CiKEAS> penyaluran bantuan untuk korban situ gintung di cirendeu
Salam, Jika ada teman2 yang mau menyalurkan bantuan untuk korban jebolnnya tanggul situ gintung, bisa disalurkan ke posko mahasiswa pencinta lingkungan hidup dan kemanusiaan RANITA (Kembara Insani Ibnu Batutah) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Mereka buka posko di rumah orang tua saya (H. Ridlo), di kp Poncol desa Cirendeu. Alhamdulillah ortu saya selamat begitu juga rumahnya. Tapi tetangga2 kami sangat memprihatinkan dan sebagian besar menjadi korban, dan masih banyak yang hilang. (termasuk saudara kakak ipar saya, yang terseret arus). Kontak: Nasution (TION) di 0815 840 79175 atau telpon rumah 021 7490032. Lokasi disamping STIE Ahmad Dahlan, di depan kuburan Poncol. Kalau ada yang punya stok boot dan perlengkapan lainnya untuk pencarian korban, akan sangat membantu. Kelihatannya banyak korban yang masih terjebak di reruntuhan rumah. Salam prihatin, Amel Warnai pesan status dengan Emoticon. Sekarang bisa dengan Yahoo! Messenger baru http://id.messenger.yahoo.com
CiKEAS> Siksa PRT Indonesia, Ibu & Anak Diadili di Singapura
http://www.detiknews.com/read/2009/03/27/162013/1106012/10/siksa-prt-indonesia-ibu-anak-diadili-di-singapura Jumat, 27/03/2009 16:20 WIB Siksa PRT Indonesia, Ibu & Anak Diadili di Singapura Rita Uli Hutapea - detikNews Singapura - Lagi-lagi penyiksaan dialami TKI di Singapura. Susilawati Kusnata, pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia disiksa oleh majikan wanita dan anak perempuannya. Loke Phooi Ling (38) dan Teng Chen Lian (67) tengah diadili atas dakwaan penganiayaan yang menyebabkan luka-luka pada Susilawati. Di persidangan, Loke mengaku menjambak rambut WNI tersebut dan membenturkan kepalanya ke dinding. Wanita asal Malaysia itu juga pernah meninju mata kiri Susilawati, menginjak kakinya dan menggunakan alat-alat rumah tangga untuk memukul wanita Indonesia berumur 23 tahun itu. Demikian seperti dilansir media Singapura, Straits Times, Jumat (27/3/2009). Penyiksaan itu terjadi di flat mereka di Pasir Ris, Singapura antara Maret dan Juli 2007 lalu. Sedangkan Teng mengaku bersalah telah menampar pipi korban dan memukul kepalanya. Wanita asal Malaysia itu juga mengaku pernah mendorong tubuh TKI tersebut hingga terjatuh. Di pengadilan terungkap bahwa dari akhir Maret hingga 4 Juli 2007, korban berulang kali mengalami penyiksaan fisik oleh Loke, Teng dan anggota keluarga lainnya, termasuk suami Loke, Stanley Kuah Kian Chong (38). Korban juga tidak mendapatkan tidur dan makanan yang cukup. Berat badan TKI itu menyusut hampir 13 kilogram selama 4 bulan tinggal bersama keluarga tersebut. Korban berhasil kabur dari rumah majikannya pada 5 Juli 2007 dan pergi ke sebuah masjid. Di sana, beberapa orang membawanya ke KBRI untuk melaporkan penganiayaan yang dialaminya. <>
CiKEAS> Tanggul Situ Gintung Jebol Gara2 Bangun Mesjid !!!
Tanggul Situ Gintung Jebol Gara2 Bangun Mesjid !!! Soal korupsi di Indonesia sudah mendarah daging karena dihalalkan dalam Islam. Namun para ulama selalu mengartikan korupsi itu sebagai mencuri sehingga tidak pernah tindakan korupsi bisa ditindak, bukan cuma tidak bisa ditindak bahkan juga tidak bisa tindakan salah ini ditafsirkan sebaggai tindakan korupsi. Demikianlah, sewaktu tanggul Situ Gintung dibangun kebetulan bersamaan dengan pembangunan sebuah mesjid didekatnya. Pemborong atau kontraktor pembangunan tanggul ini dipaksa memberi sumbangan untuk menambah dana pembangunan mesjid ini agar bisa memenangkan kontrak pembangunan tanggul ini. Akhirnya si kontraktor setuju, 50% dana besar untuk pembangunan tanggul ini akhirnya disumbangkan untuk membantu pembangunan mesjid. Sang Kontraktor berpikir tidak ada salahnya kalo jumlah semen untuk membangun tanggul ini dikurangi 50-60%, toh enggak ada yang bisa memeriksa-nya !!! Seharusnya adukan semen untuk tanggul ini sekelas dengan beton2 kelas satu agar tanggulnya jangan jebol. Tetapi biarpun adukan semen-nya dikurangi hingga 90% sekalipun masih kualitasnya sekelas tembok2 bangunan sekolah Inpres dijaman Suharto yang hanyut setiap ada banjir. Demikianlah, kualitas beton untuk tanggul Situ Gintung ini menurun cuma 50-60%, tapi gantinya justru lebih berharga yaitu berdirinya mesjid megah yang jadi kebanggaan warga dan tentu terutama kebanggaan pejabat yang memungkinkan berdirinya mesjid ini. Apalagi tanggulnya juga berdiri dengan megah dan tidak ada yang bisa melihat bahwa kualitasnya cuma 40-50% saja. Singkat cerita, akhirnya tanggul Situ Gintung ini jebol dan semua nya hancur luluh dihantam banjir. Tapi mesjid yang berdiri ini ternyata tetap bisa bertahan karena bangunan mesjid inilah yang kualitas betonnya adalah kualitas yang harusnya dibangun untuk tanggul Situ Gintung itu. Artinya, kalo saja kualitas beton mesjid itu dipindahkan untuk kualitas tanggul, dan kualitas beton tanggul dipindahkan untuk beton mesjidnya, maka tanggul tidak jebol dan mesjidnya tidak runtuh. Tapi dasarnya memang kaum muslimin selalu suka akan keajaiban Islam, sehingga runtuhnya tanggul dan kokohnya mesjid justru menjadi dakwah tentang keajaiban mesjid itu tersendiri yang menjadi berkah bagi umat dalam meningkatkan keimanan. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS> Mata Dicongkel, Kaki Dipatahkan, TKW Disiksa Keji di Kuwait
Refleksi : Para petinggi NKRI tidak akan modek dengan masalah ini, mereka lagi sibuk kampanye cari rejeki nomplok. Selain itu tidak berani mengkotokan diri dengan bersuara membela kaum wong cilik. Tukang teriak wong cilik, karena licik bin picik tidak akan modek, sebab bukan urusannya. http://hariansib.com/2009/03/27/mata-dicongkel-kaki-dipatahkan-tkw-disiksa-keji-di-kuwait/ Mata Dicongkel, Kaki Dipatahkan, TKW Disiksa Keji di Kuwait Posted in Berita Utama by Redaksi on Maret 27th, 2009 Jakarta (SIB) Lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut macan. Begitulah nasib naas yang dialami salah satu Pahlawan Devisa Ria Nasrini. Gadis berusia 21 berkulit putih asal Cirebon ini berpindah majikan guna menghindari siksaan fisik yang kerap dialaminya dari majikan pertama. Sialnya, ia malah mendapat siksaan fisik yang jauh lebih keji di majikan keduanya di Kuwait. "Saya kabur dari majikan pertama, karena dia kejam. Tapi saat kerja di majikan kedua, ternyata lebih kejam lagi. Kedua mata saya buram, akibat dicongkel hingga berdarah oleh kuku majikan perempuan dan tanpa alasan jelas, kedua kaki saya dipatahkan sang majikan lelaki sehingga kini saya tak bisa berdiri tegak," ungkap Rini sambil terisak. Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati) Rusjdi Basalamah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/3), Isak tangis dari ratusan tenaga kerja wanita tak tertahankan saat Ria mengatakan, majikan mencederai matanya dan mematahkan kakinya. "Hal itu diungkap Rini di ruang Mushalla KBRI Kuwait, Senin (23/3). Saat itupun, selain saya, hadir Ketua Himpunan Pengusaha Jasa TKI (Himsataki) Yunus M Yamani, Ketua Bidang Organisasi Indonesia Employment Agencies Asociation (Idea) Aminullah serta Konsul KBRI Kuwait serta Konsul I KBRI Kuwait Dino Nurwahyudin, dan 339 TKW lainnya," papar Rusjdi di Kuwait. Ia menambahkan, untuk menyelamatkan diri dari kekejaman majikan keduanya, Ria Nasrini yang baru enam bulan bekerja namun belum diketahui siapa pengusaha PJTKI yang mengirimnya ke salah satu negara Teluk tersebut, dia pun berlindung di penampungan agen Ashkanani, tenaga kerja asing (TKA) di Salmiah, Kuwait. "Namun bukan perlindungan di sana dia malah disekap selama sebulan. Wajahnya diguyur air dingin tiga ember dan tangannya diikat, lalu dipukuli dan disetrum di ruang bawah tanah di penampungan Ashkanani tersebut. Menurut pengakuan, Ria di saat pertemuan itu bukan hanya dia, TKW lainnya juga diperlakukan kasar, malah ada yang hingga diperkosa di sana, selayaknya agen yang memfasilitasinya menolong dari tindakan kasar majikan tetapi sebaliknya malah dia disiksa," ungkap Rusjdi. Rusjdi menyatakan, keberatan Ria saat pertemuan itu sangat kebetulan. Sebab, sehari sebelum mereka datang ke Salmiah, Minggu (22/3). Ria sudah diajak untuk meninggalkan penampungan KBRI Kuwait, Sabtu (21/3) bersama 76 TKW yang menggunakan jasa agen Ashkanani. Tapi Ria menolak, sehingga dia bisa bersaksi tentang nasib dirinya dan rekan-rekan di penampungan di hadapan sekitar 300 rekan di mushalla KBRI Kuwait. Terkait hasil temuan saat kunjungan pengurus teras tiga asosiasi perusahaan jasa TKI yakni Apjeti, Himsataki dan Idea, Rusjdi mendesak KBRI Kuwait untuk menghentikan kerja sama dengan agen TKA Ashkanani, karena bukan melindungi tapi sebaliknya merugikan TKI bermasalah. Sebab sudah cukup bukti bagi KBRI untuk menghentikan kerja sama tersebut. "Yang pasti, Konsul KBRI Dino Nurwahyudin hadir pada pertemuan itu dan sudah menyaksikan sendiri, sebagian besar TKI bermasalah adalah TKW yang ditempatkan Ashkanani. Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang disiksa di penampungannya," tegas Rusjdi. Yunus menambahkan, sudah seharusnya KBRI menghentikan kerja sama dengan Kuwait Union of Domestic Labor Offices (KUDLO) yang dipimpin agen TKA Ashkanani yang memonopoli pengajuan perjanjian kerja (PK) di KBRI Kuwait itu, "Ini agen TKA brengsek," kata Yunus. Dari informasi yang berhasil dikumpulkan Yunus, saat ini hanya 13 agen yang tergabung dalam KUDLO. Semuanya adalah perusahaan sanak saudara Ashkanani. Di Kuwait, agen TKA biasanya menggunakan nama pemilik sebagai nama perusahaan. Sementara ratusan agen lainnya tak diizinkan bergabung dengan KUDLO. Dampaknya, bukan hanya perlindungan dan penyelesaian permasalahan tak berjalan di KBRI, di Indonesia sekitar 1.900 TKW menanti di penampungan. Kondisi ini ironis. Sebab di saat Indonesia menerima ribuan TKI yang pulang ke Tanah Air karena izin kerja tak diperpanjang di sejumlah negara penempatan, di sisi lain TKW yang ingin kerja ke Kuwait tak bisa berangkat akibat belum adanya legalisasi PK. "Terkait dengan kondisi itu, kami berharap pemerintah, khusus Depnakertrans legalisasi PK di Jakarta, karena kondisinya mendesak," tegas Yunus. (BK/u) <>
CiKEAS> Sungai Bukan Bak Sampah
Refleksi : Sungai sekalipun kecil kalau diolah bisa sangat banyak manfaatnya, antara lain sebagai tempat rekreasi, sumber irigasi, sumber air minum dan juga bisa diolah menjadi mirco hydro eletric power, jadi jangan dijadikan tempat pembuangan sampah, tetapi peliharalah sebagamana mestinya. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/27/sh03.html Sungai Bukan Bak Sampah Oleh Sulung Prasetyo JAKARTA - Ketika Pantai Kuta di Bali diserang sampah awal tahun ini, ratusan turis yang sedang berjemur tiba-tiba panik. Tak cuma turis, pecalang, petugas pantai, masyarakat, dan pemerintah daerah seperti secara tiba-tiba diserang makhluk halus. Sepertinya Pulau Dewata mendapat kutukan karena kurangnya persembahan yang biasa diletakkan di jalan-jalan. Lalu doa-doa di pura-pura dilakukan dengan makin khusuk, ditambah persembahan yang diperbanyak. Tapi tampaknya dewa tetap tak senang, Pantai Kuta kembali diserang kedua kalinya oleh sampah di bulan Februari. Kali ini sampah kebanyakan berjenis plastik dan tempat-tempat persembahan kecil berbahan daun kelapa. Usut punya usut, ternyata bukan kemarahan dewa sebagai musabab Pantai Kuta dihantui sampah. Tapi, tampaknya pengelolaan sampah di Bali memang perlu dibenahi. Budaya masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan di sungai, ditelisik menjadi awal musibah tersebut. Jadi, pantas bila persembahan menjadi seperti tak ada gunanya karena bukannya membuat Pantai Kuta tak diserang sampah kembali, namun justru membuat sampah menjadi makin banyak, karena makin banyak persembahan yang diberikan. Pangkal Masalah Maggie Dunkle, seorang warga negara Australia yang kerap mengunjungi Bali jeli melihat pangkal masalah tersebut. Kemudian dengan nalar pintar, wanita berusia 52 tahun itu mengejewantahkannya dalam sebuah buku anak-anak. Buku yang bercerita mengenai perjalanan seekor burung Camar dan Kokokan menyusuri sungai itu dan menjabarkan cerita mengenai sungai yang makin tak bersahabat. "Ada dua hal yang ingin disampaikan buku ini," ujar Maggie saat peluncuran bukunya di Ubud Bali, Sabtu (14/3) lalu. "Yang pertama, menolong anak-anak untuk belajar memahami masalah dan menyebarkan semangat harapan," tambah Maggie dengan senyum lebarnya. Buku itu sendiri merupakan buku kedua, setelah tahun lalu diluncurkan pula buku dengan gaya serupa berjudul Penyu dan Lumba-Lumba. Margiyono, pelukis dari buku tersebut kali ini mengaku agak kesulitan mengilustrasikan gambar. "Kalau untuk buku pertama butuh tiga bulan untuk menggambar, sekarang butuh enam bulan," ujar pria dengan rambut gondrong ini. Melukiskan masalah dengan gambar memang menjadi cara Maggie menyampaikan pesan lingkungan di dalamnya. Dengan cara tersebut diharapkan anak-anak menjadi tertarik dan ingin turut menyelamatkan lingkungan, terutama sungai. Di dalam buku tersebut memang digambarkan bagaimana burung Camar dan Kokokan merasa sedih melihat pantai yang penih sampah. Kemudian mereka terbang menyisiri sungai untuk mencari sumber masalah. Di sepanjang perjalanan mereka menemukan banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Beberapa pemancing hanya mendapatkan sandal dan beberapa anak sedang bermain-main di sungai. Dharma, yang tinggal di Bali bagian barat membenarkan asumsi kalau sungai di Bali sekarang tambah buruk rupa. Sekarang sulit melihat dasar beberapa sungai di sekitar tempatnya. "Padahal dulu kami bisa berenang-renang dan mencari ikan disana," ujar Dharma, mengenang masa kecilnya. Mencemaskan Kondisi sungai di sebagian besar wilayah Indonesia kini memang mencemaskan. Kalau diibaratkan secara negatif, sekarang sungai seperti tempat sampah berjalan saja. Di Sungai Kapuas Kalimantan Barat, sampah pernah terjebak di pinggir-pinggir ponton yang sedang diistirahatkan. Di Sungai Palu Sulawesi Tengah, orang-orang membuang sampah di malam hari. Di Sungai Musi, beberapa anak sungainya seperti Sungai Jeruju, Bayas, Karang, Sungai Tawar, Sungai Bendung, Rendang, dan Sungai Kedukan, tampak dipenuhi sampah. Apalagi, di Sungai Ciliwung yang membelah Jakarta. Dalam sebuah laporan di awal tahun ini setidaknya 90 truk sampah harus disediakan untuk mengangkut sampah yang tersangkut di jembatan pascabanjir. Jumlah tersebut setara dengan 1.800 meter kubik per hari. Sementara itu, menurut Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) yang banyak berkecimpung dalam pemanfaatan listrik menggunakan arus sungai menyatakan, banyak Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) saat ini rusak karena pasokan air sungai yang makin sekarat. Seperti di Lamajan, Bengkok di Dago Pakar, Bandung, PLTMH milik PLN sebanyak dua buah saat ini dinyatakan tak berfungsi lagi. Sementara itu, di Cijambe dan Cinangkling, PLTMH yang telah dibangun dari zaman Belanda juga rusak. "Produksinya turun karena memang sudah terlalu banyak manusia, dan lokasinya sudah tidak di hutan seperti dulu lagi karena sudah banyak permukiman," urai Tri Mumpuni melalui s
CiKEAS> Memilih Pemimpin yang Merasakan Derita Rakyat
Refleksi: Siapa orangnya yang disebut pemimpin atau bakal pemimpin yang merasakan derita rakyat? Seorang peminpin yang merasakan derita rakyat paling tidak sudah pernah berkecimpun bersama-sama rakyat yang menderita dan oleh karena itu berani ambil inistif untuk melakukan perubahan fundamental guna perbaikan hidup rakyat dari keadaan buruk menjadi baik atau lebih baik lagi, jadi bukan baru berkaok-kaok pada masa menjelang Pemilihan Umum (Pemilu). Sebahagian dari mereka yang berkaok-kaok sudah diketahui kapasitasnya, dari itu hendaklah direnungkan berita tentang keledai yang adalah lambang kebodohan; dikatakan bahwa keledai tidak akan tersentuk pada batu yang sama dua kali. Bila berlagak masabodoh pemilu bisa membuat keliru.. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/27/opi01.html Memilih Pemimpin yang Merasakan Derita Rakyat Oleh Benny Susetyo Pr Kesibukan elite mencari sosok capres dan pasangannya yang ideal tak ayal ikut mempengaruhi cara berpikir masyarakat dewasa ini. Kendati bukan kesibukan yang sama antara elite dan masyarakat, namun tingkah polah elite yang demikian menjadi tontonan pendidikan politik untuk membuktikan sejauh mana elite menunjukkan sikap dewasa dalam berpolitik. Repotnya mencari figur kepemimpinan yang ideal menunjukkan sesuatu yang harus diakui sebagai sebuah krisis kepemimpinan. Dalam pengertian sederhana, krisis kepemimpinan menunjuk pada kondisi di mana suatu masyarakat sulit mencari sekaligus mempercayai figur-figur yang ditampilkan selama ini. Pengalaman telah membuktikan bahwa kepemimpinan bangsa selama ini tidak bisa menyelesaikan krisis bangsa. Terutama karena ia dibentuk dan dilahirkan bukan melalui proses yang matang, melainkan instan. Pemimpin yang demikian sulit untuk menyelesaikan krisis masyarakat karena ia tak bisa empati pada penderitaan rakyat. Pemimpin dilahirkan untuk merebut kekuasaan semata-mata, bukan untuk meraih tujuan semestinya: menciptakan kesejahteraan masyarakat. Ia hanya bisa memikirkan cara mengentaskan kemiskinan dari kursi empuk kekuasaan, dan tidak turun langsung merasakan bagaimana derita sengsara masyarakatnya. Diakui atau tidak, itulah gambaran pemimpin kita selama ini. Krisis kepemimpinan juga ditunjukkan dengan minimnya pengakuan bersama seorang figur yang bisa dijadikan teladan. Kita tidak memiliki pemimpin nasional yang tindak tanduknya bisa dicontoh dan dijadikan teladan, yang kita miliki hanya pemimpin lokal, pemimpin suku, pemimpin golongan, pemimpin aliran dan sekte. Kita belum memiliki figur kepemimpinan nasional yang diakui bersama untuk melepaskan bangsa dari jurang krisis. Terkecoh Figur Untuk bisa keluar dari krisis, bangsa kita memang membutuhkan figur pemimpin nasional yang kuat, tegar, demokratis, dan yang pasti tidak suka mengeluh dalam upaya mengeluarkan rakyatnya dari krisis berkepanjangan. Kondisi sosial budaya bangsa kita harus diakui masih berada dalam situasi patron-klien di mana berlaku logika kekuatan dan kemampuan pemimpin yang masih dijadikan sebagai patokan apakah kita mampu keluar dari krisis atau tidak. Seluruh pengalaman kehidupan berbangsa kita menunjukkan bahwa selama ini kita masih tergantung pada siapa pemimpinnya. Seluruh pengalaman itu menunjukkan bahwa warna kebangsaan kita amat ditentukan oleh corak kepemimpinan tersebut. Masyarakat belum bisa mandiri dengan dirinya sendiri untuk memperbaiki kehidupannya, karena urusan sistem yang diwarnai oleh corak kepemimpinan tersebut. Maka tak mengherankan jika salah satu prasyarat Indonesia keluar dari krisis adalah siapa figur pemimpinnya. Namun demikian, kenyataan tersebut sekali lagi jangan digunakan untuk mengecoh publik dengan hanya menonjolkan figur yang seolah-olah besar dan kuat, tapi sejatinya tidak kuat menghadapi permasalahan bangsa. Sebab kalau kondisi seperti ini berlarut-larut, masyarakat