[budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Komentar saya yang dianggap tidak pantas yang mana? Apa jangan-jangan anda sendiri yang membuat inti pernyataan anda menjadi bias. Coba kita baca lagi deh: Ada sesuatu yg salah di millis ini: Millis ini dibentuk adalah untuk ajang Diskusi masalah2 yg berkaitan dng budaya dan sejarah Tionghoa, bukan ajang menggalang aksi pergerakan/class action! Anda sendiri bilang bahwa ada sesuatu yang salah ketika ada yang menggalang aksi pergerakan/class action. Tapi coba anda baca sendiri apa pengantar yang dibuat untuk milis BT ini: Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat, demikian Andreas Eppink berkomentar. Sejarah bisa lain menurut sudut pandang yang berbeda-beda pula, namun kita yakin keluhuran sejarah hanya satu dan adalah tugas kita untuk belajar dari sejarah untuk menyempurnakan kehidupan kita supaya kesalahan yang lalu-lalu tidak terulang kembali. Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan sejarah Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahan-nya. Semoga dengan diadakannya milis ini, siapa saja dari bangsa dan etnis manapun yang tertarik akan kebudayaan Tionghoa dan sejarah Tiongkok dapat lebih mengenal dan mendalaminya demi terciptanya reformasi dan integrasi wajar dari kebudayaan Tionghoa sebagai bagian dari kebudayaan nasional Indonesia. Kalau begitu, apa maksud menyempurnakan kehidupan kitamemperkenalkan kembali budaya Tionghoadapat lebih mengenal dan mendalaminya demi terciptanya reformasi dan integrasi wajar dari kebudayaan Tionghgoa sebagai bagian dari kebudayaan nasional Indonesia? Bukankah terkandung makna pergerakan di dalamnya dan bukan hanya sekedar berdiskusi? Apa pemahaman anda tentang pergerakan itu hanya sekedar demonstrasi mengganti rezim? Dalam definisi budayawan, aksi pegerakan adalah justru untuk mengawal tindakan budaya di lapangan, dan bentuknya bisa berbeda-beda. Jadi apa yang salah kalau ada yang mencoba menggalang aksi pergerakan/class action selama tujuannya masih berada dalam koridor-koridor milis BT? Ambil contoh, kalau dengan baca BT dia berpengetahuan bahwa Jangan pake pakaian merah/menyala ketika mengunjungi kalangan Tionghoa yang sedang berkabung, apa itu cukup sekedar hanya dalam diskusi dan wawasan pengetahuan dan tidak untuk diterapkan dalam praktek? Hanya sekdar syukur-sykur dia pake, syukur-syukur dia terapkan. Kalau saya sih, kalau anda tahu bahwa kalangan Tionghoa tidak menyenangi orang datang berkabung pake baju menyala, yaaa, jangan dilakukan (artinya kita mempraktekkan budaya itu, bukan lagi sekedar pengetahuan), apalagi kalau justru ngasihnya Angpao!!! Seperti saya sudah tulis, kalau misalnya anda mau chengbengan, di jalan dan di sekitar makam sudah dicegat ama tukang minta-minta yang maksa minta retribusi, dsb, dan tidak diterapkan untuk TPU lain (jelas ini diskriminasi), bolehkah ada seseorang yang menginisiasi untuk mengirim surat dengan membawakan nama anggota-anggota BT yang kabarnya menggemari budaya dan sejarah agar diskriminasi itu diperhatikan oleh negara? Apa itu melanggar tujuan dari milis ini? Jadi, sekali lagi, komentar saya yang salah itu apa??? Saya kan menanggapi tulisan anda sendiri. Lalu Jika dari hasil diskusi bisa melahirkan gerakan2 konkrit untuk memperjuangkan pengembangan budaya Tionghoa, syukurlah. Tapi saya kira itu bukan tujuan utama dari millis ini. Maka jangan setiap berdiskusi harus digiring ke pertanyaan anda bisa berbuat apa? Anda sudah berbuat apa? Atau pernyataan kalau memang begini, lantas anda mau apa? jangan hanya bisa ngomong doang, kalau berani bertindak! Apakah setiap diskusi digiring ke pertanyaan itu? Kan tidak!!! Lihat konteksnya dong, ada yang cukup didiskusikan, tapi ada juga yang perlu diterapkan (contohnya banyak lah). Kalau memang harus bergerak sesuatu, tapi pihak yang malas bergerak cuma bilang enggak usah, kita kan cuma berdiskusi padahal dia kalau diskusi selalu menggebu-gebu mengkritisi, apa itu namanya bukan menyia-nyiakan ucapan? Milis ini kan isinya bukan cuma para pendiskusi omong-omong doang, baik itu menambah pengetahuan dan wawasan ataukah tidak. Jadi jangan digeneralisasi seperti tulisan anda sendiri. Kemudian Saya kira semua yg berdiskusi di sini punya pekerjaan, urusan dan intresan masing2 yg berlainan. Tidak semua orang terjun sbg aktivis di lapangan! Apa dng demikian mereka2 ini hrs bungkam, berhenti berbicara karena tak punya track record? Saya kira itu salah besar! Tujuan millis ini adalah untuk beradu pendapat, bukan untuk beradu track record! Di millis ini, bisa saja seorang yg hebat dalam aksi2 sosial disanggah oleh seorang yg bukan siapa2, selama pendapatnya masuk akal, kita pantas dukung dia! Lha, yang menyuruh orang bungkam itu siapa?
