[iagi-net-l] Poster kursus & fieldtrip Basement Reservoir di Yogya
Rekan2 IAGI, Berikut disampaikan poster tentang kursus & fieldtrip Basement Reservoir.
[iagi-net-l] 3-DAYS SHORT COURSE & FIELDTRIP BASEMENT RESERVOIR: Basic concept and principles, Petrology Assessmen
Bagi rekan2 yg tertarik untuk mendalami Basement Reservoir, akan diadakan kursus berikut ini: 3-DAYS SHORT COURSE & FIELDTRIP BASEMENT RESERVOIR: Basic concept and principles, Petrology Assessment Instructor : Dr. Ir. Yustinus Suyatno Yuwono Day & Date : Thursday-Saturday, 24, 25& 26May 2012 Venue : Hotel Melia Purosani, Yogyakarta Course Fee : Rp. 4.000.000,- (including: Coffe breaks, lunch, & seminar kits) Regristation dateline : 14 May 2012 Contact Person & Reg.: C.Prasetyadi (cprasety...@yahoo.com; Hp 081-5686-7499) & Sutarto (sutarto_geo...@yahoo.co.id; Hp 081-2270-8961). Payment for reg. : Transfer to MANDIRI 137-00-0469-196-6 a/n Ir.Sutarto, MT; BCA 456-4918-794, a/n Sutarto Ir. Introduction & purpose of the course Oil and gas fields in crystalline basement are discovered mostly by accident, usually when the well operator notices hydrocarbon shows and test the well. Other case in discovering the HC in basement is when the drilling operator reveals the drilling rate is still high even though the depth has already reached the basement due to the present of the “soft zone” within the crystalline basement and finally discovers HC accordingly.Commercial oil deposits in basement rocks are not “geological accidents” but are oil accumulations which obey all the rules of oil sourcing, migration, and entrapment; therefore in areas of not too deep basement, oil deposits within basement rocks should be explored with the same professional skill and zeal as accumulations in the overlying sediments (Landes et al, 1960).The purpose of this course is to encourage further work in the HC exploration in the basement in all(?) oil fields. You will never know that other HC maybe “sleeps in your backyard” if you don’t explore it properly. Program Outline Day-1(Thursday, 24 May 2012): Morning and afternoon sessions Topic : Petrology and petrogenesis Lithology of the common basement rocks The lithologies of the basement rocks can be devised into 4 groups in practical use for the HC industry i.e.: granitoids, volcanics, non-carbonate metamorphic, and carbonate metamorphic (marble). Petrological aspects of these rock assemblages will be discussed based on their petrography, chemistry, genetics, and the related tectonic environments. Each rock assemblage will be discussed in the simplified version to understand their significant role to the HC reservoir characteristics. Special sub-topic such as “granite wash”, texture and porosity of the volcanic unit, will be discussed in more details. Day2(Friday, 25 May 2012): Morning session and afternoon sessions Topic : Alteration and its impact to the rock porosity The role of the ancient hydrothermal alteration Basic principle and identification of the trace of the hydrothermal process within “old” basement rocks will be discussed in detail. This process is believed to be major cause in high porosity anomalous zone encountered within the commonly tight basement rocks, beside rock fracturation process by tectonic event(s). It is a new concept introducing “a new play” as a tool to explore in more systematicallythe basement HC reservoir potential based on the empirical data. It differsfrom the HC reservoir within the sedimentary formations that has been well-established by all of the Oil Companies. HC reservoir in the basement zone need a different “play” to guide the exploration: petrology assessment. Schedule Day 1(Thursday, 24 May 2012) 1. 08.00 – 09.00: Registration 2. 09.00 – 09.30: Opening ceremony 3. 09.30 – 10.00: Coffe Break 4. 10.00 – 12.00: Session 1: Petrology of igneous rocks 5. 12.00 – 13.00: LunchBreak (Ishoma) 6. 13.00 – 14.30: Session 2: Petrology of metamorphic rocks 7. 14.30 – 15.00: Coffe break 8. 15.00 – 16.00: Session 3: Tectonic setting of igneous and metamorphic rocks Day2(Friday, 25 May 2012) 1. 08.00 – 09.30: Session 4: Hydrothermal alteration: basic principles 2. 09.30 – 10.00: Coffee Break 3. 10.00 – 11.30: Session 5: Other alterations 4. 11.30 – 13.00: Lunch Break (& Friday Prayer) 5. 13.00 – 14.30: Session 6: Effect of alteration(s) to the host rocks 6. 14.30 – 15.00: Coffe Break 7. 15.00 – 16.30: Session 7: Discussion and case studies 8. 16.30 – 17.00: Closing ceremony Day3 (Saturday, 26 May 2012): Fieldtrip to Bayat 1. 07.00-07.30: Gathering in the lobby 2. 07.30-08.30: Trip to Bayat 3. 08.30-12.00: Basement outcrop observation 4. 12.00 – 13.00: Ishoma (Lunch) 5. 13.00 – 14.00: Back to Yogya
[iagi-net-l] Fwd: Mengapa Harus Gelisah, Malaysia
