Re: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: Reinkarnasi)

2010-02-02 Terurut Topik BUD'S 1
Ya tuh, sudah lama tidak kedengaran orang yang memanggil Chay Lan Sen, kalau
didaerah saya biasanya diberi baju Encim2 yang warnanya hitam dan diberi
pinsil untuk dia menulis sebagai jawaban yang kita tanyakan itu. Jaman dulu
era 70 an mah banyak, soalnya pada nanya nomor Hwa Hue.

Kalau tidak salah manteranya kira2 begitu, chay No ko, Chay Na Ma ( Bahasa
Hok Kien yang kira2 artinya sama ), datang tidak diundang pulang tidak
diantar. yang repot kalau Chay Lan Sen nya ngak mau pergi.
Salam,
Budiman
2010/2/3 Dr. Irawan 

>
>
> Berbicara tentang ini apakah permainan Jelangkung (Chay Lan Sen) yang
> diadakan saat terang bulan , mengundang roh yang bergentayangan masuk ke
> keranjang , kemudian ditanya dan bisa memberikan jawaban secara menulis
> dengan pincil yang diikat di keranjang pasar itu , apakah dalam hal ini
> masih ada relevansinya dengan topik ini tidak ?
>
> BTW , Keranjang rotan itu tampaknya sekarang sudah nggak pernah kelihatan
> lagi yah.?  Oh yah dipegangannya harus digantungkan kunci sebagai pemberat.
> lalu keranjang ditutup kain putih dan di pegang 2 orang , satu dikiri dan
> satu dikanan. Apakah kebudayaan ini masih ada sampai sekarang di Indonesia ?
> Merujuk pada namanya, Chay Lan Sen, (dewa keranjang sayur) harusnya ini
> masih termasuk Budaya Tionghoa. Apakah budaya asli atau merupakan derivat
> dari budaya lainnya ? .
>
> Harus ada mantera tertentu yang dibaca pada saat mengundang. Dan ketika
> kita mau selesai juga ada mantera atau doa tertentu yang menanyakan apakah
> masih mau terus atau sudah mau pulang. Tatkala terlibat pada perdebatan
> sengit dia tidak mau pulang , akibatnya itu keranjang bisa di lempar dan
> orangnya pada kabur. Serem juga yah ?
>
> salam,
> Dr.Irawan.
>
> 2010/2/2 Ophoeng 
>
>
>>
>> Bung Zhou FY dan TTM semuah,
>>
>> Hai, apakabar? Sudah makan?
>>
>> Ikut nimbrung sedikit ajah...
>>
>> Menarik sekali teori yang Bung Zhou sampaikan. Saya pikir teori ini ada
>> benarnya. Pernah ada satu film ttg 'reinkarnasi' yang dialami seorang wanita
>> yang tinggal di satu kota kecil di AS, dia merasa dia adalah reinkarnasi
>> dari seorang ibu yang meninggal ketika melahirkan di Scotlandia.
>>
>> Si ibu bisa menggambarkan secara detil peta kota di satu kota kecil yang
>> tidak secara resmi masuk dalam peta(!) - untuk menggambarkan betapa
>> terpencilnya kota itu. Bahkan dia bisa tahu nama-nama anak-anaknya, dari
>> yang paling besar sampai yang paling kecil. Bahkan juga ingat ada hal-hal
>> yang sangat spesifik yang dikatakan anak-anaknya, cuma berdua saja dengan
>> ibu kandung mereka.
>>
>> Kalau dikaitkan dengan teori yang Bung Zhou sampaikan, mestinya si ibu itu
>> mengalami 'kemasukan' memori si ibu yang meninggal karena melahirkan itu.
>>
>> Memori di otak kita, mungkin memang bisa melanglang buana, melayang-layang
>> dan masuk ke memori seseorang secara kebetulan begitu.
>>
>> Time machine, sesuatu yang sering digambarkan dalam film-film, seperti
>> "Back to the Future" atau "Quantum Leap", kayaknya sih itu adalah
>> 'permainan' atau ulah ingatan belaka. Anda bisa melanglang ke masa lalu
>> lewat pikiran anda, ingatan anda. Kalau memang begitu kuatnya, bayangan masa
>> lalu itu seperti sebuah film lama yang diputar kembali, anda bisa
>> 'merasa'kan suasana waktu itu, aroma lingkungan saat itu.
>>
>> Bagaimana dengan 'ingatan' akan masa depan?
>>
>> Nah, ini yang juga jadi pertanyaan saya. Mungkinkah 'back to the future'
>> itu adalah hasil 'kesimpulan' analisa pikiran kita, berdasarkan data
>> pengalaman masa lalu, dan kemudian diciptakan kemungkinan masa depan akan
>> menjadi seperti apa?
>>
>> Hehehe. sekedar iseng ajah nih ya.
>>
>> Salam makan enak dan sehat,
>> Ophoeng
>> BSD City, Tangerang Selatan
>>
>> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com,
>> zho...@... wrote:
>>
>> Ada sebuah teori:
>> Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk
>> kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi
>> individu yg lain.
>>
>> Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang
>> kekuatan yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan
>> telepati: membaca dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang
>> disinyalir memiliki kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih
>> terhambat utk dieksplotasi.
>>
>> Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk
>> lantas lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para
>> mediator roh bisa menangkap mereka.
>>
>> Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir,
>> bayi ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati,
>> inilah reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus
>> kerasukan!
>>
>> Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.
>>
>>
>>
>


[budaya_tionghua] Tata cara sembayang Thien kung, Leluhur, dan Dewata pada sebelum menjelang imle

2010-02-02 Terurut Topik east_road
Sebelum imlek ada yang namanya Sembayang Thian, Leluhur, Juga Para dewa serta 
mengantar Dewa dapur ).
Ini adalah tata cara yang bisa dapat membantu anda

1. Sembayang Thian

Sembayang ini merupakan paling penting dalam saat imlek, Sembayang Thian 
dilakukan pada 1 hari sebelum Imlek atau Malam menjelang pagi saat detik detik 
terakhir Tahun. Sembahyang kepada Thian dimulai pada jam 11 pm - 1 am. Maknanya 
adalah pergantian
qi Yin menuju Yang dan juga jam tersebut adalah jam Zi, dimana Zi
dianggap permulaan dari pergerakan waktu.

, Sembayang Thian atau Tuhan Yang Maha Esa. Merupakan paling penting dalam 
Sembayang masyarakat Tionghoa. 

Sesajian penting :

Pengunaan tebun hanya  orang Hokian , sub etnis lain tidak ada
yang menggunakan tebu.

Penggunaan srikaya dan pepaya biasanya digunakan oleh kaum peranakan,
kaum totok amat jarang menggunakan buah itu.

Hal ini dikarenakan adanya arti bunyi dalam bahasa Melayu atau
Indonesia seperti srikaya menjadi kaya dan pepaya artinya menjadi
payah. Di Tiongkok sendiri tidak ada hal seperti itu.

Jeruk Bali.

Apel Dan jeruk.

Kue Keranjang.

Disarankan mengunakan Hasil bumi seperti buah - buahan dalam hal ini 

sembayang kepada Tian bisa menggunakan 3 batang hio atau 1 batang hio besar.


Mengenai masalah menggunakan hio sebagai pengharum ruangan , itu sah-
sah saja.
Pada jaman dahulu , mereka para scholars sebelum mebaca kitab-kitab
klasik banyak yang menggunakan hio sebagai pengharum ruangan dan
membawa ketenangan , ada kemungkinan juga untuk menunjukkan rasa
hormat.

Sebenarnya hio dengan tangkai untuk ditancap itu adalah perubahan
dari model sebelumnya. Sepanjang yang saya tahu , pada masa dinasti
Tang , hio yang digunakan itu seperti hio yang dipakai oleh orang
Jepang masa ini.
Tidak ditancapkan tapi diletakkan dalam kotak.

Pada masa dinati Shang dan Zhou , hio itu disebut Yin dan merupakan
tumpukan kayu harum yang dibakar.


2.Sembahyang kepada Leluhur:

Rangkaian kedua adalah sehari sebelum Sincia, tepatnya tanggal 30 bulan 12 
Imlek, kembali diadakan upacara sembahyangan yang dikenal sebagai upacara 
Sembahyang Tutup Tahun. Sembahyangan ini khusus diadakan untuk menghormati dan 
memuliakan leluhur, sebagai bagian yang tak terpisahkan dari ungkapan rasa 
Bhakti (Hauw) anak terhadap Orang Tua / Leluhur. Upacara ini merupakan wujud 
dari pelaksanaan ajaran moral Confusianis yang bersifat humanis religius dan 
yang berakar kuat pada penekanan konsep bakti atau disebut xiao

Perlengkapan: Foto/papan nama, hio lo (tempat hio), Tee liau (teh,
arak, manisan), nasi sayur dll, jeruk, pisang, kue ku (kura), hwat
kwee (kue mangkuk), wajik, cik tai (tempat lilin).
Penjelasan:Meja dibuat lebih tinggi dari meja makan biasa, meja
paling ujung harus lebih tinggi daripada meja didepannya, meja
sembahyang leluhur sebaiknya diletakkan di bagian tengah rumah yang
menghadap pintu luar, Nasi sayur dll terserah keinginan keluarga
boleh lengkap boleh sederhana boleh makanan yang disukai almarhum.


3. Sembahyang kepada Para Dewa (termasuk Dewa Rejeki):
sesajian: sam sheng (ikan, ayam, babi), tapi tidak dipakai untuk Para
Bodhisatva, buah2, kue2, teh, arak, lilin.
Pada Saat Sebelum imlek Terdapat Pembersihan altar Sembayangan para Dewa.
Itu dapat anda lakukan setelah tanggal 15 bulan 12 kalender Tionghoa. 
Sebelum anda membersihkan altar disarankan sembayang terlebih dahulu.
Dan dibersihkan mengunakan air bersih dan bunga. Tujuan Tradisi ini adalah 
Balas budi
Kebaikan Para dewata yang telah membantu kita selama Setahun. Atau bersifat 
Penghargaan kepada mereka yang telah Membantu Manusia dan menjaga Kedamaian 
bumi.





[budaya_tionghua] FW: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA : KLENTENG TALANG ??? Pak Sumamihardja.

2010-02-02 Terurut Topik ibcindon
Yth Bpk Sumamihardja y.b.,

 

Salam hormat Pak.

 

Agaknya dari pemaparan Bapak banyak terlibat dalam membela dan mempertahankan 
keberadaannya  klenteng TALANG CIREBON   dari kaki tangan tentakel gurita 
berduit …. ( meminjam istilah buku yang  lagi popular …. J)  

 

Bagaimana Pak kalau pengalaman ini dikumpulkan, prosesnya disitimatis, mari 
kita coba bersama – sama diajukan ke UNESCO  Bangkok.  Dilengkapi dengan 
gambar-gambar  dan dokumentasi apa saja ….

 

  Enga ada ruginya mencoba kan Pak ???

 

Ditunggu sukarelawan yang mau membantu tentunya, banyak yang harus dikerjakan.

 

Salam erat,

 

Sugiri.

 

 

 

 

From: ibcindon [mailto:ibcin...@rad.net.id] 
Sent: Wednesday, February 03, 2010 2:10 PM
To: 'budaya_tionghua@yahoogroups.com'
Subject: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage 
Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA . SOWN BENG KONG, KLENTG TALANG ???

 

Yth Pak Freddy,

 

Barangkali bisa cerita sedikit tentang objeknya  ?? 

 

 di Bandung ada organisasi  Bandung Heritage Society dan ICOMOS (International 
Council on Monuments and Sites , Conseil International des Monuments et des 
Sites)

 

Indonesia.  Organisasi  dibawah naungan UNESCO  ,  Barangkali saja bisa dibantu 
penyusunan bahan-bahan nya.  

 

Siapa yang tahu bangunan HERITAGE  TIONG HOA  yang telah berhasil dipugar  di 
tempat lain  ??  Bolehkan berbagi cerita disini ??  klenteng  tua mungkin ,  
kong kwan 

 

building mungkin, adakah hwei kwan building  di Indonesia . bekas rumah letnan, 
kapten  Tionghoa setempat ???  

 

Makam SOW BENG KONG mungkin ??   yang berhasil setelah perjuangan panjang.  Ini 
sebenarnya prestasi hebat,  ada yang minat kita coba  menyusun penjelasan untuk 

 

diajukan ??

 

 Bpk Ir  Tjiong dari UNTAR  fakultas Arsitektur  agaknya sangat berjasa dalam 
hal ini.  Adakah rekan di  Jakarta yang kenal beliau dan bersedia berbicara 
untuk 

 

mengumpulkan data dan cerita prosesnya.??  Mari kita coba bersama…..

 

Jadi teringat klenteng Kong Hu Cu TALANG Cirebon , juga Ir Tjiong ini agaknya 
cukup terlibat  sangat  intense .. bisa sekalian  sekali mendayung 2 obyek 
tercapai……..

 

Buktinya perorangan pun dapat sukses berjuang tanpa  rame-rame ……..

 

 

 

 

Salam,

 

Sugiri.

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of Freddy H. Istanto
Sent: Wednesday, February 03, 2010 11:43 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards 
for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

 

  


P.David yth,
Sudah banyak Pak. di Medan ada beberapa yang mendapat penghargaan ini.
beberapa di wilayah lain.
saya pernah mengusulkan House of Sampoerna Surabaya ke ajang ini, tim
konservasinya sdh mengirim data lengkap tapi tidak berhasil.

Upaya2 konservasi banyak dilakukan, meskipun banyak juga yang gagal.

banyak tabik,
Fred

> Emangnya di kita, maaf, ada yang namanya gerakan KONKRET mengkonservasi,
> yang bukannya hanya di atas kertas? Bukannya yang ada satu per satu sudah
> dihancurkan jadi ruko-apartemen-hotel-mal, alih-alih dikonservasi? Kan di
> kita yang penting… “du-it”, bukannya “do it”! Kalau di luar
> (ngga usa jau-jau, SIN-MAL, misalnya) mah estuning seueur pisan…
>
> Kiongchiu,
> DK
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>  , "ibcindon"  wrote:
>
> From: JW 
> Subject: [LSAI] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for
> Culture Heritage Conservation
> To: "LSAI Googlegroups"   >, "mAAN hall"
> mailto:maan_hall%40yahoogroups.com> >
> Date: Tuesday, February 2, 2010, 4:35 AM
>
> From: Culture Unit [mailto:cult...@...]
> Sent: Tuesday, 02 February, 2010 17:27
> To: Johannes Widodo
> Subject: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage
> Conservation
>
> Dear Sir/Madam,
>
> Entries are now being accepted for the 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage
> Awards for Culture Heritage Conservation. The awards programme, in its
> eleventh year, recognizes the achievement of individuals and organizations
> within the private sector, and public-private initiatives, in successfully
> restoring structures of heritage value in the Asia-Pacific region.
>
> In addition to the established awards, the “Jury Commendation for
> Innovation” will also be judged. The Jury Commendation for Innovation
> recognizes newly-built structures which demonstrate outstanding standards
> for contemporary architectural design which are well integrated into
> historic contexts.
>
> The deadline for receipt of materials is 31 March 2010.
>
> For more information and to download entry forms, please visit our
> website:
> http://www.unescobkk.org/culture/our-projects/empowerment-of-the-culture-profession/asia-pacific-heritage-awards-for-culture-heritage-conservation/2010-heritage-awards/
>
> We look forward to your entry for the 2010 UNESCO Her

[budaya_tionghua] FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA . SOWN BENG KONG, KLENTG TALANG ???

2010-02-02 Terurut Topik ibcindon
Yth Pak Freddy,

 

Barangkali bisa cerita sedikit tentang objeknya  ?? 

 

 di Bandung ada organisasi  Bandung Heritage Society dan ICOMOS (International 
Council on Monuments and Sites , Conseil International des Monuments et des 
Sites)

 

Indonesia.  Organisasi  dibawah naungan UNESCO  ,  Barangkali saja bisa dibantu 
penyusunan bahan-bahan nya.  

 

Siapa yang tahu bangunan HERITAGE  TIONG HOA  yang telah berhasil dipugar  di 
tempat lain  ??  Bolehkan berbagi cerita disini ??  klenteng  tua mungkin ,  
kong kwan 

 

building mungkin, adakah hwei kwan building  di Indonesia . bekas rumah letnan, 
kapten  Tionghoa setempat ???  

 

Makam SOW BENG KONG mungkin ??   yang berhasil setelah perjuangan panjang.  Ini 
sebenarnya prestasi hebat,  ada yang minat kita coba  menyusun penjelasan untuk 

 

diajukan ??

 

 Bpk Ir  Tjiong dari UNTAR  fakultas Arsitektur  agaknya sangat berjasa dalam 
hal ini.  Adakah rekan di  Jakarta yang kenal beliau dan bersedia berbicara 
untuk 

 

mengumpulkan data dan cerita prosesnya.??  Mari kita coba bersama…..

 

Jadi teringat klenteng Kong Hu Cu TALANG Cirebon , juga Ir Tjiong ini agaknya 
cukup terlibat  sangat  intense .. bisa sekalian  sekali mendayung 2 obyek 
tercapai……..

 

Buktinya perorangan pun dapat sukses berjuang tanpa  rame-rame ……..

 

 

 

 

Salam,

 

Sugiri.

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of Freddy H. Istanto
Sent: Wednesday, February 03, 2010 11:43 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards 
for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

 

  


P.David yth,
Sudah banyak Pak. di Medan ada beberapa yang mendapat penghargaan ini.
beberapa di wilayah lain.
saya pernah mengusulkan House of Sampoerna Surabaya ke ajang ini, tim
konservasinya sdh mengirim data lengkap tapi tidak berhasil.

Upaya2 konservasi banyak dilakukan, meskipun banyak juga yang gagal.

banyak tabik,
Fred

> Emangnya di kita, maaf, ada yang namanya gerakan KONKRET mengkonservasi,
> yang bukannya hanya di atas kertas? Bukannya yang ada satu per satu sudah
> dihancurkan jadi ruko-apartemen-hotel-mal, alih-alih dikonservasi? Kan di
> kita yang penting… “du-it”, bukannya “do it”! Kalau di luar
> (ngga usa jau-jau, SIN-MAL, misalnya) mah estuning seueur pisan…
>
> Kiongchiu,
> DK
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
>  , "ibcindon"  wrote:
>
> From: JW 
> Subject: [LSAI] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for
> Culture Heritage Conservation
> To: "LSAI Googlegroups"   >, "mAAN hall"
> mailto:maan_hall%40yahoogroups.com> >
> Date: Tuesday, February 2, 2010, 4:35 AM
>
> From: Culture Unit [mailto:cult...@...]
> Sent: Tuesday, 02 February, 2010 17:27
> To: Johannes Widodo
> Subject: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage
> Conservation
>
> Dear Sir/Madam,
>
> Entries are now being accepted for the 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage
> Awards for Culture Heritage Conservation. The awards programme, in its
> eleventh year, recognizes the achievement of individuals and organizations
> within the private sector, and public-private initiatives, in successfully
> restoring structures of heritage value in the Asia-Pacific region.
>
> In addition to the established awards, the “Jury Commendation for
> Innovation” will also be judged. The Jury Commendation for Innovation
> recognizes newly-built structures which demonstrate outstanding standards
> for contemporary architectural design which are well integrated into
> historic contexts.
>
> The deadline for receipt of materials is 31 March 2010.
>
> For more information and to download entry forms, please visit our
> website:
> http://www.unescobkk.org/culture/our-projects/empowerment-of-the-culture-profession/asia-pacific-heritage-awards-for-culture-heritage-conservation/2010-heritage-awards/
>
> We look forward to your entry for the 2010 UNESCO Heritage Awards. If you
> have any questions, please do not hesitate to contact us at
> heritageawa...@
>
> Best regards,
> Culture Unit
>
> UNESCO Bangkok
>
>





Re: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: Reinkarnasi)

2010-02-02 Terurut Topik Dr. Irawan
Berbicara tentang ini apakah permainan Jelangkung (Chay Lan Sen) yang
diadakan saat terang bulan , mengundang roh yang bergentayangan masuk ke
keranjang , kemudian ditanya dan bisa memberikan jawaban secara menulis
dengan pincil yang diikat di keranjang pasar itu , apakah dalam hal ini
masih ada relevansinya dengan topik ini tidak ?

BTW , Keranjang rotan itu tampaknya sekarang sudah nggak pernah kelihatan
lagi yah.?  Oh yah dipegangannya harus digantungkan kunci sebagai pemberat.
lalu keranjang ditutup kain putih dan di pegang 2 orang , satu dikiri dan
satu dikanan. Apakah kebudayaan ini masih ada sampai sekarang di Indonesia ?
Merujuk pada namanya, Chay Lan Sen, (dewa keranjang sayur) harusnya ini
masih termasuk Budaya Tionghoa. Apakah budaya asli atau merupakan derivat
dari budaya lainnya ? .

Harus ada mantera tertentu yang dibaca pada saat mengundang. Dan ketika kita
mau selesai juga ada mantera atau doa tertentu yang menanyakan apakah masih
mau terus atau sudah mau pulang. Tatkala terlibat pada perdebatan sengit dia
tidak mau pulang , akibatnya itu keranjang bisa di lempar dan orangnya pada
kabur. Serem juga yah ?

salam,
Dr.Irawan.

2010/2/2 Ophoeng 

>
>
> Bung Zhou FY dan TTM semuah,
>
> Hai, apakabar? Sudah makan?
>
> Ikut nimbrung sedikit ajah...
>
> Menarik sekali teori yang Bung Zhou sampaikan. Saya pikir teori ini ada
> benarnya. Pernah ada satu film ttg 'reinkarnasi' yang dialami seorang wanita
> yang tinggal di satu kota kecil di AS, dia merasa dia adalah reinkarnasi
> dari seorang ibu yang meninggal ketika melahirkan di Scotlandia.
>
> Si ibu bisa menggambarkan secara detil peta kota di satu kota kecil yang
> tidak secara resmi masuk dalam peta(!) - untuk menggambarkan betapa
> terpencilnya kota itu. Bahkan dia bisa tahu nama-nama anak-anaknya, dari
> yang paling besar sampai yang paling kecil. Bahkan juga ingat ada hal-hal
> yang sangat spesifik yang dikatakan anak-anaknya, cuma berdua saja dengan
> ibu kandung mereka.
>
> Kalau dikaitkan dengan teori yang Bung Zhou sampaikan, mestinya si ibu itu
> mengalami 'kemasukan' memori si ibu yang meninggal karena melahirkan itu.
>
> Memori di otak kita, mungkin memang bisa melanglang buana, melayang-layang
> dan masuk ke memori seseorang secara kebetulan begitu.
>
> Time machine, sesuatu yang sering digambarkan dalam film-film, seperti
> "Back to the Future" atau "Quantum Leap", kayaknya sih itu adalah
> 'permainan' atau ulah ingatan belaka. Anda bisa melanglang ke masa lalu
> lewat pikiran anda, ingatan anda. Kalau memang begitu kuatnya, bayangan masa
> lalu itu seperti sebuah film lama yang diputar kembali, anda bisa
> 'merasa'kan suasana waktu itu, aroma lingkungan saat itu.
>
> Bagaimana dengan 'ingatan' akan masa depan?
>
> Nah, ini yang juga jadi pertanyaan saya. Mungkinkah 'back to the future'
> itu adalah hasil 'kesimpulan' analisa pikiran kita, berdasarkan data
> pengalaman masa lalu, dan kemudian diciptakan kemungkinan masa depan akan
> menjadi seperti apa?
>
> Hehehe. sekedar iseng ajah nih ya.
>
> Salam makan enak dan sehat,
> Ophoeng
> BSD City, Tangerang Selatan
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> zho...@... wrote:
>
> Ada sebuah teori:
> Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk
> kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi
> individu yg lain.
>
> Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang
> kekuatan yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan
> telepati: membaca dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang
> disinyalir memiliki kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih
> terhambat utk dieksplotasi.
>
> Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk
> lantas lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para
> mediator roh bisa menangkap mereka.
>
> Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir,
> bayi ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati,
> inilah reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus
> kerasukan!
>
> Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.
>
>
>  
>


Re: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen Bio & Li Thang GUS DUR

2010-02-02 Terurut Topik zhoufy
Haha, sudah kebayang: shio naga diganti komodo. bintang yg lain kan ada di 
indonesia.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Erik" 
Date: Wed, 03 Feb 2010 06:29:21 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA.  Boen Bio 
&  Li Thang  GUS DUR


Ya, betul! Di luar rasa miris kita terhadap ulah mereka yang mengklaim
diri "Tokoh Masyarakat Tionghoa" yang ikut memberangus situs-situs
budaya Tionghoa di Indonesia. Sebetulnya kita juga tidak pernah merasa
turut memiliki TBT yang Di TMII itu kok.

