[ekonomi-nasional] File - aturan.txt
Aturan dan Etika Milis Ekonomi-Nasional Para peserta milis Ekonomi-Nasional hendaknya memenuhi aturan sebagai berikut: 1. Kirimlah artikel yang benar-benar berhubungan dengan masalah Ekonomi 2. Jika artikel tersebut tidak berhubungan dengan masalah ekonomi tapi ternyata dianggap sangat penting, hendaknya tuliskan kata OOT (Out Of Topic) di depannya, mis: OOT Ada Demo Besar-besaran Hari ini 3. Jangan mengirim e-mail tes ke milis. 4. Jangan mengirim attachment yang besar ke milis karena akan mengganggu anggota lain. Sebaiknya tawarkan ke anggota untuk dikirim ke email pribadi, atau ditaruh dibagian file, kemudian diberi link-nya 5. Dilarang keras melakukan promosi penjualan barang/MLM. Tindakan seperti ini bisa mengakibatkan anda langsung diban, atau dikeluarkan. Jika ingin mengirim iklan, kirimkan ke [EMAIL PROTECTED] Iklan yang baik dan benar (bukan penipuan, dll) akan dipertimbangkan moderator untuk dipasang di footer untuk jangka waktu tertentu (1 minggu - 1 bulan) 6. Dalam berdiskusi, hendaknya hindarilah kata-kata yang kasar/menyerang pribadi, tapi berikan argumen yang jelas. 7. Jika berdiskusi terlalu jauh dan menyimpang dari subyek aslinya, hendaknya rubah judul subyeknya, misalnya: Kenaikan Harga Barang Was: Privatisasi 8. Untuk diskusi yang terlalu panjang dan berulang-kali isinya, hendaknya langsung dilakukan lewat japri (jalur pribadi) 9. Dalam 1 hari, para peserta dihimbau untuk tidak mengirim lebih dari 5 email, agar mailbox anggota lainnya tidak cepat penuh. 10. Harap tidak mengirim email one-liner (satu baris). Misalnya: Setuju 11. Para anggota milis harus menggunakan nama asli. Bukan nama samaran. Demikianlah aturan milis Ekonomi-Nasional. Hendaknya para anggota mentaati aturan tersebut demi kebaikan bersama. Pelanggaran terhadap poin di atas akan dikenakan sangsi. Selamat berdiskusi! Terimakasih Moderator ([EMAIL PROTECTED]) Yahoo! Groups Sponsor ~-- In low income neighborhoods, 84% do not own computers. At Network for Good, help bridge the Digital Divide! http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] BPOM Sita 16 Jenis Obat Ilegal
Dalam upaya mengayomi masyarakat serta mencegah jangan sampai keracunan obat pada diri dan keluarga. Olehnya semoga berita ini bermanfaat. Wasslam Taruna Ikrar Staff BPOM Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com [Non-text portions of this message have been removed] Yahoo! Groups Sponsor ~-- Has someone you know been affected by illness or disease? Network for Good is THE place to support health awareness efforts! http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Sebagian Rakyat Mati Kelaparan dan Lumpuh Layu - Re: Angka Pertumbuhan Ekonomi Dimanipulasi
Buat saya berbagai angka kemajuan ekonomi tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah kesejahteraan mayoritas rakyat Indonesia. Buat apa statement BPS misalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat hingga 500%, tapi kenyataan puluhan balita meninggal karena busung lapar/kelaparan? Atau jutaan anak putus sekolah karena tak mampu membayar biaya pendidikan (bahkan sebagian sampai bunuh diri)? Atau puluhan balita lumpuh layu akibat orang tuanya tak mampu membayar vaksin polio? Buat apa angka pertumbuhan ekonomi tinggi, jika yang makmur hanya segelintir orang, sementara yang lain justru mati kelaparan? --- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote: Refleksi : Apa yang belum atau tidak dimanipulasi di Indonesia? http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=110649 Angka Pertumbuhan Ekonomi Dimanipulasi Kamis, 2 Juni 2005 JAKARTA (Suara Karya): Para ekonom yang tergabung dalam Tim Indonesia Bangkit menilai klaim pemerintah tentang peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional sangat manipulatif. Ini terkait data Badan Pusat Statistik (BPS) yang ternyata tidak tercermin di masyarakat, dan karena itu diragukan akurasinya. Bahkan angka pertumbuhan BPS ini berbeda dengan versi Departemen Keuangan. Demikian disampaikan Tim Indonesia Bangkit yang terdiri dari Dradjad Wibowo, Hendri Saparini, M Fadhil Hassan, dan Ichsanuddin Noorsy kepada wartawan di Jakarta, Rabu kemarin. Data BPS menyatakan, pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal I/2005 adalah 6,35 persen (year on year). Itu menunjukkan bahwa kinerja ekonomi mengalami perbaikan. Padahal menurut hasil kajian Tim Indonesia Bangkit, selama pemerintahan Yudhoyono kinerja ekonomi justru mengalami pelambatan. Fadhil menyatakan, klaim perbaikan ekonomi itu manipulatif dan tidak berdasarkan kenyataan di masyarakat. Bila memang pertumbuhan ekonomi meningkat, mengapa perbaikan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat justru turun. Ini terlihat dengan tidak adanya pertumbuhan konsumsi rumah tangga, ujar Fadhil. Menurut Fadhil, konsumsi rumah tangga merupakan salah satu sumber pertumbuhan utama ekonomi dengan kontribusi 60 persen. Tetapi konsumsi rumah tangga justru mengalami penurunan tajam dari tumbuh 5,05 persen pada kuartal III/2004 menjadi 3,75 persen pada kuartal IV/2004. Bahkan pada kuartal I/2005 turun lagi menjadi 3,22 persen. Ini adalah kecerobohan pemerintah yang tidak pernah mendengar masukan-masukan para ahli ekonomi. Jika angka pertumbuhan ekonomi dibuat dengan cara amatiran seperti ini, bagaimana bisa diharapkan pasar mempercayai kebijakan pemerintah, tutur Fadhil. Kecerobohan itu sendiri terlihat jelas ketika pemerintah menyampaikan data pertumbuhan ekonomi berbeda dengan data BPS. Ketika BPS menyampaikan angka pertumbuhan 6,35 persen, di saat bersamaan Departemen Keuangan memperkirakan pertumbuhan hanya sekitar 5,5 persen. Ini menunjukkan ketidakhati-hatian dalam perhitungan ekonomi, ujar Ichsanuddin Noorsy. (Yuliana) [Non-text portions of this message have been removed] Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- What would our lives be like without music, dance, and theater? Donate or volunteer in the arts today at Network for Good! http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
Re: [ekonomi-nasional] Sebagian Rakyat Mati Kelaparan dan Lumpuh Layu - Re: Angka Pertumbuhan Ekonomi Dimanipulasi
Sedikit Koreksi Bung nizami, Yang busung minim sudah antara 300 - 500 anak di NTB, cuman sekarang istilah Busung Lapar sudah gak ada, diganti : Kekurangan gizi Berat On 6/1/05, A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote: Buat saya berbagai angka kemajuan ekonomi tidaklah terlalu penting. Yang penting adalah kesejahteraan mayoritas rakyat Indonesia. Buat apa statement BPS misalnya pertumbuhan ekonomi Indonesia meningkat hingga 500%, tapi kenyataan puluhan balita meninggal karena busung lapar/kelaparan? Atau jutaan anak putus sekolah karena tak mampu membayar biaya pendidikan (bahkan sebagian sampai bunuh diri)? Atau puluhan balita lumpuh layu akibat orang tuanya tak mampu membayar vaksin polio? Buat apa angka pertumbuhan ekonomi tinggi, jika yang makmur hanya segelintir orang, sementara yang lain justru mati kelaparan? -- Alpha Bagus Sunggono http://bagusalfa.blogspot.com Yahoo! Groups Sponsor ~-- Has someone you know been affected by illness or disease? Network for Good is THE place to support health awareness efforts! http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM ~- Bantu Aceh! Klik: http://www.pusatkrisisaceh.or.id Yahoo! Groups Links * To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/ * To unsubscribe from this group, send an email to: [EMAIL PROTECTED] * Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/
[ekonomi-nasional] Menjelang Mati nya Industri di P. Jawa.....
'Hantu' kelangkaan gas kian mendera Jawa Timur oleh : Adam A. Chevny Jatim dilanda kekurangan pasok gas. Wajarlah jika industriwan ketar-ketir, karena terkait dengan kelangsungan proses produksi usaha mereka. Eksplorasi dan produksi gas harus digenjot. Kelangkaan pasok gas bumi 'menghantui' lagi industri pengguna energi tersebut di Jawa Timur. Problem kekurangan gas sebetulnya telah berlangsung sejak beberapa tahun terakhir di provinsi tersebut, tetapi tahun ini kian 'gawat'. Hal itu ditandai dengan menurunnya utilisasi di sejumlah industri pengguna bahan bakar gas. Demi kelangsungan produksi, industri bersangkutan melakukan konversi ke bahan bakar lain terutama minyak. Konsekuensinya menambah biaya produksi, mengingat bahan bakar gas tergolong paling murah. Selain harga gas cukup kompetitif, penggunaan bahan bakar yang ramah lingkungan itu sekaligus tidak memerlukan penampungan dan transportasi pengangkutan. Dapat dipastikan kekurangan gas dalam jumlah besar masih akan berlanjut hingga tahun depan, dan baru akan mulai ada penambahan pasok awal 2007 dari Amerada Hess ke PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) 100 MMSCFD (million standard cubic feet per day). Perusahaan kontraktor production sharing itu mengelola sejumlah sumur di Blok Pangkah, pantai utara Kab. Gresik. Penyerap gas bumi di Jatim terdiri dari PT PJB, anak perusahaan PT PLN, yang membutuhkan untuk kegiatan pembangkit listrik di Gresik. Selain itu, PT Petrokimia Gresik untuk memproduksi pupuk urea dan amonia serta PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Jawa bagian timur yang mendistribusikannya kepada kalangan industri manufaktur, jasa, komersial serta pelanggan rumah tangga. Kebutuhan ketiga penyerap gas tersebut-seluruhnya BUMN-sedikitnya 387 MMSCFD, tetapi pasokannya hingga pertengahan bulan ini hanya sekitar 248,5 MMSCFD dari Kodeco, Lapindo Brantas, Energi Mega Persada (EMP) Kangean, menyusul kian menurunnya produksi dari lapangan tua di beberapa lokasi di Jatim baik onshore maupun offshore. Akibatnya, terjadi 'perebutan' untuk mendapatkan pasokan gas dengan harga beli di atas US$3 per MMBTU (million British thermal unit). Masing-masing merasa perlu memperoleh pasokan dengan volume sesuai kebutuhan, untuk menjaga kelancaran industri yang dikelolanya. Gas yang 'diperebutkan' terutama produksi EMP Kangean sebanyak 90 MMSCFD, di mana Petrogres mendapatkan 50 MMSCFD dan sisanya dibagi PGN Jabati dengan PT PJB. Namun, PJB sejak awal tahun ini disebutkan hanya memperoleh 10 MMSCFD untuk Unit Pembangkitan Gresik. Khusus PT PGN, adalah mengupayakan tetap berlangsungnya kegiatan industri manufaktur yang menjadi pelanggan BUMN tersebut disebabkan menyerap banyak tenaga kerja. Tentu saja PT Petrokimia Gresik juga penting dipenuhi gasnya, agar mampu memproduksi pupuk sesuai kebutuhan petani. Demikian pula PT PJB memerlukan untuk menjaga pasok listrik di sistem Jawa-Bali. Industri 'lumpuh' Kenyataannya, Jatim yang kaya sumber gas bumi dengan cadangan terbukti di ladang-ladang provinsi tersebut mencapai 2,468.01 trilliun SCF sesuai dengan data Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), tetapi industri pengguna energi tersebut justru tidak mampu melakukan kegiatan produksi sesuai dengan kapasitas terpasang. Ibaratnya, industri tersebut bagai ayam kelaparan di lumbung padi. Akibatnya, PT PGN Jabati merasa perlu menerapkan hemat gas bagi para pelanggannya mulai awal tahun ini hingga entah kapan. Penyalur gas bumi itu hingga akhir tahun lalu melayani pelanggan 210 industri, 63 komersial (hotel dan restoran) dan 8.557 rumah tangga. General Manager PT PGN Jabati, Trijono, mengakui pembatasan penggunaan gas itu terpaksa dilakukan demi keberlangsungan pendistribusian secara merata. Volume penurunan pemakaian gas yang diminta PGN Jabati 25% per hari, menyusul berkurangnya pasok dari KPS 3 MMSCFD per hari akibat menurunnya sumber dari ladang bahan bakar tersebut. BUMN-yang mulai mendistribusikan gas sejak l994-tersebut ta-hun lalu merealisasikan penjualan gas 102,12 MMSCFD, yang mengalami kenaikan dibandingkan penjualan pada 2003 tercatat 91,25 MMSCFD. Selama lima tahun terakhir penjualan PT PGN Jabati tumbuh 25% per tahun, tapi kemampuan pasok tahun ini diduga melorot. Kami, pada posisi pertengahan Mei ini, hanya mendapat pasok 90,5 MMSCFD [dari Lapindo Brantas, EMP Kangean dan Kodeco], sementara kebutuhannya paling kurang 115 MMSCFD. Belum termasuk banyak industri yang menjadi daftar tunggu dengan kebutuhan sekitar 100 MMSCFD, ujarnya. PGN Jabati mematok harga gas untuk pelanggan industri US$2,80 per MMBTU ditambah Rp370/m3 per Agustus tahun lalu. Pelanggan sektor komersial berkisar Rp1.500 - Rp1.800 per m3 dan rumahtangga hanya Rp1.400 - Rp1.700 per m3. Namun, harga jual gas untuk industri bulan ini dinaikkan menjadi US$3,8 per MMBTU secara utuh tanpa diperhitungkan tambahan per m3. Dengan tingkat harga sebesar itu