Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya (porosity, permeability). ROP yang merupakan fungsi dari beberapa parameter drilling bisa mencerminkan geomechanic formasinya dll. Dalam kalkulasi ini mereka bilang bahwa C1, Total gas, ROP dan WOB yang menjadi komponen utama dalam algorithm mereka. Karena metode kalkulasi ini adalah metode baru yang tengah dicoba di Arab Saudi, sehingga belum banyak (bahkan belum ada) publikasinya. Oleh sebab itu saya ingin tahu apakah teknik ini ada yang tengah mencobanya di Indonesia, sehingga saya bisa menjadikannya sebagai komparasi. Menarik memang . wassalam Abdoerrias . 2010/11/1 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Sekedar share aja. Saya belum mendengar teori ini, tapi secara kualitatif bisa digunakan dengan beberapa pra-kondisi tentunya. Rate of penetration (ROP) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor - Jenis bit (insert vs PDC) dimana memberikan pengaruh yang sangat besar terhadp pattern dan magnitude dari ROP. Insert bit adalah indikator yang sangat baik bagi batuan batuan yang permeable, terutama klastik. Saya sering menggunakan data ROP ini sebagai Gamma Ray dan hasilnya memuaskan bisa untuk membedakan antara shale dan sandstone dengan sangat baik. Sementara PDC itu bekerja dengan prinsip sebaliknya dan bahkan dalam banyak kasus sama sekali tidak berpola sehingga tidak bisa dijadikan rujukan sama sekali. - Differential pressure between tekanan formasi dan tekanan hidrostatik lumpur (deviasi antara tekanan hidrostatis dan tekanan formasi). Semakin kecil perbedaan akan semakin menaikkan ROP. Underbalance drilling adalah updaya untuk membuat berat lumpur (tekanan hidrostatic lebih kecil dari tekanan formasi) akan menghasilkan ROP yang maksimum. - Jenis formasi (sandstone vs karbonat) akan memberikan respon yang berbeda, termasuk didalamnya tingkat kekerasan. Sementara itu total gas adalah fungsi langsung dari jumlah total volume gas yang bisa dibakar oleh alat (bisa berupa elemen atau Flame Ionization Devices - FID, cmimw) dimana volume ini berbanding lurus dengan jumlah liberated gas yang dibor. Kualitas total gas sangat dipengaruhi oleh: - komposisi gas itu sendiri. Semakin ringan gas, semakin mudah terbakar, semakin tinggi bacaan total gas nya. Kandungan gas yang tidak terbakar seperti CO2 akan mempengaruhi kualitas gas yang direkam karena ada efek pendinginan. - Volume dari agitated gas yang diliberalisasi dari gas trap. Kestabilan volume gas trap akan lebih mencerminkan kondisi reservoir. Perkembangan terakhir teknologi ini adalah diciptakannya fixed gas trap volume. Teknology lama tidak menganut system ini. - Teknology dari alat perekam total gas, sensitifitas terhadap jenis gas gas tertentu. Kalo dari uraian diatas, ROP sangat berguna dan bisa disejajarkan dengan Gamma ray sementara Total Gas Reading boleh jadi bisa menjadi indikasi kualitatif dari saturasi hidrokarbon asal kondisi ideal tercapai. Sebenarnya, sensor gas kromatografi memiliki manfaat jaih lebih besar ketimbang total gas karena bisa untuk menentukan karakter fluida reservoir itu sendiri. Sekedar share, barangkali berguna. 2010/10/31 raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Rekan-rekan IAGI, Baru-baru ini saya mendengar bahwa kita bisa menghitung Total Porosity dan SW dari data-data Mud Gas dan Drilling (ROP, WOB dll). Teknik ini sudah mulai dikembangkan untuk menghitung Por dan SW dalam Real Time Mode karena kedua data ini selalu tersedia. Pada akhirnya teknik ini mungkin bisa
[iagi-net-l] FOSI-Berita Sedimentologi 2011
Rekan-rekan IAGI, FOSI (Forum Sedimentologiwan Indonesia), komisi sedimentologi IAGI sedang mempersiapkan majalah Berita Sedimentologi yang rencananya akan terbit Februari 2011. Kami memilih topic geografis, untuk mempermudah persiapan majalah tsb. Rencana penerbitan 3 kali setahun: Februari 2011: topic Sumatra, deadline for abstract submission 10 December 2010, deadline for paper submission 10 January 2011 Juni 2011: topic Kalimantan, deadline for abstract submission 10 April 2011, deadline for paper submission 10 May 2011 Oktober 2011: topic Papua, deadline for abstract submission 10 August 2011, deadline for paper submission 10 September 2011 Berita Sedimentologi akan terbit online dalam bahasa Ingris dan dalam bentuk PDF file. Setiap terbitan kami mempersiapkan kolom tetap: - Geo-seismic (berhubungan dengan seismic interpretation/geophysics) - Field-work (berhubungan dengan outcrop dan pemetaan lapangan) - Campus news (meliput kegiatan universitas yang berhubungan dengan sedimentologi) - Student section (memberikan kesempatan kepada para mahasiswa untuk menulis extended abstract mengenai penelitian lapangan mereka / thesis) - News (berita mengenai kegiatan-kegiatan yang berhubungan dengan sedimentologi) Jika anda: 1. Ingin bergabung dengan FOSI: silahkan mendaftarkan diri melalui Linked-in (www.linkedin.com): FOSI group. 2. Ingin menyumbangkan tulisan: a. silahkan menghubungi saya melalui japri b. lihat deadline schedule di atas. c. dengan persetujuan editorial team dan melaluis proses seleksi, kami menerima paper yang pernah diterbitkan di bulletin lain. d. Tulisan disiapkan dalam bahasa Ingris, gambar sebaiknya berwarna, tapi kami menerima gambar hitam-putih. Salam Herman Darman Shell International Exploration and Production B.V. Correspondance: P.O. Box 162, 2501 AN The Hague - NL Office: Carel van Bylandtlaan 5, 2596 HP The Hague - NL M: +31-(0)61 097 2827 F: +31-(0)70 377 4978 E: herman.dar...@shell.com mailto:bram.vanderko...@shell.com
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Boleh dong di share cara menentukan GOC/WOC dengan data gas (japri boleh, via milis juga ok)? Lalu apa itu bisa dipakai di field manapun tanpa pengecualian? Terimakasih Pak Arya Nugraha. Salam, Natan 2010/11/2 Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya (porosity, permeability). ROP yang merupakan fungsi dari beberapa parameter drilling bisa mencerminkan geomechanic formasinya dll. Dalam kalkulasi ini mereka bilang bahwa C1, Total gas, ROP dan WOB yang menjadi komponen utama dalam algorithm mereka. Karena metode kalkulasi ini adalah metode baru yang tengah dicoba di Arab Saudi, sehingga belum banyak (bahkan belum ada) publikasinya. Oleh sebab itu saya ingin tahu apakah teknik ini ada yang tengah mencobanya di Indonesia, sehingga saya bisa menjadikannya sebagai komparasi. Menarik memang . wassalam Abdoerrias . 2010/11/1 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Sekedar share aja. Saya belum mendengar teori ini, tapi secara kualitatif bisa digunakan dengan beberapa pra-kondisi tentunya. Rate of penetration (ROP) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor - Jenis bit (insert vs PDC) dimana memberikan pengaruh yang sangat besar terhadp pattern dan magnitude dari ROP. Insert bit adalah indikator yang sangat baik bagi batuan batuan yang permeable, terutama klastik. Saya sering menggunakan data ROP ini sebagai Gamma Ray dan hasilnya memuaskan bisa untuk membedakan antara shale dan sandstone dengan sangat baik. Sementara PDC itu bekerja dengan prinsip sebaliknya dan bahkan dalam banyak kasus sama sekali tidak berpola sehingga tidak bisa dijadikan rujukan sama sekali. - Differential pressure between tekanan formasi dan tekanan hidrostatik lumpur (deviasi antara tekanan hidrostatis dan tekanan formasi). Semakin kecil perbedaan akan semakin menaikkan ROP. Underbalance drilling adalah updaya untuk membuat berat lumpur (tekanan hidrostatic lebih kecil dari tekanan formasi) akan menghasilkan ROP yang maksimum. - Jenis formasi (sandstone vs karbonat) akan memberikan respon yang berbeda, termasuk didalamnya tingkat kekerasan. Sementara itu total gas adalah fungsi langsung dari jumlah total volume gas yang bisa dibakar oleh alat (bisa berupa elemen atau Flame Ionization Devices - FID, cmimw) dimana volume ini berbanding lurus dengan jumlah liberated gas yang dibor. Kualitas total gas sangat dipengaruhi oleh: - komposisi gas itu sendiri. Semakin ringan gas, semakin mudah terbakar, semakin tinggi bacaan total gas nya. Kandungan gas yang tidak terbakar seperti CO2 akan mempengaruhi kualitas gas yang direkam karena ada efek pendinginan. - Volume dari agitated gas yang diliberalisasi dari gas trap. Kestabilan volume gas trap akan lebih mencerminkan kondisi reservoir. Perkembangan terakhir teknologi ini adalah diciptakannya fixed gas trap volume. Teknology lama tidak menganut system ini. - Teknology dari alat perekam total gas, sensitifitas terhadap jenis gas gas tertentu. Kalo dari uraian diatas, ROP sangat berguna dan bisa disejajarkan dengan Gamma ray sementara Total Gas Reading boleh jadi bisa menjadi indikasi kualitatif dari saturasi hidrokarbon asal kondisi ideal tercapai. Sebenarnya, sensor gas kromatografi memiliki manfaat jaih lebih besar ketimbang total gas karena bisa untuk menentukan karakter fluida reservoir itu sendiri. Sekedar share, barangkali berguna. 2010/10/31
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Sepakat dengan mas Arya,Identifikasi HC bisa sedikit lebih mudah dilakukan dengan analisis kromatograf gas dengan menghitung Wetness ratio (Wh), Balance Ratio (Bh), Character Ratio (Ch). Salam, YES --- On Tue, 11/2/10, Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com wrote: From: Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, November 2, 2010, 1:36 AM Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya (porosity, permeability). ROP yang merupakan fungsi dari beberapa parameter drilling bisa mencerminkan geomechanic formasinya dll. Dalam kalkulasi ini mereka bilang bahwa C1, Total gas, ROP dan WOB yang menjadi komponen utama dalam algorithm mereka. Karena metode kalkulasi ini adalah metode baru yang tengah dicoba di Arab Saudi, sehingga belum banyak (bahkan belum ada) publikasinya. Oleh sebab itu saya ingin tahu apakah teknik ini ada yang tengah mencobanya di Indonesia, sehingga saya bisa menjadikannya sebagai komparasi. Menarik memang . wassalam Abdoerrias . 2010/11/1 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Sekedar share aja. Saya belum mendengar teori ini, tapi secara kualitatif bisa digunakan dengan beberapa pra-kondisi tentunya. Rate of penetration (ROP) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor - Jenis bit (insert vs PDC) dimana memberikan pengaruh yang sangat besar terhadp pattern dan magnitude dari ROP. Insert bit adalah indikator yang sangat baik bagi batuan batuan yang permeable, terutama klastik. Saya sering menggunakan data ROP ini sebagai Gamma Ray dan hasilnya memuaskan bisa untuk membedakan antara shale dan sandstone dengan sangat baik. Sementara PDC itu bekerja dengan prinsip sebaliknya dan bahkan dalam banyak kasus sama sekali tidak berpola sehingga tidak bisa dijadikan rujukan sama sekali. - Differential pressure between tekanan formasi dan tekanan hidrostatik lumpur (deviasi antara tekanan hidrostatis dan tekanan formasi). Semakin kecil perbedaan akan semakin menaikkan ROP. Underbalance drilling adalah updaya untuk membuat berat lumpur (tekanan hidrostatic lebih kecil dari tekanan formasi) akan menghasilkan ROP yang maksimum. - Jenis formasi (sandstone vs karbonat) akan memberikan respon yang berbeda, termasuk didalamnya tingkat kekerasan. Sementara itu total gas adalah fungsi langsung dari jumlah total volume gas yang bisa dibakar oleh alat (bisa berupa elemen atau Flame Ionization Devices - FID, cmimw) dimana volume ini berbanding lurus dengan jumlah liberated gas yang dibor. Kualitas total gas sangat dipengaruhi oleh: - komposisi gas itu sendiri. Semakin ringan gas, semakin mudah terbakar, semakin tinggi bacaan total gas nya. Kandungan gas yang tidak terbakar seperti CO2 akan mempengaruhi kualitas gas yang direkam karena ada efek pendinginan. - Volume dari agitated gas yang diliberalisasi dari gas trap. Kestabilan volume gas trap akan lebih mencerminkan kondisi reservoir. Perkembangan terakhir teknologi ini adalah diciptakannya fixed gas trap volume. Teknology lama tidak menganut system ini. - Teknology dari alat perekam total gas, sensitifitas terhadap jenis gas gas tertentu. Kalo dari uraian diatas, ROP sangat berguna dan bisa disejajarkan dengan Gamma ray sementara Total Gas Reading boleh jadi bisa menjadi indikasi kualitatif dari saturasi hidrokarbon asal kondisi ideal tercapai. Sebenarnya, sensor gas kromatografi memiliki manfaat jaih lebih besar ketimbang total gas karena bisa untuk menentukan karakter
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Sekedar berbagi pengalaman, Hasil analisa dari penggabungan GWD (Gas While Drilling), LWD (Logging While Drilling), Interpretasi lithology (+Oil Show). yang dituangkan dalam composite log akan dapat menunjukkan masing2 zona itu, walaupun masih kasar tapi paling tidak sudah mendekati dengan kebenaran. Biasanya, yang menjadi kendala adalah pembacaan gas detector dari mud logging mempunyai ke akuratan berbeda-beda dari mud logging company dengan yang lain; karena pembacaan gas detector di permukaan banyak bergantung dari banyak faktor ROP, hole diameter, design flow line, posisi gas trap, Mud Weight (seperti yang diuraikan oleh Mas Shofi sebelumnya). Teknologi GWD, dalam 10 tahun terakhir sudah banyak diperkenalkan dan digunakan di banyak oil company (terutama yg sudah mapan dan besar) ENI, TOTAL, BP dll sebagai data pendukung wellsite yang utama. Teknik ini, terbukti banyak memberikan quick look analysis yang cukup signifikan. salam, sadagus.com On Nov 2, 2010, at 4:47 PM, Yudiyoko Ega Sugiharto wrote: Sepakat dengan mas Arya,Identifikasi HC bisa sedikit lebih mudah dilakukan dengan analisis kromatograf gas dengan menghitung Wetness ratio (Wh), Balance Ratio (Bh), Character Ratio (Ch). Salam, YES --- On Tue, 11/2/10, Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com wrote: From: Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, November 2, 2010, 1:36 AM Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya (porosity, permeability). ROP yang merupakan fungsi dari beberapa parameter drilling bisa mencerminkan geomechanic formasinya dll. Dalam kalkulasi ini mereka bilang bahwa C1, Total gas, ROP dan WOB yang menjadi komponen utama dalam algorithm mereka. Karena metode kalkulasi ini adalah metode baru yang tengah dicoba di Arab Saudi, sehingga belum banyak (bahkan belum ada) publikasinya. Oleh sebab itu saya ingin tahu apakah teknik ini ada yang tengah mencobanya di Indonesia, sehingga saya bisa menjadikannya sebagai komparasi. Menarik memang . wassalam Abdoerrias . 2010/11/1 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Sekedar share aja. Saya belum mendengar teori ini, tapi secara kualitatif bisa digunakan dengan beberapa pra-kondisi tentunya. Rate of penetration (ROP) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor - Jenis bit (insert vs PDC) dimana memberikan pengaruh yang sangat besar terhadp pattern dan magnitude dari ROP. Insert bit adalah indikator yang sangat baik bagi batuan batuan yang permeable, terutama klastik. Saya sering menggunakan data ROP ini sebagai Gamma Ray dan hasilnya memuaskan bisa untuk membedakan antara shale dan sandstone dengan sangat baik. Sementara PDC itu bekerja dengan prinsip sebaliknya dan bahkan dalam banyak kasus sama sekali tidak berpola sehingga tidak bisa dijadikan rujukan sama sekali. - Differential pressure between tekanan formasi dan tekanan hidrostatik lumpur (deviasi antara tekanan hidrostatis dan tekanan formasi). Semakin kecil perbedaan akan semakin menaikkan ROP. Underbalance drilling adalah updaya untuk membuat berat lumpur (tekanan hidrostatic lebih kecil dari tekanan formasi) akan menghasilkan ROP yang maksimum. - Jenis formasi (sandstone vs karbonat) akan memberikan respon yang berbeda, termasuk didalamnya tingkat kekerasan. Sementara itu total gas adalah fungsi langsung dari jumlah total volume gas yang bisa dibakar oleh alat (bisa berupa elemen atau Flame Ionization Devices - FID, cmimw) dimana volume ini berbanding lurus
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
saya pernah dapet rumus 'baru' berikut...cuma belum nemu source nya. (technical paper nya).. kalau pakai gas data, yang penting besaranya cukup tinggi (TG10%) sehingga C1-C5nya semuanya bisa terbaca meyakinkan . 1. GPI (Gas Potential Indicator) ( (C1 main)^2.8) * (( (C2 main+C3 main+iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*2)) / ( ( (iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1) ) ) / ( (ROP m/hr*3.28) *Bit Size) ) * 0.0002) 2. OPI (Oil Potential Indicator) (((iC4 main+nC4 main)+1)^4)+((iC5 main+nC5 main)+1)^5)/((C1 main+C2 main+C3 main)*100))/((ROP m/hr*3.28)*Bit Size)))*200 3. Sw (Water saturation) ((ROP m/hr*3.28)*10)*Bit Size)*100)/(((C1 main+C2 main+C3 main)*500)+(((iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)^2)))*35) 4. HCI (Hydrocarbon indicator) (C3 main+iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*10)+((C1 main+C2 main)*2))/((ROP m/hr*3.28)*Bit Size))*0.5 5. GOR (Gas Oil ratio) (((C1 main+C2 main+C3 main))/(((iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*10))*0.5 2010/11/2 Sad Agus sada...@gmail.com Sekedar berbagi pengalaman, Hasil analisa dari penggabungan GWD (Gas While Drilling), LWD (Logging While Drilling), Interpretasi lithology (+Oil Show). yang dituangkan dalam composite log akan dapat menunjukkan masing2 zona itu, walaupun masih kasar tapi paling tidak sudah mendekati dengan kebenaran. Biasanya, yang menjadi kendala adalah pembacaan gas detector dari mud logging mempunyai ke akuratan berbeda-beda dari mud logging company dengan yang lain; karena pembacaan gas detector di permukaan banyak bergantung dari banyak faktor ROP, hole diameter, design flow line, posisi gas trap, Mud Weight (seperti yang diuraikan oleh Mas Shofi sebelumnya). Teknologi GWD, dalam 10 tahun terakhir sudah banyak diperkenalkan dan digunakan di banyak oil company (terutama yg sudah mapan dan besar) ENI, TOTAL, BP dll sebagai data pendukung wellsite yang utama. Teknik ini, terbukti banyak memberikan quick look analysis yang cukup signifikan. salam, sadagus.com On Nov 2, 2010, at 4:47 PM, Yudiyoko Ega Sugiharto wrote: Sepakat dengan mas Arya,Identifikasi HC bisa sedikit lebih mudah dilakukan dengan analisis kromatograf gas dengan menghitung Wetness ratio (Wh), Balance Ratio (Bh), Character Ratio (Ch). Salam, YES --- On Tue, 11/2/10, Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com wrote: From: Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, November 2, 2010, 1:36 AM Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya (porosity, permeability). ROP yang merupakan fungsi dari beberapa parameter drilling bisa mencerminkan geomechanic formasinya dll. Dalam kalkulasi ini mereka bilang bahwa C1, Total gas, ROP dan WOB yang menjadi komponen utama dalam algorithm mereka. Karena metode kalkulasi ini adalah metode baru yang tengah dicoba di Arab Saudi, sehingga belum banyak (bahkan belum ada) publikasinya. Oleh sebab itu saya ingin tahu apakah teknik ini ada yang tengah mencobanya di Indonesia, sehingga saya bisa menjadikannya sebagai komparasi. Menarik memang . wassalam Abdoerrias . 2010/11/1 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Sekedar share aja. Saya belum mendengar teori ini, tapi secara kualitatif bisa digunakan dengan beberapa pra-kondisi tentunya. Rate of penetration (ROP) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor - Jenis bit (insert vs PDC) dimana memberikan
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Rekan-rekan IAGI, Terima kasih banyak atas response-nya yang sangat produktif, saling menguatkan dan chalenging. Dengan response yang ada ini saya semakin yakin bahwa kontribusi data mudlog yang seringkali terlupakan dibandingkan dengan wireline logs akan naik lagi, kita tidak tidak hanya tahu prediksi lithology, gas, dan drilling parameter saja, tapi bisa dipakai untuk menghitung balik karakter kontainernya. Ibarat kata pepatah ada asap mesti ada apinya. Sharing Mas Amir Al-Amin dibawah ini sangat menarik untuk dicoba. Minta ijin nih untuk saya coba sebagai tambahan panel baru dalam software geomodeling yang saya pakai untuk analisa, prediksi, dan kalkulasi awal setelah drilling. Mari kita coba . ! Wassalam, Abdoerrias M. Noer 2010/11/2 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com saya pernah dapet rumus 'baru' berikut...cuma belum nemu source nya. (technical paper nya).. kalau pakai gas data, yang penting besaranya cukup tinggi (TG10%) sehingga C1-C5nya semuanya bisa terbaca meyakinkan . 1. GPI (Gas Potential Indicator) ( (C1 main)^2.8) * (( (C2 main+C3 main+iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*2)) / ( ( (iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1) ) ) / ( (ROP m/hr*3.28) *Bit Size) ) * 0.0002) 2. OPI (Oil Potential Indicator) (((iC4 main+nC4 main)+1)^4)+((iC5 main+nC5 main)+1)^5)/((C1 main+C2 main+C3 main)*100))/((ROP m/hr*3.28)*Bit Size)))*200 3. Sw (Water saturation) ((ROP m/hr*3.28)*10)*Bit Size)*100)/(((C1 main+C2 main+C3 main)*500)+(((iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)^2)))*35) 4. HCI (Hydrocarbon indicator) (C3 main+iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*10)+((C1 main+C2 main)*2))/((ROP m/hr*3.28)*Bit Size))*0.5 5. GOR (Gas Oil ratio) (((C1 main+C2 main+C3 main))/(((iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*10))*0.5 2010/11/2 Sad Agus sada...@gmail.com Sekedar berbagi pengalaman, Hasil analisa dari penggabungan GWD (Gas While Drilling), LWD (Logging While Drilling), Interpretasi lithology (+Oil Show). yang dituangkan dalam composite log akan dapat menunjukkan masing2 zona itu, walaupun masih kasar tapi paling tidak sudah mendekati dengan kebenaran. Biasanya, yang menjadi kendala adalah pembacaan gas detector dari mud logging mempunyai ke akuratan berbeda-beda dari mud logging company dengan yang lain; karena pembacaan gas detector di permukaan banyak bergantung dari banyak faktor ROP, hole diameter, design flow line, posisi gas trap, Mud Weight (seperti yang diuraikan oleh Mas Shofi sebelumnya). Teknologi GWD, dalam 10 tahun terakhir sudah banyak diperkenalkan dan digunakan di banyak oil company (terutama yg sudah mapan dan besar) ENI, TOTAL, BP dll sebagai data pendukung wellsite yang utama. Teknik ini, terbukti banyak memberikan quick look analysis yang cukup signifikan. salam, sadagus.com On Nov 2, 2010, at 4:47 PM, Yudiyoko Ega Sugiharto wrote: Sepakat dengan mas Arya,Identifikasi HC bisa sedikit lebih mudah dilakukan dengan analisis kromatograf gas dengan menghitung Wetness ratio (Wh), Balance Ratio (Bh), Character Ratio (Ch). Salam, YES --- On Tue, 11/2/10, Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com wrote: From: Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, November 2, 2010, 1:36 AM Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Pak Nataniel, Rumus yang saya gunakan, saya ambil dari paper berikut ini : http://www.eti-geochemistry.com/elsevier/images/figure20.pdf dengan menggunakan Pixler ratio diagram, dilakukan perhitungan C1/C2, C1/C3, C1/C4 dan C1/C5. Plotting terhadap perbandingan gas C1-C5 tersebut akan memperlihatkan suatu trend apakah kita berada di zona gas atau zona minyak. Semoga membantu. Salam, Arya Nugraha --- On Tue, 11/2/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com wrote: From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, November 2, 2010, 4:42 PM Boleh dong di share cara menentukan GOC/WOC dengan data gas (japri boleh, via milis juga ok)? Lalu apa itu bisa dipakai di field manapun tanpa pengecualian? Terimakasih Pak Arya Nugraha. Salam, Natan 2010/11/2 Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya (porosity, permeability). ROP yang merupakan fungsi dari beberapa parameter drilling bisa mencerminkan geomechanic formasinya dll. Dalam kalkulasi ini mereka bilang bahwa C1, Total gas, ROP dan WOB yang menjadi komponen utama dalam algorithm mereka. Karena metode kalkulasi ini adalah metode baru yang tengah dicoba di Arab Saudi, sehingga belum banyak (bahkan belum ada) publikasinya. Oleh sebab itu saya ingin tahu apakah teknik ini ada yang tengah mencobanya di Indonesia, sehingga saya bisa menjadikannya sebagai komparasi. Menarik memang . wassalam Abdoerrias . 2010/11/1 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Sekedar share aja. Saya belum mendengar teori ini, tapi secara kualitatif bisa digunakan dengan beberapa pra-kondisi tentunya. Rate of penetration (ROP) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor - Jenis bit (insert vs PDC) dimana memberikan pengaruh yang sangat besar terhadp pattern dan magnitude dari ROP. Insert bit adalah indikator yang sangat baik bagi batuan batuan yang permeable, terutama klastik. Saya sering menggunakan data ROP ini sebagai Gamma Ray dan hasilnya memuaskan bisa untuk membedakan antara shale dan sandstone dengan sangat baik. Sementara PDC itu bekerja dengan prinsip sebaliknya dan bahkan dalam banyak kasus sama sekali tidak berpola sehingga tidak bisa dijadikan rujukan sama sekali. - Differential pressure between tekanan formasi dan tekanan hidrostatik lumpur (deviasi antara tekanan hidrostatis dan tekanan formasi). Semakin kecil perbedaan akan semakin menaikkan ROP. Underbalance drilling adalah updaya untuk membuat berat lumpur (tekanan hidrostatic lebih kecil dari tekanan formasi) akan menghasilkan ROP yang maksimum. - Jenis formasi (sandstone vs karbonat) akan memberikan respon yang berbeda, termasuk didalamnya tingkat kekerasan. Sementara itu total gas adalah fungsi langsung dari jumlah total volume gas yang bisa dibakar oleh alat (bisa berupa elemen atau Flame Ionization Devices - FID, cmimw) dimana volume ini berbanding lurus dengan jumlah liberated gas yang dibor. Kualitas total gas sangat dipengaruhi oleh: - komposisi gas itu sendiri. Semakin ringan gas, semakin mudah terbakar, semakin tinggi bacaan total gas nya. Kandungan gas yang tidak terbakar seperti CO2 akan mempengaruhi kualitas gas yang direkam
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Trimakasih Pak Arya Nugraha. Kalau pixler ini yang dimaksud, kebetulan saya juga sudah familiar dan sering pakai. Tapi dari kebanyakan saya mencoba, menurut 'feeling' saya saja (bukan statistik), kira2 ketepatannya dibandingkan dengan Wireline Logging (FA), akurasinya hanya sekitar maksimum 40%. Ini hanya pengalaman dan pemikiran saja saya loh. Sekali lagi terimakasih untuk share nya. Salam, Natan 2010/11/3 Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Pak Nataniel, Rumus yang saya gunakan, saya ambil dari paper berikut ini : http://www.eti-geochemistry.com/elsevier/images/figure20.pdf dengan menggunakan Pixler ratio diagram, dilakukan perhitungan C1/C2, C1/C3, C1/C4 dan C1/C5. Plotting terhadap perbandingan gas C1-C5 tersebut akan memperlihatkan suatu trend apakah kita berada di zona gas atau zona minyak. Semoga membantu. Salam, Arya Nugraha --- On Tue, 11/2/10, Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com wrote: From: Nataniel Mangiwa nataniel.mang...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, November 2, 2010, 4:42 PM Boleh dong di share cara menentukan GOC/WOC dengan data gas (japri boleh, via milis juga ok)? Lalu apa itu bisa dipakai di field manapun tanpa pengecualian? Terimakasih Pak Arya Nugraha. Salam, Natan 2010/11/2 Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua OG companies mesti punya mud log data kan? Dugaan Kang Shofi bener sekali bahwa prinsip dasar yang dipakai adalah bahwa data sumuran sesungguhnya mencerminkan sifat dari formasi yang bersangkutan. Oleh sebab itu, secara umum bisa dikatakan bahwa metode ini seperti kita melakukan back calculation, misalnya dari gas reading yang mencerminkan saturasi gas dalam formasi, kita coba menghitung berapa besar container-nya (porosity, permeability). ROP yang merupakan fungsi dari beberapa parameter drilling bisa mencerminkan geomechanic formasinya dll. Dalam kalkulasi ini mereka bilang bahwa C1, Total gas, ROP dan WOB yang menjadi komponen utama dalam algorithm mereka. Karena metode kalkulasi ini adalah metode baru yang tengah dicoba di Arab Saudi, sehingga belum banyak (bahkan belum ada) publikasinya. Oleh sebab itu saya ingin tahu apakah teknik ini ada yang tengah mencobanya di Indonesia, sehingga saya bisa menjadikannya sebagai komparasi. Menarik memang . wassalam Abdoerrias . 2010/11/1 Shofiyuddin shofiyud...@gmail.com Sekedar share aja. Saya belum mendengar teori ini, tapi secara kualitatif bisa digunakan dengan beberapa pra-kondisi tentunya. Rate of penetration (ROP) sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor - Jenis bit (insert vs PDC) dimana memberikan pengaruh yang sangat besar terhadp pattern dan magnitude dari ROP. Insert bit adalah indikator yang sangat baik bagi batuan batuan yang permeable, terutama klastik. Saya sering menggunakan data ROP ini sebagai Gamma Ray dan hasilnya memuaskan bisa untuk membedakan antara shale dan sandstone dengan sangat baik. Sementara PDC itu bekerja dengan prinsip sebaliknya dan bahkan dalam banyak kasus sama sekali tidak berpola sehingga tidak bisa dijadikan rujukan sama sekali. - Differential pressure between tekanan formasi dan tekanan hidrostatik lumpur (deviasi antara tekanan hidrostatis dan tekanan formasi). Semakin kecil perbedaan akan semakin menaikkan ROP. Underbalance drilling adalah updaya untuk membuat berat lumpur (tekanan hidrostatic lebih kecil dari tekanan formasi) akan menghasilkan ROP yang maksimum. - Jenis formasi (sandstone vs karbonat) akan memberikan respon yang
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Pada dasarnya gas ratio bukan utk menggantikan wireline. Tetapi sebagai bagian dari interpretasi reservoir tersebut. kalau soal ijin, saya bukan pemilik rumus tersebut. saya malah sdg cari publikasi di jurnal ilmiah dari rmus2 tersebut tapi belum nemu. thanks 2010/11/2 raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Rekan-rekan IAGI, Terima kasih banyak atas response-nya yang sangat produktif, saling menguatkan dan chalenging. Dengan response yang ada ini saya semakin yakin bahwa kontribusi data mudlog yang seringkali terlupakan dibandingkan dengan wireline logs akan naik lagi, kita tidak tidak hanya tahu prediksi lithology, gas, dan drilling parameter saja, tapi bisa dipakai untuk menghitung balik karakter kontainernya. Ibarat kata pepatah ada asap mesti ada apinya. Sharing Mas Amir Al-Amin dibawah ini sangat menarik untuk dicoba. Minta ijin nih untuk saya coba sebagai tambahan panel baru dalam software geomodeling yang saya pakai untuk analisa, prediksi, dan kalkulasi awal setelah drilling. Mari kita coba . ! Wassalam, Abdoerrias M. Noer 2010/11/2 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com saya pernah dapet rumus 'baru' berikut...cuma belum nemu source nya. (technical paper nya).. kalau pakai gas data, yang penting besaranya cukup tinggi (TG10%) sehingga C1-C5nya semuanya bisa terbaca meyakinkan . 1. GPI (Gas Potential Indicator) ( (C1 main)^2.8) * (( (C2 main+C3 main+iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*2)) / ( ( (iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1) ) ) / ( (ROP m/hr*3.28) *Bit Size) ) * 0.0002) 2. OPI (Oil Potential Indicator) (((iC4 main+nC4 main)+1)^4)+((iC5 main+nC5 main)+1)^5)/((C1 main+C2 main+C3 main)*100))/((ROP m/hr*3.28)*Bit Size)))*200 3. Sw (Water saturation) ((ROP m/hr*3.28)*10)*Bit Size)*100)/(((C1 main+C2 main+C3 main)*500)+(((iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)^2)))*35) 4. HCI (Hydrocarbon indicator) (C3 main+iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*10)+((C1 main+C2 main)*2))/((ROP m/hr*3.28)*Bit Size))*0.5 5. GOR (Gas Oil ratio) (((C1 main+C2 main+C3 main))/(((iC4 main+nC4 main+iC5 main+nC5 main)+1)*10))*0.5 2010/11/2 Sad Agus sada...@gmail.com Sekedar berbagi pengalaman, Hasil analisa dari penggabungan GWD (Gas While Drilling), LWD (Logging While Drilling), Interpretasi lithology (+Oil Show). yang dituangkan dalam composite log akan dapat menunjukkan masing2 zona itu, walaupun masih kasar tapi paling tidak sudah mendekati dengan kebenaran. Biasanya, yang menjadi kendala adalah pembacaan gas detector dari mud logging mempunyai ke akuratan berbeda-beda dari mud logging company dengan yang lain; karena pembacaan gas detector di permukaan banyak bergantung dari banyak faktor ROP, hole diameter, design flow line, posisi gas trap, Mud Weight (seperti yang diuraikan oleh Mas Shofi sebelumnya). Teknologi GWD, dalam 10 tahun terakhir sudah banyak diperkenalkan dan digunakan di banyak oil company (terutama yg sudah mapan dan besar) ENI, TOTAL, BP dll sebagai data pendukung wellsite yang utama. Teknik ini, terbukti banyak memberikan quick look analysis yang cukup signifikan. salam, sadagus.com On Nov 2, 2010, at 4:47 PM, Yudiyoko Ega Sugiharto wrote: Sepakat dengan mas Arya,Identifikasi HC bisa sedikit lebih mudah dilakukan dengan analisis kromatograf gas dengan menghitung Wetness ratio (Wh), Balance Ratio (Bh), Character Ratio (Ch). Salam, YES --- On Tue, 11/2/10, Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com wrote: From: Arya Nugraha think.cr...@yahoo.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Tuesday, November 2, 2010, 1:36 AM Pak Abdoerrias, Yang pernah saya lakukan selama ini adalah penentuan GOC dan OWC dengan menggunakan data gas C1-C5, alhamdulillah, seringkali hasilnya cocok setelah kita cross check dengan hasil perhitungan petrofisik. Salam, Arya Nugraha --- On Mon, 11/1/10, raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com wrote: From: raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Subject: Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data To: iagi-net@iagi.or.id Date: Monday, November 1, 2010, 5:37 PM Saya sendiri baru mendengarnya dalam sebuah seminar di tanah Arab tanggal 30 Oktober 2010 kemarin. Jadi belum banyak tahu bagaimana dan apanya mengenai metode ini. Saya melihat potensinya yang besar bahwa jika kita bisa menggunakan metode kalkulasi ini, tentunya akan sangat berguna ketika kita drilling well kemudian kita tidak bisa running any wireline logs karena suatu hal, atau dalam usaha untuk meminimalkan lifting cost. Semua
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
Yang terhormat IAGI member, Saya membaca artikel mengenai GWD ini -Improved Integrated Reservoir interpretation using the Gas While Drilling (GWD) data dari D. Kandel, R. Quagliaroli,G. Segalini, B. Barraud, bahwa analisa GWD juga dapat digunakan bukan hanya untuk menentukan zona-zona interest, tapi juga batas-batas lapisan reservoir, permeability barrier. Contoh-contoh yang diberikan juga menarik. Beliau juga menyajikan dalam berbagai crossplot. Sekali lagi ini tidak mudah, membutuhkan ketekunan dan konsisten baik dari wellsite geologist dan operation geologist sehingga data yang dianalisa cukup reliable. salam, sadagus.com On Nov 3, 2010, at 10:25 AM, Amir Al Amin wrote: Pada dasarnya gas ratio bukan utk menggantikan wireline. Tetapi sebagai bagian dari interpretasi reservoir tersebut. kalau soal ijin, saya bukan pemilik rumus tersebut. saya malah sdg cari publikasi di jurnal ilmiah dari rmus2 tersebut tapi belum nemu. thanks 2010/11/2 raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Rekan-rekan IAGI, Terima kasih banyak atas response-nya yang sangat produktif, saling menguatkan dan chalenging. Dengan response yang ada ini saya semakin yakin bahwa kontribusi data mudlog yang seringkali terlupakan dibandingkan dengan wireline logs akan naik lagi, kita tidak tidak hanya tahu prediksi lithology, gas, dan drilling parameter saja, tapi bisa dipakai untuk menghitung balik karakter kontainernya. Ibarat kata pepatah ada asap mesti ada apinya. Sharing Mas Amir Al-Amin dibawah ini sangat menarik untuk dicoba. Minta ijin nih untuk saya coba sebagai tambahan panel baru dalam software geomodeling yang saya pakai untuk analisa, prediksi, dan kalkulasi awal setelah drilling. Mari kita coba . ! Wassalam, Abdoerrias M. Noer PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Menghitung Total Porosity dan SW dari mud gas data dan drilling data
PakAgus Artikel yang Anda maksudkan dapat dicari dimana ? si Abah Yang terhormat IAGI member, Saya membaca artikel mengenai GWD ini -Improved Integrated Reservoir interpretation using the Gas While Drilling (GWD) data dari D. Kandel, R. Quagliaroli,G. Segalini, B. Barraud, bahwa analisa GWD juga dapat digunakan bukan hanya untuk menentukan zona-zona interest, tapi juga batas-batas lapisan reservoir, permeability barrier. Contoh-contoh yang diberikan juga menarik. Beliau juga menyajikan dalam berbagai crossplot. Sekali lagi ini tidak mudah, membutuhkan ketekunan dan konsisten baik dari wellsite geologist dan operation geologist sehingga data yang dianalisa cukup reliable. salam, sadagus.com On Nov 3, 2010, at 10:25 AM, Amir Al Amin wrote: Pada dasarnya gas ratio bukan utk menggantikan wireline. Tetapi sebagai bagian dari interpretasi reservoir tersebut. kalau soal ijin, saya bukan pemilik rumus tersebut. saya malah sdg cari publikasi di jurnal ilmiah dari rmus2 tersebut tapi belum nemu. thanks 2010/11/2 raden abdoerrias abdoerr...@gmail.com Rekan-rekan IAGI, Terima kasih banyak atas response-nya yang sangat produktif, saling menguatkan dan chalenging. Dengan response yang ada ini saya semakin yakin bahwa kontribusi data mudlog yang seringkali terlupakan dibandingkan dengan wireline logs akan naik lagi, kita tidak tidak hanya tahu prediksi lithology, gas, dan drilling parameter saja, tapi bisa dipakai untuk menghitung balik karakter kontainernya. Ibarat kata pepatah ada asap mesti ada apinya. Sharing Mas Amir Al-Amin dibawah ini sangat menarik untuk dicoba. Minta ijin nih untuk saya coba sebagai tambahan panel baru dalam software geomodeling yang saya pakai untuk analisa, prediksi, dan kalkulasi awal setelah drilling. Mari kita coba . ! Wassalam, Abdoerrias M. Noer PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.