CiKEAS [Konsultasi Hukum Gratis] HAK CIPTA FHOTO : Pemegang Hak Cipta vs Pemilik Fhoto
saya ingin bertanya, kasusnya: si A mengadakan acara pernikahannya, dia menyewa jasa I Foto untuk mengabadikan foto2nya, salah satunya adalah foto kamar di hotel Q. Foto ini gambarnya tempat tidur di salah satu kamar hotel Q yg disewa A untuk malam pernikahannya. Isi kamar didesain oleh event organizer G. dalam foto itu tidak terdapat gambar/wajah orang. Beberapa hari kemudian, hotel Q meminta foto2 dari I FOTO untuk dia pilih lalu dibikin brosur dan banner (dipublikasikan) untuk kepentingan hotel Q. I FOTO pun memberi foto2 kamar, panggung yg pernah diadakan oleh hotel Q, salah satunya adalah foto dari kamar si A. Kemudian suatu saat si A melihat di suatu mall, banner yg berisi foto kamar tersebut, dan si A menyatakan keberatan dan minta kompensasi kepada hotel Q dan I FOTO karena tanpa seijinnya, hotel Q telah mempublikasikan ke umum dan I foto yg telah mendistribusikan foto kamar tersebut ke hotel Q. Dalam kasus ini, saya dipihak I FOTO. ertanyaannya,bila kasus ini masuk di meja hijau, apakah si A memang bisa menuntut hotel Q dan I foto ?[mengingat bahwa isi foto tersebut adalah gambar dr kamar hotel Q, di dekorasi oleh EO G dan di foto oleh I?] terimakasih JAWAB : Terima kasih telah menghubungi saya ... Pasal 20 UU No. 19/2002 tentang Hak Cipta menyatakan : Pemegang Hak Cipta atas Potret tidak boleh mengumumkan potret yang dibuat:a. tanpa persetujuan dari orang yang dipotret;b. tanpa persetujuan orang lain atas nama yang dipotret; atauc. tidak untuk kepentingan yang dipotret,apabila Pengumuman itu bertentangan dengan kepentingan yang wajar dariorang yangdipotret, atau dari salah seorang ahli warisnya apabila orang yangdipotret sudah meninggaldunia. Penjelasan Pasal 20 UU di atas menjelaskan : Dalam suatu pemotretan dapat terjadi bahwa seseorang telah dipotrettanpa diketahuinyadalam keadaan yang dapat merugikan dirinya. Dalam Pasal 21-nya dikatakan : Tidak dianggap sebagai pelanggaran Hak Cipta, pemotretan untukdiumumkan atas seorangPelaku atau lebih dalam suatu pertunjukan umum walaupun yang bersifatkomersial, kecualidinyatakan lain oleh orang yang berkepentingan. Berdasarkan ketentuan hukum di atas, meskipun pemegang hak cipta darifoto itu adalah Anda dan dalam fhoto tersebut tidak ada gambar dari siA, karena si A adalah pihak yang berkepentingan pula terkait denganfoto tersebut tentunya dan sudah seharusnya Anda meminta ijin terlebihdahulu dari si A sebelum mempublikasikan dalam bentuk apa pun. Pasal 72 ayat (5) UU Hak Cipta menyatakan : Barangsiapa dengan sengaja melanggar Pasal 19, Pasal 20, atau Pasal49 ayat (3) dipidanadengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan/atau denda paling banyakRp 150.000.000,00 (seratus lima puluh juta rupiah) -- Posting oleh NM. WAHYU KUNCORO, SH ke Konsultasi Hukum Gratis pada 7/17/2009 01:01:00 AM
CiKEAS Socrates tentang Keadilan - Hakiki
= = = = THE WAHANA DHARMA NUSA CENTER [WDN_Center] Seri : Membangun spirit, demokrasi, konservasi sumber daya, nasionalisme, kebangsaan dan pruralisme bangsa Indonesia. = = = = [Spiritualism, Nationalism, Resources, Democration Pruralism Indonesia Quotient] Mensyukuri Pesta Demokrasi 5 Tahunan - PEMILU 2009. Belajar menyelamatkan sumberdaya negara untuk kebaikan rakyat Indonesia. Socrates tentang Keadilan Jumat, 17 Juli 2009 Oleh : TJIPTA LESMANA Pemilihan presiden sudah berlangsung tertib dan aman. Siapa pemenangnya pun sudah bisa dipastikan. Meski demikian, semua orang tahu bahwa pemilu presiden kali ini dicederai oleh berbagai penyimpangan dan kecurangan. Kecurangan-kecurangan itu antara lain daftar pemilih tetap (DPT) yang karut-marut (satu NIK dipakai banyak nama, surat suara yang sudah dicontreng) sampai kinerja Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang buruk (sosialisasi pemilu yang mengarah kepada pasangan tertentu, misalnya). Ketua KPU sendiri mengakui, ada 11,2 juta nama yang bermasalah dalam DPT. Sayang, pernyataan itu keluar hanya dua hari sebelum pencontrengan. Setelah mendapat tekanan dari Tim Sukses pasangan capres-cawapres Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto, KPU mengizinkan mereka untuk bersama-sama ”menyisir” DPT yang kacau itu. KPU juga mengakui jumlah 11,2 pemilih bermasalah itu baru ditemukan di Pulau Jawa. Di luar Jawa, KPU tidak sempat lagi menyisir karena waktu yang sudah mendesak. Cacat lain dari pemilihan presiden kali ini adalah KPU baru bersedia menyatakan berlakunya KTP bagi mereka yang namanya tidak terdaftar dalam DPT. Pernyataan KPU dilakukan atas perintah Mahkamah Konstitusi, dua hari sebelum pencontrengan. Keputusan ini jelas terlambat. Sosialisasi perubahan kebijakan itu sulit dilaksanakan dalam waktu dua hari! Pihak Megawati-Prabowo dan Jusuf Kalla-Wiranto tidak bisa menerima segala bentuk kecurangan ini. Mereka merasa dizalimi pihak tertentu. Sebuah Tim Investigasi bersama telah dibentuk untuk meneliti apa yang sesungguhnya terjadi dalam proses pilpres itu. Pendapat Socrates Bicara soal keadilan, marilah kita mencermati pendapat Socrates, filsuf ulung dari Yunani kuno yang hidup sekitar 2.400 tahun silam. Saat itu, tahun 400-an SM (Sebelum Masehi) kehidupan politik di Yunani diwarnai segala macam kezaliman. Penguasa kerap bertindak sewenang-wenang, para politisi banyak yang korup. Mereka bekerja lebih untuk kepentingan pribadi. Di tengah suasana kebatinan yang jelek, para filsuf berjuang keras untuk menyebarluaskan kebajikan di kalangan rakyat. Upaya mereka tidak begitu mulus. Pada tahun 399 SM, Socrates diseret ke pengadilan oleh penguasa dengan tudingan meracuni pikiran rakyat dengan khotbah-khotbahnya yang melawan kebijakan penguasa. Selama di dalam tahanan—menunggu pelaksanaan eksekusi mati—Socrates mendapat kunjungan dari banyak kawannya yang merasa simpati dan berupaya keras menyelamatkan nyawanya. Suatu saat terjadilah percakapan di penjara antara Socrates, Glaucon, dan Thrasymachus. Masalah keadilan menjadi salah satu tema sentralnya. Menurut Thrasymachus, kehidupan orang yang menginjak-injak keadilan (the unjust) ternyata lebih bahagia daripada mereka yang menegakkan keadilan (the just). Bukan hanya itu. ”Perfect injustice is more gainful than perfect justice,” kilah Thrasymachus mencoba meyakinkan Socrates. Intinya, the just justru kian tersudut di masyarakat, dikalahkan yang zalim. Dengan gayanya yang khas dan tenang, Socrates berusaha keras mengubah pikiran Thrasymachus. Untuk sementara the unjust memang unggul dalam pertarungan dengan the just. Mereka tampak bahagia dan bebas. Orang yang menegakkan keadilan dan menempuh jalan lurus diakui Socrates sering dilecehkan oleh masyarakat. Namun, kita tidak boleh berhenti sampai di situ. Yang namanya keadilan tidak boleh dikompromikan; sebab keadilan merupakan sebuah kebajikan, sedangkan ketidakadilan merupakan tindak kriminal. Pada saatnya nanti, jawab Socrates, percayalah the unjust akan mendapat hukuman dari alam. Sebaliknya, the just akan memperoleh apa yang menjadi haknya. Yang tidak kalah hebat adalah pendirian Socrates bahwa keadilan tidak selalu dicerminkan oleh penguasa. Keadilan adakalanya justru datang dari rakyat jelata, dari pihak yang dikuasai. Jika penguasa berbicara keadilan, yang sebenarnya terjadi adalah ketidakadilan atau kebatilan. Penguasa lalim Dalam sejarah modern kita menyaksikan sejumlah penguasa lalim yang nasibnya berakhir mengenaskan. Marcos dan Shah Iran mati di pengasingan. Presiden Somoza dari Nikaragua mati diseret-seret di jalan raya. Sejarah pun mencatat bagaimana nasib pemimpin lalim lainnya pada hari-hari terakhirnya. Jika ada pihak-pihak yang bermain curang dalam pemilihan presiden yang baru lalu, biarkan saja. Biarkan mereka untuk berpesta pora, ucap Socrates. Kebenaran pada saatnya pasti akan bertakhta sebab
CiKEAS Sepotong Roti
Sepotong Roti By: agussyafii Pernah pada suatu malam saya bercerita kepada anak-anak Amalia bahwa ada seorang ahli ibadah masuk surga karena sepotong roti. Ahli ibadah ini telah menghabiskan hidupnya untuk ibadah selama 60 tahun, kemudian pada suatu hari ia keluar dari tempat ibadahnya dan ia bertemu dengan seorang wanita. Ia pun jatuh cinta kepada wanita tersebut dan, akhirnya, ia berbuat dosa. Setelah melakukan perbuatan tersebut, ia menyesal hingga ia pingsan. Tiba-tiba datang seorang pengemis, maka ia pun memberikan kepada pengemis sepotong roti miliknya. Kemudian ia meninggal dunia, maka ditimbanglah ibadah yang telah dilakukannya selama 60 tahun dengan perbuatan dosa itu, ternyata perbuatan dosa itu lebih berat daripada Ibadahnya selama 60 tahun. Dan pahala sepotong roti itu menjadi lebih berat daripada perbuatan dosanya, maka dosa-dosanya pun diampuni dan ahli ibadah itu masuk surga karena sepotong roti. Beberapa malam kemudian ada salah satu anak Amalia yang memberikan sepotong roti yang harga 500 rupiah. 'Untuk siapa roti ini Reka?' tanya saya. 'Untuk Kak Agus, biar saya kalo mati masuk surga..'kata Reka. Saya tersenyum mendengar penuturannya. 'Wah, kebetulan nih saya lagi lapar, yuk kita makan berdua.' jawab saya. Kami berdua makan roti sambil minum air putih yang segar. Sesegar wajahnya Reka yang penuh kegembiraan. Sepotong roti telah menguatkan keyakinannya bahwa perbuatan baik sekecil apapun yang berguna bagi orang lain mendatang kebahagiaan didalam hidupnya dan bisa membuatnya masuk surga. --- Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. [QS. Huud: 114] Wassalam, agussyafii -- Tulisan ini dalam rangka kampanye program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' Senin, tanggal 20 Juli 2009, di Rumah Amalia. Silahkan bagi teman2 yang berkenan mewaqafkan buku2, Majalah, Komik, Novel, Cerpen,Kaset VCD, CD, DVD ( ISLAMI),IPTEK,buku Pelajaran, peralatan sekolah, baju layak pakai untuk Program kegiatan Peduli Kasih Amalia (PKA). kirimkan ke Rumah Amalia,Jl. Subagyo Blok ii 1, no.23 Komplek Peruri, RT 001 RW 09, Sudimara Timur, Ciledug. TNG. . Mari dukung pada program 'Peduli Kasih Amalia (PKA)' melalui http://agussyafii.blogspot.com, http://www.facebook.com/agussyafii atau sms 087 8777 12431
CiKEAS Re: Siapa Pelaku Terror Pemboman Ini ??? -Kasihan Pak Presiden dunk
Selayaknya sebelum justifikasi perlu klarifikasi, bukti dll terlebih dulu. Apalagi sampai mengklaim ke organisasi, agama atau kelompok tertentu. Dan yang lebih mengejutkan saya, bagaimana dengan tanggapan Presiden dengan masalah tersebut. Apalagi sampai ada kata revolusi, kemudian menyampaikan beberapa data intellijen dll, yang menurut saya itu selayaknya menjadi rahasia pemerintah, yang kemudian ditindaklanjuti dengan solusi. Bukan di press release khan, karena dengan itu malah menimbulkan pertanyaan-pertanyaan baru bagi masyarakat. Bukankah masyarakat selayaknya dilayani? bukan dibebani dengan masalah. Kasian banget Pak Presiden ya, belum selesai dengan masalah ini-itu sudah dibebani dengan masalah baru, kita do'akan semoga tidak sakit. Kita do'akan juga buat para gelandangan, fakir miskin, anak terlantar dkk. Do'akan aku juga ya. ^_^ --- In CIKEAS@yahoogroups.com, Hafsah Salim muskitaw...@... wrote: Siapa Pelaku Terror Pemboman Ini ??? Syariah Islam itu penuh kekerasan, penuh ketidak adilan, penuh dengan pengkhianatan2, oleh karena itu dari zaman dulu setiap caliph selalu mengalami pembunuhan karena akibat dari kekerasan, ketidak adilan, dan pengkhianatan2 yang berlangsung ini hanya mewariskan dendam2 turun temurun hingga saat ini dendam antara sesama nya seperti Syiah dan Sunny tidak akan pernah luntur. Dendam mendendam ini bukan hanya berlangsung antara Syiah dan sunni, tetapi juga dengan banyak sekte2 Islam lainnya yang bahkan sudah ada yang punah akibat kalah dalam adu kebiadaban ini. Dizaman sekarang, seorang caliph atau seorang raja, hanya bisa berhasil menegakkan Syariah Islam apabila ada backing kekuatan dari luar. Contohnya, Syariah Islam sudah lama rontok di Arab Saudia kalo tidak dibackingi Amerika. Dengan kekuatan senjata Amerika itulah Caliph Saudi Arabia ini mampu menegakkan Syariah Islam versinya sendiri yang disebutnya Wahabi. Bukan cuma Saudi Arabia saja, tetapi juga Iran, Kuwait, Yaman, Bahrain dan banyak lagi negara2 Syariah yang kesemuanya memiliki backing masing2. Kalo saja kita bertumpu kepada ajaran Islam masing2nya, maka Syariah Islam itu cuma satu, atau cuma boleh satu dan yang lainnya ditumpas. Tetapi dizaman sekarang kita bisa menyaksikan Syariah Islam yang banyak versinya karena para backingnya itu sendiri cuma membackingi tegaknya bukan membackingi untuk menghancurkan yang lainnya. Dengan kata2 lain, para backing itu sebenarnya juga saling bekerja sama untuk mendulang untung masing2 tanpa mengganggu satu kepada yang lainnya. Demikianlah jawaban yang tepat untuk memahami siapa yang meledakkan bomb2 baru2 ini di kuningan. Mereka semuanya adalah para pendukung Syariah Islam yang satu aliran dengan MUI, dan mereka memang punya backingnya dan backingnya ini tentu harus punya kekuatan. Para backing ini juga punya agenda tawar menawar yang pada saatnya bisa jadi para pelaku pemboman ini akhirnya dikorbankan dan sambil melatih pelaku2 baru. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Golkar Masuk Kabinet, PKS Pasrah
Jawa Pos [ Jum'at, 17 Juli 2009 ] Golkar Masuk Kabinet, PKS Pasrah JAKARTA - Jajaran Partai Keadilan Sejahtera (PKS) gundah karena kritiknya soal manuver Golkar masuk kabinet menjadi blunder. Mereka menegaskan bahwa kritik tersebut berangkat dari kesadaran akan pentingnya menguatkan sistem presidensial, bukan takut jatah kursi menteri yang menjadi kompensasi berkurang. Kami menolak persepsi bahwa PKS takut kehilangan kemewahan dalam koalisi, kata Wakil Sekjen DPP PKS Zulkifliemansyah dalam diskusi di pressroom DPR, Senayan, kemarin (16/7). Menurut Zulkifli, PKS menghendaki koalisi didasari nilai-nilai kebersamaan dan ketulusan. Itu jauh dari logika oportunisme bagi-bagi kekuasaan. Alangkah indah parpol besar seperti Golkar membawa ide besar untuk memperkuat sistem presidensial melalui oposisi, tegas dia. Ketua DPP Partai Golkar Priyo Budi Santoso menyatakan bahwa PKS tidak perlu resah. Sebab, partai berlogo pohon beringin tersebut tidak berada dalam posisi meminta atau menyerobot kursi kabinet jatah PKS. Dia berharap tidak muncul kesan bahwa Golkar seolah-olah dilarang berhubungan dengan SBY. Ketua DPP Partai Demokrat Anas Urbaningrum menegaskan bahwa presiden terpilih memiliki wewenang penuh untuk mengambil anggota kabinet dari partai mana pun, termasuk partai di luar koalisi. Tawaran menteri kepada Golkar, imbuh dia, tidak saja diputuskan oleh SBY. Tapi, juga harus ada sikap dari Partai Golkar. (pri/agm)
CiKEAS Mari kita doakan untuk keselamatan Presiden SBY
Jakarta (ANTARA) - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono mengaku menjadi sasaran aksi sekelompok teroris yang telah menyusun rencana sejak Pemilu Legislatif 2009. if(window.yzq_d==null)window.yzq_d=new Object(); window.yzq_d['MwxBE3xsfDI-']='U=13ggm9v48%2fN%3dMwxBE3xsfDI-%2fC%3d738061.13485212.13604861.12823904%2fD%3dLREC%2fB%3d5768256%2fV%3d1'; Pada konferensi pers merespon ledakan di kawasan Mega Kuningan, Presiden Yudhoyono di Kantor Kepresidenan, Jakarta, Jumat, mengatakan, pihak intelijen telah mendapatkan informasi bahwa ada sekelompok teroris yang berlatih tembak dengan sasaran foto dirinya. Ini intelijen, bukan gosip, bukan rumor, ujar Presiden sambil menunjukkan foto-foto bergambar kelompok teroris bertopeng hitam yang berlatih tembak dengan sasaran foto dirinya. Informasi intelijen yang didapatkan sejak Pemilu Legislatif 2009 itu baru pertama kali dibuka oleh Presiden Yudhoyono kepada publik. Namun, Presiden mengaku belum mendapatkan petunjuk dari laporan lebih lanjut apakah aksi peledakan di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlon itu berkaitan dengan hasil pemilu maupun dirinya sebagai aksi sasaran terorisme. Berkaitan dengan Pemilu 2009, Presiden mengungkapkan, pihak intelijen telah mendapatkan informasi akan ada sekelompok teroris yang melakukan tindakan kekerasan dan melawan hukum untuk menolak hasil Pemilu 2009. Akan ada rencana pendudukan KPU pada saat hasil pemungutan suara, ada pernyataan akan ada revolusi kalau SBY menang, kita bikin Indonesia seperti Iran, dan terakhir ada pernyataan bagaimanapun SBY tidak boleh dan tidak bisa dilantik, tuturnya. Presiden secara tegas mengutuk aksi ledakan di dua hotel berbintang yang menyebabkan sembilan orang tewas itu. Ia juga mengatakan aksi peledakan yang terjadi lagi di Jakarta itu dilakukan oleh kelompok teroris. Aksi teror ini diperkirakan dilakukan oleh kelompok teroris meskipun belum tentu jaringan yang kita kenal selama ini, ujarnya. Seperti keberhasilan kepolisian di waktu lalu dalam mengungkap aksi terorisme, Presiden meyakini kepolisian kini dapat kembali menangkap dan mengadili para pelaku peledakan. Presiden bersumpah sebagai kepala negara ia akan memerintah para penegak hukum untuk melakukan tindakan tegas dan meminta seluruh jajaran Polri, TNI, dan intelijen negara serta para kepala daerah untuk meningkatkan kewaspadaan. Barangkali ada di antara kita di waktu yang lalu melakukan kejahatan, membunuh dan menghilangkan orang dan para pelaku itu lolos dari jeratan hukum. Kali ini negara tidak boleh membiarkan mereka menjadi drakula dan penyebar maut di negeri kita, demikian Presiden. FirmanMU itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku. Aku telah bersumpah dan aku akan menepatinya, untuk berpegang pada hukum hukumMU yang adil (Mazmur 119:105 -106) Your word is a lamp to my feet and a light for my path. I have taken an oath and confirmed it, that I will follow your righteous laws (Psalm 119: 105 - 106)
CiKEAS Home-grown terrorists prime Jakarta suspects
http://www.ft.com/cms/s/0/50164fa6-72dd-11de-ad98-00144feabdc0.html?nclick_check=1 Home-grown terrorists prime Jakarta suspects By John Aglionby in Jakarta Published: July 17 2009 15:55 | Last updated: July 17 2009 15:55 Home-grown Islamist terrorists, probably with ties to the Al-Qaeda-linked group Jemaah Islamiyah, were the prime suspects for the bombing on Friday of two luxury hotels in the country's capital. The national police chief, General Bambang Danuri, declared that the attacks on the JW Marriot and Ritz-Carlton hotels were both carried out by suicide bombers using bombs identical to two homemade devices seized earlier this week during a raid on Islamists in Central Java. EDITOR'S CHOICE Audio slideshow: John Aglionby on whether the bombings will hit investment - Jul-17 Hotel explosions weigh on Indonesia stocks - Jul-17 Indonesia rising - Jul-09 JI's stated goal has long been to establish an Islamist caliphate in south-east Asia, and purge the world's most populous Muslim majority nation of its moderate and tolerate tendencies. It was blamed for the two Bali bombings, in 2002 and 2005, as well as the 2003 attack on the same JW Marriott hotel and the 2004 bombing outside the Australian embassy in Jakarta. Since then, however, experts say it has splintered into several factions and offshoots. A report published by the Australian Strategic Policy Institute on Thursday said leadership tensions and the recent release from jail of some 100 radicals who were imprisoned over the last seven years raise the possibility that splinter factions might now seek to re-energise the movement through violent attacks. President Susilo Bambang Yudhoyono who was re-elected earlier this month suggested none too subtly in an emotional speech at the presidential palace that his political opponents might have been involved. While he did not name anyone, he left little doubt he was referring to Prabowo Subianto, the one-time son-in-law of the former strongman Suharto who was the running mate of Mr Yudhoyono's rival and predecessor, Megawati Sukarnoputri, in this month's presidential election. Mr Prabowo, a former general who has admitted to dirtry tricks including kidnapping student activists during the dying days of the Suharto regime, has refused to acknowledge Mr Yudhoyono's election victory, citing numerous voting irregularities. But he quickly and vehemently denied any involvement in Friday's bombings. According to Sidney Jones, an expert on Indonesia and south-east Asian radical Islam with the International Crisis Group think-tank, a politically-driven attack would be a radical departure for Indonesia. She said there was a wide cast of Islamist suspects to choose from. There are about 12 dangerous figures involved in radical activities who are fugitives and have nothing to lose by doing something like this attack, she said. Top of the list of potential plotters of Friday's attacks is Noordin Top, aged 40, a Malaysian explosives expert and JI's military commander who led a terrorist cell with compatriot Azahari Husein until security forces shot the latter in November 2005. Close behind him are Dulmatin, a bombmaker who is one of the few involved in the 2002 Bali bombing still at large, and Umar Patek, a terrorist who is now thought to be in the southern Philippines. Abu Bakar Bashir, JI's joint founder and spiritual leader, who was widely believed by many foreigners to have been involved in the 2002 Bali attacks, formed a new group, Jamaah Anshorut Tauhid in 2008. He continues to preach virulently anti-Western sermons but is not thought to be orchestrating terrorist attacks. Indonesia's counter terrorist campaign has won high marks from governments around the world in the last five years. This is partly due to its ability to detect plots and arrest militants before they become active. But it is also thanks to officers' success in persuading radicals to change their ways, mainly through offering incentives such as funding children's schooling. This has exacerbated the divisions within the radical movement, with some groups turning away from violence at any price and willing to work with the authorities and others remaining committed to violent jihad. The ASPI report, by Noor Huda Ismail and Carl Ungerer, says these divisions have made it harder to track some of the most hardened terrorists. The profile of the would-be radical as young, male, religiously-devout, alienated, angry, disenfranchised, and living on the edges of society is outdated and not reflective of the broader JI membership. The authors believe militants are recruited from myriad backgrounds and radicalised, often by seeking religious justification for their struggle. Some admit to 'shopping' on-line for religious edicts that would support violence jihad, the report said. These groups' capability is considered variable. The International Crisis Group's Ms Jones believes
CiKEAS Indonesia wakes up to terror
http://www.atimes.com/atimes/Southeast_Asia/KG18Ae01.html Jul 18, 2009 Indonesia wakes up to terror By Gary LaMoshi DENPASAR, Bali - Experts have written the obituary of extremist violence in Indonesia, but the violent extremists keep refusing to read the script. Friday morning's deadly twin bombings of Western-branded hotels in Jakarta are proof that complacency in the fight against terrorism in Indonesia remains misplaced. Restaurant areas at the JW Marriott, site of a car bombing in 2003, and Ritz Carlton were hit by suicide bombers at breakfast time, according to Indonesian police, with the death toll climbing to nine in the first hours after the attacks. Dozens were injured, and hundreds of guests evacuated. The bombings spoil a seemingly triumphant moment for Indonesia. After veering toward chaos a decade ago, the country with the world's largest Muslim population had become the world's third largest democracy. This is a blow to us, presidential spokesperson Dino Patti Djalal said in a broadcast interview. Spare drill, spoil fill The attacks also highlight shortcomings in President Susilo Bambang Yudhoyono's nuanced approach to fighting radicalism and violence. The Friday morning explosions shattered a lull in terror attacks in Indonesia that lasted nearly four years. They came a week after a successful, peaceful election that appears to have given Yudhoyono, a moderate former general with a speak softly but carry a big stick reputation, a second term by a landslide margin. The attacks hit after many Western governments lifted their travel restrictions on Indonesia, boosting the tourism trade to record levels. Things were considered so safe that English Premier League football champions Manchester United were due to stay at the Ritz Carlton from Saturday during a four-day visit to Jakarta, including a scheduled match on Monday against an Indonesian all-star team. A few hours after the bombing, Manchester United announced it would cancel that leg of its Asian tour. Indonesia has been the target of terrorism dating back to Christmas Eve 2000, when churches were bombed across the archipelago. The attacks were part of widespread Christian-Muslim clashes with shadowy military backing, aimed at undermining reformist president Abdurrahman Wahid. He was ousted in July 2001, but the military's Frankenstein monster took on a life of its own, gaining strength from anti-Western sentiment in the wake of the US-led wars in Afghanistan and then in Iraq. In October 2002, bombs destroyed a pair of popular nightclubs in Bali, accompanied by a calling card blast at the US Consular Agency on the popular resort island. The Marriott attack in August 2003 killed 12. In September 2004, a car bomb targeted the Australian Embassy in Jakarta, leaving nine dead. In October 2005, suicide bombers hit a pair of popular restaurants in Bali. Back to the future The attacks on Bali and beyond were attributed to Jemaah Islamiyah (JI), a Muslim extremist group that seeks to create a caliphate linking Muslim areas across Southeast Asia. JI has alleged links to al-Qaeda, but operates independently. Experts say Friday's attacks bear the hallmarks of JI, including coordinated attacks on multiple targets frequented by Westerners. But, after many arrests of its top leadership, the group has reportedly splintered into factions, not all retaining the JI name. So far no one has claimed responsibility for the attacks. After the second Bali bombings, the first confirmed suicide bombings in Indonesia, Yudhoyono rallied Muslim clerics and other religious leaders to denounce sectarian violence and extremism, declaring unequivocally that Indonesia should not be a battleground for jihad. That high-profile declaration, and revulsion at suicide bomber videos, helped turn the tide of public opinion against extremist violence. The momentum held seemingly until Friday morning. But Yudhoyono's administration has walked a fine line in fighting homegrown terrorism, balancing ties with the West against radical elements at home. It has accepted support from the Australian and US governments, helping Indonesian police crack down on terrorists. Much of the JI leadership has been arrested, and its top bombing mastermind Azahari Husin, a Malaysian with a PhD from Britain, was killed in a 2006 raid. We've had a number of preventive successes in Sumatra, in Java, and other places, presidential spokesman Djalal said. We always knew there are terrorist cells out there. You can never fully eradicate them. Yudhoyono even welcomed George W Bush for a very unpopular visit in 2006 that avoided Jakarta and entailed a virtual lockdown (and cell phone blackout) around the suburban presidential palace in Bogor. The inauguration of US President Barack Obama, who spent part of his childhood living in Jakarta and opposed the war in Iraq, promises even closer ties between the US and Indonesian
