Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik Bandono Salim
Lha kalau cicing bae rasane tak enak, meureun data yang disampaikan pada R3, 
termasuk beli/harga alat produksi, tidak akan terbayar dengan minyak yang 
dihasilkan.

Waah teuing; 
 Abah anu bertahun tahun berenang di dunia minyak, pasti lebih arief 
tibatan/dibanding saya.

Aku cuma kasihan pada orang PT yang tadinya jujur dan bersih; jadi berubah 
setelah kenal sistem eksekutif di NKRI. (Budiono, dll)
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Thu, 13 Sep 2012 22:48:47 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
Cuma Nomor 3
Don

Walaupun tidak bebas , kalau dia tidak sependapat dengan yang  harus 
dikatakan , ya mendig meneng bae . Biarin yang bersangkutan yang ngomong ap 
atasan atau bawhan dia. Begitu cara yang baik di borokrasi . Katanya.

si Abah 



 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, September 13, 2012 6:56 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
Cuma Nomor 3
 
ADB, menurut aku, RR itu tidak dapat bicara sebebas ADB. Contoh duli Kwik Kian 
Gie yang segitu menggelegar, begitu menjabat, yaa tak bisa bicra banyak. Karena 
keterikatan kita pada negara2 yang ADB tau, meneyebabkan negeri ini terjajah 
secara ekonomi dan politik. 
Sesunguhnya kalau sering baca koran saja, kemana petinggi negara sowan, dll, 
ADB pasti lebih tau, drpd aku.
Sesungguhnya kasihan RR, biasa di bicara secara bebas di dunia akademis, 
sekarang faham siapa pemilik negara ini, dan ketidak berdayaan NKRI dihadapan 
mereka.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: abacht...@cbn.net.id
Date: Thu, 13 Sep 2012 08:14:29 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
Cuma Nomor 3
Hampir-hampir saya tidak percaya kalau kalimat-kalimat yg diberitakan detikcom 
ini berasal dari RRR yg pernah saya kenal baik sbg dosen dan konsultan 
pemboran/migas yg nasionalis, merah putih dan sangat percaya dg kekuatan 
intelektualitas dan professionalisme bgs sendiri sebelum dia masuk BPMigas 
kemudian akhirnya jadi WaMen ESDM.

Sangat terlihat bagaimana tendensiusnya pejabat kita dg berbagai pernyataan 
untuk mendelegitimasi usaha-usaha Pertamina mendapatkan blok-blok migas 
produksi yang dikuasai MNC yg memang sudah akan habis masa kontraknya yg memang 
Pertamina sendiri dibenarkan secara UU dan PP untuk mendapatkan dan 
mengelolanya dari pemerintah, spt halnya Blok Mahakam ini.

Pernyataan2 yg meragukan apakah Pertamina mampu mengoperasikan lapangan migas 
sebesar lapangan2 di blok Mahakam sambil melemparkan kenyataan bhw Pertamina 
belum memaksimalkan operasi di 47% penguasaan-nya atas lapangan migas Indonesia 
benar-benar terasa sebagai pernyataan politis meskipun kelihatan agak teknis 
krn dibungkus angka-angka. Karena pada dasarnya hanya statistik pilihan yg 
cocok dg keinginan saja yg dimunculkan. Sementara itu statistik ttg bgmn 
Pertamina berhasil meningkatkan efisiensi operasi dan produksi di ONWJ dan di 
WMO stlah mrk ambil alih dari MNC bbrp tahun lalu, dan juga di blok2 yg 
bersebelahan dg blok Cepu yg dioperasikan MNC, kesemuanya ditutupi dan tdk 
dihighlight. Benar-benar tidak fair dan sangat politis.

Juga pentungan2 klasik u/menakut-nakut-i spt teknologi dan biaya tinggi lagi2 
diungkapkan di media untuk menjustifikasi bhw pemerintah lebih suka Total yg 
mengoperasikan Blok Mahakam. Benar-benar menggelikan dan sangat mencolok 
keberpihakan yg sdh diatur dr atasnya sana ini. Kita semua di industri migas 
tahu: teknologi bisa dibeli, biaya tinggi bisa dipinjam dan dinegosiasi, selama 
kita punya asset yg bisa dijaminkan dan manajemen professional yg bisa 
diandalkan, itu semua tidak akan pernah jadi masalah dlm operasi migas segede 
apapun dia punya dimensi. Sedih. Bener2 sedih.

Yang lebih parah adlh pernyataan ttg: ... apakah Total mau beri data-data 
teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya 
akan mulai dari awal lagi. Seolah-olah yg bicara tdk mengerti sistim PSC di 
Indonesia dan tdk memahami UU Migas (baik yg lama maupun yg baru) yg menyatakan 
bhw semua data migas milik negara Bukan milik Total! Parah. Bener2 parah.

Mau dikemanakan migas, mineral, dan energi Indonesia kita ini kalau pejabat2 
kita sdh bicara aneh2 kayak begini.

Atau malah kita perlu bersikap sebaliknya: kasihan ya, Rudi!!!?

Salam
ADB
Geologist Merdeka
(Suka dan bangga krn Total telah lebih dr 40th ikut membangun Indonesia, tapi 
lebih suka lagi kalau asset yg sdh mrk kuasai sekian lamanya dikuasai dan 
dioperasikan oleh entitas bangsa sendiri)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Thu, 13 Sep 2012 13:11:26 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: 

[iagi-net-l] Light Evening Talk IAGI Kaltim (Gunung Piramida)

2012-09-14 Terurut Topik julianta panjaitan
Reminder,
 
Anggota IAGI Kaltim yang terhormat,

Merupakan suatu kehormatan bagi IAGI Kaltim untuk mengadakan kegiatan Light 
Evening Talk yang akan diselenggarakan pada:

Hari/ Tanggal : Jumat/14 September 2012

Pukul : 19.00 - 21.00 WITA

Tempat : Community Center Hall Total EP, Jalan Long Ikis. Balikpapan

Agenda : Presentasi tentang Fenomena Gunung Piramida (Gunung Padang)

Presenter : Bapak Sujatmiko

Atas nama panitia, kami mengundang bapak ibu untuk hadir dalam kegiatan 
tersebut. 


Salam IAGI 

Julianta

NPA 3793

 
mohon untuk membalas email ini bagi yang berminat sebagai tanda bukti 
registrasi.

From: Jefta-Nicky TAMPI 
Sent: Thursday, September 13, 2012 5:32 PM
To: Aussie GAUTAMA; Noor SYARIFUDDIN; Soegianto TJIPTOWIYONO; Eddy SOEDIGDJO; 
Yuriza NOOR; Bayu GIRIANSYAH; Tati-Magdalena SAHEA; Adikresna-Bowo LAKSONO; 
Radya SENOPUTRA; Firdaus TAMPILANG; Afif KHAZIN; Siti MASITAH; Toni-Okto 
MUHRONI; Sitha RUKMI; Agung WIWEKO; Edieth AKBAR; Taufik ANWAR; Wahyu ENDARTO; 
Ivan KAMAL; Ferdi RIZAL; Yogi PRIYADI; I-Made-Agus YASA; Warsito WARSITO; 
Gabriel MARSUDI; Argo WURYANTO; Taufiq RIDHA; Fildy ISWARA; Edhu MARIO; Frans 
SURA; Rachmat-Hasan PRASETYO; Yocky-Syafril SAPUTRA; Irfan HIDAYAT; Heru 
SETIAWAN; Muhammad AZHAR; Bambang WIDJAYANTO; Gatot-Dwi JAYANTO; Savanto 
ARIAWAN; Mochamad-Shalahudin MAHFUDZ; Julfree SIANTURI; Joe-Anderson SIADARY; 
Yunita MEILANY; Fahad BAJAMMAL; Purwedi KURNIAWAN; Kriswandani KRISWANDANI; 
Krisna WARDHANA; Zainal-Arifin SUWITO; Moch RUSHATMANTO; Dian-Pangestuning 
TYAS; Febi UTAMI; Elizabeth-Fransisca SIMATUPANG; Muhammad BAGIR; Silmi MARISA; 
Kartiko SAMODRO; Aditya SUARDIPUTRA; Rony HERDIYANTO;
 Feli-Betha GUARDENA; Andrew-Ivan JULIUS-SITORUS; Putra SJAHBUNAN; Efendy 
PARLINDUNGAN; Hidayat MUKMIN; Supriady SUPRIADY; Hermawan HERMAWAN; Sabar 
SIMORANGKIR; Sonny-Irawan SIHOMBING; Teddy ARIAWAN; Agung-Danar PRASETYO; 
Riezal ARIEFFIANDHANY; Rachman PHASADAON; Whisnu WARDHANA; Yudhistira ADJI; 
Jodi-Astorifa ANGGORO; Prayudi NOVERRI; Imma NUELLA; Yufa SAFITRI; Effendy 
SIAWIRA; Yudiyoko-Ega SUGIHARTO; Elisabeth KRISTANTI; Ricky HELBET; Gde 
WIRAWAN; Iswahyuni FIFTHANA-HAYATI; Christian NATHANAEL; Ahmad ZULHARMAN; 
Efriansyah EFRIANSYAH; Wahyu-Dwi PRIYANTONO; Emil NURSALIM; Rian IKHSAN; Eko 
PRASETYO; Alex HADISYAR; Arief-Maulana RAHMAN; Rumano-Amos SIMANJUNTAK; 
Arief-Satrio PRIHANASTO; Dendy-Surya FAJAR; Widuri WIDURI; Edy SUWITO; 
Triantoro-Adi NUGROHO; Arden-Syani INDRA-SUTARSA; Andrian DANURWENDA; Wini 
RIZKINING-AYU; Adi GUNAWAN; Andar TRIANTO; Asmoro SANTO; Muhammad-Rully 
CHAERUL-SHOBAR; Renda RAISULI; Kenny DAVID; Wahyu PRAMONO; Riza ARIA-AMAR;
 Fuad-Ahmadin NASUTION; Thomas-Yunanto YOGA; Andi IRAWAN; Ahmad ANSHARIY; 
Andria-Surya KUSUMAH; Anggara PUTRA; Annisa-Anggiriani PUTRI; Bima 
FATKHURROYAN; Eros-Sidney ERRIYANTORO; Muhammad-Thurisina CHOLIQ; Yan MUHAZIR; 
Antonius KRISNAPUTRA; Untung ASHARI; Jesselin BACHTIAR; Nenny KRISNAWATY; Kelik 
MOERSIDIN; Joula-Ria ABRIANTY-ROHY; Gilang ARIESTYA; Teuku-Reiza YUANDA; 
Joula-Ria ABRIANTY-ROHY; Noor MUSTHOFA; Firdaus TAMPILANG; Arasy AZ-ZARIAT; 
Ditta GRIFTHIANA; Febrina-Ari RESTUTI; Leonard LISAPALY; Eliza SILALAHI; 
Natalia ANGGRIANI; Robbie ARSYADANIE; Deni IRAWAN; Gustiadi ROSA; Riswandi 
RISWANDI; Riezal ARIEFFIANDHANY; Azarya-Hesron SURBAKTI; Eros-Sidney 
ERRIYANTORO; Yudhistira ADJI; Listyantoro SUSILO; Hazral RIZAL; Yogi PRIYADI; 
Andrew-Ivan JULIUS-SITORUS; Thomas-Yunanto YOGA; Ronald ATASI
Cc: Qardian ANHAR; Rachman PHASADAON; Puti PUAR; julianta.panjai...@gmail.com; 
Julianta Parlindungan Panjaitan
Subject: FW: Light Evening Talk IAGI Kaltim (Gunung Piramida)
 
Pemirsa ITF…
 
Bagi yg tertarik dengan fenomena Gunung Piramida (Gunung Padang, Jawa Barat), 
diundang untuk menghadiri Light Evening Talk.
 
