RE: [iagi-net-l] stratigrafi kuantitatif RE: [iagi-net-l] interpretasi lingkungan pengendapan:

2005-09-23 Thread khoiril anwar maryunani
dari sudut pandang biostratigrafi, siklus sikuen strat. lebih mudah 
dilihat/diidentifikasi pada daerah tepi cekungan, tetapi resolusi umur 
lebih tinggi di daerah yang lebih dalam (bebas kontrol facies). dengan 
asumsi bahwa event naik dan turunya eustasi setidaknya berdimensi " basin 
scale" , maka menurut saya masalah umur bisa kita atasi.


dalam biostratigrafi surface yang relatif paling mudah dikenali adalah MFS, 
untuk daerah pinggir cekungan  kita bisa melihat dari siklus perubahan 
lingkungan pengendapan (transgresive - regresive, dengan catatan interval 
sample harus cukup rapat), sedangkan di daerah yang dalam kita bisa lihat 
dari assosiasi foramnya (biostratigrapher akan bisa mengenali dimana 
kira-kira  event maksimum depth (yang berasosiasi dengan condensed 
section). secata textbook, MFS berasosiasi dengan maksimum kelimpahan 
planktonik, tetapi menurut saya hal ini tidak semudah itu, karena beberapa 
MFS akan bisa menumpuk menajdi satu section yang sangat tipis dan sukar 
dipisahkan kalo dasarnya cuma maksimum kelimpahan planktonik. belum lagi 
masalah sample size yang tidak sama (karena analisa biostratigrafi biasanya 
tidak ditujukan secara spesific untuk analisa sikuen, sehinga sample size 
dan hal lain tidak diperhatikan). Dari identifikasi event ini kita bisa 
mendapatkan kandidat MFS beserta umurnya, selanjutnya kita bisa lakukan 
analisa kuantitatif biostratigrafi untuk menornalkan marker markernya, baru 
setelah itu kita korelasi termasuk MFS yang kita dapatkan baik di bagian 
yang dalam dan dangkal. Setelah kita dapatkan korelasi MFS ini (tentunya 
juga harus memperhatikan data lain termasuk seismiknya) serta  marker yang 
lain, tentunya SB dan TS (kalo ada) akan lebih mudah diidentifikasi beserta 
umurnya.  kombinasi foram dan nanno pada laut dalam akan bisa memberikan 
umur yang relatif detil untk MFS. Saat ini LAD dan FAD marker marker 
planktonik sudah banyak yang di dating sehingga umur absolutnya bisa diketahui.



salam
khoiril anwar




penamaan SB, makanya beliau suka untuk tidak menyebutkan angka-angka itu
dalam grafik-grafik paper resmi. Misalnya SB 21, maka bisa saja ini
umurnya bukan 21 Ma, dan mungkin  18 Ma hingga 24 Ma, sesuai dengan
braket lebarnya. Sayangnya, dalam membuat skala umur vs. Formasi, semua
hal tadi harus dilaksanakan, yang tentu SB21 diposisikan pada 21 Ma, dan
SB22 di possisikan pada skala waktu 22 Ma. Tak lain dari itu.  Kerja
sama beliau dengan Pak Ukat, dan sebutkan posisi SB21 adalah SB antara
Bekasap dan Duri Fm. SB22 antara Baji-Kedua Fm. Ini akibatkan suatu
pengertian sedimen yang amat tebal antara SB22-SB21 di Duri Field kalau
saja selisih umur itu, 22Ma-21Ma= 1 Ma, adalah setebal itu, amat jauh
lebih tebal di banding ketebalan sequence pada lokasi lainnya di CSB.
Atasi hal ini, anjuran saya, adalah batas bawah sequence itu 25.37,
berkurang 700 Ka, untuk batas bawah mulai (dalam Ma) 25.37 Menggala,
24.67 Dalam, 23.97 Jaga, 23.27 Baji, 22.57 Kedua, 21.87 Pertama, 21.17
LowerRindu, 20.47 Upper Rindu, 19.77 Duri1, 19.07 Duri2, dan 18.37
Telisa. Nadanya dengan ini, maka kecepatan pengendapan lebih
"reasonable", seiring transgresi mengangkat Duri menjadi paling tinggi
pengangkatannya di tengah CSB. Jadikan juga lapisan minyaknya dangkal,
kurang 650'-200 ' (230 - 70 m). Setara kedalaman orang ngebor untuk
sumur artesis (200'an m)  sudah dapatkan minyak.

Apakah memang begitu? Apakah ada data yang menolak hal ini?

Salam,
Maryanto.




[iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)

2005-09-23 Thread Awang Satyana
Diskusi soal Rangkasbitung dan Banten Block selalu mengingatkan saya ke problem 
pojok SW Java ini. Di situ Teluk Pelabuhanratu membuat belokan tajam dari 
Bayah-Pelabuhanratu-Ciletuh/Jampang membuat teluk menyiku 90 deg. 
 
Lalu kita lihat ke utara ke sebaran terumbu Kep. Seribu yang membuat trend 
lurus utara-selatan, lalu ke selatan lagi ke Teluk Pelabuhanratu. Nah, mereka 
membentuk garis lurus - kelurusan. Kita sebut saja Kelurusan Seribu - Jampang...
 
Kok bisa membentuk garis lurus begitu ? Menurut sebuah studi, terumbu Kep 
Seribu jadi di situ karena menghindari sedimentasi delta Citarum di timurnya. 
Ini tidak menjawab pertanyaan karena sungai besar yang sama, Cisadane, persis 
menumpahkan sedimennya di terumbu  selatan (Pulau Rambut). Lalu, mengapa 
kompleks terumbu ini membentuk pola lurus U-S rasanya tak bisa dijawab dengan 
sedimentasi sungai2 di Jawa Barat yang bermuara di utara. Kelurusan U-S pulau2 
di Kep Seribu mungkin punya kontrol basement high. Dan ini benar, paling tidak 
itu ditunjukkan oleh peta Noble et al. (1997 -paper joint Arco-Pertamina) sebab 
di bawah Kep Seribu adalah batas timur Tinggian basement "Seribu Platform". 
Maka terumbu tak terjadi ke sebelah timur di utara Teluk Jakarta karena di situ 
sudah dalam. Walaupun terumbu moderen, pola basement high tetap berpengaruh. 
Basement High di situ sedalam 0.5 sec TWT.
 
Sekarang ke selatan kembali ke Pelabuhanratu dan sekitarnya. Batuan beku tertua 
pertama ada di Ciletuh, Jampang. Batuan tertua kedua ada di Bayah. Formasi2 
sedimen tertua juga ada di kedua wilayah ini. Batupasir Walat di utara Jampang 
Plato yang Early Oligocene dan fluviatil, sebagian penulis mengekivalenkannya 
dengan Formasi Bayah di Bayah yang berumur sama dan fluviatil juga.  Dua tempat 
ini, Bayah dan Jampang, mengindikasikan bahwa mereka pernah lurus barat - 
timur. Hanya, sekarang Jampang tergeser ke selatan.
 
Seperti ada barrier antara Bayah dan Jampang. Sebuah barrier yang selurus 
dengan trend Kep Seribu. Sebuah barrier yang persis memisahkan sistem volkanik 
Halimun di Bayah, dan Salak di utara Jampang. Barier Kelurusan Seribu - 
Jampang. Di situ kelihatannya ada gap basement structure yang besar. Data 
gravity menunjukkan bahwa konsentrasi milligal yang besar di Jawa Barat ada di 
Bayah dan Ciletuh/Jampang.
 
Saya hanya berspekulasi ada kelurusan basement dari Pulau Seribu ke Teluk 
Pelabuhanratu, dan berspekulasi bahwa Bayah dan Jampang dulu membentuk jalur 
yang sama barat-timur yang lalu tergeser menjadi terpisah seperti sekarang 
melalui pengaktifan dextral strike-slip yang besar di tepi basement high tadi.
 
Hal yang lebih kurang sama pernah dikemukakan oleh (1) Baumann et al (1973 - 
IPA, SW Java Geology) bahwa Bayah-Jampang dulunya menyatu berdasarkan kesamaan 
geologinya, (2) Soejono Martodjojo (disertasi 1984) bahwa Mandala Banten punya 
geologi sendiri, dan batas Mandala Banten dan Palung Bogor lebih kurang U-S 
itu. Pak Dardji yang disertasinya Banten Block (1996 ?) juga pernah menarik 
batas itu. 
 
Sekarang, kita wajib cermati kelurusan2 dan hal2 aneh yang terjadi di seluas 
kepulauan kita, siapa tahu punya pesan geologi tersembunyi yang perlu kita baca 
dan tafsirkan. "Die Natur is Ein Buch, in dem Mann lessen lernen sollte"
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Kang Awang,
 Sekedar info pemetaan sarjana Muda (5x5)km2 di daerah Banten dan 
sekitarnya  tahun 88-89 daribeberapa rekan angkatan 85 sptnya menemukan info 
seepage tsb.
tapi entah mungkin masih unpublished sampai sekarang. Kalo nggak salah salah 
satunya Ridwansyah atau Sonny S Gerson,dll. Mungkin laporannya bisa  dijadikan 
acuan untuk explorasi  pertamina eh BP Migas.
 
yud
-Mensaje original-
De: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] nombre de Awang Satyana
Enviado el: miércoles, 21 de septiembre de 2005 3:30
Para: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Asunto: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss Bayah Nih


Menilik nama kampung "Ciminyak" dan database oil seepages se Jawa, saya kok 
yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan. 
Apakah aktif atau tidak, itu soal lain. Database menunjukkan akumulasi beberapa 
titik rembesan minyak di wilayah itu.
 
deleted


-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Re: [Fwd: [iagi-net-l] Pemilihan Ketum yang senyap ?????]

2005-09-23 Thread Ridwan Djamaluddin

Nanti ADB akan jadi Ketua Seksi Program...

R i d w a n


Danny Hilman:


ADB cocok banget jadi Ketua Partai IAGI



[EMAIL PROTECTED] wrote:


  Rekans

  Wah yang respons cuma Ridwan niich , bagaimana yang 
lainnya ?

  Apakah mau dengan sitim gerilya ???
  Chandra , bagaimana program lanjutannya ?

  Apakah terkesiap dengan aktifitas ADB yang sangat 
agresif ?


  Si Abah


 Original Message 


Subject: [iagi-net-l] Pemilihan Ketum yang senyap ?
From:[EMAIL PROTECTED]
Date:Fri, September 9, 2005 10:15 am
To:  iagi-net@iagi.or.id
--




Rekans

PIT dan MUNAS sudah sangat dekat , tinggal dua bulan 
lagi


Pemilihan Ketum yang baru akan dilaksanakan.

Sosialisasi dan kampanye para calon senyp , 
panitia

pemilihan juga senyp , ADA APA ini ?

Bagaimana Chandra ?
Apa kabar Ben , Lufthi , Batara , Lobo dan Ridwan 


Apa tidak merasa perlu mengkampanyekan diri Anda ?

Si Abah


- 
To
unsubscribe, send email to: 
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: 
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: 
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id 
Komisi

SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id 
atau
[EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id) Komisi
Database Geologi : Aria A. 
Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)

-





-
To unsubscribe, send email to: 
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: 
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: 
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/

IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy 
Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)

Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id 
atau [EMAIL PROTECTED]), Arif Zardi 
Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. 
Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)

-




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih

2005-09-23 Thread Maryanto (Maryant)
 
Makin banyak daerah vulkanic arc yang di lirik orang. Paleogene sedimen
malah lebih banyak disitu. Gunung-gunung adalah daerah extensi "grade
size siklus lateral" basin. Masa ini dikenal paling banyak source
rocknya di banding umur-umur lebih mudanya yang sering masih belum
matang untuk Cenozoic.

Klemme & Ulmisek, 1991, perlihatkan world's source rock sejak Cambrium
hingga kini. Dengan siklus oreder2, 70 Ma, maka source rock selalu saja
lebih besar pada separo akhir umur itu untuk : Cambrium, Ordosilur, ...,
dan Cenozoic. Itu juga berasosiasi bahwa separo masa sequence akan
selalu muka laut yang lebih dalam dari pada separo masa awalnya. Relatif
mengecil sejak Cambrium hingga PermianTriassik, dan membesar kemudian
hingga kini. Paling banyak adalah pada Cretaceous, 28 % out of total
discovered source rock. Masa ini adalah pada siklus 700 Ma, maximum
syn-rift. Istilahnya amat lapar cekungannya. Ini juga MOR Mid Ocean
Ridge di duga paling banyak keluarkan magma, yakni di Ontong Java.
Jadikan interpretasi saya adalah bumi sedang paling panas saat itu,
dekat matahari, lithosfer mengembang, continental extensi (ini order
lateral surface bumi, dimana akanselalu saja ada siklus lateral lebih
kecilnya lagi, yakni basin, sub-basin, dst). 

Muka laut Camriumke Permian mendangkal, lalu Triasik ke sekarang
mendalam.PermianTriasik stabil, Jurasik early rift, Cretaceous maxium
syn-rift, Cenozoic late syn-rift. Sebenarnya, kami prediksi Cenozoic
akan lebih banyak dari 12 % total itu. Kemungkinan adalah a. belum
matang, b. belum diketemukan. Nah masih amat banyak Cenozoic yang belum
diketemukan kalau kasus kedua itu terjadi. Jangan-jangan memang yang ada
di bawah gunung-gunung itu. Hayo explorasi di kampung saja, di bawah
gunung-gunung Sumatra, Jawa, Nusatenggara, dst. Biar ku bisa lebih
santai pulang kampung.

