[iagi-net-l] Melihat Kembali Tektono-Volkanik Banten Block
Bagian barat Pulau Jawa ini menarik secara geologi, sekarang hampir seluruhnya masuk ke dalam Provinsi Banten. Dan di geologi, wilayah ini pun biasa disebut Banten Block. van Bemmelen sejak tahun 1949 telah menyebut wilayah ini sebagai Banten Block dan membuat batasnya berupa garis hampir selatan-utara dari Teluk Pelabuhan Ratu sampai Teluk Jakarta. Bukan sekedar garis batas wilayah, ternyata adalah juga garis batas geologi. Kata van Bemmelen, terdapat perbedaan arah struktur yang menyolok antara struktur2 di Banten Block yang didominasi arah Utara-Selatan dengan struktur2 Jawa yang didominasi Barat-Timur. Publikasi2 selanjutnya memang menunjukkan hal itu. Publikasi2 tektonik terbaru menunjukkan bahwa Pulau Jawa pernah menyatu dengan Sumatra, sehingga orientasi Pulau Jawa pun hampir seperti Sumatra. Lalu sejak sekitar Mio-Pliosen kedua pulau saling berpisah, Pulau Jawa terputar anti-clockwisely sedangkan Sumatra terputar clockwisely, membuka Selat Sunda semakin melebar ke arah selatan mirip2 triangle zone. Penelitian terbaru paleomagnetik Jawa menunjukkan bahwa bagian timur Pulau Jawa (datanya belum lengkap, jadi baru diketahui bagian timurnya saja) pernah menduduki paleo-latitude lebih ke selatan di banding sekarang - jadi membenarkan bahwa Pulau Jawa pernah terotasi anti-clockwisely. Kelihatannya, pemisahan Sumatra dan Jawa ini meninggalkan banyak "luka" geologi baik di Banten maupun di Lampung, berupa segmented basements di kedua wilayah tersebut yang berarah utara-selatan, sehingga di Banten misalnya ditemukan sistem horst dan graben seperti Ujung Kulon High - Ujung Kulon Low - Honje High - West Malingping Low. Di Selat Sunda, di pusat pemisahan ini, lebih parah lagi segmentasi-nya. Dan kondisi ini diperparah dengan aktifnya Sesar Mendatar Sumatra yang dextral dan Sesar Mendatar Ujung Kulon (di offshore baratdaya Pelabuhan Ratu). Kedua sesar mendatar ini saling berposisi step-over, seperti ber-estafet dari Sesar Sumatra ke Sesar Ujung Kulon. Daerah estafet adalah Selat Sunda, akibatnya akan tebentuk extensional stress pada kedua sesar dextral tersebut di wilayah Selat Sunda, dan terbukalah Selat Sunda melalui mekanisme pull-apart basin, sebagai konsekuensi dua sesar mendatar yang membentuk releasing stepover. Segmentasi kerak di wilayah Lampung, Selat S unda, dan Banten jelas akan terpengaruh ini, juga pemisahan Sumatra-Jawa. Konsekuensi lain, adalah banyak sintetic faults yang besar-besar yang juga punya sifat releasing, baik di Lampung dan di Banten. Nah, ini lalu berimplikasi ke "banjir lava basal" di Lampung dan Banten karena sesar2 sintetik ini menjadi konduit untuk lepasnya magma naik ke permukaan. Di Lampung ada Rajabasa dan Sukadana complex, di Banten ada Danau Complex dengan Gunung Karang dan Pulasari puncak2nya. Ini adalah kompleks gunungapi berupa backarc volcanism yang dikontrol sistem sesar yang rifting. Di Selat Sunda sendiri, dua arah sesar utara-selatan dan sesar arah Sumatra berpotongan, dan di salah satu perpotongannya, muncul Gn. Krakatau yang paroxysmal letusannya pada 1883, pantas saja, dikontrol dua sesar. Lalu karena ada proses penenggelaman di Selat Sunda itu, tertariklah garis palung di depannya lebih ke arah utara, membuat pola konkaf pada palung, suatu hal yang tidak lazim sebab palung secara umum adalah konvex ke arah samudera. Di luar itu, di Banten Block juga ada Bayah Dome yang terkenal itu, yang batuan tertuanya (volkanik) katanya seumur dengan Jatibarang Fm. di Cirebon. Maka di banyak publikasi ditariklah garis volcanic arc Eosen dari Bayah ke Cirebon. Benarkah semudah itu menghubungkannya ? Mestinya tidak sesederhana itu, maka perlu melihat kembali sejarah keseluruhan Banten Block. Masih banyak yang mesti dikerjakan dari wilayah ini. Sayang, terlalu sedikit yang peduli, tak sebanding dengan keindahan dan kekomplekan geologi tempat kita tinggal... Salam, awang - Do you Yahoo!? Yahoo! Mail Address AutoComplete - You start. We finish.
[iagi-net-l] Petroleum Geochemistry : Essential Concepts and Methods for Hydrocarbon Exploration and Production
Dear Professionals, IAGI will conduct Pre-Convention Courses, The 33rd IAGI Annual Convention in Bandung, West java. All professionals, geologist and others who want to know geological knowledge invited to joint for these courses. It is only for 20 participants. These courses will presented by the expert. Please see this advertisement below. "Petroleum Geochemistry : Essential Concepts and Methods for Hydrocarbon Exploration and Production" Date : November 28 - 29, 2004 Overview : Today, people use the concept of petroleum system in evaluating petroleum potential and exploration risks involved in an area of investigation. We have seen that this concept successfully employed. Using this approach, new petroleum accumulations have been discovered and significant reduction of exploration risks has taken place. Petroleum system concept was developed through petroleum geochemistry. The ability to identify a petroleum system uniquely depends on geochemical techniques needed to map hydrocarbon shows, and to carry out petroleum-petroleum and petroleum-source rock correlations (Magoon and Dow, 1994). However, generally, one/ones with strong interest and training in petroleum geochemistry are seldom. It is generally known that traps, reservoirs, seals, source rocks and hydrocarbon migration are all required to make petroleum accumulations. Most geologists have known a lot about traps and reservoirs, little about seals, and virtually nothing about source rocks and migration. This contrasts with the knowledge that if we know where the oils and gas came from and how and to where they migrate, we can better predict where they will be found. Petroleum geochemistry can be used to high-grade areas in which to concentrate exploration activity, thereby reducing risk. Therefore, petroleum geochemistry should not be under-employed let alone ignored. This two-day course will highlight almost all aspects of petroleum geochemistry which are important for exploration and production. Basic to advanced methods of petroleum geochemistry will be introduced. Study cases from Indonesia will be presented to show the application of petroleum geochemistry for understanding of oil and gas habitats. Having followed this short course, the participants will understand the important aspects of petroleum geochemistry and its critical roles in both exploration and production. Practical methods given during the course can be applied to any area of investigation. During two days, the following subjects are covered : INTRODUCTION What for and Why Petroleum Geochemistry | Critical Role of Petroleum Geochemistry CHEMISTRY OF PETROLEUM Molecular Structure | Classification/Types of Oil and Gas SOURCE ROCK GEOCHEMISTRY Source Potential and Facies | Rock-Eval Pyrolysis Maturation | Volumetric Calculation of Generated Hydrocarbons OIL GEOCHEMISTRY Bulk Properties | Molecular Properties | Oil Families Oil Maturation GAS GEOCHEMISTRY Compositional Analysis | Isotope Analysis Genetic Gas Types | Non-Hydrocarbon Gases (CO2, H2S, N2, He) Gas Distribution in Basins CORRELATION Correlation of Oil and Gas Families | Oil/Gas to Source Rock Correlation | Biomarker Ratios for Correlation | Stable Isotope Ratios for Correlation | Geochemical Inversion MIGRATION OF HYDROCARBONS Primary Migration (Expulsion) | Secondary Migration Migration Pathways | Direction and Distances of Secondary Migration GEOCHEMISTRY IN PETROLEUM SYSTEM Elements of Petroleum System | Processes of Petroleum System | Oil and Gas Habitats ALTERATION IN RESERVOIRS Biodegradation and Water Washing | Thermal Alteration | Phase Changes Venue : Horizon Hotel, Bandung Instructor : Awang H. Satyana (Head of Geology - Exploration BP Migas) Who Should Attend: Geologist, Geochemist, Reservoir Engineer, Production Geologist Participant : Min 10, Max 20 persons Cost : Rp. 2.000.000,- include: course material, meal and certificate Registration Date line : November 1, 2004 !! For further information please contact : Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Gd. Mineral dan Batubara Lt. 6 Jl. Prof. Dr. Soepomo SH, No.10, Jakarta 12870 Phone/fax 021 8370 2848 / 8370 2577 Email: [EMAIL PROTECTED] Ijul-Benz-Ady - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) --
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
Sedikit informasi historis tentang Patra Nusa Data (PND) dan National Data Center (NDC). Pemikiran bermula dari ketentuan perundangan bahwa data migas adalah milik negara. Sayangnya, pemerintah tidak memiliki cukup dana untuk mengelolanya (lebih dari 1,5 M rph pertahun), yang selama ini dibebankan ke Pertamina. Timbullah ide untuk membentuk pusat pengelolaan data yang modern, yang dananya diusulkan ditanggung bersama para KPS, tetapi ternyata mereka keberatan. Akhirnya, Ditjen Migas membentuk PND yang salah satu fungsinya mendukung pemasaran lahan migas. Repotnya, PND hanya mengurusi data yang bisa dikomersialkan sementara sebagian besar data lainnya masih menjadi beban Pertamina. Dengan berubah statusnya menjadi persero yang harus profit oriented, BUMN imi keberatan menanggung beban tersebut terus menerus. Menteri ESDM menelorkan ide membentuk NDC dibawah koordinasi Badan Litbang ESDM (bukan Lemigas) untuk mengelola seluruh data ESDM (bukan migas saja). NDC sudah beroperasi di gedung BRI II Jln. Sudirman JKT. Konsepnya, mengelola data secara komersial (siapa yang butuh harus membayar iuran). Peraturan pemerintah tentang usaha hulu migas (PP Hulu) yang baru dikeluarkan minggu lalu, mendukung keberadaan NDC. PP Hulu juga mengatur tentang badan usaha yang melakukan survey umum. Apakah ini ada kaitannya dengan BGN ? Mungkin hal ini perlu diklarifikasikan ke Dept ESDM, apa visi dan misi BGN. Marwadi Anwar - Original Message - From: "nsyarifuddin" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]>; "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, October 26, 2004 2:34 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN) > Jangan lupa Puslitbang Geoteknologi itu di bawah LIPI yang setahu saya > kepalanya itu juga langsung lapor ke presiden.jadi perkara akses sudah > gak kurang-kurang kok. > > Perkara dasar di kita adalah -maaf- arogansi antar birokrasi yang membuat > proses sinergi menjadi susah. Contoh kasus yang yang mungkin masih in adalah > proses pembentukan pusat data nasional untuk industri perminyakan. Dulu > sudah dibentuk satu institusi pelaksanya (Patra Nusa Data kalau gak salah > namanya). Tapi dalam perjalanan, kelihatannya PND susah sekali mengakses > data-data yang seharusnya sudah ada dalam pengelolaan mereka. > Kemudian, belum lama berselang (1 tahun yl), saya dengar akan dibentuk atau > malah sudah dibentuk institusi baru yang namanya NDC (national Data Center) > dibawah koordinasi Lemigas kalau nggak salah. Saat ini saya gak tahu lagi > bagaimana perkembangan kedua institusi ini. Tapi yang jelas tentunya akan > ada singgungan atau overlap atau malah bentrokan wewenang antara keduanya. > > Jadi kebayang khan, dengan yang ada saja kelihatannya dana operasional yang > tersedia sudah pas-pasan. Apalagi kalau dibentuk lembaga baru lagi, ya > tambah di atas kertas saja semuanya. > alias OMDO he he he he > > 1. Saran saya : serahkan pekerjaan pada ahlinya > - peta geologi dan geofisika : P3G > - geologi kelautan : Puslitbang Geologi kelautan > - gunung api : dit volkanologi > - urusan bencana longsor : dit GTL > - urusan mineral logam : ada dit SDM > - urusan batubara : ada puslitbang batubara > - urusan minyak : sudah ada lemigas, BP Migas, Migas dll, kurang apa lagi ? > > 2. Pertanyaan saya : jadi bagian mana yang akan diurusi oleh BGN > nantinya...? > > > salam, > > > - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
3. kalo misalkan seluruh nomor 1 itu bak para menteri, maka si nomor 2 alias bgn ya mungkin jadi menkonya-lah... 1. Saran saya : serahkan pekerjaan pada ahlinya - peta geologi dan geofisika : P3G - geologi kelautan : Puslitbang Geologi kelautan - gunung api : dit volkanologi - urusan bencana longsor : dit GTL - urusan mineral logam : ada dit SDM - urusan batubara : ada puslitbang batubara - urusan minyak : sudah ada lemigas, BP Migas, Migas dll, kurang apa lagi ? 2. Pertanyaan saya : jadi bagian mana yang akan diurusi oleh BGN nantinya...? - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
Jangan lupa Puslitbang Geoteknologi itu di bawah LIPI yang setahu saya kepalanya itu juga langsung lapor ke presiden.jadi perkara akses sudah gak kurang-kurang kok. Perkara dasar di kita adalah -maaf- arogansi antar birokrasi yang membuat proses sinergi menjadi susah. Contoh kasus yang yang mungkin masih in adalah proses pembentukan pusat data nasional untuk industri perminyakan. Dulu sudah dibentuk satu institusi pelaksanya (Patra Nusa Data kalau gak salah namanya). Tapi dalam perjalanan, kelihatannya PND susah sekali mengakses data-data yang seharusnya sudah ada dalam pengelolaan mereka. Kemudian, belum lama berselang (1 tahun yl), saya dengar akan dibentuk atau malah sudah dibentuk institusi baru yang namanya NDC (national Data Center) dibawah koordinasi Lemigas kalau nggak salah. Saat ini saya gak tahu lagi bagaimana perkembangan kedua institusi ini. Tapi yang jelas tentunya akan ada singgungan atau overlap atau malah bentrokan wewenang antara keduanya. Jadi kebayang khan, dengan yang ada saja kelihatannya dana operasional yang tersedia sudah pas-pasan. Apalagi kalau dibentuk lembaga baru lagi, ya tambah di atas kertas saja semuanya. alias OMDO he he he he 1. Saran saya : serahkan pekerjaan pada ahlinya - peta geologi dan geofisika : P3G - geologi kelautan : Puslitbang Geologi kelautan - gunung api : dit volkanologi - urusan bencana longsor : dit GTL - urusan mineral logam : ada dit SDM - urusan batubara : ada puslitbang batubara - urusan minyak : sudah ada lemigas, BP Migas, Migas dll, kurang apa lagi ? 2. Pertanyaan saya : jadi bagian mana yang akan diurusi oleh BGN nantinya...? salam, - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Monday, October 25, 2004 12:09 Subject: Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN) > Pak Mail, > > Akses kemudahan data adalh salah satu diantara fasilitas publik. > Tentunya bukan hanya itu saja lah yaw ... silahkan saja ditulis atau > diurai, apa saja yg semestinya dilakukan Lembaga-lembaga ini sebagai > "pelayan masyarakat" siapa mau nambahin daftar panjang tugas2 > lembaga2 yg sudah ada ini ? > > Salah satu keuntungan dengan adanya BGN mungkin mempermudah adanya > akses ke presiden, karena selama ini geologi masih jaug "dibawah > permukaan". Memang betul dulu pernah ada Pak Katili 'emerge' di MPR. > Namun tentunya bukan keberadaan seseorang atau personal saja yg akan > menjadikan geologi "bawah pemukaan" ini bisa mencuat ke atas dan > suaranya lebih 'didengar'. > Ini hanya salah satu keuntungan dengan adanya BGN, yg tentunya sebuah > lembaga non departemen (mungkin setara BAKOSURTANAL ?). > > Dan satu lagi perlu ditambahkan. > Karena keterbatasan waktu PIT IAGI sebentar lagi, juga ini masuk > dalam program ESDM (barangkali masuk program 100harinya, cmiiw), kalau > bisa ada yg menggunakan jalur nonmilist, misal menyebarkan ke staff di > kator, siapa tahu ada yg punya ide cemerlang. Yang namanya ide, kan > tidak harus dari orang jenius... :p > Coba tanya temen sebelah ruangan, apa idenya dibalik BGN ini ? > > Aku hanya mencoba berpikir positip menangkap apa yg ditulis pak > menteri baru (baru dilantik ... lagi:). Siapa tahu ini dapat dipakai > sebagai sarana kita supaya lebih dikenal, dimengerti dan dibutuhkan > masyarakat. > > salam > > RDP > > On Mon, 25 Oct 2004 16:51:58 +0700, ismail <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau BGN ini hanya untuk mengoptimalkan fungsi Litbang dilingkungan Dept > > ESDM maka lingkungannya ya disekitar Dept ESDM ( > > P3G,PPGL,P3GMB/Lemigas,DIM/Mineral,Panasbumi.Dit.Volkanologi dan mitigasi > > bencana, GTL,P3TEK).cukup dg instruksi Menteri.saja. > > Kalau BGN ini juga akan mengkoordinir lembaga lain diluar ESDM, maka > > sifatnya Nasional non Dep untuk mengkoordinir Litbang Litbang di Dept. dan > > LPND yang ada / bersinggungan dg masalah geologi ( LIPI/Puslitbang Geotek, > > BPPT,Batan,Bakosurtanal). Jadi semua penelitian yang berhubungan dg Geologi > > di litbang litbang tsb diambil dan disatukan dalam suatu Badan Baru BGN). > > Dari pernyataan awal gagasan BGN adalah untuk mempermudah memperoleh data > > geologi. Sebetulnya sementara ini sudah relatif mudah memperolehnya dari > > dimasing masing Litbang sesuai kompetensinya, Cuma tidak bisa satu pintu > > karena lokasi masing masing litbang tsb berjauhan. Mungkin maksudnya kalau > > ada BGN tinggal masuk satu pintu saja bisa memperoleh semuanya. > > Sebetulnya data geologi bidang apa saja to yang banyak dicari ? sebetulnya > > beberapa litbang tersebut juga sudah ada program program sosialisasi ke > > masyarakat ( biasanya melalui pemda pemda ) misalnya lokasi lokasi tanah > > longsor/ lokasi lokasi bencana alam atau potensi potensi SDA suatu daerah. > > > > ISM > > > > > > > > > > > Wah, belum tentu semuanya tidak sependapat dengan pembentukan BGN, > > polling-nya belum pol, masih terlalu dini untuk dirangkum dan disimpulkan, > > responden-nya masih terlalu kecil dan tidak mewakili :-)
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
Om Vicky, Kalau begitu Tugas dan Fungsinya dari BGN ini bisa diuraikan lagi : - Mengkoordinasikan Litbang litbang bidang geologi nasional - Menyusun dan Mengintegrasikan program program geologi nasional. - Memberikan pelayanan ( data , informasi, peta, dll ) masalah geologi kepada masyarakat luas. - Memberikan masukan kepada pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tentang masalah masalah geologi untuk perencaan pembangunan daerah maupun nasional.secara berkesinambungan. - Melakukan Kerjasama regional dan international.dalam pengembangan bidang geologi. - Mendorong dan menumbuh kembangkan geologi nasional untuk kesejahteraan masarakat luas. Sedangkan bentuknya mungkin bisa berbentuk Lembaga Pemerintah Non Departemen (LPND) atau BHMN. yang dapat mengkoordinasikan secara lintas sektoral ( interdept).dan bertanggung jawab langsung ke presiden. Personil nya bisa terdiri dari : Instansi Pemerintah yg terkait , Organisasi Profesi terkait ( IAGI , HAGI , dll ) dan Kalangan Industri terkait, Sumber dana : dari APBN dan sumber dana lain yang tidak mengikat ( Grant / Hibah ) Dst , dst ISM > Pak Mail, > > Akses kemudahan data adalh salah satu diantara fasilitas publik. > Tentunya bukan hanya itu saja lah yaw ... silahkan saja ditulis atau > diurai, apa saja yg semestinya dilakukan Lembaga-lembaga ini sebagai > "pelayan masyarakat" siapa mau nambahin daftar panjang tugas2 > lembaga2 yg sudah ada ini ? > > Salah satu keuntungan dengan adanya BGN mungkin mempermudah adanya > akses ke presiden, karena selama ini geologi masih jaug "dibawah > permukaan". Memang betul dulu pernah ada Pak Katili 'emerge' di MPR. > Namun tentunya bukan keberadaan seseorang atau personal saja yg akan > menjadikan geologi "bawah pemukaan" ini bisa mencuat ke atas dan > suaranya lebih 'didengar'. > Ini hanya salah satu keuntungan dengan adanya BGN, yg tentunya sebuah > lembaga non departemen (mungkin setara BAKOSURTANAL ?). > > Dan satu lagi perlu ditambahkan. > Karena keterbatasan waktu PIT IAGI sebentar lagi, juga ini masuk > dalam program ESDM (barangkali masuk program 100harinya, cmiiw), kalau > bisa ada yg menggunakan jalur nonmilist, misal menyebarkan ke staff di > kator, siapa tahu ada yg punya ide cemerlang. Yang namanya ide, kan > tidak harus dari orang jenius... :p > Coba tanya temen sebelah ruangan, apa idenya dibalik BGN ini ? > > Aku hanya mencoba berpikir positip menangkap apa yg ditulis pak > menteri baru (baru dilantik ... lagi:). Siapa tahu ini dapat dipakai > sebagai sarana kita supaya lebih dikenal, dimengerti dan dibutuhkan > masyarakat. > > salam > > RDP > > On Mon, 25 Oct 2004 16:51:58 +0700, ismail <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Kalau BGN ini hanya untuk mengoptimalkan fungsi Litbang dilingkungan Dept > > ESDM maka lingkungannya ya disekitar Dept ESDM ( > > P3G,PPGL,P3GMB/Lemigas,DIM/Mineral,Panasbumi.Dit.Volkanologi dan mitigasi > > bencana, GTL,P3TEK).cukup dg instruksi Menteri.saja. > > Kalau BGN ini juga akan mengkoordinir lembaga lain diluar ESDM, maka > > sifatnya Nasional non Dep untuk mengkoordinir Litbang Litbang di Dept. dan > > LPND yang ada / bersinggungan dg masalah geologi ( LIPI/Puslitbang Geotek, > > BPPT,Batan,Bakosurtanal). Jadi semua penelitian yang berhubungan dg Geologi > > di litbang litbang tsb diambil dan disatukan dalam suatu Badan Baru ( BGN). > > Dari pernyataan awal gagasan BGN adalah untuk mempermudah memperoleh data > > geologi. Sebetulnya sementara ini sudah relatif mudah memperolehnya dari > > dimasing masing Litbang sesuai kompetensinya, Cuma tidak bisa satu pintu > > karena lokasi masing masing litbang tsb berjauhan. Mungkin maksudnya kalau > > ada BGN tinggal masuk satu pintu saja bisa memperoleh semuanya. > > Sebetulnya data geologi bidang apa saja to yang banyak dicari ? sebetulnya > > beberapa litbang tersebut juga sudah ada program program sosialisasi ke > > masyarakat ( biasanya melalui pemda pemda ) misalnya lokasi lokasi tanah > > longsor/ lokasi lokasi bencana alam atau potensi potensi SDA suatu daerah. > > > > ISM > > > > > > > > > > > Wah, belum tentu semuanya tidak sependapat dengan pembentukan BGN, > > polling-nya belum pol, masih terlalu dini untuk dirangkum dan disimpulkan, > > responden-nya masih terlalu kecil dan tidak mewakili :-) > > > > > > Beberapa lembaga ada kok yang lumayan optimum dalam artian informatif, > > sebut saja langsung P3G di Bandung dan Bakosurtanal di Cibinong. Untuk > > mendapatkan data di sana lumayan mudah dan tak berbelit. Sosialisasi P3G > > malah bisa disebut bagus, mereka sering mengsisi stand2 di pameran2 > > kebumian. Saya lihat banyak yang mencari info ke P3G untuk masalah > > kegeologian, baik perorangan maupun kelompok/lembaga, dan mereka kooperatif. > > Boleh juga usulan bahwa salah satu dari lembaga2 kegeologian ini dijadikan > > koordinator terhadap yang lainnya. > > > > > > Kalau Pak Menteri sudah minta seperti itu, ya bisa dimanfaatkan momentum > > ini misalnya dengan pertama memetakan kemampuan masing-masing lembaga,
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
Pak Mail, Akses kemudahan data adalh salah satu diantara fasilitas publik. Tentunya bukan hanya itu saja lah yaw ... silahkan saja ditulis atau diurai, apa saja yg semestinya dilakukan Lembaga-lembaga ini sebagai "pelayan masyarakat" siapa mau nambahin daftar panjang tugas2 lembaga2 yg sudah ada ini ? Salah satu keuntungan dengan adanya BGN mungkin mempermudah adanya akses ke presiden, karena selama ini geologi masih jaug "dibawah permukaan". Memang betul dulu pernah ada Pak Katili 'emerge' di MPR. Namun tentunya bukan keberadaan seseorang atau personal saja yg akan menjadikan geologi "bawah pemukaan" ini bisa mencuat ke atas dan suaranya lebih 'didengar'. Ini hanya salah satu keuntungan dengan adanya BGN, yg tentunya sebuah lembaga non departemen (mungkin setara BAKOSURTANAL ?). Dan satu lagi perlu ditambahkan. Karena keterbatasan waktu PIT IAGI sebentar lagi, juga ini masuk dalam program ESDM (barangkali masuk program 100harinya, cmiiw), kalau bisa ada yg menggunakan jalur nonmilist, misal menyebarkan ke staff di kator, siapa tahu ada yg punya ide cemerlang. Yang namanya ide, kan tidak harus dari orang jenius... :p Coba tanya temen sebelah ruangan, apa idenya dibalik BGN ini ? Aku hanya mencoba berpikir positip menangkap apa yg ditulis pak menteri baru (baru dilantik ... lagi:). Siapa tahu ini dapat dipakai sebagai sarana kita supaya lebih dikenal, dimengerti dan dibutuhkan masyarakat. salam RDP On Mon, 25 Oct 2004 16:51:58 +0700, ismail <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Kalau BGN ini hanya untuk mengoptimalkan fungsi Litbang dilingkungan Dept > ESDM maka lingkungannya ya disekitar Dept ESDM ( > P3G,PPGL,P3GMB/Lemigas,DIM/Mineral,Panasbumi.Dit.Volkanologi dan mitigasi > bencana, GTL,P3TEK).cukup dg instruksi Menteri.saja. > Kalau BGN ini juga akan mengkoordinir lembaga lain diluar ESDM, maka > sifatnya Nasional non Dep untuk mengkoordinir Litbang Litbang di Dept. dan > LPND yang ada / bersinggungan dg masalah geologi ( LIPI/Puslitbang Geotek, > BPPT,Batan,Bakosurtanal). Jadi semua penelitian yang berhubungan dg Geologi > di litbang litbang tsb diambil dan disatukan dalam suatu Badan Baru ( BGN). > Dari pernyataan awal gagasan BGN adalah untuk mempermudah memperoleh data > geologi. Sebetulnya sementara ini sudah relatif mudah memperolehnya dari > dimasing masing Litbang sesuai kompetensinya, Cuma tidak bisa satu pintu > karena lokasi masing masing litbang tsb berjauhan. Mungkin maksudnya kalau > ada BGN tinggal masuk satu pintu saja bisa memperoleh semuanya. > Sebetulnya data geologi bidang apa saja to yang banyak dicari ? sebetulnya > beberapa litbang tersebut juga sudah ada program program sosialisasi ke > masyarakat ( biasanya melalui pemda pemda ) misalnya lokasi lokasi tanah > longsor/ lokasi lokasi bencana alam atau potensi potensi SDA suatu daerah. > > ISM > > > > > > Wah, belum tentu semuanya tidak sependapat dengan pembentukan BGN, > polling-nya belum pol, masih terlalu dini untuk dirangkum dan disimpulkan, > responden-nya masih terlalu kecil dan tidak mewakili :-) > > > > Beberapa lembaga ada kok yang lumayan optimum dalam artian informatif, > sebut saja langsung P3G di Bandung dan Bakosurtanal di Cibinong. Untuk > mendapatkan data di sana lumayan mudah dan tak berbelit. Sosialisasi P3G > malah bisa disebut bagus, mereka sering mengsisi stand2 di pameran2 > kebumian. Saya lihat banyak yang mencari info ke P3G untuk masalah > kegeologian, baik perorangan maupun kelompok/lembaga, dan mereka kooperatif. > Boleh juga usulan bahwa salah satu dari lembaga2 kegeologian ini dijadikan > koordinator terhadap yang lainnya. > > > > Kalau Pak Menteri sudah minta seperti itu, ya bisa dimanfaatkan momentum > ini misalnya dengan pertama memetakan kemampuan masing-masing lembaga, di > mana wilayah kekuasaan/pekerjaanya, menghilangkan yang tumpang-tindih, baru > nanti disesuaikan dengan apa yang diinginkan sebagai BGN itu. Dep. ESDM kan > punya Balitbang, kenapa tidak ini saja yang ditugasi untuk pemetaan lembaga2 > geologi di tubuh ESDM itu, sebelum buru2 membentuk BGN. > > > > Kata Drs. Arief (he2..), "Lebih baik memanfaatkan yang ada dulu sebelum > "beli" yang baru..." > > > > Salam, > > awang > > > > Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Wah terimakasih buat semua yg telah memberikan saran-saran ttg BGN. > > Sepertinya dari saran yg sudah masuk banyak yg "meragukan" pembentukan > > BGN. (dengan kata lain pembentukan badan baru (BGN) hanya akan > > menambah jalan panjang dan rumitnya "membaca dan mengerti" Geologi > > Indonesia juga akhirnya tidak mempermudah untuk memperoleh manfaat > > dari badan/lembaga ini. > > > > Apakah ini berarti lembaga-lembaga yg ada sudah memenuhi kebutuhan > > publik selama ini ? (ah RDP nyinggung nih :) > > Dari usulan ada yg tersirat masih belum optimum dan aku yakin > > kebanyakan akan menjawab ... pelayanan publik masih belom optimum !! > > iya kan ? > > > > Nah kalau toh emang pembentukan BGN tidak akan menambah tingkat > > pelayanan (servi
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
Kalau BGN ini hanya untuk mengoptimalkan fungsi Litbang dilingkungan Dept ESDM maka lingkungannya ya disekitar Dept ESDM ( P3G,PPGL,P3GMB/Lemigas,DIM/Mineral,Panasbumi.Dit.Volkanologi dan mitigasi bencana, GTL,P3TEK).cukup dg instruksi Menteri.saja. Kalau BGN ini juga akan mengkoordinir lembaga lain diluar ESDM, maka sifatnya Nasional non Dep untuk mengkoordinir Litbang Litbang di Dept. dan LPND yang ada / bersinggungan dg masalah geologi ( LIPI/Puslitbang Geotek, BPPT,Batan,Bakosurtanal). Jadi semua penelitian yang berhubungan dg Geologi di litbang litbang tsb diambil dan disatukan dalam suatu Badan Baru ( BGN). Dari pernyataan awal gagasan BGN adalah untuk mempermudah memperoleh data geologi. Sebetulnya sementara ini sudah relatif mudah memperolehnya dari dimasing masing Litbang sesuai kompetensinya, Cuma tidak bisa satu pintu karena lokasi masing masing litbang tsb berjauhan. Mungkin maksudnya kalau ada BGN tinggal masuk satu pintu saja bisa memperoleh semuanya. Sebetulnya data geologi bidang apa saja to yang banyak dicari ? sebetulnya beberapa litbang tersebut juga sudah ada program program sosialisasi ke masyarakat ( biasanya melalui pemda pemda ) misalnya lokasi lokasi tanah longsor/ lokasi lokasi bencana alam atau potensi potensi SDA suatu daerah. ISM > Wah, belum tentu semuanya tidak sependapat dengan pembentukan BGN, polling-nya belum pol, masih terlalu dini untuk dirangkum dan disimpulkan, responden-nya masih terlalu kecil dan tidak mewakili :-) > > Beberapa lembaga ada kok yang lumayan optimum dalam artian informatif, sebut saja langsung P3G di Bandung dan Bakosurtanal di Cibinong. Untuk mendapatkan data di sana lumayan mudah dan tak berbelit. Sosialisasi P3G malah bisa disebut bagus, mereka sering mengsisi stand2 di pameran2 kebumian. Saya lihat banyak yang mencari info ke P3G untuk masalah kegeologian, baik perorangan maupun kelompok/lembaga, dan mereka kooperatif. Boleh juga usulan bahwa salah satu dari lembaga2 kegeologian ini dijadikan koordinator terhadap yang lainnya. > > Kalau Pak Menteri sudah minta seperti itu, ya bisa dimanfaatkan momentum ini misalnya dengan pertama memetakan kemampuan masing-masing lembaga, di mana wilayah kekuasaan/pekerjaanya, menghilangkan yang tumpang-tindih, baru nanti disesuaikan dengan apa yang diinginkan sebagai BGN itu. Dep. ESDM kan punya Balitbang, kenapa tidak ini saja yang ditugasi untuk pemetaan lembaga2 geologi di tubuh ESDM itu, sebelum buru2 membentuk BGN. > > Kata Drs. Arief (he2..), "Lebih baik memanfaatkan yang ada dulu sebelum "beli" yang baru..." > > Salam, > awang > > Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Wah terimakasih buat semua yg telah memberikan saran-saran ttg BGN. > Sepertinya dari saran yg sudah masuk banyak yg "meragukan" pembentukan > BGN. (dengan kata lain pembentukan badan baru (BGN) hanya akan > menambah jalan panjang dan rumitnya "membaca dan mengerti" Geologi > Indonesia juga akhirnya tidak mempermudah untuk memperoleh manfaat > dari badan/lembaga ini. > > Apakah ini berarti lembaga-lembaga yg ada sudah memenuhi kebutuhan > publik selama ini ? (ah RDP nyinggung nih :) > Dari usulan ada yg tersirat masih belum optimum dan aku yakin > kebanyakan akan menjawab ... pelayanan publik masih belom optimum !! > iya kan ? > > Nah kalau toh emang pembentukan BGN tidak akan menambah tingkat > pelayanan (services) dari lembaga-lembaga yg ada (ini bisa saja > termasuk institusi pendidikan sebagai public services kan ?), > mungkinkan memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimumkan ? > > Caranya ? > > Monggo sekali lagi diusulken ... > Saya merangkum nantinya ... > > RDP > > - > To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id > Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) > Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) > Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) > - > > > > - > Do you Yahoo!? > vote.yahoo.com - Register online to vote today! - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra(
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
Wah, belum tentu semuanya tidak sependapat dengan pembentukan BGN, polling-nya belum pol, masih terlalu dini untuk dirangkum dan disimpulkan, responden-nya masih terlalu kecil dan tidak mewakili :-) Beberapa lembaga ada kok yang lumayan optimum dalam artian informatif, sebut saja langsung P3G di Bandung dan Bakosurtanal di Cibinong. Untuk mendapatkan data di sana lumayan mudah dan tak berbelit. Sosialisasi P3G malah bisa disebut bagus, mereka sering mengsisi stand2 di pameran2 kebumian. Saya lihat banyak yang mencari info ke P3G untuk masalah kegeologian, baik perorangan maupun kelompok/lembaga, dan mereka kooperatif. Boleh juga usulan bahwa salah satu dari lembaga2 kegeologian ini dijadikan koordinator terhadap yang lainnya. Kalau Pak Menteri sudah minta seperti itu, ya bisa dimanfaatkan momentum ini misalnya dengan pertama memetakan kemampuan masing-masing lembaga, di mana wilayah kekuasaan/pekerjaanya, menghilangkan yang tumpang-tindih, baru nanti disesuaikan dengan apa yang diinginkan sebagai BGN itu. Dep. ESDM kan punya Balitbang, kenapa tidak ini saja yang ditugasi untuk pemetaan lembaga2 geologi di tubuh ESDM itu, sebelum buru2 membentuk BGN. Kata Drs. Arief (he2..), "Lebih baik memanfaatkan yang ada dulu sebelum "beli" yang baru..." Salam, awang Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Wah terimakasih buat semua yg telah memberikan saran-saran ttg BGN. Sepertinya dari saran yg sudah masuk banyak yg "meragukan" pembentukan BGN. (dengan kata lain pembentukan badan baru (BGN) hanya akan menambah jalan panjang dan rumitnya "membaca dan mengerti" Geologi Indonesia juga akhirnya tidak mempermudah untuk memperoleh manfaat dari badan/lembaga ini. Apakah ini berarti lembaga-lembaga yg ada sudah memenuhi kebutuhan publik selama ini ? (ah RDP nyinggung nih :) Dari usulan ada yg tersirat masih belum optimum dan aku yakin kebanyakan akan menjawab ... pelayanan publik masih belom optimum !! iya kan ? Nah kalau toh emang pembentukan BGN tidak akan menambah tingkat pelayanan (services) dari lembaga-lembaga yg ada (ini bisa saja termasuk institusi pendidikan sebagai public services kan ?), mungkinkan memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimumkan ? Caranya ? Monggo sekali lagi diusulken ... Saya merangkum nantinya ... RDP - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - Do you Yahoo!? vote.yahoo.com - Register online to vote today!
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
idenya mungkin kayak USGSnya Amerika kali ya? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/TUN/G&G 0542- 533852 Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> 25/10/2004 03:49 PM Please respond to iagi-net To: [EMAIL PROTECTED] cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN) Wah terimakasih buat semua yg telah memberikan saran-saran ttg BGN. Sepertinya dari saran yg sudah masuk banyak yg "meragukan" pembentukan BGN. (dengan kata lain pembentukan badan baru (BGN) hanya akan menambah jalan panjang dan rumitnya "membaca dan mengerti" Geologi Indonesia juga akhirnya tidak mempermudah untuk memperoleh manfaat dari badan/lembaga ini. Apakah ini berarti lembaga-lembaga yg ada sudah memenuhi kebutuhan publik selama ini ? (ah RDP nyinggung nih :) Dari usulan ada yg tersirat masih belum optimum dan aku yakin kebanyakan akan menjawab ... pelayanan publik masih belom optimum !! iya kan ? Nah kalau toh emang pembentukan BGN tidak akan menambah tingkat pelayanan (services) dari lembaga-lembaga yg ada (ini bisa saja termasuk institusi pendidikan sebagai public services kan ?), mungkinkan memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimumkan ? Caranya ? Monggo sekali lagi diusulken ... Saya merangkum nantinya ... RDP - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Badan Geologi Nasional (BGN)
Wah terimakasih buat semua yg telah memberikan saran-saran ttg BGN. Sepertinya dari saran yg sudah masuk banyak yg "meragukan" pembentukan BGN. (dengan kata lain pembentukan badan baru (BGN) hanya akan menambah jalan panjang dan rumitnya "membaca dan mengerti" Geologi Indonesia juga akhirnya tidak mempermudah untuk memperoleh manfaat dari badan/lembaga ini. Apakah ini berarti lembaga-lembaga yg ada sudah memenuhi kebutuhan publik selama ini ? (ah RDP nyinggung nih :) Dari usulan ada yg tersirat masih belum optimum dan aku yakin kebanyakan akan menjawab ... pelayanan publik masih belom optimum !! iya kan ? Nah kalau toh emang pembentukan BGN tidak akan menambah tingkat pelayanan (services) dari lembaga-lembaga yg ada (ini bisa saja termasuk institusi pendidikan sebagai public services kan ?), mungkinkan memanfaatkan momentum ini untuk mengoptimumkan ? Caranya ? Monggo sekali lagi diusulken ... Saya merangkum nantinya ... RDP - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
Re: [iagi-net-l] Job opportunity (Development Geologist & Seismic Interpreter)
Apa fungsi /input dari geologist yang bisa diberikan pada saat desain EOR selain static model ( porosity, permeability, korelasi reservoir dsb)...? Mungkin ada yang pernah bermain di EOR ini...? Regards Ferdinandus Kartiko Samodro TOTAL E&P Indonesie Balikpapan DKS/TUN/G&G 0542- 533852 "Darman, Herman H BSP-TSX/4" <[EMAIL PROTECTED]> 22/10/2004 01:15 PM Please respond to iagi-net To: <[EMAIL PROTECTED]> cc: Subject:[iagi-net-l] Job opportunity (Development Geologist & Seismic Interpreter) Rekan-rekan, Bagi rekan-rekan yang tertarik untuk kerja di luar negeri dengan back-ground sbb: 1. Seismic Interpreter - pengalaman di atas 5 tahun dalam seismic mapping - back-ground petroleum industry - pengalaman dengan workstation environment (Landmark etc) 2. Production Geologist - pengalaman di atas 5 tahun sebagai production / development geologist - back-ground petroleum industry - pengalaman dengan static modelling packages (Petrel terutama atau Roxar dan sejenisnya) Pengalaman dengan EOR punya score tinggi untuk kedua position di atas. Silahkan kirim CV ke alamat e-mail saya: [EMAIL PROTECTED] Detail dari pekerjaan dan kontrak akan dikirimkan kepada rekan-rekan yang masuk 'nominasi'. Salam, Herman Darman - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) - - To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED] Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : F. Hasan Sidi([EMAIL PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED]) Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED]) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED]) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED]) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED]) -
[iagi-net-l] Sebaran Artefak Megalitik dan Presisi Equinox Milankovich (?)
Judul di atas nampak aneh ? Satu hal di sisi sini, lain hal di sisi sana, berseberangan tak berhubungan ? Tunggu dulu, bisa jadi mereka berhubungan, yang satu dikontrol oleh yang lain. Ada suatu periode dalam sejarah peradaban manusia di Bumi saat tradisi batu-batu besar (megalit) begitu mewarnai kehidupan mereka. Ini gejala di seluruh permukaan Bumi. Sebagai contoh, sebut saja Piramid di Mesir, Piramid di Babilonia dan Asiria (zigurat), Piramid di Pulau Bimini dekat Azores di tengah Atlantik, Piramid di Maya-Aztec-Inca Purba di Meksiko dan Peru, Stonehenge di Inggris, Megalit di Eropa Baratlaut dari Norwegia sampai Spanyol, Megalit di Pulau Paska di ujung timur gugusan kepulauan Polinesia (seperti yang pernah diulas Ariadi), Megalit di tengah-tengah Cina, atau Megalit yang banyak ditemukan di negeri kita sendiri seperti di Banten, Pasemah, Nias dan Sumba. Ada orang2 yang terbeban mempelajari artefak-artefak prehistori ini. Dan, mereka menemukan sesuatu yang menarik. Di megalit yang banyak dipelajari seperti di Mesir, Maya, Aztec, Eropa Baratlaut, dan Stonehenge, ternyata posisi penempatan artefak itu tak sembarangan. Kebudayaan yang mendirikan tradisi megalit di wilayah2 ini adalah umumnya para pemuja Matahari. Dan, posisi artefak ini didirikan sedemikian rupa sehingga mengikuti di mana Matahari terbit dan terbenam dalam setiap musim (kebetulan ini wilayah2 di mana Matahari tak selalu persis terbit dan terbenam di tempat yang sama di sepanjang tahun). Kemudian, ketika para peneliti mencoba menaruh orientasi artefak2 ini di sebuah peta, nampaklah bahwa benda2 mati ini tak selalu membentuk busur perjalanan Matahari yang ideal di atas Bola Bumi. Ada apakah ? Apakah para pendiri itu salah arah ? Apakah Matahari berjalan lenggang-lenggok sehingga para penyembahnya di Bumi mendirikan menhir yang orientasinya tidak ideal ? Hubungannya agak menjadi jelas bila kita menggunakan teori seorang ahli matematika dan klimatologi Serbia, Milutin Milankovich, yang hidup sezaman dengan Einstein. Tahun2 1920-1940 Milutin banyak meneliti suatu masalah yang berakhir di teori bernama “Fluctuations in Orbital and Rotational Cyles of the Earth“. Tentu saja, Milankovich tak sedang mencari jawaban mengapa orientasi artefak2 megalitik itu tak terlalu ideal, melainkan dia sedang menerangkan bagaimana periode zaman2 glasiasi-deglasiasi terjadi. Glasiasi dan de-glasiasi terjadi oleh berapa banyak Bumi menerima sinar Matahari (kadar insolusi). Penelitian Milankovich menunjukkan bahwa kadar insolusi ditentukan oleh (1) berapa jarak Bumi-Matahari, (2) berapa miring sumbu Bumi, (3) berapa besar simpangan sumbu Bumi ketika Bumi berputar. Yang no. (1) berhubungan dengan berapa bundar/lonjong orbit Bumi, atau eksentrisitas orbit. Orbit Bumi berubah dari bundar ke lonjong dan kembali ke lonjong, dst. dalam siklus 100.000 tahun. Yang no. (2) akan mempengaruhi kemiringan sumbu bumi, yang bisa miring dari 21,6 derajat ke 24,5 derajat dalam siklus 42.000 tahun. Yang no. 3 akan mempengaruhi letak-letak Matahari dilihat dari Bumi pada posisi-posisi equinox dan solstice, sehingga disebut Presisi Equinox, dan simpangan sumbu Bumi ketika Bumi berotasi ini bersiklus 25.800 tahun. Siklus terpendek dari Milankovich yang dikenal dengan nama Presisi Equinox nampaknya berhubungan dengan orientasi megalit ini. Presisi Equinox terjadi karena gerak goyangan (wobble) poros Bumi : bahwa poros Bumi tak tetap sepanjang zaman, ia bergoyang berputar memuntir searah jarum jam dan menyelesaikan satu putarannya setiap 25.800 tahun (ada juga yang bilang setiap 21.000 tahun). Equinox (equal night) adalah satu dari dua periode dalam satu tahun saat bidang edar Bumi (ekliptika) memotong equator Matahari. Jadi, pada saat2 itu Matahari tepat di atas kepala di equator pada siang tengah hari jam 12.00 pada tanggal 21 Maret (vernal atau spring equinox) dan pada 22 September (autumnal equinox). Pada hari2 itu di seluruh dunia panjang siang dan malam persis sama. Nah, karena ternyata poros Bumi itu juga berputar dari tahun ke tahun, maka orientasi letak Matahari yang ditangkap Bumi pun pindah dari tahun ke tahun. Inilah yang rupanya juga membuat kaum pemuja Matahari menaruh artefak-artefak pemujaan Matahari (piramid mungkin sebuah makam, tetapi mereka ditaruh sedemikian rupa menghadap sisi2 Matahari di mana berjalan di lengkung langit) berpindah2 mengikuti gerak Matahari. Tentu para pemuja Matahari itu tak tahu bahwa ada goyangan poros Bumi, ada presisi equinox, ada teori Milankovich saat mereka memutuskan di mana artefak mesti didirikan, dan Milankovich pun tak pernah tahu bahwa salah satu siklusnya ternyata berhubungan dengan orientasi sebaran artefak menhir pemujaan Matahari. Megalit adalah sebuah keping, presisi equinox adalah sebuah keping yang lain. Apakah keduanya membentuk satu gambar utuh ala jigzaw puzzle ? Mungkin tidak, tetapi simpangan poros Bumi karena presisi equinox, sejajar dengan orientasi sebar