CiKEAS> penyaluran bantuan untuk korban situ gintung di cirendeu

2009-03-27 Thread amelia fauzia
Salam,

Jika ada teman2 yang mau menyalurkan bantuan untuk korban jebolnnya tanggul 
situ gintung, bisa disalurkan ke posko mahasiswa pencinta lingkungan hidup dan 
kemanusiaan RANITA (Kembara Insani Ibnu Batutah) UIN Syarif Hidayatullah 
Jakarta. Mereka buka posko di rumah orang tua saya (H. Ridlo), di kp Poncol 
desa Cirendeu. Alhamdulillah ortu saya selamat begitu juga rumahnya. Tapi 
tetangga2 kami sangat memprihatinkan dan sebagian besar menjadi korban, dan 
masih banyak yang hilang. (termasuk saudara kakak ipar saya, yang terseret 
arus).  

Kontak: Nasution (TION) di 0815 840 79175 atau telpon rumah 021 7490032. 
Lokasi disamping STIE Ahmad Dahlan, di depan kuburan Poncol. Kalau ada yang 
punya stok boot dan perlengkapan lainnya untuk pencarian korban, akan sangat 
membantu. Kelihatannya banyak korban yang masih terjebak di reruntuhan rumah. 

Salam prihatin,
Amel 

 



  Warnai pesan status dengan Emoticon. Sekarang bisa dengan Yahoo! 
Messenger baru http://id.messenger.yahoo.com

CiKEAS> Siksa PRT Indonesia, Ibu & Anak Diadili di Singapura

2009-03-27 Thread Sunny
http://www.detiknews.com/read/2009/03/27/162013/1106012/10/siksa-prt-indonesia-ibu-anak-diadili-di-singapura

Jumat, 27/03/2009 16:20 WIB


Siksa PRT Indonesia, Ibu & Anak Diadili di Singapura
Rita Uli Hutapea - detikNews




Singapura - Lagi-lagi penyiksaan dialami TKI di Singapura. Susilawati Kusnata, 
pembantu rumah tangga (PRT) asal Indonesia disiksa oleh majikan wanita dan anak 
perempuannya.

Loke Phooi Ling (38) dan Teng Chen Lian (67) tengah diadili atas dakwaan 
penganiayaan yang menyebabkan luka-luka pada Susilawati. 

Di persidangan, Loke mengaku menjambak rambut WNI tersebut dan membenturkan 
kepalanya ke dinding. Wanita asal Malaysia itu juga pernah meninju mata kiri 
Susilawati, menginjak kakinya dan menggunakan alat-alat rumah tangga untuk 
memukul wanita Indonesia berumur 23 tahun itu. Demikian seperti dilansir media 
Singapura, Straits Times, Jumat (27/3/2009).

Penyiksaan itu terjadi di flat mereka di Pasir Ris, Singapura antara Maret dan 
Juli 2007 lalu. Sedangkan Teng mengaku bersalah telah menampar pipi korban dan 
memukul kepalanya. Wanita asal Malaysia itu juga mengaku pernah mendorong tubuh 
TKI tersebut hingga terjatuh.

Di pengadilan terungkap bahwa dari akhir Maret hingga 4 Juli 2007, korban 
berulang kali mengalami penyiksaan fisik oleh Loke, Teng dan anggota keluarga 
lainnya, termasuk suami Loke, Stanley Kuah Kian Chong (38).

Korban juga tidak mendapatkan tidur dan makanan yang cukup. Berat badan TKI itu 
menyusut hampir 13 kilogram selama 4 bulan tinggal bersama keluarga tersebut.

Korban berhasil kabur dari rumah majikannya pada 5 Juli 2007 dan pergi ke 
sebuah masjid. Di sana, beberapa orang membawanya ke KBRI untuk melaporkan 
penganiayaan yang dialaminya.

<>

CiKEAS> Tanggul Situ Gintung Jebol Gara2 Bangun Mesjid !!!

2009-03-27 Thread Hafsah Salim
Tanggul Situ Gintung Jebol Gara2 Bangun Mesjid !!!

Soal korupsi di Indonesia sudah mendarah daging karena dihalalkan dalam Islam.  
Namun para ulama selalu mengartikan korupsi itu sebagai mencuri sehingga tidak 
pernah tindakan korupsi bisa ditindak, bukan cuma tidak bisa ditindak bahkan 
juga tidak bisa tindakan salah ini ditafsirkan sebaggai tindakan korupsi.

Demikianlah, sewaktu tanggul Situ Gintung dibangun kebetulan bersamaan dengan 
pembangunan sebuah mesjid didekatnya.  Pemborong atau kontraktor pembangunan 
tanggul ini dipaksa memberi sumbangan untuk menambah dana pembangunan mesjid 
ini agar bisa memenangkan kontrak pembangunan tanggul ini.  Akhirnya si 
kontraktor setuju, 50% dana besar untuk pembangunan tanggul ini akhirnya 
disumbangkan untuk membantu pembangunan mesjid.

Sang Kontraktor berpikir tidak ada salahnya kalo jumlah semen untuk membangun 
tanggul ini dikurangi 50-60%, toh enggak ada yang bisa memeriksa-nya !!!

Seharusnya adukan semen untuk tanggul ini sekelas dengan beton2 kelas satu agar 
tanggulnya jangan jebol.  Tetapi biarpun adukan semen-nya dikurangi hingga 90% 
sekalipun masih kualitasnya sekelas tembok2 bangunan sekolah Inpres dijaman 
Suharto yang hanyut setiap ada banjir.

Demikianlah, kualitas beton untuk tanggul Situ Gintung ini menurun cuma 50-60%, 
tapi gantinya justru lebih berharga yaitu berdirinya mesjid megah yang jadi 
kebanggaan warga dan tentu terutama kebanggaan pejabat yang memungkinkan 
berdirinya mesjid ini.  Apalagi tanggulnya juga berdiri dengan megah dan tidak 
ada yang bisa melihat bahwa kualitasnya cuma 40-50% saja.

Singkat cerita, akhirnya tanggul Situ Gintung ini jebol dan semua nya hancur 
luluh dihantam banjir.  Tapi mesjid yang berdiri ini ternyata tetap bisa 
bertahan karena bangunan mesjid inilah yang kualitas betonnya adalah kualitas 
yang harusnya dibangun untuk tanggul Situ Gintung itu.

Artinya, kalo saja kualitas beton mesjid itu dipindahkan untuk kualitas 
tanggul, dan kualitas beton tanggul dipindahkan untuk beton mesjidnya, maka 
tanggul tidak jebol dan mesjidnya tidak runtuh.

Tapi dasarnya memang kaum muslimin selalu suka akan keajaiban Islam, sehingga 
runtuhnya tanggul dan kokohnya mesjid justru menjadi dakwah tentang keajaiban 
mesjid itu tersendiri yang menjadi berkah bagi umat dalam meningkatkan keimanan.

Ny. Muslim binti Muskitawati.





CiKEAS> Mata Dicongkel, Kaki Dipatahkan, TKW Disiksa Keji di Kuwait

2009-03-27 Thread Sunny
Refleksi : Para petinggi NKRI  tidak akan modek dengan masalah ini, mereka lagi 
sibuk kampanye cari rejeki nomplok. Selain itu tidak berani  mengkotokan diri 
dengan bersuara membela kaum wong cilik. Tukang teriak wong cilik, karena licik 
bin picik tidak akan modek, sebab bukan urusannya.

http://hariansib.com/2009/03/27/mata-dicongkel-kaki-dipatahkan-tkw-disiksa-keji-di-kuwait/

Mata Dicongkel, Kaki Dipatahkan, TKW Disiksa Keji di Kuwait
Posted in Berita Utama by Redaksi on Maret 27th, 2009 
Jakarta (SIB)
Lepas dari mulut buaya, masuk ke mulut macan. Begitulah nasib naas yang dialami 
salah satu Pahlawan Devisa Ria Nasrini. Gadis berusia 21 berkulit putih asal 
Cirebon ini berpindah majikan guna menghindari siksaan fisik yang kerap 
dialaminya dari majikan pertama. Sialnya, ia malah mendapat siksaan fisik yang 
jauh lebih keji di majikan keduanya di Kuwait.


