Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-21 Terurut Topik basuki puspoputro
Sekedar tambahan.
 
Selama 41 tahun bekera di perminyakan, khususnya eksplorasi, selalu terulang 
kisah seperti yang sedang kita bicaraka ini, khususnya di Pertamina. Eksplorasi 
ditingkatkan, kemudian di minimumkan (hampir stop), diperdebatkan, diaktifkan 
lagi, di-rem lagi dan seterusnya berulang terus. Kalau tentang alasan teknis, 
semua pihak yang berbeda pendapat dapat berargumen sama2 meyakinkan. Satu hal 
yang sebenarnya menjadi faktor utama tetapi tidak diungkapkan adalah 
ketersediaan dana. Kalau dana tidak ada lalu mau eksplorasi pakai apa. Cari 
pinjaman, wahhh pinjam dana untuk eksplorasi biasanya sulit. Mau pinjam pakai 
tanggungan hasil produksi yang ada saat ini, ini bisa cuma yang punya produksi 
(ujungnya di dept keuangan) tidak mengijinkan barangkali. Akhirnya jawaban 
pamungkas adalah  itu policy pemerintah yang dapat diterjemahkan  si Dul can 
do no wrong. Jangan ditanggapi serius a, selamat mengayati Earth Day
 
Yangkung

--- On Wed, 21/4/10, Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com wrote:


From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Subject: Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
To: iagi-net@iagi.or.id
Date: Wednesday, 21 April, 2010, 8:15 AM


Pemerintah menegaskan belum  saatnya Pertamina melakukan eksplorasi *ke
daerah lain* karena  .
Kalau dibaca sesuai diatas, yang saya tangkap adalah perlunya Pertamina
meningkatkan produksi dan masih 'boleh' eksplorasi dari lapangan yg sudah
dimiliki saat ini.  Kalau saya baca positip pernyataan itu saja, maka ini
perlu ditunjukkan kehebohan .. eh kehebatannya dalam mengelola lapangan yg
sudah dioperasikan saat ini. Mungkin salah satunya dengan cara benchmarking
dengan perusahaan2 senada (NOC lain). Saya rasa PTM perlu menunjukkan hal
ini supaya pemerintah juga tahu performancenya hingga kini.

Selamat Hari Kartini !!

RDP
-- 
You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it
any way ... not just discuss it in the hall way.




Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Eko Prasetyo
Bukan hanya diragukan sebagai seorang geologist,
diragukan juga apa pernah kerja di minyak (kalo pernah, ya sorry ;) )


Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Amir Al Amin
Saya masih belum ngerti wewenang dan peran masing2
Dirjen MIGAS,
BP MIGAS
LEMIGAS
ada lembaga MIGAS yang lain?

Mungkin ada yang bisa ngasih pencerahan.


2010/4/20 Eko Prasetyo strivea...@gmail.com

 Bukan hanya diragukan sebagai seorang geologist,
 diragukan juga apa pernah kerja di minyak (kalo pernah, ya sorry ;) )




-- 
***
Amir Al Amin
Operations/ Wellsite Geologist
(62)811592902
amir13120[at]yahoo.com
amir.al.amin[at]gmail.com



Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik MINARWAN
Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari
strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang
telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain yang
seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang. Tentu bukan
berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat jalan bareng toh.

Sudahlah, ndak usah didramatisir.

Salam
mnw93

2010/4/20 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com:
 
 Pertamina fokus dulu apa yang dia punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
 butuh dana yang tinggi. Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
 kerja yang dimilikinya, ujar Evita.


-- 
- when one teaches, two learn -
http://www.geotutor.tk
http://www.linkedin.com/in/minarwan


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5 departemen, banyak biro...

Ayo siapkan diri!
Hadirilah PIT ke-39 IAGI, Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember 2010
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI or 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik yanto R.Sumantri


Rekan rekan

Menarik statement Ibu Evita ini.
Kita harus
melihatnya secara lebih hati hati .
Kalau Dirjen mengatakan hal ini
dalam haubungman dengan tempat/event dia berbicara maka benar kalau dia
mengatakan agar Pertamina melakukan usaha maksimal dalam
memproduksikan lapangan lapangan yang dimilikinya , al dengan teknologi
yang lebih maju. Nah disini dia harus STOP , karena statemen
seterusnya saya kira tidak berkaitan langsung dengan event dia berbicara
yaitu meningkatkan produksi migas Indonesia saat ini.

Mengenai eksplorasi , beliau mungkin lupa (karea event yang baru
diikutinya itu) , bahwa Pertamina EP harus tumbuh dan tumbuhnya Pertamina
EP hanya dapat dijamin apabila ditemukan cadangan baru dimana saja yang
mungkin.

Sayang sekali Ibu Dirjen kurang mendukung strategi
Pertamina EP yang sangat progresif dalam melakukan eksplorasinya .
Semoga ada yang mengingatkan.

Si Abah



Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari

strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang
 telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain
yang
 seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang.
Tentu bukan
 berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat
jalan bareng toh.
 
 Sudahlah, ndak usah
didramatisir.
 
 Salam
 mnw93
 
 2010/4/20 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com:
 
 Pertamina fokus dulu apa yang dia
punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
 butuh dana yang tinggi.
Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
 kerja yang
dimilikinya, ujar Evita.
 
 
 --
 - when one teaches, two learn -
 http://www.geotutor.tk
 http://www.linkedin.com/in/minarwan
 


 PP-IAGI 2008-2011:
 ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
lam...@gc.itb.ac.id
 sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
mohammadsyai...@gmail.com
 * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
departemen, banyak biro...


 Ayo siapkan diri!
 Hadirilah PIT ke-39 IAGI,
Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
 2010

-
 To unsubscribe, send email to:
iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to:
iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website:
http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123
0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1:
http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net
Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi

-
 DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to
information
 posted on its mailing lists, whether posted by IAGI
or others. In no event
 shall IAGI or its members be liable for
any, including but not limited to
 direct or indirect damages, or
damages of any kind whatsoever, resulting
 from loss of use, data
or profits, arising out of or in connection with
 the use of any
information posted on IAGI mailing list.

-
 
 


-- 
___
Nganyerikeun hate
batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada
ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.


Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Taufik Manan
Sahabat seprofesi yang saya hormati,

Menarik statemen dari Ibu Evita dan bila dikaitkan dengan pernyataan Beliau
dari forum IAGI - JSC hari Rabu, 8 April 2010 yll (mudah2 an ada notulen
dari notulisnya Pak Batara dan Rovicky), memang banyak kondisi yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Beberapa faktor
seperti data, dana, infra struktur sampai investasi, khususnya di Indonesia
Timur menjadi tantangan untuk menjawab masalah ini.

Namun menurut saya, memang indutsri migas itu serba high risk, high cost dan
high technology, tapi sepatutnya eksplorasi tetap menjadi salah satu faktor
penting untuk meningkatkan produksi migas, selain faktor pengembangan. Bila
mau merubah / meningkatkan produksi di masa depan adalah tetap konsisten dan
bahkan memperbaiki target eksplorasi dengan mencari daerah baru atau
terobosan dengan teknologi yang tepat guna (tidak harus baru namun efektif
manfaatnya). Banyak lesson learn yang dapat diambil dari manapun sebagai
pelajaran untuk perbaikan di masa depan. Beberapa rekan kita yang berkarya
di negara lain, tentunya akan mau sharing ide untuk memajukan industri migas
nasional.

Khusus untuk pengembangan dari lapangan yang sudah / akan berproduksi
(development field), saya mencoba berbagi pengalaman yang didapat ketika
ditugaskan di PCSB untuk divisi pengembangan pada bagian resources
maturation. Intinya untuk mengembangkan lapangan yang sudah ada, selain
teknologi yang umum dipakai seperti EOR dll, perlu ada kajian dan terobosan
baru untuk memaksimalkan produksi. Beberapa lapangan kecil (istilahnya Small
Field) yang dikategorikan berdasarkan jumlah resources yang kecil namun
masih bisa diproduksi dengan cara menekan biaya operasional atau
pengembangannya digabungkan dengan lapangan produksi yang terdekat. Mungkin
masalah yang timbul adalah beda kepemilikan antara Pertamina, KKKS dll namun
dengan penyelesaian yang saling menguntungkan kedua belah pihak dengan
BPMIGAS sebagai fasilitator, masalah itu seharusnya bisa diselesaikan dengan
baik. Kuncinya adalah mau mencoba teknologi atau terobosan baru sebagai
pilot project.

Kesimpulannya menurut saya, Indonesia masih bisa meningkatkan produksi baik
melalui kegiatan eksplorasi maupun pengembangan. Semua hal yang ada menjadi
tantangan untuk diselesaikan secara komprehensif dengan keuntungan bagi
semua pihak.

Semoga berjaya Indonesia dan demikian sekedar sharing ide dari saya untuk
meningkatkan produksi migas Indonesia. Maaf bila ada yang kurang berkenan
karena saya juga insan yang khilaf.

Wassalam


TAM



2010/4/21 yanto R.Sumantri yrs...@rad.net.id



 Rekan rekan

 Menarik statement Ibu Evita ini.
 Kita harus
 melihatnya secara lebih hati hati .
 Kalau Dirjen mengatakan hal ini
 dalam haubungman dengan tempat/event dia berbicara maka benar kalau dia
 mengatakan agar Pertamina melakukan usaha maksimal dalam
 memproduksikan lapangan lapangan yang dimilikinya , al dengan teknologi
 yang lebih maju. Nah disini dia harus STOP , karena statemen
 seterusnya saya kira tidak berkaitan langsung dengan event dia berbicara
 yaitu meningkatkan produksi migas Indonesia saat ini.

 Mengenai eksplorasi , beliau mungkin lupa (karea event yang baru
 diikutinya itu) , bahwa Pertamina EP harus tumbuh dan tumbuhnya Pertamina
 EP hanya dapat dijamin apabila ditemukan cadangan baru dimana saja yang
 mungkin.

 Sayang sekali Ibu Dirjen kurang mendukung strategi
 Pertamina EP yang sangat progresif dalam melakukan eksplorasinya .
 Semoga ada yang mengingatkan.

 Si Abah


 
 Saya pikir logis dan memang seharusnya ini merupakan bagian dari
 
 strategi besar Pertamina. Memaksimalkan eksplorasi di wilayah yang
  telah dimiliki sejak berpuluh tahun lalu. Sama seperti KPS lain
 yang
  seharusnya juga memaksimalkan wilayah mereka sekarang.
 Tentu bukan
  berarti hanya memilih A atau B, kan bisa dibuat
 jalan bareng toh.
 
  Sudahlah, ndak usah
 didramatisir.
 
  Salam
  mnw93
 
  2010/4/20 Amir Al Amin amir.al.a...@gmail.com:
  
  Pertamina fokus dulu apa yang dia
 punya sekarang. Kalau eksplorasi itu
  butuh dana yang tinggi.
 Jadi gunakan teknologi-teknologi baru di wilayah
  kerja yang
 dimilikinya, ujar Evita.
 
 
  --
  - when one teaches, two learn -
  http://www.geotutor.tk
  http://www.linkedin.com/in/minarwan
 
 

 
  PP-IAGI 2008-2011:
  ketua umum: LAMBOK HUTASOIT,
 lam...@gc.itb.ac.id
  sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL,
 mohammadsyai...@gmail.com
  * 2 sekretariat (Jkt  Bdg), 5
 departemen, banyak biro...
 

 
  Ayo siapkan diri!
  Hadirilah PIT ke-39 IAGI,
 Senggigi, Lombok NTB, 29 November - 2 Desember
  2010
 

 -
  To unsubscribe, send email to:
 iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
  To subscribe, send email to:
 iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
  Visit IAGI Website:
 http://iagi.or.id
  

Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)

2010-04-20 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Pemerintah menegaskan belum  saatnya Pertamina melakukan eksplorasi *ke
daerah lain* karena  .
Kalau dibaca sesuai diatas, yang saya tangkap adalah perlunya Pertamina
meningkatkan produksi dan masih 'boleh' eksplorasi dari lapangan yg sudah
dimiliki saat ini.  Kalau saya baca positip pernyataan itu saja, maka ini
perlu ditunjukkan kehebohan .. eh kehebatannya dalam mengelola lapangan yg
sudah dioperasikan saat ini. Mungkin salah satunya dengan cara benchmarking
dengan perusahaan2 senada (NOC lain). Saya rasa PTM perlu menunjukkan hal
ini supaya pemerintah juga tahu performancenya hingga kini.

Selamat Hari Kartini !!

RDP
-- 
You can do hard way or you can do smart way ... both ways need you to do it
any way ... not just discuss it in the hall way.


RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) - LATERAL EXPLORATION

2010-04-20 Terurut Topik Sigit
Rekan2,

Ikut ngramein ah...

Tanpa mengetahui detail konteks pembicaraan Ibu Evita, apa yang diucapkan Ibu 
Evita dapat diinterpretasikan dari sisi lain:

Saya melihat itu hanya ungkapan bentuk rasa kekecewaan atas kinerja Pertamina 
dan tekanan dari pihak pemerintah untuk mencapai target produksi nasional. Hal 
ini mungkin yang membuat beliau kebablasan dalam mengomentari sebuah event.

Tapi kalau diambil positive-nya, mungkin bisa kita ambil manfaatnya sebagai 
wacana mawas diri apakah yang sudah kita lakukan betul2 sudah maksimal dalam 
rangka meng-exploitasi minyak yang ada di sebuah lapangan. Saya melihat memang 
ada kecenderungan kita2 sebagai geoscientist/engineer meng-under estimate 
kompleksitas reservoir/geologi yang ada dari sebuah lapangan. Yang membuat 
recoverable minyak-nya menjadi tidak optimum.

Beberapa contoh seperti lapangan minyak Duri di Sumatra. Sebuah antiklin 
sederhana dengan fault sytem yang tidak terlalu komplek, dengan jumlah sumur 
yang sudah ribuan dengan interval yang sangat dekat, dan sudah di EOR secara 
massive, tapi masih saja ada minyak yang tidak ter-swept. Tidakkah ini memberi 
pelajaran ke kita bahwa sebenarnya reservoir yang kita hadapi lebih komplek 
dari yang kita pikirkan (read: model-kan). Saya dengar Chevron ingin 
memperpanjang kontrak lapangan ini walaupun sudah di EOR cukup lama.

Chevron Thailand bahkan mendidik junior2 Geoscientist (jumlahnya puluhan..) 
untuk meningkatkan keahliannya di geomodeling agar mereka bisa lebih memahami 
kompleksitas reservoirs geologi di asset field mereka dengan lebih baik. Dan 
Junior-2 ini ditargetkan dan di-empowered untuk bisa meningkatkan produksi 
dengan intensive infill wells program berdasarkan hasil geo-modeling mereka. 
Dan hasilnya sangat positive, saya lupa angka penambahan produksi. Seingat saya 
berkisar total sekitar 40,000 barrel/day.

Beberapa minggu lalu, sebuah basement high di Vietnam di drill lagi dan ngocor 
sekitar 1000 barel/day dari sebuah fracture. Padahal 4 tahun yang lalu, di 
basement-high yg sama (400 meter dari lokasi sekarang) sudah di drill sampai 
basement tapi gak ada minyaknya karena penjelasan saat itu mengatakan tidak 
punya effective cap-rock di atasnya walaupun beberapa nice fractures dijumpai. 
Dengan hanya sekedar merubah fault model, dan memodelkan kemungkinan adanya 
trapping system yg berbeda, akhirnya mereka berani drill lagi. Apalah 
istilahnya..Thinking Out Of The Box dll...

Dari sedikit contoh diatas, ternyata masih banyak yang kita tidah tau atas 
reservoir yang kita kerjain tiap hari disebabkan level kompleksitasnya yang 
tinggi dan kita sering under-estimate ke-kompleksitas-an tersebut. (Ada orang 
bilang: I don't even know my wife, even thogh I sleep with her 
everyday)Saya yakin rekan2 banyak contoh kasus yang lain...Banyak konsultan 
saya yang sering cerita pengalaman ke saya bagaimana mereka berani merubah 
model interpretasi yang lama ditempat kerja mereka yang baru. Terkadang model 
yang sudah dipercaya berpuluh-puluh tahun, dengan model yang baru. Dan saya 
bangga terhadap keberanian dan antusiasme mereka.

Tanpa mengurangi jerih payah Pertamina selama ini, mungkin yang Ibu Evita 
tekankan, tidakkah seharusnya kita mengedepankan LATERAL EXPLORATION 
(istilah: mencari poket2 minyak dari reservoir yang sudah ada minyaknya, (dari 
pada VERTICAL EXPLORATION (istilah: mencari minyak dilahan baru yang penuh 
resiko). Bukan berarti Lateral Exploration tidak ada resiko dan bukan berarti 
menghentikan usaha Explorasi Vertikal. Tapi paling tidak resikonya lebih kecil, 
dengan petroleum system yang sudah terbukti.  Hanya perlu kacamata baru dan 
usaha yang lebih, sehingga lapangan yang kita kerjakan menjadi lebih menarik 
dan masih potensial.

Dulu orang tua kita selalu bilang:  Le thole...nek mangan kudu sing resik, 
mengko rejekine dijukuk wong liyo (Baca: Nak nak..kalau makan harus yang 
bersih, biar rejekinya gak diambil orang).

Hanya sebuah interpretasi dari yang Ibu Evita ucapkan.


Salam dan sukses selalu,


Sigit
Managing Geoscience Entrepreneurship
EP International
Malaysia






-Original Message-
From: Taufik Manan [mailto:taufik.ma...@gmail.com]
Sent: Wed 4/21/2010 9:07 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia
Subject: Re: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???)
 
Sahabat seprofesi yang saya hormati,

Menarik statemen dari Ibu Evita dan bila dikaitkan dengan pernyataan Beliau
dari forum IAGI - JSC hari Rabu, 8 April 2010 yll (mudah2 an ada notulen
dari notulisnya Pak Batara dan Rovicky), memang banyak kondisi yang harus
diperhatikan untuk meningkatkan produksi migas Indonesia. Beberapa faktor
seperti data, dana, infra struktur sampai investasi, khususnya di Indonesia
Timur menjadi tantangan untuk menjawab masalah ini.

Namun menurut saya, memang indutsri migas itu serba high risk, high cost dan
high technology, tapi sepatutnya eksplorasi tetap menjadi salah satu faktor
penting untuk meningkatkan

RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru (???) -

2010-04-20 Terurut Topik Ridwan Nyak Baik
 masih dimainkan oleh pemegang otoritas sector migas maka
daerah kerap menjadi penghambaat lajunya operator dalam mengeksekusi
program-programnya.
Disinilah kunci masalah, bahwa partisipasi aktif semua stakeholders
belum digali optimal dengan visi dan persepsi yang sama untuk
meningkatkan produksi migas Indonesia. 
Karena tidak ada komunikasi yang setara dan holistic maka daerah hanya
minta jatah bersih saja tanpa berupaya apa-apa untuk mengakselerasikan
kelancaran operasi migas di wilayahnya.
Sudah saatnya, komunikasi kami dan kamu ditinggalkan oleh pemegang
otoritas migas Indonesia lewat kelahiran semangat baru: komunikasi kerja
dengan basis kita (regulator, operator, pemda) agar upaya peningkatan
produksi migas Indonesia dapat menyentuh target APBN.

Tabik;
RnB
 


-Original Message-
From: Sigit [mailto:si...@epintl.com] 
Sent: Wednesday, April 21, 2010 10:02 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Belum Saatnya Pertamina Eksplorasi Sumur Baru
(???) - LATERAL EXPLORATION

Rekan2,

Ikut ngramein ah...

Tanpa mengetahui detail konteks pembicaraan Ibu Evita, apa yang
diucapkan Ibu Evita dapat diinterpretasikan dari sisi lain:

Saya melihat itu hanya ungkapan bentuk rasa kekecewaan atas kinerja
Pertamina dan tekanan dari pihak pemerintah untuk mencapai target
produksi nasional. Hal ini mungkin yang membuat beliau kebablasan dalam
mengomentari sebuah event.

Tapi kalau diambil positive-nya, mungkin bisa kita ambil manfaatnya
sebagai wacana mawas diri apakah yang sudah kita lakukan betul2 sudah
maksimal dalam rangka meng-exploitasi minyak yang ada di sebuah
lapangan. Saya melihat memang ada kecenderungan kita2 sebagai
geoscientist/engineer meng-under estimate kompleksitas reservoir/geologi
yang ada dari sebuah lapangan. Yang membuat recoverable minyak-nya
menjadi tidak optimum.

Beberapa contoh seperti lapangan minyak Duri di Sumatra. Sebuah antiklin
sederhana dengan fault sytem yang tidak terlalu komplek, dengan jumlah
sumur yang sudah ribuan dengan interval yang sangat dekat, dan sudah di
EOR secara massive, tapi masih saja ada minyak yang tidak ter-swept.
Tidakkah ini memberi pelajaran ke kita bahwa sebenarnya reservoir yang
kita hadapi lebih komplek dari yang kita pikirkan (read: model-kan).
Saya dengar Chevron ingin memperpanjang kontrak lapangan ini walaupun
sudah di EOR cukup lama.

Chevron Thailand bahkan mendidik junior2 Geoscientist (jumlahnya
puluhan..) untuk meningkatkan keahliannya di geomodeling agar mereka
bisa lebih memahami kompleksitas reservoirs geologi di asset field
mereka dengan lebih baik. Dan Junior-2 ini ditargetkan dan
di-empowered untuk bisa meningkatkan produksi dengan intensive infill
wells program berdasarkan hasil geo-modeling mereka. Dan hasilnya sangat
positive, saya lupa angka penambahan produksi. Seingat saya berkisar
total sekitar 40,000 barrel/day.

Beberapa minggu lalu, sebuah basement high di Vietnam di drill lagi dan
ngocor sekitar 1000 barel/day dari sebuah fracture. Padahal 4 tahun yang
lalu, di basement-high yg sama (400 meter dari lokasi sekarang) sudah di
drill sampai basement tapi gak ada minyaknya karena penjelasan saat itu
mengatakan tidak punya effective cap-rock di atasnya walaupun beberapa
nice fractures dijumpai. Dengan hanya sekedar merubah fault model, dan
memodelkan kemungkinan adanya trapping system yg berbeda, akhirnya
mereka berani drill lagi. Apalah istilahnya..Thinking Out Of The Box
dll...

Dari sedikit contoh diatas, ternyata masih banyak yang kita tidah tau
atas reservoir yang kita kerjain tiap hari disebabkan level
kompleksitasnya yang tinggi dan kita sering under-estimate
ke-kompleksitas-an tersebut. (Ada orang bilang: I don't even know my
wife, even thogh I sleep with her everyday)Saya yakin rekan2 banyak
contoh kasus yang lain...Banyak konsultan saya yang sering cerita
pengalaman ke saya bagaimana mereka berani merubah model interpretasi
yang lama ditempat kerja mereka yang baru. Terkadang model yang sudah
dipercaya berpuluh-puluh tahun, dengan model yang baru. Dan saya bangga
terhadap keberanian dan antusiasme mereka.

Tanpa mengurangi jerih payah Pertamina selama ini, mungkin yang Ibu
Evita tekankan, tidakkah seharusnya kita mengedepankan LATERAL
EXPLORATION (istilah: mencari poket2 minyak dari reservoir yang sudah
ada minyaknya, (dari pada VERTICAL EXPLORATION (istilah: mencari
minyak dilahan baru yang penuh resiko). Bukan berarti Lateral
Exploration tidak ada resiko dan bukan berarti menghentikan usaha
Explorasi Vertikal. Tapi paling tidak resikonya lebih kecil, dengan
petroleum system yang sudah terbukti.  Hanya perlu kacamata baru dan
usaha yang lebih, sehingga lapangan yang kita kerjakan menjadi lebih
menarik dan masih potensial.

Dulu orang tua kita selalu bilang:  Le thole...nek mangan kudu sing
resik, mengko rejekine dijukuk wong liyo (Baca: Nak nak..kalau makan
harus yang bersih, biar rejekinya gak diambil orang).

Hanya sebuah interpretasi dari yang Ibu Evita ucapkan.


Salam dan sukses selalu,


Sigit