Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Saya pribadi setuju dengan mas Arief. Saya kurang sependapat kalau alasanan utama orang bekerja di LN adalah semata-mata uang...saya lebih percaya kalau pengakuan dan tantangan adalah yang utama. Orang akan senang dan puas bekerja bila hasilnya diakui dan mempunyai tantangan yang menarik ...tentu saja penghasilan yang baik merupakan kompensasi dari pengakuan tsb. Walau di gaji tinggi, tapi kalau tiap hari tidak ada tantangan, saya yakin banyak orang (yang masih sehat) akan mencari pekerjaan lain. Saya justru bangga sekali apabila tenaga kerja profesional kita dapat bekerja dan diakui dinegara lainkarena secara patriotisme, justru akan mengharumkan nama bangsa.mereka jelas lebih patriotis dibandingkan orang yang tetap di indonesia, dan mengkritik tiap hari, tapi sebenarnya justru menggerogoti...misalnya ya politikus kita.sekian... Arif Wibowo [EMAIL PROTECTED] 06/20/2003 02:20 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: bcc: Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Bukan Malaysia menculik dan bukan dosen-dosen itu tidak nasionalis. Para dosen itu juga profesional yang perlu sertifikasi. Harga tertinggi yang dibayar oleh pasar itulah sertifikasi sejati. Saya sebagai orang Indonesia sangat bangga jika dosen-dosen dengan kebangsaan /warga negara Indonesia ada yang di bayar termahal di dunia entah itu bekerja di luar atau di dalam Indonesia. Harga 9 bahan pokok boleh diatur oleh pemerintah, tetapi harga profesional tidak bisa diatur oleh pemerintah. Kreatifitas dan inovasi tentu sudah selayaknya mendapatkan harga pasar yang bebas. Mudah2 an para profesional Indonesia di sono dibayar sesuai value added yang diterima oleh pemberi kerja dan bukannya dibayar dengan harga rata sekedar lebih banyak daripada bekerja di Indonesia. Wassalam, AW - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Bukan Malaysia menculik dan bukan dosen-dosen itu tidak nasionalis. Para dosen itu juga profesional yang perlu sertifikasi. Harga tertinggi yang dibayar oleh pasar itulah sertifikasi sejati. Saya sebagai orang Indonesia sangat bangga jika dosen-dosen dengan kebangsaan /warga negara Indonesia ada yang di bayar termahal di dunia entah itu bekerja di luar atau di dalam Indonesia. Harga 9 bahan pokok boleh diatur oleh pemerintah, tetapi harga profesional tidak bisa diatur oleh pemerintah. Kreatifitas dan inovasi tentu sudah selayaknya mendapatkan harga pasar yang bebas. Mudah2 an para profesional Indonesia di sono dibayar sesuai value added yang diterima oleh pemberi kerja dan bukannya dibayar dengan harga rata sekedar lebih banyak daripada bekerja di Indonesia. Wassalam, AW - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 20, 2003 1:02 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Emang kenapa musti kerja di Indonesia sih ? Patriotisme ? Nasionalisme ? ah, Bhinnneka tunggal ika jugak walopun berbeda-beda tetep urusannya duit jugak :( Oke dah sekarang kita lihat saja apakah Uni-Uni di Indonesia ini efisien ? Bagaimana bisa efisien kalo masing-masing jurusan punya lab komputer sendiri2, punya alat sendiri2, masing2 fakultas punya dosen pengajar matematik dan fisika sendiri. Biaya pemeliharaannya juga sendiri2? Berapa kali lab komputer itu dipakai ? Kalao saja hanya satu lab komputer yg dikelola Uni kemudian diatur gilirannya barangkali lebih efisien. Juga coba liat bahan kimia yg dipakai utk praktikum geologi. Coba tanya dimana belinya ? di Toko ? Kenapa engga minta Fakultas MIPA kimia membuatnya ? Kan itu kompetensinya Fak T Kimia. Walopun lebih mahal dikit mustinya kalo Lab Kimia terbiasa bikin sendiri makin lama akan makin murah. Tapi yg sinis akan bilang ... biasanya lab Kimianya nanti juga 'kulakan' di pasar ... wuah gawath deh. Ada ungkapan sinis yg sering kudenger Ah ujung efisiensi kalo engga karena goblok berarti ya ada KKN ... apa iya seeh ? Bagaimana kalo mismanagement ? Pak doktor