"Saya kabur dari majikan pertama, karena dia kejam. Tapi saat kerja di majikan 
kedua, ternyata lebih kejam lagi. Kedua mata saya buram, akibat dicongkel 
hingga berdarah oleh kuku majikan perempuan dan tanpa alasan jelas, kedua kaki 
saya dipatahkan sang majikan lelaki sehingga kini saya tak bisa berdiri tegak," 
ungkap Rini sambil terisak.


Menurut Wakil Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Jasa TKI (Apjati) Rusjdi Basalamah 
dalam keterangan tertulisnya, Selasa (24/3), Isak tangis dari ratusan tenaga 
kerja wanita tak tertahankan saat Ria mengatakan, majikan mencederai matanya 
dan mematahkan kakinya.
"Hal itu diungkap Rini di ruang Mushalla KBRI Kuwait, Senin (23/3). Saat 
itupun, selain saya, hadir Ketua Himpunan Pengusaha Jasa TKI (Himsataki) Yunus 
M Yamani, Ketua Bidang Organisasi Indonesia Employment Agencies Asociation 
(Idea) Aminullah serta Konsul KBRI Kuwait serta Konsul I KBRI Kuwait Dino 
Nurwahyudin, dan 339 TKW lainnya," papar Rusjdi di Kuwait.


Ia menambahkan, untuk menyelamatkan diri dari kekejaman majikan keduanya, Ria 
Nasrini yang baru enam bulan bekerja namun belum diketahui siapa pengusaha 
PJTKI yang mengirimnya ke salah satu negara Teluk tersebut, dia pun berlindung 
di penampungan agen Ashkanani, tenaga kerja asing (TKA) di Salmiah, Kuwait.
"Namun bukan perlindungan di sana dia malah disekap selama sebulan. Wajahnya 
diguyur air dingin tiga ember dan tangannya diikat, lalu dipukuli dan disetrum 
di ruang bawah tanah di penampungan Ashkanani tersebut. Menurut pengakuan, Ria 
di saat pertemuan itu bukan hanya dia, TKW lainnya juga diperlakukan kasar, 
malah ada yang hingga diperkosa di sana, selayaknya agen yang memfasilitasinya 
menolong dari tindakan kasar majikan tetapi sebaliknya malah dia disiksa," 
ungkap Rusjdi.


Rusjdi menyatakan, keberatan Ria saat pertemuan itu sangat kebetulan. Sebab, 
sehari sebelum mereka datang ke Salmiah, Minggu (22/3). Ria sudah diajak untuk 
meninggalkan penampungan KBRI Kuwait, Sabtu (21/3) bersama 76 TKW yang 
menggunakan jasa agen Ashkanani. Tapi Ria menolak, sehingga dia bisa bersaksi 
tentang nasib dirinya dan rekan-rekan di penampungan di hadapan sekitar 300 
rekan di mushalla KBRI Kuwait.


Terkait hasil temuan saat kunjungan pengurus teras tiga asosiasi perusahaan 
jasa TKI yakni Apjeti, Himsataki dan Idea, Rusjdi mendesak KBRI Kuwait untuk 
menghentikan kerja sama dengan agen TKA Ashkanani, karena bukan melindungi tapi 
sebaliknya merugikan TKI bermasalah. Sebab sudah cukup bukti bagi KBRI untuk 
menghentikan kerja sama tersebut.


"Yang pasti, Konsul KBRI Dino Nurwahyudin hadir pada pertemuan itu dan sudah 
menyaksikan sendiri, sebagian besar TKI bermasalah adalah TKW yang ditempatkan 
Ashkanani. Bahkan, tak sedikit di antara mereka yang disiksa di 
penampungannya," tegas Rusjdi. Yunus menambahkan, sudah seharusnya KBRI 
menghentikan kerja sama dengan Kuwait Union of Domestic Labor Offices (KUDLO) 
yang dipimpin agen TKA Ashkanani yang memonopoli pengajuan perjanjian kerja 
(PK) di KBRI Kuwait itu, "Ini agen TKA brengsek," kata Yunus.


Dari informasi yang berhasil dikumpulkan Yunus, saat ini hanya 13 agen yang 
tergabung dalam KUDLO. Semuanya adalah perusahaan sanak saudara Ashkanani. Di 
Kuwait, agen TKA biasanya menggunakan nama pemilik sebagai nama perusahaan. 
Sementara ratusan agen lainnya tak diizinkan bergabung dengan KUDLO.
Dampaknya, bukan hanya perlindungan dan penyelesaian permasalahan tak berjalan 
di KBRI, di Indonesia sekitar 1.900 TKW menanti di penampungan. Kondisi ini 
ironis. Sebab di saat Indonesia menerima ribuan TKI yang pulang ke Tanah Air 
karena izin kerja tak diperpanjang di sejumlah negara penempatan, di sisi lain 
TKW yang ingin kerja ke Kuwait tak bisa berangkat akibat belum adanya 
legalisasi PK. "Terkait dengan kondisi itu, kami berharap pemerintah, khusus 
Depnakertrans legalisasi PK di Jakarta, karena kondisinya mendesak," tegas 
Yunus. (BK/u)
<>

CiKEAS> Sungai Bukan Bak Sampah

2009-03-27 Thread Sunny
Refleksi : Sungai sekalipun kecil kalau diolah bisa sangat banyak manfaatnya, 
antara lain sebagai  tempat rekreasi, sumber irigasi, sumber air minum  dan 
juga bisa diolah menjadi mirco hydro eletric power, jadi jangan dijadikan 
tempat pembuangan sampah, tetapi peliharalah sebagamana mestinya.

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/27/sh03.html

Sungai Bukan Bak Sampah 

Oleh
Sulung Prasetyo



JAKARTA - Ketika Pantai Kuta di Bali diserang sampah awal tahun ini, ratusan 
turis yang sedang berjemur tiba-tiba panik. Tak cuma turis, pecalang, petugas 
pantai, masyarakat, dan pemerintah daerah seperti secara tiba-tiba diserang 
makhluk halus. Sepertinya Pulau Dewata mendapat kutukan karena kurangnya 
persembahan yang biasa diletakkan di jalan-jalan.

Lalu doa-doa di pura-pura dilakukan dengan makin khusuk, ditambah persembahan 
yang diperbanyak. Tapi tampaknya dewa tetap tak senang, Pantai Kuta kembali 
diserang kedua kalinya oleh sampah di bulan Februari. Kali ini sampah 
kebanyakan berjenis plastik dan tempat-tempat persembahan kecil berbahan daun 
kelapa. Usut punya usut, ternyata bukan kemarahan dewa sebagai musabab Pantai 
Kuta dihantui sampah. Tapi, tampaknya pengelolaan sampah di Bali memang perlu 
dibenahi.  Budaya masyarakat yang suka membuang sampah sembarangan di sungai, 
ditelisik menjadi awal musibah tersebut. Jadi, pantas bila persembahan menjadi 
seperti tak ada gunanya karena bukannya membuat Pantai Kuta tak diserang sampah 
kembali, namun justru membuat sampah menjadi makin banyak, karena makin banyak 
persembahan yang diberikan. 


Pangkal Masalah
Maggie Dunkle, seorang warga negara Australia yang kerap mengunjungi Bali jeli 
melihat pangkal masalah tersebut. Kemudian dengan nalar pintar, wanita berusia 
52 tahun itu mengejewantahkannya dalam sebuah buku anak-anak. Buku yang 
bercerita mengenai perjalanan seekor burung Camar dan Kokokan menyusuri sungai 
itu dan menjabarkan cerita mengenai sungai yang makin tak bersahabat. "Ada dua 
hal yang ingin disampaikan buku ini," ujar Maggie saat peluncuran bukunya di 
Ubud Bali, Sabtu (14/3) lalu. "Yang pertama, menolong anak-anak untuk belajar 
memahami masalah dan menyebarkan semangat harapan," tambah Maggie dengan senyum 
lebarnya. 

