Re: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

2008-02-25 Terurut Topik liang u
Sdr. Hai Hai,
Ulasan yang baik sekali, mudah-mudahan anggota milis
bisa merenungkannya tidak perduli anda beragama apa.
Salam
Liang U


--- hai hai [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
 
 Diskusi tentang agama sudah berlangsung berkali-kali
 dalam
 millis ini, namun semuanya selalu berakhir di antah
 brantah, bahkan kesepakatan
 untuk tidak sepakat pun tidak pernah dicapai. Hal
 demikian nampaknya bukan
 monopoli millis budaya_tionghua saja. Banyak
 millis-millis lain yang diskusi agamanya
 justru berakhir dengan saling maki. Kenapa hal
 demikian terjadi? Bukankah semua
 diskusi itu dimulai dengan tujuan untuk mencari
 solusi, kenapa justru berakhir
 dengan situasi yang jauh lebih mengenaskan
 dibandingkan ketika memulainya?
 
 
  
 
 
 Banyak orang yang tidak mau terlibat dalam debat
 atau
 diskusi tentang agama dengan alasan bahwa agama
 adalah keyakinan yang mustahil
 didiskusikan apalagi didiskusikan, mereka lalu
 mengajukan bukti-bukti baik
 berupa doktrin-doktrin agama yang saling
 bertentangan maupun contoh-contoh
 akhir dari diskusi-diskusi yang pernah dilakukan.
 Benarkah topik agama mustahil
 didiskusikan oleh dua atau lebih orang yang memeluk
 agama yang berbeda?
 
 
  
 
 
 Berikut ini adalah contoh topik-topik diskusi
 tentang agama
 yang hangat didiskusikan adalah:
 
 
  
 
 
 Kenapa
  sebuah agama disebut agama?Ajaran
  suatu agama.Prilaku
  pemeluk suatu agama.Ajaran
  sesat suatu agama.Agama
  lain di mata pemeluk agama tertentu.Pemeluk
  agama lain di mata pemeluk agama
 tertentu.Membandingkan
  ajaran dua agama yang berbeda.
 
  
 
 
 Mungkinkah contoh-contoh topik tersebut di atas
 didiskusikan
 antar pemeluk agama yang berbeda? Secara logika
 semua topik-topik tersebut di
 atas bisa didiskusikan, namun kenapa diskusi-diskusi
 tentang topik-topik
 tersebut di atas selalu berkembang menjadi luar
 biasa panas dan berakhir di
 antah brantah serta menimbulkan luka di hati
 orang-orang yang mendiskusikannya?
 
 
  
 
 
 Menurut saya, hal itu terjadi karena diskusi-diskusi
 dengan
 topik-topik tersebut di atas dilakukan dengan cara
 yang salah. Selama ini
 diskusi-diskusi dengan topik-topik tersebut di atas
 dilakukan tanpa menentukan
 BATAS-BATAS yang jelas dan tegas sehingga akhirnya
 berkembang tak terkendali. Tanpa
 pembatasan yang jelas dan tegas mustahil dapat
 melakukan diskusi dengan SISTEMATIS,
 karena sebelum suatu hal tuntas, kita sudah terlibat
 dalam hal lainnya. 
 
 
  
 
 
 Kesalahan kedua terjadi karena kita tidak menentukan
 STANDARD atau UKURAN sebagai dasar kebenaran dalam
 diskusi tersebut. Setiap
 agama memiliki ajaran sucinya. Pada sebagian agama
 ajaran suci tersebut
 tercatat dalam kitab sucinya, namun pada agama lain
 ajaran itu diajarkan secara
 lisan. Bila kita mendiskusikan topik diskusi no 2-6
 dari contoh topik tersebut
 di atas, maka diskusi harus dimulai dengan
 menjadikan ajaran suci dari agama
 yang bersangkutan sebagai STANDARD kebenaran hingga
 tuntas baru dilanjutkan
 dengan menggunakan standard lainya. Bila sistematika
 demikian tidak diikuti,
 maka mustahil kita dapat melakukan diskusi tentang
 agama dengan benar. 
 
 
  
 
 
 Kesalahan ketiga karena para peserta diskusi tidak
 berani
 terjun secara tuntas ke dalam diskusi tersebut. Saya
 teringat salah salah ayat
 dalam kitab Mengzi yang mengutip ucapan Kongzi
 berikut ini:
 
 
  
 
 
 Mereka yang
 melewati gerbangku, namun tidak mau masuk ke
 rumahku, aku tidak menyesalinya. 
 
 
 mereka hanya orang yang mencari perhatian untuk
 mendapat
 pujian di kampung halamannya. orang yang mencari
 perhatian untuk mendapat
 pujian di kampung halamannya, adalah pencuri
 kebajikan. Mengzi VIIB:37:7 -  Jin Xin  
 
 
  
 
 
 Walaupun yakin diri sendiri bukan orang yang
 dimaksudkan
 oleh Kongzi, namun umumnya kita berprasangka bahwa
 orang lain demikian. Kebanyakan
 umat beragama tidak mau memasuki ajaran agama orang
 lain secara tuntas karena dua
 alasan. Pertama, dia takut menemukan kebenaran dalam
 agama orang lain sehingga
 menggoyahkan iman atas agama yang dianutnya. Kedua,
 dia sudah memahami ajaran
 agama orang lain dengan baik sehingga merasa tidak
 perlu memasukinya lagi
 dengan tuntas. Umumnya umat agama demikian juga
 tidak mengizinkan pemeluk agama
 lain masuk secara tuntas ke dalam ajaran agamanya
 karena dua alasan. Pertama,
 dia takut orang lain tersebut menemukan ketidak
 sempurnaan di dalam ajaran
 agama yang dianutnya sehingga menggoyahkan imannya
 atas agama yang dianutnya.
 Kedua, dia berprasangka umat agama lain mustahil
 mampu memahami ajaran agama
 yang dianutnya dengan benar. 
 
 
  
 
 
 Kebanyakan pemeluk agama tidak memahami ajaran
 agamanya
 dengan baik. Umumnya mereka merasa cukup dengan
 meyakini doktrin-doktrin yang
 diajarkan tanpa mempertanyakannya apalagi
 mempelajarinya secara langsung dari
 kitab sucinya. Sebagian pemeluk agama bahkan yakin
 bahwa mempertanyakan
 doktrin-doktrin agama yang mereka anut adalah dosa.
 Itu sebabnya ketika umat
 agama lain 

Re: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

2008-01-24 Terurut Topik hai hai
Saudara ASN, karena anda bertanya:

trus...apa yang salah dengan komentar gw? Hehehe...
masalah gagah perkasa...ya iyalah mas. wong memang saya demikian. cuman
 you
aja yang agak sensi gitu
 
Maka izinkan saya mengutip salah satu ujar-ujar nabi Kongzi:



Belajar
tanpa berfikir, sia-sia. Berfikir tanpa belajar, berbahaya! Lun Yu II:15  




Dan sekali lagi, tanpa mengurangi rasa hormat, prilaku seperti anda inilah 
salah satu hal yang membuat diskusi mustahil di lakukan!

go ho
hai hai

- Original Message 
From: Others [EMAIL PROTECTED]
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Sent: Thursday, January 24, 2008 2:15:41 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama


===
Contoh, ketika kita menyetujui pendapat sekelompok orang
yang menyatakan sebuah agama bukan agama dengan alasan agama tersebut
 tidak
memiliki kitab suci, hanya mengajarkan etika; tidak memiliki nabi,
 hanya
memiliki guru besar; tidak mengajarkan tentang kehidupan kekal, hanya
mengajarkan tentang etika pergaulan. Walaupun penganut agama itu
 menyatakan
bahwa agama yang dianutnya adalah agama, namun karena pemahamannya yang
terbatas, maka dia tidak dapat menjelaskannya dengan jelas dan tegas,
 maka
kita
tetap menganggap agamanya bukan agama, demi sopan santun dan jiwa
 besar,
kita
menyebutnya aliran kepercayaan, namun dalam hati kita tetap yakin bahwa
 itu
bukan agama. Dalam kondisi demikian apa yang harus kita lakukan?
 Langkah
yang
paling bijaksana adalah kita mempelajari ajaran suci agama itu juga
mempelajari
standard apa yang harus dipenuhi oleh sebuah agama untuk disebut agama?
 
===
tuh i quote you punya tulisan. cuman paragrah itu aja yang gue
 komentari
karena
yang lain kepanjangan. 
 
standard apa yang harus dipenuhi oleh sebuah agama untuk disebut
 agama? 
udah gw komentari.

trus...apa yang salah dengan komentar gw? Hehehe...
masalah gagah perkasa...ya iyalah mas. wong memang saya demikian. cuman
 you
aja yang agak sensi gitu
 
*nengnongneng gung...


  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of hai hai
Sent: 24 Januari 2008 3:47
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama



Saudara ASN, tanpa mengurangi rasa hormat, namun prilaku seperti anda
 inilah
salah satu hal yang membuat diskusi jadi kacau. Anda mengaku hanya
 membaca
bagian belakang aja lalu bertanya apa intinya? Maaf, kalau anda mau
 tahu apa
inti tulisan saya, silahkan baca dari awal sampai tuntas.

Anda memberi komentar walaupun tidak memahami apa yang saya tulis,
 karena
anda tidak membacanya, namun dengan gagah perkasa anda memberi
 komentar.
Maaf, prilaku seperti yang anda lakukan inilah salah satu hal yang
 membuat
diskusi mustahil dilakukan. 

goho
hai hai


- Original Message 
From: Others [EMAIL PROTECTED] mailto:others%40softwareinovasi.com
asi.com
To: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 23, 2008 1:21:24 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

Kepanjangan mas, nulisnya. HihihiIntinya apa yach...:P

Saya cuman sempet baca bagian belakang aja...Kalau anda
tanya standar apa yang menjadikan sebuah ajaran menjadi
agama, ya...balik maneh. Harus ada entitas ketuhanan, kitab,
nabi, pengikut, dll...muter-muter lak-an.

sama kayak negara. you ada tempat, ada orang, ada pemerintahan.
trus...mo bikin negara namanya HaiHai, misalnya...ya ngga bisa.
Butuh hal-hal berikut: bendera, lagu kebangsaan, pemerintahan,
mata uang, lokasi (letak geografis yang jelas), penduduk, dan
terakhir adalah pengakuan negara lain. kayak taiwan tuh kan
punya segalanya, KECUALI pengakuan negara lain. Nah..itu
yang diuber-uber...

ASN.

_ 

From: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
[mailto:budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com] On Behalf Of hai hai
Sent: 23 Januari 2008 0:58
To: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

.

http://geo.yahoo.
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
 com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=29976/stime=1201026336/nc1=3848640/nc2=5191953/nc3=4836044 


[Non-text portions of this message have been removed]

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya- http://www.budaya-tionghoa.org
tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
yahoo.com/group/budaya_tionghua
:.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.
http://iccsg.wordpress.com wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

__
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 



 


[Non-text

RE: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

2008-01-24 Terurut Topik Others
wew...kagak bisa menyalahkan argumen gw, masih berani juga beri pepatah yang
ngga nyambung.
 
seharusnya you katakan aja apa ada yang salah dengan argumen saya,
sehubungan dengan tulisan
anda yang saya komentari. dimana letak premis saya yang perlu dikoreksi.
saya dengan senang hati 
akan mendengarkannya. TO THE POINT, kata orang bule.
gitu aja kok repot. you malah reply yang aneh-aneh...saya jadi ga ngerti.
 
Lah kalo, *ini misale lho* sampeyan ngga bisa menemukan ada yang salah, ya
sudah. 
mbok ya diem aja. sensi banget yach...
 
 
*nengnongneng gung... 
 
Anton Syafii.
 
  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of hai hai
Sent: 24 Januari 2008 17:17
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama



Saudara ASN, karena anda bertanya:

trus...apa yang salah dengan komentar gw? Hehehe...
masalah gagah perkasa...ya iyalah mas. wong memang saya demikian. cuman
you
aja yang agak sensi gitu

Maka izinkan saya mengutip salah satu ujar-ujar nabi Kongzi:

Belajar
tanpa berfikir, sia-sia. Berfikir tanpa belajar, berbahaya! Lun Yu II:15 

Dan sekali lagi, tanpa mengurangi rasa hormat, prilaku seperti anda inilah
salah satu hal yang membuat diskusi mustahil di lakukan!

go ho
hai hai



.
 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=30008/stime=1201169889/nc1=3848640/nc2=4836042/nc3=5045820 
 


[Non-text portions of this message have been removed]



RE: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

2008-01-23 Terurut Topik Others
===
Contoh, ketika kita menyetujui pendapat sekelompok orang
yang menyatakan sebuah agama bukan agama dengan alasan agama tersebut tidak
memiliki kitab suci, hanya mengajarkan etika; tidak memiliki nabi, hanya
memiliki guru besar; tidak mengajarkan tentang kehidupan kekal, hanya
mengajarkan tentang etika pergaulan. Walaupun penganut agama itu menyatakan
bahwa agama yang dianutnya adalah agama, namun karena pemahamannya yang
terbatas, maka dia tidak dapat menjelaskannya dengan jelas dan tegas, maka
kita
tetap menganggap agamanya bukan agama, demi sopan santun dan jiwa besar,
kita
menyebutnya aliran kepercayaan, namun dalam hati kita tetap yakin bahwa itu
bukan agama. Dalam kondisi demikian apa yang harus kita lakukan? Langkah
yang
paling bijaksana adalah kita mempelajari ajaran suci agama itu juga
mempelajari
standard apa yang harus dipenuhi oleh sebuah agama untuk disebut agama? 
===
tuh i quote you punya tulisan. cuman paragrah itu aja yang gue komentari
karena
yang lain kepanjangan. 
 
standard apa yang harus dipenuhi oleh sebuah agama untuk disebut agama? 
udah gw komentari.

trus...apa yang salah dengan komentar gw? Hehehe...
masalah gagah perkasa...ya iyalah mas. wong memang saya demikian. cuman you
aja yang agak sensi gitu
 
*nengnongneng gung...


  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of hai hai
Sent: 24 Januari 2008 3:47
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: Re: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama



Saudara ASN, tanpa mengurangi rasa hormat, namun prilaku seperti anda inilah
salah satu hal yang membuat diskusi jadi kacau. Anda mengaku hanya membaca
bagian belakang aja lalu bertanya apa intinya? Maaf, kalau anda mau tahu apa
inti tulisan saya, silahkan baca dari awal sampai tuntas.

Anda memberi komentar walaupun tidak memahami apa yang saya tulis, karena
anda tidak membacanya, namun dengan gagah perkasa anda memberi komentar.
Maaf, prilaku seperti yang anda lakukan inilah salah satu hal yang membuat
diskusi mustahil dilakukan. 

goho
hai hai


- Original Message 
From: Others [EMAIL PROTECTED] mailto:others%40softwareinovasi.com
asi.com
To: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
Sent: Wednesday, January 23, 2008 1:21:24 PM
Subject: RE: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

Kepanjangan mas, nulisnya. HihihiIntinya apa yach...:P

Saya cuman sempet baca bagian belakang aja...Kalau anda
tanya standar apa yang menjadikan sebuah ajaran menjadi
agama, ya...balik maneh. Harus ada entitas ketuhanan, kitab,
nabi, pengikut, dll...muter-muter lak-an.

sama kayak negara. you ada tempat, ada orang, ada pemerintahan.
trus...mo bikin negara namanya HaiHai, misalnya...ya ngga bisa.
Butuh hal-hal berikut: bendera, lagu kebangsaan, pemerintahan,
mata uang, lokasi (letak geografis yang jelas), penduduk, dan
terakhir adalah pengakuan negara lain. kayak taiwan tuh kan
punya segalanya, KECUALI pengakuan negara lain. Nah..itu
yang diuber-uber...

ASN.

_ 

From: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
[mailto:budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com] On Behalf Of hai hai
Sent: 23 Januari 2008 0:58
To: budaya_tionghua@ mailto:budaya_tionghua%40yahoogroups.com
yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

.

http://geo.yahoo.
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
 com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=29976/stime=1201026336/nc1=3848640/nc2=5191953/nc3=4836044 


[Non-text portions of this message have been removed]

.: Forum Diskusi Budaya Tionghua dan Sejarah Tiongkok :.

.: Website global http://www.budaya- http://www.budaya-tionghoa.org
tionghoa.org :.

.: Pertanyaan? Ajukan di http://groups.
http://groups.yahoo.com/group/budaya_tionghua
yahoo.com/group/budaya_tionghua
:.

.: Arsip di Blog Forum Budaya Tionghua http://iccsg.
http://iccsg.wordpress.com wordpress.com :.

Yahoo! Groups Links

__
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now. http://mobile.
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ 



 


[Non-text portions of this message have been removed]



[budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

2008-01-22 Terurut Topik hai hai


Diskusi tentang agama sudah berlangsung berkali-kali dalam
millis ini, namun semuanya selalu berakhir di antah brantah, bahkan kesepakatan
untuk tidak sepakat pun tidak pernah dicapai. Hal demikian nampaknya bukan
monopoli millis budaya_tionghua saja. Banyak millis-millis lain yang diskusi 
agamanya
justru berakhir dengan saling maki. Kenapa hal demikian terjadi? Bukankah semua
diskusi itu dimulai dengan tujuan untuk mencari solusi, kenapa justru berakhir
dengan situasi yang jauh lebih mengenaskan dibandingkan ketika memulainya?


 


Banyak orang yang tidak mau terlibat dalam debat atau
diskusi tentang agama dengan alasan bahwa agama adalah keyakinan yang mustahil
didiskusikan apalagi didiskusikan, mereka lalu mengajukan bukti-bukti baik
berupa doktrin-doktrin agama yang saling bertentangan maupun contoh-contoh
akhir dari diskusi-diskusi yang pernah dilakukan. Benarkah topik agama mustahil
didiskusikan oleh dua atau lebih orang yang memeluk agama yang berbeda?


 


Berikut ini adalah contoh topik-topik diskusi tentang agama
yang hangat didiskusikan adalah:


 


Kenapa
 sebuah agama disebut agama?Ajaran
 suatu agama.Prilaku
 pemeluk suatu agama.Ajaran
 sesat suatu agama.Agama
 lain di mata pemeluk agama tertentu.Pemeluk
 agama lain di mata pemeluk agama tertentu.Membandingkan
 ajaran dua agama yang berbeda.

 


Mungkinkah contoh-contoh topik tersebut di atas didiskusikan
antar pemeluk agama yang berbeda? Secara logika semua topik-topik tersebut di
atas bisa didiskusikan, namun kenapa diskusi-diskusi tentang topik-topik
tersebut di atas selalu berkembang menjadi luar biasa panas dan berakhir di
antah brantah serta menimbulkan luka di hati orang-orang yang mendiskusikannya?


 


Menurut saya, hal itu terjadi karena diskusi-diskusi dengan
topik-topik tersebut di atas dilakukan dengan cara yang salah. Selama ini
diskusi-diskusi dengan topik-topik tersebut di atas dilakukan tanpa menentukan
BATAS-BATAS yang jelas dan tegas sehingga akhirnya berkembang tak terkendali. 
Tanpa
pembatasan yang jelas dan tegas mustahil dapat melakukan diskusi dengan 
SISTEMATIS,
karena sebelum suatu hal tuntas, kita sudah terlibat dalam hal lainnya. 


 


Kesalahan kedua terjadi karena kita tidak menentukan
STANDARD atau UKURAN sebagai dasar kebenaran dalam diskusi tersebut. Setiap
agama memiliki ajaran sucinya. Pada sebagian agama ajaran suci tersebut
tercatat dalam kitab sucinya, namun pada agama lain ajaran itu diajarkan secara
lisan. Bila kita mendiskusikan topik diskusi no 2-6 dari contoh topik tersebut
di atas, maka diskusi harus dimulai dengan menjadikan ajaran suci dari agama
yang bersangkutan sebagai STANDARD kebenaran hingga tuntas baru dilanjutkan
dengan menggunakan standard lainya. Bila sistematika demikian tidak diikuti,
maka mustahil kita dapat melakukan diskusi tentang agama dengan benar. 


 


Kesalahan ketiga karena para peserta diskusi tidak berani
terjun secara tuntas ke dalam diskusi tersebut. Saya teringat salah salah ayat
dalam kitab Mengzi yang mengutip ucapan Kongzi berikut ini:


 


Mereka yang
melewati gerbangku, namun tidak mau masuk ke rumahku, aku tidak menyesalinya. 


mereka hanya orang yang mencari perhatian untuk mendapat
pujian di kampung halamannya. orang yang mencari perhatian untuk mendapat
pujian di kampung halamannya, adalah pencuri kebajikan. Mengzi VIIB:37:7 -  Jin 
Xin  


 


Walaupun yakin diri sendiri bukan orang yang dimaksudkan
oleh Kongzi, namun umumnya kita berprasangka bahwa orang lain demikian. 
Kebanyakan
umat beragama tidak mau memasuki ajaran agama orang lain secara tuntas karena 
dua
alasan. Pertama, dia takut menemukan kebenaran dalam agama orang lain sehingga
menggoyahkan iman atas agama yang dianutnya. Kedua, dia sudah memahami ajaran
agama orang lain dengan baik sehingga merasa tidak perlu memasukinya lagi
dengan tuntas. Umumnya umat agama demikian juga tidak mengizinkan pemeluk agama
lain masuk secara tuntas ke dalam ajaran agamanya karena dua alasan. Pertama,
dia takut orang lain tersebut menemukan ketidak sempurnaan di dalam ajaran
agama yang dianutnya sehingga menggoyahkan imannya atas agama yang dianutnya.
Kedua, dia berprasangka umat agama lain mustahil mampu memahami ajaran agama
yang dianutnya dengan benar. 


 


Kebanyakan pemeluk agama tidak memahami ajaran agamanya
dengan baik. Umumnya mereka merasa cukup dengan meyakini doktrin-doktrin yang
diajarkan tanpa mempertanyakannya apalagi mempelajarinya secara langsung dari
kitab sucinya. Sebagian pemeluk agama bahkan yakin bahwa mempertanyakan
doktrin-doktrin agama yang mereka anut adalah dosa. Itu sebabnya ketika umat
agama lain mempertanyakannya, mereka marah dan merasa wajib untuk membelanya
dengan segala cara. 


 


Kebanyakan pemeluk agama tidak memahami ajaran agama orang
lain dengan cara yang benar sehingga memiliki pemahaman yang tidak terjamin
kebenarannya, namun merasa yakin dirinya memahami ajaran agama lain dengan
benar. Bahkan ketika diberitahu tentang ajaran yang 

RE: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama

2008-01-22 Terurut Topik Others
Kepanjangan mas, nulisnya. HihihiIntinya apa yach...:P
 
Saya cuman sempet baca bagian belakang aja...Kalau anda
tanya standar apa yang menjadikan sebuah ajaran menjadi
agama, ya...balik maneh. Harus ada entitas ketuhanan, kitab,
nabi, pengikut, dll...muter-muter lak-an.
 
sama kayak negara. you ada tempat, ada orang, ada pemerintahan.
trus...mo bikin negara namanya HaiHai, misalnya...ya ngga bisa.
Butuh hal-hal berikut: bendera, lagu kebangsaan, pemerintahan,
mata uang, lokasi (letak geografis yang jelas), penduduk, dan
terakhir adalah pengakuan negara lain. kayak taiwan tuh kan
punya segalanya, KECUALI pengakuan negara lain. Nah..itu
yang diuber-uber...
 
ASN.


  _  

From: budaya_tionghua@yahoogroups.com
[mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of hai hai
Sent: 23 Januari 2008 0:58
To: budaya_tionghua@yahoogroups.com
Subject: [budaya_tionghua] Diskusi Tentang Agama





 

.
 
http://geo.yahoo.com/serv?s=97359714/grpId=11328156/grpspId=1705329729/msgI
d=29976/stime=1201026336/nc1=3848640/nc2=5191953/nc3=4836044 
 


[Non-text portions of this message have been removed]