Salam,
Maryanto.

-Original Message-
From: Prasiddha Hestu Narendra [mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Di offshore Malingping/Ujungkulon Block ada dua well yg sudah di drill,
Cipatulah-1 (British Gas, 1999, TD = 1882.5 m ) dan Ujungkulon 1/1A
(Amoco, 1985, TD = 1855 ft / 9594 ft). Kedua well tersebut dengan
primary target Bayah Formation, tapi sayangnya dinyatakan dry hole
dengan tight sandstones tanpa oil shows. Tapi ada beberapa gas shows
dari mudstone Bayah - Walat formasi. Di onshore rupa-rupanya menunjukkan
ada beberapa oil seeps. Ini menunjukkan indikasi yg bagus adanya
hydrocarbon kitchen.
Sepertinya Bayah masih menarik untuk dikaji, mungkin play concept di
fore arc basin tersebut perlu dikaji lagi, demikian juga
struktur-sturkturnya. 
kira2 ada nggak new ventures yg mau kesitu?

At 07:22 AM 9/21/2005 -0700, you wrote:
>Mengenai oil seep, saya pernah diberitahu dan dibawain sampel yang 
>katanya dari sekitar desa Malimping dan Bayah.  kelihatannya sih kayak 
>crude oil yang campur air, saya tidak perdulikan pada waktu itu karena 
>saya kesana lagi sama pacar, mau ke pantai malah disuruh mikirin 
>minyak.  kebetulan saya lagi pakai kaos yang ada lambang Pertamina dan 
>Repsol.
>
>Beliau adalah penduduk Malimping. kalau ada yang berminat nanti saya 
>bisa cari tahu.
>atau tanyain saja di sekitar pasar Malimping.
>
>fbs
 di buse---


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



[iagi-net-l] AAPG DISTINGUISHED LECTURER from Indonesia

2005-09-23 Thread Darman, Herman H BSP-TSX/4
Rekan-rekan,

Ada yang tertarik untuk menjadi AAPG Distinguished Lecturer?
Apakah ada orang Indonesia yang mau dan mampu untuk dijadikan AAPG 
Distinguished Lecturer.
Selama ini kita dengar AAPG DL orang asing, datang ke Indonesia dan kasih talk 
ke mana-mana. Saya mau lihat orang Indonesia jadi AAPG DL. 

Kita sudah punya satu calon editor untuk AAPG Bulletin yang asli orang 
Indonesia. Akan saya umumkan namanya kalau sudah resmi. 

Salam,

Herman Darman
AAPG Asia Pacific


[iagi-net-l] CAKET FOSI

2005-09-23 Thread Ukat Sukanta

Selamat Pagi IAGI netters,

Mudah-mudahan kita sehat-sehat semua, kalau kebetulan ada yang sedang
sakitpun, mudah-mudahan disembuhkan oleh Yang Maha Kuasa secepatnya.

Sepertinya sudah agak lama FOSI yang kita cintai ini belum kelihatan
lagi kegiatannya (Saya mau bayar iuran tahunan juga hengga boleh),
apalagi produkya. Produk-produk unggulan Fosi yang telah bisa kita
nikmati semua adalah, salah satu contoh: An outline of Geology of
Indonesia. Bagaimana mau kelihatan kegiatannya yaah, leadernya aja udah
pindah ke tempat yang lebih tinggi, tambah sibuuk, Pak Darman.

Pak Darman, sudah menawarkan kita untuk ada yang duduk menggantikan
diabelum ada yang bersedia juga yaaah. Sekarang bagaimana, kalau
kita pilih saja orang yang. Saya bisa milih 1). Pak Awang, dan 2).
Batara Simanjuntak.

Heee hee mudah-mudahan, ada respond dari Teman-teman netters.

Wassalam,
US


-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

RE: [iagi-net-l] Dolomitisasi pada limestone

2005-09-23 Thread Subiyantoro, Gantok (gantoks)
Pembentukan dolomit mempunyai kisaran yang lebar, yaitu mulai dari
segera setelah sedimen diendapkan, contohnya saat menggantikan CaCO3 dan
presipitasi membentuk semen dolomit, bisa juga selama diagenesa (sebut
saja syngenetic dolomitization) sampai pengendapannya benar-benar
selesai dan biasanya ditunjukkan dengan adanya sementasi sebagai akibat
pembebanan (disebut epigenetic dolomitization). Tapi umumnya dolomit
merupakan hasil presipitasi dan replacement dari mineral karbonat yang
sudah ada. 

Saya juga nggak kebayang gimana cara menentukan penyebaran dolomit,
kira-kira apakah bisa kalau dilacak dengan:
1. Dolomit contentnya: limestone ( 0 - 10 % dolomite), dolomitic
limestone (10 - 50 %), calcitic dolomite (50-90 %), dolostone (90 -
100%), kemudian dikontur sehingga baik vertikal maupun lateral bisa
diketahui.
2. Ukuran kristalnya: dolorudite (kasar), dolarenit (ukuran pasir),
dolosparite (ukuran silt), dolomicrite (umuran lempung), masing-masing
berapa %, lalu juga dibuat konturnya.
3. Type texturnya: xenotopic (anhedral) dan idiotopic (euhedral)

Nice discussion.

>Gantok Subiyantoro, 
>Duri, 28884 Riau, Indonesia
>Tel 0765 994345, Fax 0765 994016
>

-Original Message-
From: oki musakti [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, September 22, 2005 6:16 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Dolomitisasi pada limestone

Soal timing pembentukannya bagaimana? Apakah dolomite terbentuk sebagai
'primary mineral' pada saat yang bersamaan dengan calcite ataukah lebih
banyak merupakan merupakan post sedimentary replacement (mengganti satu
Ca dengan Mg) ?
 
Terus kembali kepertanyaan awal: faktor2 apasaja yang bisa kita pakai
untuk memprediksi penyebarannya, selain dari rekonstruksi paleo
fluidflow (nggak kebayang bagaimana caranya) seperti yang dikemukakan
bang Sanggam?
 
