Re: [iagi-net] Simposium Pendidikan Geologi Nasional di Yogyakarta

2014-11-01 Terurut Topik Salahuddin Husein
Terima kasih untuk tawaran Pak Noor Syarifuddin, kami dari dunia kampus
memang sangat memerlukan masukan dari pihak industri dalam merumuskan
bangun kurikulum dan beberapa kebijakan pendidikan. Ke depan, bila UGM
menyelenggarakan kegiatan serupa namun dengan format yang lebih fokus,
tentu buah pikir Pak Noor sangat ditunggu :-).

Terima kasih juga atas tanggapan positif Pak Ben Sapiie, Pak Budhi Kuswan
Susilo, dan Pak Muhammad Rusli. Semoga harapan-harapan kita bersama atas
majunya dunia pendidikan geologi nasional dapat kita dorong bebarengan...

Terima kasih untuk apresiasinya Mas Burhannudinnur dan Mas Mohammad
Syaiful. Notulensi simposium akan kami emailkan japri ya.

Nuwun,
Salahuddin

2014-11-01 12:59 GMT+07:00 budhi kuswansusilo :

> Yth Pak Salahuddin
>
> Senang mendengarnya, telah suksesnya penyelenggaraan Simposium Pendidikan
> Geologi Nasional di UGM. Sayang sekali kami, prodi teknik geologi,
> Universitas Sriwijaya tidak menghadiri acara tersebut. Semoga di lain
> waktu, kami dapat diajak serta dalam kegiatan serupa.
>
> Fyi, sebagai prodi baru, PSTG Unsri telah berupaya memulai menyusun
> kurikulum 2014 yang mengaju kepada KKNI yang bertujuan memberikan standar
> dan penyetaraan kompetensi bagi alumni teknik geologi sesuai yang diatur
> dalam Perpres no 8 tahun 2013, permendikdud RI no 73 tahun 2013 dan
> permendikbud RI no 49 tahun 2014. Termasuk agar mampu bersaing menghadapi
> pasar bebas tenaga kerja di masa mendatang. Hanya saja, kurikulum yang
> disusun ini belum memenuhi ketentuan untuk mengacu pada Deskripsi Program
> Studi Teknik Geologi Pendidikan Strata 1 yang setara dengan level 6 KKNI
> (kerangka kualifikasi nasional indonesia) yang seharusnya disusun oleh
> program studi sejenis, dalam hal ini prodi teknik geologi se-Indonesia..
> Bila kesepakatan itu kemudian segera dapat diwujudkan, tentu ini akan
> menjadi acuan kita semua dalam pengemban kurikulumanya di perguruan tinggi
> masing-masing.
>
> Tempo hari kepada pak ketum IAGI sebelumnya, pak Rovicky, kami telah
> mencoba menyampaikan ini secara japri, dan beliau menyatakan akan
> mendiskusikn dengan teman-teman dosen lainnya. Dalam kepengurusan IAGI
> dibawah ketum baru, pak Sukmandaru, kiranya hal ini segera dapat menjadi
> perhatian melalui KNPGI (selaras dengan visi dan misi pak Sukmandaru ketika
> kampanye).
>
> Dalam berbagai kesempatan diskusi dengan teman-teman stakeholders di
> industri pertambangan dan perminyakan, dan lainnya, banyak yang melihat
> adanya kesenjangan kualitas alumni teknik geologi dari perguruan tinggi di
> Indonesia. Jadi PR kita bersama adalah mewujudkan Deskripsi Program Studi
> Teknik Geologi pada jenjang S1, S2 dan S3 untuk selanjutnya diajukan kepada
> menteri untuk pengesahan, sehingga ini menjadi standar dalam
> penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
>
> Hal ini sepertinya dapat terwujud melalui apa yang menjadi harapan pak
> Salahuddin atas kemungkinan forum pertemuan seperti yang sudah dilaksanakan
> UGM dapat berlangsung secara reguler. Kiranya, UGM sebagai salah satu
> perguruan tinggi terkemuka dapat kembali berinisiatif mengundang untuk
> adanya forum resmi yang keanggotaannya dari seluruh prodi teknik geologi
> se-Indonesia. Atau kalau tidak/belum dapat diwujudkan, forum ini kiranya
> dapat menyatu saja dengan KNPGI sehingga setiap tahun, mungkin dalam PIT
> IAGI dapat dilakukan presentasi dan diskusi untuk memajukan pendidikan
> geologi di Indonesia.
>
> Sekali lagi, kalau ada kegiatan, prodi teknik geologi Unsri yang tahun ini
> baru masuk tahun kedua dalam penyelenggaraan kegiatan akademiknya dapat
> diundang dalam kegiatan teman-teman teknik geologi UGM. Maaf juga, sebagai
> prodi baru, kami belum berkesempatan sowan untuk bertemu dengan teman-teman
> UGM.
>
> Salam hormat dan salam kenal
> Budhi Kuswan Susilo
> (Program Studi Teknik Geologi, Unsri)
>
>
> On Oct 31, 2014 3:13 PM, "Salahuddin Husein"  wrote:
>
>> Dear all,
>>
>> Kami dari Prodi Teknik Geologi FT UGM Yogyakarta ingin berbagi kabar,
>> bila kemaren tanggal 30 Oktober 2014 telah mengadakan Simposium Pendidikan
>> Geologi Nasional. Tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk memberikan
>> wadah dialog dan sharing para pelaksana pendidikan tinggi Geologi di
>> Indonesia, serta berinteraksi dengan para pemangku-kepentingan (stake
>> holders) dari kalangan industri, lembaga penelitian, dan organisasi
>> profesi.
>>
>> Beberapa Kaprodi ataupun yang mewakili dapat hadir, seperti dari UnHas
>> Makassar, ITM Medan, UnTad Palu, UnSoed Purwokerto, UnDip Semarang, ITB
>> Bandung, UnPad Bandung, STTNas Yogyakarta, IST Akprind Yogyakarta, dan UPNV
>> Yogyakarta. Hadir pula sebagai pemangku kepentingan beberapa lembaga riset
>> kebumian (Geoteknologi LI

Re: [iagi-net] Simposium Pendidikan Geologi Nasional di Yogyakarta

2014-10-31 Terurut Topik Salahuddin Husein
Terima kasih Mas Ketum :-)
On Oct 31, 2014 3:53 PM, "S. (Daru) Prihatmoko" 
wrote:

> Mas Salahuddin dan panitia Yogya…
>
> Selamat atas suksesnya Simposium Pendidikan Geologi Nasional kemarin.
> Sangat menggembirakan bahwa akhirnya perwakilan univiersitas yg datang
> cukup banyak. Kita harapkan simposium spt ini dapat ditindak lanjuti
> hasilnya. PP IAGI sendiri memang memiliki program mengaktifkan kembali
> KNPGI dimana beberapa rekan sudah bersedia berkomitmen menjalankannya
> diantaranya bu Mega Rosana (Unpad), pak Bambang Priadi (ITB), mas Agus
> Hendratno (UGM), mas Siswandi Kastari (Unsoed), pak Joko Susilo (UPN), pak
> Agus Maulana (Unhas), dan mas Burhanuddinnur (Trisakti). Tim KNPGI ini
> bersifat terbuka untuk mendapatkan dukungan dari seluruh stakeholder IAGI.
>
> Terima kasih disampaikan kpd panitia dan rekan-rekan Yogya yg sudah
> menginisiasi pertemuan bertema pendidikan geologi ini. Kita harapkan
> pertemuan ini bisa menjadi cikal bakal bergulirnya KNPGI dengan tujuan
> utama meningkatkan kualitas pendidikan geologi Indonesia.
>
> Salam,
> Daru
>
> From: Salahuddin Husein 
> Reply-To: "iagi-net@iagi.or.id" 
> Date: Friday, October 31, 2014 at 3:13 PM
> To: "iagi-net@iagi.or.id" 
> Subject: [iagi-net] Simposium Pendidikan Geologi Nasional di Yogyakarta
>
> Dear all,
>
> Kami dari Prodi Teknik Geologi FT UGM Yogyakarta ingin berbagi kabar, bila
> kemaren tanggal 30 Oktober 2014 telah mengadakan Simposium Pendidikan
> Geologi Nasional. Tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk memberikan
> wadah dialog dan sharing para pelaksana pendidikan tinggi Geologi di
> Indonesia, serta berinteraksi dengan para pemangku-kepentingan (stake
> holders) dari kalangan industri, lembaga penelitian, dan organisasi
> profesi.
>
> Beberapa Kaprodi ataupun yang mewakili dapat hadir, seperti dari UnHas
> Makassar, ITM Medan, UnTad Palu, UnSoed Purwokerto, UnDip Semarang, ITB
> Bandung, UnPad Bandung, STTNas Yogyakarta, IST Akprind Yogyakarta, dan UPNV
> Yogyakarta. Hadir pula sebagai pemangku kepentingan beberapa lembaga riset
> kebumian (Geoteknologi LIPI dan Badan Geologi) dan beberapa wakil industri
> Migas, serta tentu saja ada utusan PP-IAGI.
>
> Isu-isu utama yang diangkat dan didiskusikan bersama adalah persiapan
> prodi-prodi Teknik Geologi di Indonesia terhadap perkembangan peraturan
> pendidikan tinggi nasional (pendidikan S1 akan dibatasi maksimal 5 tahun
> saja, biaya pendidikan yang cukup tinggi, kesiapan kerja lulusan sarjana
> S1, kebutuhan jenjang profesi dan S2, dll), tantangan open market
> ketenagakerjaan di lingkup regional seperti Masyarakat Ekonomi Asean dan
> AFTA, dan penguatan sinergi seluruh elemen pemangku kepentingan dalam
> pengembangan pendidikan geologi nasional (mahasiswa-prodi-industri-IAGI).
>
> Suasana simposium berlangsung cair, hangat, dan bernas, diimbuhi
> perbandingan pendidikan geologi di Jepang oleh Prof. Josaphat Tetuko
> (Universitas Chiba) yang juga memberikan kuliah tamu tentang pengembangan
> teknologi satelit untuk penelitian geologi. Besar harapan dari seluruh
> partisipan agar forum semacam ini dapat diselenggarakan secara reguler,
> dapat bergantian tuan rumah oleh setiap prodi seperti model arisan, atau
> memanfaatkan momen PIT IAGI.
>
> Komentar sebagian besar partisipan adalah "rasanya sudah lama sekali kita
> tidak pernah berkumpul bersama untuk melihat kembali kondisi dan arah
> pendidikan geologi kita..."
>
> Salam dari Yogya,
> Salahuddin TGL UGM
>
> 
> Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
> Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
> JAKARTA,15-18 September 2014
> 
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact
> 
> Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> 
> Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
> Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id
> 
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others.
> In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not
> limited
> to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever,
> resulting
> from loss of use, data 

[iagi-net] Simposium Pendidikan Geologi Nasional di Yogyakarta

2014-10-31 Terurut Topik Salahuddin Husein
Dear all,

Kami dari Prodi Teknik Geologi FT UGM Yogyakarta ingin berbagi kabar, bila
kemaren tanggal 30 Oktober 2014 telah mengadakan Simposium Pendidikan
Geologi Nasional. Tujuan utama kegiatan tersebut adalah untuk memberikan
wadah dialog dan sharing para pelaksana pendidikan tinggi Geologi di
Indonesia, serta berinteraksi dengan para pemangku-kepentingan (stake
holders) dari kalangan industri, lembaga penelitian, dan organisasi
profesi.

Beberapa Kaprodi ataupun yang mewakili dapat hadir, seperti dari UnHas
Makassar, ITM Medan, UnTad Palu, UnSoed Purwokerto, UnDip Semarang, ITB
Bandung, UnPad Bandung, STTNas Yogyakarta, IST Akprind Yogyakarta, dan UPNV
Yogyakarta. Hadir pula sebagai pemangku kepentingan beberapa lembaga riset
kebumian (Geoteknologi LIPI dan Badan Geologi) dan beberapa wakil industri
Migas, serta tentu saja ada utusan PP-IAGI.

Isu-isu utama yang diangkat dan didiskusikan bersama adalah persiapan
prodi-prodi Teknik Geologi di Indonesia terhadap perkembangan peraturan
pendidikan tinggi nasional (pendidikan S1 akan dibatasi maksimal 5 tahun
saja, biaya pendidikan yang cukup tinggi, kesiapan kerja lulusan sarjana
S1, kebutuhan jenjang profesi dan S2, dll), tantangan open market
ketenagakerjaan di lingkup regional seperti Masyarakat Ekonomi Asean dan
AFTA, dan penguatan sinergi seluruh elemen pemangku kepentingan dalam
pengembangan pendidikan geologi nasional (mahasiswa-prodi-industri-IAGI).

Suasana simposium berlangsung cair, hangat, dan bernas, diimbuhi
perbandingan pendidikan geologi di Jepang oleh Prof. Josaphat Tetuko
(Universitas Chiba) yang juga memberikan kuliah tamu tentang pengembangan
teknologi satelit untuk penelitian geologi. Besar harapan dari seluruh
partisipan agar forum semacam ini dapat diselenggarakan secara reguler,
dapat bergantian tuan rumah oleh setiap prodi seperti model arisan, atau
memanfaatkan momen PIT IAGI.

Komentar sebagian besar partisipan adalah "rasanya sudah lama sekali kita
tidak pernah berkumpul bersama untuk melihat kembali kondisi dan arah
pendidikan geologi kita..."

Salam dari Yogya,
Salahuddin TGL UGM


Siapkan waktu PIT IAGI ke-43
Mark your date 43rd IAGI Annual Convention & Exhibition
JAKARTA,15-18 September 2014

Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Hubungi Kami: http://www.iagi.or.id/contact

Iuran tahunan Rp.250.000,- (profesional) dan Rp.100.000,- (mahasiswa)
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti

Subscribe: iagi-net-subscr...@iagi.or.id
Unsubscribe: iagi-net-unsubscr...@iagi.or.id

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information 
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. 
In no event shall IAGI or its members be liable for any, including but not 
limited
to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting 
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use 
of 
any information posted on IAGI mailing list.


Re: [iagi-net-l] Mangkalihat Peninsula

2010-06-25 Terurut Topik Salahuddin Husein
Pak Awang,
Suikerbrood itu dari bahasa Belanda ya, artinya apa?

trims pencerahannya,
udin

2010/6/25 Awang Satyana 

> Vita,
>
> Mangkalihat Fault adalah sesar mendatar besar, banyak penulis
> menggambarkannya sebagai sinistral (misalnya Tongkul, 1991; Rangin,1991;
> Satyana et al., 1999; Hemmes et al, 2001). Sebagian penulis menggambarkannya
> berhubungan dengan Sesar Palu-Koro di Sulawesi dan Tinjar Fault dan West
> Baram Line di Sarawak membentuk sesar mendatar regional (megashear) (Hemmes
> et al, 2001; Baillie et al, 2004). Keberadaan sesar ini terutama ditunjukkan
> oleh terhentinya Tinggian Suikerbrood (tinggian di sebelah barat
> Mangkalihat) secara tegas di sepanjang pantai utara Mangkalihat bagian
> barat,sehingga Sesar Mangkalihat digambarkan di sepanjang pantai utara
> Semenanjung Mangkalihat.
>
>


Re: [iagi-net-l] Ringkasan PIT ke-38 IAGI (Semarang 12-14 Oktober 2009)

2009-10-14 Terurut Topik Salahuddin Husein
Pak Awang,
sedikit mengomentari tentang "no show", mungkin terdapat andil faktor
kekurangrapian pra-penyelenggaran PIT itu sendiri. Sebagai contoh, kami
sebagian besar para presenter dari UGM tidak menerima email pemberitahuan
tentang abstrak yang diterima, apalagi menerima pemberitahuan tentang jadwal
presentasi. Beruntung ada Pak Agus Hendratno yang kemudian menyebarkan
jadwal tersebut. Saya sendiri mengetahui jadwal tersebut pada H-3. Sehingga
kami tidak dapat menyertakan makalah penuh dari materi presentasi kedalam
prosiding. Apakah para "no-shower" tersebut juga mengalami apa yang terjadi
pada kami, namun hanya kurang beruntung karena tidak ada rekan yang
mengabarkan secara pribadi? Entahlah.

Ini hanya sebagai gambaran yang berfungsi sebagai masukan bagi evaluasi
penyelenggaran PIT, tanpa bermaksud untuk mengkritik. Betapa pun, kerja
keras rekan-rekan Panitia sangat saya apresiasi. Tidak mudah
menyelenggarakan suatu hajatan skala nasional.

Salam,
Salahuddin


2009/10/15 Awang Satyana 

> ... Namun, disayangkan bahwa sebanyak 20 presentasi oral dan 4 presentasi
> poster tidak hadir presenter dan posternya alias "no show" -tidak datang ke
> PIT tanpa pemberitahuan padahal namanya sudah tercantum di program teknis.


Re: [iagi-net-l] Fwd: Bandung Terancam Gempa Dahsyat

2007-05-24 Terurut Topik Salahuddin Husein

Mas RDP,

pada peta Visser (1922) dalam laporannya tentang aspek kegempaan Jawa dan
Sumatera, memperlihatkan adanya gempabumi di kawasan tersebut pada
tanggal-tanggal: 5 Januari 1699, 10 Oktober 1834, 28 Maret 1879, 14 Januari
1900. Garis-garis episentral yang diplotkan tampaknya memang menunjukkan
arah-arah Patahan Lembang. Sayang laporan tersebut tidak menyebutkan skala
intensitas dari masing-masing gempa.

udin

On 5/24/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Adakah yg tahu tentang sesar Lembang dan potensi reaktivasinya ?

RDP



Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?

2007-03-02 Terurut Topik Salahuddin Husein

Pak Awang,

Saya pikir perbedaan interpretasi tersebut berdasarkan pada data yang
dipergunakan. MacDonald & Partners (1984) mempergunakan data-data bor milik
P2AT yang menembus ke batuan dasar, dilengkapi dengan geolistrik.

Betul bahwa beberapa alur sungai yang melintasi Yogyakarta menyingkapkan
batuan-batuan kelompok OAF. Hal ini bisa jadi merupakan bukti adanya
paleo-high yang tersebar di Yogyakarta Low. Kemunculan beberapa singkapan
OAF tersebut cukup unik mengingat ketebalan aluvium Merapi masih relatif
tebal ketika berada di sekitar Kota Yogya, untuk kemudian semakin menipis ke
arah selatan.

Pembentukan Yogyakarta Low sendiri bukan disebabkan oleh Patahan Opak
sendirian (seperti diasumsikan dengan model half-graben selama ini). Ada
banyak patahan yang bermain dan membentuk beberapa sub-basin (Setiadji et
al., 2006). Mungkin saja OAF menempati paleo-high sedangkan paleo-low diisi
oleh F. Sentolo. Suatu tantangan menarik untuk dikaji lebih jauh. Terima
kasih Pak Awang.

Mudah-mudahan bisa menjawab.
Salam,
udin


On 3/2/07, Awang Harun Satyana <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Mas Udin,

Di publikasi UGM (1994), "Geologi Daerah Pegunungan Selatan : Suatu
Kontribusi" yang dipresentasikan pada pertemuan ilmiah ulang tahun ke-10
stasiun lapangan Bayat, terdapat lampiran peta geologi gabungan antara
lembar Surakarta dan lembar Yogyakarta (dengan modifikasi tahun 1994).
Di dalam peta gabungan itu ada penampang geologi yang memotong Yogya Low
dan Wonosari High.

Dari penampang, jelas tergambar bahwa Yogya Low didasari oleh satuan
batuan Tomk (tersier oligo-miosen kebobutak), mengindikasi bahwa batuan
dasar-nya OAF. Di atasnya, langsung terdapat endapan Resen setebal
sekitar 100 meter satuan batuan Qvm (quarter volcanic Merapi). Potongan
Kali Gadjahwong di utara Kotagede mungkin akan menunjukkan hal ini.

Sedangkan, Sentolo (Tmps) hanya tersebar di sebelah barat Bantul. Juga
sesar Opak memang tidak simpel bahwa ia memotong Yogya Low dan Wonosari
High, sebab OAF pun terlibat dalam pemotongan sesar tersebut, di timur
Opak masih terdapat Formasi Semilir dan Nglanggran yang terlibat dalam
penyesaran.

Barangkali Mas Udin bisa klarifikasi lebih jauh, mana yang benar antara
perbedaan interpretasi di publikasi MacDonald et al (1984) dan UGM
(1994) tentang batuan dasar Yogya Low itu, Sentolo atau Kebobutak ?

Salam,
awang




Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?

2007-03-01 Terurut Topik Salahuddin Husein

Mas Vick,

untuk timing inisiasi Patahan Opak, saya sependapat dengan pak Awang,
kemungkinan memang pre-deposisi F. Wonosari atau setelah pengendapan OAF
(Miosen Tengah). Dugaan saya tersebut berdasarkan pada pelamparan F. Sentolo
yang hanya berkembang di bagian barat Patahan Opak (pada mandala Yogyakarta
Low). Di bagian timur, ekuivalen F. Sentolo, yaitu F. Kepek, berkembang pada
Wonosari Plateu. Kedua formasi tersebut, yakni F. Sentolo dan F. Kepek,
dibatasi oleh Baturagung Range. Dari peta geologi lembar Yogyakarta
(Rahardjo dkk., 1995), terlihat bahwa hubungan morfologi tinggian Baturagung
Range dengan dataran Yogyakarta Low disebelah baratnya dibatasi oleh Patahan
Opak. Mungkin saja pengangkatan Baturagung Range melalui aktifasi Patahan
Opak dimulai pra-deposisi F. Wonosari dan F. Jonggrangan dan terus hingga
pengendapan F. Sentolo dan F. Kepek, bahkan hingga saat ini.

Data pengeboran di sepanjang alur Sungai Opak (T. Geologi UGM, 2006)
menunjukkan batuan alas aluvium Merapi di sana bukan hanya napal F. Sentolo,
melainkan juga dijumpai breksi andesit F. Nglanggran. Kemungkinan secara
lokal pada saat itu sudah berkembang paleo-high yang dikontrol oleh sistem
Patahan Opak. Hal ini cukup jelas terlihat pada beberapa data geofisika yang
pernah dilakukan oleh UGM. Bahkan hingga saat ini di daerah tersebut secara
visual tinggian-tinggian lokal tersebut masih bisa dijumpai sebagai
bukit-bukit kecil yang tersusun oleh F. Semilir dan terisolasi oleh aluvium
Merapi, dengan kelurusan-kelurusan N-S dan NE-SW.

At least, the Opak Fault System is not as simple as we thought before :-)

udin


On 3/2/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Waddduh info yang bagus Mas Udin, tapi blaik kesimpulan sementara
(gambarku)
jadi jadi salah deh :(
Brati, apakah ada kemungkinan patahan Opak terjadi setelah Miosen ya ?

Kalau memang formasi sentolo dibawah endapan Merapi di Jogja Low mencapai
kedalaman 150 meter tentunya pengeboran yang dilakukan Time Geologi UPN
hanya sampai 45 meter memang tidak akan menemukan apa-apa.

Untuk menganalisa (bukan membuktikan) fenomena bunyi "Glung" itu sendiri
bisa menjadi serius kalau saja bisa dilakukan dengan audio recorder atau
dengan jejaring-geophone. Saya yakin seandainya ada getaran dari satu
sumber
yang sama bisa dideteksi paling gtidak dengan tiga titik untuk menentukan
dimana lokasi sumber getarnya (sumber suaranya).

Perubahan sistem hydrology yang aku sitir di blog itu hanyalah untuk
daerah
yg didominasi batugamping. Tentusaja tidak akan teramati di Yogyakarta
Low.
http://rovicky.wordpress.com/2007/03/01/amblong/

Din,
Kalau boleh tahu lokasi pengeboran yang dilakukan oleh McDonald (1984) ini
lokasinya dimana ya ? Atau kalau boleh aku minta papernya donk :) di email
lewat Japri saja. Thanks

salam
rdp



Re: [iagi-net-l] Kapan pembentukan sesar Opak ?

2007-03-01 Terurut Topik Salahuddin Husein

Mas Vicky,

Penelitian MacDonald dkk (1984) dengan menggunakan metode geolistrik dan
pemboran geoteknik yang mampu mencapai kedalaman 150 m menunjukkan batuan
dasar Yogyakarta  Low adalah batugamping berlapis dan batupasir napalan
Formasi Sentolo (Miosen Akhir - Pliosen). Sehingga, tampaknya andaikata ada
rongga dibawah endapan Merapi, tentunya bukan dari F. Sentolo tersebut.
Mungkin dari formasi dibawahnya.

Dilihat dari tatanan stratigrafi regional, dibawah F. Sentolo adalah F.
Jonggrangan (ekuivalen F. Wonosari untuk mandala Kulonprogo High). Hingga
saat ini belum diketahui apakah F. Jonggrangan berada dibawah Yogyakarta
Low, yang bisa dituding sebagai sumber bunyi "glung" tersebut. Sebab
tentunya untuk mencapai kedalaman menembus ketebalan F. Sentolo dibawah
Yogyakarta Low diperlukan pemboran hingga lebih dari 250 m (diperkirakan
dari ketebalan aluvium Merapi + ketebalan F. Sentolo). Jawaban untuk
pencarian jawaban sumber bunyi misterius tersebut tentunya bisa dilakukan
dengan melihat kembali data-data geofisika yang pernah dikumpulkan di
Yogyakarta Low.

Perubahan sistem hidrogeologi akibat gempabumi 27 Mei tengah dilakukan oleh
Tim T. Geologi UGM. Namun karena fokusnya adalah untuk meneliti fenomena
likuifaksi, maka sasarannya hanyalah sistem hidrogeologi yang dangkal saja.
Hasil sementara menunjukkan adanya keteraturan pola likuifaksi yang
dikontrol oleh sebaran patahan mikro dan variasi jenis litologi akuifer
airtanah dangkal.

udin

On 3/1/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Terimakasih Pak Awang,
Mengapa saya menanyakan apakah ada reef Wonosari dibawah Jogja adalah
menyangkut kekhawatiran sinkhole yang ada di guatemala. Di Guatemala
ini batuan dasarnya batugamping dimana mekanismenya ditakutkan
masyarakat apalagi didukung adanya isse "Glung" di Jogja. Banyak yg
khawatir adanya kemungkinan sinkhole ini ada disekitar Opak.

Saya berpikir, seandainya di Jogja Low tidak ada karbonat maka
kemungkinan adanya rongga disekitar Patahan Opak sangat kecil. Apalagi
kalau genesanya seperti dugaan Pak Awang, bahwa batugamping wonosari
hanya akan tumbuh pada daerah tinggian (wonosari High di timur dan
Sentalo High dibarat).

Sebenernya gejala lain menjelang terjadinya amblesan terekam dalam
issue yg beredar didaerah ini, misalnya swara gemuruh ("Glung"), namun
fenomena ini yg sulit dibuktikan karena swaranya tidak pernah ada yg
terrekam dengan tape (audio recorder).. Juga adanya perubahan
hydrology (air yg muncrat atau aliran yg hilang masuk ke tanah. Hanya
saja kedua gejala ini bisa jadi gejala-gejala yg menjadi attribute
pasca gempa, yang bukan hanya monopoli pre sinkhole.

Salut kepada T Geologi UPN membantu menenangkan masyarakat serta
berusaha menjawab dengan melakukan pengeboran, namun tidak menjumpai
rongga pada kedalaman dibawah 40 meter.
Saya tidak tau apa yg mendasari Geol UPN sehingga memilih titik lokasi
pengeboran disitu. Kalau memang gejala Glung ini adalah fenomena
ilmiah, tentunya bisa direkam terlebih dahulu dengan alat geophone
atau penelitian bawah permukaan lainnya. Kegagalan menemukan lubang
ini, tentusaja tidak bisa dipakai sebagai kesimpulan tidak ada rongga.

Yang menarik adalah fenomena sinkhole sering didahului adanya
perubahan sistem hydrologi. Nah apakah sudah ada yg meneliti perubahan
hydrologi ini ? Walaupun mungkin perubahan hydrologi ini bisa saja
karena fenomena pasca gempa, bukan fenomena sinkhole juga ... duh
sulit !.

rdp




[iagi-net-l] Poster Waspada Gempabumi dan Tanah Longsor dari T. Geologi UGM

2007-02-27 Terurut Topik Salahuddin Husein

Para geologist ysh,

Jurusan Teknik Geologi FT UGM telah merilis poster-poster waspada bahaya
gempabumi dan tanah longsor (berbentuk kalendar tahun 2007) di website
http://geologi.ugm.ac.id/ind/news.php

Silahkan poster-poster tersebut di-download, untuk menunjang proses
sosialisasi (pembelajaran masyarakat) terhadap bahaya-bahaya alam yang
bersifat geologi.

Semoga bermanfaat,

Salahuddin


Re: [iagi-net-l] Fwd: Press release T. Geologi UGM mengenai penelitian gempa Bantul

2007-02-23 Terurut Topik Salahuddin Husein

Matur nuwun Mas,
menarik melihat respon postingan tersebut dari komentar-komantar yang penuh
keingintahuan.

salam
udin


On 2/23/07, Rovicky Dwi Putrohari <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


kalau ada yag pingin lihat petanya, seperti biasa silahkan ke sini :
http://rovicky.wordpress.com/

Suwun mas salahudin.

rdp



Re: [iagi-net-l] Tectonic fractures vs Regional fractures

2007-02-13 Terurut Topik Salahuddin Husein

Ikut nimbrung,

saya pernah baca di salah satu paper Angelier (1994?), bahwa orthogonal
fractures berkembang pada kondisi tektonik regional tertentu yang
memungkinkan terjadinya permutasi (pertukaran) posisi sumbu gaya kompresi
terbesar (s-1) dan gaya kompresi menengah (s-2). Pertukaran tersebut
biasanya berlangsung cukup sering dan menghasilkan perpotongan kekar
ortogonal yang tidak bisa ditentukan hubungan saling memotongnya (undefined
cross-cutting relationship).

huddin

On 2/13/07, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote:


Bisa minta bantuan,
Dikatakan bahwa Tectonic fracture dengan Regional fracture adalah dua hal
yg berbeda. Tectonic fracture biasanya berasosiasi dgn local tectonic
seperti folding dan faulting, sedangkan Regional fracture, fracture yg
berkembang secara luas pada kerak bumi. Ciri utamanya adalah jarang
menunjukkan offset (faulty), biasanya tegak lurus bedding dan berkembang
secara orthogonic. Contoh terkenal dari orthogonal regional fractures ini
ada di devonian antrim shale, di michigan basin.
Pertanyaannya adalah bagaimana genesa terbentuknya regional fracture ini,
memang beberapa theory sudah diutarakan tetapi saya kok belum "sreg gitu"?
Thanks,
-gde-



Re: [iagi-net-l] Strong Earth tides can trigger earthquakes, UCLA scientists report

2006-06-09 Terurut Topik Salahuddin Husein

Quote:
... the overall effect of the tides is smaller, he said, because the 
faults studied are many miles inland from the coast and the tides are 
not particularly large


Di sepanjang Java trench,  tidal range tampaknya cukup kecil, di barat 
Sumatera  < 1 m, dan semakin membesar ke arah timur. Di selatan Jawa 
sekitar 1 m, dan di selatan Nusa Tenggara > 2 m (tampaknya geomteris 
benua Australia sangat mempengaruhi ketinggian pasang-surut di kawasan ini).
Meskipun kisaran pasang-surut tersebut kecil hingga menengah, namun 
ditakdirkan sebagai negara kepulauan, apa boleh buat bisa jadi akhirnya 
memang punya pengaruh besar terhadap kegempaan.
Saya bayangkan, mestinya bisa dilakukan pengukuran/eksperimen untuk 
menghitung efek pasang-surut tersebut terhadap dinamika sesar. Karena 
pasang-surut adalah sesuatu yang reguler, di Indonesia terjadi 2 kali 
sehari, jadi mungkin bisa dihitung respon blok sesar terhadapnya dan 
berapa lama akumulasi gaya tersebut disimpan sebelum mencapai titik 
rupture-nya. Nanti tinggal ditambahkan saja gaya kompresi akibat 
subduksi lempeng.. Mudah-mudahan bisa dilakukan prediksi kegempaan dari 
situ.


udin,-


Rovicky Dwi Putrohari wrote:

Tulisan ini malah hanya beberap bulan sebelum gempa-tsunami besar Aceh

=
Strong Earth tides can trigger earthquakes, UCLA scientists report

October 22, 2004 -  Earthquakes can be triggered by the Earth's tides,
UCLA scientists confirmed Oct. 21 in Science Express, the online
journal of Science. Earth tides are produced by the gravitational pull
of the moon and the sun on the Earth, causing the ocean's waters to
slosh, which in turn raise and lower stress on faults roughly twice a
day. Scientists have wondered about the effects of Earth tides for
more than 100 years. (The research will be published in the print
version of Science in November.)

