Fw: Fw: [iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo

2007-03-02 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Ini penjelasan dari Rudy Rubiandini mengenai undangan yang disampaikan 
kepada beliau

Jadi hanya sebagai pendengar saja dan bukan sebagai pembicara.
Ini yang menurut saya sangat aneh.
RPK
- Original Message - 
From: "Rudi Rubiandini R.S." <[EMAIL PROTECTED]>

To: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Friday, March 02, 2007 7:39 AM
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo



Pa Koesoema,




Catatan dari saya, bahwa undangannya hanya sebagai PENDENGAR bukan sebagai 
PEMBICARA, seperti pa kusuma tahu data yang saya miliki sangat banyak 
mungkin lebih banyak dibanding pembicara sekali pun, jadi akan lucu aja 
konsekwensinya kalau saya datang.


Nuhun,
Rudi Rubiandini R.S.
- Original Message - 
From: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>

To: "untung" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: "Rudi Rubiandini R.S." <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, 01 March, 2007 21:52
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo


Saya kira beliau diundang, tetapi sebagaimmana juga tokoh2 geologi a.l. 
Prof Katili, Dr. Fred Hehuwat dan banyak lagi , mereka enggan untuk 
hadlir karena sudah tercium akan diset untuk dinyatakan sebagai natural 
disaster, dan mereka tidak mau namanya tercantum dalam daftar hadlir 
sehingga seolah-olah mereka juga ikut menyetujui hasil workshop ini.

Saya hadlir jadi saya terpaksa harus membuat surat terbuka itu.
Wassalam
RPK
- Original Message - 
From: "untung" <[EMAIL PROTECTED]>

To: "R.P. Koesoemadinata" <[EMAIL PROTECTED]>
Cc: <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Thursday, March 01, 2007 8:57 PM
Subject: Re: Fw: [iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo



Prof Kusuma Yth

Terima kasih banyak emailnya. Namun Pak Rudi belum menjelaskan apakah 
beliau benar-benar tidak diundang panitia Lokakarya/IAGI.  Boleh saya 
tahu nomor kontak beliau dan Pak Andang Bachtiar.

Terima kasih Prof.

Wassalam

- untung widyanto -



R.P. Koesoemadinata wrote:


Ini untuk sementara berita mengenai 'kegagalan' relief well-1 dari ybs
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
- Original Message ----- From: "R.P. Koesoemadinata" 
<[EMAIL PROTECTED]>

To: 
Sent: Thursday, March 01, 2007 8:06 PM
Subject: [iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo



- Original Message - From: Rudi Rubiandini R.S.
To: Yahdi Zaim ; R.P. Koesoemadinata
Sent: Wednesday, February 28, 2007 1:09 PM
Subject: Re: Info Lumpur Lapindo


Pa Zaim & Pa Koesoema yang saya banggakan,

Mohon diforward ke Millis IAGI, kalau berkenan.









Hot News!!!
CALL FOR PAPERS: send your abstract by 30 March 2007 to [EMAIL PROTECTED]
Joint Convention Bali 2007 - The 32nd HAGI & the 36th IAGI Annual Convention and Exhibition, 
Patra Bali, 19 - 22 November 2007


To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



[iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo

2007-03-01 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata

- Original Message - 
From: Rudi Rubiandini R.S. 
To: Yahdi Zaim ; R.P. Koesoemadinata 
Sent: Wednesday, February 28, 2007 1:09 PM
Subject: Re: Info Lumpur Lapindo


Pa Zaim & Pa Koesoema yang saya banggakan,

Mohon diforward ke Millis IAGI, kalau berkenan.

Sebagai penjelasan bahwa Relief Well yang pernah ada dalam koridor timnas 
adalah R1, baru sampai kedalaman 3600 feet, R2 baru sampai kedalaman 1170 feet. 
Untuk diketahui bahwa R1 Secara aktif baru bekerja selama 2 bulan, sedangkan R2 
baru 2 minggu (!), karena banyak hal-hal non-teknis yang tidak perlu saya 
sebutkan. 

Jadi, Kegiatan Relief Well yang tujuannya sampai kedalaman dibawah 7000 feet  
dan kemudian menginjeksikan lumpur berat sebesar minimal 22 ppg BELUM SELESAI 
dilakukan.

Kemudian seolah-olah itu menunjukan KEGAGALAN Relief Well, mohon maaf jangan 
dipakai sebagai peluru untuk menghentikan Usaha-usaha yang sifatnya SOLUSI 
seperti Relief Well oleh orang-orang yang takut kalau Erupsi DAPAT DIMATIKAN.

Penyebab dihentikannya kegiatan relief well karena DANA CASH yang tersedia 
sudah Cekak, sementara pemerintah belum siap 1 rupiah pun untuk berusaha 
mematikan Semburan.

Jadi,. siapa bertanggungjawab kalau akhirnya erupsi ini berjalan sampai 
puluhan tahun ? kalau aklhirnya menutup lahan lebih dari ribuan Hektar, dan 
kalau akhirnya memutus kehidupan beratus-ratus ribu masyarakat tidak bersalah ?

Apakah kita TEGA berpangku Tangan, sebagai penonton tanpa solusi ? 
Apakah kita dengan SADAR membiarkan suatu kejadian di depan mata, sementara 
kita memiliki kemampuan untuk melakukan SESUATU ?

Ampunilah kami yang Alloh atas kekhilafan kami, semoga engkau memaafkan kami 
semua . . .  Amin

Salam,
Rudi Rubiandini R.S.


  - Original Message - 
  From: Yahdi Zaim 
  To: Rudi Rubiandini R.S. 
  Sent: Wednesday, 28 February, 2007 11:24
  Subject: Re: Info Lumpur Lapindo


  Ass.W.W.,

  Terima kasih Pak Rudi, emailnya sudah saya terima dan saya terus mengikuti 
masalah2 LUSI
  Terlampir di bawah ini saya forwardkan respon tentang surat terbukanya Pak 
Koesoemadinata serta ketidak hadiran Pak Rudi dalam workshop

  Wassalam,

  Zaim



  - Original Message - 
  From: "Syamsu Alam" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: 
  Sent: Wednesday, February 28, 2007 7:43 AM
  Subject: RE: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI-(2)



  Pak Koesoema Yth,

  Terimakasih atas email yang disampaikan (Surat Terbuka Kepada Ketua Umum
  IAGI)ke mailing list IAGI. Saya merespon surat bapak bukan atas nama
  Ketua Umum IAGI, dan mohon maaf kalau baru dapat merespon sekarang.
  (Sedih juga
  mendengar bapak tidak dapat tidur beberapa hari).

  Mengenai pandangan Pak Koesoema tentang  workshop tersebut saya kira
  itu sahih saja, namun ada beberapa hal yang ingin saya respon.

  1. Dr. Rudy Rumbiandini tidak hadir dalam acara tersebut. Sepanjang
  yang 
  saya ketahui, panitia telah mengundang bukan saja Dr. Rudy
  tetapi seluruh team pakar dalam "Timnas". Barangkali memang bukan
  sebagai pembicara, namun jika beliau hadir tentu dapat
  memberikan kontribusi/pandangannya tentang "Lusi" (note: Dr. Rudy
  juga sudah pernah diundang sebagai pembicara dalam diskusi Lusi yang
  diadakan IAGI di Sahid Htl beberapa bulan yang lalu).

  2. Richard Davies hadir (walaupun mungkin tidak diundang oleh
  penyelenggara). Dia beberapa kali melayangkan pertanyaan walaupun
  barangkali tidak mendapatkan jawaban yang memuaskannya, namun opininya
  telah dimuat di "The Jakarta Post", Friday, February 23, 2007, di
  halaman depan). Saya akan quote beberapa statementnya,
  a. mengenai penyebab semburan Lumpur: "The chance that the
  mud erupted because of the drilling activities is 90
  percent. I feel quite strongly about this", dia juga
  menambahkan: "the chance of the mud volcano being triggered
  by an earlier earthquake in Yogyakarta was 1 to 2 percent,
  while the chance that both drilling activities and
  the earthquake played a role was 8 percent".
  Dari statement tersebut jelas dia masih mengatakan
  adanya peran drilling dan gempa (tectonic
  forces?)sebagai penyebab semburan walaupun persentasinya
  berbeda. 

  b. Mengenai usaha penghentian semburan:
  "any efforts to stop or curb the mudflow would be highly
  dangerous", dia juga menambahkan: "People should just leave the
  (mud volcano) alone. The embangkment is dangerous. If it
  collapses, it could create an intense hazard".
  Untuk hal ini kelihatannya ada kesamaan pendapat antara
  Davies dengan statement yang telah disampaikan oleh kawan-kawan
  dari IAGI. Penanganan Lumpur dipermukaan, terutama yang
  menyangkut masalah social perlu menjadi prioritas.

  3. Pak Koesoema mengatakan:" Untuk menentukan 'the smoking gun'
  dalam masalah LUSI dan sekali gus menghentikan semburan mungkin
  satu-satunya adalah dengan melakukan pemboran relief well yang
  langsung ditujukan kepada lubang bor pas di atas top Kujung
  atau gejala apapun yang telah menyebabkan loss & kick, dengan
  hypothesa kerja

[iagi-net-l] Fw: Info Lumpur Lapindo

2007-02-28 Terurut Topik Yahdi Zaim
Ass.W.W.,
Rekan2 IAGI, saya sampaikan di bawah ini (atas permintaan Pak Rudi sendiri) 
respon Dr. Rudi Rubiandini menanggapi komentar2 tentang LUSI serta ketidak 
hadirannya pada Workshop LUSI beberapa waktu yang lalu, untuk diketahui 
bersama. 
Wassalam,

Yahdi Zaim
KKGP-Prodi Teknik Geologi
FIKTM - ITB


- Original Message - 
From: Rudi Rubiandini R.S. 
To: Yahdi Zaim ; R.P. Koesoemadinata 
Sent: Wednesday, February 28, 2007 1:09 PM
Subject: Re: Info Lumpur Lapindo


Pa Zaim & Pa Koesoema yang saya banggakan,

Mohon diforward ke Millis IAGI, kalau berkenan.

Sebagai penjelasan bahwa Relief Well yang pernah ada dalam koridor timnas 
adalah R1, baru sampai kedalaman 3600 feet, R2 baru sampai kedalaman 1170 feet. 
Untuk diketahui bahwa R1 Secara aktif baru bekerja selama 2 bulan, sedangkan R2 
baru 2 minggu (!), karena banyak hal-hal non-teknis yang tidak perlu saya 
sebutkan. 

Jadi, Kegiatan Relief Well yang tujuannya sampai kedalaman dibawah 7000 feet  
dan kemudian menginjeksikan lumpur berat sebesar minimal 22 ppg BELUM SELESAI 
dilakukan.

Kemudian seolah-olah itu menunjukan KEGAGALAN Relief Well, mohon maaf jangan 
dipakai sebagai peluru untuk menghentikan Usaha-usaha yang sifatnya SOLUSI 
seperti Relief Well oleh orang-orang yang takut kalau Erupsi DAPAT DIMATIKAN.

Penyebab dihentikannya kegiatan relief well karena DANA CASH yang tersedia 
sudah Cekak, sementara pemerintah belum siap 1 rupiah pun untuk berusaha 
mematikan Semburan.

Jadi,. siapa bertanggungjawab kalau akhirnya erupsi ini berjalan sampai 
puluhan tahun ? kalau aklhirnya menutup lahan lebih dari ribuan Hektar, dan 
kalau akhirnya memutus kehidupan beratus-ratus ribu masyarakat tidak bersalah ?

Apakah kita TEGA berpangku Tangan, sebagai penonton tanpa solusi ? 
Apakah kita dengan SADAR membiarkan suatu kejadian di depan mata, sementara 
kita memiliki kemampuan untuk melakukan SESUATU ?

Ampunilah kami yang Alloh atas kekhilafan kami, semoga engkau memaafkan kami 
semua . . .  Amin

Salam,
Rudi Rubiandini R.S.


  - Original Message - 
  From: Yahdi Zaim 
  To: Rudi Rubiandini R.S. 
  Sent: Wednesday, 28 February, 2007 11:24
  Subject: Re: Info Lumpur Lapindo


  Ass.W.W.,

  Terima kasih Pak Rudi, emailnya sudah saya terima dan saya terus mengikuti 
masalah2 LUSI
  Terlampir di bawah ini saya forwardkan respon tentang surat terbukanya Pak 
Koesoemadinata serta ketidak hadiran Pak Rudi dalam workshop

  Wassalam,

  Zaim



  - Original Message - 
  From: "Syamsu Alam" <[EMAIL PROTECTED]>
  To: 
  Sent: Wednesday, February 28, 2007 7:43 AM
  Subject: RE: [iagi-net-l] Surat Terbuka Kepada Ketua Umum IAGI-(2)



  Pak Koesoema Yth,

  Terimakasih atas email yang disampaikan (Surat Terbuka Kepada Ketua Umum
  IAGI)ke mailing list IAGI. Saya merespon surat bapak bukan atas nama
  Ketua Umum IAGI, dan mohon maaf kalau baru dapat merespon sekarang.
  (Sedih juga
  mendengar bapak tidak dapat tidur beberapa hari).

  Mengenai pandangan Pak Koesoema tentang  workshop tersebut saya kira
  itu sahih saja, namun ada beberapa hal yang ingin saya respon.

  1. Dr. Rudy Rumbiandini tidak hadir dalam acara tersebut. Sepanjang
  yang 
  saya ketahui, panitia telah mengundang bukan saja Dr. Rudy
  tetapi seluruh team pakar dalam "Timnas". Barangkali memang bukan
  sebagai pembicara, namun jika beliau hadir tentu dapat
  memberikan kontribusi/pandangannya tentang "Lusi" (note: Dr. Rudy
  juga sudah pernah diundang sebagai pembicara dalam diskusi Lusi yang
  diadakan IAGI di Sahid Htl beberapa bulan yang lalu).

  2. Richard Davies hadir (walaupun mungkin tidak diundang oleh
  penyelenggara). Dia beberapa kali melayangkan pertanyaan walaupun
  barangkali tidak mendapatkan jawaban yang memuaskannya, namun opininya
  telah dimuat di "The Jakarta Post", Friday, February 23, 2007, di
  halaman depan). Saya akan quote beberapa statementnya,
  a. mengenai penyebab semburan Lumpur: "The chance that the
  mud erupted because of the drilling activities is 90
  percent. I feel quite strongly about this", dia juga
  menambahkan: "the chance of the mud volcano being triggered
  by an earlier earthquake in Yogyakarta was 1 to 2 percent,
  while the chance that both drilling activities and
  the earthquake played a role was 8 percent".
  Dari statement tersebut jelas dia masih mengatakan
  adanya peran drilling dan gempa (tectonic
  forces?)sebagai penyebab semburan walaupun persentasinya
  berbeda. 

  b. Mengenai usaha penghentian semburan:
  "any efforts to stop or curb the mudflow would be highly
  dangerous", dia juga menambahkan: "People should just leave the
  (mud volcano) alone. The embangkment is dangerous. If it
  collapses, it could create an intense hazard".
  Untuk hal ini kelihatannya ada kesamaan pendapat antara
  Davies dengan statement yang telah disampaikan oleh kawan-kawan
  dari IAGI. Penanganan Lumpur dipermukaan, terutama yang
  menyangkut masalah social perlu menjadi prioritas.

  3. Pak Koesoema mengatakan:" Un