Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Sigit, 1. Di situlahn letak teka-teki/enigma/misterinya. Faktanya adalah bahwa abu volkanik letusan gunungapi Eyjafjallajokull kemarin itu memang mengindikasi magma yang intermediat-asam, bahkan lebih asam daripada banyak gunungapi2 di Jawa setelah saya bandingkan dengan katalog gunungapi Indonesia Kusumadinata (1979). Beberapa peneliti percaya bahwa itu hasil diferensiasi magma dengan bantuan meteoric water, yang lain percaya bahwa ada sliver kontinen granitik ex rifting awal yang terperangkap (sulit membayangkannya). Mantle convection mestinya tak punya pengaruh besar ke komposisi gunung ini. Itu lebih mungkin karena ada sesuatu di permukaan atau di tubuh kerak Eslandia, bukan di upper mantle-nya. 2. Cekungan2 yang Sigit sebutkan semuanya marginal basin, bukan tipe oceanic sea floor spreading antar benua; jadi mid-oceanic ridge marginal basin secara dimensi akan lain dengan mid-Atlantic, mid-Pacific dan mid-Indian ridge, sekalipun sama-sama spreading ridge. Kalau kita sudah mengerti mekanisme pembentukan magma intermediat-asam di Eslandia itu, tentu kita bisa membahas penerapannya di spreading-ridge yang lain. 3. Saya tak/belum melihat kaitan langsung ke petroleum system dalam kasus ini, barangkali kepada gejala geotermal dan mineralisasi epitermal bisa berkaitan. salam, Awang --- Pada Rab, 21/4/10, sigit prabowo sigit_p...@yahoo.com menulis: Dari: sigit prabowo sigit_p...@yahoo.com Judul: Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Kepada: iagi-net@iagi.or.id, awang satyana awangsaty...@yahoo.com Tanggal: Rabu, 21 April, 2010, 10:15 AM Pak Awang YTH., Saya tertarik dengan ulasan pak Awang tentang hal ini, walapun masih merupakan enigma, saya ingin menanyakan tentang beberapa hal pak : 1. Bagaimanakah sebenarnya mekanisme sebuah pulau volkanik yang berkomposisi magma asam-intermediate granite-rhyolite-andesite, duduk di atas punggung tengah samudera yang berkomposisi basalt-tholeiitic, apakah ada perubahan dalam pergerakan mantle dibawah nya, differensiasi magma, gaya konveksi, dsb...? 2. Bila kita kembali ke arah SE Asia, apakah hal2 seperti yang terjadi di Eslandia tersebut juga bisa terjadi di wilayah2 spreading seperti di Andaman Sea, South China Sea, Sulu Sea, Celebes Sea, Banda Sea, dsb...? 3. Bagaimanakah keterkaitan nya (bila ada...) dengan petroleum system dan HC prospectivity nya, dengan ditemukan nya magma asam-intermediate di MORB tersebut...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari --- On Tue, 4/20/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: Tuesday, April 20, 2010, 12:09 PM Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah
[iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen (1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull yang melemparkan abu volkanik barangkali mengindikasi magma asam ini sebab letusan eksplosif yang menghasilkan abu volkanik berasosiasi dengan magma asam-intermediat seperti gunung2 di Jawa. Tetapi, bagaimana sebuah pulau volkanik di jalur MOR yang terkenal punya magma basa dapat bersifat asam-intermediat ? Apakah telah terjadi diferensiasi magmatic ? Apakah basement Eslandia merupakan kontinen yang terperangkap ? Berbagai teori telah dikemukakan sejak awal tahun 1970-an. Melihat publikasi-pubiklasi terbaru tentang ini (Jonasson, 2005; Kelley dan Barton, 2008), rupanya asal magma yang nonbasa di Eslandia ini masih menjadi bahan perdebatan. Gilluly (1971) dan Deffeyes (1970) menolak pendapat bahwa sialic magma Eslandia sebagai hasil diferensiasi dari magma basa sebab tak ditemukan magma intermediate dalam jumlah yang cukup. Mereka menganggap bahwa kerak sialic telah terperangkap di Eslandia dan mengkontaminasi magma basalnya. Bagaimana proses pemerangkapannya, tak diterangkan lebih jauh. Sementara itu, Walker (1963, 1966) dan Thorarinssen (1967) berpendapat bahwa basement Eslandia adalah granitic. Jonasson (2005) masih menganggap bahwa magma Eslandia adalah basal, magma asamnya hanya sedikit saja, yang hanya terkonsentrasi di gunung2api yang disebutnya sebagai central volcanoes. Batuan asam (silicic) ini menurutnya terjadi sebagai lava, kubah lava, lapisan tefra, welded tuffs, ignimbrite yang dihasilkan oleh erupsi bersifat eksplosif (seperti