[Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-15 Thread Wie-2x
Susu Sapi Bukan untuk Manusia
[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]

TIDAK  ada  makhluk  di  dunia  ini  yang  ketika  sudah dewasa masih minum susu
–kecuali  manusia.  Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi
perilaku yang alami seperti itu?

”Itu  gara-gara  pabrik  susu  yang  terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr
Hiromi  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban
Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,
katanya,  susu  sapi  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia
seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum
susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia?

Bahkan,  katanya,  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu
benda  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak
sempat  berinteraksi  dengan  enzim  yang  diproduksi  mulut  kita. Akibat tidak
bercampur  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut
langsung  menggumpal  dan  sulit  sekali  dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh
terpaksa mengeluarkan cadangan ”enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.
Enzim  induk  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang.
Namun,  karena  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu,
peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor  Hiromi  tentu  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di
dunia.  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di
usus  tanpa  harus  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia
sudah  sangat  berpengalaman  menjalani  praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa
keadaan  usus  bagian  dalam  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia
memang  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus
mondarmandir di antara dua negara itu.

Setiap  memeriksa  usus  pasiennya,  Prof  Hiromi sekalian melakukan penelitian.
Yakni,  untuk  mengetahui  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan
minum  pasiennya.  Dia  menjadi  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang
makan  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara
lain susu dan daging.

Dia   melihat   alangkah  mengerikannya  bentuk  usus  orang  yang  biasa  makan
makanan/minuman   yang   ”jelek”:   benjol-benjol,   luka-luka,   bisul-  bisul,
bercak-bercak  hitam,  dan  menyempit  di  sana-sini seperti diikat dengan karet
gelang.  Jelek  di  situ  berarti  tidak  memenuhi  syarat yang diinginkan usus.
Sedangkan  usus  orang  yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus,
bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena  tugas  usus  adalah  menyerap  makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan
kalau  makanan  yang  masuk  tidak  memenuhi  syarat si usus. Bukan saja ususnya
kecapean,   juga   sari  makanan  yang  diserap  pun  tidak  banyak.  Akibatnya,
pertumbuhan  sel-sel  tubuh  kurang  baik,  daya  tahan  tubuh sangat jelek, sel
radikal  bebas  bermunculan,  penyakit  timbul,  dan  kulit cepat menua. Bahkan,
makanan  yang  tidak  berserat  seperti  daging,  bisa  menyisakan  kotoran yang
menempel  di  dinding  usus:  menjadi  tinja  stagnan yang kemudian membusuk dan
menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya
menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke
perut.

Dia  mengambil  contoh  yang  sangat  menarik,  meski  di  bagian ini saya rasa,
keilmiahannya  kurang  bisa  dipertanggungjawabkan.  Misalnya,  dia  minta  kita
menyadari  berapakah  jumlah  gigi  taring  kita,  yang tugasnya mengoyak-ngoyak
makanan  seperti  daging:  hanya  15  persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti
bahwa  alam  hanya  menyediakan  infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari
seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia  juga  menyebut  contoh  harimau  yang  hanya  makan  daging. Larinya memang
kencang,  tapi  hanya  untuk  menit-menit  awal. Ketika diajak ”lomba lari” oleh
mangsanya,  harimau  akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak
makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu,
katanya,  harus  dikunyah minimal 30 kali. Bahkan, untuk makanan yang agak keras
harus  sampai  70 kali. Bukan saja bisa lebih lembut, yang lebih penting agar di
mulut  makanan  bisa  bercampur  dengan  enzim  secara  sempurna.  Demikian juga
kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, tulisnya,
sebaiknya  setengah  jam sebelum makan. Agar air sudah sempat diserap usus lebih
dulu.

Bagaimana  kalau  makanannya  seret  masuk  tenggorokan? Nah, ini dia, ketahuan.
Berarti  mengunyahnya  kurang  dari  30 k

Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-17 Thread adira jakti
Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu

karena sapi, kambing atau kerbau engga bisa minum dari gelas

*maap... asal komen aja nih... soale aku sampe sekarang masih minum susu sapi, 
wuaduh bgmn nih minum susu kok malah rentan osteoporosis* 

--- On Thu, 5/14/09, Wie-2x  wrote:

From: Wie-2x 
Subject: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Date: Thursday, May 14, 2009, 11:53 PM

Susu Sapi Bukan untuk Manusia
[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]

TIDAK  ada  makhluk  di  dunia  ini  yang  ketika  sudah dewasa masih minum susu
–kecuali  manusia.  Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi
perilaku yang alami seperti itu?