Bagaimana bisa sense of belonging itu dimunculkan dari kami, bila para
pemrakarsa bertindak arogan dan otoriter. Yang diminta dari kita-kita
cuma partisipasi menyumbang duit, sedang ide, pikiran dan saran kita
sama sekali tak didengar mereka.

Salah satu contohnya adalah Teddy Yusuf yang tidak pernah mau
menghormati pendapat masyarakat Tionghoa, ngotot mengganti simbol Capji
Shio dengan jenis-jenis satwa yang khas Indonesia. Argumen dia adalah
agar supaya TBT itu tidak dianggap representasi salah satu agama, dan
sekaligus juga lebih mencerminkan telah mengindonesianya masyarakat
Tionghoa!!

Contoh hal-hal kecil itu saja dia tidak pernah mau menerima masukan dari
masyarakat. Apa lagi kalau ide-ide serius lainnya. Mimpi kali..!

Salam,

Erik

\
--

  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Bung(atau mbak?) srustan, sebelum anda susah2 mikirin ide serius yg
mau disumbang, saya kira lebih baik diselidiki dulu bentuk kepanitiaan
tbt tmii ini dulu. Dari situ kita akan lihat, ini proyek serius atau
hura2, educative atau politis?
>
> Jika yg ngurusi isinya orang yg tak paham budaya semua, mau kita usul
segala macam ya percuma, jika dilaksanakan sepotong2 juga akan tambal
sulam, amburadul dan hasil akhirnya biikin kecewa.
>
> Lain halnya jika di dalamnya duduk para akademisi dan budayawan,
omongannya baru bisa nyambung.
>
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT




[budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen Bio & Li Thang GUS DUR

2010-02-02 Terurut Topik Erik

Ya, betul! Di luar rasa miris kita terhadap ulah mereka yang mengklaim
diri "Tokoh Masyarakat Tionghoa" yang ikut memberangus situs-situs
budaya Tionghoa di Indonesia. Sebetulnya kita juga tidak pernah merasa
turut memiliki TBT yang Di TMII itu kok.

Bagaimana bisa sense of belonging itu dimunculkan dari kami, bila para
pemrakarsa bertindak arogan dan otoriter. Yang diminta dari kita-kita
cuma partisipasi menyumbang duit, sedang ide, pikiran dan saran kita
sama sekali tak didengar mereka.

Salah satu contohnya adalah Teddy Yusuf yang tidak pernah mau
menghormati pendapat masyarakat Tionghoa, ngotot mengganti simbol Capji
Shio dengan jenis-jenis satwa yang khas Indonesia. Argumen dia adalah
agar supaya TBT itu tidak dianggap representasi salah satu agama, dan
sekaligus juga lebih mencerminkan telah mengindonesianya masyarakat
Tionghoa!!

Contoh hal-hal kecil itu saja dia tidak pernah mau menerima masukan dari
masyarakat. Apa lagi kalau ide-ide serius lainnya. Mimpi kali..!

Salam,

Erik

\
--

  In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Bung(atau mbak?) srustan, sebelum anda susah2 mikirin ide serius yg
mau disumbang, saya kira lebih baik diselidiki dulu bentuk kepanitiaan
tbt tmii ini dulu. Dari situ kita akan lihat, ini proyek serius atau
hura2, educative atau politis?
>
> Jika yg ngurusi isinya orang yg tak paham budaya semua, mau kita usul
segala macam ya percuma, jika dilaksanakan sepotong2 juga akan tambal
sulam, amburadul dan hasil akhirnya biikin kecewa.
>
> Lain halnya jika di dalamnya duduk para akademisi dan budayawan,
omongannya baru bisa nyambung.
>
>
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT



Re: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: Reinkarnasi)

2010-02-02 Terurut Topik zhoufy
Ah, kalau ini kan bisa dari study literatur. Seperti Jin Yong yg bisa 
melanglang ke seluruh daratan Tiongkok, bahkan kutub utara. Padahal banyak 
tempat belum pernah dia injak.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: Petrus Paryono 
Date: Tue, 2 Feb 2010 20:55:27 
To: 
Subject: Re: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: 
Reinkarnasi)

Dear Ophoeng,

nambahi ya .
kalau ndak salah si Karl May yang dari Jerman itu tidak pernah pergi ke Amerika 
tempat si Indian Winnetou dan Old Shatterhand yang diceritakan itu. Dan 
ternyata tempat-tempat yang diceritakan itu benar adanya.

Salam,
Petrus Paryono





From: Ophoeng 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, February 3, 2010 11:31:24 AM
Subject: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: 
Reinkarnasi)

   
Bung Zhou FY dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Ikut nimbrung sedikit ajah...

Menarik sekali teori yang Bung Zhou sampaikan. Saya pikir teori ini ada 
benarnya. Pernah ada satu film ttg 'reinkarnasi' yang dialami seorang wanita 
yang tinggal di satu kota kecil di AS, dia merasa dia adalah reinkarnasi dari 
seorang ibu yang meninggal ketika melahirkan di Scotlandia.

Si ibu bisa menggambarkan secara detil peta kota di satu kota kecil yang tidak 
secara resmi masuk dalam peta(!) - untuk menggambarkan betapa terpencilnya kota 
itu. Bahkan dia bisa tahu nama-nama anak-anaknya, dari yang paling besar sampai 
yang paling kecil. Bahkan juga ingat ada hal-hal yang sangat spesifik yang 
dikatakan anak-anaknya, cuma berdua saja dengan ibu kandung mereka.

Kalau dikaitkan dengan teori yang Bung Zhou sampaikan, mestinya si ibu itu 
mengalami 'kemasukan' memori si ibu yang meninggal karena melahirkan itu.

Memori di otak kita, mungkin memang bisa melanglang buana, melayang-layang dan 
masuk ke memori seseorang secara kebetulan begitu.

Time machine, sesuatu yang sering digambarkan dalam film-film, seperti "Back to 
the Future" atau "Quantum Leap", kayaknya sih itu adalah 'permainan' atau ulah 
ingatan belaka. Anda bisa melanglang ke masa lalu lewat pikiran anda, ingatan 
anda. Kalau memang begitu kuatnya, bayangan masa lalu itu seperti sebuah film 
lama yang diputar kembali, anda bisa 'merasa'kan suasana waktu itu, aroma 
lingkungan saat itu.

Bagaimana dengan 'ingatan' akan masa depan? 

Nah, ini yang juga jadi pertanyaan saya. Mungkinkah 'back to the future' itu 
adalah hasil 'kesimpulan' analisa pikiran kita, berdasarkan data pengalaman 
masa lalu, dan kemudian diciptakan kemungkinan masa depan akan menjadi seperti 
apa?

Hehehe. sekedar iseng ajah nih ya.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

Ada sebuah teori:
Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk 
kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi 
individu yg lain.

Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang kekuatan 
yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan telepati: membaca 
dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang disinyalir memiliki 
kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih terhambat utk 
dieksplotasi.

Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk lantas 
lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para mediator roh bisa 
menangkap mereka. 

Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir, bayi 
ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati, inilah 
reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus kerasukan!

Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.



 


  


Re: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen Bio & Li Thang GUS DUR

2010-02-02 Terurut Topik zhoufy
Bung(atau mbak?) srustan, sebelum anda susah2 mikirin ide serius yg mau 
disumbang, saya kira lebih baik diselidiki dulu bentuk kepanitiaan tbt tmii ini 
dulu. Dari situ kita akan lihat, ini proyek serius atau hura2, educative atau 
politis?

Jika yg ngurusi isinya orang yg tak paham budaya semua, mau kita usul segala 
macam ya percuma, jika dilaksanakan sepotong2 juga akan tambal sulam, amburadul 
dan hasil akhirnya biikin kecewa.

Lain halnya jika di dalamnya duduk para akademisi dan budayawan, omongannya 
baru bisa nyambung.


Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "srustan" 
Date: Wed, 03 Feb 2010 05:24:47 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA.  Boen Bio &  
Li Thang  GUS DUR

Rekan-rekan milis,
Posting saya ini sebenarnya menindak lanjuti posting dari rekan milis Pak 
Sugiri dibawah ini, yang saya kutip sebagian, karena kalau saya langsung reply 
maka posting yang sebelum-sebelumnya akan ikut terposting ulang.
AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA.  Boen Bio &  Li Thang  GUS DUR
Posted by: "ibcindon" ibcin...@rad.net.id   ibcindon
Mon Feb 1, 2010 7:36 pm (PST)
…

Dalam hal TMII bagaimana kalau kita gunakan untuk suatu lahan tempat 
performance, belajar dan mempelajari budaya. Mirip TIM Jakarta.

Bangunan utama dapat diberi nama BUN BIO GUS DUR ( tempat budaya GUS DUR ) atau 
pun LI THANG GUS DUR ( Hall/aula pembelajaran GUS DUR ). 

Dilengkapi dengan perpustakaan, semacan CHINESE HERITAGE CENTER di SINGAPORE, 
yang sekarang dipimpin oleh Prof. LEO SURYADINATA .

Management dapat mengelola program yang terarah yang tetap dan teratur dilokasi 
ini. Mungkin acara budaya TiongHoa, pameran, acara kesenian, diskusi, ceramah, 
seminar dst, dst.

Income pemeliharaan dapat dengan menyewakan HALL / LITHANG untuk upacara dan 
pesta. Lahan parkir luas sudah pasti, pesta taman pun dapat diselengarakan 
disana.

Dengan srana gtaman serba mirip HangChow atau Sihu.

Melihat kecenderungan masyarakat klas the have di Jakarta yang suka show off , 
jika fasilitas yang disediakan serba luas dan nyaman rasanya sarana ini tidak 
akan pernah kekurangan peminat sepanjang tahun.

Juga keinginan memperingati GUS DUR akan teringat sepanjang waktu.

Pemeiliharaan dan penelitian budaya Tionghoa di Indonesia dapat terselengarakan 
secara berkesinambungan………..

Banyak tujuan dapat diperoleh pada waktu yang bersamaan…..
MARI KITA BAHAS BAIK-BAIAK………. Kenapa tidak ??

Salam erat,

Sugiri.

Comment dari saya:

Pak Sugiri dan rekan rekan milis Budaya Tionghoa,
Setuju,  kita bahas baik-baik dan juga dengan kepala dingin barangkali ya.
Menurut saya ide  anda sangat bagus untuk kita pikirkan bersama dan usulkan ke 
Pengurus Taman Budaya Tionghoa untuk dapat dipertimbangkan.
Soal adanya beberapa bangunan atau bentuk arsitektur yang tidak mewakili 
arsitektur Tionghoa Indonesia saya rasa janganlah jadi sumber kebencian atau 
rasa permusuhan terhadap Taman Budaya Tionghoa ini.  Walaupun secara jujur saya 
pribadi dan beberapa teman  juga  merasa kecewa akan hal itu,  pada akhirnya 
kami mencoba menerimanya sebagai suatu "cost" yang memang mesti kita bayar.

Sederhananya begini, mana yang kita akan pilih, suatu lahan yang cukup luas di 
tempat yang aman dan bisa diterima oleh lingkungan sekitarnya kalau diatasnya 
dibangun suatu tempat yang nantinya jelas bernuansa Tionghoa Indonesia atau 
pusat kebudayaan Tionghoa,  namun diatas lahan tersebut terlanjur ada beberapa 
bangunan yang secara arsitektur tidak mewakili kebudayaan Tionghoa Indonesia, 
dengan pilihan lainnya  yaitu lahan kosong namun terpencar-pencar, dengan 
kesulitan sosial politik yang harus dihadapi dalam bentuk penolakan dari 
masyarakat sekitarnya yang kita tahu sudah menjadi ciri yang makin mengemuka 
saat ini?  Meskipun dana ada, tidak usah tanah satu hektar,  untuk bisa 
dapatkan tanah beberapa ratus meter untuk sekolah atau rumah sakit atau apapun 
selama dianggap terkait dengan agama atau etnis tertentu yang dianggap mewakili 
agama tertentu yang berbeda dengan agama dari masyarakat sekitar, sebagian 
besar tidak akan bisa direalisasikan karena ditolak masyarakat sekitar lokasi 
tersebut.
Karena itu kami berpendapat dari segi keamanan dan penerimaan masyarakat 
sekitar, lokasi dalam TMII ini sebenarnya merupakan suatu keunggulan yang 
sangat patut disyukuri dan dimanfaatkan dengan bijaksana oleh masyarakat 
Tionghoa Indonesia.
Tapi tentunya jangan pula gara-gara itu kita jadi lupa untuk tetap melestarikan 
sejarah budaya dan arsitektur Tionghoa yang tersebar di seluruh Indonesia, 
selama masih ada dalam kontrol kita. 

Sebenarnya ada satu hal lagi yang mengecewakan kalau kita terpaku pada keadaan 
Taman Budaya Tionghoa saat ini . Kalau kita berkunjung kesana sekarang, maka 
yang terbayang adalah bahwa orang Tionghoa Indonesia adalah orang Tionghoa yang 
kaya raya, tidak ada orang Tionghoa yang miskin dan sederhana. Mungkin ini yang 
membuat sebagian dari kita kalau datang kesana m

[budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen Bio & Li Thang GUS DUR

2010-02-02 Terurut Topik srustan
Rekan-rekan milis,
Posting saya ini sebenarnya menindak lanjuti posting dari rekan milis Pak 
Sugiri dibawah ini, yang saya kutip sebagian, karena kalau saya langsung reply 
maka posting yang sebelum-sebelumnya akan ikut terposting ulang.
AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA.  Boen Bio &  Li Thang  GUS DUR
Posted by: "ibcindon" ibcin...@rad.net.id   ibcindon
Mon Feb 1, 2010 7:36 pm (PST)
…

Dalam hal TMII bagaimana kalau kita gunakan untuk suatu lahan tempat 
performance, belajar dan mempelajari budaya. Mirip TIM Jakarta.

Bangunan utama dapat diberi nama BUN BIO GUS DUR ( tempat budaya GUS DUR ) atau 
pun LI THANG GUS DUR ( Hall/aula pembelajaran GUS DUR ). 

Dilengkapi dengan perpustakaan, semacan CHINESE HERITAGE CENTER di SINGAPORE, 
yang sekarang dipimpin oleh Prof. LEO SURYADINATA .

Management dapat mengelola program yang terarah yang tetap dan teratur dilokasi 
ini. Mungkin acara budaya TiongHoa, pameran, acara kesenian, diskusi, ceramah, 
seminar dst, dst.

Income pemeliharaan dapat dengan menyewakan HALL / LITHANG untuk upacara dan 
pesta. Lahan parkir luas sudah pasti, pesta taman pun dapat diselengarakan 
disana.

Dengan srana gtaman serba mirip HangChow atau Sihu.

Melihat kecenderungan masyarakat klas the have di Jakarta yang suka show off , 
jika fasilitas yang disediakan serba luas dan nyaman rasanya sarana ini tidak 
akan pernah kekurangan peminat sepanjang tahun.

Juga keinginan memperingati GUS DUR akan teringat sepanjang waktu.

Pemeiliharaan dan penelitian budaya Tionghoa di Indonesia dapat terselengarakan 
secara berkesinambungan………..

Banyak tujuan dapat diperoleh pada waktu yang bersamaan…..
MARI KITA BAHAS BAIK-BAIAK………. Kenapa tidak ??

Salam erat,

Sugiri.

Comment dari saya:

Pak Sugiri dan rekan rekan milis Budaya Tionghoa,
Setuju,  kita bahas baik-baik dan juga dengan kepala dingin barangkali ya.
Menurut saya ide  anda sangat bagus untuk kita pikirkan bersama dan usulkan ke 
Pengurus Taman Budaya Tionghoa untuk dapat dipertimbangkan.
Soal adanya beberapa bangunan atau bentuk arsitektur yang tidak mewakili 
arsitektur Tionghoa Indonesia saya rasa janganlah jadi sumber kebencian atau 
rasa permusuhan terhadap Taman Budaya Tionghoa ini.  Walaupun secara jujur saya 
pribadi dan beberapa teman  juga  merasa kecewa akan hal itu,  pada akhirnya 
kami mencoba menerimanya sebagai suatu "cost" yang memang mesti kita bayar.

Sederhananya begini, mana yang kita akan pilih, suatu lahan yang cukup luas di 
tempat yang aman dan bisa diterima oleh lingkungan sekitarnya kalau diatasnya 
dibangun suatu tempat yang nantinya jelas bernuansa Tionghoa Indonesia atau 
pusat kebudayaan Tionghoa,  namun diatas lahan tersebut terlanjur ada beberapa 
bangunan yang secara arsitektur tidak mewakili kebudayaan Tionghoa Indonesia, 
dengan pilihan lainnya  yaitu lahan kosong namun terpencar-pencar, dengan 
kesulitan sosial politik yang harus dihadapi dalam bentuk penolakan dari 
masyarakat sekitarnya yang kita tahu sudah menjadi ciri yang makin mengemuka 
saat ini?  Meskipun dana ada, tidak usah tanah satu hektar,  untuk bisa 
dapatkan tanah beberapa ratus meter untuk sekolah atau rumah sakit atau apapun 
selama dianggap terkait dengan agama atau etnis tertentu yang dianggap mewakili 
agama tertentu yang berbeda dengan agama dari masyarakat sekitar, sebagian 
besar tidak akan bisa direalisasikan karena ditolak masyarakat sekitar lokasi 
tersebut.
Karena itu kami berpendapat dari segi keamanan dan penerimaan masyarakat 
sekitar, lokasi dalam TMII ini sebenarnya merupakan suatu keunggulan yang 
sangat patut disyukuri dan dimanfaatkan dengan bijaksana oleh masyarakat 
Tionghoa Indonesia.
Tapi tentunya jangan pula gara-gara itu kita jadi lupa untuk tetap melestarikan 
sejarah budaya dan arsitektur Tionghoa yang tersebar di seluruh Indonesia, 
selama masih ada dalam kontrol kita. 

Sebenarnya ada satu hal lagi yang mengecewakan kalau kita terpaku pada keadaan 
Taman Budaya Tionghoa saat ini . Kalau kita berkunjung kesana sekarang, maka 
yang terbayang adalah bahwa orang Tionghoa Indonesia adalah orang Tionghoa yang 
kaya raya, tidak ada orang Tionghoa yang miskin dan sederhana. Mungkin ini yang 
membuat sebagian dari kita kalau datang kesana mengatakan, mohon maaf,  agak 
merasa muak dan sebal, merasa melihat sesuatu kebohongan yang tidak cocok 
dengan realita.  Kalau sebagian dari kita yang orang Tionghoa saja punya 
perasaan seperti itu bagaimana yang kita bisa harapkan perasaan pengunjung dari 
suku lainnya yang datang ke anjungan ini? Padahal saya lihat salah satu misinya 
Taman Budaya Tionghoa (bisa dilihat di 
http://www.taman-tionghoa.com/visi-misi.htm) berbunyi: "4. MEMUPUK RASA SENASIB 
DAN SEPENANGGUNGAN DALAM RANGKA MEWUJUDKAN KESATUAN DAN PERSATUAN NASIONAL." 
Jadi saat ini rupanya masih ada jarak antara kondisi Taman Budaya Tionghoa dan 
misinya ya?

Mungkin suatu saat kalau antara lain contohnya kehidupan pedagang lada Tionghoa 
di Banten di abad 16,  petani gula Tionghoa di Bataviasche 

[budaya_tionghua] Re: Tiongkok

2010-02-02 Terurut Topik bcaclick
Boleh memberikan sedikit tanggapan :
Jaman dahulu Orang China di Indonesia disebut Tionghoa (Bhs Hokkian, sama dgn 
Zhong Hua (=Bangsa Tengah)), dlm sejarah di sebut-sebut : Tionghoa Hue Kuan 
(Perkumpulan Tionghoa), bukan Cina Hue Kuan.
Nama Resmi negara RRC adalah : Zhong Hua Ren Ming Gong He Guo, bukan
Chin-na Ren Ming Gong He Guo.
Taiwan nama resminya : Zhong Hua Ming Guo, bukan Chin-na Ming Guo.

China dalam bahasa Inggris atau RRC adalah People Republic Of China / Republic 
Rakyat China (baca : Chain-na, bukan Ci-na, harap dibedakan Chain dgn Ci, Chain 
kurang lebih berarti Keramik / Kerajinan Batu / Keramik)

Sedangkan kata Cina dianggap penghinaan (diambil dari kata Chin / Dinasti Chin 
(baca : Cin/Jin), dgn Kaisar Chin Shi Wang (pendiri Tembok Besar), yg banyak 
mengorbankan banyak nyawa atau "kejam", dimana saat rakyat yang diperintah 
kerja paksa oleh sang Kaisar, saat menderita menyebut nama Cin-na, Cin-na, yg 
artinya sedikit mengutuk sang Kaisar)

Jadi menurut anda apakah kata Cina masih pantas digunakan ?
Kalau ada yang benar kenapa harus memakai yang kurang benar ?
Setujukah anda ?

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Paryono  
wrote:
>
> Ada seseorang yang menghidupkan radio di dekatku. Meskipun tidak begitu 
> memperhatikan, tapi lagu-lagunya lumayan menghibur juga. Lagu diselingi 
> dengan berita. Masih tanpa peduli, sayup-sayup terdengar penyiar menyebut 
> "tiongkok". Satu kali ..., dua kali ,  loh koq jadi berkali-kali, 
> yang membuatku berhenti brwosing dan mencoba mendengarkan apa sih yang 
> diberitakan.
> 
> Oh, rupanya itu berita tentang perdagangan Asean-China Free Trade Agreement. 
> Penyiar radio mengganti kata Cina dengan Tiongkok. Tentu rasanya agak aneh 
> asing janggal  hare gini ada yang menyebut Tiongkok. Yang sering 
> terdengar ya 'Caina' dari bahasa Inggris China untuk 'memperhalus' kata Cina 
> yang terlanjur kurang mengenakkan bagi telinga warga negara Indonesia 
> keturunan Cina.
> 
> Negara tirai bambu sudah lama dikenal dengan singkatan RRC (Republik Rakyat 
> Cina) tapi akhir-akhir ini dibaca Republik Rakyat Caina  bahasa gado-gado 
> campuran indonesia inggris. Konon di zaman duluu ... puluhan tahun lalu 
> memang banyak yang masih menyebut RRT untuk Republik Rakyat Tiongkok. Sepeda 
> buatan RRT. Termos buatan RRT. Lampu senter buatan RRT. Mobil-mobilan buatan 
> RRT ... Tempolong buatan RRT  
> 
> Siaran radio pagi ini ...  serasa membawaku kembali ke masa lalu . 
> kembali ke masa kanak-kanak .. ketika ada anak-anak pribumi sedang 
> berkumpul dan ada anak keturunan yang lewat ... lalu rame-rame nyeletuk  "ono 
> Cino ... ono Cino ..." Begitulah panggilan bagi "cung kuok ren" di Jawa 
> pulaunya Indonesia ..
> 
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
>



RE: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: Reinkarnasi)

2010-02-02 Terurut Topik als
Bung Ophoeng dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah BAB?

Ikut nimbrung dikit ajah dan juga sekedar iseng ajah.jadi jangan terlalu
dianggap serius yah!

 

Kata orang, manusia unggulan yang bisa mengakses "akhasa" bisa melihat masa
depan juga, dan hal ini antara lain dibuktikan dengan orang yang bisa
meramalkan kejadian pada masa depan dengan tepat dan persis (bukan model
ramalan Mak Loreng dsb yg terlalu umum sehingga bisa dicocok-cocokkan). :-)
Ada teori pula bahwa masa lalu, masa kini, dan masa depan itu sebenarnya
ilusif belaka dan yang ada itu adalah "kesekarangaan nan abadi" sehingga
orang yang kesadarannya berada pada kesekarangan yang abadi ini dapat
menciptakan masa depan semau-maunya. Benar atau tidaknya mengenai hal ini,
tanyalah kepada rumput yang bergoyang. Sudah aah, nanti ada orang yang tanya
apa relevansinya hal ini terhadap Budaya Tionghoa.hahah.

 

Andy L.S. 



 

  _  

From: Ophoeng [mailto:opho...@yahoo.com] 
Sent: Wednesday, February 03, 2010 11:31 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was:
Reinkarnasi)

 

  

Bung Zhou FY dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Ikut nimbrung sedikit ajah...

Menarik sekali teori yang Bung Zhou sampaikan. Saya pikir teori ini ada
benarnya. Pernah ada satu film ttg 'reinkarnasi' yang dialami seorang wanita
yang tinggal di satu kota kecil di AS, dia merasa dia adalah reinkarnasi
dari seorang ibu yang meninggal ketika melahirkan di Scotlandia.

Si ibu bisa menggambarkan secara detil peta kota di satu kota kecil yang
tidak secara resmi masuk dalam peta(!) - untuk menggambarkan betapa
terpencilnya kota itu. Bahkan dia bisa tahu nama-nama anak-anaknya, dari
yang paling besar sampai yang paling kecil. Bahkan juga ingat ada hal-hal
yang sangat spesifik yang dikatakan anak-anaknya, cuma berdua saja dengan
ibu kandung mereka.