Acara diskusi ringan yang di sponsori oleh IAGI – PENGDA KALTIM dan TEPI ini, 
akan dimulai dengan presentasi tentang fenomena Gunung Piramida yang akan 
dibawakan oleh Bapak Sujatmiko selaku ketua MGEI (Masyarakat Geologi Ekonomi 
Indonesia), kemudian dilanjutkan dengan diskusi ringan sambil makan malam 
mengenai topik tersebut. Apabila masih ada waktu, bagi rekan-rekan yang juga 
tertarik dengan batu mulia, acara bisa kita lanjutkan dengan ngobrol-ngobrol 
tentang batu mulia sambil menyeruput kopi hangat.
 
Berikut di bawah ini saya forwardkan undangan via email dari pengurus IAGI – 
PENGDA KALTIM. Untuk keterangan lebih lanjut, silakan hubungi rekan-rekan 
panitia di daftar cc.
 
Terima kasih,
Atas nama panitia,
 
nicky
 

From: Julianta Panjaitan [mailto:julianta.panjai...@gmail.com] 
Sent: Wednesday, September 12, 2012 11:40 PM

Subject: Light Evening Talk IAGI Kaltim (Gunung Piramida)

Anggota IAGI Kaltim yang terhormat,
 

Merupakan suatu kehormatan bagi IAGI Kaltim untuk mengadakan kegiatan Light 
Evening Talk yang akan diselenggarakan pada:
 

Hari/ Tanggal : Jumat/14 September 2012

Pukul : 19.00 - 21.00 WITA

Tempat : Community Center Hall Total EP, Jalan Long Ikis. Balikpapan

Agenda : Presentasi 

Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

2012-09-14 Terurut Topik basuki puspoputro
Waduhhh, sewaktu yangkung SMA tahun 1961 dalam mata pelajaran ilmu bumi alam 
sngai purba tersebut sudah diajarkan, sungguh pahit berita yang diketengahkan 
pak Awang ini. semoga hanya pelaku posting saja yang kurang pas.
 
Salam,
yangkung



From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, 13 September 2012, 23:20
Subject: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

Sebuah berita bertajuk: Ditemukan, Jejak Sungai Purba di Utara Laut JawaSabtu, 
18 Februari 2012 , di-posting seorang rekan di FB sebuah Group malam ini.  
Dilaporkan bahwa sungai2 purba ini ditemukan Tim Bencana Katastrofi Purba. 
Mungkin wartawannya ngawur ya...Perlu klarifikasi serius atas berita ini, 
meskipun ditulis Februari 2012. Sungai2 purba atau lebih tepatnya sungai2 
tenggelam di Laut Jawa sampai Selat Malaka adalah isu lama, tentu saja 
penemunya bukan Tim Bencana Katastrofi Purba dan jejaknya juga bukan ditemukan 
oleh Dr. Wahyu Triyoso. Sungai-sungai purba di Laut Jawa dan Selat Malaka itu 
sudah ditemukan hampir 100 tahun lalu dan sudah dipublikasikan oleh GAF 
Molengraaff dan M Weber pada tahun 1919 dalam makalah berjudul Het verband 
tusschen den plistoceenen ijstijd en het ontstaan der Soenda-Zee en de invloed 
daarvan op de verspreiding der koraalriffen en on de land- en zoetwater fauna 
(Wis- en Nat. Afd. Kon. Akad. v. Wetensch., Amsterdam,
 29 Nov 1919, 28, 497-544). Molengraaff adalah seorang ahli geologi dan Weber 
adalah seorang ahli biologi pada zaman Belanda di Indonesia. Garis Weber, garis 
kesetimbangan fauna Asiatik dan Australia di Indonesia bagian tengah adalah 
berasal dari namanya.Di Laut Jawa itu dan Selat Malaka itu, Molengraaff dari 
tahun 1919 telah memetakan alur-alur sungai yang tenggelam  (drowning river 
system) yang terbagi menjadi dua alur sungai utama, yang dinamainya Sungai 
Sunda Utara di bawah Selat Malaka dan Sungai Sunda Selatan di bawah Laut Jawa. 
Nama lain kedua alur utama sungai itu juga sering disebut sebagai Sistem Sungai 
Molengraaff, mengikuti nama penemunya. Sungai Sunda Utara mempunyai daerah hulu 
di Sumatra dan Kalimantan Barat, dan bermuara ke Laut Cina Selatan, sedangkan 
Sungai Sunda Selatan mempunyai hulu di Jawa dan Kalimantan Selatan dengan muara 
di Selat Makassar. Lembah-lembah sungai yang terbenam ini sebagian sudah 
tertimbun lumpur. Tetapi
 penelitian geologi kelautan sejak akhir 1950-an oleh beberapa ekspedisi 
kelautan bekerja sama dengan pihak asing telah dapat mengenal keberadaan 
sungai2 besar ini. Dua lembah sungai besar di selatan Kalimantan Selatan, 
sebelah selatan Sampit, misalnya ditunjukkan di buku bagus tentang oseanografi 
Indonesia tulisan Anugerah Nontji (Djambatan, 1987): Laut Nusantara. Lebar 
lembah2 sungai ini antara 400-500 meter, dasar sungai purba ini 17-24 meter 
lebih dalam daripada dasar laut sekitarnya, dan terisi oleh endapan setebal 
8-15 meter.Weber juga menunjukkan bahwa adanya sistem sungai-sungai Sunda ini 
dibuktikan oleh banyaknya persamaan jenis ikan tawar di sungai2 pesisir timur 
Sumatra dengan ikan2 di pesisir barat Kalimantan, padahal antara Kalimantan 
Barat dan Kalimantan Timur tidak ada persamaan.Karena glasiasi-deglasiasi yang 
terus terjadi secara siklus di wilayah Paparan Sunda, sehingga saat glasiasi 
air laut menyurut dan turun lalu menyingkapkan
 paparan menjadi daratan (Sundaland) sebab air laut tertarik ke kutub2 Bumi 
menjadi es; dan saat deglasiasi terjadi pencairan es di kutub2 Bumi lalu air 
laut di mana2 naik, maka Sundaland kembali tenggelam menjadi Paparan Sunda 
(Sunda Shelf).Hasil penelitian geologi dapat menunjukkan jejak sejarah Paparan 
Sunda dan Sundaland. Kira2 170.000 tahun lampau muka laut berada kira-kira 200 
meter lebih rendah dari sekarang, tersingkaplah Sundaland. Lalu dalam 125.000 
tahun terakhir, air laut ini secara bertahap naik, tetapi belum mencapai posisi 
seperti sekarang. Pada sekitar 7000 tahun yang lalu, posisinya seperti 
sekarang, 4000 tahun yang lampau 5 m melampaui posisi sekarang, lalu turun lagi 
dan sejak 1000 tahun yang lalu posisinya sudah seperti sekarang.Yang namanya 
siklus glasiasi dan deglasiasi tak pernah terjadi mendadak turun atau naik, 
apalagi terjadi dalam semalam seperti banjir dalam dongeng Atlantis yang 
dituturkan Plato. Dan yang namanya sistem
 sungai2 Sunda tak berhubungan dengan peradaban tinggi ala dongeng Atlantis. 
Kecuali  kalau submarine archaeology kelak menemukan banyak bukti2 kebudayaan 
tinggi terkubur di lembah2 sungai2 Sunda itu tetapi bukan berasal dari kapal 
karam modern, bolehlah kita mendiskusikannya lagi soal kaitan lembah sungai 
tenggelam ini dengan peradaban tinggi itu.Salam,Awang 

Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

2012-09-14 Terurut Topik danny . hilman
Apakabar Mas Bas,  sebaiknya di simak dulu e-mail saya ttg ini
 
Salam
Danny

Danny Hilman Natawidjaja
LabEarth (Laboratory for Earth Hazards)
Geoteknologi - LIPI

-Original Message-
From: basuki puspoputro basuki...@yahoo.com
Date: Fri, 14 Sep 2012 04:09:51 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id; Forum HAGIfo...@hagi.or.id; Geo 
Unpadgeo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi 
BPMIGASeksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA
Waduhhh, sewaktu yangkung SMA tahun 1961 dalam mata pelajaran ilmu bumi alam 
sngai purba tersebut sudah diajarkan, sungguh pahit berita yang diketengahkan 
pak Awang ini. semoga hanya pelaku posting saja yang kurang pas.
 
Salam,
yangkung



From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com
To: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id; Geo Unpad 
geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS 
eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com 
Sent: Thursday, 13 September 2012, 23:20
Subject: [iagi-net-l] SISTEM SUNGAI MOLENGRAAFF, PAPARAN SUNDA

Sebuah berita bertajuk: Ditemukan, Jejak Sungai Purba di Utara Laut JawaSabtu, 
18 Februari 2012 , di-posting seorang rekan di FB sebuah Group malam ini.  
Dilaporkan bahwa sungai2 purba ini ditemukan Tim Bencana Katastrofi Purba. 
Mungkin wartawannya ngawur ya...Perlu klarifikasi serius atas berita ini, 
meskipun ditulis Februari 2012. Sungai2 purba atau lebih tepatnya sungai2 
tenggelam di Laut Jawa sampai Selat Malaka adalah isu lama, tentu saja 
penemunya bukan Tim Bencana Katastrofi Purba dan jejaknya juga bukan ditemukan 
oleh Dr. Wahyu Triyoso. Sungai-sungai purba di Laut Jawa dan Selat Malaka itu 
sudah ditemukan hampir 100 tahun lalu dan sudah dipublikasikan oleh GAF 
Molengraaff dan M Weber pada tahun 1919 dalam makalah berjudul Het verband 
tusschen den plistoceenen ijstijd en het ontstaan der Soenda-Zee en de invloed 
daarvan op de verspreiding der koraalriffen en on de land- en zoetwater fauna 
(Wis- en Nat. Afd. Kon. Akad. v. Wetensch., Amsterdam,
 29 Nov 1919, 28, 497-544). Molengraaff adalah seorang ahli geologi dan Weber 
adalah seorang ahli biologi pada zaman Belanda di Indonesia. Garis Weber, garis 
kesetimbangan fauna Asiatik dan Australia di Indonesia bagian tengah adalah 
berasal dari namanya.Di Laut Jawa itu dan Selat Malaka itu, Molengraaff dari 
tahun 1919 telah memetakan alur-alur sungai yang tenggelam  (drowning river 
system) yang terbagi menjadi dua alur sungai utama, yang dinamainya Sungai 
Sunda Utara di bawah Selat Malaka dan Sungai Sunda Selatan di bawah Laut Jawa. 
Nama lain kedua alur utama sungai itu juga sering disebut sebagai Sistem Sungai 
Molengraaff, mengikuti nama penemunya. Sungai Sunda Utara mempunyai daerah hulu 
di Sumatra dan Kalimantan Barat, dan bermuara ke Laut Cina Selatan, sedangkan 
Sungai Sunda Selatan mempunyai hulu di Jawa dan Kalimantan Selatan dengan muara 
di Selat Makassar. Lembah-lembah sungai yang terbenam ini sebagian sudah 
tertimbun lumpur. Tetapi
 penelitian geologi kelautan sejak akhir 1950-an oleh beberapa ekspedisi 
kelautan bekerja sama dengan pihak asing telah dapat mengenal keberadaan 
sungai2 besar ini. Dua lembah sungai besar di selatan Kalimantan Selatan, 
sebelah selatan Sampit, misalnya ditunjukkan di buku bagus tentang oseanografi 
Indonesia tulisan Anugerah Nontji (Djambatan, 1987): Laut Nusantara. Lebar 
lembah2 sungai ini antara 400-500 meter, dasar sungai purba ini 17-24 meter 
lebih dalam daripada dasar laut sekitarnya, dan terisi oleh endapan setebal 
8-15 meter.Weber juga menunjukkan bahwa adanya sistem sungai-sungai Sunda ini 
dibuktikan oleh banyaknya persamaan jenis ikan tawar di sungai2 pesisir timur 
Sumatra dengan ikan2 di pesisir barat Kalimantan, padahal antara Kalimantan 
Barat dan Kalimantan Timur tidak ada persamaan.Karena glasiasi-deglasiasi yang 
terus terjadi secara siklus di wilayah Paparan Sunda, sehingga saat glasiasi 
air laut menyurut dan turun lalu menyingkapkan
 paparan menjadi daratan (Sundaland) sebab air laut tertarik ke kutub2 Bumi 
menjadi es; dan saat deglasiasi terjadi pencairan es di kutub2 Bumi lalu air 
laut di mana2 naik, maka Sundaland kembali tenggelam menjadi Paparan Sunda 
(Sunda Shelf).Hasil penelitian geologi dapat menunjukkan jejak sejarah Paparan 
Sunda dan Sundaland. Kira2 170.000 tahun lampau muka laut berada kira-kira 200 
meter lebih rendah dari sekarang, tersingkaplah Sundaland. Lalu dalam 125.000 
tahun terakhir, air laut ini secara bertahap naik, tetapi belum mencapai posisi 
seperti sekarang. Pada sekitar 7000 tahun yang lalu, posisinya seperti 
sekarang, 4000 tahun yang lampau 5 m melampaui posisi sekarang, lalu turun lagi 
dan sejak 1000 tahun yang lalu posisinya sudah seperti sekarang.Yang namanya 
siklus glasiasi dan deglasiasi tak pernah terjadi mendadak turun atau naik, 
apalagi terjadi dalam semalam seperti banjir dalam dongeng Atlantis yang 
dituturkan Plato. Dan yang namanya sistem
 

Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik Bambang Gumilar
Buat yang menyakini teori evolusi.
Dinosaurus yang merajai laut, darat dan udara punya dua pilihan ketika
dihadapkan ke bencana pada Jaman Kapur, +/- 65 Ma:
1. Punah atau
2. tetap hidup tapi berubah jadi . ayam.

-bg

2012/9/14 Bandono Salim bandon...@gmail.com

 Lha kalau cicing bae rasane tak enak, meureun data yang disampaikan pada
 R3, termasuk beli/harga alat produksi, tidak akan terbayar dengan minyak
 yang dihasilkan.

 Waah teuing;
 Abah anu bertahun tahun berenang di dunia minyak, pasti lebih arief
 tibatan/dibanding saya.

 Aku cuma kasihan pada orang PT yang tadinya jujur dan bersih; jadi berubah
 setelah kenal sistem eksekutif di NKRI. (Budiono, dll)

 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: *Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
 *Date: *Thu, 13 Sep 2012 22:48:47 -0700 (PDT)
 *To: *iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
 *ReplyTo: *iagi-net@iagi.or.id
  *Subject: *Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi
 Pertamina Cuma Nomor 3

  Don

 Walaupun tidak bebas , kalau dia tidak sependapat dengan yang  harus
 dikatakan , ya mendig meneng bae . Biarin yang bersangkutan yang ngomong ap
 atasan atau bawhan dia. Begitu cara yang baik di borokrasi . Katanya.

 si Abah

   --
 *From:* Bandono Salim bandon...@gmail.com
 *To:* Iagi iagi-net@iagi.or.id
 *Sent:* Thursday, September 13, 2012 6:56 PM
 *Subject:* Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi
 Pertamina Cuma Nomor 3

 ADB, menurut aku, RR itu tidak dapat bicara sebebas ADB. Contoh duli Kwik
 Kian Gie yang segitu menggelegar, begitu menjabat, yaa tak bisa bicra
 banyak. Karena keterikatan kita pada negara2 yang ADB tau, meneyebabkan
 negeri ini terjajah secara ekonomi dan politik.
 Sesunguhnya kalau sering baca koran saja, kemana petinggi negara sowan,
 dll, ADB pasti lebih tau, drpd aku.
 Sesungguhnya kasihan RR, biasa di bicara secara bebas di dunia akademis,
 sekarang faham siapa pemilik negara ini, dan ketidak berdayaan NKRI
 dihadapan mereka.
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®

 -Original Message-
 From: abacht...@cbn.net.id
 Date: Thu, 13 Sep 2012 08:14:29
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi
 Pertamina Cuma Nomor 3
 Hampir-hampir saya tidak percaya kalau kalimat-kalimat yg diberitakan
 detikcom ini berasal dari RRR yg pernah saya kenal baik sbg dosen dan
 konsultan pemboran/migas yg nasionalis, merah putih dan sangat percaya dg
 kekuatan intelektualitas dan professionalisme bgs sendiri sebelum dia masuk
 BPMigas kemudian akhirnya jadi WaMen ESDM.

 Sangat terlihat bagaimana tendensiusnya pejabat kita dg berbagai
 pernyataan untuk mendelegitimasi usaha-usaha Pertamina mendapatkan
 blok-blok migas produksi yang dikuasai MNC yg memang sudah akan habis masa
 kontraknya yg memang Pertamina sendiri dibenarkan secara UU dan PP untuk
 mendapatkan dan mengelolanya dari pemerintah, spt halnya Blok Mahakam ini.

 Pernyataan2 yg meragukan apakah Pertamina mampu mengoperasikan lapangan
 migas sebesar lapangan2 di blok Mahakam sambil melemparkan kenyataan bhw
 Pertamina belum memaksimalkan operasi di 47% penguasaan-nya atas lapangan
 migas Indonesia benar-benar terasa sebagai pernyataan politis meskipun
 kelihatan agak teknis krn dibungkus angka-angka. Karena pada dasarnya hanya
 statistik pilihan yg cocok dg keinginan saja yg dimunculkan. Sementara itu
 statistik ttg bgmn Pertamina berhasil meningkatkan efisiensi operasi dan
 produksi di ONWJ dan di WMO stlah mrk ambil alih dari MNC bbrp tahun lalu,
 dan juga di blok2 yg bersebelahan dg blok Cepu yg dioperasikan MNC,
 kesemuanya ditutupi dan tdk dihighlight. Benar-benar tidak fair dan sangat
 politis.

 Juga pentungan2 klasik u/menakut-nakut-i spt teknologi dan biaya tinggi
 lagi2 diungkapkan di media untuk menjustifikasi bhw pemerintah lebih suka
 Total yg mengoperasikan Blok Mahakam. Benar-benar menggelikan dan sangat
 mencolok keberpihakan yg sdh diatur dr atasnya sana ini. Kita semua di
 industri migas tahu: teknologi bisa dibeli, biaya tinggi bisa dipinjam dan
 dinegosiasi, selama kita punya asset yg bisa dijaminkan dan manajemen
 professional yg bisa diandalkan, itu semua tidak akan pernah jadi masalah
 dlm operasi migas segede apapun dia punya dimensi. Sedih. Bener2 sedih.

 Yang lebih parah adlh pernyataan ttg: ... apakah Total mau beri data-data
 teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak.
 Artinya akan mulai dari awal lagi. Seolah-olah yg bicara tdk mengerti
 sistim PSC di Indonesia dan tdk memahami UU Migas (baik yg lama maupun yg
 baru) yg menyatakan bhw semua data migas milik negara Bukan milik
 Total! Parah. Bener2 parah.

 Mau dikemanakan migas, mineral, dan energi Indonesia kita ini kalau
 pejabat2 kita sdh bicara aneh2 kayak begini.

 Atau malah kita perlu bersikap sebaliknya: kasihan ya, Rudi!!!?

 Salam
 ADB
 Geologist Merdeka
 (Suka dan bangga 

Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Sama dg ADB sangat kuciwa dg pernyataan pak DR triple R mosok kayak gitu, ya 
jelas Pertamina mampu ga perlu di ragukan, pernyataan beliau totally base-less 
yah

Mestinya Bu KA fight to dead tuk dapetin, eh jangankan Pertamina, Suma Sarana 
aja bisa kelola ex-Total, caranya ya ramp-up man power as needed

Secara man power kan pegawai yg pernah sama Kompeni lama kan cuma ganti 
pay-roll aja dari TI ke PTM atau NOC yg di tunjuk, shg secara operasional ga 
ada stagnasi dan akan berjalan mulus.

Lah beginian kan beda dg Petronas yg dpt fully support dari Gov-nya, kalo gini 
caranya enak banget tuh MNC bisa diperpanjang terus. 

Cape deh Om denger yg ginian.

Salam
Avi NPA 0666

Merangkap Bendahara IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Date: Thu, 13 Sep 2012 22:41:20 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
Cuma Nomor 3
Ndang

Anda kena; spt iu oh RRR , wah berubah ya 
Apa yang bikin dia berubah  
Saya sangat suudon , kalau menuduh ada apa apa nya ya

si Abah



 From: abacht...@cbn.net.id abacht...@cbn.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, September 13, 2012 3:14 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
Cuma Nomor 3
 
Hampir-hampir saya tidak percaya kalau kalimat-kalimat yg diberitakan detikcom 
ini berasal dari RRR yg pernah saya kenal baik sbg dosen dan konsultan 
pemboran/migas yg nasionalis, merah putih dan sangat percaya dg kekuatan 
intelektualitas dan professionalisme bgs sendiri sebelum dia masuk BPMigas 
kemudian akhirnya jadi WaMen ESDM.

Sangat terlihat bagaimana tendensiusnya pejabat kita dg berbagai pernyataan 
untuk mendelegitimasi usaha-usaha Pertamina mendapatkan blok-blok migas 
produksi yang dikuasai MNC yg memang sudah akan habis masa kontraknya yg memang 
Pertamina sendiri dibenarkan secara UU dan PP untuk mendapatkan dan 
mengelolanya dari pemerintah, spt halnya Blok Mahakam ini.

Pernyataan2 yg meragukan apakah Pertamina mampu mengoperasikan lapangan migas 
sebesar lapangan2 di blok Mahakam sambil melemparkan kenyataan bhw Pertamina 
belum memaksimalkan operasi di 47% penguasaan-nya atas lapangan migas Indonesia 
benar-benar terasa sebagai pernyataan politis meskipun kelihatan agak teknis 
krn dibungkus angka-angka. Karena pada dasarnya hanya statistik pilihan yg 
cocok dg keinginan saja yg dimunculkan. Sementara itu statistik ttg bgmn 
Pertamina berhasil meningkatkan efisiensi operasi dan produksi di ONWJ dan di 
WMO stlah mrk ambil alih dari MNC bbrp tahun lalu, dan juga di blok2 yg 
bersebelahan dg blok Cepu yg dioperasikan MNC, kesemuanya ditutupi dan tdk 
dihighlight. Benar-benar tidak fair dan sangat politis.

Juga pentungan2 klasik u/menakut-nakut-i spt teknologi dan biaya tinggi lagi2 
diungkapkan di media untuk menjustifikasi bhw pemerintah lebih suka Total yg 
mengoperasikan Blok Mahakam. Benar-benar menggelikan dan sangat mencolok 
keberpihakan yg sdh diatur dr atasnya sana ini. Kita semua di industri migas 
tahu: teknologi bisa dibeli, biaya tinggi bisa dipinjam dan dinegosiasi, selama 
kita punya asset yg bisa dijaminkan dan manajemen professional yg bisa 
diandalkan, itu semua tidak akan pernah jadi masalah dlm operasi migas segede 
apapun dia punya dimensi. Sedih. Bener2 sedih.

Yang lebih parah adlh pernyataan ttg: ... apakah Total mau beri data-data 
teknis di blok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu tidak. Artinya 
akan mulai dari awal lagi. Seolah-olah yg bicara tdk mengerti sistim PSC di 
Indonesia dan tdk memahami UU Migas (baik yg lama maupun yg baru) yg menyatakan 
bhw semua data migas milik negara Bukan milik Total! Parah. Bener2 parah.

Mau dikemanakan migas, mineral, dan energi Indonesia kita ini kalau pejabat2 
kita sdh bicara aneh2 kayak begini.

Atau malah kita perlu bersikap sebaliknya: kasihan ya, Rudi!!!?

Salam
ADB
Geologist Merdeka
(Suka dan bangga krn Total telah lebih dr 40th ikut membangun Indonesia, tapi 
lebih suka lagi kalau asset yg sdh mrk kuasai sekian lamanya dikuasai dan 
dioperasikan oleh entitas bangsa sendiri)
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Thu, 13 Sep 2012 13:11:26 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma 
Nomor 3
Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3
Rista Rama Dhany - detikfinance
Kamis, 13/09/2012 12:52 WIB
Jakarta - Pemerintah mengharapkan PT Pertamina (Persero) bisa
lebih memaksimalkan ladang minyak yang dimilikinya saat ini.
Karena, 47% ladang minyak dan gas di Indonesia dikuasai
Pertamina, namun produksi migasnya hanya menduduki posisi nomor
3.
Pertamina itu menguasai 47% ladang minyak di wilayah kerja
migas seluruh Indonesia. Tetapi produksinya malah masih 

Re: [iagi-net-l] Kurtubi: Pengelolaan Bobrok, Bubarkan BP Migas

2012-09-14 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Quote 2.   **UUMigas no.22 telah dibicarakan selama 9 tahun sebelum
ditandatangani tahun 2001. Setelah diperdebatkan dan digodok di DPR selama
beberapa tahun, dengan melibatkan berbagai instansi Pemerintah termasuk
perguruan-perguruan tinggi yang ternama dan berbagai Assosiasi (IAGI, HAGI,
IATMI, IPA,  dsb.), terbentuklah UUMigas.   


Pak Ong yth,
Kalau boleh tahu atau mungkin ada yg lain yang tahu, apakah memang
perubahan peran Pertamina menjadi perusahaan spt skrg ini yang juga
diusulkan oleh IAGI saat itu ? Maaf, saya tidak menemukan di dokumentasinya
IAGI, usulan saat itu.

Dalam pemberitaan selama ini, termasuk dari bukunya Renald Kasalai ttg
Pertamina yg saya baca, UU22/2001 ttg MIGAS ini merupakan produk IMF.
Memang sangat mungkin bahwa selama proses penyusunan mendapatkan input
serta usulan dari berbagai pihak, karena memang prosedurnya begitu. Tetapi
yang saya duga terjadi adalah, usulan atau input yg masuk tidak semua
diakomodir. Saya sendiri tidak pernah melihat debat ramai di media sebelum
UU ini disyahkan. Justru issue ini menjadi ramai ketika sudah disyahkan.
Salah satu hal yg penting adalah selalu mengawal usulan sampai disyahkannya
UU. Penulisan pasal demi pasal ini kuncinya. Termasuk hal aneh kalau lihat
pasal tentang DMO yg akhirnya dibatalkan MK.

Salam

Rdp



On Tuesday, September 11, 2012, Ong Han Ling wrote:

 Pak Wikan,

 ** **

 Pada prinsipnya saya tidak setuju dengan melakukan perubahan drastis
 seperti membubarkan BPMIGAS. Badan ini didirikan berdasarkan UUMigas 22,
 2001. Kalau dibubarkan perlu UUMigas 22 diganti. Memang sekarang sedang
 digodok oleh DPR pembentukan UUMigas baru yang akan mengantikan no.22.
 Namun kalau sekarang digembar-gemborkan supaya BPMIGAS dibubarkan, Investor
 sangat concern. Bagaimana bisa dibubarkan kalau UUMigas baru sedang dalam
 pembahasan di DPR.  Banyak Investor kwatir bahwa suatu badan yang sudah
 berjalan 10 tahun bisa dibubarkan begitu saja. Investor sekarang banyak
 yang “wait and see” dan eksplorasi tersendat-sendat. 

 ** **

 Mari kita belajar dari sejarah:

 **1.   **Waktu MPS-Pertamina diganti oleh BPMIGAS, terjadi pergulatan
 yang cukup seru. Pertamina disalah-salahkan dan dihujat selama
 bertahun-tahun. Dianggap Pertamina menguasai Indonesia. Dari mulai
 penawaran daerah baru, melakukan tender, evaluasi tender, menentukan
 pemenang tender, menandatangani PSC, supervisi dan mengawasi K3S, extension
 K3S, dsb. semuanya dilakukan oleh Pertamina. ESDM dan Dirjen Migas tidak
 berkutik (tidak kebagian), padahal Pertamina bernaung dibawah ESDM.
 Dicarilah berbagai jalan untuk mengurangi kekuasaan Pertamina. Pertamina
 dicap sebagai penyebab Investor tidak mau masuk Indonesia. Pertamina dicap
 sebagai “Negara dalam Negara”. Dsb. Dengan alasan-alasan itulah UUMIGAS
 No.22 dibuat tahun 2001 dan BPMIGAS lahir mengantikan MPS.   

 **2.   **UUMigas no.22 telah dibicarakan selama 9 tahun sebelum
 ditandatangani tahun 2001. Setelah diperdebatkan dan digodok di DPR selama
 beberapa tahun, dengan melibatkan berbagai instansi Pemerintah termasuk
 perguruan-perguruan tinggi yang ternama dan berbagai Assosiasi (IAGI, HAGI,
 IATMI, IPA,  dsb.), terbentuklah UUMigas.   

 **3.   **Selama kurun waktu 3-4 tahun sebelum dan setelah UUMigas
 no.22 ditandatangani, kegiatan eksplorasi praktis “wait and see”. Oil
 companies kwatir dan menunggu UU baru. ESDM menunggu UUMIGAS baru sebelum
 mengeluarkan blok baru.  Aktitas eksplorasi berhenti ditempat. Investor
 ingin mendapatkan kepastian sebelum melakukan investasi baru. 

 **4.   **Begitu UU Migas no.22 keluar tahun 2001, kritikan
 dilontarkan. Beberapa pihak menyalahkan dan mengatakan bahwa seharusnya ada
 UU Energi sebelum adanya UUMigas. Diperlukan UU Energi untuk menaungi
 UUMigas. Bahkan berbagai pihak langsung mengugat ke Mahkamah Konstitusi
 karena mengangap UUMigas tsb. bertentangan dengan UUD45.  Sekarang gugatan
 di MK terus bertambah, bahkan Serikat Buruh-pun sekarang ikut menggugat.
 

 **5.   **Harus diingat UUMigas tahun 2002 adalah hasil yang dibuat
 oleh putra-putri terbaik Indonesia pada waktu itu. Seperti halnya pembuatan
 UUD 45. Undang-Undang Dasar pertama Indonesia dibuat tahun 1945 oleh
 beberapa orang saja setebal 20 halaman dan diselesaikan dalam waktu mungkin
 hanya beberapa minggu saja.  Namun demikian bisa menyatukan bangsa
 Indonesia selama ini. Kalau sekarang UUD 45 mau di kritik habis-habisan
 gampang sekali. Banyak kekurangannya. Demikian juga UUMigas banyak
 kekurangannya dan mudah dikritik.

 **6.   **Pada waktu UUMigas n.22 sedang dibuat timbul banyak
 kekwartiran investor. Eksplorasi tertunda 3-4 tahun. Apakah Indonesia akan
 membuat cemas investor sekali lagi dengan pembuatan UUMigas yang baru?  **
 **

 **7.   **BPMigas sudah berdiri 10 tahun. Untuk membubarkan tidak
 mudah. Memerlukan waktu, uang dan perencanaan yang matang. Apakah kita siap
 menghadapi kekosongan selama 3-4 tahun, dimana eksplorasi 

Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik Ok Taufik
bocoran dari milis sebelah dari RRR

 *Dari:* Rudi Rubiandinil rrratm_2...@yahoo.co.id
 *Kepada:* tm-itb-band...@yahoogroups.com
 *Dikirim:* Jumat, 14 September 2012 23:04
 *Judul:* Re: [TM-ITB-Bandung] Bls: [sinergi-ia-itb] Pernyataan Wamen ESDM
 Tentang Pertamina dan terkait Blok Mahakam


 Temens,

 Membaca komentar ATM di millis mengenai kasus Blok Mahakam, saya tersenyum
 sendiri, sampai istri saya penasaran, disangkanya saya dapet emeil dari
 seseorang yang dia pantas cemburui.

 Bayangkan, variasinya :
 1. yang menganggap RRR jadi wamen karena politis.
 2. yang curiga RRR dapet wani piro.
 3. yang menebak RRR sekolah di perancis.
 4. yang melihat RRR sudah main perawan.
 5. yang menganggap RRR sudah pro asing
 6. yang menghubungkan RRR dengan perubahan direksi pertamina
 7. yang menganalisa RRR meninggalkan keprofesionalannya.
 8. yang mengira RRR ditekan G2G
 9. yang menilai RRR tidak nasionalis
 10. yang percaya RRR tidak berusaha mengisi kemerdekaan.
 11. yang menyimpulkan RRR under estimate bangsa sendiri.
 12. yang menyimpulkan RRR tidak cinta Negara.

 Tapi masih ada yang :
 1. RRR tidak berputar-putar kalau bicara
 2. RRR hanya melakukan trial by the Press
 3. RRR challange pertamina untuk lebih maju dan membuktikan kehebatannya
 4. RRR menggunakan metoda terbalik, untuk tujuan positif

 Walaupun saya menyadari sepenuhnya bahwa ATM sangat bervariasi masa
 lalunya, kecenderungan untuk melihat SIAPA bukan APA yang dibicarakan
 masih melekat, tentu kedepan harus diperbaiki, sehingga kita bisa lebih
 terfokus pada esensi dan tidak terlalu banyak hilang waktu untuk
 membicarakan personifikasi, yang bisa terjerumus pada su'udzon.