[budaya_tionghua] 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage . SOWN BENG KONG, KLENTENG TALANG ??? PENGGANTI NYA ?????
Yth Pak Sumamihardja y.b., Terima kasih untuk infonya yang padat dan singkat, perjuangan bertahun –tahun diceritakan dalam satu pesan email saja. Agaknya Anda seorang arsitek pemerhati bangunan bersejarah juga . Sekiranya Bapak kurang setuju untuk mencoba memasukan 2 objek tsb, apa usul konkrit Pak Sumamihardja ? Bangunan mana yang rasanya menurut Bapak memenuhi criteria untuk diajukan ?? mengingat waktu persiapan yang sangat SINGKATharus masuk 31 Maret 2010. Sebaiknya yang data pendukungnya sudah ada saja. Tidak ada biaya dan waktu untuk survey lagi …. J) Ditunggu Pak ideanya yang cocok… Terima kasih untuk perhatiannya. Salam erat, Sugiri. From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of sumamihardja Sent: Saturday, February 06, 2010 3:08 AM To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: W: 2010 UNESCO Asia-Pacific Heritage . SOWN BENG KONG, KLENTENG TALANG ??? Pak Tjiong (Wastu Pragantha Zhong) tidak terlibat dalam pekerjaan pelestarian kelenteng Talang. Dia sendiri memang asal Cirebon dan punya kepedulian tinggi mengenai kelenteng Talang. Dalam hal ini, yang dilakukannya lebih kepada mendorong murid-murid arsitektur Untar untuk mendatangi dan mempresentasikan studi lapangan itu. Meski demikian, jasa pak Tjiong yang cukup besar adalah membuka kontak dengan pengurus lama kelenteng Talang (OKH; namanya saya simpan dulu) dan mengajak yang bersangkutan untuk memperkenankan kelenteng Talang digunakan bagi kebaktian MAKIN Cirebon di tahun 1990-an. Mengenai yang anda tanyakan mengenai kelenteng Talang, ini beberapa data lapangannya (saya belum detailkan terlalu dalam karena saya sedang diburu waktu karena sedang ada pekerjaan penulisan desain riset lapangan, sehingga tidak bisa menulis panjang dulu): 1. Kelenteng Talang semula adalah rumah dari seorang Tionghoa yang menjadi Tumenggung dari Kesultanan Cirebon (Tan Sam Tjaij ...-1739; Tumenggung Aria Wiratjoela; tanggal lahirnya tidak ketemu karena sincinya hilang). Lokasinya tentu di dekat Keraton (dekat dengan kelenteng Tiao Kak Sie yang didedikasikan kepada Ngma Kuan Im, dekat pelabuhan), yang sekarang dikenal sebagai jalan Talang. Salah satu keturunannya adalah Tan Tjin Kie yang dikuburkan secara mewah-mewahan. 2. TST ini semula masuk Islam (sesuai syarat Tumenggung saat itu; kemudian mengambil nama Muhammad Syafi'i), namun kemudian ia di masa tuanya kembali ke keyakinan Tionghoanya, meskipun tidak melepaskan jabatannya sebagai Tumenggung karena diperlukan Sultan. 3. Rumahnya kemudian dijadikan semacam kelenteng leluhur, di mana kemudian dipasangnya sinci-sinci dari keluarga besarnya. Pada titik itu, fungsi rumah diubah total, meskipun kabarnya TST kemudian menghuni rumah sayap dari kelenteng tersebut. 4. Semula arsitektur kelentengnya adalah bangunan utama dengan dua sayap. Begitulah seterusnya hingga jaman abad ke-20 di mana oleh keturunannya diserahkan pengurusannya kepada Kong Djoe Kwan. Gara-gara orba, KJK ini ditutup dan sebagai gantinya, kepemilikan seakan diserahkan kepada Yayasan Buddha Metta sehingga menimbulkan sejumlah konflik kepengurusan. 5. Sekitar tahun 1970-1990, kelenteng ini ditelantarkan (dicuekin), suatu hal yang menunjukkan ketakutan luar biasa kalangan Tionghoa di Cirebon (salah satunya adalah pemasangan motif Bali pada gapura besar di depan Tiao Kak Sie untuk menutup Ketionghoaan kelenteng itu). Terjadi juga sejumlah keributan mengenai pemakaman Tionghoa (Ku Tiong dan Sin Tiong yang pernah saya ceritakan dalam thread yang lain), yang berakibat telantarnya tanah pemakaman tersebut dan penyerobotan besar-besaran dengan modus penggal, tidak usah gali, langsung jadi bangunan; sim salabim, taaaddda. Kondisi-kondisi ini menyebabkan pemikiran sejumlah orang yang saya belum sebutkan nama-namanya untuk menjual sayap kiri kelenteng itu (kiri-kanannya sesuai dengan budaya Tionghoa, dilihat dari tuan rumah) dan kemudian dijadikan rumah duka tiga tingkat. 6. Mendahului pembongkaran sayap kiri tersebut, mungkin untuk kamuflase, sengaja dibikin pagar terusan yang mengesankan seolah-olah sayap kiri dan sayap kanannya memang terpisah dari bangunan utama. Bagaimanapun, sayap itu dihancurkan total sekitar tahun 1995 dan selesai dibangun rumah duka modern sekitar tahun 1997. 7. Saya sendiri terlibat semenjak tahun 2002, dimulai dengan kasus tanah makam, yaitu di saat konflik antar Tionghoa Cirebon juga memanas, khususnya karena keterlibatan konglomerat yang hendak membangun ruko. Maklum, karena saya dianggap bukan orang Cirebon, suara saya tidak dianggap, padahal saya sengaja membagi-bagikan tulisan saya mengenai hak atas perlindungan budaya dalam sebuah seminar besar yang diadakan tahun itu. Untungnya, karena tulisan itu, saya diterima baik oleh OKH tadi dengan perantaraan pak Tjiong. 8. Saya sempat mengurusi soal kelenteng Talang ke depbudpar, dinas purbakala, dan
[budaya_tionghua] Toko Kompak
Halo rekan-rekan, Mohon bantuan informasi, jika ada yang mengetahui pemilik Toko Kompak, yang di Pasar Baru.. Siapa tahu ada yang dapat membantu cerita tentang toko tersebut? terima kasih sebelumnya. salam
Re: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA
Kalau saya ikuti, Sumamihardja tidak memaksa orang harus ikut 'pergerakan' dan harus punya track-record. Dia melainkan hanya menceritakan tentang track-record 'pergerakan'-nya sendiri (walaudengan rada 'lebay') sebagai sikap korektif terhadap kalimat Tjandra Ghozali yang menuding: ... kagak ngapa2in selain meratap!? Dan Tjandra Ghozali sendiri, yang patut dihargai juga untuk ajakannya agar kita-kita ikut dalam 'pergerakan' menyumbang TBT, toh juga sudah mengerti koreksi Sumamihardja tsb. Jadi menurut saya sih tidak ada yang perlu dipermasalahkan lagi. Diskusi boleh, mengajak 'bergerak' boleh, menagih track-record untuk 'membungkam' jangan... Wasalam. == - Original Message - From: zho...@yahoo.com To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Sent: Sunday, February 07, 2010 12:43 AM Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA Ah Bung Suma! Ada dua hal yg perlu anda perhatikan: 1. Dari pengantar sudah terbaca jelas missi milis ini adalah membuka ajang diskusi utk sarana pembelajaran, itu sudah pasti! untuk menyempurnakan kehidupan kita Semua tujuan pembelajaran sdh pasti utk menyempurnakan kehidupan, tak ada yg membantah! dapat lebih mengenal dan mendalaminya demi terciptanya reformasi dan integrasi wajar dari kebudayaan Tionghoa . Ini juga ucapan yg wajar2 saja, karena dng lebih mengenal pasti tdk merasa asing, sehingga dng sendirinya ada integrasi wajar. Dari uraian pengantar diatas jelas sudah, penyempurnaan kehidupan dan integrasi wajar adalah akibat yg diinginkan(pahami kata semoga), yg hendak dicapai oleh Milis lewat memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan sejarah Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahan- nya, bukan lewat cara2 yg lain! Apa disitu ada terkandung kata2 aksi atau yg mirip dngnya? 2. Memang dalam mencapai missi ini bisa macam2 caranya, itu saya sepakat. Dan selama caranya halal, itu akan saya dukung, itu sudah saya tulis dng kata syukuri! Tdk ada secuil katapun dari saya yg menentang class action semacam ini! Namun, semua cara punya tempatnya masing2, jangan memakai tolak ukur class action untuk semua medan! Masing2 medan punya batasan2 sendiri. di sungai telaga ada bun(wen) dan bu(wu), tak lucu menilai kiprah seorang bunsu(kaum cendekia) dari aksinya di medan perang, demikian juga tak pantas menguji kapasitas seorang panglima dari kepintarannya bersyair. Yg saya tentang adalah: setiap diskusi mulai panas, pasti ada yg mempertanyakan apa tindakan nyata kita? Apa track record kita? Jika semua hal dinilai dr tindakan nyata, bila semua diskusi diukur dari track record seorang, saya yakin, akan bubrah medan diskusi kita! Contohnya: ada yg membuka topik diskusi cara promosi musik klasik Tiongkok, jika ditanyai tindakan nyata dan track recordnya. Mungkin yg pantas ngomong di millis ini hanyalah sdr Andre Harmoni, krn dia yg aktif dibidang itu, yg lain lebih baik bungkam saja. Demikian juga, banyak yg tertarik masalah pelestarian bangunan sejarah, jika ditanyai kedua hal diatas, mungkin hanya bung summa yg pantas berkicau sendiri, yg lain hanya boleh menjadi pendengar yg baik. Apakah hal ini yg kita inginkan? Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -- From: sumamihardja sumamihar...@yahoo.com Date: Sat, 06 Feb 2010 16:06:44 - To: budaya_tionghua@yahoogroups.com Subject: [budaya_tionghua] Re: AYO SUMBANG ANJUNGAN BUDAYA TIONGHOA Komentar saya yang dianggap tidak pantas yang mana? Apa jangan-jangan anda sendiri yang membuat inti pernyataan anda menjadi bias. Coba kita baca lagi deh: Ada sesuatu yg salah di millis ini: Millis ini dibentuk adalah untuk ajang Diskusi masalah2 yg berkaitan dng budaya dan sejarah Tionghoa, bukan ajang menggalang aksi pergerakan/class action! Anda sendiri bilang bahwa ada sesuatu yang salah ketika ada yang menggalang aksi pergerakan/class action. Tapi coba anda baca sendiri apa pengantar yang dibuat untuk milis BT ini: Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas suatu masyarakat, demikian Andreas Eppink berkomentar. Sejarah bisa lain menurut sudut pandang yang berbeda-beda pula, namun kita yakin keluhuran sejarah hanya satu dan adalah tugas kita untuk belajar dari sejarah untuk menyempurnakan kehidupan kita supaya kesalahan yang lalu-lalu tidak terulang kembali. Milis ini dibuat untuk memperkenalkan kembali budaya Tionghua dan sejarah Tiongkok serta mendiskusikan segala macam permasalahan-nya. Semoga dengan diadakannya milis ini, siapa saja dari bangsa dan etnis manapun yang tertarik akan kebudayaan Tionghoa dan sejarah Tiongkok dapat lebih mengenal dan
[budaya_tionghua] UNDANGAN diskusi # 7. tanggal 19-2-2010. Festival MUSIM SEMI. (SIN CUEN) [1 Attachment]
++ Undangan Forum Budaya, diskusi bulanan ke 7. Thema : Festival Musim Semi ( Tahun baru Imlek ). Makna dan harapan. Nara sumber : Sdr. Ardian C. Waktu : Jumat 19 Februari 2009. Jam 16.00- 19.00. Terbuka untuk umum. Tempat : Ruang FSRD, UK Maranatha , Jl. Suria Sumantri 65 , Bandung. Pengunjung masuk dari gerbang no 1. Semua peminat ditunggu kehadirannya. Biaya gratis . Salam erat, CCDACS Arsip presentasi pertemuan yang lalu dapat dilihat pada blog: http://chinese-diaspora-art-culture.blogspot.com/ http://chinesediasporastudy.wordpress.com/ oo Invitation from the Culture Forum, 7th monthly discussion. Subject : Spring festive ( Chinese new year). Meaning and wishing. Speaker : Ardian C. Time : Friday 19th February 2009, At 4.00 - 7.00 PM. Premise : Fine Art and Design dept. Maranatha Christian University, Jl. Suryasumantri 65. Bandung. Entrance through the gate # 1. Free of charge. All parties are welcome. Regards, CCDACS Archives of past presentations available on the blog : http://chinese-diaspora-art-culture.blogspot.com/ http://chinesediasporastudy.wordpress.com/