RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Arya Nuhan
Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? 

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. 

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat...
Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal
3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier
dsb  ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas
pasti sudah paham.
Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa
casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada
saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ??
Atau rumput yang bergoyang ??

Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau
lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi
biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !!

Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar
yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan
wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah
baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface
casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga  ada gasnya
ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai
ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb...
Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya
hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui
channel dekat sekali sumur - ini masih zona lemah juga, lalu menjelang
di permukaan atau lapisan kwarter ( alluvial porong? ) baru shooting
ke titik yang lemah.Makanya sekarang titik semburan sudah berpola radial
dan acak, tidak lagi seperti awal dulu yang segaris.
Terus terang tidak banyak Geologist yang nyasar jadi real drilling
engineer aslijadi kita ini tidak banyak paham tentang teknik
pengeboran, kecuali jadi wellsite geologist atau kadang sebagai mud
engineer. Karena drilling engineer syaratnya pasti bukan lulusan
geologi. ( kecuali Pak Dhe Rovicky ngkali yee ? ) Ingat saja, sekarang
ditangan Polisi sudah ada para tersangkanya lho !!? 
Apa mau ditambah satu tersangka barusi Alam ? ( bukan si penyanyi
dangdut itu )

- Original Message -
From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, January 29, 2007 8:12 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !


 Pemicu lainnya: 

[iagi-net-l] Tender Geothermal

2007-02-23 Terurut Topik Ismail Zaini
Berita di MetroTV siang ini diberitakan Pemerintah akan membuka Tender 
Geothermal di 7 lokasi Maret 2007.
lokasi tsb antara lain : Ungaran , Tampomas , Mataloko , Tangkuban Prahu , 
NTT...

Rupanaya gak mau kalah dg penawaran tender Migas .

ISM




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
bermain-main di penyebab terjadinya.

Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
Anyar. :)

Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
yang sudah mateng ?
Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

Duh !

Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

Duh
Kesian si sakit ini  :(

 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

GUBRAKKK 

RDP

On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat...
Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal
3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier
dsb  ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas
pasti 

Re: [iagi-net-l] Fwd: Press release T. Geologi UGM mengenai penelitian gempa Bantul

2007-02-23 Terurut Topik Salahuddin Husein

Matur nuwun Mas,
menarik melihat respon postingan tersebut dari komentar-komantar yang penuh
keingintahuan.

salam
udin


On 2/23/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:


kalau ada yag pingin lihat petanya, seperti biasa silahkan ke sini :
http://rovicky.wordpress.com/

Suwun mas salahudin.

rdp



Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik OK Taufik

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi  di luar sana seperti
pengamatan anda terjadi   penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto   80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:


Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling
disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf
Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu
harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !!
Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat...
Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal
3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud
material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick
itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier
dsb  ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas
pasti sudah paham.
Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa
casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada
saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ??
Atau rumput yang bergoyang ??

Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau
lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi
biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !!

Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar
yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan
wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah
baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface
casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga  ada gasnya
ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai
ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb...
Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya
hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui
channel 

Re: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi

2007-02-23 Terurut Topik Kabul Ahmad

Aku juga mau
Bener lho, banyak sekali saudara2 kita sangat awam ttg minyak bumi ini...
Bahkan beberapa staf eselon 1 dan 2 di beberap propinsi yang berminat 
mengelola ladang minyak sendiri sangat awam...dikira mengelola minyak bumi 
seperti ambil air disumur dibelakang rumah itu..tinggal dikeduk lalu 
ditimba..

KA
- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 11:04 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi


Herry
Aku yakin banyak yang mau  ...
termasuk aku :)
pliss deh !

rdp

On 2/22/07, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote:

Edo,

saya punya public slide berbentuk kartun dan gamabr-gambar skematik dari 
AAPG tentang petroleum exploration, dari hulu sampai hilir, sumbangan dari 
ExxonMobil. Dulu pernah disuruh sama bos di kumpeni yg lama untuk buat 
presentasi yg sejenis untuk career day di sekolah anaknya (~ kelas 1 SMP), 
dan public slide AAPG itu berguna sekali.


Kendalanya, ukuran file 25MB. Kalau mau di upload di sejenis free hosting, 
nanti saya lakukan kalau Edo mau.


Salam,
Herry




- Original Message 
From: Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Thursday, 22 February, 2007 2:05:49 PM
Subject: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi


Rekan-rekan IAGI,

Saya perlu bantuan bagi rekan-rekan yang memiliki gambar atau
Kartun-kartun mengenai Proses Pembentukan Hydrocarbon..atau mungkin ada
rekan-rekan yang tahu alamat website untuk mencarinya...

Saya diminta bantuan teman untuk memberikan presentasi tentang proses
Pembentukan hydrocarbon kepada murid kelas 5 sekolah dasar
Jadi perlu kartun atau ilustrasi yang menarik dan informatif agar
gampang dimengerti oleh anak-anak SD.

Terima kasih sebelumnya bagi yang punya ilustrasi dan mau men-share
nya...

salam
Edward Syafron
Exploration Geologist
BP Indonesia
Tel. +62 21 78549346
[EMAIL PROTECTED]



___
All New Yahoo! Mail – Tired of unwanted email come-ons? Let our SpamGuard 
protect you. http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html



--
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention 
and Exhibition,

Patra Bali, 19 - 22 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Ismail Zaini
Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai 
berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau 
terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin tdk 
bisa lewat  , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya 
dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih berkesimpulan 
Perlu diteliti lebih lanjut


ISM


- Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not 
natural !




Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
bermain-main di penyebab terjadinya.

Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
Anyar. :)

Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
yang sudah mateng ?
Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

Duh !

Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

Duh
Kesian si sakit ini  :(

 - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
 + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

GUBRAKKK 

RDP

On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan
masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

Best regards,
Arya Muhammad Nuhan
Jr.Geologist

-Original Message-
From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Setuju sekali dengan pak ADB !!

Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya.
Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran
geothermal...
Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli
cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil
aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke
permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah
satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang
luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal 

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Firman Gea
Justru yang aku tangkap dari tulisan Arya Nuhan, penggiringan /
penyitiran opini ke arah natural disaster oleh pihak-pihak yang lebih
berkuasa itu tidak nyata kehadirannya. Yang ada malah, kaum-kaum yang
memiliki pendapat bahwa - kejadian LUSI adalah murni akibat drilling
dan/atau bencana alam yang dipicu oleh drilling - tidak memanfaatkan
corong-corong yang ada untuk mengutarakan pikirannya. Sebagai contoh,
pada Internasional Geological Workshop hari Selasa kemarin, tak ada
satupun makalah ilmiah yang dipresentasikan mengenai drillinglah
penyebab semburan LUSI. Justru aku datang ke sana dengan harapan aku
dapat mempelajari paling tidak 2 (dua) sudut pandang yang berbeda
tentang penyebab semburan LUSI tersebut. Nyatanya aku hanya disuguhi 1
(satu) sudut pandang saja.

Tapi anehnya, aku mendapatkan kesan dari kaum yang tidak presentasi di
Internasional Geological Workshop selasa kemarin bahwa kran-kran pipa
untuk menyuarakan pendapat mereka ditutup, disumbat, disumpal, dan
mereka juga mengatakan: semburan LUSI sengaja diarahkan menjadi natural
disaster oleh pihak yang lebih berkuasa.

Pertanyaan yang menggelitik adalah, apa iya pengaruh kekuasaan di
belakang Lapindo telah mampu membungkam pemikiran lain tentang
penyebab LUSI? Atau malah mungkin sebenarnya, kaum yang tak presentasi
di BPPT selasa lalu tidak memiliki argumentasi yang baik dan tepat
sasaran? Gitu maksudnya.

Tapi terlepas dari semua perdebatan yang telah ada, yang menjadi
prioritas saat ini adalah komunitas korban lumpur dan rencana relokasi
yang tentunya harus dan mau tak mau segera dilakukan. Dampak-dampak
sosial harus segera ditangani dan dicari obat penyembuhnya. Agar
masyarakat di sekitar semburan tidak menderita lebih lanjut dan agar
masyarakat yang belum terkena dampak dapat segera diselamatkan dan
menjadi tidak terkena dampak.

 dan pertanyaan mengelitik selanjutnya, siapa yang bertanggung jawab
atas penanganan biayanya



-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi  di luar sana
seperti
pengamatan anda terjadi   penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto   80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan
kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut,
tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali
mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
 presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

 ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya?

 Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan.

 Best regards,
 Arya Muhammad Nuhan
 Jr.Geologist

 -Original Message-
 From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
 natural !

 Setuju sekali dengan pak ADB !!

 Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan
 istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan
maksudnya.
 Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran

[iagi-net-l] Fw: Unnatural disaster (cover Naturehari ini)]

2007-02-23 Terurut Topik H.Z Abidin
 
  Salam,
 
  Cover jurnal Nature edisi hari ini bertajuk Unnatural disaster?
 
  Editor summary:
  On the cover, local residents struggle to save goods from a factory
  flooded by mud and water from the 'Lusi' mud volcano, which first
  erupted on 29 May 2006 in the Sidoarjo regency in Eastern Java. A recent
  report on its causes and impact predicted that it will continue to erupt
  and spew out between 7,000 and 150,000 cubic metres of mud a day for
  many months, leaving an area of at least 10 square kilometres around the
  volcano vent uninhabitable for years, and more than 11,000 people
  permanently displaced. As to the cause, there lies the controversy.
  Claims that it is a natural phenomenon, triggered by a nearby earthquake
  that occurred two days before the eruption, are contested by geologists.
  The eruption was almost certainly man-made, they say, the result of the
  drilling of a nearby exploratory borehole looking for gas. David
  Cyranoski reports on the current state of the eruption and the
  controversy it has raised.
 
 
  News Feature: Indonesian eruption: Muddy waters
  How did a mud volcano come to destroy an Indonesian town? David
  Cyranoski reports from Sidoarjo.

 





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention 
and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal

2007-02-23 Terurut Topik Kabul Ahmad
Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa 
difungsikan / diproduksi optimal.
Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, Gunung 
Salak.
Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan; 
Lahendong.
Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; Lampung; 
Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores


Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat 
krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US dollar vs 
rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang 
menggugat Pemerintah RI - Pertamina di arbitrase international ??


Kalau sudah pulih dan dengan harga jual Kwh yang wajar, maka saya menyambut 
gembira bangkitnya Clean Energy ini di Indonesia yang punya potensi  3000 
MW.


Mas Ismail, geothermal masih dibawah ESDM juga..jadi saudara kandung Migas 
lhojadi bahu membahu, sebagai energy alternatif yang bagus dikala energy 
fossil akan semakin lenyap dari perut bumi.


Calon lapangan geothermal baru :  Porong - Sidoarjo  ( ?? ) wallahu'alam

Salam,
KA
- Original Message - 
From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, February 24, 2007 6:39 AM
Subject: [iagi-net-l] Tender Geothermal


Berita di MetroTV siang ini diberitakan Pemerintah akan membuka Tender 
Geothermal di 7 lokasi Maret 2007.
lokasi tsb antara lain : Ungaran , Tampomas , Mataloko , Tangkuban Prahu , 
NTT...

Rupanaya gak mau kalah dg penawaran tender Migas .

ISM




Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to 
[EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual 
Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-







Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Fw: Unnatural disaster (cover Naturehari ini)]

2007-02-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari

Yang sangat menarik ungkapan Pak Ketua TimNas didalam artikel tersebut !

We are trying to save
homes. This is not a
science experiment.
—Basuki Hadimuljono

Ini adalah ungkapan nyata dan riil yang sangat diperlukan saat ini.
Save our homes !

RDP

On 2/23/07, H.Z Abidin [EMAIL PROTECTED] wrote:

 
  Salam,
 
  Cover jurnal Nature edisi hari ini bertajuk Unnatural disaster?
 
  Editor summary:
  On the cover, local residents struggle to save goods from a factory
  flooded by mud and water from the 'Lusi' mud volcano, which first
  erupted on 29 May 2006 in the Sidoarjo regency in Eastern Java. A recent
  report on its causes and impact predicted that it will continue to erupt
  and spew out between 7,000 and 150,000 cubic metres of mud a day for
  many months, leaving an area of at least 10 square kilometres around the
  volcano vent uninhabitable for years, and more than 11,000 people
  permanently displaced. As to the cause, there lies the controversy.
  Claims that it is a natural phenomenon, triggered by a nearby earthquake
  that occurred two days before the eruption, are contested by geologists.
  The eruption was almost certainly man-made, they say, the result of the
  drilling of a nearby exploratory borehole looking for gas. David
  Cyranoski reports on the current state of the eruption and the
  controversy it has raised.
 
 
  News Feature: Indonesian eruption: Muddy waters
  How did a mud volcano come to destroy an Indonesian town? David
  Cyranoski reports from Sidoarjo.

 





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention 
and Exhibition,
Patra Bali, 19 - 22 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





--
http://rovicky.wordpress.com/


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention 
and Exhibition,
Patra Bali, 19 - 22 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Kalau saya justru melihat bahwa penggiringan opini telah terjadi
berbulan-bulan oleh banyak media dengan menyebut bahwa erupsi LUSI
adalah akibat pemboran sumur Banjar Panji-1 oleh Lapindo Brantas. Maka,
terkenalah sudah istilah lumpur Lapindo. Bahkan, sehari sesudah
workshop LUSI diadakan, Kompas menurunkan berita dengan subjudul Gempa
Tidak Menyebabkan LUSI (Kompas 21 Feb 2007). Kompas menurunkan berita
itu berdasarkan pengamatan atas keynote speech workshop ini yang
disampaikan oleh Prof James Mori dari Univ of Kyoto. Ketika berita itu
saya tunjukkan ke Prof Mori, dia kaget dan berkata I didn't say that.
Untuk info, Prof Mori telah menulis surat ke Kompas bahwa Kompas telah
salah paham dengan pidatonya. Dan, bukankah yang hadir di workshop itu
melihat bahwa kita telah minta klarifikasi langsung kepada Prof. Mori
tentang pernyataannya ? Prof Mori menyebutkan dua hal, kita yang hadir
tentu jelas mendengarkannya : 

There are two aspects about LUSI: 1) CAUSE,  2) TRIGGER. Lusi is
natural cause, so that Lusi is natural disaster.  Trigger is difficult,
can be earthquake, can be drilling, can be combination of both. I don't
know (Prof James Mori, 21 Feb 2007 pada panel discussion)

Workshop LUSI kemarin tidak dibuat untuk penggalangan opini, tidak
diarahkan agar beropini ini atau itu, apakah pembicara-pembicara dari
Norwegia, Jepang, dan Rusia itu bisa digiring agar berpendapat bahwa
LUSI disebabkan gempa ? Coba cek abstrak setiap pembicara dan semua
power-point files-nya. Saya menyimpulkan bahwa mereka tak menafikan
gempa sebagai penyebab LUSI, sebagian malah bilang earthquake is the
major trigger on mud volcanism at Sidoarjo, East Java (Prof Hisao Kumai
dan Yamamoto, Osaka Univ) 

Atau coba dengarkan pendapat Prof Sukendar Asikin di workshop itu yang
mengatakan bahwa LUSI akibat tektonik, dan di Topik Pagi ANTV 22 Feb
kemarin, LUSI berhubungan dengan gejala tektonik

Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry
Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab :
biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta
hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3)
teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped
water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang
terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI
berhenti.

Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak
menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa,
apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari jawaban untuk
lesson learned ke depan. Sulit memang menentukan penyebab ini. Penyebab
100 % karena drilling pun banyak kelemahannya (silakan cek presentasi
Dr. Doddy Nawangsidi, ahli drilling dari ITB). 

Kalau saya, sebagai seorang geologist yang biasa berhubungan dengan
ruang dan waktu, semua kejadian yang bersamaan harus dilihat sebagai
kemungkinan penyebab. Pemboran Banjar Panji, gempa Yogya, pengaktifan
Semeru, pengaktifan Merapi, dll. Saya tidak akan menyingkirkan berbagai
kemungkinan. 

Saya merasa bahwa kita tidak akan menemukan dengan sejelas-jelasnya apa
penyebab LUSI karena banyaknya koinsiden. Pak Taufik punya pendapat, Pak
Andang punya pendapat, pak Kabul punya pendapat, dll. Saya juga punya
pendapat yang siap diargumentasikan. Tetapi buat apa ? Jadi, sekarang
ini lebih baik kita memperhatikan dulu yang di permukaan yang langsung
akan berhubungan dengan keselamatan hidup manusia.


Salam,
awang



-Original Message-
From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?),

Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah
Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya
mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi  di luar sana
seperti
pengamatan anda terjadi   penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk
mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman
mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto   80an, karangan Julius Benda
:Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya
menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan
kelangsungan
kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut,
tapi
istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini
lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema.
Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali
mas,
beruntunglah anda.
On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:

 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan 

RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Witan Ardjakusumah
Vick,
Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan
adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud
volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu
memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk
membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan.

Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia
musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul,
tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak
nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam.

Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib
dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti.
Namun saya tak melihat/merasa ada  kesan penggiringan ke satu pihak
tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/
pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada
sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut?

Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI
atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest
dan kompetensi tadi.

Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi
presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan
ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks...
Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho.

Witan

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not
natural !

Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau
digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih
juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga
bermain-main di penyebab terjadinya.

Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul.

Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng
tersenggol kemudian  dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan 
Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah  ya
mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada
potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada
tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung
Anyar. :)

Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka
baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film
perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah
dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah
ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini.
Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul
yang sudah mateng ?
Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih
melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah
melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya.

Duh !

Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah
mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah
mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati.

Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau
keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !!
Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti
kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat
parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !!

Duh
Kesian si sakit ini  :(

  - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ?
  + :p  Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!!

GUBRAKKK 

RDP

On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini
 kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak
 anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the
 email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop
 tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang
 ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan.

 Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview
 secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu
 sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya
 kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti
dan
 masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang
 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena
 prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan
 gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa
 Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC?

 Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai
 bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan
 presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok?

 ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling 

Re: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi

2007-02-23 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

file yang dimaksud juga bisa diunduh di:
h**p://iagi.or.id/unduh/AAPG_TheQuestForEnergy.ppt

(ganti tanda * dgn huruf t)


--pta


On 2/23/07, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote:

wah maaf, namanya juga gratisan jadi pasti ada keterbatasan.
Kalau bisa di host di IAGI lalu di download dari sana, bagaimana Paulus?



Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !

2007-02-23 Terurut Topik Fajar Lubis
Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote:

Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry
Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab :
biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta
hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3)
teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped
water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang
terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI
berhenti.



   
   
   
  Terimakasih untuk berbagi info kesimpulan dari workshop pak Awang...
   
  Mudah-mudahan untuk 3 follow up ini tidak perlu memakan waktu yang lama, 
sehingga bisa membantu meringankan situasi yang ada di lokasi saat ini.
   
   
  Salam,
  Fajar (1141)
  Hanya bisa berdo`a..

 
-
Bored stiff? Loosen up...
Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.

Re: [iagi-net-l] Fwd: Press release T. Geologi UGM mengenai penelitian gempa Bantul

2007-02-23 Terurut Topik Kabul Ahmad

Bravo T. Geologi UGM!! Menyambut gembira terbitnya peta ini.
Kabarnya UPN juga sedang membuat hal yang serupa...baik gempa dan 
vulkano...ataupun tsunami.
Peta dan pemahaman situasi ini sangat penting bagi rakyat..bagi pak Sastro, 
mbok Jumini, Yu Minah, Mas Parjo yang di desa-desa itu...

Nah, kemarin waktu IAGI juga UGM sudah membuat poster tentang gempa.
Tinggal sosialisai lebih kebawah..ke kelurahan, balai desa, dukuh dan bila 
perlu RT/RW.
Jangan hanya sampai di simposium kebumian thok...tapi rakyat yang hidup 
diatas zona rentan dan bergoyang itu cuma melongo jadi korban lagi.


Salah satu dermawan mau membiayai sosialisasi peta rawan bencana ini ke 
desa-desa tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami oleh rakyat bawah.( 
Mungkin kayak bahasanya Kang Rovicky di weblognya itu ngkali ya..)


Kita menunggu dari ITB/ UPN/Trisakti /UnPad dll dengan peta-peta serupa di 
daerah lainnya yang rawanAceh, Sumut, Bukit Barisan, Selat Sunda,Jawa 
Bali, Maluku, Nusatenggara, dll. Tidak hanya Bantul sajaIngat saja 
gambar simbol IAGI kita, nah jalur yang diwarnai biru itu paling tidak ada 
peta rawannya.
Saya belum pernah lihat peta-peta rawan ini tertempel di tembok balai desa, 
bahkan di Bantul sekalipun.
Jangan kita seperti keledai terperosok di lubang yang sama. Maksudnya, tahu 
persis dimana rawan bencana gempa dan longsor, tapi membiarkan rakyat 
menjadi korban-korban berikutnya tanpa tahu apapun dan harus berbuat apa. 
Inilah kesempatan geologiawan/wati menyumbangkan ilmu untuk sosial dan 
keselamatan bersama.


Saya sudah membuat draft Disaster Alert booklet, inginnya masuk peta rawan 
bencana itu juga. tapi, kendala waktu biaya saja yang sampai sekarang belum 
tuntas.Diantaranya mengutip dari weblognya Kang Rovicky, tentunya atas ijin 
beliau


Salam,
KA
- Original Message - 
From: Salahuddin Husein [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 3:53 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Press release T. Geologi UGM mengenai 
penelitian gempa Bantul




Matur nuwun Mas,
menarik melihat respon postingan tersebut dari komentar-komantar yang 
penuh

keingintahuan.

salam
udin


On 2/23/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote:


kalau ada yag pingin lihat petanya, seperti biasa silahkan ke sini :
http://rovicky.wordpress.com/

Suwun mas salahudin.

rdp








Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal

2007-02-23 Terurut Topik mohammad syaiful

pak kabul,

bisa cerita lebih jauh, kenapa wayang windu (star energy?) dan
pengalengan (juga star energy?) dikelompokkan sbg 'belum begitu
optimal'?

info lain, jangan dikira bahwa clean energy ini juga bisa
berkesinambungan. kalo tidak dijaga, umurnya juga bisa hanya sekian
tahun saja, terus pasokan air/uap juga akan menghilang...

terimakasih dan salam,
syaiful

On 2/23/07, Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa
difungsikan / diproduksi optimal.
Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, Gunung
Salak.
Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan;
Lahendong.
Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; Lampung;
Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores

Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat
krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US dollar vs
rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang
menggugat Pemerintah RI - Pertamina di arbitrase international ??

Kalau sudah pulih dan dengan harga jual Kwh yang wajar, maka saya menyambut
gembira bangkitnya Clean Energy ini di Indonesia yang punya potensi  3000
MW.