Buku itu sendiri merupakan buku kedua, setelah tahun lalu diluncurkan pula buku 
dengan gaya serupa berjudul Penyu dan Lumba-Lumba. Margiyono, pelukis dari buku 
tersebut kali ini mengaku agak kesulitan mengilustrasikan gambar. "Kalau untuk 
buku pertama butuh tiga bulan untuk menggambar, sekarang butuh enam bulan," 
ujar pria dengan rambut gondrong ini. 


Melukiskan masalah dengan gambar memang menjadi cara Maggie menyampaikan pesan 
lingkungan di dalamnya. Dengan cara tersebut diharapkan anak-anak menjadi 
tertarik dan ingin turut menyelamatkan lingkungan, terutama sungai. Di dalam 
buku tersebut memang digambarkan bagaimana burung Camar dan Kokokan merasa 
sedih melihat pantai yang penih sampah. Kemudian mereka terbang menyisiri 
sungai untuk mencari sumber masalah. Di sepanjang perjalanan mereka menemukan 
banyak orang yang membuang sampah sembarangan. Beberapa pemancing hanya 
mendapatkan sandal dan beberapa anak sedang bermain-main di sungai. 
Dharma, yang tinggal di Bali bagian barat membenarkan asumsi kalau sungai di 
Bali sekarang tambah buruk rupa. Sekarang sulit melihat dasar beberapa sungai 
di sekitar tempatnya. "Padahal dulu kami bisa berenang-renang dan mencari ikan 
disana," ujar Dharma, mengenang masa kecilnya. 

Mencemaskan
Kondisi sungai di sebagian besar wilayah Indonesia kini memang mencemaskan. 
Kalau diibaratkan secara negatif, sekarang sungai seperti tempat sampah 
berjalan saja. Di Sungai Kapuas Kalimantan Barat, sampah pernah terjebak di 
pinggir-pinggir ponton yang sedang diistirahatkan. Di Sungai Palu Sulawesi 
Tengah, orang-orang membuang sampah di malam hari. Di Sungai Musi, beberapa 
anak sungainya seperti Sungai Jeruju, Bayas, Karang, Sungai Tawar, Sungai 
Bendung, Rendang, dan Sungai Kedukan, tampak dipenuhi sampah. Apalagi, di 
Sungai Ciliwung yang membelah Jakarta. Dalam sebuah laporan di awal tahun ini 
setidaknya 90 truk sampah harus disediakan untuk mengangkut sampah yang 
tersangkut di jembatan pascabanjir. Jumlah tersebut setara dengan 1.800 meter 
kubik per hari. 


Sementara itu, menurut Tri Mumpuni, Direktur Eksekutif Institut Bisnis dan 
Ekonomi Kerakyatan (Ibeka) yang banyak berkecimpung dalam pemanfaatan listrik 
menggunakan arus sungai menyatakan, banyak Pembangkit Listrik Tenaga Mikro 
Hidro (PLTMH) saat ini rusak karena pasokan air sungai yang makin sekarat. 
Seperti di Lamajan, Bengkok di Dago Pakar, Bandung, PLTMH milik PLN sebanyak 
dua buah saat ini dinyatakan tak berfungsi lagi. 


Sementara itu, di Cijambe dan Cinangkling, PLTMH yang telah dibangun dari zaman 
Belanda juga rusak. "Produksinya turun karena memang sudah terlalu banyak 
manusia, dan lokasinya sudah tidak di hutan seperti dulu lagi karena sudah 
banyak permukiman," urai Tri Mumpuni melalui s

CiKEAS> Memilih Pemimpin yang Merasakan Derita Rakyat

2009-03-27 Thread Sunny
Refleksi: Siapa orangnya yang disebut pemimpin atau bakal pemimpin yang 
merasakan derita rakyat? Seorang peminpin yang merasakan derita rakyat paling 
tidak  sudah pernah berkecimpun bersama-sama rakyat yang menderita dan oleh 
karena itu  berani ambil inistif untuk melakukan perubahan fundamental guna 
perbaikan hidup rakyat  dari  keadaan buruk menjadi baik atau lebih baik lagi,  
jadi bukan baru berkaok-kaok pada masa menjelang Pemilihan Umum (Pemilu).  
Sebahagian dari  mereka yang berkaok-kaok sudah diketahui kapasitasnya, dari 
itu hendaklah direnungkan berita tentang keledai yang adalah lambang kebodohan; 
dikatakan bahwa keledai tidak akan tersentuk pada batu yang sama dua kali.  
Bila berlagak masabodoh pemilu bisa membuat keliru..

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/27/opi01.html


Memilih Pemimpin yang Merasakan Derita Rakyat 
Oleh
Benny Susetyo Pr


Kesibukan elite mencari sosok capres dan pasangannya yang ideal tak ayal ikut 
mempengaruhi cara berpikir masyarakat dewasa ini. Kendati bukan kesibukan yang 
sama antara elite dan masyarakat, namun tingkah polah elite yang demikian 
menjadi tontonan pendidikan politik untuk membuktikan sejauh mana elite 
menunjukkan sikap dewasa dalam berpolitik. Repotnya mencari figur kepemimpinan 
yang ideal menunjukkan sesuatu yang harus diakui sebagai sebuah krisis 
kepemimpinan. Dalam pengertian sederhana, krisis kepemimpinan menunjuk pada 
kondisi di mana suatu masyarakat sulit mencari sekaligus mempercayai 
figur-figur yang ditampilkan selama ini. 

Pengalaman telah membuktikan bahwa kepemimpinan bangsa selama ini tidak bisa 
menyelesaikan krisis bangsa. Terutama karena ia dibentuk dan dilahirkan bukan 
melalui proses yang matang, melainkan instan. Pemimpin yang demikian sulit 
untuk menyelesaikan krisis masyarakat karena ia tak bisa empati pada 
penderitaan rakyat. Pemimpin dilahirkan untuk merebut kekuasaan semata-mata, 
bukan untuk meraih tujuan semestinya: menciptakan kesejahteraan masyarakat. Ia 
hanya bisa memikirkan cara mengentaskan kemiskinan dari kursi empuk kekuasaan, 
dan tidak turun langsung merasakan bagaimana derita sengsara masyarakatnya. 
Diakui atau tidak, itulah gambaran pemimpin kita selama ini.

Krisis kepemimpinan juga ditunjukkan dengan minimnya pengakuan bersama seorang 
figur yang bisa dijadikan teladan. Kita tidak memiliki pemimpin nasional yang 
tindak tanduknya bisa dicontoh dan dijadikan teladan, yang kita miliki hanya 
pemimpin lokal, pemimpin suku, pemimpin golongan, pemimpin aliran dan sekte. 
Kita belum memiliki figur kepemimpinan nasional yang diakui bersama untuk 
melepaskan bangsa dari jurang krisis.

Terkecoh Figur
Untuk bisa keluar dari krisis, bangsa kita memang membutuhkan figur pemimpin 
nasional yang kuat, tegar, demokratis, dan yang pasti tidak suka mengeluh dalam 
upaya mengeluarkan rakyatnya dari krisis berkepanjangan. Kondisi sosial budaya 
bangsa kita harus diakui masih berada dalam situasi patron-klien di mana 
berlaku logika kekuatan dan kemampuan pemimpin yang masih dijadikan sebagai 
patokan apakah kita mampu keluar dari krisis atau tidak.