”Itu  gara-gara  pabrik  susu  yang  terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr
Hiromi  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban
Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,
katanya,  susu  sapi  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia
seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum
susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia?

Bahkan,  katanya,  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu
benda  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak
sempat  berinteraksi  dengan  enzim  yang  diproduksi  mulut  kita. Akibat tidak
bercampur  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut
langsung  menggumpal  dan  sulit  sekali  dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh
terpaksa mengeluarkan cadangan ”enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.
Enzim  induk  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang.
Namun,  karena  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu,
peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor  Hiromi  tentu  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di
dunia.  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di
usus  tanpa  harus  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia
sudah  sangat  berpengalaman  menjalani  praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa
keadaan  usus  bagian  dalam  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia
memang  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus
mondarmandir di antara dua negara itu.

Setiap  memeriksa  usus  pasiennya,  Prof  Hiromi sekalian melakukan penelitian.
Yakni,  untuk  mengetahui  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan
minum  pasiennya.  Dia  menjadi  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang
makan  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara
lain susu dan daging.

Dia   melihat   alangkah  mengerikannya  bentuk  usus  orang  yang  biasa  makan
makanan/minuman   yang   ”jelek”:   benjol-benjol,   luka-luka,   bisul-  bisul,
bercak-bercak  hitam,  dan  menyempit  di  sana-sini seperti diikat dengan karet
gelang.  Jelek  di  situ  berarti  tidak  memenuhi  syarat yang diinginkan usus.
Sedangkan  usus  orang  yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus,
bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena  tugas  usus  adalah  menyerap  makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan
kalau  makanan  yang  masuk  tidak  memenuhi  syarat si usus. Bukan saja ususnya
kecapean,   juga   sari  makanan  yang  diserap  pun  tidak  banyak.  Akibatnya,
pertumbuhan  sel-sel  tubuh  kurang  baik,  daya  tahan  tubuh sangat jelek, sel
radikal  bebas  bermunculan,  penyakit  timbul,  dan  kulit cepat menua. Bahkan,
makanan  yang  tidak  berserat  seperti  daging,  bisa  menyisakan  kotoran yang
menempel  di  dinding  usus:  menjadi  tinja  stagnan yang kemudian membusuk dan
menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya
menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke
perut.

Dia  mengambil  contoh  yang  sangat  menarik,  meski  di  bagian ini saya rasa,
keilmiahannya  kurang  bisa  dipertanggungjawabkan.  Misalnya,  dia  minta  kita
menyadari  berapakah  jumlah  gigi  taring  kita,  yang tugasnya mengoyak-ngoyak
makanan  seperti  daging:  hanya  15  persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti
bahwa  alam  hanya  menyediakan  infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari
seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia  juga  menyebut  contoh  harimau  yang  hanya  makan  daging. Larinya memang
kencang,  tapi  hanya  untuk  menit-menit  awal. Ketika diajak ”lomba lari” oleh
mangsanya,  harimau  akan cepat kehabisan tenaga. Berbeda dengan kuda yang tidak
makan daging. Ketahanan larinya lebih hebat.

Di samping pemilihan makanan, Prof Hiromi mempersoalkan cara makan. Makanan itu,
katanya,  harus  dikunyah minimal 30 kali

Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-17 Thread yudibudiman
Betul bgt pak. Sudah jelas susu sapi itu baik buat kesehatan dan itu sudah 
terbukti
Sent from my BlackBerry®
powered by Sinyal Kuat INDOSAT

-Original Message-
From: adira jakti 

Date: Sat, 16 May 2009 01:00:30 
To: 
Subject: Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia


Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu

karena sapi, kambing atau kerbau engga bisa minum dari gelas

*maap... asal komen aja nih... soale aku sampe sekarang masih minum susu sapi, 
wuaduh bgmn nih minum susu kok malah rentan osteoporosis* 

--- On Thu, 5/14/09, Wie-2x  wrote:

From: Wie-2x 
Subject: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Date: Thursday, May 14, 2009, 11:53 PM

Susu Sapi Bukan untuk Manusia
[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]

TIDAK  ada  makhluk  di  dunia  ini  yang  ketika  sudah dewasa masih minum susu
–kecuali  manusia.  Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi
perilaku yang alami seperti itu?

”Itu  gara-gara  pabrik  susu  yang  terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr
Hiromi  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban
Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,
katanya,  susu  sapi  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia
seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum
susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia?

Bahkan,  katanya,  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu
benda  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak
sempat  berinteraksi  dengan  enzim  yang  diproduksi  mulut  kita. Akibat tidak
bercampur  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut
langsung  menggumpal  dan  sulit  sekali  dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh
terpaksa mengeluarkan cadangan ”enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.
Enzim  induk  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang.
Namun,  karena  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu,
peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor  Hiromi  tentu  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di
dunia.  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di
usus  tanpa  harus  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia
sudah  sangat  berpengalaman  menjalani  praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa
keadaan  usus  bagian  dalam  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia
memang  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus
mondarmandir di antara dua negara itu.

Setiap  memeriksa  usus  pasiennya,  Prof  Hiromi sekalian melakukan penelitian.
Yakni,  untuk  mengetahui  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan
minum  pasiennya.  Dia  menjadi  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang
makan  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara
lain susu dan daging.

Dia   melihat   alangkah  mengerikannya  bentuk  usus  orang  yang  biasa  makan
makanan/minuman   yang   ”jelek”:   benjol-benjol,   luka-luka,   bisul-  bisul,
bercak-bercak  hitam,  dan  menyempit  di  sana-sini seperti diikat dengan karet
gelang.  Jelek  di  situ  berarti  tidak  memenuhi  syarat yang diinginkan usus.
Sedangkan  usus  orang  yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus,
bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena  tugas  usus  adalah  menyerap  makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan
kalau  makanan  yang  masuk  tidak  memenuhi  syarat si usus. Bukan saja ususnya
kecapean,   juga   sari  makanan  yang  diserap  pun  tidak  banyak.  Akibatnya,
pertumbuhan  sel-sel  tubuh  kurang  baik,  daya  tahan  tubuh sangat jelek, sel
radikal  bebas  bermunculan,  penyakit  timbul,  dan  kulit cepat menua. Bahkan,
makanan  yang  tidak  berserat  seperti  daging,  bisa  menyisakan  kotoran yang
menempel  di  dinding  usus:  menjadi  tinja  stagnan yang kemudian membusuk dan
menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya
menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke
perut.

Dia  mengambil  contoh  yang  sangat  menarik,  meski  di  bagian ini saya rasa,
keilmiahannya  kurang  bisa  dipertanggungjawabkan.  Misalnya,  dia  minta  kita
menyadari  berapakah  jumlah  gigi  taring  kita,  yang tugasnya mengoyak-ngoyak
makanan  seperti  daging:  hanya  15  persen dari seluruh gigi kita. Itu berarti
bahwa  alam  hanya  menyediakan  infrastruktur untuk makan daging 15 persen dari
seluruh makanan yang kita perlukan.

Dia  juga  menyebut  contoh  harimau  yang  hanya  makan  daging. Larinya memang
kencang,  tapi  hanya  untuk  menit-menit

Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-17 Thread Satrijo Andojo
Ysh.
Bagaimana dengan susu merk A yg malah berpromosi dengan membantu pencegahan 
ostroporosis,?
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: adira jakti 

Date: Sat, 16 May 2009 01:00:30
To: 
Subject: Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia


Lihatlah�  sapi,�  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak�  anak-anak�  lagi�  tidak akan minum susu

karena sapi, kambing atau kerbau engga bisa minum dari gelas

*maap... asal komen aja nih... soale aku sampe sekarang masih minum susu sapi, 
wuaduh bgmn nih minum susu kok malah rentan osteoporosis*

--- On Thu, 5/14/09, Wie-2x  wrote:

From: Wie-2x 
Subject: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Date: Thursday, May 14, 2009, 11:53 PM

Susu Sapi Bukan untuk Manusia
[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]

TIDAK�  ada�  makhluk�  di�  dunia�  ini�  yang�  ketika�  sudah dewasa masih 
minum susu
–kecuali�  manusia.�  Lihatlah�  sapi,�  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu 
sudah
tidak�  anak-anak�  lagi�  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti 
menyalahi
perilaku yang alami seperti itu?

”Itu�  gara-gara�  pabrik�  susu�  yang�  terus mengiklankan produknya,” ujar 
Prof Dr
Hiromi�  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme 
(Keajaiban
Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,
katanya,�  susu�  sapi�  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. 
Manusia
seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum
susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia?