 Saya masih percaya bahwa :
 1. ATM yang menjadi teman kuliah saya dan juga sebagian saya turut
 mendidiknya, sangat hebat dan mampu menjadi profesional sejati, jangankan
 yang sudah bekerja di pertamina, KKKS, perusahaan asing, bekerja di
seluruh
 dunia, yang baru lulus pun kini sudah bisa diterima dan bekerja di luar
 negeri tanpa harus ada pengalaman kerjanya.
 2. Hampir seluruh ATM yang melanjutkan sekolah keluar negeri mendapat
 predikat Cum Laude, karena hebat dan tingginya pengetahuan ybs.
 3. Kehadiran KKKS asing adalah KETERPAKSAAN dan bukan keinginan siapapun
 di negeri Indonesia yang merdeka ini.
 4. Negara bukan pemerintah bukan pula Pertamina, artinya cinta negara
 adalah berfikir dan berfihak pada kebaikan negara jangka panjang, tidak
 selalu baik pada pemerintahan saat ini (yang kadang mengedepankan jangka
 pendek), tidak juga selalu menguntungkan BUMN dalam hal ini, bisa saja
kita
 punya beberapa BUMN yang bergerak di bidang migas, tidak harus dipaksakan
 pertamina as it is.
 4. Faktor Modal, adalah kendala terdepan dan menjadi penghadang yang
 menjadikan tidak seluruh lahan migas saat ini dikelola sendiri sejak awal.
 5. Faktor Data, adalah kendala berikutnya dalam pengembangan lapangan,
 terutama untuk proyek baru yang sangat prospek. Terutama data reservoir
dan
 data bawah tanah lainnya, dengan sangat ketat KKKS menyimpan data kunci
 dengan rapat. kita bukan bicara Peraturan atau keharusan ideal, kita lihat
 fakta. Sebagai contoh, dimana yang memegang data penting tadi lapangan
Siak
 yang akan habis tahun depan ? bagaimana dg lapangan Arun, bagaimana dengan
 Lapangan Natuna, dan bagimana dengan data 20 lapangan yang akan habis masa
 kontraknya dalam waktu dekat ini ?

 Maka pelajarannya :
 1. Contohlah Keberhasilan PHE-ONWJ, pengambilalihan dilakukan dengan soft
 landing, sebelum kontrak berakhir pertamina berkorban masuk kedalam
 system BP dengan membeli sharenya, sehingga pada saat kontrak habis
tinggal
 take off dengan enak.
 2. Janganlah contoh cara PHE-WMO menunggu sampai akhir kontrak, karena
 berharap dapat 100%, malah jadi bancakan berbagai pihak, yang korban
 negara, karena produksinya turun diakhir kontrak dan lambat diawal
kontrak.
 3. Kasus BOB-BSP terlalu dominan kedaerahannya mengalahkan Pertamina
 sehingga sistem manajemennya tidak bisa lari.
 4. Kasus Cepu yang sudah mundur lebih dari 4 tahun dari rencana, berapa
 banyak kesempatan negara untuk mendapatkan revenue hilang selama 4 tahun
 tsb, karena Pertamina (BUMN) bukan sebagai operator dan bagian daerah
 tergadaikan pada pemodal asing.

 Maka beberapa skenario yang menguntungkan negara harus diambil dalam kasus
 Mahakan, antara lain pilihan :
 1. Bila punya uang, Lakukan seperti PHE-ONWJ saat ini, sehingga ada waktu
 5 tahun sebelum menjadi Operator. Setelah 2017 Pertamina pemilik 100%,
 karena pemerintah punya kewenangan untuk memberikan kepada BUMN.
 2. Bila TIDAK punya uang, Kerjasama dg operator lama dengan dominasi share
 di BUMN sejak kontrak habis 2017, beri waktu 5 tahun kontraktor asing
untuk
 mengoperasikan maka sisa kontraknya bisa BUMN yang mengoperasikan.

 Perkembangan yang saya tahu adalah :
 1. TEPI dengan Pertamina sudah menjalin hubungan B2B yang harmonis, dan
 memilih versi-2, dimana Domestik dapet 51% dan asing 49%, sehingga
 Pertamina 51%, kemudian Total 24,5% 

Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Sepertinya harus dichalenge keekonomiannya bila ada nonsharable oil dalam
future productionnya.
Ide nosharable oil ini yg harus dikaji, disebandingkan dan diadu dengan
sistem kontrak yg berlaku, siapapun operatornya. Selama ini setiap
perpanjangan kontrak asset negara ikut terbawa sebagai bagian yg dibagi,
artinya negara sangat berpotensi dirugikan. Keekonomian merupakan hal yg
terpenting, mana yg terbaik buat negara. Bukan meributkan siapa yg akan
menjadi operator. Bukan hanya peningkatan jumlah barrel produksinya. Tolok
ukur bagus tidaknya bagi negara adalah income ke kas negara, bahkan
seberapa besar yg sampai ke rakyatnya
Bagi rakyat mana yg terbaik buat mereka yg penting. Operator telkom dulu
dimonopoli pt telkom, saat itu susah sekali mendapatkan nomer telepon.
Namun sekarang, operator telepon sudah banyak, mereka bersaing dan rakyat
diuntungkan, walaupun banyak opratornya asing.
Saya kira asalkan keekonomiannya lebih bagus untuk negara itulah yg harus
diperjuangkan berdasar nasionalisme.
Dari sisi bisnis, tentunya akan melihat keuntungan terbesar. Bisnis itu
ukurannya keuntungan, dollar.

Dari sisi profesi, nah ini dia, semestinya mana yang paling efisien dalam
memproduksikan dalam memberikan manfaat. Digenjot habis secara cepat untuk
meningkatkan produksi belum tentu efisien karena rusaknya formasi.
Profesional berbicara atas dasar current scientific understanding.
Barangkali saja meningkatnya produksi bukan tolok ukur utamanya.

Salam

Rdp

On Saturday, September 15, 2012, Ok Taufik wrote:

 bocoran dari milis sebelah dari RRR

  *Dari:* Rudi Rubiandinil rrratm_2...@yahoo.co.id javascript:_e({},
 'cvml', 'rrratm_2009%40yahoo.co.id');
  *Kepada:* tm-itb-band...@yahoogroups.com javascript:_e({}, 'cvml',
 'TM-ITB-Bandung%40yahoogroups.com');
  *Dikirim:* Jumat, 14 September 2012 23:04
  *Judul:* Re: [TM-ITB-Bandung] Bls: [sinergi-ia-itb] Pernyataan Wamen ESDM
  Tentang Pertamina dan terkait Blok Mahakam
 
 
  Temens,
 
  Membaca komentar ATM di millis mengenai kasus Blok Mahakam, saya
 tersenyum
  sendiri, sampai istri saya penasaran, disangkanya saya dapet emeil dari
  seseorang yang dia pantas cemburui.
 
  Bayangkan, variasinya :
  1. yang menganggap RRR jadi wamen karena politis.
  2. yang curiga RRR dapet wani piro.
  3. yang menebak RRR sekolah di perancis.
  4. yang melihat RRR sudah main perawan.
  5. yang menganggap RRR sudah pro asing
  6. yang menghubungkan RRR dengan perubahan direksi pertamina
  7. yang menganalisa RRR meninggalkan keprofesionalannya.
  8. yang mengira RRR ditekan G2G
  9. yang menilai RRR tidak nasionalis
  10. yang percaya RRR tidak berusaha mengisi kemerdekaan.
  11. yang menyimpulkan RRR under estimate bangsa sendiri.
  12. yang menyimpulkan RRR tidak cinta Negara.
 
  Tapi masih ada yang :
  1. RRR tidak berputar-putar kalau bicara
  2. RRR hanya melakukan trial by the Press
  3. RRR challange pertamina untuk lebih maju dan membuktikan kehebatannya
  4. RRR menggunakan metoda terbalik, untuk tujuan positif
 
  Walaupun saya menyadari sepenuhnya bahwa ATM sangat bervariasi masa
  lalunya, kecenderungan untuk melihat SIAPA bukan APA yang dibicarakan
  masih melekat, tentu kedepan harus diperbaiki, sehingga kita bisa lebih
  terfokus pada esensi dan tidak terlalu banyak hilang waktu untuk
  membicarakan personifikasi, yang bisa terjerumus pada su'udzon.
 
  Saya masih percaya bahwa :
  1. ATM yang menjadi teman kuliah saya dan juga sebagian saya turut
  mendidiknya, sangat hebat dan mampu menjadi profesional sejati, jangankan
  yang sudah bekerja di pertamina, KKKS, perusahaan asing, bekerja di
 seluruh
  dunia, yang baru lulus pun kini sudah bisa diterima dan bekerja di luar
  negeri tanpa harus ada pengalaman kerjanya.
  2. Hampir seluruh ATM yang melanjutkan sekolah keluar negeri mendapat
  predikat Cum Laude, karena hebat dan tingginya pengetahuan ybs.
  3. Kehadiran KKKS asing adalah KETERPAKSAAN dan bukan keinginan siapapun
  di negeri Indonesia yang merdeka ini.
  4. Negara bukan pemerintah bukan pula Pertamina, artinya cinta negara
  adalah berfikir dan berfihak pada kebaikan negara jangka panjang, tidak
  selalu baik pada pemerintahan saat ini (yang kadang mengedepankan jangka
  pendek), tidak juga selalu menguntungkan BUMN dalam hal ini, bisa saja
 kita
  punya beberapa BUMN yang bergerak di bidang migas, tidak harus dipaksakan
  pertamina as it is.
  4. Faktor Modal, adalah kendala terdepan dan menjadi penghadang yang
  menjadikan tidak seluruh lahan migas saat ini dikelola sendiri sejak
 awal.
  5. Faktor Data, adalah kendala berikutnya dalam pengembangan lapangan,
  terutama untuk proyek baru yang sangat prospek. Terutama data reservoir
 dan
  data bawah tanah lainnya, dengan sangat ketat KKKS menyimpan data kunci
  dengan rapat. kita bukan bicara Peraturan atau keharusan ideal, kita
 lihat
  fakta. Sebagai contoh, dimana yang memegang data penting tadi lapangan
 Siak
  yang akan habis tahun depan ? bagaimana dg lapangan Arun, bagaimana
 dengan
  Lapangan 

[iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan Emas di Gorontalo.

2012-09-14 Terurut Topik Ok Taufik
Betul tidak berita ini?

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1904050/brms-temukan-kandungan-emas-tembaga-di-gorontalo#.UFPqQP6pIaU.facebook

*INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyatakan,
laporan estimasi sumber daya mineral cukup besar dari konsesi tambang
tembaga dan emas di Gorontalo, Sulawesi.*

Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (12/9/2012).
Lokasi tambang di Cabang Kiri dan Sungai Mak memiliki total sumber daya
bijih sebesar 292 juta ton dengan rata-rata kadar kualitas 0,5% (tembaga)
dan 0,47% g/t (emas).

Hal itu berdasarkan laporan SRK Consulting (Australia) Pty ltd, Australia
(SRK) pada 27 Juli 2012 dan 8 Agustus 2012 di lokasi Cabang Kiri dan Sungai
Mak yang merupakan bagian dari konsesi tambang yang dioperasikan oleh PT
Gorontalo Minerals (GM). PT Gorontalo Minerals dimiliki 80% oleh PT Bumi
Resources Minerals Tbk dan 20% oleh PT Aneka Tambang Tbk.

Laporan SRK mengenai estimasi sumber daya mineral yang berdasarkan standar
Joint Ore Reserve Committee (JORC) tersebut, diharapkan dapat menambah
nilai terhadap konsesi tambang tembaga dan emas yang dikelola oleh BRMS di
Gorontalo, Sulawesi.

Estimasi sumber daya mineral tersebut telah meningkatkan nilai komersial
dari tambang tembaga dan emas tersebut. Selain di Sungai Mak dan Cabang
Kiri, masih ada beberapa potensi sumber daya mineral di beberapa lokasi
tambang yang dioperasikan oleh GM yang masih belum dieksplorasi lebih
lanjut, seperti di Kayu Bulan, Tubalolo, Cabang Kanan, dan lokasi lainnya.
[hid]
-- 
Sent from my Computer®


Re: [iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan Emas di Gorontalo.

2012-09-14 Terurut Topik dwiputranto
Benar adanya.
Sebelum dipegang BRM, area itu (Blok Tombulilato) bergantian milik TEI, Utah, 
BHP, dll. Drilling test pertama sudah dimulai sejak 1973.
Lalu, November 2011-Juli 2012 dilakukan Pre FS study utk Sungai Mak dan Cabang 
Kiri Prospect. Dan yg di bawah ini hasilnya.



Gayuh Putranto
IAGI-3583

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Sat, 15 Sep 2012 09:56:56 
To: iagi-netiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan Emas di 
Gorontalo.
Betul tidak berita ini?

http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1904050/brms-temukan-kandungan-emas-tembaga-di-gorontalo#.UFPqQP6pIaU.facebook

*INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyatakan,
laporan estimasi sumber daya mineral cukup besar dari konsesi tambang
tembaga dan emas di Gorontalo, Sulawesi.*

Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (12/9/2012).
Lokasi tambang di Cabang Kiri dan Sungai Mak memiliki total sumber daya
bijih sebesar 292 juta ton dengan rata-rata kadar kualitas 0,5% (tembaga)
dan 0,47% g/t (emas).

Hal itu berdasarkan laporan SRK Consulting (Australia) Pty ltd, Australia
(SRK) pada 27 Juli 2012 dan 8 Agustus 2012 di lokasi Cabang Kiri dan Sungai
Mak yang merupakan bagian dari konsesi tambang yang dioperasikan oleh PT
Gorontalo Minerals (GM). PT Gorontalo Minerals dimiliki 80% oleh PT Bumi
Resources Minerals Tbk dan 20% oleh PT Aneka Tambang Tbk.

Laporan SRK mengenai estimasi sumber daya mineral yang berdasarkan standar
Joint Ore Reserve Committee (JORC) tersebut, diharapkan dapat menambah
nilai terhadap konsesi tambang tembaga dan emas yang dikelola oleh BRMS di
Gorontalo, Sulawesi.

Estimasi sumber daya mineral tersebut telah meningkatkan nilai komersial
dari tambang tembaga dan emas tersebut. Selain di Sungai Mak dan Cabang
Kiri, masih ada beberapa potensi sumber daya mineral di beberapa lokasi
tambang yang dioperasikan oleh GM yang masih belum dieksplorasi lebih
lanjut, seperti di Kayu Bulan, Tubalolo, Cabang Kanan, dan lokasi lainnya.
[hid]
-- 
Sent from my Computer®



Re: [iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan Emas di Gorontalo.

2012-09-14 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Gayuh,
Menarik mengetahui bahwa eksplorasi sudah dilakukan sejak tahun 1973.
Barangkali anda belum lahir ya ?
Kalau di oil and gas sejak eksplorasi dilakukan (kontrak blok ditanda
tangani) hingga produksi memakan waktu hingga 10-20 tahun, di mining atau
pertambangan ini ternyata memerlukan waktu jauuh lebih lama.
Boleh deh dituliskan sejarah, atau dongengan ringkas tentang eksplorasi
tambang-tambang di Indonesia yg menarik utk dibaca santai, untuk edisi
Berita IAGI selanjunya.

Salam sukses semangat sabtu !

Rdp


On Saturday, September 15, 2012, wrote:

 **
 Benar adanya.
 Sebelum dipegang BRM, area itu (Blok Tombulilato) bergantian milik TEI,
 Utah, BHP, dll. Drilling test pertama sudah dimulai sejak 1973.
 Lalu, November 2011-Juli 2012 dilakukan Pre FS study utk Sungai Mak dan
 Cabang Kiri Prospect. Dan yg di bawah ini hasilnya.



 Gayuh Putranto
 IAGI-3583
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Ok Taufik ok.tau...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml',
 'ok.tau...@gmail.com');
 *Date: *Sat, 15 Sep 2012 09:56:56 +0700
 *To: *iagi-netiagi-net@iagi.or.id javascript:_e({}, 'cvml',
 'iagi-net@iagi.or.id');
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id javascript:_e({}, 'cvml',
 'iagi-net@iagi.or.id');
 *Subject: *[iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan
 Emas di Gorontalo.


 Betul tidak berita ini?


 http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1904050/brms-temukan-kandungan-emas-tembaga-di-gorontalo#.UFPqQP6pIaU.facebook

 *INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyatakan,
 laporan estimasi sumber daya mineral cukup besar dari konsesi tambang
 tembaga dan emas di Gorontalo, Sulawesi.*

 Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (12/9/2012).
 Lokasi tambang di Cabang Kiri dan Sungai Mak memiliki total sumber daya
 bijih sebesar 292 juta ton dengan rata-rata kadar kualitas 0,5% (tembaga)
 dan 0,47% g/t (emas).

 Hal itu berdasarkan laporan SRK Consulting (Australia) Pty ltd, Australia
 (SRK) pada 27 Juli 2012 dan 8 Agustus 2012 di lokasi Cabang Kiri dan Sungai
 Mak yang merupakan bagian dari konsesi tambang yang dioperasikan oleh PT
 Gorontalo Minerals (GM). PT Gorontalo Minerals dimiliki 80% oleh PT Bumi
 Resources Minerals Tbk dan 20% oleh PT Aneka Tambang Tbk.

 Laporan SRK mengenai estimasi sumber daya mineral yang berdasarkan standar
 Joint Ore Reserve Committee (JORC) tersebut, diharapkan dapat menambah
 nilai terhadap konsesi tambang tembaga dan emas yang dikelola oleh BRMS di
 Gorontalo, Sulawesi.

 Estimasi sumber daya mineral tersebut telah meningkatkan nilai komersial
 dari tambang tembaga dan emas tersebut. Selain di Sungai Mak dan Cabang
 Kiri, masih ada beberapa potensi sumber daya mineral di beberapa lokasi
 tambang yang dioperasikan oleh GM yang masih belum dieksplorasi lebih
 lanjut, seperti di Kayu Bulan, Tubalolo, Cabang Kanan, dan lokasi lainnya.
 [hid]
 --
 Sent from my Computer®




-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Lah kalo secara hukum kan kontrak itu sudah berahir dari disitu ya harus di 
balikin dong, masalah keekonomian tentu akan lebih murah kalo Pertamina yg 
Operate karena Operation Cost jelas bisa di tekan, demikian juga HQ cost akan 
lebih murah, cuman ya itu willingness dari GOI yg ga brani, mestinya ya harus 
bisa neken MNC untuk tetep mengembalikan WK itu ke NKRI.

Kalo Natuna aku setuju di kasi ke Asing krn secara keekonomian sangat tidak 
menarik

Mestinya para PhD yg di angkat jadi pejabat itu membantu untuk memajukan 
kemampuan nasional bukan malah sebaliknya.

Masih tetep kuciwa dg pernyataan ini

Avi
NPA 0666

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Sat, 15 Sep 2012 09:39:28 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina
 Cuma Nomor 3
Sepertinya harus dichalenge keekonomiannya bila ada nonsharable oil dalam
future productionnya.
Ide nosharable oil ini yg harus dikaji, disebandingkan dan diadu dengan
sistem kontrak yg berlaku, siapapun operatornya. Selama ini setiap
perpanjangan kontrak asset negara ikut terbawa sebagai bagian yg dibagi,
artinya negara sangat berpotensi dirugikan. Keekonomian merupakan hal yg
terpenting, mana yg terbaik buat negara. Bukan meributkan siapa yg akan
menjadi operator. Bukan hanya peningkatan jumlah barrel produksinya. Tolok
ukur bagus tidaknya bagi negara adalah income ke kas negara, bahkan
seberapa besar yg sampai ke rakyatnya
Bagi rakyat mana yg terbaik buat mereka yg penting. Operator telkom dulu
dimonopoli pt telkom, saat itu susah sekali mendapatkan nomer telepon.
Namun sekarang, operator telepon sudah banyak, mereka bersaing dan rakyat
diuntungkan, walaupun banyak opratornya asing.
Saya kira asalkan keekonomiannya lebih bagus untuk negara itulah yg harus
diperjuangkan berdasar nasionalisme.
Dari sisi bisnis, tentunya akan melihat keuntungan terbesar. Bisnis itu
ukurannya keuntungan, dollar.

Dari sisi profesi, nah ini dia, semestinya mana yang paling efisien dalam
memproduksikan dalam memberikan manfaat. Digenjot habis secara cepat untuk
meningkatkan produksi belum tentu efisien karena rusaknya formasi.
Profesional berbicara atas dasar current scientific understanding.
Barangkali saja meningkatnya produksi bukan tolok ukur utamanya.

Salam

Rdp

On Saturday, September 15, 2012, Ok Taufik wrote:

 bocoran dari milis sebelah dari RRR

  *Dari:* Rudi Rubiandinil rrratm_2...@yahoo.co.id javascript:_e({},
 'cvml', 'rrratm_2009%40yahoo.co.id');
  *Kepada:* tm-itb-band...@yahoogroups.com javascript:_e({}, 'cvml',
 'TM-ITB-Bandung%40yahoogroups.com');
  *Dikirim:* Jumat, 14 September 2012 23:04
  *Judul:* Re: [TM-ITB-Bandung] Bls: [sinergi-ia-itb] Pernyataan Wamen ESDM
  Tentang Pertamina dan terkait Blok Mahakam
 
 
  Temens,
 
  Membaca komentar ATM di millis mengenai kasus Blok Mahakam, saya
 tersenyum
  sendiri, sampai istri saya penasaran, disangkanya saya dapet emeil dari
  seseorang yang dia pantas cemburui.
 
  Bayangkan, variasinya :
  1. yang menganggap RRR jadi wamen karena politis.
  2. yang curiga RRR dapet wani piro.
  3. yang menebak RRR sekolah di perancis.
  4. yang melihat RRR sudah main perawan.
  5. yang menganggap RRR sudah pro asing
  6. yang menghubungkan RRR dengan perubahan direksi pertamina
  7. yang menganalisa RRR meninggalkan keprofesionalannya.
  8. yang mengira RRR ditekan G2G
  9. yang menilai RRR tidak nasionalis
  10. yang percaya RRR tidak berusaha mengisi kemerdekaan.
  11. yang menyimpulkan RRR under estimate bangsa sendiri.
  12. yang menyimpulkan RRR tidak cinta Negara.
 
  Tapi masih ada yang :
  1. RRR tidak berputar-putar kalau bicara
  2. RRR hanya melakukan trial by the Press
  3. RRR challange pertamina untuk lebih maju dan membuktikan kehebatannya
  4. RRR menggunakan metoda terbalik, untuk tujuan positif
 
  Walaupun saya menyadari sepenuhnya bahwa ATM sangat bervariasi masa
  lalunya, kecenderungan untuk melihat SIAPA bukan APA yang dibicarakan
  masih melekat, tentu kedepan harus diperbaiki, sehingga kita bisa lebih
  terfokus pada esensi dan tidak terlalu banyak hilang waktu untuk
  membicarakan personifikasi, yang bisa terjerumus pada su'udzon.
 
  Saya masih percaya bahwa :
  1. ATM yang menjadi teman kuliah saya dan juga sebagian saya turut
  mendidiknya, sangat hebat dan mampu menjadi profesional sejati, jangankan
  yang sudah bekerja di pertamina, KKKS, perusahaan asing, bekerja di
 seluruh
  dunia, yang baru lulus pun kini sudah bisa diterima dan bekerja di luar
  negeri tanpa harus ada pengalaman kerjanya.
  2. Hampir seluruh ATM yang melanjutkan sekolah keluar negeri mendapat
  predikat Cum Laude, karena hebat dan tingginya pengetahuan ybs.
  3. Kehadiran KKKS asing adalah KETERPAKSAAN dan bukan keinginan siapapun
  di negeri Indonesia yang merdeka ini.
  4. Negara bukan pemerintah bukan pula Pertamina, artinya cinta negara
  adalah 

Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik Muharram J. Panguriseng
Dari kemarin saya bertanya2, Kenapa ya MH, sang VP Humas Pertamina yang sangat 
piawai menyuarakan kepentingan Pertamina kepada wartawan tiba2 dipindah ke 
Jepang?.

Terjawab sekarang dari statement Pak RRR dibawah, Tiba-tiba humas pertamina 
berkoar siap mengambil alih 100% blok mahakam saat berakhir kontrak TITIK 
tanpa ba-bu. 
Rupanya pernyataan MH ini mengganggu he he he...

Salam,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Sat, 15 Sep 2012 09:12:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina
 Cuma Nomor 3

bocoran dari milis sebelah dari RRR

 *Dari:* Rudi Rubiandinil rrratm_2...@yahoo.co.id
 *Kepada:* tm-itb-band...@yahoogroups.com
 *Dikirim:* Jumat, 14 September 2012 23:04
 *Judul:* Re: [TM-ITB-Bandung] Bls: [sinergi-ia-itb] Pernyataan Wamen ESDM
 Tentang Pertamina dan terkait Blok Mahakam


 Temens,

 Membaca komentar ATM di millis mengenai kasus Blok Mahakam, saya tersenyum
 sendiri, sampai istri saya penasaran, disangkanya saya dapet emeil dari
 seseorang yang dia pantas cemburui.

 Bayangkan, variasinya :
 1. yang menganggap RRR jadi wamen karena politis.
 2. yang curiga RRR dapet wani piro.
 3. yang menebak RRR sekolah di perancis.
 4. yang melihat RRR sudah main perawan.
 5. yang menganggap RRR sudah pro asing
 6. yang menghubungkan RRR dengan perubahan direksi pertamina
 7. yang menganalisa RRR meninggalkan keprofesionalannya.
 8. yang mengira RRR ditekan G2G
 9. yang menilai RRR tidak nasionalis
 10. yang percaya RRR tidak berusaha mengisi kemerdekaan.
 11. yang menyimpulkan RRR under estimate bangsa sendiri.
 12. yang menyimpulkan RRR tidak cinta Negara.

 Tapi masih ada yang :
 1. RRR tidak berputar-putar kalau bicara
 2. RRR hanya melakukan trial by the Press
 3. RRR challange pertamina untuk lebih maju dan membuktikan kehebatannya
 4. RRR menggunakan metoda terbalik, untuk tujuan positif

 Walaupun saya menyadari sepenuhnya bahwa ATM sangat bervariasi masa
 lalunya, kecenderungan untuk melihat SIAPA bukan APA yang dibicarakan
 masih melekat, tentu kedepan harus diperbaiki, sehingga kita bisa lebih
 terfokus pada esensi dan tidak terlalu banyak hilang waktu untuk
 membicarakan personifikasi, yang bisa terjerumus pada su'udzon.

 Saya masih percaya bahwa :
 1. ATM yang menjadi teman kuliah saya dan juga sebagian saya turut
 mendidiknya, sangat hebat dan mampu menjadi profesional sejati, jangankan
 yang sudah bekerja di pertamina, KKKS, perusahaan asing, bekerja di
seluruh
 dunia, yang baru lulus pun kini sudah bisa diterima dan bekerja di luar
 negeri tanpa harus ada pengalaman kerjanya.
 2. Hampir seluruh ATM yang melanjutkan sekolah keluar negeri mendapat
 predikat Cum Laude, karena hebat dan tingginya pengetahuan ybs.
 3. Kehadiran KKKS asing adalah KETERPAKSAAN dan bukan keinginan siapapun
 di negeri Indonesia yang merdeka ini.
 4. Negara bukan pemerintah bukan pula Pertamina, artinya cinta negara
 adalah berfikir dan berfihak pada kebaikan negara jangka panjang, tidak
 selalu baik pada pemerintahan saat ini (yang kadang mengedepankan jangka
 pendek), tidak juga selalu menguntungkan BUMN dalam hal ini, bisa saja
kita
 punya beberapa BUMN yang bergerak di bidang migas, tidak harus dipaksakan
 pertamina as it is.
 4. Faktor Modal, adalah kendala terdepan dan menjadi penghadang yang
 menjadikan tidak seluruh lahan migas saat ini dikelola sendiri sejak awal.
 5. Faktor Data, adalah kendala berikutnya dalam pengembangan lapangan,
 terutama untuk proyek baru yang sangat prospek. Terutama data reservoir
dan
 data bawah tanah lainnya, dengan sangat ketat KKKS menyimpan data kunci
 dengan rapat. kita bukan bicara Peraturan atau keharusan ideal, kita lihat
 fakta. Sebagai contoh, dimana yang memegang data penting tadi lapangan
Siak
 yang akan habis tahun depan ? bagaimana dg lapangan Arun, bagaimana dengan
 Lapangan Natuna, dan bagimana dengan data 20 lapangan yang akan habis masa
 kontraknya dalam waktu dekat ini ?

 Maka pelajarannya :
 1. Contohlah Keberhasilan PHE-ONWJ, pengambilalihan dilakukan dengan soft
 landing, sebelum kontrak berakhir pertamina berkorban masuk kedalam
 system BP dengan membeli sharenya, sehingga pada saat kontrak habis
tinggal
 take off dengan enak.
 2. Janganlah contoh cara PHE-WMO menunggu sampai akhir kontrak, karena
 berharap dapat 100%, malah jadi bancakan berbagai pihak, yang korban
 negara, karena produksinya turun diakhir kontrak dan lambat diawal
kontrak.
 3. Kasus BOB-BSP terlalu dominan kedaerahannya mengalahkan Pertamina
 sehingga sistem manajemennya tidak bisa lari.
 4. Kasus Cepu yang sudah mundur lebih dari 4 tahun dari rencana, berapa
 banyak kesempatan negara untuk mendapatkan revenue hilang selama 4 tahun
 tsb, karena Pertamina (BUMN) bukan sebagai operator dan bagian daerah
 tergadaikan pada pemodal asing.

 Maka beberapa skenario yang menguntungkan negara harus diambil dalam kasus
 Mahakan, 

Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik Bandono Salim
Lha kan harus persetujuan persekutuan dulu, menteri, presiden, pemilik 
perusahaan.
Kalau mau kerja sendiri yaa begitulah.
Tapi... Mosok sih Humas berani bicara tanpa persetujuan bossnya humas??
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Muharram J. Panguriseng muhar...@pertamina.com
Date: Sat, 15 Sep 2012 04:21:14 
To: Iagi-netiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina 
Cuma Nomor 3
Dari kemarin saya bertanya2, Kenapa ya MH, sang VP Humas Pertamina yang sangat 
piawai menyuarakan kepentingan Pertamina kepada wartawan tiba2 dipindah ke 
Jepang?.

Terjawab sekarang dari statement Pak RRR dibawah, Tiba-tiba humas pertamina 
berkoar siap mengambil alih 100% blok mahakam saat berakhir kontrak TITIK 
tanpa ba-bu. 
Rupanya pernyataan MH ini mengganggu he he he...

Salam,
MJP

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Date: Sat, 15 Sep 2012 09:12:18 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina
 Cuma Nomor 3

bocoran dari milis sebelah dari RRR

 *Dari:* Rudi Rubiandinil rrratm_2...@yahoo.co.id
 *Kepada:* tm-itb-band...@yahoogroups.com
 *Dikirim:* Jumat, 14 September 2012 23:04
 *Judul:* Re: [TM-ITB-Bandung] Bls: [sinergi-ia-itb] Pernyataan Wamen ESDM
 Tentang Pertamina dan terkait Blok Mahakam


 Temens,

 Membaca komentar ATM di millis mengenai kasus Blok Mahakam, saya tersenyum
 sendiri, sampai istri saya penasaran, disangkanya saya dapet emeil dari
 seseorang yang dia pantas cemburui.

 Bayangkan, variasinya :
 1. yang menganggap RRR jadi wamen karena politis.
 2. yang curiga RRR dapet wani piro.
 3. yang menebak RRR sekolah di perancis.
 4. yang melihat RRR sudah main perawan.
 5. yang menganggap RRR sudah pro asing
 6. yang menghubungkan RRR dengan perubahan direksi pertamina
 7. yang menganalisa RRR meninggalkan keprofesionalannya.
 8. yang mengira RRR ditekan G2G
 9. yang menilai RRR tidak nasionalis
 10. yang percaya RRR tidak berusaha mengisi kemerdekaan.
 11. yang menyimpulkan RRR under estimate bangsa sendiri.
 12. yang menyimpulkan RRR tidak cinta Negara.

 Tapi masih ada yang :
 1. RRR tidak berputar-putar kalau bicara
 2. RRR hanya melakukan trial by the Press
 3. RRR challange pertamina untuk lebih maju dan membuktikan kehebatannya
 4. RRR menggunakan metoda terbalik, untuk tujuan positif

 Walaupun saya menyadari sepenuhnya bahwa ATM sangat bervariasi masa
 lalunya, kecenderungan untuk melihat SIAPA bukan APA yang dibicarakan
 masih melekat, tentu kedepan harus diperbaiki, sehingga kita bisa lebih
 terfokus pada esensi dan tidak terlalu banyak hilang waktu untuk
 membicarakan personifikasi, yang bisa terjerumus pada su'udzon.

 Saya masih percaya bahwa :
 1. ATM yang menjadi teman kuliah saya dan juga sebagian saya turut
 mendidiknya, sangat hebat dan mampu menjadi profesional sejati, jangankan
 yang sudah bekerja di pertamina, KKKS, perusahaan asing, bekerja di
seluruh
 dunia, yang baru lulus pun kini sudah bisa diterima dan bekerja di luar
 negeri tanpa harus ada pengalaman kerjanya.
 2. Hampir seluruh ATM yang melanjutkan sekolah keluar negeri mendapat
 predikat Cum Laude, karena hebat dan tingginya pengetahuan ybs.
 3. Kehadiran KKKS asing adalah KETERPAKSAAN dan bukan keinginan siapapun
 di negeri Indonesia yang merdeka ini.
 4. Negara bukan pemerintah bukan pula Pertamina, artinya cinta negara
 adalah berfikir dan berfihak pada kebaikan negara jangka panjang, tidak
 selalu baik pada pemerintahan saat ini (yang kadang mengedepankan jangka
 pendek), tidak juga selalu menguntungkan BUMN dalam hal ini, bisa saja
kita
 punya beberapa BUMN yang bergerak di bidang migas, tidak harus dipaksakan
 pertamina as it is.
 4. Faktor Modal, adalah kendala terdepan dan menjadi penghadang yang
 menjadikan tidak seluruh lahan migas saat ini dikelola sendiri sejak awal.
 5. Faktor Data, adalah kendala berikutnya dalam pengembangan lapangan,
 terutama untuk proyek baru yang sangat prospek. Terutama data reservoir
dan
 data bawah tanah lainnya, dengan sangat ketat KKKS menyimpan data kunci
 dengan rapat. kita bukan bicara Peraturan atau keharusan ideal, kita lihat
 fakta. Sebagai contoh, dimana yang memegang data penting tadi lapangan
Siak
 yang akan habis tahun depan ? bagaimana dg lapangan Arun, bagaimana dengan
 Lapangan Natuna, dan bagimana dengan data 20 lapangan yang akan habis masa
 kontraknya dalam waktu dekat ini ?

 Maka pelajarannya :
 1. Contohlah Keberhasilan PHE-ONWJ, pengambilalihan dilakukan dengan soft
 landing, sebelum kontrak berakhir pertamina berkorban masuk kedalam
 system BP dengan membeli sharenya, sehingga pada saat kontrak habis
tinggal
 take off dengan enak.
 2. Janganlah contoh cara PHE-WMO menunggu sampai akhir kontrak, karena
 berharap dapat 100%, malah jadi bancakan berbagai pihak, yang korban
 negara, karena produksinya 

RE: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi Pertamina Cuma Nomor 3

2012-09-14 Terurut Topik Ong Han Ling
Saya ingin nimbrung dalam diskusi ini. 

Resources ESDM sangat minim dan kurang dalam menghadapi wawasan yang makin
lama makin multi-komplex dan multi-demensi persoalannya. Kesalahan data,
policy, peraturan, undang-undang, dsb. terjadi disemua jajaran.
Kekurangan-kekurangan mudah diperbesar dialam demokrasi. Sebaiknya IAGI ikut
membantu Pemerintah dengan diskusi dan saran.

Kesalahan utama adalah adanya pernyataan dari Wamen Apakah Total mau beri
data-data teknis diblok tersebut yang puluhan tahun dikerjakannya? Tentu
tidak. Artinya akan mulai dari awal lagi ujar Rudi. Ini merupakan
kekeliruan yang diutarakan oleh ADB. Semua orang tahu bahwa dalam sistim PSC
semua data adalah milik Negara. Apakah karena kekeliruan tsb. maka extension
akan diberikan kepada Total? Karena kalau diberikan kepada Pertamina, tanpa
data, pasti Pertamina akan dapat kesukaran dalam pelaksanaannya.  

Tentang PSC extension, saya beda pendapat dengan ADB. Extension harus
diberikan kepada yang terbaik bagi Negara. Terbaik disini berarti keuangan
dan risiko. Saya mengusulkan memakai Cost Recovery Limit (CRL), yang disebut
oleh Almarhum Wamen ESDM sebagai Cost over Revenue (C/R). Memonitor CRL
mudah sekali, tinggal jaga di wellhead, berapa minyak yan keluar dan hanya
40% (seandainya CRL 40%) yang bisa dipkai untuk cost recover. Ini adalah
ciri khas dari PSC diserluruh dunia. Indonesia telah meninggalkan sistim PSC
dan sekarang menganut sistim konsesi, kecuali istilah-istilahnya masih
menganut PSC. Dengan adanya CRL Negara terjamin pendapatnya. Sekarang
kelihatannya Indonesia dapat besar, 85/15. Besar kalau profitnya besar.
Namun kalau profit kecil atau tidak ada, dan semua sudah dipakai untuk cost
recobvery, pendapatan Negara zero atau insignificant. Negara hanya dapat
dari FTP yang bisa dianggap sebagai royalty. Apalagi zaman sekarang, kita
tidak tahu mana teman mana lawan. Peraturan baru dibuat dan diplesetkan
untuk kepentingan pribadi atau golongan. Dengan sistim CRL, hal tsb.
di-minimize. Negara terjamin pendapatnya. Ibnu Sutowo, yang mengetahui bahwa
Indonesia tidak punya apa-apa pada waktu itu sudah memikirkan hal ini
masak-masak dan lahirlah konsep PSC yang ditiru oleh banyak negara didunia.
Indonesia, dilain pihak, tempat kelahiran PSC, telah meninggalkan sistim PSC
tahun 1977. 

Untuk extension Mahakam, kita minta TOTAL dan Pertamina (dan mungkin pihak
lainnya) untuk mengajukan POD disertai CRL. Besaranya CRL memberi jaminan
pendapatan Negara. Pertamina diberi preference untuk match bid dari TOTAL.
Preference bisa berkisar antara 0-10%. Jadi Pertamina jangan diberikan blank
cek bahwa extension Mahakam otomatis menjadi miiknya. Pertamina harus
berusaha. Harus diingat bahwa kalau Pertamina membuat kekeliruan seperti
overun of budget atau project delays, yang menjadi ciri khas industri
perminyakan, yang menanggung rugi adalah Negara. Selain itu, Indonesia masih
memerlukan investasi yang besar sekali untuk menaikkan GDP-nya. Tanpa
kecualian semua negara didunia ini memerlukan investasi kalau ingin
meningkatkan kemakmuran rakyatnya, termasuk Amerika Serikat yang kaya-raya.
Indonesia juga demikian. Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) harus
mengemis dan menurunkan sampai $1 juta dollar dengan memberikan
fasilitas-fasilitas untuk menarik investor asing. Untuk Mahakam investasi
yang diperlukan mencapai ratusan juta dollar. 

Sandainya extension dimenangkan TOTAL,ini merupakan investasi baru yang
diperlukan Indonesia. Pendapatan Negara terjamin dengan adanya CRL. Risiko
Negara kecil dengan diterapkan CRL. Sedangkan Pertamina bisa mengembangkan
wilayah kerjanya yang terbesar di Indonesia dan memerlukan modal cukup
banyak.   

Kalau Pertamina yang menang, semua keuntungan masuk Pertamina dan Negara.
Tidak ada yang keluar Negeri. Namun konsekwensinya, Negara menanggung semua
risiko jika terjadi kerugian apapun penyebabnya. Selain itu, Indonesia akan
kehilangan investasi asing yang ratusan juta dollar.

Kita tinggal pilih mana yang terbaik bagi Negara. Dengan diterapkan CRL,
pendapatan Negara dapat dipastikan besarnya dan tidak bisa keliru.  

Maaf kalau ada hal-hal yang tidak berkenan.

HL Ong  

  

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id [mailto:lia...@indo.net.id] 
Sent: Thursday, September 13, 2012 8:49 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Kuasai 47% Ladang Minyak RI, Tapi Produksi
Pertamina Cuma Nomor 3

Isu perpanjangan kontrak ini memang sering menjadi isu hangat , masalah ini
sebetulnya masalaha B to B tapi karena menyangkit B yg besar bukan Hil yg
mustahal juga  membawa G to G juga, dalam kontrak memang tdk diatur , tapi
karena ada pintunya di UU yg membolehkan K3S memperpanjang Kontraknya ,
makanya dicarilah berbagai alasan alasan ( subyektif maupun subyektifnya
)kalau memang daerah tsb msh menguntungkan untuk diperpanjang.
Pertanyaannya apakah dihilangkan saja pintunya tsb sekalian ( Kontrak
ditegaskan kalau tidak bisa diperpanjang ) Dalam berita dari ESDM beberapa
waktu dibawah 

Re: [iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan Emas di Gorontalo.

2012-09-14 Terurut Topik anangsk
Sepertinya Newcrest jg sempat eksplorasi di area BRMS ini hampir 10 tahunan di 
awal 90an, dan tdk menganggap Cabang Kiri sbg prospek besar. 

-anang-
-anang-

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Sat, 15 Sep 2012 10:29:42 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan Emas
 di Gorontalo.
Gayuh,
Menarik mengetahui bahwa eksplorasi sudah dilakukan sejak tahun 1973.
Barangkali anda belum lahir ya ?
Kalau di oil and gas sejak eksplorasi dilakukan (kontrak blok ditanda
tangani) hingga produksi memakan waktu hingga 10-20 tahun, di mining atau
pertambangan ini ternyata memerlukan waktu jauuh lebih lama.
Boleh deh dituliskan sejarah, atau dongengan ringkas tentang eksplorasi
tambang-tambang di Indonesia yg menarik utk dibaca santai, untuk edisi
Berita IAGI selanjunya.

Salam sukses semangat sabtu !

Rdp


On Saturday, September 15, 2012, wrote:

 **
 Benar adanya.
 Sebelum dipegang BRM, area itu (Blok Tombulilato) bergantian milik TEI,
 Utah, BHP, dll. Drilling test pertama sudah dimulai sejak 1973.
 Lalu, November 2011-Juli 2012 dilakukan Pre FS study utk Sungai Mak dan
 Cabang Kiri Prospect. Dan yg di bawah ini hasilnya.



 Gayuh Putranto
 IAGI-3583
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 --
 *From: * Ok Taufik ok.tau...@gmail.com javascript:_e({}, 'cvml',
 'ok.tau...@gmail.com');
 *Date: *Sat, 15 Sep 2012 09:56:56 +0700
 *To: *iagi-netiagi-net@iagi.or.id javascript:_e({}, 'cvml',
 'iagi-net@iagi.or.id');
 *ReplyTo: * iagi-net@iagi.or.id javascript:_e({}, 'cvml',
 'iagi-net@iagi.or.id');
 *Subject: *[iagi-net-l] PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menemukan
 Emas di Gorontalo.


 Betul tidak berita ini?


 http://pasarmodal.inilah.com/read/detail/1904050/brms-temukan-kandungan-emas-tembaga-di-gorontalo#.UFPqQP6pIaU.facebook

 *INILAH.COM, Jakarta - PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) menyatakan,
 laporan estimasi sumber daya mineral cukup besar dari konsesi tambang
 tembaga dan emas di Gorontalo, Sulawesi.*

 Demikian seperti dikutip dari siaran pers yang diterima, Rabu (12/9/2012).
 Lokasi tambang di Cabang Kiri dan Sungai Mak memiliki total sumber daya
 bijih sebesar 292 juta ton dengan rata-rata kadar kualitas 0,5% (tembaga)
 dan 0,47% g/t (emas).

 Hal itu berdasarkan laporan SRK Consulting (Australia) Pty ltd, Australia
 (SRK) pada 27 Juli 2012 dan 8 Agustus 2012 di lokasi Cabang Kiri dan Sungai
 Mak yang merupakan bagian dari konsesi tambang yang dioperasikan oleh PT
 Gorontalo Minerals (GM). PT Gorontalo Minerals dimiliki 80% oleh PT Bumi
 Resources Minerals Tbk dan 20% oleh PT Aneka Tambang Tbk.

 Laporan SRK mengenai estimasi sumber daya mineral yang berdasarkan standar
 Joint Ore Reserve Committee (JORC) tersebut, diharapkan dapat menambah
 nilai terhadap konsesi tambang tembaga dan emas yang dikelola oleh BRMS di
 Gorontalo, Sulawesi.

 Estimasi sumber daya mineral tersebut telah meningkatkan nilai komersial
 dari tambang tembaga dan emas tersebut. Selain di Sungai Mak dan Cabang
 Kiri, masih ada beberapa potensi sumber daya mineral di beberapa lokasi
 tambang yang dioperasikan oleh GM yang masih belum dieksplorasi lebih
 lanjut, seperti di Kayu Bulan, Tubalolo, Cabang Kanan, dan lokasi lainnya.
 [hid]
 --
 Sent from my Computer®




-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*