letusan 14 April 2010) atau letusan efusif. Jonasson (2005) telah mengumpulkan 90 sampel dari banyak active central volcanoes di Eslandia yang telah mengerupsikan batuan silicic lalu dianalisis major dan trace elements-nya. Secara petrokimia, batuan ini bisa digolongkan sebagi dacites, trachytes, low-alkali rhyolites dan alkalic rhyolites. Analisis isotope secara sistematik ditafsirkan Jonasson (2005) menunjukkan bahwa batuan asam ini berasal dari batuan basaltic lebih tua dari gunungapi yang sama yang lalu menjadi batuan asam oleh proses diferensiasi yang melibatkan meteoric water. Sumber magma asam ini adalah kompleks intrusi di bawah central volcanoes, bukan dari long-lived magma chamber. Kelley dan Barton (2008) mengkonsentrasikan penelitiannya pada sampel2 yang disebutnya basaltic glass yaitu batuan volkanik yang dibentuk di dapur magma lalu magma bergerak sangat cepat ke permukaan dan mendingin sangat cepat di permukaan membentuk tampilan seperti kaca. Sebanyak 500 basaltic glass dari 28 gunungapi di Eslandia telah dianalisisnya untuk
Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Pak Awang yang baik, terima kasih atas tulisannya ya, dengan ditambah gambar saya pasang di; http://geologi.iagi.or.id/2010/04/20/enigma-magma-eslandia/ tabik bosman batubara weblog: http://annelis.wordpress.com From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com; Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id; Forum HAGI fo...@hagi.or.id Sent: Tue, April 20, 2010 11:09:04 PM Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen (1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull yang melemparkan abu volkanik barangkali mengindikasi magma asam ini sebab letusan eksplosif yang menghasilkan abu volkanik berasosiasi dengan magma asam-intermediat seperti gunung2 di Jawa. Tetapi, bagaimana sebuah pulau volkanik di jalur MOR yang terkenal punya magma basa dapat bersifat asam-intermediat ? Apakah telah terjadi diferensiasi magmatic ? Apakah basement Eslandia merupakan kontinen yang terperangkap ? Berbagai teori telah dikemukakan sejak awal tahun 1970-an. Melihat publikasi-pubiklasi terbaru tentang ini (Jonasson, 2005; Kelley dan Barton, 2008), rupanya asal magma yang nonbasa di Eslandia ini masih menjadi bahan perdebatan. Gilluly (1971) dan Deffeyes (1970) menolak pendapat bahwa sialic magma Eslandia sebagai hasil diferensiasi dari magma basa sebab tak ditemukan magma intermediate dalam jumlah yang cukup. Mereka menganggap bahwa kerak sialic telah terperangkap di Eslandia dan mengkontaminasi magma basalnya. Bagaimana proses pemerangkapannya, tak diterangkan lebih jauh. Sementara itu, Walker (1963, 1966) dan Thorarinssen (1967) berpendapat bahwa basement Eslandia adalah granitic. Jonasson (2005) masih menganggap bahwa magma Eslandia adalah basal, magma asamnya hanya sedikit saja, yang hanya terkonsentrasi di gunung2api yang disebutnya sebagai central volcanoes. Batuan asam (silicic) ini menurutnya terjadi sebagai lava, kubah lava, lapisan tefra, welded tuffs, ignimbrite yang dihasilkan oleh erupsi bersifat eksplosif (seperti letusan 14 April 2010) atau letusan efusif. Jonasson (2005) telah mengumpulkan 90 sampel dari banyak active central volcanoes di Eslandia yang telah mengerupsikan batuan silicic lalu dianalisis major dan trace elements-nya. Secara petrokimia, batuan ini bisa digolongkan sebagi dacites, trachytes, low-alkali rhyolites dan alkalic rhyolites. Analisis isotope secara sistematik ditafsirkan Jonasson (2005) menunjukkan bahwa batuan asam ini berasal dari batuan basaltic lebih tua dari gunungapi yang sama yang lalu menjadi batuan asam
Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Pak Awang, Terima kasih atas Sharingnya, sungguh suatu ulasan yang manarik sekali.. cukup mengingatkan kembali ilmu petrologi dan gunung api yang sudah hampir lupa.. Mengenai larangan terbang sehubungan dengan Abu vulkanik, kalau saya tidak salah, pertama kali bahaya abu vulkanik terhadap penerbangan pernah ditayangkan terungkap ketika pesawat British Airways (kalau tidak salah ingat) terbang dari London ke Australia Ketika melintasi udara Indonesia tepatnya diatas jawa sampai ke samudra Hindia, pilot meilhat seperti adanya cahaya misterius dari luar yang menghalangi pandangan pilot