Bahkan,�  katanya,�  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu 
itu
benda�  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. 
Tidak
sempat�  berinteraksi�  dengan�  enzim�  yang�  diproduksi�  mulut�  kita. 
Akibat tidak
bercampur�  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu 
tersebut
langsung�  menggumpal�  dan�  sulit�  sekali�  dicerna. Untuk bisa mencernanya, 
tubuh
terpaksa mengeluarkan cadangan ”enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.
Enzim�  induk�  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan 
tulang.
Namun,�  karena�  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna 
susu,
peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor�  Hiromi�  tentu�  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus 
terkemuka di
dunia.�  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor 
di
usus�  tanpa�  harus�  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti 
dia
sudah�  sangat�  berpengalaman�  menjalani�  praktik kedokteran. Dia sudah 
memeriksa
keadaan�  usus�  bagian�  dalam�  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan 
Jepang. Dia
memang�  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter 
terus
mondarmandir di antara dua negara itu.

Setiap�  memeriksa�  usus�  pasiennya,�  Prof�  Hiromi sekalian melakukan 
penelitian.
Yakni,�  untuk�  mengetahui�  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan 
dan
minum�  pasiennya.�  Dia�  menjadi�  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti 
yang
makan�  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu 
antara
lain susu dan daging.

Dia� � � melihat� � � alangkah�  mengerikannya�  bentuk�  usus�  orang�  yang�  
biasa�  makan
makanan/minuman� � � yang� � � ”jelek”:� � � benjol-benjol,� � � luka-luka,� � 
� bisul-�  bisul,
bercak-bercak�  hitam,�  dan�  menyempit�  di�  sana-sini seperti diikat dengan 
karet
gelang.�  Jelek�  di�  situ�  berarti�  tidak�  memenuhi�  syarat yang 
diinginkan usus.
Sedangkan�  usus�  orang�  yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat 
bagus,
bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena�  tugas�  usus�  adalah�  menyerap�  makanan, tugas itu tidak bisa dia 
lakukan
kalau�  makanan�  yang�  masuk�  tidak�  memenuhi�  syarat si usus. Bukan saja 
ususnya
kecapean,� � � juga� � � sari�  makanan�  yang�  diserap�  pun�  tidak�  
banyak.�  Akibatnya,
pertumbuhan�  sel-sel�  tubuh�  kurang�  baik,�  daya�  tahan�  tubuh sangat 
jelek, sel
radikal�  bebas�  bermunculan,�  penyakit�  timbul,�  dan�  kulit cepat menua. 
Bahkan,
makanan�  yang�  tidak�  berserat�  seperti�  daging,�  bisa�  menyisakan�  
kotoran yang
menempel�  di�  dinding�  usus:�  menjadi�  tinja�  stagnan yang kemudian 
membusuk dan
menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya
menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke
perut.

Dia�  mengambil�  contoh�  yang�  sangat�  menarik,�  meski�  di�  bagian ini 
saya rasa,
keilmiahannya�  kurang�  bisa�  dipertanggungjawabkan.�  Misalnya,�  dia�  
minta�  kita
menyadari�  berapakah�  jumlah�  gigi�  taring�  kita,�  yang tugasnya 
mengoyak-ngoyak
makanan�  seperti�  daging:�  hanya�  15�  persen dari seluruh gigi kita. Itu 
berarti
bahwa�  alam�  hanya

Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-18 Thread andry haryanto
Salam..
Siapapun dia, apabila mengetengahkan suatu hasil penelitian, harus 
mengetengahkan metodologi dan cara pengambilan sampel yang diteliti-tanpa 
mengurangi rasa hormat terhadap peneliti tersebut. Tugas pembaca adalah 
melakukan studi ktitis terhadap publikasi penelitian tersebut.
� Semoga metodologi tersebut dipaparkan dalam buku prof hiromi tersebut (saya 
belum membacanya).
Pendidikan spesialisasi tidak menghancurkan ilmu kedokteran, karena dalam 
pendidikan spesialisasi kita dididik berfikir secara menyeluruh, namun 
bertindak spesialistik. Dalam bahasa sosial disebut think globally, act 
locally. Semua profesi didunia ini berjalan kearah tersebut, karena zaman 
menuntut demikian. Perkara ekses negatif dari kegiatan yang terspesialisasi, 
itu adalah pitfalls. Ibarat pepatah, tak ada gading yang tak retak. Tapi itu 
semua bukan alasan meninggalkan praktik spesialistik.


--- On Sun, 5/17/09, Satrijo Andojo  wrote:

From: Satrijo Andojo 
Subject: Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia
To: "Milis dokter umum" 
Date: Sunday, May 17, 2009, 10:01 AM



  Ysh.

Bagaimana dengan susu merk A yg malah berpromosi dengan membantu pencegahan 
ostroporosis, ?

Powered by Telkomsel BlackBerry®



-Original Message-

From: adira jakti 



Date: Sat, 16 May 2009 01:00:30

To: 

Subject: Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia



Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah

tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu



karena sapi, kambing atau kerbau engga bisa minum dari gelas



*maap... asal komen aja nih... soale aku sampe sekarang masih minum susu sapi, 
wuaduh bgmn nih minum susu kok malah rentan osteoporosis*



--- On Thu, 5/14/09, Wie-2x  wrote:



From: Wie-2x 

Subject: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

To: dokter_umum@ yahoogroups. com

Date: Thursday, May 14, 2009, 11:53 PM



Susu Sapi Bukan untuk Manusia

[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]



TIDAK  ada  makhluk  di  dunia  ini  yang  ketika  sudah dewasa masih 
minum susu

–kecuali  manusia.  Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: 
begitu sudah

tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti 
menyalahi

perilaku yang alami seperti itu?



�Itu  gara-gara  pabrik  susu  yang  terus mengiklankan produknya,� 
ujar Prof Dr

Hiromi  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme 
(Keajaiban

Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,

katanya,  susu  sapi  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. 
Manusia

seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum

susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.



Mengapa susu paling jelek untuk manusia?



Bahkan,  katanya,  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu 
itu

benda  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. 
Tidak

sempat  berinteraksi  dengan  enzim  yang  diproduksi  mulut  kita. 
Akibat tidak

bercampur  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu 
tersebut

langsung  menggumpal  dan  sulit  sekali  dicerna. Untuk bisa mencernanya, 
tubuh

terpaksa mengeluarkan cadangan �enzim induk� yang seharusnya lebih baik 
dihemat.

Enzim  induk  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan 
tulang.

Namun,  karena  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna 
susu,

peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.



Profesor  Hiromi  tentu  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus 
terkemuka di

dunia.  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor 
di

usus  tanpa  harus  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti 
dia

sudah  sangat  berpengalaman  menjalani  praktik kedokteran. Dia sudah 
memeriksa

keadaan  usus  bagian  dalam  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan 
Jepang. Dia

memang  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter 
terus

mondarmandir di antara dua negara itu.



Setiap  memeriksa  usus  pasiennya,  Prof  Hiromi sekalian melakukan 
penelitian.

Yakni,  untuk  mengetahui  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan 
dan

minum  pasiennya.  Dia  menjadi  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti 
yang

makan  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu 
antara

lain susu dan daging.



Dia   melihat   alangkah  mengerikannya  bentuk  usus  orang  yang  
biasa  makan

makanan/minuman   yang   �jelek�:   benjol-benjol,   
luka-luka,   bisul-  bisul,

bercak-bercak  hitam,  dan  menyempit  di  sana-sini seperti diikat dengan 
karet

gelang.  Jelek  di  situ  berarti  tidak  memenuhi  syarat yang 
diinginkan usus.

Sedangkan  usus  orang  yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat 
bagus,

bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.



Karena  tug

Bls: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-18 Thread Ernawati Suryadi
betul tuh
Mungkin maksudnya kalau kebanyakan kali ye... soalnya kan susu sifatnya asam di 
lambung sama penderita diare, kalau ndak nyusu gimana dengan ibu hamil tuh... 
disarankan malah mengkonsumsi susu yang banyak mengandung kalsium supaya tulang 
si ibu tidak keropos.
Lah wong saya sudah mau nenek-nenek aja masih minum susu. Apalagi susunya merk 
sembarang yang tidak dikhususkan untuk tulang keropos contohnya anlene, 
pokoknya kalau pagi belum nyusu pasti siangnya cari susu. 
Bapak dokter gimana nih, apa saya harus berhenti minum susu.

ciaow...





Dari: adira jakti 
Kepada: dokter_umum@yahoogroups.com
Terkirim: Sabtu, 16 Mei, 2009 15:00:30
Topik: Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia





Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu

karena sapi, kambing atau kerbau engga bisa minum dari gelas

*maap... asal komen aja nih... soale aku sampe sekarang masih minum susu sapi, 
wuaduh bgmn nih minum susu kok malah rentan osteoporosis* 

--- On Thu, 5/14/09, Wie-2x  wrote:

From: Wie-2x 
Subject: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia
To: dokter_umum@ yahoogroups. com
Date: Thursday, May 14, 2009, 11:53 PM

Susu Sapi Bukan untuk Manusia
[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]

TIDAK  ada  makhluk  di  dunia  ini  yang  ketika  sudah dewasa masih minum susu
–kecuali  manusia.  Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah
tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi
perilaku yang alami seperti itu?

”Itu  gara-gara  pabrik  susu  yang  terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr
Hiromi  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban
Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,
katanya,  susu  sapi  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia
seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum
susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia?

Bahkan,  katanya,  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu
benda  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak
sempat  berinteraksi  dengan  enzim  yang  diproduksi  mulut  kita. Akibat tidak
bercampur  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut
langsung  menggumpal  dan  sulit  sekali  dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh
terpaksa mengeluarkan cadangan ”enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.
Enzim  induk  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang.
Namun,  karena  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu,
peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor  Hiromi  tentu  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di
dunia.  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di
usus  tanpa  harus  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia
sudah  sangat  berpengalaman  menjalani  praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa
keadaan  usus  bagian  dalam  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia
memang  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus
mondarmandir di antara dua negara itu.

Setiap  memeriksa  usus  pasiennya,  Prof  Hiromi sekalian melakukan penelitian.
Yakni,  untuk  mengetahui  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan
minum  pasiennya.  Dia  menjadi  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang
makan  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara
lain susu dan daging.

Dia   melihat   alangkah  mengerikannya  bentuk  usus  orang  yang  biasa  makan
makanan/minuman   yang   ”jelek”:   benjol-benjol,   luka-luka,   bisul-  bisul,
bercak-bercak  hitam,  dan  menyempit  di  sana-sini seperti diikat dengan karet
gelang.  Jelek  di  situ  berarti  tidak  memenuhi  syarat yang diinginkan usus.
Sedangkan  usus  orang  yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus,
bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.

Karena  tugas  usus  adalah  menyerap  makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan
kalau  makanan  yang  masuk  tidak  memenuhi  syarat si usus. Bukan saja ususnya
kecapean,   juga   sari  makanan  yang  diserap  pun  tidak  banyak.  Akibatnya,
pertumbuhan  sel-sel  tubuh  kurang  baik,  daya  tahan  tubuh sangat jelek, sel
radikal  bebas  bermunculan,  penyakit  timbul,  dan  kulit cepat menua. Bahkan,
makanan  yang  tidak  berserat  seperti  daging,  bisa  menyisakan  kotoran yang
menempel  di  dinding  usus:  menjadi  tinja  stagnan yang kemudian membusuk dan
menimbulkan penyakit lagi.

Karena itu, Prof Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya
menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke
perut.

Dia  mengambil  contoh  yang  sangat  menarik,  meski  di  bagian ini saya rasa,
keilmiahannya  kurang

Re: Bls: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-19 Thread andry haryanto
Salam..
Yang penting kita juga harus sadar bahwa suplemen bukan segala-galanya. Kalau 
Ibu rajin minum susu, saya rasa baik. Namun harus diiringi juga dengan pola 
hidup sehat, seperti olah raga yang sesuai dengan usia Ibu. Karena olah raga 
akan meningkatkan suatu hormon yang berfungsi meningkatkan penyerapan calsium 
yang Ibu konsumsi.

--- On Mon, 5/18/09, Ernawati Suryadi  wrote:

From: Ernawati Suryadi 
Subject: Bls: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia
To: dokter_umum@yahoogroups.com
Date: Monday, May 18, 2009, 5:09 AM
















  
  betul tuh

Mungkin maksudnya kalau kebanyakan kali ye... soalnya kan susu sifatnya asam di 
lambung sama penderita diare, kalau ndak nyusu gimana dengan ibu hamil tuh... 
disarankan malah mengkonsumsi susu yang banyak mengandung kalsium supaya tulang 
si ibu tidak keropos.

Lah wong saya sudah mau nenek-nenek aja masih minum susu. Apalagi susunya merk 
sembarang yang tidak dikhususkan untuk tulang keropos contohnya anlene, 
pokoknya kalau pagi belum nyusu pasti siangnya cari susu. 

Bapak dokter gimana nih, apa saya harus berhenti minum susu.



ciaow...



 _ _ __

Dari: adira jakti 

Kepada: dokter_umum@ yahoogroups. com

Terkirim: Sabtu, 16 Mei, 2009 15:00:30

Topik: Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia



Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah

tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu



karena sapi, kambing atau kerbau engga bisa minum dari gelas



*maap... asal komen aja nih... soale aku sampe sekarang masih minum susu sapi, 
wuaduh bgmn nih minum susu kok malah rentan osteoporosis* 



--- On Thu, 5/14/09, Wie-2x  wrote:



From: Wie-2x 

Subject: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

To: dokter_umum@ yahoogroups. com

Date: Thursday, May 14, 2009, 11:53 PM



Susu Sapi Bukan untuk Manusia

[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]



TIDAK  ada  makhluk  di  dunia  ini  yang  ketika  sudah dewasa masih minum susu

–kecuali  manusia.  Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah

tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi

perilaku yang alami seperti itu?



”Itu  gara-gara  pabrik  susu  yang  terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr

Hiromi  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban

Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,

katanya,  susu  sapi  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia

seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum

susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.



Mengapa susu paling jelek untuk manusia?



Bahkan,  katanya,  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu

benda  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak

sempat  berinteraksi  dengan  enzim  yang  diproduksi  mulut  kita. Akibat tidak

bercampur  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut

langsung  menggumpal  dan  sulit  sekali  dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh

terpaksa mengeluarkan cadangan ”enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.

Enzim  induk  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang.

Namun,  karena  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu,

peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.



Profesor  Hiromi  tentu  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di

dunia.  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di

usus  tanpa  harus  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia

sudah  sangat  berpengalaman  menjalani  praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa

keadaan  usus  bagian  dalam  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia

memang  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus

mondarmandir di antara dua negara itu.



Setiap  memeriksa  usus  pasiennya,  Prof  Hiromi sekalian melakukan penelitian.

Yakni,  untuk  mengetahui  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan

minum  pasiennya.  Dia  menjadi  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang

makan  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara

lain susu dan daging.



Dia   melihat   alangkah  mengerikannya  bentuk  usus  orang  yang  biasa  makan

makanan/minuman   yang   ”jelek”:   benjol-benjol,   luka-luka,   bisul-  bisul,

bercak-bercak  hitam,  dan  menyempit  di  sana-sini seperti diikat dengan karet

gelang.  Jelek  di  situ  berarti  tidak  memenuhi  syarat yang diinginkan usus.

Sedangkan  usus  orang  yang makanannya sehat/baik, digambarkannya sangat bagus,

bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.



Karena  tugas  usus  adalah  menyerap  makanan, tugas itu tidak bisa dia lakukan

kalau  makanan  yang  masuk  tidak  memenuhi  syarat si usus. Bukan saja ususnya

kecapean,   juga   sari  makanan  yang

Bls: Bls: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

2009-05-19 Thread Ernawati Suryadi
salam...
thanks ya pak atas sarannya karena saya memang aktif berbulutangkis ria 3 X 
seminggu. Mungkin cukup untuk usia saya yang sudah 32 tahun ini. Makanya kalau 
bisa orang Indonesia itu minum susu semua dan kalau ada program dari Pemerintah 
Pusat maupun Daerah yang bisa mendukungnya, dulu ada susu yang dibagikan ke 
sekolah-sekolah, tapi kayaknya sekarang mulai hilang tuh. Perlu di subsidi 
deh jangan cuma BLT aja. Gimana Pemerintah. 

bye..





Dari: andry haryanto 
Kepada: dokter_umum@yahoogroups.com
Terkirim: Selasa, 19 Mei, 2009 15:59:38
Topik: Re: Bls: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia





Salam..
Yang penting kita juga harus sadar bahwa suplemen bukan segala-galanya. Kalau 
Ibu rajin minum susu, saya rasa baik. Namun harus diiringi juga dengan pola 
hidup sehat, seperti olah raga yang sesuai dengan usia Ibu. Karena olah raga 
akan meningkatkan suatu hormon yang berfungsi meningkatkan penyerapan calsium 
yang Ibu konsumsi.

--- On Mon, 5/18/09, Ernawati Suryadi  wrote:

From: Ernawati Suryadi 
Subject: Bls: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia
To: dokter_umum@ yahoogroups. com
Date: Monday, May 18, 2009, 5:09 AM

betul tuh

Mungkin maksudnya kalau kebanyakan kali ye... soalnya kan susu sifatnya asam di 
lambung sama penderita diare, kalau ndak nyusu gimana dengan ibu hamil tuh... 
disarankan malah mengkonsumsi susu yang banyak mengandung kalsium supaya tulang 
si ibu tidak keropos.

Lah wong saya sudah mau nenek-nenek aja masih minum susu. Apalagi susunya merk 
sembarang yang tidak dikhususkan untuk tulang keropos contohnya anlene, 
pokoknya kalau pagi belum nyusu pasti siangnya cari susu. 

Bapak dokter gimana nih, apa saya harus berhenti minum susu.

ciaow...

 _ _ __

Dari: adira jakti 

Kepada: dokter_umum@ yahoogroups. com

Terkirim: Sabtu, 16 Mei, 2009 15:00:30

Topik: Re: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah

tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu

karena sapi, kambing atau kerbau engga bisa minum dari gelas

*maap... asal komen aja nih... soale aku sampe sekarang masih minum susu sapi, 
wuaduh bgmn nih minum susu kok malah rentan osteoporosis* 

--- On Thu, 5/14/09, Wie-2x  wrote:

From: Wie-2x 

Subject: [Dokter Umum] Susu Sapi Bukan untuk Manusia

To: dokter_umum@ yahoogroups. com

Date: Thursday, May 14, 2009, 11:53 PM

Susu Sapi Bukan untuk Manusia

[catatan Dahlan Iskan, Jawa Pos Edisi 15 Mei 2009]

TIDAK  ada  makhluk  di  dunia  ini  yang  ketika  sudah dewasa masih minum susu

–kecuali  manusia.  Lihatlah  sapi,  kambing, kerbau, atau apa pun: begitu sudah

tidak  anak-anak  lagi  tidak akan minum susu. Mengapa manusia seperti menyalahi

perilaku yang alami seperti itu?

”Itu  gara-gara  pabrik  susu  yang  terus mengiklankan produknya,” ujar Prof Dr

Hiromi  Shinya, penulis buku yang sangat laris: The Miracle of Enzyme (Keajaiban

Enzim) yang sudah terbit dalam bahasa Indonesia dengan judul yang sama. Padahal,

katanya,  susu  sapi  adalah makanan/minuman paling buruk untuk manusia. Manusia

seharusnya hanya minum susu manusia. Sebagaimana anak sapi yang juga hanya minum

susu sapi. Mana ada anak sapi minum susu manusia, katanya.

Mengapa susu paling jelek untuk manusia?

Bahkan,  katanya,  bisa menjadi penyebab osteoporosis? Jawabnya: karena susu itu

benda  cair sehingga ketika masuk mulut langsung mengalir ke kerongkongan. Tidak

sempat  berinteraksi  dengan  enzim  yang  diproduksi  mulut  kita. Akibat tidak

bercampur  enzim, tugas usus semakin berat. Begitu sampai di usus, susu tersebut

langsung  menggumpal  dan  sulit  sekali  dicerna. Untuk bisa mencernanya, tubuh

terpaksa mengeluarkan cadangan ”enzim induk” yang seharusnya lebih baik dihemat.

Enzim  induk  itu mestinya untuk pertumbuhan tubuh, termasuk pertumbuhan tulang.

Namun,  karena  enzim induk terlalu banyak dipakai untuk membantu mencerna susu,

peminum susu akan lebih mudah terkena osteoporosis.

Profesor  Hiromi  tentu  tidak hanya mencari sensasi. Dia ahli usus terkemuka di

dunia.  Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di

usus  tanpa  harus  membedah perut. Dia kini sudah berumur 70 tahun. Berarti dia

sudah  sangat  berpengalaman  menjalani  praktik kedokteran. Dia sudah memeriksa

keadaan  usus  bagian  dalam  lebih dari 300.000 manusia Amerika dan Jepang. Dia

memang  orang Amerika kelahiran Jepang yang selama karirnya sebagai dokter terus

mondarmandir di antara dua negara itu.

Setiap  memeriksa  usus  pasiennya,  Prof  Hiromi sekalian melakukan penelitian.

Yakni,  untuk  mengetahui  kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan

minum  pasiennya.  Dia  menjadi  hafal pasien yang ususnya berantakan pasti yang

makan  atau minumnya tidak bermutu. Dan, yang dia sebut tidak bermutu itu antara

lain susu dan daging.

Dia   melihat   alangkah  mengerikannya  bentuk  usus  orang  yang  biasa  makan