CiKEAS Korban Luka Bom Jakarta Dirawat di Singapura
Refleksi : Apakah perawatan korban bom harus dilakukan di Singapura tidak membuktikan keterbelakangan ilmu pengetahuan [kedokteran] di NKRI?. http://www.antaranews.com/view/?i=1247847505c=NASs=HUK Korban Luka Bom Jakarta Dirawat di Singapura Jumat, 17 Juli 2009 23:18 WIB | Batam (ANTARA News) - Dua korban luka pecahan material ledakan bom Jumat pagi di dua hotel Jakarta Selatan, tiba di National University Singapore, dan beberapa lain dijadwalkan datang pada tengah malam. Channel NewsAsia pada Jumat malam memberitakan, kedua orang yang telah tiba diyakini seorang Indonesia dan seorang dari ras Kaukasus yang sama-sama bekerja di perusahaan pertambangan Indonesia. Seorang lagi akan tiba pada tengah malam ke Singapore General Hospital, dan beberapa yang lain kemungkinan juga diterbangkan dari Jakarta untuk dirawat di Singapura. Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong telah mengirim surat ucapan duka cita kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono atas peristiwa yang mengejutkan dan telah menewaskan sembilan orang di Hotel JW Marriott dan Ritz-Carlton, Jakarta. Lee menegaskan Singapura sangat mengutuk tindakan sewenang-wenang dengan kekerasan, yang dalam hal ini mengingatkan bahwa kelompok teroris masih merupakan ancaman bagi keselamatan umum. Singapura, katanya, siap membantu semampu mungkin, dan mendukung penuh upaya Indonesia untuk menyeret para pelaku ke pengadilan. Kementerian Luar Negeri Singapura menyampaikan rasa simpati kepada semua korban dan keluarga mereka, serta menyatakan setia kawan pada berbagai tindakan Indonesia dalam melawan terorisme. Bagi warga Singapura yang tidak dapat menghindari kunjungan ke Jakarta atau ke daerah lain di Indonesia diminta waspada dan memantau perkembangan daerah tujuan melalui media lokal, serta harus mendaftar pada situs web Kemlu Singapura. Kemlu Singapura mendorong warga yang melawat ke luar negeri untuk membeli asuransi medis dan perjalanan secara komprehensif.(*)
CiKEAS Arrahmah.Com - Berita Dunia Islam dan Berita Jihad Terdepan = http://arrahmah.c
Arrahmah.Com - Berita Dunia Islam dan Berita Jihad Terdepan = http://arrahmah.com/ - JIHAD ANALYSIS = http://www.arrahmah.com/index.php/blog/analysis - TERSANGKA DAN DETIK2 LEDAKAN DI Hotel JW MARRIOT = VIDEO: http://www.arrahmah.com/index.php/video/watch/5045/tersangka-dan-detik-detik-ledakan-di-jw-marriot : VIDEO: Raw Video: Suicide blast caught on tape = http://cosmos.bcst.yahoo.com/up/player/popup/?rn=3906861cl=14558670ch=4226714src=news - INI DIA WAJAH SANG BOMBER = http://www.arrahmah.com/index.php/news/read/5047/paska-ledakan-jw-marriott-ritz-carlton-ini-dia-wajah-sang-bomber1 - INILAH CARA PELAKU MEMBAWA BOM KE MARRIOT = http://www.arrahmah.com/index.php/news/read/5044/inilah-cara-pelaku-membawa-bom-ke-marriott SLIDES SHOW OF JAKARTA BLAST = http://news.yahoo.com/nphotos/Explosions-rock-Jakarta-hotels/ss/events/wl/071709jakartabombing - ETC ETC
CiKEAS Menkominfo: Kasus Bom Membuat Citra Indonesia Buruk
Rfleksi: Kalau penguasa negara teridiri dari kaum penipu rakyat maka tentu saja citra buruk tidak dapat disembunyikan. http://www.antaranews.com/view/?i=1247847291c=NASs=HUK Menkominfo: Kasus Bom Membuat Citra Indonesia Buruk Jumat, 17 Juli 2009 23:14 WIB | Jakarta (ANTARA News) - Menkominfo, Muhammad Nuh, mengungkapkan, adanya kasus ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Kuningan, Jakarta dapat membuat citra bangsa Indonesia buruk di mata internasional. Citra Indonesia yang sudah semakin membaik menjadi buruk akibat kasus bom Marriot, katanya usai mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di RS Metropolitan Medical Centre (MMC), Jakarta, Jumat. Ia juga mengutuk pelaku bom yang telah membunuh dan membuat warga Indonesia dan warga asing terluka. Menkominfo menyebutkan Presiden SBY merasa empati kepada para korban bom dan akan memberikan pengobatan kepada para korban, khusus warga Indonesia. Dalam kesempatan itu, Gubernur DKI Jakarta, Fauzi Bowo, menyatakan, berduka cita kepada para korban bom yang telah menewaskan sembilan orang. Ia meminta kepada masyarakat untuk bersabar dan memberikan waktu kepada polisi untuk melakukan investigasi dalam kasus ini. Saya yakin dan percaya, polisi akan memberikan yang terbaik. Mudah-mudahan dalam waktu dekat kasus ini dapat terungkap, katanya.(*) COPYRIGHT © 2009 Baca Juga a.. Korban Luka Bom Jakarta Dirawat di Singapura b.. Tamu JW Marriott Dilarang Ambil Barangnya c.. Artis Minta Pemerintah Usut Tuntas Peledakan Bom d.. Warga AS Diminta Perbaruhi Kontak Terkait Bom Jakarta e.. Empat Korban Tewas Bom Kuningan Belum Teridentifikasi
CiKEAS Pengamat: Ada Keterkaitan Pilpres dan Unjuk Gigi Teroris
http://www.detiknews.com/read/2009/07/18/013420/1167475/10/pengamat-ada-keterkaitan-pilpres-dan-unjuk-gigi-teroris Sabtu, 18/07/2009 01:34 WIB Bom JW Marriott dan Ritz Carlton Pengamat: Ada Keterkaitan Pilpres dan Unjuk Gigi Teroris M. Rizal Maslan - detikNews Jakarta - Peledakan bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, diduga terkait pelaksanaan Pilpres 2009. Selain itu, ledakan bom ini juga untuk unjuk gigi bahwa di Indonesia masih ada kelompok teroris. Ini ada keterkaitan dengan Pilpres, karena itu mereka memberikan indikasi atau sign (tanda) bahwa teroris masih eksis secara nasional dan bisa sewaktu-waktu hadir, kata pengamat intelijen, AC Manullang kepada detikcom via telepon di Jakarta, Jumat (17/7/2009). Manullang menjelaskan akan adanya ancaman itu sejak April 2008. Pasalnya, sejak peledakan bom terakhir di Bali pada 1 Oktober 2005 dan sebelumnya Kedubes Australia pada Agustus 2004, tidak ada aksi terorisme di Indonesia. Sejak itu sampai 2009 tidak ada aksi terorisme, nah sekarang ada lagi, jelasnya. Manullang mengatakan, pelaku peledakan bom JW Marriott dan Ritz Carlton diduga merupakan jaringan dari kelompok yang sama dengan kelompok Nurdin M Top. Dalam era globalisasi saat ini yang paling penting perannya adalah adaya grand strategi AS tentang Neo-Liberalisme dan Neo-Kapitalisme. Selain itu ada gerakan Islamisasi dan ingin menciptakan kekerasan yang dilakukan dunia Islam. Ini yang aparat keamanan dan intelijen kita kecolongan, ungkap mantan Direktur Litbang Badan Koordinasi Intelijen Negara (BAKIN, sekarang BIN) ini. Mestinya, lanjut Manullang, pihak intelijen mampu 'menanam' orang-orangnya di dalam kelompok terorisme itu. Itu yang tidak ada di kita. Beda dengan intelijen asing, ujarnya lagi. Manulang pun menganalisa tentang peristiwa peledakan bom saat ini bisa terjadi. Pertama, apapun, siapapun dan bagaimanapun peristiwa akhir-akhir ini terkait dengan pelaksanaan demokrasi di Indonesia, khususnya Pemilu Legislatif dan Pilpres, ucapnya. Pelaksanaan Pemilu dan Pilpres di Indonesia sangat menarik perhatian dunia internasional. Kita semua lihat, Pilpres yang berjalan satu putaran, itu sangat luar biasa dan tidak ada di dunia, di Amerika Serikat saja tidak bisa dan dua putaran. Jadi aksi ini cuma cari-cari dan cari gara-gara saja, tegasnya. Kedua, belakangan ini terjadi aksi kekisruhan sosial, agama termasuk kasus di Papua, ini dalam waktu dekat juga akan terjadi lagi. Ketiga, terkait kedatangan orang asing, seperti para pemain sepakbola MU ke Indonesia. Manullang menambahkan, isu-isu kemiskinan rakyat Indonesia juga masih dimanfaatkan para kelompok teroris di Indonesia. Termasuk memanfaatkan isu Pilpres, imbuhnya.
CiKEAS Pemuda Islam Kutuk Aksi Pemboman Marriott Ritz Carlton
Refleksi :MUI, FPI, MMI, HT, JI, NII? http://www.detiknews.com/read/2009/07/18/031356/1167480/10/pemuda-islam-kutuk-aksi-pemboman-marriott-ritz-carlton Sabtu, 18/07/2009 03:13 WIB Pemuda Islam Kutuk Aksi Pemboman Marriott Ritz Carlton Laurencius Simanjuntak - detikNews Jakarta - Belasungkawa dan keprihatinan terus berdatangan atas tragedi bom di hotel JW Marriott dan Ritz Carlton. Kali ini, giliran PP Pemuda Muhammadiyah dan PB Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) yang mengutuk keras segala bentuk aksi kekerasan dengan alasan apapun. Perbuatan tersebut sangat biadab dan bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan agama manapun, kata Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah M Izzul Muslimin dalam rilis yang diterima detikcom, Sabtu (18/7/2009). Izzul pun meminta, agar semua pihak tidak berspekulasi dengan mengaitkan petaka pagi hari itu pada pihak tertentu sebelum ada pegusutan secara tuntas oleh kepolisian. Sementara itu, HMI, juga lewat kerangan persnya, meminta kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk mengevaluasi kinerja Kepala Badan Intelejen Negara (BIN) yang dinilai lalai dalam mengantisipasi aksi pengeboman. Kami juga mendesak pemeritah, khususnya aparat kepolisian untuk segera melakukan langkah-langkah taktis dan strategis untuk mengungkap dan menangkap pelaku dan dalang di balik aksi pengeboman ini, ujar Ketua PB HMI Chozin Amirullah.
CiKEAS Kepala BIN: Negara Super Power Saja Bisa Kebobolan
Refleksi : Tidak usah repot-repot karena di negara super power pun bisa kebobolan? http://www.gatra.com/artikel.php?id=128396 Kepala BIN: Negara Super Power Saja Bisa Kebobolan Jakarta, 17 Juli 2009 17:06 Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar mengatakan, peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat pagi (17/7), bisa saja terjadi di negara mana pun termasuk negara super power. Kapan saja bisa kebobolan, negara yang super power saja bisa kebobolan, ujar Kepala BIN Syamsir Siregar saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjenguk korban ledakan di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Jakarta, Jumat. Pasca ledakan yang menyebabkan sembilan orang tewas dan 52 luka-luka itu, Syamsir menilai kondisi keamanan di Jakarta cukup bagus meski masih terdapat hal-hal mencurigakan. Ia membantah bahwa selain dua ledakan di hotel berbintang lima itu, masih ada titik sasaran lain yang dijadikan sasaran kelompok terorisme. Sedangkan mengenai informasi intelijen yang diungkapkan Presiden Yudhoyono bahwa sejak Pemilu Legislatif 2009 sudah ditengarai sekelompok terorisme yang ingin melakukan aksi kekerasan terkait hasil pemilu, Syamsir menolak untuk berkomentar lebih jauh. Cukup Presiden lah yang mengatakan itu, ujar Syamsir. Ia juga menolak untuk mengatakan sejak kapan intelijen mendapatkan informasi tentang potensi kekerasan setelah Pemilu dan menyerahkan informasi itu kepada Presiden. Setelah terjadi ledakan bom di kawasan Mega Kuningan, atas alasan keamanan Presiden Yudhoyono membatalkan kunjungan ke lokasi kejadian. Presiden langsung menggelar rapat di Kantor Kepresidenan dengan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Menko Polhukam Widodo AS. Setelah memberikan keterangan pers, Presiden lalu mengunjungi korban luka-luka yang dirawat di RS MMC, Jakarta. Dengan pengawalan yang tidak terlalu mencolok, Presiden Yudhoyono pada Jumat sore lalu pulang ke rumahnya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat. [TMA, Ant]
CiKEAS Kepala BIN: Negara Super Power Saja Bisa Kebobolan
Refleksi : Tidak usah repot-repot karena di negara super power pun bisa kebobolan? http://www.gatra.com/artikel.php?id=128396 Kepala BIN: Negara Super Power Saja Bisa Kebobolan Jakarta, 17 Juli 2009 17:06 Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Syamsir Siregar mengatakan, peristiwa ledakan bom di Hotel JW Marriott dan Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan, Jakarta, Jumat pagi (17/7), bisa saja terjadi di negara mana pun termasuk negara super power. Kapan saja bisa kebobolan, negara yang super power saja bisa kebobolan, ujar Kepala BIN Syamsir Siregar saat mendampingi Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menjenguk korban ledakan di Rumah Sakit Metropolitan Medical Center (MMC), Jakarta, Jumat. Pasca ledakan yang menyebabkan sembilan orang tewas dan 52 luka-luka itu, Syamsir menilai kondisi keamanan di Jakarta cukup bagus meski masih terdapat hal-hal mencurigakan. Ia membantah bahwa selain dua ledakan di hotel berbintang lima itu, masih ada titik sasaran lain yang dijadikan sasaran kelompok terorisme. Sedangkan mengenai informasi intelijen yang diungkapkan Presiden Yudhoyono bahwa sejak Pemilu Legislatif 2009 sudah ditengarai sekelompok terorisme yang ingin melakukan aksi kekerasan terkait hasil pemilu, Syamsir menolak untuk berkomentar lebih jauh. Cukup Presiden lah yang mengatakan itu, ujar Syamsir. Ia juga menolak untuk mengatakan sejak kapan intelijen mendapatkan informasi tentang potensi kekerasan setelah Pemilu dan menyerahkan informasi itu kepada Presiden. Setelah terjadi ledakan bom di kawasan Mega Kuningan, atas alasan keamanan Presiden Yudhoyono membatalkan kunjungan ke lokasi kejadian. Presiden langsung menggelar rapat di Kantor Kepresidenan dengan Kapolri Bambang Hendarso Danuri, Kepala BIN Syamsir Siregar, dan Menko Polhukam Widodo AS. Setelah memberikan keterangan pers, Presiden lalu mengunjungi korban luka-luka yang dirawat di RS MMC, Jakarta. Dengan pengawalan yang tidak terlalu mencolok, Presiden Yudhoyono pada Jumat sore lalu pulang ke rumahnya di Puri Cikeas Indah, Bogor, Jawa Barat. [TMA, Ant]
CiKEAS CCTV recording
CCTV recording of Jakarta hotels bombing suspect prior to the explosion (17th July 2009) http://www.youtube.com/watch?v=WxbCFTbOikc
CiKEAS Iran in crisis, Rafsanjani tells Friday worshippers
http://www.gulfnews.com/region/Iran/10332285.html AP Rafsanajni also called on all Iranians to abide by the law in order to find a solution to the current political crisis. Iran in crisis, Rafsanjani tells Friday worshippers Reuters Published: July 17, 2009, 14:22 Tehran: In apparent defiance of Iran's supreme leader, a powerful cleric declared his country in crisis after a disputed poll, and tens of thousands of protesters used Friday prayers yesterday to stage the biggest show of dissent for weeks. Former President Akbar Hashemi Rafsanjani, a moderate who backed Mousavi's election campaign, said many Iranians had doubts about the official result of the June 12 vote. I hope with this sermon we can pass through this period of hardships that can be called a crisis, said the influential cleric, leading prayers for the first time since the poll. Clashes erupted later in central Tehran between police and followers of opposition leader Mir Hussain Mousavi, who still contests the election result that showed hardline President Mahmoud Ahmadinejad had been re-elected by a wide margin. Police fired tear gas and beat supporters of Mousavi in Keshavarz Boulevard, a witness said, adding that protesters were carrying hundreds of green banners - Mousavi's campaign colour - and chanting Ahmadinejad, resign, resign. Defeated Iranian presidential candidate Mehdi Karroubi was attacked by men in plainclothes on his way to the mosque. The former parliament speaker nevertheless attended the weekly prayers. No senior establishment figure has previously described the post-election turmoil as a crisis for Iran. Rafsanjani's remarks posed a clear challenge to Supreme Leader Ayatollah Ali Khamenei, who has upheld the election result and accused foreign powers of fomenting the unrest. In the streets outside Tehran University, police used tear gas and batons to disperse Mousavi supporters who had flocked to the prayers. How significant is Rafsanjani's speech in impacting the situation in Iran? Do you expect any action from the authorities on those imprisoned during the protests, following Rafsanjani's appeal for their release? -- Send us your comments 17_rg_Rafsanajni_ap_1_4.jpg
CiKEAS No TNT residue found at the bombing sites: Police
Refleksi: Kalau tidak ditemukan residu TNT, memungkinkan ada yang mengatakan ledakan micro-nuke. Pada pemboman pertama di Bali, banyak sekali spekulasi teori konspirasi dengan maksud memberi gambaran luarbiasa kepandaian para pelaku pemboman. Salah seorang petinggi NKRI bertitel profesor mengatakan bahwa teman-temannya yang bertitel doktor tak sanggup menciptakan bahan peledak yang peledak yang membuat kerusakan besar. Masih ingatkah Anda nama sang profesor tsb? http://www.gulfnews.com/nation/Environment/10332377.html No TNT residue found at the bombing sites: Police The Jakarta Post , Jakarta | Fri, 07/17/2009 7:07 PM | National The police said they found no TNT residue at both the JW Marriott and Ritz-Carlton hotels that came under bomb attacks on Friday. We only found a black powder residue from debris at the two sites. There was no TNT. The bombs that went off were low explosives, National Police spokesman Insp. Gen. Nanan Sukarna said. TNT, the abbreviation of Trinitrotoluene, is a chemical ingredient used to make high explosive bombs. Preliminary investigations had concluded that the blasts resulted from high explosive bombs, which were used in the 2003 attack on the JW Marriott Hotel in 2003. (bbs)
CiKEAS Editorial: Who killed Munir?