dan juga mesin pesawat satu persatu mati secara mendadak, Pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat dengan memutar balik dan semua penumpang mendarat dengan selamat di Bandar udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Sesampai di Darat, terlihat dihampir semua body pesawat adanya goresan-goresan seperti bekas benda yang cukup tajam dan didalam mesin ditemukan gumpalan abu vulkanik dan diketahui bahwa ternyata pesawat telah melewati abu vulkanik yang disemburkan karena meletusnya Gunung Kelud setelah itu diketahui bagaimana bahayanya abu vulkanik terhadap penerbangan Hal diatas sempat ditayangkan di channel National Geography tahun lalu... salam edo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: 04/20/2010 11:11 PM Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen (1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull yang melemparkan abu volkanik barangkali mengindikasi magma asam ini sebab letusan eksplosif yang menghasilkan abu volkanik berasosiasi dengan magma asam-intermediat seperti gunung2 di Jawa. Tetapi, bagaimana sebuah pulau volkanik di jalur MOR yang terkenal punya magma basa dapat bersifat asam-intermediat ? Apakah telah terjadi diferensiasi magmatic ? Apakah basement Eslandia merupakan kontinen yang terperangkap ? Berbagai teori telah dikemukakan sejak awal tahun 1970-an. Melihat publikasi-pubiklasi terbaru tentang ini (Jonasson, 2005; Kelley dan Barton, 2008), rupanya asal magma yang nonbasa di Eslandia ini masih menjadi bahan perdebatan. Gilluly (1971) dan Deffeyes (1970) menolak pendapat bahwa sialic magma Eslandia sebagai hasil diferensiasi dari magma basa sebab tak ditemukan magma intermediate dalam jumlah yang cukup. Mereka menganggap bahwa kerak sialic telah terperangkap di Eslandia dan mengkontaminasi magma basalnya. Bagaimana proses pemerangkapannya, tak diterangkan lebih jauh
Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Maaf Pak Edo, Mungkin itu akibat letusan gng Galunggung pd thn 1982, shg pilot memutuskan utk mendarat darurat di Halim. Salam Bayu -Original Message- From: edward_syaf...@murphyoilcorp.com Date: Wed, 21 Apr 2010 07:32:28 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Pak Awang, Terima kasih atas Sharingnya, sungguh suatu ulasan yang manarik sekali.. cukup mengingatkan kembali ilmu petrologi dan gunung api yang sudah hampir lupa.. Mengenai larangan terbang sehubungan dengan Abu vulkanik, kalau saya tidak salah, pertama kali bahaya abu vulkanik terhadap penerbangan pernah ditayangkan terungkap ketika pesawat British Airways (kalau tidak salah ingat) terbang dari London ke Australia Ketika melintasi udara Indonesia tepatnya diatas jawa sampai ke samudra Hindia, pilot meilhat seperti adanya cahaya misterius dari luar yang menghalangi pandangan pilot dan juga mesin pesawat satu persatu mati secara mendadak, Pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat dengan memutar balik dan semua penumpang mendarat dengan selamat di Bandar udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Sesampai di Darat, terlihat dihampir semua body pesawat adanya goresan-goresan seperti bekas benda yang cukup tajam dan didalam mesin ditemukan gumpalan abu vulkanik dan diketahui bahwa ternyata pesawat telah melewati abu vulkanik yang disemburkan karena meletusnya Gunung Kelud setelah itu diketahui bagaimana bahayanya abu vulkanik terhadap penerbangan Hal diatas sempat ditayangkan di channel National Geography tahun lalu... salam edo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: 04/20/2010 11:11 PM Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen (1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull yang melemparkan abu volkanik barangkali mengindikasi magma asam ini sebab letusan eksplosif yang menghasilkan abu volkanik berasosiasi dengan magma asam-intermediat seperti gunung2 di Jawa. Tetapi, bagaimana sebuah pulau volkanik di jalur MOR yang terkenal punya magma basa dapat bersifat asam-intermediat ? Apakah telah terjadi diferensiasi magmatic ? Apakah basement Eslandia merupakan kontinen yang terperangkap ? Berbagai teori telah dikemukakan sejak awal tahun 1970-an. Melihat publikasi-pubiklasi terbaru tentang ini (Jonasson, 2005; Kelley dan Barton, 2008), rupanya asal magma yang nonbasa di Eslandia ini masih menjadi bahan perdebatan. Gilluly (1971) dan Deffeyes (1970) menolak pendapat bahwa
RE: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Benar sekali pada tahun 1982 itu pesawat BA pada saat berangkat dari Singapore menuju Perth melintasi abu gunung api dari letusan gn Galunggung, sebelum terintegrasinya Volcano Watch/Monitoring seperti sekarang ini. Yang disebut cahaya misterius itu abu gunung api yang tentu saja masih panas (fresh from the oven) bereaksi dengan partikel2 di udara. Kebetulan saya sempat bekerja (diminta orang USGS) menjadi Volcano Watch untuk Gn api Indonesia (kerjasama VSI dan Bereau of Meteorology, BOM Australia) dari tahun 2002-2004 konsultan untuk Qantas/BA,supaya mereka bisa menghindari aktivitas gn api di Indonesia untuk safety pesawat dan penumpang tentunya. Di Australia untuk pekerjaan ini sangat terintegrasi antara Geological Survey of Australia, CSIRO, BOM Australia dan maskapai penerbangannya, Qantas. Sewaktu itu kita hanya meeting setiap 2 kali dalam setahun, pernah juga Direktorat Vulkanologi(pada saat itu)diundang dan hadir dalam meeting yang terakhir saya hadiri Sept 2004.Sayangnya satellite monitoring centre untuk wilayah Indonesia yang punya Singapore dan Australia, padahal gunung api2 yang aktif letak geografisnya di Indonesia. (No comment on this! Silakan untuk orang politik yang membahas) Bisa buka website untuk update kegiatan gunung api, salah satunya: http://www.noaawatch.gov/themes/volcanoes.php Salam dari Ha Noi dan selamat beraktivitas! Ratih -Original Message- From: bayu@gmail.com [mailto:bayu@gmail.com] Sent: Wednesday, 21 April 2010 8:13 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Maaf Pak Edo, Mungkin itu akibat letusan gng Galunggung pd thn 1982, shg pilot memutuskan utk mendarat darurat di Halim. Salam Bayu -Original Message- From: edward_syaf...@murphyoilcorp.com Date: Wed, 21 Apr 2010 07:32:28 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Pak Awang, Terima kasih atas Sharingnya, sungguh suatu ulasan yang manarik sekali.. cukup mengingatkan kembali ilmu petrologi dan gunung api yang sudah hampir lupa.. Mengenai larangan terbang sehubungan dengan Abu vulkanik, kalau saya tidak salah, pertama kali bahaya abu vulkanik terhadap penerbangan pernah ditayangkan terungkap ketika pesawat British Airways (kalau tidak salah ingat) terbang dari London ke Australia Ketika melintasi udara Indonesia tepatnya diatas jawa sampai ke samudra Hindia, pilot meilhat seperti adanya cahaya misterius dari luar yang menghalangi pandangan pilot dan juga mesin pesawat satu persatu mati secara mendadak, Pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat dengan memutar balik dan semua penumpang mendarat dengan selamat di Bandar udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Sesampai di Darat, terlihat dihampir semua body pesawat adanya goresan-goresan seperti bekas benda yang cukup tajam dan didalam mesin ditemukan gumpalan abu vulkanik dan diketahui bahwa ternyata pesawat telah melewati abu vulkanik yang disemburkan karena meletusnya Gunung Kelud setelah itu diketahui bagaimana bahayanya abu vulkanik terhadap penerbangan Hal diatas sempat ditayangkan di channel National Geography tahun lalu... salam edo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: 04/20/2010 11:11 PM Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al
Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Pak Awang, Ada sebuah komik jepang yang sudah diterjemahkan ke bahasa kita berjudul Nihon Chinbotsu (Japan Sinks!). Manga ini diadaptasi dari novel berjudul sama keluaran tahun 1973. Di buku kelima komik ini disebutkan tentang sebuah teori yang menganggap teori pergerakan benua sebagai sebuah melayang di atas cairan adalah sebuah ilusi. yang sebenarnya adalah planet bumi adalah sekumpulan kerucut2 yang selalu berputar. Ujung tajam dari kerucut ada di pusat bumi dan kerak bumi adalah landasannya. Katanya dengan teori ini semua data-data gempa bumi dan letusan gunung berapi bisa dikorelasikan dan bisa dijadikan ramalan. Satu lagi yang juga bisa diramalkan dengan teori ini adalah gejala-gejala atmosferik. Saya tahu ini adalah fiksi, tapi mungkin bisa membuka pikiran para geologis top dunia dalam memahami gunung Islandia ini?
Fw: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Mohon pencerahan, mengapa mang Okim selalu ditolak kirim email ke milis IAGI melalui BlackBery ? Sayang sekali bahwa dengan demikian komunikasi terpuus kalau kebetulan sedang di luar kota tanpa fasilitas laptop. Terima kasih, Wassalam, mang Okim. - Original Message - From: miko m...@cbn.net.id To: iagi-net@iagi.or.id; miko m...@cbn.net.id Sent: Wednesday, April 21, 2010 7:54 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Setuju sekali Pak Edward, ulasan Pak Awang begitu memukau dan menghanyutkan. Mang Okim baru tahu nih kalau di Oceanic Ridge bisa nongol juga batuan acid. Luar biasa Pak Awang, semoga tidak bosan mosting topic-topic yang bikin kita semua lebih pinter. Congratulation. Salam cinta ilmu kebumian, Mang Okim Powered by Miko BlackBerry -Original Message- From: edward_syaf...@murphyoilcorp.com Date: Wed, 21 Apr 2010 07:32:28 To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Pak Awang, Terima kasih atas Sharingnya, sungguh suatu ulasan yang manarik sekali.. cukup mengingatkan kembali ilmu petrologi dan gunung api yang sudah hampir lupa.. Mengenai larangan terbang sehubungan dengan Abu vulkanik, kalau saya tidak salah, pertama kali bahaya abu vulkanik terhadap penerbangan pernah ditayangkan terungkap ketika pesawat British Airways (kalau tidak salah ingat) terbang dari London ke Australia Ketika melintasi udara Indonesia tepatnya diatas jawa sampai ke samudra Hindia, pilot meilhat seperti adanya cahaya misterius dari luar yang menghalangi pandangan pilot dan juga mesin pesawat satu persatu mati secara mendadak, Pilot terpaksa melakukan pendaratan darurat dengan memutar balik dan semua penumpang mendarat dengan selamat di Bandar udara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Sesampai di Darat, terlihat dihampir semua body pesawat adanya goresan-goresan seperti bekas benda yang cukup tajam dan didalam mesin ditemukan gumpalan abu vulkanik dan diketahui bahwa ternyata pesawat telah melewati abu vulkanik yang disemburkan karena meletusnya Gunung Kelud setelah itu diketahui bagaimana bahayanya abu vulkanik terhadap penerbangan Hal diatas sempat ditayangkan di channel National Geography tahun lalu... salam edo From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: 04/20/2010 11:11 PM Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen (1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull yang melemparkan abu volkanik barangkali mengindikasi magma asam ini sebab letusan
Re: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia
Pak Awang YTH., Saya tertarik dengan ulasan pak Awang tentang hal ini, walapun masih merupakan enigma, saya ingin menanyakan tentang beberapa hal pak : 1. Bagaimanakah sebenarnya mekanisme sebuah pulau volkanik yang berkomposisi magma asam-intermediate granite-rhyolite-andesite, duduk di atas punggung tengah samudera yang berkomposisi basalt-tholeiitic, apakah ada perubahan dalam pergerakan mantle dibawah nya, differensiasi magma, gaya konveksi, dsb...? 2. Bila kita kembali ke arah SE Asia, apakah hal2 seperti yang terjadi di Eslandia tersebut juga bisa terjadi di wilayah2 spreading seperti di Andaman Sea, South China Sea, Sulu Sea, Celebes Sea, Banda Sea, dsb...? 3. Bagaimanakah keterkaitan nya (bila ada...) dengan petroleum system dan HC prospectivity nya, dengan ditemukan nya magma asam-intermediate di MORB tersebut...? Mohon pencerahan nya pak... Terimakasih Best Regards Sigit Ari --- On Tue, 4/20/10, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote: From: Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com Subject: [iagi-net-l] Enigma Magma Eslandia To: Geo Unpad geo_un...@yahoogroups.com, Eksplorasi BPMIGAS eksplorasi_bpmi...@yahoogroups.com Cc: IAGI iagi-net@iagi.or.id, Forum HAGI fo...