Mas Ismail, geothermal masih dibawah ESDM juga..jadi saudara kandung Migas
lhojadi bahu membahu, sebagai energy alternatif yang bagus dikala energy
fossil akan semakin lenyap dari perut bumi.

Calon lapangan geothermal baru :  Porong - Sidoarjo  ( ?? ) wallahu'alam

Salam,
KA
- Original Message -
From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Saturday, February 24, 2007 6:39 AM
Subject: [iagi-net-l] Tender Geothermal


 Berita di MetroTV siang ini diberitakan Pemerintah akan membuka Tender
 Geothermal di 7 lokasi Maret 2007.
 lokasi tsb antara lain : Ungaran , Tampomas , Mataloko , Tangkuban Prahu ,
 NTT...
 Rupanaya gak mau kalah dg penawaran tender Migas .

 ISM



 
 Hot News!!!
 CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to
 [EMAIL PROTECTED]
 Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual
 Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007
 
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -






Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention 
and Exhibition,
Patra Bali, 19 - 22 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-





--
Mohammad Syaiful - Explorationist
Mobile: 62-812-9372808
Email: [EMAIL PROTECTED]

Exploration Think Tank Indonesia (ETTI)
Head Office:
Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia
Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140
Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED]


Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: 

Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal

2007-02-23 Terurut Topik Kabul Ahmad
Ini sebenarnya hanya masalah antara biaya investasi dan hasil produksi 
dibandingkan dengan potensi panas bumi itu sendiri. Wayang Windu (  dikelola 
oleh Magma Nusantara - Star Energy ) segaris busur api dengan Kamojang dan 
Derajat. Saat ini sudah berproduksi kalau gak salah sampai 110 MW. Di wayang 
windu menurut reservoir engineernya mempunyai karakteristik yang unik dan 
bervariasi, antara kandungan gas ( uap  ) dan air. Di Wayang bisa berbeda 
dengan di Windu. Nah untuk mengoptimalkan produksi dari potensi yang ada itu 
diperlukan biaya yang sangat tinggi. Sudah puluhan sumur di wayang windu 
dibor tapi tidak semua berproduksi bagus...entah data sekarang 2007 ini, 
sudah tambah apa belum saya belum tahu.Tentu Star Energy lebih tahu, wong 
saya cuma pengamat amatiran dan gadungan saja kokhehehe.
Keadaan reservoir - geologi/tekanan reservoir yang bervariasi itu yang 
menyebabkan biaya tinggi. Nah bila pemerintah memberikan insentif yang 
menarik untuk investasi panas bumi pada lapangan yang cukup sulit seperti 
wayang windu, tentunya biaya bisa dikurangi dan produksi bisa lebih 
optimal.Misal keringanan pajak, selisih biaya produksi dan harga jual yang 
bagus, dll. Apalagi kondisi lapangan di wayang windu ini, medannya juga 
cukup sulit. Lalu gimana nanti instalasi power plant nya ya ? pikir saya 
waktu itu...padahal potensinya gede tuh...perkiraan kasar waktu itu 
berdasarkan pantauan dari udara ( citra ) bisa sampai 200-300an MW...kata 
ahli. ( saya bukan ahlinya untuk berkira-kira...). Jadi sekarang sih sudah 
produksi, cuma ya harus investasi lebih gede lagi maka ya belum optimal gitu 
ajaSilahkan Star Energy merogoh koceknya lagi atau negosiasi harga jual 
dengan PLN, atau pengurangan beban pajak; bea masuk barang , royalti 
dll...wooowww. Saya dengar penambahan produksi akan tetap dilaksanakan 
dengan pembangunan power plant yang baru nanti ( 110 MW ) dengan penambahan 
sumur tentunya dan proyek memang belum tuntas.
Sibayak juga demikianhanya investasi kurang, padahal potensi besar.. Tak 
juga kalah penting jaringan listrik itu...jika PLN cekak modalnya untuk 
jaringan interkoneksi..ya..para produser juga terhambat exploitasinya
Sarulla itu potensinya besar sekali, sayang sampai saat ini belum produksi 
walau sudah dibor banyak sumur yang rata-rata diatas 15 MW - 25 MW/sumur. 
Kita tunggu Chevron untuk membesarkannya.
Lapangan-lapangan yang cukup mudah, dengan cepat bisa mencapai optimal 
dengan syarat punya modal yang gede juga toh ??
Oya ralat dikit dibawah, estimasi potensi Indonesia untuk panasbumi +/- 
30,000 MW.Dan ini raksasa energi di dunia. Yang dimanfaatkan Indonesia baru 
sekitar 900 an MWnah !Bandingkan dengan Philipina yang sudah hampir 2000 
MW. Jika Wayang Windu dioptimalkan maka akan nambah jadi 1300 an MW. Juga 
potensi lapangan lainnya.
Saya merasa pemerintah nggak terlalu antusias dibidang yang satu 
ini...dibanding Migas ( yang masih banjir subsidi ;cost recovery itu ) atau 
batubara yang non renewable itu, tanya kenapa..tanya kenapa ?? Wong UU 
Panasbumi sampai saat ini gak tahu kabarnya.( ada yang tahu ?? )


Geologist pasti mendukung CDM...Clean Development Mechanism Protocol Kyoto. 
Dan setuju dengan Anda, bahwa geothermal harus dirawat juga...yang penting 
jangan ada kekeringan bertahun-tahun...


Wallahu'alam, bila ada yang salah mohon dikoreksi...

Kabul Ahmad K
PT. Terralog Teknologi Indonesia
Geomenchanic and Waste Management


- Original Message - 
From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 7:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal



pak kabul,

bisa cerita lebih jauh, kenapa wayang windu (star energy?) dan
pengalengan (juga star energy?) dikelompokkan sbg 'belum begitu
optimal'?

info lain, jangan dikira bahwa clean energy ini juga bisa
berkesinambungan. kalo tidak dijaga, umurnya juga bisa hanya sekian
tahun saja, terus pasokan air/uap juga akan menghilang...

terimakasih dan salam,
syaiful

On 2/23/07, Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa
difungsikan / diproduksi optimal.
Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, Gunung
Salak.
Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan;
Lahendong.
Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; 
Lampung;

Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores

Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat
krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US dollar 
vs

rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang
menggugat Pemerintah RI - Pertamina di arbitrase international ??

Kalau sudah pulih dan dengan harga jual Kwh yang wajar, maka saya 
menyambut
gembira bangkitnya Clean Energy ini di Indonesia yang punya potensi  
3000

MW.

Mas Ismail, geothermal masih dibawah ESDM juga..jadi saudara kandung 
Migas
lhojadi bahu 

Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal

2007-02-23 Terurut Topik Kabul Ahmad
Mohon Maaf dari sayaUU Panasbumi sudah terbit( saya kurang informasi 
saja )


Salam,
KA
- Original Message - 
From: Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 8:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal


Ini sebenarnya hanya masalah antara biaya investasi dan hasil produksi 
dibandingkan dengan potensi panas bumi itu sendiri. Wayang Windu ( 
dikelola oleh Magma Nusantara - Star Energy ) segaris busur api dengan 
Kamojang dan Derajat. Saat ini sudah berproduksi kalau gak salah sampai 
110 MW. Di wayang windu menurut reservoir engineernya mempunyai 
karakteristik yang unik dan bervariasi, antara kandungan gas ( uap  ) dan 
air. Di Wayang bisa berbeda dengan di Windu. Nah untuk mengoptimalkan 
produksi dari potensi yang ada itu diperlukan biaya yang sangat tinggi. 
Sudah puluhan sumur di wayang windu dibor tapi tidak semua berproduksi 
bagus...entah data sekarang 2007 ini, sudah tambah apa belum saya belum 
tahu.Tentu Star Energy lebih tahu, wong saya cuma pengamat amatiran dan 
gadungan saja kokhehehe.
Keadaan reservoir - geologi/tekanan reservoir yang bervariasi itu yang 
menyebabkan biaya tinggi. Nah bila pemerintah memberikan insentif yang 
menarik untuk investasi panas bumi pada lapangan yang cukup sulit seperti 
wayang windu, tentunya biaya bisa dikurangi dan produksi bisa lebih 
optimal.Misal keringanan pajak, selisih biaya produksi dan harga jual yang 
bagus, dll. Apalagi kondisi lapangan di wayang windu ini, medannya juga 
cukup sulit. Lalu gimana nanti instalasi power plant nya ya ? pikir saya 
waktu itu...padahal potensinya gede tuh...perkiraan kasar waktu itu 
berdasarkan pantauan dari udara ( citra ) bisa sampai 200-300an MW...kata 
ahli. ( saya bukan ahlinya untuk berkira-kira...). Jadi sekarang sih sudah 
produksi, cuma ya harus investasi lebih gede lagi maka ya belum optimal 
gitu ajaSilahkan Star Energy merogoh koceknya lagi atau negosiasi 
harga jual dengan PLN, atau pengurangan beban pajak; bea masuk barang , 
royalti dll...wooowww. Saya dengar penambahan produksi akan tetap 
dilaksanakan dengan pembangunan power plant yang baru nanti ( 110 MW ) 
dengan penambahan sumur tentunya dan proyek memang belum tuntas.
Sibayak juga demikianhanya investasi kurang, padahal potensi besar.. 
Tak juga kalah penting jaringan listrik itu...jika PLN cekak modalnya 
untuk jaringan interkoneksi..ya..para produser juga terhambat 
exploitasinya
Sarulla itu potensinya besar sekali, sayang sampai saat ini belum produksi 
walau sudah dibor banyak sumur yang rata-rata diatas 15 MW - 25 MW/sumur. 
Kita tunggu Chevron untuk membesarkannya.
Lapangan-lapangan yang cukup mudah, dengan cepat bisa mencapai optimal 
dengan syarat punya modal yang gede juga toh ??
Oya ralat dikit dibawah, estimasi potensi Indonesia untuk panasbumi +/- 
30,000 MW.Dan ini raksasa energi di dunia. Yang dimanfaatkan Indonesia 
baru sekitar 900 an MWnah !Bandingkan dengan Philipina yang sudah 
hampir 2000 MW. Jika Wayang Windu dioptimalkan maka akan nambah jadi 1300 
an MW. Juga potensi lapangan lainnya.
Saya merasa pemerintah nggak terlalu antusias dibidang yang satu 
ini...dibanding Migas ( yang masih banjir subsidi ;cost recovery itu ) 
atau batubara yang non renewable itu, tanya kenapa..tanya kenapa ?? Wong 
UU Panasbumi sampai saat ini gak tahu kabarnya.( ada yang tahu ?? )


Geologist pasti mendukung CDM...Clean Development Mechanism Protocol 
Kyoto. Dan setuju dengan Anda, bahwa geothermal harus dirawat juga...yang 
penting jangan ada kekeringan bertahun-tahun...


Wallahu'alam, bila ada yang salah mohon dikoreksi...

Kabul Ahmad K
PT. Terralog Teknologi Indonesia
Geomenchanic and Waste Management


- Original Message - 
From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 7:05 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal



pak kabul,

bisa cerita lebih jauh, kenapa wayang windu (star energy?) dan
pengalengan (juga star energy?) dikelompokkan sbg 'belum begitu
optimal'?

info lain, jangan dikira bahwa clean energy ini juga bisa
berkesinambungan. kalo tidak dijaga, umurnya juga bisa hanya sekian
tahun saja, terus pasokan air/uap juga akan menghilang...

terimakasih dan salam,
syaiful

On 2/23/07, Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote:

Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa
difungsikan / diproduksi optimal.
Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, 
Gunung

Salak.
Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan;
Lahendong.
Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; 
Lampung;

Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores

Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat
krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US 
dollar vs

rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang
menggugat Pemerintah RI - Pertamina di 

[iagi-net-l] Bumi semakin panas

2007-02-23 Terurut Topik OK Taufik

Semakin banyak es mencair (from BBC)
[image: Gunung Es]
Semakin banyak es di Kutub Utara dan Selatan yang mencair*Walau terpencil
dan tidak bersahabat, wilayah kutub sejak lama menarik perhatian para
ilmuwan.( *

Jauh dibawah permukaannya yang beku, kutub menyimpan rahasia kuno bumi,
ketika es menutupi sebagian besar permukaan bumi.

Tetapi bersamaan dengan besarnya keinginan para ilmuwan untuk mempelajari
daerah ini, makin meningkat pula kekuatiran bahwa es di kedua kutub bumi
mencair dengan tingkat yang sangat cepat.

Ini jelas terlihat di laut Artik, lautan yang sangat dingin, yang mengitari
Kutub Utara, yang menimpa es abadi.

Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan terdapat dua jenis, yaitu es
musiman, yang terbentuk saat musim dingin tiba, dan es abadi, yang tebal dan
tidak mencair sepanjang tahun.

Namun penelitian selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis
dalam es abadi.

Dr. Son Nghiem adalah ilmuwan di badan antariksa NASA, yang menggunakan
pantauan citra satelit untuk menentukan seberapa banyak es abadi yang cair.

Yang kami amati adalah penurunan drastis es abadi dan luas penurunan bisa
dikatakan sangat luas. Pada tahun 2005 terjadi pengurangan hingga 14 persen
atau wilayah seluas Texas maupun Turki, tuturnya.

*Pola lama menghilang*[image: Kutub Selatan]
Diperkirakan es di kutub mencair dlam waktu 40 tahun

Sementara itu laju mencairnya es musiman di kawasan Artik juga semakin
meningkat saja dalam satu dasa warsa terakhir ini.

Biasanya setiap musim gugur, dengan arus dingin yang bergerak, maka daerah
yang mencair biasanya beku kembali. Tetapi pola seperti itu ternyata tidak
terjadi lagi terjadi.

Es musiman yang hilang di musim panas semakin sedikit yang bisa membeku
kembali di musim dingin berikutnya.

Dr. Mark Serreze, seorang ilmuwan khusus yang mengawasi es lautan di
Universitas Colorado, mengatakan asumsinya adalah es Artik akan kembali
muncul di musim dingin.

Tetapi yang kita lihat sekarang adalah musim dingin tidak mampu
mengembalikan es yang sebelumnya hilang. Kami melihat sendiri kejadian itu
pada tahun 2006, tambahnya.

Pada Bulan November, menurut Dr. Mark Serreze, kawasan Artik kehilangan 2
juta km2 persegi esnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Ini menjelaskan kepada kita bahwa sistem yang selama ini ada ternyata tidak
lagi mampu menyembuhkan diri, tuturnya.

*Mengancam kehidupan*
Salah satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena
akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang

Dr. David Vaughan

Para ilmuwan mengatakan peningkatan suhu yang disebabkan oleh peningkatan
C02, karbon dioksida, di atmosfir bumi yang menjadi penyebabnya.

Bagaimanapun ada juga faktor-faktor alam, seperti kencangnya angin yang
membawa es Laut Artik ke lautan yang temperaturnya lebih hangat.

Mencairnya lautan es ini merupakan persoalan hidup mati bagi kehidupan
binatang laut di Kutub Utara.

Beruang Kutub, misalnya, seperti menyaksikan dengan mata kepala sendiri
habitatnya dimusnahkan.

Situasi begitu mengkhawatirkan sehingga pemerintah Amerika Serikat akhirnya
mau juga mengakui bahwa pemanasan global yang menjadi penyebab semakin
banyaknya es yang mencair di kutub.

Dan ancamannya bukan terhadap ekosistem semata, tetapi juga pada penduduk
asli yang hidup di pinggiran Laut Artik.

Apa yang terjadi belakangan merupakan ancaman bagi cara hidup masyarakat
yang telah bertahan ribuan tahun.

Edward Itta, Walikota sebuah kota kecil di Alaska Utara, menjelaskan ancaman
al bagi kehidupan mereka.

Musim dingin menjadi lebih pendek, kurang menggigit, dan salju cair lebih
awal, sementara lapisan es lebih tipis. Semua ini menyulitkan perburuan ikan
paus, yang menjadi cara hidup kami selama seribu tahun lebih.

Edward Itta yang juga merupakan pemburu ikan paus menegaskan bahwa bahwa
berburu ikan paus merupakan inti kebudayaan mereka.

*Kepentingan ekonomi*[image: Es di kutub]
Ada juga yang melihatnya sebagai kesempatan

Salah satu yang dituding mendorong pemanasan global adalah ketergantungan
umat manusia terhadap minyak.

Namun di sisi lain banyak yang melihat melelehnya es di kawasan kutub
sebagai kesempatan bagus untuk melakukan eksplorasi minyak.

Soalnya, diperkirakan sekitar sisa 25% cadangan minyak dunia diperkirakan
ada di dasar Laut Artik.

Dan perusahaan-perusahaan minyak sudah tak sabar untuk melakukan eksplorasi.


Selain itu melelehnya gunng-gunung es juga dianggap membuka jalur perkapalan
baru, yang diyakini akan memperbaiki perekonomian kawasan.

Dr. David Vaughan dari Badan Penelitian Antartika Inggris mengakui godaan
keuntungan ekonomi terlalu kuat untuk diabaikan.

Salah satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena
akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang. Kalau itu terjadi maka
akan menghemat uang dan waktu, katanya.

Selama ini kapal-kapal dari Eropa yang menuju sebagian kawasan Asia harus
memutar lewat Terusan Suez.

Jadi memang ada keuntungan, tetapi juga konsekuensi negatif jelas tidak
kalah besarnya dari 

[iagi-net-l] Jika laut makin panas

2007-02-23 Terurut Topik OK Taufik

Jika laut makin panas (from BBC)
[image: Laut]
Laut yang menghangat berdampak negatif bagi ekosistem*Banyak orang
membayangkan lautan biru dengan air hangat sebagai sebuah gambaran laut yang
ideal. *

Dan menurut ilmuwan kelautan, gambaran laut yang hangat itu akan mudah kita
jumpai dalam 100 tahun mendatang.

Tetapi itu jelas bukan berarti berita baik untuk lingkungan karena lautan
biru itu muncul disebabkan pemanasan global yang membuat laut menjadi
terlalu panas bagi ikan, atau terlalu beracun untuk hewan laut.

Lautan yang makin panas itu juga mungkin sudah tidak mampu lagi untuk
menyerap Karbon Dioksida, CO2, dari atmosfir bumi.

Selama ini lautan menyerap lebih dari separuh panas yang dipancarkan
matahari dan kemudian membaginya ke seluruh permukaan bumi.

Dan menurut Dr. John Shepherd dari Lembaga Oseanografi Inggris di
Southampton, lautan juga ikut memperlambat dan mengurangi ancaman perubahan
suhu.

Lautan meringankan dampak perubahan iklim dengan menyerap Karbon Dioksida
dan karenanya mengurangi jumlahnya yang ada di atmosfir bumi, kata Dr.
John.

Dia menambahkan lautan bisa dianalogikan sebagai bemper terhadap perubahan
iklim dunia.

*Sabuk laut*
Di wilayah utara Atlantik ada Laut Artik, sehingga arus air hangat bisa
bergerak hingga jauh sekali ke ujung kutub

Stuart Cunningham

Namun belakangan ini ada kekuatiran kalau laut saat ini semakin tidak mampu
mendistribusikan panas ke seluruh penjuru bumi.

Dibawah permukaan air, ada gelombang atau mungkin lebih tepat disebut aliran
arus laut, yang oleh para ilmuwan disebut sebagai Sabuk Laut.

Fungsi sabuk laut ini adalah mendorong air laut, yang sudah dipanaskan oleh
matahari di wilayah tropik, ke daerah yang lebih dingin di kutub.

Proses sebaliknya juga terjadi, yaitu air dingin di Artik dan Antartika
dibawa ke daerah tropik untuk dipanaskan.

Stuart Cunningham, seorang pakar khusus persoalan arus laut dari Inggris,
mengatakan bahwa proses itu amat penting untuk Lautan Atlantik.

Di wilayah utara Atlantik ada Laut Artik, sehingga arus air hangat bisa
bergerak hingga jauh sekali ke ujung kutub. Itulah sebabnya iklim Eropa
relatif tidak terlalu dingin, tuturnya.

Arus Atlantik Utara lebih dikenal dengan sebutan arus Teluk, dan yang
dikuatirkan para ilmuwan adalah pemanasan global akan memperlambat arus itu.

*Pernah terjadi*[image: Laut]
Kemampuan laut dalam menyerap panas akan berkurang

Yang lebih dikuatirkan lagi adalah jika pemanasan global akan menghilangkan
sama sekali arus perpindahan air tersebut.

Kita semua tahu bahwa bumi sedang memanas dan di belahan bumi Utara
pemanasan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Kita sudah melihat sendiri
pencairan es di Artik dan lapisan es di Pulau Greenland, kata Stuart
Cunningham.

Pemanasan itu akan membuat jumlah air tawar di Laut Utara semakin banyak dan
karena air tawar lebih ringan dari air laut, maka letaknya berada di
permukaan air laut.

Keberadaan air tawar ini mencegah air hangat yang sampai di daerah kutub
terserap panasnya oleh atmosfir agar menjadi dingin untuk turun ke dasar
laut. Karenanya proses sabuk arus lautan tidak lagi berfungsi, tutur Stuart
Cunningham.

Tidak berfungsinnya sabuk arus laut ini membahayakan kehidupan biota laut
karena itu berarti tidak akan ada lagi pergerakan.

Sebenarnya berhentinya sabuk arus lautan ini pernah terjadi selama 1000
tahun, dan membuat Eropa kembali ke jaman es, yaitu di abad ke 14.

Waktu itu kawasan Eropa seperti menjadi sebuah benua es mini, dan
penyebabnya adalah gejala alami, antara lain badai angin yang keras.

*Terumbu karang terancam*[image: Terumbu karang]
Meningkatnya keasaman laut akan mengancam terumbu karang

Selain itu masih ada kekuatiran lainnya, yaitu peningkatan keasaman laut,
dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan ini.

Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu
karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri.

Kami tahu bahwa jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfir
sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuatnya lebih asam lagi. Bahayanya
adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam
tadi.

Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan
sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa.

Di masa lalu hal ini sudah berulangkali terjadi, namun perbedaannya adalah
saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi
bukan karena sebab alami.

Dan jika campur tangan manusia itu tidak bisa dikurangi lagi, maka tidak
bisa pula dihentikan lagi.

Para ilmuwan memang belum bisa meramalkan secara pasti tentang apa yang akan
terjadi di masa depan, namun indikasi awal menunjukkan pengaruhnya adalah
negatif.


[iagi-net-l] Dari hutan gambut di Kalimantan

2007-02-23 Terurut Topik OK Taufik

[image: Hutan Indonesia]
Alim ikut membantu pemulihan hutan gambut yang rusak*Saat berjalan di di
atas kanopi pohon-pohon, ada sekumpulan kupu-kupu menghalangi jalanku
sementara suara serangga mendengung lepas di udara. *

Tapi saya bukan sedang di hutan perawan, melainkan di sebuah proyek
rehabilitasi kawasan hutan yang selama ini dirusak oleh industri kayu.

Dan Alim adalah salah seorang yang terlibat dalam proyek rehabilitasi ini.

Menurutnya, proyek ini amat penting karena merupakan satu-satunya lokasi
penelitian di Kalimantan Tengah yang berupaya memulihkan kembali hutan
gambut tropis.

Lahan gambut amat penting karena kemampuannya dalam memproses gas yang
menyebabkan efek rumah kaca, seperti CO2 dan metan.

Dalam istilah Alim, hutan gambut adalah paru-paru dunia,' namun tampaknya
paru-paru dunia itu sedang mengecil.

*Kebakaran hutan*

Menurut LSM konservasi lingkungan, Wetlands International, sekitar 48% lahan
gambut di Indonesia sudah dirusak, dan sebagian besar pengrusakan disebabkan
penebangan hutan liar.
Dan dari kebakaran hutan yang berlangsung setiap tahun, CO2 yang dihasilkan
mencapat 1.400 juta ton

Marcel Silvius

Marcel Silvius, manajer program di Wetlands International, berpendapat
masalah pengrusakan hutan gambut di Kalimantan merupakan salah satu
kehancuran lingkungan terbesar dunia.

Dari pembersihan sampah dalam penebangan liar di lahan gambut saja, kata
Marcel, Indonesia menghasilkan 632 juta ton CO2 setiap tahunnya.

Dan dari kebakaran hutan yang berlangsung setiap tahun, CO2 yang dihasilkan
mencapat 1.400 juta ton. Jadi total sekitar 2.000 juta ton CO2 setiap
tahunnya dari Indonesia, kata Marcel Silvius.

Sebagai perbandingan, Marcel, mengutip angka bahwa Negeri Belanda setiap
tahunnya menghasilkan 80 juta CO2 setiap tahunnya, walaupun Belanda yang
kecil jelas bukan bandingan dengan Indonesia.

Bagaimanapun kebakaran hutan di Indonesia tetap merupakan masalah yang
serius apalagi masih juga belum bisa diatasi.

*Masyarakat setempat*

Dan dalam beberapa kasus, beberapa perusahaan kayu memang membakar hutan
untuk memudahkan pembersihan lahan yang akan ditanam kembali.

[image: Ratni]
Ratni bekerja keras untuk bertani di lahan bekas penebangan hutan

Sesekali kebakaran hutan juga disebabkan oleh penduduk setempat yang
membersihkan lahan untuk pertanian mereka namun api kemudian menjadi tidak
terkendali.

Ratni, adalah salah seorang transmigran yang tinggak di kawasan hutan gambut
di Kalimantan Tengah.

Dia mengenang masa-masa awal yang sulit ketika baru dipindahkan ke
Kalimantan.

Tidak ada jalan, dan tanahnya amat sulit. Kalau ditaruh puntung rokok,
tanahnya langsung terbakar. Kami harus bekerja keras sebelum bisa
menggunakannya sebagai lahan pertanian, kata Ratni.

Ratni dan para tetangganya mengaku masih menggunakan api setiap kali mereka
perlu membersihkan lahan pertanian.

Di sisi lain, lahan gambut jua semakin kering karena saluran air yang
dibangun pada masa lahan gambut sejuta hektar di jaman Presiden Suharto
dulu.

Suharto ingin mengubah 1,1 juta hektar lahan gambut menjadi sawah untuk
menghasilkan beras.

Proyek itu, yang ditentang oleh banyak kalangan, akhirnya terbengkalai dan
sempat mengeringkan sebagian hutan gambut.

*Air mulai mengalir*

Namun salah satu kawasan hutan gambut masih tampak hijau dan beberapa pohon
yang masih kecil mulai mengisi lahan.

[image: Kawasan lambut yang mengering di Kalimantan]

Di lokasi inilah Alim dan rekan-rekannya bekerja untuk kembali 'membasahi'
kawasan hutan gambut.

Dia memperlihatkan sebuah bendungan kecil yang dibangun untuk mencegah air
jangan sampai mengalir masuk ke saluran-saluran yang dibangun pemerintah
sebelumnya.

Sejak bendungan kecil kami bangun, maka kawasan ini semakin hijau,
katanya.

Tanpa bendungan itu maka kandungan air sangat sedikit dan tidak cukup untuk
perkembangan pohon-pohon.

Tapi Alim tetap berhati-hati dalam menjaga kandungan air di kawasan yang
sedang mereka pulihkan.

Kalau kami secara drastis membanjiri air maka memang akan lebih banyak
pohon tapi juga membuat pertanian masyarakat jadi banjir, tambah Alim.

Dulu pohon-pohon besar bisa menampung air di musim hujan, tapi sekarang air
bisa mengalir kemana-mana.

*Proyek pembangunan*

Pemerintah Indonesia sepakat bahwa memang tidak ada jalan keluar sederhana
untuk memulihkan kembali lahan gambut.
jalan keluarnya adalah memberantas kemiskinan.

Agus Purnomo

Agus Purnomo, dari Kementrian Lingkungan Indonesia, mengatakan kerusakan
lahan gambut disebabkan oleh perusahaan dan juga petani lokal.

Bagi perusahaan besar, maka jalan keluarnya adalah penegakan hukum dan itu
mungkin bisa dilakukan oleh aparat hukum.

Namun untuk penyebab keduanya, maka jalan keluarnya adalah memberantas
kemiskinan, tambahnya.

Untuk mencegah rakyat membuka lahan gambut, tambah Agus, maka harus ada
proyek pembangunan yang membantu masyarakat lokal.

Dan Ratni beserta tetangganya amat memerlukan proyek pembangunan yang
dimaksud Agus Purnomo.

Mereka mungkin menjadi penyebab kerusakan 

Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal

2007-02-23 Terurut Topik Ismail Zaini
Meskipun Dept ESDM telah mengumumkan pelelangan Blok WKP Geothermal di 14 
lokasi , tahap pertama 7 Lokasi yang dimulai Maret ini dg total kira kira 
1600 MW seperti di berita berita Media hari ini. namun untuk mewujudkan hal 
itu masih perlu jalan panjang dan berliku liku.
Pertama 1600 MW tsb baru tahap hasil survai pendahuluan dan merupakan 
cadangan terduga , nelum terbukti , dan perlu diketahui 1600 MW itu baru 
merupakan satuan energi panas yg ada didalam sana( estimasi) , untuk menjadi 
energi yang bisa dimanfaatkan harus diubah menjadi energi listrik ( MWe).
Sesuai dh UU Panasbumi No.27/2003 , maka untuk Upstreamnya diperlukan Ijin 
Usaha Panasbumi , disisi lain untuk memproduksi listriknya harus mengacu ke 
UU Listrik No.15/1985  dimana diperlukan ijin usaha listrik untuk 
kepentingan Umum / IUKU  , ( karena pakai 2 UU maka pakai dua prosedure ). 
kemudian karean sesuai UU yng berwenang untuk masalah perlistrikan 
(penyaluran, penjualan) adalah BUMN ( PLN) , maka Produk listrik yang 
dihasilkan untuk dijual ke umum harus lewat PLN , oleh karena itu si 
Pengusaha Geothermal tsb harus kontrak jual listriknya ke PLN ( PPA) , Oleh 
karena itu Market / demand listriknya disuatu daerah harus mengacu kepada 
Rencana Umum Kleistrikan ( RUKN ) lkalau mau dibeli listriknya.( bisa 
terjadi potensi Geoth ada tapi pasar tdk ada atau sebaliknaya ). Oleh karena 
itu si investor itu harus menghitung keekonomian proyeknya mulai dari 
upstream samapai downstream ( mulai dari biaya eksplorasi sampai  jadi 
listrik ) , biasany auntuk menghitung production costnya ada 4 komponen , 
a.l Fuell cost , OM , dll ) dimana biaya eksplorasi dan eksploitasi 
Geothermal ini masuk dalam Fuel costnya.
Kalau investasi geothermal ini sebelum berlakunya UU Panasbumi diatur Jelas 
( Keppres 91 ) rentang bagian pemerintah , perpakjakan , bonus, royalti, 
cukai,import evport dan termasuk pengutan lainnya sebesar 34 % NOI , maka 
dalam UU Pabum , Bagian pemerintah dibedakan  menjadi Pajak  mengacu ke UU 
Pajak dan Non Pajak ( PNBP ) ditetapkan dg PP , Yang jadi masalah PP tsb 
belum ada /terbit , sehingga kesulitan untuk menghitungnya.
Seperti diketahui Proyek proyek Panasbumi yang sekarang ada itui semuanya 
diteken kontraknya ( baik JOC dg Pertamina maupun PPA dg PLN ) sebelum 
terbitnya UU Pabum, jadi tinggal meneruskan sesuai kontraknya ( install 
capasity nya ) Ada 11 ab kontrak yang telah diteken sebelum UU ada yang sdh 
beroperasi ( Wayang Windu , Salak Darajat,Dieng, lahendong , Kamojang )
Jadi meskipun ikutan tender dan menang WKP maka proses untuk 
merealisasikannya mungkin tidak semudah pemenang seperti di blok Migas 
ataupun untuk WKP Batubara.  ) celakanya lagi pemerintah Lambat sekali 
menmbuat aturan operasional untuk UU Panasbumi ( PP,Kepres,Kepmen,Perda, 
satupun belum ada padahal umur UU panasbumi seumuran UU Migas  yang telah 
banyak aturan operasionalnya ) ternyata Langkah Dirjen Migas lebih cepat 
dibandingkan langkahnya Dirjen Minerbapabum, dimana aturan aturan cepat 
dikeluarkan termasuk untuk memberikan incentif incentif dalam investasi baru


ISM

Sent: Friday, February 23, 2007 5:49 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal


Mohon Maaf dari sayaUU Panasbumi sudah terbit( saya kurang 
informasi saja )


Salam,
KA
- Original Message - 
From: Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, February 23, 2007 8:45 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal


Ini sebenarnya hanya masalah antara biaya investasi dan hasil produksi 
dibandingkan dengan potensi panas bumi itu sendiri. Wayang Windu ( 
dikelola oleh Magma Nusantara - Star Energy ) segaris busur api dengan 
Kamojang dan Derajat. Saat ini sudah berproduksi kalau gak salah sampai 
110 MW. Di wayang windu menurut reservoir engineernya mempunyai 
karakteristik yang unik dan bervariasi, antara kandungan gas ( uap  ) dan 
air. Di Wayang bisa berbeda dengan di Windu. Nah untuk mengoptimalkan 
produksi dari potensi yang ada itu diperlukan biaya yang sangat tinggi. 
Sudah puluhan sumur di wayang windu dibor tapi tidak semua berproduksi 
bagus...entah data sekarang 2007 ini, sudah tambah apa belum saya belum 
tahu.Tentu Star Energy lebih tahu, wong saya cuma pengamat amatiran dan 
gadungan saja kokhehehe.
Keadaan reservoir - geologi/tekanan reservoir yang bervariasi itu yang 
menyebabkan biaya tinggi. Nah bila pemerintah memberikan insentif yang 
menarik untuk investasi panas bumi pada lapangan yang cukup sulit seperti 
wayang windu, tentunya biaya bisa dikurangi dan produksi bisa lebih 
optimal.Misal keringanan pajak, selisih biaya produksi dan harga jual 
yang bagus, dll. Apalagi kondisi lapangan di wayang windu ini, medannya 
juga cukup sulit. Lalu gimana nanti instalasi power plant nya ya ? pikir 
saya waktu itu...padahal potensinya gede tuh...perkiraan kasar waktu itu 
berdasarkan pantauan dari udara ( citra ) bisa sampai 200-300an MW...kata 
ahli. ( saya bukan ahlinya untuk berkira-kira...). Jadi sekarang sih 

Re: [iagi-net-l] Dengan Kamera Infra Merah Diharapkan Misteri Suara Gemuruh dalam Tanah di Bantul Terungkap

2007-02-23 Terurut Topik oki musakti
   Berita pagi ini tentang sinkhole di Guatemala. Katanya sih akibat pipa 
sewerage  Jangan-jangan yang di Bantul juga sama, meskipun saya sangsikan kalau 
dibawah sana ada jaringan pipa sewerage, paling yang ada sungai2 bawah tanah.
   
  Salut buat UPN  (termasuk Roy) yang sudah proaktive meneliti ..
   
  Salam
  Oki


   
  GUATEMALA CITY (Reuters) - Three people were missing on Friday after a 
200-foot-deep (61 meters) hole opened up in the middle of a Guatemalan 
neighbourhood, likely due to a burst sewer pipe.

It sounded like a bomb was dropping. Boom! said Carlos Gutierrez, 58, of the 
crater, which measured 130 feet (40 meters) in diameter.

The crater appeared in the capital's San Antonio neighbourhood on Thursday 
night. Authorities evacuated hundreds of people on Friday fearing more land 
could collapse into a fast-flowing river of sewage below.

The missing people had lived in a house that fell into the hole. Two bodies 
showed up about a mile downstream.

Neighbours said the ground had been shaking for weeks after a huge sewer pipe 
burst, making the ground underneath the houses unstable.

  Reuters (IDS)

Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Gak usah iri ya...( sampai template milist community IT segala ).wong dia 
cuma meminjamkan camera saja kok dibilang  terlalu jauh memasuki ranah 
keahlian orang lain.. Nggak lah yau...
Ya cuma camera gituan
Malah di Oil and gas industry sudah biasa dipakai Downhole Video Camera 
untuk melongok kondisi fisik lubang sumur/geology/reservoir dll sampai 
kedalaman ribuan kaki, tapi sewanya cukup mahal. Klik salah satu provider 
http://www.dhvi.com/. Saya dulu sering gunakan ini untuk melihat kodisi 
lubang sumur, perforasi dan WaterCut ratio, sand flowback saat produksi 
minyak atau setelah stimulasi ( fracturing, acidizing dan gravel pack ). 
Hasilnya memang menakjubkancuma ya mahal itu. Jadi persis kata mas RDP, 
kita emang ambles ke bumi...Ontorejo.

Lha mas Roy khan sekedar meminjamkan gratis buat ahli geologi UPN itu. Ya 
terima saja..wong siapa tahu bermanfaat ?
Roy bukan ahli geologi, jadi tidak mungkin terlalu jauh memasuki ranah ahli 
geologi.
Yang mengembangkan software GG umumnya ya dibantu ahli IT juga kok...?! Tul 
nggak ?
Jika lihat Roy Suryo...ya anggap saja kita lihat Roy Marten, Andi 
Malarangeng, Luna Maya, dll.gitu aja repothahaha. Kita aja yang gak 
bisa jadi selebritis masalahnya.

KRMT Kabul Ahmad Tjokrosoeyoso ...bangsa(wan) geologis...
Maaf, just jokeJum'at akhir bulan gini lagi stress laporan.

*(Keramat )
- Original Message - 
From: Yosef Khairil Amin 
To: 
Sent: Friday, February 23, 2007 8:50 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Dengan Kamera Infra Merah Diharapkan Misteri Suara 
Gemuruh dalam Tanah di Bantul Terungkap


Hehehe memang salut dengan sepak terjang bangsawan selebritis IT (dan segala
bidang) yang satu inimeski kadang terasa teleo-logis karena terlalu jauh
memasuki ranah keahlian orang lain.

Sekedar untuk lebih tahu tentang sisi lain dari beliau, berikut kutipan dari
beberapa pemerhatinya:





Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI  the 36th IAGI Annual Convention 
and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



 
-
Sucker-punch spam with award-winning protection.
 Try the free Yahoo! Mail Beta.