http://www.thejakartapost.com/news/2009/07/17/editorial-who-killed-munir.html Editorial: Who killed Munir? The Jakarta Post | Fri, 07/17/2009 10:37 AM | Opinion In November 2004, the newly elected President Susilo Bambang Yudhoyono promised to bring the killer of human rights activist Munir Said Thalib to justice, a killing he once referred to as a test case on how much Indonesia has changed. But to this day, people are still asking, who killed the country's most fearless and prominent human rights activist? It is clear that SBY has not kept his promise and has failed the test to change Indonesia. The clearest sign of failure came last week when the Supreme Court said it supported the South Jakarta District Court verdict, which acquitted army major general, Muchdi Purwopranjono, the alleged mastermind of the killing from all charges. Court spokesman Hatta Ali said that it found no mistake in an earlier district court decision, but refused to elaborate on considerations used by the justices to reject the prosecutors' appeal request. The public's disappointment over the unresolved murder not withstanding, we have to respect the June 15, 2009 Supreme Court decision. We side with those who wish to see justice being served, particularly Munir's widow and children. On the other hand, Muchdi's name should be rehabilitated, as the court found him not guilty. The public's frustration is understandable. As the case has dragged on slowly over the last five years, human rights activists have highlighted the strong culture of impunity cultivated during the 32 years of military dictatorship under Soeharto. There is no reason to believe, they say, that this kind of killing will not happen again. Munir was poisoned on board a Garuda airliner when it was approaching Schiphol Airport in the Netherlands on Sept. 7, 2004. In his short but fruitful life, Munir was behind the successful probing of numerous past human rights abuses by the military. His widow Suciwati and his two children had also secured Yudhoyono's personal promise to find the killer immediately following his death. Since then, a dark cloud has hovered over the trial after attempts to find the mastermind of the killer have failed. Muchdi, the former State Intelligence Agency (BIN) deputy head, was the fourth person brought to court in Munir's case. His superior, then the intelligence chief, Hendropriyono, did not appear in court. An off-duty Garuda pilot, Pollycarpus Budhari Priyanto, was found guilty of putting arsenic poisoning into a glass of orange juice offered to Munir. He was found guilty, but was later acquitted by the Supreme Court. He is now languishing in jail for using a forged letter of recommendation from the BIN that enabled him to join Munir's flight as part of the airline's security staff. Former Garuda secretary, Rohainil Aini, was acquitted over legal technicalities, while former Garuda president director, Indra Setiawan, was sentenced to 16 months for his role in the murder. It is time to turn to SBY and ask him to fulfill his promise. Can he deliver it in three months time before his tenure comes to an end? Or will he make another promise if he is re-elected come October? Otherwise, he will only reinforce what people think about politicians: They are only good at making promises.
CiKEAS Minister denies TNI played role in Freeport attacks + Papua Council wants ....+ Indonesia to boost police at Freeport mine
http://www.thejakartapost.com/news/2009/07/16/minister-denies-tni-played-role-freeport-attacks.html Minister denies TNI played role in Freeport attacks Dicky Christanto , The Jakarta Post , Jakarta | Thu, 07/16/2009 11:26 PM | National Defense Minister Juwono Sudarsono has denied the Indonesian Military (TNI) was involved in the recent armed attacks on US gold and copper mining giant PT Freeport Indonesia in Papua. That is just wild speculation, he said Thursday. Juwono however said he was uncertain as to whether the secessionist Free Papua Movement (OPM) was involved in the series of shootings, that left three people dead. Let's just wait for the police investigation, he said, adding that many parties might want to attack a company as profitable as Freeport for various reasons. Every business managing strategic commodities such as copper are attractive targets to various parties, he said. He added it was possible the wide social and economic gap in the region had triggered the incidents. Spokesman for the National Police, Brig Gen Sulistyo Ishak, said 700 officers have been deployed in the wake of the recent incidents. http://www.thejakartapost.com/news/2009/07/16/papua-council-wants-independent-investigation-freeport-incident.html Papua Council wants independent investigation into Freeport incident The Jakarta Post , Jakarta | Thu, 07/16/2009 7:50 AM | National The Papua Council Presidium (PDP) has called on the central government to form an independent team to investigate a series of shooting incidents near a gold and copper mine in Papua. PDP secretary general Thaha M. Alhamid said on Thursday the team probing the shootings on the road to Freeport Indonesia's Gresberg mine could include people from the government, security authorities and members of civil society strongly committed to disclosing the truth behind the incidents. Let's support an independent investigation to find facts, what and who are behind this incident, Thoha told Antara news agency on Thursday. Five shooting incidents occurred in the past few days along the road between the town of Timika and the Grasberg mine, killing three people: an Australian working for Freeport, a Freeport security guard and a police officer, as well as injuring several other security officers. Authorities initially named Free Papua Organization (OPM) leader Kelly Kwalik as the suspected mastermind of the attacks, but official statements now refer to an armed group of professional marksmen. The National Police and the Army have deployed officers to investigate the series of shootings and have started to comb the area around the site of the attacks. Several analysts have suggested the violence is likely to be the result of a long-standing rivalry between paramilitary police units and soldiers competing for control of the illegal multimillion-dollar protection and gold mining businesses around Freeport. Indonesian Defense Minister Juwono Sudarsono asked people to refrain from speculating on police rivalry in comments to the Jakarta Foreign Correspondent's Club Wednesday, as quoted by the Associated Press. But he noted that rouge elements in the military might have had a hand in the unrest. http://www.thejakartapost.com/news/2009/07/16/indonesia-boost-police-freeport-mine.html Indonesia to boost police at Freeport mine Niniek Karmini , The Associated Press , Jakarta | Thu, 07/16/2009 1:19 PM | National Indonesia is deploying police special forces to end a wave of deadly shootings at the world's largest gold mine run by U.S.-based Freeport in the remote Indonesian province of Papua, a police official said Thursday. A wave of attacks since Saturday along a road to the mine has marked the worst violence to hit Freeport's operations in the restive province since the murder of three teachers, including two Americans, in August 2002. At least 15 people, most of them police officers, have been killed or wounded along the 40-mile (65-kilometer) road from Freeport's sprawling Grasberg mining complex to the mountain mining town of Timika. National Police spokesman Brig. Gen. Sulistyo Ishak said we have decided to increase enforcement measures to restore security. Police special forces would be sent, along with army soldiers, but he did not say how many. Mindo Pangaribuan, a spokesman for the Indonesian subsidiary of Freeport McMoRan Copper Gold, Inc., said the road has been declared off limits to Freeport workers - numbering around 20,000 excluding on site family members - because of security reasons. It was unclear how long the travel ban would last, but the company said it would not affect its business operations. On Wednesday, five police officers were injured by gunfire and taken to a Freeport-owned hospital, raising the number of wounded to 12, Papua's chief detective, Bambang Rudi, said Thursday. They were shot in the stomach, hand and thigh when they were
CiKEAS Are women with headscarves the 'other' of Islamic men?
http://www.hurriyetdailynews.com/n.php?n=are-women-with-headscarves-the-8216other8217of-islamic-men-2009-07-17 Are women with headscarves the 'other' of Islamic men? Friday, July 17, 2009 Isil Egrikavuk ISTANBUL- Hürriyet Daily News Debate over why Islamist men are marrying uncovered women has opened a Pandora's box, with some saying the matches are simply made for love, while others point to political interventions that have re-positioned women in Turkish society. Ahmet Hakan, a columnist for daily Hürriyet, made headlines last week by drawing attention to recent marriages between women who do not wear headscarves and Islamist men. Hakan gave as examples the sons of Istanbul Mayor Kadir Topbas and Vice-Prime Minister Bülent Arinç, both of whom have partners who do not cover their heads. If conservative men do not marry headscarfed women, who is going to marry them? Hakan asked, saying that Islamist men do not want to bring a black woman with them. They do not want to be seen in public with someone who will be a burden for them. Political or sensual? Hakan's argument was not a new one; another Islamist columnist, Ismail Kiliçarslan, asked the same question four years ago. Yet Hokan's column prompted several other journalists, writers and intellectuals to take up the subject again. Ismet Berkan from daily Radikal was the first to respond, arguing that marriage decisions are individual and based on love, rather than political arguments. The decision between wearing a headscarf or not is an individual one, Berkan wrote. When we bring such arguments into political debates, we open up a door for sociological analyses that are worth nothing. Some agreed with Berkan, saying that such debates were useless. Conservative writer Abdurrahman Dilipak sounded a similar note, saying, Such debates are not grounded in any sociological analysis. They are just filling up the headlines. Yet some see other motives behind the trend. Writer Cihan Aktas believes that one main reason for such marriages is men's desire to build a career. Women who do not wear the headscarf are seen as a symbol of modernity, she said. In one of my stories, I wrote about a governor who started seeing his [headscarfed] wife as a burden on his political career. Indeed, the wife of former Istanbul Mayor Ali Müfit Gürtuna has been the focus of such debate. After her husband left his post and jumped back into politics in 2007, Reyhan Gürtuna removed her headscarf, saying, Everyone should be free in their choice of dress. Others point to recent political interventions as the real crux of the matter. In an interview with Tempo24, Ayse Böhürler from the ruling Justice and Development Party, or AKP, traces the trend all the way back to a military memorandum issued Feb. 28, 1997, in which Turkey's National Security Council announced its decisions in response to what it saw as growing Islamic support. Before Feb. 28, the situation was very different. Muslim men and women could work together in an office comfortably. After Feb. 28, headscarfed women were seen as the symbols of a conservative look, she said. Now conservative men think that headscarfed women expose men as conservative. So, either in their private or professional lives, men do not want to be seen with women who wear a headscarf. Gül's case Useless or not, the headscarf has been the subject of many heated debates in Turkey. When Abdullah Gül was chosen as the president in 2007, his wife's headscarf made more news than his own views on religion. Academic Nilufer Göle writes frequently about the position of women in both public and private spaces in Muslim society. The difference between the West and the East declares itself in the position of women in society, she said. The Turkish modernization movement has tried to overcome this difference by grounding itself in female rights. Yet Islamic movements today display this difference by putting the women in the foreground. So is showing the hair a symbol of modernity? Canan Aritman, a deputy from the Republican People's Party, or CHP, said she definitely thinks it is. Being modern is not just a way of thinking, it is also about our image. It is about how we dress, she said. Before President Abdullah Gül was married to his wife, she did not wear a headscarf either. In the male-dominated Islamist community, it is a matter of pride to cover up the women. I believe that those newlyweds will also cover their heads soon.
