Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang
Maaf, e-mail2 yang saya kirimkan baru2 ini mengalami delay yang cukup lama, karena masalah dengan Outlook Express kami atau dengan Speedy server yang saya gunakan Wassalam RPK. - Original Message - From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 29, 2010 2:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang Saya kira theory Oppenheimer cukup berdasar sains, terutama jika dibanding dengan buku Atlantis dari Santos. Namun demikian ada sesuatu yang logis dari Santos ini: Pada zaman Pleistocene (Ice Ages) memang paparan Sunda itu daratan, dan secara iklim paling memungkinkan adanya penduduk, pemukiman bahkan peradaban. Namun paling banter theory Santos itu adalah suatu hypothesis yang harus dibuktikan dengan diketemukannya bangunan2 buatan manusia di bawah laut di paparan Sunda. Yang lainnya kurang masuk akal RPK - Original Message - From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 29, 2010 12:43 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang Pak Koesoema Apakah dengan demikian dapat disimpulkan bahwa theori Oppheinmeir itu sama sekali TIDAK berdasarkan data maupun pemikiran ilmiah ??? Saya kebetuan punya bukunya (diprovokasi oleh Awang) akan tetapi belum sempat baca , masih rada ngedul Pak si Abah Rabu yang lalu saya mengikuti ceramahnya Oppenheimer di Bogor. Dia menjelaskan secara panjang lebar dan sangat rumit, (tidak sistematis, sehingga sulit untuk diikuti) mengenai migrasi bangsa2 Austranesia yang menyangkut Indonesia. Anehnya pada pembahasan itu dan dari peta2 migrasi yang diperlihatkannya saya mendapatkan kesan bahwa dia sama sekali tidak membahas asal manusia dari Sundaland. Tidak ada satu peta pun yang memperlihatkan jalur migrasi manusia dari Sundaland, malah kesan saya adalah bahwa migrasi ke kepulauan Indonesia dan seterusnya ke Austranesia itu dari berasal Taiwan. Dia tentu bicara dalam bahasa Inggris. Anehnya sang moderator menjelaskan dalam bahasa Indonesia sebagai kesimpulan seolah-olah Openheimer itu berpendapat bahwa asa; manusia itu adalah dari Sundaland. Mungkin saja Oppenheimer itu sudah berubah pendapat, sedangkan sang moderator masih mengutp pendapatnya yang lama. Kalau pembicara yang mengupas buku Prof Santos, aduh, itu lebih parah lagi. Cara membahasnya lebih seperti dakwah atau ceramah motivasi, dasar pembicaraannya lebih ke mengutip naskah2 lama termasuk kitab2 suci, dan menafsirkannya secara lain. Unifromitarianism dan teori Evolusi Darwin dengan tegas ditolaknya. Data geologi yang disajikan sangat summier dan merupakan pengetahuan umum, yang dicoba dihubungkan dengan ungkapan2 pada naskah tua termasuk injil. Bukunya yang diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia juga sangat tidak sistematis atau acak-acakan dan berulang-ulang sehingga sangat tebal. Dikatakan Santos ini seorang nuclear physicist dan seorang geologist?, tetapi tidak ada kelihatannya jejaknya dalam buku ini. Saya dapat kesan bahwa lecture tour yang dilakukan mereka itu lebih merupakan tour promosi penjualan buku. Saya anggap buku ini harus dibaca sebagai suatu entertainment, bukan suatu scientific work. Bagi saya mendengarkan ceramah ini adalah sebagai entertainment saja, dan saya beli bukunya juga sebagai entertainmen saja. Namun menurut saya bukunya dari Erich von Danniken Chariot of the Gods ditulis lebih baik sebagai suatu entertainment. RPK PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt Bdg), 5 departemen, banyak biro... Ayo siapkan diri! Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 22-25 November 2010 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundaland
Baik Oppenheimer maupun Santos memang memakai fakta penenggelaman Sundaland sebagai mekanisme untuk mendukung hipotesisnya. Itu fakta geologi. Hanya, baik Oppenheimer maupun Santos menggunakan data yang tidak jelas tentang ketinggian penenggelaman Sundaland itu, jauh lebih tinggi daripada yang diselidiki geologi berdasarkan analisis isotop oksigen-18. Oppenheimer dan Santos mengatakan Sundaland dibanjiri sampai ratusan meter, pada kenyataannya, menurut penelitian geologi, ketinggian penenggelaman Sundaland tidak sedramatis itu, dan yang jelas tidak pernah terjadi dalam semalam, tetapi selama ribuan tahun. Maka, tak adalah pengungsian mendadadak penduduk Sundaland itu... Menurut hemat saya, buku Oppenheimer lebih menarik dibaca daripada buku Santos, lebih ilmiah, meskipun banyak yang saya tak setuju isinya. Sebagai catatan, buku terjemahan karya Santos dan Oppenheimer ini mendapatkan sambutan luas dari masyarakat Indonesia (meskipun buku terjemahannya dijual mahal karena tebal (sangat tebal) karena mennyebut bahwa Indonesia adalah pusat peradaban dunia. Sayang, saya tak menemukan hipotesisnya didukung dengan kuat oleh geologi, arkeologi, folklore dan genetika sendiri. Tesis genetika Oppenheimer tentang Sundaland ditentang oleh banyak para ahli genetika lainnya. Folklore yang dipakai Santos dan Oppenheimer juga mendapat tentangan besar dari para ahli folklore sendiri. Dan mekanisme2 geologi yang dipakai Santos untuk menjelaskan penenggelaman Sundaland sama-sekali tak ada buktinya. Berikut kutipan penenggelaman Sundaland berdasarkan penelitian geologi terbaru. Hanebuth, T.J.J., K. Stattegger, and P.M. Grootes, 2000, Rapid Flooding of the SundaShelf: A Late‐Glacial Sea‐Level Record. Science. v. 288, no. 5468, pp. 1033‐1035. Hanebuth, T.J.J., and K. Stattegger, 2004, Depositional sequences on a e Pleistocene - Holocene tropical siliciclastic shelf (Sunda Shelf, southeast Asia). Journal of Asian earth Science. v. 23, pp. 113‐126. “Detailed studiesof late glacial and postglacial sea level rise for the this part of the SundaShelf demonstrates that the first ignificant submergence of Sundalandby rising sea level occurred between 14,000 and 15,000 years ago. Periods of abrupt rise in sea level submerged a significant part of Sundalandbeneath the South China Sea between 14,000 and 13000 years ago. Between 14,600 and 14,300 years ago, a period of 300 years, sea level rose 16m (62 feet). Between 13,000 and 12,000 years ago, the submergence of Sundalandby rising sea level was relatively minor. A final period of rapid flooding of Sundalandby the South China Sea occurred between 12,000 to 11,000 years ago. The submergence of Sundalandduring this period was minor in extent relative to the area submerged between 14,000 and 13,000 yers ago.” salam, Awang --- Pada Sen, 15/11/10, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Judul: Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 15 November, 2010, 9:03 AM Maaf, e-mail2 yang saya kirimkan baru2 ini mengalami delay yang cukup lama, karena masalah dengan Outlook Express kami atau dengan Speedy server yang saya gunakan Wassalam RPK. - Original Message - From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 29, 2010 2:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang Saya kira theory Oppenheimer cukup berdasar sains, terutama jika dibanding dengan buku Atlantis dari Santos. Namun demikian ada sesuatu yang logis dari Santos ini: Pada zaman Pleistocene (Ice Ages) memang paparan Sunda itu daratan, dan secara iklim paling memungkinkan adanya penduduk, pemukiman bahkan peradaban. Namun paling banter theory Santos itu adalah suatu hypothesis yang harus dibuktikan dengan diketemukannya bangunan2 buatan manusia di bawah laut di paparan Sunda. Yang lainnya kurang masuk akal RPK - Original Message - From: yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id To: iagi-net iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 29, 2010 12:43 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang Pak Koesoema Apakah dengan demikian dapat disimpulkan bahwa theori Oppheinmeir itu sama sekali TIDAK berdasarkan data maupun pemikiran ilmiah ??? Saya kebetuan punya bukunya (diprovokasi oleh Awang) akan tetapi belum sempat baca , masih rada ngedul Pak si Abah Rabu yang lalu saya mengikuti ceramahnya Oppenheimer di Bogor. Dia menjelaskan secara panjang lebar dan sangat rumit, (tidak sistematis, sehingga sulit untuk diikuti) mengenai migrasi bangsa2 Austranesia yang menyangkut Indonesia. Anehnya pada pembahasan itu dan dari peta2 migrasi yang diperlihatkannya saya mendapatkan kesan bahwa dia sama sekali tidak membahas asal manusia dari Sundaland. Tidak ada satu peta pun yang memperlihatkan jalur migrasi manusia dari Sundaland,
Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundaland
Bagaimana seandinya folklore atlantis ini kita biarkan saja berkembang sebagai daya tarik wisatawan ke Indonesia. Atau malah dipupuk :) Negeri-negeri lain menggunakan mitos sebagai bumbu daya tarik turis, termasuk CROPS yng konon dibuat oleh UFO sebagai daya tarik wisatawan yang mendatangkan devisa suangat banyak. Juga mitos-mitos Amazon memiliki daya pikat tersendiri di bulan purnama karena itu adalah masa khusus bagi suku amazon yg konon isinya perempuan saja, atau juga mitos-mitos lainnya. DI Indonesia sendiri banyak sekali tempat wisata yg daya tariknya mitos sangat kuat, misal tangkuban perahu, batu malinkundang dsb. Jadi mitos atlantis semestinya kita dukung sebagai daya tarik wisatawan saja. Jangan dipukul dengan ilmiah beneran, ntar ngg amenarik lagi :D Kalau ada saintist yng mau ngikut nyelidiki ya dipersilahkan saja, asalkan membawa sepasukan turis-turis :) RDP 2010/11/15 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Baik Oppenheimer maupun Santos memang memakai fakta penenggelaman Sundaland sebagai mekanisme untuk mendukung hipotesisnya. Itu fakta geologi. Hanya, baik Oppenheimer maupun Santos menggunakan data yang tidak jelas tentang ketinggian penenggelaman Sundaland itu, jauh lebih tinggi daripada yang diselidiki geologi berdasarkan analisis isotop oksigen-18. Oppenheimer dan Santos mengatakan Sundaland dibanjiri sampai ratusan meter, pada kenyataannya, menurut penelitian geologi, ketinggian penenggelaman Sundaland tidak sedramatis itu, dan yang jelas tidak pernah terjadi dalam semalam, tetapi selama ribuan tahun. Maka, tak adalah pengungsian mendadadak penduduk Sundaland itu... Menurut hemat saya, buku Oppenheimer lebih menarik dibaca daripada buku Santos, lebih ilmiah, meskipun banyak yang saya tak setuju isinya. Sebagai catatan, buku terjemahan karya Santos dan Oppenheimer ini mendapatkan sambutan luas dari masyarakat Indonesia (meskipun buku terjemahannya dijual mahal karena tebal (sangat tebal) karena mennyebut bahwa Indonesia adalah pusat peradaban dunia. Sayang, saya tak menemukan hipotesisnya didukung dengan kuat oleh geologi, arkeologi, folklore dan genetika sendiri. Tesis genetika Oppenheimer tentang Sundaland ditentang oleh banyak para ahli genetika lainnya. Folklore yang dipakai Santos dan Oppenheimer juga mendapat tentangan besar dari para ahli folklore sendiri. Dan mekanisme2 geologi yang dipakai Santos untuk menjelaskan penenggelaman Sundaland sama-sekali tak ada buktinya. Berikut kutipan penenggelaman Sundaland berdasarkan penelitian geologi terbaru. Hanebuth, T.J.J., K. Stattegger, and P.M. Grootes, 2000, Rapid Flooding of the SundaShelf: A Late‐Glacial Sea‐Level Record. Science. v. 288, no. 5468, pp. 1033‐1035. Hanebuth, T.J.J., and K. Stattegger, 2004, Depositional sequences on a e Pleistocene - Holocene tropical siliciclastic shelf (Sunda Shelf, southeast Asia). Journal of Asian earth Science. v. 23, pp. 113‐126. “Detailed studiesof late glacial and postglacial sea level rise for the this part of the SundaShelf demonstrates that the first ignificant submergence of Sundalandby rising sea level occurred between 14,000 and 15,000 years ago. Periods of abrupt rise in sea level submerged a significant part of Sundalandbeneath the South China Sea between 14,000 and 13000 years ago. Between 14,600 and 14,300 years ago, a period of 300 years, sea level rose 16m (62 feet). Between 13,000 and 12,000 years ago, the submergence of Sundalandby rising sea level was relatively minor. A final period of rapid flooding of Sundalandby the South China Sea occurred between 12,000 to 11,000 years ago. The submergence of Sundalandduring this period was minor in extent relative to the area submerged between 14,000 and 13,000 yers ago.” salam, Awang --- Pada Sen, 15/11/10, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis: Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id Judul: Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang Kepada: iagi-net@iagi.or.id Tanggal: Senin, 15 November, 2010, 9:03 AM Maaf, e-mail2 yang saya kirimkan baru2 ini mengalami delay yang cukup lama, karena masalah dengan Outlook Express kami atau dengan Speedy server yang saya gunakan Wassalam RPK. - Original Message - From: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, October 29, 2010 2:45 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Atlantis and Sundalang Saya kira theory Oppenheimer cukup berdasar sains, terutama jika dibanding dengan buku Atlantis dari Santos. Namun demikian ada sesuatu yang logis dari Santos ini: Pada zaman Pleistocene (Ice Ages) memang paparan Sunda itu daratan, dan secara iklim paling memungkinkan adanya penduduk, pemukiman bahkan peradaban. Namun paling banter theory Santos itu adalah suatu hypothesis yang harus dibuktikan dengan diketemukannya bangunan2 buatan manusia di bawah laut di paparan Sunda. Yang lainnya kurang masuk akal RPK - Original Message - From: