[ekonomi-nasional] Sebaiknya Nasionalisasi Perusahaan Migas - Bls: Politik Energi Yang Berbau Kolonial
Lebih baik pemerintah fokus pada menasionalisasi perusahaan migas yang jelas tidak efisien dan menarik untung sebesar2nya. Jika presiden Venezuela Hugo Chavez dan Bolivia Evo Morales bisa menasionalisasi perusahaan asing, saya yakin bangsa Indonesia yang jauh lebih besar bisa. Harga minyak oleh kartel minyak dinaikan dari US$ 24/barrel jadi US$ 80/barrel hanya dalam beberapa tahun. Ini maruk, serahak, loba, tamak, dsb. Tidak pantas rakyat Indonesia menanggung kenaikan harga minyak yang dinaikkan oleh perusahaan2 migas swasta/asing yang serakah. Lebih baik nasionalisasi perusahaan2 tsb ketimbang rakyat harus menderita karena kenaikan harga. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone --- Pada Sen, 31/5/10, ulfha_raz ulfha_...@yahoo.co.id menulis: Dari: ulfha_raz ulfha_...@yahoo.co.id Judul: [ekonomi-nasional] Politik Energi Yang Berbau Kolonial Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 31 Mei, 2010, 9:02 PM Politik Energi Yang Berbau Kolonial Oleh: Rudi Hartono*) Pemerintah memastikan akan mencabut subsidi BBM dalam waktu dekat, demikian dikatakan Menkokesra Agung Laksono seperti dilansir Kompas, 29 mei 2010. Selanjutnya, menurut Menkokesra ini, pemerintah akan menggantinya dengan mekanisme pemberian kompensasi-kompensasi kepada sektor rakyat tertentu. Sungguh, ini bukan sekedar sebuah penjelasan yang dangkal, melainkan juga pernyataan yang sangat mengelabui. Lihatlah, setiap kali pemerintah hendak mencabut subsidi, logika berfikir seperti ini terus dikemukakan. Rakyat kembali menjadi korban, terutama mereka yang sudah ngos-ngosan menghadapi tekanan ekonomi. Ini kebijakan yang mengagetkan, dikatakan bahwa kita mengalami krisis energi, padahal sumber energi di bumi pertiwi sangat melimpah. Indonesia masih memiliki cadangan minyak sebesar 3,99 miliar barel dan diperkirakan baru habis dieksploitasi selama 11 tahun. Disamping itu, kita masih memiliki potensi cadangan sejumlah 4,41 miliar barel. Cadangan gas mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF, dan diperkirakan akan bertahan hingga 59 tahun lagi. Cadangan batubara masih diperkirakan 18,7 miliar ton, dan diperkirakan masih bisa bertahan hingga 150 tahun (diolah dari berbagai sumber). Kepentingan dibalik pencabutan Subsidi Pemerintah berdalih, kenaikan harga minyak dunia akan memaksa lonjakan subsidi BBM, sehingga akan menyulitkan anggaran. Ini sangat aneh, setidaknya bagi saya, karena sekalipun subsidi BBM membengkak hingga Rp30 trilyun , itu berarti hanya bertambah menjadi Rp87,4 triliun, masih lebih rendah dibanding alokasi untuk membayar bunga utang luar negeri sebesar Rp115,6 triliun dan belanja pegawai sebesar Rp161.7 triliun. Lantas, kenapa pemerintah begitu berani mengutak-atik soal subsidi BBM saja, padahal ini berkaitan dengan rakyat banyak, sementara persoalan utang luar negeri tidak pernah tersentuh pembicaraan sama sekali. Utang luar negeri tidak hanya membuat APBN menjadi kering-kerontang, tetapi membawa dampak lebih luas seperti pendiktean kebijakan ekonomi dan politik kita oleh pihak asing. Demikian pula pendapat miring para ekonom neoliberal mengenai subsidi. Mereka begitu getol mengecam subsidi sebagai pemborosan, tidak produktif, dan dianggap kuno. Namun, ketika para pengusaha mengalami krisis, mereka