RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti sudah paham. Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ?? Atau rumput yang bergoyang ?? Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !! Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb... Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui channel dekat sekali sumur - ini masih zona lemah juga, lalu menjelang di permukaan atau lapisan kwarter ( alluvial porong? ) baru shooting ke titik yang lemah.Makanya sekarang titik semburan sudah berpola radial dan acak, tidak lagi seperti awal dulu yang segaris. Terus terang tidak banyak Geologist yang nyasar jadi real drilling engineer aslijadi kita ini tidak banyak paham tentang teknik pengeboran, kecuali jadi wellsite geologist atau kadang sebagai mud engineer. Karena drilling engineer syaratnya pasti bukan lulusan geologi. ( kecuali Pak Dhe Rovicky ngkali yee ? ) Ingat saja, sekarang ditangan Polisi sudah ada para tersangkanya lho !!? Apa mau ditambah satu tersangka barusi Alam ? ( bukan si penyanyi dangdut itu ) - Original Message - From: Andang Bachtiar [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, January 29, 2007 8:12 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Pemicu lainnya:
[iagi-net-l] Tender Geothermal
Berita di MetroTV siang ini diberitakan Pemerintah akan membuka Tender Geothermal di 7 lokasi Maret 2007. lokasi tsb antara lain : Ungaran , Tampomas , Mataloko , Tangkuban Prahu , NTT... Rupanaya gak mau kalah dg penawaran tender Migas . ISM Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti
Re: [iagi-net-l] Fwd: Press release T. Geologi UGM mengenai penelitian gempa Bantul
Matur nuwun Mas, menarik melihat respon postingan tersebut dari komentar-komantar yang penuh keingintahuan. salam udin On 2/23/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau ada yag pingin lihat petanya, seperti biasa silahkan ke sini : http://rovicky.wordpress.com/ Suwun mas salahudin. rdp
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal drilling disedot masuk laut, di Dieng ( Himpurna-California Energy ), di Gulf Mexico, di Texas dll.dlll.dlll. Makanya Safety di Oil Co itu harus sangat ketat sekali..juga penerapan SOP, tanpa tawar menawar !! Juga bila ada lost circulation aksinya harus cepat dan tepat... Makanya pasti ada yang namanya BOP ( Blow Out Preventer )dengan minimal 3 macam valve/katup yang tahan tekanan sampai 20,000 psi, juga di mud material banyak dikenal berbagai jenis untuk mengatasi lost dan kick itu. LCM ( lost circulation materials), polymer, Gunk Squeeze, Densifier dsb ---maaf ini hanya info buat para geologist non migas, yg di migas pasti sudah paham. Jadi jika ngebor di area open hole sampai lebih dari 6000 kaki tanpa casing trus ada loss and kick tidak ditangani segera satu persatu pada saat awal-awal...itu...siapa yang bertanggung jawab ?? Mosok Alam ?? Atau rumput yang bergoyang ?? Ntar jadi preseden kelak bahwa jika Oil Operator, KPS dan JOB atau lainnya ngebor trus ada blow out tak terkendali maka ALAM lah yang jadi biang keladinya..O enaknya jadi operator dan drilling engineer !! Sekali lagi menurut saya gak ada hubungannya dengan gempa atau sesar yang teraktifitasi karena gempa. Murni...keteledoran..titik. Bukan wacana lagi nih...hehehe ( maaf agak ngotot ya saya ?? ). Cobalah baca-baca lagi Drilling History/Kronologi sejak mulai ngebor surface casing hingga mau ngejar Formasi Kujung yang diduga ada gasnya ituapa saja yang terjadi ?? Gak usah lari kemana mana dulu...sampai ke Yogya, Madura, Kalimantan dsb... Gambar yang ditampilkan oleh Pak Dhe Rovikcky di weblognya menurut saya hampir benar, cuma menurut saya semburan itu masih menembus melalui channel
Re: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi
Aku juga mau Bener lho, banyak sekali saudara2 kita sangat awam ttg minyak bumi ini... Bahkan beberapa staf eselon 1 dan 2 di beberap propinsi yang berminat mengelola ladang minyak sendiri sangat awam...dikira mengelola minyak bumi seperti ambil air disumur dibelakang rumah itu..tinggal dikeduk lalu ditimba.. KA - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 11:04 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi Herry Aku yakin banyak yang mau ... termasuk aku :) pliss deh ! rdp On 2/22/07, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote: Edo, saya punya public slide berbentuk kartun dan gamabr-gambar skematik dari AAPG tentang petroleum exploration, dari hulu sampai hilir, sumbangan dari ExxonMobil. Dulu pernah disuruh sama bos di kumpeni yg lama untuk buat presentasi yg sejenis untuk career day di sekolah anaknya (~ kelas 1 SMP), dan public slide AAPG itu berguna sekali. Kendalanya, ukuran file 25MB. Kalau mau di upload di sejenis free hosting, nanti saya lakukan kalau Edo mau. Salam, Herry - Original Message From: Edward, Syafron [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, 22 February, 2007 2:05:49 PM Subject: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi Rekan-rekan IAGI, Saya perlu bantuan bagi rekan-rekan yang memiliki gambar atau Kartun-kartun mengenai Proses Pembentukan Hydrocarbon..atau mungkin ada rekan-rekan yang tahu alamat website untuk mencarinya... Saya diminta bantuan teman untuk memberikan presentasi tentang proses Pembentukan hydrocarbon kepada murid kelas 5 sekolah dasar Jadi perlu kartun atau ilustrasi yang menarik dan informatif agar gampang dimengerti oleh anak-anak SD. Terima kasih sebelumnya bagi yang punya ilustrasi dan mau men-share nya... salam Edward Syafron Exploration Geologist BP Indonesia Tel. +62 21 78549346 [EMAIL PROTECTED] ___ All New Yahoo! Mail – Tired of unwanted email come-ons? Let our SpamGuard protect you. http://uk.docs.yahoo.com/nowyoucan.html -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Yang jelas sejak kemarin jalan raya Porong diduduki warga dan sudah mulai berkemah, bahkan kemarin ada kereta disandera , dan siang tadi sudah mau terjadi adu jotos antara warga dan ratusan sopir truk yang sejak kemarin tdk bisa lewat , padahal tuntutannya cuma sepele minta ganti rugi tanahnya dibayarkan, yang memang sudah hancur minah...apa masih berkesimpulan Perlu diteliti lebih lanjut ISM - Original Message - From: Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 12:51 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran manapun...baik di minyak maupun gas dan juga bahkan di pengeboran geothermal... Drilling Engineer, Drilling Superintenden dan Mud Engineer yang ahli cukup paham bagaimana mengatasi ini...Namun bila terlambat ambil aksiGawat dan resikonya besar. Kejadian blow out merembet ke permurkaan sudah banyak terjadi toh ?? Di Badak Field (Huffco ) pernah satu drilling rig tenggelam ditelan bumi ( sekarang jadi danau air yang luas ), juga di Kalimantan - Offshore ( Total ) satu kapal
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Justru yang aku tangkap dari tulisan Arya Nuhan, penggiringan / penyitiran opini ke arah natural disaster oleh pihak-pihak yang lebih berkuasa itu tidak nyata kehadirannya. Yang ada malah, kaum-kaum yang memiliki pendapat bahwa - kejadian LUSI adalah murni akibat drilling dan/atau bencana alam yang dipicu oleh drilling - tidak memanfaatkan corong-corong yang ada untuk mengutarakan pikirannya. Sebagai contoh, pada Internasional Geological Workshop hari Selasa kemarin, tak ada satupun makalah ilmiah yang dipresentasikan mengenai drillinglah penyebab semburan LUSI. Justru aku datang ke sana dengan harapan aku dapat mempelajari paling tidak 2 (dua) sudut pandang yang berbeda tentang penyebab semburan LUSI tersebut. Nyatanya aku hanya disuguhi 1 (satu) sudut pandang saja. Tapi anehnya, aku mendapatkan kesan dari kaum yang tidak presentasi di Internasional Geological Workshop selasa kemarin bahwa kran-kran pipa untuk menyuarakan pendapat mereka ditutup, disumbat, disumpal, dan mereka juga mengatakan: semburan LUSI sengaja diarahkan menjadi natural disaster oleh pihak yang lebih berkuasa. Pertanyaan yang menggelitik adalah, apa iya pengaruh kekuasaan di belakang Lapindo telah mampu membungkam pemikiran lain tentang penyebab LUSI? Atau malah mungkin sebenarnya, kaum yang tak presentasi di BPPT selasa lalu tidak memiliki argumentasi yang baik dan tepat sasaran? Gitu maksudnya. Tapi terlepas dari semua perdebatan yang telah ada, yang menjadi prioritas saat ini adalah komunitas korban lumpur dan rencana relokasi yang tentunya harus dan mau tak mau segera dilakukan. Dampak-dampak sosial harus segera ditangani dan dicari obat penyembuhnya. Agar masyarakat di sekitar semburan tidak menderita lebih lanjut dan agar masyarakat yang belum terkena dampak dapat segera diselamatkan dan menjadi tidak terkena dampak. dan pertanyaan mengelitik selanjutnya, siapa yang bertanggung jawab atas penanganan biayanya -Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling memang lemah ya? Mohon maaf sebelumnya kalau kalimat saya kurang berkenan. Best regards, Arya Muhammad Nuhan Jr.Geologist -Original Message- From: Kabul Ahmad [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 30, 2007 1:57 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Setuju sekali dengan pak ADB !! Pak Andang mengistilahkan underground blow out, sedang saya dengan istilah Kick.= tendangan pressure tiba-tiba..sama arti dan maksudnya. Kejadian Kick atau underground blow out ini biasa terjadi di pemboran
[iagi-net-l] Fw: Unnatural disaster (cover Naturehari ini)]
Salam, Cover jurnal Nature edisi hari ini bertajuk Unnatural disaster? Editor summary: On the cover, local residents struggle to save goods from a factory flooded by mud and water from the 'Lusi' mud volcano, which first erupted on 29 May 2006 in the Sidoarjo regency in Eastern Java. A recent report on its causes and impact predicted that it will continue to erupt and spew out between 7,000 and 150,000 cubic metres of mud a day for many months, leaving an area of at least 10 square kilometres around the volcano vent uninhabitable for years, and more than 11,000 people permanently displaced. As to the cause, there lies the controversy. Claims that it is a natural phenomenon, triggered by a nearby earthquake that occurred two days before the eruption, are contested by geologists. The eruption was almost certainly man-made, they say, the result of the drilling of a nearby exploratory borehole looking for gas. David Cyranoski reports on the current state of the eruption and the controversy it has raised. News Feature: Indonesian eruption: Muddy waters How did a mud volcano come to destroy an Indonesian town? David Cyranoski reports from Sidoarjo. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal
Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa difungsikan / diproduksi optimal. Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, Gunung Salak. Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan; Lahendong. Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; Lampung; Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US dollar vs rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang menggugat Pemerintah RI - Pertamina di arbitrase international ?? Kalau sudah pulih dan dengan harga jual Kwh yang wajar, maka saya menyambut gembira bangkitnya Clean Energy ini di Indonesia yang punya potensi 3000 MW. Mas Ismail, geothermal masih dibawah ESDM juga..jadi saudara kandung Migas lhojadi bahu membahu, sebagai energy alternatif yang bagus dikala energy fossil akan semakin lenyap dari perut bumi. Calon lapangan geothermal baru : Porong - Sidoarjo ( ?? ) wallahu'alam Salam, KA - Original Message - From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 24, 2007 6:39 AM Subject: [iagi-net-l] Tender Geothermal Berita di MetroTV siang ini diberitakan Pemerintah akan membuka Tender Geothermal di 7 lokasi Maret 2007. lokasi tsb antara lain : Ungaran , Tampomas , Mataloko , Tangkuban Prahu , NTT... Rupanaya gak mau kalah dg penawaran tender Migas . ISM Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Fw: Unnatural disaster (cover Naturehari ini)]
Yang sangat menarik ungkapan Pak Ketua TimNas didalam artikel tersebut ! We are trying to save homes. This is not a science experiment. —Basuki Hadimuljono Ini adalah ungkapan nyata dan riil yang sangat diperlukan saat ini. Save our homes ! RDP On 2/23/07, H.Z Abidin [EMAIL PROTECTED] wrote: Salam, Cover jurnal Nature edisi hari ini bertajuk Unnatural disaster? Editor summary: On the cover, local residents struggle to save goods from a factory flooded by mud and water from the 'Lusi' mud volcano, which first erupted on 29 May 2006 in the Sidoarjo regency in Eastern Java. A recent report on its causes and impact predicted that it will continue to erupt and spew out between 7,000 and 150,000 cubic metres of mud a day for many months, leaving an area of at least 10 square kilometres around the volcano vent uninhabitable for years, and more than 11,000 people permanently displaced. As to the cause, there lies the controversy. Claims that it is a natural phenomenon, triggered by a nearby earthquake that occurred two days before the eruption, are contested by geologists. The eruption was almost certainly man-made, they say, the result of the drilling of a nearby exploratory borehole looking for gas. David Cyranoski reports on the current state of the eruption and the controversy it has raised. News Feature: Indonesian eruption: Muddy waters How did a mud volcano come to destroy an Indonesian town? David Cyranoski reports from Sidoarjo. Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- http://rovicky.wordpress.com/ Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Kalau saya justru melihat bahwa penggiringan opini telah terjadi berbulan-bulan oleh banyak media dengan menyebut bahwa erupsi LUSI adalah akibat pemboran sumur Banjar Panji-1 oleh Lapindo Brantas. Maka, terkenalah sudah istilah lumpur Lapindo. Bahkan, sehari sesudah workshop LUSI diadakan, Kompas menurunkan berita dengan subjudul Gempa Tidak Menyebabkan LUSI (Kompas 21 Feb 2007). Kompas menurunkan berita itu berdasarkan pengamatan atas keynote speech workshop ini yang disampaikan oleh Prof James Mori dari Univ of Kyoto. Ketika berita itu saya tunjukkan ke Prof Mori, dia kaget dan berkata I didn't say that. Untuk info, Prof Mori telah menulis surat ke Kompas bahwa Kompas telah salah paham dengan pidatonya. Dan, bukankah yang hadir di workshop itu melihat bahwa kita telah minta klarifikasi langsung kepada Prof. Mori tentang pernyataannya ? Prof Mori menyebutkan dua hal, kita yang hadir tentu jelas mendengarkannya : There are two aspects about LUSI: 1) CAUSE, 2) TRIGGER. Lusi is natural cause, so that Lusi is natural disaster. Trigger is difficult, can be earthquake, can be drilling, can be combination of both. I don't know (Prof James Mori, 21 Feb 2007 pada panel discussion) Workshop LUSI kemarin tidak dibuat untuk penggalangan opini, tidak diarahkan agar beropini ini atau itu, apakah pembicara-pembicara dari Norwegia, Jepang, dan Rusia itu bisa digiring agar berpendapat bahwa LUSI disebabkan gempa ? Coba cek abstrak setiap pembicara dan semua power-point files-nya. Saya menyimpulkan bahwa mereka tak menafikan gempa sebagai penyebab LUSI, sebagian malah bilang earthquake is the major trigger on mud volcanism at Sidoarjo, East Java (Prof Hisao Kumai dan Yamamoto, Osaka Univ) Atau coba dengarkan pendapat Prof Sukendar Asikin di workshop itu yang mengatakan bahwa LUSI akibat tektonik, dan di Topik Pagi ANTV 22 Feb kemarin, LUSI berhubungan dengan gejala tektonik Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab : biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3) teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI berhenti. Coba perhatikan butir (1) di atas : workshop sama sekali tak menyimpulkan apa penyebab LUSI ini, apakah drilling, apakah gempa, apakah keduanya. Biarlah para ahli GG terus mencari jawaban untuk lesson learned ke depan. Sulit memang menentukan penyebab ini. Penyebab 100 % karena drilling pun banyak kelemahannya (silakan cek presentasi Dr. Doddy Nawangsidi, ahli drilling dari ITB). Kalau saya, sebagai seorang geologist yang biasa berhubungan dengan ruang dan waktu, semua kejadian yang bersamaan harus dilihat sebagai kemungkinan penyebab. Pemboran Banjar Panji, gempa Yogya, pengaktifan Semeru, pengaktifan Merapi, dll. Saya tidak akan menyingkirkan berbagai kemungkinan. Saya merasa bahwa kita tidak akan menemukan dengan sejelas-jelasnya apa penyebab LUSI karena banyaknya koinsiden. Pak Taufik punya pendapat, Pak Andang punya pendapat, pak Kabul punya pendapat, dll. Saya juga punya pendapat yang siap diargumentasikan. Tetapi buat apa ? Jadi, sekarang ini lebih baik kita memperhatikan dulu yang di permukaan yang langsung akan berhubungan dengan keselamatan hidup manusia. Salam, awang -Original Message- From: OK Taufik [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 4:24 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Mas Arya Nuhan(maksudnya sanes meNuhankeun Arya pan?), Banyak sudah komentar para anggota milist yang tak setuju Lusi adalah Natural dissaster, Pak ADB, Pak Kabul dan rekan lainnya. Kita hanya mengulang-ulang saja pendapat kita, tapi yang terjadi di luar sana seperti pengamatan anda terjadi penggiringan opini oleh kekuatan setan untuk mengatakan ini adalah natural dissaster, saya teringat bacaan jaman mahasiswa sewaktu zamangantung soeharto 80an, karangan Julius Benda :Penghianatan Kaum Intelektual, intinya bagaimana para ilmuwan hanya menyorongkan suara para penguasa demi kesengsaraan rakyat dan kelangsungan kekuasaan. Sepertinya kasus ini mengingatkan kita akan buku tersebut, tapi istilahnya sebaiknya diganti menjadi ; Pelacuran kaum Intelektual, ini lembaran hitam buat kita, meminjam istilah Pak Koesoema. Sebagai seorang Jr, seperti pengakuan anda...pikiran anda jernih sekali mas, beruntunglah anda. On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Vick, Untuk suatu statement yg bersekala nasional memang bawah permukaan adalah kompetensi IAGI, jadi diskusinya yang tentang asal-usul nya mud volcano tadi. Kalau sudah tahu asal-usulnya mungkin kita bisa bantu memberi masukan ke asosiasi professional yang lebih kompeten untuk membuat metoda pengendalian aliran Lumpur di atas permukaan. Sama dengan contoh bisul tadi, dokter tak hanya asal bedah saja tapi dia musti tahu dulu asal-usul bisul itu, apa dia itu kutil, jerawat, bisul, tumor, atau kanker baru kemudian tahu cara penanganannya. Kalau tidak nanti dokter spesialis kulit mau coba2 jadi ahli bedah, kan runyam. Saya hanya ikuti workshop di hari pertama saja. Suasana nya cukup tertib dan santun, memang tak ada situasi debate and challenge yang berarti. Namun saya tak melihat/merasa ada kesan penggiringan ke satu pihak tertentu, mengingat yang hadir cukup banyak tokoh2 senior IAGI/ pendidikan ilmu kebumian yang pasti berani lantang bicara kalau ada sesuatu yg tak sesuai dengan pendapatnya. Siapa takut? Kalau saja session drilling dan reservoir didiskusikan di forum IATMI atau asosiasi pemboran pasti nuansanya lain. Kembali ke masalah interest dan kompetensi tadi. Yang sangat saya sayangkan kenapa seminar international tapi presentasinya kok hampir semua pakai bahasa Indonesia. Kasihan kan ahli-ahli asing jauh2 datang hanya disuguhi film Indonesia tanpa teks... Padahal presenternya hampir semua lulusan S3 luar negeri lho. Witan -Original Message- From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, February 23, 2007 3:52 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural ! Sebagai sebuah wacana tandingan. Aku rasa ndak ada masalah mau digiring kemanapun. Tetapi yang aku sangat sayangkan kenapa masih juga berkutet di penyebabnya. Sedangkan Tim IAGI masih juga bermain-main di penyebab terjadinya. Aku sendiri sering menganalogikan dengan penyakit bisul. Ya awalnya hanya sakit bisul, tetapi bisul yang belum cukup mateng tersenggol kemudian dicucuk pakai paku payung yang sudah jaratan Nah jadinya sebentuk luka baru tetapi juga mengeluarkan nanah ya mengeluarkan nanah yang merupakan pertanda sebelumnya sudah ada potensi menjadi sebuah koreng. Wong dikiri kanannya juga ada tanda-tanda muncul korengan sebelumnya termasuk di Koreng Gunung Anyar. :) Nah sebenernya luka baru bisa diobati dengan mudah kalau saja luka baru itu emang bener-bener luka baru. Mirip seperti kalau di film perang jaman dahulu itu, kalau ada luka karena digigit ular malah dikasi mesiu supaya membuat menjadi luka bakar yg bisa diobati. Lah ini korengan bisul yang sudah tercucuk malah diteliti sana-sini. Sambil eyel-eyelan akibat tercucuk, kesenggol, apa malah beneran bisul yang sudah mateng ? Si sakit sudah gero-gero nangis bombay, eh matri puskesnya masih melihat dan berpikir Sakjane, ini kenapa sih sebabnya ? Malah melihat-lihgat bekas-bekas koreng sebelahnya. Duh ! Kesiannya luka baru tadi sudah menjadi infeksi. Saat ini infeksi sudah mulai bernanah. Mengeluarkan asap Hydrothermal. Si sakitpun sudah mulai hampir pingsan karena kesakitan lukanya masih belum terobati. Akhirnya bisa-bisa bisul kecil ini kan menjadi infeksi dan kalau keterusan salah-salah menjadi kangker ... waddduh !! Kalau sudah begini mestinya pengobatannya bukan obat merah seperti kalau sakit luka baru, tetapi mesti dioperasi, bahkan kalau sangat parah menjadi kangker terpaksa harus amputasi ... !! Duh Kesian si sakit ini :( - :( Pak Mantri, gimana nih kaki saya ? + :p Sabar . Masih menunggu penelitian lebih lanjut !!! GUBRAKKK RDP On 2/23/07, Arya Nuhan [EMAIL PROTECTED] wrote: Aduh sayang banget di international workshop on Lusi kemarin topik ini kelihatannya hanya dibahas sepihak (Natural Cause) ya..Padahal banyak anggota mailing list IAGI yang pendapatnya jelas2 sebaliknya (as the email subject indicated). Saya datang dengan antusias ke workshop tersebut berharap adanya perdebatan yang sengit (dengan argumen yang ilmiah tentunya!) mengenai penyebab naiknya lumpur ke permukaan. Yang sedih lagi, ada beberapa orang dosen saya (yang saya interview secara terpisah) berpendapat bahwa workshop ini memang condong ke satu sisi. Duh!Naudzubilahimindzalik..Amit2.Rasanya kok hampir gak percaya kalo satu perusahaan bisa memaksakan pendapat pada asosiasi peneliti dan masyarakat. Kalau ini memang ini benar, RUGI betull bangsa kita..Uang 3.8 Trilyun memang banyak, tapi kalau benar ini disebabkan karena prosedur drilling yang salah, kan bisa dirunut salahnya di mana dan gimana SEHARUSNYA prosedur drilling di lingkungan serupa Lapindo.Bukankah mud volcano umumnya berasosiasi dengan akumulasi HC? Apa sebegitu hebatnya pengaruh orang2 yang di belakang Lapindo sampai bisa maksain pendapat kayak gitu, wong tiap hari presiden dan mantan presiden dijadikan bahan guyonan di tipi kok? ATAU argumentasi bahwa Lusi disebabkan oleh drilling
Re: [iagi-net-l] Kartun Proses Pembentukan Minyak Bumi
file yang dimaksud juga bisa diunduh di: h**p://iagi.or.id/unduh/AAPG_TheQuestForEnergy.ppt (ganti tanda * dgn huruf t) --pta On 2/23/07, Herry Maulana [EMAIL PROTECTED] wrote: wah maaf, namanya juga gratisan jadi pasti ada keterbatasan. Kalau bisa di host di IAGI lalu di download dari sana, bagaimana Paulus? Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Scientists: Mudflow caused by drilling, not natural !
Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: Semua yang hadir di workshop tentu menyimak juga pernyataan Dr. Herry Harjono, Deputy LIPI, ada tiga follow-up workshop ini : (1) penyebab : biarlah para ahli GG terus-menerus mencari jawabannya (2) susun peta hazard untuk subsidence berdasarkan data GPS dan remote sensing, (3) teliti sistem hidrogeologi LUSI untuk mencari jawaban apakah ini trapped water yang bisa habis suatu hari nanti atau recharge water yang terus-menerus terisi sebab ini akan menentukan berapa lama LUSI berhenti. Terimakasih untuk berbagi info kesimpulan dari workshop pak Awang... Mudah-mudahan untuk 3 follow up ini tidak perlu memakan waktu yang lama, sehingga bisa membantu meringankan situasi yang ada di lokasi saat ini. Salam, Fajar (1141) Hanya bisa berdo`a.. - Bored stiff? Loosen up... Download and play hundreds of games for free on Yahoo! Games.
Re: [iagi-net-l] Fwd: Press release T. Geologi UGM mengenai penelitian gempa Bantul
Bravo T. Geologi UGM!! Menyambut gembira terbitnya peta ini. Kabarnya UPN juga sedang membuat hal yang serupa...baik gempa dan vulkano...ataupun tsunami. Peta dan pemahaman situasi ini sangat penting bagi rakyat..bagi pak Sastro, mbok Jumini, Yu Minah, Mas Parjo yang di desa-desa itu... Nah, kemarin waktu IAGI juga UGM sudah membuat poster tentang gempa. Tinggal sosialisai lebih kebawah..ke kelurahan, balai desa, dukuh dan bila perlu RT/RW. Jangan hanya sampai di simposium kebumian thok...tapi rakyat yang hidup diatas zona rentan dan bergoyang itu cuma melongo jadi korban lagi. Salah satu dermawan mau membiayai sosialisasi peta rawan bencana ini ke desa-desa tentunya dengan bahasa yang mudah dipahami oleh rakyat bawah.( Mungkin kayak bahasanya Kang Rovicky di weblognya itu ngkali ya..) Kita menunggu dari ITB/ UPN/Trisakti /UnPad dll dengan peta-peta serupa di daerah lainnya yang rawanAceh, Sumut, Bukit Barisan, Selat Sunda,Jawa Bali, Maluku, Nusatenggara, dll. Tidak hanya Bantul sajaIngat saja gambar simbol IAGI kita, nah jalur yang diwarnai biru itu paling tidak ada peta rawannya. Saya belum pernah lihat peta-peta rawan ini tertempel di tembok balai desa, bahkan di Bantul sekalipun. Jangan kita seperti keledai terperosok di lubang yang sama. Maksudnya, tahu persis dimana rawan bencana gempa dan longsor, tapi membiarkan rakyat menjadi korban-korban berikutnya tanpa tahu apapun dan harus berbuat apa. Inilah kesempatan geologiawan/wati menyumbangkan ilmu untuk sosial dan keselamatan bersama. Saya sudah membuat draft Disaster Alert booklet, inginnya masuk peta rawan bencana itu juga. tapi, kendala waktu biaya saja yang sampai sekarang belum tuntas.Diantaranya mengutip dari weblognya Kang Rovicky, tentunya atas ijin beliau Salam, KA - Original Message - From: Salahuddin Husein [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 3:53 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Press release T. Geologi UGM mengenai penelitian gempa Bantul Matur nuwun Mas, menarik melihat respon postingan tersebut dari komentar-komantar yang penuh keingintahuan. salam udin On 2/23/07, Rovicky Dwi Putrohari [EMAIL PROTECTED] wrote: kalau ada yag pingin lihat petanya, seperti biasa silahkan ke sini : http://rovicky.wordpress.com/ Suwun mas salahudin. rdp Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal
pak kabul, bisa cerita lebih jauh, kenapa wayang windu (star energy?) dan pengalengan (juga star energy?) dikelompokkan sbg 'belum begitu optimal'? info lain, jangan dikira bahwa clean energy ini juga bisa berkesinambungan. kalo tidak dijaga, umurnya juga bisa hanya sekian tahun saja, terus pasokan air/uap juga akan menghilang... terimakasih dan salam, syaiful On 2/23/07, Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa difungsikan / diproduksi optimal. Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, Gunung Salak. Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan; Lahendong. Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; Lampung; Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US dollar vs rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang menggugat Pemerintah RI - Pertamina di arbitrase international ?? Kalau sudah pulih dan dengan harga jual Kwh yang wajar, maka saya menyambut gembira bangkitnya Clean Energy ini di Indonesia yang punya potensi 3000 MW. Mas Ismail, geothermal masih dibawah ESDM juga..jadi saudara kandung Migas lhojadi bahu membahu, sebagai energy alternatif yang bagus dikala energy fossil akan semakin lenyap dari perut bumi. Calon lapangan geothermal baru : Porong - Sidoarjo ( ?? ) wallahu'alam Salam, KA - Original Message - From: Ismail Zaini [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, February 24, 2007 6:39 AM Subject: [iagi-net-l] Tender Geothermal Berita di MetroTV siang ini diberitakan Pemerintah akan membuka Tender Geothermal di 7 lokasi Maret 2007. lokasi tsb antara lain : Ungaran , Tampomas , Mataloko , Tangkuban Prahu , NTT... Rupanaya gak mau kalah dg penawaran tender Migas . ISM Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - -- Mohammad Syaiful - Explorationist Mobile: 62-812-9372808 Email: [EMAIL PROTECTED] Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) Head Office: Jl. Tebet Barat Dalam III No.2-B Jakarta 12810 Indonesia Phone: 62-21-8356276 Fax: 62-21-83784140 Email: [EMAIL PROTECTED]; [EMAIL PROTECTED] Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1:
Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal
Ini sebenarnya hanya masalah antara biaya investasi dan hasil produksi dibandingkan dengan potensi panas bumi itu sendiri. Wayang Windu ( dikelola oleh Magma Nusantara - Star Energy ) segaris busur api dengan Kamojang dan Derajat. Saat ini sudah berproduksi kalau gak salah sampai 110 MW. Di wayang windu menurut reservoir engineernya mempunyai karakteristik yang unik dan bervariasi, antara kandungan gas ( uap ) dan air. Di Wayang bisa berbeda dengan di Windu. Nah untuk mengoptimalkan produksi dari potensi yang ada itu diperlukan biaya yang sangat tinggi. Sudah puluhan sumur di wayang windu dibor tapi tidak semua berproduksi bagus...entah data sekarang 2007 ini, sudah tambah apa belum saya belum tahu.Tentu Star Energy lebih tahu, wong saya cuma pengamat amatiran dan gadungan saja kokhehehe. Keadaan reservoir - geologi/tekanan reservoir yang bervariasi itu yang menyebabkan biaya tinggi. Nah bila pemerintah memberikan insentif yang menarik untuk investasi panas bumi pada lapangan yang cukup sulit seperti wayang windu, tentunya biaya bisa dikurangi dan produksi bisa lebih optimal.Misal keringanan pajak, selisih biaya produksi dan harga jual yang bagus, dll. Apalagi kondisi lapangan di wayang windu ini, medannya juga cukup sulit. Lalu gimana nanti instalasi power plant nya ya ? pikir saya waktu itu...padahal potensinya gede tuh...perkiraan kasar waktu itu berdasarkan pantauan dari udara ( citra ) bisa sampai 200-300an MW...kata ahli. ( saya bukan ahlinya untuk berkira-kira...). Jadi sekarang sih sudah produksi, cuma ya harus investasi lebih gede lagi maka ya belum optimal gitu ajaSilahkan Star Energy merogoh koceknya lagi atau negosiasi harga jual dengan PLN, atau pengurangan beban pajak; bea masuk barang , royalti dll...wooowww. Saya dengar penambahan produksi akan tetap dilaksanakan dengan pembangunan power plant yang baru nanti ( 110 MW ) dengan penambahan sumur tentunya dan proyek memang belum tuntas. Sibayak juga demikianhanya investasi kurang, padahal potensi besar.. Tak juga kalah penting jaringan listrik itu...jika PLN cekak modalnya untuk jaringan interkoneksi..ya..para produser juga terhambat exploitasinya Sarulla itu potensinya besar sekali, sayang sampai saat ini belum produksi walau sudah dibor banyak sumur yang rata-rata diatas 15 MW - 25 MW/sumur. Kita tunggu Chevron untuk membesarkannya. Lapangan-lapangan yang cukup mudah, dengan cepat bisa mencapai optimal dengan syarat punya modal yang gede juga toh ?? Oya ralat dikit dibawah, estimasi potensi Indonesia untuk panasbumi +/- 30,000 MW.Dan ini raksasa energi di dunia. Yang dimanfaatkan Indonesia baru sekitar 900 an MWnah !Bandingkan dengan Philipina yang sudah hampir 2000 MW. Jika Wayang Windu dioptimalkan maka akan nambah jadi 1300 an MW. Juga potensi lapangan lainnya. Saya merasa pemerintah nggak terlalu antusias dibidang yang satu ini...dibanding Migas ( yang masih banjir subsidi ;cost recovery itu ) atau batubara yang non renewable itu, tanya kenapa..tanya kenapa ?? Wong UU Panasbumi sampai saat ini gak tahu kabarnya.( ada yang tahu ?? ) Geologist pasti mendukung CDM...Clean Development Mechanism Protocol Kyoto. Dan setuju dengan Anda, bahwa geothermal harus dirawat juga...yang penting jangan ada kekeringan bertahun-tahun... Wallahu'alam, bila ada yang salah mohon dikoreksi... Kabul Ahmad K PT. Terralog Teknologi Indonesia Geomenchanic and Waste Management - Original Message - From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 7:05 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal pak kabul, bisa cerita lebih jauh, kenapa wayang windu (star energy?) dan pengalengan (juga star energy?) dikelompokkan sbg 'belum begitu optimal'? info lain, jangan dikira bahwa clean energy ini juga bisa berkesinambungan. kalo tidak dijaga, umurnya juga bisa hanya sekian tahun saja, terus pasokan air/uap juga akan menghilang... terimakasih dan salam, syaiful On 2/23/07, Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa difungsikan / diproduksi optimal. Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, Gunung Salak. Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan; Lahendong. Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; Lampung; Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US dollar vs rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang menggugat Pemerintah RI - Pertamina di arbitrase international ?? Kalau sudah pulih dan dengan harga jual Kwh yang wajar, maka saya menyambut gembira bangkitnya Clean Energy ini di Indonesia yang punya potensi 3000 MW. Mas Ismail, geothermal masih dibawah ESDM juga..jadi saudara kandung Migas lhojadi bahu
Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal
Mohon Maaf dari sayaUU Panasbumi sudah terbit( saya kurang informasi saja ) Salam, KA - Original Message - From: Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 8:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal Ini sebenarnya hanya masalah antara biaya investasi dan hasil produksi dibandingkan dengan potensi panas bumi itu sendiri. Wayang Windu ( dikelola oleh Magma Nusantara - Star Energy ) segaris busur api dengan Kamojang dan Derajat. Saat ini sudah berproduksi kalau gak salah sampai 110 MW. Di wayang windu menurut reservoir engineernya mempunyai karakteristik yang unik dan bervariasi, antara kandungan gas ( uap ) dan air. Di Wayang bisa berbeda dengan di Windu. Nah untuk mengoptimalkan produksi dari potensi yang ada itu diperlukan biaya yang sangat tinggi. Sudah puluhan sumur di wayang windu dibor tapi tidak semua berproduksi bagus...entah data sekarang 2007 ini, sudah tambah apa belum saya belum tahu.Tentu Star Energy lebih tahu, wong saya cuma pengamat amatiran dan gadungan saja kokhehehe. Keadaan reservoir - geologi/tekanan reservoir yang bervariasi itu yang menyebabkan biaya tinggi. Nah bila pemerintah memberikan insentif yang menarik untuk investasi panas bumi pada lapangan yang cukup sulit seperti wayang windu, tentunya biaya bisa dikurangi dan produksi bisa lebih optimal.Misal keringanan pajak, selisih biaya produksi dan harga jual yang bagus, dll. Apalagi kondisi lapangan di wayang windu ini, medannya juga cukup sulit. Lalu gimana nanti instalasi power plant nya ya ? pikir saya waktu itu...padahal potensinya gede tuh...perkiraan kasar waktu itu berdasarkan pantauan dari udara ( citra ) bisa sampai 200-300an MW...kata ahli. ( saya bukan ahlinya untuk berkira-kira...). Jadi sekarang sih sudah produksi, cuma ya harus investasi lebih gede lagi maka ya belum optimal gitu ajaSilahkan Star Energy merogoh koceknya lagi atau negosiasi harga jual dengan PLN, atau pengurangan beban pajak; bea masuk barang , royalti dll...wooowww. Saya dengar penambahan produksi akan tetap dilaksanakan dengan pembangunan power plant yang baru nanti ( 110 MW ) dengan penambahan sumur tentunya dan proyek memang belum tuntas. Sibayak juga demikianhanya investasi kurang, padahal potensi besar.. Tak juga kalah penting jaringan listrik itu...jika PLN cekak modalnya untuk jaringan interkoneksi..ya..para produser juga terhambat exploitasinya Sarulla itu potensinya besar sekali, sayang sampai saat ini belum produksi walau sudah dibor banyak sumur yang rata-rata diatas 15 MW - 25 MW/sumur. Kita tunggu Chevron untuk membesarkannya. Lapangan-lapangan yang cukup mudah, dengan cepat bisa mencapai optimal dengan syarat punya modal yang gede juga toh ?? Oya ralat dikit dibawah, estimasi potensi Indonesia untuk panasbumi +/- 30,000 MW.Dan ini raksasa energi di dunia. Yang dimanfaatkan Indonesia baru sekitar 900 an MWnah !Bandingkan dengan Philipina yang sudah hampir 2000 MW. Jika Wayang Windu dioptimalkan maka akan nambah jadi 1300 an MW. Juga potensi lapangan lainnya. Saya merasa pemerintah nggak terlalu antusias dibidang yang satu ini...dibanding Migas ( yang masih banjir subsidi ;cost recovery itu ) atau batubara yang non renewable itu, tanya kenapa..tanya kenapa ?? Wong UU Panasbumi sampai saat ini gak tahu kabarnya.( ada yang tahu ?? ) Geologist pasti mendukung CDM...Clean Development Mechanism Protocol Kyoto. Dan setuju dengan Anda, bahwa geothermal harus dirawat juga...yang penting jangan ada kekeringan bertahun-tahun... Wallahu'alam, bila ada yang salah mohon dikoreksi... Kabul Ahmad K PT. Terralog Teknologi Indonesia Geomenchanic and Waste Management - Original Message - From: mohammad syaiful [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 7:05 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal pak kabul, bisa cerita lebih jauh, kenapa wayang windu (star energy?) dan pengalengan (juga star energy?) dikelompokkan sbg 'belum begitu optimal'? info lain, jangan dikira bahwa clean energy ini juga bisa berkesinambungan. kalo tidak dijaga, umurnya juga bisa hanya sekian tahun saja, terus pasokan air/uap juga akan menghilang... terimakasih dan salam, syaiful On 2/23/07, Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Mestinya juga dievaluasi sejauh mana lapangan geothermal yang ada bisa difungsikan / diproduksi optimal. Geothernal yang sudah jalan dan cukup optimal : Kamojang, Derajat, Gunung Salak. Yang belum begitu optimal : Dieng; Wayang Windu ; Sibayak, Pengalengan; Lahendong. Yang belum produksi tapi sudah explorasi besar : Sarulla- Sipirok; Lampung; Bali ( Bedugul ); Ambon ( Kep.Maluku ) ; NTB Sumbawa Flores Memang harga jual kwh sudah OK antara PLN dan Produser ? Dulu, akibat krismon, beberapa proyek panas bumi kolaps karena selisih harga US dollar vs rupiah yang jeblok itu. Ingat kasus California Energy ( Dieng ) yang menggugat Pemerintah RI - Pertamina di
[iagi-net-l] Bumi semakin panas
Semakin banyak es mencair (from BBC) [image: Gunung Es] Semakin banyak es di Kutub Utara dan Selatan yang mencair*Walau terpencil dan tidak bersahabat, wilayah kutub sejak lama menarik perhatian para ilmuwan.( * Jauh dibawah permukaannya yang beku, kutub menyimpan rahasia kuno bumi, ketika es menutupi sebagian besar permukaan bumi. Tetapi bersamaan dengan besarnya keinginan para ilmuwan untuk mempelajari daerah ini, makin meningkat pula kekuatiran bahwa es di kedua kutub bumi mencair dengan tingkat yang sangat cepat. Ini jelas terlihat di laut Artik, lautan yang sangat dingin, yang mengitari Kutub Utara, yang menimpa es abadi. Seperti diketahui, di Kutub Utara dan Selatan terdapat dua jenis, yaitu es musiman, yang terbentuk saat musim dingin tiba, dan es abadi, yang tebal dan tidak mencair sepanjang tahun. Namun penelitian selama 10 tahun terakhir menunjukkan penurunan dramatis dalam es abadi. Dr. Son Nghiem adalah ilmuwan di badan antariksa NASA, yang menggunakan pantauan citra satelit untuk menentukan seberapa banyak es abadi yang cair. Yang kami amati adalah penurunan drastis es abadi dan luas penurunan bisa dikatakan sangat luas. Pada tahun 2005 terjadi pengurangan hingga 14 persen atau wilayah seluas Texas maupun Turki, tuturnya. *Pola lama menghilang*[image: Kutub Selatan] Diperkirakan es di kutub mencair dlam waktu 40 tahun Sementara itu laju mencairnya es musiman di kawasan Artik juga semakin meningkat saja dalam satu dasa warsa terakhir ini. Biasanya setiap musim gugur, dengan arus dingin yang bergerak, maka daerah yang mencair biasanya beku kembali. Tetapi pola seperti itu ternyata tidak terjadi lagi terjadi. Es musiman yang hilang di musim panas semakin sedikit yang bisa membeku kembali di musim dingin berikutnya. Dr. Mark Serreze, seorang ilmuwan khusus yang mengawasi es lautan di Universitas Colorado, mengatakan asumsinya adalah es Artik akan kembali muncul di musim dingin. Tetapi yang kita lihat sekarang adalah musim dingin tidak mampu mengembalikan es yang sebelumnya hilang. Kami melihat sendiri kejadian itu pada tahun 2006, tambahnya. Pada Bulan November, menurut Dr. Mark Serreze, kawasan Artik kehilangan 2 juta km2 persegi esnya dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Ini menjelaskan kepada kita bahwa sistem yang selama ini ada ternyata tidak lagi mampu menyembuhkan diri, tuturnya. *Mengancam kehidupan* Salah satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang Dr. David Vaughan Para ilmuwan mengatakan peningkatan suhu yang disebabkan oleh peningkatan C02, karbon dioksida, di atmosfir bumi yang menjadi penyebabnya. Bagaimanapun ada juga faktor-faktor alam, seperti kencangnya angin yang membawa es Laut Artik ke lautan yang temperaturnya lebih hangat. Mencairnya lautan es ini merupakan persoalan hidup mati bagi kehidupan binatang laut di Kutub Utara. Beruang Kutub, misalnya, seperti menyaksikan dengan mata kepala sendiri habitatnya dimusnahkan. Situasi begitu mengkhawatirkan sehingga pemerintah Amerika Serikat akhirnya mau juga mengakui bahwa pemanasan global yang menjadi penyebab semakin banyaknya es yang mencair di kutub. Dan ancamannya bukan terhadap ekosistem semata, tetapi juga pada penduduk asli yang hidup di pinggiran Laut Artik. Apa yang terjadi belakangan merupakan ancaman bagi cara hidup masyarakat yang telah bertahan ribuan tahun. Edward Itta, Walikota sebuah kota kecil di Alaska Utara, menjelaskan ancaman al bagi kehidupan mereka. Musim dingin menjadi lebih pendek, kurang menggigit, dan salju cair lebih awal, sementara lapisan es lebih tipis. Semua ini menyulitkan perburuan ikan paus, yang menjadi cara hidup kami selama seribu tahun lebih. Edward Itta yang juga merupakan pemburu ikan paus menegaskan bahwa bahwa berburu ikan paus merupakan inti kebudayaan mereka. *Kepentingan ekonomi*[image: Es di kutub] Ada juga yang melihatnya sebagai kesempatan Salah satu yang dituding mendorong pemanasan global adalah ketergantungan umat manusia terhadap minyak. Namun di sisi lain banyak yang melihat melelehnya es di kawasan kutub sebagai kesempatan bagus untuk melakukan eksplorasi minyak. Soalnya, diperkirakan sekitar sisa 25% cadangan minyak dunia diperkirakan ada di dasar Laut Artik. Dan perusahaan-perusahaan minyak sudah tak sabar untuk melakukan eksplorasi. Selain itu melelehnya gunng-gunung es juga dianggap membuka jalur perkapalan baru, yang diyakini akan memperbaiki perekonomian kawasan. Dr. David Vaughan dari Badan Penelitian Antartika Inggris mengakui godaan keuntungan ekonomi terlalu kuat untuk diabaikan. Salah satu yang sangat menggoda adalah jalur pelayaran laut Utara karena akan langsung membawa kapal dari Eropa ke Jepang. Kalau itu terjadi maka akan menghemat uang dan waktu, katanya. Selama ini kapal-kapal dari Eropa yang menuju sebagian kawasan Asia harus memutar lewat Terusan Suez. Jadi memang ada keuntungan, tetapi juga konsekuensi negatif jelas tidak kalah besarnya dari
[iagi-net-l] Jika laut makin panas
Jika laut makin panas (from BBC) [image: Laut] Laut yang menghangat berdampak negatif bagi ekosistem*Banyak orang membayangkan lautan biru dengan air hangat sebagai sebuah gambaran laut yang ideal. * Dan menurut ilmuwan kelautan, gambaran laut yang hangat itu akan mudah kita jumpai dalam 100 tahun mendatang. Tetapi itu jelas bukan berarti berita baik untuk lingkungan karena lautan biru itu muncul disebabkan pemanasan global yang membuat laut menjadi terlalu panas bagi ikan, atau terlalu beracun untuk hewan laut. Lautan yang makin panas itu juga mungkin sudah tidak mampu lagi untuk menyerap Karbon Dioksida, CO2, dari atmosfir bumi. Selama ini lautan menyerap lebih dari separuh panas yang dipancarkan matahari dan kemudian membaginya ke seluruh permukaan bumi. Dan menurut Dr. John Shepherd dari Lembaga Oseanografi Inggris di Southampton, lautan juga ikut memperlambat dan mengurangi ancaman perubahan suhu. Lautan meringankan dampak perubahan iklim dengan menyerap Karbon Dioksida dan karenanya mengurangi jumlahnya yang ada di atmosfir bumi, kata Dr. John. Dia menambahkan lautan bisa dianalogikan sebagai bemper terhadap perubahan iklim dunia. *Sabuk laut* Di wilayah utara Atlantik ada Laut Artik, sehingga arus air hangat bisa bergerak hingga jauh sekali ke ujung kutub Stuart Cunningham Namun belakangan ini ada kekuatiran kalau laut saat ini semakin tidak mampu mendistribusikan panas ke seluruh penjuru bumi. Dibawah permukaan air, ada gelombang atau mungkin lebih tepat disebut aliran arus laut, yang oleh para ilmuwan disebut sebagai Sabuk Laut. Fungsi sabuk laut ini adalah mendorong air laut, yang sudah dipanaskan oleh matahari di wilayah tropik, ke daerah yang lebih dingin di kutub. Proses sebaliknya juga terjadi, yaitu air dingin di Artik dan Antartika dibawa ke daerah tropik untuk dipanaskan. Stuart Cunningham, seorang pakar khusus persoalan arus laut dari Inggris, mengatakan bahwa proses itu amat penting untuk Lautan Atlantik. Di wilayah utara Atlantik ada Laut Artik, sehingga arus air hangat bisa bergerak hingga jauh sekali ke ujung kutub. Itulah sebabnya iklim Eropa relatif tidak terlalu dingin, tuturnya. Arus Atlantik Utara lebih dikenal dengan sebutan arus Teluk, dan yang dikuatirkan para ilmuwan adalah pemanasan global akan memperlambat arus itu. *Pernah terjadi*[image: Laut] Kemampuan laut dalam menyerap panas akan berkurang Yang lebih dikuatirkan lagi adalah jika pemanasan global akan menghilangkan sama sekali arus perpindahan air tersebut. Kita semua tahu bahwa bumi sedang memanas dan di belahan bumi Utara pemanasan lebih tinggi dibanding yang lainnya. Kita sudah melihat sendiri pencairan es di Artik dan lapisan es di Pulau Greenland, kata Stuart Cunningham. Pemanasan itu akan membuat jumlah air tawar di Laut Utara semakin banyak dan karena air tawar lebih ringan dari air laut, maka letaknya berada di permukaan air laut. Keberadaan air tawar ini mencegah air hangat yang sampai di daerah kutub terserap panasnya oleh atmosfir agar menjadi dingin untuk turun ke dasar laut. Karenanya proses sabuk arus lautan tidak lagi berfungsi, tutur Stuart Cunningham. Tidak berfungsinnya sabuk arus laut ini membahayakan kehidupan biota laut karena itu berarti tidak akan ada lagi pergerakan. Sebenarnya berhentinya sabuk arus lautan ini pernah terjadi selama 1000 tahun, dan membuat Eropa kembali ke jaman es, yaitu di abad ke 14. Waktu itu kawasan Eropa seperti menjadi sebuah benua es mini, dan penyebabnya adalah gejala alami, antara lain badai angin yang keras. *Terumbu karang terancam*[image: Terumbu karang] Meningkatnya keasaman laut akan mengancam terumbu karang Selain itu masih ada kekuatiran lainnya, yaitu peningkatan keasaman laut, dan terumbu karang adalah yang paling rentan menghadapi peningkatan ini. Menurut Dr. Nerilie Abrahams dari Universitas Nasional Australia, terumbu karang seperti sedang mencatat kematiannya sendiri. Kami tahu bahwa jumlah Karbon Dioksida yang dipompakan ke atmosfir sebetulnya mengubah keasaman laut, dan membuatnya lebih asam lagi. Bahayanya adalah tentu saja seluruh terumbu karang akan hancur dan larut karena asam tadi. Persoalan perubahan suhu maupun berbagai perubahan lain yang dialami lautan sebetulnya bukanlah sesuatu yang luar biasa. Di masa lalu hal ini sudah berulangkali terjadi, namun perbedaannya adalah saat ini perubahan suhu tersebut dipicu oleh campur tangan manusia, jadi bukan karena sebab alami. Dan jika campur tangan manusia itu tidak bisa dikurangi lagi, maka tidak bisa pula dihentikan lagi. Para ilmuwan memang belum bisa meramalkan secara pasti tentang apa yang akan terjadi di masa depan, namun indikasi awal menunjukkan pengaruhnya adalah negatif.
[iagi-net-l] Dari hutan gambut di Kalimantan
[image: Hutan Indonesia] Alim ikut membantu pemulihan hutan gambut yang rusak*Saat berjalan di di atas kanopi pohon-pohon, ada sekumpulan kupu-kupu menghalangi jalanku sementara suara serangga mendengung lepas di udara. * Tapi saya bukan sedang di hutan perawan, melainkan di sebuah proyek rehabilitasi kawasan hutan yang selama ini dirusak oleh industri kayu. Dan Alim adalah salah seorang yang terlibat dalam proyek rehabilitasi ini. Menurutnya, proyek ini amat penting karena merupakan satu-satunya lokasi penelitian di Kalimantan Tengah yang berupaya memulihkan kembali hutan gambut tropis. Lahan gambut amat penting karena kemampuannya dalam memproses gas yang menyebabkan efek rumah kaca, seperti CO2 dan metan. Dalam istilah Alim, hutan gambut adalah paru-paru dunia,' namun tampaknya paru-paru dunia itu sedang mengecil. *Kebakaran hutan* Menurut LSM konservasi lingkungan, Wetlands International, sekitar 48% lahan gambut di Indonesia sudah dirusak, dan sebagian besar pengrusakan disebabkan penebangan hutan liar. Dan dari kebakaran hutan yang berlangsung setiap tahun, CO2 yang dihasilkan mencapat 1.400 juta ton Marcel Silvius Marcel Silvius, manajer program di Wetlands International, berpendapat masalah pengrusakan hutan gambut di Kalimantan merupakan salah satu kehancuran lingkungan terbesar dunia. Dari pembersihan sampah dalam penebangan liar di lahan gambut saja, kata Marcel, Indonesia menghasilkan 632 juta ton CO2 setiap tahunnya. Dan dari kebakaran hutan yang berlangsung setiap tahun, CO2 yang dihasilkan mencapat 1.400 juta ton. Jadi total sekitar 2.000 juta ton CO2 setiap tahunnya dari Indonesia, kata Marcel Silvius. Sebagai perbandingan, Marcel, mengutip angka bahwa Negeri Belanda setiap tahunnya menghasilkan 80 juta CO2 setiap tahunnya, walaupun Belanda yang kecil jelas bukan bandingan dengan Indonesia. Bagaimanapun kebakaran hutan di Indonesia tetap merupakan masalah yang serius apalagi masih juga belum bisa diatasi. *Masyarakat setempat* Dan dalam beberapa kasus, beberapa perusahaan kayu memang membakar hutan untuk memudahkan pembersihan lahan yang akan ditanam kembali. [image: Ratni] Ratni bekerja keras untuk bertani di lahan bekas penebangan hutan Sesekali kebakaran hutan juga disebabkan oleh penduduk setempat yang membersihkan lahan untuk pertanian mereka namun api kemudian menjadi tidak terkendali. Ratni, adalah salah seorang transmigran yang tinggak di kawasan hutan gambut di Kalimantan Tengah. Dia mengenang masa-masa awal yang sulit ketika baru dipindahkan ke Kalimantan. Tidak ada jalan, dan tanahnya amat sulit. Kalau ditaruh puntung rokok, tanahnya langsung terbakar. Kami harus bekerja keras sebelum bisa menggunakannya sebagai lahan pertanian, kata Ratni. Ratni dan para tetangganya mengaku masih menggunakan api setiap kali mereka perlu membersihkan lahan pertanian. Di sisi lain, lahan gambut jua semakin kering karena saluran air yang dibangun pada masa lahan gambut sejuta hektar di jaman Presiden Suharto dulu. Suharto ingin mengubah 1,1 juta hektar lahan gambut menjadi sawah untuk menghasilkan beras. Proyek itu, yang ditentang oleh banyak kalangan, akhirnya terbengkalai dan sempat mengeringkan sebagian hutan gambut. *Air mulai mengalir* Namun salah satu kawasan hutan gambut masih tampak hijau dan beberapa pohon yang masih kecil mulai mengisi lahan. [image: Kawasan lambut yang mengering di Kalimantan] Di lokasi inilah Alim dan rekan-rekannya bekerja untuk kembali 'membasahi' kawasan hutan gambut. Dia memperlihatkan sebuah bendungan kecil yang dibangun untuk mencegah air jangan sampai mengalir masuk ke saluran-saluran yang dibangun pemerintah sebelumnya. Sejak bendungan kecil kami bangun, maka kawasan ini semakin hijau, katanya. Tanpa bendungan itu maka kandungan air sangat sedikit dan tidak cukup untuk perkembangan pohon-pohon. Tapi Alim tetap berhati-hati dalam menjaga kandungan air di kawasan yang sedang mereka pulihkan. Kalau kami secara drastis membanjiri air maka memang akan lebih banyak pohon tapi juga membuat pertanian masyarakat jadi banjir, tambah Alim. Dulu pohon-pohon besar bisa menampung air di musim hujan, tapi sekarang air bisa mengalir kemana-mana. *Proyek pembangunan* Pemerintah Indonesia sepakat bahwa memang tidak ada jalan keluar sederhana untuk memulihkan kembali lahan gambut. jalan keluarnya adalah memberantas kemiskinan. Agus Purnomo Agus Purnomo, dari Kementrian Lingkungan Indonesia, mengatakan kerusakan lahan gambut disebabkan oleh perusahaan dan juga petani lokal. Bagi perusahaan besar, maka jalan keluarnya adalah penegakan hukum dan itu mungkin bisa dilakukan oleh aparat hukum. Namun untuk penyebab keduanya, maka jalan keluarnya adalah memberantas kemiskinan, tambahnya. Untuk mencegah rakyat membuka lahan gambut, tambah Agus, maka harus ada proyek pembangunan yang membantu masyarakat lokal. Dan Ratni beserta tetangganya amat memerlukan proyek pembangunan yang dimaksud Agus Purnomo. Mereka mungkin menjadi penyebab kerusakan
Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal
Meskipun Dept ESDM telah mengumumkan pelelangan Blok WKP Geothermal di 14 lokasi , tahap pertama 7 Lokasi yang dimulai Maret ini dg total kira kira 1600 MW seperti di berita berita Media hari ini. namun untuk mewujudkan hal itu masih perlu jalan panjang dan berliku liku. Pertama 1600 MW tsb baru tahap hasil survai pendahuluan dan merupakan cadangan terduga , nelum terbukti , dan perlu diketahui 1600 MW itu baru merupakan satuan energi panas yg ada didalam sana( estimasi) , untuk menjadi energi yang bisa dimanfaatkan harus diubah menjadi energi listrik ( MWe). Sesuai dh UU Panasbumi No.27/2003 , maka untuk Upstreamnya diperlukan Ijin Usaha Panasbumi , disisi lain untuk memproduksi listriknya harus mengacu ke UU Listrik No.15/1985 dimana diperlukan ijin usaha listrik untuk kepentingan Umum / IUKU , ( karena pakai 2 UU maka pakai dua prosedure ). kemudian karean sesuai UU yng berwenang untuk masalah perlistrikan (penyaluran, penjualan) adalah BUMN ( PLN) , maka Produk listrik yang dihasilkan untuk dijual ke umum harus lewat PLN , oleh karena itu si Pengusaha Geothermal tsb harus kontrak jual listriknya ke PLN ( PPA) , Oleh karena itu Market / demand listriknya disuatu daerah harus mengacu kepada Rencana Umum Kleistrikan ( RUKN ) lkalau mau dibeli listriknya.( bisa terjadi potensi Geoth ada tapi pasar tdk ada atau sebaliknaya ). Oleh karena itu si investor itu harus menghitung keekonomian proyeknya mulai dari upstream samapai downstream ( mulai dari biaya eksplorasi sampai jadi listrik ) , biasany auntuk menghitung production costnya ada 4 komponen , a.l Fuell cost , OM , dll ) dimana biaya eksplorasi dan eksploitasi Geothermal ini masuk dalam Fuel costnya. Kalau investasi geothermal ini sebelum berlakunya UU Panasbumi diatur Jelas ( Keppres 91 ) rentang bagian pemerintah , perpakjakan , bonus, royalti, cukai,import evport dan termasuk pengutan lainnya sebesar 34 % NOI , maka dalam UU Pabum , Bagian pemerintah dibedakan menjadi Pajak mengacu ke UU Pajak dan Non Pajak ( PNBP ) ditetapkan dg PP , Yang jadi masalah PP tsb belum ada /terbit , sehingga kesulitan untuk menghitungnya. Seperti diketahui Proyek proyek Panasbumi yang sekarang ada itui semuanya diteken kontraknya ( baik JOC dg Pertamina maupun PPA dg PLN ) sebelum terbitnya UU Pabum, jadi tinggal meneruskan sesuai kontraknya ( install capasity nya ) Ada 11 ab kontrak yang telah diteken sebelum UU ada yang sdh beroperasi ( Wayang Windu , Salak Darajat,Dieng, lahendong , Kamojang ) Jadi meskipun ikutan tender dan menang WKP maka proses untuk merealisasikannya mungkin tidak semudah pemenang seperti di blok Migas ataupun untuk WKP Batubara. ) celakanya lagi pemerintah Lambat sekali menmbuat aturan operasional untuk UU Panasbumi ( PP,Kepres,Kepmen,Perda, satupun belum ada padahal umur UU panasbumi seumuran UU Migas yang telah banyak aturan operasionalnya ) ternyata Langkah Dirjen Migas lebih cepat dibandingkan langkahnya Dirjen Minerbapabum, dimana aturan aturan cepat dikeluarkan termasuk untuk memberikan incentif incentif dalam investasi baru ISM Sent: Friday, February 23, 2007 5:49 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal Mohon Maaf dari sayaUU Panasbumi sudah terbit( saya kurang informasi saja ) Salam, KA - Original Message - From: Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, February 23, 2007 8:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Tender Geothermal Ini sebenarnya hanya masalah antara biaya investasi dan hasil produksi dibandingkan dengan potensi panas bumi itu sendiri. Wayang Windu ( dikelola oleh Magma Nusantara - Star Energy ) segaris busur api dengan Kamojang dan Derajat. Saat ini sudah berproduksi kalau gak salah sampai 110 MW. Di wayang windu menurut reservoir engineernya mempunyai karakteristik yang unik dan bervariasi, antara kandungan gas ( uap ) dan air. Di Wayang bisa berbeda dengan di Windu. Nah untuk mengoptimalkan produksi dari potensi yang ada itu diperlukan biaya yang sangat tinggi. Sudah puluhan sumur di wayang windu dibor tapi tidak semua berproduksi bagus...entah data sekarang 2007 ini, sudah tambah apa belum saya belum tahu.Tentu Star Energy lebih tahu, wong saya cuma pengamat amatiran dan gadungan saja kokhehehe. Keadaan reservoir - geologi/tekanan reservoir yang bervariasi itu yang menyebabkan biaya tinggi. Nah bila pemerintah memberikan insentif yang menarik untuk investasi panas bumi pada lapangan yang cukup sulit seperti wayang windu, tentunya biaya bisa dikurangi dan produksi bisa lebih optimal.Misal keringanan pajak, selisih biaya produksi dan harga jual yang bagus, dll. Apalagi kondisi lapangan di wayang windu ini, medannya juga cukup sulit. Lalu gimana nanti instalasi power plant nya ya ? pikir saya waktu itu...padahal potensinya gede tuh...perkiraan kasar waktu itu berdasarkan pantauan dari udara ( citra ) bisa sampai 200-300an MW...kata ahli. ( saya bukan ahlinya untuk berkira-kira...). Jadi sekarang sih
Re: [iagi-net-l] Dengan Kamera Infra Merah Diharapkan Misteri Suara Gemuruh dalam Tanah di Bantul Terungkap
Berita pagi ini tentang sinkhole di Guatemala. Katanya sih akibat pipa sewerage Jangan-jangan yang di Bantul juga sama, meskipun saya sangsikan kalau dibawah sana ada jaringan pipa sewerage, paling yang ada sungai2 bawah tanah. Salut buat UPN (termasuk Roy) yang sudah proaktive meneliti .. Salam Oki GUATEMALA CITY (Reuters) - Three people were missing on Friday after a 200-foot-deep (61 meters) hole opened up in the middle of a Guatemalan neighbourhood, likely due to a burst sewer pipe. It sounded like a bomb was dropping. Boom! said Carlos Gutierrez, 58, of the crater, which measured 130 feet (40 meters) in diameter. The crater appeared in the capital's San Antonio neighbourhood on Thursday night. Authorities evacuated hundreds of people on Friday fearing more land could collapse into a fast-flowing river of sewage below. The missing people had lived in a house that fell into the hole. Two bodies showed up about a mile downstream. Neighbours said the ground had been shaking for weeks after a huge sewer pipe burst, making the ground underneath the houses unstable. Reuters (IDS) Kabul Ahmad [EMAIL PROTECTED] wrote: Gak usah iri ya...( sampai template milist community IT segala ).wong dia cuma meminjamkan camera saja kok dibilang terlalu jauh memasuki ranah keahlian orang lain.. Nggak lah yau... Ya cuma camera gituan Malah di Oil and gas industry sudah biasa dipakai Downhole Video Camera untuk melongok kondisi fisik lubang sumur/geology/reservoir dll sampai kedalaman ribuan kaki, tapi sewanya cukup mahal. Klik salah satu provider http://www.dhvi.com/. Saya dulu sering gunakan ini untuk melihat kodisi lubang sumur, perforasi dan WaterCut ratio, sand flowback saat produksi minyak atau setelah stimulasi ( fracturing, acidizing dan gravel pack ). Hasilnya memang menakjubkancuma ya mahal itu. Jadi persis kata mas RDP, kita emang ambles ke bumi...Ontorejo. Lha mas Roy khan sekedar meminjamkan gratis buat ahli geologi UPN itu. Ya terima saja..wong siapa tahu bermanfaat ? Roy bukan ahli geologi, jadi tidak mungkin terlalu jauh memasuki ranah ahli geologi. Yang mengembangkan software GG umumnya ya dibantu ahli IT juga kok...?! Tul nggak ? Jika lihat Roy Suryo...ya anggap saja kita lihat Roy Marten, Andi Malarangeng, Luna Maya, dll.gitu aja repothahaha. Kita aja yang gak bisa jadi selebritis masalahnya. KRMT Kabul Ahmad Tjokrosoeyoso ...bangsa(wan) geologis... Maaf, just jokeJum'at akhir bulan gini lagi stress laporan. *(Keramat ) - Original Message - From: Yosef Khairil Amin To: Sent: Friday, February 23, 2007 8:50 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Dengan Kamera Infra Merah Diharapkan Misteri Suara Gemuruh dalam Tanah di Bantul Terungkap Hehehe memang salut dengan sepak terjang bangsawan selebritis IT (dan segala bidang) yang satu inimeski kadang terasa teleo-logis karena terlalu jauh memasuki ranah keahlian orang lain. Sekedar untuk lebih tahu tentang sisi lain dari beliau, berikut kutipan dari beberapa pemerhatinya: Hot News!!! CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED] Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, Patra Bali, 19 - 22 November 2007 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - - Sucker-punch spam with award-winning protection. Try the free Yahoo! Mail Beta.