[budaya_tionghua] Re: BERPA BANYAK SIH GELOMBANG KETURUNANAN TIONGHOA YANG DATANG DI NANYANG. 2.//

2010-04-16 Terurut Topik David
Loheng,

Ralat juga: 
1.  Zheng He (Mandarin Pinyin) (baca: cĕng hĕ) = Chêng Hô (Mandarin 
Wade-Giles) (baca: cĕng hĕ) = Tne Ho 鄭å'Œ (Hokkian), bukan ZHONG HE atau 
CENG HO. 
2.  Yang dimaksud dengan Kelenteng Sam Po Kong Bui Su, Jakarta, Ancol, apa 
bukannya sama saja dengan Kelenteng ANXU DABOGONG MIAO (atau DA BO GONG AN XU 
MIAO), Jakarta, Ancol? Setahu owe di Ancol cuma ada satu kelenteng itu, dan 
kelenteng Toapeqkong Ancol 安恤大伯公廟 (Anxu Dabogong Miao) ini dibangun 
di ATAS situs makam Sam Po Sui Su 三寶水師 (pelaut Sam Po, salah seorang 
anak buah Sam Po Kong yang kelentengnya ada di Semarang) berdampingan dengan 
istrinya yang seorang doger (penari profesional) Nyai Sitiwati dan seorang 
tokoh lain yang disebut-sebut sebagai mertuanya, Said Areli Dato Kembang.
3.  Nama kelenteng Kim Tek Yni (baca: I dengan sengau) é‡`德院 (bukan Kim 
Tek JI), Jakarta, Petak Sembilan, adalah lafal Hokkian dari Jin De Yuan. Lalu 
mengapa tahun dibangunnya berbeda, Kim Tek I ca 1580, sementara Jin De Yuan ca 
1650. Menurut hasil penelitian Claudine Salmon, Kim Tek I aka Jin De Yuan 
dibangun ca 1650 (dinasti Mancu/Cheng), bukan 1580 (dinasti Beng).

Kiongchiu,
David Kwa

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ibcindon ibcin...@... wrote:

 
 Periode
 
   Bangunan klenteng
 
 Dibangun
 
 
 Zhong he, Ceng ho
 
 1405-1433
 
   
   
 Sam Po Kong Bui Su, Jakarta, Ancol
 
 circa 1480
 
 
 dinasti Ming
 
 abad 16
 
 Talang, Cirebon
 
 1577
 
   
 Kim Tek Ji, Jakarta, Kota
 
 circa  1580
 
   
 Tay Kak Sie, Cirebon
 
 circa 1595
 
 
 Batavia, JP Z Coen
 
 1619
 
   
 
 dinasti Manzu, Qing
 
 1644-1911
 
 Jin De Yuan, Jakarta, Petak 9
 
 circa 1650
 
   
 Da Bo Gong An Xu Miao, Jakarta, Ancol
 
 circa 1650
 
   
 Bun San Tong , Cirebon
 
 circa 1680
 
 
 huru-hara Batavia
 
 1740
 
   
   
 Feng Shan Miao, Da Shi Miao, Jakarta, Kemenangan
 
 circa 1751
 
   
 Chen Shi Zu Miao, Jakarta,  Blandongan
 
 circa 1757
 
   
 Wan Jie  Si, Jakarta, Lautze
 
 circa 1761
 
   
 Boen Tek Bio, Tangerang
 
 circa  1780
 
   
 Lu Ban Gong, Jakarta, Bandengan  selatan
 
 circa 1794
 
 
 Singapore dikuasai Inggris
 
 1819
 
   
   
 Da Bo Gong  You Mi  Hang  Hui Miao, Jakarta, Pejagalan
 
 circa 1823
 
   
 Xin De Miao, Jakarta, Pasar baru
 
 circa 1825
 
 
 Hong Kong dikuasai Inggris
 
 1842
 
   
   
 San Yuan Gong, Jakarta, Jembatan batu
 
 circa  1847
 
 
 pemberontakan Tai Ping Dian Guo
 
 1850 - 1864
 
   
   
 Lu Guo Dai Fu, Jakarta, Angke
 
 circa 1860
 
   
 Hong  Xi Miao, Jakarta, Angke
 
 circa 1869
 
   
 Hok Tek Bio, Cianjur
 
 1880
 
   
 Hiap Thian Kiong, Bandung
 
 1885
 
   
 Hiap Thian  Kiong, Krawang
 
 1892
 
   
 Tju  Tji Kiong, Krawang
 
 1908
 
 
 Tiongkok Nasionalis, GMT
 
 1911- 1950
 
   
   
 Kun An  Tong , Cirebon, Kuningan
 
 1917
 
   
 Tian Bao Tang, Jakarta, Jatinegara
 
 circa 1920
 
   
 Hok Man Tong, Tasikmalaya
 
 circa 1920
 
   
 Tong Shan Tang, Jakarta, Mangga besar
 
 circa 1925
 
   
 Pasar Tanah Abang, Jakarta.
 
 circa 1928
 
   
 Ban Sian Tong, Bandung
 
 1935
 
 Tabel 1.  Periode  migrasi dan pembangunan  klenteng tua di Jawa barat,  dan
 Jakarta.[1] [2]
 
  Terlihat adanya kecenderungan setelah setiap periode eksodus gelombang
 imigrasi Tionghoa akan diikuti dengan pendirian klenteng baru di tempat
 mereka bertempat tinggal di pulau Jawa. Bangunan klenteng ini dikerjakan
 oleh para tukang yang didatangkan langsung dari tempat asalnya di Tiongkok
 Selatan (Fujian dan Gwangdong), dengan sendirinya seluruh detail bangunan
 akan dikerjakan sama benar dengan bangunan serupa di tempat asalnya;
 sehingga terlihat sarat dengan nuansa langgam arsitektur vernakular
 Tiongkok Selatan.
 
  
 
  
 
  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of ALIANTONY ALI
 Sent: Monday, April 12, 2010 3:10 PM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] BERPA BANYAK SIH GELOMBANG KETURUNANAN
 TIONGHOA YANG DATANG DI NANYANG
 
  
 
   
 
 
 maaf ya mengganggu sebelumnya;
 
  
 
 ada yang tahu berapa banyak sih gelombang orang tionghoa yang datang di
 NANYANG Ini . 
 
  
 
  
 
 terimakasih 
 
  
 
  
 
   _  
 
 Get
 http://sg.rd.yahoo.com/aa/mail/domainchoice/mail/signature/*http:/mail.prom
 otions.yahoo.com/newdomains/aa/  your new Email address! 
 Grab the Email name you've always wanted before someone else does!
 
 
 
 
   _  
 
 [1] Moerthiko. Riwayat Klenteng, Vihara, Lithang.(1980). Sekretariat empeh
 Wong Kam  Fu. Semarang.
 
  
 
 [2] Cl. Salmond, D. Lombard. Klenteng-klenteng dan Masyarakat Tionghoa di
 

[budaya_tionghua] Re: POST BUTIONG BAKAL TERBIT

2010-04-16 Terurut Topik ulysee_me2
E nama gue dicatut!  Y. kaga kapok ya!! minta diomeli lagi ya!

Mau gathering gue sih setuju,  disuruh bantu bantu sih gak apa apa, tapi kalau 
dibilang sudah mengkoordinasikan, ntar dulu. 
Siapa mengkoordinasikan apa?
Udah tahu kapan ? tanggal? tempat? waktu ? tema? kalau semua belum tahu, gue 
mau tanya, apa yang sudah di koordinasikan? 

Seinget gue kemaren east road ketemu gue untuk ber-koordinasi soal penjualan 
buku Memoar Dr. Han. 
Itu pun karena ada yang ngomeli karena East Road suka bertindak sendiri tanpa 
koordinasi. 

na ini, yang namanya kaga koordinasi, east road, 
lu mau minta gue yang mendaftar, mbok ya minimal lu ngomong dulu kek sama gue, 
ujug ujug suruh buka meja pendaftaran, lu pikir gue posko? 

Gue protes! SBY aja berkeluh kesah gara gara namanya pernah dicatut yuliana 
dalam kasus Anggoro, 
sekarang gue protes, kenapa gue yang bukan presiden, kok nama gue dicatut 
catut! minimal ayar royalti dulu  kalau mau nyatut nama gue! 
huehuehuehue. 

Gue mengajukan East Road aja jadi koordinator gathering berikut, kasih 
kesempatan supaya doi belajar yang namanya koordinasi itu sebenernya kayak 
apa. 


ttd, 
*ulysee
(nah, biar tau rasa kalau nyebut nama gue tanpa ijin!) 






--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_r...@... wrote:

 Mau ikutan nambahin Dari ardian C.
 
 memang sih kita semua ada rencana atau  mau buat gath kembali, saya sudah 
 koordinasikan dengan bro ardian dan saudari ullysee, dari saudari ullysee dia 
 menyatakan tidak keberatan menjadi seketariat pendaftaran dan mau juga jadi 
 seksi sibuk asal ada yang mau bantu dia sedikit . Dan kesediaanya bro Ardian 
 mau jadi kontributor kembali. 
 
 Formatnya sama seperti imlek kemarin, atau gath kemarin. Mungkin kita selingi 
 dengan seksi komsumsi, karena tidak enak juga meminjam galangan VOC secara 
 cuma - cuma. Kemarin waktu gath t-net kalo ngak salah juga ada seksi 
 komsumsi, dengan sumbangan cuma cuma dari member pas ada DR. Han datang ke 
 Jakarta. mungkin saya akan koordinasikan dengan Pak Jt dan Saudari ullyse, 
 kalo ini bisa gathnya, kemungkinan besar kita akan membantu menjual buku Dr. 
 Han. 
 
 Dan hasil penjualan buku akan disumbangkan ke DPD Inti Jawa Timur, jadi kami 
 sama sekali tidak ambil pungutan atau keuntungan dari penjualan buku, Selain 
 Bro ardian, kemungkinan besar diisi dari kontributor lain, seperti pertemuan 
 sebelumnya diisi dengan Ibu hartati.
 
 Kemungkinan kalau ada member Budaya tionghoa mau menjadi kontributor 
 pertemuan kami dekat Peh cun, Agar Kontributor bisa menyampaikan apa yang 
 dimiliki pengetahuannya, Mungkin kita usahakan koordinasikan. Kalau pak 
 Tjandra Ghozalli ingin menyampaikan sesuatu kepada kami persilakan, dan kami 
 usahakan mengaturnya. 
 
 untuk konsumsi kemungkinan besar diusahakan tidak memberatkan member.
 Kalau ada yang mau jadi sponsor bisa menghubungi via Post Budaya 
 Tionghoa-owner group. 
 
 Terima kasih.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
 
  sebenernya doeloe kita pernah bikin E Bulletin yg TERBITNYA tjoema 1 kali 
  kemudian mate tiada berkelanjutan.
  
  nanti aja kali kalu mau pas pek cun sambil makan bacang di voc
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ 
  wrote:
  
   Dear member,
   Owe kepikiran untuk menerbitkan majalah bulanan dengan nama POST Butiong. 
   Setiap komunitas termasuk milis perlu media cetak, sebaliknya setiap 
   majalah perlu komunitas.?Sehubungan dengan hal tersebut, owe dengan 
   rendah hati mengajak para sianseng untuk turut urun rembug baik dalam hal 
   kepemilikan saham, kepengurusan perusahaan maupun kepengurusan redaksi 
   POST Butiong.?Artikel yang bakal dimuat antara lain: 1. Kisah Nyata 
   (Misteri / Keluarga / Percintaan), 2. Seputar Budaya Tionghoa, 3. Profil 
   Tokoh Tionghoa, 4. Cerita Klasik Tionghoa, 5. Opini Warga Tionghoa, 6. 
   Wisata (kunjungan ke Tiongkok, seperti ke Shanghai Expo atau 
   mancanegara), 7. Mangkal Asyik (kongkow soal makanan di restoran
Tionghoa), 8. Cerita Silat, 9.
Politik Warga Tionghoa, 10. Lifestyle keluarga Tionghoa, 11. Liputan 
   Perusahaan Tionghoa, 12.
Cergam Si Tik Wan
(gantinya Put On), 13. Fauna  Flora trend warga Tionghoa, 14. Aneka 
   Peristiwa (cuplikan beragam kegiatan perkumpulan Tionghoa) 15. Cerpen 
   Warga Tionghoa, 16. Artikel Motivasi pemacu semangat, 17. Fengshui dan 
   Hoki, 18. Jagad Unik (foto foto kejadian unik), 19. Tempo Doeloe (cerita 
   tentang kapiten atau mayor Chinese atau peristiwa menarik tempo dulu), 
   20. Cergam Oey Tambahsia. Nah kira kira begitulah isi majalah POST 
   Butiong.?Sehubungan dengan itu owe kepingin mengundang para sesepuh 
   Butiong seperti bung David Kwa, bung Ophoeng, bung?Budiman, bung Didi, 
   Bung Agus, bung Erik, bung Suma Mihardja, bung HS.Han, bung Zhoufy, dan 
   bung bung lainnya yang owe tida sebut untuk bertemu darat.?Lokasi 
   pertemuan di resto/cafe VOC Galangan sehubungan dengan itu owe pingin 
   dapat 

[budaya_tionghua] XieXie untuk koreksinya..... Re: BERPA BANYAK SIH GELOMBANG KETURUNANAN TIONGHOA YANG DATANG DI NANYANG. 2.//

2010-04-16 Terurut Topik ibcindon
Pak David y.b.,

 

Terima kasih banyak untuk  masukannya.  Nanti saya cek ulang ya……….

 

Seperti biasanya Anda mendetail sekali heheheheh

 

Salam,

 

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] 
On Behalf Of David
Sent: Friday, April 16, 2010 1:14 PM
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Re: BERPA BANYAK SIH GELOMBANG KETURUNANAN TIONGHOA 
YANG DATANG DI NANYANG. 2.//

 

  

Loheng,

Ralat juga: 
1. Zheng He (Mandarin Pinyin) (baca: cĕng hĕ) = Chêng Hô (Mandarin 
Wade-Giles) (baca: cÄ•ng hÄ•) = Tne Ho é„­å'Œ (Hokkian), bukan ZHONG HE atau 
CENG HO. 
2. Yang dimaksud dengan Kelenteng Sam Po Kong Bui Su, Jakarta, Ancol, apa 
bukannya sama saja dengan Kelenteng ANXU DABOGONG MIAO (atau DA BO GONG AN XU 
MIAO), Jakarta, Ancol? Setahu owe di Ancol cuma ada satu kelenteng itu, dan 
kelenteng Toapeqkong Ancol 安恤大伯公廟 (Anxu Dabogong Miao) ini dibangun 
di ATAS situs makam Sam Po Sui Su 三寶水師 (pelaut Sam Po, salah seorang 
anak buah Sam Po Kong yang kelentengnya ada di Semarang) berdampingan dengan 
istrinya yang seorang doger (penari profesional) Nyai Sitiwati dan seorang 
tokoh lain yang disebut-sebut sebagai mertuanya, Said Areli Dato Kembang.
3. Nama kelenteng Kim Tek Yni (baca: I dengan sengau) é‡`德院 (bukan Kim Tek 
JI), Jakarta, Petak Sembilan, adalah lafal Hokkian dari Jin De Yuan. Lalu 
mengapa tahun dibangunnya berbeda, Kim Tek I ca 1580, sementara Jin De Yuan ca 
1650. Menurut hasil penelitian Claudine Salmon, Kim Tek I aka Jin De Yuan 
dibangun ca 1650 (dinasti Mancu/Cheng), bukan 1580 (dinasti Beng).

Kiongchiu,
David Kwa

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com 
mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , ibcindon ibcin...@... wrote:

 
 Periode
 
 Bangunan klenteng
 
 Dibangun
 
 
 



[budaya_tionghua] KARIR di BIDANG SALES

2010-04-16 Terurut Topik johnson s


Bila Anda memenuhi persyaratan berikut :


* Wanita/Pria
* Pendidikan minimal D3
* Umur di bawah 35 tahun
* Mempunyai kemauan untuk belajar  tidak mudah menyerah
* Mampu bekerja dengan komputer
* Berpenampilan rapih
* Mempunyai kendaraan

Sampaikan lamaran Anda melalui via email :
  
john_12...@yahoo.com
  
   INFIGY GROUP
  PT.INTI FINANCE SYNERGY
  
  Johnson Sutjiadi


  


[budaya_tionghua] Fwd: Google has No Chance Against China...

2010-04-16 Terurut Topik ibcindon


Subject: Fwd: Google has No Chance Against China...
Date: Friday, April 16, 2010, 7:40 AM

 

 

 


 

Newsweek 


No Chance Against China 
Google's defeat foretells the day when Beijing rules the world. 

By Martin Jacques | NEWSWEEK 
Published Jan 16, 2010 
  
The blunt truth is that most Western forecasters have been wrong about China 
for the past 30 years. They have claimed that Chinese economic growth was 
exaggerated, that a big crisis was imminent, that state controls would fade 
away, and that exposure to global media, notably the Internet, would steadily 
undermine the Communist Party's authority. The reason why China forecasting has 
such a poor track record is that Westerners constantly invoke the model and 
experience of the West to explain China, and it is a false prophet. Until we 
start trying to understand China on its own terms, rather than as a 
Western-style nation in the making, we will continue to get it wrong. 

The Google affair tells us much about what China is and what it will be like. 
The Internet has been seen in the West as the quintessential expression of the 
free exchange of ideas and information, untrammeled by government interference 
and increasingly global in reach. But the Chinese government has shown that the 
Internet can be successfully filtered and controlled. Google's mission, to 
organize the world's information and make it universally accessible and 
useful, has clashed with the age-old presumption of Chinese rulers of the need 
and responsibility to control. In this battle, there will be only one winner: 
China. 

Google will be obliged either to accept Chinese regulations or exit the world's 
largest Internet market, with serious consequences for its long-term global 
ambitions. This is a metaphor for our times: America's most dynamic company 
cannot take on the Chinese government—even on an issue like free and open 
information—and win. 

Moreover, as China becomes increasingly important as a market and player, what 
happens to the Internet in China will have profound consequences for the 
Internet globally. It is already clear that the Google model of a free and open 
Internet, an exemplar of the American idea of the future, cannot and will not 
prevail. China's Internet will continue to be policed and controlled, 
information filtered, sites prohibited, noncompliant search engines excluded, 
and sensitive search words disallowed. And where China goes, others, also 
informed by different values, are already and will follow. 

The Internet, far from being a great big unified global space, will be 
fragmented and segmented. Another Western shibboleth about the future will 
thereby fall. It will not signal the end of the free flow of 
information—notwithstanding all the controls, the Internet has transformed the 
volume and quality of information available to Chinese citizens—but it will 
take place more on Chinese than Western terms. 

If we want to understand the future, we need to go back to the drawing board. 
China—as we can see with increasing clarity—is destined to become the world's 
largest economy and is likely in time to far outdistance the U.S. This process 
will remorselessly shift the balance of power in China's favor. Just as once a 
large share of the American market was a precondition for a firm being a major 
global player, this mantle will increasingly be assumed instead by the Chinese 
market, except to a far greater extent because its population is four times the 
size. Furthermore, China's expanding economic clout means that its government 
is enjoying rapidly growing global authority. It can even take on Google and be 
sure of victory. 

Facing up to the fact that China is very different from the West, that it 
simply does not work or think like us, is proving far more difficult. A classic 
illustration is the West's failure to understand the strength and durability of 
the Chinese state, which defies all predictions of its demise, remains 
omnipresent in Chinese lives, still owns most major firms, and proves 
remarkably adept at finding new ways to counter the influence of the U.S. 
global media. Western observers typically explain the intrusiveness of the 
Chinese government in terms of paranoia—and in a huge and diverse country the 
rulers have always seen instability as an ever-present danger—but there is a 
deeper reason why the state enjoys such a high-profile role in Chinese society. 

It is seen by the Chinese not as an alien presence to be constantly pruned 
back, as in the West, especially the U.S., but as the embodiment and guardian 
of society. Rather than alien, it is seen as an intimate, in the manner of the 
head of the household. It might seem an extraordinary proposition, but the 
Chinese state enjoys a remarkable legitimacy among its people, greater than in 
Western societies. And the reason lies deep in China's history. China may call 
itself a nation-state (although only for the past century), but in essence it 
is 

Re: [budaya_tionghua] Shanghai Expo

2010-04-16 Terurut Topik budi anto
Indonesia di Expo Dunia Shanghai 2010 

 


Mempamerkan Kepelbagaian Indonesia
Keluasan lantai Dewan Pameran Indonesia dalam pameran ini, luasnya
mencecah 4,000 meter persegi. Dewan pameran ini bertema Bandar ekologi
dan kepelbagaian di Indonesia, dan akan mempamerkan budaya, gaya
hidup, pembangunan ekonomi dan inovasi Indonesia, serta keharmonian
manusia dengan alam sekitar di negara ini.
Terdapat lebih 200 suku kaum yang tinggal di Indonesia. Bandar-bandar
di Indonesia pula memainkan peranan penting untuk mendorong
perkembangan ekonomi, kebudayaan, sains dan teknologi, kesenian,
inovasi dan kualiti hidup di Indonesia. Dewan Pameran Indonesia bagi
Ekspo Dunia di Shanghai akan menggambarkan kepelbagaian dan perpaduan
suku kaum yang ada di Indonesia.




Ketua wakil Indonesia ke Ekspo Dunia ini, Mari Elka Pangestu menyatakan
bahawa, Indonesia merupakan negara yang terbuka. Dewan Pameran
Indonesia akan membuka satu tingkap kepada dunia dan mempamerkan
potensi perkembangan Indonesia kepada dunia dalam bidang sumber alam,
kebudayaan, pelaburan, perdagangan dan pelancongan.
Beliau menyatakan bahawa pembinaan dewan pameran ini dijangka akan
memakan belanja 10 hingga 12 juta dolar Amerika. Terdapat buluh
digunakan di dalam dewan pameran ini. Ini juga merupakan salah satu
simbol penggabungan gaya hidup tradisional dengan gaya hidup moden di
Indonesia.
Alat Muzik Indonesia Disediakan kepada Pengunjung
Ketua Jurubina Dewan Pameran
Indonesia, Budi Lim berkata, dewan pameran ini dibahagikan kepada 4
tingkat. Para pengunjung boleh melawat pelbagai balai ini dengan
menggunakan tangga yang sepanjang 600 meter yang disediakan.
Panggung wayang dan teater, bilik mesyuarat, dan kantin diletakkan di
tingkat pertama dewan pameran ini. Penonton boleh menikmati persembahan
yang menggambarkan adat resam di Indonesia di panggung. Di kantin pula,
pelawat boleh menikmati makanan tradisional Indonesia, seperti nasi
kunyit Indonesia yang terkenal itu.
Di kawasan rehat separuh terbuka tingkat pertama, ada sejenis hiasan
yang istimewa, iaitu payung China yang besar. Payung-payung tersebut
dibuat daripada kertas, dan dapat memberikan teduhan daripada cahaya
matahari. Banyak kerusi diletakkan di bawah payung putih ini untuk
menjadikannya tempat rehat yang selesa kepada pelawat.
Di tingkat kedua dewan pameran ini ada satu ruang pandang dengar. 7
jenis alat muzik dipamerkan di ruang ini, termasuk gitar, erhu, dan
genderang tradisional Indonesia. Pelawat boleh menikmati persembahan
pancaragam yang profesional, dan mendengar pelbagai jenis muzik
menggunakan kelengkapan elektronik. Pelawat boleh bermain sendiri
dengan alat-alat muzik tersebut untuk lagu Ekspo Dunia yang istimewa
itu.
Sehelai kertas yang besar ada diletakkan di tingkat dua ini untuk para
pelawat menuliskan perasaan mereka tentang lawatan ke pameran ini.
Berbeza dengan buku tetamu yang biasa, kertas ini direka bentuk
sedemikian rupa, hingga ia boleh bergolek-golek. Selepas satu ruangan
habis digunakan, kertas ini akan bergolek untuk menyediakan ruangan
yang baru kepada pelawat yang baru supaya mereka dapat terus menulis.
Arca Cheng Ho
Dewan Pameran Indonesia bukan sahaja mempamerkan pemandangan alam yang
berwarna-warni, tetapi juga mempamerkan budaya hidup di Indonesia.
Budi Lim menyatakan bahawa, barang-barang yang boleh menggambarkan
keistimewaan kehidupan di Indonesia akan dipamerkan di tingkat empat.
Di samping itu, pakaian dan adat resam pelbagai kaum di Indonesia juga
akan dipamerkan dalam dewan pameran ini.
Tahun depan merupakan ulang tahun ke-60 terjalinnya hubungan diplomatik
antara China dengan Indonesia. Pameran tentang kerjasama dan hubungan
persahabatan antara kedua-dua negara juga merupakan salah satu ciri
istimewa Dewan Pameran Indonesia ini. Lebih 600 tahun yang lalu,
Laksamana Cheng Ho telah belayar ke Asia dan Afrika sebanyak 7 kali,
dan telah memulakan hubungan antara China dengan Indonesia.
Menurut Budi Lim lagi, pada zaman itu, Laksamana Cheng Ho membawa
banyak bahan seni dan budaya China ke Indonesia, hingga memberikan
kesan yang besar kepada kehidupan orang Indonesia. Dewan Pameran
Indonesia ini akan menggambarkan sejarah pelayaran Laksamana Cheng Ho
ke Asia dan Afrika itu sekali lagi. Arca Laksamana Cheng Ho yang
tingginya 3 meter dan kapal tradisional Indonesia akan diletakkan di
tingkat dua untuk memperingati peristiwa dalam sejarah itu. (kaskus.us)

bagi yang mau liat gambar2 expo : http://www.kaskus.us/showthread.php?t=3717117 
(sorry bukan mo promosi sitenya )





From: Fy Zhou zho...@yahoo.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thu, April 15, 2010 8:03:50 PM
Subject: Re: [budaya_tionghua] Shanghai Expo

  
Rupanya memang ada generation gap, dulu setiap kita bicara world Expo, semua 
orang sudah tahu itu seperti apa. bahkan teman kuliah ada yang pergi nonton 
saat Expo diselenggarakan di Jepang. 

Sekarang saat kita omong Expo, sebagian pikir itu sekedar pameran dagang, 

[budaya_tionghua] PENGUMUMAN

2010-04-16 Terurut Topik zhonghua_wenhua
Rekan-rekan semua,

kami dari team mailing list Budaya Tionghoa tidak pernah mengadakan suatu 
kegiatan yang mengikat dengan salah satu organisasi apapun, semua dilakukan 
dengan berdikari, dengan sumbangan uang teman-teman dari team mailing list ini. 

Kami selalu mengadakan diskusi kecil terlebih dahulu sebelum mengirimkan 
pengumuman dan koordinasi diantara team baru setelah itu mengirimkan pengumuman 
yang bersifat mengajak rekan-rekan dalam suatu kegiatan kami ini.

Terimakasih atas perhatiannya.




--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_r...@... wrote:

 Mau ikutan nambahin Dari ardian C.
 
 memang sih kita semua ada rencana atau  mau buat gath kembali, saya sudah 
 koordinasikan dengan bro ardian dan saudari ullysee, dari saudari ullysee dia 
 menyatakan tidak keberatan menjadi seketariat pendaftaran dan mau juga jadi 
 seksi sibuk asal ada yang mau bantu dia sedikit . Dan kesediaanya bro Ardian 
 mau jadi kontributor kembali. 
 
 Formatnya sama seperti imlek kemarin, atau gath kemarin. Mungkin kita selingi 
 dengan seksi komsumsi, karena tidak enak juga meminjam galangan VOC secara 
 cuma - cuma. Kemarin waktu gath t-net kalo ngak salah juga ada seksi 
 komsumsi, dengan sumbangan cuma cuma dari member pas ada DR. Han datang ke 
 Jakarta. mungkin saya akan koordinasikan dengan Pak Jt dan Saudari ullyse, 
 kalo ini bisa gathnya, kemungkinan besar kita akan membantu menjual buku Dr. 
 Han. 
 
 Dan hasil penjualan buku akan disumbangkan ke DPD Inti Jawa Timur, jadi kami 
 sama sekali tidak ambil pungutan atau keuntungan dari penjualan buku, Selain 
 Bro ardian, kemungkinan besar diisi dari kontributor lain, seperti pertemuan 
 sebelumnya diisi dengan Ibu hartati.
 
 Kemungkinan kalau ada member Budaya tionghoa mau menjadi kontributor 
 pertemuan kami dekat Peh cun, Agar Kontributor bisa menyampaikan apa yang 
 dimiliki pengetahuannya, Mungkin kita usahakan koordinasikan. Kalau pak 
 Tjandra Ghozalli ingin menyampaikan sesuatu kepada kami persilakan, dan kami 
 usahakan mengaturnya. 
 
 untuk konsumsi kemungkinan besar diusahakan tidak memberatkan member.
 Kalau ada yang mau jadi sponsor bisa menghubungi via Post Budaya 
 Tionghoa-owner group. 
 
 Terima kasih.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
 
  sebenernya doeloe kita pernah bikin E Bulletin yg TERBITNYA tjoema 1 kali 
  kemudian mate tiada berkelanjutan.
  
  nanti aja kali kalu mau pas pek cun sambil makan bacang di voc
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ 
  wrote:
  
   Dear member,
   Owe kepikiran untuk menerbitkan majalah bulanan dengan nama POST Butiong. 
   Setiap komunitas termasuk milis perlu media cetak, sebaliknya setiap 
   majalah perlu komunitas.  Sehubungan dengan hal tersebut, owe dengan 
   rendah hati mengajak para sianseng untuk turut urun rembug baik dalam hal 
   kepemilikan saham, kepengurusan perusahaan maupun kepengurusan redaksi 
   POST Butiong.  Artikel yang bakal dimuat antara lain: 1. Kisah Nyata 
   (Misteri / Keluarga / Percintaan), 2. Seputar Budaya Tionghoa, 3. Profil 
   Tokoh Tionghoa, 4. Cerita Klasik Tionghoa, 5. Opini Warga Tionghoa, 6. 
   Wisata (kunjungan ke Tiongkok, seperti ke Shanghai Expo atau 
   mancanegara), 7. Mangkal Asyik (kongkow soal makanan di restoran
Tionghoa), 8. Cerita Silat, 9.
Politik Warga Tionghoa, 10. Lifestyle keluarga Tionghoa, 11. Liputan 
   Perusahaan Tionghoa, 12.
Cergam Si Tik Wan
(gantinya Put On), 13. Fauna  Flora trend warga Tionghoa, 14. Aneka 
   Peristiwa (cuplikan beragam kegiatan perkumpulan Tionghoa) 15. Cerpen 
   Warga Tionghoa, 16. Artikel Motivasi pemacu semangat, 17. Fengshui dan 
   Hoki, 18. Jagad Unik (foto foto kejadian unik), 19. Tempo Doeloe (cerita 
   tentang kapiten atau mayor Chinese atau peristiwa menarik tempo dulu), 
   20. Cergam Oey Tambahsia. Nah kira kira begitulah isi majalah POST 
   Butiong.  Sehubungan dengan itu owe kepingin mengundang para sesepuh 
   Butiong seperti bung David Kwa, bung Ophoeng, bung  Budiman, bung Didi, 
   Bung Agus, bung Erik, bung Suma Mihardja, bung HS.Han, bung Zhoufy, dan 
   bung bung lainnya yang owe tida sebut untuk bertemu darat.  Lokasi 
   pertemuan di resto/cafe VOC Galangan sehubungan dengan itu owe pingin 
   dapat masukan: 1. Kapan diadakan (tgl dan jam) pertemuan yang cocok utk 
   para sianseng?, 2. Lokasi VOC Galangan ok? Kalau tidak di mana? 3. Nama 
   para sianseng yang bersedia
datang. Boleh jawab melalui
milis Butiong atawa ke owe punya e-mail. Terima kasih atas perhatian 
   para sianseng, mohon maaf jika ada salah kata.
   Soja dari owe, Tjandra Ghozalli
  
 





[budaya_tionghua] Re: POST BUTIONG BAKAL TERBIT

2010-04-16 Terurut Topik ardian_c
ya yg dulu seh khan rencananya dibagiin gratis buat member2 disini lho, trus 
waktu gathering khan sebagian di print dibagiin.

cita2 seh minimal 3 bulan sekali bikin e-bulletin gratis buat temen2 disini 
semua, ya itu namanya cita2 hehehehehehehe

tapiii ya itulah kalu semuanya pake kata gratis en kesadaran, 
banyak yg tipis lage.

belon lage ada zombie yg melompat2 yg bikin kesel bbrp temen huahahahahahaha



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, zho...@... wrote:

 Mau nerbitin majalah, yg penting dipatok sasaran pembacanya, mau kelas 
 pendidikan spt apa? Kalau saya lihat majalah2 dipasar yg ada artikel2 
 ketionghoaan, kesannya sangat dangkal. Apa mau spt itu? Atau mau sekelas 
 tempo?
 
 
 Sent from my BlackBerry®
 powered by Sinyal Kuat INDOSAT
 
 -Original Message-
 From: ardian_c ardia...@...
 Date: Thu, 15 Apr 2010 07:15:25 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: POST BUTIONG BAKAL TERBIT
 
 sebenernya doeloe kita pernah bikin E Bulletin yg TERBITNYA tjoema 1 kali 
 kemudian mate tiada berkelanjutan.
 
 nanti aja kali kalu mau pas pek cun sambil makan bacang di voc
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ 
 wrote:
 
  Dear member,
  Owe kepikiran untuk menerbitkan majalah bulanan dengan nama POST Butiong. 
  Setiap komunitas termasuk milis perlu media cetak, sebaliknya setiap 
  majalah perlu komunitas.  Sehubungan dengan hal tersebut, owe dengan 
  rendah hati mengajak para sianseng untuk turut urun rembug baik dalam hal 
  kepemilikan saham, kepengurusan perusahaan maupun kepengurusan redaksi POST 
  Butiong.  Artikel yang bakal dimuat antara lain: 1. Kisah Nyata (Misteri / 
  Keluarga / Percintaan), 2. Seputar Budaya Tionghoa, 3. Profil Tokoh 
  Tionghoa, 4. Cerita Klasik Tionghoa, 5. Opini Warga Tionghoa, 6. Wisata 
  (kunjungan ke Tiongkok, seperti ke Shanghai Expo atau mancanegara), 7. 
  Mangkal Asyik (kongkow soal makanan di restoran
   Tionghoa), 8. Cerita Silat, 9.
   Politik Warga Tionghoa, 10. Lifestyle keluarga Tionghoa, 11. Liputan 
  Perusahaan Tionghoa, 12.
   Cergam Si Tik Wan
   (gantinya Put On), 13. Fauna  Flora trend warga Tionghoa, 14. Aneka 
  Peristiwa (cuplikan beragam kegiatan perkumpulan Tionghoa) 15. Cerpen Warga 
  Tionghoa, 16. Artikel Motivasi pemacu semangat, 17. Fengshui dan Hoki, 18. 
  Jagad Unik (foto foto kejadian unik), 19. Tempo Doeloe (cerita tentang 
  kapiten atau mayor Chinese atau peristiwa menarik tempo dulu), 20. Cergam 
  Oey Tambahsia. Nah kira kira begitulah isi majalah POST Butiong.  
  Sehubungan dengan itu owe kepingin mengundang para sesepuh Butiong seperti 
  bung David Kwa, bung Ophoeng, bung  Budiman, bung Didi, Bung Agus, bung 
  Erik, bung Suma Mihardja, bung HS.Han, bung Zhoufy, dan bung bung lainnya 
  yang owe tida sebut untuk bertemu darat.  Lokasi pertemuan di resto/cafe 
  VOC Galangan sehubungan dengan itu owe pingin dapat masukan: 1. Kapan 
  diadakan (tgl dan jam) pertemuan yang cocok utk para sianseng?, 2. Lokasi 
  VOC Galangan ok? Kalau tidak di mana? 3. Nama para sianseng yang bersedia
   datang. Boleh jawab melalui
   milis Butiong atawa ke owe punya e-mail. Terima kasih atas perhatian para 
  sianseng, mohon maaf jika ada salah kata.
  Soja dari owe, Tjandra Ghozalli
 





[budaya_tionghua] Re: POST BUTIONG BAKAL TERBIT

2010-04-16 Terurut Topik east_road
Sorry maaf. Uly. 

salah kalimat bukan koordinasi tapi baru obrolin kemarin. memang Ada niat 
baik uly mau bantu kalau gath budaya tionghoa sudah pasti bertemu. Saya obrolin 
dulu sama kawan - kawan lain dulu, memang ada rencana menuju situ, baru 
rencana, semoga kalau pasti baru diumumkan kesemua member, baru bicara 
formatnya dulu, Tema baru direncanakan  tentang  Peh cun, 

tapi perlunya kontributor lain sebagai tambahan belum ada kepastian, baru 
diobrolin, mengenai buku itu niat saya sendiri membantu menjual buku DR. Hans, 
yang kebetulan buku tersebut hasil penjualannya ke DPD INTI JATIM, DR. Han 
sendiri bukan anggota INTI tapi dia juga salah
satu member kehormatan Budaya Tionghoa.


BT sendiri tidak ada terkaitannya dengan Ormas Tionghoa mana pun dan bersifat 
netral.
Mohon maaf Sebesar besarnya jika ada kesalahan dari dari saya.
Saya akan bicarakan dulu sama kawan kawan moderator lain.
Kalau semua setuju, pasti bisa terjadi

--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ulysee_me2 ulysee_...@... wrote:

 E nama gue dicatut!  Y. kaga kapok ya!! minta diomeli lagi ya!
 
 Mau gathering gue sih setuju,  disuruh bantu bantu sih gak apa apa, tapi 
 kalau dibilang sudah mengkoordinasikan, ntar dulu. 
 Siapa mengkoordinasikan apa?
 Udah tahu kapan ? tanggal? tempat? waktu ? tema? kalau semua belum tahu, gue 
 mau tanya, apa yang sudah di koordinasikan? 
 
 Seinget gue kemaren east road ketemu gue untuk ber-koordinasi soal penjualan 
 buku Memoar Dr. Han. 
 Itu pun karena ada yang ngomeli karena East Road suka bertindak sendiri tanpa 
 koordinasi. 
 
 na ini, yang namanya kaga koordinasi, east road, 
 lu mau minta gue yang mendaftar, mbok ya minimal lu ngomong dulu kek sama 
 gue, ujug ujug suruh buka meja pendaftaran, lu pikir gue posko? 
 
 Gue protes! SBY aja berkeluh kesah gara gara namanya pernah dicatut yuliana 
 dalam kasus Anggoro, 
 sekarang gue protes, kenapa gue yang bukan presiden, kok nama gue dicatut 
 catut! minimal ayar royalti dulu  kalau mau nyatut nama gue! 
 huehuehuehue. 
 
 Gue mengajukan East Road aja jadi koordinator gathering berikut, kasih 
 kesempatan supaya doi belajar yang namanya koordinasi itu sebenernya kayak 
 apa. 
 
 
 ttd, 
 *ulysee
 (nah, biar tau rasa kalau nyebut nama gue tanpa ijin!) 
 
 
 
 
 
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, east_road east_road@ wrote:
 
  Mau ikutan nambahin Dari ardian C.
  
  memang sih kita semua ada rencana atau  mau buat gath kembali, saya sudah 
  koordinasikan dengan bro ardian dan saudari ullysee, dari saudari ullysee 
  dia menyatakan tidak keberatan menjadi seketariat pendaftaran dan mau juga 
  jadi seksi sibuk asal ada yang mau bantu dia sedikit . Dan kesediaanya bro 
  Ardian mau jadi kontributor kembali. 
  
  Formatnya sama seperti imlek kemarin, atau gath kemarin. Mungkin kita 
  selingi dengan seksi komsumsi, karena tidak enak juga meminjam galangan VOC 
  secara cuma - cuma. Kemarin waktu gath t-net kalo ngak salah juga ada seksi 
  komsumsi, dengan sumbangan cuma cuma dari member pas ada DR. Han datang ke 
  Jakarta. mungkin saya akan koordinasikan dengan Pak Jt dan Saudari ullyse, 
  kalo ini bisa gathnya, kemungkinan besar kita akan membantu menjual buku 
  Dr. Han. 
  
  Dan hasil penjualan buku akan disumbangkan ke DPD Inti Jawa Timur, jadi 
  kami sama sekali tidak ambil pungutan atau keuntungan dari penjualan buku, 
  Selain Bro ardian, kemungkinan besar diisi dari kontributor lain, seperti 
  pertemuan sebelumnya diisi dengan Ibu hartati.
  
  Kemungkinan kalau ada member Budaya tionghoa mau menjadi kontributor 
  pertemuan kami dekat Peh cun, Agar Kontributor bisa menyampaikan apa yang 
  dimiliki pengetahuannya, Mungkin kita usahakan koordinasikan. Kalau pak 
  Tjandra Ghozalli ingin menyampaikan sesuatu kepada kami persilakan, dan 
  kami usahakan mengaturnya. 
  
  untuk konsumsi kemungkinan besar diusahakan tidak memberatkan member.
  Kalau ada yang mau jadi sponsor bisa menghubungi via Post Budaya 
  Tionghoa-owner group. 
  
  Terima kasih.
  
  --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ardian_c ardian_c@ wrote:
  
   sebenernya doeloe kita pernah bikin E Bulletin yg TERBITNYA tjoema 1 kali 
   kemudian mate tiada berkelanjutan.
   
   nanti aja kali kalu mau pas pek cun sambil makan bacang di voc
   
   --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, Tjandra Ghozalli ghozalli2002@ 
   wrote:
   
Dear member,
Owe kepikiran untuk menerbitkan majalah bulanan dengan nama POST 
Butiong. Setiap komunitas termasuk milis perlu media cetak, sebaliknya 
setiap majalah perlu komunitas.?Sehubungan dengan hal tersebut, owe 
dengan rendah hati mengajak para sianseng untuk turut urun rembug baik 
dalam hal kepemilikan saham, kepengurusan perusahaan maupun 
kepengurusan redaksi POST Butiong.?Artikel yang bakal dimuat antara 
lain: 1. Kisah Nyata (Misteri / Keluarga / Percintaan), 2. Seputar 
Budaya Tionghoa, 3. Profil Tokoh Tionghoa, 4. Cerita Klasik Tionghoa, 
5. Opini Warga Tionghoa, 

[budaya_tionghua] Re: Ganti topic - pro BUD's

2010-04-16 Terurut Topik Kawaii_no_Shogetsu
 PALINGAN SI PERA INI SATU LAGI ORANG SOTOY DI MILIS BUTIONG INI. LHA, 
DISODORIN FAKTA SAMA STEVE LAOXIONG AJA DIA MASIH AOBAN NGEYEL SANA NGEYEL SINI 
KOK.

 EMANG BENER TUCH, EPISODE BARU CICIT KAISAR.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, jackson_ya...@... wrote:

 Kalau bener orang stabat ayo dah test ama gw
 Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung 
 Teruuusss...!
 
 -Original Message-
 From: BUD'S 1 bsugih2...@...
 Date: Mon, 12 Apr 2010 18:05:36 
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: Re: [budaya_tionghua] Re: Ganti topic -  pro BUD's
 
 Lah anda orang Stabat atau bukan ??, bukanya dari awal anda bilang dari
 Stabat ?? ( CMIIW ), pernah sekolah di RRC dan hijrah ke Jakarta sekitar
 2005 pasca kerusuhan ??
 Salam,
 Budiman
 2010/4/12 suange...@...
 
 
 
  Terjawab deh kebingungan saya.saya mengira langkat dan stabat tuh daerahnya
  lain2.rupanya stabat masi dlm kabupaten langkat.. Apakah di group ini ada
  org medan?? Org yg mungkin masi tahu ttg sejarah keberadaan kapitan
  langkat??
 
  Powered by Telkomsel BlackBerry®
  --
  *From: *BUD'S 1 bsugih2...@...
  *Date: *Mon, 12 Apr 2010 17:47:28 +0700
  *To: *budaya_tionghua@yahoogroups.com
  *Subject: *Re: [budaya_tionghua] Re: Ganti topic -  pro BUD's
 
 
 
  Ko. Steve,
 
  Mau bilang dekat ya jauh mau bilang jauh ya dekat tergantung sudut
  pandangnya. Kota Stabat itu adalah kota setelah Binjai dari arah Medan dan
  Stabat itu masih termasuk Kabupaten Langkat.
 
  Kalau diurut dari Medan ya Binjai, Stabat, Langkat trus Pangkalan Brandan.
  Salam,
  Bud's
  2010/4/12 Steve Haryono hay...@...
 
 
 
  Ko Budiman,
  Numpang nanya, karena saya bukan orang sumatra utara.
  Stabat itu yang di deket Binjai bukan ?
 
  Salam,
  Steve
 
 
 
 
   
 





[budaya_tionghua] Re: Thx utntuk koreksi.

2010-04-16 Terurut Topik Kawaii_no_Shogetsu
 Sama-sama Looheng. 
Soalnya owe orang asal Cerbon, suka bolak-balik Semarang juga.

Kiongchiu.



--- In budaya_tionghua@yahoogroups.com, ibcindon ibcin...@... wrote:

 Terima kasih banyak untuk koreksinya  Anda cermat ya...
 
  
 
 From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 [mailto:budaya_tiong...@yahoogroups.com] On Behalf Of Kawaii_no_Shogetsu
 Sent: Friday, April 16, 2010 2:47 AM
 To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
 Subject: [budaya_tionghua] Re: BERPA BANYAK SIH GELOMBANG KETURUNANAN
 TIONGHOA YANG DATANG DI NANYANG. 2.//
 
  
 
   
 
 Ralat Laoxiong, yang di Cerbon itu bukan TAY Kak Sie, tapi TIAO Kak Sie. TAY
 Kak Sie itu di Semarang.
 
 Kiongchiu.
 
 --- In budaya_tionghua@yahoogroups.com
 mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com , ibcindon ibcindon@
 wrote:
 
  
  Periode
  
  Bangunan klenteng
  
  Dibangun
 





[budaya_tionghua] Dari Cina Benteng ke Mbah Priuk

2010-04-16 Terurut Topik ChanCT
http://cetak.kompas.com/read/xml/2010/04/16/04472395/dari.cina.benteng.ke.mbah.priuk
Dari Cina Benteng ke Mbah Priuk
Jumat, 16 April 2010 | 04:47 WIB

Sarlito Wirawan Sarwono 
Saat tulisan ini dibuat (pukul 07.00, 15 April 2010), kerusuhan di Tanjung 
Priok masih berlangsung. Sudah 24 jam sejak dimulai pada Rabu (14/4) selepas 
subuh. Korban di pihak Satpol PP bertambah terus. Dari satu kemarin pagi 
kemudian menjadi tiga siang harinya dan tadi, saya monitor di TV, katanya sudah 
bertambah dua lagi. Plus puluhan yang terluka. Plus tujuh (atau lebih) 
kendaraan petugas dibakar massa. Korban lebih banyak di pihak petugas.

Semua itu demi memperebutkan sebuah makam keramat Mbah Priuk yang di mata 
masyarakat adalah makam Habib Hasan bin Muhamad al Hadad, seorang suci, penyiar 
Islam pertama di Betawi, yang sudah dimakamkan di sana sejak tahun 1756. Jadi, 
sudah sejak 244 tahun yang lalu. Namun, di mata pemerintah, kawasan kuburan itu 
hanyalah sebidang tanah yang masuk hak milik PT Pelindo dan berdasarkan 
undang-undang serta perda tertentu sah-sah saja untuk sewaktu-waktu digusur 
demi pembangunan. Maka, terjadilah tawuran yang tragis itu.

Namun, tak kalah tragisnya, sehari sebelumnya, di Tangerang, permukiman Cina 
Benteng juga digusur paksa oleh Satpol PP. Alasan pemerintah daerah (pemda) 
memang masuk akal. Permukiman mereka liar dan menghalangi program pelebaran 
Sungai Cisadane yang penting guna mengurangi banjir. Sebetulnya para penghuni 
juga memahami alasan pemda dan mengakui bahwa mereka menghuni secara liar 
karena itu mereka mau saja pindah asalkan diatur pindahnya ke mana atau diberi 
ganti rugi yang layak.

Akan tetapi, wali kota bersikukuh bahwa berdasarkan perda nomor sekian-sekian 
dan instruksi gubernur nomor sekian-sekian permukiman harus digusur. Tidak ada 
ganti rugi karena tidak tersedia dana dalam APBD. Maka, demi hukum, Cina 
Benteng harus pergi; kalau perlu, dengan paksa.
Museum hidup

Tentu saja dengan mudah komunitas Cina Benteng bisa diusir begitu saja oleh 
pemda dan tidak akan jatuh korban di pihak Satpol PP karena mereka minoritas 
baik dalam pengertian jumlah maupun dalam pengertian ras, agama, dan 
kepercayaan.

Namun, dengan terusirnya mereka, akan punahlah satu cagar budaya yang sudah ada 
di tepi Sungai Cisadane sejak tahun 1700-an. Mereka adalah cikal bakal kota 
Tangerang yang membangun permukimannya di sepanjang Benteng VOC yang ketika itu 
berada di sepanjang Sungai Cisadane (karena itulah mereka dinamakan Cina 
Benteng). Karena imigran-imigran Tionghoa ketika itu semuanya laki-laki, maka 
mereka kawin dengan perempuan-perempuan lokal sehingga menghasilkan keturunan 
Tionghoa yang berkulit gelap, tidak berbahasa Tionghoa, tetapi masih sangat 
memuja kepercayaan tradisional mereka (hio, tepekong, capgomeh) walaupun busana 
dan seni musik mereka bukan Tionghoa, tetapi juga bukan pribumi. Karena mereka 
bernenek moyang buruh-buruh kasar, sampai hari ini pun profesi mereka tidak 
jauh-jauh dari buruh lepas, tukang ojek, atau tukang cuci.

Dengan demikian, dari kacamata budaya, komunitas Cina Benteng ini adalah museum 
hidup, yang melestarikan dirinya sendiri tanpa dana serupiah pun dari 
pemerintah. Bahkan, sering kali mereka justru jadi korban penindasan penguasa, 
termasuk dalam peristiwa pembantaian etnis Tionghoa oleh VOC pada tahun 1740. 
Maka, kalau dikehendaki, dengan sedikit investasi saja, dinas pariwisata daerah 
bisa memanfaatkan museum hidup Cina Benteng ini menjadi daerah tujuan wisata 
yang hasilnya pasti akan meningkatkan pendapatan asli daerah Tengerang. Inilah 
yang dalam ilmu resolusi konflik disebut win-win solution.

Ketakpekaan sosial pemda
 Namun, ada satu hal yang sangat memprihatinkan saya setelah menyimak kasus 
Cina Benteng dan Mbah Priuk serta kasus-kasus sebelumnya tentang bagaimana 
caranya pemda-pemda menggusur penghuni dan lapak liar. Hal itu adalah 
ketidakpekaan sosial para pejabat pemda (wali kota/bupati dan DPRD). Mereka 
pikir, karena Indonesia adalah negara hukum, kalau sudah ada hukumnya, semuanya 
bisa dibereskan dengan hukum itu.

Pandangan seperti ini sangat keliru. Hukum tidak datang dari langit, melainkan 
bersumber dan bermuara pada masyarakat. Ketika hukum dipraktikkan di masyarakat 
dia akan langsung berhadapan dengan nilai-nilai, adat, kebiasaan, agama, 
kepercayaan, keyakinan, dan etika masyarakat setempat. Ini tidak bisa dipandang 
enteng dan harus dipertimbangkan baik-baik kalau kita ingin semuanya 
berlangsung dengan baik. Untuk melaksanakan gusur-menggusur dengan baik tanpa 
kekerasan, terlebih lagi tanpa korban, bukannya tidak mungkin. Kota Solo adalah 
salah satu yang telah mempraktikkannya.

