RE: [iagi-net-l] stratigrafi kuantitatif RE: [iagi-net-l] interpretasi lingkungan pengendapan:
dari sudut pandang biostratigrafi, siklus sikuen strat. lebih mudah dilihat/diidentifikasi pada daerah tepi cekungan, tetapi resolusi umur lebih tinggi di daerah yang lebih dalam (bebas kontrol facies). dengan asumsi bahwa event naik dan turunya eustasi setidaknya berdimensi " basin scale" , maka menurut saya masalah umur bisa kita atasi. dalam biostratigrafi surface yang relatif paling mudah dikenali adalah MFS, untuk daerah pinggir cekungan kita bisa melihat dari siklus perubahan lingkungan pengendapan (transgresive - regresive, dengan catatan interval sample harus cukup rapat), sedangkan di daerah yang dalam kita bisa lihat dari assosiasi foramnya (biostratigrapher akan bisa mengenali dimana kira-kira event maksimum depth (yang berasosiasi dengan condensed section). secata textbook, MFS berasosiasi dengan maksimum kelimpahan planktonik, tetapi menurut saya hal ini tidak semudah itu, karena beberapa MFS akan bisa menumpuk menajdi satu section yang sangat tipis dan sukar dipisahkan kalo dasarnya cuma maksimum kelimpahan planktonik. belum lagi masalah sample size yang tidak sama (karena analisa biostratigrafi biasanya tidak ditujukan secara spesific untuk analisa sikuen, sehinga sample size dan hal lain tidak diperhatikan). Dari identifikasi event ini kita bisa mendapatkan kandidat MFS beserta umurnya, selanjutnya kita bisa lakukan analisa kuantitatif biostratigrafi untuk menornalkan marker markernya, baru setelah itu kita korelasi termasuk MFS yang kita dapatkan baik di bagian yang dalam dan dangkal. Setelah kita dapatkan korelasi MFS ini (tentunya juga harus memperhatikan data lain termasuk seismiknya) serta marker yang lain, tentunya SB dan TS (kalo ada) akan lebih mudah diidentifikasi beserta umurnya. kombinasi foram dan nanno pada laut dalam akan bisa memberikan umur yang relatif detil untk MFS. Saat ini LAD dan FAD marker marker planktonik sudah banyak yang di dating sehingga umur absolutnya bisa diketahui. salam khoiril anwar penamaan SB, makanya beliau suka untuk tidak menyebutkan angka-angka itu dalam grafik-grafik paper resmi. Misalnya SB 21, maka bisa saja ini umurnya bukan 21 Ma, dan mungkin 18 Ma hingga 24 Ma, sesuai dengan braket lebarnya. Sayangnya, dalam membuat skala umur vs. Formasi, semua hal tadi harus dilaksanakan, yang tentu SB21 diposisikan pada 21 Ma, dan SB22 di possisikan pada skala waktu 22 Ma. Tak lain dari itu. Kerja sama beliau dengan Pak Ukat, dan sebutkan posisi SB21 adalah SB antara Bekasap dan Duri Fm. SB22 antara Baji-Kedua Fm. Ini akibatkan suatu pengertian sedimen yang amat tebal antara SB22-SB21 di Duri Field kalau saja selisih umur itu, 22Ma-21Ma= 1 Ma, adalah setebal itu, amat jauh lebih tebal di banding ketebalan sequence pada lokasi lainnya di CSB. Atasi hal ini, anjuran saya, adalah batas bawah sequence itu 25.37, berkurang 700 Ka, untuk batas bawah mulai (dalam Ma) 25.37 Menggala, 24.67 Dalam, 23.97 Jaga, 23.27 Baji, 22.57 Kedua, 21.87 Pertama, 21.17 LowerRindu, 20.47 Upper Rindu, 19.77 Duri1, 19.07 Duri2, dan 18.37 Telisa. Nadanya dengan ini, maka kecepatan pengendapan lebih "reasonable", seiring transgresi mengangkat Duri menjadi paling tinggi pengangkatannya di tengah CSB. Jadikan juga lapisan minyaknya dangkal, kurang 650'-200 ' (230 - 70 m). Setara kedalaman orang ngebor untuk sumur artesis (200'an m) sudah dapatkan minyak. Apakah memang begitu? Apakah ada data yang menolak hal ini? Salam, Maryanto.
[iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)
Diskusi soal Rangkasbitung dan Banten Block selalu mengingatkan saya ke problem pojok SW Java ini. Di situ Teluk Pelabuhanratu membuat belokan tajam dari Bayah-Pelabuhanratu-Ciletuh/Jampang membuat teluk menyiku 90 deg. Lalu kita lihat ke utara ke sebaran terumbu Kep. Seribu yang membuat trend lurus utara-selatan, lalu ke selatan lagi ke Teluk Pelabuhanratu. Nah, mereka membentuk garis lurus - kelurusan. Kita sebut saja Kelurusan Seribu - Jampang... Kok bisa membentuk garis lurus begitu ? Menurut sebuah studi, terumbu Kep Seribu jadi di situ karena menghindari sedimentasi delta Citarum di timurnya. Ini tidak menjawab pertanyaan karena sungai besar yang sama, Cisadane, persis menumpahkan sedimennya di terumbu selatan (Pulau Rambut). Lalu, mengapa kompleks terumbu ini membentuk pola lurus U-S rasanya tak bisa dijawab dengan sedimentasi sungai2 di Jawa Barat yang bermuara di utara. Kelurusan U-S pulau2 di Kep Seribu mungkin punya kontrol basement high. Dan ini benar, paling tidak itu ditunjukkan oleh peta Noble et al. (1997 -paper joint Arco-Pertamina) sebab di bawah Kep Seribu adalah batas timur Tinggian basement "Seribu Platform". Maka terumbu tak terjadi ke sebelah timur di utara Teluk Jakarta karena di situ sudah dalam. Walaupun terumbu moderen, pola basement high tetap berpengaruh. Basement High di situ sedalam 0.5 sec TWT. Sekarang ke selatan kembali ke Pelabuhanratu dan sekitarnya. Batuan beku tertua pertama ada di Ciletuh, Jampang. Batuan tertua kedua ada di Bayah. Formasi2 sedimen tertua juga ada di kedua wilayah ini. Batupasir Walat di utara Jampang Plato yang Early Oligocene dan fluviatil, sebagian penulis mengekivalenkannya dengan Formasi Bayah di Bayah yang berumur sama dan fluviatil juga. Dua tempat ini, Bayah dan Jampang, mengindikasikan bahwa mereka pernah lurus barat - timur. Hanya, sekarang Jampang tergeser ke selatan. Seperti ada barrier antara Bayah dan Jampang. Sebuah barrier yang selurus dengan trend Kep Seribu. Sebuah barrier yang persis memisahkan sistem volkanik Halimun di Bayah, dan Salak di utara Jampang. Barier Kelurusan Seribu - Jampang. Di situ kelihatannya ada gap basement structure yang besar. Data gravity menunjukkan bahwa konsentrasi milligal yang besar di Jawa Barat ada di Bayah dan Ciletuh/Jampang. Saya hanya berspekulasi ada kelurusan basement dari Pulau Seribu ke Teluk Pelabuhanratu, dan berspekulasi bahwa Bayah dan Jampang dulu membentuk jalur yang sama barat-timur yang lalu tergeser menjadi terpisah seperti sekarang melalui pengaktifan dextral strike-slip yang besar di tepi basement high tadi. Hal yang lebih kurang sama pernah dikemukakan oleh (1) Baumann et al (1973 - IPA, SW Java Geology) bahwa Bayah-Jampang dulunya menyatu berdasarkan kesamaan geologinya, (2) Soejono Martodjojo (disertasi 1984) bahwa Mandala Banten punya geologi sendiri, dan batas Mandala Banten dan Palung Bogor lebih kurang U-S itu. Pak Dardji yang disertasinya Banten Block (1996 ?) juga pernah menarik batas itu. Sekarang, kita wajib cermati kelurusan2 dan hal2 aneh yang terjadi di seluas kepulauan kita, siapa tahu punya pesan geologi tersembunyi yang perlu kita baca dan tafsirkan. "Die Natur is Ein Buch, in dem Mann lessen lernen sollte" salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Awang, Sekedar info pemetaan sarjana Muda (5x5)km2 di daerah Banten dan sekitarnya tahun 88-89 daribeberapa rekan angkatan 85 sptnya menemukan info seepage tsb. tapi entah mungkin masih unpublished sampai sekarang. Kalo nggak salah salah satunya Ridwansyah atau Sonny S Gerson,dll. Mungkin laporannya bisa dijadikan acuan untuk explorasi pertamina eh BP Migas. yud -Mensaje original- De: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] nombre de Awang Satyana Enviado el: miércoles, 21 de septiembre de 2005 3:30 Para: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Asunto: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss Bayah Nih Menilik nama kampung "Ciminyak" dan database oil seepages se Jawa, saya kok yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan. Apakah aktif atau tidak, itu soal lain. Database menunjukkan akumulasi beberapa titik rembesan minyak di wilayah itu. deleted - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
Re: [Fwd: [iagi-net-l] Pemilihan Ketum yang senyap ?????]
Nanti ADB akan jadi Ketua Seksi Program... R i d w a n Danny Hilman: ADB cocok banget jadi Ketua Partai IAGI [EMAIL PROTECTED] wrote: Rekans Wah yang respons cuma Ridwan niich , bagaimana yang lainnya ? Apakah mau dengan sitim gerilya ??? Chandra , bagaimana program lanjutannya ? Apakah terkesiap dengan aktifitas ADB yang sangat agresif ? Si Abah Original Message Subject: [iagi-net-l] Pemilihan Ketum yang senyap ? From:[EMAIL PROTECTED] Date:Fri, September 9, 2005 10:15 am To: iagi-net@iagi.or.id -- Rekans PIT dan MUNAS sudah sangat dekat , tinggal dua bulan lagi Pemilihan Ketum yang baru akan dilaksanakan. Sosialisasi dan kampanye para calon senyp , panitia pemilihan juga senyp , ADA APA ini ? Bagaimana Chandra ? Apa kabar Ben , Lufthi , Batara , Lobo dan Ridwan Apa tidak merasa perlu mengkampanyekan diri Anda ? Si Abah - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) - - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih
Makin banyak daerah vulkanic arc yang di lirik orang. Paleogene sedimen malah lebih banyak disitu. Gunung-gunung adalah daerah extensi "grade size siklus lateral" basin. Masa ini dikenal paling banyak source rocknya di banding umur-umur lebih mudanya yang sering masih belum matang untuk Cenozoic. Klemme & Ulmisek, 1991, perlihatkan world's source rock sejak Cambrium hingga kini. Dengan siklus oreder2, 70 Ma, maka source rock selalu saja lebih besar pada separo akhir umur itu untuk : Cambrium, Ordosilur, ..., dan Cenozoic. Itu juga berasosiasi bahwa separo masa sequence akan selalu muka laut yang lebih dalam dari pada separo masa awalnya. Relatif mengecil sejak Cambrium hingga PermianTriassik, dan membesar kemudian hingga kini. Paling banyak adalah pada Cretaceous, 28 % out of total discovered source rock. Masa ini adalah pada siklus 700 Ma, maximum syn-rift. Istilahnya amat lapar cekungannya. Ini juga MOR Mid Ocean Ridge di duga paling banyak keluarkan magma, yakni di Ontong Java. Jadikan interpretasi saya adalah bumi sedang paling panas saat itu, dekat matahari, lithosfer mengembang, continental extensi (ini order lateral surface bumi, dimana akanselalu saja ada siklus lateral lebih kecilnya lagi, yakni basin, sub-basin, dst). Muka laut Camriumke Permian mendangkal, lalu Triasik ke sekarang mendalam.PermianTriasik stabil, Jurasik early rift, Cretaceous maxium syn-rift, Cenozoic late syn-rift. Sebenarnya, kami prediksi Cenozoic akan lebih banyak dari 12 % total itu. Kemungkinan adalah a. belum matang, b. belum diketemukan. Nah masih amat banyak Cenozoic yang belum diketemukan kalau kasus kedua itu terjadi. Jangan-jangan memang yang ada di bawah gunung-gunung itu. Hayo explorasi di kampung saja, di bawah gunung-gunung Sumatra, Jawa, Nusatenggara, dst. Biar ku bisa lebih santai pulang kampung. Salam, Maryanto. -Original Message- From: Prasiddha Hestu Narendra [mailto:[EMAIL PROTECTED] Di offshore Malingping/Ujungkulon Block ada dua well yg sudah di drill, Cipatulah-1 (British Gas, 1999, TD = 1882.5 m ) dan Ujungkulon 1/1A (Amoco, 1985, TD = 1855 ft / 9594 ft). Kedua well tersebut dengan primary target Bayah Formation, tapi sayangnya dinyatakan dry hole dengan tight sandstones tanpa oil shows. Tapi ada beberapa gas shows dari mudstone Bayah - Walat formasi. Di onshore rupa-rupanya menunjukkan ada beberapa oil seeps. Ini menunjukkan indikasi yg bagus adanya hydrocarbon kitchen. Sepertinya Bayah masih menarik untuk dikaji, mungkin play concept di fore arc basin tersebut perlu dikaji lagi, demikian juga struktur-sturkturnya. kira2 ada nggak new ventures yg mau kesitu? At 07:22 AM 9/21/2005 -0700, you wrote: >Mengenai oil seep, saya pernah diberitahu dan dibawain sampel yang >katanya dari sekitar desa Malimping dan Bayah. kelihatannya sih kayak >crude oil yang campur air, saya tidak perdulikan pada waktu itu karena >saya kesana lagi sama pacar, mau ke pantai malah disuruh mikirin >minyak. kebetulan saya lagi pakai kaos yang ada lambang Pertamina dan >Repsol. > >Beliau adalah penduduk Malimping. kalau ada yang berminat nanti saya >bisa cari tahu. >atau tanyain saja di sekitar pasar Malimping. > >fbs di buse--- - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
[iagi-net-l] AAPG DISTINGUISHED LECTURER from Indonesia
Rekan-rekan, Ada yang tertarik untuk menjadi AAPG Distinguished Lecturer? Apakah ada orang Indonesia yang mau dan mampu untuk dijadikan AAPG Distinguished Lecturer. Selama ini kita dengar AAPG DL orang asing, datang ke Indonesia dan kasih talk ke mana-mana. Saya mau lihat orang Indonesia jadi AAPG DL. Kita sudah punya satu calon editor untuk AAPG Bulletin yang asli orang Indonesia. Akan saya umumkan namanya kalau sudah resmi. Salam, Herman Darman AAPG Asia Pacific
[iagi-net-l] CAKET FOSI
Selamat Pagi IAGI netters, Mudah-mudahan kita sehat-sehat semua, kalau kebetulan ada yang sedang sakitpun, mudah-mudahan disembuhkan oleh Yang Maha Kuasa secepatnya. Sepertinya sudah agak lama FOSI yang kita cintai ini belum kelihatan lagi kegiatannya (Saya mau bayar iuran tahunan juga hengga boleh), apalagi produkya. Produk-produk unggulan Fosi yang telah bisa kita nikmati semua adalah, salah satu contoh: An outline of Geology of Indonesia. Bagaimana mau kelihatan kegiatannya yaah, leadernya aja udah pindah ke tempat yang lebih tinggi, tambah sibuuk, Pak Darman. Pak Darman, sudah menawarkan kita untuk ada yang duduk menggantikan diabelum ada yang bersedia juga yaaah. Sekarang bagaimana, kalau kita pilih saja orang yang. Saya bisa milih 1). Pak Awang, dan 2). Batara Simanjuntak. Heee hee mudah-mudahan, ada respond dari Teman-teman netters. Wassalam, US - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus
RE: [iagi-net-l] Dolomitisasi pada limestone
Pembentukan dolomit mempunyai kisaran yang lebar, yaitu mulai dari segera setelah sedimen diendapkan, contohnya saat menggantikan CaCO3 dan presipitasi membentuk semen dolomit, bisa juga selama diagenesa (sebut saja syngenetic dolomitization) sampai pengendapannya benar-benar selesai dan biasanya ditunjukkan dengan adanya sementasi sebagai akibat pembebanan (disebut epigenetic dolomitization). Tapi umumnya dolomit merupakan hasil presipitasi dan replacement dari mineral karbonat yang sudah ada. Saya juga nggak kebayang gimana cara menentukan penyebaran dolomit, kira-kira apakah bisa kalau dilacak dengan: 1. Dolomit contentnya: limestone ( 0 - 10 % dolomite), dolomitic limestone (10 - 50 %), calcitic dolomite (50-90 %), dolostone (90 - 100%), kemudian dikontur sehingga baik vertikal maupun lateral bisa diketahui. 2. Ukuran kristalnya: dolorudite (kasar), dolarenit (ukuran pasir), dolosparite (ukuran silt), dolomicrite (umuran lempung), masing-masing berapa %, lalu juga dibuat konturnya. 3. Type texturnya: xenotopic (anhedral) dan idiotopic (euhedral) Nice discussion. >Gantok Subiyantoro, >Duri, 28884 Riau, Indonesia >Tel 0765 994345, Fax 0765 994016 > -Original Message- From: oki musakti [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, September 22, 2005 6:16 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] Dolomitisasi pada limestone Soal timing pembentukannya bagaimana? Apakah dolomite terbentuk sebagai 'primary mineral' pada saat yang bersamaan dengan calcite ataukah lebih banyak merupakan merupakan post sedimentary replacement (mengganti satu Ca dengan Mg) ? Terus kembali kepertanyaan awal: faktor2 apasaja yang bisa kita pakai untuk memprediksi penyebarannya, selain dari rekonstruksi paleo fluidflow (nggak kebayang bagaimana caranya) seperti yang dikemukakan bang Sanggam? Tengkiyu Oki "Subiyantoro, Gantok (gantoks)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Bisa dibaca buku "Sedimentary Petrology" by Maurice E. Tucker, 1981, hal 151. terdapat model mekanisme terjadinya dolomitisasi, antara lain: (1) evaporasi di atas daerah sabkha dan tidal flat, (2) seepage-reflux di daerah lagoon yang menghasilkan rasio Mg/Ca yang tinggi, (3) penurunan permukaan air laut yang menyebabkan evaporation draw down, (4) pada daerah phreatic dimana terjadi percampuran antara air meteorik dan air laut, (5) terjadi percampuran antara air tawar-ground water dan air laut dalam aquifer sehingga rasio Mg/Ca diatas 1, (6) presipitasi akibat limstone yang mengalami diagenesa (penimbunan) >Gantok Subiyantoro, >Duri, 28884 Riau, Indonesia >Tel 0765 994345, Fax 0765 994016 > __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
RE: [iagi-net-l] Dolomitisasi pada limestone
Selamat Pagi IAGI netters, Mudah-mudahan kita sehat-sehat semua, kalau kebetulan ada yang sedang sakitpun, mudah-mudahan disembuhkan oleh Yang Maha Kuasa secepatnya. Sepertinya sudah agak lama FOSI yang kita cintai ini belum kelihatan lagi kegiatannya (Saya mau bayar iuran tahunan juga hengga boleh), apalagi produkya. Produk-produk unggulan Fosi yang telah bisa kita nikmati semua adalah, salah satu contoh: An outline of Geology of Indonesia. Bagaimana mau kelihatan kegiatannya yaah, leadernya aja udah pindah ke tempat yang lebih tinggi, tambah sibuuk, Pak Darman. Pak Darman, sudah menawarkan kita untuk ada yang duduk menggantikan diabelum ada yang bersedia juga yaaah. Sekarang bagaimana, kalau kita pilih saja orang yang. Saya milih 1). Pak Awang, dan calon kainnya 2). Batara Simanjuntak. Mudah-mudahan, ada merespond dari netters. Wassalam, US > - This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina (Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id) Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id) Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com) Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id) -
FW: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits seminar
- Original Message - From: "Sukmandaru Prihatmoko" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Friday, September 23, 2005 11:29 AM Subject: Re: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits seminar Melengkapi point-point yang disampaikan Pak Yanto ttg Seminar Indonesian Mineral and Coal Discoveries di Bogor Senin dan Selasa lalu, di bawah ini beberapa catatan yang saya sampaikan di penutupan acara tsb: SUMMARY AND CONCLUDING REMARKS OF SEMINAR ON INDONESIAN MINERAL AND COAL DISCOVERIES (IMCD) BOGOR, 19 - 20 September 2005 Despite the adverse conditions that have prevailed during the past seven years, several significant discoveries have been made and two projects have reached the mining stage. The purpose of this IAGI Seminar and Special Issues are to document these new developments, focusing on discovery history, styles of mineralization and alteration, and challenges faced to develop these discoveries into mines. A total of 10 case history papers are presented covering Martabe (Au, North Sumatra), Cibaliung (Au, West Java), Elang (Cu-Au, Sumbawa), Tayan (Bauxite, West Kalimantan), Bengalon (Coal, East Kalimantan), Riska (Au, North Sulawesi), Buli (Ni, Halmahera), Haruku (Pb-Zn-Cu, Ambon islands), Wabu (Au, Papua), and Deep MLZ (Cu-Au, Papua). An additional five papers describe the potential of certain mining commodities in Indonesia and the challenges involved to develop them, including iron ore, bentonite, coking coal, brown coal (UBC), and coal bed methane (CBM). The sixth additional paper compares CBM in New Zealand with that in Indonesia. Below is the numbers of increasing mineral and coal resources as referred to the papers presented in IMCD 2005. Au (Moz) Cu (mt ore @ %Cu.eq) Ni (m.wmt) Bauxite (m.wmt) Coal (mt) Wabu 8.1 Martabe 2.9 Cibaliung 0.5 Riska 0.34 Deep MLZ 146 @ 1.81 Buli Sap 31.4 Buli Lim 10.9 Tayan 103 Bengalon 86 Total 11.84 146 @ 1.81 42.3 103 86 The summary that could be noted from the presentation and discussion are as follows. Technical Points * Exploration going deeper, this will have some impacts on Development of exploration/ geological model Invention of new technology More advanced techniques/exploration approaches Higher exploration costs * Opportunity for new project development * Capable professional explorationists. It was clearly notified in the seminar that the Indonesian explorationists are capable doing all what the country need. Non-Technical Points * Implementation of local KPs/ tenements during the regional authonomy era in some places created difficulties for exploration activities. However, there are few examples on projects that could run well through local KP system * Integrated cooperation between upstream and downstream activities. It means that exploration activities in upstream level should also consider the commodity demand in the downstream level, e.g. iron ores > Catatan lain: Sampai berakhirnya Buku (IAGI Special Issues 2005): > Indonesian Mineral and Coal Discoveries belum jadi juga, karena problem di > Percetakannya. Beberapa peserta complain keras masalah ini tapi yang lain > bisa menerima penjelasan Panitia. Untuk itu atas nama Panitia sekali lagi > kami mohon maaf. Buku tsb baru jadi dari percetakan kemarin 21 Sep, dan > seperti janji