasir Tan Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 -0700 (PDT) To: Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya kelebihan..? ? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya. 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand dan negara-negara Indo Cina lainnya. Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali pula kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh pribumi. Ini salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( baik materi maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci lagi. Saya punya pengalaman waktu remaja. Ketika itu ada teman yang mau minjam catatan, tetapi saya tidak mau memberikan karena dia sering bolos. Akibatnya saya dicaci maki, tetapi akhirnya saya tunjukkan bahwa saya lakukan hal itu bukan karena pelit, tetapi karena dia sering tidak masuk sekolah. Selain itu saya juga tidak tau rumahnya kalo ada apa-apa mau cari kemana? Akhirnya masalah selesai pada saat itu. Hingga sekarang kami akrab dan kalo ketemu dia baik bangat. Demikian menurut saya, ato ada yang ingin menambahkan? salam NT email : nasir_...@
Re: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Cara pertama terlalu overacting dan malah kita akan menjadi bahan olok-olok. Cara kedua hampir mustahil mustahil kebenarannya. Paling baik ya kita biasakan diri kita sendiri memakai istilah Tionghoa alih-alih Cina. Kita hanya bisa berbuat yg dpt kita kendalikan sendiri. Masak mulut sama pikiran orang mau kita paksa berubah dgn UU? Haahahaaa... Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...! -Original Message- From: Nasir Tan Date: Mon, 12 Oct 2009 04:37:59 To: Subject: [budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:) Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya kelebihan..?? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya. 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand dan negara-negara Indo Cina lainnya. Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali pula kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh pribumi. Ini salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( baik materi maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci lagi. Saya punya pengalaman waktu remaja. Ketika itu ada teman yang mau minjam catatan, tetapi saya tidak mau memberikan karena dia sering bolos. Akibatnya saya dicaci maki, tetapi akhirnya saya tunjukkan bahwa saya lakukan hal itu bukan karena pelit, tetapi karena dia sering tidak masuk sekolah. Selain itu saya juga tidak tau rumahnya kalo ada apa-apa mau cari kemana? Akhirnya masalah selesai pada saat itu. Hingga sekarang kami akrab dan kalo ketemu dia baik bangat. Demikian menurut saya, ato ada yang ingin menambahkan? salam NT email : nasir_...@hotmail.com --- On Sun, 10/11/09, dedistd wrote: From: dedistd Subject: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure ) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 11, 2009, 9:58 PM Sdr Nasir, hal serupa pernah disampaikan oleh Arief Budiman. Dia mengatakan bahwa kalau kata "Cina" terus menerus dipakai dengan makna positif, lama kelamaan unsur penghinaannya akan hilang dan kata cina akan menjadi netral atau positif. Saya setuju dengan itu. Namun sekali lagi mari kita belajar dari sejarah pengubahan kata "cina" menjadi "Tionghoa" seperti yang saya paparkan dalam tulisan saya ("Mengapa Kata "Cina" Tidak Pantas Digunakan?") . Jelas bahwa penggantian kata tersebut memiliki makna sangat yang penting bagi kita Tionghoa Indonesia, karena itu salah satu bukti bahwa generasi di atas kita ikut berjuang untuk Indonesia. Jadi msalah kata "Cina" vs "Tionghoa" sebenarnya bukanlah di penghinaan, konotasi dsb tapi di dasar sejarahnya. Btw, bicara soal Arief Budiman, dia ini dulunya salah satu orang LPKB yang mendukung asimilasi. Namun setelah sekolah di Amerika dan melihat bagaimana imigran di sana tetap mempertahankan identitasnya, barulah dia "bertobat". --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan wrote: > Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah > masalah sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang > penting kita bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang > lebih penting adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama > adalah makna dari penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka > apapun penyebutan itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya > walo dipanggil "Cina" , tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama umum > ), maka maknanya
[budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Lagi-lagi dikotomi keturunan (sic!)vs pribumi... helaaas... Btw, siapa yang keturunan (sic!), siapa yang pribumi ya? Entah bagaimana caranya menghilangkan istilah ini, kalau kita sendiri masih merasa "bangga" dengan istilah warisan orde babe ini...? --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Nasir Tan wrote: > > Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia > non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? > Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : > 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan > penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang > kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan > masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu > harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat > diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya > pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah > saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya > Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan > pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak > pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya > kelebihan..?? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada > solusinya. > ?> 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna > Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa > dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non > material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina > yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding > etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand > dan negara-negara Indo Cina lainnya. > Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat > dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali > pula kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh > pribumi. Ini salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( > baik?materi maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci lagi. > Saya punya pengalaman waktu remaja. Ketika itu ada teman yang mau minjam > catatan, tetapi saya tidak mau memberikan karena dia sering bolos. Akibatnya > saya dicaci maki, tetapi akhirnya saya tunjukkan bahwa saya lakukan hal itu > bukan karena pelit, tetapi karena dia sering tidak masuk sekolah. Selain itu > saya juga tidak tau rumahnya kalo ada apa-apa mau cari kemana? Akhirnya > masalah selesai pada saat itu. Hingga sekarang kami akrab dan kalo ketemu dia > baik bangat. > Demikian menurut saya, ato ada yang ingin menambahkan? > ?> ?> salam > NT > email : nasir_...@... > > --- On Sun, 10/11/09, dedistd wrote: > > > From: dedistd > Subject: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif > ( I am sure ) > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Date: Sunday, October 11, 2009, 9:58 PM > > > ? > > > > Sdr Nasir, > > hal serupa pernah disampaikan oleh Arief Budiman. Dia mengatakan bahwa kalau > kata "Cina" terus menerus dipakai dengan makna positif, lama kelamaan unsur > penghinaannya akan hilang dan kata cina akan menjadi netral atau positif. > Saya setuju dengan itu. > > Namun sekali lagi mari kita belajar dari sejarah pengubahan kata "cina" > menjadi "Tionghoa" seperti yang saya paparkan dalam tulisan saya ("Mengapa > Kata "Cina" Tidak Pantas Digunakan?") . Jelas bahwa penggantian kata tersebut > memiliki makna sangat yang penting bagi kita Tionghoa Indonesia, karena itu > salah satu bukti bahwa generasi di atas kita ikut berjuang untuk Indonesia. > > Jadi msalah kata "Cina" vs "Tionghoa" sebenarnya bukanlah di penghinaan, > konotasi dsb tapi di dasar sejarahnya. > > Btw, bicara soal Arief Budiman, dia ini dulunya salah satu orang LPKB yang > mendukung asimilasi. Namun setelah sekolah di Amerika dan melihat bagaimana > imigran di sana tetap mempertahankan identitasnya, barulah dia "bertobat". > > --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan wrote: > > > Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah > > masalah sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang > > penting kita bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang > > lebih penting adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama > > adalah makna dari penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka > > apapun penyebutan?itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya > > walo dipanggil "Cina" , tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama > > umum ), maka maknanya?akan jadi baik, memang butuh waktu tetapi kata Cina > > akan sangat positif artinya kalo kita mulai bangun dalam diri kita sendiri
[budaya_tionghua] Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure )...:)
Nah sekarang apa yang harus kita lakukan agar masayarakat Indonesia non-Chinese menyebut/menyapa kita dengan sapaan yang kita inginkan? Menurut saya ada 2 hal minimal yang harus kita lakukan : 1. Kita memberi usulan ke pemerintah lewat legislatif tentang usulan penyebutan yang kita kehendaki. Katakan, kita mengusulkaan melalui sidang kabinet terbatas agar masyarakat harus menyapa kita-kita yang keturunan dan masih totok Chinese dengan sebutan Tionghoa, bukan "Cina". Dan untuk itu harus adakan juga semacam Seminar mengenai budaya Tionghoa yang dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari oleh masyarakat pribumi. Saya pernah mengusulkan pada seseorang sesepuh Tionghoa agar budaya Tionghoa sudah saatnya harus dikedapankan dalam kehidupan, misalnya mengajarkan budaya Tionghoa sejak dini di sekolah-sekolah. Ini penting sebab dapat menanamkan pemahaman yang benar mengenai budaya kita. Ibarat pedang, kalau pedang tidak pernah keluar dari sarungnya bagaimana orang percaya kalau pedang itu punya kelebihan..?? Kita buka saja dan kita diskusikan dan saya yakin pasti ada solusinya. 2. Membiarkan mereka menyebut kita-kita ini Cina, tetapi lambat laun makna Chinese akan berubah menjadi positif manakala kontribusi kita kepada bangsa dapat ditonjolkan, dalam artian selama kita tida merugi ( material maupun non material ). Saya ada lihat sedikit di negara Asean lainnya, seperti Philipina yang keterunan Chinese disana tidak merasa lebih tinggi derajatnya dibanding etnis lokalnya, sehingga kesetaraan menjadi bagus. Demikian juga di Thailand dan negara-negara Indo Cina lainnya. Keturunan Chinese disana tidak membanggakan diri atau merasa lebih terhormat dibanding pribumi disana. Lha kalu kita di Indonesia ( ..??? ) Seringkali pula kita-kita yang keturunan menyenangi apa yang tidak disenangi oleh pribumi. Ini salah satu sumber kebencian juga, apalagi kalau kita pelit ( baik materi maupun non materi ) mereka lebih-lebih benci lagi. Saya punya pengalaman waktu remaja. Ketika itu ada teman yang mau minjam catatan, tetapi saya tidak mau memberikan karena dia sering bolos. Akibatnya saya dicaci maki, tetapi akhirnya saya tunjukkan bahwa saya lakukan hal itu bukan karena pelit, tetapi karena dia sering tidak masuk sekolah. Selain itu saya juga tidak tau rumahnya kalo ada apa-apa mau cari kemana? Akhirnya masalah selesai pada saat itu. Hingga sekarang kami akrab dan kalo ketemu dia baik bangat. Demikian menurut saya, ato ada yang ingin menambahkan? salam NT email : nasir_...@hotmail.com --- On Sun, 10/11/09, dedistd wrote: From: dedistd Subject: [budaya_tionghua] Re: Suatu ketika kata "Cina" akan bermakna positif ( I am sure ) To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Date: Sunday, October 11, 2009, 9:58 PM Sdr Nasir, hal serupa pernah disampaikan oleh Arief Budiman. Dia mengatakan bahwa kalau kata "Cina" terus menerus dipakai dengan makna positif, lama kelamaan unsur penghinaannya akan hilang dan kata cina akan menjadi netral atau positif. Saya setuju dengan itu. Namun sekali lagi mari kita belajar dari sejarah pengubahan kata "cina" menjadi "Tionghoa" seperti yang saya paparkan dalam tulisan saya ("Mengapa Kata "Cina" Tidak Pantas Digunakan?") . Jelas bahwa penggantian kata tersebut memiliki makna sangat yang penting bagi kita Tionghoa Indonesia, karena itu salah satu bukti bahwa generasi di atas kita ikut berjuang untuk Indonesia. Jadi msalah kata "Cina" vs "Tionghoa" sebenarnya bukanlah di penghinaan, konotasi dsb tapi di dasar sejarahnya. Btw, bicara soal Arief Budiman, dia ini dulunya salah satu orang LPKB yang mendukung asimilasi. Namun setelah sekolah di Amerika dan melihat bagaimana imigran di sana tetap mempertahankan identitasnya, barulah dia "bertobat". --- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Nasir Tan wrote: > Mmmm. . ...dah banyak ngomong nich, tapi intinya adalah > masalah sebutan Cina/Chinese atau apapun namanya gak jadi masalah yang > penting kita bisa menyesuaikan diri di negara manapun kita berada. Dan yang > lebih penting adalah bukan karena soal penyebutan, tetapi yang terutama > adalah makna dari penyebutan itu sendiri . Kalau makna penyebutan (-), maka > apapun penyebutan itu sendiri jadi tidak berguna akan sia-sia, sebaliknya > walo dipanggil "Cina" , tetapi kita menonjolkan sifat yang baik ( secama umum > ), maka maknanya akan jadi baik, memang butuh waktu tetapi kata Cina akan > sangat positif artinya kalo kita mulai bangun dalam diri kita sendiri ( inner > building). Mohon maaf kalau ada kekuranagn dan yang mo share pendapat silakan > japri aja di email ini : nasir_...@.. . > > regards, > > > Nasir Tan ( Tan Zi Wei) >
[budaya_tionghua] Renungan minggu ini
Tentang persahabatan Nabi Kongzi bersabda " Bila kawan bersalah, dengan satya berilah nasehat agar dapat kembali ke Jalan Suci. Kalau dia tidak mau menurut, janganlah mendesaknya, itu hanya akan memalukan diri sendiri " Sabda Suci XII : 23 Sojah, Teng Aina
[budaya_tionghua] Re: kelompok kaligrafi & Chinese painting
Nah Silahkan-silahkan. Yang muda-muda? yang aktif di milis? ada yang tertarik? Khususnya yang domisili di Bandung. YANG TERTARIK SILAHKAN HUBUNGI SAYA ATAU KHIOE LOOHENG INI :D --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibcindon" wrote: > > Sdr Ryan, Baguslah, terbuka untuk siapa saja. Kumpulkan yang pasti jumlah > beberapa rekan mau mulai, barangkali 5 - 10 peserta gitu. Kalu udah pasti > waktu ketemuannya tolong kontak saya lagi, pls. > > Salam, > > Sugiri > > > > -Original Message- > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com > [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Kawaii_no_Shogetsu > Sent: 12 Oktober 2009 9:36 > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > Subject: [budaya_tionghua] Re: kelompok kaligrafi & Chinese painting > > Sebulan sekali boleh, mau seminggu sekali juga gpp. Tergantung kesepakatan > bersama saja. > > Saya sich positip, rekan-rekan disini bagaimana? atau anda juga ikut bantu > promosi? terutama yang muda-muda nech. Hehehe > > Sebenernya semua orang juga boleh gabung. Klo ada yang lebih senior malah > lebih bagus lagi. > > Blom ada yang daftar nich yang dari milis ini. Tapi klo diluar milis sich > sudah ada yang interest. > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibcindon" wrote: > > > > Sdr Ryan, > > > > Kalaulu tempast kumpul-kumpul mungkin dapat saya coba minta pertolongan > > pada pak Dekan FSRD UKM, barangkali saja beliau bersedia memfasiltasinya. > > > > Apakah mau temuan sebulan sekali atau bagaimana ?? > > > > Kabari saya saja kalu sudah lebih positip. > > > > > > Salam erat, > > > > Sugiri. > > > > > > > > -Original Message- > > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Kawaii_no_Shogetsu > > Sent: 10 Oktober 2009 21:12 > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > Subject: [budaya_tionghua] Re: kelompok kaligrafi & Chinese painting > > > > Yang jadi kendala sich masalah tempat he he he > > > > Yang di milis ini ada yang tertarik tidak? kumpul-kumpul dulu 2-3 orang > > untuk awal. baru expanding :) > > > > Yang tertarik mungkin bisa kontak-kontak saya lewat email? > > :) > > > > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibcindon" wrote: > > > > > > Sdr Ryan, > > > > > > Saya sangat setuju dengan gagasan membentuk kelompok ini. > > > > > > Bagaimana kalau Anda memelopori untuk mulai mengumpulkan peminatnya > bagi > > > mereka yang tinggal di daerah Bandung dan sekitarnya ?? > > > > > > Boleh mulai sensus di milis ini bagi yang berminat untuk tunjuk jari. > > > Silahkan mulai saja. > > > > > > Barangkali juga boleh kontak kelompok yang di gedung Premiere > Cihampelas, > > > undang mereka untuk bergabung. > > > > > > Mari kita mulai saja. > > > > > > > > > > > > Salam erat, > > > > > > Sugiri. > > > > > > > > > -Original Message- > > > From: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > > [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Kawaii_no_Shogetsu > > > Sent: 10 Oktober 2009 7:11 > > > To: budaya_tionghua@yahoogroups.com > > > Subject: [budaya_tionghua] Re: diskusi # 2 , FORUM BUDAYA di Bandung > > > > > > ha ha ha > > > > > > Ban ban Kamsia, senang bisa membantu. Senang juga tahu masih banyak > orang > > > yang interest dengan seni lukis dan kaligrafi ^^ > > > > > > Moengkin laen waktoe dan kesempetan moesti bicaraken itoe seni chinese > > > painting dan calygraphy ^^ > > > > > > O ya, bagaimana dengan usul yang kemarin itu? Buat adakan satu > > perkumpulan > > > penggemar lukis dan kaligrafi Tiongkok. > > > > > > Foto-foto dokumentasi bisa di email-kan ke mail saya kan? Maaf > merepotkan > > > ^^ > > > > > > Salam Sojah boeat semua ^^ > > > > > > > > > > > > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibc" wrote: > > > > > > > > Sdr Ryan, > > > > > > > > Kontribusi Anda sebagai relawan dalam kegiatan diskusi bulanan Forum > > > Budaya > > > > ini sangat bermanfaat, disamping para nara sumber tentunya. > > > > > > > > Setelah dua kali berturut-turut ikut merintis kegiatannya, kami > pikir > > > > bagi Anda cukup melelahkan. > > > > > > > > Buktinya setiap kali diumumkan untuk menghentikan kegiatan, para > > > > pengunjung terus saja berkerumum dan ketawa riuh ceria disekitar meja > > > Anda. > > > > > > > > > > > > Luar biasa. heheheh bisa bertahan sampai sekitar pk 22.00. > > > > > > > > Yang kasihan kan Bapak dan Ibu yang menjaga ruangan, mereka udah ingin > > > > pulang cepat-cepat.. :-(( > > > > > > > > Foto-foto dokumentasi ada pada Bapak kajur, nanti coba saya mintakan > . > > > > > > > > Sementara anda hadir saja dulu sebagai peserta pada > pertemuan-pertemuan > > > > berikutnya. > > > > > > > > Nanti beriktnya saya pikir mungkin demo alat musik Tionghoa ?? > > > bagaimana > > > > ?? > > > > > > > > Kita tanyakan pada para peserta apakah mereka minat ?? > > > > > > > > > > > > > > > > Salam erat, > > > > > > > > Sugiri > > > > > > > > > > > > > > > >