tentu juga pingin kaya kan ? ... wajar lah Aku ngga tau dalam kasus penculikan ini pak doktor ini sebagai korbannya atau pelakunya seeh ? Pak doktor ... kacian deh loe .. :( RDP Ternyata tidak cuma geologist yang didatangkan dari Indonesia..:D...Inilah yang akan terjadi jika ingin mendapatkan yang terbaik tapi cuma mau bayar murah. Cara 'terbaik' untuk menarik perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para dosen kita??? min Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia 19 Jun 2003 21:33:27 WIB - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Kalau menurut saya sih apa yang dituliskan di mass media tsb tidak usah kita bahas terlampau detail. Sudah jelas wartawannya sangat awam dengan dunia dan istilah perminyakan...saya rasa kita semua tahu. Justru mungkin IAGI lah yang mungkin kita harapkan dapat mengkoreksi kesalahan-kesalahan yang sering terdapat di mass media bila berhubungan dengan dunia geologi. Mungkin dengan menulis koreksi-koreksi ke surat pembaca atau ke redaktur. Mungkin ini salah satu cara mempopulerkan IAGI kita.. - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Pak Argo, berita itu persis kemarin ya, hanya beda bahasanya saja? argo [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] .comcc: Subject: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan 06/20/03 11:26mapped AM Please respond to iagi-net Berita ini bener nggak ya? Thanks Argo Topographical condition of East Kalimantan mapped Seismic Consultant BGP Indonesia (Geo-seismic Bureau of Crude Oil) is to explore the potential for oil and gas in Tarakan, Nunukan, and Bulungan in the province of East Kalimantan. The exploration is focused on topographical mapping in an effort to identify the oil and gas potential and the areas for production. Head of environment and mineral resources division of Tarakan, Subono MT said the oil and gas exploration will be conducted in eight months starting from evaluation, estimations of oil and gas composition, and the possibility of production. Following this land porosity, particularly the permeability of rock compositions, in potential areas of oil and gas is to be examined. Drillings will be carried out over seismic areas that have been examined with resistivity logging of electric effects in locations that are believed to contain oil and gas. Gamma rays together with X-ray and sonic logging for sound identification is used for portraying soil conditions. The next step is self-potential logging to assess the results of evaluation. Seismic mapping will produce a vague-impression picture. If oil and gas composition has been clearly identified, drillings can start. Seismic assay is conducted in reservoirs of rocks that may contain oil and gas. The method is similar to that of finding mineral deposits. The seismic depth is 2-8 km into the earth. On land seismic assay is conducted by drilling several oil and gas wells with dynamite. After seismic assay the next step is the drillings that may take 3-5 years to complete. We do all this in an effort to increase oil and gas stocks in Tarakan, which have run down, said Subono. * Sumber : Kaltim Post, www.miningindo.com, www.env-news.com - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED]) -http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] 10 (ten) days before deadline of receiving your abstract and/or poster atJCJ2003 on June 30, 2003
To JCJ2003 Abstract Paper and/or Poster Author Candidates Subject : Invitation Your Abstract Paper an/or Poster at JCJ2003 on December 15-17, 2003 in Jakarta Dear Sir / Madame, On behalf of the organizing committee, your abstract paper and/or poster is being invited at JCJ2003 event, the joint convention between Indonesian Association of Geologists (IAGI) and Indonesian Association of Geophysicists (HAGI). JCJ2003 is going to be conducted at Mulia Hotel, Jakarta on December 15-17, 2003. The detail information is posted in the on-line website http://jcj2003.iagi.or.id, including the on-line registration. If you agree to present your paper and/or poster in this event, please register on-line in this website. The deadline of receiving your abstract is on June 30, 2003. Further information, please contact organizing committees as follow; Contact People and JCJ2003 Secretariat; 1. Mr. Yosi Hirosiadi Phone : +62-21 3502150 Ext. 1499 email : [EMAIL PROTECTED] 2. Ms. Ray Nurianti Phone : +62-21 3502132 and 3502150 Ext. 1470 email : [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 3. Gedung D, 2th floor Jurusan Teknik Geologi Fakultas Teknologi Mineral Universitas Trisakti Jl. Kyai Tapa - Grogol Jakarta 11440, Indonesia Phone +62-21 566-3232 Ext. 506, 507 and 515 Fax+62-21 567-0496 Thank you and regards Taufik A. Manan on behalf of Technical Program of JCJ2003 - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Emang kenapa musti kerja di Indonesia sih ? Patriotisme ? Nasionalisme ? ah, Bhinnneka tunggal ika jugak walopun berbeda-beda tetep urusannya duit jugak :( Oke dah sekarang kita lihat saja apakah Uni-Uni di Indonesia ini efisien ? Bagaimana bisa efisien kalo masing-masing jurusan punya lab komputer sendiri2, punya alat sendiri2, masing2 fakultas punya dosen pengajar matematik dan fisika sendiri. Biaya pemeliharaannya juga sendiri2? Berapa kali lab komputer itu dipakai ? Kalao saja hanya satu lab komputer yg dikelola Uni kemudian diatur gilirannya barangkali lebih efisien. Juga coba liat bahan kimia yg dipakai utk praktikum geologi. Coba tanya dimana belinya ? di Toko ? Kenapa engga minta Fakultas MIPA kimia membuatnya ? Kan itu kompetensinya Fak T Kimia. Walopun lebih mahal dikit mustinya kalo Lab Kimia terbiasa bikin sendiri makin lama akan makin murah. Tapi yg sinis akan bilang ... biasanya lab Kimianya nanti juga 'kulakan' di pasar ... wuah gawath deh. Ada ungkapan sinis yg sering kudenger Ah ujung efisiensi kalo engga karena goblok berarti ya ada KKN ... apa iya seeh ? Bagaimana kalo mismanagement ? Pak doktor tentu juga pingin kaya kan ? ... wajar lah Aku ngga tau dalam kasus penculikan ini pak doktor ini sebagai korbannya atau pelakunya seeh ? Pak doktor ... kacian deh loe .. :( RDP Ternyata tidak cuma geologist yang didatangkan dari Indonesia..:D...Inilah yang akan terjadi jika ingin mendapatkan yang terbaik tapi cuma mau bayar murah. Cara 'terbaik' untuk menarik perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para dosen kita??? min Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia 19 Jun 2003 21:33:27 WIB - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Loh ini kan bukan berita baru. sejak dulu juga banyak. kalau tidak salah ada Doktor Geology yang akhir nya balik lagi ke sini dan aktif di milis ini. saya pikir ini adalah career development yang bagus, apalagi kalau balik ke Indonesia setelah beberapa saat di sana. good luck untuk yang mau bekerja di luar negeri. harap tetap aktif di milis ini untuk berdiskusi walaupun jauh di negeri orang. fbs From: Minarwan [EMAIL PROTECTED] Reply-To: [EMAIL PROTECTED] To: '[EMAIL PROTECTED]' [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Date: Fri, 20 Jun 2003 04:55:28 +0100 Ternyata tidak cuma geologist yang didatangkan dari Indonesia..:D...Inilah yang akan terjadi jika ingin mendapatkan yang terbaik tapi cuma mau bayar murah. Cara 'terbaik' untuk menarik perhatian pemerintah terhadap kesejahteraan para dosen kita??? min Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia 19 Jun 2003 21:33:27 WIB TEMPO Interaktif, Jakarta: Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan bahwa banyak orang pintar Indonesia yang mendapat gelar doktor dari luar negeri, yang kemudian memilih tinggal dan bekerja di Malaysia, Singapura atau Brunei. Parahnya, mereka ini yang benar-benar jago-jago. Doktor-doktor lulusan Yale, Cranfield, Stanford, MIT dan lain-lain, ujar Satryo ketika ditemui seusai acara Seminar Nasional Hasil Penelitian Perguruan Tinggi di Komplek Bidakara, Jakarta, Kamis (19/6) siang. Menurut Satryo, mereka yang kabur ini semuanya adalah doktor bidang ilmu eksakta seperti teknik, fisika, computer dan sejenisnya. Data yang pada pihak Dikti, saat ini sekitar 20-an doktor Indonesia lulusan luar negeri telah diculik Malaysia. Sisanya, sekitar 2-3 orang bekerja di Brunei dan sekitar lima orang bekerja di Singapura, katanya. Eksodus orang-orang jenius ini, menurut Satryo, disebabkan PTN tempat mereka bekerja sebelumnya tidak mampu memberikan renumerasi yang layak. Guru besar (profesor) seperti saya hanya menerima Rp 2,5 juta per bulan. Sementara gaji mereka di Malaysia, kalau dikonversi ke rupiah, sekitar Rp 50 juta per bulan. Itu belum termasuk fasilitas perumahan dan pendidikan gratis untuk anak mereka, katanya dengan senyum miris. Selain alasan renumerasi, banyak dari mereka yang merasa membutuhkan situasi tempat kerja yang benar-benar membawa tantangan. Mereka, kata Satryo, ingin sekali agar ilmu yang mereka dapatkan benar-benar dapat didayagunakan secara optimal. Dan harus diakui, Malaysia dan Negara-negara lain mampu menghadirkan hal tersebut, ujar Satryo. Salah satunya contohnya, adalah Malaysia saat ini telah mengembangkan Pusat Biotech Valley di Petaling Jaya, Kuala Lumpur, semacam Silicon Valley di Amerika Serikat. Pihaknya, menurut Satryo, sebenarnya sudah mencoba habis-habisan untuk membujuk mereka tetap tinggal. Tetapi karena kebanyakan dari mereka sudah menyelesaikan ikatan dinas mengajar selama sembilan tahun, maka ia tidak punya kekuasaan untk menahan. Bahkan saat ini saya sudah menerima 20-an permohonan ijin dari doktor-doktor lain untuk bekerja di Malaysia. Bahkan perusahaan disana, sudah bersedia mengganti biaya kompensasi beassiwa pendidikan dan ikatan dinas yang sudah dibayar pemerintah, katanya lagi-lagi dengan nada miris. Padahal biaya yang telah dikeluarkan pihak penyedia dana di luar negeri (tempat belajar sebelumnya) dan pemerintah tidaklah sedikit. Untuk satu tahun pendidikan doktor di luar negeri, mereka bisa menghabiskan biaya sekitar US $ 30 ribu, ujar Satryo. Satryo menilai, hal ini harus mendapat perhatian yang serius karena kalau ini dibiarkan, Indonesia akan kehilangan banyak SDM berkualitas yang notebene tidak mudah untuk menghasilkannya. Sementara Malaysia yang akan ongkang-ongkang kaki menikmati kerja keras kita, ujarnya. Pihak Dikti sebenarnya hendak mengusulkan agar pemerintah melakukan langkah khusus dengan meluncurkan crash program untuk memperbaiki renumerasi mereka. Banyak dari mereka yang bicara sama saya, asalkan digaji Rp 7 juta sebulan, mereka mau bekerja di sini, kata Satryo. Ia mengusulkan dana yang diterima Dirjen Dikti yang hanya Rp 4 milliar pertahun, menjadi Rp 14 milliar pertahun. *** Private and Confidential *** The information in this email is confidential and is intended only for the person(s) named. Any other distribution, copying or disclosure is prohibited. If you are not the intended recipient, please notify the sender immediately or telephone Premier Oil on +44 (0) 20 7730 _ Add photos to your messages with MSN 8. Get 2 months FREE*. http://join.msn.com/?page=features/featuredemail - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
he...he...he..he..memang pameo lama masih berlaku : orang bodo kalah sama orang pinter tapi orang pinter kalah sama orang yang bejo (lucky)bayangin anggota DPR yang cuman kerjaan ngomong dan jalan2 aja gajinya bisa di atas 15 juta (dan masih plus-plus lho...) btw, ini di bawah salah satu contoh plusnya: salam, = Bisnis Indonesia Halaman Depan Selasa, 17/06/2003 Anggota MPR berlimusin-ria di Champs Elysee Gilingan abis, ungkap Amy, pemuda berperawakan gemuk berumur 30-an tahun ketika melihat serombongan warga Indonesia keluar masuk Hotel Crillon yang terletak pas di jantung kota Paris, di pertemuan jalan protokol Avenue Champs Elysee, Rivoli dan Place de la Concorde, Jumat malam lalu. Itu hotel kan untuk menginap tamu negara Prancis. Mahal sekali lho... Siapa orang Indonesia yang nginap di situ. Nggak ada kata krisis ekonomi nih, timpal Valerie, 25, warga Prancis yang sering berkunjung ke Indonesia untuk kegiatan kemanusiaan di Kalimantan, Maluku dan Papua. Jangan berprasangka dulu, mungkin mereka pejabat dari Filipina, Thailand, Kamboja, Malaysia atau Laos, sambung Rudi, 45, pekerja gelap asal Jawa Tengah yang berprofesi sebagai petugas pembersih rumah dan restoran yang tinggal di Paris lima tahun terakhir. Usut punya usut, ternyata rombongan yang terdiri dari 21 orang itu adalah anggota Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) bersama istri, anak dan para staf. Di hotel supermewah itu mereka menyewa beberapa jenis kamar, mulai dari yang standar hingga suite room. Berapa tarif hotel itu per malam? Antara 655 euro hingga 1850 euro atau Rp6,5 juta-Rp18,5 juta per malam. Bagi orang Prancis, tarif kamar setinggi itu dianggap wajar karena memang hotel itu lebih untuk tamu negara setingkat presiden atau perdana menteri. Tercatat pejabat Indonesia yang pernah menginap di situ adalah Presiden Soekarno dan Presiden Soeharto saat menjadi tamu negara pemerintah Prancis. Presiden Abdurrahman Wahid, ketika menjadi tamu Presiden Jacques Chirac tiga tahun lalu, tidak menginap di situ, tetapi di Hotel Intercontinental. Dan ketika menerima penghargaan doctor honoris causa dari Universite Paris I Pantheon Sorbonne, dia menginap di Hotel Nikko. Selidik punya selidik lagi, ternyata menurut rencana para anggota MPR itu berada di Paris selama tiga hari untuk urusan dinas, alias bertemu anggota parlemen Prancis. Tapi apa lacur? Salah jadwal! Tidak satu pun anggota parlemen yang dapat menemui rombongan MPR itu karena mereka berkunjung saat weekend. Rupanya rombongan MPR itu sebelumnya telah berkunjung ke London, Roma dan Madrid dan setelah Prancis, mereka akan melanjutkan perjalanan ke Belanda. Ini road show yang memakan waktu, tenaga, pikiran dan dana yang tidak sedikit karena bertujuan melakukan studi banding. Tapi mana ada pejabat Prancis yang mau berdinas pada hari libur. Juarang buanget. Kalau niat ya...hari kerja dong, komentar Valerie yang fasih berbahasa Indonesia itu. Alhasil dikabarkan rombongan itu pun lebih memanfaatkan waktu untuk leisure-misalnya nonton kabaret di Lido pada kelas VIP seharga 160 euro, makan di restoran mahal kelas Fuquet dan belanja di toko bebas pajak Paris Look. Tidak ketinggalan berfoto ria di Menara Eiffel dan Arc de Triomph. Kritikan pedas dari orang Prancis tidak hanya berhenti sampai di situ. Ketika Bisnis berada di Champs Elysee, jalan raya teramai dan terbesar di Paris, pada Minggu siang, perilaku anggota MPR itu bikin heboh turis maupun warga Prancis yang berdesakan di trotoar terbesar di dunia itu. Rupanya para wakil rakyat itu menyewa dua limusin berwarna putih. Limusin masih dianggap sebagai barang supermewah kendati di Prancis banyak orang kaya. Hanya selebritis dan pebisnis saja yang mampu menyewanya. Alhasil banyak orang terhenyak dan pingin tahu orang top atau selebritis mana yang keluar dari restoran Cina itu. Tabrakan kecil dua mobil sempat terjadi di Avenue Champs Elysee gara-gara pengemudi meleng karena ingin melihat siapa yang akan keluar atau naik limusin putih itu. Siapa tahu Bruce Wills, Nicole Kidman atau Tom Cruise atau Bill Gates. Lumayan kan kalau bisa dapat tanda tangan atau potret bersama. Ternyata yang keluar adalah 16 orang anggota MPR Repulik Indonesia, yang langsung berebut naik limusin. Sisanya, para staf, naik mobil lainnya. Menurut informasi, limusin tersebut disewa seharga 300 euro (Rp3 juta) hanya untuk berkendara selama 15 menit dari Champs Elysee ke Gare du Nord, stasiun kereta api yang menuju Belanda. Gile! Gill, 25, arsitek Prancis yang sering datang ke Indonesia untuk mencari kayu mahoni dan jati dan kebetulan sedang jalan dengan Bisnis pun takjub. C'est fou [Ini gila]. Katanya negara kamu sedang krisis dan minta keringanan utang kepada negara lain dan pemerintah kami. Tapi lihat saja pejabat kamu berlebihan di sini. Kami akan protes kalau negara kami memberi keringanan utang
RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped
Seismic Consultant BGP Indonesia (Geo-seismic Bureau of Crude Oil) is to explore the potential for oil and gas in Tarakan, Nunukan, and Bulungan in the province of East Kalimantan. The exploration is focused on topographical mapping in an effort to identify the oil and gas potential and the areas for production. ~ buat peta topografi ?, subsurface mapping kali .. Head of environment and mineral resources division of Tarakan, Subono MT said the oil and gas exploration will be conducted in eight months starting from evaluation, estimations of oil and gas composition, and the possibility of production. ~ cepet juga ya Seismic assay is conducted in reservoirs of rocks that may contain oil and gas. The method is similar to that of finding mineral deposits. ~ 'pengujian seismik diadakan di batuan reservoir yg mungkin mengandung oil gas' seismik buat nyari reservoir apa buat nguji reservoir ya ... The seismic depth is 2-8 km into the earth. On land seismic assay is conducted by drilling several oil and gas wells with dynamite. ~ ngebor sumur minyak/gas pake dinamit mah ngajegur atuh kang... -manto- Allo, Paulus T [EMAIL PROTECTED] 06/20/2003 12:06 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:RE: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped ada beberapa hal yg kelihatan aneh ... Drillings will be carried out over seismic areas that have been examined with resistivity logging of electric effects in locations that are believed to contain oil and gas. == berarti drilling dilakukan setelah hasil pengujian dgn res log. loh, bukannya kita drill karena memang ingin dilakukan pengujian? dalam artian, kita drill karena ingin tahu apa isinya, kalau dari kalimat diatas kesannya, kita baru akan drill kalau sudah ketahuan ada isinya dari res log. ... Gamma rays together with X-ray and sonic logging for sound identification is used for portraying soil conditions. The next step is self-potential logging to assess the results of evaluation == soil? yg dimaksud soil atau rocks? sound identification? identifikasi suara? apa maksudnya? SP log utk assess the results of evaluation? ...Seismic mapping will produce a vague-impression picture. If oil and gas composition has been clearly identified, drillings can start.. == oil and gas composition? kedengarannya lebih ke komposisi kimiawi. sejak kapan seismik bisa CLEARLY identified oil and gas composition? wahhasik juga nih, ada kesempatan buat jualan seismik inversi :D -- pta -Original Message- From: argo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: 20 June 2003 11:26 To: [EMAIL PROTECTED] Subject: [iagi-net-l] Topographical condition of East Kalimantan mapped Berita ini bener nggak ya? Thanks Argo - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
RE: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Ulasan rekan Arif menarik sekali. Bukan saja diculik Malaysia, tapi juga disandra negara2 Eropa barat dan Amerika. Di IATMI Houston saja minimal ada 6 anggota/ pengurus bergelar doktor yang sedang menggali pengalaman disini. Saya pikir driver nya bukan hanya karena uang, tapi kesempatan dan penghargaan yang diberikan. Equal opportunity ! Kalau memang memiliki ketrampilan dan kemampuan, para doktor tersebut (dan juga para profesional lainnya), pasti mendapatkan penghargaan yang setimpal. Hal ini juga yang mungkin menyebabkan banyak rekan yang ikut program tugas belajar semasa Habibie menristek membelot dan tidak mau pulang ke tanah air (termaksud beberapa yang saya kenal). Selama ini yang kita lihat di Indonesia ada jurang pemisah,... kalau expat harus dapat penghargaan yang jauh lebih tinggi, kalau orang Indonesia,.. meskipun berpendidikan lebih tinggi dan berkemampuan/ pengalaman lebih banyak,.. belum tentu dapat penghargaan yang sama. Argumentasinya adalah sesuai dengan harga pasar tapi, apa iyaa jumlah doktor dan profesional sudah jenuh ? atau supply memang lebih banyak daripada demand ? Siapa yang buat aturan ini ? salah siapakah ini ? mungkin kita sendiri. wass. Bambang Istadi ConocoPhillips Inc. New Ventures Exploration +1-281-293-3763 -Original Message- From: Arif Wibowo [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, June 20, 2003 2:21 AM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia Bukan Malaysia menculik dan bukan dosen-dosen itu tidak nasionalis. Para dosen itu juga profesional yang perlu sertifikasi. Harga tertinggi yang dibayar oleh pasar itulah sertifikasi sejati. Saya sebagai orang Indonesia sangat bangga jika dosen-dosen dengan kebangsaan /warga negara Indonesia ada yang di bayar termahal di dunia entah itu bekerja di luar atau di dalam Indonesia. Harga 9 bahan pokok boleh diatur oleh pemerintah, tetapi harga profesional tidak bisa diatur oleh pemerintah. Kreatifitas dan inovasi tentu sudah selayaknya mendapatkan harga pasar yang bebas. Mudah2 an para profesional Indonesia di sono dibayar sesuai value added yang diterima oleh pemberi kerja dan bukannya dibayar dengan harga rata sekedar lebih banyak daripada bekerja di Indonesia. Wassalam, AW - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Malaysia Menculik Doktor-Doktor Indonesia
Yah..terpakso ikut bicara, merasa tersindirseeh. Sebenarnya kasus pembelotan doktor lulusan LN bukan berita baru, sudah dimulai sejak jaman Habiebie dan Ginanjar. Cuma sejak krismon, jumlah mereka yang membelot, yang enggak pulang2 atau diculik (apapun istilahnya) bertambah banyak dan lebih terbuka. Hampir sebagian besar mereka bekerja di Instansi pemerintah (termasuk BUMN), di beberapa Instansi memang resmi mengijinkan (si doktor ini mengajukan ijin resmi), tetapi banyak juga Instansi yang tidak mengijinkan. Untuk kasus terakhir, banyak yang membelot, dan tidak jelas statusnya (bekerja di LN tapi status PNS-nya tidak hilang). Buat Instansi pemerintah sendiri adalah sebuah dilemma yang berkepanjangan, kalaupun mereka dikeluarkan (trus ada penggantian biaya pendidikan sekalipun), buat Instansi pemerintah adalah suatu kerugian besar, sebuah aset SDM yang tinggi. Tetapi disuruh tinggal di DN dengan gaji yang tidak layak, sungguh tidak manusiawi...he..he..he..he... Kuncinya seeh, mereka doktor yang kembali ke DN..harus KREATIF, terus berusaha meningkatkan pengetahuannya dan terbuka untuk mengerjakan apapun yang tersedia di DN. Banyak kawan-kawan saya yang menampik bekerja di LN, padahal gaji tinggi dengan standard bule!, tetapi mereka akhirnya bisa sukses di DN, tetapi memang melaui masa transisi yang sulithe..he..he... Saya akui mungkin driver-nya pertama kali karena gaji yang tinggi, tapi kemudian gaji tsb menjadi tidak ada artinya, karena kesempatan dan penghargaan yang diberikan oleh Institusi LN kepada mereka, menjadikan penggereak utamanya.persis apa yang dikatakan netter sebelumnya Equal opportunity. Salam Ade Kadarusman -yang sedang bimbang menolak atau menerima tawaran kontrak bekerja 3 tahun di salah satu Institute terkenal di salah satu negara Asia Timur-sementara peraturan PNS tidak membolehkan. gaji PNS 1,1 juta/bulan di Bandung atau 30 juta/bulan di LN plus intensif yang lain, pilihan yang sulit kan ? Loh ini kan bukan berita baru. sejak dulu juga banyak. kalau tidak salah ada Doktor Geology yang akhir nya balik lagi ke sini dan aktif di milis ini. saya pikir ini adalah career development yang bagus, apalagi kalau balik ke Indonesia setelah beberapa saat di sana. good luck untuk yang mau bekerja di luar negeri. harap tetap aktif di milis ini untuk berdiskusi walaupun jauh di negeri orang. fbs - To unsubscribe, e-mail: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -