RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-04-04 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
Mas Sugeng,
 
Pekerjaan yang paling efektif meningkatkan kesejahteraan itu ya membagi
ilmu, jadi guru, dosen. Darinya hasilkan amat banyak kemajuan dan
kesejahateraan, dan kata eyang, amalnya tak akan terputus, di lipatkan
700 kali. Eropa alami kegelapan karena pendidikan/buku-buku di
hancurkan, bisa satu atawa dua siklus 700 th. Th 200 SM, sudah di
nyatkan bumi itu bulat, jari-jari bumi hanya error 10 %, adalah bangunan
ilmu sejak paling awal kebuduyaan Mesir Tua, abad 28 SM, Menes rajanya.
 
Baguslah kalau Mas Sungeng dari keluarga guru. Artinya sudah banyak ilmu
yang di kasihkan, majukan masyarakat. Sinusoidal, artinya, integral
tertutupnya ya nol. Maksudku, lahir nol, meninggal ya jadi nol lagi
kekayaan benda. Trus hanya lintasannya saja yang di kenang. Buku-buku
awal tahun 1960'an, kwalitasnya bagus-bagus. Biologi, bergambar warna,
dan sampai saya takut memegang gambar ulat, yang amat mirip kenyataan
itu.
 
Ada semua sekolah ongko loro, ongko siji, MULO Meer Uitgebreid Lager
Onderwijs SLP, maju ke AMA Algemeene Middelbare School SLA, terus
sekolah tinggi HBS Hoogere Burgerschool, termasuk STOVIA sekolah
dokter JKT, NIAS sekolah dokter Surabaya, 
 
Prof Achmad Baiquni, wong Solo itu, memang amat pandai dan saleh.
Cumlaude Ilmu Alam FIPIA UI kampus Ganesya Bandung, 1951-1953. Lahirkan
ilmu nuklir-atom-reaktor, jadi Dirjen BATAN, rektor universitas.
Ngajarnya enaaakkk sekali. Dua jam saja, cerita kuliahnya mengalir cepat
dan tak terasa amat banyak hasilnya, terangkan dari ujung awal teori
menjadi banyak penemuan teori.  Dengan Prof Johanes gurunya, maka
keduanya hasilkan kemajuan nuklir Indonesia. Makanya saya kecipratan
sedikit ilmu nuklir tinggi mereka, dan dasar-dasar ilmu alam yang luas
di ilmu alam ini. Kuliah 3 th di Ilmu Alam mulai th '77 (yang kini
hasilkan banyak angka 7),  inilah yang amat membuka wawasan saya tentang
alam, dunya. 
 
Soal berhubungan sientist luar negri, Pak Baiquni angkat topi salut ke
Prof Mugiono. Bangsawan Kolopaking Banyumas ini, tuk mendirikan Jurusan
Geofisika, 1972, beliau sudah tanya seratusan, ya seratusan ilmuwan luar
negri : Apa yang bisa di kerjakan oleh Fisikawan ke depan. Beliau itu
gampang saja bilang ke oil company : nih muridku kerja praktek situ ya,
masuk situ ya, minta uangnya tuk beli alat, juga duit tuk kursusin
Inggris 2 jam x 5 kali per minggu selama 2 semester, bule yang ngajar.
Dan, kuliah ini yang beri kami dasar-dasar geofisika, mekanika medium
kontinyu, seismik, dll. Ketiganya, dengan semua dosen Geofisika kami,
jadi untuk singkatan SALAM.  Nah dosen master ITB, di singkat SDEKAH. 
 
Gitu Mas Sugeng.
 
Salam,
Maryanto.
Selalu menghargai jasa guru-guru, tentu termasuk semua ilmuwan yang
telah memperbaiki kebudayaan.


From: Sugeng Hartono [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, April 04, 2007 2:04 AM
To: iagi-net@iagi.or.id; iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Rupanya Pak Maryanto begitu fasih bisa cerita sejarah pendidikan kita
sejak jaman kolonial, masa revolusi dan sampai sekarang. Trimakasih, ini
bisa menambah pengetahuan kita. 
Saya teringat pengalaman sekitar tahun 1960-an, waktu itu murid SR
(Sekolah Rakyat). Karena keluarga saya banyak yang jadi guru, di rumah
ada beberapa buku tebal (5 cm) yang isinya sangat menarik: ada pelajaran
bahasa, ilmu alam, ilmu hayat, psikologi, juga didaktik-metodik dan
pedagogik dll lengkap dengan gambar-2 yang menarik. 
Kalau tidak salah ini merupakan buku pegangan wajib para murid calon
Guru (SGB maupun SGA?); jadi mereka dibekali banyak ilmu. Saya sangat
terkesan dengan buku ini, dan pada bagian atas tertulis (saya ingat
terus): Kementerian P dan K Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru
Bandung Dilarang Mengutip. Waktu itu saya tidak paham apa arti kalimat
ini.
Kalau tidak salah, Alm.Pak Baiquni itu sahabatnya Alm.Pak Soetami
(gemblengan ITB, Menteri PU) ketika masih di SMA (Solo?) konon nilai di
raport kalau tidak 10 ya 9.
 
Salam,
Sugeng


RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-04-04 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
Abah,
Wah banyak bisa crita jaman dulu itu. Menarik. Saya hanya baca sejarah
saja. 
 
UPI, berdir 1954 di Bandung. Awalnya PTPG perguruan Tinggi Pendidikan
Guru di gedung Villa Isola, metamorfose jadi Bumi Siliwangi. Di bawahi
seorang dekan, ada jurusan : Ilmu pendidikan, Ilmu Pendidikan Jasmani,
Bhs dan Kesustraan Indonesai, Bhs dan sastra inggris, Sejarah Budaya,
Pasti Alam, Ekonomi dan Hukum negara, dan Balai Pendidikan. 
 
UNPAD lahir 1958, setahun sebelum ITm Institute Tehnologi mBandung (eh
ITB), maka PTPG jadi fakultasnya sebagai FKIP. Th 1961 lahir IPG
Institute Pendidikan Guru. Weaa, h dualisme pendidikan guru itu di
gabung, jadilah 1963 IKIP Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Bandung. Sementara di Yogya, Fak Paedagogik UGM, yang lahir 1951, dua
tahun setelah UGM berdiri, maka 1963 juga berdiri jadilah IKIP
Ngayojokarto Hadiningrat.

IKIP Bandung jadi IKIP pembina, dirikan di mana-mana kota: termasuk
Aceh, Palangkaraya, Palembang, Banjarmasin. Banyak IKIP kemudian. Ada
Semarang, Surabaya, Makasar, Malang, dll. Mencetak guru. Kini, telah
banyak tersedia guru, jadi semua ganti menjadi universitas. Dari
merekalah kita pintar. 
 
Ya guru terus diperlukan. Dimana saja, kalau ada guru, jadilah jauh
lebih efektif. Ya kayak dulu, semula hanya tukang cacar, lalu mantri,
lalu dokter. Separalel itu, dulu hanya ST, lalu STM, lalu tukang
insinyur. 
 
Gabungan semua tukang-tukang insinyur, juga disiplin lain, ini menjadi
apa ? Ya filosof. Sudah  disinikah kita ?
 
Salam,
Maryanto.
 
 


From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, April 04, 2007 9:38 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


 
   Seingat saya UPI itu pernah menjadi fakultas (sebelum jadi IKIP )
yaitu FKIP ., singkatan dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan .
Sebenarnya apa iya kita tidak perlu guru ya ?
Jaman saya kecil ada SGB (Sekolah Guru Bawah ) , SGA (Sekolah Guru Atas)
kemudian ada istilah SR/SD (sekolah dimana calon guru berlatih) , al SD
Banjarsari dijalan Merdeka itu SD Latihan SGA.

Kalau tidak salaha pada saat jadi FKIP , maka STO (Sekolah Tinggi
Olaharaga) merupakan salah satu jurusan dari FKIP.

Oh ya sekedar info, dulu ada yang namanya SGPD (Sekolah Guru Pendidikan
Djasmani) yang mendidik guru guru OR  utk SMP,  ada STO (pada jaman BK /
Asian Games IV/Ganefo) yang mendapat dukungan dana  dan perhatian besar
, sehingga dapat mencetak OR-wan yang hebat hebat spt Christian ,
Serengat dsb.

Mas Maryanto hebat sekali  infonya , dapat dari mana Mas ?

Si-Abah




RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-04-04 Terurut Topik yrsnki



    Mas Maryanto

   
Bener , sebelum jadi FKIP namanya PTPG , tempatnya di Villa Isola ,
bekas  villa-nya
    orang Belanda.

 Saya jadi ingin tahu , bapak/ibu guru
sekarang  lulusan mana saja ya.

     Terima
kasih.

    
_ 
    


   Abah,
 Wah
banyak bisa crita jaman dulu itu. Menarik. Saya hanya baca sejarah
 saja.
 
 UPI, berdir 1954 di Bandung. Awalnya
PTPG perguruan Tinggi Pendidikan
 Guru di gedung
Villa Isola, metamorfose jadi Bumi Siliwangi. Di bawahi
 seorang
dekan, ada jurusan : Ilmu pendidikan, Ilmu Pendidikan Jasmani,

Bhs dan Kesustraan Indonesai, Bhs dan sastra inggris, Sejarah Budaya,
 Pasti Alam, Ekonomi dan Hukum negara, dan Balai Pendidikan.
 
 UNPAD lahir 1958, setahun sebelum ITm Institute
Tehnologi mBandung (eh
 ITB), maka PTPG jadi fakultasnya sebagai
FKIP. Th 1961 lahir IPG
 Institute Pendidikan Guru.
Weaa, h dualisme pendidikan guru itu di
 gabung, jadilah 1963
IKIP Institute Keguruan dan Ilmu Pendidikan
 Bandung.
Sementara di Yogya, Fak Paedagogik UGM, yang lahir 1951, dua

tahun setelah UGM berdiri, maka 1963 juga berdiri jadilah IKIP

Ngayojokarto Hadiningrat.
 
 IKIP Bandung jadi IKIP
pembina, dirikan di mana-mana kota: termasuk
 Aceh, Palangkaraya,
Palembang, Banjarmasin. Banyak IKIP kemudian. Ada
 Semarang,
Surabaya, Makasar, Malang, dll. Mencetak guru. Kini, telah

banyak tersedia guru, jadi semua ganti menjadi universitas. Dari

merekalah kita pintar.
 
 Ya guru terus diperlukan.
Dimana saja, kalau ada guru, jadilah jauh
 lebih efektif. Ya
kayak dulu, semula hanya tukang cacar, lalu mantri,
 lalu dokter.
Separalel itu, dulu hanya ST, lalu STM, lalu tukang

insinyur.
 
 Gabungan semua tukang-tukang
insinyur, juga disiplin lain, ini menjadi
 apa ? Ya filosof.
Sudah  disinikah kita ?
 
 Salam,
 Maryanto.
 
 
 



From: [EMAIL PROTECTED] [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Wednesday, April 04, 2007 9:38 AM
 To:
iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
 
 

Seingat saya UPI itu pernah
menjadi fakultas (sebelum jadi IKIP )
 yaitu FKIP ., singkatan
dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan .
 Sebenarnya apa iya
kita tidak perlu guru ya ?
 Jaman saya kecil ada SGB (Sekolah
Guru Bawah ) , SGA (Sekolah Guru Atas)
 kemudian ada istilah
SR/SD (sekolah dimana calon guru berlatih) , al SD
 Banjarsari
dijalan Merdeka itu SD Latihan SGA.
 
 Kalau tidak
salaha pada saat jadi FKIP , maka STO (Sekolah Tinggi
 Olaharaga)
merupakan salah satu jurusan dari FKIP.
 
 Oh ya sekedar
info, dulu ada yang namanya SGPD (Sekolah Guru Pendidikan

Djasmani) yang mendidik guru guru OR  utk SMP,  ada STO (pada jaman BK
/
 Asian Games IV/Ganefo) yang mendapat dukungan dana  dan
perhatian besar
 , sehingga dapat mencetak OR-wan yang hebat
hebat spt Christian ,
 Serengat dsb.
 
 Mas
Maryanto hebat sekali  infonya , dapat dari mana Mas ?
 
 Si-Abah
 
 



RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-04-03 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
Mas Ismail,
 
Hem..., critanya jadi panjang. Sekolah Indonesia, ada sejak pageblug
Banyumas 1847, Belanda perlu asisten dokter. Di didiklah pribumi di
Rumah Sakit Militer Weltervreden, masuk 30 orang pada 1851. Pendidikan
selama 2 th, lalu 3 th, lalu sejak 1900 jadi STOVIA, dan th 1913
penmdidikan selama 7 th, lalu berubah jadi 10, th, juga lalu jadi 8 th,
dst.
 
Lahirlah dokter-dokter Indonesia. Ada Dr Wahidin, Ki Hajar Dewantoro,
Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, dll. Juga teknik di jln Ganesya itu
lahirkan Ir. Soekarno. 70'an orang sarjana  pada kemerdekaan 1945. Ya
hanya 70'an sarhana. Kini pun hanya 2 juta yang pernah terdaftar di
perguruan tinggi. Berap persen dari penduduk Indonesai ? Kini 230 juta,
nah yang telah meninggal sejak 1945 ? Intinya hanya paling 1 % yang
sudah pernah masuk PT. Ya, termasuk anomali bagi yang sudah terdaftar di
PT, normalnya, 99 %, tak terdaftar.
 
STOVIA JKT, jadi UI di 1945. NIAS Surabaya jadi UNAIR. Nah, yang di
perlukan permulaan adalah ilmu, maka perlu di cetak guru-guru. Semula
masuk Fakultas Pedagodik di UGM atau UI, Maka di pisah, menjadi IKIP.
Banyajk IKIP di banyak kota di Indonesia. Kini karena tak perlu guru
lagi, maka ya di suruh di rubah jadi Universitas, termasuk ITB.
 
Paedagogik UNPAD, juga pisah, jadi IKIP Bandung, lalu kini jadi UPI (eh
lucu singkatannya Mas Ismail tentang UPI itu: Universitas Padahal IKIP).

 
Ya, saya kebetulan macem-macem basiknya. Wah bagus itu kalau dari
geologi, lalu geofisika, lalu s2 listrik. Di perusahaan minyak sono,
Jurusan listrik jadi juragan paling atas terus, atau banyak.
 
Ya, Prof Mugiono, memang sedang dirikan S2 waktu th. 83/84 itu. Memang
beliau dedengkot kuat, pendiri Geofisika Indonesia itu. Ya, sama-sama
kuat dengan Prof. Achmad Baiquni (atom-inti). Merka assisten Prof.
Johannes di FMIPA UGM itu.
 
Salam,
Maryanto.



From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, March 31, 2007 10:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya Univ di Indonesia ya, yang
telah melahirkan ITB , IPB dan UGM , kalau IKIP itu dulu induknya apa ya
? Sekarang anaknya menjadi UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya)
UNS ( Univ Neg Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya
menjadi UNB ( Univ Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal
IKIP)
Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem , petama Listrik kemudian
Geofisik dan baru gelogi ( master ), Kalau dibalik mungkin agak susah ya
dulu ( geologi terus geofisika baru Listrik nya yang S2 )
Aku masih ingat dulu tahun 83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum )
untuk masuk programnya beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2
Geofisika ) cuma setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus
rumus semuanya Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya (
seismik telemetering untuk Gn.Merapi yg kerjasama dg salah satu  Univ
dari Jerman ) bersama Pak Kirbani dan Pak Fedheli yang ahli instrumen
pada waktu itu .
 
Salam
 
ISM
 

- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED]  
To: miko mailto:[EMAIL PROTECTED]  
Cc: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

Pak Miko, 
 
Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal
angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan
jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ?
 
Yang saya tahu : 
Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini,
terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga
Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di
prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung
Rawamangun,  oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng)
itu.
 
Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di
sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi
pesantren. Lalu  Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat
Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton
Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli
doak-doak). 
 
Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII
Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena
pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke
JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan
sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus
Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru,
sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST,
9 STM. 
 
Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja,
terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa
klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di
setiap

RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-04-03 Terurut Topik Sugeng Hartono
Rupanya Pak Maryanto begitu fasih bisa cerita sejarah pendidikan kita sejak 
jaman kolonial, masa revolusi dan sampai sekarang. Trimakasih, ini bisa 
menambah pengetahuan kita. 
Saya teringat pengalaman sekitar tahun 1960-an, waktu itu murid SR (Sekolah 
Rakyat). Karena keluarga saya banyak yang jadi guru, di rumah ada beberapa buku 
tebal (5 cm) yang isinya sangat menarik: ada pelajaran bahasa, ilmu alam, ilmu 
hayat, psikologi, juga didaktik-metodik dan pedagogik dll lengkap dengan 
gambar-2 yang menarik. 
Kalau tidak salah ini merupakan buku pegangan wajib para murid calon Guru (SGB 
maupun SGA?); jadi mereka dibekali banyak ilmu. Saya sangat terkesan dengan 
buku ini, dan pada bagian atas tertulis (saya ingat terus): Kementerian P dan 
K Balai Kursus Tertulis Pendidikan Guru Bandung Dilarang Mengutip. Waktu itu 
saya tidak paham apa arti kalimat ini.
Kalau tidak salah, Alm.Pak Baiquni itu sahabatnya Alm.Pak Soetami (gemblengan 
ITB, Menteri PU) ketika masih di SMA (Solo?) konon nilai di raport kalau tidak 
10 ya 9.
 
Salam,
Sugeng



From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Tue 4/3/2007 6:03 PM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Mas Ismail,
 
Hem..., critanya jadi panjang. Sekolah Indonesia, ada sejak pageblug Banyumas 
1847, Belanda perlu asisten dokter. Di didiklah pribumi di Rumah Sakit Militer 
Weltervreden, masuk 30 orang pada 1851. Pendidikan selama 2 th, lalu 3 th, lalu 
sejak 1900 jadi STOVIA, dan th 1913 penmdidikan selama 7 th, lalu berubah jadi 
10, th, juga lalu jadi 8 th, dst.
 
Lahirlah dokter-dokter Indonesia. Ada Dr Wahidin, Ki Hajar Dewantoro, Dr. 
Tjipto Mangoen Koesoema, dll. Juga teknik di jln Ganesya itu lahirkan Ir. 
Soekarno. 70'an orang sarjana  pada kemerdekaan 1945. Ya hanya 70'an sarhana. 
Kini pun hanya 2 juta yang pernah terdaftar di perguruan tinggi. Berap persen 
dari penduduk Indonesai ? Kini 230 juta, nah yang telah meninggal sejak 1945 ? 
Intinya hanya paling 1 % yang sudah pernah masuk PT. Ya, termasuk anomali bagi 
yang sudah terdaftar di PT, normalnya, 99 %, tak terdaftar.
 
STOVIA JKT, jadi UI di 1945. NIAS Surabaya jadi UNAIR. Nah, yang di perlukan 
permulaan adalah ilmu, maka perlu di cetak guru-guru. Semula masuk Fakultas 
Pedagodik di UGM atau UI, Maka di pisah, menjadi IKIP. Banyajk IKIP di banyak 
kota di Indonesia. Kini karena tak perlu guru lagi, maka ya di suruh di rubah 
jadi Universitas, termasuk ITB.
 
Paedagogik UNPAD, juga pisah, jadi IKIP Bandung, lalu kini jadi UPI (eh lucu 
singkatannya Mas Ismail tentang UPI itu: Universitas Padahal IKIP). 
 
Ya, saya kebetulan macem-macem basiknya. Wah bagus itu kalau dari geologi, lalu 
geofisika, lalu s2 listrik. Di perusahaan minyak sono, Jurusan listrik jadi 
juragan paling atas terus, atau banyak.
 
Ya, Prof Mugiono, memang sedang dirikan S2 waktu th. 83/84 itu. Memang beliau 
dedengkot kuat, pendiri Geofisika Indonesia itu. Ya, sama-sama kuat dengan 
Prof. Achmad Baiquni (atom-inti). Merka assisten Prof. Johannes di FMIPA UGM 
itu.
 
Salam,
Maryanto.



From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Saturday, March 31, 2007 10:32 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya Univ di Indonesia ya, yang telah 
melahirkan ITB , IPB dan UGM , kalau IKIP itu dulu induknya apa ya ? Sekarang 
anaknya menjadi UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya) UNS ( Univ Neg 
Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya menjadi UNB ( Univ 
Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal IKIP)
Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem , petama Listrik kemudian 
Geofisik dan baru gelogi ( master ), Kalau dibalik mungkin agak susah ya dulu ( 
geologi terus geofisika baru Listrik nya yang S2 )
Aku masih ingat dulu tahun 83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum ) untuk masuk 
programnya beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2 Geofisika ) cuma 
setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus rumus semuanya 
Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya ( seismik telemetering untuk 
Gn.Merapi yg kerjasama dg salah satu  Univ  dari Jerman ) bersama Pak Kirbani 
dan Pak Fedheli yang ahli instrumen pada waktu itu .
 
Salam
 
ISM
 

- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED]  
To: miko mailto:[EMAIL PROTECTED]  
Cc: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

Pak Miko, 
 
Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 
1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa 
cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ?
 
Yang saya tahu : 
Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama 
teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT

RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-04-03 Terurut Topik yrsnki


 
   Seingat saya UPI itu pernah menjadi fakultas
(sebelum jadi IKIP ) yaitu FKIP ., singkatan dari Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan .
Sebenarnya apa iya kita tidak perlu guru ya ?
Jaman saya kecil ada SGB (Sekolah Guru Bawah ) , SGA (Sekolah Guru Atas)
kemudian ada istilah SR/SD (sekolah dimana calon guru berlatih) , al SD
Banjarsari dijalan Merdeka itu SD Latihan SGA.

Kalau tidak
salaha pada saat jadi FKIP , maka STO (Sekolah Tinggi Olaharaga) merupakan
salah satu jurusan dari FKIP.

Oh ya sekedar info, dulu ada yang
namanya SGPD (Sekolah Guru Pendidikan Djasmani) yang mendidik guru guru
OR  utk SMP,  ada STO (pada jaman BK / Asian Games IV/Ganefo)
yang mendapat dukungan dana  dan perhatian besar , sehingga dapat
mencetak OR-wan yang hebat hebat spt Christian , Serengat dsb.

Mas Maryanto hebat sekali  infonya , dapat dari mana Mas ?

Si-Abah

_

    Mas Ismail,
 
 Hem...,
critanya jadi panjang. Sekolah Indonesia, ada sejak pageblug

Banyumas 1847, Belanda perlu asisten dokter. Di didiklah pribumi di
 Rumah Sakit Militer Weltervreden, masuk 30 orang pada 1851.
Pendidikan
 selama 2 th, lalu 3 th, lalu sejak 1900 jadi STOVIA,
dan th 1913
 penmdidikan selama 7 th, lalu berubah jadi 10, th,
juga lalu jadi 8 th,
 dst.
 
 Lahirlah
dokter-dokter Indonesia. Ada Dr Wahidin, Ki Hajar Dewantoro,
 Dr.
Tjipto Mangoen Koesoema, dll. Juga teknik di jln Ganesya itu

lahirkan Ir. Soekarno. 70'an orang sarjana  pada kemerdekaan 1945. Ya
 hanya 70'an sarhana. Kini pun hanya 2 juta yang pernah terdaftar
di
 perguruan tinggi. Berap persen dari penduduk Indonesai ? Kini
230 juta,
 nah yang telah meninggal sejak 1945 ? Intinya hanya
paling 1 % yang
 sudah pernah masuk PT. Ya, termasuk anomali bagi
yang sudah terdaftar di
 PT, normalnya, 99 %, tak terdaftar.
 
 STOVIA JKT, jadi UI di 1945. NIAS Surabaya jadi UNAIR.
Nah, yang di
 perlukan permulaan adalah ilmu, maka perlu di cetak
guru-guru. Semula
 masuk Fakultas Pedagodik di UGM atau UI, Maka
di pisah, menjadi IKIP.
 Banyajk IKIP di banyak kota di
Indonesia. Kini karena tak perlu guru
 lagi, maka ya di suruh di
rubah jadi Universitas, termasuk ITB.
 
 Paedagogik
UNPAD, juga pisah, jadi IKIP Bandung, lalu kini jadi UPI (eh

lucu singkatannya Mas Ismail tentang UPI itu: Universitas Padahal
IKIP).
 
 
 Ya, saya kebetulan macem-macem
basiknya. Wah bagus itu kalau dari
 geologi, lalu geofisika, lalu
s2 listrik. Di perusahaan minyak sono,
 Jurusan listrik jadi
juragan paling atas terus, atau banyak.
 
 Ya, Prof
Mugiono, memang sedang dirikan S2 waktu th. 83/84 itu. Memang

beliau dedengkot kuat, pendiri Geofisika Indonesia itu. Ya, sama-sama
 kuat dengan Prof. Achmad Baiquni (atom-inti). Merka assisten
Prof.
 Johannes di FMIPA UGM itu.
 
 Salam,
 Maryanto.
 
 
 

From: Ismail Zaini [mailto:[EMAIL PROTECTED]
 Sent: Saturday, March 31, 2007 10:32 AM
 To:
iagi-net@iagi.or.id
 Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
 
 
 Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya
Univ di Indonesia ya, yang
 telah melahirkan ITB , IPB dan UGM ,
kalau IKIP itu dulu induknya apa ya
 ? Sekarang anaknya menjadi
UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya)
 UNS ( Univ Neg
Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya

menjadi UNB ( Univ Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal
 IKIP)
 Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem ,
petama Listrik kemudian
 Geofisik dan baru gelogi ( master ),
Kalau dibalik mungkin agak susah ya
 dulu ( geologi terus
geofisika baru Listrik nya yang S2 )
 Aku masih ingat dulu tahun
83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum )
 untuk masuk programnya
beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2
 Geofisika ) cuma
setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus

rumus semuanya Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya
(
 seismik telemetering untuk Gn.Merapi yg kerjasama dg salah
satu  Univ
 dari Jerman ) bersama Pak Kirbani dan Pak Fedheli
yang ahli instrumen
 pada waktu itu .
 

Salam
 
 ISM
 
 
   -
Original Message -
 
From: Maryanto (Maryant)
mailto:[EMAIL PROTECTED]
   To: miko
mailto:[EMAIL PROTECTED]
   Cc: iagi-net@iagi.or.id
   Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM
   Subject: RE:
[iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI
 
   Pak Miko,
 
   Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal

angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan
 jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ?
 
   Yang saya tahu :
   Perguruan tinggi tertua di
Indonesia memang di Bandung ini,
 terutama teknologi. Bogor
sebagai pertaniannya, berdiri karena juga
 Kebun rayanya. JKT
ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di
 prakarsai Dr.
Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung

Rawamangun,  oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng)
 itu.
 
   Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari
pelajaran yang muridnya di
 sebut santri, juga cantrik

RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-30 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
 
Pak Koesoemadinata,
 
Terimakasih banyak atas jawabannya. Di perlukan 2x 7 th, 1945-1959,
untuk ITB berdiri sendiri, mulai Indonesia merdeka, dan di bawah UI.
Tahun-tahun 1960-1965 itu, mestinya, bangku kuliah, masih tertulis UI.
Dan kuliah dengan pakar-pakar Geologi Belanda, satu negara top soal
geologi dunia. Bisa saja sudah umur 500 th'an universitas2-nya. 
 
Jln. Ganesya ini melahirkan pakar fisika Indonesia, pendiri UGM, Prof
Herman Johanes. Malah di jaman Jepang telah menjadi asisten dosen. Juga
Prof. Achmad Baiquni (FIPIA itu, info Pak Koesoema), 1951-1953 (?),
untuk membuka FIPA UGM 1955, melahirkan Geofisika yang berdiri th 1972. 
 
Sulitnya air kedepan, juga bagusnya pangsa pasar minyak, mungkin akan
lahir Fakultas Earthscience, dengan isi geologi, geofisika,
pertambangan.
 
IPB Bogor, malah lebih lambat lagi terpisah dengan UI, Sept 1963, dari
sebelumnya ya perguruan tinggi pertanian dan kedokteran hewan.
 
Salam,
Maryanto.
Yang lagi seneng sejarah.



From: R.P. Koesoemadinata [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Friday, March 30, 2007 10:07 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Sdr. Maryanto:
Sebelum 1959, ITB belum lahir, di Bandung ada 2 fakultas yang berinduk
pada Universitas Indonesia di Jakarta.
Fakultas yang ada di Bandung adalah Fakultas Teknik (Faculteit for
Technische Wetenschappen) dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan
Alam (Fipia, Faculteit for Wiskunde and Natuurlijke Wetenschappen), dan
di Bogor Fakultas Pertanian. Geologi masuk di Fipia
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]

- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED]  
To: miko mailto:[EMAIL PROTECTED]  
Cc: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Friday, March 30, 2007 8:26 AM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

Pak Miko, 
 
Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal
angkatan 1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan
jurusan ? Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ?
 
Yang saya tahu : 
Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini,
terutama teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga
Kebun rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di
prakarsai Dr. Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung
Rawamangun,  oleh orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng)
itu.
 
Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di
sebut santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi
pesantren. Lalu  Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat
Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton
Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli
doak-doak). 
 
Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII
Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena
pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke
JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan
sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus
Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru,
sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST,
9 STM. 
 
Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja,
terbanyak/terapat di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa
klim sebanyak ini ? ). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di
setiap propinsi sebagai anak-cucu PT besar itu
(UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). 
 
Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun
lalu terus menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat
lagi. Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh
cari duit sendiri, pabrik pengetahuan.
 
Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan
evolusi kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja
employment, discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong
ilmu alam, maunya semua yang di alam mau di analisa.
 
Salam,
Maryanto.
(Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu,
1974-1976, setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di
Pakem tempat Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam
Fisika (Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . 


From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM
To: Maryanto (Maryant)
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Maryanto yth,
 
Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret
1959 ? Waduh, maaf saya tidak

Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-30 Terurut Topik Ismail Zaini
Pak Maryanto, Jadi UI itu ibaratnya ibunya Univ di Indonesia ya, yang telah 
melahirkan ITB , IPB dan UGM , kalau IKIP itu dulu induknya apa ya ? Sekarang 
anaknya menjadi UNJ ( Univ Neg Jakarta) UNY ( Univ Neg Yogya) UNS ( Univ Neg 
Semarang0 dst , Cuma di Bandung ( IKIP Bandung ) bukannya menjadi UNB ( Univ 
Neg Bandung ) tapi menjadi UPI ( Universitas Padahal IKIP)
Pak SALAM, ini dasar pendidikannya cem -macem , petama Listrik kemudian 
Geofisik dan baru gelogi ( master ), Kalau dibalik mungkin agak susah ya dulu ( 
geologi terus geofisika baru Listrik nya yang S2 )
Aku masih ingat dulu tahun 83/84 ditawari Prof Mugiono ( Almarhum ) untuk masuk 
programnya beliau di MIPA yang baru beliau dirikan ( S2 Geofisika ) cuma 
setelah lihat brosurnya saya takut' kok isinya rumus rumus semuanya 
Waktu itu saya mbantu beliau dalam proyeknya ( seismik telemetering untuk 
Gn.Merapi yg kerjasama dg salah satu  Univ  dari Jerman ) bersama Pak Kirbani 
dan Pak Fedheli yang ahli instrumen pada waktu itu .

Salam

ISM

  - Original Message - 
  From: Maryanto (Maryant) 
  To: miko 
  Cc: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Thursday, March 29, 2007 5:26 PM
  Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


  Pak Miko, 

  Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 
itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit 
tentang kondisi kampus sa'at itu ?

  Yang saya tahu : 
  Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama 
teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT 
ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen 
Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun,  oleh orang kelahiran 
daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu.

  Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, 
juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu  Ki 
Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. 
Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 
1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). 

  Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas 
Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke 
Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah 
kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan 
kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, 
lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus 
Geologi UGM, ST, 9 STM. 

  Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di 
dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). 
Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai 
anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). 

  Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus 
menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, 
keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, 
pabrik pengetahuan.

  Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan 
itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, 
malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam 
mau di analisa.

  Salam,
  Maryanto.
  (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, 
setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat 
Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) 
FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . 

--
  From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM
  To: Maryanto (Maryant)
  Cc: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


  Pak Maryanto yth,

  Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, 
maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB,

  Salam hormat, miko
- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant) 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Miko,

Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan  di luar Geologi ( 
ITB)  sebelum 2 Maret 1959 ? 

Ini yang saya tahu - Sejarah ITB:
1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te 
Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu 
jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 
1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia.
1945-1949:  Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah 
di Jogja (Kotabaru). 
1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama 
Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga

RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-29 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
Pak Miko, 
 
Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan
1960-1965 itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ?
Bisa cerita sedikit tentang kondisi kampus sa'at itu ?
 
Yang saya tahu : 
Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama
teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun
rayanya. JKT ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr.
Tjipto Mangoen Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun,  oleh
orang kelahiran daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu.
 
Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut
santri, juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi
pesantren. Lalu  Ki Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat
Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton
Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 1922 (ngapalnya digajuli
doak-doak). 
 
Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII
Universitas Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena
pusat ibukota pindah ke Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke
JKT. UGM 1949, hadiah tanah kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan
sementara sebagian di bangunan-bangunan kraton). Sebelum 1945, Kampus
Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, lalu sekolah guru,
sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus Geologi UGM, ST,
9 STM. 
 
Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat
di dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ?
). Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi
sebagai anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). 
 
Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus
menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi.
Berubahlah, keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari
duit sendiri, pabrik pengetahuan.
 
Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi
kebudayaan itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment,
discount rate, malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam,
maunya semua yang di alam mau di analisa.
 
Salam,
Maryanto.
(Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976,
setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat
Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika
(Geofisika) FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . 


From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM
To: Maryanto (Maryant)
Cc: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Maryanto yth,
 
Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ?
Waduh, maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang
sejarah ITB,
 
Salam hormat, miko

- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant) mailto:[EMAIL PROTECTED]  
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

Pak Miko,
 
Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan  di luar
Geologi ( ITB)  sebelum 2 Maret 1959 ? 
 
Ini yang saya tahu - Sejarah ITB:
1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche
Hoogeschool te Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische
Wetenschap dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 
1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan
Gedung, Kimia.
1945-1949:  Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja,
maka kuliah di Jogja (Kotabaru). 
1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya
nama Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga
dari geologi.
 
2 Maret 1959 - kini:  ITB.
 
Salam,
Maryanto.



Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-29 Terurut Topik R.P. Koesoemadinata
Sdr. Maryanto:
Sebelum 1959, ITB belum lahir, di Bandung ada 2 fakultas yang berinduk pada 
Universitas Indonesia di Jakarta.
Fakultas yang ada di Bandung adalah Fakultas Teknik (Faculteit for Technische 
Wetenschappen) dan Fakultas Ilmu Pasti dan Ilmu Pengetahuan Alam (Fipia, 
Faculteit for Wiskunde and Natuurlijke Wetenschappen), dan di Bogor Fakultas 
Pertanian. Geologi masuk di Fipia
PLEASE DO NOT ATTACH FILE LARGER THAN 500 KB
R.P.Koesoemadinata
Jl. Sangkuriang G-1
Bandung 40135
Telp: 022-250-3995
Fax: 022-250-3995 (Please call before sending)
e-mail: [EMAIL PROTECTED]
  - Original Message - 
  From: Maryanto (Maryant) 
  To: miko 
  Cc: iagi-net@iagi.or.id 
  Sent: Friday, March 30, 2007 8:26 AM
  Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


  Pak Miko, 

  Terimakasih atas balasannya. Kalau jaman Pak Miko, misal angkatan 1960-1965 
itu, maka apa masih ingat, apa saja fakultas dan jurusan ? Bisa cerita sedikit 
tentang kondisi kampus sa'at itu ?

  Yang saya tahu : 
  Perguruan tinggi tertua di Indonesia memang di Bandung ini, terutama 
teknologi. Bogor sebagai pertaniannya, berdiri karena juga Kebun rayanya. JKT 
ikutan dengan SCOTIA, terutama kedokteran, di prakarsai Dr. Tjipto Mangoen 
Koesoema, di pinggiran rawa, ya kampung Rawamangun,  oleh orang kelahiran 
daerah rawa juga, Ambarawa (Jateng) itu.

  Sekolah-sekolah dasar, di mulai dari pelajaran yang muridnya di sebut santri, 
juga cantrik. Daerahnya di sebut pe-santri-an, lalu jadi pesantren. Lalu  Ki 
Haji Achmad Dahlan (kraton Mataram Yogya) buat Muhammadiyahnya, 18 Nop 1912. 
Lalu Ki Hadjar Dewantoro (kraton Pakualaman Yogja) buat Taman Siswo, 3 Juli 
1922 (ngapalnya digajuli doak-doak). 

  Ramelah Jogja jadi pusat pendidikan dasar-menengah-atas. UII Universitas 
Islam Indonesia, dirikan di JKT oleh Moh Hatta, karena pusat ibukota pindah ke 
Jogya, ya di bawa ke Jogja, dan tak kembali ke JKT. UGM 1949, hadiah tanah 
kraton HB IX kampus Bulaksumur (dan sementara sebagian di bangunan-bangunan 
kraton). Sebelum 1945, Kampus Jetis, Jogja, dasar utamanya untuk wong Londo, 
lalu sekolah guru, sekolah menengah teknik. Lalu sesudahnya jadi kampus 
Geologi UGM, ST, 9 STM. 

  Seratusan perguruan tinggi, tumbuh-ngumpul di Yogja, terbanyak/terapat di 
dunia mestinya (Adakah di ujung dunia yang bisa klim sebanyak ini ? ). 
Bersamaan lalu pendidikan terus bermunculan di setiap propinsi sebagai 
anak-cucu PT besar itu (UI-UII-UGM-ITB-IPB-Unair). 

  Kebutuhan pasar tenaga kerja terus mingkat hingga 1982, namun lalu terus 
menurun hingga 2000, malaise (1997-2004), dan kini meningkat lagi. Berubahlah, 
keuangan tak banyak di bantu pemerintah, dan di suruh cari duit sendiri, 
pabrik pengetahuan.

  Tetap saja, grafik-grafik primbonku banyak bisa terangkan evolusi kebudayaan 
itu, berdasar angka-angka pasar tenaga kerja employment, discount rate, 
malaise, curah hujan, dst. Sebagai wong ilmu alam, maunya semua yang di alam 
mau di analisa.

  Salam,
  Maryanto.
  (Si Salam itu dari STM N-1 Jurusan listrik Jetis Yogja itu, 1974-1976, 
setelah 6 th di SD dan 2 th di SD Lanjutan IKIP Yogya di Pakem tempat 
Pesangrahan-ne Kraton Mataram, lalu Jurusan Ilmu Alam Fisika (Geofisika) 
FMIPA UGM, Master Geologi ITB 2001-2003) . 

--
  From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
  Sent: Thursday, March 29, 2007 7:39 PM
  To: Maryanto (Maryant)
  Cc: iagi-net@iagi.or.id
  Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


  Pak Maryanto yth,

  Nama-nama fakultas/jurusan di luar Geologi ITB sebelum 2 Maret 1959 ? Waduh, 
maaf saya tidak tahu. Terima kasih atas informasinya tentang sejarah ITB,

  Salam hormat, miko
- Original Message - 
From: Maryanto (Maryant) 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 3:32 PM
Subject: RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Pak Miko,

Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan  di luar Geologi ( 
ITB)  sebelum 2 Maret 1959 ? 

Ini yang saya tahu - Sejarah ITB:
1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te 
Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap dengan satu 
jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 
1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung, Kimia.
1945-1949:  Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka kuliah 
di Jogja (Kotabaru). 
1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama 
Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari geologi.

2 Maret 1959 - kini:  ITB.

Salam,
Maryanto.

Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-27 Terurut Topik yrsnki


 
   Kang Okim

Bukan re-uni GEA akh , itu
,ah sekedar kumpul kumpul teman campur aduk ( atau campur sari ?)yang dulu
sering berkumpul di Ganeca.
Kalau disebut re-uni GEA mah , nanti
dituduh memanupilasi nama organisasi sama yang  pinya GEA dong.

Si-Abah.

__



   Rekan-rekan IAGI yang budiman,


 Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah
kediaman Bapak
 Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A,
Setiabudhi Bandung , rekan-rekan
 anggota GEA - ITB mengadakan
re-uni yang dihadiri oleh sekitar 30 Alumni (
 Angkatan 1960 -
1965 ) ditambah dengan pasangan mereka.
 
 Re-uni ke
empat ( ? ) ini  berlangsung  meriah dan penuh keakraban berkat

kepiawaian  Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal
 seperti  Bu Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto, Pak
Sobirin (
 nama lama Supardiono ), dll.
 

Tampak hadir di rumah Pak  Cecep  yang asri dengan kebun yang penuh
dengan
 tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat
Sudradjat , Pak Darwin,
 Pak Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak 
Kohar, Pak Herman, dan - yang
 lainnya lihat di foto
yaa.
 
 Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan
musik key-board, para Alumni
 yang hadir khususnya yang baru
muncul setelah sekian kali pelaksanaan
 re-uni diminta untuk
memperkenalkan diri.  Mang Okim manfaatkan kesempatan
 tersebut
untuk menceritakan tentang kiprah mang Okim di Rotary Indonesia (
 masih ingat kan laporan  mang Okim dari Amerika bulan Februari
2006,
 sewaktu mang Okim dan neng Ai ditraining untuk menjadi
Gubernur Rotary
 Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya rame deeh,
saling memberi inspirasi dan
 motivasi untuk terus maju mengabdi
dan berkarya di masa purna bakthi.
 
 Di acara re-uni
ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata
 carier nya
malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin

yang terus gigih memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul.
Pak
 Sobirin  tidak hanya mengritik tetapi memberikan solusinya (
Masyarakat
 Cinta Citarum bersama Pak Kuntoro, Dewan Pengamat
Lingkungan Tatar Sunda 
 bersama Pak Solichin GP dll ). Pak
Sobirin ini pulalah yang beberapa kali
 dalam sebulan menulis
buah-buah pikirannya di koran-koran utama ( Pikiran
 Rakyat dll
), berbicara di Radio dan Televisi, dll.  Buah pikirannya dalam

membantu kesulitan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dituangkan
 dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( diadopsi oleh Rotary
sebagai
 program nasional di lingkungan Rotary ).
 
 Rekan-rekan IAGI yang budiman,
 
 Re-uni yang
sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan
 lantunan
lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh

seluruh hadirin :
 
 Ya Allah, ampunilah dosa-dosa
kami
 Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami
sehingga
 langkah-langkah kami tidak tersesat
 Dan
limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan
 yang baik dan ilmu yang bermanfaat
 
 Ya Allah,
jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur,

menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain
 Dan
berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami
 beserta keluarga kami
 
 Ya Allah, izinkanlah
kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang
 tua kami
 Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur
beliau
  dan berikanlah tempat terhormat bagi beliau

Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan
 ampunilah pula dosa-dosa beliau
 Dan berikanlah kesempatan
dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan dan
 menggembirakan
hati beliau
 
 Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak
beserta keluarga  yang sangat kami
 cintai
 Ampunilah
dosa-dosa kami yang kurang sempurna  dalam memberikan perhatian,

pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan
 Dan ampunilah pula
dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka
 Jadikanlah kami
sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan,
 kehormatan, dan
terhormat di dunia dan akherat.
 
 Ya Allah, jadikanlah
re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan mendapatkan
 pahalaMU
 Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari
dan
 keluarganya yang telah menerima kami dengan sempurna
 Dan kalau Kau selamatkan kami untuk hadir  di tempat re-uni ini
 Maka selamatkanlah perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang
sangat
 kami cintai,
 
 Kabulkanlah permohonan
dan do'a kami ini, Amn.
 
 Semoga reportase singkat
ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat
 kebersamaan kita
semua.
 
 Sampai bertemu di re-uni mendatang  ( konon
akan mengundang para dosen
 kita insyaallah ),
 
 Salam batumulia, mang Okim
 
 
 
 Reuni GEA ITB ( 1960 - 1965 ) di Pak Cecep
 Bandung, 25
Maret 2007
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 


 
 
 
 
 
 
 
 



Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-27 Terurut Topik miko
Abah nu bageur,

Geningan Abah make istilah manipulasi . Pan aya ITB na . Pokoknya rugi deh Abah 
nggak datang kali ini. Nanti Agustus mungkin kumpul -kumpul lagi, Yang hadir 
semoga tambah banyak. Dan siapa tahu dihadiri juga oleh super-senior kita.

Salam batu mulia, mang Okim   
Sent from my BlackBerry® wireless device  

-Original Message-
From: [EMAIL PROTECTED]

Date: Tue, 27 Mar 2007 14:17:59 
To:iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

 
   Kang Okim

Bukan re-uni GEA akh , itu ,ah sekedar kumpul kumpul teman campur aduk ( atau 
campur sari ?)yang dulu sering berkumpul di Ganeca.
Kalau disebut re-uni GEA mah , nanti dituduh memanupilasi nama organisasi sama 
yang  pinya GEA dong.
Si-Abah.
__ 


   Rekan-rekan IAGI yang budiman,
 
 Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah kediaman Bapak
 Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A, Setiabudhi Bandung , rekan-rekan
 anggota GEA - ITB mengadakan re-uni yang dihadiri oleh sekitar 30 Alumni (
 Angkatan 1960 - 1965 ) ditambah dengan pasangan mereka.
 
 Re-uni ke empat ( ? ) ini berlangsung meriah dan penuh keakraban berkat
 kepiawaian Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal seperti 
 Bu Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto, Pak Sobirin (
 nama lama Supardiono ), dll.
 
 Tampak hadir di rumah Pak Cecep yang asri dengan kebun yang penuh dengan
 tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat Sudradjat , Pak Darwin,
 Pak Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak Kohar, Pak Herman, dan - yang
 lainnya lihat di foto yaa.
 
 Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan musik key-board, para Alumni
 yang hadir khususnya yang baru muncul setelah sekian kali pelaksanaan
 re-uni diminta untuk memperkenalkan diri. Mang Okim manfaatkan kesempatan
 tersebut untuk menceritakan tentang kiprah mang Okim di Rotary Indonesia ( 
 masih ingat kan laporan mang Okim dari Amerika bulan Februari 2006,
 sewaktu mang Okim dan neng Ai ditraining untuk menjadi Gubernur Rotary
 Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya rame deeh, saling memberi inspirasi dan
 motivasi untuk terus maju mengabdi dan berkarya di masa purna bakthi.
 
 Di acara re-uni ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata
 carier nya malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin
 yang terus gigih memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul. Pak
 Sobirin tidak hanya mengritik tetapi memberikan solusinya ( Masyarakat
 Cinta Citarum bersama Pak Kuntoro, Dewan Pengamat Lingkungan Tatar Sunda 
 bersama Pak Solichin GP dll ). Pak Sobirin ini pulalah yang beberapa kali
 dalam sebulan menulis buah-buah pikirannya di koran-koran utama ( Pikiran
 Rakyat dll ), berbicara di Radio dan Televisi, dll. Buah pikirannya dalam
 membantu kesulitan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dituangkan 
 dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( diadopsi oleh Rotary sebagai
 program nasional di lingkungan Rotary ).
  Rekan-rekan IAGI yang budiman,
 
 Re-uni yang sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan
 lantunan lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh
 seluruh hadirin :
 
 Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami
 Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami sehingga
 langkah-langkah kami tidak tersesat
 Dan limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan yang 
 baik dan ilmu yang bermanfaat
 
 Ya Allah, jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur,
 menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain
 Dan berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami 
 beserta keluarga kami
 
 Ya Allah, izinkanlah kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang
 tua kami Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur 
 beliau
 dan berikanlah tempat terhormat bagi beliau
 Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan 
 ampunilah pula dosa-dosa beliau
 Dan berikanlah kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan dan
 menggembirakan hati beliau
 
 Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak beserta keluarga yang sangat kami
 cintai
 Ampunilah dosa-dosa kami yang kurang sempurna dalam memberikan perhatian,
 pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan
 Dan ampunilah pula dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka
 Jadikanlah kami sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan,
 kehormatan, dan terhormat di dunia dan akherat.
 
 Ya Allah, jadikanlah re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan mendapatkan
 pahalaMU Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari dan
 keluarganya yang telah menerima kami dengan sempurna Dan kalau Kau 
 selamatkan kami untuk hadir di tempat re-uni ini Maka selamatkanlah 
 perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang sangat
 kami cintai,
 
 Kabulkanlah permohonan dan do'a kami ini, Amn.
 
 Semoga reportase singkat ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat
 kebersamaan kita semua.
 
 Sampai bertemu di

RE: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-27 Terurut Topik Maryanto (Maryant)
Pak Miko,
 
Apa tahu nama Fakultas-fakultas, serta jurusan-jurusan  di luar Geologi
( ITB)  sebelum 2 Maret 1959 ? 
 
Ini yang saya tahu - Sejarah ITB:
1920-1943 : Berdiri 3 Juli 1920, sebagai De Techniche Hoogeschool te
Bandung dengan satu fakultas de Faculteit van Technische Wetenschap
dengan satu jurusan de afdeeling der Weg en Waterbouw. 
1943-1945: masa Jepang ada 3 jurusan : Bangunan air, Bangunan Gedung,
Kimia.
1945-1949:  Jadi bagian dari UI, dan karena Ibu kota di Jogja, maka
kuliah di Jogja (Kotabaru). 
1949- 1959: Jadi bagian dari UI, kuliah di Jl. Ganesya. Apa ya nama
Fakultasnya, jurusannya ? Inikan banyak hasilkan pakar-pakar juga dari
geologi.
 
2 Maret 1959 - kini:  ITB.
 
Salam,
Maryanto.




From: miko [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Tuesday, March 27, 2007 10:48 AM
To: IAGI
Subject: [iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI


Rekan-rekan IAGI yang budiman,
 
Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah kediaman Bapak
Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A, Setiabudhi Bandung ,
rekan-rekan anggota GEA - ITB mengadakan re-uni yang dihadiri oleh
sekitar 30 Alumni ( Angkatan 1960 - 1965 ) ditambah dengan pasangan
mereka. 
 
Re-uni ke empat ( ? ) ini  berlangsung  meriah dan penuh keakraban
berkat kepiawaian  Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh
terkenal seperti  Bu Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto,
Pak Sobirin ( nama lama Supardiono ), dll.
 
Tampak hadir di rumah Pak  Cecep  yang asri dengan kebun yang penuh
dengan tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat Sudradjat , Pak
Darwin, Pak Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak  Kohar, Pak Herman, dan
- yang lainnya lihat di foto yaa.
 
Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan musik key-board, para
Alumni yang hadir khususnya yang baru muncul setelah sekian kali
pelaksanaan re-uni diminta untuk memperkenalkan diri.  Mang Okim
manfaatkan kesempatan tersebut untuk menceritakan tentang kiprah mang
Okim di Rotary Indonesia ( masih ingat kan laporan  mang Okim dari
Amerika bulan Februari 2006, sewaktu mang Okim dan neng Ai ditraining
untuk menjadi Gubernur Rotary Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya rame deeh,
saling memberi inspirasi dan motivasi untuk terus maju mengabdi dan
berkarya di masa purna bakthi.
 
Di acara re-uni ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata
carier nya malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin
yang terus gigih memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul. Pak
Sobirin  tidak hanya mengritik tetapi memberikan solusinya ( Masyarakat
Cinta Citarum bersama Pak Kuntoro, Dewan Pengamat Lingkungan Tatar Sunda
bersama Pak Solichin GP dll ). Pak Sobirin ini pulalah yang beberapa
kali dalam sebulan menulis buah-buah pikirannya di koran-koran utama (
Pikiran Rakyat dll ), berbicara di Radio dan Televisi, dll.  Buah
pikirannya dalam membantu kesulitan masyarakat dalam mengatasi masalah
sampah dituangkan dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( diadopsi
oleh Rotary sebagai program nasional di lingkungan Rotary ).
 
Rekan-rekan IAGI yang budiman,
 
Re-uni yang sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan
lantunan lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh
seluruh hadirin :
 
Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami  
Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami sehingga
langkah-langkah kami tidak tersesat 
Dan limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan
yang baik dan ilmu yang bermanfaat
 
Ya Allah, jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur,
menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain
Dan berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami
beserta keluarga kami
 
Ya Allah, izinkanlah kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang
tua kami
Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur
beliau  dan berikanlah tempat terhormat bagi beliau
Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan
ampunilah pula dosa-dosa beliau
Dan berikanlah kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan
dan menggembirakan hati beliau
 
Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak beserta keluarga  yang sangat
kami cintai
Ampunilah dosa-dosa kami yang kurang sempurna  dalam memberikan
perhatian, pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan 
Dan ampunilah pula dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka
Jadikanlah kami sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan,
kehormatan, dan terhormat di dunia dan akherat.
 
Ya Allah, jadikanlah re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan
mendapatkan pahalaMU
Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari dan
keluarganya yang telah menerima kami dengan sempurna
Dan kalau Kau selamatkan kami untuk hadir  di tempat re-uni ini
Maka selamatkanlah perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang sangat
kami cintai,
 
Kabulkanlah permohonan dan do'a kami ini, Amn.
 
Semoga reportase singkat ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat
kebersamaan kita semua.
 
Sampai

[iagi-net-l] GEA ITB RE-UNI

2007-03-26 Terurut Topik miko
Rekan-rekan IAGI yang budiman,

Hari Minggu 25 Maret 2007 yang lalu, bertempat di rumah kediaman Bapak 
Surachman Suari, Jl. Budisari V No. 14 A, Setiabudhi Bandung , rekan-rekan 
anggota GEA - ITB mengadakan re-uni yang dihadiri oleh sekitar 30 Alumni ( 
Angkatan 1960 - 1965 ) ditambah dengan pasangan mereka. 

Re-uni ke empat ( ? ) ini  berlangsung  meriah dan penuh keakraban berkat 
kepiawaian  Event Organizer yang dipimpin oleh tokoh-tokoh terkenal seperti  Bu 
Etty Nuay, Bu Emmy Suparka, Pak Giovani Wiyarto, Pak Sobirin ( nama lama 
Supardiono ), dll.

Tampak hadir di rumah Pak  Cecep  yang asri dengan kebun yang penuh dengan 
tanaman kelas yang sedang berbunga ini, Pak Adjat Sudradjat , Pak Darwin, Pak 
Suparka , Pak Tjahyo Hadi , Pak  Kohar, Pak Herman, dan - yang lainnya 
lihat di foto yaa.

Dalam acara yang dimeriahkan dengan lantunan musik key-board, para Alumni yang 
hadir khususnya yang baru muncul setelah sekian kali pelaksanaan re-uni diminta 
untuk memperkenalkan diri.  Mang Okim manfaatkan kesempatan tersebut untuk 
menceritakan tentang kiprah mang Okim di Rotary Indonesia ( masih ingat kan 
laporan  mang Okim dari Amerika bulan Februari 2006, sewaktu mang Okim dan neng 
Ai ditraining untuk menjadi Gubernur Rotary Indonesia 2006-07 ? ). Pokoknya 
rame deeh, saling memberi inspirasi dan motivasi untuk terus maju mengabdi dan 
berkarya di masa purna bakthi.

Di acara re-uni ini beberapa Alumni yang telah purna bakthi ternyata carier nya 
malah justru cemerlang. Mengambil contoh misalnya Pak Sobirin yang terus gigih 
memperhatikan lingkungan Jawa Barat yang amburadul. Pak Sobirin  tidak hanya 
mengritik tetapi memberikan solusinya ( Masyarakat Cinta Citarum bersama Pak 
Kuntoro, Dewan Pengamat Lingkungan Tatar Sunda  bersama Pak Solichin GP dll ). 
Pak Sobirin ini pulalah yang beberapa kali dalam sebulan menulis buah-buah 
pikirannya di koran-koran utama ( Pikiran Rakyat dll ), berbicara di Radio dan 
Televisi, dll.  Buah pikirannya dalam membantu kesulitan masyarakat dalam 
mengatasi masalah sampah dituangkan dalam satu konsep yang disebut ZERO WASTE ( 
diadopsi oleh Rotary sebagai program nasional di lingkungan Rotary ).

Rekan-rekan IAGI yang budiman,

Re-uni yang sangat mengasikkan ini ditutup pada pukul 15.00 dengan lantunan 
lagu Permohonan Tobat dan Do'a yang diikuti dengan hikmat oleh seluruh hadirin :

Ya Allah, ampunilah dosa-dosa kami  
Berikanlah petunjuk dan jalan terang di hadapan kami sehingga langkah-langkah 
kami tidak tersesat 
Dan limpahilah kami dengan rachmat, berkah, rezeki yang luas, kesehatan yang 
baik dan ilmu yang bermanfaat

Ya Allah, jauhkanlah kami dari rasa dengki, irihati, sombong, takabur, 
menyakitkan hati orang lain, dan merendahkan orang lain
Dan berikanlah perlindungan atas jiwa, harta benda, dan kehormatan kami beserta 
keluarga kami

Ya Allah, izinkanlah kami mengirimkan doa kasih sayang untuk para orang tua kami
Untuk orang tua kami yang telah meninggal dunia, lapangkanlah kubur beliau  dan 
berikanlah tempat terhormat bagi beliau
Untuk orang tua kami yang masih hidup, ampunilah dosa-dosa kami, dan ampunilah 
pula dosa-dosa beliau
Dan berikanlah kesempatan dan kemampuan kepada kami untuk menyenangkan dan 
menggembirakan hati beliau

Ya Allah, kami juga memiliki anak-anak beserta keluarga  yang sangat kami cintai
Ampunilah dosa-dosa kami yang kurang sempurna  dalam memberikan perhatian, 
pendidikan, kebahagiaan dan kesejahteraan 
Dan ampunilah pula dosa-dosa anak-anak kami beserta keluarga mereka
Jadikanlah kami sebagai keluarga yang penuh limpahan kemuliaan, kehormatan, dan 
terhormat di dunia dan akherat.

Ya Allah, jadikanlah re-uni kami ini sebagai ibadah yang akan mendapatkan 
pahalaMU
Berikanlah pahala berlipat ganda kepada Bapah Surachman Suari dan keluarganya 
yang telah menerima kami dengan sempurna
Dan kalau Kau selamatkan kami untuk hadir  di tempat re-uni ini
Maka selamatkanlah perjalanan pulang kami ke keluarga kami yang sangat kami 
cintai,

Kabulkanlah permohonan dan do'a kami ini, Amn.

Semoga reportase singkat ini bermanfaat dalam meningkatkan semangat kebersamaan 
kita semua.

Sampai bertemu di re-uni mendatang  ( konon akan mengundang para dosen kita 
insyaallah ), 

Salam batumulia, mang Okim



Reuni GEA ITB ( 1960 - 1965 ) di Pak Cecep 
Bandung, 25 Maret 2007




















attachment: GEA_REUNI.jpg