CiKEAS Militants Eyed in Indonesian Bombings
http://www.nytimes.com/2009/07/18/world/asia/18indo.html?_r=1ref=global-homepagewanted=print July 18, 2009 Militants Eyed in Indonesian Bombings By NORIMITSU ONISHI JAKARTA, Indonesia - The nearly simultaneous suicide bomb attacks at two American hotels on Friday showed that Islamic terrorist groups, though significantly weakened in Indonesia in recent years, still had the means to mount deadly assaults in one of the most heavily secured areas here in Indonesia's capital. Indonesian officials said it was too early to identify those behind the attacks at the JW Marriott and Ritz-Carlton hotels, which killed eight people and wounded at least 50. But they appeared to be focusing on domestic militants, possibly individuals or splinter groups loosely tied to Jemaah Islamiyah, the Southeast Asian terrorist network linked to Al Qaeda. The attacks were a blow to the Indonesian government, which had been credited with cracking down on Jemaah Islamiyah and for keeping Indonesia free of terrorist attacks since late 2005. The explosions took place nine days after President Susilo Bambang Yudhoyono was overwhelmingly re-elected to a second term, riding a wave of popularity for fighting corruption and restoring a measure of stability. Mr. Yudhoyono said at a news conference that the bombings were perpetrated by terrorist groups, but that he could not say whether these groups are the same ones behind previous attacks. He said the attacks may have been linked to the electoral campaign, during which threats were made against him. Jemaah Islamiyah led several attacks against Western-linked sites in Indonesia this decade, including one in 2003 against the same Marriott that was struck Friday. A bombing at a nightclub in Bali killed 202 people in 2002; two years later, a car bomb at the Australian Embassy here killed 9 people. Many of Jemaah Islamiyah's leaders and foot soldiers have been arrested or executed in recent years, not only in Indonesia, but also in other Southeast Asian countries. But one leader, Noordin Muhammad Top, a Malaysian-born extremist said to be leading a splinter group, remains free and is believed to be in Indonesia. A senior Indonesian counterterrorism official said that although Jemaah Islamiyah was no longer the force it once was, small groups of militants, some with ties to Mr. Noordin, still operated inside the country. Some had been arrested in the last month, most recently in Cilacap in Central Java, he said. They're not linked in a hierarchical way with J. I., the official said of Jemaah Islamiyah, speaking on the condition of anonymity because he was not authorized to talk to the news media. But they exchange information and expertise. They all maintain the same belief: that there should be an Islamic state with Shariah law in Indonesia. Some experts said that the Indonesian authorities had underestimated the resilience of Islamic militants, regardless of whether they were officially linked with Jemaah Islamiyah. In an opinion article published, by coincidence, on Friday in the newspaper The Australian, Noor Huda Ismail, executive director of the International Institute for Peacebuilding in Jakarta, a private organization focusing on security issues, warned that the Indonesian authorities were growing complacent. Writing with an official at the Australian Strategic Policy Institute, Mr. Noor said the splintering of Jemaah Islamiyah's leadership, as well as the recent release from prison of former members who had not been properly rehabilitated, had increased the risk of attacks. In an interview, Mr. Noor said: At this point, we can't say who was behind today's attacks. But we can say that there was a new pattern today. Before, attacks were carried out by cars containing explosive materials. Today, they attacked from inside the hotels. The terrorists have become more efficient and sophisticated. In 2003, a car exploded outside the Marriott here, killing 12 people. Since then, most luxury hotels in Jakarta have erected barricades; guards stationed at hotel entrances typically check inside and underneath cars, while guests usually go through metal detectors. The Marriott and Ritz-Carlton, in a relatively quiet neighborhood of luxury hotels, apartment buildings and embassies, were considered among the safest hotels. But the suspects behind Friday's attacks registered as guests at the Marriott on Wednesday, occupying Room 1808, where a bomb was found and defused after the morning explosions, Indonesian officials said. The authorities said they had located the bodies of the two suicide bombers but had not identified them yet. Six people were killed at the Marriott, and two at the Ritz-Carlton, officials said. At least one foreigner, Timothy David Mackay, 62, a New Zealander who was the chief executive of a cement and concrete maker, Holcim Indonesia, was among the dead. Eight Americans were among the more than 50 wounded,
Re: CiKEAS KidsFfest 2009 l Parents Workshop untuk Pendidikan Sex Remaja l Selasa 21 Juli 09 l Gratis!
Jumat, 17/07/2009 08:52 WIBLobi Hotel JW Marriott Hancur Berantakan Jakarta - Ledakan juga terjadi di hotel JW Marriott yang terletak sekitar 50 meter dari Hotel Ritz Carlton. Lobi hancur berantakan. Darah berceceran.Petugas kepolisian menyisir lokasi ledakan. Tidak seorang pun diizinkan masuk. Sementara seluruh karyawan telah dievakuasi.Sementara itu di Hotel Ritz Carlton, tim gegana terus melakukan penyisiran di restoran. Bangunan di sekitar restoran juga hancur. Lobi utama Ritz Carlton tampak kaca berhamburan.Police line pun telah dipasang di sekitar lingkar Mega Kuningan.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi kejadian ledakan di Hotel Riz Carlton dan JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta.Berdasarkan informasi yang detikcom himpun dari Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan, Jumat (17/7/2009), SBY dan rombongan pagi ini akan segera menuju ke lokasi.Ledakan ini terjadi sekitar 08.00 WIB. Belum diketahui secara pasti sumber ledakan tersebut.(anw/rdf) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: vivian idris karang_su...@yahoo.com Date: Thu, 16 Jul 2009 19:36:56 To: Detikcomreda...@detiknot.com; A. Mufied Duta Masyarakatabdullah_mufi...@yahoo.com; DWadwiyapascah...@hotmail.com; DyviaComy...@dnet.net.id; edwin.irva...@fhm.co.id; heru hendratmokoh...@isai.or.id; Koran Kompaskom...@kompas.com; Koran Suara Pembaruankora...@suarapembaruan.com; Koran Minggu Jakarta Postsundayp...@thejakartapost.com; Majalah Hersnata6...@cbn.net.id; Majalah Provokesi...@simple-indonesia.com; Radio 68Hreda...@kbr68h.com; Radio Indikafm9...@indika.co.id; Reza Pusponegororeza.pu...@mediasatu.com; febe riri siahaanf...@harpersbazaar.co.id; Ida Sinar Harapandalin...@yahoo.com; Benny Suara Merdekabennybe...@yahoo.com; seno joko suyonos...@mail.tempo.com; Totot Indrartoto...@ad-diction.org; zaldyjournal...@yahoo.com; ac...@yahoogroups.com; akub...@yahoogroups.com; baca bacabacab...@yahoogroups.com; belajardes...@yahoogroups.com; bungamatah...@yahoogroups.com; cikeas@yahoogroups.com; d...@yahoogroups.comd...@yahoogroups.com; dunia-f...@yahoogroups.com; eksot...@yahoogroups.com; naratamatv groupnaratam...@yahoogroups.com; indomo...@yahoogroups.com; jenisudarw...@yahoogroups.comjenisudarw...@yahoogroups.com; komik_indone...@yahoogroups.comkomik_indone...@yahoogroups.com; mediac...@yahoogroups.com; musyawarah-bur...@yahoogroups.com; ppiin...@yahoogroups.comppiin...@yahoogroups.com; sastra-pembeba...@yahoogroups.com; sayang_a...@yahoogroups.comsayang_a...@yahoogroups.com; sukuku...@yahoogroups.com; thebrand...@yahoogroups.com; unik-mu...@yahoogroups.comunik-mu...@yahoogroups.com; viv...@aksara.comviv...@aksara.com Subject: CiKEAS KidsFfest 2009 l Parents Workshop untuk Pendidikan Sex Remaja l Selasa 21 Juli 09 l Gratis! Great Moms and Dads, Kidsffest the 1st international children film festival is here. Taking place from July 17-26 2009. Take the whole family to see films for children from all over the world for a memorable weekend. Don’t worry, the screening are concentrated on weekend, starting July 18, 19, 24, 25, 26 of 2009. Get the ticket in Blitz Megaplex Grand Indonesia 21 Cinema PI mall 1, first films starts as early as 10am in the morning and continues until 5pm. For complete schedule visit www.kidsffest.org, for more info call me at 0815-86408712 We’d like to invite you to our free Parents Workshop on Sex Education for Teenagers KidsFfest mengaharapkan kehadiran anda dalam acara Parents’ Workshop untuk Seksualitas Remaja. Dalam workshop ini narasumber yang terdiri dari pakar seksualitas remaja, pendidik anak, dan media remaja akan membahas dan membagi data dan informasi penting seputar seksualitas Remaja dan berdiskusi bersama Anda kasus-kasus dan persoalan khas yang dihadapi orang tua dengan anak remaja. Narasumber: Ninuk Widiantoro (Yayasan Kesehatan Perempuan) Lestari P. Handojo (Principal Sekolah CIKAL) Palupi Ambardini (Pemred majalah Gadis) Moderator: Ersa Mayori Tanggal waktu: 21 Juli 2009, jam 15:30 Tempat: Restoran Palalada, Alun-Alun Indonesia, Grand Indonesia Program Acara: 15:30-16:00 Registrasi Tamu afternoon tea 16:01-16:15 Opening dan perkenalan narasumber oleh moderator Ersa Mayori 16:16-16:46 Pemutaran film Education of Shelby Knox 16.47-17:02 Pembahasan oleh Ninuk Widiantoro (Yayasan Kesehatan Perempuan) soal Seksualitas Remaja 17:03-17:18 Pembahasan oleh Lestari P. Handojo (Principal Sekolah CIKAL) 17:19-17:34 Berbagi kisah seputar seksualitas remaja oleh Palupi Ambardini(Pemred Majalah Gadis) 17:35-19:00 Tanya jawab dan diskusi Penutup Workshop diberikan secara cuma-cuma dengan kapasitas terbatas. Silakan hubungi i...@kidsffest.org atau Sandy di
Bls: CiKEAS Siapa Pelaku Terror Pemboman Ini ???
hey hafsah anda lebih kejam dari peneror bom itu anda begitu mendiskreditkan islam jangan-jangan anda memang orang yang ingin memcah belah bangsa ini yang sangat rawan dengan konflik astas dasar sara hati-hati anda --- Pada Kam, 16/7/09, Hafsah Salim muskitaw...@yahoo.com menulis: Dari: Hafsah Salim muskitaw...@yahoo.com Judul: CiKEAS Siapa Pelaku Terror Pemboman Ini ??? Kepada: CIKEAS@yahoogroups.com Tanggal: Kamis, 16 Juli, 2009, 9:25 PM Siapa Pelaku Terror Pemboman Ini ??? Syariah Islam itu penuh kekerasan, penuh ketidak adilan, penuh dengan pengkhianatan2, oleh karena itu dari zaman dulu setiap caliph selalu mengalami pembunuhan karena akibat dari kekerasan, ketidak adilan, dan pengkhianatan2 yang berlangsung ini hanya mewariskan dendam2 turun temurun hingga saat ini dendam antara sesama nya seperti Syiah dan Sunny tidak akan pernah luntur. Dendam mendendam ini bukan hanya berlangsung antara Syiah dan sunni, tetapi juga dengan banyak sekte2 Islam lainnya yang bahkan sudah ada yang punah akibat kalah dalam adu kebiadaban ini. Dizaman sekarang, seorang caliph atau seorang raja, hanya bisa berhasil menegakkan Syariah Islam apabila ada backing kekuatan dari luar. Contohnya, Syariah Islam sudah lama rontok di Arab Saudia kalo tidak dibackingi Amerika. Dengan kekuatan senjata Amerika itulah Caliph Saudi Arabia ini mampu menegakkan Syariah Islam versinya sendiri yang disebutnya Wahabi. Bukan cuma Saudi Arabia saja, tetapi juga Iran, Kuwait, Yaman, Bahrain dan banyak lagi negara2 Syariah yang kesemuanya memiliki backing masing2. Kalo saja kita bertumpu kepada ajaran Islam masing2nya, maka Syariah Islam itu cuma satu, atau cuma boleh satu dan yang lainnya ditumpas. Tetapi dizaman sekarang kita bisa menyaksikan Syariah Islam yang banyak versinya karena para backingnya itu sendiri cuma membackingi tegaknya bukan membackingi untuk menghancurkan yang lainnya. Dengan kata2 lain, para backing itu sebenarnya juga saling bekerja sama untuk mendulang untung masing2 tanpa mengganggu satu kepada yang lainnya. Demikianlah jawaban yang tepat untuk memahami siapa yang meledakkan bomb2 baru2 ini di kuningan. Mereka semuanya adalah para pendukung Syariah Islam yang satu aliran dengan MUI, dan mereka memang punya backingnya dan backingnya ini tentu harus punya kekuatan. Para backing ini juga punya agenda tawar menawar yang pada saatnya bisa jadi para pelaku pemboman ini akhirnya dikorbankan dan sambil melatih pelaku2 baru. Ny. Muslim binti Muskitawati. Yahoo! Mail Kini Lebih Cepat dan Lebih Bersih. Rasakan bedanya sekarang! http://id.mail.yahoo.com
CiKEAS Pelatihan Food Hygiene HACCP di Balikpapan 28-29 Juli 2009 [4 Attachments]
Pelatihan Food Hygiene HACCP di Balikpapan 28-29 Juli 2009 Yth Direktur, Manajer HRD, Manajer HSE, Manajer Catering, Dokter Perusahaan, Paramedik Perusahaan, Mendirikan perusahaan catering tidak sukar, namun bahaya dan risikonya besar sekali. Paling sedikit risiko dikecam makanannya tidak enak. Paling berat terjadi keracunan makanan, dan karir catering akan musnah bersamanya. Keracunan makanan adalah hal yang sering terjadi di Indonesia . Suhu udara yang hangat sangat memudahkan terjadinya keracunan makanan. Sejak lama dilakukan inspeksi food hygiene. Namun upaya ini tidak efektif. Pemeriksaan hanya dilakukan pada satu saat, seperti kita memotret saja. Kini dianjurkan menggunakan metode HACCP. Pemeriksaan dilakukan pada proses makanan, sejak ditanam sampai di meja makan. Nah jika mau berdiskusi lebih lanjut mengenai pencegahan keracunan makanan kepuasan rasa, silakan mendaftarkan diri pada pelatihan Food Hygiene HACCP di Balikpapan 28-29 Juli 2009. Silakan hubungi ibu Indah di HP No 0811 9931 727 atau ibu Atik di HP 0813 1052 0490, atau telepon di 021 734 3651 dan fax: 021 735 8966 atau email ke: zsudj...@yahoo.com. Sampai jumpa di pelatihan, Salam, Dr Sudjoko Kuswadji MSc( OM ) PKK SpOk Konsultan dan Fasilitator Kesehatan Kerja
Re: CiKEAS Re: Virus Flu Babi Sumber Pemurtadan !!!
Jumat, 17/07/2009 08:52 WIBLobi Hotel JW Marriott Hancur Berantakan Jakarta - Ledakan juga terjadi di hotel JW Marriott yang terletak sekitar 50 meter dari Hotel Ritz Carlton. Lobi hancur berantakan. Darah berceceran.Petugas kepolisian menyisir lokasi ledakan. Tidak seorang pun diizinkan masuk. Sementara seluruh karyawan telah dievakuasi.Sementara itu di Hotel Ritz Carlton, tim gegana terus melakukan penyisiran di restoran. Bangunan di sekitar restoran juga hancur. Lobi utama Ritz Carlton tampak kaca berhamburan.Police line pun telah dipasang di sekitar lingkar Mega Kuningan.Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) melakukan inspeksi mendadak (sidak) di lokasi kejadian ledakan di Hotel Riz Carlton dan JW Marriott, Mega Kuningan, Jakarta.Berdasarkan informasi yang detikcom himpun dari Biro Pers dan Media Istana Kepresidenan, Jumat (17/7/2009), SBY dan rombongan pagi ini akan segera menuju ke lokasi.Ledakan ini terjadi sekitar 08.00 WIB. Belum diketahui secara pasti sumber ledakan tersebut.(anw/rdf) Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: Hafsah Salim muskitaw...@yahoo.com Date: Thu, 16 Jul 2009 13:11:29 To: CIKEAS@yahoogroups.com Subject: CiKEAS Re: Virus Flu Babi Sumber Pemurtadan !!! Hafsah Salim muskitaw...@... wrote: Virus Flu Babi Sumber Pemurtadan !!! Babi itu diharamkan dalam Islam, bukan cuma babinya, piring yang dijilat babi juga piringnya jadi haram. Daging ayam yang menempel dengan daging babi, maka daging ayamnya tidak boleh dimakan karena sudah menjadi haram. Flu burung yang menular ke babi, maka flu burung ini berkembang menjadi lebih ganas didalam daging babi untuk kemudian ditularkan kepada muslimin. Umat Kristen yang mem-bagi2kan supermie saja sudah harus menganggap supermie itu haram karena supermi itu penyebab murtadnya muslimin. Dan supermie ini menyebarkan pemurtadan dan oleh karenanya supermie ini diharamkan dan wajib dilarang dan umat Kristen ini merupakan sumber pemurtadan. Oleh karena itu sama halnya, muslimin yang menerima dan memakan supermi ini membuat si muslim ini menjadi murtad dan dinyatakan murtad. Tidak bedanya, virus flu burung yang berasal dari babi termakan atau menularkan kepada muslimin satu kepad muslimin lain juga merupakan pemurtadan. Muslimin yang terkena flu babi harus dinyatakan murtad dan tidak boleh menyebarkan pemurtadan. Lalu, mana yang lebih murtad? Muslimin yang makan supermi dari orang kafir atau muslimin yang makan virus flu babi yang berasal dari babi??? Tetapi ada unsur lain, yaitu kalo bermanfaat dan memang karena dibutuhkan karena tidak ada pilihan lainnya, maka virus flu babi ini boleh dihalalkan. Tetapi apakah benar flu babi itu bermanfaat dan dapat dimanfaatkan karena tidak ada pilihan lain sehingga bisa dianggap halal??? Y. masalah ini masih harus diseminarkan oleh para ulama di MUI untuk menemukan solusinya, dan kalo solusinya tidak bisa dipecahkan, maka sebaiknya para ulama melakukan mubahalah. Ny. Muslim binti Muskitawati.
CiKEAS Bom Mariot Ini Menjamin Peningkatan Pengangguran !!!
Bom Mariot Ini Menjamin Peningkatan Pengangguran !!! Meledaknya lagi bomb2 terrorist memastikan makin banyak investor yang kabur, memaksa mereka yang berencana mau investasi di Indonesia malah membatalkannya. Jangankan investor, cuma kesebalasan MU aja langsung membatalkan kunjungannya dan tidak merencanakan akan kembali dimasa depannya. Pengangguran sudah melebih limit yang bisa ditanggung pemerintah, dengan meledaknya bomb2 ini, meledak jugalah pengangguran ini melebihi porsinya. Wajar kalo kriminal, seperti perampokan, pencurian, penggangsiran, penipuan, bahkan pemerasan juga akan meningkat pesat melebih pesatnya laju pertumbuhan ekonomi yang sekarang sedang mandek ini. Kondisi paling buruk sudah dipastikan dan sudah sama2 kita ketahui nasibnya dimasa depan yang dekat ini. Kewaspadaan anda perlu dipertinggi agar jangan sampai kecolongan sementara pertajam mata agar jangan lewatkan kesempatan untuk nyolong. Pilihan anda cuma dua baik anda itu orang kaya ataupun anda orang miskin, anda harus nyolong kalo ada kesempatan, dan jangan sampai kecolongan kalo lagi lengah. Yaaa memang hidup begitu tidak bisa dikatakan enak, tapi semua ini khan cuma sementara, justru nanti kalo sudah mati itu anda akan mengenyam enaknya karena sudah pengalaman didunia fana ini. Ny. Muslim binti Muskitawati.