ternyata ada yg menarik dibalik ekspedisi kalimantan ini -- Forwarded message -- From: Benny Mangini Date: 2012/5/4 Subject: [milis kuyasipil euy] Mengapa Harus Gelisah, Malaysia To: FSRJ , Kuya Sipil Ekspedisi Khatulistiwa sedang digelar di bumi Kalimantan terhitung sejak 5 April 2012 sampai dengan 17 Juli 2012. Hajatan strategis ini diikuti 1.170 orang, mayoritas pasukan TNI segala matra, untuk mengenali dan mengintimi situasi geografi dan lekuk bumi Kalimantan. Utamanya di kawasan perbatasan yang menantang sekalian mensimulasi naluri tempur pasukan TNI melalui medan ralasuntai (rawa, laut, sungai dan pantai) di Kalimantan. Ini juga bagian dari “rekonstruksi operasi Anacondas-2” sebagaimana yang pernah difilmkan, meneliti flora dan fauna di pedalaman Kalimantan sembari mencari Anacondas dan anggrek merah kalau memang ada. Sekalian juga menginspeksi patok perbatasan yang sering diusili tetangga sebelah. Kepala Staf Angkatan Darat pernah bilang : Lu cabut patok gue sikat. Nah ini juga bagian dari pembuktian apakah ada patok perbatasan negara kita yang dicabut atau digeser oleh tetangga sebelah. Operasi teritorial yang melibatkan pasukan khusus TNI AD (Kopassus), Marinir, Kostrad dan Paskhas serta sejumlah ilmuwan, menwa dan relawan ternyata disikapi dengan kewaspadaan penuh oleh negara jiran Malaysia. Jauh-jauh hari pasukan Malaysia mendatangkan belasan MBT Pendekar ke Sabah dan arsenal lain di kawasan itu termasuk mengerahkan jet tempur F18 Hornet ke utara Kalimantan. Kamuflasenya adalah latihan militer ATM, katanya. Tapi kafilah tetap berlalu dengan langkah tegap walau anjing tetangga menggonggong terus. Mereka bahkan sampai mengawasi ketat pergerakan pasukan TNI yang mulai bergerak dari Sebatik menuju kawasan kabupaten Nunukan yang ada di daratan Kalimantan yaitu Simanggaris, Alang dan Lumbis. Mereka menganggap ekspedisi ini sebagai show of force sehingga harus dikawal dengan unjuk kekuatan juga. Karena merasa gerah dan gelisah mereka juga mengerahkan jet tempur Hornet ke Kinabalu dan pergerakan jet tempur ini dipantau ketat oleh radar TNI AU yang ada di Tarakan sehingga tanggal 16 April sampai dengan 20 April 2012 yang lalu TNI AU mengirimkan 1 flight jet tempur Sukhoi ke Balikpapan untuk melakukan operasi kawal udara di perbatasan. Kehadiran Sukhoi di kawasan perbatasan ini membawa manfaat bagi perjalanan ekspedisi karena setelah itu tidak ada lagi gangguan udara dari pihak sebelah. Lagian ngapain juga mengganggu, wong ini rumah-rumahku sendiri, halamanku sendiri, pohon-pohonku sendiri, tanah-tanahku sendiri. Upaya gangguan ini mencerminkan ketidakdewasaan tetangga sebelah terhadap hajatan kenduri kita menjelajah perbatasan milik kita karena mereka menganggap itu ancaman. Ekspedisi khatulistiwa merupakan bagian dari upaya memoles kawasan border untuk lebih mengenali lintang dan bujur perbatasan. Termasuk di dalamnya pegunungan dan lembah, sungai dan gambut, kultur masyarakat setempat, komunikasi dengan masyarakat perbatasan, menggali informasi intelijen untuk kajian militer agar kawasan ini dapat diikat suasana keindonesiaannya dari sisi hankam. Ekspedisi ini dibagi dalam 8 group koordinat yang menjelajah hutan di wilayah kabupaten Sambas, Sanggau, Putussibau, Murung Raya, Hulu Sungai Tengah, Kutai Barat, Malinau dan Nunukan. Ekspedisi bergengsi kebangsaan ini terdiri dari komando pengendalian, tim penjelajah, tim komunikasi dan tim peneliti. Pada saat yang sama 2 Kodam di Kalimantan lagi berbenah. Kodam Mulawarman yang berbatasan dengan Sabah Malaysia sedang bersiap diri menyambut berbagai alutsista baru diantaranya 1 batalyon MBT Leopard, 1 skuadron heli serang Penerbad, MLRS, rudal surface to surface, rudal surface to air, Howitzer bersamaan dengan pembangunan batalyon infantri, artileri dan kavaleri. Sementara Kodam Tanjungpura yang berbatasan dengan Sarawak juga membangun satuan-satuan tempur baru yaitu batalyon artileri dan kavaleri. TNI AU sudah menempatkan 1 skuadron jet tempur Hawk di Pontianak dan menanti kedatangan 1 skuadron pesawat tanpa awak (UAV). Sejalan dengan itu 3 bandara di Kaltim sedang dalam tahapan retrofit agar bisa didarati pesawat Hercules untuk mobilitas pasukan. Ketiga Lanud itu adalah Long Bawan Krayan, Long Ampung dan Datah Dawai di Long Nunuk Kutai Barat. Dari sisi Hankam ketiga Bandara ini bernilai strategis karena berada pada wilayah yang tak jauh dari border. Bandara Long Bawan mempunyai nilai historis dalam era Dwikora tahun 1964 dengan pendaratan Hercules yang dramatis itu. Operasi Khatulistiwa ini di back up oleh sedikitnya 12 batalyon organik di 2 Kodam yang ada di Kalimantan bahkan di kawasan perbatasan Kalimantan saat ini dijaga oleh batalyon Linud Kostrad yang didatangkan dari Jawa. Selain itu Penerbad juga mengerahkan armada heli tempur untuk mengawal personel yang sedang menjelajah kawasan perbatasan. Sementara TNI AU menyiagakan jet tempur Hawk yang berpangkalan di Pontianak disamping pesawat pengintai. Seharusnya Malaysia tak
Re: [iagi-net-l] Fw: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno
Mas hasil rancangan ir soekarno itu masih ada nggak? Dimana dapat dilacak? Saya pikir itu bagus buat diskusi geologi. Salam. Powered by Telkomsel BlackBerry®
RE: [iagi-net-l] Fw: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno
Apa gambar rancangan insinyur besar ini masih ada di arsip nasional atau di hankam? - Original Message - From: a...@geologist.com Sent: 04 May 2012 10:46 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Fw: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno Mumpung masih hangat soal tata ruang Indonesia... Sekedar sharing dari milist Unhas... Regards, Adie 3602 Powered by Telkomsel BlackBerry® From: Mali menNoM Piero Sender: ge...@yahoogroups.com Date: Thu, 3 May 2012 21:51:12 +0800 (SGT) To: ge...@yahoogroups.com ReplyTo: ge...@yahoogroups.com Subject: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno sekedar berbagi info yg cukup menarik untuk pengetahuan kita mengenai rencana besar presiden ri I Ir.sukarno dalam membangun indonesia agar menjadi kekuatan yg sangat disegani di asia bahkan dunia, silakan disimak ; Banyak orang yang nggak tau bahwa Bung Karno adalah salah satu Presiden yang amat mengerti tata ruang kota dan tata ruang wilayah geopolitik, dia sendiri sudah mendesain seluruh wilayah Indonesia dengan bagian-bagian pembangunannya, hal ini menjadi satu bagian dari dokumen Deklarasi Ekonomi Djuanda 1960. Kebanyakan dari orang-orang Sukarno hanyalah seorang arsitek yang gemar mendesain patung, hasil karyanya untuk rumah hanyalah beberapa rumah di Bandung yang ia gambar saat ia berkolaborasi dengan Insinyur Rooseno, atau ketika ia baru lulus kuliah THS (skg ITB) membuat jembatan-jembatan kecil. Bahkan secara sarkastis, mahasiswa-mahasiswa anti Sukarno di tahun 1965 meledek Bung Karno sebagai "Orang Tua Pikun, Patung kok dikira celana" samberan ini meledek soal pidato Sukarno, bahwa Patung itu seperti celana, sebagai sebuah kehormatan bangsa. Padahal Sukarno adalah pemikir besar, ia mendesain bukan saja patung-patung yang banyak meniru model Eropa Timur, ia mendesain kota-kota besar masa depan Indonesia. Di tahun 1958 setelah pengusiran warga Belanda dan pengambilalihan modal-modal Belanda sebagai bagian pernyataan siap perang Indonesia dengan merobek-robek perjanjian KMB, Sukarno sebenarnya sudah merancang Djakarta menjadi kota tempur. Seperti kota Singapura di mana seluruh bujur jalannya lurus-lurus dan lebar sekali, sebenarnya itu disiapkan untuk menjadi markas atas penguasaan wilayah Asia Tenggara. Bagi Bung Karno stabilitas Asia Tenggara adalah segala-galanya untuk melepaskan Indonesia dari politik ketergantungan modal dan politik invasi wilayah-wilayah produk ~apa yang ditakutkan Sukarno pernah diucapkan pada Djuanda "Amerika sekarang tak lebih dengan Belanda, mereka tak berminat terhadap kesatuan wilayah, mereka hanya berminat wilayah-wilayah kaya modal, wilayah produktie, inilah yang menyamakan mereka dengan Belanda di tahun 1947 dimana agresi militer mereka dinamakan dengan sandi "Operatie Produkt". Wilayah-wilayah yang jadi prioritas Sukarno setelah siap perang dengan Belanda adalah Irian Barat, merebut Irian Barat dan menjadi satu bagian NKRI adalah satu syarat agar bangsa ini menjadi paling kuat di Asia. Selain Irian Barat yang menjadi perhatian penting Bung Karno adalah Kalimantan. Awalnya Semaun yang membawa saran tentang perpindahan ibukota, -Semaun adalah konseptor besar atas tatanan ruang kota-kota satelit Sovjet Uni di wilayah Asia Tengah - dan ini kemudian disambut antusias oleh Bung Karno, selama 1 tahun penuh Bung Karno mempelajari soal Kalimantan ini, ia berkesimpulan "masa depan dunia adalah pangan, sumber minyak dan air. Pertahanan militer bertumpu pada kekuatan Angkatan Udara". Bung Karno membagi dua kekuatan itu besar pertahanan nasional dalam dua garis besar : Pertahanan Laut di Indonesia Timur dengan Biak menjadi pusat armada-nya (ini sesuai dengan garis geopolitik Douglas MacArthur) dan Pertahanan Udara di Kalimantan. Lalu Bung Karno mencari kota yang tepat untuk menjadi 'Pusat Kalimantan'. Lalu pada satu malam di hadapan beberapa orang Bung Karno dengan intuisinya mengambil mangkok putih di depan peta besar Kalimantan, ia menaruh mangkok itu ke tengah-tengah peta, kemudian Sukarno berkata dengan mata tajam ke arah yang mendengarnya "Itu Ibukota RI" Bung Karno menunjuk satu peta di tepi sungai Kahayan. Lalu Bung Karno ke tepi Sungai Kahayan dan melihat sebuah pasar yang bernama Pasar Pahandut, dari Pasar inilah Bung Karno mengatakan "Ibukota RI dimulai dari sini" ini sama persis dengan ucapan Daendels di depan Asisten Bupati Sumedang saat membangun jalan darat Pos Selatan untuk gudang arsenal Hindia-Perancis, ketika itu ia menunjuk satu tempat yang kita kenal sekarang sebagai Bandung "Bandung jadi titik nol wilayah pertahanan Jawa". Lalu Bung Karno menyusun dasar-dasar kota administrasi provinsi dengan dibantu eks Gubernur Jawa Timur RTA Milono, pada saat penyusunan birokrasi itu Bung Karno sedang menyiapkan cetak biru besar tentang rancangan tata ruang negara dari Sabang Sampai merauke. Antara Pulau Sumatera-Jawa dan Bali akan dibangun terowongan bawah tanah, karena rawan gempa Bung Karno
[iagi-net-l] Fw: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno
Mumpung masih hangat soal tata ruang Indonesia... Sekedar sharing dari milist Unhas... Regards, Adie 3602 Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: Mali menNoM Piero Sender: ge...@yahoogroups.com Date: Thu, 3 May 2012 21:51:12 To: ge...@yahoogroups.com Reply-To: ge...@yahoogroups.com Subject: [geoUH] tata ruang indonesia versi sukarno sekedar berbagi info yg cukup menarik untuk pengetahuan kita mengenai rencana besar presiden ri I Ir.sukarno dalam membangun indonesia agar menjadi kekuatan yg sangat disegani di asia bahkan dunia, silakan disimak ; Banyak orang yang nggak tau bahwa Bung Karno adalah salah satu Presiden yang amat mengerti tata ruang kota dan tata ruang wilayah geopolitik, dia sendiri sudah mendesain seluruh wilayah Indonesia dengan bagian-bagian pembangunannya, hal ini menjadi satu bagian dari dokumen Deklarasi Ekonomi Djuanda 1960. Kebanyakan dari orang-orang Sukarno hanyalah seorang arsitek yang gemar mendesain patung, hasil karyanya untuk rumah hanyalah beberapa rumah di Bandung yang ia gambar saat ia berkolaborasi dengan Insinyur Rooseno, atau ketika ia baru lulus kuliah THS (skg ITB) membuat jembatan-jembatan kecil. Bahkan secara sarkastis, mahasiswa-mahasiswa anti Sukarno di tahun 1965 meledek Bung Karno sebagai "Orang Tua Pikun, Patung kok dikira celana" samberan ini meledek soal pidato Sukarno, bahwa Patung itu seperti celana, sebagai sebuah kehormatan bangsa. Padahal Sukarno adalah pemikir besar, ia mendesain bukan saja patung-patung yang banyak meniru model Eropa Timur, ia mendesain kota-kota besar masa depan Indonesia. Di tahun 1958 setelah pengusiran warga Belanda dan pengambilalihan modal-modal Belanda sebagai bagian pernyataan siap perang Indonesia dengan merobek-robek perjanjian KMB, Sukarno sebenarnya sudah merancang Djakarta menjadi kota tempur. Seperti kota Singapura di mana seluruh bujur jalannya lurus-lurus dan lebar sekali, sebenarnya itu disiapkan untuk menjadi markas atas penguasaan wilayah Asia Tenggara. Bagi Bung Karno stabilitas Asia Tenggara adalah segala-galanya untuk melepaskan Indonesia dari politik ketergantungan modal dan politik invasi wilayah-wilayah produk ~apa yang ditakutkan Sukarno pernah diucapkan pada Djuanda "Amerika sekarang tak lebih dengan Belanda, mereka tak berminat terhadap kesatuan wilayah, mereka hanya berminat wilayah-wilayah kaya modal, wilayah produktie, inilah yang menyamakan mereka dengan Belanda di tahun 1947 dimana agresi militer mereka dinamakan dengan sandi "Operatie Produkt". Wilayah-wilayah yang jadi prioritas Sukarno setelah siap perang dengan Belanda adalah Irian Barat, merebut Irian Barat dan menjadi satu bagian NKRI adalah satu syarat agar bangsa ini menjadi paling kuat di Asia. Selain Irian Barat yang menjadi perhatian penting Bung Karno adalah Kalimantan. Awalnya Semaun yang membawa saran tentang perpindahan ibukota, -Semaun adalah konseptor besar atas tatanan ruang kota-kota satelit Sovjet Uni di wilayah Asia Tengah - dan ini kemudian disambut antusias oleh Bung Karno, selama 1 tahun penuh Bung Karno mempelajari soal Kalimantan ini, ia berkesimpulan "masa depan dunia adalah pangan, sumber minyak dan air. Pertahanan militer bertumpu pada kekuatan Angkatan Udara". Bung Karno membagi dua kekuatan itu besar pertahanan nasional dalam dua garis besar : Pertahanan Laut di Indonesia Timur dengan Biak menjadi pusat armada-nya (ini sesuai dengan garis geopolitik Douglas MacArthur) dan Pertahanan Udara di Kalimantan. Lalu Bung Karno mencari kota yang tepat untuk menjadi 'Pusat Kalimantan'. Lalu pada satu malam di hadapan beberapa orang Bung Karno dengan intuisinya mengambil mangkok putih di depan peta besar Kalimantan, ia menaruh mangkok itu ke tengah-tengah peta, kemudian Sukarno berkata dengan mata tajam ke arah yang mendengarnya "Itu Ibukota RI" Bung Karno menunjuk satu peta di tepi sungai Kahayan. Lalu Bung Karno ke tepi Sungai Kahayan dan melihat sebuah pasar yang bernama Pasar Pahandut, dari Pasar inilah Bung Karno mengatakan "Ibukota RI dimulai dari sini" ini sama persis dengan ucapan Daendels di depan Asisten Bupati Sumedang saat membangun jalan darat Pos Selatan untuk gudang arsenal Hindia-Perancis, ketika itu ia menunjuk satu tempat yang kita kenal sekarang sebagai Bandung "Bandung jadi titik nol wilayah pertahanan Jawa". Lalu Bung Karno menyusun dasar-dasar kota administrasi provinsi dengan dibantu eks Gubernur Jawa Timur RTA Milono, pada saat penyusunan birokrasi itu Bung Karno sedang menyiapkan cetak biru besar tentang rancangan tata ruang negara dari Sabang Sampai merauke. Antara Pulau Sumatera-Jawa dan Bali akan dibangun terowongan bawah tanah, karena rawan gempa Bung Karno meningkatkan armada pelabuhan antar pulau dipesan kapalnya dari Polandia. Tapi rencana membuat channel seperti di selat Inggris tetap diprioritaskan bahkan menjelang kejatuhannya di tahun 1966 ia bercerita tentang channel bawah tanah yang mengh
[iagi-net-l] Re: Artikel ringan untuk Berita IAGI. Deadline pengumpulan materi Hari Sabtu 5 Mei 2012.
Bulletin Berita IAGI sedang disusun. Bagi rekan-rekan yang ingin menyumbangkan tulisan ringan silahkan mengirimkan ke sekretariat IAGI ("Sekretariat IAGI" ), *Deadline pengumpulan materi Hari Sabtu 5 Mei 2012*. Format penulisan bahasa berita atau cerita, boleh ditambahkan ilustrasi sederhana,* bukan tehnis*. Satu artikel kira-kira 2 halaman dengan per halaman sekitar 3500-4000 karakter. Jangan berhenti menulis karena merasa belum mampu menulis, Staff Editor Berita IAGI akan membantu dalam editing yang disesuaikan dengan format Berita IAGI. Salam tulis-tulis ! RDP 2012/4/27 Rovicky Dwi Putrohari : > Bulletin Berita IAGI sedang disusun. > Bagi rekan-rekan yang ingin menyumbangkan tulisan ringan silahkan > mengirimkan ke sekretariat IAGI ("Sekretariat IAGI" ), > Deadline pengumpulan materi Hari Sabtu 4 Mei 2012. > > Format penulisan bahasa berita atau cerita, boleh ditambahkan ilustrasi > sederhana, bukan tehnis. Satu artikel kira-kira 2 halaman dengan per halaman > sekitar 3500-4000 karakter. > Jangan berhenti menulis karena merasa belum mampu menulis, Staff Editor > Berita IAGI akan membantu dalam editing yang disesuaikan dengan format > Berita IAGI. > Salam tulis-tulis ! > > RDP > -- > "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari" > -- "Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari"
Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
Untuk jelasnya baca saja Permen ESDM No.22 th 2008 Tentang Jenis-Jenis Biaya Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi yang tidak dapat dikembalikan kepada Kontraktor Kontrak Kerja sama, disitu jelas dan gamblang (Mbah Google punya). Salam, BK. --- On Thu, 5/3/12, Bandono Salim wrote: From: Bandono Salim Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost To: "Iagi" Date: Thursday, May 3, 2012, 9:54 AM Abah, aku ni kurang paham dengan "cost recovery". Apakah itu semua cost yang dikeluarkan oleh investor dibayar kembali sebanyak uang yang digunakan? Mohon pencerahan. Powered by Telkomsel BlackBerry®From: "Yanto R. Sumantri" Date: Thu, 3 May 2012 02:34:41 -0700 (PDT)To: iagi-net@iagi.or.idReplyTo: Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Rekan Saya yang sudah kadung "keracunan" cost recovery ingin mendapat sedikit pencerahan . yaitu bagaimana caranya menentukan split berdasarkan revenue / cost ?Maksudnya apabila R/C = X (atau interval tertentu) maka splitnya 80/20 umpamanya , sedangkan kalau R/C = Y ( dimana Y lebih kecil dari X ) maka splitnya akan lebih besar bagi Pemerintah umpama 85/15.Faktor faktor apa yag menjadi obkai sebagai parameter ? Adakah parameter geologi (umpamanya rumitnya tektonik , ketebalan reservoir yang terbatas dsb). Apakah ini ditentukan pada saat awal atau pada fase eksploitasi ? Setahu saya kondisi politik Malaysia kurang demokratis apabila dibandingkan Indonesia era SBY saat ini , sehingga bukan tidak mungkin sebenarnya banyak fihak yang kurang puas , akan tetapi tidak berani mengatakan dengan bebas spt di sini.Korupsi ??? , sepertinya ada juga , hanya mungkin caranya lebih sopan .hehe . From: Sugeng Hartono To: iagi-net@iagi.or.id la Sent: Thursday, May 3, 2012 8:22 AM Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Mas Bambang, Trimakasih komentarnya, maaf terlambat merespon karena baru pulang dari rig. Konon dulu teman-2 Malaysia belajar PSC di sini. Mungkin mereka cukup jeli, dan menganggap bahwa CR dapat merupakan "loophole" (jalan untuk menerobos/lolos); sehingga ketika mengadopsi PSC mereka menerapkan yaitu tadi revenue/cost. Setuju bahwa untuk dapat masuk skema CR akan banyak tahapan-2 audit yg harus dilalui. Salam hangat, sugeng - Original Message - From: mbatack To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, April 17, 2012 6:04 PM Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Saya rasa tidak akan semudah itu untuk "bermain-main" dengan cost recovery, mungkin statement tersebut bisa dikatakan "prejudice". Mengapa? Jawabannya sederhana saja, karena disamping kepada kewajiban mempertanggungjawabkan kepada regulator, operator pasti harus bertanggung jawab kepada investment holding-nya, dan, jangan lupa, masih ada banyak tahapan audit yang harus kita lewati sebelum suatu biaya bisa kita masukkan kedalam skema cost recovery. Yang membuat iklim investasi di negara kita "kurang menarik" sebenarnya lebih kepada komitmen lintas sektoral dan tumpamg tindih pemanfaatan lahan. Jangan dikira kalau kita sudah memperoleh izin pinjam pakai terus bisa melakukan operasi lapangan dengan efisien. Salam, Bambang From: Sugeng Hartono To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:59 AM Subject: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Selamat siang. Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan PSC Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang tidak kalah penting adalah fungsi pengawasan. Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya keuntungan dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi pembagian (split). Kalau revenue besar, dan cost kecil maka investor (oil co) akan mendapat bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa 80% dan 20%), tetapi kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor akan mendapat bagian sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, Malaysia "memaksa" investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini nampaknya investor agak kurang berhemat karena merasa bahwa semuanya akan masuk dalam cost recovery. Beberapa waktu yll Pak Wamen ESDM, dalam suatu acara di tivi juga sempat menyinggung hal ini, bahwa di Malaysia kontrak PSC ada klausul revenue over cost, sementara di sini semua biaya bisa di-cost recovery. Dalam kesempatan tsb beliau dapat "menangkis" serangan-2 para pengamat. Sampai saat ini saya masih mempunyai pemahaman bahwa investor di Malysia tidak akan berani "main-2", sehingga di benak saya bahwa PSC di sana sedikit leb
Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
Abah, aku ni kurang paham dengan "cost recovery". Apakah itu semua cost yang dikeluarkan oleh investor dibayar kembali sebanyak uang yang digunakan? Mohon pencerahan. Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Yanto R. Sumantri" Date: Thu, 3 May 2012 02:34:41 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Rekan Saya yang sudah kadung "keracunan" cost recovery ingin mendapat sedikit pencerahan . yaitu bagaimana caranya menentukan split berdasarkan revenue / cost ? Maksudnya apabila R/C = X (atau interval tertentu) maka splitnya 80/20 umpamanya , sedangkan kalau R/C = Y ( dimana Y lebih kecil dari X ) maka splitnya akan lebih besar bagi Pemerintah umpama 85/15. Faktor faktor apa yag menjadi obkai sebagai parameter ? Adakah parameter geologi (umpamanya rumitnya tektonik , ketebalan reservoir yang terbatas dsb). Apakah ini ditentukan pada saat awal atau pada fase eksploitasi ? Setahu saya kondisi politik Malaysia kurang demokratis apabila dibandingkan Indonesia era SBY saat ini , sehingga bukan tidak mungkin sebenarnya banyak fihak yang kurang puas , akan tetapi tidak berani mengatakan dengan bebas spt di sini. Korupsi ??? , sepertinya ada juga , hanya mungkin caranya lebih sopan .hehe . From: Sugeng Hartono To: iagi-net@iagi.or.id la Sent: Thursday, May 3, 2012 8:22 AM Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Mas Bambang, Trimakasih komentarnya, maaf terlambat merespon karena baru pulang dari rig. Konon dulu teman-2 Malaysia belajar PSC di sini. Mungkin mereka cukup jeli, dan menganggap bahwa CR dapat merupakan "loophole" (jalan untuk menerobos/lolos); sehingga ketika mengadopsi PSC mereka menerapkan yaitu tadi revenue/cost. Setuju bahwa untuk dapat masuk skema CR akan banyak tahapan-2 audit yg harus dilalui. Salam hangat, sugeng - Original Message - >From: mbatack >To: iagi-net@iagi.or.id >Sent: Tuesday, April 17, 2012 6:04 PM >Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost > > >Saya rasa tidak akan semudah itu untuk "bermain-main" dengan cost recovery, >mungkin statement tersebut bisa dikatakan "prejudice". Mengapa? Jawabannya >sederhana saja, karena disamping kepada kewajiban mempertanggungjawabkan >kepada regulator, operator pasti harus bertanggung jawab kepada investment >holding-nya, dan, jangan lupa, masih ada banyak tahapan audit yang harus kita >lewati sebelum suatu biaya bisa kita masukkan kedalam skema cost recovery. >Yang membuat iklim investasi di negara kita "kurang menarik" sebenarnya lebih >kepada komitmen lintas sektoral dan tumpamg tindih pemanfaatan lahan. Jangan >dikira kalau kita sudah memperoleh izin pinjam pakai terus bisa melakukan >operasi lapangan dengan efisien. >Salam, >Bambang > > > > >> >> From: Sugeng Hartono >>To: iagi-net@iagi.or.id >>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:59 AM >>Subject: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost >> >>Selamat siang. >> >>Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan PSC >>Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, >>bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang >>tidak kalah penting adalah fungsi pengawasan. >>Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya >>keuntungan dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi >>pembagian (split). Kalau revenue besar, dan cost kecil maka investor (oil >>co) akan mendapat bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa >>80% dan 20%), tetapi kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor >>akan mendapat bagian sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, >>Malaysia "memaksa" investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini >>nampaknya investor agak kurang berhemat karena merasa bahwa semuanya akan >>masuk dalam cost recovery. >> >>Beberapa waktu yll Pak Wamen ESDM, dalam suatu acara di tivi juga sempat >>menyinggung hal ini, bahwa di Malaysia kontrak PSC ada klausul revenue over >>cost, sementara di sini semua biaya bisa di-cost recovery. Dalam kesempatan >>tsb beliau dapat "menangkis" serangan-2 para pengamat. >>Sampai saat ini saya masih mempunyai pemahaman bahwa investor di Malysia >>tidak akan berani "main-2", sehingga di benak saya bahwa PSC di sana sedikit >>lebih baik dari PSC kita. >>Apakah hal ini bisa di nego ulang atau kontraknya di-amandemen? >>Saya sampaikan terima kasih kepada teman-2 yg bersedia memberi pencerahan. >> >>Salam, >>Sugeng >> >> >> >>“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email. >> >>==
Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
Rekan Saya yang sudah kadung "keracunan" cost recovery ingin mendapat sedikit pencerahan . yaitu bagaimana caranya menentukan split berdasarkan revenue / cost ? Maksudnya apabila R/C = X (atau interval tertentu) maka splitnya 80/20 umpamanya , sedangkan kalau R/C = Y ( dimana Y lebih kecil dari X ) maka splitnya akan lebih besar bagi Pemerintah umpama 85/15. Faktor faktor apa yag menjadi obkai sebagai parameter ? Adakah parameter geologi (umpamanya rumitnya tektonik , ketebalan reservoir yang terbatas dsb). Apakah ini ditentukan pada saat awal atau pada fase eksploitasi ? Setahu saya kondisi politik Malaysia kurang demokratis apabila dibandingkan Indonesia era SBY saat ini , sehingga bukan tidak mungkin sebenarnya banyak fihak yang kurang puas , akan tetapi tidak berani mengatakan dengan bebas spt di sini. Korupsi ??? , sepertinya ada juga , hanya mungkin caranya lebih sopan .hehe . From: Sugeng Hartono To: iagi-net@iagi.or.id la Sent: Thursday, May 3, 2012 8:22 AM Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Mas Bambang, Trimakasih komentarnya, maaf terlambat merespon karena baru pulang dari rig. Konon dulu teman-2 Malaysia belajar PSC di sini. Mungkin mereka cukup jeli, dan menganggap bahwa CR dapat merupakan "loophole" (jalan untuk menerobos/lolos); sehingga ketika mengadopsi PSC mereka menerapkan yaitu tadi revenue/cost. Setuju bahwa untuk dapat masuk skema CR akan banyak tahapan-2 audit yg harus dilalui. Salam hangat, sugeng - Original Message - >From: mbatack >To: iagi-net@iagi.or.id >Sent: Tuesday, April 17, 2012 6:04 PM >Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost > > >Saya rasa tidak akan semudah itu untuk "bermain-main" dengan cost recovery, >mungkin statement tersebut bisa dikatakan "prejudice". Mengapa? Jawabannya >sederhana saja, karena disamping kepada kewajiban mempertanggungjawabkan >kepada regulator, operator pasti harus bertanggung jawab kepada investment >holding-nya, dan, jangan lupa, masih ada banyak tahapan audit yang harus kita >lewati sebelum suatu biaya bisa kita masukkan kedalam skema cost recovery. >Yang membuat iklim investasi di negara kita "kurang menarik" sebenarnya lebih >kepada komitmen lintas sektoral dan tumpamg tindih pemanfaatan lahan. Jangan >dikira kalau kita sudah memperoleh izin pinjam pakai terus bisa melakukan >operasi lapangan dengan efisien. >Salam, >Bambang > > > > >> >> From: Sugeng Hartono >>To: iagi-net@iagi.or.id >>Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:59 AM >>Subject: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost >> >>Selamat siang. >> >>Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan PSC >>Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, >>bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang >>tidak kalah penting adalah fungsi pengawasan. >>Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya >>keuntungan dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi >>pembagian (split). Kalau revenue besar, dan cost kecil maka investor (oil >>co) akan mendapat bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa >>80% dan 20%), tetapi kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor >>akan mendapat bagian sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, >>Malaysia "memaksa" investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini >>nampaknya investor agak kurang berhemat karena merasa bahwa semuanya akan >>masuk dalam cost recovery. >> >>Beberapa waktu yll Pak Wamen ESDM, dalam suatu acara di tivi juga sempat >>menyinggung hal ini, bahwa di Malaysia kontrak PSC ada klausul revenue over >>cost, sementara di sini semua biaya bisa di-cost recovery. Dalam kesempatan >>tsb beliau dapat "menangkis" serangan-2 para pengamat. >>Sampai saat ini saya masih mempunyai pemahaman bahwa investor di Malysia >>tidak akan berani "main-2", sehingga di benak saya bahwa PSC di sana sedikit >>lebih baik dari PSC kita. >>Apakah hal ini bisa di nego ulang atau kontraknya di-amandemen? >>Saya sampaikan terima kasih kepada teman-2 yg bersedia memberi pencerahan. >> >>Salam, >>Sugeng >> >> >> >>“Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email. >> >> >>DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission
Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
Adakah kesamaan istilah crypto tax dengan crypto cristal ? Maksudku pengertian istilah crypto itu lho. Salam, bdn.s Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: ujay...@yahoo.com Date: Thu, 3 May 2012 01:29:04 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Kalau kata daniel johnston dan beberapa yg dirujuk para pengamat.. yang bikin investasi migas diindonesia mengalami trend penurunan bukan dari pscnya tapi dari crypto taxnya. Makanya investor masih seneng berburu wk prod karena ga masalah crypto taxnya kan dibayar pake cost rec. Salam, Ujay Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: "Sugeng Hartono" Date: Thu, 3 May 2012 08:22:18 To: Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Mas Bambang, Trimakasih komentarnya, maaf terlambat merespon karena baru pulang dari rig. Konon dulu teman-2 Malaysia belajar PSC di sini. Mungkin mereka cukup jeli, dan menganggap bahwa CR dapat merupakan "loophole" (jalan untuk menerobos/lolos); sehingga ketika mengadopsi PSC mereka menerapkan yaitu tadi revenue/cost. Setuju bahwa untuk dapat masuk skema CR akan banyak tahapan-2 audit yg harus dilalui. Salam hangat, sugeng - Original Message - From: mbatack To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, April 17, 2012 6:04 PM Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Saya rasa tidak akan semudah itu untuk "bermain-main" dengan cost recovery, mungkin statement tersebut bisa dikatakan "prejudice". Mengapa? Jawabannya sederhana saja, karena disamping kepada kewajiban mempertanggungjawabkan kepada regulator, operator pasti harus bertanggung jawab kepada investment holding-nya, dan, jangan lupa, masih ada banyak tahapan audit yang harus kita lewati sebelum suatu biaya bisa kita masukkan kedalam skema cost recovery. Yang membuat iklim investasi di negara kita "kurang menarik" sebenarnya lebih kepada komitmen lintas sektoral dan tumpamg tindih pemanfaatan lahan. Jangan dikira kalau kita sudah memperoleh izin pinjam pakai terus bisa melakukan operasi lapangan dengan efisien. Salam, Bambang From: Sugeng Hartono To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:59 AM Subject: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost Selamat siang. Paling tidak ada dua pakar yg pernah menyinggung kontrak PSC kita dengan PSC Malaysia. Dulu mas Budi (PE, manajer Sub Surface) menanggapi tulisan saya, bahwa spirit PSC itu bagus, buktinya diadopsi bbrp negara tetangga. Yang tidak kalah penting adalah fungsi pengawasan. Dia sempat katakan bahwa PSC di Malaysia ada "revenue/cost" artinya keuntungan dibagi modal (?). Angka ini akan mempengaruhi persentasi pembagian (split). Kalau revenue besar, dan cost kecil maka investor (oil co) akan mendapat bagian yang besar pula (tidak 85% dan 15%, mungkin bisa 80% dan 20%), tetapi kalau revenue kecil tetapi costnya besar, maka investor akan mendapat bagian sedikit (mungkin kurang dari 15%). Intinya, di sana, Malaysia "memaksa" investor untuk berhemat/ efisien, sementara di sini nampaknya investor agak kurang berhemat karena merasa bahwa semuanya akan masuk dalam cost recovery. Beberapa waktu yll Pak Wamen ESDM, dalam suatu acara di tivi juga sempat menyinggung hal ini, bahwa di Malaysia kontrak PSC ada klausul revenue over cost, sementara di sini semua biaya bisa di-cost recovery. Dalam kesempatan tsb beliau dapat "menangkis" serangan-2 para pengamat. Sampai saat ini saya masih mempunyai pemahaman bahwa investor di Malysia tidak akan berani "main-2", sehingga di benak saya bahwa PSC di sana sedikit lebih baik dari PSC kita. Apakah hal ini bisa di nego ulang atau kontraknya di-amandemen? Saya sampaikan terima kasih kepada teman-2 yg bersedia memberi pencerahan. Salam, Sugeng “Save a Tree” – Please consider the environment before printing this email. DISCLAIMER : This e-mail and any files transmitted with it ("Message") is intended only for the use of the recipient(s) named above and may contain confidential information. You are hereby notified that the taking of any action in reliance upon, or any review, retransmission, dissemination, distribution, printing or copying of this Message or any part thereof by anyone other than the intended recipient(s) is strictly prohibited. If you have received this Message in error, you should delete this Message immediately and advise the sender by return e-mail. Opinions, conclusions and other information in this Mess
Re: [iagi-net-l] Berdamai dengan Kanker
Itu dasarnya filsafah jawa: " nrimo ing pandum". Priyayi Jogya pasti lebih faham, dibanding makhluk campuran seperti saya (indonesia asli, campuran beberapa suku :) :) :) Powered by Telkomsel BlackBerry® -Original Message- From: sri mulyaningsih Date: Thu, 3 May 2012 00:50:18 To: iagi-net@iagi.or.id Reply-To: Subject: Re: [iagi-net-l] Berdamai dengan Kanker Subhanallah mudah2an kita bisa mengambil pelajaran ini. Amiiin Salam Sri Mulyaningsih From: noor syarifuddin To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, May 3, 2012 8:22 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Berdamai dengan Kanker luar biasa...antara sikap pasrah dan keberanian yang luar biasa. sangat inspiratif menurut saya. salam, --- On Wed, 5/2/12, suryadi_oe...@yahoo.com wrote: > From: suryadi_oe...@yahoo.com > Subject: [iagi-net-l] Berdamai dengan Kanker > To: "IAGI" > Date: Wednesday, May 2, 2012, 7:39 AM > Sepenggal kalimat Bijak Almarhumah " > Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. > Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang > lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih > berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya "Why > me ??". Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari > Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima > dalam hidup ini : hidup di negara yang indah, tidak dalam > peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan > sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar > dan baik hati, dengan 2 putera dan 1 puteri yang > alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. > Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. " So Why not? " > Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kenker paru ? Tuhan > pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi > saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. > Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami > pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program > pengendalian kanker dengan lebih baik. > > Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para > survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima > semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup > tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan > sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita > lakukan dengan sepenuh hati. Dan jangan lupa, nyatakan > perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. > Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu. " > > Demikian penggalan kata sambutan Menteri Kesehatan RI dr > Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH bertanggal 13 April > 2011, yang ditulisnya menyambut penerbitan buku " Berdamai > dengan Kanker ". > > SO > > Powered by Telkomsel BlackBerry® PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Berdamai dengan Kanker
Subhanallah mudah2an kita bisa mengambil pelajaran ini. Amiiin Salam Sri Mulyaningsih From: noor syarifuddin To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, May 3, 2012 8:22 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Berdamai dengan Kanker luar biasa...antara sikap pasrah dan keberanian yang luar biasa. sangat inspiratif menurut saya. salam, --- On Wed, 5/2/12, suryadi_oe...@yahoo.com wrote: > From: suryadi_oe...@yahoo.com > Subject: [iagi-net-l] Berdamai dengan Kanker > To: "IAGI" > Date: Wednesday, May 2, 2012, 7:39 AM > Sepenggal kalimat Bijak Almarhumah " > Saya sendiri belum bisa disebut sebagai survivor kanker. > Diagnose kanker paru stadium 4 baru ditegakkan 5 bulan yang > lalu. Dan sampai kata sambutan ini saya tulis, saya masih > berjuang untuk mengatasinya. Tetapi saya tidak bertanya "Why > me ??". Saya menganggap ini adalah salah satu anugerah dari > Allah SWT. Sudah begitu banyak anugerah yang saya terima > dalam hidup ini : hidup di negara yang indah, tidak dalam > peperangan, diberi keluarga besar yang pandai-pandai, dengan > sosial ekonomi lumayan, dianugerahi suami yang sangat sabar > dan baik hati, dengan 2 putera dan 1 puteri yang > alhamdulillah sehat, cerdas dan berbakti kepada orang tua. > Hidup saya penuh dengan kebahagiaan. " So Why not? " > Mengapa tidak, Tuhan menganugerahi saya kenker paru ? Tuhan > pasti mempunyai rencanaNya, yang belum saya ketahui, tetapi > saya merasa SIAP untuk menjalankannya. Insya Allah. > Setidaknya saya menjalani sendiri penderitaan yang dialami > pasien kanker, sehingga bisa memperjuangkan program > pengendalian kanker dengan lebih baik. > > Bagi rekan-rekanku sesama penderita kanker dan para > survivor, mari kita berbaik sangka kepada Allah. Kita terima > semua anugerahNya dengan bersyukur. Sungguh, lamanya hidup > tidaklah sepenting kualitas hidup itu sendiri. Mari lakukan > sebaik-baiknya apa yang bisa kita lakukan hari ini. Kita > lakukan dengan sepenuh hati. Dan jangan lupa, nyatakan > perasaan kita kepada orang-orang yang kita sayangi. > Bersyukurlah, kita masih diberi kesempatan untuk itu. " > > Demikian penggalan kata sambutan Menteri Kesehatan RI dr > Endang Rahayu Sedyaningsih, MPH, Dr.PH bertanggal 13 April > 2011, yang ditulisnya menyambut penerbitan buku " Berdamai > dengan Kanker ". > > SO > > Powered by Telkomsel BlackBerry® PP-IAGI 2011-2014: Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com Jangan lupa PIT IAGI 2012 di Jogjakarta tanggal 17-20 September 2012. Kirim abstrak ke email: pit.iagi.2012[at]gmail.com. Batas akhir pengiriman abstrak 28 Februari 2012. To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id For topics not directly related to Geology, users are advised to post the email to: o...@iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -