Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH
Pak Syaiful, Istilah sedimentologi ? Tentu saja masih melekat di hati mang Okim. Karena itu , produk kerajinan yang mang Okim buat ada yang namanya distal turbidites, proximal turbidites, silicified corals, jasperized limestones, dan banyak lagi lainnya yang berkaitan dengan sedimentologi / geologi ( sengaja mang Okim ulik agar bisnis hobby ini bisa survive - - - ta' iya ). Selamat berjuang menuju nomer 1, bons courage ! Salam batumulia, Mang Okim - Original Message - From: "mohammad syaiful" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Wednesday, July 23, 2008 6:10 AM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > dilewat saja kok mang okim. ini menandakan bahwa istilah sedimentologi > ternyata masih melekat di hati mang okim, meskipun mungkin sudah > belasan atau puluhan tahun tidak lagi dipergunakan, tak iye? > > salam dari ibukota, > syaiful > > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH
Yth Pak Ismail, Walah - walah, coba dalam perjalanan tersebut Pak Ismail ngajak mang Okim, pastilah oleh-oleh dari Tanah Rencong akan lebih bervariasi, ada giok, aventurin, fluorit, kecubung asihan , galena yang heem - - - very high grade ( mang Okim punya contohnya ), dan insyaallah banyak lagi jenis batumulia dan mineral lainnya . Tanah Rencong ini memang bagaikan macan tidur, dan yang ditakutkan oleh Pak Ismail bisa kejadian lho - - - macannya tidur terus , sementara isi perutnya sudah digerogotin. Seperti yang disinggung oleh Pak Ismail, jangankan di Aceh, di Jawapun masih banyak Distamb-en yang tidak punya ahli kebumian. Tahu sendirilah akibatnya, pengurasan sumberdaya alam seenak gue , PETI di mana-mana, sungai-sungai kalau tidak terkontaminasi ya menjadi semakin dangkal. Sungguh sayang kalau lingkungan G. Leuser yang indah menawan sampai rusak sebelum jadi Geopark. Semoga tidak ya Pak ! Salam batumulia, Mang Okim - Original Message - From: "Ismail Zaini" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 22, 2008 7:22 PM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > From: "miko" : > ( Sehubungan dengan potensi terpendam ini maka mang Okim ngusulin ke > Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan bantuan > mesinlengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di > sana.) > === > > Mang Okim , belum lama ini saya jalan jalan ke Blankejeren Aceh Tengah , > masuk melalui daerah Karo Sumut - Kotacane - Blankejeren - Takengon- Bener > Meriah - Bierun ( terus dilanjutkan sampai Banda Aceh dan Sabang.) > Wah indah nian pemandangannya di Aceh tengah tsb , apalagi kalau sdh mask > wilayah lauser. > saya sempat bertemu dg aparat Pemda nya / Bupati didaerah daerah tsb , > ternyata akhir akhir ini di daerah daerah tsb banyak sekali permohonan untuk > eksplorasi Tambang. saya tdk tahu tambang apa saja yang mereka incar, cuma > yang saya agak "kawatir' kalau terlalu banyak yg masuk kegiatan tambang nya > dan kegiatannya tdk terkontrol , apa tidak akan "merusak" keindahannya alam > didaerah tsb ( mungkin aparat pengawasan di Pemda nya yang perlu ditambah > krn saat ini masih sangat minim , rasanya belum menjumpai Geolog disitu ) > > Salam > > ISM > > - Original Message - > From: "miko" <[EMAIL PROTECTED]> > To: > Sent: Tuesday, July 22, 2008 3:50 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > > > > Yth Cak Yatno, > > > > Nah gitu dong, ganti hobby dari burung ke Anthorium yang lagi ngetren. > > Bukankah beberapa tahun yang lalu Mbak Yatno pernah bisik-bisik minta > > tolong > > ke mang Okim untuk menyampaikan pesan khusus ke Mas Yatno bahwa miara > > burung > > tak usah banyak-banyak, satu saja sudah cukup ( he---he--- ). Rupanya Kang > > Mas perlu waktu beberapa tahun ya untuk menyimak pesan isteri tersayang > > tersebut. Syukurlah kalau sekarang sudah mantep dengan Anthoriumnya, > > pastilah lebih mesra ta' iya. > > > > Oh ya, dasar mang Okim sampun sepuh, mau nulis spesies burung kok jadinya > > fasies burung ya ? Semoga saja rekan-rekan belum membaca email tersebut ( > > atau sudah tahu tapi dilewat saja ? ). > > > > Sampun yo Cak, sampai sini dulu. Selamat dengan hobbynya yang baru, semoga > > benar-benar membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi Cak Yatno dan > > keluarga. > > > > Salam, > > Mang Okim > > > > > > > > > > > > - Original Message - > > From: "Y S Yuwono" <[EMAIL PROTECTED]> > > To: > > Sent: Tuesday, July 22, 2008 2:35 PM > > Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > > > > > >> HeHe > >> Sekarang hobynya bukan burung lagi, ganti tanaman hias khususnya > > Anthorium. > >> Salam buat Teteh ya. > >> Salam, > >> Yatno > >> - Original Message - > >> From: "miko" <[EMAIL PROTECTED]> > >> To: "IAGI" > >> Sent: Thursday, July 17, 2008 5:45 AM > >> Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > >> > >> > >> Yth . Cak Yatno , > >> > >> Setuju sekali, hanya untuk berburu ke sana tidak mudah karena perlu daya > > , > >> tenaga, dan waktu yang panjang - - -tak iyeh. Walaupun demikian, puji > > Tuhan > >> bahwa ada saja orang-orang yang dituntun oleh Yang Kuasa untuk datang ke > >> Bandung membawa informasi dan contoh-contoh. Kemaren siang misalnya, mang > >> Okim ketamuan Pak Sarno dan rombongan pensiunan Departemen Perindustrian > >> . > >> Pak Sarno yang penulis buku Permata dan Batupermata dan pensiunan DSDM > >> Bandung cerita bahwa di sekitar Blangkejeren pernah ditemukan the real > >> emerald yang terjebak dalam batuan marmer / gamping yang diintrusi oleh > >> granit ( seperti yang ada di Vietnam dan Kamboja ) . > >> > >> Sehubungan dengan potensi terpendam ini maka mang Okim ngusulin ke > >> Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan bantuan > > mesin > >> lengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana. > > Kalau > >> usulan ini diterima
Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!
Kalao boleh tahu. Seberapa lama migrasi manusia purba ini untuk satu kali "keliling dunia". Sepertinya tidak hanya satukali saja "perjalanan" ini dilakukan oleh manusia purba. Out of afrika memang salah satu yg terkenal, tapi kalau ga salah perjalanan keliling kelompok "manusia" purba ini tidak hanya satukali. Cmiiw Rdp On 7/23/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Ass.W.w., > Mas Dwiyanto dan Rekans, > Pithecanthropus erectus DUBOIS adalah penamaan untuk fosil manusia yang > pertama kali ditemukan di Trinil oleh Eugene Dubois (dan nama tersebut > juga pertama kali diberikan oleh Dubois) pada tahun 1891an dan secara > taksonomi dalam perkembangan dunia paleontologi manusia, nama > pithecanthropus yang artinya manusia kera, secara anatomi ternyata memang > sudah merupakan "manusia" = "homo", bukan lagi "kera", yang oleh sebab itu > para ahli Paleontologi Manusia dunia sepakat mengganti nama > Pithecanthropus erectus(kera berjalan tegak) menjadi Homo erectus (manusia > berjalan tegak .Sampai sekarang para ahli masih meyakini Homo erectus > masih berkerabat dengan "saudara tuanya" Homo habilis yang merupakan hasil > evolusi dari Australopithecus yang juga sudah merupakan "manusia namun > masih berjalan agak tegak", sampai akhirnya menjadi tegak Homo > erectus,yang semuanya masuk dalam Famili Hominidae. > Tentang umur Homo erectus dari Jawa,untuk Homo erectus dari Perning, > Mojokerto yang dikenal dengan Homo mojokertensis adalah 1,8 juta BP (dari > dating Ar/Ar batu apung dari Perning, Mojokerto). Juga ada yang berumur > 1,5 juta - 500 rb BP untuk Homo erectus dari Sangiran, Patiayam, > Sambungmacan, Trinil, Kedungbrubus dan umur 150rb - 50rb BP untuk Homo > erectus dari Ngandong (yg dikenal sebagai Homo erectus ngandongensis), > baik berdasarkan Ar/Ar, Fission track maupun paleomagnetisme. > von Koenigswald (vonK) menemukan rahang bawah (mandibula)dengan gigi dari > Formasi Pucangan di Sangiran menyatakan sebagai > Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus yang lebih primitif dibanding > Homo erectus, dan Almarhum Prof. Sartono yang menemukan separuh tengkorak > manusia purba dari Fm. Pucangan di Sangiran juga mencermati ciri yang > lebih robust/kekar dan lebih primitif dari Homo erectus, sampai akhir > hayat beliau masih meyakini fosil tersebut mempunyai ciri sama dengan > Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus sama dengan yang dinyatakan > oleh vonK, dan Prof. Sartono menyatakan kemungkinan sama dengan > Australopithecus, sehingga beliau mengutarakan hipotesis bahwa ada dua > sumber asal muasal manusia purba: dari Afrika dan dari Asia, yang juga > sebenarnya diyakini oleh beberapa ahli dunia. Namun ternyata hipotesa dua > sumber ini hingga saat kini belum mempunyai bukti yang kuat baik secara > anatomis,paleoanthropologis maupun paleobiogeografis sehingga sampai > sekarang ini yang masih dianut kuat banyak ahli adalah hanya satu sumber > muasal, yaitu dari Afrika kemudian menyebar keseluruh permukaan bumi, yang > dikenal dengan teori Out of Africa. > Mas Dwi, mudah2an uraian saya dapat menjawab pertanyaan Anda. > Wassalam, > > Yahdi Zaim, > Lab. Paleontologi Manusia dan Vertebrata, > Laboratorium Paleontologi, > Prodi Teknik Geologi, > FITB - ITB > > >> Wah, aku agak bingung, Homo Erectus(manusia berjalan tegak) kan tidak sama >> dengan Pithecanthrous Erectus (bangsa kera yang berjalan tegak) ?! >> Seingatku, rentang waktu hidupnya juga lain, Home Erectus kisaran >> 7-10 thn yang lalu, Pithecantropus Erectus kayaknya lebih dari 1 >> juta tahun .. mohon koreksinya . >> >> Saya kira, ini perlu segera ada klarifikasi dari yang jago fosil manusia >> purba, berita ini benar atau sekedar mencari popularitas .. >> >> Salam >> - Original Message - >> From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> >> To: ; "Serba_KL Serba_KL" <[EMAIL PROTECTED]> >> Sent: Monday, July 21, 2008 5:07 PM >> Subject: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah >> menjelajahi Eropa! >> >> >>> Whaddduh ternyata TKI Indonesia sudah dimulai sejak jaman purba :) >>> Sepertinya slogan jawa "ngumpul ra ngumpul mangan" ada di jaman dulu >>> >>> RDP >>> >>> Manusia Jawa Purba Diduga Pernah Jelajahi Eropa >>> >>> HANOVER, SENIN - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah >>> tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang >>> sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia. Dengan penemuan itu, >>> memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjelajah Eropa. >>> >>> Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, >>> mengumumkan pekan lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada >>> 2002, "usianya paling tidak 70.000 tahun" dan begitu mirip Manusia >>> Jawa "sehingga boleh jadi merupakan kembarannya" . >>> >>> Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, sedangkan >>> manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah >>> berbuda
Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!
Ass.W.w., Mas Dwiyanto dan Rekans, Pithecanthropus erectus DUBOIS adalah penamaan untuk fosil manusia yang pertama kali ditemukan di Trinil oleh Eugene Dubois (dan nama tersebut juga pertama kali diberikan oleh Dubois) pada tahun 1891an dan secara taksonomi dalam perkembangan dunia paleontologi manusia, nama pithecanthropus yang artinya manusia kera, secara anatomi ternyata memang sudah merupakan "manusia" = "homo", bukan lagi "kera", yang oleh sebab itu para ahli Paleontologi Manusia dunia sepakat mengganti nama Pithecanthropus erectus(kera berjalan tegak) menjadi Homo erectus (manusia berjalan tegak .Sampai sekarang para ahli masih meyakini Homo erectus masih berkerabat dengan "saudara tuanya" Homo habilis yang merupakan hasil evolusi dari Australopithecus yang juga sudah merupakan "manusia namun masih berjalan agak tegak", sampai akhirnya menjadi tegak Homo erectus,yang semuanya masuk dalam Famili Hominidae. Tentang umur Homo erectus dari Jawa,untuk Homo erectus dari Perning, Mojokerto yang dikenal dengan Homo mojokertensis adalah 1,8 juta BP (dari dating Ar/Ar batu apung dari Perning, Mojokerto). Juga ada yang berumur 1,5 juta - 500 rb BP untuk Homo erectus dari Sangiran, Patiayam, Sambungmacan, Trinil, Kedungbrubus dan umur 150rb - 50rb BP untuk Homo erectus dari Ngandong (yg dikenal sebagai Homo erectus ngandongensis), baik berdasarkan Ar/Ar, Fission track maupun paleomagnetisme. von Koenigswald (vonK) menemukan rahang bawah (mandibula)dengan gigi dari Formasi Pucangan di Sangiran menyatakan sebagai Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus yang lebih primitif dibanding Homo erectus, dan Almarhum Prof. Sartono yang menemukan separuh tengkorak manusia purba dari Fm. Pucangan di Sangiran juga mencermati ciri yang lebih robust/kekar dan lebih primitif dari Homo erectus, sampai akhir hayat beliau masih meyakini fosil tersebut mempunyai ciri sama dengan Meganthropus/Pithecanthropus paleojavanicus sama dengan yang dinyatakan oleh vonK, dan Prof. Sartono menyatakan kemungkinan sama dengan Australopithecus, sehingga beliau mengutarakan hipotesis bahwa ada dua sumber asal muasal manusia purba: dari Afrika dan dari Asia, yang juga sebenarnya diyakini oleh beberapa ahli dunia. Namun ternyata hipotesa dua sumber ini hingga saat kini belum mempunyai bukti yang kuat baik secara anatomis,paleoanthropologis maupun paleobiogeografis sehingga sampai sekarang ini yang masih dianut kuat banyak ahli adalah hanya satu sumber muasal, yaitu dari Afrika kemudian menyebar keseluruh permukaan bumi, yang dikenal dengan teori Out of Africa. Mas Dwi, mudah2an uraian saya dapat menjawab pertanyaan Anda. Wassalam, Yahdi Zaim, Lab. Paleontologi Manusia dan Vertebrata, Laboratorium Paleontologi, Prodi Teknik Geologi, FITB - ITB > Wah, aku agak bingung, Homo Erectus(manusia berjalan tegak) kan tidak sama > dengan Pithecanthrous Erectus (bangsa kera yang berjalan tegak) ?! > Seingatku, rentang waktu hidupnya juga lain, Home Erectus kisaran > 7-10 thn yang lalu, Pithecantropus Erectus kayaknya lebih dari 1 > juta tahun .. mohon koreksinya . > > Saya kira, ini perlu segera ada klarifikasi dari yang jago fosil manusia > purba, berita ini benar atau sekedar mencari popularitas .. > > Salam > - Original Message - > From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> > To: ; "Serba_KL Serba_KL" <[EMAIL PROTECTED]> > Sent: Monday, July 21, 2008 5:07 PM > Subject: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah > menjelajahi Eropa! > > >> Whaddduh ternyata TKI Indonesia sudah dimulai sejak jaman purba :) >> Sepertinya slogan jawa "ngumpul ra ngumpul mangan" ada di jaman dulu >> >> RDP >> >> Manusia Jawa Purba Diduga Pernah Jelajahi Eropa >> >> HANOVER, SENIN - Pecahan tulang tengkorak yang ditemukan di sebuah >> tambang Jerman ternyata berasal dari Manusia Jawa, manusia purba yang >> sebelumnya diyakini merupakan penduduk asli Asia. Dengan penemuan itu, >> memicu spekulasi bahwa manusia purba Asia pernah menjelajah Eropa. >> >> Alfred Czarnetzki, seorang profesor di Universitas Tuebingen, >> mengumumkan pekan lalu bahwa kerangka tersebut, yang ditemukan pada >> 2002, "usianya paling tidak 70.000 tahun" dan begitu mirip Manusia >> Jawa "sehingga boleh jadi merupakan kembarannya" . >> >> Tulang tengkorak itu berasal dari spesies Homo erectus, sedangkan >> manusia modern dikenal sebagai Homo sapiens, yakni manusia yang sudah >> berbudaya. >> >> Manusia Jawa adalah nama yang diberikan kepada fosil yang ditemukan >> pada 1891 di Trinil, tepian Bengawan Solo. Fosil ini merupakan salah >> satu spesimen Homo erectus atau manusia purba berjalan tegak yang >> paling pertama dikenal. >> >> Penemunya, Eugene Dubois, memberikan nama ilmiah Pithecanthropus >> erectus, sebuah nama yang berasal dari akar Yunani dan Latin yang >> berarti manusia kera berjalan tegak. >> >> Karl-Werner Frangenberg, seorang pemburu fosil, menemukan bagian atas >> tengkorak
Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!
Pak Awang, Terimakasih atas penjelasanya yang sangat detail. Inilah yang saya maksud check dan kroscheck, lagi-lagi saya sangat kagum atas keluasan ilmu dan wawasan pak Awang. Sangat sependapat bahwa kesimpulan adanya migrasi manusia jawa ke jerman pada kisaran 7 tahun yang lalu adalah kesimpulan yang sangat terburu-buru, mungkin motifnya untuk popularitas (semoga saya salah). Betul bahwa ditemukan fossil tengkorak di sebuah tambang dijerman yang usianya diperkirakan 7 tahun, betul bahwa di jawa juga ada fossil tengkorak yang usianya 7 tahun, tapi opo yo terus mereka pasti bersaudara ?! Apalagi dengan temuan Eugene DuBois di Sangiran yang saya ingat usianya sekitar 1-2 juta tahun, jelas rentang waktunya sangat berbeda jauh. Cermat sekali mengaitkan migrasi selatan ke utara yang sangat mungkin terhalang Toba Super Volcano, atau malah jangan2 justru Toba Super Volcano ini yang menyebabkan manusia jawa bermigrasi meninggalkan nusantara ?! Sudah banyak terbukti bahwa migrasi sebuah bangsa dan kerajaan sekaligus kebudayaanya bermigrasi dikarenakan bencana alam. Kalau ini terjadi pada kerajaan Mataram Kuno, tentunya juga terjadi pada masa sangat lalu juga. Jadi kesimpulan sementara, manusia akan berpindah dari suatu daerah ke daerah lain salah satunya disebabkan bencana alam. Indoneisa adalah alam subur dengan potensi bencana alam yang besar. Jadi besar kemungkinan terjadi Migrasi manusia proto-indonesia ke luar negeri disebabkan adanya Toba Super Volcano atau bencana alam yang lain ?! Tapi opo yo migrasinya sebegitu jauh ke Jerman ?! Kalau seandainya benar, ada yang migrasi sampai ke Jerman (bukan jeJERe kauMAN ...), tentu juga lebih banyak yang migrasi ke mainland Asia dulu . Sumonggo poro ahli Satu lagi yang menarik pak, kalau kita percaya "Scientific Adam" dan teori out-of Africa sekitar 66000 tahun yang lalu, yang dari Afrika itu termasuk Homo Sapien ya, lantas apa hubunganya dengan Homo Erectus ?! Apa memang Homo Erectus benar-benar terpisah dengan Homo Sapiens ?! Salam - Original Message - From: "Awang Satyana" <[EMAIL PROTECTED]> To: ; "Geo Unpad" <[EMAIL PROTECTED]>; "Forum HAGI" <[EMAIL PROTECTED]>; "Eksplorasi BPMIGAS" <[EMAIL PROTECTED]> Sent: Tuesday, July 22, 2008 4:10 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa! Pak Dwi, Kebetulan saya sedang melakukan penelitian kecil tentang lingkungan hominid ini, barangkali keterangan berikut dapat sedikit membantu. Nama Pithecanthropus erectus (Dubois, 1891) telah lama diganti oleh Homo erectus sebab yang dimaksud oleh Dubois itu sebenarnya adalah fosil bergenus Homo -genus hominid yang sukses yang menurut teori migrasi Out of Africa merupakan genus pertama yang keluar dari Afrika. Jadi, Pithecanthropus erectus dan Homo erectus adalah hominid yang sama. Umurnya masih juga menjadi bahan perdebatan sebab bergantung kepada metode pentarikhan yang digunakan. Homo erectus pernah disebutkan punya rentang umur 2-1 juta tahun yang lalu, ada yang 1-0,5 juta tahun yang lalu, ada yang meneruskannya sampai ke 0,05 juta tahun yang lalu (50.000 tahun yang lalu). Mungkin semuanya benar, tetapi selama rentang waktu itu (2-0,05 juta tahun) Homo erectus berubah mengikuti evolusi dan tercermin dalam nama sampai sub-spesiesnya. Jadi sebenarnya, lebih baik memakai nama sampai sub-spesiesnya, tidak hanya Homo erectus sebab rentang hidup hominid ini panjang. Dengan membaginya ke dalam sub-spesies, maka akan mengurangi kebingungan. Contohnya, Prof. Yahdi Zaim, ahli paleontologi ITB, suka menulis di milis ini juga, pernah memakai nama sampai sub-spesies ini dalam makalahnya (2006), "Hominids in Indonesia : from Homo erectus (paleojavanicus) to Homo floresiensis in Zaim, Y., Rizal, Y., Aswan, Fitriana, B.S., eds, S. Sartono : Dari Hominid ke Delapsi dengan Kontroversi, Penerbit ITB, Bandung, p. 73-86. Di dalam makalah itu, disebutkan Pak Zaim bahwa urutan evolusi hominid di Jawa adalah : Homo (Meganthropus) paleojavanicus, Homo erectus mojokertensis/robustus, Homo erectus erectus/trinilensis (inilah yang dulu disebut Pithecanthropus erectus oleh Dubois), Homo erectus ngandongensis/soloensis. Sehabis itu, hominid selesai sebab berlanjut ke Homo sapiens dengan ditransisi oleh Homo floresiensis yang berumur 0.05 juta tahun yang lalu. Sebenarnya, berbagai nama taksonomi yang pernah diberikan kepada spesies/ sub-spesies itu mencerminkan kompleksitas morfologi fosil-fosil seperti Pithecanthropus robustus, Pithecanthropus dubius, Meganthropus paleojavanicus dan Homo mojokertensis yang fosilnya digali dari Lower Pleistocene Pucangan Series, dan Pithecanthropus erectus yang fosilnya berasal dari Middle Pleistocene Kabuh Series. Spesies-spesies ini pernah hidup dalam rentang waktu tertentu 1-2 juta tahun. Selama periode ini mereka berubah dalam model konstruksi tengkoraknya, ada yang lebih kokoh (robust) ada yang konstruksinya kelihatan tak terlalu kokoh. Harry Widianto (1998) dari Puslit Arkeologi
Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan Batavia
Pak Mufti, Rencana raja-raja Mataram ingin membangun pelabuhan yang menghadap Segara Kidul (Laut Selatan) bukan sekedar dongeng. Itu, paling tidak, tercatat dalam buku sejarah de Graaf dan Pigeaud (1974) : De eerste moslimse voorstendommen op Java; juga dalam buku Slametmuljana (1968) : Runtuhnya Majapahit dan munculnya kerajaan2 Islam pertama di Jawa. Mataram adalah kerajaan agraris seperti juga pendahulunya : Pajang. Lokasinya yang tak jauh dari Merapi membuat tanahnya subur dan hasil bumi melimpah. Hasil bumi berlebih ingin dijualnya, tetapi ke mana. Melewati Bengawan Solo ke pelabuhan Tuban atau Gresik terlalu jauh. Melewati Kali, Opak, Oyo, atau Progo tak mungkin sebab bermuara ke Laut Selatan. Maka, munculah ide membangun pelabuhan di selatan. Ide ini juga sebenarnya untuk menyaingi kaum Cina muslim di Demak - para pedagang ulung di Jawa saat itu. Namun, kita tahu bahwa Segara Kidul punya gelombang dan ombak yang tinggi dibandingkan dengan gelombang dan ombak pantai utara dari Sunda Kelapa-Cirebon-Juwana-Demak-Tuban. Sungguhpun Senapati (raja kedua Mataram) dan Sultan Agung pernah melakukan riset di pantai selatan ini guna pembangunan pelabuhan kerajaan, tantangan alam mengurungkan niatnya. Riset zaman dulu dicampuradukkan dengan dunia adikodrati : Ratu Pantai Selatan. Diceritakan Poerwantana (1983) : Kehadiran Ratu Kidul dalam alam budaya Jawa bahwa sejak Senapati ada kebiasaan raja-raja Mataram bertapa di pantai selatan untuk memaklumkan kepada dunia bahwa raja-raja Mataram telah menaklukkan dunia adikodrati Laut Selatan - sebuah politik untuk menakuti armada2 Portugis, Spanyol dan Belanda yang saat itu suka melalui Laut Selatan. Slametmuljana (1968) membantah bahwa raja-raja Mataram ke pantai selatan bukan untuk bertapa, melainkan untuk melakukan riset membangun pelabuhan samudera. Andaikan ada pelabuhan di selatan Yogya, barangkali ia telah porak-poranda oleh gempa 27 Mei 2006. salam, awang --- On Tue, 7/22/08, Mufti M. Darissalam <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Mufti M. Darissalam <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan Batavia To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, July 22, 2008, 7:53 AM Tulisan pak Awang yg subjectnya sejarah selalu saya baca habis. Saya jadi ingat, beberapa hari yang lalu saya kedatangan temen dari Kota Gede Yogyakarta, Om Wahjudi (Ahli Seismic proccessing ex Elnusa). Beliau cerita dari perihal Ki Ageng mangir, Riwayat Gal Gendu (orang terkaya di Yogya yang lantai rumahnya dari duit emas) sampai Sultan Agung. beliau juga bercerita bahwa Sultan Agung yang waktu itu juga ada kratonnya di Kradenan dekat Imogiri, mempunyai ide yang cemerlang, merencanakan membikin pelabuhan laut di pertemuan kali Opak dan Kali Oyo, untuk jalur kapal laut ke selatan, yang gampang kontrol kekuasaannya. Tentu saja dengan menggali kali Opak sampai laut selatan yang panjangnya sekitar 12 km. Kenapa tidak terlaksana ya? apa pernah tercatat di buku sejarah ya? Apa sekedar cerita "kondo" sja. Seharusnya mereka mampu wong membelokan K Ciliwung saja berhasil. Apa ada faktor geologi?, gempa?, erosi?, pendangkalan yang cepat? Pak Awang, Trims berat atas banyak pencerahannya selama ini. md - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Monday, July 21, 2008 4:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan Batavia > Wah menarik pak awang, > Aku jadi inget sebuah tayangan di TV national geography atau discovery > channel tentang peranan ramalan cuaca dalam sebuah perang ini. Dan > tengok-tengok ternyata ada juga presentasi hal ini disini : > http://www.ofcm.gov/wist_proceedings/pdf/panel1/mneyland.pdf > > Menarik juga ya ... dulu pernah kita bicara di mailist ini tentang peranan > geologist dalam perang. Skali lagi perang ! > Haddduh perang memang memerluka segalanya untuk menang. > > Btw, > Bagaimana menurut Pak Awang peranan ahli cuaca dalam prakiraan cuaca dalam > kondisi saat ini yang lebih susah diprediksi dalam operasi minyak bumi. > Saya > pernah denger bahwa window untuk melakukan shooting seismic di Natuna ini > sangat tergantung cuaca juga. > > RDP > > On Mon, Jul 21, 2008 at 5:20 PM, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > >> Sedikit cerita sejarah bernuansa klimatologi dan topografi Jawa, sayang >> rasanya kalau diketahui sendiri saja. Saya tuliskan untuk rekan-rekan >> semua, >> semoga bermanfaat menambah pengetahuan. >> >> Menarik mencermati publikasi lama Fruin-Mees (1919) : "Geschiedenis van >> Java" dan "Geografi Kesejarahan" Daldjoeni (1984, 1992). Kedua penulis >> ini >> menganalisis dengan tajam bagaimana Sultan Agung dari Mataram >> menghitung-hitung rintangan dan dukungan alam untuk menyerang Belanda di >> Batavia (1628-1629). Berikut ringkasannya. >> >> Batavia tak mungkin diserbu pada bulan Desember dan Januari karena saat >> itu >> musim penghujan. Banjir akan menggenangi Batavia, an
Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan Batavia
Pak Rovicky, Di beberapa tempat yang cuacanya sering buruk memang cuaca sering berpengaruh kepada jalannya operasi migas. Beberapa pengalaman misalnya seperti di bawah ini. (1) di Blok Rombebai Papua Utara, Nations Petroleum sampai hampir setahun stand by dan kesulitan memobilisasi peralatan rig-nya karena jalan yang sangat buruk kondisinya akibat hujan terus. Untuk masuk ke muara sungai yang cukup lebar pun harus berhitung-hitung karena beting pasir di sana berpindah-pindah. Bagaimana kalau tengah mobilisasi peralatan berat di muara sungai tiba2 wilayah itu dikepung pasir yang dibawa Lautan Pasifik masuk ke anak2 Sungai Mamberamo di sana ? Hm..tentu gak lucu... (2) Di Kepala Burung Papua, khususnya Pulau Salawati, hujannya banyak. Lokasi rig yang sudah keras tak jarang menjadi seperti bubur lumpur lagi. Jelas ini menghambat mobilisasi. Untuk berjalan dari portacamp wellsite geologist ke portacam mud logging unit atau rig terpaksa dipasang titian dari papan kayu agar safety shoes tak terbenam di lumpur. Ini lama-lama bisa membahayakan rig site kan. Tetapi karena banyak genangan di jalan, ada manfaatnya juga, banyak kolam dadakan yang bisa ditanami ikan gabus dan hidup dengan baik ternyata. (3) Sebuah kapal survey di Selat Makassar yang tengah shooting seismik oleh suatu operator di sana terpaksa ditarik ke Singapore beberapa bulan lalu untuk perbaikan sebab sistem listrik kapal rusak dihantam badai. Pekerjaan jadi tertunda, padahal tengah mengejar komitmen. Di beberapa daerah cuaca dapat diprediksi dengan baik sehingga pekerjaan2 lapangan bisa ditangguhkan bila cuaca di periode tertentu jelek; tetapi di banyak wilayah Indonesia Timur tak gampang menunggu cuaca baik. Terbang saja kalau dari Luwuk atau Jayapura harus berhitung-hitung dengan cuaca, jangan sampai didahului cuaca jelek. Ya, menurut hemat saya, kita ikuti saja prediksi para ahli cuaca. Saya melihat kualitas prediksi ahli-ahli cuaca kita semakin bagus dan detail. Salam, awang --- On Mon, 7/21/08, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> Subject: Re: [iagi-net-l] Sultan Agung 1628-1629 : Menghitung Alam Melumpuhkan Batavia To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, July 21, 2008, 4:45 PM Wah menarik pak awang, Aku jadi inget sebuah tayangan di TV national geography atau discovery channel tentang peranan ramalan cuaca dalam sebuah perang ini. Dan tengok-tengok ternyata ada juga presentasi hal ini disini : http://www.ofcm.gov/wist_proceedings/pdf/panel1/mneyland.pdf Menarik juga ya ... dulu pernah kita bicara di mailist ini tentang peranan geologist dalam perang. Skali lagi perang ! Haddduh perang memang memerluka segalanya untuk menang. Btw, Bagaimana menurut Pak Awang peranan ahli cuaca dalam prakiraan cuaca dalam kondisi saat ini yang lebih susah diprediksi dalam operasi minyak bumi. Saya pernah denger bahwa window untuk melakukan shooting seismic di Natuna ini sangat tergantung cuaca juga. RDP On Mon, Jul 21, 2008 at 5:20 PM, Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Sedikit cerita sejarah bernuansa klimatologi dan topografi Jawa, sayang > rasanya kalau diketahui sendiri saja. Saya tuliskan untuk rekan-rekan semua, > semoga bermanfaat menambah pengetahuan. > > Menarik mencermati publikasi lama Fruin-Mees (1919) : "Geschiedenis van > Java" dan "Geografi Kesejarahan" Daldjoeni (1984, 1992). Kedua penulis ini > menganalisis dengan tajam bagaimana Sultan Agung dari Mataram > menghitung-hitung rintangan dan dukungan alam untuk menyerang Belanda di > Batavia (1628-1629). Berikut ringkasannya. > > Batavia tak mungkin diserbu pada bulan Desember dan Januari karena saat itu > musim penghujan. Banjir akan menggenangi Batavia, angin Barat yang sedang > berhembus ke timur akan menyusahkan kapal-kapal Mataram berlayar ke barat > dari pesisir utara Jawa Tengah menuju Batavia. > > Selain itu, Batavia harus digempur dari laut dan dari darat secara bersatu > dan kompak. Ini tak mungkin dalam bulan-bulan musim hujan, tetapi harus > dilakukan dalam musim kemarau yaitu Juli-September. Sebab, pada musim > kemarau bertiup angin Timur ke barat yang akan mendorong kapal-kapal Mataram > berlayar ke Batavia. Pada musim kemarau, angkatan darat Mataram akan > memperoleh banyak bantuan dari para petani di sepanjang perjalanan sebab > para petaninya baru selesai memanen padinya pada April-Mei (ingat sistem > pranata mangsa para petani di Jawa, pernah saya ulas juga di milis ini > berdasarkan Daldjoeni, 1984; 1992), mereka sedang menganggur sebab baru akan > mulai menanam lagi pada bulan November saat hujan pertama datang. > > Lalu, bila serangan dilakukan pada bulan Juli-September, persediaan makanan > sepanjang perjalanan akan cukup sebab di sepanjang perjalanan para petani > baru selesai panen (April-Mei). Sultan Agung memerintahkan untuk mendirikan > lumbung-lumbung beras sepanjang perjalanan dari Mataram ke Batavia. > > Perjalanan kaki tentara Mataram dari pusat kerajaan di se
Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH
dilewat saja kok mang okim. ini menandakan bahwa istilah sedimentologi ternyata masih melekat di hati mang okim, meskipun mungkin sudah belasan atau puluhan tahun tidak lagi dipergunakan, tak iye? salam dari ibukota, syaiful On 7/22/08, miko <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Yth Cak Yatno, > > > Oh ya, dasar mang Okim sampun sepuh, mau nulis spesies burung kok jadinya > fasies burung ya ? Semoga saja rekan-rekan belum membaca email tersebut ( > atau sudah tahu tapi dilewat saja ? ). > > > > > Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda. > > Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies > > burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll. > > -- Mohammad Syaiful - Explorationist, Consultant Geologist Mobile: 62-812-9372808 Emails: [EMAIL PROTECTED] (business) [EMAIL PROTECTED] Technical Manager of Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH
From: "miko" : ( Sehubungan dengan potensi terpendam ini maka mang Okim ngusulin ke Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan bantuan mesinlengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana.) === Mang Okim , belum lama ini saya jalan jalan ke Blankejeren Aceh Tengah , masuk melalui daerah Karo Sumut - Kotacane - Blankejeren - Takengon- Bener Meriah - Bierun ( terus dilanjutkan sampai Banda Aceh dan Sabang.) Wah indah nian pemandangannya di Aceh tengah tsb , apalagi kalau sdh mask wilayah lauser. saya sempat bertemu dg aparat Pemda nya / Bupati didaerah daerah tsb , ternyata akhir akhir ini di daerah daerah tsb banyak sekali permohonan untuk eksplorasi Tambang. saya tdk tahu tambang apa saja yang mereka incar, cuma yang saya agak "kawatir' kalau terlalu banyak yg masuk kegiatan tambang nya dan kegiatannya tdk terkontrol , apa tidak akan "merusak" keindahannya alam didaerah tsb ( mungkin aparat pengawasan di Pemda nya yang perlu ditambah krn saat ini masih sangat minim , rasanya belum menjumpai Geolog disitu ) Salam ISM - Original Message - From: "miko" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 22, 2008 3:50 AM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH Yth Cak Yatno, Nah gitu dong, ganti hobby dari burung ke Anthorium yang lagi ngetren. Bukankah beberapa tahun yang lalu Mbak Yatno pernah bisik-bisik minta tolong ke mang Okim untuk menyampaikan pesan khusus ke Mas Yatno bahwa miara burung tak usah banyak-banyak, satu saja sudah cukup ( he---he--- ). Rupanya Kang Mas perlu waktu beberapa tahun ya untuk menyimak pesan isteri tersayang tersebut. Syukurlah kalau sekarang sudah mantep dengan Anthoriumnya, pastilah lebih mesra ta' iya. Oh ya, dasar mang Okim sampun sepuh, mau nulis spesies burung kok jadinya fasies burung ya ? Semoga saja rekan-rekan belum membaca email tersebut ( atau sudah tahu tapi dilewat saja ? ). Sampun yo Cak, sampai sini dulu. Selamat dengan hobbynya yang baru, semoga benar-benar membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi Cak Yatno dan keluarga. Salam, Mang Okim - Original Message - From: "Y S Yuwono" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 22, 2008 2:35 PM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH HeHe Sekarang hobynya bukan burung lagi, ganti tanaman hias khususnya Anthorium. Salam buat Teteh ya. Salam, Yatno - Original Message - From: "miko" <[EMAIL PROTECTED]> To: "IAGI" Sent: Thursday, July 17, 2008 5:45 AM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH Yth . Cak Yatno , Setuju sekali, hanya untuk berburu ke sana tidak mudah karena perlu daya , tenaga, dan waktu yang panjang - - -tak iyeh. Walaupun demikian, puji Tuhan bahwa ada saja orang-orang yang dituntun oleh Yang Kuasa untuk datang ke Bandung membawa informasi dan contoh-contoh. Kemaren siang misalnya, mang Okim ketamuan Pak Sarno dan rombongan pensiunan Departemen Perindustrian . Pak Sarno yang penulis buku Permata dan Batupermata dan pensiunan DSDM Bandung cerita bahwa di sekitar Blangkejeren pernah ditemukan the real emerald yang terjebak dalam batuan marmer / gamping yang diintrusi oleh granit ( seperti yang ada di Vietnam dan Kamboja ) . Sehubungan dengan potensi terpendam ini maka mang Okim ngusulin ke Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan bantuan mesin lengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana. Kalau usulan ini diterima, insyaallah mang Okim yang tahun ini konon telah dicatat jadi anggota team evaluasi kelayakan pengembangan batumulia di 12 Kabupaten di Indonesia bisa jalan-jalan ke sana - - - - sambil menyelam minum emerald tak iyeh. Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda. Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll. Salam batumulia, Mang Okim - Original Message - From: Y S Yuwono To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 16, 2008 2:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH Mas Miko Secara geografis maupun geologis di Aceh sangat memungkinkan ditemukan batu mulia lain yang lebih bergengsi selain nephrite jade, misalnya: Ruby dan Sapphire seperti di Siam dan Yangoon. Selamat berburu. salam, Yatno -- -- No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1564 - Release Date: 7/21/2008 6:42 AM -- -- PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 200
Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH
Yth Cak Yatno, Nah gitu dong, ganti hobby dari burung ke Anthorium yang lagi ngetren. Bukankah beberapa tahun yang lalu Mbak Yatno pernah bisik-bisik minta tolong ke mang Okim untuk menyampaikan pesan khusus ke Mas Yatno bahwa miara burung tak usah banyak-banyak, satu saja sudah cukup ( he---he--- ). Rupanya Kang Mas perlu waktu beberapa tahun ya untuk menyimak pesan isteri tersayang tersebut. Syukurlah kalau sekarang sudah mantep dengan Anthoriumnya, pastilah lebih mesra ta' iya. Oh ya, dasar mang Okim sampun sepuh, mau nulis spesies burung kok jadinya fasies burung ya ? Semoga saja rekan-rekan belum membaca email tersebut ( atau sudah tahu tapi dilewat saja ? ). Sampun yo Cak, sampai sini dulu. Selamat dengan hobbynya yang baru, semoga benar-benar membawa kebahagiaan dan ketenangan bagi Cak Yatno dan keluarga. Salam, Mang Okim - Original Message - From: "Y S Yuwono" <[EMAIL PROTECTED]> To: Sent: Tuesday, July 22, 2008 2:35 PM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > HeHe > Sekarang hobynya bukan burung lagi, ganti tanaman hias khususnya Anthorium. > Salam buat Teteh ya. > Salam, > Yatno > - Original Message - > From: "miko" <[EMAIL PROTECTED]> > To: "IAGI" > Sent: Thursday, July 17, 2008 5:45 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > > > Yth . Cak Yatno , > > Setuju sekali, hanya untuk berburu ke sana tidak mudah karena perlu daya , > tenaga, dan waktu yang panjang - - -tak iyeh. Walaupun demikian, puji Tuhan > bahwa ada saja orang-orang yang dituntun oleh Yang Kuasa untuk datang ke > Bandung membawa informasi dan contoh-contoh. Kemaren siang misalnya, mang > Okim ketamuan Pak Sarno dan rombongan pensiunan Departemen Perindustrian . > Pak Sarno yang penulis buku Permata dan Batupermata dan pensiunan DSDM > Bandung cerita bahwa di sekitar Blangkejeren pernah ditemukan the real > emerald yang terjebak dalam batuan marmer / gamping yang diintrusi oleh > granit ( seperti yang ada di Vietnam dan Kamboja ) . > > Sehubungan dengan potensi terpendam ini maka mang Okim ngusulin ke > Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan bantuan mesin > lengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana. Kalau > usulan ini diterima, insyaallah mang Okim yang tahun ini konon telah dicatat > jadi anggota team evaluasi kelayakan pengembangan batumulia di 12 Kabupaten > di Indonesia bisa jalan-jalan ke sana - - - - sambil menyelam minum emerald > tak iyeh. > > Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda. > Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies > burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll. > > Salam batumulia, > Mang Okim > > > - Original Message - > From: Y S Yuwono > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: [EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, July 16, 2008 2:45 PM > Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH > > > Mas Miko > Secara geografis maupun geologis di Aceh sangat memungkinkan ditemukan > batu mulia lain yang lebih bergengsi selain nephrite jade, misalnya: Ruby > dan Sapphire seperti di Siam dan Yangoon. Selamat berburu. > salam, > Yatno > > > -- -- > > > No virus found in this incoming message. > Checked by AVG. > Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1564 - Release Date: 7/21/2008 > 6:42 AM > > > -- -- > PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) > * acara utama: 27-28 Agustus 2008 > * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 > * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 > * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 > * abstrak / makalah dikirimkan ke: > www.grdc.esdm.go.id/aplod > username: iagi2008 > password: masukdanaplod > > -- -- > PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: > * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 > * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung > AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! > > -- --- > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by I
Re: [iagi-net-l] Fwd: Wow, manusia purba asal Jawa ternyata pernah menjelajahi Eropa!
Pak Dwi, Kebetulan saya sedang melakukan penelitian kecil tentang lingkungan hominid ini, barangkali keterangan berikut dapat sedikit membantu. Nama Pithecanthropus erectus (Dubois, 1891) telah lama diganti oleh Homo erectus sebab yang dimaksud oleh Dubois itu sebenarnya adalah fosil bergenus Homo -genus hominid yang sukses yang menurut teori migrasi Out of Africa merupakan genus pertama yang keluar dari Afrika. Jadi, Pithecanthropus erectus dan Homo erectus adalah hominid yang sama. Umurnya masih juga menjadi bahan perdebatan sebab bergantung kepada metode pentarikhan yang digunakan. Homo erectus pernah disebutkan punya rentang umur 2-1 juta tahun yang lalu, ada yang 1-0,5 juta tahun yang lalu, ada yang meneruskannya sampai ke 0,05 juta tahun yang lalu (50.000 tahun yang lalu). Mungkin semuanya benar, tetapi selama rentang waktu itu (2-0,05 juta tahun) Homo erectus berubah mengikuti evolusi dan tercermin dalam nama sampai sub-spesiesnya. Jadi sebenarnya, lebih baik memakai nama sampai sub-spesiesnya, tidak hanya Homo erectus sebab rentang hidup hominid ini panjang. Dengan membaginya ke dalam sub-spesies, maka akan mengurangi kebingungan. Contohnya, Prof. Yahdi Zaim, ahli paleontologi ITB, suka menulis di milis ini juga, pernah memakai nama sampai sub-spesies ini dalam makalahnya (2006), "Hominids in Indonesia : from Homo erectus (paleojavanicus) to Homo floresiensis in Zaim, Y., Rizal, Y., Aswan, Fitriana, B.S., eds, S. Sartono : Dari Hominid ke Delapsi dengan Kontroversi, Penerbit ITB, Bandung, p. 73-86. Di dalam makalah itu, disebutkan Pak Zaim bahwa urutan evolusi hominid di Jawa adalah : Homo (Meganthropus) paleojavanicus, Homo erectus mojokertensis/robustus, Homo erectus erectus/trinilensis (inilah yang dulu disebut Pithecanthropus erectus oleh Dubois), Homo erectus ngandongensis/soloensis. Sehabis itu, hominid selesai sebab berlanjut ke Homo sapiens dengan ditransisi oleh Homo floresiensis yang berumur 0.05 juta tahun yang lalu. Sebenarnya, berbagai nama taksonomi yang pernah diberikan kepada spesies/ sub-spesies itu mencerminkan kompleksitas morfologi fosil-fosil seperti Pithecanthropus robustus, Pithecanthropus dubius, Meganthropus paleojavanicus dan Homo mojokertensis yang fosilnya digali dari Lower Pleistocene Pucangan Series, dan Pithecanthropus erectus yang fosilnya berasal dari Middle Pleistocene Kabuh Series. Spesies-spesies ini pernah hidup dalam rentang waktu tertentu 1-2 juta tahun. Selama periode ini mereka berubah dalam model konstruksi tengkoraknya, ada yang lebih kokoh (robust) ada yang konstruksinya kelihatan tak terlalu kokoh. Harry Widianto (1998) dari Puslit Arkeologi Yogyakarta pernah membagi Homo erectus di Jawa berdasarkan konstruksi tengkorak ini yang menurutnya semakin tidak kokoh semakin ke zaman kini. Ia membaginya menjadi Robust Group, Trinil-Sangiran Group, dan Ngandong Group. Dalam penamaan Zaim (2006) ketiga group itu barangkali bisa disebandingkan dengan wakil-wakil spesies dari Homo (Meganthropus) paleojavanicus, Homo erectus erectus, dan Homo erectus ngandongensis. Robust Group diwakili oleh fosil-fosil dari Pucangan Series (Lower Pleistocene), Trinil-Sangiran Group adalah fosil-fosil dari lower-middle Kabuh Series berumur Middle Pleistocene di Trinil dan Sangiran. Ngandong Group adalah fosil2 hominid dari Ngandong, Sambungmacan, dan Ngawi dari upper Kabuh berumur Middle Pleistocene. Soal artikel dari Antara tentang fosil Java Man (Homo erectus) yang ditemukan di sebuah tambang di Jerman, berumur 0,07 juta tahun lalu menyimpulkan bahwa fosil itu suatu bukti bahwa telah terjadi migrasi Manusia Jawa ke Jerman pada 70.000 tahun yang lalu adalah suatu kesimpulan yang terburu-buru. Artikel tersebut pun membingungkan sebab menyebutkan temuan fosil itu mirip dengan temuan Manusia Jawa di Trinil, tetapi umurnya 70.000 tahun. Java Man temuan Eugene Dubois itu umurnya sekitar 1,2 juta - 700.000 tahun. Jelas temuan fosil di Jerman itu tidak seumur dengan Java Man Dubois tetapi mungkin seumur dengan Homo erectus ngandongensis/soloensis. Nah, apakah satu fosil yang ditemukan di Jerman dan mirip dengan fosil lain di Jawa akan langsung mengartikan bahwa telah terjadi migrasi dari Jawa ke Jerman ? Tentu tak akan langsung begitu. Bagaimana kalau justru migrasinya dari Jerman ke Jawa ? Migrasi hominid tak hanya ditentukan berdasarkan kesamaan fosil, tetapi juga harus didukung bukti paleo-DNA yang diekstraksi dari fosil, dipetakan genome-nya (sebagaimana pemetaan migrasi manusia moderen sekarang), dilihat tinggalan-tinggalan artefaknya, umur transisi antara satu fosil ke fosil lain. Banyak yang harus dievaluasi. Lagipula, sangat mungkin bahwa fosil 70.000 tahun di tambang Jerman itu berasal dari Homo heiderbergensis berumur 0.6 juta tahun di Jerman juga sebagaimana Homo erectus ngandongensis di Kedungmacan/Trinil/Ngawi berasal dari Homo erectus erectus di Sangiran/Trinil. _Tak selalu perlu pendatang da
Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH
HeHe Sekarang hobynya bukan burung lagi, ganti tanaman hias khususnya Anthorium. Salam buat Teteh ya. Salam, Yatno - Original Message - From: "miko" <[EMAIL PROTECTED]> To: "IAGI" Sent: Thursday, July 17, 2008 5:45 AM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH Yth . Cak Yatno , Setuju sekali, hanya untuk berburu ke sana tidak mudah karena perlu daya , tenaga, dan waktu yang panjang - - -tak iyeh. Walaupun demikian, puji Tuhan bahwa ada saja orang-orang yang dituntun oleh Yang Kuasa untuk datang ke Bandung membawa informasi dan contoh-contoh. Kemaren siang misalnya, mang Okim ketamuan Pak Sarno dan rombongan pensiunan Departemen Perindustrian . Pak Sarno yang penulis buku Permata dan Batupermata dan pensiunan DSDM Bandung cerita bahwa di sekitar Blangkejeren pernah ditemukan the real emerald yang terjebak dalam batuan marmer / gamping yang diintrusi oleh granit ( seperti yang ada di Vietnam dan Kamboja ) . Sehubungan dengan potensi terpendam ini maka mang Okim ngusulin ke Depperin agar masyarakat Blangkejeren dapat segera diberikan bantuan mesin lengkap sehingga industri kerajinan batumulia bisa berkembang di sana. Kalau usulan ini diterima, insyaallah mang Okim yang tahun ini konon telah dicatat jadi anggota team evaluasi kelayakan pengembangan batumulia di 12 Kabupaten di Indonesia bisa jalan-jalan ke sana - - - - sambil menyelam minum emerald tak iyeh. Nah, itu dulu ya Cak Yatno. Nuhun atas encouragement dan masukan Anda. Semoga kalau mang Okim sempat ke Blangkejeren, bisa nemukan juga fasies burung spesial yang suaranya lebih merdu dari cucak rowo dll. Salam batumulia, Mang Okim - Original Message - From: Y S Yuwono To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, July 16, 2008 2:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] TEMUAN BARU : FLUORITE dan AVENTURINE di ACEH Mas Miko Secara geografis maupun geologis di Aceh sangat memungkinkan ditemukan batu mulia lain yang lebih bergengsi selain nephrite jade, misalnya: Ruby dan Sapphire seperti di Siam dan Yangoon. Selamat berburu. salam, Yatno No virus found in this incoming message. Checked by AVG. Version: 7.5.524 / Virus Database: 270.5.3/1564 - Release Date: 7/21/2008 6:42 AM PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -