[iagi-net-l] Fwd: Widya Purnama: Urusan Saya Bukan dengan Wapres

2005-08-28 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Widya Purnama: Urusan Saya Bukan dengan Wapres



WIDYA Purnama berusaha tampil kompak pada konferensi pers di Ruang Perwira, 
Kantor Pusat Pertamina, Jumat lalu. Widya didampingi oleh Wakil Direktur 
Utama Pertamina Mustiko Saleh, Direktur Hulu Hari Kustoro, Direktur Keuangan 
Alfred Rohimone, Direktur Niaga dan Pemasaran Ari Sumarno, serta Direktur 
Umum dan Sumber Daya Manusia Suprijanto.

Hanya wajah Direktur Pengolahan Suroso Atmomartoyo yang tak tampak. Rupanya 
Suroso sedang ada di kantor Menteri Perdagangan untuk mempersiapkan 
kunjungan ke Beijing. ''Direksi sangat solid hari ini, bagaimana kita 
bersatu padu mengamankan BBM, meningkatkan pendapatan, dan menjaga 
efisiensi,'' ujar Widya dengan mimik bangga.

Satu per satu hasil kerja direksi setahun ini dijabarkan dengan sabar oleh 
Widya. Salah satunya, Pertamina mencatat laba bersih Rp 8,6 trilyun pada 
semester I 2005. Kami memprediksi, akhir tahun bisa memperoleh Rp 17,7 
trilyun. Ini jauh lebih tinggi daripada realisasi 2004, sebesar Rp12,8 
trilyun, kata Widya.

Tidak ada tanda-tanda Widya sedang pamitan, walaupun sudah santer terdengar 
bahwa dia akan diganti. ''Ini bukan hanya karya saya. Ini perlu acungan 
jempol untuk semua teman di hulu dan hilir,'' kata pria kelahiran Pare-pare, 
Sulawesi Selatan, 26 Juli 1954, itu.

Sehari sebelumnya, wartawan Gatra Astari Yanuarti, Irwan Andri Atmanto, dan 
pewarta foto Wisnu Prabowo mewawancarai Widya di kantornya. Berikut 
petikannya:

Bagaimana kondisi Pertamina sekarang?

Pertamina hari-hari ini sudah soft semuanya. Tinggal kita gedein saja.



Soal Blok Cepu, mengapa Anda seperti menentang hasil tim negosiasi 
pemerintah?

Anda jangan banding-bandingkan begitu. Saya hanya menjalankan perintah rapat 
umum pemegang saham. Ini keputusan yang dinotariskan. (Widya menunjukkan 
buku hasil keputusan RUPS Pertamina pada 30 Juni 2005. RUPS itu memutuskan 
pembagian saham 55% untuk Pertamina dan pemerintah daerah. Sisanya untuk 
Mobil Cepu Ltd dan Ampolex, pengelola Blok Cepu).



Jadi, sesuai dengan RUPS, Blok Cepu dikelola oleh Pertamina dengan 
ExxonMobil. Keputusan RUPS adalah keputusan tertinggi untuk Pertamina. 
Sedangkan memorandum of understanding (MoU) yang memberi saham ke pemerintah 
daerah itu tidak mengikat. Pertamina hanya tunduk pada hasil RUPS, bukan 
pada MoU.



Bukankah isi MoU sudah diadopsi dalam keputusan RUPS?

Isi MoU berbeda dengan keputusan RUPS. MoU bilang, kepemilikan saham di Cepu 
50:50. Sedangkan keputusan di RUPS menyebutkan 55:45. Tidak ada kata-kata 
bahwa saya mesti menyetujui MoU. Yang ada, saya disuruh menindaklanjuti 
RUPS.



Kalau dilihat dari sisi pemerintah, bukankah komposisi saham 45:45:10 sama 
saja dengan 55:45?

Beda dong. Kalau dengan bagian 55%, maka Pertamina yang ngasih ke pemda 
sebesar 10%. Jadi, Pertamina dan badan usaha milik daerah itu satu 
keranjang, sedangkan Exxon di pihak lain. Dengan kepemilikan 55%, Pertamina 
menjadi single majority, penting untuk voting kalau terjadi perbedaan 
pendapat. Ini berbeda dengan pembagian saham 45:45:10 karena ada tiga pihak. 
Nanti yang 10% ini ikut siapa?



Mengapa Pertamina ngotot ingin menjadi operator di Blok Cepu?

Pertamina mesti jadi tuan rumah di negara sendiri. Kami sudah 48 tahun 
berpengalaman di minyak. Kurang apa lagi? Lagi pula, Blok Cepu itu mudah 
pengerjaannya, sudah ketahuan tempatnya, tinggal bor saja. Biaya operasi 
kami pasti akan lebih murah. Mereka kan perlu mendatangkan dari Amerika, 
sedangkan kami cukup dari Jakarta.



Berapa dana untuk mengelola Blok Cepu?

Untuk tahap awal kalau kami punya US$ 100 juta yang bisa digunakan. 
Pokoknya, dalam waktu sesingkat-singkatnya, kami sudah bisa full on stream.



Dari mana sumber dananya?

Untuk ladang Cepu, cari dananya semudah membalikkan tangan. Sudah banyak 
bank yang datang ke saya. Juga banyak penasihat keuangan yang mau bantu 
untuk danai ini. Kita tak perlu khawatir.



Jadi, Anda tak tunduk pada keinginan pemerintah?

Lho, saya pasti tunduk dong. Kita jelas menghormati republik ini. Tapi MoU 
ini kan mesti dinegosiasikan lagi. Dan saya ditugasi RUPS untuk 
menindaklanjuti lagi semua masalah itu.



Tapi Jusuf Kalla kan minta Pertamina mengikuti keputusan pemerintah?

Anda jangan menyebut-nyebut Pak Jusuf Kalla. Saya tidak mau itu. Sudahlah. 
Ini kan urusannya sama tim negosiasi pemerintah, bukan dengan wapres.



Anda pernah konflik dengan Menteri Keuangan Jusuf Anwar terkait distribusi 
BBM?

Pak Yusuf Anwar itu kan berpegang pada APBN. Pertamina berpegang pada 
distribusi, stok, penyediaan, dan pembayaran. Ada selisih antara yang harga 
yang dipatok dalam APBN dan harga realisasinya. Jadi, ada cara pandang yang 
berbeda. Nah, sekarang ini semuanya sudah lancar.



Setelah kasus Cepu, Anda kelihatannya tidak akur dengan para menteri?

Sering kok saya rapat dengan Pak Aburizal. Juga dengan Pak Sugiharto, Pak 
Purnomo, dan Pak Jusuf Anwar. Pertamina itu menjalankan misi pemerintah yang 
begitu besar. Subsidinya gila-gilaan, sehingga 

RE: [iagi-net-l] [JCS2005 NEWS] Pengumuman Lanjutan tentang Abstr ak POSTER yang DITERIMA dalam Acara JCS2005

2005-08-28 Terurut Topik Nanang Abdul Manaf
Terima kasih Ibu Selvi atas partisipasinya di JCS2005. Alamat pengiriman CD
ROM bisa dikirim melalui alamat seperti di bawah ini :

Nanang Abdul Manaf
Exploration of South Sumatera Area
Gedung Kwarnas., Lantai 12
Jl. Merdeka Timur 6, Jakarta 10110
Telp. : +62-21-3502150, Ext.1834
Facs.: +62-21-3502966
Mobile : 62-811992551

Kami tunggu kirimannya.
Wassalam,

-Original Message-
From: selvi minin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, August 26, 2005 4:19 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] [JCS2005 NEWS] Pengumuman Lanjutan tentang Abstrak
POSTER yang DITERIMA dalam Acara JCS2005

aww,
saya salah seorang peserta oral presentation IAGi nanti di Surabaya,
nama saya Selvi Yuminti dari T. Geologi UGM.
Saya ingin menanyakan tentang alamat pengiriman full paper (alamat
surat) sebab menurut tangkapan saya dari attachment yang BApak
kirimkan paper dikirimkan paling lambat 5 September 2005 dalam CD ROM.
Oya, email saya di yahoo mungkin agak bermasalah, sebab saya tidak
menerima pemberitahuan yang BApak berikan pada Bu DEwi Titisari dan
Pak Widiasmoro(saya dapat berita pemberitahuan tsb dari Pak Widi),
karena itu jika Bapak sewaktu-waktu memberi tahu lagi, mohon kirimkan
ke alamat email ini saja, terima kasih sebelumnya,
sekian 
www


On 8/12/05, Taufik Manan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Kepada Yth.
 Seluruh ahli profesional GG dan ahli pertambangan
 serta asosiasi profesi; HAGI, IAGI dan PERHAPI.
 
 Panitia Joint Convention HAGI, IAGI, PERHAPI (JCS2005)
 menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang
 sebesar-besarnya atas partisipasi dan kontribusinya
 dengan mengirimkan abstrak untuk dipresentasikan dalam
 rangkaian acara ini.
 
 Sampai batas waktu yang telah ditentukan, Panitia
 JCS2005 telah menerima lebih dari 220 buah abstrak
 yang dikirim dari berbagai instansi pemerintah,
 perguruan tinggi, lembaga penelitian, kelompok
 industri dan independent. Antusiasme yang begitu besar
 dari para penulis tidak dapat seluruhnya
 diakomodasikan dalam acara ini, sehingga perlu
 diadakan seleksi yang dilakukan oleh beberapa penilai
 yang ahli di bidangnya masing-masing.
 
 Sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan, maka sejak
 tanggal 29 Juli 2005 dan beberapa hari selanjutnya,
 Panitia JCS2005 akan mengumumkan secara bertahap
 abstrak yang diterima untuk dipresentasikan, baik oral
 maupun poster, dalam Technical Session yang akan
 diselenggarakan pada tanggal 29 dan 30 November 2005
 di Surabaya. Disamping pengumuman melalui media
 elektonik, dalam bentuk milis, email dan web site
 resmi JCS2005, Panitia akan menyampaikan pemberitahuan
 resmi kepada masing-masing penulis abstrak, baik yang
 diterima ataupun yang belum terpilih untuk dapat
 dipresentasikan dalam acara ini, melalui email
 pribadi, surat dan facsimile.
 
 Terlampir adalah bagian ketiga daftar abstrak yang
 diterima dan selanjutnya kepada para penulis abstrak
 ini diharapkan untuk segera mengirimkan full paper
 atau extended abstract paling lambat pada hari Rabu,
 tanggal 14 September 2005, dengan ketentuan format
 penulisan yang akan disampaikan kemudian.
 
 Korespondensi dapat dilakukan melalui Sekretariat
 Panitia atau email panitia, yaitu :
   [EMAIL PROTECTED]
   [EMAIL PROTECTED]
   [EMAIL PROTECTED]
 
 Bagi yang diterima akan diberikan pula surat
 pernyataan bersedia (acceptance letter), yang harus
 disi dan diserahkan kembali kepada panitia pelaksana
 JCS2005.
 
 Demikian pemberitahuan ini disampaikan, atas perhatian
 dan dukungannya kami sampaikan terima kasih.
 
 Jakarta, 12 Agustus 2005
 
 Panitia JCS2005
 Technical Program Coordinator
 
 
 Nanang Abdul Manaf
 
 
 __
 Do You Yahoo!?
 Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
 http://mail.yahoo.com
 
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
 Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
 Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
 Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
 Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
 Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
 -
 
 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: 

[iagi-net-l] PLEASE SUBMIT YOUR REGISTRATION NOW : ONE DAY SEMINAR

2005-08-28 Terurut Topik Sekretariat Pengurus Pusat
I A G I (Ikatan Ahli Geologi Indonesia)
Indonesian Association of Geologists
 
 
ONE DAY SEMINAR ON
RECENT ADVANCES OF INDONESIAN GEODYNAMICS: IMPLICATION TO MINERAL 
HYDROCARBON EXPLORATION  THE LAUNCHING OF MGI SPECIAL ISSUE: TERTIARY
HIGH PRESSURES METAMORPHISM  TECTONIC IMPLICATION IN EASTERN INDONESIA

 
KEYNOTE SPEAKER : R. Soeria Atmadja
 
DATE :Tuesday Sept 6th, 2005
 
PRESENTERS :
1. Sukendar Asikin
2. Awang H. Satyana 
3. Benyamin Sapiie
4. R.P. Koesoemadinata
5. Haryadi Permana
6. Agus Guntoro
 
TIME : 08.00 - 16.00 am
 
VENUE :
Puri Asri 2 (Mezzanine level)
Le Meridien Hotel
Jl. Jend. Sudirman Kav 18-20
Jakarta 10220
 
MODERATORS :
1. Agus Handoyo
2. Bambang P. Istadi
 
COST :
IAGI Member  : Rp. 500.000
Non Member   : Rp. 700.000
 
REGISTRATION :
Reservations and cancellations will be accepted until 01:00 pm On
Monday, Sept 5th, 2005. 
Please call : Lina / Sutarjo / Ady
Phone / Fax. : (021) 83702848, 83702577 or
e-mail : [EMAIL PROTECTED]
 
L I M I T E D  S E A T
 
NO RESERVATIONS  CANCELLATIONS WILL BE ACCEPTED
AFTER THIS TIME
 
 
 


[iagi-net-l] Solar power satellite

2005-08-28 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Menangkap energi di luar angkasa dan mengirimkannya ke bumi.