"Large tides have a significant effect in triggering earthquakes,"
said Elizabeth Cochran, a UCLA graduate student in Earth and space
sciences and lead author of the Science paper. "The earthquakes would
have happened anyway, but they can be pushed sooner or later by the
stress fluctuations of the tides."

"Scientists have long suspected the tides played a role, but no one
has been able to prove that for earthquakes worldwide until now," said
John Vidale, UCLA professor of Earth and space sciences, interim
director of UCLA's Institute of Geophysics and Planetary Physics, and
co-author of the paper. "Earthquakes have shown such clear
correlations in only a few special settings, such as just below the
sea-floor or near volcanoes."

"There are many mysteries about how earthquakes occur, and this clears
up one of them," Vidale said. "We find that it takes about the force
arising from changing the sea level by a couple of meters of water to
noticeably affect the rate of earthquakes. This is a concrete step in
understanding what it takes to set off an earthquake."

Cochran, Vidale and co-author Sachiko Tanaka are the first researchers
to factor in both the phase of the tides and the size of the tides,
and are using calculations of the effects of the tides more accurate
than were available just three years ago. Tanaka is a seismologist
with Japan's National Research Institute for Earth Science and
Disaster Prevention.

Cochran and Vidale analyzed more than 2,000 earthquakes worldwide,
magnitude 5.5 and higher, which struck from 1977 to 2000. They studied
earthquakes in "subduction zones" where one tectonic plate dives under
another, such as near the coasts of Alaska, Japan, New Zealand and
western South America. "These earthquakes show a correlation with
tides because along continent edges ocean tides are strong," Vidale
said, "and the orientation of the fault plane is better known than for
faults elsewhere."

Cochran conducted a statistical analysis of the earthquakes and tidal
stress data, using state-of-the-science tide calculations from Tanaka
and the best global earthquake data, which came from Harvard
seismologists. This research follows up on a 2002 study by Tanaka. The
current research was funded by the National Science Foundation and the
Laurence Livermore National Laboratory.

Cochran and Vidale found a strong correlation between when earthquakes
strike and when tidal stress on fault planes is high, and the
likelihood of these results occurring by chance is less than one in
10,000, Cochran said. They found that strong tides impose enough
stress on shallow faults to trigger earthquakes. If the tides are very
large, more than two meters, three?quarters of the earthquakes occur
when tidal stress acts to encourage triggering, she found. Fewer
earthquakes are triggered when the tides are smaller.

In California, and in fact in most places in the world, the
correlation between earthquakes and tides is considerably smaller,
Vidale said. In California, tides may vary the rate of earthquakes at
most one or two percent; the overall effect of the tides is smaller,
he said, because the faults studied are

Re: [iagi-net-l] Meteor Mega-Hit, Permian-Triassic Extinction, Continental Rifting

2006-06-03 Terurut Topik Salahuddin Husein

Pak Awang,
apakah tumbukan meteorit sebesar itu mampu menggeser posisi bumi dari 
garis orbitnya?
Dan bila memang bisa, apakah bumi akan tetap berada pada garis orbit 
yang baru atau akan dapat kembali ke garis orbit semula?
Sebab bila memang mampu menggeser, perubahan orbit ini menurut dugaan 
saya semakin memperkuat kemusnahan makhluk hidup yang gagal beradaptasi 
terhadap perbuahan iklim drastis.


Kemudian bagaimanakah mekanisme perubahan sirkulasi sel-sel astenosfer 
akibat tumbukan meteorit tersebut sehingga terbentuk konfigurasi 
lempeng-lempeng baru?


salam,
udin,-

Awang Satyana wrote:
Berikut ada berita sains menarik, dikutip dari AFP dan Yahoo news. Sekelompok ilmuwan baru saja mengumumkan penemuan mereka (2 Juni 2006). 
   
  Sebuah kawah meteorit selebar hampir 500 km ditemukan di Antarktika sebelah timur. Mereka memperkirakan ukuran meteorit ini 4-5 kali lebih besar daripada meteorit pemusnah dinosaurus di K-T boundary. Berdasarkan dating, meteorit ini membentur Bumi pada batas Paleozoikum-Mesozoikum, Perem-Trias. Ini adalah periode kepunahan masal paling besar dalam sejarah Bumi. Meteorit ini juga kemudian diduga telah mempengaruhi pemisahan Australia dari Gondwana pada Yura-Kapur.
   
  



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] PERMADI :"Jakarta akan akan dihantam bencana besar"

2006-06-02 Terurut Topik Salahuddin Husein

Persi !
Itulah celahnya Permadi berkelit nanti.. Dia tidak menyebutkan waktu 
yang spesifik.
Bila bencana alamnya terjadi 6 minggu lagi, dia akan cuap-cuap di media 
massa: "oh, itu saya sudah ngomong 6 minggu yang lalu..".
Bila bencana alamnya terjadi 6 bulan lagi, dia akan ngomong serupa: 
"saya kan sudah memberi warning 6 bulan lalu".
Dan bila tidak terjadi bencana alam sama sekali, sebagai politikus 
paling sambil mesem-mesem nanti dia ngomong: "saya kan hanya berwacana 
saja..".




Quote:
"Seperti waktu di Aceh, saya sudah memprediksi sejak 4 hari
sebelumnya," ungkapnya.




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

2006-05-27 Terurut Topik Salahuddin Husein

Trims, Pak Awang.
Saya lupa memperhatikan data kedalamannya, terlalu terpaku pada plotting 
di permukaan. Maklum panik juga sebab rasanya ini gempa terbesar di 
jogja dengan tingkat kerusakan yang tinggi selama ini.


udin,-

Awang Satyana wrote:
 
  Tak ada pergeseran episentrum gempa. Gempa 4.5 SR pukul 11.21 AM itu (USGS) adalah masih aftershock gempa pertama 6.2 SR pukul 05.56 AM. Coba plot lokasi episentrum dua gempa ini - itu sangat menunjukkan slip vector lempeng Samudra Hindia berkonvergen terhadap Jawa, yaitu 10 deg NE. Kalau diplot semua episentrum-nya pasti membuat swarm of earthquake epicentrums yang akan menunjukkan slip vector konvergensi lempeng2 di wilayah ini.
   
  Focal mechanism plotting menunjukkan strike-slip faulting, ini bukan strike-slip di daratan, sesar lama, tetapi saya pikir itu "rupture front" pada Benioff zone, yaitu robekan/retakan/patahan baru yang terjadi akibat gempa ini. Ingat, "sobekan" ini bisa terjadi pada tingkat 3 km/detik. Maka, akan bergantung kepada berapa panjang retakan bidang sesar terbentuk, secepat itulah propagasi gelombang gempa menjalar ke permukaan. 
   
  salam,

  awang
  




-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Gempa Yogyakarta 27 Mei 2006

2006-05-26 Terurut Topik Salahuddin Husein

Kutipan terakhir dari USGS:
http://neic.usgs.gov/neis/last_event/world_indonesia.html

*Magnitude* 
 	4.5
*Date-Time* 
 	*Saturday, 
May 27, 2006 at 04:21:50 (UTC)* - Coordinated Universal Time

Saturday, May 27, 2006 at 11:21:50 AM local time at epicenter
Time of Earthquake in other Time Zones 
*Location* 
 	7.86S 
110.81E
*Depth*  
10.0 kilometers
*Region*  
*JAVA, INDONESIA *
*Reference* 
 	45 km 
(30 miles) E of *Yogyakarta, Java, Indonesia*

105 km (65 miles) SSE of *Semarang, Java, Indonesia*
170 km (105 miles) SE of *Pekalongan, Java, Indonesia*
485 km (305 miles) ESE of *JAKARTA, Java, Indonesia*
*Location Quality* 
 	Error 
estimate: horizontal +/- 18.7 km; depth fixed by location program

*Location Quality
Parameters* 
 
Nst=36, Nph=36, Dmin=1753.5 km, Rmss=0.91 sec, Erho=18.7 km, Erzz=0 km, 
Gp=75.8 degrees
*Source*  
USGS NEIC (WDCS-D)



Apakah ada pergeseran episentrum dan penyebabnya adalah sesar geser di 
daratan?


udin,-

Awang Satyana wrote:

Gempa telah mengguncang wilayah Yogyakarta dan sekitarnya, dirasakan ke barat 
sampai Banyumas, utara sampai Semarang dan Blora, dan timur sampai Madiun. 
Episentrum terletak di Lautan Hindia. Kerusakan besar terjadi di Yogyakarta. 
Issue tsunami telah membuat warga panik, dan mengungsi rame2 ke Kaliurang 
menuju Merapi. Kalau benar ada tsunami (secara ilmiah kecil kemungkinan) maka 
dari selatan warga diserbu gelombang laut stunami, dari utara warga diguyur 
hujan abu.
   
  Gempa ini gempa tektonik, bukan volkanik, jadi tak ada hubungannya dengan geliat Merapi akhir2 ini. Tetapi, gempa ini bisa memprovokasi Merapi untuk ikut "unjuk gigi", tetapi bahkan bisa menghentikannya. Guguran lava bisa saja dipicu gempa tektonik. Lereng Merapi-Merbabu dilaporkan mengalami longsor juga.
   
  Data dari BMG dan USGS Earthquake Center ada perbedaan di kedalaman dan magnitude, biasa sebab data masih serabutan dan ada perbedaan perhitungan, tetapi data direvisi terus. Berikut kutipan info dari USGS : 
   
  Earthquake DetailsMagnitude

6.2 (Strong)
  Date-Time
·  Friday, May 26, 2006 at 22:54:01 (UTC)
= Coordinated Universal Time 
  ·  Saturday, May 27, 2006 at 5:54:01 AM 
= local time at epicenter Time of Earthquake in other Time Zones 
  Location

8.007°S, 110.286°E
  Depth
17.1 km (10.6 miles) (poorly constrained)
  Region
JAVA, INDONESIA
  Distances
25 km (15 miles) SSW of Yogyakarta, Java, Indonesia
115 km (75 miles) S of Semarang, Java, Indonesia
145 km (90 miles) SSE of Pekalongan, Java, Indonesia
440 km (275 miles) ESE of JAKARTA, Java, Indonesia
  Location Uncertainty
horizontal +/- 12.5 km (7.8 miles); depth +/- 36.4 km (22.6 miles)
  Parameters
Nst=122, Nph=122, Dmin=>999 km, Rmss=1.48 sec, Gp= 43°,
M-type=moment magnitude (Mw), Version=6 
  Source

USGS NEIC (WDCS-D)
  Event ID
usneb6

   
  Kedalaman hiposentrum sudah dikoreksi berdasarkan earthquake focal sphere/mechanism menjadi 28 km (menurut BMG masih 38 km). Magnitude menurut BMG 5.8 SR.
   
  Apakah ini tsunami-genic earthquake ? Saya pikir bukan sebab moment tensor solution pada focal shere-nya menunjukkan gerak strike-slip. Gerak strike-slip mestinya tak terlalu memindahkan massa kolom air laut di atas episentrum. Beda halnya kalau geraknya vertikal seperti thrust atau normal fault. Di samping itu, tsunami biasanya (statistik ini) dibangkitkan oleh gempa dengan magnitude > 7.0 SR dan kedalaman hiposentrum < 30 km. Dan, melihat lokasi episentrum yang tak sampai 50 km di selatan Yogya, beberapa jam setelah gempa tak dilaporkan ada tsunami, maka bisa dipastikan tak ada tsunami sebab lokasi yang hanya <50 km kalau ada tsunami tentu sudah menggempur Yogya hanya 1/2 jam atau kurang setelah gempa terjadi.
   
  Di Lampung, dilaporkan juga ada gempa pukul 06.29 WIB, terjadi propagasi gaya ke BBL mungkin, walau slip vektor subduction di selatan Jawa ke 10 deg NE.Mungkin karena ini frontal convergence (beda dengan di Sumatra), propagasi gaya tidak mesti searah dengan slipnya. Atau, yang di Lampung tak berhubungan dengan yang di Yogya.
   
  Semoga tak terlalu banyak korban tewas, walaupun saat tulisan ini dibuat (pukul 08.45) dilaporkan telah ada 10 korban gempa yang tewas di RS Bethesda.
   
  salam,

  awang
   
  (be alert, we are sleeping with earthquake !)



-
Be a chatter box. Enjoy free PC-to-PC calls  with Yaho

Re: [iagi-net-l] tanya sekali lagi : biodisel dari palmoil

2006-05-21 Terurut Topik Salahuddin Husein
Jangan dilupakan keberatan dari environmentalis.. mereka tidak setuju 
dengan perkebunan monokultur kelapa sawit yang merusak kesuburan lahan. 
Hampir semua bekas lahan sawit menjadi dead-land, katanya sih... :-).


[EMAIL PROTECTED] wrote:

Setuju pak 
Untuk memproduksi biodiesel/ethanol sebanyak fossil fuel yang dikonsumsi
oleh dunia sekarang  perlu lahan luas sekali, bahkan terpaksa sawah, ladang
gandum,, dan kebun kentang dijadikan lahan kelapa sawit/sugar cane semua,
lantas kita mau makan apa nanti ?.

  



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Updated : Geokronologi Kerak Kontinen dan Periodisasi Umur Bumi

2006-05-19 Terurut Topik Salahuddin Husein
Pak Awang, bagaimana dengan Indonesia? Dimana letak batuan tertua dan 
berapa umurnya?


udin,-

Awang Harun Satyana wrote:

Berapa umur Bumi yang resmi diterima ? Ternyata tak terlalu jauh bergeser sejak Claire Peterson 
menemukan metode dating absolut menggunakan isotop tahun 1956 dan menemukan umur 4.55 Gigayears (milyar 
tahun). Skala Waktu Geologi terbaru (Gradstein et al., 2004) mencantumkan 4.56 Ga (gigayears ago) 
sebagai saat Bumi terbentuk. Perlu diketahui, buku besar dan tebal ini telah memuat ratusan referensi 
pendukung, sehingga semua kemajuan terakhir telah diakomodasinya. Buku Skinner et al. (2004) 
"Dynamic Earth" (edisi ke-5) - Jihn Willey & Sons tetap mencantumkan 4.55 Ga. Dan Luhr 
-ed. (2003) mencantumkan 4.56 Ga di buku yang dieditnya yang didukung oleh puluhan geosaintis di buku 
"Earth" Dorling Kindersley Ltd. Kapan Alam Semesta sendiri lahir ? Menurut buku Luhr (2003) 
adalah 13-14 Ga.

  



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Re: Utara Banjarmasin via Google Earth

2006-01-07 Terurut Topik Salahuddin Husein
Betul, Pak. Garis-garis lurus di utara Banjarmasin tersebut adalah 
saluran irigasi. Biasanya disebut dengan handil atau anjir.


udin,-

Yosef Khairil Amin wrote:


Kelihatannya itu semacam jalur irigasi (?) karena menghubungkan dua sungai
besar.

 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Problem Tektonik Gunung Masigit-Pawon, Rajamandala

2005-10-31 Terurut Topik Salahuddin Husein

Terimakasih atas pencerahannya, Pak Awang.
Semenjak belajar geologi dulu saya termasuk fans berat pemikiran gliding 
tectonics van Bemmelen. Simpel dan lojik. Ketika berada di sekitar 
kampus Jogja, saya sering menapaktilasi morfologi yang diinterpretasikan 
oleh v.B. sebagai peninggalan gliding tectonics - sebagain besar 
berasosiasi dengan aktivitas volkanisme (e.g. Bukit Mujil di Kulonprogo; 
Gunung Pawinihan di Karangkobar;  Perbukitan Candi di Ungaran;  
Perbukitan Gendol di  Muntilan;  Bukit Rong di Salatiga).


Kini saya mengerti latar belakang pemikiran v.B. tersebut.

salam,
udin,-

Awang Harun Satyana wrote:


Terinspirasi dan terdidik oleh tektonik Pegunungan Alpen, van Bemmelen (1949) 
memberikan penjelasan cukup unik tentang mengapa bukit gamping Masigit-Pawon 
terpisah dari yang lain di Kompleks Rajamandala (Pabeasan-Halu dkk.). Ini 
beberapa latar belakang dan pendapat tandingannya.
 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] point-bar modelling

2005-10-11 Terurut Topik Salahuddin Husein

Maaf, nimbrung dan nambahi beberapa pertanyaan..

Apakah untuk fluvial deposition harus pake model point bar?
Berapa persen kah sebetulnya endapan point bar di dalam sebuah fluvial 
deposit (regresif/low stand/transgresif/high stand)?
Jangan-jangan hanya kecil saja prosentasenya, lantas model deposisi apa 
lagi yang mengisi sisanya?



[EMAIL PROTECTED] wrote:


justru itu pertanyaannya, kalau teorinya sih tahu tapi cara bikinnya yang
belum tahu.

kalau file-nya bo tye sudah punya lengkip. itu pun si bo tidak konsisten,
slide2 intronya cerita tentang point bar deposition, tapi waktu di slide ke
33 onwards untuk stratigraphic simulationnya masih juga pakai fluvial
channel model, bukan point bar model.

regards -

 




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Borobudur : Posisi Geologi dan Geomantik

2005-08-01 Terurut Topik Salahuddin Husein

Pak Awang, saya ikut bertanya perihal geo-arkeologi candi.

Mengapa candi-candi di Jatim tidak menggunakan batu alam seperti 
candi-candi di Jateng? Misalkan kesulitan bahan baku batuan beku, kenapa 
tidak menggunakan batugamping, misalkan.
Atau apakah ada perbedaan trend arsitektur di kedua wilayah tersebut 
pada saat itu, misalkan di Jatim dianggap keren dengan batubata karena 
istana-istana dibangun dengan batubata, atau bisa juga pembuatan 
batubata saat itu masih dianggap baru dan teknologi impor jadi 
mempergunakannya sebagai tempat ibadah bisa menambah gengsi rohani sang 
penguasa. Sebaliknya di Jateng batualam dianggap mahal dan berkelas 
karena trend arsitektural bangunan istana masih "menyatu dengan alam" 
(contoh Kraton Boko di Jogja, tetapi tampaknya ini dibangun sebelum era 
Borobudur).


Salam,
Salahuddin

Awang Satyana wrote:


Candi-candi di Jawa Timur tentu berbeda dengan candi-candi di Jawa Tengah. 
Candi di Jawa Timur tak pernah menggunakan batu masif andesit basaltik seperti 
di Jawa Tengah, tetapi banyak menggunakan tanah liat yang dibakar mirip 
batamerah.
 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] SEPM

2005-07-26 Terurut Topik Salahuddin Husein

Boleh saya bantu, Pak Ukat?

SEPM Special Publication no. 76
Tropical Deltas of Southeast Asia - Sedimentology, Stratigraphy, and 
Petroleum Geology
Editors: F. Hasan Sidi, Dag Nummedal, Patrice Imbert, Herman Darman, 
Henry W. Posamentier.

269 pp.
2003


Ukat Sukanta wrote:


Maaf nyelonong,


Saya mau minta tolong, biasanya Kang Awang yang memory kuat . Mengenai
Delta-delta di Asia, kalau tidak salah sudah ada bukunya dan published
di SEPM. Pak Darman dan Mas Sidi, editor dari  kita.


Saya ingin punya copynya, jadi mau minta tolong :Judul buku lengkapnya,
No.berapa, Editornya siapa saja-lengkap, dll.




Terimakasig banyak,


Salam,
US

 




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



Re: [iagi-net-l] Tracking Back Animal Evolution

2005-07-19 Terurut Topik Salahuddin Husein
Pak Awang ini paling hebat kalau bercerita, ujungnya dibikin 
menggantung, siap dibikin sekuel dan bikin pembaca penasaran saja, heheh..
Tolong dilanjutin dong Pak, cerita bagaimana terjadinya Ledakan Kambrium 
tersebut..


salam,
udin,-


Awang Satyana wrote:

Hewan bercangkang luar pertama (exoskeletal) adalah invertebrata yang tiba-tiba begitu banyak ditemukan di periode Kambrium, inilah yang terkenal sebagai "Cambrian Explosion", . "Kuburannya" yang terkenal adalah Burgess Shale di Canadian Rockies yang menyingkapkan 44 genus arthropoda (a.l. trilobit), 19 cacing, 18 hewan bunga karang (seperti "Sponge Bob"), 8 brakiopod, dan masih banyak lagi termasuk coelenterata, echinodermata, dan moluska. Bagaimana dari minim fauna di Latest Proterozoic (termasuk Ediacaran fauna) lalu tiba2 meledak ke Cambrian Explosion dengan ratusan genus ditemukan, adalah cerita tersendiri dalam evolusi. 

 




-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Bornoe Delta (Borneo Delta maksudnya..)

2005-06-20 Terurut Topik Salahuddin Husein
Terima kasih Pak Awang, ulasannya betul-betul mencerahkan. Memang kalau
dilihat dari bentukan morfologinya, delta-delta di pesisir utara jawa
memang lebih dominan fluvial process-nya, yang mengindikasikan rate of
sediment supply relatif tinggi.

Btw, saya tertarik dengan kesulitan yang dialami Amerada Hess dengan
delta Bengawan Solo. Apa saja kesulitannya itu, Pak?

Trims,
Udin,-

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, June 21, 2005 10:36 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: RE: [iagi-net-l] Bornoe Delta (Borneo Delta maksudnya..)

Bengawan Solo, sungai terpanjang di Jawa, selain lembah2nya kaya akan
artefak dan penemuan fosil hominid Pliosen, sungai ini juga menumpahkan
begitu banyak sedimen. Belanda telah menyadarinya sejak dulu bahwa
sungai ini bisa mengancam Tanjung Perak Surabaya. Maka, mereka menyodet
sungai ini dan membelokkannya sampai ia akhirnya bermuara ke utara
menuju Ujung Pangkah. Nah, giliran Amerada Hess sekarang yang cukup
punya kesulitan seismik dan bor dengan sedimen Bengawan Solo ini.
 
 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Bornoe Delta (Borneo Delta maksudnya..)

2005-06-20 Terurut Topik Salahuddin Husein
Maaf topik lama.

Pak Awang, lantas bagaimana dengan pertumbuhan delta-delta di pesisir
utara Pulau Jawa? Bukankah mereka juga masih merupakan sistem drainase
Paparan Sunda, sebagaimana sungai-sungai di selatan dan barat Kalimantan
atau timur Sumatera? Mengapa mereka (sistem delta pesisir utara Jawa)
mampu berkembang, sedangkan counterpart-nya yang di pesisir Kalimantan
dan Sumatera tidak muncul?

Salam,
Udin,-

-Original Message-
From: Awang Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 16, 2005 11:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; [EMAIL PROTECTED]
Subject: Re: [iagi-net-l] Bornoe Delta (Borneo Delta maksudnya..)

Banyak sungai2 besar mengalir dan bermuara ke sisi kontinen Sundaland :
Kapuas, Kahayan, Barito, semuanya tak daripada membentuk delta mereka
membentuk rawa2 (bandingkan dengan selatan Papua untuk Sungai Baliem,
Digul, dan Merauke yang mengalir ke kontinen Sahul, bandingkan juga
dengan sungai2 besar yang mengalir ke timur Sumatra : Kampar, Indragiri,
Batanghari). 
 
Kuncinya, adalah space of accomodation dan transgresi Holosen. Itu tak
dipunyai Sundaland dan Sahul. Delta, untuk terbentuk butuh sedikit space
of accomodation karena subsidence, dan regresi untuk progradasi sedimen
delta terjadi. Itu tak diizinkan terjadi di Sundaland dan Sahul land.
Tapi, Kapuas kelihatannya memang sempat juga membentuk delta yang khas
tide-dominated dan submerged, coba tilik dari Pulau Sungai Kakap di
barat Pontianak sampai Padang Tikar di selatan muara Kapuas.Asem2 pun
tak ada deltanya, hanya delta Wain di utaranya, itu pun sudah termasuk
ke sistem Mahakam.
 
 



-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Ratna Asharina 
(Ratna.Asharina[at]santos.com)-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi(sunardi[at]melsa.net.id)
Komisi Karst : Hanang Samodra(hanang[at]grdc.dpe.go.id)
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo(soeryo[at]bp.com)
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin(ridwan[at]bppt.go.id atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius(zardi[at]bdg.centrin.net.id)
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono(anugraha[at]centrin.net.id)
-



RE: [iagi-net-l] Chlorite di delta

2005-06-09 Terurut Topik Salahuddin Husein
Ada paper bagus tentang terbentuknya chlorite di lingkungan delta: 

Jeffry D. Grigsby, 2001, Origin and Growth Mechanism of Authigenic
Chlorite in Sandstones of the Lower Vicksburg Formation, South Texas.
Journal of Sedimentary Research,v. 71.

Salam,
Udin,-

-Original Message-
From: Subiyantoro, Gantok (gantoks) [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 09, 2005 3:25 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Chlorite di delta

Klorit merupakan mineral yang sering dijumpai pada low grade schist dan
juga produk batuan beku hasil alterasi dari biotit dan mineral
ferromagnesian. Klorit juga dapat diketemukan di lempung. Jadi kalau di
delta kemungkinannya klorit banyak dijumpai di delta front.

>Gantok Subiyantoro, 


-Original Message-
From: Sanggam Hutabarat [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, June 09, 2005 1:40 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Chlorite di delta


Pak

enggak ada hubungan yang specifik antara kehadiran chlorite dgn
lingkungan 
pengendapan (termasuk didelta)...kayaknya lebih mengindikasi komposisi 
source dari sedimen (pasir) yang terendapkan di sites sekarang. Jadi
MAlah 
kehadirannya mungkin lebih mencerminkan fungsi temperatur. Klorit
sendiri 
bisa terjadi karena precipitasi dari fluida pore atau hasil alterasi 
mineral/fragmen kaya Fe-Mg..Detritus chlorite sendiri ya karena 
transportasi dari source...

KEcuali pastiles hijau glaukonit kayanya 99% pasti marine atau marine
influence

sgm
---

At 10:54 AM 6/9/2005, you wrote:
>Kalau di daerah delta dimanakah kira - kira paling mungkin diendapkan 
>chlorite...? Dan apakah ada hubungan antara chlorite dan lingkungan 
>pengendapan...?
>
>Regards
>
>Kartiko-Samodro
>Telp : 3852
>




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Remainder LUNCHEON TALK : AL-QURAN dan LAUTAN

2005-05-10 Terurut Topik Salahuddin Husein
Bila kita mampu mengerti satu hal, akan muncul 2 hal ajaib berikutnya.
Bila kita mampu memecahkan kedua hal ajaib tersebut, akan muncul 4
permasalahan ajaib berikutnya.
Demikian seterusnya..
Begitulah cara Tuhan berdialog dan mendidik manusia.

Regards,
Udin,-

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, May 10, 2005 4:19 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Remainder LUNCHEON TALK : AL-QURAN dan LAUTAN

kita sebut ajaib karena kita tidak/belum mengerti...
menjadi tidak ajaib kalau kita sudah mengerti

sama seperti manusia ke bulan
sangat ajaib pada tahun 1900 , orang bisa berjalan ke bulan...
tapi sekarang sudah bukan hal yang ajaib manusia berjalan - jalan ke 
bulan...

jaman dulu orang tidak bisa membayangkan bahwa orang bisa melihat dunia 
dari sekotak alat
jaman sekarang bukan hal yang aneh kita di balikpapan tahu yang terjadi
di 
jakarta...

"pikiran"  yang merupakan pemberian Tuhan itu yang ajaib..
karena dengan "pikiran" keajaiban - keajaiban itu dapat dimengerti






-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] Tanya : Water depth Glossifungites Ichnofacies

2005-04-25 Terurut Topik Salahuddin Husein
Boleh komen, pak?

Saya bukan praktisi di bidang ichnofacies, cuma sepengetahuan saya
korelasi antara batimetri dan jenis ichnofacies hanyalah salah satu
aspek dalam interpretasi yang dilakukan - tidak lagi menjadi "mutlak"
seperti ketika ichnofacies dikembangkan di awal tahun 60-an. Kontrol
utama terhadap jenis dan distribusi ichnofacies adalah jenis
sedimen(substrate), hidrodinamika, dan kualitas ekologi.

Sebagaimana Pak Oki sebutkan, kelompok Glossifungites berasosiasi khusus
dengan firm-ground (sedimen lunak) seperti "dewatered muds" yang
mengalami proses erosi/pengedukan. Proses pengedukan ini bisa terjadi di
lingkungan pesisir karena erosi gelombang, atau terjadi di lingkungan
laut yang lebih dalam karena erosi sub-marine channels atau arus
kontorit seperti Pak Oki nyatakan.

Salam,
Udin,-

-Original Message-
From: Musakti, Oki [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, April 26, 2005 11:52 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Tanya : Water depth Glossifungites Ichnofacies 



Glossifungites ichnofacies selalu didefinisikan dengan kumpulan trace
fossil (an. Thallasinoides, Rhizocorralium etc) pada firm ground (semi
lithified) sediment.
Dalam konteks sequence stratigraphy, glossifungites ichnofacies ini
sering dikaitkan dengan transgressive surface atau ravinement, karena
indikasi bahwa telah terjadi erosi dan 'removal' dari unconsolidated
sediment diatasnya.

Dari segi water depth, Glossi surface ini biasanya diasosiasikan dengan
near shore environment, inner sampai mid neritik. Pokoknya diatas wave
base.

Pertanyaan: Apakah ada kemungkinan glossi ini terjadi juga di tempat
yang lebih dalam ie. Outer sublittoral bahkan bathyal seperti
diindikasikan secara konsisten oleh biostratigraphy (ie. Plankton-benton
foram ratio, deep water bentonic taxa etc).

Bagaimana kalau sang ichnologist berkeras menyebut shallow marine
environment sedangkan biostratigrapher 'kekeuh' pada deep water untuk
interval yang sama.

Mana yang harus kita 'percaya' dan apakah mungkin ada kompromi diantara
keduanya ie. erosi dan pemindahan sediment penutup terjadi secara
subaquaous via contourite current dan semacamnya.

Ada yang punya contoh2 glossi surface di deep water...?

Thanks
Oki




-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-



RE: [iagi-net-l] tanya channel

2005-03-27 Terurut Topik Salahuddin Husein
Salam perkenalan,
boleh ikutan diskusi tentang derajat sinuositas (kelengkungan) suatu
channel? 

Secara umum, derajat sinuositas channel dipengaruhi oleh beberapa faktor
dari:
1. daerahnya (derajat kelandaian) --> semakin landai semakin lengkung;
2. air sungainya (besaran debit, tingkat keteraturan debit, dan kekuatan
aliran sungai) --> semakin teratur debitnya semakin lengkung;
3. sedimennya (volume, ukuran butir sedimen, dan rasio materi
bed-suspended load) --> semakin halus sedimen semakin lengkung;
4. morfologi sungainya mula-mula(rasio lebar dan dalam channel, dan
kekuatan tebing sungai) --> perlu kedalaman yang cukup untuk
menghasilkan aliran sekunder yang bertanggungjawab terhadap proses
meandering.

Persamaan matematis yang banyak dipakai biasanya hanya melibatkan
faktor-faktor: 
1. besaran debit air sungai
2. lebar geometri sungai
3. radius lengkungan sungai mula-mula
4. kekuatan tebing sungai (dalam batasan kohesifitas kandungan lempung).

Demikian dulu,
Udin,-
Satu kampus dengan PTA

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Monday, March 28, 2005 3:48 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] tanya channel


Atau bisa juga karena terjadi perubahan jumlah dan komposisi suplai
sedimen
dari 'hinterland'

FH


"Herry Maulana" 

Menyangkut ke pertanyaan mas Paulus, pada channel sama, dulunya pernah
low
sinuosity trus belakangan high sinuosity (atau mungkin kebalikannya)

Kesimpulan saya itu menunjukkan uplift history daerah itu. Benar?




Paulus Tangke Allo <[EMAIL PROTECTED]>
03/23/2005 02:35 PM
Please respond to iagi-net

To: iagi-net@iagi.or.id
Subject:[iagi-net-l] tanya channel

tanya sedikit,

sebenarnya, hal apa yang mempengaruhi sinuosity sebuah channel?
maksudnya, kenapa pada channel sama, dulunya pernah low sinuosity trus
belakangan high sinuosity (atau mungkin kebalikannya)?
apa sih pentingnya mengukur channel sinuosity? apakah cuma riset
semata atau memang ada exploration significance-nya?





-
To unsubscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
To subscribe, send email to: [EMAIL PROTECTED]
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
Komisi Sedimentologi (FOSI) : Deddy Sebayang([EMAIL 
PROTECTED])-http://fosi.iagi.or.id
Komisi SDM/Pendidikan : Edy Sunardi([EMAIL PROTECTED])
Komisi Karst : Hanang Samodra([EMAIL PROTECTED])
Komisi Sertifikasi : M. Suryowibowo([EMAIL PROTECTED])
Komisi OTODA : Ridwan Djamaluddin([EMAIL PROTECTED] atau [EMAIL PROTECTED]), 
Arif Zardi Dahlius([EMAIL PROTECTED])
Komisi Database Geologi : Aria A. Mulhadiono([EMAIL PROTECTED])
-