Kalau dikaitkan dengan teori yang Bung Zhou sampaikan, mestinya si ibu itu
mengalami 'kemasukan' memori si ibu yang meninggal karena melahirkan itu.

Memori di otak kita, mungkin memang bisa melanglang buana, melayang-layang
dan masuk ke memori seseorang secara kebetulan begitu.

Time machine, sesuatu yang sering digambarkan dalam film-film, seperti "Back
to the Future" atau "Quantum Leap", kayaknya sih itu adalah 'permainan' atau
ulah ingatan belaka. Anda bisa melanglang ke masa lalu lewat pikiran anda,
ingatan anda. Kalau memang begitu kuatnya, bayangan masa lalu itu seperti
sebuah film lama yang diputar kembali, anda bisa 'merasa'kan suasana waktu
itu, aroma lingkungan saat itu.

Bagaimana dengan 'ingatan' akan masa depan? 

Nah, ini yang juga jadi pertanyaan saya. Mungkinkah 'back to the future' itu
adalah hasil 'kesimpulan' analisa pikiran kita, berdasarkan data pengalaman
masa lalu, dan kemudian diciptakan kemungkinan masa depan akan menjadi
seperti apa?

Hehehe. sekedar iseng ajah nih ya.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan

--- In budaya_tionghua@ 
yahoogroups.com, zho...@... wrote:

Ada sebuah teori:
Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk
kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi
individu yg lain.

Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang
kekuatan yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan
telepati: membaca dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang
disinyalir memiliki kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih
terhambat utk dieksplotasi.

Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk
lantas lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para
mediator roh bisa menangkap mereka. 

Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir,
bayi ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati,
inilah reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus
kerasukan!

Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.







Re: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: Reinkarnasi)

2010-02-02 Terurut Topik Petrus Paryono
Dear Ophoeng,

nambahi ya .
kalau ndak salah si Karl May yang dari Jerman itu tidak pernah pergi ke Amerika 
tempat si Indian Winnetou dan Old Shatterhand yang diceritakan itu. Dan 
ternyata tempat-tempat yang diceritakan itu benar adanya.

Salam,
Petrus Paryono





From: Ophoeng 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Wed, February 3, 2010 11:31:24 AM
Subject: [budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: 
Reinkarnasi)

   
Bung Zhou FY dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Ikut nimbrung sedikit ajah...

Menarik sekali teori yang Bung Zhou sampaikan. Saya pikir teori ini ada 
benarnya. Pernah ada satu film ttg 'reinkarnasi' yang dialami seorang wanita 
yang tinggal di satu kota kecil di AS, dia merasa dia adalah reinkarnasi dari 
seorang ibu yang meninggal ketika melahirkan di Scotlandia.

Si ibu bisa menggambarkan secara detil peta kota di satu kota kecil yang tidak 
secara resmi masuk dalam peta(!) - untuk menggambarkan betapa terpencilnya kota 
itu. Bahkan dia bisa tahu nama-nama anak-anaknya, dari yang paling besar sampai 
yang paling kecil. Bahkan juga ingat ada hal-hal yang sangat spesifik yang 
dikatakan anak-anaknya, cuma berdua saja dengan ibu kandung mereka.

Kalau dikaitkan dengan teori yang Bung Zhou sampaikan, mestinya si ibu itu 
mengalami 'kemasukan' memori si ibu yang meninggal karena melahirkan itu.

Memori di otak kita, mungkin memang bisa melanglang buana, melayang-layang dan 
masuk ke memori seseorang secara kebetulan begitu.

Time machine, sesuatu yang sering digambarkan dalam film-film, seperti "Back to 
the Future" atau "Quantum Leap", kayaknya sih itu adalah 'permainan' atau ulah 
ingatan belaka. Anda bisa melanglang ke masa lalu lewat pikiran anda, ingatan 
anda. Kalau memang begitu kuatnya, bayangan masa lalu itu seperti sebuah film 
lama yang diputar kembali, anda bisa 'merasa'kan suasana waktu itu, aroma 
lingkungan saat itu.

Bagaimana dengan 'ingatan' akan masa depan? 

Nah, ini yang juga jadi pertanyaan saya. Mungkinkah 'back to the future' itu 
adalah hasil 'kesimpulan' analisa pikiran kita, berdasarkan data pengalaman 
masa lalu, dan kemudian diciptakan kemungkinan masa depan akan menjadi seperti 
apa?

Hehehe. sekedar iseng ajah nih ya.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, zho...@... wrote:

Ada sebuah teori:
Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk 
kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi 
individu yg lain.

Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang kekuatan 
yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan telepati: membaca 
dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang disinyalir memiliki 
kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih terhambat utk 
dieksplotasi.

Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk lantas 
lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para mediator roh bisa 
menangkap mereka. 

Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir, bayi 
ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati, inilah 
reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus kerasukan!

Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.



 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

2010-02-02 Terurut Topik Freddy H. Istanto

P.David yth,
Sudah banyak Pak. di Medan ada beberapa yang mendapat penghargaan ini.
beberapa di wilayah lain.
saya pernah mengusulkan House of Sampoerna Surabaya ke ajang ini, tim
konservasinya sdh mengirim data lengkap tapi tidak berhasil.

Upaya2 konservasi banyak dilakukan, meskipun banyak juga yang gagal.

banyak tabik,
Fred


> Emangnya di kita, maaf, ada yang namanya gerakan KONKRET mengkonservasi,
> yang bukannya hanya di atas kertas? Bukannya yang ada satu per satu sudah
> dihancurkan jadi ruko-apartemen-hotel-mal, alih-alih dikonservasi? Kan di
> kita yang penting… “du-it”, bukannya “do it”! Kalau di luar
> (ngga usa jau-jau, SIN-MAL, misalnya) mah estuning seueur pisan…
>
> Kiongchiu,
> DK
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibcindon"  wrote:
>
> From: JW 
> Subject: [LSAI] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for
> Culture Heritage Conservation
> To: "LSAI Googlegroups" , "mAAN hall"
> 
> Date: Tuesday, February 2, 2010, 4:35 AM
>
> From: Culture Unit [mailto:cult...@...]
> Sent: Tuesday, 02 February, 2010 17:27
> To: Johannes Widodo
> Subject: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage
> Conservation
>
> Dear Sir/Madam,
>
> Entries are now being accepted for the 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage
> Awards for Culture Heritage Conservation. The awards programme, in its
> eleventh year, recognizes the achievement of individuals and organizations
> within the private sector, and public-private initiatives, in successfully
> restoring structures of heritage value in the Asia-Pacific region.
>
> In addition to the established awards, the “Jury Commendation for
> Innovation” will also be judged. The Jury Commendation for Innovation
> recognizes newly-built structures which demonstrate outstanding standards
> for contemporary architectural design which are well integrated into
> historic contexts.
>
> The deadline for receipt of materials is 31 March 2010.
>
> For more information and to download entry forms, please visit our
> website:
> http://www.unescobkk.org/culture/our-projects/empowerment-of-the-culture-profession/asia-pacific-heritage-awards-for-culture-heritage-conservation/2010-heritage-awards/
>
> We look forward to your entry for the 2010 UNESCO Heritage Awards.  If you
> have any questions, please do not hesitate to contact us at
> heritageawa...@
>
> Best regards,
> Culture Unit
>
> UNESCO Bangkok
>
>




Bls: [budaya_tionghua] Re: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau

2010-02-02 Terurut Topik John Siswanto
Wah, dapat lagi pengetahuan baru Minangkabau = Kerbau Pemenang...
Tapi setahu saya, kerbau sangat rajin dan pekerja keras...
 
Kalo begitu tanya lagi dong apakah Tionghoa entu apa artinya ya ?
 
salam,
JS

--- Pada Sel, 2/2/10, younginheart5000  menulis:


Dari: younginheart5000 
Judul: [budaya_tionghua] Re: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Selasa, 2 Februari, 2010, 6:58 PM


  



Padahal suku Minang menghormati kerbau dan menamakan suku mereka Minang Kabau 
(kerbau pemenang).

Tapi, kalo dibilang lamban, emang kebo ini lamban, tapi tractor juga lamban ha 
ha ha

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Petrus Paryono  
wrote:
>
> Pak Martin,
> 
> bukankah SBY lahir 9 september 1949 dan shio untuk tahun itu adalah Kerbau 
> atau Kebo. Mungkin pak sby ndak tahu tentang shio. Pantas saja dia gerah.
> Beda dengan Gus Dur yang paham tentang budaya tionghoa.
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
> 
> 
> 
>  _ _ __
> From: Martin 
> To: tnet tnet 
> Sent: Wed, February 3, 2010 12:53:37 AM
> Subject: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau
> 
> 
> Dear all,
> Waktu demo 28 Januari 2010 memang ada kebo yang dibawa demonstran, yang 
> terpikir, kebo itu sebagai simbul rakyat kecil (petani) yang ikutan protes. 
> Tapi rupanya Presiden kita sangat peka, dan tadi pagi dihadapan Gubernur 
> seluruh Indonesia yang sedang rapat kerja di Istana Cipanas, di jelaskan kalo 
> kebo itu dimaksudkan sebagai dirinya.
> 
> Sebagai rakyat Indonesia, besok2 kita tidak boleh ada yang marah bila di 
> bilang bodoh dan malas seperti kebo, toh Presiden kita saja disebut seperti 
> kebo.
> 
> Saya heran, kalo memang benar2 waktu pilpres pasangan SBY Boedi mendapat 
> dukungan mayoritas rakyat sebanyak 62%, kenapa dalam hitungan bulan 
> dimana-mana terjadi demo yang mengecam SBY dan Boediono untuk segera turun?
> 
> Lagian, kalo benar sebagai Presiden pilihan mayoritas rakyat, mestinya demo 
> rakyat itu bukan hal yang perlu ditakuti, dihindar dan dikecam, tapi justru 
> harus diajak dialog, kan yang demo rakyat pemilihnya.
> 
> Ngomong2 demo yang ber etika demo yang seperti apa yah? Apa mungkin para 
> Gubernur bisa nertibkan demo di daerahnya masing2, sedang di depan Istana 
> Negara saja demontran teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, 
> menteri-menteri maling, tapi tidak bisa diapa-apakan? Atau SBY sekedar curhat 
> saja dengan para Gubernur dan Menterinya.
> 
> salam,
> martin
> 
> http://www.tempoint eraktif.com/ hg/politik/ 2010/02/02/ brk,20100202- 
> 222872,id. html
> 
> Presiden Gerah Disebut Kerbau
> 
> Selasa, 02 Februari 2010 | 12:01 WIB
> 
> TEMPO Interaktif, Cianjur - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyentil 
> sejumlah aksi unjuk rasa yang digelar beberapa waktu lalu. "Tanpa mengganggu 
> demokrasi dan kebebasan berekspresi, tapi pranata sosial dan kepantasan perlu 
> dijaga," kata SBY saat memberikan pengantar dalam rapat kerja dengan para 
> gubernur dan para menteri di Istana Kepresidenan Cipanas, Cianjur, hari ini.
> 
> Presiden mencontohkan aksi unjuk rasa yang pengunjuk rasa yang membawa kerbau 
> lalu menyamakan dirinya dengan kerbau itu. "Ada yang bawa kerbau. SBY 
> badannya besar, malas, bodoh, seperti kerbau," katanya. 
> 
> Lalu ada yang menuding dirinya dan wakil Presiden Boediono serta para menteri 
> sebagai maling. "Teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, menteri-menteri 
> maling, tapi tidak bisa diapa-apakan, " kata Presiden.
> 
> Bahkan pengunjuk rasa menginjak-injak fotonya dan membakarnya. Demokrasi, 
> kata Presiden Yudhoyono, harus bermartabat, tertib, dan mendorong kebersamaan 
> dan persatuan. "Semangatnya tidak untuk memasung demokrasi," kata Presiden.
> 
> Adapun adenda rapat kerja dengan para gubernur se-Indonesia dan para menteri 
> itu membahas enam agenda, yakni tata ruang, pangan, energi, infrastruktur, 
> program-program pro rakyat, serta reformasi dan keamanan serta penegakkan 
> hukum. Pembahasan keenam agenda tersebut terkait Program Nasional Jangka 
> Menengah 2010-2014.
> 
> Dwi Riyanto Agustiar
> 
>  _ _ _ _ _ _
> Yahoo!7: Catch-up on your favourite Channel 7 TV shows easily, legally, and 
> for free at PLUS7. www.tv.yahoo. com.au/plus7
>









  Lebih Bersih, Lebih Baik, Lebih Cepat - Rasakan Yahoo! Mail baru yang 
Lebih Cepat hari ini! http://id.mail.yahoo.com

Re: [budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

2010-02-02 Terurut Topik zhoufy
Mungkin bangunan istana negara yg hrs diberi penghargaan karena berhasil 
dikonservasi secara utuh. Hehe, yg diberi penghargaan ya para politisi yg 
menobatkannya sbg bangunan utama di Indo.  
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "dkhkwa" 
Date: Wed, 03 Feb 2010 04:09:50 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for 
Culture  Heritage Conservation.  SILAHKAN BERPERAN SERTA .

Emangnya di kita, maaf, ada yang namanya gerakan KONKRET mengkonservasi, yang 
bukannya hanya di atas kertas? Bukannya yang ada satu per satu sudah 
dihancurkan jadi ruko-apartemen-hotel-mal, alih-alih dikonservasi? Kan di kita 
yang penting… “du-it”, bukannya “do it”! Kalau di luar (ngga usa 
jau-jau, SIN-MAL, misalnya) mah estuning seueur pisan…

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibcindon"  wrote:

From: JW 
Subject: [LSAI] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture 
Heritage Conservation
To: "LSAI Googlegroups" , "mAAN hall" 

Date: Tuesday, February 2, 2010, 4:35 AM

From: Culture Unit [mailto:cult...@...] 
Sent: Tuesday, 02 February, 2010 17:27
To: Johannes Widodo
Subject: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage 
Conservation

Dear Sir/Madam,

Entries are now being accepted for the 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards 
for Culture Heritage Conservation. The awards programme, in its eleventh year, 
recognizes the achievement of individuals and organizations within the private 
sector, and public-private initiatives, in successfully restoring structures of 
heritage value in the Asia-Pacific region. 

In addition to the established awards, the “Jury Commendation for 
Innovation” will also be judged. The Jury Commendation for Innovation 
recognizes newly-built structures which demonstrate outstanding standards for 
contemporary architectural design which are well integrated into historic 
contexts.

The deadline for receipt of materials is 31 March 2010.

For more information and to download entry forms, please visit our website: 
http://www.unescobkk.org/culture/our-projects/empowerment-of-the-culture-profession/asia-pacific-heritage-awards-for-culture-heritage-conservation/2010-heritage-awards/

We look forward to your entry for the 2010 UNESCO Heritage Awards.  If you have 
any questions, please do not hesitate to contact us at heritageawa...@

Best regards,
Culture Unit

UNESCO Bangkok




[budaya_tionghua] Time Machine = Pikiran Yang Melayang? (Was: Reinkarnasi)

2010-02-02 Terurut Topik Ophoeng
Bung Zhou FY dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Ikut nimbrung sedikit ajah...

Menarik sekali teori yang Bung Zhou sampaikan. Saya pikir teori ini ada 
benarnya. Pernah ada satu film ttg 'reinkarnasi' yang dialami seorang wanita 
yang tinggal di satu kota kecil di AS, dia merasa dia adalah reinkarnasi dari 
seorang ibu yang meninggal ketika melahirkan di Scotlandia.

Si ibu bisa menggambarkan secara detil peta kota di satu kota kecil yang tidak 
secara resmi masuk dalam peta(!) - untuk menggambarkan betapa terpencilnya kota 
itu. Bahkan dia bisa tahu nama-nama anak-anaknya, dari yang paling besar sampai 
yang paling kecil. Bahkan juga ingat ada hal-hal yang sangat spesifik yang 
dikatakan anak-anaknya, cuma berdua saja dengan ibu kandung mereka.

Kalau dikaitkan dengan teori yang Bung Zhou sampaikan, mestinya si ibu itu 
mengalami 'kemasukan' memori si ibu yang meninggal karena melahirkan itu.

Memori di otak kita, mungkin memang bisa melanglang buana, melayang-layang dan 
masuk ke memori seseorang secara kebetulan begitu.

Time machine, sesuatu yang sering digambarkan dalam film-film, seperti "Back to 
the Future" atau "Quantum Leap", kayaknya sih itu adalah 'permainan' atau ulah 
ingatan belaka. Anda bisa melanglang ke masa lalu lewat pikiran anda, ingatan 
anda. Kalau memang begitu kuatnya, bayangan masa lalu itu seperti sebuah film 
lama yang diputar kembali, anda bisa 'merasa'kan suasana waktu itu, aroma 
lingkungan saat itu.

Bagaimana dengan 'ingatan' akan masa depan? 

Nah, ini yang juga jadi pertanyaan saya. Mungkinkah 'back to the future' itu 
adalah hasil 'kesimpulan' analisa pikiran kita, berdasarkan data pengalaman 
masa lalu, dan kemudian diciptakan kemungkinan masa depan akan menjadi seperti 
apa?

Hehehe. sekedar iseng ajah nih ya.

Salam makan enak dan sehat,
Ophoeng
BSD City, Tangerang Selatan





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

Ada sebuah teori:
Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk 
kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi 
individu yg lain.
 
Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang kekuatan 
yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan telepati: membaca 
dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang disinyalir memiliki 
kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih terhambat utk 
dieksplotasi.
 
Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk lantas 
lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para mediator roh bisa 
menangkap mereka.   
 
Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir, bayi 
ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati, inilah 
reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus kerasukan!
 
Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.
 




Re: [budaya_tionghua] Re: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau

2010-02-02 Terurut Topik zhoufy
SBy satu type dng Megawati, kalau dikritik suka merajuk, protes.

Berbesar hati sedikitlah, yg penting perlihatkan hasil kerjamu, jangan malah 
sibuk ngurusin orang ngejek.  
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Wed, 03 Feb 2010 02:58:01 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau

Padahal suku Minang menghormati kerbau dan menamakan suku mereka Minang Kabau 
(kerbau pemenang).

Tapi, kalo dibilang lamban, emang kebo ini lamban, tapi tractor juga lamban ha 
ha ha



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Paryono  
wrote:
>
> Pak Martin,
> 
> bukankah SBY lahir 9 september 1949 dan shio untuk tahun itu adalah Kerbau 
> atau Kebo. Mungkin pak sby ndak tahu tentang shio. Pantas saja dia gerah.
> Beda dengan Gus Dur yang paham tentang budaya tionghoa.
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
> 
> 
> 
>
> From: Martin 
> To: tnet tnet 
> Sent: Wed, February 3, 2010 12:53:37 AM
> Subject: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau
> 
>   
> Dear all,
> Waktu demo 28 Januari 2010 memang ada kebo yang dibawa demonstran, yang 
> terpikir, kebo itu sebagai simbul rakyat kecil (petani) yang ikutan protes. 
> Tapi rupanya Presiden kita sangat peka, dan tadi pagi dihadapan Gubernur 
> seluruh Indonesia yang sedang rapat kerja di Istana Cipanas, di jelaskan kalo 
> kebo itu dimaksudkan sebagai dirinya.
> 
> Sebagai rakyat Indonesia, besok2 kita tidak boleh ada yang marah bila di 
> bilang bodoh dan malas seperti kebo, toh Presiden kita saja disebut seperti 
> kebo.
> 
> Saya heran, kalo memang benar2 waktu pilpres pasangan SBY Boedi mendapat 
> dukungan mayoritas rakyat sebanyak 62%, kenapa dalam hitungan bulan 
> dimana-mana terjadi demo yang mengecam SBY dan Boediono untuk segera turun?
> 
> Lagian, kalo benar sebagai Presiden pilihan mayoritas rakyat, mestinya demo 
> rakyat itu bukan hal yang perlu ditakuti, dihindar dan dikecam, tapi justru 
> harus diajak dialog, kan yang demo rakyat pemilihnya.
> 
> Ngomong2 demo yang ber etika demo yang seperti apa yah? Apa mungkin para 
> Gubernur bisa nertibkan demo di daerahnya masing2, sedang di depan Istana 
> Negara saja demontran teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, 
> menteri-menteri maling, tapi tidak bisa diapa-apakan? Atau SBY sekedar curhat 
> saja dengan para Gubernur dan Menterinya.
> 
> salam,
> martin
> 
> http://www.tempoint eraktif.com/ hg/politik/ 2010/02/02/ brk,20100202- 
> 222872,id. html
> 
> Presiden Gerah Disebut Kerbau
> 
> Selasa, 02 Februari 2010 | 12:01 WIB
> 
> TEMPO Interaktif, Cianjur - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyentil  
> sejumlah aksi unjuk rasa yang digelar beberapa waktu lalu.  "Tanpa mengganggu 
> demokrasi dan kebebasan berekspresi, tapi pranata sosial dan kepantasan perlu 
> dijaga," kata SBY  saat memberikan pengantar dalam rapat kerja  dengan para 
> gubernur dan para menteri di Istana Kepresidenan Cipanas, Cianjur, hari ini.
> 
> Presiden mencontohkan aksi unjuk rasa yang   pengunjuk rasa yang membawa 
> kerbau lalu menyamakan dirinya dengan kerbau itu. "Ada yang bawa kerbau. SBY 
> badannya besar, malas, bodoh, seperti kerbau," katanya. 
> 
> Lalu ada yang  menuding dirinya dan wakil Presiden Boediono serta para 
> menteri sebagai maling. "Teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, 
> menteri-menteri maling, tapi tidak bisa diapa-apakan, " kata Presiden.
> 
> Bahkan  pengunjuk rasa menginjak-injak fotonya dan membakarnya. Demokrasi, 
> kata Presiden Yudhoyono, harus bermartabat, tertib, dan mendorong kebersamaan 
> dan persatuan. "Semangatnya tidak untuk memasung demokrasi," kata Presiden.
> 
> Adapun adenda  rapat kerja dengan para gubernur se-Indonesia dan para menteri 
> itu membahas enam agenda, yakni tata ruang, pangan, energi, infrastruktur, 
> program-program pro rakyat, serta reformasi dan keamanan serta penegakkan 
> hukum. Pembahasan keenam agenda tersebut terkait Program Nasional Jangka 
> Menengah 2010-2014.
> 
> Dwi Riyanto Agustiar
> 
>__
> Yahoo!7: Catch-up on your favourite Channel 7 TV shows easily, legally, and 
> for free at PLUS7. www.tv.yahoo. com.au/plus7
>





[budaya_tionghua] Re: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau

2010-02-02 Terurut Topik younginheart5000
Padahal suku Minang menghormati kerbau dan menamakan suku mereka Minang Kabau 
(kerbau pemenang).

Tapi, kalo dibilang lamban, emang kebo ini lamban, tapi tractor juga lamban ha 
ha ha



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Paryono  
wrote:
>
> Pak Martin,
> 
> bukankah SBY lahir 9 september 1949 dan shio untuk tahun itu adalah Kerbau 
> atau Kebo. Mungkin pak sby ndak tahu tentang shio. Pantas saja dia gerah.
> Beda dengan Gus Dur yang paham tentang budaya tionghoa.
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
> 
> 
> 
> 
> From: Martin 
> To: tnet tnet 
> Sent: Wed, February 3, 2010 12:53:37 AM
> Subject: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau
> 
>   
> Dear all,
> Waktu demo 28 Januari 2010 memang ada kebo yang dibawa demonstran, yang 
> terpikir, kebo itu sebagai simbul rakyat kecil (petani) yang ikutan protes. 
> Tapi rupanya Presiden kita sangat peka, dan tadi pagi dihadapan Gubernur 
> seluruh Indonesia yang sedang rapat kerja di Istana Cipanas, di jelaskan kalo 
> kebo itu dimaksudkan sebagai dirinya.
> 
> Sebagai rakyat Indonesia, besok2 kita tidak boleh ada yang marah bila di 
> bilang bodoh dan malas seperti kebo, toh Presiden kita saja disebut seperti 
> kebo.
> 
> Saya heran, kalo memang benar2 waktu pilpres pasangan SBY Boedi mendapat 
> dukungan mayoritas rakyat sebanyak 62%, kenapa dalam hitungan bulan 
> dimana-mana terjadi demo yang mengecam SBY dan Boediono untuk segera turun?
> 
> Lagian, kalo benar sebagai Presiden pilihan mayoritas rakyat, mestinya demo 
> rakyat itu bukan hal yang perlu ditakuti, dihindar dan dikecam, tapi justru 
> harus diajak dialog, kan yang demo rakyat pemilihnya.
> 
> Ngomong2 demo yang ber etika demo yang seperti apa yah? Apa mungkin para 
> Gubernur bisa nertibkan demo di daerahnya masing2, sedang di depan Istana 
> Negara saja demontran teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, 
> menteri-menteri maling, tapi tidak bisa diapa-apakan? Atau SBY sekedar curhat 
> saja dengan para Gubernur dan Menterinya.
> 
> salam,
> martin
> 
> http://www.tempoint eraktif.com/ hg/politik/ 2010/02/02/ brk,20100202- 
> 222872,id. html
> 
> Presiden Gerah Disebut Kerbau
> 
> Selasa, 02 Februari 2010 | 12:01 WIB
> 
> TEMPO Interaktif, Cianjur - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyentil  
> sejumlah aksi unjuk rasa yang digelar beberapa waktu lalu.  "Tanpa mengganggu 
> demokrasi dan kebebasan berekspresi, tapi pranata sosial dan kepantasan perlu 
> dijaga," kata SBY  saat memberikan pengantar dalam rapat kerja  dengan para 
> gubernur dan para menteri di Istana Kepresidenan Cipanas, Cianjur, hari ini.
> 
> Presiden mencontohkan aksi unjuk rasa yang   pengunjuk rasa yang membawa 
> kerbau lalu menyamakan dirinya dengan kerbau itu. "Ada yang bawa kerbau. SBY 
> badannya besar, malas, bodoh, seperti kerbau," katanya. 
> 
> Lalu ada yang  menuding dirinya dan wakil Presiden Boediono serta para 
> menteri sebagai maling. "Teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, 
> menteri-menteri maling, tapi tidak bisa diapa-apakan, " kata Presiden.
> 
> Bahkan  pengunjuk rasa menginjak-injak fotonya dan membakarnya. Demokrasi, 
> kata Presiden Yudhoyono, harus bermartabat, tertib, dan mendorong kebersamaan 
> dan persatuan. "Semangatnya tidak untuk memasung demokrasi," kata Presiden.
> 
> Adapun adenda  rapat kerja dengan para gubernur se-Indonesia dan para menteri 
> itu membahas enam agenda, yakni tata ruang, pangan, energi, infrastruktur, 
> program-program pro rakyat, serta reformasi dan keamanan serta penegakkan 
> hukum. Pembahasan keenam agenda tersebut terkait Program Nasional Jangka 
> Menengah 2010-2014.
> 
> Dwi Riyanto Agustiar
> 
>  _ _ _ _ _ _
> Yahoo!7: Catch-up on your favourite Channel 7 TV shows easily, legally, and 
> for free at PLUS7. www.tv.yahoo. com.au/plus7
>




RE: [budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

2010-02-02 Terurut Topik ibcindon
Pak David y.b.,

 

Heheh komentarnya tepat yah Pak …

 

Yang didaftarkan tidak usah bangunan yang besar-besar.  

 

Kalau ada bangunan kecil  ex jaman dulu yang diselamatkan juga boleh. 

 

 Saya tahu persis di Bandung , jl. Ranggamalela ada yang iseng dimasukan  
sesudah renovasi jadi kantor cabang   pembantu  Bank Permata. Eh dapat 
penghargaan UNESCO  tuh…..

 

Kalau ada yang iseng masukan kantor Bank  ANZ / ABN dulu di jalan Jawa Bandung 
juga rasanya bakal dapat penghargaan UNESCO.

 

Juga ada satu obyek gedung di jl. Gandapura, hoek . Bandung  rasanya bisa juga 
dapat pengakuan.

 

Cari-cari ajah di Bogor kali ajah ada renovasi KONSERVASI  yang sadar sejarah…… 
 Tidak harus renovas, i pemeliharaan juga bisa PRESERVASI  tuh………..

 

Salam,

 

Sugiri.

 

 

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of dkhkwa
Sent: Wednesday, February 03, 2010 11:10 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for 
Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

 

  

Emangnya di kita, maaf, ada yang namanya gerakan KONKRET mengkonservasi, yang 
bukannya hanya di atas kertas? Bukannya yang ada satu per satu sudah 
dihancurkan jadi ruko-apartemen-hotel-mal, alih-alih dikonservasi? Kan di kita 
yang penting… “du-it”, bukannya “do it”! Kalau di luar (ngga usa 
jau-jau, SIN-MAL, misalnya) mah estuning seueur pisan…

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
 , "ibcindon"  wrote:

From: JW 
Subject: [LSAI] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture 
Heritage Conservation
To: "LSAI Googlegroups" mailto:lsai%40googlegroups.com> 
>, "mAAN hall" mailto:maan_hall%40yahoogroups.com> >
Date: Tuesday, February 2, 2010, 4:35 AM

From: Culture Unit [mailto:cult...@...] 
Sent: Tuesday, 02 February, 2010 17:27
To: Johannes Widodo
Subject: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage 
Conservation

Dear Sir/Madam,

Entries are now being accepted for the 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards 
for Culture Heritage Conservation. The awards programme, in its eleventh year, 
recognizes the achievement of individuals and organizations within the private 
sector, and public-private initiatives, in successfully restoring structures of 
heritage value in the Asia-Pacific region. 

In addition to the established awards, the “Jury Commendation for 
Innovation” will also be judged. The Jury Commendation for Innovation 
recognizes newly-built structures which demonstrate outstanding standards for 
contemporary architectural design which are well integrated into historic 
contexts.

The deadline for receipt of materials is 31 March 2010.

For more information and to download entry forms, please visit our website: 
http://www.unescobkk.org/culture/our-projects/empowerment-of-the-culture-profession/asia-pacific-heritage-awards-for-culture-heritage-conservation/2010-heritage-awards/

We look forward to your entry for the 2010 UNESCO Heritage Awards. If you have 
any questions, please do not hesitate to contact us at heritageawa...@

Best regards,
Culture Unit

UNESCO Bangkok





[budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus

2010-02-02 Terurut Topik younginheart5000
Dalam bahasa Inggres, dikenal Spirit (nyawa) and Soul (jiwa).

Per-tama tama, definisi ROH, JIWA dan NYAWA itu substiantially beda beda, 
tergantung apakah ini istilah kedokteran (psikologi), atau agama , Yahudi, 
Nasrani, Islam atau agama agama Timur, seperti Hindu, Buddha, Tao, Konghucu, 
dsb. Atau falsafah ( Btw anda sendiri diajari mengenai jiwa dan roh  dalam 
agama anda bagaimana?). 

Agama agama asal Timur Tengah, ini agama agama yang diajarkan oleh Abraham, 
yakni Yahudi, Nasrani dan Islam, TIDAK mengakomodasi konsep reinkarnasi.

Agama Hindu mengenal penitisan atau kelahiran kembali, reinkarnasi. Buddha 
mengenal konsep transformasi kesadaran, Tumimbal Lahir, BUKAN reinkarnasi.

Ha ha ha Anda tahu budaya Tionghoa dari TV? Ortu cerita apa dong?

Kalau ingin tahu sesuatu, pelajarilah secara mendalam, kalau hanya sekedar 
tanya sana sini, anda ujung ujungnya hanya setengah tahu, lebih celaka daripada 
nggak tahu apa apa..

Babi kecap? Yesus tak makan babi lho (dan dikhitan), karena beliau menganut 
agama Yehuda..karena itu sodara sodara umat Advent juga menghindari babi yang 
tak halal itu (umat Yehuda katakan "tidak kosher")..

Salam babi panggang




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Paryono  
wrote:
>
> Dear Younginheart (maaf kalo ini bukan nama yang benar),
> 
> Boleh sedikit bertanya, apakah ada perbedaan antara roh (spirit), jiwa 
> (soul), dan nyawa (Inggrisnya apa ya?) dalam pemahaman rebirth? 
> 
> Kalo ada perbedaan, yang menitis itu roh atau jiwa atau nyawa? Lalu yang 
> kekal yang mana?
> 
> Sori banyak tanya? Soalnya di tv kalo sore hari ada film Panglima Tian Feng 
> yang tumitis menjadi Pat Kai calon babi kecap . hmmm jadi lapar 
> nih. 
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> From: younginheart5000 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Tue, February 2, 2010 4:40:39 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus
> 
>   
> 
> Bro, mod dan sohib sohib disini tidak berwawasan sempit lalu main semprit.
> 
> Memperdalam pengetahuan mengenai budaya Tionghoa memang disini, salah satu, 
> tempatnya. jadi anda tidak salah masuk.
> 
> Kalau anda keturunan Tionghoa, memang tinggal memperdalam apa yang anda dapat 
> dari ortu dan leluhur, dan kalau anda tidak mendapat pendidikan Tionghoa 
> sebagai orang Tionghoa, lalu didikan apa yang anda dapat?
> 
> Kalau anda bukan keturunan Tionghoa, jelas tak mendapat didikan Tionghoa, 
> masih pantas mencari tahu mengenai budaya Tionghoa disini.
> 
> Masalah reinkarnasi, seperti dijelaskan pak pak Mihardja dan sohib sohib yang 
> lain, ada dalam BANYAK kebudayaan. Juga ada dalam ajaran Kristiani (in 
> karnasi berasal dari bahasa Latin,in carnere, menjadi daging. reinkarnasi 
> aberasal dari re (kembali) incarnere (menjadi daging)). Budaya Yehuda sudah 
> mengenal konsep ini, juga Mesir kuno dan Babylonia.
> 
> Titik temu dengan budaya Tionghoa adalah dengan masuknya agama Buddha ke 
> Tiongkok, berinkulturisasi menjadi Mahayana Tiongkok, dimana konsep 
> "reinkarnasi" masuk dalam spiritualitas Tionghoa. Konsep ini ketat dalam 
> ajaran aliran Maitreya. misalnya.
> 
> Saya kutip sebuah tulisan: 
> 
> "Banyak umat Buddha awam dan umat agama lain yang telah keliru menganggap 
> reinkarnasi adalah sebuah istilah agama Buddha. Padahal, ajaran Buddha justru 
> ingin mendefinisikan kembali (mengoreksi) istilah 'reinkarnasi' yang dikenal 
> kaum Hindu dan menggantinya dengan punarbhava, atau rebirth dalam bahasa 
> Inggris, karena istilah ini lebih tepat!
> 
> Dalam agama Buddha, tidak ada istilah penjelmaan kembali bagi suatu makhluk 
> yang telah mati dan memasuki tubuhnya yang baru. Ini konsep Hindu.
> 
> Agama Buddha hanya mengenal kelahiran kembali (rebirth). Dalam pengertian 
> reinkarnasi, roh (jiwa) seseorang yang telah mati berpindah ke tubuh yang 
> baru. Di sini, roh dianggap suatu substansi yang kekal yang berpindah dari 
> satu tubuh ke tubuh yang lainnya.
> 
> Dalam konsep Buddhis, tidak dikenal istilah 'roh (jiwa) yang kekal' karena 
> agama Buddha menganut konsep anatta (tanpa roh). Tidak ada suatu diri yang 
> kekal yang berpindah setelah kita mati. Yang ada hanyalah suatu energi 
> (berbentuk kesadaran penyambung) yang meneruskan kehidupan berikutnya. Ibarat 
> api lilin yang diteruskan dari satu lilin ke lilin yang lain, api lilin itu 
> sendiri tidak berpindah, karena lilin-lilin sebelumnya tetap menyala, 
> melainkan karena adanya kondisi (sumbu lilin) yang memungkinkan lilin-lilin 
> berikutnya menyala. Demikian pula kita terlahir kembali karena masih adanya 
> sumbu kehidupan (kemelekatan) .
> 
> Ingatlah hukum fisika yang menyatakan: energi tidak dapat diciptakan dan 
> tidak dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang 
> lain. Hukum karma dalam agama Buddha dapat dibandingkan dengan hukum energi 
> dalam fisika. Hukum karma menyatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan 
> manusia akan berakibat (akibatnya tidak akan h

[budaya_tionghua] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

2010-02-02 Terurut Topik dkhkwa
Emangnya di kita, maaf, ada yang namanya gerakan KONKRET mengkonservasi, yang 
bukannya hanya di atas kertas? Bukannya yang ada satu per satu sudah 
dihancurkan jadi ruko-apartemen-hotel-mal, alih-alih dikonservasi? Kan di kita 
yang penting… “du-it”, bukannya “do it”! Kalau di luar (ngga usa 
jau-jau, SIN-MAL, misalnya) mah estuning seueur pisan…

Kiongchiu,
DK

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ibcindon"  wrote:

From: JW 
Subject: [LSAI] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture 
Heritage Conservation
To: "LSAI Googlegroups" , "mAAN hall" 

Date: Tuesday, February 2, 2010, 4:35 AM

From: Culture Unit [mailto:cult...@...] 
Sent: Tuesday, 02 February, 2010 17:27
To: Johannes Widodo
Subject: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage 
Conservation

Dear Sir/Madam,

Entries are now being accepted for the 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards 
for Culture Heritage Conservation. The awards programme, in its eleventh year, 
recognizes the achievement of individuals and organizations within the private 
sector, and public-private initiatives, in successfully restoring structures of 
heritage value in the Asia-Pacific region. 

In addition to the established awards, the “Jury Commendation for 
Innovation” will also be judged. The Jury Commendation for Innovation 
recognizes newly-built structures which demonstrate outstanding standards for 
contemporary architectural design which are well integrated into historic 
contexts.

The deadline for receipt of materials is 31 March 2010.

For more information and to download entry forms, please visit our website: 
http://www.unescobkk.org/culture/our-projects/empowerment-of-the-culture-profession/asia-pacific-heritage-awards-for-culture-heritage-conservation/2010-heritage-awards/

We look forward to your entry for the 2010 UNESCO Heritage Awards.  If you have 
any questions, please do not hesitate to contact us at heritageawa...@

Best regards,
Culture Unit

UNESCO Bangkok



Re: [budaya_tionghua] Foto tentang Hari Raya Tiong Hoa [2 Attachments]

2010-02-02 Terurut Topik Dr. Irawan
LV yb,

Ini ada beberapa foto dari kegiatan IMLEK orang2 Indonesia di Los Angeles .
yang pertama itu pada Bazaar IMLEK yang reguler diadakan oleh ICAA
(Indonesian Chinese American Association) , Yang kedua adalah foto barongsay
ICAA yang di panggil main di Gereja Katholik Orang Indonesia di Los Angeles
. tapak Bishop sedang memberikan Angpao. Momentum ini untuk menepis isu2
bahwa orang Nasrani anti terhadap kebudayaan barongsay , yang sering disebut
barongsay sebagai setan. (setidaknya ada beberapa pendeta yang berpndapat
demikian . Kendati ada Pastor yang lulusan sekolah Amerika malah pernah
sebagai pemain barongsay dilingkungan Klenteng Sam Po Kong dulunya.

Jadi sikap dari masing2 orang Indonesia terhadap Imlek dan barongsay sangat
beragam , dan itu harus di maklumi.

semoga berguna untuk skripsi.
Semua foto adalah dari dokumentasi majalah Indonesia Media.
salam,
Dr.Irawan.

2010/2/2 Lv 

>
>
> salam,
>
> saya mahasiswa design di UPH yang sedang mencari bahan berupa dokumentasi
> foto tentang kegiatan seputar hari raya Tiong Hoa di Indonesia sebagai bahan
> dari Tugas Akhir saya.
>
> Kepada bapak/ibu, ada yang mengetahui referensi dimana saya bisa dapat
> bahan dokumentasi ini. atau kalau ada koleksi dokumentasi ini, bisa di share
> ke saya..
>
> THX...
>
>  
>


[budaya_tionghua] FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage Conservation. SILAHKAN BERPERAN SERTA .

2010-02-02 Terurut Topik ibcindon
From: JW mailto:johannes_widodo%40yahoo.com> >
Subject: [LSAI] Re: FW: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture 
Heritage Conservation
To: "LSAI Googlegroups" mailto:lsai%40googlegroups.com> 
>, "mAAN hall" mailto:maan_hall%40yahoogroups.com> >
Date: Tuesday, February 2, 2010, 4:35 AM

From: Culture Unit [mailto:cult...@unescobkk.org 
 ] 
Sent: Tuesday, 02 February, 2010 17:27
To: Johannes Widodo
Subject: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards for Culture Heritage 
Conservation
 

Dear Sir/Madam,

 

Entries are now being accepted for the 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage Awards 
for Culture Heritage Conservation. The awards programme, in its eleventh year, 
recognizes the achievement of individuals and organizations within the private 
sector, and public-private initiatives, in successfully restoring structures of 
heritage value in the Asia-Pacific region. 

 

In addition to the established awards, the “Jury Commendation for Innovation” 
will also be judged. The Jury Commendation for Innovation recognizes 
newly-built structures which demonstrate outstanding standards for contemporary 
architectural design which are well integrated into historic contexts.

 

The deadline for receipt of materials is 31 March 2010.

 

For more information and to download entry forms, please visit our website: 
http://www.unescobkk.org/culture/our-projects/empowerment-of-the-culture-profession/asia-pacific-heritage-awards-for-culture-heritage-conservation/2010-heritage-awards/

 

We look forward to your entry for the 2010 UNESCO Heritage Awards.  If you have 
any questions, please do not hesitate to contact us at 
heritageawa...@unescobkk.org  .

 

Best regards,

 

Culture Unit

UNESCO Bangkok
 
 

-- 



._,___



[budaya_tionghua] TBT-TMII. Boen Bio & Li Thang GUS DUR& Heritage building & mau apa sekarang ??

2010-02-02 Terurut Topik ibcindon
Rekan milis yang bersemangat semuanya,

 

Agaknya  diskusi kita cenderung melebar bidang cakupannya.

 

Baiknya kita bagi menurut  minatnya   agar ada kejelasan yang dibicarakan
dan apa yang didinginkan, siapa bisa ditindak lanjuti bersam... J)

 

1./ Sumbangan untuk TBT-TMII.  Agaknya untuk ini sudah ada jawaban :   semua
anggota milis BT kantongnya bokek.. hehehehe,  maaf jangan ada yang
tersinggung yah kita semua senasib.

 

2./ Chinese  Heritage buildings, kalau masih dianggap terlalu luas , gedung
heritage SIN MING HUI, CANDRA  NAYA  Jakarta , harus  apa sekarang ??

 

3./ Apa sebaiknya yang ada di TBT -TMII.  Bagaimana cara mencapainya 

 

4./ Kalu ada yang minat bicara sejarah masa lalu yang penuh unek-unek,
marah-marah   terus.   Ya  silahkan saja  bikin topic subjek diskusi  yang
baru.  Tidak terlarang kok..

 

 

Harap saja dengan menganti subject topic diatas  diskusi bisa jalan
baik-baik, kenapa tidak...

 

Kalau di campur-campur terus  jadi  enga jelas tujuannya.. Maaf saya turut
sedikit  urun rembuk...

 

 

Salam,

 

Sugiri.

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of sumamihardja
Sent: Wednesday, February 03, 2010 3:16 AM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen
Bio & Li Thang GUS DUR

 

  



[budaya_tionghua] Detail Pameran Foto Pecinan

2010-02-02 Terurut Topik Tantono Subagyo
Galeri Foto Jurnalistik Antara, mengundang sahabat semua :

Pameran Foto Karya : Zhuang Wubin
10 CHINATOWNS of Southeast Asia

0 5 - 21 Februari 2 0 1 0

Chinatown
alias pecinan, adalah salah satu sanctuary budaya bangsa perantau keturunan
Cina
di suatu pekarangan ibukota negeri-negeri di bumi.

Dia menjadi suatu “cagar
budaya leluhur” yang sekaligus menjadi penanda bagi pusat pengendalian
bisnis
di suatu negeri.

Sebentuk simbol peradaban kota yang berisi elemen tradisi,
adaptif, etos kerja dan persaudaraan yang kental.

Tak
sedikit yang tertulis dalam kenyataan sejarah yang buram dan berdarah-darah.
Entah
itu berupa pembumihangusan atau kebiadaban kemanusiaan,

seperti yang terjadi di
kawasan Glodok. Pecinan Jakarta, medio Mei 1998.

Pameran
foto karya Zhuang Wubin, “10 CHINATOWNS of Southeast Asia” mencoba
mengetengahkan secara visual bagaimana kehidupan

dalam keseharian warga pecinan
di kawasan Asia Tenggara yang populasi warganya tercatat meliputi 80
persen dari seluruh penduduk yang

dikenal sebagai Cina perantauan di seluruh planet bumi. Melalui kamera
Wubin,
kita seolah mengikuti perjalanannya mencari perihal dari akar

dalam darahnya
sebagai seorang Singapura keturunan Cina.

Suatu tetirah pada peradaban leluhurnya. Melacak
jejak yang mengingatkan kita beragam kisah lama, atau seperti yang pernah
ditorehkan

penulis AS berkulit hitam, mendiang Alex Haley, ketika menemukan
akarnya di Gambia, Afrika dalam tokoh Kanta Kinte dalam karya sastranya y
ang sangat
terkenal, Roots: the Saga of An American Family (1976).

Wubin
sendirian berkelana menjelajah di 10 pecinan di sepuluh ibukota
negara-negara
Asia Tenggara. Ke kawasan yang disebut

warga setempat sebagai Chinatown (Bandar
Seri Begawan, Phnom Penh, Vientiane), Yaowarat (Bangkok), Cholon (Ho Chi
Minh
City),

Petaling Street (Kuala Lumpur), Binondo (Manila), Kreta Ayer (Singapura),
Tayote Tan (Yangon) dan Glodok
(Jakarta).

Dia tak hanya menyajikan pada kita petualangan matanya, namun juga
menyajikan laporan-laporannya yang diterbitkan d
alam buku CHINATOWNS In a
Globalizing Southeast Asia (Chinese Heritage Centre, Singapura, Januari
2009).
Meskipun fotografi yang ditawarkan Wubin
sesungguhnya menjadi lebih semacam ilustrasi dalam bukunya, namun dalam
pameran
fotografi ini,
komposisi yang di abadikan Wubin dirancang kembali sebagai suatu
kesatuan yang mengemukakan warga pecinan Asia Tenggara sebagai unit besar.
Sebentuk penekanan pada fungsi fotografi sebagai gerbang ke dalam pecinan
Asia
Tenggara dan komunitasnya.

ACARA :

PEMBUKAAN PAMERAN
Jumat, 5 Februari 2010, pukul 19.00 Wib
Galeri Foto Jurnalistik Antara
Jl. Antara No. 59, Pasar Baru
Jakarta Pusat

Dibuka oleh : Yenny Wahid (Wahid Institute)
Pembawa Acara : Olga Lidya
Dimeriahkan dengan penampilan khusus Kie Lin (PGB Bangau Putih, Bogor)

GALLERY TALK :
Sabtu, 6 Februari 2010, pukul 15.00 Wib
"Journey Thru The Labyrinth of Chinatowns"
Oleh Zhuang Wubin (Singapore)

Pameran berlangsung :
5-21 Februari 2010, pukul 10.30-20.00 Wib

ditunggu kehadiran sahabat semua.

terimakasih

-- 
Salam, Tantono Subagyo


[budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> pak Ibrahim

2010-02-02 Terurut Topik younginheart5000
Pak, saya jadi teringat sebuah tulisan mengenai pengalaman seorang psikoanalist 
besar, Carl-Gustav Jung (baca: Yung):

"Pengalaman kedua terjadi dua minggu kemudian. Ketika ia kembali ke rumahnya 
pada suatu malam, Jung menemukan perabotan rumahnya porak poranda. Ibunya, adik 
perempuannya, dan juga pembantunya mendengar suara yang sangat keras dari ruang 
makan namun mereka tidak menemukan sesuatu yang pecah atau jatuh. Jung kemudian 
memeriksa ruang makan, dan akhirnya dia menemukan sesuatu. Di dalam almari 
makan, didapatinya pisau roti telah terpotong menjadi 4 bagian yang terpisah. 
Peristiwa ini begitu mengesankan bagi Jung, hingga kemudian dia menyimpan 
potongan pisau roti itu sebagai barang bukti.

Perhatian Jung terhadap parapsikologi semakin besar beberapa minggu setelah 
kejadian pisau roti itu, ketika ia mendapati seorang gadis 15 tahun yang 
mengalami trance dan memperoleh penglihatan (vision) dan bisa berkomunikasi 
secara ajaib. Trance menurut definisi Jung, adalah sesuatu yang spontan. Namun 
dalam keadaan yang demikian gadis itu bisa berkomunikasi dalam bahasa dan 
dialek Jerman secara fasih (bukan seperti lazimnya dialek gadis desa di Swiss). 
Jung mencatat kejadian ini dan kemudian menjadikannya fenomena gadis kecil itu 
sebagai salah satu bagian penting dari disertasi doktornya."


---
Carl Gustav Jung (Kesswil, 26 juli 1875 – Küsnacht, 6 juni 1961) was een 
Zwitsers psychiater en psycholoog. Hij was de grondlegger van de analytische 
psychologie.






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:
>
> Ada sebuah teori:
> Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk 
> kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi 
> individu yg lain.
> 
> Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang kekuatan 
> yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan telepati: 
> membaca dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang disinyalir 
> memiliki kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih terhambat utk 
> dieksplotasi.
> 
> Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk 
> lantas lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para mediator 
> roh bisa menangkap mereka.   
> 
> Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir, 
> bayi ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati, 
> inilah reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus 
> kerasukan!
> 
> Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.
> 
> Sent from my BlackBerry®
> powered by Sinyal Kuat INDOSAT
> 
> -Original Message-
> From: "younginheart5000" 
> Date: Tue, 02 Feb 2010 10:21:01 
> To: 
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> pak Ibrahim
> 
> Ha ha ha pak Ibrahim, disatu sisi memang ada benarnya, mengatakan "hidup 
> hanya sekali". Dalam arti, hidup yang khusus dari si A, sejak dia lahir 
> hingga mati (dalam bahasa Inggris kita lihat kaitan: still alive, I am 
> living, dsb). Kita kita disini, ABS heng, pak David, pak Zoufy dan yang lain, 
> hanya hidup SEKALI, sebagai kita kita ini lho.
> 
> Kalau kita mencermati tulisan tulisan orang bule yang men-survey past life 
> experiences, maka kita tergugah untuk memikirkan, apakah ada kehidupan baru, 
> setelah kematian kita. Tentu saja, tidak sebagai kita yang sekarang.
> 
> Saya tak paham Hindu, karena itu tak berani membahas konsep re-inkarnasi dari 
> sisi ajaran Hindu. Tetapi Buddhisme mengajarkan, bahwa dalam diri kita ada 
> semacam energy, yang terus exist walau tubuh kita telah game. Mungkin, 
> seperti lilin, yang telah terbakar habis, akan mati flamenya. Tetapi flame 
> ini itu akan segera muncul, kalau dinyalakan dibatang lilin baru.
> 
> Pak Ibrahim bisa baca tulisan Ian Stevenson.
> 
> Seandainya ada daftar ahli terkemuka tentang reinkarnasi, Dr. Ian Stevenson, 
> seorang professor Psikiatri dari University of Virginia, pastilah namanya 
> tercantum. Dia telah berkeliling dunia untuk menyelidiki berbagai laporan 
> reinkarnasi dan menemukan sebuah pengujian yang teliti untuk menghindari 
> penipuan, crytomnesia dan sebagainya. Diantara lebih dari 200 kasus, hanya 20 
> kasus yang tahan uji oleh Dr. Stevenson yang dapat dikategorikan kasus 
> reinkarnasi. Tujuh dari kasus ini muncul di India, tiga di Srilanka, dua di 
> Brazil, satu di Lebanon dan tujuh diantaranya terdapat di suku Indian di 
> Alaska.
> 
> Ambil contoh seorang gadis cilik yang lahir 1956 di Sri Lanka tengah, dengan 
> nama Gnantilleka Baddewithana. Setelah dia mulai belajar berbicara, dia 
> mengatakan nama ayah dan ibunya di lain tempat, juga memiliki dua kakak 
> laki-laki dan banyak saudara perempuan. Berdasarkan keterangan yang diberikan 
> oleh gadis tersebut, orang tuanya dulu berada di sebuah kota yang cukup jauh 
> jaraknya. Mereka akhirnya menemukan bahwa keluarga tersebut telah kehilangan 
> anak lelakinya pada tahun 1954

[budaya_tionghua] Re: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau

2010-02-02 Terurut Topik Petrus Paryono
Pak Martin,

bukankah SBY lahir 9 september 1949 dan shio untuk tahun itu adalah Kerbau atau 
Kebo. Mungkin pak sby ndak tahu tentang shio. Pantas saja dia gerah.
Beda dengan Gus Dur yang paham tentang budaya tionghoa.

Salam,
Petrus Paryono




From: Martin 
To: tnet tnet 
Sent: Wed, February 3, 2010 12:53:37 AM
Subject: [t-net] Presiden Gerah Disebut Kerbau

  
Dear all,
Waktu demo 28 Januari 2010 memang ada kebo yang dibawa demonstran, yang 
terpikir, kebo itu sebagai simbul rakyat kecil (petani) yang ikutan protes. 
Tapi rupanya Presiden kita sangat peka, dan tadi pagi dihadapan Gubernur 
seluruh Indonesia yang sedang rapat kerja di Istana Cipanas, di jelaskan kalo 
kebo itu dimaksudkan sebagai dirinya.

Sebagai rakyat Indonesia, besok2 kita tidak boleh ada yang marah bila di bilang 
bodoh dan malas seperti kebo, toh Presiden kita saja disebut seperti kebo.

Saya heran, kalo memang benar2 waktu pilpres pasangan SBY Boedi mendapat 
dukungan mayoritas rakyat sebanyak 62%, kenapa dalam hitungan bulan dimana-mana 
terjadi demo yang mengecam SBY dan Boediono untuk segera turun?

Lagian, kalo benar sebagai Presiden pilihan mayoritas rakyat, mestinya demo 
rakyat itu bukan hal yang perlu ditakuti, dihindar dan dikecam, tapi justru 
harus diajak dialog, kan yang demo rakyat pemilihnya.

Ngomong2 demo yang ber etika demo yang seperti apa yah? Apa mungkin para 
Gubernur bisa nertibkan demo di daerahnya masing2, sedang di depan Istana 
Negara saja demontran teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, 
menteri-menteri maling, tapi tidak bisa diapa-apakan? Atau SBY sekedar curhat 
saja dengan para Gubernur dan Menterinya.

salam,
martin

http://www.tempoint eraktif.com/ hg/politik/ 2010/02/02/ brk,20100202- 
222872,id. html

Presiden Gerah Disebut Kerbau

Selasa, 02 Februari 2010 | 12:01 WIB

TEMPO Interaktif, Cianjur - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyentil  
sejumlah aksi unjuk rasa yang digelar beberapa waktu lalu.  "Tanpa mengganggu 
demokrasi dan kebebasan berekspresi, tapi pranata sosial dan kepantasan perlu 
dijaga," kata SBY  saat memberikan pengantar dalam rapat kerja  dengan para 
gubernur dan para menteri di Istana Kepresidenan Cipanas, Cianjur, hari ini.

Presiden mencontohkan aksi unjuk rasa yang   pengunjuk rasa yang membawa kerbau 
lalu menyamakan dirinya dengan kerbau itu. "Ada yang bawa kerbau. SBY badannya 
besar, malas, bodoh, seperti kerbau," katanya. 

Lalu ada yang  menuding dirinya dan wakil Presiden Boediono serta para menteri 
sebagai maling. "Teriak-teriak SBY maling, Boediono maling, menteri-menteri 
maling, tapi tidak bisa diapa-apakan, " kata Presiden.

Bahkan  pengunjuk rasa menginjak-injak fotonya dan membakarnya. Demokrasi, kata 
Presiden Yudhoyono, harus bermartabat, tertib, dan mendorong kebersamaan dan 
persatuan. "Semangatnya tidak untuk memasung demokrasi," kata Presiden.

Adapun adenda  rapat kerja dengan para gubernur se-Indonesia dan para menteri 
itu membahas enam agenda, yakni tata ruang, pangan, energi, infrastruktur, 
program-program pro rakyat, serta reformasi dan keamanan serta penegakkan 
hukum. Pembahasan keenam agenda tersebut terkait Program Nasional Jangka 
Menengah 2010-2014.

Dwi Riyanto Agustiar

 _ _ _ _ _ _
Yahoo!7: Catch-up on your favourite Channel 7 TV shows easily, legally, and for 
free at PLUS7. www.tv.yahoo. com.au/plus7

 


  

Re: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus

2010-02-02 Terurut Topik Petrus Paryono
Dear Younginheart (maaf kalo ini bukan nama yang benar),

Boleh sedikit bertanya, apakah ada perbedaan antara roh (spirit), jiwa (soul), 
dan nyawa (Inggrisnya apa ya?) dalam pemahaman rebirth? 

Kalo ada perbedaan, yang menitis itu roh atau jiwa atau nyawa? Lalu yang kekal 
yang mana?

Sori banyak tanya? Soalnya di tv kalo sore hari ada film Panglima Tian Feng 
yang tumitis menjadi Pat Kai calon babi kecap . hmmm jadi lapar 
nih. 

Salam,
Petrus Paryono






From: younginheart5000 
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Tue, February 2, 2010 4:40:39 PM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus

  

Bro, mod dan sohib sohib disini tidak berwawasan sempit lalu main semprit.

Memperdalam pengetahuan mengenai budaya Tionghoa memang disini, salah satu, 
tempatnya. jadi anda tidak salah masuk.

Kalau anda keturunan Tionghoa, memang tinggal memperdalam apa yang anda dapat 
dari ortu dan leluhur, dan kalau anda tidak mendapat pendidikan Tionghoa 
sebagai orang Tionghoa, lalu didikan apa yang anda dapat?

Kalau anda bukan keturunan Tionghoa, jelas tak mendapat didikan Tionghoa, masih 
pantas mencari tahu mengenai budaya Tionghoa disini.

Masalah reinkarnasi, seperti dijelaskan pak pak Mihardja dan sohib sohib yang 
lain, ada dalam BANYAK kebudayaan. Juga ada dalam ajaran Kristiani (in karnasi 
berasal dari bahasa Latin,in carnere, menjadi daging. reinkarnasi aberasal dari 
re (kembali) incarnere (menjadi daging)). Budaya Yehuda sudah mengenal konsep 
ini, juga Mesir kuno dan Babylonia.

Titik temu dengan budaya Tionghoa adalah dengan masuknya agama Buddha ke 
Tiongkok, berinkulturisasi menjadi Mahayana Tiongkok, dimana konsep 
"reinkarnasi" masuk dalam spiritualitas Tionghoa. Konsep ini ketat dalam ajaran 
aliran Maitreya. misalnya.

Saya kutip sebuah tulisan: 

"Banyak umat Buddha awam dan umat agama lain yang telah keliru menganggap 
reinkarnasi adalah sebuah istilah agama Buddha. Padahal, ajaran Buddha justru 
ingin mendefinisikan kembali (mengoreksi) istilah 'reinkarnasi' yang dikenal 
kaum Hindu dan menggantinya dengan punarbhava, atau rebirth dalam bahasa 
Inggris, karena istilah ini lebih tepat!

Dalam agama Buddha, tidak ada istilah penjelmaan kembali bagi suatu makhluk 
yang telah mati dan memasuki tubuhnya yang baru. Ini konsep Hindu.

Agama Buddha hanya mengenal kelahiran kembali (rebirth). Dalam pengertian 
reinkarnasi, roh (jiwa) seseorang yang telah mati berpindah ke tubuh yang baru. 
Di sini, roh dianggap suatu substansi yang kekal yang berpindah dari satu tubuh 
ke tubuh yang lainnya.

Dalam konsep Buddhis, tidak dikenal istilah 'roh (jiwa) yang kekal' karena 
agama Buddha menganut konsep anatta (tanpa roh). Tidak ada suatu diri yang 
kekal yang berpindah setelah kita mati. Yang ada hanyalah suatu energi 
(berbentuk kesadaran penyambung) yang meneruskan kehidupan berikutnya. Ibarat 
api lilin yang diteruskan dari satu lilin ke lilin yang lain, api lilin itu 
sendiri tidak berpindah, karena lilin-lilin sebelumnya tetap menyala, melainkan 
karena adanya kondisi (sumbu lilin) yang memungkinkan lilin-lilin berikutnya 
menyala. Demikian pula kita terlahir kembali karena masih adanya sumbu 
kehidupan (kemelekatan) .

Ingatlah hukum fisika yang menyatakan: energi tidak dapat diciptakan dan tidak 
dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. 
Hukum karma dalam agama Buddha dapat dibandingkan dengan hukum energi dalam 
fisika. Hukum karma menyatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia 
akan berakibat (akibatnya tidak akan hilang). Tetapi akibatnya bisa dalam 
berbagai kondisi (bentuk) sesuai dengan kadar perbuatannya. Akibat dari suatu 
karma buruk yang tidak terlalu besar dapat diminimalkan dengan suatu karma baik 
yang besar. Akibat itu sendiri tidaklah hilang, tetapi seolah-olah telah hilang 
karena kekuatan karma baik yang besar. Ini dapat diibaratkan garam yang 
berkurang rasa asinnya apabila dilarutkan dengan air yang banyak..."

Seperti saya tulis sebelumnya, mempelajari apapun, hanya akan berhasil, kalau 
a) ada tekad bulat, bukan sekedar ingin tahu hangat hangat tahi ayam, b) 
menemukan guru yang benar, dan c) mempunyai kesabaran dan keuletan mengatasi 
semua halangan.

Kalau bro bukan Tionghoa, melainkan Jawa, misalnya, maka reinkarnasi juga 
merupakan konsep yang telah diimani ribuan tahun silam.

By the way, bro akan disemprit Mod dan para sohib, kalau anda bahas mendalam 
murni ajaran Nasrani, Islam atau Yahudi disini, yang tak berawal di tanah 
Tiongkok.

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Petrus Paryono  
wrote:
>
> 
> 
> Terima kasih atas pencerahannya. Cukup membuka wawasan saya.
> 
> Saya akan coba belajar lebih lanjut, tapi tidak dengan tanya-jawab di milis 
> ini. Saya kuatir kalau nanti keluar dari koridor milis "Budaya Tionghua" 
> bakal disemprit  he...he
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
> 
> 
> 
>  _ _ __
> From: younginheart5000 
> To: bu

Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik ardian_c
yg gw maksud itu khan ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA boekan masalah bio2an di agama 
KHC.

Mbok ya taro aje bio Kwan Kong getu di ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA 
hehehehehehehehehehe
lagian khan Kwan Kong itu ama 3 agama tiongkok diakuin jg lambang kesetiaan dan 
berbakti pada negara tuh.


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ulysee_me2"  wrote:
>
> yahoo error neh, dari kmaren g posting mental mulu. 
> Boss Akian, itu yang lagi kurang dana justeru bio nya deh 
> kata blog tetangga :
> 11 January 2010
> Kong Miao di TMII Jakarta 
> Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan segera dilengkapi dengan Kong Miao. 
> Tempat ibadah Khonghucu ini diperkirakan rampung pertengahan tahun ini.
> 
> Oleh Lambertus Hurek
> 
> SELAMA Orde Baru (1966-1998) hanya ada lima agama yang diakui negara. Yakni, 
> Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha. Karena itu, Kong Miao akan 
> melengkapi lima rumah ibadah yang sudah berdiri di kompleks TMII di kawasan 
> Jakarta Timur. 
> 
> Setelah reformasi, Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (alm) mencabut 
> Inpres Nomor 14 Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat-istiadat 
> Tionghoa. Maka, sejak 17 Januari 2000 eksistensi agama Khonghucu diakui 
> sebagaimana lima agama resmi sebelumnya.
> 
> Sejalan dengan itu, pengelola TMII akhirnya menyediakan sebidang tanah untuk 
> Kong Miao alias klenteng Khonghucu. ¡§Pembangunan Khong Miao baru benar-benar 
> intensif dikerjakan sejak tahun lalu. Mudah-mudahan tahun 2010 ini bisa 
> rampung,¡¨ kata Budi S Tanuwibowo, ketua umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu 
> Indonesia (Matakin), pekan lalu.
> 
> Saat ini bangunan fisik klenteng baru itu sudah mulai terlihat. Sejumlah 
> tukang asal Bandung dan Solo pun sibuk mengerjakannya. Namun, menurut Budi, 
> proses pembangunannya masih memerlukan waktu lama. Diperkirakan, Khong Miao 
> ini baru selesai pertengahan atau akhir tahun ini.
> 
> ¡§Bangunan utamanya sih bisa cepat selesai. Tapi detil-detil dan berbagai 
> ornamen akan memakan waktu lama. Sebab, akan ada ukiran-ukiran baik di dalam 
> maupun di luar,¡¨ ujar rohaniwan senior ini.
> 
> Bila dilihat dari arah selatan, bangunan pertama berbentuk lingkaran dengan 
> diameter sembilan meter. Ini sebagai simbol Thian, Tuhan Yang Mahakuasa. 
> Adapun dua bangunan lain sebagai simbol Ti (bumi) dan Ren (manusia). 
> 
> ¡§Filosofi ini kita pegang teguh. Ada hubungan yang harmonis, tak bisa 
> dipisahkan, antara Thian, bumi, dan manusia,¡¨ tegas Budi Tanuwibowo. 
> 
> Menurut dia, kehadiran Kong Miao di TMII sangat bermakna bagi jemaat 
> Khonghucu di tanah air. Pertama, melengkapi lima rumah ibadah yang sudah ada 
> sebagai miniatur kemajemukan di tanah air. Kedua, agama Khonghucu makin eksis 
> sebagai salah satu dari enam agama resmi di tanah air.
> 
> Yang tak kalah penting, ¡§Kalau ada ritual-ritual kegamaan dan atraksi 
> kesenian Tionghoa, bisa menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar 
> negeri,¡¨ katanya.
> 
> Sejak peletakan batu pertama di TMII, Februari 2009, banyak umat Khonghucu 
> berharap Kong Miao itu sudah bisa digunakan pada perayaan tahun baru Imlek 
> 2561 yang jatuh ada 14 Februari mendatang. Ternyata, proses pengerjaannya tak 
> bisa secepat yang dibayangkan. 
> 
> ¡§Kami sih tergantung pasokan material dari bos aja. Kalau semuanya oke, ya, 
> bisa cepat selesai. Wong bangunannya tidak seberapa besar,¡¨ ujar seorang 
> tukang kepada saya. 
> -
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c"  wrote:
> >
> > iya iya tapi kok gak ada bio ya ? mestinya yg namanya pecinan mesti ada 
> > bio, wong bio itu khan gak tjoema arsitekturnya doank kok.
> > 
> > apalage pake nama ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA, lha bio itu khan budaya 
> > tionghoa abis hehehehehehehehehe
> > 
> > oh tanya kenapa hahahahahahahahahaha
> > 
> > 
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda  wrote:
> > >
> > > Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing
> > > 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana.
> > > Reason aslinya, saya ndak tau. 
> > > 
> > > Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli.
> > > Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari
> > > masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi.
> > > Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. 
> > > 
> > > Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri
> > > tidak luas-luas amat. 
> > > 
> > > Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan
> > > oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai.
> > > Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. 
> > > 
> > > Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya
> > > anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada
> > > yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. 
> > > 
> > > Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI
> > > adalah se

[budaya_tionghua] Foto tentang Hari Raya Tiong Hoa

2010-02-02 Terurut Topik Lv
salam,

saya mahasiswa design di UPH yang sedang mencari bahan berupa dokumentasi foto 
tentang kegiatan seputar hari raya Tiong Hoa di Indonesia sebagai bahan dari 
Tugas Akhir saya. 

Kepada bapak/ibu, ada yang mengetahui referensi dimana saya bisa dapat bahan 
dokumentasi ini. atau kalau ada koleksi dokumentasi ini, bisa di share ke 
saya.. 

THX... 



[budaya_tionghua] Re: Pameran Fotografi "SINGKAWANG - Jade of Equator" 24-31 Januari 2010

2010-02-02 Terurut Topik sumamihardja
Pameran foto dan bukunya sih bagus. Yang mengganjal adalah kenapa orang semacam 
Harry Tjan masih terus dipajang untuk menceritakan mozaik keberagaman? Kalau bu 
Myra (semula saya dengar dia yang akan berbicara), masih mending karena ada 
beberapa faktor koneksi yang dimilikinya (Hakka [meskipun dari Belitiung], 
termasuk pemerhati budaya dan masih punya pendekatan kultural). Tapi Harry 
Tjan??? Dalam pertemuan saya dengannya di CSIS, dia mengkritik habis-habisan 
Aguan (Sugianto) yang mendanai gotong joli di daerah Kota dan beralasan bahwa 
dananya lebih baik untuk membangun peprustakaan. Saya bilang, anda sendiri juga 
punya perayaan sendiri yang juga mengeluarkan uang. Kenapa harus menunjuk orang 
lain ketika empat jari lainnya menunjuk kelompoknya sendiri? Padahal yang 
dipamerkan jelas adalah kebanyakan ritual Tionghoa yang bisa dibilang sekelas 
dengan gotong joli. Jadi apa maksud kehadirannya? Selain itu Melly juga 
sosiolog kota, dari grup pemikiran yang hampir sama dengan Harry Tjan pula. 
Apakah dia memahami konteks perempuan Singkawang yang sering dikritiknya karena 
kawin kontrak (Pengantin pesanan) disamakan dengan perdagangan orang, atau 
setidaknya seberapa dalamnya pemahaman atas budaya Singkawang yang selama ini 
justru tidak disentuhnya? Mau bicarakan apa? Jadinya tidak kontekstual. 
Kalaupun bicara multikulturalisme, dalam bincang-bincang saya dengannya di 
UKAJ, ternyata konsep multikulturalisme yang diusungnya berbeda dengan yang 
saya dalami. Lebih ke arah liberalisme kultural. 

Sayang aja, tema yang menarik terganggu oleh tema pembicaraan yang tidak 
ditunjang oleh pakar mengenai keberagaman. Dari semula mendukung asimilasi, 
sekarang ganti rupa menjadi multikulturalisme, tapi multikulturalisme yang 
sudah disempitkan menjadi pluralisme di dalam multikulturalisme. 






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, bukjam  wrote:
>
> ok Pak Didi makasih atas infonya.
> 
> salam,
> Bukjam
> 
> 
> 
> 
> 
> 2010/1/27 kwartanada 
> 
> >
> >
> > Pak (?) Bukjam yth
> >
> > Mohon maaf saya tidak punya foto2 dari acara tsb. Namun oleh panitia
> > disediakan gratis buku acara cukup mewah yg berisi bbrp foto yg dipamerkan.
> > Anda tinggal di mana? Kalau di Jakarta, silakan datang ke Salihara, bisa
> > menikmati foto, kuliner Singkawang plus buku foto cantik secara gratis.
> >
> > Oh ya, setelah dari Jakarta, foto2 akan dipamerkan di Singkawang 13 -27
> > Februari 2010.
> >
> > Ibu Myra Sidharta hadir di pembukaan, begitu yg saya dengar dari beliau
> > langsung.
> >
> > salam,
> > didi
> >
> >
> > --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> > bukjam  wrote:
> > >
> > > Khiungthi Kwartanada, mohon kalo ada foto-foto yang bisa dishare tolong
> > > kirimkan langsung ke email bukjam. Makasih sebelumnya. Apakah Ibu Euwyong
> > > Chunmoi (Myra Sidharta) hadir juga? Beliau salah seorang pakar mengenai
> > > budaya hakka (khek), lahir di belitung.
> > >
> > > salam,
> > > bukjam
> > >
> > >
> > >
> > >
> > > 2010/1/25 kwartanada 
> >
> > >
> > > >
> > > >
> > > >
> > > > Pameran Fotografi "SINGKAWANG - Jade of Equator"
> > > > Sunday January 24-Sunday January 31, 2010
> > > > 10:00 am - 7:00 pm
> > > > Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
> > > > Jalan Salihara 16, Pasar Minggu
> > > > Jakarta
> > > > Phone: 0811800030
> > > >
> > > > Sebuah pameran fotografi dengan tema "SINGKAWANG - Jade of Equator"
> > akan
> > > > diselenggarakan di Galeri Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu
> > Jakarta,
> > > > tepatnya pada tanggal 24 Januari 2010 sampai dengan 31 Januari 2010.
> > > > Untuk pembukaan pameran diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 23
> > Januari
> > > > 2010 yang berlaku untuk para undangan khusus.
> > > >
> > > > Pameran ini juga akan dimeriahkan dengan performance wayang gantung
> > (Chiao
> > > > Theu), pagelaran batik khas Singkawang bercorak Tidayu (Tionghoa Dayak
> > > > Melayu), Pat Jim Pan dan atraksi tatung.
> > > >
> > > > Juga ada pameran keramik Singkawang dan kuliner khas Singkawang seperti
> > > > kincipan, choipan, rujak, kue kantong semar dan penganan kecil lainnya
> > yang
> > > > khas Singkawang.
> > > >
> > > > Pokoknya kita bikin Salihara jadi 'Little Singkawang'.
> > > >
> > > > Yuk, ramai-ramai datang, Pasti !!! Ke Singkawang.
> > > >
> > > > Jadwal lengkap:
> > > >
> > > > Pameran Fotografi "SINGKAWANG: Jade of Equator"
> > > > 24-31 Januari, Pk 10.00-19.00 WIB
> > > > Karya: Jay Subyakto, Yori Antar, Enrico Soekarno, Sigi Wimala, John
> > > > Suryaatmadja, Sjaiful Boen, Asfarinal St. Rumah Gadang, dan Oscar
> > Motuloh
> > > >
> > > > ***
> > > >
> > > > Diskusi: "Singkawang dan Zambrud Keberagaman Indonesia"
> > > > Minggu, 24 Januari 2010, Pk 16.00 WIB
> > > > Nara Sumber: Harry Tjan Silalahi, Mely G Tan, Goenawan Mohamad
> > > >
> > > > ***
> > > >
> > > > "Bincang Santai Tentang Kota Singkawang Bersama Fotografer:
> > > > Jay Subyakto, Yori Antar, Enrico Soekarno, Sigi Wimala, John
> > Suryaatmadja,
> > > > Sjaiful Boen, Asfarinal St. Rumah Gadang, Oscar Motu

[budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen Bio & Li Thang GUS DUR

2010-02-02 Terurut Topik sumamihardja
Saya sendiri bukan orang yang hidup di masa lalu. Hidup saat ini jelas untuk 
masa depan. Tapi masa depan yang bagaimana? Apa jejak perjuangan yang bisa 
ditorehkan di masa kini yang bisa menjadi pelajaran di masa depan? Bahwa kita 
sekarang ini generasi kalah yang mewariskan kekalahan itu kepada generasi yang 
akan datang dan berharap merekalah yang memperbaikinya? Apakah justru karena 
itulah maka tugas kita sekarang adalah untuk menghentikan kerusakan itu dan 
syukur-syukur bisa mengembalikan nilai-nilai historis yang selama ini dicoba 
dihapuskan jejaknya? 

Bagi saya, ini justru saatnya, saat di mana sisa-sisa gedung itu masih ada dan 
belum sepenuhnya hilang. Jangan dibiarkan benda-benda itu raib dan tidak ada 
catatan apapun untuk pelajaran generasi depan! Karena benda-benda itu masih 
ada, masih lebih besar kemungkinannya untuk merestorasinya ketimbang hanya 
memberikan catatan sejarah bahwa gedung itu dibongkar tahun 1990-an, kemudian 
didiamkan pada masa reformasi, tetap didiamkan selama masa selepas era 
reformasi, dan selanjutnya akan terus didiamkan selepasnya? 

Pada saat ini, justru momen untuk berbenah. Saya bukan orang yang meratapi masa 
lalu, tapi saya menyadari bahwa nilai historis masa lalulah yang menjadikan 
kita ada di masa kini. Perlukah generasi yang akan datang mengetahui dilema dan 
masalah kita agar kesalahan serupa tidak terulang? Perlu. Nah, mumpung masih 
ada sisanya (ketimbang benar0benar hilang ditelan masa), inilah saatnya untuk 
meneguhkan kembali perhatian dan kepedulian atas aset budaya tersebut. 
Sebagai contoh, di sejumlah negara, ada upaya untuk merestorasi benda-benda 
yang dirusak atau dihilangkan (karena berbagai faktor), karena mereka sadar 
bahwa itu adalah tugas masa kini untuk menghubungkan kesejarahan masa lalu 
mereka dengan masa kini dan masa yang akan datang. 

Makanya Museum Baghdad ngotot mengumpulkan kembali artefak yang mereka miliki 
dari jaman Sumeria, Babilonia hingga jaman Saddam. Museum Aborigin (di sejumlah 
kota di Australia) mencoba mengembalikan ingatan mereka yang coba dihapus oleh 
kalangan kulit putih lewat proyek yang menyebabkan The Stolen Generation selama 
50 tahunan lamanya! Museum Indian (dan suku-suku di Amerika, meskipun masih 
berada dalam wilayah Konservasi), selalu disuguhi kegiatan untuk mengembalikan 
martabat mereka sebagai suku yang merdeka dan sederajat dengan kalangan kulit 
putih, sampai-sampai di Kanada, pemerintahannya menyampaikan permintaan maaf 
atas perilaku "nenek moyang bapak agung kulit pucat" yang menyebabkan derita 
berkepanjangan warga Indian. Di Afgan sendiri, ada sejumlah orang budayawan 
(bahkan muslim) yang mencoba memulai pemugaran patung budha besar yang 
dihancurkan Taliban.

Di eks Yuan Ming Yuan sendiri, sedang ada perdebatan hangat mengenai apakah 
akan membangun Museum itu kembali untuk memperlihatkan kemegahannya yang tidak 
tertandingi, ataukah memindahkan lokasinya dengan alasan untuk menyediakan 
monumen kenangan atas penjarahan yang dilakukan delapan negara terhadap harta 
pusaka negara tersebut.

Dalam hal ini, CN adalah salah satu aset budaya yang sangat kuat pesan 
historisnya. Dibandingkan dengan rumah SBK atau makamnya, dibandingkan 
kelenteng-kelenteng yang sudah berubah warna, maka fakta sejarah, fungsi dan 
keanggunan rumah KKA di CN ini bisa menunjukkan bagaimana kalangan Tionghoa 
memiliki kedudukan penting di bumi nusantara ini. 

Jadi, tidak heran apabila saya tetap mendesak untuk mengembalikan benda cagar 
budaya ini ke bentuk aslinya dengan kedua sayap, paviliun belakang dan halaman 
terbuka (semodel dengan Gedung Arsip Nasional di jalan yang sama). Toh para 
pelaku (dan penjahat) sejarahnya masih ada dan bisa ditodong untuk insaf.

Saya sendiri sebagai orang yang mendalami masalah transitional justice juga 
perlu menegaskan bahwa pemberian maaf yang baik tidak boleh melupakan sejarah, 
agar kesalahan serupa tidak terulang. Namun demikian, pemberian maaf hanya 
berguna kalau si pelaku meminta maaf dan menyadari kesalahannya. Kalau tidak, 
kita cuma memberi maaf kepada rupa patung belaka. Tentu saja ini bukan 
pembalasan dendam, tapi sebuah proses timbang terima. Kalau anda tahu adanya 
penjahat di pasar yang pernah menodong anda, kemudian anda bertemu lagi 
dengannya di mana dia memandangi anda tanpa bicara dan anda memaafkannya, 
padahal tindakan anda itu bisa jadi akan memungkinkannya bisa mencelakai orang 
dan bahkan teman anda, jelas itu bukan tindakan bijaksana. Yang benar tentunya 
perhatikan dia baik-baik, apakah perilakunya berubah atau dia kemudian minta 
maaf dan menyatakan tidak akan mengulang kejahatannya, barulah maaf itu berarti 
baginya. Saya bukannya mendorong untuk membalas dendam, tapi mengingatkan bahwa 
pemaafan saja tidak selalu berarti bijaksana.

Jangan lupa, yang diberikan Soeharto itu juga aslinya bukan 4,5 ha. Ada deal 
apa, kita tidak pernah diberitahu. Apakah Brigjen itu bertindak untuk Tionghoa 
Indonesia, saya tidak memahami sepenuhnya. Tapi, yang pas

[budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik sumamihardja
Jaga omongan! Ketimbang anda memberikan soja tapi sengaja melontarkan ucapan 
macam begitu, jauh lebih baik kalau dipikirkan dulu apa yang mau anda katakan!!!

Apa hubungannya Yahudi dengan masalah ini? Tahukah anda bahwa dulu orang-orang 
sebangsa anda juga pernah dijuluki Yahudi dari Timur dan menimbulkan 
syakwasangka yang mendalam??? Tahukah anda efeknya terhadap upaya melawan 
diskriminasi dan menghargai perbedaan-perbedaan antara etnis yang berbeda? Kok 
anda ikut-ikutan mengangkat istilah semacam itu setelah gagasan anda ternyata 
tidak disetujui oleh banyak miliser di sini? Tingkah semacam itu sama seperti 
anak kecil yang merajuk setelah keinginannya tidak dipenuhi, akhirnya balik 
mengejek-ejek.

Tahukah anda bahwa tidak semua orang Yahudi meratap di tempat itu? Tahukah anda 
bahwa yang meratap pun bukan semuanya orang yang kagak ngapa-ngapain??? 
Komentar anda yang sembarangan semacam inilah yang menjadi bibit rasisme. Kalau 
tidak setuju dengan sikap semacam itu, kan tidak harus membawa-bawa nama Yahudi 
atau membanding-bandingkan Tionghoa dengan Yahudi! Besok jangan-jangan akan 
dibanding-bandingkan pula antara nabi-nabi Yahudi dengan dewa-dewi Tionghoa. 

Saya tidak tahu kepada siapa komentar ini anda lontarkan, kepada yang 
mengomentari permintaan anda untuk membantu dana TBT, kepada perorangan 
tertentu atau siapa? Saya pribadi juga tidak sependapat dengan TBT tersebut, 
sehingga wajar kalau saya berpikir anda pun menujukkan sarkasme anda itu kepada 
saya juga. Sayangnya anda sangat keliru, sekaligus juga perlu ditegaskan bahwa 
SAYA BUKAN ORANG YANG NATO!!!

Kalau bicara, kenali dulu kepada siapa anda bicara. Saya memang muda, dan saya 
bukan orang Jakarta, malah jauh di daerah sana. Kalau soal CN, itulah yang 
justru saya selalu tanyakan kepada mereka yang terlibat atau setidaknya tahu, 
dan saya tidak NATO. Saya hanya tahu dari surat kabar bahwa SMH sudah dibongkar 
tahun 1990-an, dan saya bahkan baru masuk kuliah, ditambah banyak persoalan di 
kampung saya yang saya harus turun tangan. Tapi apakah kemudian saya diam? 

Pernahkah anda masuk ke sarang Untar dan ngoceh mengenai kesalahan jurusan 
arsitek Untar di depan orang-orang yang menjadi panitia pembongkaran??? Orang 
mungkin bilang saya gila dan nekad, tapi tentu saja banyak yang juga bilang 
saya berani dan punya wawasan. Intinya, saya tidak NATO. Saya sendiri bukan 
orang yang kasar, tapi saya keras dalam prinsip dan juga punya pengetahuan yang 
cukup. Itulah yang menyebabkan orang Untar tetap respek sama saya karena 
kejujuran dan kematangan sikap saya. 

Saya pun bicara dengan dinas kebudayaan DKI dan bahkan ke Dirjen Purbakala di 
Depbudpar, meski saya memahami bahwa mereka mengalami masalah koordinasi di 
lapangan, dan dengan anggaran yang terbatas karena pemerintah pusatnya memang 
tidak peduli dengan aset budaya. Tahu kasus Trowulan, Museum Solo, Taman 
Borobudur (dan strategi terbarunya yang bias, yaitu kewajiban berbatik), dan 
sebagainya? Itu akibat pariwisatanya yang didulukan, sementara budayanya 
dijadikan komponen pariwisata sejauh itu menguntungkan pemodal.

Makanya saya bilang bahwa persoalannya memang kadung laten, tidak sesederhana 
membalik telapak tangan. Seberapa kuatnya dana para miliser yang peduli budaya 
ketimbang para konglomerat yang merasa punya uang dan bisa membeli segalanya 
untuk keperluan bisnis yang lebih baik bagi mereka? Kalaupun para konglomerat 
tersebut membeli benda budaya, saya sendiri ragu apakah itu untuk keperluan 
konservasi ataukah sekedar romantisme dan pamer kekuatan uang? 

Kasus rumah Oey Djie San menunjukkan hal tersebut. Mau action soal rumah Oey 
Djie San? Sudah dilakukan, bahkan dengan melibatkan sejumlah orang yang 
dianggap tokoh. Masalahnya, ketika Pemkot Tangerangnya dableg, merasa bahwa itu 
belum jadi cagar budaya (atau mungkin juga masih ada sinophobia di balik alasan 
tersebut), atau mengatakan dananya tidak ada, kemudian adakah pengalihan dana 
dari para konglomerat kepada rumah ODS tersebut? Kalau pencinta budaya 
terus-menerus demo (padahal jumlahnya sedikit), Pemkotnya juga tinggal 
mengerahkan Kamtib dengan alasan menduduki lahan orang. 

Kalau mau peduli, yang benar adalah mengalihkan dana TBT ke pembelian rumah 
ODS, dan membentuk perkumpulan pengurusan (fungsionalisasi bangunan sehingga 
bisa berswadaya) seperti yang sudah saya usulkan, bahkan saya lontarkan ke 
hadapan orang yang menjadi penghubung dengan si pemiliknya!!! Memang tidak 
ditanggapi, tapi NATO

Bahwa desakan saya itu gagal, saya mau nyalahin siapa? Lewat milis saja tidak 
banyak yang peduli koq (salah satu alasannya adalah "itu kan rumah pribadi"), 
padahal cukup dengan kehadiran saja di lapangan sudah cukup untuk memberikan 
dukungan moral. Tapi saya juga tidak bisa sepenuhnya menyalahkan mereka, karena 
bisa saja ada kesibukan akibat pekerjaan (lha, kalau dipecat, saya bisa kasih 
kompensasi apa?), atau tidak sreg dengan orang-orang yang hadir di sana (saya 
sendiri juga merasakan hal itu ket

[budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik Dipo
Pernyataan yang hebat untuk ukuran orang terpepelajar.

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli  
wrote:
>
> Susah jadinya kalau para sianseng berpikiran kayak Yahudi. 



Re: Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik agoeng_set
Justru itu cici ully, yg dibutuhkan bukan kong miao. Tp bio aja tanpa embel2 
kong, fo, tao dll. Jd semua bisa nyaman dirumahnya. Klenteng jaman dulu dan 
masih eksis sampe skrg pun engga pake embel2 KHC, TAO, Buddha. Sapa pun boleh 
gabung. Ini yg ga disadari entah sengaja atau tidak. 
-Original Message-
From: "ulysee_me2" 
Date: Tue, 02 Feb 2010 12:46:02 
To: 
Subject: Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

yahoo error neh, dari kmaren g posting mental mulu. 
Boss Akian, itu yang lagi kurang dana justeru bio nya deh 
kata blog tetangga :
11 January 2010
Kong Miao di TMII Jakarta 
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan segera dilengkapi dengan Kong Miao. 
Tempat ibadah Khonghucu ini diperkirakan rampung pertengahan tahun ini.

Oleh Lambertus Hurek

SELAMA Orde Baru (1966-1998) hanya ada lima agama yang diakui negara. Yakni, 
Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha. Karena itu, Kong Miao akan 
melengkapi lima rumah ibadah yang sudah berdiri di kompleks TMII di kawasan 
Jakarta Timur. 

Setelah reformasi, Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (alm) mencabut 
Inpres Nomor 14 Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat-istiadat 
Tionghoa. Maka, sejak 17 Januari 2000 eksistensi agama Khonghucu diakui 
sebagaimana lima agama resmi sebelumnya.

Sejalan dengan itu, pengelola TMII akhirnya menyediakan sebidang tanah untuk 
Kong Miao alias klenteng Khonghucu. ¡§Pembangunan Khong Miao baru benar-benar 
intensif dikerjakan sejak tahun lalu. Mudah-mudahan tahun 2010 ini bisa 
rampung,¡¨ kata Budi S Tanuwibowo, ketua umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu 
Indonesia (Matakin), pekan lalu.

Saat ini bangunan fisik klenteng baru itu sudah mulai terlihat. Sejumlah tukang 
asal Bandung dan Solo pun sibuk mengerjakannya. Namun, menurut Budi, proses 
pembangunannya masih memerlukan waktu lama. Diperkirakan, Khong Miao ini baru 
selesai pertengahan atau akhir tahun ini.

¡§Bangunan utamanya sih bisa cepat selesai. Tapi detil-detil dan berbagai 
ornamen akan memakan waktu lama. Sebab, akan ada ukiran-ukiran baik di dalam 
maupun di luar,¡¨ ujar rohaniwan senior ini.

Bila dilihat dari arah selatan, bangunan pertama berbentuk lingkaran dengan 
diameter sembilan meter. Ini sebagai simbol Thian, Tuhan Yang Mahakuasa. Adapun 
dua bangunan lain sebagai simbol Ti (bumi) dan Ren (manusia). 

¡§Filosofi ini kita pegang teguh. Ada hubungan yang harmonis, tak bisa 
dipisahkan, antara Thian, bumi, dan manusia,¡¨ tegas Budi Tanuwibowo. 

Menurut dia, kehadiran Kong Miao di TMII sangat bermakna bagi jemaat Khonghucu 
di tanah air. Pertama, melengkapi lima rumah ibadah yang sudah ada sebagai 
miniatur kemajemukan di tanah air. Kedua, agama Khonghucu makin eksis sebagai 
salah satu dari enam agama resmi di tanah air.

Yang tak kalah penting, ¡§Kalau ada ritual-ritual kegamaan dan atraksi kesenian 
Tionghoa, bisa menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri,¡¨ katanya.

Sejak peletakan batu pertama di TMII, Februari 2009, banyak umat Khonghucu 
berharap Kong Miao itu sudah bisa digunakan pada perayaan tahun baru Imlek 2561 
yang jatuh ada 14 Februari mendatang. Ternyata, proses pengerjaannya tak bisa 
secepat yang dibayangkan. 

¡§Kami sih tergantung pasokan material dari bos aja. Kalau semuanya oke, ya, 
bisa cepat selesai. Wong bangunannya tidak seberapa besar,¡¨ ujar seorang 
tukang kepada saya. 
-

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c"  wrote:
>
> iya iya tapi kok gak ada bio ya ? mestinya yg namanya pecinan mesti ada bio, 
> wong bio itu khan gak tjoema arsitekturnya doank kok.
> 
> apalage pake nama ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA, lha bio itu khan budaya tionghoa 
> abis hehehehehehehehehe
> 
> oh tanya kenapa hahahahahahahahahaha
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda  wrote:
> >
> > Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing
> > 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana.
> > Reason aslinya, saya ndak tau. 
> > 
> > Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli.
> > Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari
> > masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi.
> > Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. 
> > 
> > Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri
> > tidak luas-luas amat. 
> > 
> > Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan
> > oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai.
> > Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. 
> > 
> > Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya
> > anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada
> > yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. 
> > 
> > Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI
> > adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai
> > masyarakat yg patuh sama orang tua 

Re: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> pak Ibrahim

2010-02-02 Terurut Topik zhoufy
Ada sebuah teori:
Setiap manusia pasti punya ingatan, ingatan inilah yg sebenarnya membentuk 
kesadaran sbg individu. Jika seorang kehilangan ingatan, dia akan menjadi 
individu yg lain.

Seperti yg sudah dibuktikan, ingatan ini ternyata memiliki gelombang kekuatan 
yg bisa melintasi ruang, sehingga terjadilah apa yg dinamakan telepati: membaca 
dan menyampaikan pikiran dari jarak jauh. Setiap orang disinyalir memiliki 
kekuatan ini, hanya krn sesuatu hal potensi ini masih terhambat utk 
dieksplotasi.

Nah, teori ini menyebutkan, bila seorang mati, gelombang ingatan ini tdk lantas 
lenyap, tapi berkelana di ruang hampa. Orang yg peka spt para mediator roh bisa 
menangkap mereka.   

Gugus ingatan ini terkadang bisa nyasar memasuki otak bayi yg baru lahir, bayi 
ini setelah dewasa menjadi memiliki ingatan orang lain yg sdh mati, inilah 
reinkarnasi! Jika dia masuk ke otak orang dewasa, terjadilah kasus kerasukan!

Percaya tidak? Terserahlah. Tapi teori ini menarik.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "younginheart5000" 
Date: Tue, 02 Feb 2010 10:21:01 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> pak Ibrahim

Ha ha ha pak Ibrahim, disatu sisi memang ada benarnya, mengatakan "hidup hanya 
sekali". Dalam arti, hidup yang khusus dari si A, sejak dia lahir hingga mati 
(dalam bahasa Inggris kita lihat kaitan: still alive, I am living, dsb). Kita 
kita disini, ABS heng, pak David, pak Zoufy dan yang lain, hanya hidup SEKALI, 
sebagai kita kita ini lho.

Kalau kita mencermati tulisan tulisan orang bule yang men-survey past life 
experiences, maka kita tergugah untuk memikirkan, apakah ada kehidupan baru, 
setelah kematian kita. Tentu saja, tidak sebagai kita yang sekarang.

Saya tak paham Hindu, karena itu tak berani membahas konsep re-inkarnasi dari 
sisi ajaran Hindu. Tetapi Buddhisme mengajarkan, bahwa dalam diri kita ada 
semacam energy, yang terus exist walau tubuh kita telah game. Mungkin, seperti 
lilin, yang telah terbakar habis, akan mati flamenya. Tetapi flame ini itu akan 
segera muncul, kalau dinyalakan dibatang lilin baru.

Pak Ibrahim bisa baca tulisan Ian Stevenson.

Seandainya ada daftar ahli terkemuka tentang reinkarnasi, Dr. Ian Stevenson, 
seorang professor Psikiatri dari University of Virginia, pastilah namanya 
tercantum. Dia telah berkeliling dunia untuk menyelidiki berbagai laporan 
reinkarnasi dan menemukan sebuah pengujian yang teliti untuk menghindari 
penipuan, crytomnesia dan sebagainya. Diantara lebih dari 200 kasus, hanya 20 
kasus yang tahan uji oleh Dr. Stevenson yang dapat dikategorikan kasus 
reinkarnasi. Tujuh dari kasus ini muncul di India, tiga di Srilanka, dua di 
Brazil, satu di Lebanon dan tujuh diantaranya terdapat di suku Indian di Alaska.

Ambil contoh seorang gadis cilik yang lahir 1956 di Sri Lanka tengah, dengan 
nama Gnantilleka Baddewithana. Setelah dia mulai belajar berbicara, dia 
mengatakan nama ayah dan ibunya di lain tempat, juga memiliki dua kakak 
laki-laki dan banyak saudara perempuan. Berdasarkan keterangan yang diberikan 
oleh gadis tersebut, orang tuanya dulu berada di sebuah kota yang cukup jauh 
jaraknya. Mereka akhirnya menemukan bahwa keluarga tersebut telah kehilangan 
anak lelakinya pada tahun 1954. Saat Gnantilleka mengunjungi keluarga itu, dia 
mengatakan bahwa dirinya adalah anak laki-lakinya yang meninggal itu dan 
mengenal semua tujuh anggota keluarga tersebut. Padahal kedua keluarga tersebut 
tidak pernah bertemu ataupun mengunjungi kota kedua belah pihak.

Referensi:

1) Iverson, Jeffrey's book (1976) "More Lives Than One? The evidence of the 
remarkable Bloxham Tapes". Souvenir Press, London. ISBN 0-285-62239-0.

2) Dr Ian Stevenson mendirikan "The Division of Perceptual Studies (DOPS)" pada 
1967, sebuah unit Departemen Pengobatan Psikiatri di University of Virginia. 
Memanfaatkan metode-metode sains, penelitian DOPS fenomena penglihatan 
paranormal, terutama pada anak yang mengaku dapat mengingat kehidupan masa 
lalunya (reinkarnasi), pengalaman mendekati kematian, pengalaman keluar dari 
tubuh, dan lain sebagainya.


Kesimpulan

Tak peduli apakah orang mempercayainya atau tidak, sejak zaman dahulu kala, 
kepercayaan di timur seperti Buddhisme dan Taoisme telah mendukung teori ini 
dalam kepercayaan mereka. Mereka percaya pada teori sebab akibat, dengan kata 
lain hubungan antara ada sebab dan ada akibatnya.

Mereka percaya bahwa segala tindak tanduk seseorang dalam kehidupan ini, 
seluruh perbuatan baik serta perbuatan jahatnya akan menerima balasannya. Teori 
ini mengatakan bahwa kekuatan alam dari Hukum Kosmis (disebut juga Hukum 
Semesta) akan melakukan hal ini. Perbuatan seseorang, baik atau jahat akan 
termanifestasi akibatnya pada kehidupan masa kini atau di kehidupan mendatang, 
baik itu sebagai takdir keberuntungan, atau takdir kemalangan, atau juga balas 
jasa dan lain sebagainya, tergantung pada kasus tersebut.

Penganut Tao mempercayai seseorang akan menuai apa yang

[budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus

2010-02-02 Terurut Topik younginheart5000

Bro, mod dan sohib sohib disini tidak berwawasan sempit lalu main semprit.

Memperdalam pengetahuan mengenai budaya Tionghoa memang disini, salah satu, 
tempatnya. jadi anda tidak salah masuk.

Kalau anda keturunan Tionghoa, memang tinggal memperdalam apa yang anda dapat 
dari ortu dan leluhur, dan kalau anda tidak mendapat pendidikan Tionghoa 
sebagai orang Tionghoa, lalu didikan apa yang anda dapat?

Kalau anda bukan keturunan Tionghoa, jelas tak mendapat didikan Tionghoa, masih 
pantas mencari tahu mengenai budaya Tionghoa disini.

Masalah reinkarnasi, seperti dijelaskan pak pak Mihardja dan sohib sohib yang 
lain, ada dalam BANYAK kebudayaan. Juga ada dalam ajaran Kristiani (in karnasi 
berasal dari bahasa Latin,in carnere, menjadi daging. reinkarnasi aberasal dari 
re (kembali) incarnere (menjadi daging)). Budaya Yehuda sudah mengenal konsep 
ini, juga Mesir kuno dan Babylonia.

Titik temu dengan budaya Tionghoa adalah dengan masuknya agama Buddha ke 
Tiongkok, berinkulturisasi menjadi Mahayana Tiongkok, dimana konsep 
"reinkarnasi" masuk dalam spiritualitas Tionghoa. Konsep ini ketat dalam ajaran 
aliran Maitreya. misalnya.

Saya kutip sebuah tulisan: 

"Banyak umat Buddha awam dan umat agama lain yang telah keliru menganggap 
reinkarnasi adalah sebuah istilah agama Buddha. Padahal, ajaran Buddha justru 
ingin mendefinisikan kembali (mengoreksi) istilah 'reinkarnasi' yang dikenal 
kaum Hindu dan menggantinya dengan punarbhava, atau rebirth dalam bahasa 
Inggris, karena istilah ini lebih tepat!

Dalam agama Buddha, tidak ada istilah penjelmaan kembali bagi suatu makhluk 
yang telah mati dan memasuki tubuhnya yang baru. Ini konsep Hindu.

Agama Buddha hanya mengenal kelahiran kembali (rebirth). Dalam pengertian 
reinkarnasi, roh (jiwa) seseorang yang telah mati berpindah ke tubuh yang baru. 
Di sini, roh dianggap suatu substansi yang kekal yang berpindah dari satu tubuh 
ke tubuh yang lainnya.

Dalam konsep Buddhis, tidak dikenal istilah 'roh (jiwa) yang kekal' karena 
agama Buddha menganut konsep anatta (tanpa roh). Tidak ada suatu diri yang 
kekal yang berpindah setelah kita mati. Yang ada hanyalah suatu energi 
(berbentuk kesadaran penyambung) yang meneruskan kehidupan berikutnya. Ibarat 
api lilin yang diteruskan dari satu lilin ke lilin yang lain, api lilin itu 
sendiri tidak berpindah, karena lilin-lilin sebelumnya tetap menyala, melainkan 
karena adanya kondisi (sumbu lilin) yang memungkinkan lilin-lilin berikutnya 
menyala. Demikian pula kita terlahir kembali karena masih adanya sumbu 
kehidupan (kemelekatan).

Ingatlah hukum fisika yang menyatakan: energi tidak dapat diciptakan dan tidak 
dapat dimusnahkan, tetapi dapat berubah dari satu bentuk ke bentuk yang lain. 
Hukum karma dalam agama Buddha dapat dibandingkan dengan hukum energi dalam 
fisika. Hukum karma menyatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan manusia 
akan berakibat (akibatnya tidak akan hilang). Tetapi akibatnya bisa dalam 
berbagai kondisi (bentuk) sesuai dengan kadar perbuatannya. Akibat dari suatu 
karma buruk yang tidak terlalu besar dapat diminimalkan dengan suatu karma baik 
yang besar. Akibat itu sendiri tidaklah hilang, tetapi seolah-olah telah hilang 
karena kekuatan karma baik yang besar. Ini dapat diibaratkan garam yang 
berkurang rasa asinnya apabila dilarutkan dengan air yang banyak..."

Seperti saya tulis sebelumnya, mempelajari apapun, hanya akan berhasil, kalau 
a) ada tekad bulat, bukan sekedar ingin tahu hangat hangat tahi ayam, b) 
menemukan guru yang benar, dan c) mempunyai kesabaran dan keuletan mengatasi 
semua halangan.

Kalau bro bukan Tionghoa, melainkan Jawa, misalnya, maka reinkarnasi juga 
merupakan konsep yang telah diimani ribuan tahun silam.

By the way, bro akan disemprit Mod dan para sohib, kalau anda bahas mendalam 
murni ajaran Nasrani, Islam atau Yahudi disini, yang tak berawal di tanah 
Tiongkok.






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Petrus Paryono  
wrote:
>
> 
> 
> Terima kasih atas pencerahannya. Cukup membuka wawasan saya.
> 
> Saya akan coba belajar lebih lanjut, tapi tidak dengan tanya-jawab di milis 
> ini. Saya kuatir kalau nanti keluar dari koridor milis "Budaya Tionghua" 
> bakal disemprit  he...he
> 
> Salam,
> Petrus Paryono
> 
> 
> 
> 
> From: younginheart5000 
> To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Sent: Mon, February 1, 2010 8:07:23 PM
> Subject: [budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> Bro Petrus
> 
>   
> Petrus Paryono  wrote:
> 
> "> sebelumnya mohon maaf kalau posting ini tidak sesuai dengan "Budaya 
> Tionghua", karena saya tidak pernah mendapat didikan Budaya Tionghua..
> 
> > Saya ingin bertanya untuk menambah wawasan saya yang masih sempit:
> > 
> > 1. agama atau kepercayaan apa saja yang mengakui adanya reinkarnasi?
> > 2. apakah reinkarnasi dapat berakhir?"
> 
> --
> 
> Anda bukan dari keluarga Tionghoa, jadi tak mendapat didikan budaya Tionghoa? 
>   By the way, apa urusan budaya Tionghoa dengan reinkarnasi?

Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik ulysee_me2
yahoo error neh, dari kmaren g posting mental mulu. 
Boss Akian, itu yang lagi kurang dana justeru bio nya deh 
kata blog tetangga :
11 January 2010
Kong Miao di TMII Jakarta 
Taman Mini Indonesia Indah (TMII) akan segera dilengkapi dengan Kong Miao. 
Tempat ibadah Khonghucu ini diperkirakan rampung pertengahan tahun ini.

Oleh Lambertus Hurek

SELAMA Orde Baru (1966-1998) hanya ada lima agama yang diakui negara. Yakni, 
Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu, Buddha. Karena itu, Kong Miao akan 
melengkapi lima rumah ibadah yang sudah berdiri di kompleks TMII di kawasan 
Jakarta Timur. 

Setelah reformasi, Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur (alm) mencabut 
Inpres Nomor 14 Tahun 1967 tentang agama, kepercayaan, dan adat-istiadat 
Tionghoa. Maka, sejak 17 Januari 2000 eksistensi agama Khonghucu diakui 
sebagaimana lima agama resmi sebelumnya.

Sejalan dengan itu, pengelola TMII akhirnya menyediakan sebidang tanah untuk 
Kong Miao alias klenteng Khonghucu. ¡§Pembangunan Khong Miao baru benar-benar 
intensif dikerjakan sejak tahun lalu. Mudah-mudahan tahun 2010 ini bisa 
rampung,¡¨ kata Budi S Tanuwibowo, ketua umum Majelis Tinggi Agama Khonghucu 
Indonesia (Matakin), pekan lalu.

Saat ini bangunan fisik klenteng baru itu sudah mulai terlihat. Sejumlah tukang 
asal Bandung dan Solo pun sibuk mengerjakannya. Namun, menurut Budi, proses 
pembangunannya masih memerlukan waktu lama. Diperkirakan, Khong Miao ini baru 
selesai pertengahan atau akhir tahun ini.

¡§Bangunan utamanya sih bisa cepat selesai. Tapi detil-detil dan berbagai 
ornamen akan memakan waktu lama. Sebab, akan ada ukiran-ukiran baik di dalam 
maupun di luar,¡¨ ujar rohaniwan senior ini.

Bila dilihat dari arah selatan, bangunan pertama berbentuk lingkaran dengan 
diameter sembilan meter. Ini sebagai simbol Thian, Tuhan Yang Mahakuasa. Adapun 
dua bangunan lain sebagai simbol Ti (bumi) dan Ren (manusia). 

¡§Filosofi ini kita pegang teguh. Ada hubungan yang harmonis, tak bisa 
dipisahkan, antara Thian, bumi, dan manusia,¡¨ tegas Budi Tanuwibowo. 

Menurut dia, kehadiran Kong Miao di TMII sangat bermakna bagi jemaat Khonghucu 
di tanah air. Pertama, melengkapi lima rumah ibadah yang sudah ada sebagai 
miniatur kemajemukan di tanah air. Kedua, agama Khonghucu makin eksis sebagai 
salah satu dari enam agama resmi di tanah air.

Yang tak kalah penting, ¡§Kalau ada ritual-ritual kegamaan dan atraksi kesenian 
Tionghoa, bisa menarik wisatawan baik dari dalam maupun luar negeri,¡¨ katanya.

Sejak peletakan batu pertama di TMII, Februari 2009, banyak umat Khonghucu 
berharap Kong Miao itu sudah bisa digunakan pada perayaan tahun baru Imlek 2561 
yang jatuh ada 14 Februari mendatang. Ternyata, proses pengerjaannya tak bisa 
secepat yang dibayangkan. 

¡§Kami sih tergantung pasokan material dari bos aja. Kalau semuanya oke, ya, 
bisa cepat selesai. Wong bangunannya tidak seberapa besar,¡¨ ujar seorang 
tukang kepada saya. 
-

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "ardian_c"  wrote:
>
> iya iya tapi kok gak ada bio ya ? mestinya yg namanya pecinan mesti ada bio, 
> wong bio itu khan gak tjoema arsitekturnya doank kok.
> 
> apalage pake nama ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA, lha bio itu khan budaya tionghoa 
> abis hehehehehehehehehe
> 
> oh tanya kenapa hahahahahahahahahaha
> 
> 
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda  wrote:
> >
> > Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing
> > 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana.
> > Reason aslinya, saya ndak tau. 
> > 
> > Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli.
> > Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari
> > masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi.
> > Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. 
> > 
> > Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri
> > tidak luas-luas amat. 
> > 
> > Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan
> > oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai.
> > Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. 
> > 
> > Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya
> > anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada
> > yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. 
> > 
> > Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI
> > adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai
> > masyarakat yg patuh sama orang tua ya dituruti maunya pak Harto.
> > Alasannya pun saya tidak tau. Entah berpikir ya identitas Tionghoa
> > memang seperti itu. Apa salahnya? Saya pribadi tidak sino-phobic. 
> > 
> > Lebi menarik, kenapa India & Arap menolak? Kalo analisanya konflik
> > sosial, maka keputusan langkah pimpinan India & Arap sudah tepat. 
> > 
> > Karena permintaan Pa Harto, maka pihak penyerang anjungan ini
> > ya mestinya jangan maki si Tionghoa. Tapi coba pertan

Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik Azura-Mazda
bio kan identik dgn ritual keagamaan (menurut mereka). PSMTI itu 
dominan kristen-katolik, anti berhala. Nanti kalo dibikin bio, lah Haji 
Anda Hakim bakal nuntut didirikannya mesjid ala cheng ho di dalem 
anjungan. Lantas orang-orang kristen PSMTI ngotot mesti ada 
gereja-tionghoa ala St. Fatima. Lalu ada litang matakin deh. 

Dan jangan keliru juga mempersepsikan kalo anjungan ini ada kaitannya
dengan budaya. INI SEMUA POLITIK. TMII adalah model fasis simbolik.
Ibu Tien mengira bahwa persatuan suku-bangsa Indonesia bisa ditampilkan
secara semu dengan TMII. Padahal, konflik separatis terjadi dari
Sabang to Mareuke. Sejak zaman majapahit sampe sekarang. 

Mari buat petisi menolak adanya anjungan 'tionghoa' di TMII...!!!
India & Arap saja menolak diperalat. 


--- Pada Sen, 1/2/10, ardian_c  menulis:

Dari: ardian_c 
Judul: Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 10:03 PM







 



  



  
  
  iya iya tapi kok gak ada bio ya ? mestinya yg namanya pecinan mesti ada 
bio, wong bio itu khan gak tjoema arsitekturnya doank kok.



apalage pake nama ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA, lha bio itu khan budaya tionghoa 
abis hehehehehehehehehe



oh tanya kenapa hahahahahahahahahah a



--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Azura-Mazda  
wrote:

>

> Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing

> 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana.

> Reason aslinya, saya ndak tau. 

> 

> Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli..

> Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari

> masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi.

> Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. 

> 

> Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri

> tidak luas-luas amat. 

> 

> Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan

> oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai.

> Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. 

> 

> Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya

> anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada

> yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. 

> 

> Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI

> adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai

> masyarakat yg patuh sama orang tua ya dituruti maunya pak Harto.

> Alasannya pun saya tidak tau. Entah berpikir ya identitas Tionghoa

> memang seperti itu. Apa salahnya? Saya pribadi tidak sino-phobic. 

> 

> Lebi menarik, kenapa India & Arap menolak? Kalo analisanya konflik

> sosial, maka keputusan langkah pimpinan India & Arap sudah tepat. 

> 

> Karena permintaan Pa Harto, maka pihak penyerang anjungan ini

> ya mestinya jangan maki si Tionghoa. Tapi coba pertanyakan ke

> Pa Harto sendiri donk

> 

> 

> Huangdi Bless U

> 

> --- Pada Sen, 1/2/10, dkhkwa  menulis:

> 

> Dari: dkhkwa 

> Judul: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

> Kepada: budaya_tionghua@ yahoogroups. com

> Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 2:51 AM

> 

> 

> 

> 

> 

> 

> 

>  

> 

> 

> 

>   

> 

> 

> 

>   

>   

>   

> 

> 

> 

> Pa Tjandra,

> 

> 

> 

> Yang owe dengar dari “sumber yang bisa dipercaya”, tanah aslinya adalah 1 ha, 
> “Hebatnya anjungan ini luasnya 4,5 ha padahal anjungan lain paling besar 2 
> ha.” Tapi, karena tanah selebihnya dibeli dari penduduk entah dengan sukarela 
> atau paksa “bahkan serah terima juga tak lancar karena harus membebaskan 
> lahan tsb dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung pa Tedy juga 
> pensiunan petinggi ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur maka lahan 
> tsb sekarang terbebaskan.” Jadi, kalau sekarang luasnya 4,5 ha, apa anehnya? 
> Orang boleh beli koq, bukan pengasih babe ato yang semasa berkuasanya 
> menindas orang TIONGHOA, untuk “menebus dosa”??? Bukankah kata pepatah, “ada 
> uang, ada barang”?

> 

> 

> 

> Luasnya yang jau melebihi anjungan dari daerah-daerah lain di Indonesia apa 
> tidak dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial? Apalagi bangunan yang 
> hendak dibuat adalah “main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada 
> pagoda segala dan danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk 
> perayaan Peh Chun).” Yang dibangun bukanlah replika dari gedung bekas 
> kediaman tokoh masyarakat Anu dari daerah Anu di Indonesia, yang tak asing 
> bagi sebagian orang, tapi sesuatu yang benar-benar asing, karena tidak ada di 
> Indonesia, yang tukang-tukangnya “diimpor” langsung dari Tiongkok, sedangkan 
> anjungan-anjungan lain toch mengambil contoh, misalnya, Keraton Yogyakarta 
> yang memang aslinya benar-benar ada di Yogya. “Disain ini bukan replika dari 
> rumah kuno para tuan tanah Tionghoa, tetapi sama sekali baru.” Kenapa 
> bersikap “alergi” betul terhadap pa

[budaya_tionghua] Re: Reinkarnasi - -> pak Ibrahim

2010-02-02 Terurut Topik younginheart5000
Ha ha ha pak Ibrahim, disatu sisi memang ada benarnya, mengatakan "hidup hanya 
sekali". Dalam arti, hidup yang khusus dari si A, sejak dia lahir hingga mati 
(dalam bahasa Inggris kita lihat kaitan: still alive, I am living, dsb). Kita 
kita disini, ABS heng, pak David, pak Zoufy dan yang lain, hanya hidup SEKALI, 
sebagai kita kita ini lho.

Kalau kita mencermati tulisan tulisan orang bule yang men-survey past life 
experiences, maka kita tergugah untuk memikirkan, apakah ada kehidupan baru, 
setelah kematian kita. Tentu saja, tidak sebagai kita yang sekarang.

Saya tak paham Hindu, karena itu tak berani membahas konsep re-inkarnasi dari 
sisi ajaran Hindu. Tetapi Buddhisme mengajarkan, bahwa dalam diri kita ada 
semacam energy, yang terus exist walau tubuh kita telah game. Mungkin, seperti 
lilin, yang telah terbakar habis, akan mati flamenya. Tetapi flame ini itu akan 
segera muncul, kalau dinyalakan dibatang lilin baru.

Pak Ibrahim bisa baca tulisan Ian Stevenson.

Seandainya ada daftar ahli terkemuka tentang reinkarnasi, Dr. Ian Stevenson, 
seorang professor Psikiatri dari University of Virginia, pastilah namanya 
tercantum. Dia telah berkeliling dunia untuk menyelidiki berbagai laporan 
reinkarnasi dan menemukan sebuah pengujian yang teliti untuk menghindari 
penipuan, crytomnesia dan sebagainya. Diantara lebih dari 200 kasus, hanya 20 
kasus yang tahan uji oleh Dr. Stevenson yang dapat dikategorikan kasus 
reinkarnasi. Tujuh dari kasus ini muncul di India, tiga di Srilanka, dua di 
Brazil, satu di Lebanon dan tujuh diantaranya terdapat di suku Indian di Alaska.

Ambil contoh seorang gadis cilik yang lahir 1956 di Sri Lanka tengah, dengan 
nama Gnantilleka Baddewithana. Setelah dia mulai belajar berbicara, dia 
mengatakan nama ayah dan ibunya di lain tempat, juga memiliki dua kakak 
laki-laki dan banyak saudara perempuan. Berdasarkan keterangan yang diberikan 
oleh gadis tersebut, orang tuanya dulu berada di sebuah kota yang cukup jauh 
jaraknya. Mereka akhirnya menemukan bahwa keluarga tersebut telah kehilangan 
anak lelakinya pada tahun 1954. Saat Gnantilleka mengunjungi keluarga itu, dia 
mengatakan bahwa dirinya adalah anak laki-lakinya yang meninggal itu dan 
mengenal semua tujuh anggota keluarga tersebut. Padahal kedua keluarga tersebut 
tidak pernah bertemu ataupun mengunjungi kota kedua belah pihak.

Referensi:

1) Iverson, Jeffrey's book (1976) "More Lives Than One? The evidence of the 
remarkable Bloxham Tapes". Souvenir Press, London. ISBN 0-285-62239-0.

2) Dr Ian Stevenson mendirikan "The Division of Perceptual Studies (DOPS)" pada 
1967, sebuah unit Departemen Pengobatan Psikiatri di University of Virginia. 
Memanfaatkan metode-metode sains, penelitian DOPS fenomena penglihatan 
paranormal, terutama pada anak yang mengaku dapat mengingat kehidupan masa 
lalunya (reinkarnasi), pengalaman mendekati kematian, pengalaman keluar dari 
tubuh, dan lain sebagainya.


Kesimpulan

Tak peduli apakah orang mempercayainya atau tidak, sejak zaman dahulu kala, 
kepercayaan di timur seperti Buddhisme dan Taoisme telah mendukung teori ini 
dalam kepercayaan mereka. Mereka percaya pada teori sebab akibat, dengan kata 
lain hubungan antara ada sebab dan ada akibatnya.

Mereka percaya bahwa segala tindak tanduk seseorang dalam kehidupan ini, 
seluruh perbuatan baik serta perbuatan jahatnya akan menerima balasannya. Teori 
ini mengatakan bahwa kekuatan alam dari Hukum Kosmis (disebut juga Hukum 
Semesta) akan melakukan hal ini. Perbuatan seseorang, baik atau jahat akan 
termanifestasi akibatnya pada kehidupan masa kini atau di kehidupan mendatang, 
baik itu sebagai takdir keberuntungan, atau takdir kemalangan, atau juga balas 
jasa dan lain sebagainya, tergantung pada kasus tersebut.

Penganut Tao mempercayai seseorang akan menuai apa yang dia taburkan. Hal ini 
menjelaskan salah satu teori Taoisme tentang delapan macam takdir reinkarnasi 
seseorang, seperti kekayaan vs kemiskinan, kehormatan vs kerendahan hati, 
panjang umur vs umur pendek.

Mungkin, pak Ibrahim, cara terbaik mendalami konsep ini, ialah menjalani sessi 
sessi past life regression, instead memperdebatkannya dengan orang lain, yang 
sering pengetahuannya atau pengalaman spiritualnya tak atau belum menunjang.



 





--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, "Dr. Irawan"  wrote:
>
> Ngomong2 soal reinkarnasi , saya mau syer sesuatu yang janggal dalam budaya
> masyarakat di Amerika.
> 
> Herannya kalau ada yang bicara reinkarnasi diantara orang2 Indonesia
> kebanyakan yang tinggal di Amrik , mereka langsung menepis, dan menyatakan
> bahwa itu tidak ada , hidup ini hanya sekali saja !.
> 
> Tapi kalau saya perhatikan kalau ngomongan itu ada diluar lingkunagn orang
> Indonesia , seperti bule, dan orang2 lainnya yang bukan orang indo. mereka
> sering ucapkan: 'You're not gonna get it until your next life" . Yang
> berarti next life itu adalah kehidupan berikutnya. Dan ini sering diucapkan
> . Bahkan oleh orang bule yang statusnya tentu beragama

[budaya_tionghua] Wayang Potehi

2010-02-02 Terurut Topik pempekd9
Tadi saya sudah masukan jadwal pertunjukan wayang potehi dll yang 
diselenggarakan di Ciputra Mall, Jakarta di facebook Budaya Tionghoa Dan 
Sejarah /tiongkok mudah mudahan bermanfaat. 

Bagi yangtidak memiliki facebook bisa kontak saya per japri. 

Salam,
Anton W



Re: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen Bio & Li Thang GUS DUR

2010-02-02 Terurut Topik zhoufy
Ah Bung Opheng sih terlalu optimis. Setiap orang bisa punya usul segudang, tapi 
yg menentukan kan ketua panitianya. Makanya setiap ada orang mau berpartisipasi 
thd sebuah acara, hrs tanya dulu: siapa yg mimpin? Jika sehaluan ya ikut, jika 
tdk ngapain maksa? Nanti pasti kecewa. Realistislah.

Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: "Ophoeng" 
Date: Tue, 02 Feb 2010 11:06:07 
To: 
Subject: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA.  Boen Bio 
&  Li Thang  GUS DUR

Bung Sugiri, Bung Tjandra G., Bung Zhoufy, Bung Dr. Irawan, Bung David K, Bung 
Dipo, Bung Ardian C., Bung Agoeng, Bung Kawaii, Bung Sumamihardja, Bung Utama, 
Bung Andre Harto, Bung Bebek Ceper, Bung Rio Bembo, Bung Eddy Witanto, Bung 
Rico, dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Membicarakan penyesalan kita atas hancurnya gedung-gedung tua khas Tionghua 
yang asli, kayaknya sih tiada akan ada habisnya, dan akan terus berlanjut - 
sebab gedung-gedung tua di mana-mana sekarang pada menunggu nasib yang hampir 
sama, sementara kita di sini masih berkutat berdiskusi ttg itu. Dan kayaknya 
sih gedung-gedung yang sudah dihancurkan itu pun tidak bisa diperbaiki lagi - 
apa boleh buat, suka tak suka, sudah kejadian sih, jeh! 

Mungkinkah ada baiknya kalau kita melihat ke depannya bagaimana?

Mestinya kita semua berkeinginan supaya ada tindakan dari pemerintah, dan 
bantuan sekecil apapun dari kita, supaya ke depannya tidak ada lagi 
gedung-gedung tua khas Tionghua yang dihancurkan. Sementara menunggu upaya kita 
berhasil mengetuk tindakan nyata dari pemerintah, mungkin ada baiknya kita 
mulai dengan satu langkah kecil dulu saja. 

Kata Confusius: "Journey of a thousand miles, begins with but a single step".

Yang sudah hancur, walau kita tidak suka sama sekali, apa boleh buat, tidak 
bisa di-rewind dan kembali utuh. Rasanya kita bisa setuju bahwa kita boleh 
memaafkan kesalahan orang di masa lalu, walau kita mungkin tidak boleh 
melupakan kesalahannya, supaya kelak tidak terulang kejadian yang sama.

Seperti halnya orang bersalah mesti ada hukuman, ada penebusan atas 
kesalahannya, mungkin penyediaan lahan di TMII seluas 4,5 hektar itu bisalah 
dianggap sebagai 'penebusan' - walau tentu saja nilainya tidak sebanding dengan 
pemusnahan rumah tua kuno dulu. Bukankah nenek (atau kakek?) moyang kita juga 
mengajarkan untuk berbesar hati, membuka hati dan membuka pintu maaf, walau 
mungkin tidak dimintakan. Di adat tradisi kita, kayaknya ada istilah 'memberi 
muka' - memberi maaf tanpa dimintakan, rasanya ini suatu tindakan memberi muka 
yang butuh kebesaran hati dan jiwa juga. 

Persoalan politik masa lalu, memang pada akhirnya menjadi dilema, juga ibarat 
kata pepatah 'memakan buah simalakama' - dimakan ayah mati, tidak dimakan ibu 
yang mati. Bagi politikus sendiri, kabarnya tiada ada musuh yang abadi, hari 
ini lawan, besok bisa jadi kawan. 

Jaman itu, mungkin saja pejabat ybs mesti memilih yang dua-duanya tidak enak 
seperti buah simalakama itu. Tentu saja pilihan yang dulu dianggap benar, 
sekarang bisa menjadi salah. Pada waktu itu mestinya ada alasan dan 
pertimbangan tertentu yang membuatnya memilih hal yang sekarang dianggap salah 
itu. 

Padahal, katanya budaya dan politik mesti dipisahkan sama sekali ya?

Kalau pun kita mau mengingat-ingat terus kesalahan itu, itu semua hak 
masing-masing. Tapi, apakah sepadan dengan energi yang dibuang untuk itu? 
Bukankah ada baiknya kita salurkan energi kita untuk besok - dengan mulai 
membuat sesuatu yang lebih baik sekarang. Sebab katanya sih "What we are now is 
what we did yesterday, what we will be tomorrow is what we are doing now." - 
Buddha(?)

Ide pengisian TMII seperti yang diuraikan oleh Bung Sugiri sudah bagus. Kalau 
pun mau membuat pertandaan ttg perbuatan salah di masa lalu, mungkin bisa 
diminta sisa-sisa bahan bangunan dari Gedung Candra Naya itu, untuk dibangunkan 
suatu 'sisa gedung' porak poranda (sengaja dibuat tentunya) yang ada bagian 
dari sisa gedung yang otentik asli itu (bubungan atau kusen?), lalu diberi 
catatan: "Inilah hasil perbuatan yang salah di masa lalu, moga-moga tidak lagi 
ada pengulangan kesalahan yang sama di masa depan." Seperti monumen Hiroshima - 
Nagasaki di Jepang itu.

Saya setuju dengan ide memanfaatkan gedung dan kompleks itu secara komersil, 
sehingga ada pemasukan untuk perawatan kompleks dan perawatan gedung-gedung 
kuno lain yang masih ada (kalau bisa). 

Kalau soal roh gedung tua yang mestinya tidak ada di gedung baru, juga 
arsitekturnya mesti bagaimana, mestinya para ahli Budaya Tionghua mau ikut 
sumbang saran dan bertukar pikiran. 

Gedung-gedung kuno itu (yang sudah musnah atau masih ada), waktu dibangun dulu, 
mungkin saja pemiliknya juga tidak pernah berpikir bahwa puluhan atau ratusan 
tahun kemudian, ada pecinta budaya yang guyub di milis BT ini yang begitu 
peduli, membicarakan soal roh gedungnya dan arsitekturnya itu bercirikan khas 
Tionghua Indonesia. 

Memang sih TMII 

[budaya_tionghua] AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik Tjandra Ghozalli
Dear member,
Susah jadinya kalau para sianseng berpikiran kayak Yahudi. Tiap hari meratap di 
bangunan ambruk (kuil Salomon) pingin kuil tsb jadi berdiri megah lagi tapi 
kagak ngapa2in selain meratap!? Apa kita mesti rame rame meratap di CN, supaya 
bangunan tsb muncul lagi? Atau mesti panggil David Copperfield? Udah jangan 
balikin ke TMII lagi kan sdh ada plan Bab 2. Nah, jawaban yg masuk akal jangan 
cuma NATO tapi SEATO alias Selekasnya ambil aksi not talk only - tentu aja 
mesti survei dulu - kalo langsung kerja nanti dikira maling jemuran, repot kita 
diudak udak sama ncim yg punya rumah. He..he..

PS: Biar sekalian rame deh millis ini. Polemik itu sehat asal jangan masukin di 
ati. 
Owe harap para sianseng maafken owe kalau ada kalimat yg tidak berkenan. 
Soja dari owe, Tjandra G.



  

[budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA. Boen Bio & Li Thang GUS DUR

2010-02-02 Terurut Topik Ophoeng
Bung Sugiri, Bung Tjandra G., Bung Zhoufy, Bung Dr. Irawan, Bung David K, Bung 
Dipo, Bung Ardian C., Bung Agoeng, Bung Kawaii, Bung Sumamihardja, Bung Utama, 
Bung Andre Harto, Bung Bebek Ceper, Bung Rio Bembo, Bung Eddy Witanto, Bung 
Rico, dan TTM semuah,

Hai, apakabar? Sudah makan?

Membicarakan penyesalan kita atas hancurnya gedung-gedung tua khas Tionghua 
yang asli, kayaknya sih tiada akan ada habisnya, dan akan terus berlanjut - 
sebab gedung-gedung tua di mana-mana sekarang pada menunggu nasib yang hampir 
sama, sementara kita di sini masih berkutat berdiskusi ttg itu. Dan kayaknya 
sih gedung-gedung yang sudah dihancurkan itu pun tidak bisa diperbaiki lagi - 
apa boleh buat, suka tak suka, sudah kejadian sih, jeh! 

Mungkinkah ada baiknya kalau kita melihat ke depannya bagaimana?

Mestinya kita semua berkeinginan supaya ada tindakan dari pemerintah, dan 
bantuan sekecil apapun dari kita, supaya ke depannya tidak ada lagi 
gedung-gedung tua khas Tionghua yang dihancurkan. Sementara menunggu upaya kita 
berhasil mengetuk tindakan nyata dari pemerintah, mungkin ada baiknya kita 
mulai dengan satu langkah kecil dulu saja. 

Kata Confusius: "Journey of a thousand miles, begins with but a single step".

Yang sudah hancur, walau kita tidak suka sama sekali, apa boleh buat, tidak 
bisa di-rewind dan kembali utuh. Rasanya kita bisa setuju bahwa kita boleh 
memaafkan kesalahan orang di masa lalu, walau kita mungkin tidak boleh 
melupakan kesalahannya, supaya kelak tidak terulang kejadian yang sama.

Seperti halnya orang bersalah mesti ada hukuman, ada penebusan atas 
kesalahannya, mungkin penyediaan lahan di TMII seluas 4,5 hektar itu bisalah 
dianggap sebagai 'penebusan' - walau tentu saja nilainya tidak sebanding dengan 
pemusnahan rumah tua kuno dulu. Bukankah nenek (atau kakek?) moyang kita juga 
mengajarkan untuk berbesar hati, membuka hati dan membuka pintu maaf, walau 
mungkin tidak dimintakan. Di adat tradisi kita, kayaknya ada istilah 'memberi 
muka' - memberi maaf tanpa dimintakan, rasanya ini suatu tindakan memberi muka 
yang butuh kebesaran hati dan jiwa juga. 

Persoalan politik masa lalu, memang pada akhirnya menjadi dilema, juga ibarat 
kata pepatah 'memakan buah simalakama' - dimakan ayah mati, tidak dimakan ibu 
yang mati. Bagi politikus sendiri, kabarnya tiada ada musuh yang abadi, hari 
ini lawan, besok bisa jadi kawan. 

Jaman itu, mungkin saja pejabat ybs mesti memilih yang dua-duanya tidak enak 
seperti buah simalakama itu. Tentu saja pilihan yang dulu dianggap benar, 
sekarang bisa menjadi salah. Pada waktu itu mestinya ada alasan dan 
pertimbangan tertentu yang membuatnya memilih hal yang sekarang dianggap salah 
itu. 

Padahal, katanya budaya dan politik mesti dipisahkan sama sekali ya?

Kalau pun kita mau mengingat-ingat terus kesalahan itu, itu semua hak 
masing-masing. Tapi, apakah sepadan dengan energi yang dibuang untuk itu? 
Bukankah ada baiknya kita salurkan energi kita untuk besok - dengan mulai 
membuat sesuatu yang lebih baik sekarang. Sebab katanya sih "What we are now is 
what we did yesterday, what we will be tomorrow is what we are doing now." - 
Buddha(?)

Ide pengisian TMII seperti yang diuraikan oleh Bung Sugiri sudah bagus. Kalau 
pun mau membuat pertandaan ttg perbuatan salah di masa lalu, mungkin bisa 
diminta sisa-sisa bahan bangunan dari Gedung Candra Naya itu, untuk dibangunkan 
suatu 'sisa gedung' porak poranda (sengaja dibuat tentunya) yang ada bagian 
dari sisa gedung yang otentik asli itu (bubungan atau kusen?), lalu diberi 
catatan: "Inilah hasil perbuatan yang salah di masa lalu, moga-moga tidak lagi 
ada pengulangan kesalahan yang sama di masa depan." Seperti monumen Hiroshima - 
Nagasaki di Jepang itu.

Saya setuju dengan ide memanfaatkan gedung dan kompleks itu secara komersil, 
sehingga ada pemasukan untuk perawatan kompleks dan perawatan gedung-gedung 
kuno lain yang masih ada (kalau bisa). 

Kalau soal roh gedung tua yang mestinya tidak ada di gedung baru, juga 
arsitekturnya mesti bagaimana, mestinya para ahli Budaya Tionghua mau ikut 
sumbang saran dan bertukar pikiran. 

Gedung-gedung kuno itu (yang sudah musnah atau masih ada), waktu dibangun dulu, 
mungkin saja pemiliknya juga tidak pernah berpikir bahwa puluhan atau ratusan 
tahun kemudian, ada pecinta budaya yang guyub di milis BT ini yang begitu 
peduli, membicarakan soal roh gedungnya dan arsitekturnya itu bercirikan khas 
Tionghua Indonesia. 

Memang sih TMII itu cuma 'taman hiburan berthema', tapi rasanya ndak ada 
salahnya juga kalau kita punya 'simbol' budaya di sana. Hidup memang penuh 
simbolik juga toh? Lha, upacara dan ritual itu juga bukankah banyak mengandung 
simbol-simbol perlambang untuk sesuatu yang luhur? Kalau mau ada bio yang bisa 
dipakai, mestinya juga ndak apa-apa. Seperti halnya candi-candi kuno itu 
kabarnya juga masih suka dipakai untuk upacara tertentu toh?

Eh, jangan lupa, kalau masih ada tempat, juga tolong diusulkan untuk bangun 
satu resto makanan khas Tiongh

[budaya_tionghua] Re: syair "seorang Jun Zi",

2010-02-02 Terurut Topik H.S. Han
 
Seorang  Jun-Zi (seorang yang bijaksana)
 
Mata seorang  Jun-Zi melihat yang sesuai dengan norma-norma hidup
Mulut seorang  Jun-Zi bicara dengan jujur dan sopan santun
Telinga seorang  Jun-Zi mendengarkan pembicaraan yang sesuai dengan moral
hidup
Tindakan seorang  Jun-Zi dipikirkan matang-matang dan konsekuensinya
Pikiran seorang  Jun-Zi bebas dari semua keterikatan
Semangat seorang  Jun-Zi jelas, tenang dan damai.
Dengan demikian seorang  Jun-Zi dapat melihat inti dari kehidupan:
"Dibawah langit semua orang adalah bersaudara"
 
Dr. Han Hwie-Song
Breda, 3 februari 2010
Nederland


Re: [budaya_tionghua] Re: Pameran Fotografi "SINGKAWANG - Jade of Equator" 24-31 Januari 2010

2010-02-02 Terurut Topik bukjam
ok Pak Didi makasih atas infonya.

salam,
Bukjam





2010/1/27 kwartanada 

>
>
> Pak (?) Bukjam yth
>
> Mohon maaf saya tidak punya foto2 dari acara tsb. Namun oleh panitia
> disediakan gratis buku acara cukup mewah yg berisi bbrp foto yg dipamerkan.
> Anda tinggal di mana? Kalau di Jakarta, silakan datang ke Salihara, bisa
> menikmati foto, kuliner Singkawang plus buku foto cantik secara gratis.
>
> Oh ya, setelah dari Jakarta, foto2 akan dipamerkan di Singkawang 13 -27
> Februari 2010.
>
> Ibu Myra Sidharta hadir di pembukaan, begitu yg saya dengar dari beliau
> langsung.
>
> salam,
> didi
>
>
> --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com ,
> bukjam  wrote:
> >
> > Khiungthi Kwartanada, mohon kalo ada foto-foto yang bisa dishare tolong
> > kirimkan langsung ke email bukjam. Makasih sebelumnya. Apakah Ibu Euwyong
> > Chunmoi (Myra Sidharta) hadir juga? Beliau salah seorang pakar mengenai
> > budaya hakka (khek), lahir di belitung.
> >
> > salam,
> > bukjam
> >
> >
> >
> >
> > 2010/1/25 kwartanada 
>
> >
> > >
> > >
> > >
> > > Pameran Fotografi "SINGKAWANG - Jade of Equator"
> > > Sunday January 24-Sunday January 31, 2010
> > > 10:00 am - 7:00 pm
> > > Galeri Salihara, Pasar Minggu, Jakarta Selatan
> > > Jalan Salihara 16, Pasar Minggu
> > > Jakarta
> > > Phone: 0811800030
> > >
> > > Sebuah pameran fotografi dengan tema "SINGKAWANG - Jade of Equator"
> akan
> > > diselenggarakan di Galeri Salihara, Jalan Salihara, Pasar Minggu
> Jakarta,
> > > tepatnya pada tanggal 24 Januari 2010 sampai dengan 31 Januari 2010.
> > > Untuk pembukaan pameran diselenggarakan pada hari Sabtu tanggal 23
> Januari
> > > 2010 yang berlaku untuk para undangan khusus.
> > >
> > > Pameran ini juga akan dimeriahkan dengan performance wayang gantung
> (Chiao
> > > Theu), pagelaran batik khas Singkawang bercorak Tidayu (Tionghoa Dayak
> > > Melayu), Pat Jim Pan dan atraksi tatung.
> > >
> > > Juga ada pameran keramik Singkawang dan kuliner khas Singkawang seperti
> > > kincipan, choipan, rujak, kue kantong semar dan penganan kecil lainnya
> yang
> > > khas Singkawang.
> > >
> > > Pokoknya kita bikin Salihara jadi 'Little Singkawang'.
> > >
> > > Yuk, ramai-ramai datang, Pasti !!! Ke Singkawang.
> > >
> > > Jadwal lengkap:
> > >
> > > Pameran Fotografi "SINGKAWANG: Jade of Equator"
> > > 24-31 Januari, Pk 10.00-19.00 WIB
> > > Karya: Jay Subyakto, Yori Antar, Enrico Soekarno, Sigi Wimala, John
> > > Suryaatmadja, Sjaiful Boen, Asfarinal St. Rumah Gadang, dan Oscar
> Motuloh
> > >
> > > ***
> > >
> > > Diskusi: "Singkawang dan Zambrud Keberagaman Indonesia"
> > > Minggu, 24 Januari 2010, Pk 16.00 WIB
> > > Nara Sumber: Harry Tjan Silalahi, Mely G Tan, Goenawan Mohamad
> > >
> > > ***
> > >
> > > "Bincang Santai Tentang Kota Singkawang Bersama Fotografer:
> > > Jay Subyakto, Yori Antar, Enrico Soekarno, Sigi Wimala, John
> Suryaatmadja,
> > > Sjaiful Boen, Asfarinal St. Rumah Gadang, Oscar Motuloh"
> > > Minggu, 31 Januari 2010, Pk 16.00 WIB
> > > Moderator: Susan Bachtiar
> > > *Dilanjutkan dengan acara ramah tamah sambil menikmati kuliner dan
> sejumlah
> > >
> > > atraksi kesenian tradisional ala Singkawang.
> > >
> > > ***
> > >
> > > Pameran Fotografi "SINGKAWANG: Jade of Equator" akan diteruskan di kota
> > > Singkawang, Kalimantan Barat, Indonesia
> > > 13 -27 Februari 2010
> > >
> > > ***
> > >
> > > GRATIS alias tidak dipungut bayaran
> > >
> > >
> > >
> >
>
>  
>


[budaya_tionghua] I LOVE IMLEK [3 Attachments]

2010-02-02 Terurut Topik Evelyn Hartono
“I LOVE
IMLEK”
The Wonderful Collaborations Imlek and Valentine With All Special
Performance 
By Koko Cici Jakarta

 
Drama Musical, Traditional Dance, Fashion Drama, Parade, Photo Session
dan Pembagian 300 Angpao dan Donor Darah
Dengan koreografer : Eddy Ongko
 
Konsep “Roadshow Mall To Mall dan Donor Darah”
Yang akan
diselenggarakan:
 
 
Mall
Taman Anggrek
5
Febuary 2010, Jumat
19.00
– 21.00
 
 
Donor
Darah
7 Febuary 2010, Minggu
10.30
Di Wesley School, Jalan Pluit
Raya No. 18 -19, Jakarta
 
 
Mall
La Piazza, Kelapa Gading
12 Febuary 2010, Jumat
18.30
– 20.30
 
 
Mall Pluit Village
13
Febuary 2010, Sabtu
14.00
– 15.00
 
 
Mall Central Park
13
Febuary 2010, Sabtu
17.00
– 19.00
 
For detail and future information please check the attachment


  

Bls: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA

2010-02-02 Terurut Topik ardian_c
iya iya tapi kok gak ada bio ya ? mestinya yg namanya pecinan mesti ada bio, 
wong bio itu khan gak tjoema arsitekturnya doank kok.

apalage pake nama ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA, lha bio itu khan budaya tionghoa 
abis hehehehehehehehehe

oh tanya kenapa hahahahahahahahahaha


--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Azura-Mazda  wrote:
>
> Menurut keterangan, Pa Harto menawarkan India & Arap, masing-masing
> 1hektar. Tapi India & Arap merasa tidak perlu membangun anjungan di sana.
> Reason aslinya, saya ndak tau. 
> 
> Karena para tokoh Tionghoa cenderung murah hati, ke 2 lahan itu dibeli.
> Harganya saya ga tau. Lalu ada penambahan tanah yg juga dibeli dari
> masyarakat setempat. Saya kira tidak ada paksaan. Yg ada negosiasi.
> Buktinya tidak pernah ada kabar bentrok warga vs pihak TMII. 
> 
> Dari 4 hektar itu, ada danau & area parkir. Jadi bangunnnya sendiri
> tidak luas-luas amat. 
> 
> Soal nama-nama donatur, kita ini menghargai setiap budi yg diberikan
> oleh orang laen. Sekecil apa pun kemurahan hati ya harus dihargai.
> Salah satunya mungkin dengan mengukir nama-nama donatur. 
> 
> Tapi kalo sbagian orang Tionghoa saja tidak senang dengan adanya
> anjungan model begini, saya kira non-tionghoa mungkin juga ada
> yg berpikiran sama. Bisa memicu konflik sosial. 
> 
> Soal arsitektur Tionghoa, menurut bbrp orang tua petinggi PSMTI
> adalah semacam permintaan Pa Harto secara pribadi. Sebagai
> masyarakat yg patuh sama orang tua ya dituruti maunya pak Harto.
> Alasannya pun saya tidak tau. Entah berpikir ya identitas Tionghoa
> memang seperti itu. Apa salahnya? Saya pribadi tidak sino-phobic. 
> 
> Lebi menarik, kenapa India & Arap menolak? Kalo analisanya konflik
> sosial, maka keputusan langkah pimpinan India & Arap sudah tepat. 
> 
> Karena permintaan Pa Harto, maka pihak penyerang anjungan ini
> ya mestinya jangan maki si Tionghoa. Tapi coba pertanyakan ke
> Pa Harto sendiri donk
> 
> 
> Huangdi Bless U
> 
> --- Pada Sen, 1/2/10, dkhkwa  menulis:
> 
> Dari: dkhkwa 
> Judul: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
> Kepada: budaya_tionghua@yahoogroups.com
> Tanggal: Senin, 1 Februari, 2010, 2:51 AM
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
>  
> 
> 
> 
>   
> 
> 
> 
>   
>   
>   
> 
> 
> 
> Pa Tjandra,
> 
> 
> 
> Yang owe dengar dari “sumber yang bisa dipercaya”, tanah aslinya adalah 1 
> ha, “Hebatnya anjungan ini luasnya 4,5 ha padahal anjungan lain paling 
> besar 2 ha.” Tapi, karena tanah selebihnya dibeli dari penduduk entah 
> dengan sukarela atau paksa “bahkan serah terima juga tak lancar karena 
> harus membebaskan lahan tsb dari penduduk ilegal yg suka main keras. Untung 
> pa Tedy juga pensiunan petinggi ABRI dan dibantu oleh beberapa orang donatur 
> maka lahan tsb sekarang terbebaskan.” Jadi, kalau sekarang luasnya 4,5 ha, 
> apa anehnya? Orang boleh beli koq, bukan pengasih babe ato yang semasa 
> berkuasanya menindas orang TIONGHOA, untuk “menebus dosa”??? Bukankah 
> kata pepatah, “ada uang, ada barang”?
> 
> 
> 
> Luasnya yang jau melebihi anjungan dari daerah-daerah lain di Indonesia apa 
> tidak dikhawatirkan menimbulkan kecemburuan sosial? Apalagi bangunan yang 
> hendak dibuat adalah “main building Taman Budaya Tionghoa yg megah (ada 
> pagoda segala dan danau buatan di kelilingi pohon Liang Liu yg indah utk 
> perayaan Peh Chun).” Yang dibangun bukanlah replika dari gedung bekas 
> kediaman tokoh masyarakat Anu dari daerah Anu di Indonesia, yang tak asing 
> bagi sebagian orang, tapi sesuatu yang benar-benar asing, karena tidak ada di 
> Indonesia, yang tukang-tukangnya “diimpor” langsung dari Tiongkok, 
> sedangkan anjungan-anjungan lain toch mengambil contoh, misalnya, Keraton 
> Yogyakarta yang memang aslinya benar-benar ada di Yogya. “Disain ini bukan 
> replika dari rumah kuno para tuan tanah Tionghoa, tetapi sama sekali baru.” 
> Kenapa bersikap “alergi” betul terhadap para tuan tanah atau pejabat 
> TIONGHOA, sementara etnis LAIN biasa-biasa saja terhadap para pemimpin
>  seperti para raja, sultan atau bupati mereka? 
> 
> 
> 
> Ataukah anjungan Tionghoa Indonesia isinya adalah replika Cikim-snia (Kota 
> Terlarang) di Pakknia (Beijing), Danau Se’ou (Xihu) di Hangciu (Hangzhou), 
> lengkap dengan pohon Yangliu-nya segala, Taman-taman Souciu (Suzhou), Pailau 
> (Gerbang) dari Emui (Xiamen), dsb. Kalau orang mau melihat bangunan Tionghoa 
> asli di Tiongkok, kenapa mereka harus ke Taman Mini? Kenapa tidak terbang 
> saja langsung ke Beijing, Shanghai, Hangzhou, Suzhou, Xiamen, Guangzhou, 
> Shenzhen? Di sana malah lebih bagus, bukan tiruan seperti kita, tapi asli 
> loh!!! Yang owe tahu, di Shenzhen juga dibikin miniatur seperti di kita, 
> China Folk Cultures Village, tapi kan mereka menampilkan beragam bangunan 
> berdasarkan kelompok etnik yang memang ADA di Tiongkok, bukan mendisain 
> bangunan-bangunan baru yang “ngga karuan juntrungannya”!!! (PCMIIW) Lalu 
> ke mana orang harus pergi bila ingin mencari dan mempe

[budaya_tionghua] Re: Kebangkitan Orkes Simfoni Jakarta Dan Peresmian Auditorium Jusuf Ronodipuro

2010-02-02 Terurut Topik Eva Yulianti

Pak Suma :
Tritsch-tratsch bukan karya Polka. Polka adalah aliran musiknya, hampir seperti
balet, tapi lebih energik dan tariannya pun bukan membuai seperti balet, lebih
menghentak seperti tarian Gypsi. TT dimainkan dengan irama Polka, yang
menggubahnya adalah Johann Strauss, Jr.


Radetzky March bukan dibuat oleh yang Jr. (II)), tapi oleh bapaknya, sang Johann
Strauss (Sr.; I).

Namanya Lie Eng Liong (Adidharma; 1930-). Dia hasil didikan Konservatorium di
Amsterdam untuk kemudian ke Julliard School of Music di New York. Gurunya adalah
Persinger yang juga mengajar Zubin Mehta, konduktor terkenal Israel.
Spesialisasinya semula adalah biola sebalum nantinya aktif di RRI dan kemudian
OSJ.

Eva :

Terima kasih sekali untuk koreksinya, saya mengutip karya polka dan Johann 
Strauss II dari tag line yang tertera di layar TVRI yang saya saksikan.

pada tulisan saya ada kesalahan penulisan yang fatal, seharusnya yang memberi 
sambutan adalah Bapak Rosihan Anwar bukan bapak Sutan Takdir Alisyahbana.

demikian koreksi ini saya sampaikan, terima kasih.

Salam,
Eva.


Pada tempayan Raja Thung terukir kalimat,"Bila suatu hari dapat memperbarui
dari, perbarui terus tiap hari dan jagalah agar baru selama-lamanya".