Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik titien mohammad
bot.. baca itu icky.. nice idea olo am..kerja di indo tapi bayar deng 
dolar... I wish i could do that.. kalo di konversi ke dolar gaji guru kayak 
saya  berapa ya?? bolo maapu...
btw.. pak Jefri..kapan bisa ketemuan ya?? secara kita satu kota tapi gak pernah 
ketemu..he..he.. kali aja dapat lowongan part tima job dari pak Jefri..lumayan 
buat sesuap nasi dan segenggam berlian..ha..ha...baku sedu

Titien FM
 



- Original Message 
From: Jefry S <[EMAIL PROTECTED]>
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Sent: Wednesday, July 16, 2008 12:38:01 PM
Subject: Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT


Pak Taufik.

Saya melihat antusias Anda untuk bekerja di LN. Tidak salah memang jika kita 
memiliki impian seperti itu. Bekerja sekaligus menimba ilmu. 
Mengenai jenjang karir para pekerja IT, -seperti yg dikatakan Titin-, itu 
menandakan jenjang karir yang kita peroleh jelas (tapi tiap company berbeda 
penerapannya) . Dan banyak tahapan yg harus dilewati untuk mendapatkan posisi 
yang nyaman. Dan yang dikatakan oleh Dody tidak salah. Bekerja di LN itu, 
pressurenya sangat tinggi. 

Saya menyarankan ke Anda jika memang ingin bekerja di LN, pilih company yang 
memiliki cabang di Indonesia. Begitu Anda keterima kerja, minta pindah 
secepatnya ke Indonesia. Bayarannya tetap menggunakan Dollar dan masih sesuai 
standard LN. Saya ambil contoh seperti AT&T, ExxonMobil, Chevron atau yg 
lainnya. Banyak para IT Specialist yg asalnya dari Indonesia bekerja ditempat 
itu, yang mana sebelumnya mereka ditempatkan di LN terlebih dahulu. yah, paling 
tidak 2-3 tahun. Setelah itu dipindahkan ke Indonesia. Dikarenakan POHnya 
mereka di LN, akhirnya yg mereka dapatkan lebih dari sebelumnya.  
Enak kan bekerja di Indonesia tapi bayarannya tetap $... hehehehehe

Namun sayang, 11 tahun aku terlunta-lunta di negeri orang, entah kapan bisa 
pulang kekampung halaman. Alasannya bukanlah dikarenakan udah keenakan, tapi 
masih sulit meninggalkan kerjaan (masih loyal kali ya... hehehehheeh) , yg 
jelas dalam waktu dekat aku akan minta pindah ke kampoeng halamanku alias 
pensiun, hahaha. mau beralih profesi jadi pedagang. hahaha.

Buat pak Taufik, salam kenal yah.

Kind Regards,

jef'S
-think-environment- before-printing-


. 
 


  

Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik Jefry S
Pak Taufik.

Saya melihat antusias Anda untuk bekerja di LN. Tidak salah memang jika kita 
memiliki impian seperti itu. Bekerja sekaligus menimba ilmu. 
Mengenai jenjang karir para pekerja IT, -seperti yg dikatakan Titin-, itu 
menandakan jenjang karir yang kita peroleh jelas (tapi tiap company berbeda 
penerapannya). Dan banyak tahapan yg harus dilewati untuk mendapatkan posisi 
yang nyaman. Dan yang dikatakan oleh Dody tidak salah. Bekerja di LN itu, 
pressurenya sangat tinggi. 

Saya menyarankan ke Anda jika memang ingin bekerja di LN, pilih company yang 
memiliki cabang di Indonesia. Begitu Anda keterima kerja, minta pindah 
secepatnya ke Indonesia. Bayarannya tetap menggunakan Dollar dan masih sesuai 
standard LN. Saya ambil contoh seperti AT&T, ExxonMobil, Chevron atau yg 
lainnya. Banyak para IT Specialist yg asalnya dari Indonesia bekerja ditempat 
itu, yang mana sebelumnya mereka ditempatkan di LN terlebih dahulu. yah, paling 
tidak 2-3 tahun. Setelah itu dipindahkan ke Indonesia. Dikarenakan POHnya 
mereka di LN, akhirnya yg mereka dapatkan lebih dari sebelumnya.  
Enak kan bekerja di Indonesia tapi bayarannya tetap $... hehehehehe

Namun sayang, 11 tahun aku terlunta-lunta di negeri orang, entah kapan bisa 
pulang kekampung halaman. Alasannya bukanlah dikarenakan udah keenakan, tapi 
masih sulit meninggalkan kerjaan (masih loyal kali ya... hehehehheeh), yg jelas 
dalam waktu dekat aku akan minta pindah ke kampoeng halamanku alias pensiun, 
hahaha. mau beralih profesi jadi pedagang. hahaha.

Buat pak Taufik, salam kenal yah.

Kind Regards,

jef'S
-think-environment-before-printing-

Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Capten 
Dody, Titin


Saya sangat tertarik dengan Postingan dari Pak Jefri mengenai cerita bahwa 
banyak orang Indonesia Menimba Ilmu dan Duit di Luar Negeri untuk 10 Tahun 
kemudian ke Kampung Halamannya untuk membangun Kampungnya dengan bermodalkan 
Duit dan Ilmu selama dia berada di Luar Negeri. Tapi dari 10 Orang Indonesia 
yang Bekerja di Luar Negeri kenyataannya hanya 10:1 saja yang mau kembali ke 
Kampung Halamannya untuk membangun kampungnya, Alasannya umumnya karena 
Keenakan di Luar Negeri dengan berbagai macam Kemudahan Fasiltas.

Perlu di sadari untuk membuat Gorontalo Maju tidak hanya melalui Wacana, 
Berteriak-teriak tapi yang di Butuhkan adalah DUIT dan Pengalaman dari Luar 
yang Positif untuk di Adopsi di Gorontalo.

Semoga Pak Jefri 5 Tahun lagi akan bs mengabdikan Ilmunya untuk Gorontalo 
sehingga para adik2 Generasi Muda bisa  menimba Ilmu dan Pengalaman dari Pak 
Jefri serta teman2 yang lain yang saat ini tersebar di Luar Negeri.

Prinsipnya "Mundur 2 Langkah untuk bisa Mencapai Maju 10 Langkah"

Mohon maaf waaa...

Wassalam


TP



--- On Tue, 7/15/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT
To: "Taufik Polapa" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "gorontalomaju2020@yahoogroups.com" 
Date: Tuesday, July 15, 2008, 5:27 PM

   Hahahaha,
 
 Ka icky, seharusnya ka luar negri itu karna liburan saja atw umroh..
 
 Kalau bakarja diluar depe stress 2x lipat, dan 250 jt pertahun itu bukan angka 
yg besar kalau pintar2 cari pekerjaan (cari obyekan en cari muka juga termasuk 
olo).
 
 Kalau cari ilmu diluar itu baru bagus, tapi jadi TKI kesannya seperti sudah 
hilang kreativitas.
 
 Sementara yg bikin gorontalo bisa maju kan karna orang2 kreatif rupa ka icky 
ini.
 
 Wassalam,
 Dok
 
 Taufik Polapa wrote:
 > Pak, Jefri. Andaikan ada kesempatan AWal Tahun 2009 nanti saya 
 > siap untuk mengikuti Kompetisi ke LN, kalo ada Info Lowong Biar cuman 
 > Lap-Lap Key + Monitor + CPU + Ba Jepit2 RG45 kase bersih depe abu saya siap 
 > asalkan dapat Gaji Dollar.  jangan lupa JAPRI yach ... 9 Tahun waktu 
 > yang lama Untuk mengabdi di Bidang IT, tapi saya membutuhkan yang punya 
 > jenjang karir dan Duit. Wassalam Taufik Polapa --- On Tue, 7/15/08, Jefry S 
 >  wrote: From: Jefry S  
 > Subject: [GM2020] Peluang Pekerja IT To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com 
 > Cc: suwito.pomalingo@ orica.com Date: Tuesday, July 15, 2008, 8:13 AM 
 > waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah ini. semoga 
 > bermanfaat.. . Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi : 05-NOV-2000 
 > Peluang berbuntut bencana Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang 
 > teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia memanfaatkan peluang ini. Namun 
 > pengamat mengingatkan peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang karena 
 > tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang relatif muda, 26 tahun, 
 > Wahyu sudah bisa hidup berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan Elektro 
 > di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu sekarang menjadi IT specialist 
 > di IBM Prancis.Penghasilan bersih mencapai Rp 250 

RE: Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik Taufik Polapa
Capten Dody, Titin


Saya sangat tertarik dengan Postingan dari Pak Jefri mengenai cerita bahwa 
banyak orang Indonesia Menimba Ilmu dan Duit di Luar Negeri untuk 10 Tahun 
kemudian ke Kampung Halamannya untuk membangun Kampungnya dengan bermodalkan 
Duit dan Ilmu selama dia berada di Luar Negeri. Tapi dari 10 Orang Indonesia 
yang Bekerja di Luar Negeri kenyataannya hanya 10:1 saja yang mau kembali ke 
Kampung Halamannya untuk membangun kampungnya, Alasannya umumnya karena 
Keenakan di Luar Negeri dengan berbagai macam Kemudahan Fasiltas.

Perlu di sadari untuk membuat Gorontalo Maju tidak hanya melalui Wacana, 
Berteriak-teriak tapi yang di Butuhkan adalah DUIT dan Pengalaman dari Luar 
yang Positif untuk di Adopsi di Gorontalo.

Semoga Pak Jefri 5 Tahun lagi akan bs mengabdikan Ilmunya untuk Gorontalo 
sehingga para adik2 Generasi Muda bisa menimba Ilmu dan Pengalaman dari Pak 
Jefri serta teman2 yang lain yang saat ini tersebar di Luar Negeri.

Prinsipnya "Mundur 2 Langkah untuk bisa Mencapai Maju 10 Langkah"

Mohon maaf waaa...

Wassalam


TP



--- On Tue, 7/15/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: RE: Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT
To: "Taufik Polapa" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "gorontalomaju2020@yahoogroups.com" 
Date: Tuesday, July 15, 2008, 5:27 PM











Hahahaha,



Ka icky, seharusnya ka luar negri itu karna liburan saja atw umroh..



Kalau bakarja diluar depe stress 2x lipat, dan 250 jt pertahun itu bukan angka 
yg besar kalau pintar2 cari pekerjaan (cari obyekan en cari muka juga termasuk 
olo).



Kalau cari ilmu diluar itu baru bagus, tapi jadi TKI kesannya seperti sudah 
hilang kreativitas.



Sementara yg bikin gorontalo bisa maju kan karna orang2 kreatif rupa ka icky 
ini.



Wassalam,

Dok



Taufik Polapa wrote:

> Pak, Jefri. Andaikan ada kesempatan AWal Tahun 2009 nanti saya 
> siap untuk mengikuti Kompetisi ke LN, kalo ada Info Lowong Biar cuman Lap-Lap 
> Key + Monitor + CPU + Ba Jepit2 RG45 kase bersih depe abu saya siap asalkan 
> dapat Gaji Dollar.  jangan lupa JAPRI yach ... 9 Tahun waktu yang lama 
> Untuk mengabdi di Bidang IT, tapi saya membutuhkan yang punya jenjang karir 
> dan Duit. Wassalam Taufik Polapa --- On Tue, 7/15/08, Jefry S  yahoo. co.id> wrote: From: Jefry S  Subject: 
> [GM2020] Peluang Pekerja IT To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Cc: 
> suwito.pomalingo@ orica.com Date: Tuesday, July 15, 2008, 8:13 AM 

> waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah ini. semoga 
> bermanfaat.. . Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi : 05-NOV-2000 
> Peluang berbuntut bencana Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang 
> teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia memanfaatkan peluang ini. Namun 
> pengamat mengingatkan peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang karena 
> tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang relatif muda, 26 tahun, 
> Wahyu sudah bisa hidup berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan Elektro 
> di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu sekarang menjadi IT specialist 
> di IBM Prancis.Penghasilan bersih mencapai Rp 250 juta per tahun. Hampir 
> setahun Wahyu mengadu nasib di Prancis. Sebelumnya sempat magang di 
> perusahaan pesawat tempur Dasault, juga menekuni bidang teknologi informasi. 
> Dua tahun lagi dia

>  berencana meninggalkan Prancis

>  dan bermaksud pindah ke negara yang lebih dekat, misalnya Singapura. 
> "Itung-itung cari pengalaman, ilmu dan uang di Paris. Selain gaji yang 
> lumayan, saya juga mendapatkan fasilitas berlebih," katanya saat bertemu 
> Bisnis di Prancis belum lama ini. Fasilitas dimaksud a.l. telepon genggam, 
> Dinners Club card, asuransi. Bahkan biaya perjalanan liburan untuk dia dan 
> pacarnya (setahun dua kali, yakni saat musim dingin dan panas) ditanggung 
> perusahaan. Sekarang ini memang banyak anak muda seusia Wahyu bertebaran di 
> luar negeri.Mereka memperoleh gaji besar plus fasilitas menggiurkan. Peluang 
> untuk memperoleh gaji besar itu kian terbuka. Panca Asma Tunggal,misalnya, 
> memberikan kesempatan bagi putra-putra terbaik untuk meraih gaji 
> US$30.000-US$ 100.000 per tahun dengan bekerja di Amerika Serikat secara sah 
> plus HIB Visa. "Ini

>  bukan lotere, tapi

>  merupakan kesempatan kerja secara sah dan legal," kata Dessy Yeni, seorang 
> eksekutif Panca Asma Tunggal, satu perusahaan pengerah tenaga kerja di 
> Jakarta. Calon harus berpendidikan S1 dan berpengalaman kerja tiga tahun, 
> serta usia maksimal 60 tahun. Tentu saja mereka musti menjalani tes dan 
> wawancara.Dalam wawancara ini dinegosiasikan pula soal gaji. Gaji minimal 
> yang dijanjikan kepada tenaga kerja ahli itu Rp 22,5 juta/bulan. Sedangkan 
> jumlah maksimal bagi mereka yang sudah be

RE: Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik [EMAIL PROTECTED]
Hahahaha,

Ka icky, seharusnya ka luar negri itu karna liburan saja atw umroh..

Kalau bakarja diluar depe stress 2x lipat, dan 250 jt pertahun itu bukan angka 
yg besar kalau pintar2 cari pekerjaan (cari obyekan en cari muka juga termasuk 
olo).

Kalau cari ilmu diluar itu baru bagus, tapi jadi TKI kesannya seperti sudah 
hilang kreativitas.

Sementara yg bikin gorontalo bisa maju kan karna orang2 kreatif rupa ka icky 
ini.

Wassalam,
Dok

Taufik Polapa wrote:
> Pak, Jefri. Andaikan ada kesempatan AWal Tahun 2009 nanti saya 
> siap untuk mengikuti Kompetisi ke LN, kalo ada Info Lowong Biar cuman Lap-Lap 
> Key + Monitor + CPU + Ba Jepit2 RG45 kase bersih depe abu saya siap asalkan 
> dapat Gaji Dollar.  jangan lupa JAPRI yach ... 9 Tahun waktu yang lama 
> Untuk mengabdi di Bidang IT, tapi saya membutuhkan yang punya jenjang karir 
> dan Duit. Wassalam Taufik Polapa --- On Tue, 7/15/08, Jefry S <[EMAIL 
> PROTECTED] co.id> wrote: From: Jefry S <[EMAIL PROTECTED] co.id> Subject: 
> [GM2020] Peluang Pekerja IT To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com Cc: 
> suwito.pomalingo@ orica.com Date: Tuesday, July 15, 2008, 8:13 AM 
> waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah ini. semoga 
> bermanfaat.. . Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi : 05-NOV-2000 
> Peluang berbuntut bencana Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang 
> teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia memanfaatkan peluang ini. Namun 
> pengamat mengingatkan peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang karena 
> tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang relatif muda, 26 tahun, 
> Wahyu sudah bisa hidup berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan Elektro 
> di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu sekarang menjadi IT specialist 
> di IBM Prancis.Penghasilan bersih mencapai Rp 250 juta per tahun. Hampir 
> setahun Wahyu mengadu nasib di Prancis. Sebelumnya sempat magang di 
> perusahaan pesawat tempur Dasault, juga menekuni bidang teknologi informasi. 
> Dua tahun lagi dia
>  berencana meninggalkan Prancis
>  dan bermaksud pindah ke negara yang lebih dekat, misalnya Singapura. 
> "Itung-itung cari pengalaman, ilmu dan uang di Paris. Selain gaji yang 
> lumayan, saya juga mendapatkan fasilitas berlebih," katanya saat bertemu 
> Bisnis di Prancis belum lama ini. Fasilitas dimaksud a.l. telepon genggam, 
> Dinners Club card, asuransi. Bahkan biaya perjalanan liburan untuk dia dan 
> pacarnya (setahun dua kali, yakni saat musim dingin dan panas) ditanggung 
> perusahaan. Sekarang ini memang banyak anak muda seusia Wahyu bertebaran di 
> luar negeri.Mereka memperoleh gaji besar plus fasilitas menggiurkan. Peluang 
> untuk memperoleh gaji besar itu kian terbuka. Panca Asma Tunggal,misalnya, 
> memberikan kesempatan bagi putra-putra terbaik untuk meraih gaji 
> US$30.000-US$ 100.000 per tahun dengan bekerja di Amerika Serikat secara sah 
> plus HIB Visa. "Ini
>  bukan lotere, tapi
>  merupakan kesempatan kerja secara sah dan legal," kata Dessy Yeni, seorang 
> eksekutif Panca Asma Tunggal, satu perusahaan pengerah tenaga kerja di 
> Jakarta. Calon harus berpendidikan S1 dan berpengalaman kerja tiga tahun, 
> serta usia maksimal 60 tahun. Tentu saja mereka musti menjalani tes dan 
> wawancara.Dalam wawancara ini dinegosiasikan pula soal gaji. Gaji minimal 
> yang dijanjikan kepada tenaga kerja ahli itu Rp 22,5 juta/bulan. Sedangkan 
> jumlah maksimal bagi mereka yang sudah berpengalaman bisa mencapai Rp 90 
> juta/bulan. Menyaring calon pekerja, kata Dessy, butuh waktu empat sampai 
> enam bulan.Jika lulus, tahap pertama akan dikontrak dua hingga tiga tahun. 
> Tapi patut diingat, si pekerja musti memberikan fee maksimal US$6.000 kepada 
> Panca Asma Tunggal tersebut.Peluang terbuka Di beberapa negara maju 
> kesenjangan antara kebutuhan dan
>  pasokan tenaga kerja
>  TI makin menganga. Jika menyimak statistik dari Information Technology 
> Association terungkap di AS pada tahun lalu terjadi kekurangan tenaga kerja 
> TI 400.000 orang. Tahun ini diperkirakan membengkak jadi 800.000 orang. 
> Begitupun di Eropa. Tahun depan, misalnya, setidaknya dibutuhkan satu juta 
> orang.Tak mengherankan sejumlah headhunter dari beberapa negara maju masuk 
> ke  beberapa negara berkembang untuk mencari pekerja-pekerja TI itu. Termasuk 
> ke Indonesia. Seperti pengakuan Budi Rahardjo, dari PPAU bidang 
> Mikroelektronika ITB,beberapa perusahaan pengerah tenaga kerja pernah 
> mendatanginya untuk 'minta pasokan' pekerja TI. Mereka akan dikirim ke Jerman 
> yang butuh 12.000 orang,Singapura 3.000 orang dan Belanda yang juga perlu 
> ribuan orang. Informasi lain disampaikan Rektor Universitas Bina Nusantara 
> Jakarta, Widia Soerjaningsih.
>  Berdasarkan pengamatannya dari berita di media

Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik titien mohammad
wih..so mo expancy ka luar negeri kau Icky??  kk..ccc mar boleh 
jo.. di oz nt cepat skali dapat kerja and mudah kumpul point untuk jadi PR. 
secara kalo punya izasah IT minimum 2 tahun sekolah IT dapat point 60 po..dari 
total 120 ( kalo gak salah..gimana bang jefri??)  yg nt harus kumpul..he.he.. 
lom lagi gaji IT yang lumayan
tapi..kalo nt ka LN..bagimana uti deng makassar? Gorontalo? Indonesia?? he.he.. 
ati ol
 
Titien FM
 



- Original Message 
From: Taufik Polapa <[EMAIL PROTECTED]>
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, July 16, 2008 10:04:51 AM
Subject: Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT


Pak, Jefri.

Andaikan ada kesempatan AWal Tahun 2009 nanti saya siap untuk mengikuti 
Kompetisi ke LN, kalo ada Info Lowong Biar cuman Lap-Lap Key + Monitor + CPU + 
Ba Jepit2 RG45 kase bersih depe abu saya siap asalkan dapat Gaji Dollar.  
jangan lupa JAPRI yach ... 9 Tahun waktu yang lama Untuk mengabdi di Bidang IT, 
tapi saya membutuhkan yang punya jenjang karir dan Duit.

Wassalam


Taufik Polapa


--- On Tue, 7/15/08, Jefry S <[EMAIL PROTECTED] co.id> wrote:

From: Jefry S <[EMAIL PROTECTED] co.id>
Subject: [GM2020] Peluang Pekerja IT
To: gorontalomaju2020@ yahoogroups. com
Cc: suwito.pomalingo@ orica.com
Date: Tuesday, July 15, 2008, 8:13 AM


waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah ini.
semoga bermanfaat.. .


Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi :

05-NOV-2000

Peluang berbuntut bencana

Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang

teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia

memanfaatkan peluang ini. Namun pengamat mengingatkan

peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang karena

tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang

relatif muda, 26 tahun, Wahyu sudah bisa hidup

berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan Elektro

di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu sekarang

menjadi IT specialist di IBM Prancis.Penghasilan

bersih mencapai Rp 250 juta per tahun.

Hampir setahun Wahyu mengadu nasib di Prancis.

Sebelumnya sempat magang di perusahaan pesawat tempur

Dasault, juga menekuni bidang teknologi informasi.

Dua tahun lagi dia berencana meninggalkan Prancis dan

bermaksud pindah ke negara yang lebih dekat, misalnya

Singapura.

"Itung-itung cari pengalaman, ilmu dan uang di Paris.

Selain gaji yang lumayan, saya juga mendapatkan

fasilitas berlebih," katanya saat bertemu

Bisnis di Prancis belum lama ini. Fasilitas dimaksud

a.l. telepon genggam,

Dinners Club card, asuransi. Bahkan biaya perjalanan

liburan untuk dia dan pacarnya (setahun dua kali,

yakni saat musim dingin dan panas) ditanggung

perusahaan.

Sekarang ini memang banyak anak muda seusia Wahyu

bertebaran di luar negeri.Mereka memperoleh gaji besar

plus fasilitas menggiurkan.

Peluang untuk memperoleh gaji besar itu kian terbuka.

Panca Asma Tunggal,misalnya, memberikan kesempatan

bagi putra-putra terbaik untuk meraih gaji

US$30.000-US$ 100.000 per tahun dengan bekerja di

Amerika Serikat secara sah plus HIB Visa.

"Ini bukan lotere, tapi merupakan kesempatan kerja

secara sah dan legal,"

kata Dessy Yeni, seorang eksekutif Panca Asma Tunggal,

satu perusahaan pengerah tenaga kerja di Jakarta.

Calon harus berpendidikan S1 dan berpengalaman kerja

tiga tahun, serta usia maksimal 60 tahun. Tentu saja

mereka musti menjalani tes dan wawancara.Dalam

wawancara ini dinegosiasikan pula soal gaji.

Gaji minimal yang dijanjikan kepada tenaga kerja ahli

itu Rp 22,5 juta/bulan. Sedangkan jumlah maksimal bagi

mereka yang sudah berpengalaman bisa mencapai Rp 90

juta/bulan.

Menyaring calon pekerja, kata Dessy, butuh waktu empat

sampai enam bulan.Jika lulus, tahap pertama akan

dikontrak dua hingga tiga tahun. Tapi patut diingat,

si pekerja musti memberikan fee maksimal US$6.000

kepada Panca Asma Tunggal tersebut.Peluang terbuka

Di beberapa negara maju kesenjangan antara kebutuhan

dan pasokan tenaga kerja TI makin menganga. Jika

menyimak statistik dari Information Technology

Association terungkap di AS pada tahun lalu terjadi

kekurangan tenaga kerja TI 400.000 orang. Tahun ini

diperkirakan membengkak jadi 800.000 orang. Begitupun

di Eropa. Tahun depan, misalnya, setidaknya dibutuhkan

satu juta orang.Tak mengherankan sejumlah headhunter

dari beberapa negara maju masuk ke  beberapa negara

berkembang untuk mencari pekerja-pekerja TI itu.

Termasuk ke Indonesia.

Seperti pengakuan Budi Rahardjo, dari PPAU bidang

Mikroelektronika ITB,beberapa perusahaan pengerah

tenaga kerja pernah mendatanginya untuk 'minta

pasokan' pekerja TI. Mereka akan dikirim ke Jerman

yang butuh 12.000 orang,Singapura 3.000 orang dan

Belanda yang juga perlu ribuan orang.

Informasi lain disampaikan Rektor Universitas Bina

Nusantara Jakarta, Widia Soerjaningsih. Berdasarkan

pengamatannya dari berita di media massa, maka

setiap hari terdapat 20 posisi untuk pekerja TI.

Sementara bila diamati dari

Re: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik Taufik Polapa
Pak, Jefri.

Andaikan ada kesempatan AWal Tahun 2009 nanti saya siap untuk mengikuti 
Kompetisi ke LN, kalo ada Info Lowong Biar cuman Lap-Lap Key + Monitor + CPU + 
Ba Jepit2 RG45 kase bersih depe abu saya siap asalkan dapat Gaji Dollar.  
jangan lupa JAPRI yach ... 9 Tahun waktu yang lama Untuk mengabdi di Bidang IT, 
tapi saya membutuhkan yang punya jenjang karir dan Duit.

Wassalam


Taufik Polapa


--- On Tue, 7/15/08, Jefry S <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
From: Jefry S <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [GM2020] Peluang Pekerja IT
To: gorontalomaju2020@yahoogroups.com
Cc: [EMAIL PROTECTED]
Date: Tuesday, July 15, 2008, 8:13 AM











waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah ini.
semoga bermanfaat.. .


Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi :

05-NOV-2000

Peluang berbuntut bencana

Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang

teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia

memanfaatkan peluang ini. Namun pengamat mengingatkan

peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang karena

tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang

relatif muda, 26 tahun, Wahyu sudah bisa hidup

berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan Elektro

di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu sekarang

menjadi IT specialist di IBM Prancis.Penghasilan

bersih mencapai Rp 250 juta per tahun.

Hampir setahun Wahyu mengadu nasib di Prancis.

Sebelumnya sempat magang di perusahaan pesawat tempur

Dasault, juga menekuni bidang teknologi informasi.

Dua tahun lagi dia berencana meninggalkan Prancis
 dan

bermaksud pindah ke negara yang lebih dekat, misalnya

Singapura.

"Itung-itung cari pengalaman, ilmu dan uang di Paris.

Selain gaji yang lumayan, saya juga mendapatkan

fasilitas berlebih," katanya saat bertemu

Bisnis di Prancis belum lama ini. Fasilitas dimaksud

a.l. telepon genggam,

Dinners Club card, asuransi. Bahkan biaya perjalanan

liburan untuk dia dan pacarnya (setahun dua kali,

yakni saat musim dingin dan panas) ditanggung

perusahaan.

Sekarang ini memang banyak anak muda seusia Wahyu

bertebaran di luar negeri.Mereka memperoleh gaji besar

plus fasilitas menggiurkan.

Peluang untuk memperoleh gaji besar itu kian terbuka.

Panca Asma Tunggal,misalnya, memberikan kesempatan

bagi putra-putra terbaik untuk meraih gaji

US$30.000-US$ 100.000 per tahun dengan bekerja di

Amerika Serikat secara sah plus HIB Visa.

"Ini bukan lotere, tapi
 merupakan kesempatan kerja

secara sah dan legal,"

kata Dessy Yeni, seorang eksekutif Panca Asma Tunggal,

satu perusahaan pengerah tenaga kerja di Jakarta.

Calon harus berpendidikan S1 dan berpengalaman kerja

tiga tahun, serta usia maksimal 60 tahun. Tentu saja

mereka musti menjalani tes dan wawancara.Dalam

wawancara ini dinegosiasikan pula soal gaji.

Gaji minimal yang dijanjikan kepada tenaga kerja ahli

itu Rp 22,5 juta/bulan. Sedangkan jumlah maksimal bagi

mereka yang sudah berpengalaman bisa mencapai Rp 90

juta/bulan.

Menyaring calon pekerja, kata Dessy, butuh waktu empat

sampai enam bulan.Jika lulus, tahap pertama akan

dikontrak dua hingga tiga tahun. Tapi patut diingat,

si pekerja musti memberikan fee maksimal US$6.000

kepada Panca Asma Tunggal tersebut.Peluang terbuka

Di beberapa negara maju kesenjangan antara kebutuhan

dan pasokan tenaga kerja
 TI makin menganga. Jika

menyimak statistik dari Information Technology

Association terungkap di AS pada tahun lalu terjadi

kekurangan tenaga kerja TI 400.000 orang. Tahun ini

diperkirakan membengkak jadi 800.000 orang. Begitupun

di Eropa. Tahun depan, misalnya, setidaknya dibutuhkan

satu juta orang.Tak mengherankan sejumlah headhunter

dari beberapa negara maju masuk ke  beberapa negara

berkembang untuk mencari pekerja-pekerja TI itu.

Termasuk ke Indonesia.

Seperti pengakuan Budi Rahardjo, dari PPAU bidang

Mikroelektronika ITB,beberapa perusahaan pengerah

tenaga kerja pernah mendatanginya untuk 'minta

pasokan' pekerja TI. Mereka akan dikirim ke Jerman

yang butuh 12.000 orang,Singapura 3.000 orang dan

Belanda yang juga perlu ribuan orang.

Informasi lain disampaikan Rektor Universitas Bina

Nusantara Jakarta, Widia Soerjaningsih.
 Berdasarkan

pengamatannya dari berita di media massa, maka

setiap hari terdapat 20 posisi untuk pekerja TI.

Sementara bila diamati dari Internet, terdapat 300

posisi per minggu. Data BiNusCareer menyebutkan

dalam tiga bulan terakhir terdapat rata-rata 200

posisi per bulan. "Ini permintaan tenaga kerja yang

luar biasa," kata Widia.Fenomena 'larinya' pekerja TI

ini, menurut managing director AsosiasiPiranti Lunak

Telematika Indonesia (Aspiluki) Gunawan Rianto, karena

kualitasnya mulai membaik sehingga memenuhi

kualifikasi internasional. Dirut PT Duta Astakona

Girinda itu menyatakan umumnya mereka berada pada

level menengah tapi memiliki kemampuan yang handal.

"Sebelum dipakai diluar negeri, mereka biasanya

mendapat upgrading selama satu-dua tahun agar

bena

Re: Bls: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik rein_khan
Bagitu we,..
Jadi Somo ba dolar nt ini dang ?

--- In gorontalomaju2020@yahoogroups.com, Sofyan Uli <[EMAIL PROTECTED]>
wrote:
>
> membaca artikel ini jadi pingin kerja di LN. Biar
> cuman jadi "data entry" diamongola juu hehehe yang
> penting dapat Dolar. bang jefry kalo ada lowongan yang
> bagitu2 kasih info di milis yah.
> 
> 
> --- Jefry S <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
> 
> > waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah
> > ini.
> > semoga bermanfaat...
> > 
> > 
> > Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi :
> > 
> > 05-NOV-2000
> > 
> > Peluang berbuntut bencana
> > 
> > Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang
> > 
> > teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia
> > 
> > memanfaatkan peluang ini. Namun pengamat
> > mengingatkan
> > 
> > peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang
> > karena
> > 
> > tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang
> > 
> > relatif muda, 26 tahun, Wahyu sudah bisa hidup
> > 
> > berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan
> > Elektro
> > 
> > di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu
> > sekarang
> > 
> > menjadi IT specialist di IBM Prancis.Penghasilan
> > 
> > bersih mencapai Rp 250 juta per tahun.
> > 
> > Hampir setahun Wahyu mengadu nasib di Prancis.
> > 
> > Sebelumnya sempat magang di perusahaan pesawat
> > tempur
> > 
> > Dasault, juga menekuni bidang teknologi informasi.
> > 
> > Dua tahun lagi dia berencana meninggalkan Prancis
> > dan
> > 
> > bermaksud pindah ke negara yang lebih dekat,
> > misalnya
> > 
> > Singapura.
> > 
> > "Itung-itung cari pengalaman, ilmu dan uang di
> > Paris.
> > 
> > Selain gaji yang lumayan, saya juga mendapatkan
> > 
> > fasilitas berlebih," katanya saat bertemu
> > 
> > Bisnis di Prancis belum lama ini. Fasilitas dimaksud
> > 
> > a.l. telepon genggam,
> > 
> > Dinners Club card, asuransi. Bahkan biaya perjalanan
> > 
> > liburan untuk dia dan pacarnya (setahun dua kali,
> > 
> > yakni saat musim dingin dan panas) ditanggung
> > 
> > perusahaan.
> > 
> > Sekarang ini memang banyak anak muda seusia Wahyu
> > 
> > bertebaran di luar negeri.Mereka memperoleh gaji
> > besar
> > 
> > plus fasilitas menggiurkan.
> > 
> > Peluang untuk memperoleh gaji besar itu kian
> > terbuka.
> > 
> > Panca Asma Tunggal,misalnya, memberikan kesempatan
> > 
> > bagi putra-putra terbaik untuk meraih gaji
> > 
> > US$30.000-US$100.000 per tahun dengan bekerja di
> > 
> > Amerika Serikat secara sah plus HIB Visa.
> > 
> > "Ini bukan lotere, tapi merupakan kesempatan kerja
> > 
> > secara sah dan legal,"
> > 
> > kata Dessy Yeni, seorang eksekutif Panca Asma
> > Tunggal,
> > 
> > satu perusahaan pengerah tenaga kerja di Jakarta.
> > 
> > Calon harus berpendidikan S1 dan berpengalaman kerja
> > 
> > tiga tahun, serta usia maksimal 60 tahun. Tentu saja
> > 
> > mereka musti menjalani tes dan wawancara.Dalam
> > 
> > wawancara ini dinegosiasikan pula soal gaji.
> > 
> > Gaji minimal yang dijanjikan kepada tenaga kerja
> > ahli
> > 
> > itu Rp 22,5 juta/bulan. Sedangkan jumlah maksimal
> > bagi
> > 
> > mereka yang sudah berpengalaman bisa mencapai Rp 90
> > 
> > juta/bulan.
> > 
> > Menyaring calon pekerja, kata Dessy, butuh waktu
> > empat
> > 
> > sampai enam bulan.Jika lulus, tahap pertama akan
> > 
> > dikontrak dua hingga tiga tahun. Tapi patut diingat,
> > 
> > si pekerja musti memberikan fee maksimal US$6.000
> > 
> > kepada Panca Asma Tunggal tersebut.Peluang terbuka
> > 
> > Di beberapa negara maju kesenjangan antara kebutuhan
> > 
> > dan pasokan tenaga kerja TI makin menganga. Jika
> > 
> > menyimak statistik dari Information Technology
> > 
> > Association terungkap di AS pada tahun lalu terjadi
> > 
> > kekurangan tenaga kerja TI 400.000 orang. Tahun ini
> > 
> > diperkirakan membengkak jadi 800.000 orang.
> > Begitupun
> > 
> > di Eropa. Tahun depan, misalnya, setidaknya
> > dibutuhkan
> > 
> > satu juta orang.Tak mengherankan sejumlah headhunter
> > 
> > dari beberapa negara maju masuk ke  beberapa negara
> > 
> > berkembang untuk mencari pekerja-pekerja TI itu.
> > 
> > Termasuk ke Indonesia.
> > 
> > Seperti pengakuan Budi Rahardjo, dari PPAU bidang
> > 
> > Mikroelektronika ITB,beberapa perusahaan pengerah
> > 
> > tenaga kerja pernah mendatanginya untuk 'minta
> > 
> > pasokan' pekerja TI. Mereka akan dikirim ke Jerman
> > 
> > yang butuh 12.000 orang,Singapura 3.000 orang dan
> > 
> > Belanda yang juga perlu ribuan orang.
> > 
> > Informasi lain disampaikan Rektor Universitas Bina
> > 
> > Nusantara Jakarta, Widia Soerjaningsih. Berdasarkan
> > 
> > pengamatannya dari berita di media massa, maka
> > 
> > setiap hari terdapat 20 posisi untuk pekerja TI.
> > 
> > Sementara bila diamati dari Internet, terdapat 300
> > 
> > posisi per minggu. Data BiNusCareer menyebutkan
> > 
> > dalam tiga bulan terakhir terdapat rata-rata 200
> > 
> > posisi per bulan. "Ini permintaan tenaga kerja yang
> > 
> > luar biasa," kata Widia.Fenomena 'larinya' pekerja
> > TI
> > 
> > ini, menurut managing director AsosiasiPiranti Lunak
>

Bls: [GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik Sofyan Uli
membaca artikel ini jadi pingin kerja di LN. Biar
cuman jadi "data entry" diamongola juu hehehe yang
penting dapat Dolar. bang jefry kalo ada lowongan yang
bagitu2 kasih info di milis yah.


--- Jefry S <[EMAIL PROTECTED]> menulis:

> waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah
> ini.
> semoga bermanfaat...
> 
> 
> Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi :
> 
> 05-NOV-2000
> 
> Peluang berbuntut bencana
> 
> Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang
> 
> teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia
> 
> memanfaatkan peluang ini. Namun pengamat
> mengingatkan
> 
> peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang
> karena
> 
> tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang
> 
> relatif muda, 26 tahun, Wahyu sudah bisa hidup
> 
> berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan
> Elektro
> 
> di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu
> sekarang
> 
> menjadi IT specialist di IBM Prancis.Penghasilan
> 
> bersih mencapai Rp 250 juta per tahun.
> 
> Hampir setahun Wahyu mengadu nasib di Prancis.
> 
> Sebelumnya sempat magang di perusahaan pesawat
> tempur
> 
> Dasault, juga menekuni bidang teknologi informasi.
> 
> Dua tahun lagi dia berencana meninggalkan Prancis
> dan
> 
> bermaksud pindah ke negara yang lebih dekat,
> misalnya
> 
> Singapura.
> 
> "Itung-itung cari pengalaman, ilmu dan uang di
> Paris.
> 
> Selain gaji yang lumayan, saya juga mendapatkan
> 
> fasilitas berlebih," katanya saat bertemu
> 
> Bisnis di Prancis belum lama ini. Fasilitas dimaksud
> 
> a.l. telepon genggam,
> 
> Dinners Club card, asuransi. Bahkan biaya perjalanan
> 
> liburan untuk dia dan pacarnya (setahun dua kali,
> 
> yakni saat musim dingin dan panas) ditanggung
> 
> perusahaan.
> 
> Sekarang ini memang banyak anak muda seusia Wahyu
> 
> bertebaran di luar negeri.Mereka memperoleh gaji
> besar
> 
> plus fasilitas menggiurkan.
> 
> Peluang untuk memperoleh gaji besar itu kian
> terbuka.
> 
> Panca Asma Tunggal,misalnya, memberikan kesempatan
> 
> bagi putra-putra terbaik untuk meraih gaji
> 
> US$30.000-US$100.000 per tahun dengan bekerja di
> 
> Amerika Serikat secara sah plus HIB Visa.
> 
> "Ini bukan lotere, tapi merupakan kesempatan kerja
> 
> secara sah dan legal,"
> 
> kata Dessy Yeni, seorang eksekutif Panca Asma
> Tunggal,
> 
> satu perusahaan pengerah tenaga kerja di Jakarta.
> 
> Calon harus berpendidikan S1 dan berpengalaman kerja
> 
> tiga tahun, serta usia maksimal 60 tahun. Tentu saja
> 
> mereka musti menjalani tes dan wawancara.Dalam
> 
> wawancara ini dinegosiasikan pula soal gaji.
> 
> Gaji minimal yang dijanjikan kepada tenaga kerja
> ahli
> 
> itu Rp 22,5 juta/bulan. Sedangkan jumlah maksimal
> bagi
> 
> mereka yang sudah berpengalaman bisa mencapai Rp 90
> 
> juta/bulan.
> 
> Menyaring calon pekerja, kata Dessy, butuh waktu
> empat
> 
> sampai enam bulan.Jika lulus, tahap pertama akan
> 
> dikontrak dua hingga tiga tahun. Tapi patut diingat,
> 
> si pekerja musti memberikan fee maksimal US$6.000
> 
> kepada Panca Asma Tunggal tersebut.Peluang terbuka
> 
> Di beberapa negara maju kesenjangan antara kebutuhan
> 
> dan pasokan tenaga kerja TI makin menganga. Jika
> 
> menyimak statistik dari Information Technology
> 
> Association terungkap di AS pada tahun lalu terjadi
> 
> kekurangan tenaga kerja TI 400.000 orang. Tahun ini
> 
> diperkirakan membengkak jadi 800.000 orang.
> Begitupun
> 
> di Eropa. Tahun depan, misalnya, setidaknya
> dibutuhkan
> 
> satu juta orang.Tak mengherankan sejumlah headhunter
> 
> dari beberapa negara maju masuk ke  beberapa negara
> 
> berkembang untuk mencari pekerja-pekerja TI itu.
> 
> Termasuk ke Indonesia.
> 
> Seperti pengakuan Budi Rahardjo, dari PPAU bidang
> 
> Mikroelektronika ITB,beberapa perusahaan pengerah
> 
> tenaga kerja pernah mendatanginya untuk 'minta
> 
> pasokan' pekerja TI. Mereka akan dikirim ke Jerman
> 
> yang butuh 12.000 orang,Singapura 3.000 orang dan
> 
> Belanda yang juga perlu ribuan orang.
> 
> Informasi lain disampaikan Rektor Universitas Bina
> 
> Nusantara Jakarta, Widia Soerjaningsih. Berdasarkan
> 
> pengamatannya dari berita di media massa, maka
> 
> setiap hari terdapat 20 posisi untuk pekerja TI.
> 
> Sementara bila diamati dari Internet, terdapat 300
> 
> posisi per minggu. Data BiNusCareer menyebutkan
> 
> dalam tiga bulan terakhir terdapat rata-rata 200
> 
> posisi per bulan. "Ini permintaan tenaga kerja yang
> 
> luar biasa," kata Widia.Fenomena 'larinya' pekerja
> TI
> 
> ini, menurut managing director AsosiasiPiranti Lunak
> 
> Telematika Indonesia (Aspiluki) Gunawan Rianto,
> karena
> 
> kualitasnya mulai membaik sehingga memenuhi
> 
> kualifikasi internasional.Dirut PT Duta Astakona
> 
> Girinda itu menyatakan umumnya mereka berada pada
> 
> level menengah tapi memiliki kemampuan yang handal.
> 
> "Sebelum dipakai diluar negeri, mereka biasanya
> 
> mendapat upgrading selama satu-dua tahun agar
> 
> benar-benar siap pakai."Ujung-ujungnya memang gaji.
> 
> Bayangkan seorang programmer analyst, misalnya,
> 
> 
=== message

[GM2020] Peluang Pekerja IT

2008-07-15 Terurut Topik Jefry S
waktu ngecek email2 lama, ketemu artikel dibawah ini.
semoga bermanfaat...


Bisnis Indonesia Minggu Halaman Depan Edisi :

05-NOV-2000

Peluang berbuntut bencana

Dunia tengah kekurangan tenaga kerja di bidang

teknologi informasi. Pekerja muda Indonesia

memanfaatkan peluang ini. Namun pengamat mengingatkan

peluang itu bisa jadi bencana di masa mendatang karena

tenaga kerja andal kian menipis.Dalam usianya yang

relatif muda, 26 tahun, Wahyu sudah bisa hidup

berkecukupan di negeri orang. Alumnus Jurusan Elektro

di Fakultas Teknik Universitas Indonesia itu sekarang

menjadi IT specialist di IBM Prancis.Penghasilan

bersih mencapai Rp 250 juta per tahun.

Hampir setahun Wahyu mengadu nasib di Prancis.

Sebelumnya sempat magang di perusahaan pesawat tempur

Dasault, juga menekuni bidang teknologi informasi.

Dua tahun lagi dia berencana meninggalkan Prancis dan

bermaksud pindah ke negara yang lebih dekat, misalnya

Singapura.

"Itung-itung cari pengalaman, ilmu dan uang di Paris.

Selain gaji yang lumayan, saya juga mendapatkan

fasilitas berlebih," katanya saat bertemu

Bisnis di Prancis belum lama ini. Fasilitas dimaksud

a.l. telepon genggam,

Dinners Club card, asuransi. Bahkan biaya perjalanan

liburan untuk dia dan pacarnya (setahun dua kali,

yakni saat musim dingin dan panas) ditanggung

perusahaan.

Sekarang ini memang banyak anak muda seusia Wahyu

bertebaran di luar negeri.Mereka memperoleh gaji besar

plus fasilitas menggiurkan.

Peluang untuk memperoleh gaji besar itu kian terbuka.

Panca Asma Tunggal,misalnya, memberikan kesempatan

bagi putra-putra terbaik untuk meraih gaji

US$30.000-US$100.000 per tahun dengan bekerja di

Amerika Serikat secara sah plus HIB Visa.

"Ini bukan lotere, tapi merupakan kesempatan kerja

secara sah dan legal,"

kata Dessy Yeni, seorang eksekutif Panca Asma Tunggal,

satu perusahaan pengerah tenaga kerja di Jakarta.

Calon harus berpendidikan S1 dan berpengalaman kerja

tiga tahun, serta usia maksimal 60 tahun. Tentu saja

mereka musti menjalani tes dan wawancara.Dalam

wawancara ini dinegosiasikan pula soal gaji.

Gaji minimal yang dijanjikan kepada tenaga kerja ahli

itu Rp 22,5 juta/bulan. Sedangkan jumlah maksimal bagi

mereka yang sudah berpengalaman bisa mencapai Rp 90

juta/bulan.

Menyaring calon pekerja, kata Dessy, butuh waktu empat

sampai enam bulan.Jika lulus, tahap pertama akan

dikontrak dua hingga tiga tahun. Tapi patut diingat,

si pekerja musti memberikan fee maksimal US$6.000

kepada Panca Asma Tunggal tersebut.Peluang terbuka

Di beberapa negara maju kesenjangan antara kebutuhan

dan pasokan tenaga kerja TI makin menganga. Jika

menyimak statistik dari Information Technology

Association terungkap di AS pada tahun lalu terjadi

kekurangan tenaga kerja TI 400.000 orang. Tahun ini

diperkirakan membengkak jadi 800.000 orang. Begitupun

di Eropa. Tahun depan, misalnya, setidaknya dibutuhkan

satu juta orang.Tak mengherankan sejumlah headhunter

dari beberapa negara maju masuk ke  beberapa negara

berkembang untuk mencari pekerja-pekerja TI itu.

Termasuk ke Indonesia.

Seperti pengakuan Budi Rahardjo, dari PPAU bidang

Mikroelektronika ITB,beberapa perusahaan pengerah

tenaga kerja pernah mendatanginya untuk 'minta

pasokan' pekerja TI. Mereka akan dikirim ke Jerman

yang butuh 12.000 orang,Singapura 3.000 orang dan

Belanda yang juga perlu ribuan orang.

Informasi lain disampaikan Rektor Universitas Bina

Nusantara Jakarta, Widia Soerjaningsih. Berdasarkan

pengamatannya dari berita di media massa, maka

setiap hari terdapat 20 posisi untuk pekerja TI.

Sementara bila diamati dari Internet, terdapat 300

posisi per minggu. Data BiNusCareer menyebutkan

dalam tiga bulan terakhir terdapat rata-rata 200

posisi per bulan. "Ini permintaan tenaga kerja yang

luar biasa," kata Widia.Fenomena 'larinya' pekerja TI

ini, menurut managing director AsosiasiPiranti Lunak

Telematika Indonesia (Aspiluki) Gunawan Rianto, karena

kualitasnya mulai membaik sehingga memenuhi

kualifikasi internasional.Dirut PT Duta Astakona

Girinda itu menyatakan umumnya mereka berada pada

level menengah tapi memiliki kemampuan yang handal.

"Sebelum dipakai diluar negeri, mereka biasanya

mendapat upgrading selama satu-dua tahun agar

benar-benar siap pakai."Ujung-ujungnya memang gaji.

Bayangkan seorang programmer analyst, misalnya,

di luar negeri mendapat gaji US$3.000-US$5.000 per

bulan (sekitar Rp 27 juta hingga 45 juta per bulan).

Padahal di Indonesia paling banter hanya digaji Rp 15

juta.Makanya, kata Gunawan, jangan heran jika banyak

ahli TI di Indonesia yang sudah mencapai level

tinggi-katakanlah level programmer analyst-rela

menurunkan level dirinya menjadi tenaga data entry

agar bisa bekerja diluar negeri. Maklum di luar negeri

sebagian besar membutuhkan tenaga TI semacam itu.

Hal lain yang jadi alasan a.l. adanya kemudahan untuk

menjadi permanent resident di negara tujuan. Untuk

menjadi permanent resident di Singapura,

misalnya, orang harus lebih d