pun ramai-ramai berteriak perlunya subsidi bagi sektor swasta dalam bentuk bailout. Pendek kata, mereka mengecam segala bentuk subsidi untuk orang miskin dan rakyat banyak, tapi menghalalkan subsidi bagi segelintir kaum kaya. Sepandai-pandainya tupai melompat, suatu saat akan jatuh juga, begitu kata pepatah lama. Sehebat apapun pemerintah membungkus maksud busuk dibalik rencana itu, tetapi masyarakat lambat laun akan mengerti juga. Di sini, ada beberapa agenda terselubung dibalik rencana penghapusan subsidi itu: Pertama, Rencana pengurangan subsidi merupakan rangkaian dari paket liberalisasi sektor migas di Indonesia. Ini hanya pelengkap liberalisasi sektor hilir, setelah sebelumnya sektor hulu sudah dikuasai asing. Sudah menjadi ketentuan tidak tertulis, bahwa prasyarat masuknya swasta dalam sektor hilir, adalah adanya harga yang kompetitif. Artinya, pemerintah harus bersedia melempar harga BBM sesuai mekanisme pasar. Untuk diketahui, saat ini, ada 105 perusahaan yang sudah mendapat izin untuk bermain di sektor hilir migas, termasuk membuka stasiun pengisian BBM untuk umum (SPBU), diantaranya British Petrolium (Inggris), Shell (Belanda), Petro-China (RRC), Petronas (Malaysia), dan Chevron-Texaco (Amerika. Kedua, saat Eropa dan AS sedang mengalami krisis dan membutuhkan suntikan dana, maka negara-negara dunia ketiga dipaksa menjalankan kebijakan mengencangkan ikat pinggang,
[ekonomi-nasional] Re: [indonesiaraya] Sebaiknya Nasionalisasi Perusahaan Migas - Bls: Politik Energi Yang Berbau Kolonial
pendapat dri milis sebelah = Memang buat technical people, kontrak K3S itu njelimet, sepertinya mengacu ke hukum anglo-saxon yang sangat detail merinci a to z nya. Karena detailnya kontrak K3S itu, kemungkinan terjadi void, ovellapping atau malah bertabrakan dengan aturan lain semisal UU. Itu sebabnya IPA rajin complaint karena adanya wilayah abu-abu ini. Jargon IPA yang paling sering disuarakan adalah, hormati kontrak sampai liang kubur (respect the contract till's the grave). Jadi kalau kontrak K3S lebih sakral dari UUD, mungkin ada benarnya, karena UUD sendiri sudah di amend sekian kali, begitu juga UU MIGAS. Anehnya di negara barat sendiri, kontrak bisnis itu gak sakral-sakral amat. Beberapa bulan lalu, PM Australia Rudd mengusulkan RUU yang oleh kalangan miners disebut Resources Super Tax dimana pemerintah Australia akan menarik pajak 40% dari keuntungan!. Ini akan diberlakukan untuk kontrak yang berjalan. Pada waktu harga minyak meroket, seorang pakar menginfokan bahwa beberapa negara Europa menerapkan pajak atas winfall profit. Artinya jika GOI pede semestinya perubahan kontrak itu di mungkinkan. Waktu Hugo Chavez mengubah term PSC contract nya, toh cuma 1 company saja yang menolak menandatangani kontrak baru. Buat Oil company, sepanjang masih menguntungkan mereka pasti akan berinvestasi. Masalahnya mungkin untuk Indonesia, mereka tidak mau keuntungan yang besar itu akan berkurang. Salam YI 2010/6/1 A Nizami nizam...@yahoo.com Lebih baik pemerintah fokus pada menasionalisasi perusahaan migas yang jelas tidak efisien dan menarik untung sebesar2nya. Jika presiden Venezuela Hugo Chavez dan Bolivia Evo Morales bisa menasionalisasi perusahaan asing, saya yakin bangsa Indonesia yang jauh lebih besar bisa. Harga minyak oleh kartel minyak dinaikan dari US$ 24/barrel jadi US$ 80/barrel hanya dalam beberapa tahun. Ini maruk, serahak, loba, tamak, dsb. Tidak pantas rakyat Indonesia menanggung kenaikan harga minyak yang dinaikkan oleh perusahaan2 migas swasta/asing yang serakah. Lebih baik nasionalisasi perusahaan2 tsb ketimbang rakyat harus menderita karena kenaikan harga. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone --- Pada *Sen, 31/5/10, ulfha_raz ulfha_...@yahoo.co.id* menulis: Dari: ulfha_raz ulfha_...@yahoo.co.id Judul: [ekonomi-nasional] Politik Energi Yang Berbau Kolonial Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 31 Mei, 2010, 9:02 PM Politik Energi Yang Berbau Kolonial Oleh: Rudi Hartono*) Pemerintah memastikan akan mencabut subsidi BBM dalam waktu dekat, demikian dikatakan Menkokesra Agung Laksono seperti dilansir Kompas, 29 mei 2010. Selanjutnya, menurut Menkokesra ini, pemerintah akan menggantinya dengan mekanisme pemberian kompensasi-kompensasi kepada sektor rakyat tertentu. Sungguh, ini bukan sekedar sebuah penjelasan yang dangkal, melainkan juga pernyataan yang sangat mengelabui. Lihatlah, setiap kali pemerintah hendak mencabut subsidi, logika berfikir seperti ini terus dikemukakan. Rakyat kembali menjadi korban, terutama mereka yang sudah ngos-ngosan menghadapi tekanan ekonomi. Ini kebijakan yang mengagetkan, dikatakan bahwa kita mengalami krisis energi, padahal sumber energi di bumi pertiwi sangat melimpah. Indonesia masih memiliki cadangan minyak sebesar 3,99 miliar barel dan diperkirakan baru habis dieksploitasi selama 11 tahun. Disamping itu, kita masih memiliki potensi cadangan sejumlah 4,41 miliar barel. Cadangan gas mencapai 170 TSCF dan produksi per tahun mencapai 2,87 TSCF, dan diperkirakan akan bertahan hingga 59 tahun lagi. Cadangan batubara masih diperkirakan 18,7 miliar ton, dan diperkirakan masih bisa bertahan hingga 150 tahun (diolah dari berbagai sumber). Kepentingan dibalik pencabutan Subsidi Pemerintah berdalih, kenaikan harga minyak dunia akan memaksa lonjakan subsidi BBM, sehingga akan menyulitkan anggaran. Ini sangat aneh, setidaknya bagi saya, karena sekalipun subsidi BBM membengkak hingga Rp30 trilyun , itu berarti hanya bertambah menjadi Rp87,4 triliun, masih lebih rendah dibanding alokasi untuk membayar bunga utang luar negeri sebesar Rp115,6 triliun dan belanja pegawai sebesar Rp161.7 triliun. Lantas, kenapa pemerintah begitu berani mengutak-atik soal subsidi BBM saja, padahal ini berkaitan dengan rakyat banyak, sementara persoalan utang luar negeri tidak pernah tersentuh pembicaraan sama sekali. Utang luar negeri tidak hanya membuat APBN menjadi kering-kerontang, tetapi membawa dampak lebih luas seperti pendiktean kebijakan ekonomi dan politik kita oleh pihak asing. Demikian pula pendapat miring para ekonom neoliberal mengenai subsidi. Mereka begitu getol mengecam subsidi sebagai pemborosan, tidak produktif, dan dianggap kuno. Namun, ketika para pengusaha
[ekonomi-nasional] Bocah 2 Tahun Asal Sumatera Hebohkan Media Asing
Bocah 2 Tahun Asal Sumatera Hebohkan Media Asing Sumatera, KabariNews.com- Baru-baru ini, beberapa media asing di Australia dan Inggrisdihebohkan dengan pemberitaan yang memuat berita tentang anak laki-lakiberusia 2 tahun asal Sumatera Selatan yang kecanduan rokok. Untuk artikel selengkapnya klikhttp://www.KabariNews.com/?34991 [Non-text portions of this message have been removed]
Bls: Re: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi?
kalau kita tidak puas dengan penguasa yg hanya memihak pada rakyat kaya raya penyokong dana. Kemudian menggantinya dengan sistem yang sama yaitu melalui demokrasi. Bukankah nantinya bisa jadi akan terjadi hal yang sama? yaitu penguasa yang berpihak pada segelintir orang2 yang telah membantu menyokong dana hingga mereka bisa terpilih sebagai penguasa. Sedangkan penyokong dana tentu saja bukan dari rakyat kecil. Mana punya duit mereka. Wah..brarti kejadian ini hanya akan berulang-ulang? Atau...apakah mungkin ada solusi baru diluar demokrasi? Pada Sen, 31 Mei 2010 10:31 WIB kebijakanpub...@yahoo.com menulis: Mestinya mereka bersyukur karena pilihan mereka, SBY+Boed dan PD telah memberikan hadiah : 1. Kenaikan TDL sampai akhirnya di P Jawa dan Bali berlaku mekanisme pasar harga listrik. 2. Pencabutan subsidi BBM bertahap karena UU nya memberlakukan mekanisme pasar pada sektor enerji. 3. Ketidak mampuan menstabilkan harga jangka pendek, karena semua komoditas dan nilai tukar ditentukan oleh hukum penawaran dan permintaan. Mari kita berikan ucapan selamat dan sukses untuk keberhasilan Pemerintah RI menerima dan menjalankan dikte kerajaan pasar (investor dan kaum kapitalis serakah). Sent from my BlackBerry® powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: A Nizami nizam...@yahoo.com Sender: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Date: Mon, 31 May 2010 10:45:54 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Reply-To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi? Mungkin banyak rakyat yang mengeluh kenaikan harga2 barang, dsb. Tapi saat Pemilu, biasanya mereka memilih SBY (kalau bisa) atau Partai Demokrat lagi. Jadi sepertinya tidak ada yang perlu dikeluhkan...:) === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone --- Pada Ming, 30/5/10, setiawan wahyu wahyu_s...@yahoo.com menulis: Dari: setiawan wahyu wahyu_s...@yahoo.com Judul: Re: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi? Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 30 Mei, 2010, 10:00 AM Sebenarnya pemerintah kerja buat rakyat yang mana sih? Pertanyaan yang bagus, jawabannya seperti dibawah ini: Secara umum, dimanapun, negara demokrasi yang dikuasai penguasa, penguasanya adalah dipilih rakyat, untuk menjadi penguasa memerlukan dana besar, dan dana besar ini secara umum didapat dari pengusaha, tak mungkin rakyat kecil menyumbang uang, oleh karena itu, hampir dipastikan, penguasa itu harus mengakomodir kepentingan pengusaha atau gabungan pengusaha yang mendanainya. Tapi, pengusaha itu juga bagian dari rakyat, jadi jika penguasa mengakomodir kepentingan pengusaha artinya mengakomodir rakyat, yaitu rakyat yang memilihnya. Jika suatu saat, penguasa tidak memuaskan rakyat, kalo mau dan mampu silahkan rakyat mengganti penguasanya, tapi sebenarnya nggak usah bingung, toh dimanapun didunia ini penguasa kan hanya untuk empat atau lima tahun, knapa susah-susah, ganti saja penguasanya disaatnya tiba. Yang jelas, setelah pemilihan usai, hak pemilih tidak ada lagi, sisa waktu itu, sudah milik penguasa atau wakil rakyat disenat. Tapi nggak usah hawatir, jika kebanyakan rakyat sudah merasa kesulitan yang sama dan melihat ketidak adilan, ahirnya situasi akan memanas juga, kalo nggak memanas artinya rakyat kebanyakan puas, mungkin yang ribut yang tidak terpuaskan hanya sedikit. Kira-kira begitu nggak sih jawabannya? From: Nabila Dewi nabila...@yahoo.co.id To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Sent: Sun, May 30, 2010 7:40:57 AM Subject: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi? Dengar kabar katanya pengendara sepeda motor akan dilarang makai BBM bersubsidi, benarkah? Wah kalau sampai benar, tega nian yang bikin kebijakan seperti itu. Padahal jumlah pengendara motor sangat banyak dan sebagian besar adalah rakyat ekonomi menengah ke bawah. Sebenarnya pemerintah kerja buat rakyat yang mana sih? Rakyat kecil kok gak boleh menikmati subsidi? [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]
[ekonomi-nasional] Anda Berminat Menjadi Pimpinan KPK? Silahkan Daftar Sekarang
Jembatan Info IndonesiaAmerika Banyak artikel menarik diKabariNews.com minggu ini: Ini Dia Menteri Keuangan BaruKerusuhan Thailand, 300 WNI DievakuasiWaria Dilarang Potong Rambut Wanita Manfaat Kiwi Untuk PriaFilem: Obama Anak MentengSambal Goreng Krecek TelurThe Changcuters Nyanyikan Lagu Resmi Piala DuniaAnda Berminat Menjadi Pimpinan KPK? Silahkan Daftar SekarangXiao Bao Titisan Michael Jackson? SilakanKlik Disini [Non-text portions of this message have been removed]
[ekonomi-nasional] Re: Sebaiknya Nasionalisasi Perusahaan Migas - Bls: Politik Energi Yang Berbau Kolonial
Namanya dinasionalisasi, perusahaan2 asing itu pasti pada keberatan/menolak sebab keuntungan besar yang mereka dapat bisa berhenti. Mereka akan berusaha mempropagandakan keberatannya lewat orang2 yang bisa mereka pakai. Toh raja Faisal di Saudi berhasil menasionalisasi Aramco di tahun 1974, begitu pula Hugo Chavez dan Evo Morales meski AS sangat benci. Indonesia yang merupakan negara yang jauh lebih besar harusnya bisa dan lebih berani:) === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone --- Pada Sel, 1/6/10, OK Taufik ok.tau...@gmail.com menulis: Dari: OK Taufik ok.tau...@gmail.com Judul: [ekonomi-nasional] Re: [indonesiaraya] Sebaiknya Nasionalisasi Perusahaan Migas - Bls: Politik Energi Yang Berbau Kolonial Kepada: indonesiar...@yahoogroups.com Cc: ekonomi-nasional@yahoogroups.com, ppiin...@yahoogroups.com, lisi l...@yahoogroups.com, sab...@yahoogroups.com, istiq...@yahoogroups.com Tanggal: Selasa, 1 Juni, 2010, 1:05 AM pendapat dri milis sebelah = Memang buat technical people, kontrak K3S itu njelimet, sepertinya mengacu ke hukum anglo-saxon yang sangat detail merinci a to z nya. Karena detailnya kontrak K3S itu, kemungkinan terjadi void, ovellapping atau malah bertabrakan dengan aturan lain semisal UU. Itu sebabnya IPA rajin complaint karena adanya wilayah abu-abu ini. Jargon IPA yang paling sering disuarakan adalah, hormati kontrak sampai liang kubur (respect the contract till's the grave). Jadi kalau kontrak K3S lebih sakral dari UUD, mungkin ada benarnya, karena UUD sendiri sudah di amend sekian kali, begitu juga UU MIGAS. Anehnya di negara barat sendiri, kontrak bisnis itu gak sakral-sakral amat. Beberapa bulan lalu, PM Australia Rudd mengusulkan RUU yang oleh kalangan miners disebut Resources Super Tax dimana pemerintah Australia akan menarik pajak 40% dari keuntungan!. Ini akan diberlakukan untuk kontrak yang berjalan. Pada waktu harga minyak meroket, seorang pakar menginfokan bahwa beberapa negara Europa menerapkan pajak atas winfall profit. Artinya jika GOI pede semestinya perubahan kontrak itu di mungkinkan. Waktu Hugo Chavez mengubah term PSC contract nya, toh cuma 1 company saja yang menolak menandatangani kontrak baru. Buat Oil company, sepanjang masih menguntungkan mereka pasti akan berinvestasi. Masalahnya mungkin untuk Indonesia, mereka tidak mau keuntungan yang besar itu akan berkurang. Salam YI 2010/6/1 A Nizami nizam...@yahoo.com Lebih baik pemerintah fokus pada menasionalisasi perusahaan migas yang jelas tidak efisien dan menarik untung sebesar2nya. Jika presiden Venezuela Hugo Chavez dan Bolivia Evo Morales bisa menasionalisasi perusahaan asing, saya yakin bangsa Indonesia yang jauh lebih besar bisa. Harga minyak oleh kartel minyak dinaikan dari US$ 24/barrel jadi US$ 80/barrel hanya dalam beberapa tahun. Ini maruk, serahak, loba, tamak, dsb. Tidak pantas rakyat Indonesia menanggung kenaikan harga minyak yang dinaikkan oleh perusahaan2 migas swasta/asing yang serakah. Lebih baik nasionalisasi perusahaan2 tsb ketimbang rakyat harus menderita karena kenaikan harga. === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile-phone --- Pada *Sen, 31/5/10, ulfha_raz ulfha_...@yahoo.co.id* menulis: Dari: ulfha_raz ulfha_...@yahoo.co.id Judul: [ekonomi-nasional] Politik Energi Yang Berbau Kolonial Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Tanggal: Senin, 31 Mei, 2010, 9:02 PM Politik Energi Yang Berbau Kolonial Oleh: Rudi Hartono*) Pemerintah memastikan akan mencabut subsidi BBM dalam waktu dekat, demikian dikatakan Menkokesra Agung Laksono seperti dilansir Kompas, 29 mei 2010. Selanjutnya, menurut Menkokesra ini, pemerintah akan menggantinya dengan mekanisme pemberian kompensasi-kompensasi kepada sektor rakyat tertentu. Sungguh, ini bukan sekedar sebuah penjelasan yang dangkal, melainkan juga pernyataan yang sangat mengelabui. Lihatlah, setiap kali pemerintah hendak mencabut subsidi, logika berfikir seperti ini terus dikemukakan. Rakyat kembali menjadi korban, terutama mereka yang sudah ngos-ngosan menghadapi tekanan ekonomi. Ini kebijakan yang mengagetkan, dikatakan bahwa kita mengalami krisis energi, padahal sumber energi di bumi pertiwi sangat melimpah. Indonesia masih memiliki cadangan minyak sebesar 3,99 miliar barel dan diperkirakan baru habis dieksploitasi selama 11 tahun. Disamping itu, kita masih memiliki potensi cadangan sejumlah 4,41 miliar barel. Cadangan gas mencapai 170 TSCF dan produksi
[ekonomi-nasional] Hebatnya Ical di tahun macan, Politisi dan pebisnis terkaya Indonesia
KOMPASIANA: Hebatnya Ical di tahun macan, Politisi dan pebisnis terkaya Indonesia Barangkali ada benarnya perhitungan shio bahwa di tahun macan (2010) ini, hanya shio Anjing dan Kuda yang bakal banyak beruntung. Politisi dan sekaligus pengusaha yang banyak disorot belakangan ini -Aburizal Bakrie (Ical)- yang memang ber-shio Anjing itu lalu membuktikannya. Awal bulan Mei ini, Ical dipercayai oleh Presiden SBY untuk memimpin sekretariat gabungan partai-partai koalisi pengusungnya. Kemudian di akhir tahun ini, Majalah Globe Asia menempatkannya di peringkat 4 dari 150 orang terkaya di Indonesia. Konon jika jumlah kekayaan dari sekelompok orang ini dibagikan merata, maka setiap kepala penduduk Indonesia bakal memperoleh sekitar $256 atau sekitar 2,2 Juta Rupiah. Sungguh luar biasa! Sebenarnya ini bukan hal yang baru bagi Ical yang beberapa tahun sebelumnya juga diproklamirkan sebagai orang terkaya Indonesia. Tapi dengan kekuatan politik dan ekonomi yang dimiliki oleh Ical tentu saja kembali menguatkan posisinya sebagai bukan sosok yang sangat berpengaruh dalam percaturan politik dan bisnis di Indonesia. Jusuf Kalla (JK) memprediksi bahwa Ical akan melangkah maju sebagai calon presiden Indonesia pada tahun 2014 mendatang. Sumber http://politik.kompasiana.com/2010/06/02/hebatnya-ical-di-tahun-macan-politisi-dan-pebisnis-terkaya-indonesia/
RE: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi?
ADA! Solusinya: penegakan Khilafah dengan Syariah Islamnya. Wass, MSy From: ekonomi-nasional@yahoogroups.com [mailto:ekonomi-nasio...@yahoogroups.com] On Behalf Of Nabila Dewi Sent: Monday, May 31, 2010 1:42 PM To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com Subject: Bls: Re: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi? kalau kita tidak puas dengan penguasa yg hanya memihak pada rakyat kaya raya penyokong dana. Kemudian menggantinya dengan sistem yang sama yaitu melalui demokrasi. Bukankah nantinya bisa jadi akan terjadi hal yang sama? yaitu penguasa yang berpihak pada segelintir orang2 yang telah membantu menyokong dana hingga mereka bisa terpilih sebagai penguasa. Sedangkan penyokong dana tentu saja bukan dari rakyat kecil. Mana punya duit mereka. Wah..brarti kejadian ini hanya akan berulang-ulang? Atau...apakah mungkin ada solusi baru diluar demokrasi? Pada Sen, 31 Mei 2010 10:31 WIB kebijakanpub...@yahoo.com mailto:kebijakanpublik%40yahoo.com menulis: Mestinya mereka bersyukur karena pilihan mereka, SBY+Boed dan PD telah memberikan hadiah : 1. Kenaikan TDL sampai akhirnya di P Jawa dan Bali berlaku mekanisme pasar harga listrik. 2. Pencabutan subsidi BBM bertahap karena UU nya memberlakukan mekanisme pasar pada sektor enerji. 3. Ketidak mampuan menstabilkan harga jangka pendek, karena semua komoditas dan nilai tukar ditentukan oleh hukum penawaran dan permintaan. Mari kita berikan ucapan selamat dan sukses untuk keberhasilan Pemerintah RI menerima dan menjalankan dikte kerajaan pasar (investor dan kaum kapitalis serakah). Sent from my BlackBerry(r) powered by Sinyal Kuat INDOSAT -Original Message- From: A Nizami nizam...@yahoo.com mailto:nizaminz%40yahoo.com Sender: ekonomi-nasional@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional%40yahoogroups.com Date: Mon, 31 May 2010 10:45:54 To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional%40yahoogroups.com Reply-To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional%40yahoogroups.com Subject: Re: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi? Mungkin banyak rakyat yang mengeluh kenaikan harga2 barang, dsb. Tapi saat Pemilu, biasanya mereka memilih SBY (kalau bisa) atau Partai Demokrat lagi. Jadi sepertinya tidak ada yang perlu dikeluhkan...:) === Belajar Islam sesuai Al Qur'an dan Hadits http://media-islam.or.id Milis Ekonomi Nasional: ekonomi-nasional-subscr...@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional-subscribe%40yahoogroups.com Belajar Islam via SMS: http://media-islam.or.id/2008/01/14/dakwah-syiar-islam-lewat-sms-mobile -phone --- Pada Ming, 30/5/10, setiawan wahyu wahyu_s...@yahoo.com mailto:wahyu_seti%40yahoo.com menulis: Dari: setiawan wahyu wahyu_s...@yahoo.com mailto:wahyu_seti%40yahoo.com Judul: Re: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi? Kepada: ekonomi-nasional@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional%40yahoogroups.com Tanggal: Minggu, 30 Mei, 2010, 10:00 AM Sebenarnya pemerintah kerja buat rakyat yang mana sih? Pertanyaan yang bagus, jawabannya seperti dibawah ini: Secara umum, dimanapun, negara demokrasi yang dikuasai penguasa, penguasanya adalah dipilih rakyat, untuk menjadi penguasa memerlukan dana besar, dan dana besar ini secara umum didapat dari pengusaha, tak mungkin rakyat kecil menyumbang uang, oleh karena itu, hampir dipastikan, penguasa itu harus mengakomodir kepentingan pengusaha atau gabungan pengusaha yang mendanainya. Tapi, pengusaha itu juga bagian dari rakyat, jadi jika penguasa mengakomodir kepentingan pengusaha artinya mengakomodir rakyat, yaitu rakyat yang memilihnya. Jika suatu saat, penguasa tidak memuaskan rakyat, kalo mau dan mampu silahkan rakyat mengganti penguasanya, tapi sebenarnya nggak usah bingung, toh dimanapun didunia ini penguasa kan hanya untuk empat atau lima tahun, knapa susah-susah, ganti saja penguasanya disaatnya tiba. Yang jelas, setelah pemilihan usai, hak pemilih tidak ada lagi, sisa waktu itu, sudah milik penguasa atau wakil rakyat disenat. Tapi nggak usah hawatir, jika kebanyakan rakyat sudah merasa kesulitan yang sama dan melihat ketidak adilan, ahirnya situasi akan memanas juga, kalo nggak memanas artinya rakyat kebanyakan puas, mungkin yang ribut yang tidak terpuaskan hanya sedikit. Kira-kira begitu nggak sih jawabannya? From: Nabila Dewi nabila...@yahoo.co.id mailto:nabila_kd%40yahoo.co.id To: ekonomi-nasional@yahoogroups.com mailto:ekonomi-nasional%40yahoogroups.com Sent: Sun, May 30, 2010 7:40:57 AM Subject: [ekonomi-nasional] Pengendara Sepeda motor akan dilarang pakai BBM bersubsidi? Dengar kabar katanya pengendara sepeda motor akan dilarang makai BBM bersubsidi, benarkah? Wah kalau sampai benar, tega nian yang bikin kebijakan seperti itu. Padahal jumlah pengendara motor sangat banyak dan sebagian besar adalah rakyat ekonomi menengah ke bawah. Sebenarnya