Tengkiyu
Oki


"Subiyantoro, Gantok (gantoks)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Bisa dibaca buku "Sedimentary Petrology" by Maurice E. Tucker, 1981, hal
151. terdapat model mekanisme terjadinya dolomitisasi, antara lain: (1)
evaporasi di atas daerah sabkha dan tidal flat, (2) seepage-reflux di
daerah lagoon yang menghasilkan rasio Mg/Ca yang tinggi, (3) penurunan
permukaan air laut yang menyebabkan evaporation draw down, (4) pada
daerah phreatic dimana terjadi percampuran antara air meteorik dan air
laut, (5) terjadi percampuran antara air tawar-ground water dan air laut
dalam aquifer sehingga rasio Mg/Ca diatas 1, (6) presipitasi akibat
limstone yang mengalami diagenesa (penimbunan)


>Gantok Subiyantoro,
>Duri, 28884 Riau, Indonesia
>Tel 0765 994345, Fax 0765 994016
>

__
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com 


-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Dolomitisasi pada limestone

2005-09-23 Thread Ukat Sukanta

Selamat Pagi IAGI netters,

Mudah-mudahan kita sehat-sehat semua, kalau kebetulan ada yang sedang
sakitpun, mudah-mudahan disembuhkan oleh Yang Maha Kuasa secepatnya.

Sepertinya sudah agak lama FOSI yang kita cintai ini belum kelihatan
lagi kegiatannya (Saya mau bayar iuran tahunan juga hengga boleh),
apalagi produkya. Produk-produk unggulan Fosi yang telah bisa kita
nikmati semua adalah, salah satu contoh: An outline of Geology of
Indonesia. Bagaimana mau kelihatan kegiatannya yaah, leadernya aja udah
pindah ke tempat yang lebih tinggi, tambah sibuuk, Pak Darman.

Pak Darman, sudah menawarkan kita untuk ada yang duduk menggantikan
diabelum ada yang bersedia juga yaaah. Sekarang bagaimana, kalau
kita pilih saja orang yang.
Saya milih 1). Pak Awang, dan calon kainnya 2). Batara Simanjuntak.


Mudah-mudahan, ada merespond dari netters.

Wassalam,

US
>



-
This message has been certified virus free by Medcoenergi Antivirus

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



FW: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits seminar

2005-09-23 Thread Sekretariat Pengurus Pusat
- Original Message - 
From: "Sukmandaru Prihatmoko" <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Friday, September 23, 2005 11:29 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits 
seminar
 
 
Melengkapi point-point yang disampaikan Pak Yanto ttg Seminar Indonesian 
Mineral and Coal Discoveries di Bogor Senin dan Selasa lalu, di bawah ini 
beberapa catatan yang saya sampaikan di penutupan acara tsb:
 
 
SUMMARY AND CONCLUDING REMARKS OF
SEMINAR ON INDONESIAN MINERAL AND COAL DISCOVERIES (IMCD)
 
BOGOR, 19 - 20 September 2005
Despite the adverse conditions that have prevailed during the past seven 
years, several significant discoveries have been made and two projects 
have reached the mining stage. The purpose of this IAGI Seminar and 
Special Issues are to document these new developments, focusing on 
discovery history, styles of mineralization and alteration, and challenges 
faced to develop these discoveries into mines. A total of 10 case history 
papers are presented covering Martabe (Au, North Sumatra), Cibaliung (Au, West 
Java), Elang (Cu-Au, Sumbawa), Tayan (Bauxite, West Kalimantan), 
Bengalon (Coal, East Kalimantan), Riska (Au, North Sulawesi), Buli (Ni, 
Halmahera), Haruku (Pb-Zn-Cu, Ambon islands), Wabu (Au, Papua), and Deep 
MLZ (Cu-Au, Papua). An additional five papers describe the potential of 
certain mining commodities in Indonesia and the challenges involved to 
develop them, including iron ore, bentonite, coking coal, brown coal 
(UBC), and coal bed methane (CBM). The sixth additional paper compares CBM 
in New Zealand with that in Indonesia.
 
Below is the numbers of increasing mineral and coal resources as referred 
to the papers presented in IMCD 2005.
 

 
 
Au (Moz)
Cu (mt ore @ %Cu.eq) 
Ni (m.wmt)
Bauxite (m.wmt)
Coal (mt)

Wabu
8.1
 
 
 
 

Martabe
2.9
 
 
 
 

Cibaliung
0.5
 
 
 
 

Riska
0.34
 
 
 
 

Deep MLZ
 
146 @ 1.81
 
 
 

Buli Sap
 
 
31.4
 
 

Buli Lim
 
 
10.9
 
 

Tayan
 
 
 
103
 

Bengalon
 
 
 
 
86

Total
11.84
146 @ 1.81
42.3
103
86
 
 
The summary that could be noted from the presentation and discussion are 
as follows.
 

Technical Points

 
* Exploration going deeper, this will have some impacts on
 
 Development of exploration/ geological model
 Invention of new technology
 More advanced techniques/exploration approaches
 Higher exploration costs
 
* Opportunity for new project development
* Capable professional explorationists. It was clearly notified in the 
seminar that the Indonesian explorationists are capable doing all what the 
country need.
 
Non-Technical Points
 
* Implementation of local KPs/ tenements during the regional authonomy 
era in some places created difficulties for exploration activities. However, 
there are few examples on projects that could run well through local KP system
 
 
 
 
* Integrated cooperation between upstream and downstream activities. It 
means that exploration activities in upstream level should also consider the 
commodity demand in the downstream level, e.g. iron ores
 
 
 
 
 
 

> Catatan lain:  Sampai berakhirnya Buku (IAGI Special Issues 2005): 
> Indonesian Mineral and Coal Discoveries belum jadi juga, karena problem di 
> Percetakannya. Beberapa peserta complain keras masalah ini tapi yang lain 
> bisa menerima penjelasan Panitia. Untuk itu atas nama Panitia sekali lagi 
> kami mohon maaf. Buku tsb baru jadi dari percetakan kemarin 21 Sep, dan 
> seperti janji Panitia buku akan di paketkan ke peserta yang telah memesan 
> sebelumnya.
>
> Bagi anggota milist yang menginginkan buku tsb dapat membelinya di 
> sekretariat IAGI, atau sampai Sabtu nanti bisa didapatkan di booth IAGI di 
> Indonesian Mining Exhibition di PRJ Kemayoran. Harga Rp 400,000,-
>
>
> Salam - Daru
>
>
> - Original Message - 
> From: <[EMAIL PROTECTED]>
> To: 
> Sent: Wednesday, September 21, 2005 4:55 PM
> Subject: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits 
> seminar
>>
>>
>> Rekan rekan
>>
>> Saya sampaikan penghargaan  kepada IAGI , khususnya  Panitia   Seminar
>> "new discoveries on Indonesian Mineral and Coal Derposits" yang 
>> berlangsung
>> Di Bogor  tgl 18 - 20 September 2005.
>> Seminar yang telah berhasil mengumpulkan peserta lebih dari 160 orang (
>> menurut Komitenya  diluar dugaan).
>>
>> Dari seminar ini ada beberapa hal yang ingin saya ketengahkan :
>> 1. Ternyata dari sisi strategi kebutuhan  energi harus ada 
>> "repositioning'
>> dari batu bara yang saat ini hanya diperlakukan sebagai komoditi .
>> Perlu ada perubahan paradigma pemanfaatan batubara sebagai bahan baku
>> energi domestic  dan  sumber devisa  pengalaman pahit yang sedang kita
>> alami dibidang energi migas saat ini rasanya policy konservasi harus 
>> sudah
>> diaplikasikan.
>> Salah satunya (atau bahkan paling penting) adalah mengembalikan harga
>> energi pada harga ekonomiknya.
>>
>> 2.Ba

Re: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits seminar

2005-09-23 Thread Sukmandaru Prihatmoko
Melengkapi point-point yang disampaikan Pak Yanto ttg Seminar Indonesian 
Mineral and Coal Discoveries di Bogor Senin dan Selasa lalu, di bawah ini 
beberapa catatan yang saya sampaikan di penutupan acara tsb:


===
SUMMARY AND CONCLUDING REMARKS OF

SEMINAR ON INDONESIAN MINERAL AND COAL DISCOVERIES (IMCD)

BOGOR, 19 - 20 September 2005



Despite the adverse conditions that have prevailed during the past seven 
years, several significant discoveries have been made and two projects have 
reached the mining stage. The purpose of this IAGI Seminar and Special 
Issues are to document these new developments, focusing on discovery 
history, styles of mineralization and alteration, and challenges faced to 
develop these discoveries into mines. A total of 10 case history papers are 
presented covering Martabe (Au, North Sumatra), Cibaliung (Au, West Java), 
Elang (Cu-Au, Sumbawa), Tayan (Bauxite, West Kalimantan), Bengalon (Coal, 
East Kalimantan), Riska (Au, North Sulawesi), Buli (Ni, Halmahera), Haruku 
(Pb-Zn-Cu, Ambon islands), Wabu (Au, Papua), and Deep MLZ (Cu-Au, Papua). An 
additional five papers describe the potential of certain mining commodities 
in Indonesia and the challenges involved to develop them, including iron 
ore, bentonite, coking coal, brown coal (UBC), and coal bed methane (CBM). 
The sixth additional paper compares CBM in New Zealand with that in 
Indonesia.




Below is the numbers of increasing mineral and coal resources as referred to 
the papers presented in IMCD 2005.







Au (Moz)
Cu (mt ore @ %Cu.eq)
Ni (m.wmt)
Bauxite (m.wmt)
Coal (mt)

 Wabu
8.1





 Martabe
2.9





 Cibaliung
0.5





 Riska
0.34





 Deep MLZ

146 @ 1.81




 Buli Sap


31.4



 Buli Lim


10.9



 Tayan



103


 Bengalon




86

 Total
11.84
146 @ 1.81
42.3
103
86




The summary that could be noted from the presentation and discussion are as 
follows.




Technical Points


§ Exploration going deeper, this will have some impacts on



ü Development of exploration/ geological model

ü Invention of new technology

ü More advanced techniques/exploration approaches

ü Higher exploration costs



§ Opportunity for new project development

§ Capable professional explorationists. It was clearly notified in 
the seminar that the Indonesian explorationists are capable doing all what 
the country need.




Non-Technical Points



§ Implementation of local KPs/ tenements during the regional 
authonomy era in some places created difficulties for exploration 
activities. However, there are few examples on projects that could run well 
through local KP system




§ Integrated cooperation between upstream and downstream activities. 
It means that exploration activities in upstream level should also consider 
the commodity demand in the downstream level, e.g. iron ores


===



Catatan lain:  Sampai berakhirnya Buku (IAGI Special Issues 2005): 
Indonesian Mineral and Coal Discoveries belum jadi juga, karena problem di 
Percetakannya. Beberapa peserta complain keras masalah ini tapi yang lain 
bisa menerima penjelasan Panitia. Untuk itu atas nama Panitia sekali lagi 
kami mohon maaf. Buku tsb baru jadi dari percetakan kemarin 21 Sep, dan 
seperti janji Panitia buku akan di paketkan ke peserta yang telah memesan 
sebelumnya.




Bagi anggota milist yang menginginkan buku tsb dapat membelinya di 
sekretariat IAGI, atau sampai Sabtu nanti bisa didapatkan di booth IAGI di 
Indonesian Mining Exhibition di PRJ Kemayoran. Harga Rp 400,000,-




Salam - Daru





- Original Message - 
From: <[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Wednesday, September 21, 2005 4:55 PM
Subject: [iagi-net-l] New discoveries on Ind. mineral and coal deposits 
seminar







Rekan rekan

Saya sampaikan penghargaan  kepada IAGI , khususnya  Panitia   Seminar
"new discoveries on Indonesian Mineral and Coal Derposits" yang 
berlangsung

Di Bogor  tgl 18 - 20 September 2005.
Seminar yang telah berhasil mengumpulkan peserta lebih dari 160 orang (
menurut Komitenya  diluar dugaan).

Dari seminar ini ada beberapa hal yang ingin saya ketengahkan :
1. Ternyata dari sisi strategi kebutuhan  energi harus ada "repositioning'
dari batu bara yang saat ini hanya diperlakukan sebagai komoditi .
Perlu ada perubahan paradigma pemanfaatan batubara sebagai bahan baku
energi domestic  dan  sumber devisa  pengalaman pahit yang sedang kita
alami dibidang energi migas saat ini rasanya policy konservasi harus sudah
diaplikasikan.
Salah satunya (atau bahkan paling penting) adalah mengembalikan harga
energi pada harga ekonomiknya.

2.Banyak komoditi mineral metal maupun mineral industri yang karena 
kondisi
Peraturan maupun teknik metalrugi yang belum mumpuni terpaksa 

RE: [iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] stage dalam subduction

2005-09-23 Thread Awang Satyana
Mas,
 
Mengetahui umur kerak samudra dapat diturunkan dari pola magnetic stripping 
yang menjauh dari MOR (disebut leg anomali dalam geo-marin). Karena sea-floor 
spreading, terdapat pasangan magnetic stripping sisi-menyisi dari MOR. Polanya 
cukup rumit, tetapi dapat diurai satu-satu. Di Hamilton (1979) cukup banyak 
dibahas untuk pola sea-floor spreading Indian Ocean. Atau, cek Heirtzler et al 
(1978) : The Argo abyssal plain - Earth and Planetary Sci. Letters vol. 41, p. 
21-31. Curray et al. (1982) : Structure, tectonics and geological history of NE 
Indian Ocean, di buku The Ocean basins and margins edited by Nairn and Stehli, 
Plenum Press, NY bisa jadi acuan utama. Mulai dari buku Hamilton (1979) saja 
yang mudah dicari.
 
Mengetahui umur kerak samudra yang menghasilkan volcanic arcs bisa di 
"back-stripping" dari pola magnetik itu. Ketahui dulu umur volcanic arcs-nya, 
lalu tilik pola magnetic stripping Indian Ocean sekarang, sesuaikan kesamaan 
umurnya.
 
Di mana jalur2 volkanik umur2 Oligo-Miosen, Mio-Plio di Jawa bisa ditentukan 
dengan melihat di mana produk volkaniklastik endapannya. Yang Oligo-Miosen 
menjadi Pegunungan Selatan sekarang. Yang Mio-Pliosen setempat dengan jalur 
Bogor-North Serayu-Kendeng trough sekarang, sebab semua endapannya ada di situ 
sekarang.
 
Katili (1985) untuk Indonesia Barat pun menggambarkan bahwa pertumbuhan 
volcanic arcs yang baru tak selalu menjauh keluar dari arc sebelumnya. Benua 
memang makin bertumbuh ke luar menjauhi intinya, ini karena pertumbuhan prisma 
akresi subduction dan welded materials lain oleh collision ke tepi benua-nya. 
 
Tetapi, benua yang bertumbuh keluar tak selalu diikuti oleh jalur busur 
volkanik yang keluar juga. Itu sangat bergantung kapada umur oceanic crust yang 
menyusup di bawahnya. Oseanik tua akan menekuk tajam, akan membuat jarak 
rumpang palung-busur pendek, dan busur volkanik tumbuh di tepi kontinen (maju 
kel uar kita sebut). Oseanik muda akan menekuk landai, membuat jarak rumpang 
palung-busur panjang, sehingga busur volkanik tumbuh mundur ke dalam mendekati 
inti benua. 
 
Kondisi di atas akan dipersulit kalau ada dua penyusupan kerak samudra. Ini 
terjadi di Sumatra, saat kerak samudra proto-South China Sea dan Indian Ocean 
menyusup di bawah Sumatra-Malaya.
 
Mas, coba baca dengan detail semua publikasi Milutin Milankovitch soal 
periode-nya yang berulang, terutama untuk gerak revolusi "wobble" Bumi yang 
saya sebut saja gerak terhuyung-huyung Bumi seperti pendekar mabuk. Walaupun 
terhuyung2, ia tetap di bidang ekliptika, di bidang lintas orbitnya. Artinya, 
ini hanya memiringkan sumbu Bumi bergerak berpilin dan spiral sinusoidal, ada 
bagian Bumi yang miring menghadap dan menjauh Matahari. TETAPI, ia tetap di 
bidang ekliptikanya. Artinya, tetap berjarak 1 AU (astronomical unit), 150 juta 
km, dari Matahari. Gerak huyungan itu hanya membuat efek2 glasiasi dan 
de-glasiasi, yang kita kenal sekarang sebagai periode Milankovitch; bukan 
mengembang-kempiskan Bumi, apalagi mengerutkan membuat retak2 kerak Bumi via 
wrenching tectonism.
 
salam,
awang

"Maryanto (Maryant)" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

Mas Awang,
Memang bagus teori Mas Awang ini: kaitannya umur kerak samodra dengan
penunjaman subduksi dengan juga posisi volkanic arc. Menjadi banyak
pingin tahu nih Mas. 

AHS: Jawa adalah contoh ideal penerapan konsep ini. Bukan Sumatra.
Staging dalam subduction tak ideal dalam suatu oblique subduction
seperti Sumatra. Di Jawa, kita ambil tiga volcanic arcs : Oligo-Miosen
arcs di selatan Jawa (sekarang Pegunungan Selatan), Late
Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa, dan Quaternary arcs di tengah
Jawa. Apa yang terjadi pada staging subduction saat menghasilkan arcs
tersebut. Jelas ada perubahan sudut penekukan Benioff, ada perubahan
umur kerak samudra yang menunjam.

Late Cretaceous arcs atau Eocene arcs (kalau ada) ada di utara Jawa,
pada Oligo-Miosen arcs berpindah ke selatan. Ini terjadi karena
pertumbuhan prisma akresi, juga karena umur samudra yang menunjam di
Oligo-Miosen semakin tua dibanding yang menunjam pada Late
Cretaceous/Eosen. Tetapi, pada Mio-Plio, arcs bukan semakin ke selatan,
malah balik ke arah benua, yaitu di tengah Jawa. Maka yang terjadi
adalah bahwa kerak samudra yang menunjam di Mio-Plio adalah generasi
kerak samudra baru; bukan satu convection cell dengan yang Late
Cretaceous-Oligo-Miosen. Sebuah kerak muda yang membentuk penekukan
landai, maka ia membentuk volcanic arcs jauh ke utara dibandingkan saat
Oligo-Miosen.

MYT: 
Bisa di beritahukan bagaimana mengetahui umur kerak samodra pada seriap
umur-umur volkanik itu? 
Arc vulanik itu di mana lokasinya, atau gunung apa namanya? 
Oligo-mio di Jawa selatan :
Late Miocene-Pliocene arcs di tengah Jawa: 
Quaternary arcs di tengah Jawa: ...

Katili, 1985 gambarkan subduksi semakin muda dari PermianTriasik ke
cenozoic adalah menjauh dari sumbu PermianTriassik
Malay-Bangka-Kalimantan. Bagimana ini bisa dijelaskan dengan teori Mas
Awang ini? 

Data yang kupuny

[iagi-net-l] lagi ttg Cepu - dlm prinsip penegakan negara berdaulat

2005-09-23 Thread Ariadi Subandrio
Senin, 19 Sept 2005,
Terjajah ExxonMobil di Cepu

Oleh:
Kwik Kian Gie

Kali ini saya tidak akan membahas tentang pengertian
subsidi -apakah itu sama dengan uang tunai yang harus
keluar atau tidak- dan hal-hal teknis lain seperti
itu.

Saya akan membahas tentang negara kaya yang menjadi
miskin kembali karena terjerumus ke dalam mental kuli
yang oleh penjajah Belanda disebut mental inlander.
Mental para pengelola ekonomi sejak 1966 yang 
tidak mengandung keberanian sedikit pun, yang
menghamba, yang ngapurancang ketika berhadapan dengan
orang-orang bule.

Ibu pertiwi yang perut buminya mempunyai kandungan
minyak sangat besar dibanding kebutuhan nasionalnya,
setelah 60 tahun merdeka hanya mampu menggarap
minyaknya sendiri sekitar 8 persen. Sisanya diserahkan
kepada eksplorasi dan eksploitasi
perusahaan-perusahaan asing.

Apa pekerjaan dan sampai seberapa jauh daya pikir para
pengelola ekonomi kita sejak merdeka sampai sekarang?
Istana Bung Karno dibanjiri para kontraktor minyak
asing yang sangat berkeinginan mengeksplorasi dan 
mengeksploitasi minyak bumi di Indonesia. Bung Karno
menugaskan Chairul Saleh supaya mengizinkannya hanya
sangat terbatas.

