Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?

2012-10-23 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
Kesempatan emas buat anak bangsa berkarya itu sebenarnya bukan hanya di blok 
mahakam,
bnyak wilayah di Indonesia yang bisa kita pelajari untuk mencari cadangan2 
baru.
kita punya Pertamina,,eksplorlah sumberdaya negara ini dengan wadah 
Pertamina,buktikan kalau Pertamina juga bisa bersaing dengan oil company2 yg 
tidak berdarah Merah Putih itu.


Menurut saya Pak Wamen hanya ingin menjaga Stabilitas energi Indonesia saja 
dengan bersikap demikian. 
jadi mungkin kita tidak harus Jatuh bangun dulu untuk bisa berdiri kembali


Bersatulah demi Kedaulatan Energi yang sangat kita impikan ini.



Salam Pemuda,




Hikmatulloh



 From: rakhmadi.avia...@gmail.com rakhmadi.avia...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, October 24, 2012 6:35 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
 

Lah itu kan pendapat pak Wamen cak Bandono yg bener yg kerja di PMA itu 
dijajah, mereka terpaksa krn tidak ada pilihan lain, pengalaman pribadi sering 
kita memaksa terseyum dan baek ama bule biar dapat kursus dan dpt posisi sbg 
pembantu penjajah, meskipun itu bertentangan dg NURANI contoh simple saat bikin 
budget knp kok pake bule ini termasuk presentasi ke BPMigas, Migas dan Dep Naker

Blok Mahakam adalah kesempatan Emas buat anak bangsa berkarya dan menunjukkan 
kebolehan dlm berkarya

Salam
Avi

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Bandono Salim bandon...@gmail.com 
Date: Tue, 23 Oct 2012 23:13:26 +
To: Iagiiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Hehehe mereka tidak merasa menjajah, malah merasa mensejahterakan. Beri gaji 
lebih tinggi dari pns kan???
Trus yAng dimaksud penjajahan oleh bangsa sendiri itu yang mana mas Yatno?
Bolehkan berfikir beda??
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Wed, 24 Oct 2012 06:08:08 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: Sense of urgency : Mahakam atau Natuna ?
Kalau tidak dijajah kita sudah setara dengan mereka. Atau bisa saja lebih maju 
dari mereka.
Bagaimanapun penjajahan sebuah kegiatan yg tidak berperikemanusiaan dan peri 
keadilan. Sehingga harus dihapuskan dari muka bumi.

Rdp



On Tuesday, October 23, 2012, kartiko samodro  wrote:

Pak Avi sepertinya keenakan dijajah nih bisa sampai 24 tahun :-))


Terlepas dari itu  semua, 


positifnya  kan sekarang Indonesia punya geologist yang mumpuni seperti Pak 
Avi yang merupakan hasil penjajahan exxon mobil selama 24 tahun...


2012/10/23 rakhmadi avianto rakhmadi.avia...@gmail.com

Nasionalisasi di PMA itu ngga mungkin deh kayaknya, kenapa karena namanya 
Penanaman Modal Asing (PMA) maka mesti ASING yg paling berkuasa. Pengalaman 
Pribadi dg Mobil dan ExxonMobil selama 24th, yg aku tahu dari dulu waktu aku 
masuk di tahun 1982 sampai saat inipun proses nasionalisasi di EM belum jalan, 
pegawai nasional di masing2 PMA itu tidak lebih dari pesuruh untuk ketemu 
Migas, BPMigas atau Pejabat pemerintah. Alasannya ya gampang lah ini kan 
proyek kunci maka yg nangani ya kudu orang asing yg menurut mereka lebih 
mumpuni.

Dulu di EM bos aku ya hanya dipakai untuk ngurus mberesin Cepu dan Natuna, 
teknis dan adminis tratip ke dalam ya bule semua, mulai dari Planning, 
teknical approval untuk go not go, annual budget ... man power planning and 
deployment dsb, ntar kalau udah jadi dan mateng dan udah di approved Houston 
(untuk EM) maka baru si mumpet or cepot nya disuruh teken buat di majuin 
ke BPMigas.

Jadi Nasionalisasi itu cuman akan terjadi kalau blok itu bener2 dikelola oleh 
Nasional. Nah untuk mengelola kan harus ada barangnya, tanpa barang ya ngga 
bisa ngapa2 in. Misalnya nih ntar dalam pengeloaan blok Mahakam kekurangan 
orang terus saya di tarik ya ngga NOLAK, tapi kalau di bawah TEPI ya ogah 
 ngga mau balik lagi ke jaman batu, udah cukup 24th di jajah  hiks 
hiks hiks

Pegawai nasional di tempat PMA itu kaya supir F1 tapi disuruh bawa angkot ya 
ngga cocok.

lam salam
Avi



2012/10/23 Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com

On Tuesday, October 23, 2012, Yanto R. Sumantri wrote:
Five years will be very short Vick , dan yang penting kalau memang maunya 
diberikan kpd PTM maka harus ada masa peralihan yang smooth. Saya memang 
terprovokasi oleh ucapan Pak Wamen yang mengatakan orang Indonesia TIDAK 
MAMPu Tapi pagi ini , kok ucapannya berubah ya.


Kalau soal smooth transition ini memang mungkin menjadi preseden kurang 
bagus kalau masuknya PTM trus dianggap sebagai pemaksaan. 
Ditanya aja Opratornya 
- bagaimana proses Indonesianisasi dijalankan selama 2 periode PSC ini ?
Jawab 
1. Bagus, hampir semua Indonesia sudah menduduki posisi penting. Mereka 
sudah mendapatkan training yg bagus dari kami
Action ... Ok kalau begitu proses transisi aman. Dan kemungkinan besar 
smooth. 

Re: [iagi-net-l] Kurtubi: Pengelolaan Bobrok, Bubarkan BP Migas

2012-09-03 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist


Kalau masalah pertanggungjawabannya langsung ke Presiden mungkin itu bisa 
dibenahi..karena tidak semua masalah bisa ditangani langsung oleh presiden,,
mungkin ada benarnya juga pernyataan dari Pak Kurtubi yg menyatakan tentang  
serahkan pengelolaan kepada pertamina  seperti beberapa tahun yg lalu.
dengan begitu kita bisa menjadi tuan rumah di negara kita sendiri, lalu kita 
bisa mengerahkan semua rakyat Indonesia untuk membangun satu kesatuan 
perusahaan energi,,kita panggil org2 terbaik yg ada di pihak luar untuk bisa 
mengembangkan negaranya sendiri.

kalau tidak salah bnyak perusahaan migas asing itu pegawainya orang indonesia 
juga. 

mudah2an kita bisa bersatu untuk menjadikan Indonesia lebih baik lagi,terus dan 
terus..

Salam

Hikmat





 From: Eko Prasetyo strivea...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, September 4, 2012 7:55 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Kurtubi: Pengelolaan Bobrok, Bubarkan BP Migas
 

Terus terang, kalo Pak Kurtubi menghina BP MIGAS, berarti menghina semua KKS 
baik lokal maupun asing, karena...ya karena semua yang bekerja di lapangan ya 
KKS dan melaporkannya ke BP MIGAS. KKS saya yakin sudah bekerja keras mencari 
oil dan gas semampu mungkin, apalagi dengan harga dewa kayak sekarang ;)

Saya sendiri sebagai kuli KKS sudah jungkir balik bekerja mempertahankan 
decline jadi ~ 0%, dan ini yang mungkin gak dilihat Pak Kurtubi. Dia melihat 
pukul rata semua produksi turun, karena itu hajar BP MIGAS sebagai sasaran 
gampang.



BP MIGAS sendiri, kalo saya harus mencari kesalahan, terlalu konservatif dalam 
menilai sebuah proyek yang diajukan oleh KKS. Tapi itu bagian dari good 
governance, mungkin. Gak semua proyek harus diapprove karena lapar produksi.


Apa BP MIGAS punya otoritas untuk jadi aktif dalam menggeber KKS dan punya 
wewenang untuk memaksa KKS melakukan eksplorasi dan eksploitasi untuk daerah 
tertentu?

Dan subsidi BBM. Really, Pak Kurtubi? Setahu saya BBM itu urusan BPH MIGAS, 
bukan BP MIGAS.
Pertamina  itu tepat sasaran, karena mereka distributor utama, IMHO.

Dan kemana itu hantu mega-calo Petral, Pak Kurtubi, kok gak disasar? Gak berani 
ya?




2012/9/4 Ok Taufik ok.tau...@gmail.com



Akibat oknum bodoh BP Migas dan Pertamina, energi nasional tergantung terus 
oleh impor. BP Migas tidak ada yang mengontrol.Rabu, 21 Maret 2012 07:21 | 
 
'Auto Pilot', Bubarkan BP Migas


Jakarta, PelitaOnline
PENGAMAT Perminyakan Kurtubi 
mengungkapkan, sistem pengelolaan migas Indonesia dari dulu hingga 
sekarang bersifat auto pilot sehingga ketahanan energi Indonesia semakin 
bobrok. Karena itu Kurtubi mendesak pemerintah untuk segera membubarkan BP 
Migas. Bubarkan saja BP Migas. Ayo saya tantang Menteri ESDM dan Wamennya, kata 
Kurtubi yang juga menjabat sebagai Direktur Center For Petroleum And 
Energy Economics Studies (CPEES) kepada PelitaOnline, di Jakarta, Selasa 
(20/3). Kurtubi menilai, tidak adanya jabatan komisaris di BP Migas membuat 
lembaga tersebut jadi besar kepala dan bahkan sering bertindak bodoh. Mereka 
tidak ada yang mengawasi. Dan mereka langsung menyampaikan 
pertanggungjawabannya ke Presiden. Nah, apakah Pak SBY sempat memeriksa 
detail permasalahan migas di Indonesia? tanya Kurtubi dengan nada geram. Tidak 
hanya itu, Kurtubi juga menyebutkan, akibat tingkah bodoh oknum BP Migas dan PT 
Pertamina ketahanan energi Indonesia menjadi tidak 
terjamin. Pada akhirnya rakyat kembali yang jadi korban. Akibat oknum bodoh 
itu. Pertama, produksi minyak sangat amat rendah, 
salah kelola industri migas padahal sumber dayanya sangat besar. Kita 
harus impor minyak mentah ini sifatnya abadi karena cara kelola minyak 
kita ini salah dari tahun ke tahun, paparnya. Kedua, oknum bodoh di Pertamina 
membuat subsidi BBM membengkak, akibat 
korupsi, tambahnnya. Melihat fakta tersebut, menurut Kurtubi tidak ada jalan 
lain yaitu 
bubarkan BP Migas. Hanya itu solusinya. Bubarkan BP Migas yang hanya mikirin 
perut sendiri. Pengelolaannya serahkan ke Pertamina.Tapi dengan syarat 
Pertamina juga 
harus dibenahi dulu strukturnya dari segala aspek dan Pertamina harus 
mau membangun kilang minyak di Indonesia agar kita ga impor BBM terus, 
tandasnya.http://politik.pelitaonline.com/news/2012/03/21/kurtubi-pengelolaan-bobrok-bubarkan-bp-migas--12#.UEVITCItHiQ


-- 
Sent from my Computer®
 



-- 
Visit http://www.strivearth.com and be entertained

[iagi-net-l] Kedaulatan Energi...HARGA MATI..

2012-09-02 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist


Apakah kita mau Indonesia merdeka yang kaum
kapitalisnya merajalela, ataukah yang semua rakyatnya sejahtera, yang semua
orang cukup makan, cukup pakaian, hidup dalam kesejahteraan, merasa dipangku
oleh Ibu Pertiwi yang cukup memberi sandang pangan kepadanya? -Bung Karno
Jangan Dengarkan Asing..!!
Itulah yang diucapkan Bung Karno di tahun 1957 saat ia mulai
melakukan aksi atas politik kedaulatan modal. Aksi kedaulatan modal adalah
sebuah bentuk politik baru yang ditawarkan Sukarno sebagai alternatif ekonomi
dunia yang saling menghormati, sebuah dunia yang saling menyadari keberadaan
masing-masing, sebuah dunia co-operasi, Elu ada, gue ada kata Bung
Karno saat berpidato dengan dialek betawi di depan para mahasiswa sepulangnya 
dari
Amerika Serikat.
Pada tahun 1957, perlombaan pengaruh kekuasaan meningkat
antara Sovjet Uni dan Amerika Serikat, Sovjet Uni sudah berani masuk ke Asia
pasca meninggalnya Stalin, sementara Mao sudah ambil ancang-ancang untuk
menguasai seluruh wilayah perbatasan Sovjet Uni dengan RRC di utara Peking.
Bung Karno sudah menebak Amerika Serikat dan Sovjet Uni pasti akan rebutan Asia
Tenggara. Dulu Jepang ngebom Pearl Harbour itu tujuannya untuk menguasai
Tarakan, untuk menguasai sumber-sumber minyak, jadi sejak lama Indonesia akan
jadi pertaruhan untuk penguasaan di wilayah Asia Pasifik, kemerdekaan Indonesia
bukan saja soal kemerdekaan politiek, tapi soal bagaimana menjadiken manusia
yang didalamnya hidup terhormat dan terjamin kesejahteraannya kata Bung
Karno saat menerima beberapa pembantunya sesaat setelah pengunduran Hatta
menjadi Wakil Presiden RI tahun 1956. Saat itu Indonesia merobek-robek
perjanjian KMB didorong oleh kelompok Murba, Bung Karno berani menuntut pada
dunia Internasional untuk mendesak Belanda menyerahkan Irian Barat kepada
Indonesia Kalau Belanda mau perang, kita jawab dengan perang teriak
Bung Karno saat memerintahkan Subandrio untuk melobi beberapa negara barat
seperti Inggris dan Amerika Serikat.
Gerak adalah sumber kehidupan, dan gerak yang
dibutuhkan di dunia ini bergantung pada energi, siapa yang menguasai energi
dialah pemenang Ambisi terbesar Sukarno adalah menjadikan energi sebagai
puncak kedaulatan bangsa Indonesia, pada peresmian pembelian kapal tanker oleh
Ibnu Sutowo sekitar tahun 1960, Bung Karno berkata Dunia akan bertekuk
lutut kepada siapa yang punya minyak, heeejoullie (kalian =bahasa belanda)
tau siapa yang punya minyak paling banyak, siapa yang punya penduduk paling
banyak...inilah bangsa Indonesia, Indonesia punya minyak, punya pasar. Jadi
minyak itu dikuasai penuh oleh orang Indonesia untuk orang Indonesia, lalu dari
minyak kita ciptaken pasar-pasar dimana orang Indonesia menciptaken
kemakmurannya sendiri.
Jelas langkah Sukarno tak disukai Amerika Serikat, tapi
Moskow cenderung setuju pada Sukarno, ketimbang harus perang di Asia Tenggara
dengan Amerika Serikat, Moskow memutuskan bersekutu dengan Sukarno, tapi
perpecahan Moskow dengan Peking bikin bingung Sukarno. Akhirnya Sukarno
memutuskan maju terus tanpa Moskow, tanpa Peking untuk berhadapan dengan
kolonialis barat.
Di tahun 1960, Sukarno bikin gempar perusahaan minyak asing,
dia panggil Djuanda, dan suruh bikin susunan soal konsesi minyak Kamu
tau, sejak 1932 aku berpidato di depan Landraad soal modal asing ini? soal
bagaimana perkebunan-perkebunan itu dikuasai mereka, jadi Indonesia ini tidak
hanya berhadapan dengan kolonialisme tapi berhadapan dengan modal asing yang
memperbudak bangsa Indonesia, saya ingin modal asing ini dihentiken,
dihancurleburken dengan kekuatan rakyat, kekuatan bangsa sendiri, bangsaku
harus bisa maju, harus berdaulat di segala bidang, apalagi minyak kita punya,
coba kau susun sebuah regulasi agar bangsa ini merdeka dalam pengelolaan
minyak urai Sukarno di depan Djuanda.
Lalu tak lama kemudian Djuanda menyusun surat yang kemudian
ditandangani Sukarno. Surat itu kemudian dikenal UU No. 44/tahun 1960. isi dari
UU itu amat luar biasa dan memukul MNC (Multi National Corporation).
Seluruh Minyak dan Gas Alam dilakukan negara atau perusahaan negara.
Inilah yang kemudian menjadi titik pangkal kebencian kaum pemodal asing pada
Sukarno, Sukarno jadi sasaran pembunuhan dan orang yang paling diincar bunuh
nomor satu di Asia. Tapi Sukarno tak gentar, di sebuah pertemuan para
Jenderal-Jenderalnya Sukarno berkata Buat apa memerdekakan bangsaku, bila
bangsaku hanya tetap jadi budak bagi asing, jangan dengarken asing, jangan mau
dicekoki Keynes, Indonesia untuk bangsa Indonesia. Ketika laporan
intelijen melapori bahwa Sukarno tidak disukai atas UU No. 44 tahun 1960 itu
Sukarno malah memerintahkan ajudannya untuk membawa paksa seluruh direktur
perusahaan asing ke Istana. Mereka takut pada ancaman Sukarno. Dan diam
ketakutan.
Pada hari Senin, 14 Januari 1963 pemimpin tiga perusahaan
besar datang lagi ke Istana, mereka dari perusahaan Stanvac, Caltex dan Shell.
Mereka meminta Sukarno membatalkan UU No.40 tahun 1960. UU lama sebelum tahun
1960 disebut sebagai Let Alone 

Re: [iagi-net-l] Rudy R. Wamen ESDM

2012-06-14 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
Selamat untuk Pak Rudi rubiandini,,
Senang sekali saya mendengar berita ini,,akan tetapi lebih senang lagi ketika 
Menteri ESDM di pegang oleh Geologist,,Semoga bisa menGeneralkan energi di 
negeri kita tercinta ini,,karena Indonesia bukan hanya MIGAS saja,,
Sekali lagi selamat,,

Hormat saya,

Hikmatulloh




 From: Parvita Siregar parvita.sire...@salamander-energy.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, June 15, 2012 7:30 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] Rudy R. Wamen ESDM
 

 
Ini beritanya Abah, untuk hari ini.
 
http://www.esdm.go.id/berita/umum/37-umum/5789-presiden-tunjuk-rudi-rubiandini-sebagai-wakil-menteri-esdm-.html
 
Pak Rudi, selamat mengemban tugas negara. 
 
Parvita
 
From:Yanto R. Sumantri [mailto:yrs_...@yahoo.com] 
Sent: Thursday, June 14, 2012 4:47 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Rudy R. Wamen ESDM
 
Heeh , mungkin dikiranya ahli geologi itu bisanya ci=uma presentasi (itu 
katanya Kuntoro kesaya , kalau ngledek)
 
si Abah
 


 
From:lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, June 14, 2012 1:49 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Rudy R. Wamen ESDM

Abah ini CV nya beliau , kayaknya  Wamen diperlukan untuk
masalah Migas wabil khususon  untuk adu argumen masalah migas
dg para pengamat  spt KKG atau KTB kali.spt yg dulu
sering dilakukan Wamen yg lalu , saya pikir kemarin gantinya
Wamen  dari geologi lha kok jebule dari Perminyakan
- Perminyakan lagi
ISM


Presiden Tunjuk Rudi Rubiandini Sebagai Wakil Menteri ESDM
KAMIS, 14 JUNI 2012 05:32 WIB
JAKARTA - Presiden Republik Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono
menunjuk Rudi Rubiandini Suharsyah sebagai Wakil Menteri Energi
dan Sumber Daya Mineral (Wamen ESDM) menggantikan Almarhum
Widjajono Partowidagdo yang meninggal dunia 21 April lalu saat
mendaki G. Tambora, Nusa Tenggara Barat. Pelantikan secara
resmi akan dilaksanakan pagi ini, Kamis (14/6/2012) pukul 11.00
di Istana Negara. Jakarta.
“Untuk Wamen ESDM, saya mempercayakan kepada Saudara
Prof.Dr.Ir. Rudi Rubiandini ,” ujar Presiden Republik
Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Bogor, Rabu, 13
Juni 2012.
Presiden menjelaskan alasan memilih pakar perminyakan dari
Intsitut Teknologi Bandung (ITB) adalah karena yang
bersangkutan  memiliki pengalaman, pengetahuan dan komitmen
guna memajukan sektor energi dan sumber daya mineral. ”Yang
bersangkutan saya pandang seperti Almarhum Widjajono
Partowidagdo untuk mengembangkan kebijakan program dan rencana
aksi serta upaya untuk meningkatkan ESDM dengan baik dan
gerakan penghematan energi secara nasional,” imbuh Presiden.
Sebelum diangkat sebagai Wamen ESDM, Rudi merupakan Deputi
Operasi BPMigas sejak 18 Agustus 2011. Pria kelahiran
Tasikmalaya, 9 Februari 1962 ini lulus dari jurusan Teknik
Perminyakan, Institut Teknologi Bandung (ITB) pada tahun 1985.
Rudi kemudian melanjutkan pendidikan hingga meraih gelar doktor
di Tenhnische Universitaet Clausthal Jerman pada tahun 1991.
Berikut profil Wakil Menteri ESDM, Rudi Rubiandini

Nama : Rudi Rubiandini R.S.
Lahir : Tasikmalaya, 9 Februari 1962
Pendidikan : Technische Universitaet Clausthal Jerman, lulus
1991 Institut Teknologi Bandung, Teknik Perminyakan, lulus 1985
Pengalaman Kerja Sebelumnya:
• 2011 - 2012 : Deputy Pengendalian Operasi BPMIGAS
• 2010 - 2011 : Corpporate Secretary BPMIGAS
• 2010 - 2010 : Wakil Ketua TP3M, Kementerian ESDM
• 2009 - 2010 : Penasehat Ahli Kepala BPMIGAS
• 2007 - 2010 : Direktur Operasi  Keuangan PT LAPI ITB
• 2006 - 2007 : Direktur Utama PT LAPI-ITB
• 2005 - 2006 : Direktur Penerbit ITB
• 2001 - 2005 : General Manager Sasana Olahraga Ganesha ITB
• 1995 - 1998 : Sekretaris Jurusan Teknik Perminyakan ITB

Penghargaan
• Presenter Terbaik pada Kongres IATMI, 2000, 2001, 2003 dan
2004.• IATMI Award, sebagai Inovator Nasional, 2002
• Dosen Teladan ITB ke III, 1994  1998 H



 Rekan rekan

 Saya kurang mengenal Dr.Rudy , yang pernah saya ingat adalah
 bahwa ybs pernah  mengatakan dapat menghenatikan semburan
 lumpur Lapindo dengan melakukan pemboran relief well. Apakah
 ada yang mengetahui CV beliau. Tlong di share.

 Anyhow Selamat bertugas , semoga lebih sukses lagi 

 si Abah


 
 From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
 To: Iagi iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Wednesday, June 13, 2012 1:34 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] Rudy R. Wamen ESDM


 Selamat DR Rudy Rubiandini, asal tidak jadi tumbal politik
 saja.
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 

 From:  nyoto - ke-el ssoena...@gmail.com
 Date: Wed, 13 Jun 2012 12:40:10 +0800
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
 Cc: Rudi R.R.S.rrrssk_2...@yahoo.co.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] Rudy R. Wamen ESDM

 Sudah ada pengumuman resmi dari RI-1 ya ?  Selamat
 kepada mas Rudi Rubiandini, semoga menjadi wamen ESDM  yg
 amanah  berkah diberikan kemudahan2 utk mengemban tugas
 mulia ini.  
 Wass,
 nyoto
 

Re: [iagi-net-l] Perpanjangan Blok, BPMIGAS Prioritaskan Perusahaan Nasional

2012-05-28 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
BP Migas prioritaskan perusahaan nasional   

Keputusan lebih besar di tangan ESDM,,

Semua blok itu akan diperpanjang lg...dan masih mereka yg memegang,,
toh,mau perusahaan nasional maupun luar yg megang,,tetap saja ada kemungkinan 
mark up di cost recovery

kecuali regulasinya yg harus ditinjau kembali,,

Salam,
Hikmattulloh



 From: nugraha...@yahoo.com nugraha...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, May 28, 2012 10:46 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Perpanjangan Blok, BPMIGAS Prioritaskan Perusahaan 
Nasional
 


Perpanjangan Blok, seperti juga penawaran Blok adalah wewenangnya Pemerintah 
(Menteri ESDM). BPMIGAS memberikan evaluasi dan rekomendasi atas perpanjangan 
blok.  Bisa jadi  terjadi perbedaan antara usulan/rekomendasi BPMIGAS dan 
Keputusan Pemerintah.


Salam,
Nuning 


Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Mon, 28 May 2012 21:18:16 +0700
To: IAGIiagi-net@iagi.or.id; 
geologi...@googlegroups.comgeologi...@googlegroups.com
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Perpanjangan Blok, BPMIGAS Prioritaskan Perusahaan 
Nasional
Apakah perpanjangan itu wewenang BPMIGAS ? 
Kalau penawaran blok kan ke ESDM dirjen MIGAS



Rdp

-–Perpanjangan Blok, BP Migas Prioritaskan Perusahaan Nasional
Jakarta - Sebanyak 72 wilayah kerja minyak dan gas bumi (migas) yang telah 
berproduksi atau kurang lebih 29 blok akan habis masa kontrak sampai dengan 
tahun 2021. Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) 
saat ini tengah memproses dan melakukan evaluasi perpanjangan kontrak.

Perusahaan migas nasional dan daerah mendapat prioritas ikut mengelola blok 
yang habis itu, kata Kepala Divisi Humas, Sekuriti, dan Formalitas, Badan 
Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas), Gde Pradnyana 
dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Minggu (27/5/2012).

Wilayah kerja eksploitasi yang akan habis kontrak tersebut antara lain blok 
Siak (Riau) dengan operator Chevron Pacific Indonesia pada tahun 2013, blok 
Offshore Mahakam (Kalimantan Timur) dengan operator Total EP Indonesia pada 
2017, serta Blok Sanga-sanga (Kaltim) dengan kontraktor VICO dan Blok Southeast 
Sumatera yang dikelola CNOOC pada 2018.

Selain itu, Blok Bula (Maluku) dengan operator Kalrez akan habis pada 2019, 
Blok South Jambi B yang dikelola ConocoPhillips pada 2020, dan Blok Muriah 
(Jawa Tengah) yang dikelola Petronas pada tahun 2021.

Gde mengungkapkan, beberapa sudah mengajukan perpanjangan. BP Migas sendiri 
tengah melakukan proses evaluasi atas pengajuan itu. Segera setelah proses 
evaluasi selesai, kami akan sampaikan ke Kementerian ESDM untuk mendapatkan 
persetujuan Menteri, katanya.

Dia mengatakan, BP Migas membagi evaluasi perpanjangan wilayah kerja dalam tiga 
kategori, yakni blok yang memiliki kinerja operator tinggi dan masih memiliki 
potensi cadangan tinggi, blok yang memiliki kinerja operator rendah dan masih 
memiliki potensi cadangan tinggi, serta blok yang memiliki kinerja operator dan 
potensi cadangan rendah.

Pemilihan operator, katanya, berdasarkan pada kompetensi dengan mengutamakan 
kepada perusahaan nasional termasuk Pertamina dan partisipasi daerah.

Perusahaan yang memiliki modal dan teknologi memadai akan mendapatkan blok 
dengan kompleksitas yang cukup. Sementara perusahaan dengan kemampuan minim 
dapat mengelola lapangan migas yang kurang memiliki risiko. Pasalnya, selain 
peningkatan kapasitas nasional, keputusan perpanjangan blok harus tetap 
memperhatikan peningkatan produksi.

Kesempatan tetap bisa diberikan kepada kontraktor eksisting sebagai pemegang 
interest, syaratnya melibatkan perusahaan nasional dan badan usaha milik 
daerah. Selain melalui penawaran langsung, pemilihan operator juga 
dipertimbangkan agar dilakukan tender terbuka.

Gde mengungkapkan, program peningkatan peran perusahaan migas milik negara 
dalam kegiatan eksplorasi dan eksploitasi di blok baru ataupun yang habis 
kontrak ini menjadi salah satu poin yang diajukan BP Migas ke DPR terkait 
revisi Undang-undang Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi. 
Tujuannya, supaya memiliki landasan hukum yang kuat,

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari

Re: [iagi-net-l] 87 Ribu Mobil Terjual di April 2012

2012-05-11 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
mari kita pusatkan konversi bbm ke gas..mungkin ini salah satu solusinya.
hehe..



 From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, May 11, 2012 3:28 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] 87 Ribu Mobil Terjual di April 2012
 

Subsidi ini domain Ekonomi atau domain Energi ?

Karena di Indonesia yg disubsidi itu energinya, maka menjadi urusan menteri 
energi.
Kalau yang disubsidi itu kemampuan ekonomi rakyatnya, maka subsidi bisa jadi 
urusan mentri ekonomi (menkeu)

RDP


2012/5/11 lia...@indo.net.id

Bisa . Jika :
harga crude di Nol kan (ICP = 0 )  shg tidak ada pemasukan ke
negara ( APBN) , harga BBM tidak ada subsidi shg tidak ada
anggaran negara (APBN) yang dipakai , Pemakaian BBM disesuiakan
dg Produksi sendiri (bagian Negara ) shg Dibatasi
pemakaian/pembeliannya ( kalau Konsumsi Vs Produksi spt saat
ini maka  pembatasnnya  50% , alternatifnya  bisa gantian Satu
bulan Naik Mobil satu bulan jalan kaki atau ngotel ( bulan
Ganjil pada naik mobil , bulan genap jalan kaki atau
ngontel..shg cukup dg 50% konsumsi BBM.  )

ISM





 Betul, itu sebenarnya yang diharapkan hidup menyesuaikan
 dari keuangan dan keterbatasan migas, kalau melihat angka
 kenaikan konsumsi BBM kedepan dan kekuatan keuangan negara
 kondisinya akan sama dengan, tetap saja tak akan mampu
 menutupi pembelian konsumsi BBM dengan acuan decline
 produksi migas kita.

 soal jatah daerah bisa saja diatur dari penerimaan sektor
 lain, selama ini di jaman orba pembagian untuk daerah dari
 migas juga tak ada..semua keuangan daerah di drop dari pusat
 plus PAD dari pajak dll.

 2012/5/11 noor syarifuddin noorsyarifud...@yahoo.com

   Pak Ok...

 - kalau penerimaan sektor MIGAS dihilangkan, maka dana
 alokasi daerah juga akan hilangmaka daerah penghasil
 yang umumnya konsumsi BBMnya lebih sedikit, akan semakin
 menderita: nggak dapat bagian dana alokasi dan harus
 mensubsidi daerah non penghasil yang konsumsinya jauh lebih
 boros (i.e Jakarta)
 maukah Kaltim, Riau dll menerima kenyataan ini..?

 - kalaupun mereka dipaksakan untuk menerima, dengan bagian
 pemerintah yang sekitar 600-700 ribu bph (50% dari konsumsi
 harian kita), maka mungkinkah kita dipaksa untuk mengurangi
 konsumsi kita hanya menjadi separohnya...? sudah pasti
 diperlukan aturan yang sangat drastis untuk hal ini: jumlah
 kendaraan harus dikurangi menjadi separohnya (paling tidak
 pemakaiannya), mungkin listrik akan padam di sebagain area
 atau pada periode tertentu dll.


 salam,


 --- On *Fri, 5/11/12, Ok Taufik ok.tau...@gmail.com*

 wrote:


 From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com


 Subject: Re: [iagi-net-l] 87 Ribu Mobil Terjual di April
 2012

 To: iagi-net@iagi.or.id
 Date: Friday, May 11, 2012, 3:23 AM


  Kalau mikir-mikir keuangan dari orang non keuangan, kenapa
  kenaikan BBM
 harus dikaitkan dengan APBN, sumbangan migas untuk APBN
 hanya  15% (berupa penjualan crude oil dan gas), kalau yg
 15% ini ditarik dari APBN apa jadinya?..paling anggaran
 belanja dan pembangunan mengecil dan terhenti untuk sampai
 bisa hidup dari APBN yang ada. kemudia kenapa harus beli
 BBM keluar dengan uang APBN, kalau tak beli minyak dari
 luar yg terjadi adalah, pasokan BBM berkurang dan akan
 stabil sampai masyarakat (industri/konsumen pribadi dll)
 dapat hidup dari BBM produk DN yg tersedia, ada penghematan
 uang membeli BBM import yang bisa dialokasikan untuk hal
 lain.

 APBN bisa bertambah dari macam2 ekspor dan sektor pajak,
 dari ekspor jengkol sampai emas. Kenyataannya India dan
 Cina yang tak mencukupi produksi migasnya untuk DN malah
 lebih besar subsidinya dari RI, kekuatan mereka adalah
 barang produksi ekspor mereka sangat besar menyumbang
 keuangan negara.
 2012/5/11 Franciscus B Sinartio
 fbsinar...@yahoo.comhttp://us.mc1604.mail.yahoo.com/mc/compose?to=fbsinar...@yahoo.com
  


   --
 *From:* Rovicky Dwi Putrohari
 rovi...@gmail.comhttp://us.mc1604.mail.yahoo.com/mc/compose?to=rovi...@gmail.com
  


 Sebenernya kalau dicermati seksama, beratnya tugas menteri
 ESDM dalam persoalan subsidi ini bukan soal tehnis. Soal
 keputusan bukan soal hitungan. Ini lebih pada hal politis
 ketimbang tehnis.
 Jadi keperluan ahli tehnis (Wamen) dalam hal ini mungkin
 bukan hal yang krusial. Mungkin malah perlu seorang yang
 memiliki daya lobby kuat ketimbang kemampuan tehnis yang
 kuat. Seorang yang dapat diterima oleh semua partai dan
 elit politis.

 Just my 2 cent

 Have a nice week end.
 Be safe !

 RDP


 

 Loh itukan tugas nya menteri,  ntar menterinya ngak kerja..

 fbs
 --




 --
 Sent from my Computer®





 --
 Sent from my Computer®




___
indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id




PP-IAGI 2011-2014:
Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com

Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

2012-05-06 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
Terima kasih banyak pak infonya,,karena saya masih awam tntng pengetahuan 
sistem migas yg ada,,jadi saya pengen tau pak..apa kl K3S ngebor trus ga dapet 
minyak atau gas tettap masuk ke dalam CR,,kan seharusnya ga masuk ya,krn kalau 
masuk pertimbangan utuk ngebor akan banyak sekali krn merasa santai aja,kl ga 
dapet minyak bakal tetep diganti ini lewat CR..

Kalau boleh saya tau tentang ketentuan hal2 apa saja yg masuk ke dalam CR 
menurut permen ESDM,,mohon dkasih infonya lagi pak,,hehe..


Salam Hormat

Hikmat



 From: Bambang Kartika bamkart...@yahoo.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, May 7, 2012 8:48 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
 




Kalau sdh ada Field nya mk status WK nya adalah Produksi (bukan WK Eksplorasi), 
jadi semua kegiatan yg dilakukan di dalam WK dimaksud bisa dimasukkan didalam 
biaya operasi selama WPB / AFE nya mendapat persetujuan BPMIGAS dan 
pelaksanaannya sesuai dengan ketentuan / aturan yang berlaku.
Biaya apa saja yg bisa masuk CR, ada ketentuannya (Permen ESDM), contoh mudah 
misal biaya Golf walaupun yg diundang orang BPMIGAS, tdk bisa di CR.
BK.




--- On Sun, 5/6/12, Ok Taufik ok.tau...@gmail.com wrote:


From: Ok Taufik ok.tau...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Sunday, May 6, 2012, 6:08 AM


Paling tanda tanya sebenarnya adalah suatu field yang lagi mengalami 
production decline, maka dilakukan lah langkah B untuk menaikkan produksi 
field tersebut, baik berupa horizontal well, development well, secondary 
recovery method.
Masalahnya dari mana biaya drilling well dan secrec cost ini diambil?, apakah 
akan masuk ke cost recovery?..kalau seandainya produksi tetap tidak naik? 
terbayang berapa besar porsi negara yang akan digerogoti dari cost AFE well.
Sementara akan banyak pembagian rejeki buat drilling contractor dan service 
company yang sebagian besar PMA.
2012/5/6 Bandono Salim bandon...@gmail.com

Kata pemborong drilling sih iya, begitu. Kan jadinya pemerintah dpt data lebih 
lengkap mengenai suatu wilayah. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

 
From: Hikmatulloh Geologist hikmat_geolog...@yahoo.com 
Date: Sat, 5 May 2012 21:41:15 -0700 (PDT)
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost


apa semua operational bisa dimasukkan kedalam cost recovery pak? kalau K3S 
ngebor tp ga dapet minyak atau gasnya apa tetep diganti sm negara? mugkin 
saja ada hal2 yg sbnernya tdk bisa masuk kedalam cost recovery tp dimasukan 
saja dan alhasil bisa diganti juga sm negara.. mungkin dalam hal ini 
kepengawasan yg sangat berperan disini yaitu BP MIGAS..


Salam Hormat,,


Hikmat





 From: Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, May 5, 2012 8:32 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost


Rekan-rekan IAGI,
 
Beberapa minggu yang lalu saya pernah menulis lewat IAGI perihal PSC 
Indonesia ditujukan kepada Pak Sugeng. Rupanya tetap simpang siur terutama 
perihal “cost recovery” dan PSC Indonesia. Untuk memperjelas saya ingin 
menambah tulisan saya.
 
Istilah cost recovery bukanlah monopoli dari PSC. Semua perusahaan punya cost 
yang harus direcover. Secara umum namanya adalah deduction atau cost atau 
reimbursement atau cost recovery. Tidak ada arti kusus untuk cost recovery, 
hanya terminology (Jargon of the industry). Kita saja yang bikin-bikin 
seakan-akan angker. Seperi momok, padahal disemua accounting memang cost 
harus di recover hingga perlu diteliti. Uang yang dikeluarkan untuk biaya 
projek harus ditagihkan dari revenue yang diterima. Ini berlaku untuk semua 
perusahaan dan tidak terbatas pada PSC. 
 
Memang banyak terjadi simpang siur antara PSC dan konsesi atau R/T system 
dilingkungan masyarakat migas. Istilah konsesi sekarang jarang dipakai karena 
berbau kolonial dan diganti dengan Royalty dan Tax system atau R/T system. 
Beberapa PSC identik dengan concession, hanya beda terminologi saja.  Banyak 
negara punya keduanya, PSC dan Konsesi. Beberapa sistim konsesi bahkan lebih 
“restrictive” dibandingkan PSC.   
 
Marilah kita menelusuri sejarah dari PSC, yang dimulai di Indonesia dan 
diprakarsai oleh Bp. Ibnu Sutowo.
 
Waktu zaman Ibnu Sutowo, jumlah geologist dan petroleum engineer Indonesia 
sangat terbatas dan bisa dihitung dengan satu tangan. Dalam menghadapi 
perusahaan raksasa, apa yang bisa kita perbuat? Ibnu Sutowo beranggapan bahwa 
biaya operasi atau cost untuk mengeluarkan minyak paling-paling 40% dari 
revenue. Sisanya dia anggap sebagai keuntungan yang bisa di dibagi/share 
antara Pemerintah dan contractor.  Jadi dia batasi, pengeluaran K3S maximum 
40% dari minyak yang diproduksi tahun itu. Kalau pengeluaran lebih dari 40%, 
kelebihan bisa

Re: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost

2012-05-05 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
apa semua operational bisa dimasukkan kedalam cost recovery pak? kalau K3S 
ngebor tp ga dapet minyak atau gasnya apa tetep diganti sm negara? mugkin saja 
ada hal2 yg sbnernya tdk bisa masuk kedalam cost recovery tp dimasukan saja dan 
alhasil bisa diganti juga sm negara.. mungkin dalam hal ini kepengawasan yg 
sangat berperan disini yaitu BP MIGAS..

Salam Hormat,,

Hikmat




 From: Ong Han Ling hl...@geoservices.co.id
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Saturday, May 5, 2012 8:32 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] PSC Indonesia: CR; PSC Malaysia: revenue over cost
 

Rekan-rekan IAGI,
 
Beberapa minggu yang lalu saya pernah menulis lewat IAGI perihal PSC Indonesia 
ditujukan kepada Pak Sugeng. Rupanya tetap simpang siur terutama perihal “cost 
recovery” dan PSC Indonesia. Untuk memperjelas saya ingin menambah tulisan saya.
 
Istilah cost recovery bukanlah monopoli dari PSC. Semua perusahaan punya cost 
yang harus direcover. Secara umum namanya adalah deduction atau cost atau 
reimbursement atau cost recovery. Tidak ada arti kusus untuk cost recovery, 
hanya terminology (Jargon of the industry). Kita saja yang bikin-bikin 
seakan-akan angker. Seperi momok, padahal disemua accounting memang cost harus 
di recover hingga perlu diteliti. Uang yang dikeluarkan untuk biaya projek 
harus ditagihkan dari revenue yang diterima. Ini berlaku untuk semua perusahaan 
dan tidak terbatas pada PSC. 
 
Memang banyak terjadi simpang siur antara PSC dan konsesi atau R/T system 
dilingkungan masyarakat migas. Istilah konsesi sekarang jarang dipakai karena 
berbau kolonial dan diganti dengan Royalty dan Tax system atau R/T system. 
Beberapa PSC identik dengan concession, hanya beda terminologi saja.  Banyak 
negara punya keduanya, PSC dan Konsesi. Beberapa sistim konsesi bahkan lebih 
“restrictive” dibandingkan PSC.   
 
Marilah kita menelusuri sejarah dari PSC, yang dimulai di Indonesia dan 
diprakarsai oleh Bp. Ibnu Sutowo.
 
Waktu zaman Ibnu Sutowo, jumlah geologist dan petroleum engineer Indonesia 
sangat terbatas dan bisa dihitung dengan satu tangan. Dalam menghadapi 
perusahaan raksasa, apa yang bisa kita perbuat? Ibnu Sutowo beranggapan bahwa 
biaya operasi atau cost untuk mengeluarkan minyak paling-paling 40% dari 
revenue. Sisanya dia anggap sebagai keuntungan yang bisa di dibagi/share antara 
Pemerintah dan contractor.  Jadi dia batasi, pengeluaran K3S maximum 40% dari 
minyak yang diproduksi tahun itu. Kalau pengeluaran lebih dari 40%, kelebihan 
bisa dikeluarkan tahun anggaran berikutnya atau dicangking kedepan, seperti 
depresiasi atau loss carry forward (lih., slides). Cost yang dikeluarkan tidak 
ada yang hilang, semua cost yang telah dikeluarkan oleh K3S akan dikembalikan. 
Biaya K3S hanya tidak kembali jika K3S membuat kesalahan seperti: cadangan jauh 
lebih kecil dari pada yang yang dilaporkan, engineering cost membengkak, “Sunk 
Cost” lebih besar dari minyak yang
 diperoleh, dan kekeliruan dalam operasi. Bagi Pertamina dengan tenaga ahli 
yang sangat minim pada waktu itu (1966 penandatanganan dengan IIAPCO), ini 
adalah konsep yang paling mudah dilaksanakan. Tinggal menjaga produksi di 
Wellhead. Keluar 100, yang bisa dibelanjakan 40 saja. Ini menjadi ciri khas 
suatu PSC dan diadoptasi diseluruh dunia (Catatan:istilah Cost Recovery limit 
yang dipakai oleh DPR berlainan sekali dengan istilah CRL yang dipakai di 
industri perminyakan). 
 
Sistim PSC dengan cost recovery limit 40% diterapkan oleh Ibnu Sutowo, pada 
zamannya antara 1966-976. Angka CRL 40% dari Ibnu Sutowo sampai sekarang masih 
dianggap “typical” dan dipakai oleh banyak Negara (Lih.slides). Ini adalah PSC 
tulen. Namun setelah 1977, Pemerintah anggap sudah cukup banyak tenaga ahli 
Indonesia tersedia dan ingin memberikan insentif lebih banyak kepada K3S karena 
penemuan cadangan baru mulai berkurang. CRL dilepas dan tidak ada pembatasan 
terhadap cost. Semua cost yang legitimate akan dibayar dan tidak tergantung 
apakah ada kelebihan bagi Negara. Kita lepaskan CRL dan kita benar-benar 
menjadi sistim konsesi atau Royalty/Tax system (R/T). Bahkan sebetulnya lebih 
dari R/T system karena Royalty pun tidak ada. Namun setelahnya terjadi masalah, 
karena adanya penemuan lapangan marginal dengan sunk cost yang besar. Maka itu 
tahun 1987, kita memperkenalkan FTP, yang bisa disebut sebagai royalty dimana 
10-15% dari revenue dipotong
 duluan dan dibagi berdasarkan split yang berlaku. Bahkan tahun 2006 ada 
beberapa PSC mempunyai FTP 10% yang “unshareable”, berarti pure royalty. Dengan 
perkataan lain, ciri khas PSC, yaitu cost recovery limit, telah kita tinggalkan 
sejak 1977. Hingga lebih tepat kalau sistim PSC Indonesia disebut sistim 
konsesi atau R/T sistim.
 
Bila kita ingin konsekwen dan menyebut diri kita sebagai PSC, seharusnya kita 
menerapkan kembali cost recovery limit yang menjadi ciri khas dari PSC 
diseluruh dunia. Ini adalah yang disebut oleh almarhum Wamen sebagai Revenue 
over cost atau R/C. Pemerintah lebih 

Re: [iagi-net-l] Wamen

2012-04-24 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
Perlu Pak,
krna peranan wamen cukup penting pak, mengurusi bagian internal suatu 
kementrian dan pak mentri mengurusi hal eksternal dalam kementrian,,dimana 
bagian internal yg dipegang oleh wamen salahsatunya adalah mengatur dan 
mengawasi kinerja dirjen-dirjen tsb. 

Salam,
Hikmat 



 From: Puluh Agus Nampan Rianto puluh.ria...@medcoenergi.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 24, 2012 11:41 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Wamen
 

Apa masih perlu wamen?
Nggak cukup-kah mentri ama dirjen?

Kok jadinya seperti latah ya?
Apakah dg wamen pasti jadi lebih baik?

Hiks hiks

Powered by Telkomsel BlackBerry®

 
From: Hikmatulloh Geologist hikmat_geolog...@yahoo.com 
Date: Mon, 23 Apr 2012 21:12:23 -0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan

mungkin Pak Rudi Rubiandini juga bisa masuk daftar calon wamen esdm pak,,

salam 


Hikmat




 From: Yudie Iskandar yudieiskan...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, April 23, 2012 3:39 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan

Tambahin IAGI 0800 dong. Syarat kan lentur sifatnya. Dulu bisa di Anggito g 
bisa jadi Wamen krn syarat golongan, kemudian Deni bisa karena aturannya 
diubah. Nah untuk mengakomodasi 0800, kalo SBY mau, bisa aja aturannya diubah 
kan.
Salam
Yudie 
“_^

-Original Message-
From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com
Date: Mon, 23 Apr 2012 07:26:20 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] selepas kedukaan
Setuju usulannya Prof. Sejauh pengamatan kami, anggota IAGI yang benar-benar 
menguasai economic analysis dunia ESDM adalah DR. Ong Han Ling. Sama dengan alm 
Prof. Widjajono, Pak Ong juga aktif sebagai instruktur kursus-kursus yang ber 
thema manajement ESDM
 dan beliau memang menguasai bidang ini. Beliau pun meniti karier sebagai dosen 
(pensiunan PNS ?), semoga memenuhi persyaratan yang disampaikan Pak Hadiyanto 
dan Pak Ismail :)

Salam,

MJP - 3048



-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Monday, April 23, 2012 2:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan

Kalau mau dari IAGI utk Wamen ESDM yg cocok  adalah Dr. Ong Han Ling. RPK 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Mon, 23 Apr 2012 11:27:42
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: geologi...@googlegroups.com
Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan

Wamen ESDM adalah bukan jabatan Politik spt menteri tapi jabatan karir ( Peg 
Neg ), jadi yg non Peg Neg belum bisa masuk, Pak Wid dulu sebelumnya adalah 
anggota DEN dari Perg Tinggi  ( Anggota DEN dari Unsur pemangku kepentingan ) 
disamping beliau pak Dosen.
 di DEN masih ada yg kedudukannya spt Pak Wid ( dari PT/dosen ) yaitu Prof DR 
Rinaldy (UI) dan Prof DR Tumiran (UGM), kalau beliau berdua nggantikan Pak Wid 
lebih mungkin , cuma beliau berdua berdisiplin Tek Elektro.Menteri/Wamen itu 
bertugas untuk merumuskan
 kebijakan di sektor ESDM khususnya yg menyangkut kontribusinya thd APBN ( PNBP 
, Subsidi Energi ( BBM dan Listrik )oleh karena itu terkait dg masalah masalah 
lifting, pengendalian BBM, diversifikasi SDE baik untuk BBM ( gas , biofuel ) 
maupun pada listrik
 ( penggantian BBM ke non BBM ( Barubara, Gas dan EBT spt geothermal , hidro ) 
termasuk losses dan TDL.Kebijakan masalah Lifting saja sudah menyangkut dari 
mulai dari ekplorasi sampai EOR , dll termasuk insentif fiskalnya.meskipun 
kecil  termasuk juga masalah
 pembenahan / kebijakan masalah Data migas , karena data ( ketidaktersediaan 
data )menempati kira kira 8 % dari kendala kendala pelaksanaan komitmen pasti 
yg ujung ujungnya juga akan menurunkan lifting.Semua kebijakan yg dibuat harus 
tetap mengacu kepada koridor
 UU yg diatasnya ( UU Migas , Minerba maupun Geothermal ) .
Nah kira kira siapa ya penggantinya ? apakah dari dalam ESDM sendiri ( misal 
kepala BG atau Dirjen migas ) atau dari luar (Biasanya dari Perguruan Tinggi 
),bias dari UGM , ITB , UI
Ism




 Rekan


 Kalau lihat di teve , yang banyak tahu  mengenai persoalan minyak
 khususnya BBM itu ada dua ya , yaitu Pak Kwik Kian Gie dan pak
 Kurtubi.
 Apakah salah satu dari mereka pas untuk jadi Wa Men gitu 

 si Abah



 
 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, April 21, 2012 8:06 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan


 Selepas kedukaan mendalam kita atas kepergian pak Widjajono, saya
 berharap agar figur pengganti beliau di ESDM juga satu
 type: jujur, tegas, kompeten dan tidak terombang-ambing oleh opini
 publik-media-apalagi politisi. In short, figur yang nothing to loose.

 Jangan-jangan di kalangan IAGI ada figur seperti iniperlu
 didorong untuk maju nih

Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan

2012-04-23 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
mungkin Pak Rudi Rubiandini juga bisa masuk daftar calon wamen esdm pak,,

salam 


Hikmat




 From: Yudie Iskandar yudieiskan...@gmail.com
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Monday, April 23, 2012 3:39 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan
 
Tambahin IAGI 0800 dong. Syarat kan lentur sifatnya. Dulu bisa di Anggito g 
bisa jadi Wamen krn syarat golongan, kemudian Deni bisa karena aturannya 
diubah. Nah untuk mengakomodasi 0800, kalo SBY mau, bisa aja aturannya diubah 
kan.
Salam
Yudie 
“_^

-Original Message-
From: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com
Date: Mon, 23 Apr 2012 07:26:20 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] selepas kedukaan
Setuju usulannya Prof. Sejauh pengamatan kami, anggota IAGI yang benar-benar 
menguasai economic analysis dunia ESDM adalah DR. Ong Han Ling. Sama dengan alm 
Prof. Widjajono, Pak Ong juga aktif sebagai instruktur kursus-kursus yang ber 
thema manajement ESDM dan beliau memang menguasai bidang ini. Beliau pun meniti 
karier sebagai dosen (pensiunan PNS ?), semoga memenuhi persyaratan yang 
disampaikan Pak Hadiyanto dan Pak Ismail :)

Salam,

MJP - 3048



-Original Message-
From: koeso...@melsa.net.id [mailto:koeso...@melsa.net.id]
Sent: Monday, April 23, 2012 2:13 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan

Kalau mau dari IAGI utk Wamen ESDM yg cocok  adalah Dr. Ong Han Ling. RPK 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: lia...@indo.net.id
Date: Mon, 23 Apr 2012 11:27:42
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: geologi...@googlegroups.com
Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan

Wamen ESDM adalah bukan jabatan Politik spt menteri tapi jabatan karir ( Peg 
Neg ), jadi yg non Peg Neg belum bisa masuk, Pak Wid dulu sebelumnya adalah 
anggota DEN dari Perg Tinggi  ( Anggota DEN dari Unsur pemangku kepentingan ) 
disamping beliau pak Dosen. di DEN masih ada yg kedudukannya spt Pak Wid ( dari 
PT/dosen ) yaitu Prof DR Rinaldy (UI) dan Prof DR Tumiran (UGM), kalau beliau 
berdua nggantikan Pak Wid lebih mungkin , cuma beliau berdua berdisiplin Tek 
Elektro.Menteri/Wamen itu bertugas untuk merumuskan kebijakan di sektor ESDM 
khususnya yg menyangkut kontribusinya thd APBN ( PNBP , Subsidi Energi ( BBM 
dan Listrik )oleh karena itu terkait dg masalah masalah lifting, pengendalian 
BBM, diversifikasi SDE baik untuk BBM ( gas , biofuel ) maupun pada listrik ( 
penggantian BBM ke non BBM ( Barubara, Gas dan EBT spt geothermal , hidro ) 
termasuk losses dan TDL.Kebijakan masalah Lifting saja sudah menyangkut dari 
mulai dari ekplorasi sampai EOR , dll
 termasuk insentif fiskalnya.meskipun kecil  termasuk juga masalah pembenahan / 
kebijakan masalah Data migas , karena data ( ketidaktersediaan data )menempati 
kira kira 8 % dari kendala kendala pelaksanaan komitmen pasti yg ujung ujungnya 
juga akan menurunkan lifting.Semua kebijakan yg dibuat harus tetap mengacu 
kepada koridor UU yg diatasnya ( UU Migas , Minerba maupun Geothermal ) .
Nah kira kira siapa ya penggantinya ? apakah dari dalam ESDM sendiri ( misal 
kepala BG atau Dirjen migas ) atau dari luar (Biasanya dari Perguruan Tinggi 
),bias dari UGM , ITB , UI
Ism




 Rekan


 Kalau lihat di teve , yang banyak tahu  mengenai persoalan minyak
 khususnya BBM itu ada dua ya , yaitu Pak Kwik Kian Gie dan pak
 Kurtubi.
 Apakah salah satu dari mereka pas untuk jadi Wa Men gitu 

 si Abah



 
 From: lia...@indo.net.id lia...@indo.net.id
 To: iagi-net@iagi.or.id
 Sent: Saturday, April 21, 2012 8:06 PM
 Subject: Re: [iagi-net-l] selepas kedukaan


 Selepas kedukaan mendalam kita atas kepergian pak Widjajono, saya
 berharap agar figur pengganti beliau di ESDM juga satu
 type: jujur, tegas, kompeten dan tidak terombang-ambing oleh opini
 publik-media-apalagi politisi. In short, figur yang nothing to loose.

 Jangan-jangan di kalangan IAGI ada figur seperti iniperlu
 didorong untuk maju nih.

 ===idealnya karena Menterinya
 Tek Mesin Wamennya yg berlatar belakang  SDA (TM, Gl atau Tambang ) yg
 juga harus menguasai kebijakan dan regulasi  di sektor Energi dan SDM
 , karena tugas menteri/wamen diranah kebijakan, bukan teknis lagi
 . mengingat banyak yg berkepentingan dg sektor ESDM baik
 kalangan investor sampai politikus.posisi ini menjadi sangat
 strategis...belum lagi harus pandai bersilat lidah
 spt
 kalau di talkshow talkshow menghadapi para pengamat dan politisi
 ISM



 ___
 indomail - Your everyday mail - http://indomail.indo.net.id 



 
  PP-IAGI 2011-2014:
 Ketua Umum: Rovicky Dwi Putrohari, rovicky[at]gmail.com
 Sekjen: Senoaji, ajiseno[at]ymail.com
 

Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

2012-04-17 Terurut Topik Hikmatulloh Geologist
kalau di batubara negara mendapatkan berapa persen batubara yg di keruk oleh 
perusahaan ya? apa sama sekali tidak kebagian karena kontraknya beda dengan 
migas? kalau negara tidak dapat batubara dari perusahaan yg mengeruk 
batubara,,apakah mungkin ini salah satu penyebab pihak negara dalam hal ini PLN 
sangat sulit untuk mendapatkan batubara untuk operationalnya..


Salam,
FGMI,

Hikmatulloh




 From: ajis...@ymail.com ajis...@ymail.com
To: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Wednesday, April 18, 2012 7:54 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 

Batubara langsung diawasi oleh dirjen minerba pelaksanaannya. Baik untuk PKP2B 
maupun IUP.
Ada Pengawas Inspektur Tambang (PIT) yang dibagi bbrp zona dan selalu 
berkeliling tambang diseluruh Indonesia unt pengawasan safety, environment dan 
produksi.

Salam
SA
Sekjen IAGI

Powered by Telkomsel BlackBerry®


From:  fatchur zamil fatchurza...@yahoo.co.id 
Date: Wed, 18 Apr 2012 08:44:41 +0800 (SGT)
To: iagi-net@iagi.or.id
ReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id 
Subject: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak

BUMN batubara kayaknya  PTBA = PT Bukit Asam yang mungkin kalah besar dari 
perusahaan lainya.
Kalau ada BP Migas, kok gak ada ya BP Batubara yang mengontrol perusahaan2/PT2 
batubara. Fz

--- Pada Rab, 18/4/12, Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com 
menulis:


Dari: Muharram Jaya Panguriseng muhar...@pertamina.com
Judul: RE: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
Kepada: iagi-net@iagi.or.id iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Rabu, 18 April, 2012, 7:31 AM


 
Setuju dengan usulan Abah Yanto, namun barangkali bukan hanya sektor MIGAS 
yang perlu di-review lagi term  condition kontraknya, tetapi juga mineral 
logam dan batubara. Kalau sudah ada ANTAM yang punya hak pengelola beberapa WK 
mineral logam, kelihatannya perlu pula dibuat BUMN yang mengelola batubara 
(atau sudah ada ya?) agar hasilnya dapat dipergunakan sebesar-besarnya untuk 
kemakmuran rakyat, dalam pengertian kalau BUMN yang kelola hasilnya akan jadi 
pendapatan Negara dan mudah-mudahan kembali kepada rakyat. 
Banyak diantara kita yang kalau membahas masalah subsidi BBM dengan lancar 
mengulas pasal 33 UUD 45 tetapi kalau membahas harga emas, tembaga dan 
batubara yang sebagian hasilnya untuk pemilik perusahaan kok agak melempem ya 
he he he... Padahal kenaikan harga BBM sesungguhnya dinikmati oleh Negara 
(walaupun sebagian orang menganggap menyusahkan rakyat), sementara emas, 
tembaga, nikel, mangan, batubara dst lebih banyak dinikmati oleh perusahaan 
yang bersangkutan.
Jadi pantas lah kalau saat ini orang-orang terkaya Indonesia didominasi oleh 
pemain batubara, sementara bagian yang diperoleh Negara tidak cukup untuk 
memperbaiki jalan raya yang dirusak selama pengangkutan batubara dari tambang 
ke pelabuhan. Harganya pun harga pasar…enak tenan pengusaha-pengusaha batubara 
ini.
 
Salam,
MJP – 3048
 
 
From:nyoto - ke-el [mailto:ssoena...@gmail.com] 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 3:55 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 
Benar Abah, semua kekayaan alam ada ditangan negara dan oleh Pemerintah 
dimanfaatkan utk se-banyak2nya kemakmuran rakyat Indonesia, tapi Pemerintah 
kita dari dulu selalu nggak berani, terutama sama negara2 adidaya...repot dah.
 
wass,
nyoto


 
2012/4/17 Yanto R. Sumantri yrs_...@yahoo.com
Pak Yoga 
 
Sebenarnya bukan nasionalisasi akan tetapi mungkin merubah term  condition 
dari DMO , dengan mewajibkan Kontarktor - nya menyerahkan lebih banyak lagi 
bagian roksinya untuk keperluan dometik.
Jadi judul beritanya agak agitatif.
Sebenarnya hal ini harus dilakukan oleh Indonesia , re-negosiasi ?
Mungkin saja , kenapa tidak ! Toh , mineral right ada ditangan negara 
melalui Pemerintah untuk se-besar2nya kesejahteraan rakyat.
 
si Abah
 


 
From:yoga suryanegara yoga_suryaneg...@yahoo.com
To: iagi iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, April 17, 2012 10:36 AM
Subject: [iagi-net-l] cukup menarik untuk disimak
 
Nemu berita bagus dari Media Indonesia ttg apa yg dilakukan Argentina dlm hal 
kebijakan migas-nya
 
http://www.mediaindonesia.com/read/2012/04/17/313465/39/6/Argentina-Nasionalisasi-Perusahaan-Migas-Asing 
 
Salam
Yoga Suryanegara
 
 
* This message may contain confidential and/or privileged information. If 
you are not the addressee or authorized to receive this for the addressee, you 
must not use, copy, disclose or take any action based on this message or any 
information herein. If you have received this communication in error, please 
notify us immediately by responding to this email and then delete it from your 
system. PT Pertamina (Persero) is neither liable for the proper and complete 
transmission of the information contained in this communication nor for any 
delay in its receipt. *