@hagi.or.id Date: Tuesday, April 20, 2010, 12:09 PM Rabu 14 April 2010 seminggu yang lalu sebuah gunungapi yang ditutupi gletsyer di area bernama Eyjafjallajokull, Pulau Eslandia, Atlantik Utara meletus hebat. Gletsyer meleleh, masuk ke sungai di sekitarnya membuat banjir setinggi tiga meter. Sebanyak 800 penduduk di sekitarnya mengungsi dalam ketakutan. Sementara itu, abu volkanik yang dilaporkan setajam pecahan kaca dilemparkan ke atmosfer ke sekelilingnya membuat ratusan jadwal penerbangan dari/ke Eropa Utara, Amerika Utara, Kanada dibatalkan membuat ribuan calon penumpang yang sempat pergi ke bandara2 terlantar. Beberapa kawan Indonesia yang akan kembali ke Tanah Air seusai menghadiri pertemuan AAPG 12-14 April 2010 sempat terlantar juga, misalnya yang transit di bandara New York. Dalam dunia petrotektonik (penafsiran tektonik berdasarkan ciri petrologi) atau volkanologi, magma/gunungapi Eslandia merupakan enigma (teka-teki, misteri) tersendiri. Eslandia adalah sebuah pulau yang muncul dari jalur pematang-tengah-samudera Atlantik Utara (mid-Atlantic ridge). Seperti kita tahu, pematang-tengah-samudera atau mid-oceanic ridge (MOR) adalah tempat berpisahnya dua lempeng oleh proses pemekaran dasar samudera (sea-floor spreading). Eslandia berposisi di tengah jalur pematang samudera yang memisahkan Lempeng Amerika Utara dan Lempeng Eurasia. Dari tempat perpisahan ini, magma dari mantel naik ke permukaan dalam seri komposisi ultrabasa-basa (seri ofiolit) dan membanjiri/menutupi dasar samudera dengan basal. Paper klasik dari James Gilluly (1971), juga Engel dan Engel (1964), Engel et al. (1965), dan Nichols (1965) mengatakan bahwa magma sepanjang oceanic ridges aktif adalah tholeiitic basalt (basal samudera). Survei geomarin dengan cara mengeruk sampel di tengah samudera membenarkan hal ini. Meskipun demikian, ada beberapa yang menyimpang dari itu, tetapi yang paling menyimpang adalah apa yang terjadi di Eslandia. Gilluly (1971) dan (Mitchell-Thome, 1970) bahkan mengatakan bahwa dari pematang samudera di seluruh dunia yang panjangnya 40.000 mil itu, satu-satunya tempat yang paling menyimpang dari segi magmatiknya adalah Eslandia sebab menurut mereka di sinilah satu-satunya tempat di tengah pematang samudera terdapat granit dan riolit dalam jumlah besar. Sigurdssen (1968) menemukan banyak xenoliths granit dari banyak lubang kepundan sejumlah gunungapi di Eslandia. Letusan gunungapi di bawah gletsyer Eyjafjallajokull yang melemparkan abu volkanik barangkali mengindikasi magma asam ini sebab letusan eksplosif yang menghasilkan abu volkanik berasosiasi dengan magma asam-intermediat seperti gunung2 di Jawa. Tetapi, bagaimana sebuah pulau volkanik di jalur MOR yang terkenal punya magma basa dapat bersifat asam-intermediat ? Apakah telah terjadi diferensiasi magmatic ? Apakah basement Eslandia merupakan kontinen yang terperangkap ? Berbagai teori telah dikemukakan sejak awal tahun 1970-an. Melihat publikasi-pubiklasi terbaru tentang ini (Jonasson, 2005; Kelley dan Barton, 2008), rupanya asal magma yang nonbasa di Eslandia ini masih menjadi bahan perdebatan. Gilluly (1971) dan Deffeyes (1970) menolak pendapat bahwa sialic magma Eslandia sebagai hasil diferensiasi dari magma basa sebab tak ditemukan magma intermediate dalam jumlah yang cukup. Mereka menganggap bahwa kerak sialic telah terperangkap di Eslandia dan mengkontaminasi magma basalnya. Bagaimana proses pemerangkapannya, tak diterangkan lebih jauh. Sementara itu, Walker (1963, 1966) dan Thorarinssen (1967) berpendapat bahwa basement Eslandia adalah granitic. Jonasson (2005) masih menganggap bahwa magma Eslandia adalah basal, magma asamnya hanya sedikit saja, yang hanya terkonsentrasi di gunung2api yang disebutnya