Seluruh pengalaman kehidupan berbangsa kita menunjukkan bahwa selama ini kita 
masih tergantung pada siapa pemimpinnya. Seluruh pengalaman itu menunjukkan 
bahwa warna kebangsaan kita amat ditentukan oleh corak kepemimpinan tersebut.
Masyarakat belum bisa mandiri dengan dirinya sendiri untuk memperbaiki 
kehidupannya,
karena urusan sistem yang diwarnai oleh corak kepemimpinan tersebut. Maka tak 
mengherankan jika salah satu prasyarat Indonesia keluar dari krisis adalah 
siapa figur pemimpinnya. Namun demikian, kenyataan tersebut sekali lagi jangan 
digunakan untuk mengecoh publik dengan hanya menonjolkan figur yang seolah-olah 
besar dan kuat, tapi sejatinya tidak kuat menghadapi permasalahan bangsa. Sebab 
kalau kondisi seperti ini berlarut-larut, masyarakat akan terjebak lagi oleh 
figur yang seolah-olah memperjuangkan wong cilik, tapi kenyataannya justru 
semakin menistakannya.

Kondisi patron-klien yang menjadi ciri masyarakat kita hanya dimanfaatkan oleh 
para politisi untuk mengambil keuntungan dirinya sendiri. Justru bukan untuk 
menguraikan benang kusut patron-klien tersebut. Bukannya pemimpin sebagai suri 
teladan yang baik, tapi justru menjadi pemimpin semata-mata untuk berkuasa, 
bukan untuk mengentaskan penderitaan rakyat.

Ketika pemimpin hanya berpikir bagaimana berkuasa maka itulah tanda-tanda kita 
mau jatuh ke dalam jurang krisis kepemimpinan. Ada kesan para elite kesulitan 
mencari figur terbaik di republik ini. Krisis kepemimpinan juga terjadi akibat 
penggeseran sebuah nilai kemanusiaan dan keadilan yang digantikan dengan uang 
alias modal untuk keserakahan dan keangkuhan. Mereka ingin berkuasa karena 
ingin uang - yang begitu kuat menguasai secara dominan seluruh ruang politik. 
Kalau sudah begitu maka politik tidak mampu lagi memperjuangkan nilai-nilai 
kemanusiaan dan keadilan. 

Uang Menjadi Segalanya
Uang menjadi segala-galanya dalam menen

CiKEAS> SBY Memberantas Korupsi--Nepotist Megawati Mengkorupsinya

2009-03-27 Thread Hafsah Salim
SBY Memberantas Korupsi--Nepotist Megawati Mengkorupsinya
 
Megawati Mempraktekkan Nepotisme Dalam Berkorupsi Ria !!  Caleg2 yang 
diangkatnya kesemuanya adalah orang2 yang berjasa dalam mengkorupsi uang negara 
yang disetorkan kepadanya.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/10/12292099/jppr.pdi-p.calonkan.caleg.yang.diduga.terlibat.korupsi

Kemana Kwik Kian Gie
Karier-nya sudah habis gara2 membongkar rahasia Megawati yang mengkorupsi uang 
bantuan bank dunia untuk mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

Kwik Kian Gie enggak berani sebut nama pelaku korupsi ini, tapi keterangan2nya 
kemudian berhasil menunjuk Megawati sebagai pelaku utamanya, dan kemudian 
kasusnya ditutup, dipeti eskan dan tidak ada seorangpun pejabat yang ditangkap 
karena pelaku utamanya adalah Megawati sang primadona biang korup.

http://www.antara.co.id/arc/2007/4/26/kwik-kian-gie-tiga-jam-bersaksi-di-kejati-jakarta/

Megawati adalah ratu koruptor karena dia mengangkat pejabat2 koruptor untuk 
jadi pendamping disekitarnya untuk disetorkan ke kas pribadi keluarganya.

http://forum.detik.com/showthread.php?t=4783&page=1486

Pertama kali SBY naik jadi presiden, dia sudah dituntut pertanggungan jawab 
dana bantuan untuk orang2 miskin yang diberikan oleh bank dunia kepada 
Indonesia dizaman presiden Megawati.

Uang dana bantuan bank dunia untuk orang miskin kepada Indonesia ternyata 
hilang lenyap tak berbekas, banyak menteri2 dan pejabat2 dibawah Megawati dulu 
akhirnya terpaksa ditangkapi dan di-interrogasi kepolisian.

Barulah akhirnya rahasia raibnya dana tersebut terbongkar setelah Kwik Kian Gie 
mengaku bahwa dialah yang diperintahkan Megawati untuk mentransfer dana 
tersebut kedalam rekening bank milik pribadi Megawati dan suaminya untuk 
pembangunan ratusan pomp2 bensin milik keluarga besarnya diseluruh Indonesia.


> Don Manurung  wrote:
> Mega menilai, uang negara sebesar
> Rp 23 triliun tidak akan efektif
> jika hanya dibagi-bagikan begitu saja.
> Anggaran itu, kata Mega, akan lebih
> bermanfaat jika dipakai membangun
> infrastruktur seperti jalan dan
> jembatan, atau menciptakan lapangan
> kerja (Koran Tempo Jumat 27/3).
> 


Memang bagi Megawati uang itu sebaiknya digunakan membayar uang yang 
dikorupsinya dari bank dunia tempo dia jadi presiden.

Memang uang itu jangan digunakan untuk menolong masyarakat, tetapi digunakan 
membangun pomp2 bensin keluarganya yang tentunya akan membuka lapangan kerja.

Lapangan kerja apa yang pernah dibangun Megawati selama jadi presiden selain 
lapangan pekerjaan jadi tukang isi bensin ???

Akibat uang bantuan bank dunia untuk orang miskin itu dikorupsi Megawati, maka 
banyak lapangan pekerjaan yang jadi hilang karena akhirnya bantuan bank dunia 
itu dibatalkan dan Megawati dipaksa mengembalikannya yang sekarang belum lunas 
juga dicicilnya.

Kalo dulu Megawati jadi presiden, dia mengkorupsi bantuan bank dunia untuk 
orang miskin, maka sekarang SBY yang jadi presiden justru dia memberi bantuan 
dari uang negara yang di-bagi2kan kepada rakyat miskin yang disingkat namanya 
BLT.

Kesimpulannya sangat jelas, jangan kasih kesempatan kedua kalinya untuk 
Megawati mengkorupsi uang negara yang menjerumuskan rakyat makin miskin 
sekarang ini.  Se-jelek2nya SBY, dia masih mau memberantas korupsi para 
pejabat2nya, yang sebaliknya justru bukannya memberantas korupsi malah Megawati 
sendiri yang melakukan korupsinya dimana para cuma kebagian sesuai dengan 
pangkat yang dijabatnya.

http://www.kompas.com/read/xml/2008/10/10/12292099/jppr.pdi-p.calonkan.caleg.yang.diduga.terlibat.korupsi

Langkah pertama untuk memberantas Korupsi sebenarnya adalah memenjarakan 
Megawati.  Masalahnya, karena Megawati mau mencicil uang yang dikorupsinya 
dulu, maka SBY tidak mau menangkapnya karena kalo Megawati ditangkap akan 
berakibat pemerintah RI yang harus menanggulangi membayar cicilan uang yang 
dikorupsi Megawati.

Ny. Muslim binti Muskitawati.









CiKEAS> "Hura-hura" Menebar Benih Lewat Udara l

2009-03-27 Thread Sunny
 http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/25/kesra03.html

"Hura-hura" Menebar Benih Lewat Udara l 



JAKARTA - Program penebaran bibit tumbuhan melalui udara (aero seeding) sekilas 
menimbulkan semangat penghijauan yang membanggakan. Namun bila dikaji secara 
mendalam, program tersebut menjadi seperti hura-hura jangka pendek saja. 

Akhir tahun lalu, Wakil Presiden Jusuf Kalla mengajukan program progresif 
mengenai penghijauan. Dengan memanfaatkan pesawat C-212 Cassa, bibit-bibit 
tanaman akan disebar melalui udara. Intinya dengan program tersebut, 
penghijauan secara besar-besaran akan terlaksana dengan cepat dan efisien. 
Tanggal 11 Desember 2008, Skuadron Udara 4 Wing 2 Lanud Abd Saleh melaksanakan 
tugas tersebut di daerah Pegunungan Wilis, Kabupaten Nganjuk, Jawa Timur. 
Bekerja sama dengan Dinas Kehutanan Nganjuk, lima ton benih trembesi dan sengon 
buto disebar, karena kedua jenis pohon tersebut memang dikenal memiliki 
kemampuan yang sangat tinggi dalam menyerap karbondioksida-penyebab pemanasan 
global. 


Hasilnya, pada 5 Maret 2009 Menteri Kehutanan MS Kaban menyatakan belum bisa 
memantau hasil penghijauan melalui udara tersebut. Namun dari sebaran di tiga 
petak lahan yang disurvei sekitar 350 meter persegi, ditemukan 22 batang pohon 
sengon yang tumbuh. Jadi dalam jangka waktu tiga bulan, dengan lima ton benih 
menghasilkan 22 batang sengon tumbuh. Upaya tersebut tak merinci berapa besar 
biaya pemakaian pesawat, harga benih dan kontrol penghijauan.  Meskipun tak 
menguraikan ukuran parameter keberhasilan dari program tersebut, Jusuf Kalla 
kemudian tetap memutuskan program aero seeding dilakukan di beberapa tempat. 
Dana sebesar Rp 50 miliar-100 miliar untuk menjangkau 150.000-200.000 hektare 
lahan kritis di seluruh Indonesia kemudian disiapkan. Sejumlah provinsi yang 
menjadi target program ini antara lain Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Utara, 
dan Sulawesi Selatan. 


Dalam kajian ilmiah, program penebaran benih lewat udara seperti ini memang 
dimungkinkan. Endang Sukara, Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Hayati di Lembaga 
Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), menyatakan metode seperti itu sebenarnya 
sudah dilakukan di Indonesia secara tradisional sejak zaman dulu. "Seperti di 
Kupang, orang-orang sering menebar benih pohon kenari dengan menggunakan 
ketapel," ucapnya usai menutup acara Ekspose Hasil Penelitian Bidang Biologi 
mengenai Antisipasi Perubahan Iklim Global dan Kepunahan Aneka Ragam Hayati di 
Cibinong Science Center Bogor, Selasa (24/3). 


Program tersebut makin dimungkinkan bila melihat potensi tanaman yang dimiliki 
Indonesia, yang mencapai sekitar 7.000 jenis. Tinggal bagaimana memilah jenis 
benih yang akan disebar supaya bisa menghasilkan nilai maksimal, tambah Endang 
lagi. Seperti untuk daerah kapur atau karst, sebaiknya benih yang disebar 
seperti jambu mete dan kemiri. Sementara untuk pesisir sebaiknya ditanami jenis 
pohon kelapa, pilung dan mangrove. 


Penyebaran bibit dengan nilai ekonomi tinggi seperti ini yang seharusnya 
diutamakan, mengingat sampai saat ini program aero seeding kurang maksimal 
lantaran benih pohon yang disebarkan kurang memiliki nilai ekonomi bagi 
masyarakat. Selain itu, sistem penyebaran melalui udara membuat masyarakat 
merasa tak diajak untuk membantu program penghijauan tersebut. 

Tak Libatkan Masyarakat
Alokasi dana untuk membayar sewa pesawat dan pelaksana teknis di lapangan, juga 
perlu dikaji efisiensinya. Sementara bila melibatkan masyarakat untuk penanaman 
pokok tanaman, maka diperlukan 10-15 orang per hektare. Biaya borongan per 
hektare Rp 300.000-450.000.  Cara ini dapat menghemat biaya hingga 20 persen. 
Di sisi lain, masyarakat akan lebih antusias untuk mendukung program pemerintah 
ini. Jadi, pemerintah akan mendapatkan dua keuntungan besar, yaitu tercapainya 
sasaran program reboisasi dan pemberdayaan rakyat secara nyata. 


Sementara itu di sisi lain, Sarjiya Antonius, peneliti pupuk organik dari LIPI, 
juga menyatakan perlunya kontrol terhadap upaya aero seeding tersebut. Karena 
untuk bibit kayu besar untuk penghijauan, perlu dilakukan juga penebaran pupuk 
usai pembibitan atau penebaran. "Tergantung kadar karbon dari tanah tersebut. 
Namun dengan pupuk organik bisa tumbuh lebih baik dan aman bagi lingkungan 
pula," ujarnya pada kesempatan yang sama. Sementara dalam program aero seeding 
yang telah dilakukan, tak pernah dipaparkan apakah ada upaya kontrol tersebut. 
Lalu apakah upaya aero seeding hanya bentuk hura-hura, tanpa mengajak 
masyarakat untuk menjaga dan bersama meraih keuntungan dari lingkungan yang 
lebih baik? (sulung prasetyo)


CiKEAS> Pelayanan Listrik di Riau Terburuk Kedua di Sumatera

2009-03-27 Thread Sunny
Refleksi : Disana sini buruk, jadi apa saja yang baik? Mungkinkah pelanggaran 
hukum termasuk korupsi  adalah yang baik atau terbaik?.

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0903/27/nus01.html

Pelayanan Listrik di Riau Terburuk Kedua di Sumatera   

Oleh
Denny Winson



Pekanbaru - Dari 10 provinsi di Sumatera, Provinsi Riau berada di urutan kedua 
terburuk dalam pelayanan listrik setelah Bangka Belitung. 

Indikasi itu terungkap dari 5 juta penduduk Riau baru 60 persen masyarakat yang 
mendapatkan layanan listrik. Demikian dikatakan anggota DPRD Riau, Abu Bakar 
Siddik dalam perbincang dengan SH, Jumat (27/3) pagi. 


Menurutnya, dari dengar pendapat (hearing) yang dilakukan dengan pimpinan PLN 
Cabang Riau terungkap kini Riau mengalami defisit listrik sebesar 90 megawatt 
(MW) dari 294 MW beban puncak. "Karena defisit tadi makanya pemadaman bergilir 
dilakukan oleh PLN," terangnya. Krisis listrik itu, imbuh Abu, mengakibatkan 
500 desa di Riau hingga kini belum terpasang aliran listrik. Umumnya, kawasan 
yang belum terjangkau layanan listrik tersebut merupakan desa-desa terpencil. 


Ironisnya, tidak saja di pedesaan terpencil yang belum terang oleh aliran 
listrik, 15.000 warga di dua dusun Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya 
Pekanbaru masih gelap gulita. Selain itu, PLN belum bisa memasang sambungan 
baru mengingat daya yang ada tidak memadai.
Sementara itu, Ketua Masyarakat Kelistrikan Indonesia (MKI) Riau, Marbaga 
Tampubolon menyebutkan, dari 1.447 desa yang ada di Riau yang baru menikmati 
listrik dari pemerintah baru 947 desa.


Sebenarnya, sebut Marbaga, Pemprov Riau telah berupaya agar desa-desa yang ada 
di daerah itu dapat menikmati aliran listrik dengan membangun 14 unit 
Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) dengan kekuatan 150 KVA. 
"Tetapi, pengadaan PLTD tersebut kurang efektif sebab masyarakat harus 
mengeluarkan uang untuk pembelian bahan bakarnya," katanya lagi.
Baik Abu maupun Marbaga setuju defisit listrik di Riau hanya bisa teratasi jika 
pemerintah mencabut undang-undang kelistrikan di mana PLN merupakan 
satu-satunya perusahaan yang mengelola energi itu. 


"Monopoli PLN dalam pengadaan listrik harus dicabut. Kalau tidak, penanam modal 
asing enggan untuk masuk dalam bidang ini. Untuk Riau saja, sudah ada beberapa 
kali MoU dengan pihak asing yang berminat berinvestasi di bidang kelistrikan, 
tetapi selalu kandas terbentur oleh undang-undang tadi," tukas Abu Bakar.
Meski masih terbentur dengan undang-undang soal listrik tadi, Abu masih 
menyimpan harapan mendengar janji Wakil Presiden Jusuf Kalla yang pernah 
menyebut kalau tahun 2010 mendatang Indonesia akan keluar dari krisis listrik. 
"Program 2010 (keluar dari krisis listrik) tinggal setahun lagi, jadi kita 
tunggu sajalah," katanya lagi.


CiKEAS> Almarhum Amrozy dan Ali Gufron Masuk DPT

2009-03-27 Thread Sunny
Refleksi : Mungkin Amrozy dan Al Gufron masih hidup segar bugar, yang 
ditunjukkan  telah mati ditembak  itu hanya gadungan atau mereka berpura-pura 
mati. Hanya Allah dan penguasa negara saja yang tahu.  Siapa yang memasukan 
nama mereka dalam DPT?

http://www.tribun-timur.com/read/artikel/19129


Almarhum Amrozy dan Ali Gufron Masuk DPT
Laporan: KOMPAS.COM


Jumat, 27 Maret 2009 | 20:53 WITA
LAMONGAN, TRIBUN - Nama terpidana mati kasus bom Bali I, almarhum Amrozi dan 
Ali Ghufron alias Muklas, ternyata masih berada di dalam daftar pemilih tetap 
(DPT) pemilihan umum legislatif. 
Kepala Panitia Pengawas Pemilu Kabupaten Lamongan Mustakim, Jumat (27/3), 
menyatakan menerima laporan dari Panwas Pemilu Kecamatan Solokuro yang 
menyebutkan nama keduanya masih masuk DPT.

Kekeliruan ini mungkin terjadi karena DPT pemilihan gubernur Jatim putaran 
kedua masuk daftar pemilih sementara pemilihan umum legislatif. "Kemudian, 
petugas verifikasi dan validasi pemilih tidak cermat, sehingga dua orang warga 
Desa Tenggulun Kecamatan Solokuro yang telah meninggal itu pun masuh DPT," kata 
Mustakim.

Panwas Pemilu Kabupaten Lamongan juga menemukan beberapa kejanggalan terkait 
DPT, yakni 70 orang di Desa Menganti, Kecamatan Glagah, masuk DPT dua kali atau 
ganda. 

"Kami juga mendapati pemilih di bawah umur di Dusun Gempol, Desa Tukmloko, 
Kecamatan Sarirejo, yakni Ahmad Muslikh (3) dan Maikin (16). Orang meninggal 
dan cacat mental ada yang masuk DPT juga, padahal ini sudah kami ingatkan sejak 
pilgub I, tetapi nyatanya sampai kini masih terdaftar," katanya.

Sementara itu, 11 orang warga Desa Plosowahyu tidak terdaftar meskipun sudah 
memiliki hak pilih. Sedangkan di Kelurahan Blimbing, Kecamatan Paciran, 
ditemukan kelebihan TPS. Seharusnya di kelurahan tersebut ada 38 TPS, tetapi 
nyatanya dalam DPT ada 39 TPS.

"Semula, diduga terjadi copy paste antara TPS 38 ke TPS 39. Namun, dilihat dari 
jumlah pemilihnya berbeda. Di TPS 38 terdaftar 253 orang, sedangkan di TPS 39 
sebanyak 388 orang atau selisih 135 pemilih," kata Mustakim.(*)
 

CiKEAS> Di Wamena, Rumah Bupati dan Ketua DPRD Yahukimo Dirusak

2009-03-27 Thread Sunny
Cendrawasih Pos
28 Maret 2009

 
Di Wamena, Rumah Bupati dan Ketua DPRD Yahukimo Dirusak

Pelakunya Sekitar 20 Orang, Kini Dalam Pengejaran Polisi



WAMENA-Rumah Bupati Kabupaten Yahukimo, Ones Pahabol dan rumah Ketua DPRD 
Kabupaten Yahukimo, Didimus Yahuli yang terletak di Jalan Sudirman, Wamena, 
Kamis (26/3) sekitar pukul 17.00 dilaporkan dirusak orang tidak dikenal. 
Akibatnya, kaca rumah milik bupati, kaca mobil Ford dan mobil Hyundai yang 
diparkir di dalam garasi termasuk 6 kaca lampu teras rumah pecah. Sementara di 
rumah Ketua DPRD, kaca rumah dan kaca mobil Ford yang diparkir juga pecah.
Dari pantauan Cenderawasih Pos di dua rumah itu, tampak puluhan batu di teras 
rumah yang merupakan bekas lemparan orang yang tidak dikenal. Berdasarkan 
informasi yang berhasil dihimpun Cenderawasih Pos, sekitar 20 pemuda datang 
dari arah Jalan Irian menuju Jalan Sudirman dan langsung melempari rumah ketua 
DPRD kemudian dilanjutkan dengan melempari rumah bupati. Akibat kasus tersebut, 
3 anak kecil mengalami luka memar yang saat kejadian berada di dalam mobil 
milik Ketua DPRD.


Salah seorang saksi mata yang enggan namanya disebutkan mengatakan, orang itu 
datang dari arah Jalan Irian dengan membawa batu dan langsung melempari rumah 
ketua DPRD dan selanjutnya melempari rumah Bupati Ones Pahabol. "Saya tidak 
tahu mereka dari mana tapi yang saya lihat sekitar 20 orang dari arah Jalan 
Irian dan langsung melakukan pelemparan, setelah itu langsung kabur,"ungkapnya.
Sementara itu, Kapolres Jayawijaya, AKBP. Drs. Mulia Hasudungan Ritonga, M.Si 
melalui Kasat Reskrim, Iptu Philip M Ladjar mengatakan, pihaknya belum bisa 
memastikan pelaku berjumlah berapa dan motifnya apa, namun pihaknya akan 
menindaklanjuti kasus ini dengan mengejar pelaku. "Kasus ini tetap kami 
tindaklanjuti dengan mencari keterangan saksi mata,"katanya.(nal)

<>

CiKEAS> Buruh Migran Jember Diduga Hilang di Arab Saudi

2009-03-27 Thread Sunny
http://www.surya.co.id/2009/03/27/buruh-migran-jember-diduga-hilang-di-arab-saudi/

Buruh Migran Jember Diduga Hilang di Arab Saudi

Jumat, 27 Maret 2009 | 15:38 WIB |
JEMBER | SURYA.CO.ID - Yayuk Widyarsih (34), buruh migran asal Desa Sidodadi, 
Kecamatan Tempurejo, Kabupaten Jember, Jawa Timur, menjadi korban perekrutan 
buruh migran illegal dan diduga hilang di Arab Saudi. "Yayuk berangkat menjadi 
TKI ke Arab Saudi sejak Juli tahun 2008, hingga hari ini tidak ada kabar 
tentang keberadaannya," kata adik kandungnya, Mudrikah, di Kantor Dinas Tenaga 
Kerja dan Transmigrasi Jember, Jumat (27/3/2009).
Menurut dia, pihak keluarga sudah beberapa kali mencoba menghubungi perusahaan 
jasa TKI yang memberangkatkan Yayuk, namun tidak ada kejelasan, sehingga 
menyebabkan keluarga cemas. "Saya kuatir, ada apa-apa dengan kondisi mbak 
Yayuk," katanya lirih.

Ia menjelaskan, kedatangan keluarga Yayuk bersama Serikat Buruh Migran 
Indonesia(SBMI) Jember ke Disnakertrans Jember untuk mengadukan persoalan itu, 
agar keberadaan Yayuk bisa diketahui. "Keluarga hanya berharap kabar dari 
Yayuk, jika dia mengalami siksaan majikan maka keluarga minta Yayuk dipulangkan 
ke Jember," katanya berharap.

Ia mengatakan, kakaknya berangkat menjadi TKI dengan cara legal, karena seluruh 
dokumen sudah disiapkan dan sesuai dengan prosedur. Sementara itu, Ketua SBMI 
Jember, Achmad Mufti, menuturkan, Yayuk adalah korban perekrutan TKI yang tidak 
sah, karena calo TKI yang merekrut Yayuk tidak memiliki izin untuk melakukan 
perekrutan.

Menurut dia, sesuai dengan Perda TKI di Jember, seseorang yang merekrut calon 
TKI harus memiliki surat resmi perekrut dan izin dari Disnakertrans, sedangkan 
perekrut Yayuk yang berinisial KJ, warga setempat tidak bertanggung jawab atas 
keberadaan Yayuk di Arab Saudi.