Kalau saja hal ini bisa terjadi dengan mengirimkan energi lewat
gelombang microwave. Wah tentunya sumber geothermal indonesia yang
sudah terbukti terbesar didunia ini bisa dipakai sebagai sumber energi
dunia yg baru. dengan membangun geothermal electric dan mengirimkannya
atau mengexportnya.

Duh mimpi lagi deh gwe


RDP

solar power satellite
http://www.answers.com/

A solar power satellite, or SPS, is a proposed satellite built in high
Earth orbit that uses microwave power transmission to beam solar power
to a very large antenna on Earth where it can be used in place of
conventional power sources. The advantage to placing the solar
collectors in space is the unobstructed view of the Sun, unaffected by
the day/night cycle, weather, or seasons. However, the costs of
construction are very high, so it is unlikely the SPS will be able to
compete with conventional sources unless there is a big reduction in
the costs associated with launching massive satellites into space,
unless a space-based manufacturing industry develops and they can be
built in orbit.

History

The SPS concept has been around since late 1968, but was considered
impractical due to the lack of an efficient method of sending the
power down to the Earth for use. Things changed in 1974 when Peter
Glaser was granted patent number 3,781,647 for his method of
transmitting the power to Earth using microwaves from a small antenna
on the satellite to a much larger one on the ground, known as a
rectenna.

Glasser's work took place at Author D. Little, Inc., who employed
Glaser as a vice-president. NASA then became interested and granted
them a contract to lead four other companies in a broader study in
1972. They found that while the concept had several major problems,
chiefly the expense of putting the required materials in orbit and the
lack of experience on projects of this scale in space, it showed
enough promise to merit further investigation and research.

Most major aerospace companies then became briefly involved in some
way, either under NASA grants or on their own money, to preserve a
chance at the large contracts that would have been let out had the
decision been made to go ahead with this concept. At the time the
needs for electricity were booming, and there seemed to be no end in
demand. When power use levelled off in the 1970s, the concept was
shelved.

More recently the concept has again become interesting, generally due
to increased energy demands and costs. At some price point the high
construction costs of the SPS become favourable due to their low-cost
delivery of power, but this price point remains far higher than
current rates. Nevertheless continued advances in material science and
space transport continue to whittle away at the startup cost of the
SPS.

Description

The SPS essentially consists of three parts:

   1. a huge solar collector, typically made up of solar cells
   2. a microwave antenna on the satellite, aimed at Earth
   3. an antenna occupying a large area on Earth to collect the power

The SPS concept arose because space has several major advantages over
earth for the collection of solar power. There is no air in space, so
the satellites would receive somewhat more intense sunlight,
unaffected by weather. In a geosynchronous orbit an SPS would be
illuminated over 99% of the time. The SPS would be in Earth's shadow
on only a few days at the spring and fall equinoxes; and even then for
a maximum of an hour and a half late at night when power demands are
at their lowest. This allows expensive storage facilities necessary to
earth-based system to be avoided.

In most senses the SPS concept is simpler than most power systems here
on Earth. This includes the structure needed to hold it together,
which in orbit can be considerably lighter due to the lack of gravity.
Some early studies looked at solar furnaces to drive conventional
turbines, but as the efficiency of the solar cell improved this
concept eventually became impractical. In either case another
advantage of the design is that waste heat is re-radiated back into
space, instead of warming the biosphere as with conventional sources.

The Earth-based rectenna is also key to the concept. It consists of
a series of short dipole antennas, connected with a diode. Microwaves
broadcast from the SPS are received in the dipoles with about 85%
efficiency. With a conventional microwave antenna the reception is
even better, but the cost and complexity is considerably greater.
Rectennas would be about 5 km across, and receive enough microwaves to
be a concern. Some have suggested locating them offshore, but this
presents problems of its own.

For best efficiency the satellite antenna must be between 1 and 1.5
kilometers in diameter and the ground rectenna around 14 kilometers by
10 kilometers. For the desired microwave intensity this allows
transfer of between 5 and 10 gigawatts of power. To be cost effective

Re: [iagi-net-l] RE: IAGI : SEMINAR ON INDONESIAN MINERAL COAL DISCOVERIES, BOGOR, 18 - 20 SEPTEMBER 2005

2005-08-28 Terurut Topik yrsnki



Benz

Tolong saya didafarkan untuk seminar dan pembelian buku
nya satu copy.
Terima kasih.

