RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Mas Sugeng, Pekerjaan yang paling efektif meningkatkan kesejahteraan itu ya membagi ilmu, jadi guru, dosen. Darinya hasilkan amat banyak kemajuan dan kesejahateraan, dan kata eyang, amalnya tak akan terputus, di lipatkan 700 kali. Eropa alami kegelapan karena pendidikan/buku-buku di hancurkan, bisa satu atawa dua siklus 700 th. Th 200 SM, sudah di nyatkan bumi itu bulat, jari-jari bumi hanya error 10 %, adalah bangunan ilmu sejak paling awal kebuduyaan Mesir Tua, abad 28 SM, Menes rajanya. Baguslah kalau Mas Sungeng dari keluarga guru. Artinya sudah banyak ilmu yang di kasihkan, majukan masyarakat. Sinusoidal, artinya, integral tertutupnya ya nol. Maksudku, lahir nol, meninggal ya jadi nol lagi kekayaan benda. Trus hanya lintasannya saja yang di kenang. Buku-buku awal tahun 1960'an, kwalitasnya bagus-bagus. Biologi, bergambar warna, dan sampai saya takut memegang gambar ulat, yang amat mirip kenyataan itu. Ada semua sekolah ongko loro, ongko siji, MULO Meer Uitgebreid Lager Onderwijs SLP, maju ke AMA Algemeene Middelbare School SLA, terus sekolah tinggi HBS Hoogere Burgerschool, termasuk STOVIA sekolah dokter JKT, NIAS sekolah dokter Surabaya, Prof Achmad Baiquni, wong Solo itu, memang amat pandai dan saleh. Cumlaude Ilmu Alam FIPIA UI kampus Ganesya Bandung, 1951-1953. Lahirkan ilmu nuklir-atom-reaktor, jadi Dirjen BATAN, rektor universitas. Ngajarnya enaaakkk sekali. Dua jam saja, cerita kuliahnya mengalir cepat dan tak terasa amat banyak hasilnya, terangkan dari ujung awal teori menjadi banyak penemuan teori. Dengan Prof Johanes gurunya, maka keduanya hasilkan kemajuan nuklir Indonesia. Makanya saya kecipratan sedikit ilmu nuklir tinggi mereka, dan dasar-dasar ilmu alam yang luas di ilmu alam ini. Kuliah 3 th di Ilmu Alam mulai th '77 (yang kini hasilkan banyak angka 7), inilah yang amat membuka wawasan saya tentang alam, dunya. Soal berhubungan sientist luar negri, Pak Baiquni angkat topi salut ke Prof Mugiono. Bangsawan Kolopaking Banyumas ini, tuk mendirikan Jurusan Geofisika, 1972, beliau sudah tanya seratusan, ya seratusan ilmuwan luar negri : Apa yang bisa di kerjakan oleh Fisikawan ke depan. Beliau itu gampang saja bilang ke oil company : nih muridku kerja praktek situ ya, masuk situ ya, minta uangnya tuk beli alat, juga duit tuk kursusin Inggris 2 jam x 5 kali per minggu selama 2 semester, bule yang ngajar. Dan, kuliah ini yang beri kami dasar-dasar geofisika, mekanika medium kontinyu, seismik, dll. Ketiganya, dengan semua dosen Geofisika kami, jadi untuk singkatan SALAM. Nah dosen master ITB, di singkat SDEKAH. Gitu Mas Sugeng. Salam, Maryanto. Selalu menghargai jasa guru-guru, tentu termasuk semua ilmuwan yang telah memperbaiki kebudayaan. From: Sugeng Hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 04, 2007 2:04 AM To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Rupanya Pak Maryanto begitu fasih bisa cerita sejarah pendidikan kita sejak jaman kolonial, masa revolusi dan sampai sekarang. Trimakasih, ini bisa menambah pengetahuan kita. Saya teringat pengalaman sekitar tahun 1960-an, waktu itu murid SR (Sekolah Rakyat). Karena keluarga saya banyak yang jadi guru, di rumah ada beberapa buku tebal (5 cm) yang isinya sangat menarik: ada pelajaran bahasa, ilmu alam, ilmu hayat, psikologi, juga didaktik-metodik dan pedagogik dll lengkap dengan gambar-2 yang menarik. Kalau tidak salah ini merupakan buku pegangan wajib para murid calon Guru (SGB maupun SGA?); jadi mereka dibekali banyak ilmu. Saya sangat terkesan dengan buku ini, dan pada bagian atas tertulis (saya ingat terus): Kementerian P dan K Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru Bandung Dilarang Mengutip. Waktu itu saya tidak paham apa arti kalimat ini. Kalau tidak salah, Alm.Pak Baiquni itu sahabatnya Alm.Pak Soetami (gemblengan ITB, Menteri PU) ketika masih di SMA (Solo?) konon nilai di raport kalau tidak 10 ya 9. Salam, Sugeng
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Abah, Wah banyak bisa crita jaman dulu itu. Menarik. Saya hanya baca sejarah saja. UPI, berdir 1954 di Bandung. Awalnya PTPG perguruan Tinggi Pendidikan Guru di gedung Villa Isola, metamorfose jadi Bumi Siliwangi. Di bawahi seorang dekan, ada jurusan : Ilmu pendidikan, Ilmu Pendidikan Jasmani, Bhs dan Kesustraan Indonesai, Bhs dan sastra inggris, Sejarah Budaya, Pasti Alam, Ekonomi dan Hukum negara, dan Balai Pendidikan. UNPAD lahir 1958, setahun sebelum ITm Institute Tehnologi mBandung (eh ITB), maka PTPG jadi fakultasnya sebagai FKIP. Th 1961 lahir IPG Institute Pendidikan Guru. Weaa, h dualisme pendidikan guru itu di gabung, jadilah 1963 IKIP Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung. Sementara di Yogya, Fak Paedagogik UGM, yang lahir 1951, dua tahun setelah UGM berdiri, maka 1963 juga berdiri jadilah IKIP Ngayojokarto Hadiningrat. IKIP Bandung jadi IKIP pembina, dirikan di mana-mana kota: termasuk Aceh, Palangkaraya, Palembang, Banjarmasin. Banyak IKIP kemudian. Ada Semarang, Surabaya, Makasar, Malang, dll. Mencetak guru. Kini, telah banyak tersedia guru, jadi semua ganti menjadi universitas. Dari merekalah kita pintar. Ya guru terus diperlukan. Dimana saja, kalau ada guru, jadilah jauh lebih efektif. Ya kayak dulu, semula hanya tukang cacar, lalu mantri, lalu dokter. Separalel itu, dulu hanya ST, lalu STM, lalu tukang insinyur. Gabungan semua tukang-tukang insinyur, juga disiplin lain, ini menjadi apa ? Ya filosof. Sudah disinikah kita ? Salam, Maryanto. From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 04, 2007 9:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Seingat saya UPI itu pernah menjadi fakultas (sebelum jadi IKIP ) yaitu FKIP ., singkatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan . Sebenarnya apa iya kita tidak perlu guru ya ? Jaman saya kecil ada SGB (Sekolah Guru Bawah ) , SGA (Sekolah Guru Atas) kemudian ada istilah SR/SD (sekolah dimana calon guru berlatih) , al SD Banjarsari dijalan Merdeka itu SD Latihan SGA. Kalau tidak salaha pada saat jadi FKIP , maka STO (Sekolah Tinggi Olaharaga) merupakan salah satu jurusan dari FKIP. Oh ya sekedar info, dulu ada yang namanya SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang mendidik guru guru OR utk SMP, ada STO (pada jaman BK / Asian Games IV/Ganefo) yang mendapat dukungan dana dan perhatian besar , sehingga dapat mencetak OR-wan yang hebat hebat spt Christian , Serengat dsb. Mas Maryanto hebat sekali infonya , dapat dari mana Mas ? Si-Abah
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Mas Maryanto Bener , sebelum jadi FKIP namanya PTPG , tempatnya di Villa Isola , bekas villa-nya orang Belanda. Saya jadi ingin tahu , bapak/ibu guru sekarang lulusan mana saja ya. Terima kasih. _ Abah, Wah banyak bisa crita jaman dulu itu. Menarik. Saya hanya baca sejarah saja. UPI, berdir 1954 di Bandung. Awalnya PTPG perguruan Tinggi Pendidikan Guru di gedung Villa Isola, metamorfose jadi Bumi Siliwangi. Di bawahi seorang dekan, ada jurusan : Ilmu pendidikan, Ilmu Pendidikan Jasmani, Bhs dan Kesustraan Indonesai, Bhs dan sastra inggris, Sejarah Budaya, Pasti Alam, Ekonomi dan Hukum negara, dan Balai Pendidikan. UNPAD lahir 1958, setahun sebelum ITm Institute Tehnologi mBandung (eh ITB), maka PTPG jadi fakultasnya sebagai FKIP. Th 1961 lahir IPG Institute Pendidikan Guru. Weaa, h dualisme pendidikan guru itu di gabung, jadilah 1963 IKIP Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan Bandung. Sementara di Yogya, Fak Paedagogik UGM, yang lahir 1951, dua tahun setelah UGM berdiri, maka 1963 juga berdiri jadilah IKIP Ngayojokarto Hadiningrat. IKIP Bandung jadi IKIP pembina, dirikan di mana-mana kota: termasuk Aceh, Palangkaraya, Palembang, Banjarmasin. Banyak IKIP kemudian. Ada Semarang, Surabaya, Makasar, Malang, dll. Mencetak guru. Kini, telah banyak tersedia guru, jadi semua ganti menjadi universitas. Dari merekalah kita pintar. Ya guru terus diperlukan. Dimana saja, kalau ada guru, jadilah jauh lebih efektif. Ya kayak dulu, semula hanya tukang cacar, lalu mantri, lalu dokter. Separalel itu, dulu hanya ST, lalu STM, lalu tukang insinyur. Gabungan semua tukang-tukang insinyur, juga disiplin lain, ini menjadi apa ? Ya filosof. Sudah disinikah kita ? Salam, Maryanto. From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, April 04, 2007 9:38 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Seingat saya UPI itu pernah menjadi fakultas (sebelum jadi IKIP ) yaitu FKIP ., singkatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan . Sebenarnya apa iya kita tidak perlu guru ya ? Jaman saya kecil ada SGB (Sekolah Guru Bawah ) , SGA (Sekolah Guru Atas) kemudian ada istilah SR/SD (sekolah dimana calon guru berlatih) , al SD Banjarsari dijalan Merdeka itu SD Latihan SGA. Kalau tidak salaha pada saat jadi FKIP , maka STO (Sekolah Tinggi Olaharaga) merupakan salah satu jurusan dari FKIP. Oh ya sekedar info, dulu ada yang namanya SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang mendidik guru guru OR utk SMP, ada STO (pada jaman BK / Asian Games IV/Ganefo) yang mendapat dukungan dana dan perhatian besar , sehingga dapat mencetak OR-wan yang hebat hebat spt Christian , Serengat dsb. Mas Maryanto hebat sekali infonya , dapat dari mana Mas ? Si-Abah
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Mas Ismail, Hem..., critanya jadi panjang. Sekolah Indonesia, ada sejak pageblug Banyumas 1847, Belanda perlu asisten dokter. Di didiklah pribumi di Rumah Sakit Militer Weltervreden, masuk 30 orang pada 1851. Pendidikan selama 2 th, lalu 3 th, lalu sejak 1900 jadi STOVIA, dan th 1913 penmdidikan selama 7 th, lalu berubah jadi 10, th, juga lalu jadi 8 th, dst. Lahirlah dokter-dokter Indonesia. Ada Dr Wahidin, Ki Hajar Dewantoro, Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, dll. Juga teknik di jln Ganesya itu lahirkan Ir. Soekarno. 70'an orang sarjana pada kemerdekaan 1945. Ya hanya 70'an sarhana. Kini pun hanya 2 juta yang pernah terdaftar di perguruan tinggi. Berap persen dari penduduk Indonesai ? Kini 230 juta, nah yang telah meninggal sejak 1945 ? Intinya hanya paling 1 % yang sudah pernah masuk PT. Ya, termasuk anomali bagi yang sudah terdaftar di PT, normalnya, 99 %, tak terdaftar. STOVIA JKT, jadi UI di 1945. NIAS Surabaya jadi UNAIR. Nah, yang di perlukan permulaan adalah ilmu, maka perlu di cetak guru-guru. Semula masuk Fakultas Pedagodik di UGM atau UI, Maka di pisah, menjadi IKIP. Banyajk IKIP di banyak kota di Indonesia. Kini karena tak perlu guru lagi, maka ya di suruh di rubah jadi Universitas, termasuk ITB. Paedagogik UNPAD, juga pisah, jadi IKIP Bandung, lalu kini jadi UPI (eh lucu singkatannya Mas Ismail tentang UPI itu: Universitas Padahal IKIP). Ya, saya kebetulan macem-macem basiknya. Wah bagus itu kalau dari geologi, lalu geofisika, lalu s2 listrik. Di perusahaan minyak sono, Jurusan listrik jadi juragan paling atas terus, atau banyak. Ya, Prof Mugiono, memang sedang dirikan S2 waktu th. 83/84 itu. Memang beliau dedengkot kuat, pendiri Geofisika Indonesia itu. Ya, sama-sama kuat dengan Prof. Achmad Baiquni (atom-inti). Merka assisten Prof. Johannes di FMIPA UGM itu. Salam, Maryanto. From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 31, 2007 10:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya Univ di Indonesia ya, yang telah melahirkan ITB , IPB dan UGM , kalau IKIP itu dulu induknya apa ya ? Sekarang anaknya menjadi UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya) UNS ( Univ Neg Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya menjadi UNB ( Univ Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal IKIP) Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem , petama Listrik kemudian Geofisik dan baru gelogi ( master ), Kalau dibalik mungkin agak susah ya dulu ( geologi terus geofisika baru Listrik nya yang S2 ) Aku masih ingat dulu tahun 83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum ) untuk masuk programnya beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2 Geofisika ) cuma setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus rumus semuanya Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya ( seismik telemetering untuk Gn.Merapi yg kerjasama dg salah satu Univ dari Jerman ) bersama Pak Kirbani dan Pak Fedheli yang ahli instrumen pada waktu itu . Salam ISM - Original Message - From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED] To: miko mailto:[EMAIL PROTECTED] Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST, 9 STM. Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Rupanya Pak Maryanto begitu fasih bisa cerita sejarah pendidikan kita sejak jaman kolonial, masa revolusi dan sampai sekarang. Trimakasih, ini bisa menambah pengetahuan kita. Saya teringat pengalaman sekitar tahun 1960-an, waktu itu murid SR (Sekolah Rakyat). Karena keluarga saya banyak yang jadi guru, di rumah ada beberapa buku tebal (5 cm) yang isinya sangat menarik: ada pelajaran bahasa, ilmu alam, ilmu hayat, psikologi, juga didaktik-metodik dan pedagogik dll lengkap dengan gambar-2 yang menarik. Kalau tidak salah ini merupakan buku pegangan wajib para murid calon Guru (SGB maupun SGA?); jadi mereka dibekali banyak ilmu. Saya sangat terkesan dengan buku ini, dan pada bagian atas tertulis (saya ingat terus): Kementerian P dan K Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru Bandung Dilarang Mengutip. Waktu itu saya tidak paham apa arti kalimat ini. Kalau tidak salah, Alm.Pak Baiquni itu sahabatnya Alm.Pak Soetami (gemblengan ITB, Menteri PU) ketika masih di SMA (Solo?) konon nilai di raport kalau tidak 10 ya 9. Salam, Sugeng From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tue 4/3/2007 6:03 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Mas Ismail, Hem..., critanya jadi panjang. Sekolah Indonesia, ada sejak pageblug Banyumas 1847, Belanda perlu asisten dokter. Di didiklah pribumi di Rumah Sakit Militer Weltervreden, masuk 30 orang pada 1851. Pendidikan selama 2 th, lalu 3 th, lalu sejak 1900 jadi STOVIA, dan th 1913 penmdidikan selama 7 th, lalu berubah jadi 10, th, juga lalu jadi 8 th, dst. Lahirlah dokter-dokter Indonesia. Ada Dr Wahidin, Ki Hajar Dewantoro, Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, dll. Juga teknik di jln Ganesya itu lahirkan Ir. Soekarno. 70'an orang sarjana pada kemerdekaan 1945. Ya hanya 70'an sarhana. Kini pun hanya 2 juta yang pernah terdaftar di perguruan tinggi. Berap persen dari penduduk Indonesai ? Kini 230 juta, nah yang telah meninggal sejak 1945 ? Intinya hanya paling 1 % yang sudah pernah masuk PT. Ya, termasuk anomali bagi yang sudah terdaftar di PT, normalnya, 99 %, tak terdaftar. STOVIA JKT, jadi UI di 1945. NIAS Surabaya jadi UNAIR. Nah, yang di perlukan permulaan adalah ilmu, maka perlu di cetak guru-guru. Semula masuk Fakultas Pedagodik di UGM atau UI, Maka di pisah, menjadi IKIP. Banyajk IKIP di banyak kota di Indonesia. Kini karena tak perlu guru lagi, maka ya di suruh di rubah jadi Universitas, termasuk ITB. Paedagogik UNPAD, juga pisah, jadi IKIP Bandung, lalu kini jadi UPI (eh lucu singkatannya Mas Ismail tentang UPI itu: Universitas Padahal IKIP). Ya, saya kebetulan macem-macem basiknya. Wah bagus itu kalau dari geologi, lalu geofisika, lalu s2 listrik. Di perusahaan minyak sono, Jurusan listrik jadi juragan paling atas terus, atau banyak. Ya, Prof Mugiono, memang sedang dirikan S2 waktu th. 83/84 itu. Memang beliau dedengkot kuat, pendiri Geofisika Indonesia itu. Ya, sama-sama kuat dengan Prof. Achmad Baiquni (atom-inti). Merka assisten Prof. Johannes di FMIPA UGM itu. Salam, Maryanto. From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 31, 2007 10:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya Univ di Indonesia ya, yang telah melahirkan ITB , IPB dan UGM , kalau IKIP itu dulu induknya apa ya ? Sekarang anaknya menjadi UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya) UNS ( Univ Neg Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya menjadi UNB ( Univ Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal IKIP) Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem , petama Listrik kemudian Geofisik dan baru gelogi ( master ), Kalau dibalik mungkin agak susah ya dulu ( geologi terus geofisika baru Listrik nya yang S2 ) Aku masih ingat dulu tahun 83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum ) untuk masuk programnya beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2 Geofisika ) cuma setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus rumus semuanya Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya ( seismik telemetering untuk Gn.Merapi yg kerjasama dg salah satu Univ dari Jerman ) bersama Pak Kirbani dan Pak Fedheli yang ahli instrumen pada waktu itu . Salam ISM - Original Message - From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED] To: miko mailto:[EMAIL PROTECTED] Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Seingat saya UPI itu pernah menjadi fakultas (sebelum jadi IKIP ) yaitu FKIP ., singkatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan . Sebenarnya apa iya kita tidak perlu guru ya ? Jaman saya kecil ada SGB (Sekolah Guru Bawah ) , SGA (Sekolah Guru Atas) kemudian ada istilah SR/SD (sekolah dimana calon guru berlatih) , al SD Banjarsari dijalan Merdeka itu SD Latihan SGA. Kalau tidak salaha pada saat jadi FKIP , maka STO (Sekolah Tinggi Olaharaga) merupakan salah satu jurusan dari FKIP. Oh ya sekedar info, dulu ada yang namanya SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang mendidik guru guru OR utk SMP, ada STO (pada jaman BK / Asian Games IV/Ganefo) yang mendapat dukungan dana dan perhatian besar , sehingga dapat mencetak OR-wan yang hebat hebat spt Christian , Serengat dsb. Mas Maryanto hebat sekali infonya , dapat dari mana Mas ? Si-Abah _ Mas Ismail, Hem..., critanya jadi panjang. Sekolah Indonesia, ada sejak pageblug Banyumas 1847, Belanda perlu asisten dokter. Di didiklah pribumi di Rumah Sakit Militer Weltervreden, masuk 30 orang pada 1851. Pendidikan selama 2 th, lalu 3 th, lalu sejak 1900 jadi STOVIA, dan th 1913 penmdidikan selama 7 th, lalu berubah jadi 10, th, juga lalu jadi 8 th, dst. Lahirlah dokter-dokter Indonesia. Ada Dr Wahidin, Ki Hajar Dewantoro, Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, dll. Juga teknik di jln Ganesya itu lahirkan Ir. Soekarno. 70'an orang sarjana pada kemerdekaan 1945. Ya hanya 70'an sarhana. Kini pun hanya 2 juta yang pernah terdaftar di perguruan tinggi. Berap persen dari penduduk Indonesai ? Kini 230 juta, nah yang telah meninggal sejak 1945 ? Intinya hanya paling 1 % yang sudah pernah masuk PT. Ya, termasuk anomali bagi yang sudah terdaftar di PT, normalnya, 99 %, tak terdaftar. STOVIA JKT, jadi UI di 1945. NIAS Surabaya jadi UNAIR. Nah, yang di perlukan permulaan adalah ilmu, maka perlu di cetak guru-guru. Semula masuk Fakultas Pedagodik di UGM atau UI, Maka di pisah, menjadi IKIP. Banyajk IKIP di banyak kota di Indonesia. Kini karena tak perlu guru lagi, maka ya di suruh di rubah jadi Universitas, termasuk ITB. Paedagogik UNPAD, juga pisah, jadi IKIP Bandung, lalu kini jadi UPI (eh lucu singkatannya Mas Ismail tentang UPI itu: Universitas Padahal IKIP). Ya, saya kebetulan macem-macem basiknya. Wah bagus itu kalau dari geologi, lalu geofisika, lalu s2 listrik. Di perusahaan minyak sono, Jurusan listrik jadi juragan paling atas terus, atau banyak. Ya, Prof Mugiono, memang sedang dirikan S2 waktu th. 83/84 itu. Memang beliau dedengkot kuat, pendiri Geofisika Indonesia itu. Ya, sama-sama kuat dengan Prof. Achmad Baiquni (atom-inti). Merka assisten Prof. Johannes di FMIPA UGM itu. Salam, Maryanto. From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Saturday, March 31, 2007 10:32 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya Univ di Indonesia ya, yang telah melahirkan ITB , IPB dan UGM , kalau IKIP itu dulu induknya apa ya ? Sekarang anaknya menjadi UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya) UNS ( Univ Neg Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya menjadi UNB ( Univ Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal IKIP) Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem , petama Listrik kemudian Geofisik dan baru gelogi ( master ), Kalau dibalik mungkin agak susah ya dulu ( geologi terus geofisika baru Listrik nya yang S2 ) Aku masih ingat dulu tahun 83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum ) untuk masuk programnya beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2 Geofisika ) cuma setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus rumus semuanya Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya ( seismik telemetering untuk Gn.Merapi yg kerjasama dg salah satu Univ dari Jerman ) bersama Pak Kirbani dan Pak Fedheli yang ahli instrumen pada waktu itu . Salam ISM - Original Message - From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED] To: miko mailto:[EMAIL PROTECTED] Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Pak Koesoemadinata, Terimakasih banyak atas jawabannya. Di perlukan 2x 7 th, 1945-1959, untuk ITB berdiri sendiri, mulai Indonesia merdeka, dan di bawah UI. Tahun-tahun 1960-1965 itu, mestinya, bangku kuliah, masih tertulis UI. Dan kuliah dengan pakar-pakar Geologi Belanda, satu negara top soal geologi dunia. Bisa saja sudah umur 500 th'an universitas2-nya. Jln. Ganesya ini melahirkan pakar fisika Indonesia, pendiri UGM, Prof Herman Johanes. Malah di jaman Jepang telah menjadi asisten dosen. Juga Prof. Achmad Baiquni (FIPIA itu, info Pak Koesoema), 1951-1953 (?), untuk membuka FIPA UGM 1955, melahirkan Geofisika yang berdiri th 1972. Sulitnya air kedepan, juga bagusnya pangsa pasar minyak, mungkin akan lahir Fakultas Earthscience, dengan isi geologi, geofisika, pertambangan. IPB Bogor, malah lebih lambat lagi terpisah dengan UI, Sept 1963, dari sebelumnya ya perguruan tinggi pertanian dan kedokteran hewan. Salam, Maryanto. Yang lagi seneng sejarah. From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Friday, March 30, 2007 10:07 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Sdr. Maryanto: Sebelum 1959, ITB belum lahir, di Bandung ada 2 fakultas yang berinduk pada Universitas Indonesia di Jakarta. Fakultas yang ada di Bandung adalah Fakultas Teknik (Faculteit for Technische Wetenschappen) dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fipia, Faculteit for Wiskunde and Natuurlijke Wetenschappen), dan di Bogor Fakultas Pertanian. Geologi masuk di Fipia PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED] To: miko mailto:[EMAIL PROTECTED] Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:26 AM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST, 9 STM. Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, pabrik pengetahuan. Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam mau di analisa. Salam, Maryanto. (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM To: Maryanto (Maryant) Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto yth, Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, maaf saya tidak
Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya Univ di Indonesia ya, yang telah melahirkan ITB , IPB dan UGM , kalau IKIP itu dulu induknya apa ya ? Sekarang anaknya menjadi UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya) UNS ( Univ Neg Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya menjadi UNB ( Univ Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal IKIP) Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem , petama Listrik kemudian Geofisik dan baru gelogi ( master ), Kalau dibalik mungkin agak susah ya dulu ( geologi terus geofisika baru Listrik nya yang S2 ) Aku masih ingat dulu tahun 83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum ) untuk masuk programnya beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2 Geofisika ) cuma setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus rumus semuanya Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya ( seismik telemetering untuk Gn.Merapi yg kerjasama dg salah satu Univ dari Jerman ) bersama Pak Kirbani dan Pak Fedheli yang ahli instrumen pada waktu itu . Salam ISM - Original Message - From: Maryanto (Maryant) To: miko Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST, 9 STM. Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, pabrik pengetahuan. Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam mau di analisa. Salam, Maryanto. (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . -- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM To: Maryanto (Maryant) Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto yth, Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB, Salam hormat, miko - Original Message - From: Maryanto (Maryant) To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan di luar Geologi ( ITB) sebelum 2 Maret 1959 ? Ini yang saya tahu - Sejarah ITB: 1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia. 1945-1949: Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST, 9 STM. Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, pabrik pengetahuan. Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam mau di analisa. Salam, Maryanto. (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM To: Maryanto (Maryant) Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto yth, Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB, Salam hormat, miko - Original Message - From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan di luar Geologi ( ITB) sebelum 2 Maret 1959 ? Ini yang saya tahu - Sejarah ITB: 1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia. 1945-1949: Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi. 2 Maret 1959 - kini: ITB. Salam, Maryanto.
Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Sdr. Maryanto: Sebelum 1959, ITB belum lahir, di Bandung ada 2 fakultas yang berinduk pada Universitas Indonesia di Jakarta. Fakultas yang ada di Bandung adalah Fakultas Teknik (Faculteit for Technische Wetenschappen) dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fipia, Faculteit for Wiskunde and Natuurlijke Wetenschappen), dan di Bogor Fakultas Pertanian. Geologi masuk di Fipia PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB R.P.Koesoemadinata Jl. Sangkuriang G-1 Bandung 40135 Telp: 022-250-3995 Fax: 022-250-3995 (Please call before sending) e-mail: [EMAIL PROTECTED] - Original Message - From: Maryanto (Maryant) To: miko Cc: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, March 30, 2007 8:26 AM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ? Yang saya tahu : Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun, oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu. Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST, 9 STM. Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, pabrik pengetahuan. Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam mau di analisa. Salam, Maryanto. (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . -- From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM To: Maryanto (Maryant) Cc: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Maryanto yth, Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB, Salam hormat, miko - Original Message - From: Maryanto (Maryant) To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Pak Miko, Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan di luar Geologi ( ITB) sebelum 2 Maret 1959 ? Ini yang saya tahu - Sejarah ITB: 1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia. 1945-1949: Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi. 2 Maret 1959 - kini: ITB. Salam, Maryanto.
Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Kang Okim Bukan re-uni GEA akh , itu ,ah sekedar kumpul kumpul teman campur aduk ( atau campur sari ?)yang dulu sering berkumpul di Ganeca. Kalau disebut re-uni GEA mah , nanti dituduh memanupilasi nama organisasi sama yang pinya GEA dong. Si-Abah. __ Rekan-rekan IAGI yang budiman, Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah kediaman Bapak Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A, Setiabudhi Bandung , rekan-rekan anggota GEA - ITB mengadakan re-uni yang dihadiri oleh sekitar 30 Alumni ( Angkatan 1960 - 1965 ) ditambah dengan pasangan mereka. Re-uni ke empat ( ? ) ini berlangsung meriah dan penuh keakraban berkat kepiawaian Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Bu Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto, Pak Sobirin ( nama lama Supardiono ), dll. Tampak hadir di rumah Pak Cecep yang asri dengan kebun yang penuh dengan tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat Sudradjat , Pak Darwin, Pak Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak Kohar, Pak Herman, dan - yang lainnya lihat di foto yaa. Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan musik key-board, para Alumni yang hadir khususnya yang baru muncul setelah sekian kali pelaksanaan re-uni diminta untuk memperkenalkan diri. Mang Okim manfaatkan kesempatan tersebut untuk menceritakan tentang kiprah mang Okim di Rotary Indonesia ( masih ingat kan laporan mang Okim dari Amerika bulan Februari 2006, sewaktu mang Okim dan neng Ai ditraining untuk menjadi Gubernur Rotary Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya rame deeh, saling memberi inspirasi dan motivasi untuk terus maju mengabdi dan berkarya di masa purna bakthi. Di acara re-uni ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata carier nya malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin yang terus gigih memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul. Pak Sobirin tidak hanya mengritik tetapi memberikan solusinya ( Masyarakat Cinta Citarum bersama Pak Kuntoro, Dewan Pengamat Lingkungan Tatar Sunda bersama Pak Solichin GP dll ). Pak Sobirin ini pulalah yang beberapa kali dalam sebulan menulis buah-buah pikirannya di koran-koran utama ( Pikiran Rakyat dll ), berbicara di Radio dan Televisi, dll. Buah pikirannya dalam membantu kesulitan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dituangkan dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( diadopsi oleh Rotary sebagai program nasional di lingkungan Rotary ). Rekan-rekan IAGI yang budiman, Re-uni yang sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan lantunan lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh seluruh hadirin : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami sehingga langkah-langkah kami tidak tersesat Dan limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan yang baik dan ilmu yang bermanfaat Ya Allah, jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur, menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain Dan berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami beserta keluarga kami Ya Allah, izinkanlah kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang tua kami Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur beliau dan berikanlah tempat terhormat bagi beliau Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan ampunilah pula dosa-dosa beliau Dan berikanlah kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan dan menggembirakan hati beliau Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak beserta keluarga yang sangat kami cintai Ampunilah dosa-dosa kami yang kurang sempurna dalam memberikan perhatian, pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan Dan ampunilah pula dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka Jadikanlah kami sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan, kehormatan, dan terhormat di dunia dan akherat. Ya Allah, jadikanlah re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan mendapatkan pahalaMU Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari dan keluarganya yang telah menerima kami dengan sempurna Dan kalau Kau selamatkan kami untuk hadir di tempat re-uni ini Maka selamatkanlah perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang sangat kami cintai, Kabulkanlah permohonan dan do'a kami ini, Amn. Semoga reportase singkat ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat kebersamaan kita semua. Sampai bertemu di re-uni mendatang ( konon akan mengundang para dosen kita insyaallah ), Salam batumulia, mang Okim Reuni GEA ITB ( 1960 - 1965 ) di Pak Cecep Bandung, 25 Maret 2007
Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Abah nu bageur, Geningan Abah make istilah manipulasi . Pan aya ITB na . Pokoknya rugi deh Abah nggak datang kali ini. Nanti Agustus mungkin kumpul -kumpul lagi, Yang hadir semoga tambah banyak. Dan siapa tahu dihadiri juga oleh super-senior kita. Salam batu mulia, mang Okim Sent from my BlackBerry® wireless device -Original Message- From: [EMAIL PROTECTED] Date: Tue, 27 Mar 2007 14:17:59 To:iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Kang Okim Bukan re-uni GEA akh , itu ,ah sekedar kumpul kumpul teman campur aduk ( atau campur sari ?)yang dulu sering berkumpul di Ganeca. Kalau disebut re-uni GEA mah , nanti dituduh memanupilasi nama organisasi sama yang pinya GEA dong. Si-Abah. __ Rekan-rekan IAGI yang budiman, Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah kediaman Bapak Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A, Setiabudhi Bandung , rekan-rekan anggota GEA - ITB mengadakan re-uni yang dihadiri oleh sekitar 30 Alumni ( Angkatan 1960 - 1965 ) ditambah dengan pasangan mereka. Re-uni ke empat ( ? ) ini berlangsung meriah dan penuh keakraban berkat kepiawaian Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Bu Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto, Pak Sobirin ( nama lama Supardiono ), dll. Tampak hadir di rumah Pak Cecep yang asri dengan kebun yang penuh dengan tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat Sudradjat , Pak Darwin, Pak Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak Kohar, Pak Herman, dan - yang lainnya lihat di foto yaa. Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan musik key-board, para Alumni yang hadir khususnya yang baru muncul setelah sekian kali pelaksanaan re-uni diminta untuk memperkenalkan diri. Mang Okim manfaatkan kesempatan tersebut untuk menceritakan tentang kiprah mang Okim di Rotary Indonesia ( masih ingat kan laporan mang Okim dari Amerika bulan Februari 2006, sewaktu mang Okim dan neng Ai ditraining untuk menjadi Gubernur Rotary Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya rame deeh, saling memberi inspirasi dan motivasi untuk terus maju mengabdi dan berkarya di masa purna bakthi. Di acara re-uni ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata carier nya malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin yang terus gigih memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul. Pak Sobirin tidak hanya mengritik tetapi memberikan solusinya ( Masyarakat Cinta Citarum bersama Pak Kuntoro, Dewan Pengamat Lingkungan Tatar Sunda bersama Pak Solichin GP dll ). Pak Sobirin ini pulalah yang beberapa kali dalam sebulan menulis buah-buah pikirannya di koran-koran utama ( Pikiran Rakyat dll ), berbicara di Radio dan Televisi, dll. Buah pikirannya dalam membantu kesulitan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dituangkan dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( diadopsi oleh Rotary sebagai program nasional di lingkungan Rotary ). Rekan-rekan IAGI yang budiman, Re-uni yang sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan lantunan lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh seluruh hadirin : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami sehingga langkah-langkah kami tidak tersesat Dan limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan yang baik dan ilmu yang bermanfaat Ya Allah, jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur, menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain Dan berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami beserta keluarga kami Ya Allah, izinkanlah kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang tua kami Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur beliau dan berikanlah tempat terhormat bagi beliau Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan ampunilah pula dosa-dosa beliau Dan berikanlah kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan dan menggembirakan hati beliau Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak beserta keluarga yang sangat kami cintai Ampunilah dosa-dosa kami yang kurang sempurna dalam memberikan perhatian, pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan Dan ampunilah pula dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka Jadikanlah kami sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan, kehormatan, dan terhormat di dunia dan akherat. Ya Allah, jadikanlah re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan mendapatkan pahalaMU Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari dan keluarganya yang telah menerima kami dengan sempurna Dan kalau Kau selamatkan kami untuk hadir di tempat re-uni ini Maka selamatkanlah perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang sangat kami cintai, Kabulkanlah permohonan dan do'a kami ini, Amn. Semoga reportase singkat ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat kebersamaan kita semua. Sampai bertemu di
RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Pak Miko, Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan di luar Geologi ( ITB) sebelum 2 Maret 1959 ? Ini yang saya tahu - Sejarah ITB: 1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia. 1945-1949: Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi. 2 Maret 1959 - kini: ITB. Salam, Maryanto. From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, March 27, 2007 10:48 AM To: IAGI Subject: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI Rekan-rekan IAGI yang budiman, Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah kediaman Bapak Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A, Setiabudhi Bandung , rekan-rekan anggota GEA - ITB mengadakan re-uni yang dihadiri oleh sekitar 30 Alumni ( Angkatan 1960 - 1965 ) ditambah dengan pasangan mereka. Re-uni ke empat ( ? ) ini berlangsung meriah dan penuh keakraban berkat kepiawaian Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Bu Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto, Pak Sobirin ( nama lama Supardiono ), dll. Tampak hadir di rumah Pak Cecep yang asri dengan kebun yang penuh dengan tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat Sudradjat , Pak Darwin, Pak Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak Kohar, Pak Herman, dan - yang lainnya lihat di foto yaa. Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan musik key-board, para Alumni yang hadir khususnya yang baru muncul setelah sekian kali pelaksanaan re-uni diminta untuk memperkenalkan diri. Mang Okim manfaatkan kesempatan tersebut untuk menceritakan tentang kiprah mang Okim di Rotary Indonesia ( masih ingat kan laporan mang Okim dari Amerika bulan Februari 2006, sewaktu mang Okim dan neng Ai ditraining untuk menjadi Gubernur Rotary Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya rame deeh, saling memberi inspirasi dan motivasi untuk terus maju mengabdi dan berkarya di masa purna bakthi. Di acara re-uni ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata carier nya malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin yang terus gigih memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul. Pak Sobirin tidak hanya mengritik tetapi memberikan solusinya ( Masyarakat Cinta Citarum bersama Pak Kuntoro, Dewan Pengamat Lingkungan Tatar Sunda bersama Pak Solichin GP dll ). Pak Sobirin ini pulalah yang beberapa kali dalam sebulan menulis buah-buah pikirannya di koran-koran utama ( Pikiran Rakyat dll ), berbicara di Radio dan Televisi, dll. Buah pikirannya dalam membantu kesulitan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dituangkan dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( diadopsi oleh Rotary sebagai program nasional di lingkungan Rotary ). Rekan-rekan IAGI yang budiman, Re-uni yang sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan lantunan lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh seluruh hadirin : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami sehingga langkah-langkah kami tidak tersesat Dan limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan yang baik dan ilmu yang bermanfaat Ya Allah, jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur, menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain Dan berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami beserta keluarga kami Ya Allah, izinkanlah kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang tua kami Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur beliau dan berikanlah tempat terhormat bagi beliau Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan ampunilah pula dosa-dosa beliau Dan berikanlah kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan dan menggembirakan hati beliau Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak beserta keluarga yang sangat kami cintai Ampunilah dosa-dosa kami yang kurang sempurna dalam memberikan perhatian, pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan Dan ampunilah pula dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka Jadikanlah kami sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan, kehormatan, dan terhormat di dunia dan akherat. Ya Allah, jadikanlah re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan mendapatkan pahalaMU Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari dan keluarganya yang telah menerima kami dengan sempurna Dan kalau Kau selamatkan kami untuk hadir di tempat re-uni ini Maka selamatkanlah perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang sangat kami cintai, Kabulkanlah permohonan dan do'a kami ini, Amn. Semoga reportase singkat ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat kebersamaan kita semua. Sampai
[iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
Rekan-rekan IAGI yang budiman, Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah kediaman Bapak Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A, Setiabudhi Bandung , rekan-rekan anggota GEA - ITB mengadakan re-uni yang dihadiri oleh sekitar 30 Alumni ( Angkatan 1960 - 1965 ) ditambah dengan pasangan mereka. Re-uni ke empat ( ? ) ini berlangsung meriah dan penuh keakraban berkat kepiawaian Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal seperti Bu Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto, Pak Sobirin ( nama lama Supardiono ), dll. Tampak hadir di rumah Pak Cecep yang asri dengan kebun yang penuh dengan tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat Sudradjat , Pak Darwin, Pak Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak Kohar, Pak Herman, dan - yang lainnya lihat di foto yaa. Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan musik key-board, para Alumni yang hadir khususnya yang baru muncul setelah sekian kali pelaksanaan re-uni diminta untuk memperkenalkan diri. Mang Okim manfaatkan kesempatan tersebut untuk menceritakan tentang kiprah mang Okim di Rotary Indonesia ( masih ingat kan laporan mang Okim dari Amerika bulan Februari 2006, sewaktu mang Okim dan neng Ai ditraining untuk menjadi Gubernur Rotary Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya rame deeh, saling memberi inspirasi dan motivasi untuk terus maju mengabdi dan berkarya di masa purna bakthi. Di acara re-uni ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata carier nya malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin yang terus gigih memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul. Pak Sobirin tidak hanya mengritik tetapi memberikan solusinya ( Masyarakat Cinta Citarum bersama Pak Kuntoro, Dewan Pengamat Lingkungan Tatar Sunda bersama Pak Solichin GP dll ). Pak Sobirin ini pulalah yang beberapa kali dalam sebulan menulis buah-buah pikirannya di koran-koran utama ( Pikiran Rakyat dll ), berbicara di Radio dan Televisi, dll. Buah pikirannya dalam membantu kesulitan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dituangkan dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( diadopsi oleh Rotary sebagai program nasional di lingkungan Rotary ). Rekan-rekan IAGI yang budiman, Re-uni yang sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan lantunan lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh seluruh hadirin : Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami sehingga langkah-langkah kami tidak tersesat Dan limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan yang baik dan ilmu yang bermanfaat Ya Allah, jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur, menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain Dan berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami beserta keluarga kami Ya Allah, izinkanlah kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang tua kami Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur beliau dan berikanlah tempat terhormat bagi beliau Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan ampunilah pula dosa-dosa beliau Dan berikanlah kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan dan menggembirakan hati beliau Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak beserta keluarga yang sangat kami cintai Ampunilah dosa-dosa kami yang kurang sempurna dalam memberikan perhatian, pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan Dan ampunilah pula dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka Jadikanlah kami sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan, kehormatan, dan terhormat di dunia dan akherat. Ya Allah, jadikanlah re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan mendapatkan pahalaMU Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari dan keluarganya yang telah menerima kami dengan sempurna Dan kalau Kau selamatkan kami untuk hadir di tempat re-uni ini Maka selamatkanlah perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang sangat kami cintai, Kabulkanlah permohonan dan do'a kami ini, Amn. Semoga reportase singkat ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat kebersamaan kita semua. Sampai bertemu di re-uni mendatang ( konon akan mengundang para dosen kita insyaallah ), Salam batumulia, mang Okim Reuni GEA ITB ( 1960 - 1965 ) di Pak Cecep Bandung, 25 Maret 2007 attachment: GEA_REUNI.jpg