Re: [iagi-net-l] Panjang Hari dalam Penciptaan Kejadian 1 (was : Daratan dan Lautan Pertama )

2008-06-16 Thread Roby_Nurzaman
Pak Awang ysh,
Senang rasanya megetahui ada seorang scientist handal yg juga taat 
beragama seperti Pak Awang, saya salut..=)

Jika boleh,  saya ingin berbagi ttg kekaguman saya thd kebenaran Al-Qur'an 
al-Karim secara ilmiah belakangan ini, meskipun Al-Qur'an diturunkan 
sekitar 1500 tahun yang lalu..

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan 
bumi dalam enam masa, lalu Dia bersemayam di atas 'Arsy. Dia menutupkan 
malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya 
pula) matahari, bulan dan bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada 
perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan dan memerintah hanyalah hak Allah. 
Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam". (QS. Al-A'raaf : 54) 
--> Seperti telah dibahas Pak Awang sebelumnya, ternyata di dalam 
Al-Qur'an pun disebutkan bahwa penciptaan langit & bumi adalah selama enam 
masa. Enam masa di sini, bermakna enam satuan waktu. Dan dari setiap 
satuan waktu dalam ayat ini, tidak satu manusia pun diberikan keterangan 
langsung oleh Allah ttg berapa lamanya dalam skala waktu manusia. Namun 
jika kita coba breakdown waktu pembentukan langit & bumi, maka mungkin 
kita akan dapatkan enam interval waktu yg saling ber-jeda secara 
sistematis dgn jenis proses/mekanisme yg berbeda satu sama lain, atau enam 
periode pembentukan, alias enam masa. 
Dia menutupkan malam kepada siang. Sungguh benar, secara faktual kita 
dapatkan bahwa malam selalu datang bergantian dengan siang  secara 
teratur, lengkap dgn waktu2 transisinya (maghrib, fajar/subuh). Hal ini 
tidak lain dikarenakan adanya suatu kekuatan yg  Maha Mengatur, sehingga 
benda2 langit sbg faktor penyebab adanya siang dan malam senantiasa 
berotasi teratur pada porosnya.

"...bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, 
kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala 
sesuatu yang hidup...". (QS. Al-Anbiyaa' : 30) 
--> Big Bang theory??

"Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami 
benar-benar meluaskannya". (QS. Ad-Dzariaat : 47) 
-->Theory of Expanding Universe (Alexander Friedmann, fisikawan Rusia, & 
George Lamaitre, kosmolog  Belgia)??

"Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. 
Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya". (QS. 
Al-Anbiyaa' : 33) 
-->Orbit benda2 langit??

"Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang 
mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat 
padanya". (QS. Al-Anbiyaa' : 32)
-->Bukankah sudah terbukti dengan science bahwa atmosfer kita menyaring UV 
berlebihan (yg destruktif) sedemikian rupa sehingga menyisakan sinar UV 
sisa yg sangat berguna bagi kehidupan?
-->Bukankah sudah terbukti dgn science bahwa atmosfer kita menghancurkan 
meteor2 berdiameter kecil dan mengurangi ukuran & resiko bahaya meteor2 
berdiameter besar yg menghujam ke bumi kita?

"Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada 
tiap-tiap langit urusannya. Dan Kami hiasi langit yang dekat dengan 
bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan 
sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan Yang Maha Perkasa lagi Maha 
Mengetahui". (QS. Fushilat : 12) 
-->Bukankah troposfer, stratosfer, mesosfer, thermosfer,ionosfer, 
eksosfer, dll (saya lupa) memiliki komposisi kimia yg berbeda2 dan 
fungsi/peran yg berbeda2 pula (sesuai yg diperintahkan Allah kepada 
mereka)??

"Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai 
atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan 
dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu 
janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu 
mengetahui". (QS. Al-Baqarah : 22)
-->Mengapa Allah mengambil kata "hamparan" dalam konteks ini? maksudnya 
tiada lain adalah gravitasi. Selain karena ukuran kita yg jauh lebih kecil 
daripada bumi, gravitasi juga menyebabkan kita selalu menginjak bumi, 
sehingga seakan2 bumi selalu terasa sebagai suatu hamparan yg luas. 
Mengapa Allah tidak menyebutkan kata gaya tarik bumi/gravitasi dalam 
Al-Qur'an?? karena 15 abad yg lalu di semenanjung Arab, ndak ada orang yg 
ngerti ttg gravitasi.

"Allah, Dialah yang mengirim angin, lalu angin itu menggerakkan awan dan 
Allah membentangkannya di langit menurut yang dikehendaki-Nya, dan 
menjadikannya bergumpal-gumpal; lalu kamu lihat hujan keluar dari 
celah-celahnya, maka apabila hujan itu turun mengenai hamba-hamba-Nya yang 
dikehendakiNya, tiba-tiba mereka menjadi gembira". (QS. Ar-Ruum : 48) 
-->Kondensasi dan sebagian siklus air??

"Dan kamu lihat gunung-gunung itu, kamu sangka dia tetap di tempatnya, 
padahal ia berjalan sebagai jalannya awan. (Begitulah) perbuatan Allah 
yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu; sesungguhnya Allah Maha 
Mengetahui apa yang kamu kerjakan". (QS. An-Naml : 88) 
-->Volcanic arcs shifting-tectonic plate movement??

"Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (ya

Re: [iagi-net-l] Vredefort Catastrophe, South Africa : the Massive Disaster on Primitive Earth

2008-11-19 Thread Roby_Nurzaman
Wow, ruarrr biasaa!!!
Pak Awang, penasaran nih, material asteroid yg menghantam Afsel & 
membentuk Kubah Vredefort tsb, apakah record-nya dalam batuan ada?
Asteroid biasanya kaya dgn unsur besi & nikel (cmiiw). Dan jika prediksi 
diameter meteor tsb benar, berarti ada sekitar 176.6 km3 volume material 
yg kaya akan besi dan nikel. Apakah pernah tercatat keberlimpahan kedua 
unsur ini di sekitar Vredefort pasca benturan? atau hilang begitu saja??

salam, 
roby




Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> 
11/20/2008 12:46 AM
Please respond to



To
IAGI , Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>, Geo Unpad 
<[EMAIL PROTECTED]>, Eksplorasi BPMIGAS 
<[EMAIL PROTECTED]>
cc

Subject
[iagi-net-l] Vredefort Catastrophe, South Africa : the Massive Disaster on 
Primitive Earth






Masih cerita tentang Afrika Selatan, kali ini tentang kawah benturan 
(impact crater) asteroid/komet (impact structure) yang terbesar dan tertua 
di Bumi : Kubah Vredevort, Afrika Selatan. Tentu akan ada keasyikan 
tersendiri bila dapat mengunjunginya. Lokasinya ada di bagian timurlaut 
Afrika Selatan di wilayah Kaapval Craton- inti benua penyusun Afrika 
bagian selatan yang berumur Archaean. 
 
Karena hanya beberapa hari di Capetown, saya tak punya waktu mengunjungi 
tempat penting ini; tetapi lumayanlah, saya dapat mengumpulkan beberapa 
buku tentang kawah benturan ini dari sumber terpercaya : Geological 
Society of South Africa (GSSA). Sebuah di antaranya adalah buku yang 
sangat bagus, berjudul, ?Meteorite Impact ! : The Danger from Space and 
South Africa?s Mega-Impact ? The Vredofort Structure?. Buku ini ditulis 
oleh Reimold dan Gibson (2005) diterbitkan oleh Council for Geoscience, 
Pretoria, bekerja sama dengan GSSA, beberapa perusahaan tambang termasuk 
perusahaan tambang intan terbesar di dunia De Beers, penerbit buku Chris 
van Rensburg, dan University of Witwatersrand. Tebal buku 319 halaman, 
penuh warna, harganya 200 Rand (sekitar Rp 225.000), setelah dipotong 
karena jilidnya sedikit sobek (geologist tua di GSSA enggan menjual buku 
ini tadinya karena jilidnya sobek, tetapi saya meyakinkannya bahwa yang 
penting isinya bukan jilidnya,
 lalu dia menjualnya dan dipotong 50 Rand, lumayan. Kalau masuk ke 
Indonesia, saya yakin harga buku ini bisa dua kalinya.
 
Kedua penulis utama buku ini kelihatannya dua orang yang memang punya 
otoritas tertinggi di dunia untuk Vredefort impact crater. Prof. Wolf Uwe 
Reimold adalah kepala Impact Cratering Research Group dan gurubesar 
mineralogy di School of Geosciences,University of Witwatersrand, 
Johannesburg. Prof. Reimold pernah meneliti mineralogi, geokimia,dan 
kronologi kawah-kawah benturan di Eropa, Amerika Utara, Afrika, dan 
Australia. Sekitar 180 paper pernah ditulisnya, terutama tentang 
impact-cratering research. Prof. Roger L. Gibson berasal dari institusi 
yang sama dengan Reimold. Keahliannya adalah geologi struktur dan 
petrologi metamorf dan telah menulis sekitar 60 paper terutama tentang 
kawah benturan Vredefort.
 
Buku lain yang memuat dengan detail impact crater Vredefort adalah tulisan 
McCarthy dan Rubidge (2005, The Story of Earth and Life : A Southern 
African Perspective on a 4.6 Billion-Year Journey). Baik McCarthy maupun 
Rubidge adalah professor dari University of Witwatersrand, kolega Reimold 
dan Gibson. Spesialisasi Prof. McCarthy adalah mineral geochemistry, 
sedangkan Prof.Rubidge adalah paleontologi. Buku McCarthy dan Rubidge tak 
kalah menarik, penuh warna, tebal 333 halaman, harganya sama : 200 Rand 
(kalau dibeli di GSSA, saya lihat harganya 250 R di toko buku umum di 
Central Market Capetown).
 
Berikut sedikit cerita tentang kawah meteorit terbesar dan tertua di Bumi 
: Kubah Vredefort, saya sarikan dari beberapa buku, terutama dari Reimold 
dan Gibson (2005) serta McCarthy dan Rubidge (2005). 
 
Benturan large extraterrestrial bolides (asteroid dan komet) dengan Bumi 
adalah peristiwa yang selamanya akan membahayakan kehidupan. Sungguhpun 
demikian, manusia belum lama ini mengenalnya. Sampai saat ini, ada sekitar 
175 kawah benturan yang telah teridentifikasi di seluruh dunia. Dari 
jumlah ini, ada tiga yang terbesar : Chicxulub di Meksiko, Sudbury di 
Kanada, dan Vredefort di Afrika Selatan. Dari tiga besar ini, Kawah 
Vredefort adalah yang terbesar dan tertua, diameternya sekitar 300 km, 
hampir dua kali ukuran Chicxulub. Kalau asteroid /komet/meteor Chicxulub 
(sebut saja begitu) menghantam Bumi 65 juta tahun yang lalu, maka 
asteroid/komet/meteor Vredefort menghantan Bumi 2000 juta tahun yang lalu.
 
Benturan benda langit ukuran besar selalu mengubah lingkungan global dan 
secara drastis dapat mengubah kehidupan di planet Bumi. Benturan Chicxulub 
terkenal telah memunahkan sekitar 75 % spesies kehidupan terutama kaum 
dinosaurus di ujung Kapur dan awal Tersier (K-T boundary). Bagaimana 
dengan benturan benda langir Vredefort yang ukurannya 2x Chicxulub ? Tentu 
lebih dahsyat mengubah lingkungan global pada 2 Ga (milyar tahun yang 
lalu).
 
Lebih dari 2000 ju

Re: [iagi-net-l] Terumbu Karang Sulawesi

2009-09-03 Thread Roby_Nurzaman
Jkt, Gd. BEJ, Lt.21, gempa bumi...




The information contained in this communication is intended solely for the 
use of the individual or entity to whom it is addressed and others 
authorized to receive it. It may contain confidential or legally 
privileged information. If you are not the intended recipient you are 
hereby notified that any disclosure, copying, distribution or taking any 
action in reliance on the contents of this information is strictly 
prohibited and may be unlawful. If you have received this communication in 
error, please notify us immediately by responding to this email and then 
delete it from your system. CNOOC is neither liable for the proper and 
complete transmission of the information contained in this communication 
nor for any delay in its receipt.

Re: [iagi-net-l] Fwd: Re: [Geo_unpad] Tanya tentang oil dan gas seepages...

2006-04-24 Thread Roby_Nurzaman
Pak, Awang, kayaknya ada hal yg belum dibahas berkaitan dgn oil/gas 
seepages ini. Biodegradasi. Bagaimana dengan biodegradasinya? Semakin 
dekat dengan permukaan, kemungkinan terkena proses ini semakin besar. Lalu 
berapa persen maximun minyak terbiodegradasikan dari volume totalnya?
mohon pencerahan.

regards,
roby nurzaman

Re: [iagi-net-l] fluvial and deep water channel

2006-05-03 Thread Roby_Nurzaman
Assalam..
Ingin memberikan sedikit pendapat..

1. Apa- apa sajakah yang mempengaruhi terbentuknya channel di deepwater ?
-->Sediment supply dari bagian proximal memalui feeder channel, sel level 
(relative & eustacy), tectonic

2. Bagaimanakah cara kita mengetahui sinousity channel di deepwater ?
--> Seismic facies, seismic geomorphology, korelasi sumur+subsurface 
mapping

3.Apakah yang ada di papernya henry itu bisa umumnya bisa di terapkan di 
setiap deepwater fans ?
--> Menurut saya cukup applicable karena menggunakan analogi2 dan terbukti 
cukup akurat bila diterapkan di lokasi2 dg kondisi geologi yg kurang lebih 
sama.

4. Dan hal-hal apa saja yang membedakan fluvial and deepwater channel ?
--> Mekanisme sedimentasi di deep water channel didominasi oleh gravitasi 
(gravity driven sediment load), sedangkan di fluvial didominasi oleh arus 
traksi (bed load & suspended load). Akibatnya, sequence yg terbentuk juga 
berbeda.
--> Facies association. Biasanya endapan fluvial channel berasosiasi 
dengan coal, carbonaceous mudstone, nodul atau konkresi akibat proses 
oksidasi yg cepat, rootlet, dll. Sedangkan endapan deep marine channel 
biasanya berasosiasi dengan slump deposit (dibagian proximal), dan 
endapan2 flysch (turbidite) semakin kearah distal dengan penurunan modus 
besar butir.
--> Beberapa facies yg sering terdapat pada channel laut dalam : Debrite, 
Turbidite, pebbly sandstone, pebbly mudstone, massive sandstone, 
conglomerate, dll dengan struktur2 sedimen yg dihasilkan akibat gravitasi. 
Sedangkan fasies2 yg terdapat di fluvial channel : conglomerate-gravelly 
sandstone (braided system), Lag deposit, trough&tabular X-stratified 
sandstone, laminated sandstone, floodplain mudstone, interbedded 
thin-layered sandstone-mudstone (crevasse splay deposit), 
coal/lignit&carbonaceous mudstone (back fluvial marsh/swamp deposit), dll.
--> Facies succession. Endapan fluvial channel biasanya berpola menghalus 
keatas/bell shaped (meandering channel) atau blocky (braided 
channel)dengan urut2an fasies vertikal seperti yg telah ditulis oleh 
Allen. Sedangkan Endapan channel laut dalam memiliki pola log yg lebih 
serrated yg mengindikasikan terdapatnya perselingan yg lebih intense 
akibat mekanisme sedimentasi gravitational (bouma sequence?). 
--> Maturity. Sedimen channel laut dalam jarang yg memiliki compositional 
& textural maturity sebaik fluvial (meandering)channel. Kandungan Vclay 
biasanya cukup besar karena tidak melalui proses sorting sebaik dan 
seintensif sedimen2 fluvial. Begitu pula dengan sediment roundness, 
endapan channel laut dalam biasanya lebih angular dibandingkan endapan 
fluvial (meandering channel).
--> Pengendapan channel laut dalam sering terjadi hanya pada saat lowstand 
systems tract, sedangkan fluvial channel dapat terbentuk di hampir semua 
systems tract.
--> Pola konfigurasi refleksi seismik channel laut dalam biasanya 
berbentuk restricted fan yg downlapping pada horizon dibawahnya. Sedangkan 
fluvial channel (jika cukup besar) akan ditunjukkan oleh erosional 
truncation yg terjadi satu/beberapa horizon dan menunjukkan amplitude yg 
besar jika fluvial channel tsb mengerosi litologi dengan densitas yg jauh 
lebih rendah di bagian bawahnya.

semoga dapat sedikit membantu, mohon maaf atas segala kekeliruan.

regards,
roby nurzaman

Re: [iagi-net-l] fluvial and deep water channel

2006-05-08 Thread Roby_Nurzaman
Rozalli, setahu saya, splay deposits terdiri dari sandstones-shale yg 
tipis yg berselang-seling dengan sangat intensif sehingga berpredikat 
cukup buruk sebagai reservoir. Ditambah lagi dengan geometrinya yg sangat 
terbatas (isolated) sebagai akibat dari mekanisme sedimentasi yg terjadi 
pada saat high discharge sehingga diendapkan diluar main channelnya. 
Penyebaran lateral & vertikal yg buruk yg menjadi alasan utama endapan ini 
tidak valid sebagai reservoir ekonomis dibandingkan dengan endapan point 
bar. 

regards,
roby nurzaman

RE: [iagi-net-l] Tectonic Cycle --> Need info Re: wilson cycle

2006-05-10 Thread Roby_Nurzaman
wow, pak Maryanto, agak sulit mencerna secara detail karena saya tidak 
tahu dari mana awalnya angka2 kelipatan 7 tsb didapatkan. 
Tapi terus terang, SANGAT MENARIK!!!
judul papernya apa pak? atau mungkin bapak punya soft file-nya, I will be 
very appreciated.
Terima kasih banyak.

regards,
roby nurzaman

[iagi-net-l] can't send/reply any message

2006-05-14 Thread Roby_Nurzaman
pak moderator, saya gak bisa kirim/reply email ke oot-IAGI. kenapa 
ya?minta tolong dibantu.
Thank you v'much.

regards,
roby nurzaman

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism >> pengaruh permeability

2006-05-15 Thread Roby_Nurzaman
Ikut menanggapi juga, biar rame.
Setuju Pak Razi, saya kira penyebab utama water drive mechanism bukan 
karena konektivitasnya dengan permukaan, tetapi karena permeabilitasnya. 
Sebagai contoh, di salah satu cekungan di sekitar selat sunda, ada 
beberapa reservoir yg pada kedalaman >3700 feet dengan strong water drive 
mechanism, padahal reservoir2 tsb tidak terhubung ke permukaan oleh 
struktur dan memiliki geometri yg pinch out thd salah satu flank cekungan 
yg sangat minim terdapat fault. Reservoir2 tsb memiliki permeability > 1 
darcy. Karenanya, saya kira permeability merupakan faktor yg lebih 
menentukan. Sehingga jika ingin dibuat logika simple, semakin dalam 
reservoir tsb, mungkin akan semakin 'tidak strong water drive' akibat 
pengaruh permeability reduction due to overburden/diagenesis.
Adapun eksistensi reservoir2 tsb biasanya terdapat pada depth yg dangkal, 
mungkin karena kompaksi litologi yg masih relatif rendah yg secara 
otomatis akan berpengaruh pada permeabilitasnya.
Namun yg perlu dipertanyakan adalah applicability logika tsb thd 
reservoir2 limestone karena seperti kita tahu, terkadang terjadi 
dissolution pada reservoir2 limestone seiring overburden sehingga malah 
terjadi peningkatan porosity-permeability. 
mohon maaf atas segala kesalahan.

regards,
roby nurzaman

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism >> pengaruh permeability

2006-05-15 Thread Roby_Nurzaman
nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi 
tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface, 
geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water 
drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena 
overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water utk 
terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar utk 
mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate 
tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya?

regards,
roby nurzaman

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism >> pengaruh permeability

2006-05-16 Thread Roby_Nurzaman
Sepertinya sih begitu pak Tony. Reservoir tsb pertama kali diproduksi 
sekitar tahun 89-90an dengan initial pressure sekitar 1200 psia. 
Pressurenya sekarang tinggal 400-450 psia. Yang paling bikin susah 
sekarang adalah penentuan OWC yg rata2 sudah tilting & berbeda2 di setiap 
small closure. Dalam mencari remaining reserve-nya mungkin hanya bisa 
dibantu dengan simulasi reservoir ya?? ato ada cara lain??

regards,
roby nurzaman





"tony soelistyo" <[EMAIL PROTECTED]>
05/16/2006 06:08 PM
Please respond to iagi-net
 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism >> 
pengaruh permeability


Pak Roby,

mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC  dan 
water/akifer
(apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman >3700
feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena "water drive"
meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur  yang
tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC
itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu
pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan
menunjukkan "depletion" akibat produksi jika akifernya tertutup (besar 
tapi
tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah
berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ?

salam,
tony


On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] <
[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau
> dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan
> pressure setelah diproduksi.
> mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya
> memiliki trend  turun yang tinggi  ternyata malah memiliki trend yang
> stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di
> situ.
>
> Regards
>
> Kartiko-Samodro
> Telp : 3852
>
>
>
> |-+>
> | |   "Soerya Adhi"|
> | |   <[EMAIL PROTECTED]|
> | |   l.com>   |
> | ||
> | |   16/05/2006 10:27 |
> | |   AM   |
> | |   Please respond to|
> | |   iagi-net |
> | ||
> |-+>
>
> 
>-|
> |
> |
> |   To:   iagi-net@iagi.or.id
> |
> |
> cc:
> |
> |   Subject:  Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism >> pengaruh
> permeability |
>
> 
>-|
>
>
>
>
> Yang namanya water source itu kan gak mesti dari surface.
> Water yang terperangkap yang kemudian jadi formation water juga bisa
> menjadi
> water source.
> Sebelum ada HC migration, kan reservoir terisi air dulu.
>
> Hanya sekedar mengingatkan, bahwa geologi melibatkan cara berpikir yang
> komprehensif, jadi bukan hanya dari satu sisi...
>
> -soerya-
>
>
> On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> 
wrote:
> >
> > nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara 
geologi
> > tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke 
surface,
> > geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water
> > drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena
> > overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water
> utk
> > terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar
> utk
> > mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate
> > tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya?
> >
> > regards,
> > roby nurzaman
> >
>
>
>
>
> -
> -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
> -  Call For Papers until 26 May 2006
> -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
>



[iagi-net-l] Sweeping water-radioactive content

2006-05-18 Thread Roby_Nurzaman
Dear rekans,
Apakah sweeping water pada reservoir yg sudah diproduksi lama dapat 
membawa unsur radioaktif (thorium, uranium, potassium) dalam jumlah yg 
signifikan? Jika ya, Apakah karena banyaknya unsur radioaktif yg terbawa 
tersebut dapat juga mempengaruhi pembacaan Log gamma ray jika dilakukan 
re-logging??
NB: reservoir ini berada di back-arc basin (rift setting) yg secara 
vertikal jauh dari endapan2 volkaniclastic kecuali setelah mid-neogen. 
Atau ada source lain selain endapan vulkanik pada setting cekungan seperti 
ini?

mohon pencerahannya..terima kasih.

regards,
roby nurzaman

Re: [iagi-net-l] Tsunami-Genic Earthquake : SW Java Epicentrum (17 July 2006)

2006-07-17 Thread Roby_Nurzaman
Inna Lillaahi wa inna ilaihi raajiuun..

Pak Awang & rekans, tentang slip dari sesar penyebab gempa ini, bukankah 
biasanya tsunami terjadi akibat sesar normal? sesar normal dengan fault 
plane yg cukup panjang akan menyebabkan volume kosong yang lebih besar 
daripada sesar naik, yang kemudian akan segera diisi oleh massa air laut 
secara sporadis yg gerakan balik dari massa air laut ini akan menyebabkan 
tsunami??
Namun keterangan Pak Awang bahwa sesar tsb berupa sesar naik.
mohon pencerahannya.

regards.





Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
07/18/2006 01:05 AM
Please respond to iagi-net
 
To: iagi-net@iagi.or.id, [EMAIL PROTECTED]
cc: 
Subject:[iagi-net-l] Tsunami-Genic Earthquake : SW Java 
Epicentrum (17 July 2006)


Sampai hampir pukul 01.00 dini hari ini (Selasa 18 Juli 2006), saat 
tulisan ini dibuat,  jumlah korban tewas telah mencapai 86 orang, tersebar 
dari pantai selatan Garut, Cipatujah, Pangandaran, Cilacap, sampai Gunung 
Kidul. Bilangan ini masih akan bertambah terus sebab puluhan orang 
dilaporkan hilang. Korban tewas bertambah dengan cepat, pukul 17.50 tadi 
sore (Senin 17 Juli 2006) korban tewas masih 5 orang seperti disampaikan 
Presiden Susilo Bambang Yudoyono di dalam acara Keterangan Pers di Istana. 
Korban tewas terutama karena direnggut tsunami dan tertimpa bangunan.
 
  Data gempa dari BMG dan USGS sepakat mencantumkan episentrum gempa kali 
ini di Lautan Hindia selatan Jawa Barat sekitar 200 km selatan garis 
pantai sekitar Garut selatan dan 50 km di sebelah utara jalur Palung 
Sunda. Kekuatan gempa menurut BMG adalah 6.8 SR (skala Richter), sumber 
gempa pada kedalaman 33 km (MetroTV dan wawancara interaktif Radio El 
Shinta dengan Pak Fauzi BMG). Berdasarkan NEIC (National Earthquake 
Information Center) USGS (United States Geological Survey), kekuatan gempa 
adalah 7.1 Mw (momen magnitude ? memang Mw selalu berangka lebih besar 
daripada SR) berasal dari kedalaman 48.6 km. Sampai pukul 23.30 tadi 
(Senin 17 Juli 2006) gempa susulan telah tercatat 10 kali dengan kekuatan 
5.0-6.0 SR. Dilaporkan pula bahwa gempa skala kecil dilaporkan terjadi di 
selatan Trenggalek, Jawa Timur.
 
  Mengapa gempa ini menimbulkan tsunami ? Karena, semua syarat terjadinya 
tsunami dipenuhinya. Gempa ini terhitung dangkal (33 km), kuat (6.8 SR), 
terjadi di laut, dan mekanisme pematahan batuan pada sumber gempa ini 
adalah penyesaran naik (berdasarkan focal mechanism/momen tensor 
solution-nya). Tsunami di pantai-pantai dengan korban tewas tercatat 
dengan ketinggian gelombang 1-2 meter (info sesaat dari orang-orang di 
wilayah tsunami sekitar Pangandaran-Cilacap yang berhasil diwawancarai El 
Shinta secara jarak jauh melaporkan gelombang tsunami setinggi 5-7 meter). 
Seorang narapidana Nusa Kambangan yang sedang bekerja di luar penjara 
dilaporkan ketakutan-panik dan malahan bunuh diri dengan menjatuhkan diri 
ke dalam sumur.
 
  Gelombang tsunami juga teramati di Bali pada ketinggian 20 cm, di Pulau 
Christmas setinggi 60 cm, dan di Pulau Cocos 10 cm. Pulau Christmas dan 
Pulau Cocos terletak di sebelah baratdaya sumber gempa.  Tsunami juga 
tercatat di baratlaut pantai Australia. Menurut sebuah sumber lembaga 
geosains di Australia, wilayah pengaruh tsunami gempa kali ini adalah 
seluas radius 1100 km dari titik episentrum.
 
  Bagaimana posisi seismotektonik ?gempa Pangandaran? ini ? Plotting 
episentrum gempa ini pada peta2 tektonik Indonesia selatan Jawa (misal 
pada peta Hamilton, 1979) dengan segera menunjukkan bahwa 
episentrum/hiposentrum terjadi pada jalur non-volcanic outer arc ridge di 
selatan Jawa. Ini adalah jalur terusan pulau2 barat Sumatra 
Simeulue-Nias-Mentawai-Enggano yang menerus ke Jawa sebagai submarine 
ridge. Wilayah ini disusun oleh melange hasil prisma akresi konvergensi 
Lempeng Hindia dengan bagian Lempeng Asia (Mikro-Lempeng Sunda). Sumber 
gempa terjadi sekitar 50 km utara Palung Sunda pada kedalaman 33 km ? 
mengindikasi bahwa sumber gempa berasal dari pematahan segmen kerak Bumi 
pada overriding plate di atas Lempeng Hindia yang menunjam/menyusup di 
bawahnya.
 
  Ke baratdaya dari wilayah ini banyak oceanic plateaux sekitar Pulau 
Cocos yang kelak (relatif dalam periode geologi) akan menghentikan sejenak 
proses penunjaman Lempeng Hindia di bawah Mikro-Lempeng Sunda dan kerak 
akresinya. Untuk suatu periode nanti wilayah2 ini akan menjadi ?seismic 
gap zones? yang ?aseismic?, tetapi yang selanjutnya justru akan menjadi 
wilayah2 pencetus gempa besar saat rupture mesti terjadi.
 
  Bencana ini sekali lagi menunjukkan kepada kita, sudah saatnya wilayah 
selatan Jawa mendapatkan perhatian yang layak dalam segi seismotektonik 
sesering seperti yang dilakukan di wilayah sebelah barat Sumatra. 
Pengetahuan kita untuk selatan Jawa minimal, padahal penduduknya cukup 
banyak.
 
  We are living and sleeping with earthquakes, be ready !
 
  awang

 __
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! M