Sejak Jokowi-Rudy menjadi wali kota dan wakil, di Solo tidak pernah ada lagi 
kekerasan dalam rangka penggusuran, tetapi pembangunan jalan terus. Pedagang 
liar kaki lima dan pasar dipindahkan dengan kirab pasukan pengawal keraton 
lengkap dengan pusaka-pusakanya. Pak Wali dan Pak Wakil, dengan berpakaian 
adat, berkuda di barisan 

Re: [budaya_tionghua] Re: Aku Seorang Kapiten? (Was: Ganti topic - pro BUD's)

2010-04-16 Terurut Topik Riza Ganie
Salam Oephoeng,
Saya Riza, kakeknya dari kakek saya dari ibu adalah Tan Oe Ko, Kapiten Bogor 
yang pertama, ada tahu makamnya Tan Oe Ko? Menurut ibu saya, istrinya bernama 
Djuak Aisyah, ada tahu makamnya juga?






From: Kawaii_no_Shogetsu fenghuan...@hotmail.com
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Fri, April 16, 2010 2:10:51 AM
Subject: [budaya_tionghua] Re: Aku Seorang Kapiten? (Was: Ganti topic -  pro 
BUD's)

  
MAKANYA OWE NGOMONG KERAS SAMA DIA ORANG! PAKE BAWA-BAWA MENCOLOK-MENCOLOK 
SEGALA, MATA ELU GW COLOK. PAKE BAWA-BAWA KASUS MEI PULA. DASAR SI KHA TJOA!

SEKARANG KAYAKNYA LAGI KENA WAHAM DELUSI JUGA. STABAT SEUPRIT KOK ADA KAPITAN? 
KLO EMANG BENER BAWA BUKTINYA DI MARI! JANGAN CUMAN NGOMONG DOANK.

GINI AJA DAH TU MOYANG LU NYANG KAPITAN NAMANYA SIAPA? TAHUN BERAPA JADI 
KAPITAN? ATO MALAH TERNYATA TUKANG JUALAN TELOR PITAN YA?

KAGAK NGEBANTU JUGA, MALAH NGACAK-NGACAK KAPLING GW. LU KLO KAGAK SETUJU, BIKIN 
THREAD BARU SONO! BERKOAR-KOAR LAH LU DISANA SOAL PEMBAURAN-PEMBAURAN , DLL, 
DSB. BAH! DASAR PRODUK ORBA!

KIONGCHIU!

--- In budaya_tionghua@ yahoogroups. com, Steve Haryono hay...@... wrote:

 Ophoeng,
 Saya nulis khan karena memang hobby saya soal opsir:) Sama saja anda selalu 
 mereply apa saja yang berbau makanan toh ? hehehe.
 Dilain itu juga saya ingin meredakan euphoria kalau memang tidak betul. 
 Daerah Langkat seperti yang saya tulis itu dikepalai oleh seorang Letnan. 
 Cuman kalau sudah berjasa banyak dan menjabat lama beliau diangakt menjadi 
 kapten Tituler, bahkan kalau lebih lama lagi jadi Majoor Tituler. Tapi tetap 
 saja daerahnya terlalu kecil untuk dikepalai oleh seorang kapten.
 
 Tapi terus terang juga saya jadi gerah, karena asal-usul thread nya khan 
 mencari nama generasi. Koq malah melebar ke soal peristiwa Mei dll. 
 
 BTW Ophoeng nulis sekarang tidak lagi di BSD tapi di KL, ini artinya apa tho 
 ? KL = Kuala Lumpur ? KL = Kali Lama (sebrangnya KaliBaru jeh) ? KL = 
 KaLifornia ? KL= mbuh apa lagi ?
 
 Salam,
 Steve
 
 
 
 
 
  _ _ __
 From: Ophoeng opho...@... 
 To: budaya_tionghua@ yahoogroups. com
 Sent: Tue, April 13, 2010 1:52:30 AM
 Subject: [budaya_tionghua] Aku Seorang Kapiten? (Was: Ganti topic -  pro 
 BUD's)
 
 
 Bung Steve dan TTM semuah,
 
 Hai, apakabar? Sudah makan?
 
 Haiiyaaa, lha wong mulanya Bung The She Giam lagi bahas soal Bei-zhi 
 keluarganya, koq ya bisa ngamprak jauh ke soal nama, basa Indonesia asli atau 
 palsu, eh, serapan, lalu masuk pula ke soal letnan, kapten dan mayor Tionghua 
 jaman baheula pisan ya? Inilah uniknya milis kita, topik bergeser jauh tapi 
 thread-nya masih nyambung terus, bagai syair dalam lagu: ...sambung-menyambu 
 ng menjadi satu itulah milis kita, jeh!
 
 Sowrie, ikutan nimbrung dikit ya.
 
 Kayaknya Bung Steve ini ibarat pendekar yang menggunakan jurus 'mencincang 
 lalat menggunakan golok babi' - padahal lalat mah ditepuk pake penepuk lalat 
 ajah juga beres. Sayang-sayang golok babi dan talenan kayu pohon besar-nya 
 atuh, euy!
 
 Kapitan yang dimaksud, mungkin saja bukanlah Kapitein der Chinezen yang anda 
 buka primbon-nya Regerings Almanak Hindia Belanda dari perpustakaan negeri 
 Holland itu. Sudah jelas di kota kecil itu gak perlu seorang kapiten, soalnya 
 Belanda pikir, ngapain pakai golok babi buat menepuk lalat toh - pasti tu 
 meneer opiser pernah belajar kunntaw dan filosofi dari seorang suhu Tionghua.
 
 Jadi, kayaknya sih, ini cuma perkiraan ajah, bisa salah bisa bener, tentu, 
 jadi kalau salah ya sila dipersorikeun wae atuh, itu kapitan yang dimaksud ya 
 gak lain adalah 'kapiten' seperti yang dulu kita diajarkan di sekolah jaman 
 TK: aku seorang kapiten, mempunyai pedang panjang, kalau berjalan 
 tuk-tuk-tuk. ... suara sepatu kuda (eh, salah kayaknya ya?) - kapiten-nya 
 yang dimaksud bisa saja satu dari beberapa kemungkinan ini:
 
 (1) Kapiten drumband - bawa tongkat dan pedang-pedangan panjang.
 (2) Kapiten satuan pengamanan aka pertahanan sipil (hansip meureun?)
 (3) Kapiten kapal, entah tug boat atau kapal nelayan penangkap ikan.
 (4) Kapiten beneran di tentara - di Sumut orang Tionghua termasuk mayoritas, 
 bisa saja menjabat profesi: ketua RT, tukang becak motor, nelayan, peani, 
 kuli, samseng (preman), termasuk tentara dan pulisi toh.
 (5) Kapiten bola - dulu orang Tionghua banyak yang ikut tim sepakbola toh, 
 ada Sian Liong, dan lain-lain.
 
 Atau kemungkinan lain yang dimaksud bukan 'kapitan', tapi 'kopi tiam' - 
 juragan kedai kopi meureun mah tah? Soalnya, beti (beda tipis) ajah bunyi 
 antara 'kapitan' dengan 'kopi tiam' ya - bisa disebut homonym? Bisa terjadi 
 salah denger atau salah ucap. Banyak nama pakai 'A' di Medan dan Sumut 
 umumnya, Afie, Ayin, Ahong, Akai (dagang mie babi di Pasmo BSD tuh), Anyuk, 
 Ahai, jadi memang sulit deh mencari siapakah gerangan si 'kapitan', eh 'kopi 
 tiam' Mister Rius ini ya?
 
 Jadi, kayaknya sih mending disimpen lagi ajah tu golok babinya, dan mari kita 
 semua 

[budaya_tionghua] Re: The Jakarta Post:Soeharto’s role in ’ 49 offensive questioned [1 Attachment]

2010-04-16 Terurut Topik Batara Hutagalung
Best regards, BRH