Panitia buku akan di paketkan ke peserta yang telah memesan > sebelumnya. > > Bagi anggota milist yang menginginkan buku tsb dapat membelinya di > sekretariat IAGI, atau sampai Sabtu nanti bisa didapatkan di booth IAGI di > Indonesian Mining Exhibition di PRJ Kemayoran. Harga Rp 400,000,- > > > Salam - Daru > > > - Original Message - > From: <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Wednesday, September 21, 2005 4:55 PM > Subject: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits > seminar >> >> >> Rekan rekan >> >> Saya sampaikan penghargaan kepada IAGI , khususnya Panitia Seminar >> "new discoveries on Indonesian Mineral and Coal Derposits" yang >> berlangsung >> Di Bogor tgl 18 - 20 September 2005. >> Seminar yang telah berhasil mengumpulkan peserta lebih dari 160 orang ( >> menurut Komitenya diluar dugaan). >> >> Dari seminar ini ada beberapa hal yang ingin saya ketengahkan : >> 1. Ternyata dari sisi strategi kebutuhan energi harus ada >> "repositioning' >> dari batu bara yang saat ini hanya diperlakukan sebagai komoditi . >> Perlu ada perubahan paradigma pemanfaatan batubara sebagai bahan baku >> energi domestic dan sumber devisa pengalaman pahit yang sedang kita >> alami dibidang energi migas saat ini rasanya policy konservasi harus >> sudah >> diaplikasikan. >> Salah satunya (atau bahkan paling penting) adalah mengembalikan harga >> energi pada harga ekonomiknya. >> >> 2.Ba
Re: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits seminar
Melengkapi point-point yang disampaikan Pak Yanto ttg Seminar Indonesian Mineral and Coal Discoveries di Bogor Senin dan Selasa lalu, di bawah ini beberapa catatan yang saya sampaikan di penutupan acara tsb: === SUMMARY AND CONCLUDING REMARKS OF SEMINAR ON INDONESIAN MINERAL AND COAL DISCOVERIES (IMCD) BOGOR, 19 - 20 September 2005 Despite the adverse conditions that have prevailed during the past seven years, several significant discoveries have been made and two projects have reached the mining stage. The purpose of this IAGI Seminar and Special Issues are to document these new developments, focusing on discovery history, styles of mineralization and alteration, and challenges faced to develop these discoveries into mines. A total of 10 case history papers are presented covering Martabe (Au, North Sumatra), Cibaliung (Au, West Java), Elang (Cu-Au, Sumbawa), Tayan (Bauxite, West Kalimantan), Bengalon (Coal, East Kalimantan), Riska (Au, North Sulawesi), Buli (Ni, Halmahera), Haruku (Pb-Zn-Cu, Ambon islands), Wabu (Au, Papua), and Deep MLZ (Cu-Au, Papua). An additional five papers describe the potential of certain mining commodities in Indonesia and the challenges involved to develop them, including iron ore, bentonite, coking coal, brown coal (UBC), and coal bed methane (CBM). The sixth additional paper compares CBM in New Zealand with that in Indonesia. Below is the numbers of increasing mineral and coal resources as referred to the papers presented in IMCD 2005. Au (Moz) Cu (mt ore @ %Cu.eq) Ni (m.wmt) Bauxite (m.wmt) Coal (mt) Wabu 8.1 Martabe 2.9 Cibaliung 0.5 Riska 0.34 Deep MLZ 146 @ 1.81 Buli Sap 31.4 Buli Lim 10.9 Tayan 103 Bengalon 86 Total 11.84 146 @ 1.81 42.3 103 86 The summary that could be noted from the presentation and discussion are as follows. Technical Points § Exploration going deeper, this will have some impacts on ü Development of exploration/ geological model ü Invention of new technology ü More advanced techniques/exploration approaches ü Higher exploration costs § Opportunity for new project development § Capable professional explorationists. It was clearly notified in the seminar that the Indonesian explorationists are capable doing all what the country need. Non-Technical Points § Implementation of local KPs/ tenements during the regional authonomy era in some places created difficulties for exploration activities. However, there are few examples on projects that could run well through local KP system § Integrated cooperation between upstream and downstream activities. It means that exploration activities in upstream level should also consider the commodity demand in the downstream level, e.g. iron ores === Catatan lain: Sampai berakhirnya Buku (IAGI Special Issues 2005): Indonesian Mineral and Coal Discoveries belum jadi juga, karena problem di Percetakannya. Beberapa peserta complain keras masalah ini tapi yang lain bisa menerima penjelasan Panitia. Untuk itu atas nama Panitia sekali lagi kami mohon maaf. Buku tsb baru jadi dari percetakan kemarin 21 Sep, dan seperti janji Panitia buku akan di paketkan ke peserta yang telah memesan sebelumnya. Bagi anggota milist yang menginginkan buku tsb dapat membelinya di sekretariat IAGI, atau sampai Sabtu nanti bisa didapatkan di booth IAGI di Indonesian Mining Exhibition di PRJ Kemayoran. Harga Rp 400,000,- Salam - Daru - Original Message - From: <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, September 21, 2005 4:55 PM Subject: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits seminar Rekan rekan Saya sampaikan penghargaan kepada IAGI , khususnya Panitia Seminar "new discoveries on Indonesian Mineral and Coal Derposits" yang berlangsung Di Bogor tgl 18 - 20 September 2005. Seminar yang telah berhasil mengumpulkan peserta lebih dari 160 orang ( menurut Komitenya diluar dugaan). Dari seminar ini ada beberapa hal yang ingin saya ketengahkan : 1. Ternyata dari sisi strategi kebutuhan energi harus ada "repositioning' dari batu bara yang saat ini hanya diperlakukan sebagai komoditi . Perlu ada perubahan paradigma pemanfaatan batubara sebagai bahan baku energi domestic dan sumber devisa pengalaman pahit yang sedang kita alami dibidang energi migas saat ini rasanya policy konservasi harus sudah diaplikasikan. Salah satunya (atau bahkan paling penting) adalah mengembalikan harga energi pada harga ekonomiknya. 2.Banyak komoditi mineral metal maupun mineral industri yang karena kondisi Peraturan maupun teknik metalrugi yang belum mumpuni terpaksa