akan terjebak lagi oleh figur yang seolah-olah memperjuangkan wong cilik, tapi kenyataannya justru semakin menistakannya. Kondisi patron-klien yang menjadi ciri masyarakat kita hanya dimanfaatkan oleh para politisi untuk mengambil keuntungan dirinya sendiri. Justru bukan untuk menguraikan benang kusut patron-klien tersebut. Bukannya pemimpin sebagai suri teladan yang baik, tapi justru menjadi pemimpin semata-mata untuk berkuasa, bukan untuk mengentaskan penderitaan rakyat. Ketika pemimpin hanya berpikir bagaimana berkuasa maka itulah tanda-tanda kita mau jatuh ke dalam jurang krisis kepemimpinan. Ada kesan para elite kesulitan mencari figur terbaik di republik ini. Krisis kepemimpinan juga terjadi akibat penggeseran sebuah nilai kemanusiaan dan keadilan yang digantikan dengan uang alias modal untuk keserakahan dan keangkuhan. Mereka ingin berkuasa karena ingin uang - yang begitu kuat menguasai secara dominan seluruh ruang politik. Kalau sudah begitu maka politik tidak mampu lagi memperjuangkan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan. Uang Menjadi Segalanya Uang menjadi segala-galanya dalam menen
CiKEAS> SBY Memberantas Korupsi--Nepotist Megawati Mengkorupsinya
SBY Memberantas Korupsi--Nepotist Megawati Mengkorupsinya Megawati Mempraktekkan Nepotisme Dalam Berkorupsi Ria !! Caleg2 yang diangkatnya kesemuanya adalah orang2 yang berjasa dalam mengkorupsi uang negara yang disetorkan kepadanya. http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/10/12292099/jppr.pdi-p.calonkan.caleg.yang.diduga.terlibat.korupsi Kemana Kwik Kian Gie Karier-nya sudah habis gara2 membongkar rahasia Megawati yang mengkorupsi uang bantuan bank dunia untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia. Kwik Kian Gie enggak berani sebut nama pelaku korupsi ini, tapi keterangan2nya kemudian berhasil menunjuk Megawati sebagai pelaku utamanya, dan kemudian kasusnya ditutup, dipeti eskan dan tidak ada seorangpun pejabat yang ditangkap karena pelaku utamanya adalah Megawati sang primadona biang korup. http://www.antara.co.id/arc/2007/4/26/kwik-kian-gie-tiga-jam-bersaksi-di-kejati-jakarta/ Megawati adalah ratu koruptor karena dia mengangkat pejabat2 koruptor untuk jadi pendamping disekitarnya untuk disetorkan ke kas pribadi keluarganya. http://forum.detik.com/showthread.php?t=4783&page=1486 Pertama kali SBY naik jadi presiden, dia sudah dituntut pertanggungan jawab dana bantuan untuk orang2 miskin yang diberikan oleh bank dunia kepada Indonesia dizaman presiden Megawati. Uang dana bantuan bank dunia untuk orang miskin kepada Indonesia ternyata hilang lenyap tak berbekas, banyak menteri2 dan pejabat2 dibawah Megawati dulu akhirnya terpaksa ditangkapi dan di-interrogasi kepolisian. Barulah akhirnya rahasia raibnya dana tersebut terbongkar setelah Kwik Kian Gie mengaku bahwa dialah yang diperintahkan Megawati untuk mentransfer dana tersebut kedalam rekening bank milik pribadi Megawati dan suaminya untuk pembangunan ratusan pomp2 bensin milik keluarga besarnya diseluruh Indonesia. > Don Manurung wrote: > Mega menilai, uang negara sebesar > Rp 23 triliun tidak akan efektif > jika hanya dibagi-bagikan begitu saja. > Anggaran itu, kata Mega, akan lebih > bermanfaat jika dipakai membangun > infrastruktur seperti jalan dan > jembatan, atau menciptakan lapangan > kerja (Koran Tempo Jumat 27/3). > Memang bagi Megawati uang itu sebaiknya digunakan membayar uang yang dikorupsinya dari bank dunia tempo dia jadi presiden. Memang uang itu jangan digunakan untuk menolong masyarakat, tetapi digunakan membangun pomp2 bensin keluarganya yang tentunya akan membuka lapangan kerja. Lapangan kerja apa yang pernah dibangun Megawati selama jadi presiden selain lapangan pekerjaan jadi tukang isi bensin ??? Akibat uang bantuan bank dunia untuk orang miskin itu dikorupsi Megawati, maka banyak lapangan pekerjaan yang jadi hilang karena akhirnya bantuan bank dunia itu dibatalkan dan Megawati dipaksa mengembalikannya yang sekarang belum lunas juga dicicilnya. Kalo dulu Megawati jadi presiden, dia mengkorupsi bantuan bank dunia untuk orang miskin, maka sekarang SBY yang jadi presiden justru dia memberi bantuan dari uang negara yang di-bagi2kan kepada rakyat miskin yang disingkat namanya BLT. Kesimpulannya sangat jelas, jangan kasih kesempatan kedua kalinya untuk Megawati mengkorupsi uang negara yang menjerumuskan rakyat makin miskin sekarang ini. Se-jelek2nya SBY, dia masih mau memberantas korupsi para pejabat2nya, yang sebaliknya justru bukannya memberantas korupsi malah Megawati sendiri yang melakukan korupsinya dimana para cuma kebagian sesuai dengan pangkat yang dijabatnya. http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/10/12292099/jppr.pdi-p.calonkan.caleg.yang.diduga.terlibat.korupsi Langkah pertama untuk memberantas Korupsi sebenarnya adalah memenjarakan Megawati. Masalahnya, karena Megawati mau mencicil uang yang dikorupsinya dulu, maka SBY tidak mau menangkapnya karena kalo Megawati ditangkap akan berakibat pemerintah RI yang harus menanggulangi membayar cicilan uang yang dikorupsi Megawati. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS> "Hura-hura" Menebar Benih Lewat Udara l
http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/25/kesra03.html "Hura-hura" Menebar Benih Lewat Udara l JAKARTA - Program penebaran bibit tumbuhan melalui udara (aero seeding) sekilas menimbulkan semangat penghijauan yang membanggakan. Namun bila dikaji secara mendalam, program tersebut menjadi seperti hura-hura jangka pendek saja. Akhir tahun lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajukan program progresif mengenai penghijauan. Dengan memanfaatkan pesawat C-212 Cassa, bibit-bibit tanaman akan disebar melalui udara. Intinya dengan program tersebut, penghijauan secara besar-besaran akan terlaksana dengan cepat dan efisien. Tanggal 11 Desember 2008, Skuadron Udara 4 Wing 2 Lanud Abd Saleh melaksanakan tugas tersebut di daerah Pegunungan Wilis, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. Bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Nganjuk, lima ton benih trembesi dan sengon buto disebar, karena kedua jenis pohon tersebut memang dikenal memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam menyerap karbondioksida-penyebab pemanasan global. Hasilnya, pada 5 Maret 2009 Menteri Kehutanan MS Kaban menyatakan belum bisa memantau hasil penghijauan melalui udara tersebut. Namun dari sebaran di tiga petak lahan yang disurvei sekitar 350 meter persegi, ditemukan 22 batang pohon sengon yang tumbuh. Jadi dalam jangka waktu tiga bulan, dengan lima ton benih menghasilkan 22 batang sengon tumbuh. Upaya tersebut tak merinci berapa besar biaya pemakaian pesawat, harga benih dan kontrol penghijauan. Meskipun tak menguraikan ukuran parameter keberhasilan dari program tersebut, Jusuf Kalla kemudian tetap memutuskan program aero seeding dilakukan di beberapa tempat. Dana sebesar Rp 50 miliar-100 miliar untuk menjangkau 150.000-200.000 hektare lahan kritis di seluruh Indonesia kemudian disiapkan. Sejumlah provinsi yang menjadi target program ini antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, dan Sulawesi Selatan. Dalam kajian ilmiah, program penebaran benih lewat udara seperti ini memang dimungkinkan. Endang Sukara, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan metode seperti itu sebenarnya sudah dilakukan di Indonesia secara tradisional sejak zaman dulu. "Seperti di Kupang, orang-orang sering menebar benih pohon kenari dengan menggunakan ketapel," ucapnya usai menutup acara Ekspose Hasil Penelitian Bidang Biologi mengenai Antisipasi Perubahan Iklim Global dan Kepunahan Aneka Ragam Hayati di Cibinong Science Center Bogor, Selasa (24/3). Program tersebut makin dimungkinkan bila melihat potensi tanaman yang dimiliki Indonesia, yang mencapai sekitar 7.000 jenis. Tinggal bagaimana memilah jenis benih yang akan disebar supaya bisa menghasilkan nilai maksimal, tambah Endang lagi. Seperti untuk daerah kapur atau karst, sebaiknya benih yang disebar seperti jambu mete dan kemiri. Sementara untuk pesisir sebaiknya ditanami jenis pohon kelapa, pilung dan mangrove. Penyebaran bibit dengan nilai ekonomi tinggi seperti ini yang seharusnya diutamakan, mengingat sampai saat ini program aero seeding kurang maksimal lantaran benih pohon yang disebarkan kurang memiliki nilai ekonomi bagi masyarakat. Selain itu, sistem penyebaran melalui udara membuat masyarakat merasa tak diajak untuk membantu program penghijauan tersebut. Tak Libatkan Masyarakat Alokasi dana untuk membayar sewa pesawat dan pelaksana teknis di lapangan, juga perlu dikaji efisiensinya. Sementara bila melibatkan masyarakat untuk penanaman pokok tanaman, maka diperlukan 10-15 orang per hektare. Biaya borongan per hektare Rp 300.000-450.000. Cara ini dapat menghemat biaya hingga 20 persen. Di sisi lain, masyarakat akan lebih antusias untuk mendukung program pemerintah ini. Jadi, pemerintah akan mendapatkan dua keuntungan besar, yaitu tercapainya sasaran program reboisasi dan pemberdayaan rakyat secara nyata. Sementara itu di sisi lain, Sarjiya Antonius, peneliti pupuk organik dari LIPI, juga menyatakan perlunya kontrol terhadap upaya aero seeding tersebut. Karena untuk bibit kayu besar untuk penghijauan, perlu dilakukan juga penebaran pupuk usai pembibitan atau penebaran. "Tergantung kadar karbon dari tanah tersebut. Namun dengan pupuk organik bisa tumbuh lebih baik dan aman bagi lingkungan pula," ujarnya pada kesempatan yang sama. Sementara dalam program aero seeding yang telah dilakukan, tak pernah dipaparkan apakah ada upaya kontrol tersebut. Lalu apakah upaya aero seeding hanya bentuk hura-hura, tanpa mengajak masyarakat untuk menjaga dan bersama meraih keuntungan dari lingkungan yang lebih baik? (sulung prasetyo)
CiKEAS> Pelayanan Listrik di Riau Terburuk Kedua di Sumatera
Refleksi : Disana sini buruk, jadi apa saja yang baik? Mungkinkah pelanggaran hukum termasuk korupsi adalah yang baik atau terbaik?. http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/27/nus01.html Pelayanan Listrik di Riau Terburuk Kedua di Sumatera Oleh Denny Winson Pekanbaru - Dari 10 provinsi di Sumatera, Provinsi Riau berada di urutan kedua terburuk dalam pelayanan listrik setelah Bangka Belitung. Indikasi itu terungkap dari 5 juta penduduk Riau baru 60 persen masyarakat yang mendapatkan layanan listrik. Demikian dikatakan anggota DPRD Riau, Abu Bakar Siddik dalam perbincang dengan SH, Jumat (27/3) pagi. Menurutnya, dari dengar pendapat (hearing) yang dilakukan dengan pimpinan PLN Cabang Riau terungkap kini Riau mengalami defisit listrik sebesar 90 megawatt (MW) dari 294 MW beban puncak. "Karena defisit tadi makanya pemadaman bergilir dilakukan oleh PLN," terangnya. Krisis listrik itu, imbuh Abu, mengakibatkan 500 desa di Riau hingga kini belum terpasang aliran listrik. Umumnya, kawasan yang belum terjangkau layanan listrik tersebut merupakan desa-desa terpencil. Ironisnya, tidak saja di pedesaan terpencil yang belum terang oleh aliran listrik, 15.000 warga di dua dusun Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya Pekanbaru masih gelap gulita. Selain itu, PLN belum bisa memasang sambungan baru mengingat daya yang ada tidak memadai. Sementara itu, Ketua Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Riau, Marbaga Tampubolon menyebutkan, dari 1.447 desa yang ada di Riau yang baru menikmati listrik dari pemerintah baru 947 desa. Sebenarnya, sebut Marbaga, Pemprov Riau telah berupaya agar desa-desa yang ada di daerah itu dapat menikmati aliran listrik dengan membangun 14 unit Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kekuatan 150 KVA. "Tetapi, pengadaan PLTD tersebut kurang efektif sebab masyarakat harus mengeluarkan uang untuk pembelian bahan bakarnya," katanya lagi. Baik Abu maupun Marbaga setuju defisit listrik di Riau hanya bisa teratasi jika pemerintah mencabut undang-undang kelistrikan di mana PLN merupakan satu-satunya perusahaan yang mengelola energi itu. "Monopoli PLN dalam pengadaan listrik harus dicabut. Kalau tidak, penanam modal asing enggan untuk masuk dalam bidang ini. Untuk Riau saja, sudah ada beberapa kali MoU dengan pihak asing yang berminat berinvestasi di bidang kelistrikan, tetapi selalu kandas terbentur oleh undang-undang tadi," tukas Abu Bakar. Meski masih terbentur dengan undang-undang soal listrik tadi, Abu masih menyimpan harapan mendengar janji Wakil Presiden Jusuf Kalla yang pernah menyebut kalau tahun 2010 mendatang Indonesia akan keluar dari krisis listrik. "Program 2010 (keluar dari krisis listrik) tinggal setahun lagi, jadi kita tunggu sajalah," katanya lagi.
CiKEAS> Almarhum Amrozy dan Ali Gufron Masuk DPT
Refleksi : Mungkin Amrozy dan Al Gufron masih hidup segar bugar, yang ditunjukkan telah mati ditembak itu hanya gadungan atau mereka berpura-pura mati. Hanya Allah dan penguasa negara saja yang tahu. Siapa yang memasukan nama mereka dalam DPT? http://www.tribun-timur.com/read/artikel/19129 Almarhum Amrozy dan Ali Gufron Masuk DPT Laporan: KOMPAS.COM Jumat, 27 Maret 2009 | 20:53 WITA LAMONGAN, TRIBUN - Nama terpidana mati kasus bom Bali I, almarhum Amrozi dan Ali Ghufron alias Muklas, ternyata masih berada di dalam daftar pemilih tetap (DPT) pemilihan umum legislatif. Kepala Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Lamongan Mustakim, Jumat (27/3), menyatakan menerima laporan dari Panwas Pemilu Kecamatan Solokuro yang menyebutkan nama keduanya masih masuk DPT. Kekeliruan ini mungkin terjadi karena DPT pemilihan gubernur Jatim putaran kedua masuk daftar pemilih sementara pemilihan umum legislatif. "Kemudian, petugas verifikasi dan validasi pemilih tidak cermat, sehingga dua orang warga Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro yang telah meninggal itu pun masuh DPT," kata Mustakim. Panwas Pemilu Kabupaten Lamongan juga menemukan beberapa kejanggalan terkait DPT, yakni 70 orang di Desa Menganti, Kecamatan Glagah, masuk DPT dua kali atau ganda. "Kami juga mendapati pemilih di bawah umur di Dusun Gempol, Desa Tukmloko, Kecamatan Sarirejo, yakni Ahmad Muslikh (3) dan Maikin (16). Orang meninggal dan cacat mental ada yang masuk DPT juga, padahal ini sudah kami ingatkan sejak pilgub I, tetapi nyatanya sampai kini masih terdaftar," katanya. Sementara itu, 11 orang warga Desa Plosowahyu tidak terdaftar meskipun sudah memiliki hak pilih. Sedangkan di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, ditemukan kelebihan TPS. Seharusnya di kelurahan tersebut ada 38 TPS, tetapi nyatanya dalam DPT ada 39 TPS. "Semula, diduga terjadi copy paste antara TPS 38 ke TPS 39. Namun, dilihat dari jumlah pemilihnya berbeda. Di TPS 38 terdaftar 253 orang, sedangkan di TPS 39 sebanyak 388 orang atau selisih 135 pemilih," kata Mustakim.(*)
CiKEAS> Di Wamena, Rumah Bupati dan Ketua DPRD Yahukimo Dirusak
Cendrawasih Pos 28 Maret 2009 Di Wamena, Rumah Bupati dan Ketua DPRD Yahukimo Dirusak Pelakunya Sekitar 20 Orang, Kini Dalam Pengejaran Polisi WAMENA-Rumah Bupati Kabupaten Yahukimo, Ones Pahabol dan rumah Ketua DPRD Kabupaten Yahukimo, Didimus Yahuli yang terletak di Jalan Sudirman, Wamena, Kamis (26/3) sekitar pukul 17.00 dilaporkan dirusak orang tidak dikenal. Akibatnya, kaca rumah milik bupati, kaca mobil Ford dan mobil Hyundai yang diparkir di dalam garasi termasuk 6 kaca lampu teras rumah pecah. Sementara di rumah Ketua DPRD, kaca rumah dan kaca mobil Ford yang diparkir juga pecah. Dari pantauan Cenderawasih Pos di dua rumah itu, tampak puluhan batu di teras rumah yang merupakan bekas lemparan orang yang tidak dikenal. Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun Cenderawasih Pos, sekitar 20 pemuda datang dari arah Jalan Irian menuju Jalan Sudirman dan langsung melempari rumah ketua DPRD kemudian dilanjutkan dengan melempari rumah bupati. Akibat kasus tersebut, 3 anak kecil mengalami luka memar yang saat kejadian berada di dalam mobil milik Ketua DPRD. Salah seorang saksi mata yang enggan namanya disebutkan mengatakan, orang itu datang dari arah Jalan Irian dengan membawa batu dan langsung melempari rumah ketua DPRD dan selanjutnya melempari rumah Bupati Ones Pahabol. "Saya tidak tahu mereka dari mana tapi yang saya lihat sekitar 20 orang dari arah Jalan Irian dan langsung melakukan pelemparan, setelah itu langsung kabur,"ungkapnya. Sementara itu, Kapolres Jayawijaya, AKBP. Drs. Mulia Hasudungan Ritonga, M.Si melalui Kasat Reskrim, Iptu Philip M Ladjar mengatakan, pihaknya belum bisa memastikan pelaku berjumlah berapa dan motifnya apa, namun pihaknya akan menindaklanjuti kasus ini dengan mengejar pelaku. "Kasus ini tetap kami tindaklanjuti dengan mencari keterangan saksi mata,"katanya.(nal) <>
CiKEAS> Buruh Migran Jember Diduga Hilang di Arab Saudi
http://www.surya.co.id/2009/03/27/buruh-migran-jember-diduga-hilang-di-arab-saudi/ Buruh Migran Jember Diduga Hilang di Arab Saudi Jumat, 27 Maret 2009 | 15:38 WIB | JEMBER | SURYA.CO.ID - Yayuk Widyarsih (34), buruh migran asal Desa Sidodadi, Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadi korban perekrutan buruh migran illegal dan diduga hilang di Arab Saudi. "Yayuk berangkat menjadi TKI ke Arab Saudi sejak Juli tahun 2008, hingga hari ini tidak ada kabar tentang keberadaannya," kata adik kandungnya, Mudrikah, di Kantor Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Jember, Jumat (27/3/2009). Menurut dia, pihak keluarga sudah beberapa kali mencoba menghubungi perusahaan jasa TKI yang memberangkatkan Yayuk, namun tidak ada kejelasan, sehingga menyebabkan keluarga cemas. "Saya kuatir, ada apa-apa dengan kondisi mbak Yayuk," katanya lirih. Ia menjelaskan, kedatangan keluarga Yayuk bersama Serikat Buruh Migran Indonesia(SBMI) Jember ke Disnakertrans Jember untuk mengadukan persoalan itu, agar keberadaan Yayuk bisa diketahui. "Keluarga hanya berharap kabar dari Yayuk, jika dia mengalami siksaan majikan maka keluarga minta Yayuk dipulangkan ke Jember," katanya berharap. Ia mengatakan, kakaknya berangkat menjadi TKI dengan cara legal, karena seluruh dokumen sudah disiapkan dan sesuai dengan prosedur. Sementara itu, Ketua SBMI Jember, Achmad Mufti, menuturkan, Yayuk adalah korban perekrutan TKI yang tidak sah, karena calo TKI yang merekrut Yayuk tidak memiliki izin untuk melakukan perekrutan. Menurut dia, sesuai dengan Perda TKI di Jember, seseorang yang merekrut calon TKI harus memiliki surat resmi perekrut dan izin dari Disnakertrans, sedangkan perekrut Yayuk yang berinisial KJ, warga setempat tidak bertanggung jawab atas keberadaan Yayuk di Arab Saudi. "Yayuk menjadi korban perekrutan tidak sah alias ilegal, meski Yayuk memiliki dokumen resmi dan sah," katanya menerangkan. Ia mendesak, Disnakertrans menindak tegas perekrut calon TKI yang tidak memiliki izin, karena diperkirakan jumlah calo atau perekrut TKI ilegal sangat banyak di desa yang menjadi kantong TKI di Jember. Ia mengungkapkan, Yayuk diberangkatkan ke Arab Saudi melalui PT Ifan Margatama di Jakarta Timur secara resmi, namun hingga hari ini PJTKI yang memberangkatkan hanya mengatakan Yayuk di Arab Saudi. Secara terpisah, Kepala Seksi Penempatan dan Perluasan Kerja Disnakertrans Jember, Widiartomo, mengaku, belum bisa memproses pengaduan yang dilaporkan keluarga korban TKI dan SBMI, karena Kepala Disnakertrans tidak berada di kantor. "Maaf, saya tidak bisa memproses pengaduan, karena keluarga TKI harus mengadukan ke Kepala Disnakertrans lebih dulu, setelah itu saya proses," katanya singkat sambil meninggalkan keluarga TKI yang melapor ke Disnakertarns. ant
CiKEAS> Charles Darwin Mahasiswa Terkaya Saat Belajar Di Cambridge
http://www.harianterbit.com/artikel/info/artikel.php?aid=64589 Charles Darwin Mahasiswa Terkaya Saat Belajar Di Cambridge Tanggal : 25 Mar 2009 Sumber : Harian Terbit JAKARTA - Satu temuan baru tentang catatan keuangan yang baru dirilis pekan ini menunjukkan bahwa ilmuwan Charles Darwin adalah mahasiswa kaya saat belajar di Universitas Cambridge, Inggris. Dalam catatan pribadinya Darwin menggambarkan masa mahasiswanya sebagai saat paling menyenangkan dalam hidupnya. Wartawan BBC Nkem Ifejika melaporkan, berbeda dengan kebanyakan mahasiswa zaman sekarang yang harus hidup irit, masa mahasiswa Darwin sangat menyenangkan. Catatan keuangannya ini ditemukan oleh sejarawan Universitas Cambridge. Dari catatan itu terlihat dia menjadi pelanggan tetap seorang tukang potong rambut, penjahit, dan membayar uang langganan untuk mencuci baju dan menyemir sepatu. Kamar tempat tinggalnya pun kemungkinan rapi karena dia menyewa tukang cat dan pembersih cerobong asap. Selain itu, makanan Darwin pun jauh lebih sehat dari mahasiswa zaman sekarang. Dia membayar ekstra-uang kepada universitas untuk mendapat sayuran ditambah lauk-pauk. Namun, ada satu hal yang tidak tercatat dalam buku pengeluaran keuangan Darwin, tidak banyak uang dibelanjakan untuk buku. Dia memang terkenal tidak suka belajar di Cambridge dan lebih suka aktivitas menembak, naik kuda, dan mengumpulkan serangga. Dan hobi mengumpulkan binatang ini yang menjadi pertanda pekerjaan yang akan dia tekuni di masa depan. Dia kemudian menjadi ilmuwan yang merumuskan dasar teori evolusi.(idk/bbc
CiKEAS> El Salvador's democratic test
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\03\27\story_27-3-2009_pg3_5 Friday, March 27, 2009 VIEW: El Salvador's democratic test -Kevin Casas-Zamora Democracy is a priceless bequest. If, amidst the indifference of the world, Funes chose to play fast and loose with it, Livingstone would be proven wrong: voting can change much, and sometimes for the worse Back in his radical days, Ken Livingstone, the former mayor of London, famously quipped that if voting changed anything, they would abolish it. It turns out that in Latin America, elections really do shake things up. The latest proof: Mauricio Funes, the standard bearer of the FMLN - until not long ago a Marxist guerilla movement - has just prevailed in El Salvador's presidential election. This is remarkable in a country that for as long as anyone remembers has been ruled, by hook or by crook, by a reactionary oligarchy. If the Salvadoran left's close electoral victory is peacefully accepted - as it has been so far - it means that Latin America has truly come a long way. Whether this profound change will be seen as a key moment in the consolidation of democracy in El Salvador, or as the beginning of a slide toward instability, will depend on Mr Funes' ability to balance two complex and contradictory imperatives: calling for moderation across the political spectrum while implementing the deep social transformations that El Salvador sorely needs. With nearly half the population below the poverty line, the country's pervasive inequalities underlie its tumultuous political history, soaring crime levels, and massive outward migration. By all accounts a reasonable man, Funes faces an uphill battle in preaching moderation. He will preside over a deeply polarised country, where conservative forces find themselves outside the presidential palace for the first time ever. If the vicious tone of his opponent's campaign offers any indication, Funes cannot count on the good will of those who have yet to learn how to behave like a loyal opposition. More important, perhaps, is the new president's relationship with his own allies. A political newcomer who did not participate in El Salvador's civil war, Funes, along with all the FMLN's congressional candidates, was handpicked as presidential nominee, behind closed doors by the party's Political Commission, where diehard Marxist cadres still roam unchecked. The allegiance of the FMLN's congressional caucus lies primarily with the party's traditional structure and only accidentally with Funes. Even more forbidding are the constraints that Funes faces in pursuing a social reform agenda. To begin with, the FMLN is short of a congressional majority, which remains in the hands of its right-wing opponents, ARENA and its long-time allies, the small PCN. Funes' administration seems to be doomed to political gridlock, a chronic ailment of Latin America's presidential regimes. Moreover, the current economic downturn is creating especially severe problems for the Salvadoran economy. Remittances from the United States accounted for roughly 17 percent of GDP in 2008, more than the country's total exports. This vital source of capital is falling at an alarming rate - 8.4 percent year on year in January. Unsurprisingly, El Salvador's economic growth forecast for 2009 has been cut to barely 1 percent. The real problem, however, is less the economic contraction than the very limited room for maneuver that the government enjoys in a country that dollarised its economy in 2001. In the face of plummeting remittances and foreign investment, Funes will rapidly discover that dollarisation without dollars is no fun. Funes is a moderate voice in a country where there are few of them. He needs all the help he can get. The US, which still has significant clout over what happens in El Salvador, would do well to welcome his election and offer him tangible support for key social reforms. The stakes are high. Confronted with daunting obstacles and a disloyal opposition, Funes may well decide to cater to FMLN hard-liners and pursue his reform agenda with no patience for democratic checks and balances, as other leftist leaders in Latin America, such as Ecuador's Rafael Correa and Bolivia's Evo Morales, have done. For Funes, choosing that path would be a historic mistake. It would endanger the single most important - if slightly ironic - legacy of the FMLN's armed struggle: the creation of a liberal democracy in El Salvador. Democracy is a priceless bequest. If, amidst the indifference of the world, Funes chose to play fast and loose with it, Livingstone would be proven wrong: voting can change much, and sometimes for the worse. -DT-PS Kevin Casas-Zamora is senior fellow in foreign policy at The Brookings Institution, and former vice-president and minister of national planning of Costa Rica Home | Editorial <<20090327_casaszamora.jpg>>
CiKEAS> Sajen Situ Gintung Dari Masyarakat Dinodai Muslimin
Sajen Situ Gintung Dari Masyarakat Dinodai Muslimin Ada laporan lagi, bahwa sajen yang biasa diletakkan masyarakat yang percaya adanya penghuni halus di tanggul Situ Gintung telah dinodai oleh para muslimin yang tidak mempercayainya dan melecehkan masyarakat yang mempercayainya. Bahkan masyarakat yang percaya ini diancam untuk tidak lagi menyediakan sajen2 disana karena wilayah itu bukan wilayah setan2 gentayangan melainkan daerah yang sudah direbut "Muhammadyah". Laporan pekerja2 bangunan juga ada yang menceritakan tentang kadar semen untuk perbaikan dan pemeliharaan tanggul dikorupsi pemborongnya bersama ulama2 yang menjadi anggauta pembangunan mesjid didekat Situ Gintung. Demikianlah, kualitas beton untuk tanggul Situ Gintung ini diturunkan isi semennya cuma 50-60%, tapi gantinya justru lebih berharga yaitu berdirinya mesjid megah yang kekuatan bangunannya melebihi kekuatan beton untuk tanggul Situ Gintung, karena dana untuk semennya lebih penting digunakan untuk bangunan mesjid dibandingkan cuma untuk tanggul saja. > Jaja Miharja wrote: > Andaikan ada data yang akurat dan > nyata tentang pernyataan anda, tentu > akan lebih baik menyikapi informasi > yang anda "telurkan" itu. Sayangnya > hanya ocehan anak kecil yang permennya > jatuh sendiri lalu menyalahkan orang > lain agar diganti yang baru. > Tanggul itu jebol bukanlah cerita burung, dan akibatnya bukanlah permen jang berjatuhan melainkan jiwa2 manusianya. Masalah Mesjid didekatnya bisa bertahan padahal tanggul pun ternyata jebol apakah mau diartikan bahwa tanggulnya lebih kuat dari mesjid atau sebaliknya mesjidnya lebih kuat dari tanggul ??? Katakanlah, Allah melindungi mesjidnya, mana yang lebih penting yang harus dilindungi Allah ??? Mesjid-nya atau tanggulnya ??? Melindungi tanggul maka mesjidnya tidak kebanjiran dan juga mesjidnya tidak roboh, sebaliknya melindungi mesjid malah tanggulnya jebol dan mesjidnya kebanjiran meskipun enggak roboh. Lalu dari kenyataan itu, siapa yang salah ??? Korupsi selalu ada di-mana2 meskipun dalam membangun mesjid, namun yang kita persoalkan disini bukan korupsinya tetapi jebolnya tanggul itu. Tanggul itu mulanya dibuat oleh Belanda tetapi karena sudah uzur, oleh pemda setempat diusulkan kepada pusat untuk dana perbaikan dan pemeliharaan. Dananya keluar ternyata mesjidnya terbangun dan tanggulnya malah jebol. Memang kejadian ini bukanlah tangan2 Allah tetapi tangan2 manusia yang ter-gila2 menyembah Allah sehingga mengabaikan pentingnya tanggul. Dana perbaikan dan pemeliharaan tanggul dialihkan untuk pembangunan mesjid sama sekali bukan dianggap korupsi oleh umat Islam, tetapi saya menganggap itu adalah korupsi. Karena korupsi itu bukan harus memperkaya seseorang melainkan menyimpang dari aturan dan rencana pun sudah dinamakan korupsi. Misalnya saja, rencana perbaikan dan pemeliharaan tanggul rencananya dilakukan 3 bulan yang lalu, tetapi karena ada kebutuhan yang mendesak dananya dialihkan dulu untuk dana pembangunan mesjid yang dananya sudah ada tetapi belum bisa dicairkan atau baru bisa dicairkan sebulan lagi dan kalo dananya sudah cair bulan depan maka dana itu bisa dikembalikan kepada tujuan perbaikan dan pemeliharaan tanggul. Tetapi belum lagi sebulan, turunlah hujan dan jebol lah tanggulnya dan ratusan korban mati sia2 belum lagi yang kehilangan tempat tinggal. Gara2nya cuma mengalihkan atau meminjam dana tanggul itu cuma sebulan saja. Harusnya, hasil analisa yang saya tulis ini dijadikan bahan penyidikan untuk mencari bukti2 penyelewengan yang terjadi. Bukan sebaliknya malah buang2 waktu menuduh saya menyebarkan berita bohong yang diminta tunjukan bukti2nya. Buat apa saya buang waktu saya mencari bukti2nya??? Saya enggak dirugikan koq dengan jebolnya tanggul itu !!! Juga saya enggak diuntungkan sama sekali dengan adanya mesjid yang bisa menahan luapan akibat tanggul jebol itu. Lalu kenapa saya harus menunjukkan bukti2nya Stupid bukan ??? Andaikan saya mau cari bukti2nya juga dipastikan ulama2 Islam disana malah menyembunyikannya karena dalam Quran kita diwajibkan menyembunyikan keburukan2 sesama muslim. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS> Palestina Sudah Tidak Perlu Diberitakan Lagi !!!
Palestina Sudah Tidak Perlu Diberitakan Lagi !!! Berita2 mengenai keadaan di Palestina sudah mereda, sudah hampir tidak diberitakan lagi oleh semua media diseluruh dunia. Meskipun tidak ada beritanya bukanlah berarti situasinya sudah mereda, situasi tetap sama, masih ada tembakan roket dari pihak Hamas meskipun tidaklah segencar semasa sebelum serangan Israel. Pertikaian antara Abbas dan Hamas masih belum mereda bahkan makin meningkat karena pertemuan2 di Cairo diboikot bergantian oleh kedua belah pihak, sementara itu pihak Mesir sudah makin jemu untuk menjadi penengah. Hamas menyambut baik pernyatan Obama tentang keinginan Amerika untuk memperbaiki hubungannya dengan Islam, namun Obama juga dengan tegas menyatakan tidak akan berhubungan dengan Hamas karena Hamas bukan negara melainkan organisasi terroris. Israel masih menguasai semua jalur supply ke Gaza sehingga Hamas terbelenggu tidak bisa bergerak meskipun masih bisa menembaki roket2nya secara acak2an. Sementara itu Hamas makin banyak membunuhi orang2 yang dicurigai menjadi mata2 Israel. Yang dibunuh itu tentunya sesama Arab Palestina juga. Masyarakat akibatnya makin takut terhadap Hamas karena sekarang Hamas sudah tidak dianggap tempat berlingung bagi Arab Palestina. Yang berhak menyuarakan Arab Palestina ini adalah mereka sendiri tidak boleh diwakili oleh Arab Saudia, Mesir, Syria, Libanon, Iran, ataupun Indonesia. Selama pemerintah resmi Palestina bungkam, tak ada yang bisa mewakilinya untuk meminta bantuan kepada siapapun. Kondisi krisis ekonomi global betul2 menguntungkan posisi Israel dalam melumpuhkan Hamas tanpa peluru dan tanpa membahayakan jiwa prajurit2nya. Tindakan Hamas yang Islamiah dalam merampok bantuan dari United Nation malah makin menguntungkan Israel karena hingga sekarang tidak ada lagi bantuan United Nation yang berani memasuk Gaza untuk memberi bantuan kemanusiaan. Meskipun sekarang ini Israel sudah menarik sebagian besar pasukannya dari wilayah Gaza, namun rencana serangan baru besar2an kabarnya sedang direncanakan dan usul penyerangan baru secara besar2an ini masih belum mendapat persetujuan senat Israel. Ny. Muslim binti Muskitawati.