Putrinya, Megawati, bertanya kepada ayahnya, mengapa
begitu? Jawaban Bung Karno kepada putrinya yang baru
berumur 16 tahun, "Nanti kita kerjakan sendiri
semuanya kalau kita sudah cukup mempunyai 
insinyur-insinyur sendiri."

Artinya, Bung Karno sangat berketetapan hati
mengeksplorasi dan mengeksploitasi minyak oleh
putra-putri bangsa Indonesia sendiri. 
Mengapa sekarang hanya sekitar 8 persen?

Lebih menyedihkan ialah keputusan pemerintah
memperpanjang kerja sama dengan Exxon Mobil (Exxon)
untuk blok Cepu selama 20 tahun sampai 2030. 
Begini ceritanya. Exxon membeli lisensi dari Tommy
Soeharto untuk mengambil minyak dari sebuah sumur di
Cepu yang kecil. Exxon lalu melakukan eksplorasi tanpa
izin. Ternyata ditemukan cadangan dalam sumur 
yang sama sebanyak 600 juta barel.

Ketika itu Exxon mengajukan usul untuk memperpanjang
kontraknya sampai 2030. Keputusan ada di tangan Dewan
Komisaris Pemerintah untuk Pertamina (DKPP). Dua dari
lima anggota menolak. Yang satu menolak atas 
pertimbangan yuridis teknis. Yang lain atas
pertimbangan sangat prinsipil.

Dia sama sekali tidak mau diajak berargumentasi dan
juga sama sekali tidak mau melihat angka-angka yang
disodorkan Exxon beserta para kroninya yang berbangsa
Indonesia.

Mengapa? Karena yang menjadi pertimbangan pokoknya,
harus dieksploitasi bangsa Indonesia sendiri, yang
berarti bahwa Exxon pada 2010 harus hengkang, titik.
Alasannya sangat mendasar, tetapi formulasinya 
sederhana. Yaitu, bangsa yang 60 tahun merdeka
selayaknya, semestinya, dan seyogianya mengerjakan
sendiri eksplorasi dan eksploitasi minyaknya. 
Bahkan, harus melakukannya di mana saja di dunia yang
dianggap mempunyai 
kemungkinan berhasil.

Menurut peraturan yang berlaku (sebelum Pertamina
berubah menjadi Persero), kalau DKPP tidak bisa
mengambil keputusan yang bulat, keputusan beralih ke
tangan presiden. Maka, bola ada di tangan Presiden 
Megawati Soekarnoputri. Beliau tidak mengambil
keputusan, sehingga Exxon kalang kabut. Exxon
mengirimkan executive vice president-nya yang 
langsung mendatangi satu anggota DKPP yang mengatakan
"pokoknya tidak".

Dia mengatakan, sejak awal sudah ingin bertemu satu
orang anggota DKPP ini yang berinisial KKG, tetapi
dilarang kolega-koleganya sendiri. KKG tersenyum
sambil mengatakan karena para koleganya masih
terjangkit mental inlander.

Lalu dia berargumentasi panjang lebar dengan
mengemukakan semua angka betapa Indonesia diuntungkan. KKG menjawab bahwa kalau 
dia ngotot sampai seperti itu, apa lagi latar belakangnya kalau dia tidak 
memperoleh untung besar dari perpanjangan kontrak sampai 2030? Karena itu, 
kalau mulai 2010,
sesuai kontrak, Exxon harus hengkang dan seluruhnya
dikerjakan Pertamina, semua laba yang tadinya jatuh ke
tangan Exxon akan jatuh ke tangan Indonesia sendiri.

Lagi pula, KKG menjelaskan bahwa sudah waktunya
belajar menjadi perusahaan minyak dunia seperti Exxon.
KKG bertanya kepadanya, "Bukankah kami berhak mulai
merintis supaya menjadi Anda di bumi kita sendiri dan 
menggunakan minyak yang ada di dalam perut bumi kita
sendiri?"

Eh, dia mulai mengatakan tidak bisa mengerti bagaimana
orang berpendidikan Barat bisa sampai seperti itu
tidak rasionalnya! Jelas KKG muntap dan mulai memberi
kuliah panjang lebar bahwa orang Barat sangat memahami
dan menghayati tentang apa yang dikatakan EQ, dan
bukan hanya IQ. Apalagi, kalau dalam hal blok Cepu ini
ditinjau dengan IQ juga mengatakan bahwa mulai 2010
harus dieksploitasi oleh Indonesia sendiri.

Bung Karno juga berpendidikan Barat dan sejak awal
beliau mengatakan, "Man does not live by bread alone."
Dalam hal blok Cepu, dua argumen berlaku, yaitu man
does not live by bread alone, dan diukur dengan bread 
juga menguntungkan Indonesia, karena laba yang akan
jatuh ke tangan Exxon menjadi labanya Pertamina.

Pikiran lebih mendalam dan bahkan dengan perspekt

Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih

2005-09-23 Thread Awang Satyana
Abah,
 
"heunyay" teh mungkin karena sudah tercampur air hujan he..he.. Benar 'Bah 
memang apa yang dilaporkan penduduk sebagai rembesan itu tak selalu benar 
rembesan. Saat saya masih di Pertamina Balikpapan, cukup sering kami dapat 
surat dari penduduk di wilayah Barito atau Kutei yang melaporkan penemuan 
rembesan minyak. Mulanya kita selalu cek, lebih sering bukan rembesan. Lalu 
saat surat2 berdatangan lagi, kami tak pernah cek lagi. Sampai ada seseorang 
yang melaporkan ke kotak pos 4000 bahwa Pertamina tidak mau memanfaatkan 
penemuan minyak. Saat dilacak, rupanya pelapor punya interest pribadi agar 
tanahnya laku dijual untuk kegiatan perminyakan...he2.
 
Mudah2an atuh yang di Rangkasbitung itu benar2 rembesan. Rembesan2 lain yang 
juga penting secara eksplorasi adalah rembesan2 minyak di sekitar Serayu utara 
di pinggir2 gunungapi Slamet dan Peg. Dieng (Gn Perahu-Sundoro-Sumbing- dan 
Ungaran) dan tentu saja Banyumas). 
 
Rembesan tentu selalu penting, jangan takutkan bocor (pesimis), optimis saja 
bahwa ada sesuatu di bawah sana. Minas, Duri, Talang Akar, Tanjung, dan 
lapangan2 tua besar lainnya di Indonesia ditemukan karena rembesan. Seolah 
Tuhan menunjukkan (kan belum ada data seismik) bahwa di bawah rembesan itu ada 
sesuatu yang besar yang harus dibor...
 
salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
>
Awang yabg baik budi

Bukannya Abah difensif , tapi kalau persoalan nama tempat
memang sering dihubungkan dengan suatu keadaan atau hal yang
spesifik.
Nah nama " minyak" itu mungkin akibat banyak air yang "heunyay"
(apa ya namanya dalam bhs Indonesia.
Hal ini diperlihatkan oleh suatu lapisan diatas air yang seperti
ada minyak , apa mungkin dari sini ?
Juga sering saya cek tempat yang disebut penduduk sebagai oil seep,
ternyata tidak ditemukan.
Semoga saja saya salah.

Si Abah.

___


-
Yahoo! for Good
 Click here to donate to the Hurricane Katrina relief effort. 

Re: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih ...ooopsss.... Bayah Nih)

2005-09-23 Thread Yahdi Zaim

Pak Awang dan teman2 lainnya yth.,

Kelurusan Jampang - Kepulauan Seribu tahun 1981 telah disinyalir oleh Pak
Djoko Santoso (saat itu masih di Jurusan Teknik Geologi, sekarang di
Departemen Teknik Geofisika dan yang sekarang jadi Rektor ITB)  melalui
kajian gravity yang dipublikasikan di Buletin Geologi ITB - maaf, sayang
saya lupa nomer volume penerbitannya, sehingga Pak Djoko Santoso saat itu,
salah satunya menyimpulkan adanya semacam "sesar besar" berarah Utara -
Selatan dari Jampang sampai ke Kepulauan Seribu. Salah satu datanya Pak
Djoko inilah yang kemudian dikembangkan sebagai batas Blok Banten dengan
Blok Bogor oleh Martodjojo (1984).

Wassalam,

Yahdi Zaim
Dept. Teknik Geologi
FIKTM - ITB


- Original Message - 
From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]>
To: <[EMAIL PROTECTED]>; 
Sent: Friday, September 23, 2005 3:18 PM
Subject: [iagi-net-l] Kelurusan Seribu - Jampang (was : Payah nih
...ooopsss Bayah Nih)


Diskusi soal Rangkasbitung dan Banten Block selalu mengingatkan saya ke
problem pojok SW Java ini. Di situ Teluk Pelabuhanratu membuat belokan tajam
dari Bayah-Pelabuhanratu-Ciletuh/Jampang membuat teluk menyiku 90 deg.

Lalu kita lihat ke utara ke sebaran terumbu Kep. Seribu yang membuat trend
lurus utara-selatan, lalu ke selatan lagi ke Teluk Pelabuhanratu. Nah,
mereka membentuk garis lurus - kelurusan. Kita sebut saja Kelurusan Seribu -
Jampang...

Kok bisa membentuk garis lurus begitu ? Menurut sebuah studi, terumbu Kep
Seribu jadi di situ karena menghindari sedimentasi delta Citarum di
timurnya. Ini tidak menjawab pertanyaan karena sungai besar yang sama,
Cisadane, persis menumpahkan sedimennya di terumbu  selatan (Pulau Rambut).
Lalu, mengapa kompleks terumbu ini membentuk pola lurus U-S rasanya tak bisa
dijawab dengan sedimentasi sungai2 di Jawa Barat yang bermuara di utara.
Kelurusan U-S pulau2 di Kep Seribu mungkin punya kontrol basement high. Dan
ini benar, paling tidak itu ditunjukkan oleh peta Noble et al. (1997 -paper
joint Arco-Pertamina) sebab di bawah Kep Seribu adalah batas timur Tinggian
basement "Seribu Platform". Maka terumbu tak terjadi ke sebelah timur di
utara Teluk Jakarta karena di situ sudah dalam. Walaupun terumbu moderen,
pola basement high tetap berpengaruh. Basement High di situ sedalam 0.5 sec
TWT.

Sekarang ke selatan kembali ke Pelabuhanratu dan sekitarnya. Batuan beku
tertua pertama ada di Ciletuh, Jampang. Batuan tertua kedua ada di Bayah.
Formasi2 sedimen tertua juga ada di kedua wilayah ini. Batupasir Walat di
utara Jampang Plato yang Early Oligocene dan fluviatil, sebagian penulis
mengekivalenkannya dengan Formasi Bayah di Bayah yang berumur sama dan
fluviatil juga.  Dua tempat ini, Bayah dan Jampang, mengindikasikan bahwa
mereka pernah lurus barat - timur. Hanya, sekarang Jampang tergeser ke
selatan.

Seperti ada barrier antara Bayah dan Jampang. Sebuah barrier yang selurus
dengan trend Kep Seribu. Sebuah barrier yang persis memisahkan sistem
volkanik Halimun di Bayah, dan Salak di utara Jampang. Barier Kelurusan
Seribu - Jampang. Di situ kelihatannya ada gap basement structure yang
besar. Data gravity menunjukkan bahwa konsentrasi milligal yang besar di
Jawa Barat ada di Bayah dan Ciletuh/Jampang.

Saya hanya berspekulasi ada kelurusan basement dari Pulau Seribu ke Teluk
Pelabuhanratu, dan berspekulasi bahwa Bayah dan Jampang dulu membentuk jalur
yang sama barat-timur yang lalu tergeser menjadi terpisah seperti sekarang
melalui pengaktifan dextral strike-slip yang besar di tepi basement high
tadi.

Hal yang lebih kurang sama pernah dikemukakan oleh (1) Baumann et al (1973 -
IPA, SW Java Geology) bahwa Bayah-Jampang dulunya menyatu berdasarkan
kesamaan geologinya, (2) Soejono Martodjojo (disertasi 1984) bahwa Mandala
Banten punya geologi sendiri, dan batas Mandala Banten dan Palung Bogor
lebih kurang U-S itu. Pak Dardji yang disertasinya Banten Block (1996 ?)
juga pernah menarik batas itu.

Sekarang, kita wajib cermati kelurusan2 dan hal2 aneh yang terjadi di seluas
kepulauan kita, siapa tahu punya pesan geologi tersembunyi yang perlu kita
baca dan tafsirkan. "Die Natur is Ein Buch, in dem Mann lessen lernen
sollte"

salam,
awang

[EMAIL PROTECTED] wrote:
Kang Awang,
 Sekedar info pemetaan sarjana Muda (5x5)km2 di daerah Banten dan
sekitarnya  tahun 88-89 daribeberapa rekan angkatan 85 sptnya menemukan info
seepage tsb.
tapi entah mungkin masih unpublished sampai sekarang. Kalo nggak salah salah
satunya Ridwansyah atau Sonny S Gerson,dll. Mungkin laporannya bisa
dijadikan acuan untuk explorasi  pertamina eh BP Migas.

yud
-Mensaje original-
De: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] nombre de
Awang Satyana
Enviado el: miércoles, 21 de septiembre de 2005 3:30
Para: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Asunto: [Geo_unpad] Re: [iagi-net-l] Payah nih ...ooopsss Bayah Nih


Menilik nama kampung "Ciminyak" dan database oil seepages se Jawa, saya kok
yakin di Rangkas-Bayah atau kita sebut saja Banten Block itu ada rembesan.
Apa