Si - Abah



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] kok minggu tutp?

2005-08-28 Terurut Topik yrsnki


Mang Okim dan Bu Ai yang baik budi

Kemarin teman saya ke Bandung bermaksud untuk lihat
warungnya yang di Pajajaran , ekh kok tutup ya.
Bukankah mestimya hari sabtu  dan minggu itu panen ?
Hehehe .

Mengingat hari hari itu banyak tamu dari luar Bandung .

Si Abah.


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] RE: IAGI : SEMINAR ON INDONESIAN MINERAL COAL DISCOVERIES, BOGOR, 18 - 20 SEPTEMBER 2005

2005-08-28 Terurut Topik Sekretariat Pengurus Pusat
I A G I
 
SEMINAR ON INDONESIAN MINERAL  COAL
DISCOVERIES
 
New Discoveries On Indonesian Mineral  Coal Deposits
Bogor, 18 - 20 September 2005 
 
BACKGROUND:
 
It has been quite long time that the Indonesian discovery history of
mineral and coal deposits and its models have not been published
comprehensively. Last publication of the similar topic was in 1994,
compiled in the Journal of Geochemical Exploration, Vol. 50, Nos. 1-3,
and Special Issues: Mineral Deposits of Indonesia - Discoveries of the
Past 25 Years.
 
Currently, although there are still many non-technical issues faced by
Indonesian mining industry, the prices of some worldwide commodities
have been climbed up triggering the commencement of exploration
activities in the country. Therefore, now is the time to document and
publish the mineral and coal knowledge during the last ten years through
a Seminar on Indonesian Mineral and Coal Discoveries.
 
PROGRAMS:
 
* Field Trip: Pongkor Gold Mine, September 18, 2005
* Seminar, September 19 - 20, 2005
* Launching IAGI Special Issues: Indonesian Mineral  Coal
Discoveries 2005
 
TECHNICAL PRESENTATION:
 
1.   Challenges To Develop The Tayan Lateritic Bauxite Deposit, West
Kalimantan - ANTAM
2.   The Buli Lateritic Nickel Deposit, Halmahera Island - ANTAM
3.   The Cibaliung Gold Deposit, Banten, Discovery To Decision To
Mine - AUSTINDO
4.   Notes On The Discovery, Geology and Mining of The Riska Gold
Deposit, North Sulawesi Sulawesi - AVOCET
5.   Indonesian Iron Ores: Potential and Challanges To Develop - DIM
6.   The Discovery of Wabu Ridge Gold Skam, Papua - FREEPORT
7.   The Discovery, Geology, Alteration and Mineralization of Deep
MLZ Skam Copper - Gold Deposit, Papua - FREEPORT
8.   Pioneering Exploration for VMS Base Metal Deposit in Haruku,
Maluku - INGOLD
9.   Bengalon Coal Deposit, Kalimantan: Re-Activated Exploration -
KPC
10.   Martabe Gold Deposit, North Sumatera: A High Sulfidation System -
NEWMONT
11.   The Elang Porphyry Copper and Gold Mineralization Style, Sumbawa
Indonesia - NEWMONT
12.   Indonesian Coal Bed Methane - SOLID ENERGY
13.   Indonesian Bentonite: Case Study in Western Java - SACN
14.   Upgraded Brown Coal (UBC), A Technology To Reduce Moisture Content
of Coal - TEKMIRA
15.   Indonesian Coking Coal: Occurrences and Properties - TRISAKTI
 
VENUE:
 
Seminar will be held in HOTEL SALAK, Bogor. Jl. Ir. H. Juanda No. 8
Telp: 62 251 350400
 
 
REGISTRATION FEE:
 
A. BEFORE : AUGUST 31st, 2005
* Field Trip: Rp. 300.000 (for 30 partisipants only)
* Seminar: Rp. 500.000 (for 150 partisipants only)
* Purchasing Book of Indonesian Mineral  Coal Discoveries: Rp.
300.000 (Limited Copy)
 
B. AFTER: AGUSTUS 31st, 2005 
* Field Trip: Rp. 450.000
* Seminar: Rp. 650.000
* Purchasing Book of Indonesian Mineral  Coal Discoveries: Rp.
400.000
 
 
For Detail Information Please Contact:
 
SECRETARIAT:
Indonesian Association of Geologists (IAGI)
Mineral  Coal Building 6th Floor
Jl. Prof. Dr. Soepomo, SH, No. 10
South Jakarta 128270
 