"Yayuk menjadi korban perekrutan tidak sah alias ilegal, meski Yayuk memiliki 
dokumen resmi dan sah," katanya menerangkan. Ia mendesak, Disnakertrans 
menindak tegas perekrut calon TKI yang tidak memiliki izin, karena diperkirakan 
jumlah calo atau perekrut TKI ilegal sangat banyak di desa yang menjadi kantong 
TKI di Jember.

Ia mengungkapkan, Yayuk diberangkatkan ke Arab Saudi melalui PT Ifan Margatama 
di Jakarta Timur secara resmi, namun hingga hari ini PJTKI yang memberangkatkan 
hanya mengatakan Yayuk di Arab Saudi. Secara terpisah, Kepala Seksi Penempatan 
dan Perluasan Kerja Disnakertrans Jember, Widiartomo, mengaku, belum bisa 
memproses pengaduan yang dilaporkan keluarga korban TKI dan SBMI, karena Kepala 
Disnakertrans tidak berada di kantor.

"Maaf, saya tidak bisa memproses pengaduan, karena keluarga TKI harus 
mengadukan ke Kepala Disnakertrans lebih dulu, setelah itu saya proses," 
katanya singkat sambil meninggalkan keluarga TKI yang melapor ke Disnakertarns. 
ant


CiKEAS> Charles Darwin Mahasiswa Terkaya Saat Belajar Di Cambridge

2009-03-27 Thread Sunny
http://www.harianterbit.com/artikel/info/artikel.php?aid=64589


Charles Darwin Mahasiswa Terkaya Saat Belajar Di Cambridge
  Tanggal :  25 Mar 2009 
  Sumber :  Harian Terbit 


JAKARTA - Satu temuan baru tentang catatan keuangan yang baru dirilis pekan ini 
menunjukkan bahwa ilmuwan Charles Darwin adalah mahasiswa kaya saat belajar di 
Universitas Cambridge, Inggris.

Dalam catatan pribadinya Darwin menggambarkan masa mahasiswanya sebagai saat 
paling menyenangkan dalam hidupnya.

Wartawan BBC Nkem Ifejika melaporkan, berbeda dengan kebanyakan mahasiswa zaman 
sekarang yang harus hidup irit, masa mahasiswa Darwin sangat menyenangkan. 
Catatan keuangannya ini ditemukan oleh sejarawan Universitas Cambridge.

Dari catatan itu terlihat dia menjadi pelanggan tetap seorang tukang potong 
rambut, penjahit, dan membayar uang langganan untuk mencuci baju dan menyemir 
sepatu. Kamar tempat tinggalnya pun kemungkinan rapi karena dia menyewa tukang 
cat dan pembersih cerobong asap.

Selain itu, makanan Darwin pun jauh lebih sehat dari mahasiswa zaman sekarang. 
Dia membayar ekstra-uang kepada universitas untuk mendapat sayuran ditambah 
lauk-pauk. Namun, ada satu hal yang tidak tercatat dalam buku pengeluaran 
keuangan Darwin, tidak banyak uang dibelanjakan untuk buku.

Dia memang terkenal tidak suka belajar di Cambridge dan lebih suka aktivitas 
menembak, naik kuda, dan mengumpulkan serangga. Dan hobi mengumpulkan binatang 
ini yang menjadi pertanda pekerjaan yang akan dia tekuni di masa depan. Dia 
kemudian menjadi ilmuwan yang merumuskan dasar teori evolusi.(idk/bbc

CiKEAS> El Salvador's democratic test

2009-03-27 Thread Sunny
http://www.dailytimes.com.pk/default.asp?page=2009\03\27\story_27-3-2009_pg3_5

Friday, March 27, 2009

VIEW: El Salvador's democratic test -Kevin Casas-Zamora

 Democracy is a priceless bequest. If, amidst the indifference of the world, 
Funes chose to play fast and loose with it, Livingstone would be proven wrong: 
voting can change much, and sometimes for the worse

Back in his radical days, Ken Livingstone, the former mayor of London, famously 
quipped that if voting changed anything, they would abolish it. It turns out 
that in Latin America, elections really do shake things up. The latest proof: 
Mauricio Funes, the standard bearer of the FMLN - until not long ago a Marxist 
guerilla movement - has just prevailed in El Salvador's presidential election.

This is remarkable in a country that for as long as anyone remembers has been 
ruled, by hook or by crook, by a reactionary oligarchy. If the Salvadoran 
left's close electoral victory is peacefully accepted - as it has been so far - 
it means that Latin America has truly come a long way.

Whether this profound change will be seen as a key moment in the consolidation 
of democracy in El Salvador, or as the beginning of a slide toward instability, 
will depend on Mr Funes' ability to balance two complex and contradictory 
imperatives: calling for moderation across the political spectrum while 
implementing the deep social transformations that El Salvador sorely needs. 
With nearly half the population below the poverty line, the country's pervasive 
inequalities underlie its tumultuous political history, soaring crime levels, 
and massive outward migration.

By all accounts a reasonable man, Funes faces an uphill battle in preaching 
moderation. He will preside over a deeply polarised country, where conservative 
forces find themselves outside the presidential palace for the first time ever. 
If the vicious tone of his opponent's campaign offers any indication, Funes 
cannot count on the good will of those who have yet to learn how to behave like 
a loyal opposition.

More important, perhaps, is the new president's relationship with his own 
allies. A political newcomer who did not participate in El Salvador's civil 
war, Funes, along with all the FMLN's congressional candidates, was handpicked 
as presidential nominee, behind closed doors by the party's Political 
Commission, where diehard Marxist cadres still roam unchecked. The allegiance 
of the FMLN's congressional caucus lies primarily with the party's traditional 
structure and only accidentally with Funes.

Even more forbidding are the constraints that Funes faces in pursuing a social 
reform agenda. To begin with, the FMLN is short of a congressional majority, 
which remains in the hands of its right-wing opponents, ARENA and its long-time 
allies, the small PCN. Funes' administration seems to be doomed to political 
gridlock, a chronic ailment of Latin America's presidential regimes.

Moreover, the current economic downturn is creating especially severe problems 
for the Salvadoran economy. Remittances from the United States accounted for 
roughly 17 percent of GDP in 2008, more than the country's total exports. This 
vital source of capital is falling at an alarming rate - 8.4 percent year on 
year in January. Unsurprisingly, El Salvador's economic growth forecast for 
2009 has been cut to barely 1 percent.

The real problem, however, is less the economic contraction than the very 
limited room for maneuver that the government enjoys in a country that 
dollarised its economy in 2001. In the face of plummeting remittances and 
foreign investment, Funes will rapidly discover that dollarisation without 
dollars is no fun.

Funes is a moderate voice in a country where there are few of them. He needs 
all the help he can get. The US, which still has significant clout over what 
happens in El Salvador, would do well to welcome his election and offer him 
tangible support for key social reforms.

The stakes are high. Confronted with daunting obstacles and a disloyal 
opposition, Funes may well decide to cater to FMLN hard-liners and pursue his 
reform agenda with no patience for democratic checks and balances, as other 
leftist leaders in Latin America, such as Ecuador's Rafael Correa and Bolivia's 
Evo Morales, have done.

For Funes, choosing that path would be a historic mistake. It would endanger 
the single most important - if slightly ironic - legacy of the FMLN's armed 
struggle: the creation of a liberal democracy in El Salvador.

Democracy is a priceless bequest. If, amidst the indifference of the world, 
Funes chose to play fast and loose with it, Livingstone would be proven wrong: 
voting can change much, and sometimes for the worse. -DT-PS

Kevin Casas-Zamora is senior fellow in foreign policy at The Brookings 
Institution, and former vice-president and minister of national planning of 
Costa Rica

Home | Editorial 
<<20090327_casaszamora.jpg>>

CiKEAS> Sajen Situ Gintung Dari Masyarakat Dinodai Muslimin

2009-03-27 Thread Hafsah Salim
Sajen Situ Gintung Dari Masyarakat Dinodai Muslimin
   
Ada laporan lagi, bahwa sajen yang biasa diletakkan masyarakat yang percaya 
adanya penghuni halus di tanggul Situ Gintung telah dinodai oleh para muslimin 
yang tidak mempercayainya dan melecehkan masyarakat yang mempercayainya.  
Bahkan masyarakat yang percaya ini diancam untuk tidak lagi menyediakan sajen2 
disana karena wilayah itu bukan wilayah setan2 gentayangan melainkan daerah 
yang sudah direbut "Muhammadyah".

Laporan pekerja2 bangunan juga ada yang menceritakan tentang kadar semen untuk 
perbaikan dan pemeliharaan tanggul dikorupsi pemborongnya bersama ulama2 yang 
menjadi anggauta pembangunan mesjid didekat Situ Gintung.

Demikianlah, kualitas beton untuk tanggul Situ Gintung ini diturunkan isi 
semennya cuma 50-60%, tapi gantinya justru lebih berharga yaitu berdirinya 
mesjid megah yang kekuatan bangunannya melebihi kekuatan beton untuk tanggul 
Situ Gintung, karena dana untuk semennya lebih penting digunakan untuk bangunan 
mesjid dibandingkan cuma untuk tanggul saja.
 

> Jaja Miharja  wrote:
> Andaikan ada data yang akurat dan
> nyata tentang pernyataan anda, tentu
> akan lebih baik menyikapi informasi
> yang anda "telurkan" itu. Sayangnya
> hanya ocehan anak kecil yang permennya
> jatuh sendiri lalu menyalahkan orang
> lain agar diganti yang baru.
> 


Tanggul itu jebol bukanlah cerita burung, dan akibatnya bukanlah permen jang 
berjatuhan melainkan jiwa2 manusianya.

Masalah Mesjid didekatnya bisa bertahan padahal tanggul pun ternyata jebol 
apakah mau diartikan bahwa tanggulnya lebih kuat dari mesjid atau sebaliknya 
mesjidnya lebih kuat dari tanggul ???

Katakanlah, Allah melindungi mesjidnya, mana yang lebih penting yang harus 
dilindungi Allah ???  Mesjid-nya atau tanggulnya ???

Melindungi tanggul maka mesjidnya tidak kebanjiran dan juga mesjidnya tidak 
roboh, sebaliknya melindungi mesjid malah tanggulnya jebol dan mesjidnya 
kebanjiran meskipun enggak roboh.

Lalu dari kenyataan itu, siapa yang salah ???  Korupsi selalu ada di-mana2 
meskipun dalam membangun mesjid, namun yang kita persoalkan disini bukan 
korupsinya tetapi jebolnya tanggul itu.

Tanggul itu mulanya dibuat oleh Belanda tetapi karena sudah uzur, oleh pemda 
setempat diusulkan kepada pusat untuk dana perbaikan dan pemeliharaan.  Dananya 
keluar ternyata mesjidnya terbangun dan tanggulnya malah jebol.

Memang kejadian ini bukanlah tangan2 Allah tetapi tangan2 manusia yang 
ter-gila2 menyembah Allah sehingga mengabaikan pentingnya tanggul.  Dana 
perbaikan dan pemeliharaan tanggul dialihkan untuk pembangunan mesjid sama 
sekali bukan dianggap korupsi oleh umat Islam, tetapi saya menganggap itu 
adalah korupsi.  Karena korupsi itu bukan harus memperkaya seseorang melainkan 
menyimpang dari aturan dan rencana pun sudah dinamakan korupsi.

Misalnya saja, rencana perbaikan dan pemeliharaan tanggul rencananya dilakukan 
3 bulan yang lalu, tetapi karena ada kebutuhan yang mendesak dananya dialihkan 
dulu untuk dana pembangunan mesjid yang dananya sudah ada tetapi belum bisa 
dicairkan atau baru bisa dicairkan sebulan lagi dan kalo dananya sudah cair 
bulan depan maka dana itu bisa dikembalikan kepada tujuan perbaikan dan 
pemeliharaan tanggul.  Tetapi belum lagi sebulan, turunlah hujan dan jebol lah 
tanggulnya dan ratusan korban mati sia2 belum lagi yang kehilangan tempat 
tinggal.  Gara2nya cuma mengalihkan atau meminjam dana tanggul itu cuma sebulan 
saja.

Harusnya, hasil analisa yang saya tulis ini dijadikan bahan penyidikan untuk 
mencari bukti2 penyelewengan yang terjadi. Bukan sebaliknya malah buang2 waktu 
menuduh saya menyebarkan berita bohong yang diminta tunjukan bukti2nya.

Buat apa saya buang waktu saya mencari bukti2nya???  Saya enggak dirugikan koq 
dengan jebolnya tanggul itu !!!  Juga saya enggak diuntungkan sama sekali 
dengan adanya mesjid yang bisa menahan luapan akibat tanggul jebol itu.  Lalu 
kenapa saya harus menunjukkan bukti2nya   Stupid bukan ??? 

Andaikan saya mau cari bukti2nya juga dipastikan ulama2 Islam disana malah 
menyembunyikannya karena dalam Quran kita diwajibkan menyembunyikan keburukan2 
sesama muslim.

Ny. Muslim binti Muskitawati.






CiKEAS> Palestina Sudah Tidak Perlu Diberitakan Lagi !!!

2009-03-27 Thread Hafsah Salim
Palestina Sudah Tidak Perlu Diberitakan Lagi !!!

Berita2 mengenai keadaan di Palestina sudah mereda, sudah hampir tidak 
diberitakan lagi oleh semua media diseluruh dunia.

Meskipun tidak ada beritanya bukanlah berarti situasinya sudah mereda, situasi 
tetap sama, masih ada tembakan roket dari pihak Hamas meskipun tidaklah 
segencar semasa sebelum serangan Israel.  Pertikaian antara Abbas dan Hamas 
masih belum mereda bahkan makin meningkat karena pertemuan2 di Cairo diboikot 
bergantian oleh kedua belah pihak, sementara itu pihak Mesir sudah makin jemu 
untuk menjadi penengah.

Hamas menyambut baik pernyatan Obama tentang keinginan Amerika untuk 
memperbaiki hubungannya dengan Islam, namun Obama juga dengan tegas menyatakan 
tidak akan berhubungan dengan Hamas karena Hamas bukan negara melainkan 
organisasi terroris.

Israel masih menguasai semua jalur supply ke Gaza sehingga Hamas terbelenggu 
tidak bisa bergerak meskipun masih bisa menembaki roket2nya secara acak2an.  
Sementara itu Hamas makin banyak membunuhi orang2 yang dicurigai menjadi mata2 
Israel.  Yang dibunuh itu tentunya sesama Arab Palestina juga.  Masyarakat 
akibatnya makin takut terhadap Hamas karena sekarang Hamas sudah tidak dianggap 
tempat berlingung bagi Arab Palestina.

Yang berhak menyuarakan Arab Palestina ini adalah mereka sendiri tidak boleh 
diwakili oleh Arab Saudia, Mesir, Syria, Libanon, Iran, ataupun Indonesia.  
Selama pemerintah resmi Palestina bungkam, tak ada yang bisa mewakilinya untuk 
meminta bantuan kepada siapapun.

Kondisi krisis ekonomi global betul2 menguntungkan posisi Israel dalam 
melumpuhkan Hamas tanpa peluru dan tanpa membahayakan jiwa prajurit2nya.  
Tindakan Hamas yang Islamiah dalam merampok bantuan dari United Nation malah 
makin menguntungkan Israel karena hingga sekarang tidak ada lagi bantuan United 
Nation yang berani memasuk Gaza untuk memberi bantuan kemanusiaan.

Meskipun sekarang ini Israel sudah menarik sebagian besar pasukannya dari 
wilayah Gaza, namun rencana serangan baru besar2an kabarnya sedang direncanakan 
dan usul penyerangan baru secara besar2an ini masih belum mendapat persetujuan 
senat Israel.

Ny. Muslim binti Muskitawati.