RE: [iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction
Mas, Mengetahui umur kerak samudra dapat diturunkan dari pola magnetic stripping yang menjauh dari MOR (disebut leg anomali dalam geo-marin). Karena sea-floor spreading, terdapat pasangan magnetic stripping sisi-menyisi dari MOR. Polanya cukup rumit, tetapi dapat diurai satu-satu. Di Hamilton (1979) cukup banyak dibahas untuk pola sea-floor spreading Indian Ocean. Atau, cek Heirtzler et al (1978) : The Argo abyssal plain - Earth and Planetary Sci. Letters vol. 41, p. 21-31. Curray et al. (1982) : Structure, tectonics and geological history of NE Indian Ocean, di buku The Ocean basins and margins edited by Nairn and Stehli, Plenum Press, NY bisa jadi acuan utama. Mulai dari buku Hamilton (1979) saja yang mudah dicari. Mengetahui umur kerak samudra yang menghasilkan volcanic arcs bisa di "back-stripping" dari pola magnetik itu. Ketahui dulu umur volcanic arcs-nya, lalu tilik pola magnetic stripping Indian Ocean sekarang, sesuaikan kesamaan umurnya. Di mana jalur2 volkanik umur2 Oligo-Miosen, Mio-Plio di Jawa bisa ditentukan dengan melihat di mana produk volkaniklastik endapannya. Yang Oligo-Miosen menjadi Pegunungan Selatan sekarang. Yang Mio-Pliosen setempat dengan jalur Bogor-North Serayu-Kendeng trough sekarang, sebab semua endapannya ada di situ sekarang. Katili (1985) untuk Indonesia Barat pun menggambarkan bahwa pertumbuhan volcanic arcs yang baru tak selalu menjauh keluar dari arc sebelumnya. Benua memang makin bertumbuh ke luar menjauhi intinya, ini karena pertumbuhan prisma akresi subduction dan welded materials lain oleh collision ke tepi benua-nya. Tetapi, benua yang bertumbuh keluar tak selalu diikuti oleh jalur busur volkanik yang keluar juga. Itu sangat bergantung kapada umur oceanic crust yang menyusup di bawahnya. Oseanik tua akan menekuk tajam, akan membuat jarak rumpang palung-busur pendek, dan busur volkanik tumbuh di tepi kontinen (maju kel uar kita sebut). Oseanik muda akan menekuk landai, membuat jarak rumpang palung-busur panjang, sehingga busur volkanik tumbuh mundur ke dalam mendekati inti benua. Kondisi di atas akan dipersulit kalau ada dua penyusupan kerak samudra. Ini terjadi di Sumatra, saat kerak samudra proto-South China Sea dan Indian Ocean menyusup di bawah Sumatra-Malaya. Mas, coba baca dengan detail semua publikasi Milutin Milankovitch soal periode-nya yang berulang, terutama untuk gerak revolusi "wobble" Bumi yang saya sebut saja gerak terhuyung-huyung Bumi seperti pendekar mabuk. Walaupun terhuyung2, ia tetap di bidang ekliptika, di bidang lintas orbitnya. Artinya, ini hanya memiringkan sumbu Bumi bergerak berpilin dan spiral sinusoidal, ada bagian Bumi yang miring menghadap dan menjauh Matahari. TETAPI, ia tetap di bidang ekliptikanya. Artinya, tetap berjarak 1 AU (astronomical unit), 150 juta km, dari Matahari. Gerak huyungan itu hanya membuat efek2 glasiasi dan de-glasiasi, yang kita kenal sekarang sebagai periode Milankovitch; bukan mengembang-kempiskan Bumi, apalagi mengerutkan membuat retak2 kerak Bumi via wrenching tectonism. salam, awang "Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Mas Awang, Memang bagus teori Mas Awang ini: kaitannya umur kerak samodra dengan penunjaman subduksi dengan juga posisi volkanic arc. Menjadi banyak pingin tahu nih Mas. AHS: Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra. Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan umur kerak samudra yang menunjam. Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa, pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan, malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat Oligo-Miosen. MYT: Bisa di beritahukan bagaimana mengetahui umur kerak samodra pada seriap umur-umur volkanik itu? Arc vulanik itu di mana lokasinya, atau gunung apa namanya? Oligo-mio di Jawa selatan : Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa: Quaternary arcs di tengah Jawa: ... Katili, 1985 gambarkan subduksi semakin muda dari PermianTriasik ke cenozoic adalah menjauh dari sumbu PermianTriassik Malay-Bangka-Kalimantan. Bagimana ini bisa dijelaskan dengan teori Mas Awang ini? Data yang kupuny
[iagi-net-l] lagi ttg Cepu - dlm prinsip penegakan negara berdaulat
Senin, 19 Sept 2005, Terjajah ExxonMobil di Cepu Oleh: Kwik Kian Gie Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian subsidi -apakah itu sama dengan uang tunai yang harus keluar atau tidak- dan hal-hal teknis lain seperti itu. Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi miskin kembali karena terjerumus ke dalam mental kuli yang oleh penjajah Belanda disebut mental inlander. Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang menghamba, yang ngapurancang ketika berhadapan dengan orang-orang bule. Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan minyak sangat besar dibanding kebutuhan nasionalnya, setelah 60 tahun merdeka hanya mampu menggarap minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan kepada eksplorasi dan eksploitasi perusahaan-perusahaan asing. Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para pengelola ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang? Istana Bung Karno dibanjiri para kontraktor minyak asing yang sangat berkeinginan mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung Karno menugaskan Chairul Saleh supaya mengizinkannya hanya sangat terbatas. Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa begitu? Jawaban Bung Karno kepada putrinya yang baru berumur 16 tahun, "Nanti kita kerjakan sendiri semuanya kalau kita sudah cukup mempunyai insinyur-insinyur sendiri." Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak oleh putra-putri bangsa Indonesia sendiri. Mengapa sekarang hanya sekitar 8 persen? Lebih menyedihkan ialah keputusan pemerintah memperpanjang kerja sama dengan Exxon Mobil (Exxon) untuk blok Cepu selama 20 tahun sampai 2030. Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy Soeharto untuk mengambil minyak dari sebuah sumur di Cepu yang kecil. Exxon lalu melakukan eksplorasi tanpa izin. Ternyata ditemukan cadangan dalam sumur yang sama sebanyak 600 juta barel. Ketika itu Exxon mengajukan usul untuk memperpanjang kontraknya sampai 2030. Keputusan ada di tangan Dewan Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP). Dua dari lima anggota menolak. Yang satu menolak atas pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas pertimbangan sangat prinsipil. Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan juga sama sekali tidak mau melihat angka-angka yang disodorkan Exxon beserta para kroninya yang berbangsa Indonesia. Mengapa? Karena yang menjadi pertimbangan pokoknya, harus dieksploitasi bangsa Indonesia sendiri, yang berarti bahwa Exxon pada 2010 harus hengkang, titik. Alasannya sangat mendasar, tetapi formulasinya sederhana. Yaitu, bangsa yang 60 tahun merdeka selayaknya, semestinya, dan seyogianya mengerjakan sendiri eksplorasi dan eksploitasi minyaknya. Bahkan, harus melakukannya di mana saja di dunia yang dianggap mempunyai kemungkinan berhasil. Menurut peraturan yang berlaku (sebelum Pertamina berubah menjadi Persero), kalau DKPP tidak bisa mengambil keputusan yang bulat, keputusan beralih ke tangan presiden. Maka, bola ada di tangan Presiden Megawati Soekarnoputri. Beliau tidak mengambil keputusan, sehingga Exxon kalang kabut. Exxon mengirimkan executive vice president-nya yang langsung mendatangi satu anggota DKPP yang mengatakan "pokoknya tidak". Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu orang anggota DKPP ini yang berinisial KKG, tetapi dilarang kolega-koleganya sendiri. KKG tersenyum sambil mengatakan karena para koleganya masih terjangkit mental inlander. Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan mengemukakan semua angka betapa Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau dia ngotot sampai seperti itu, apa lagi latar belakangnya kalau dia tidak memperoleh untung besar dari perpanjangan kontrak sampai 2030? Karena itu, kalau mulai 2010, sesuai kontrak, Exxon harus hengkang dan seluruhnya dikerjakan Pertamina, semua laba yang tadinya jatuh ke tangan Exxon akan jatuh ke tangan Indonesia sendiri. Lagi pula, KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya belajar menjadi perusahaan minyak dunia seperti Exxon. KKG bertanya kepadanya, "Bukankah kami berhak mulai merintis supaya menjadi Anda di bumi kita sendiri dan menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita sendiri?" Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana orang berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu tidak rasionalnya! Jelas KKG muntap dan mulai memberi kuliah panjang lebar bahwa orang Barat sangat memahami dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, dan bukan hanya IQ. Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini ditinjau dengan IQ juga mengatakan bahwa mulai 2010 harus dieksploitasi oleh Indonesia sendiri. Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal beliau mengatakan, "Man does not live by bread alone." Dalam hal blok Cepu, dua argumen berlaku, yaitu man does not live by bread alone, dan diukur dengan bread juga menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan jatuh ke tangan Exxon menjadi labanya Pertamina. Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspekt
Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih
Abah, "heunyay" teh mungkin karena sudah tercampur air hujan he..he.. Benar 'Bah memang apa yang dilaporkan penduduk sebagai rembesan itu tak selalu benar rembesan. Saat saya masih di Pertamina Balikpapan, cukup sering kami dapat surat dari penduduk di wilayah Barito atau Kutei yang melaporkan penemuan rembesan minyak. Mulanya kita selalu cek, lebih sering bukan rembesan. Lalu saat surat2 berdatangan lagi, kami tak pernah cek lagi. Sampai ada seseorang yang melaporkan ke kotak pos 4000 bahwa Pertamina tidak mau memanfaatkan penemuan minyak. Saat dilacak, rupanya pelapor punya interest pribadi agar tanahnya laku dijual untuk kegiatan perminyakan...he2. Mudah2an atuh yang di Rangkasbitung itu benar2 rembesan. Rembesan2 lain yang juga penting secara eksplorasi adalah rembesan2 minyak di sekitar Serayu utara di pinggir2 gunungapi Slamet dan Peg. Dieng (Gn Perahu-Sundoro-Sumbing- dan Ungaran) dan tentu saja Banyumas). Rembesan tentu selalu penting, jangan takutkan bocor (pesimis), optimis saja bahwa ada sesuatu di bawah sana. Minas, Duri, Talang Akar, Tanjung, dan lapangan2 tua besar lainnya di Indonesia ditemukan karena rembesan. Seolah Tuhan menunjukkan (kan belum ada data seismik) bahwa di bawah rembesan itu ada sesuatu yang besar yang harus dibor... salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: > Awang yabg baik budi Bukannya Abah difensif , tapi kalau persoalan nama tempat memang sering dihubungkan dengan suatu keadaan atau hal yang spesifik. Nah nama " minyak" itu mungkin akibat banyak air yang "heunyay" (apa ya namanya dalam bhs Indonesia. Hal ini diperlihatkan oleh suatu lapisan diatas air yang seperti ada minyak , apa mungkin dari sini ? Juga sering saya cek tempat yang disebut penduduk sebagai oil seep, ternyata tidak ditemukan. Semoga saja saya salah. Si Abah. ___ - Yahoo! for Good Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort.
Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)
Pak Awang dan teman2 lainnya yth., Kelurusan Jampang - Kepulauan Seribu tahun 1981 telah disinyalir oleh Pak Djoko Santoso (saat itu masih di Jurusan Teknik Geologi, sekarang di Departemen Teknik Geofisika dan yang sekarang jadi Rektor ITB) melalui kajian gravity yang dipublikasikan di Buletin Geologi ITB - maaf, sayang saya lupa nomer volume penerbitannya, sehingga Pak Djoko Santoso saat itu, salah satunya menyimpulkan adanya semacam "sesar besar" berarah Utara - Selatan dari Jampang sampai ke Kepulauan Seribu. Salah satu datanya Pak Djoko inilah yang kemudian dikembangkan sebagai batas Blok Banten dengan Blok Bogor oleh Martodjojo (1984). Wassalam, Yahdi Zaim Dept. Teknik Geologi FIKTM - ITB - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: <[EMAIL PROTECTED]>; Sent: Friday, September 23, 2005 3:18 PM Subject: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss Bayah Nih) Diskusi soal Rangkasbitung dan Banten Block selalu mengingatkan saya ke problem pojok SW Java ini. Di situ Teluk Pelabuhanratu membuat belokan tajam dari Bayah-Pelabuhanratu-Ciletuh/Jampang membuat teluk menyiku 90 deg. Lalu kita lihat ke utara ke sebaran terumbu Kep. Seribu yang membuat trend lurus utara-selatan, lalu ke selatan lagi ke Teluk Pelabuhanratu. Nah, mereka membentuk garis lurus - kelurusan. Kita sebut saja Kelurusan Seribu - Jampang... Kok bisa membentuk garis lurus begitu ? Menurut sebuah studi, terumbu Kep Seribu jadi di situ karena menghindari sedimentasi delta Citarum di timurnya. Ini tidak menjawab pertanyaan karena sungai besar yang sama, Cisadane, persis menumpahkan sedimennya di terumbu selatan (Pulau Rambut). Lalu, mengapa kompleks terumbu ini membentuk pola lurus U-S rasanya tak bisa dijawab dengan sedimentasi sungai2 di Jawa Barat yang bermuara di utara. Kelurusan U-S pulau2 di Kep Seribu mungkin punya kontrol basement high. Dan ini benar, paling tidak itu ditunjukkan oleh peta Noble et al. (1997 -paper joint Arco-Pertamina) sebab di bawah Kep Seribu adalah batas timur Tinggian basement "Seribu Platform". Maka terumbu tak terjadi ke sebelah timur di utara Teluk Jakarta karena di situ sudah dalam. Walaupun terumbu moderen, pola basement high tetap berpengaruh. Basement High di situ sedalam 0.5 sec TWT. Sekarang ke selatan kembali ke Pelabuhanratu dan sekitarnya. Batuan beku tertua pertama ada di Ciletuh, Jampang. Batuan tertua kedua ada di Bayah. Formasi2 sedimen tertua juga ada di kedua wilayah ini. Batupasir Walat di utara Jampang Plato yang Early Oligocene dan fluviatil, sebagian penulis mengekivalenkannya dengan Formasi Bayah di Bayah yang berumur sama dan fluviatil juga. Dua tempat ini, Bayah dan Jampang, mengindikasikan bahwa mereka pernah lurus barat - timur. Hanya, sekarang Jampang tergeser ke selatan. Seperti ada barrier antara Bayah dan Jampang. Sebuah barrier yang selurus dengan trend Kep Seribu. Sebuah barrier yang persis memisahkan sistem volkanik Halimun di Bayah, dan Salak di utara Jampang. Barier Kelurusan Seribu - Jampang. Di situ kelihatannya ada gap basement structure yang besar. Data gravity menunjukkan bahwa konsentrasi milligal yang besar di Jawa Barat ada di Bayah dan Ciletuh/Jampang. Saya hanya berspekulasi ada kelurusan basement dari Pulau Seribu ke Teluk Pelabuhanratu, dan berspekulasi bahwa Bayah dan Jampang dulu membentuk jalur yang sama barat-timur yang lalu tergeser menjadi terpisah seperti sekarang melalui pengaktifan dextral strike-slip yang besar di tepi basement high tadi. Hal yang lebih kurang sama pernah dikemukakan oleh (1) Baumann et al (1973 - IPA, SW Java Geology) bahwa Bayah-Jampang dulunya menyatu berdasarkan kesamaan geologinya, (2) Soejono Martodjojo (disertasi 1984) bahwa Mandala Banten punya geologi sendiri, dan batas Mandala Banten dan Palung Bogor lebih kurang U-S itu. Pak Dardji yang disertasinya Banten Block (1996 ?) juga pernah menarik batas itu. Sekarang, kita wajib cermati kelurusan2 dan hal2 aneh yang terjadi di seluas kepulauan kita, siapa tahu punya pesan geologi tersembunyi yang perlu kita baca dan tafsirkan. "Die Natur is Ein Buch, in dem Mann lessen lernen sollte" salam, awang [EMAIL PROTECTED] wrote: Kang Awang, Sekedar info pemetaan sarjana Muda (5x5)km2 di daerah Banten dan sekitarnya tahun 88-89 daribeberapa rekan angkatan 85 sptnya menemukan info seepage tsb. tapi entah mungkin masih unpublished sampai sekarang. Kalo nggak salah salah satunya Ridwansyah atau Sonny S Gerson,dll. Mungkin laporannya bisa dijadikan acuan untuk explorasi pertamina eh BP Migas. yud -Mensaje original- De: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] nombre de Awang Satyana Enviado el: miércoles, 21 de septiembre de 2005 3:30 Para: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED] Asunto: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss Bayah Nih Menilik nama kampung "Ciminyak" dan database oil seepages se Jawa, saya kok yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan. Apa