Contact Persons:
LINA / SUTARJO / IIE / ADY
Phone.: (021) 83702848
Fax.: (021) 83702577
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
 
 


[iagi-net-l] [JCS2005 NEWS] Koreksi Kursus JCS2005 (Seismic Data Processing and Advanced Processing : Case Study for Structural and Stratigraphic Interpretations and Fluid Identification)

2005-08-28 Terurut Topik Taufik Manan
Kepada Yth.
Ahli GG dan Pertambangan Indonesia

Sehubungan dengan flyer kursus yang akan diadakan
dalam kegiatan JCS2005, maka terdapat koreksi pada
salah satu kursus tersebut, yaitu Seismic Data
Processing and Advanced  Processing.

Koreksinya untuk kata liquid menjadi fluid,
selengkapnya kami tuliskan kembali pada badan email di
bawah ini.

Atas nama panpel JCS2005, kami mohon maaf atas
kekeliruan tersebut, khususnya kepada Bapak DR. Awalli
Priyono selaku instruktur kursus tersebut.

Terima kasih.

Panpel JCS2005
Technical Program - Kursus

===

Pre-Convention Course :

Seismic Data Processing and Advanced  Processing : 
Case Study  for  Structural  and Stratigraphic
Interpretations and Fluid  Identification

Instructor : DR. Awalli Priyono
November 27 – 28, 2005 at Hotel Shangri-La, Surabaya

About the Course

This course will address the fundamentals of seismic
data processing, emphasize the problems and provide
solution of dealing with the problems of land, marine
and transition zone   and several kind qualities of
seismic data. Several cases will be discussed how to
improve the data with the main purpose for structural
and/or stratigraphic interpretation. In this course,
advanced processing such as inversion of post stack
and pre stack data for lithological and fluid
identification will be provided. Problems related to
the seismic quality and inverted data will also be
discussed in this course. 

The participants will be given some real data
examples. This course is more emphasize in application
aspects rather than theoretical and workshop will be
provided.

Who Should Attend

The course is recommended for geophysicists,
geologists, petroleum/reservoir engineers or
engineers.


Course Instructors 

The course instructor is DR. Awali Priyono, senior
lecture at Geophysic Program, Departemen of Geophysic
and Meteorology, Faculty of Earth Sciences and Mineral
Technology, ITB. 


__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around 
http://mail.yahoo.com 

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] 3D Modeling untuk thin reservoir

2005-08-28 Terurut Topik Adi Trianto
Saya kebetulan lagi mengerjakan 3D Geological Modeling dengan
menggunakan Petrel.

Untuk beberapa reservoir yang relatif tebal (15-25 m) saya tidak
mengalami kesulitan untuk membuat facies modeling dan petrophysical
modelingnya. Untuk distribusi lateralnya, saya menggunakan metode (
bbrp diantaranya adalah gabungan ) antara object based modeling
(stochastic) atau  SIS/SGS dengan menggunakan flowline atau 2D/3D
trend dari seismic dan beberapa variasi dari variogram range. Dari
bbrp reservoir tebal tersebut, saya coba juga menggunakan seismic
(attribute) cube (dengan melihat xplot, bbrp diantaranya, saya melihat
adanya korelasi positif antara property dan value dari seismic
tersebut) untuk mengontrol distribusi facies/petrophysical modeling.
Atau dengan menggunakan xplot lainnya, misalnya X=PhieT dan Y=Phie
untuk porosity modeling  atau X=Phie dan Y=Vclay untuk Vclay modeling
(korelasi koefisien). Untuk permeability modeling dan SwJ Func saya
ikatkan ke facies dan petrophyical modeling. Dan hasilnya, so far
antara modeling dan kalkulasi engineering (dynamic modeling) dalam
range yang bisa ditolerir.

Permasalahannya adalah, sekitar 70% dari reservoir di field saya
(fluvial – marginal marine, di Malay Basin) mempunyai ketebalan
sekitar 3-10m, dimana ketebalan ini jauh daripada tuning thickness
dari seismic yang ada. Dan saya melihat, uncertainties memodelkan thin
reservoirs (distribusi lateralnya, terutama facies modeling) ini
sangat besar sekali, akhirnya, metode trial/error dengan bbrp
realisasi saya coba lakukan. Dan tetap, hasilnya masih sangat sangat
terbuka untuk diskusi.

Mohon pencerahan dari rekan2 yang terutama bekerja di thin reservoir ? 

Terimakasih banyak,
Adi Trianto