[ekonomi-nasional] File - aturan.txt

2005-06-01 Terurut Topik ekonomi-nasional

Aturan dan Etika Milis Ekonomi-Nasional

Para peserta milis Ekonomi-Nasional hendaknya memenuhi aturan sebagai berikut:

1. Kirimlah artikel yang benar-benar berhubungan dengan masalah Ekonomi

2. Jika artikel tersebut tidak berhubungan dengan masalah ekonomi tapi ternyata 
dianggap sangat penting, hendaknya tuliskan kata OOT (Out Of Topic) di 
depannya, mis: “OOT – Ada Demo Besar-besaran Hari ini”

3. Jangan mengirim e-mail tes ke milis.

4. Jangan mengirim attachment yang besar ke milis karena akan mengganggu 
anggota lain. Sebaiknya tawarkan ke anggota untuk dikirim ke email pribadi, 
atau ditaruh dibagian file, kemudian diberi link-nya

5. Dilarang keras melakukan promosi penjualan barang/MLM. Tindakan seperti ini 
bisa mengakibatkan anda langsung diban, atau dikeluarkan. Jika ingin mengirim 
iklan, kirimkan ke [EMAIL PROTECTED] Iklan yang baik dan benar (bukan penipuan, 
dll) akan dipertimbangkan moderator untuk dipasang di footer untuk jangka waktu 
tertentu (1 minggu - 1 bulan)

6. Dalam berdiskusi, hendaknya hindarilah kata-kata yang kasar/menyerang 
pribadi, tapi berikan argumen yang jelas. 

7. Jika berdiskusi terlalu jauh dan menyimpang dari subyek aslinya, hendaknya 
rubah judul subyeknya, misalnya: “Kenaikan Harga Barang – Was: Privatisasi”

8. Untuk diskusi yang terlalu panjang dan berulang-kali isinya, hendaknya 
langsung dilakukan lewat japri (jalur pribadi)

9. Dalam 1 hari, para peserta dihimbau untuk tidak mengirim lebih dari 5 email, 
agar mailbox anggota lainnya tidak cepat penuh.

10. Harap tidak mengirim email one-liner (satu baris). Misalnya: Setuju

11. Para anggota milis harus menggunakan nama asli. Bukan nama samaran.

Demikianlah aturan milis Ekonomi-Nasional. Hendaknya para anggota mentaati 
aturan tersebut demi kebaikan bersama. Pelanggaran terhadap poin di atas akan 
dikenakan sangsi.

Selamat berdiskusi!

Terimakasih
Moderator ([EMAIL PROTECTED])



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
In low income neighborhoods, 84% do not own computers.
At Network for Good, help bridge the Digital Divide!
http://us.click.yahoo.com/EpW3eD/3MnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] BPOM Sita 16 Jenis Obat Ilegal

2005-06-01 Terurut Topik Taruna Ikrar
Dalam upaya mengayomi masyarakat serta mencegah jangan sampai keracunan obat 
pada diri dan keluarga.
Olehnya semoga berita ini bermanfaat.
Wasslam
Taruna Ikrar
Staff BPOM

Send instant messages to your online friends http://uk.messenger.yahoo.com 

[Non-text portions of this message have been removed]



 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Sebagian Rakyat Mati Kelaparan dan Lumpuh Layu - Re: Angka Pertumbuhan Ekonomi Dimanipulasi

2005-06-01 Terurut Topik A Nizami
Buat saya berbagai angka kemajuan ekonomi tidaklah
terlalu penting. Yang penting adalah kesejahteraan
mayoritas rakyat Indonesia.

Buat apa statement BPS misalnya pertumbuhan ekonomi
Indonesia meningkat hingga 500%, tapi kenyataan
puluhan balita meninggal karena busung
lapar/kelaparan? Atau jutaan anak putus sekolah karena
tak mampu membayar biaya pendidikan (bahkan sebagian
sampai bunuh diri)? Atau puluhan balita lumpuh layu
akibat orang tuanya tak mampu membayar vaksin polio?

Buat apa angka pertumbuhan ekonomi tinggi, jika yang
makmur hanya segelintir orang, sementara yang lain
justru mati kelaparan?

--- Ambon [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Refleksi : Apa yang belum atau tidak dimanipulasi di
 Indonesia?
 
 
 
 http://www.suarakarya-online.com/news.html?id=110649
 
 
 
  Angka Pertumbuhan  Ekonomi Dimanipulasi 
 
 
 Kamis, 2 Juni 2005
 JAKARTA (Suara Karya): Para ekonom yang tergabung
 dalam Tim Indonesia Bangkit menilai klaim pemerintah
 tentang peningkatan pertumbuhan ekonomi nasional
 sangat manipulatif. Ini terkait data Badan Pusat
 Statistik (BPS) yang ternyata tidak tercermin di
 masyarakat, dan karena itu diragukan akurasinya.
 Bahkan angka pertumbuhan BPS ini berbeda dengan
 versi Departemen Keuangan. 
 
 Demikian disampaikan Tim Indonesia Bangkit yang
 terdiri dari Dradjad Wibowo, Hendri Saparini, M
 Fadhil Hassan, dan Ichsanuddin Noorsy kepada
 wartawan di Jakarta, Rabu kemarin. 
 
 Data BPS menyatakan, pertumbuhan ekonomi nasional
 pada kuartal I/2005 adalah 6,35 persen (year on
 year). Itu menunjukkan bahwa kinerja ekonomi
 mengalami perbaikan. Padahal menurut hasil kajian
 Tim Indonesia Bangkit, selama pemerintahan Yudhoyono
 kinerja ekonomi justru mengalami pelambatan. 
 
 Fadhil menyatakan, klaim perbaikan ekonomi itu
 manipulatif dan tidak berdasarkan kenyataan di
 masyarakat. Bila memang pertumbuhan ekonomi
 meningkat, mengapa perbaikan ekonomi dan
 kesejahteraan masyarakat justru turun. Ini terlihat
 dengan tidak adanya pertumbuhan konsumsi rumah
 tangga, ujar Fadhil. 
 
 Menurut Fadhil, konsumsi rumah tangga merupakan
 salah satu sumber pertumbuhan utama ekonomi dengan
 kontribusi 60 persen. Tetapi konsumsi rumah tangga
 justru mengalami penurunan tajam dari tumbuh 5,05
 persen pada kuartal III/2004 menjadi 3,75 persen
 pada kuartal IV/2004. Bahkan pada kuartal I/2005
 turun lagi menjadi 3,22 persen. 
 
 Ini adalah kecerobohan pemerintah yang tidak pernah
 mendengar masukan-masukan para ahli ekonomi. Jika
 angka pertumbuhan ekonomi dibuat dengan cara
 amatiran seperti ini, bagaimana bisa diharapkan
 pasar mempercayai kebijakan pemerintah, tutur
 Fadhil. 
 
 Kecerobohan itu sendiri terlihat jelas ketika
 pemerintah menyampaikan data pertumbuhan ekonomi
 berbeda dengan data BPS. Ketika BPS menyampaikan
 angka pertumbuhan 6,35 persen, di saat bersamaan
 Departemen Keuangan memperkirakan pertumbuhan hanya
 sekitar 5,5 persen. Ini menunjukkan
 ketidakhati-hatian dalam perhitungan ekonomi, ujar
 Ichsanuddin Noorsy. (Yuliana) 
 
 [Non-text portions of this message have been
 removed]
 
 


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
What would our lives be like without music, dance, and theater?
Donate or volunteer in the arts today at Network for Good!
http://us.click.yahoo.com/Tcy2bD/SOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




Re: [ekonomi-nasional] Sebagian Rakyat Mati Kelaparan dan Lumpuh Layu - Re: Angka Pertumbuhan Ekonomi Dimanipulasi

2005-06-01 Terurut Topik Alpha Bagus Sunggono
Sedikit Koreksi Bung nizami,
Yang busung minim sudah antara 300 - 500 anak di NTB,
cuman sekarang istilah Busung Lapar sudah gak ada,
diganti : Kekurangan gizi Berat

On 6/1/05, A Nizami [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Buat saya berbagai angka kemajuan ekonomi tidaklah
 terlalu penting. Yang penting adalah kesejahteraan
 mayoritas rakyat Indonesia.
 
 Buat apa statement BPS misalnya pertumbuhan ekonomi
 Indonesia meningkat hingga 500%, tapi kenyataan
 puluhan balita meninggal karena busung
 lapar/kelaparan? Atau jutaan anak putus sekolah karena
 tak mampu membayar biaya pendidikan (bahkan sebagian
 sampai bunuh diri)? Atau puluhan balita lumpuh layu
 akibat orang tuanya tak mampu membayar vaksin polio?
 
 Buat apa angka pertumbuhan ekonomi tinggi, jika yang
 makmur hanya segelintir orang, sementara yang lain
 justru mati kelaparan?
 
 


-- 
Alpha Bagus Sunggono

http://bagusalfa.blogspot.com


 Yahoo! Groups Sponsor ~-- 
Has someone you know been affected by illness or disease?
Network for Good is THE place to support health awareness efforts!
http://us.click.yahoo.com/Rcy2bD/UOnJAA/cosFAA/GEEolB/TM
~- 

Bantu Aceh! Klik:
http://www.pusatkrisisaceh.or.id 
Yahoo! Groups Links

* To visit your group on the web, go to:
http://groups.yahoo.com/group/ekonomi-nasional/

* To unsubscribe from this group, send an email to:
[EMAIL PROTECTED]

* Your use of Yahoo! Groups is subject to:
http://docs.yahoo.com/info/terms/
 




[ekonomi-nasional] Menjelang Mati nya Industri di P. Jawa.....

2005-06-01 Terurut Topik A_Dharmawan
'Hantu' kelangkaan gas kian mendera Jawa Timur
oleh : Adam A. Chevny Jatim dilanda kekurangan pasok gas. Wajarlah jika
industriwan ketar-ketir, karena terkait dengan kelangsungan proses produksi
usaha mereka. Eksplorasi dan produksi gas harus digenjot.

  Kelangkaan pasok gas bumi 'menghantui' lagi industri pengguna energi
tersebut di Jawa Timur. Problem kekurangan gas sebetulnya telah berlangsung
sejak beberapa tahun terakhir di provinsi tersebut, tetapi tahun ini kian
'gawat'.

  Hal itu ditandai dengan menurunnya utilisasi di sejumlah industri
pengguna bahan bakar gas. Demi kelangsungan produksi, industri bersangkutan
melakukan konversi ke bahan bakar lain terutama minyak. Konsekuensinya
menambah biaya produksi, mengingat bahan bakar gas tergolong paling murah.

  Selain harga gas cukup kompetitif, penggunaan bahan bakar yang ramah
lingkungan itu sekaligus tidak memerlukan penampungan dan transportasi
pengangkutan.

  Dapat dipastikan kekurangan gas dalam jumlah besar masih akan
berlanjut hingga tahun depan, dan baru akan mulai ada penambahan pasok awal
2007 dari Amerada Hess ke PT Pembangkitan Jawa Bali (PJB) 100 MMSCFD
(million standard cubic feet per day). Perusahaan kontraktor production
sharing itu mengelola sejumlah sumur di Blok Pangkah, pantai utara Kab.
Gresik.

  Penyerap gas bumi di Jatim terdiri dari PT PJB, anak perusahaan PT
PLN, yang membutuhkan untuk kegiatan pembangkit listrik di Gresik.

  Selain itu, PT Petrokimia Gresik untuk memproduksi pupuk urea dan
amonia serta PT Perusahaan Gas Negara (PGN) Jawa bagian timur yang
mendistribusikannya kepada kalangan industri manufaktur, jasa, komersial
serta pelanggan rumah tangga.

  Kebutuhan ketiga penyerap gas tersebut-seluruhnya BUMN-sedikitnya 387
MMSCFD, tetapi pasokannya hingga pertengahan bulan ini hanya sekitar 248,5
MMSCFD dari Kodeco, Lapindo Brantas, Energi Mega Persada (EMP) Kangean,
menyusul kian menurunnya produksi dari lapangan tua di beberapa lokasi di
Jatim baik onshore maupun offshore.

  Akibatnya, terjadi 'perebutan' untuk mendapatkan pasokan gas dengan
harga beli di atas US$3 per MMBTU (million British thermal unit).
Masing-masing merasa perlu memperoleh pasokan dengan volume sesuai
kebutuhan, untuk menjaga kelancaran industri yang dikelolanya.

  Gas yang 'diperebutkan' terutama produksi EMP Kangean sebanyak 90
MMSCFD, di mana Petrogres mendapatkan 50 MMSCFD dan sisanya dibagi PGN
Jabati dengan PT PJB. Namun, PJB sejak awal tahun ini disebutkan hanya
memperoleh 10 MMSCFD untuk Unit Pembangkitan Gresik.

  Khusus PT PGN, adalah mengupayakan tetap berlangsungnya kegiatan
industri manufaktur yang menjadi pelanggan BUMN tersebut disebabkan menyerap
banyak tenaga kerja. Tentu saja PT Petrokimia Gresik juga penting dipenuhi
gasnya, agar mampu memproduksi pupuk sesuai kebutuhan petani. Demikian pula
PT PJB memerlukan untuk menjaga pasok listrik di sistem Jawa-Bali.

  Industri 'lumpuh'

  Kenyataannya, Jatim yang kaya sumber gas bumi dengan cadangan terbukti
di ladang-ladang provinsi tersebut mencapai 2,468.01 trilliun SCF sesuai
dengan data Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP
Migas), tetapi industri pengguna energi tersebut justru tidak mampu
melakukan kegiatan produksi sesuai dengan kapasitas terpasang. Ibaratnya,
industri tersebut bagai ayam kelaparan di lumbung padi.

  Akibatnya, PT PGN Jabati merasa perlu menerapkan hemat gas bagi para
pelanggannya mulai awal tahun ini hingga entah kapan. Penyalur gas bumi itu
hingga akhir tahun lalu melayani pelanggan 210 industri, 63 komersial (hotel
dan restoran) dan 8.557 rumah tangga.

  General Manager PT PGN Jabati, Trijono, mengakui pembatasan penggunaan
gas itu terpaksa dilakukan demi keberlangsungan pendistribusian secara
merata. Volume penurunan pemakaian gas yang diminta PGN Jabati 25% per hari,
menyusul berkurangnya pasok dari KPS 3 MMSCFD per hari akibat menurunnya
sumber dari ladang bahan bakar tersebut.

  BUMN-yang mulai mendistribusikan gas sejak l994-tersebut ta-hun lalu
merealisasikan penjualan gas 102,12 MMSCFD, yang mengalami kenaikan
dibandingkan penjualan pada 2003 tercatat 91,25 MMSCFD.

  Selama lima tahun terakhir penjualan PT PGN Jabati tumbuh 25% per
tahun, tapi kemampuan pasok tahun ini diduga melorot.

  Kami, pada posisi pertengahan Mei ini, hanya mendapat pasok 90,5
MMSCFD [dari Lapindo Brantas, EMP Kangean dan Kodeco], sementara
kebutuhannya paling kurang 115 MMSCFD. Belum termasuk banyak industri yang
menjadi daftar tunggu dengan kebutuhan sekitar 100 MMSCFD, ujarnya.

  PGN Jabati mematok harga gas untuk pelanggan industri US$2,80 per
MMBTU ditambah Rp370/m3 per Agustus tahun lalu. Pelanggan sektor komersial
berkisar Rp1.500 - Rp1.800 per m3 dan rumahtangga hanya Rp1.400 - Rp1.700
per m3. Namun, harga jual gas untuk industri bulan ini dinaikkan menjadi
US$3,8 per MMBTU secara utuh tanpa diperhitungkan tambahan per m3.

  Dengan tingkat harga sebesar itu