RE: [iagi-net-l] RE: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar - ALON
Mas Awang, Terimakasih koreksinya. Iya, ingat Maret bulan ke tiga, lalu saya tulis di situ Ketigo sebagai awalnya Maret. Malah pernah analisa. Mongso, yang di jadikan 12 Musim itu, di dasarkan posisi Matahari. Awal Mongso 1, tgl 22 Juni, adalah dekat dengan ketika matahari di paling utara, 23 Juni. Awal Monso pada separo tahun kemudian, yakni awal Mongso ke7, disebutkan tgl 22 Desember, ternyata dekat sekali dengan ketika Matahari di paling selatan, yakni 23 Desember. Lalu awal mongso pada 1/4 tahun, dan 3/4 tahun, ada ketika Matahari dekat Katulistiwa. Awal Mongso ke 4, tgl 18 September, adalah 5 hari sebelum Matahari di Katulistiwa tgl 23 September. Awal Mongso ke 10, yakni tgl 26 Maret, adalah 3 hari sesudah Matahari di Katulistiwa tgl 23 maret. Lalu setiap Mongsonya, mempunyai umur, yang sepertinya sesuai posisi Matahari diatas kepala hingga ke paling Utara, dengan sudut kemiringan 30 derajat, 60 derajat, dan 90 derajat. Hebatnya pembuat kalender ini, yang telah tahu astronomi. Sultan Agung, membuat kalender syamsiah ini pada th 1633 M. Ada pengaruh Hindu, dan beliau membuat kalender itu, juga menetapkan pembuatan Kalender Jawa (lunar) Kalender Jawa yang lunar, angka tahunnya melanjutkan tahun Saka saat itu, th 1555 C. Sunan Paku Buwana VII, menyempurnakan kalender itu. Salam, Maryanto. -Original Message- From: Awang Harun Satyana [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Tuesday, January 02, 2007 6:55 PM To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] RE: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar - ALON Mas Maryanto, Saya sedikit koreksi ya ulasan Pranatamangsa-nya (penanggalan pertanian Jawa). Setiap wilayah (di Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam hal ini) punya kondisi kosmografis, kosmologis dan meteorologis pranatamangsa masing2 (dengan variasi yang kecil antar daerah). Untuk daerah Surakarta dan sekitarnya misalnya, mongso/mangsa/musim Katiga (musim kering) terbagi atas tiga bulan : kasa, karo, katelu dengan total panjang musim selama 88 hari. Bulan ke-1 (kasa) mulai pada tanggal Masehi 22 Juni, bulan ke-2 (karo) mulai pada tanggal 2 Agustus, bulan ke-3 (katelu) mulai pada tanggal 25 Agustus. Maka, Mas Maryanto, bulan ke-3 di Pranatamangsa itu bukan bulan Maret, tetapi bulan Agustus-September (25 Agustus-17 September). Kalau di langit malam mulau muncul rasi bintang lumbung (crux) dan sumur mengering serta angin berdebu, maka mongso katelu telah datang. Secara meteorologis, musim Katiga ini memang musim kemarau dengan 72 % sinar Matahari diterima (insolusi) -paling banyak dibandingkan mangsa2 lain, kelembaban udara 60,1 % -paling kering dibandingkan mangsa2 lain, dan curah hujan hanya 32-67 mm setiap mangsanya (kasa-katelu) -paling sedikit dibandingkan mangsa2 lainnya. Pranatamangsa ini mempunyai efek sosiokultural yang akan dipatuhi oleh para petani sebab pelanggaran terhadapnya akan menyebabkan musibah. Dari berbagai pengalaman salah tindak atau pelanggaran terhadap tata mangsa, dikumpulkanlah bermacam-macam pantangan dalam buku primbon. Ini pun kemudian menjadi pedoman baru untuk menjamin selamatnya usaha atau tindakan orang. Hanya, dalam perkembangannya pedoman tersebut dicampur-aduk dengan berbagai perhitungan mistik yang tak masuk akal. Beberapa pantangan yang logis misalnya, pantang berpindah rumah pada mangsa katelu karena bisa mengakibatkan musibah kena rampok atau kebakaran. Ini logis sebab mangsa katelu (September) adalah mangsa yang panas dan kering serta angin kencang -mudah menimbulkan kebakaran, juga kekurangan pangan akibat sedikit air sehingga perampokan sering terjadi. Lain halnya dengan mangsa Katiga, adalah mangsa Rendheng (total 95 hari, 22 Desember - 25 Maret) yaitu mangsa banyak air dan mangsa pertamanya yaitu kapitu (22 Desember-2 Februari) - Januari adalah musim puncak hujan. Para petani di Jawa menyebut bulan ini jan ana warih (benar-benar ada air). Bila Bimasakti jelas terlihat di langit, itulah awal Rendheng. Mas Maryanto, awal musim hujan pun tentu ada dalam pranatamangsa, yaitu yang dikenal dengan Mangsa Labuh (mangsa kapat, kalima, kanem) yang total lama mangsanya 95 hari (18 September - 21 Desember). Akhir musim penghujan pun ada, yaitu yang dikenal dengan nama Mangsa Mareng (mangsa kasapuluh, desta, sadha) yang total lama mangsanya 86 hari (26 Maret - 21 Juni). Diurut terhadap kalender Masehi, maka urutan pranatamangsa adalah sbb. : (1) Rendheng (22 Desember-25 Maret), (2) Mareng (26 Maret-21 Juni), (3) Katiga (22 Juni-17 September), (4) Labuh (18 September-21 Desember). Setiap mangsa punya karakter kosmografis, meteorologis, dan sosiokultural masing-masing. Seperti kata Pak Nathan Daldjoeni (alm) (ahli geografi sosial Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, penulis produktif buku2 dan artikel2 geografi, yang pernah meneliti masalah pranatamangsa dalam Proyek Javanologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta, 1983 : Penanggalan pertanian Jawa
RE: [iagi-net-l] RE: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar - ALON
), yakni ke 3, Tiga, tigo, telu, adalah bulan Maret, yang langsung lazimkan masa kemarau adalah Mongso Ketigo (Tak ke-sekawan, ke gangsal, dst). -Original Message- From: Maryanto (Maryant) [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Fri 12/29/2006 3:22 PM To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI); iagi-net@iagi.or.id Cc: Subject: [iagi-net-l] RE: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar - ALON
Re: [iagi-net-l] RE: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar - ALON
Pak Awang/Mas Maryanto, Kalau baca Senopati Pamungkas-nya Arswendo, salah mengerti tentang pranatamangsa ini juga bisa berakibat hasil jurus-jurus 12 nujum bintang yang ada di kitab Bumi nggak akan efektif...:-). salam, - Original Message From: Awang Harun Satyana [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id; Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, January 2, 2007 7:54:36 PM Subject: RE: [iagi-net-l] RE: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar - ALON Mas Maryanto, Saya sedikit koreksi ya ulasan ”Pranatamangsa”-nya (penanggalan pertanian Jawa). Setiap wilayah (di Jawa Tengah dan Yogyakarta dalam hal ini) punya kondisi kosmografis, kosmologis dan meteorologis pranatamangsa masing2 (dengan variasi yang kecil antar daerah). Untuk daerah Surakarta dan sekitarnya misalnya, mongso/mangsa/musim ”Katiga” (musim kering) terbagi atas tiga bulan : kasa, karo, katelu dengan total panjang musim selama 88 hari. Bulan ke-1 (kasa) mulai pada tanggal Masehi 22 Juni, bulan ke-2 (karo) mulai pada tanggal 2 Agustus, bulan ke-3 (katelu) mulai pada tanggal 25 Agustus. Maka, Mas Maryanto, bulan ke-3 di Pranatamangsa itu bukan bulan Maret, tetapi bulan Agustus-September (25 Agustus-17 September). Kalau di langit malam mulau muncul rasi bintang ”lumbung” (crux) dan sumur mengering serta angin berdebu, maka mongso katelu telah datang. Secara meteorologis, musim Katiga ini memang musim kemarau dengan 72 % sinar Matahari diterima (insolusi) –paling banyak dibandingkan mangsa2 lain, kelembaban udara 60,1 % -paling kering dibandingkan mangsa2 lain, dan curah hujan hanya 32-67 mm setiap mangsanya (kasa-katelu) –paling sedikit dibandingkan mangsa2 lainnya. Pranatamangsa ini mempunyai efek sosiokultural yang akan dipatuhi oleh para petani sebab pelanggaran terhadapnya akan menyebabkan musibah. Dari berbagai pengalaman salah tindak atau pelanggaran terhadap tata mangsa, dikumpulkanlah bermacam-macam pantangan dalam buku primbon. Ini pun kemudian menjadi pedoman baru untuk menjamin selamatnya usaha atau tindakan orang. Hanya, dalam perkembangannya pedoman tersebut dicampur-aduk dengan berbagai perhitungan mistik yang tak masuk akal. Beberapa pantangan yang logis misalnya, pantang berpindah rumah pada mangsa katelu karena bisa mengakibatkan musibah kena rampok atau kebakaran. Ini logis sebab mangsa katelu (September) adalah mangsa yang panas dan kering serta angin kencang –mudah menimbulkan kebakaran, juga kekurangan pangan akibat sedikit air sehingga perampokan sering terjadi. Lain halnya dengan mangsa Katiga, adalah mangsa ”Rendheng” (total 95 hari, 22 Desember – 25 Maret) yaitu mangsa banyak air dan mangsa pertamanya yaitu ”kapitu” (22 Desember-2 Februari) - Januari adalah musim puncak hujan. Para petani di Jawa menyebut bulan ini ”jan ana warih” (benar-benar ada air). Bila Bimasakti jelas terlihat di langit, itulah awal Rendheng. Mas Maryanto, awal musim hujan pun tentu ada dalam pranatamangsa, yaitu yang dikenal dengan Mangsa Labuh (mangsa kapat, kalima, kanem) yang total lama mangsanya 95 hari (18 September – 21 Desember). Akhir musim penghujan pun ada, yaitu yang dikenal dengan nama Mangsa Mareng (mangsa kasapuluh, desta, sadha) yang total lama mangsanya 86 hari (26 Maret – 21 Juni). Diurut terhadap kalender Masehi, maka urutan pranatamangsa adalah sbb. : (1) Rendheng (22 Desember-25 Maret), (2) Mareng (26 Maret-21 Juni), (3) Katiga (22 Juni-17 September), (4) Labuh (18 September-21 Desember). Setiap mangsa punya karakter kosmografis, meteorologis, dan sosiokultural masing-masing. Seperti kata Pak Nathan Daldjoeni (alm) (ahli geografi sosial Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, penulis produktif buku2 dan artikel2 geografi, yang pernah meneliti masalah pranatamangsa dalam Proyek Javanologi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Yogyakarta, 1983 : ”Penanggalan pertanian Jawa Pranatamangsa : peranan bioklimatologi dan fungsi sosiokulturalnya”), Pranatamangsa adalah siklus yang kelihatannya cukup ruwet, tetapi kalau ditelaah dengan baik kita akan menemukan latar belakang kosmografis dan simetri yang mengagumkan. Apalagi, jika tabel-tabel yang berisikan data mengenai bulan, zodiak, deklinasi matahari, bintang pedoman, angin, kelembaban udara serta pengaruhnya atas kehidupan makhluk dipelajari, kita akan menemukan pula kausalitas yang menarik di belakang itu semua. Urang Sunda pun mengenal pranatamangsanya, yang sama dengan pranatamangsa Jawa Tengah. Usum Ngijih = mangsa Rendheng (”usum hujan, ngecrek saban poe” – musim hujan, ngecrek –bunyi hujan, setiap hari). Usum Dangdangrat = mangsa Mareng (”hujan jeung halodo kakapeungan” – hujan dan kemarau sekali-sekali”). Usum Katiga = Usum Halodo = mangsa Katiga) (halodo = kemarau). Usum Mamareng = mangsa Labuh (”usum mimiti rek ngijih”- musim mulai akan hujan). Musim-musim ini berhubungan dengan keadaan sosiokultural masyarakat. Usum
[iagi-net-l] RE: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar - ALON
Walaikumussalam wr. wb. Alhamdulilah. Terimakasih atas dukungannya sejak awal dari Pendiri HAGI ini. Pun lebih sekedar terus menyampaikan penemuan, hal-hal yang menunjang, dari pada kata gigih, karena tak merasa ada pendapat yang menghambat pada existensi teori. Lebih juga menyampaikan persoalan yang mungkin akan timbul. Ide radikal (mengakar) biasanya sulit di pahami hingga waktu lama, juga menyentakkan. Enaknya, ini tak begitu, tak perlu ratusan tahun, ini sudah banyak yang bisa memahami. Kalender SALAM, simpangan (dalam satuan su salam unit) versus waktu (satuan misalnya tahun). Simpangan ini berbanding langsung dengan temperatur global, jumlah curah hujan (JAWAH), muka laut (ALON), jari-jari bumi, elevasi lempeng, banyak species biota, jarak Bumi-Matahari, dll. ALON Amplitude of Long Ocean surface wave period Naturalization, Adalah grafik ketinggian muka air laut sepanjang masa. Air, mulainya laut, ada sejak 3.2 Gaa. Muka laut dari waktu itu, lalu terus bertambah hingga kini, sebesar rata-rata 4 km. Termasuk di dalamnya, perubahan muka laut 100 th terakhir yang sudah di sebutkan dalam paper ini. Umumnya di hitung dari suatu tempat yang tetap elevasinya. Eustasy, mengisyaratkan muka laut relatif terhadap pusat bumi. Model SALAM, Jari-jari bumi pun bervariasi menurut waktu, berkorelasi dengan besarnya global temperatur, juga jarak Matahari-Bumi, juga perubahan elevasi lempeng, curah hujan, banyaknya spesies, dll. Sehingga ALON adalah informasi yang terintegrasi. Kita tutup crita dng lucu ringan. Seorang turis ngebot dari Jln Malioboro, kearah selatan. Tapi tiba-tiba, berubah menjadi pelan-pelan, karena ketemu tulisan Alon-Alon. Dikiranya artinya pelan-pelan (padahal maksud tulisannya adalah lapangan). Wassalam wr. wb. Maryanto. -Original Message- From: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [mailto:[EMAIL PROTECTED] On Behalf Of untungm Sent: Thursday, December 28, 2006 2:04 PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject: Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Ass. wr.wb., Pak, Adik atau Sdr. Maryanto yang sangat gigih, Saya tidak komentar tentang model-model anda, karena saya tidak sangat mengerti. Tetapi saya salut atas usaha yang keras menyalurkan ide-ide anda untuk mengertikannya kepada orang. Teruskan ide tersebut dan jangan putus asa bila orang menanggapinya agak miring. Lain kali utarakan dasar-dasar ide tersebut secara sistematik dan runtun di suatu forum yang dihadiri oleh ilmuwan eksata (orang-orang kebumian dan yang terkait) dan para pakar sosial. Kahlil Gibran mengatakan ...apabila cinta memanggilmu ... ikutilah dia walau jalannya berliku ... Cinta disini dianalogikan dengan ide anda. Anda telah dipanggil oleh ide yang anda cetuskan sendiri, maka ikutilah dia sampai terbukti salah atau benar. Sekian, suatu tip untuk tambahan spirit. Wass. wr.wb., M. Untung - Original Message - From: Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 27, 2006 1:09 PM Subject: Re: [HAGI-Network] [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Sudah banyak yang bependapat adanya siklus, mulai setidaknya model stratigrafi berkorelasi dengan perubahan muka laut. Hanya saja, berapa besarnya, ilmuwan sering tak mendapatkan harga pastinya. Padahal, semua hal di alam itu ada ukurannya. Model saya mengemukakan besarnya pereode-pereode siklus tsb, dengan probability 90 %. JAWAH menekankan grafik curah hujan. BMG sebutkan, curah hujan 2006-2007 lebih kecil dari pada beberapa tahun sebelumnya. Deras di rasakan sejak pertengahan Desember 2006, meliputi Sumatra, Jabar, KalBar. Ini lebih lambat dari pada umumnya udan, eh hujan, sejak Okober. Lalu semakin deras, pada Januari, February, di ikuti penyebarannya semakin ke timur, ke Jateng, Jogja, Jatim, Nusatenggara, dan dan Maret 2007, mulai menurun curahnya. Dari pola JAWAH, curah hujan global di duga terus mengecil sejak 1982 hingga kini. Pada Desember 2006, banjir di seluruh Sumatra, Semenanjung Malaka, ribuan mengungsi, muka air meninggi hingga ada yang 4 m di atas normal. Banyak kerugian melayang. ACTION: Lebih siap-siaplah banjir yang lebih besar di bulan Januari, Februari 2007. Kenapa curah hujan lebih kecil kok malah banjir sungainya lebih besar ? Jawaban akan benar, bila dan hanya bila, kalau tak banjir begitu, malah salah jawabnya. Faktor utama, dugaan saya adalah adanya hutan yang lebih gundul. Menteri Kehutannya, sekitar th 2000, sebutkan, hutan Sumatra tinggal 10 % dari 2-3 th sebelum tahun-tahun itu. Ini di tunjukkan dengan hasil foto udara. Ya udara yang di foto, jepret-jepret begitu, lalu kelihatan luasan hutannya. Banjir (di sungai), di pengaruhi oleh debit curah hujan per satuan waktu, resapan tanah, luasan yang mengalirkan air. Pengurangan hutan jadikan turunkan resapan, jadikan air hujan terus langsung ke sungai. Luasan sungai yang mungkin menciut oleh penambahan penduduk kota, bisa jadikan tambahan lasan banjirnya. Pun dulu, banjir kalau di
[iagi-net-l] feedback system cyclicity di alam .... Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
Saya setuju dengan Pak Maryanto, bahwa kenaikan suhu global akan diimbangi oleh alam sehingga bisa turun lagi saya pernah baca artikel bahwa lubang Ozon akan nutup sendiri suatu saat karena pengaruh kenaikan suhu sendiri. cuma lupa dari milis mana. (kelihatannya argument nya kurang meyakinkan tetapi ide nya ttg feedback system boleh juga) kalau ada nya cycle di alam ini saya juga setuju/percaya cuma tidak tahu berapa tahun cycle nya. dan cycle itu beragam besarnya. ada mega cycle ada yang mini cycle, dst. jadi mungkin tidak terpaku pada satu angka saja, atau kelipatan angka tersebut. sekian saja pendapat pribadi fbs - Original Message From: Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, December 21, 2006 3:55:35 PM Subject: RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Wah ketemu lagi Mas Taufik Manan, Global temperatur naik selama 120 th terakhir, th 1880 hingga kini. Kenaikannya adalah 1 derajat Fahrenheit selama 120 th terakhir, th 1880-2000. Sekala lain, skala Celcius, besaran itu adalah 0.6 derajat Celcius/120 th. Harga kenaikan temperatur 0.005 derajad Celcius/th. Besaran itu adalah gradien garis lurus grafik temperatur vs waktu. Ini superimpose (jumlahan) dengan fungsi garis itu, adalah fungsi sinusoidal pereode 70 th, dengan amplitudo maximum 0.35 derajad Celcius. Simpangan amplitudonya : nol pada th 1930, maximum pada th 1952, 0 pada th 1965, minimum pada th 1982, nol pada th 2000, akan maximum pada th 2022. Umumnya scientist berpendapat, bahwa kenaikan itu akan terus berlangsung, dengan gradien kenaikan itu. Pendapat saya, adalah global temperatur dengan siklus sebanding dengan Calender SALAM. Garis lurus tadi adalah fungsi sinusoidal pereode yang panjang (700 th, 7000 th,..., 7 Ga.), dan th 2022 adalah simpangan amplitudo sinusoidal pereode 700 th yang maximumnya. Grafik menunjukkan pendinginan sesuadh th 2022. Ya, dengan kenaikan global temperatur, maka es kutub, juga yang ada di puncak gunung, akan mencair. Seluruh es itu, seandainya mencair, akan menaikkan muka laut sebesar 6 m saja (Study Geoph, 1990). Dengan kalimat di atas, maka pertanyaan Anda sudah terjawab. Lalu saya tambahkan info sbb: JAWAH, yang saya tekankan adalah jumlah air hujan di bumi, atau sumber air tawar. Air hujan, ini tentunya tak akan signifikan menaikkan muka laut. Ini besarnya untuk JKT 1700 mm/m2/satuan_waktu. (Satuan waktunya, apakah hari, bulan, atau tahun, untuk besaran itu ?). Tapi ini mungkin per hari. Simpangan maximum 2000 mm/m2, dan minimum 1500 mm/m2. Sehingga untuk jumlah air hujan yang jatuh pada suatu daerah pertahun (misalnya Jabar, Jawa, kalimantan, Indonesia, yang tahu km2 luasnya), akan bisa di hitung. Lalu proyeksikan dengan jumlah kebutuhan air per orang, juga projeksi jumlah orangnya versus waktu. Yang jelas, kenaikan temperatur global, berkorelasi dengan penurunan jumlah air hujan pada masa kini. Yang menarik bahwa, penurunan jumlah air hujan itu, juga mencairnya es kutub (atas kenaikan global temperatur), muka laut malah naik. Ini menunjukkan bahwa kedua faktor itu tak dominan mempengaruhi naik turunnya muka laut. Data memperlihatkan pemanasan global tadi, yang berkorelasi dengan penurunan dasar laut (batuan dasar), penurunan lithosfer. Ini menunjukkan pemanasan global akibatkan pemuaian bumi, lalu mengembanglah jari-jari bumi, juga lithosfer (extention, divergent, akibatkan sedimentasi synrift), muka laut naik. Kenaikan muka laut selama 120 th terakhir ini adalah 1.2 mm/th (0.012 m/th), superimpose grafik sinuoidal pereode 70 th, dengan maximum amplitudo 0.5 m. Tentu dengan simpangan nol pada th 1930, maximum pada th 1952, nol pada 1965, minimum pada 1982, nol pada th 2000, dan akan maximum pada 2022. Kenaikan ini, cukuplah merepotkan, terjadi banjir, muka laut naik pada negara yang 30 % negaranya dibawah muka laut, Belanda, pada th 1952 itu, akibatkan milyartan dollar kerugian. Ya wong 30 % seluruh negara maju... Bagimana dengan kota-kota pantai Indonesia :JKT, Semarang, Surabaya, dst ? Ingat, kenaikan muka laut ini, juga karena penurunan basement, juga bisa di tambah dengan akibat pemampatan sediment lho. Maximum elevasi lithosfer terkhir, adalah pada 245 Maa Millian annum ago, PermianTriasik, semua benua menjadi satu, satu daratan saja, latinnya Pangaea, juga dikenal sebagai Pangea saja. Fungsi ini bersesuaian dengan siklus pereode 700 th terdingin. Lalu di dalamnya ada fungsi 70 Ma sinusoidal juga. Terakhir terdingin siklus 70 Ma adalah 50 Maa, Mid Eosen. Amplitudo sinusoidal elevasinya bisa mencapai 4 km (CSB Central Sumatra Basin, atau umumnya Indonesia). Haq (Bilal U), juga Peter Vail, perlihatkan perubahan muka laut saja (bukan lithosfer), adalah sesuai dengan kalender itu, dengan amplitudo simpangan sinusoidal pereode 700 Ma yang 125 m. Ini tentunya tak seberapa signifikan terhadap perubahan muka laut yang rata-rat 4000 m kini. Ini dulu ah... Salam, Maryanto. -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL
RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
Iyah Mas Arief, ada error, ingin nanya seseorang yang hasilnya good atau bad? Jadinya saya terkejut juga. Sorry yaah. us -Original Message- From: Arief Budiman [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 2:23 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Pertanyaan buat siapa nih Pak Ukat? :) A R I E F B U D I M A N (Ai) Pertamina EP - Operasi Eksplorasi O : (021) 350 2150 ext.1782 M : (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: Ukat Sukanta [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Gemana Mas, udah lulus belum. Mudah-mudahan yaah, Salam, US -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Pak Maryanto Menarik sekali intisari artikel anda. Namun saya baca dalam suatu artikel di sebuah koran bahwa prediksi mendatang suhu bumi tambah panas. Akibatnya adalah kemungkinan mencairnya es di kutub utara. Mohon penjelasannya Salam TAM dari pedalaman Sulawesi - Original Message From: Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 15, 2006 5:28:12 PM Subject: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar JAWAH (Journal Atmospheric Water Affecting History) Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh semakin sedikitnya curah hujan. Setelah separo 70 th yang banyak hujan (tahun 1965-2000), kini akan separo 70 th yang sedikit hujan (2000-2035). Apa yang perlu di lakukan ? Kalender SALAM berupa grafik simpangan sinusoidal versus tahun, dari Big bang hingga 70 Giga tahun kemudian. Simpangan itu juga merefleksikan jumlah curah hujan. Air, atau juga air hujan di duga ada sejak 3.2 Gaa Giga annum ago, di tandai dengan fosil prokariot mulai ada. Lalu perubahan biota 70 juta tahunan, di tandai dengan berbedanya biota, yang menjadikan berbeda nama-nama umur berikut, mulai Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, Kretaseous, dan Senozoik. Lalu evolusi primata pereode 7 Ma, sesuai dengan pereode stage, sejak 49 Maa Millian annum ago, atau lalu pereode 700 Ka Kilo annum sejak Australopititicus, volume otak tambah 200 cc tiap pereode. Juga sejarah dengan siklus 700 th budaya sejak 2800 SM. Grafik hujan ini di sebut Grafik JAWAH Journal Atmospheric Water Affecting History. Grafik JAWAH pada pereode sinusoidal 70 th terakhir, sebagai berikut: jumlah curah hujan global tahunan, mengecil dari th 1930 hingga terkecil th 1952, lalu membesar hingga maximum th 1982, lalu mengecil hingga terkecil tahun 2022, lalu membesar lagi hingga maximum th 2052, lalu mengecil lagi, dst. Jumlah curah hujan JKT sejak 1860 hingga kini, sesuai dengan kurva itu. Data satu lokasi itu mempunyai simpangan yang besar (sekitar 20 %). Di duga, seandainya daerahnya lebih luas maka harga simpangan akan lebih kecil (Maryanto, 2004). Dugaan itu terbukti, yakni untuk daerah yang lebih luas, seluas DAS Daerah Aliran Sungai Citarum, yakni seluas hampir seluruh Jawa Barat, tahun 1960-2000. Curah hujan membesar sejak th 1960, maksimum sekitar 1982, lalu mengecil hingga th 2000 (HAGI Convention, Semarang, November 2006). Korelasi kedua grafik, yakni grafik JAWAH dengan tsb bisa sekitar 90 %. Prediksi selanjutnya adalah bahwa curah hujan 35 th kedepan akan kecil, setelah curah hujan banyak pada era orde baru (1965-2000). Dugaan lain adalah bunga bank yang rendah, inflasi rendah. Paper 2004, 2005, 2006, bicara prediksi parameter lain. Faktor penunjang kekurangan air kedepan lain adalah : pemakai (penduduk) yang semakin banyak, hutan yang berkurang (gundul), sawah yang menjadi bangunan rumah/industri. Jawah (Bahasa Jawa kromo Inggil) berarti udan (Jawa ngoko), yang bhs Indonesianya hujan. Wassalam, Maryanto. Sempol, Harjo Binangun, Pakem, Sleman, (sudah ada akronimnya semua) Ngayojokarto Hadiningrat. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
Mungkin pertanyaan untuk kita semua komunitas ahli ilmu kebumian , suadah lulus belum dari ujian ujian yang diberikan berupa LUSI LONGSOR ,LUAPAN banjir dan L yang lain . Gitu kal. Si-Abah Pertanyaan buat siapa nih Pak Ukat? :) A R I E F B U D I M A N (Ai) Pertamina EP - Operasi Eksplorasi O : (021) 350 2150 ext.1782 M : (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: Ukat Sukanta [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Gemana Mas, udah lulus belum. Mudah-mudahan yaah, Salam, US -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Pak Maryanto Menarik sekali intisari artikel anda. Namun saya baca dalam suatu artikel di sebuah koran bahwa prediksi mendatang suhu bumi tambah panas. Akibatnya adalah kemungkinan mencairnya es di kutub utara. Mohon penjelasannya Salam TAM dari pedalaman Sulawesi - Original Message From: Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 15, 2006 5:28:12 PM Subject: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar JAWAH (Journal Atmospheric Water Affecting History) Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh semakin sedikitnya curah hujan. Setelah separo 70 th yang banyak hujan (tahun 1965-2000), kini akan separo 70 th yang sedikit hujan (2000-2035). Apa yang perlu di lakukan ? Kalender SALAM berupa grafik simpangan sinusoidal versus tahun, dari Big bang hingga 70 Giga tahun kemudian. Simpangan itu juga merefleksikan jumlah curah hujan. Air, atau juga air hujan di duga ada sejak 3.2 Gaa Giga annum ago, di tandai dengan fosil prokariot mulai ada. Lalu perubahan biota 70 juta tahunan, di tandai dengan berbedanya biota, yang menjadikan berbeda nama-nama umur berikut, mulai Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, Kretaseous, dan Senozoik. Lalu evolusi primata pereode 7 Ma, sesuai dengan pereode stage, sejak 49 Maa Millian annum ago, atau lalu pereode 700 Ka Kilo annum sejak Australopititicus, volume otak tambah 200 cc tiap pereode. Juga sejarah dengan siklus 700 th budaya sejak 2800 SM. Grafik hujan ini di sebut Grafik JAWAH Journal Atmospheric Water Affecting History. Grafik JAWAH pada pereode sinusoidal 70 th terakhir, sebagai berikut: jumlah curah hujan global tahunan, mengecil dari th 1930 hingga terkecil th 1952, lalu membesar hingga maximum th 1982, lalu mengecil hingga terkecil tahun 2022, lalu membesar lagi hingga maximum th 2052, lalu mengecil lagi, dst. Jumlah curah hujan JKT sejak 1860 hingga kini, sesuai dengan kurva itu. Data satu lokasi itu mempunyai simpangan yang besar (sekitar 20 %). Di duga, seandainya daerahnya lebih luas maka harga simpangan akan lebih kecil (Maryanto, 2004). Dugaan itu terbukti, yakni untuk daerah yang lebih luas, seluas DAS Daerah Aliran Sungai Citarum, yakni seluas hampir seluruh Jawa Barat, tahun 1960-2000. Curah hujan membesar sejak th 1960, maksimum sekitar 1982, lalu mengecil hingga th 2000 (HAGI Convention, Semarang, November 2006). Korelasi kedua grafik, yakni grafik JAWAH dengan tsb bisa sekitar 90 %. Prediksi selanjutnya adalah bahwa curah hujan 35 th kedepan akan kecil, setelah curah hujan banyak pada era orde baru (1965-2000). Dugaan lain adalah bunga bank yang rendah, inflasi rendah. Paper 2004, 2005, 2006, bicara prediksi parameter lain. Faktor penunjang kekurangan air kedepan lain adalah : pemakai (penduduk) yang semakin banyak, hutan yang berkurang (gundul), sawah yang menjadi bangunan rumah/industri. Jawah (Bahasa Jawa kromo Inggil) berarti udan (Jawa ngoko), yang bhs Indonesianya hujan. Wassalam, Maryanto. Sempol, Harjo Binangun, Pakem, Sleman, (sudah ada akronimnya semua) Ngayojokarto Hadiningrat. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
Wah ketemu lagi Mas Taufik Manan, Global temperatur naik selama 120 th terakhir, th 1880 hingga kini. Kenaikannya adalah 1 derajat Fahrenheit selama 120 th terakhir, th 1880-2000. Sekala lain, skala Celcius, besaran itu adalah 0.6 derajat Celcius/120 th. Harga kenaikan temperatur 0.005 derajad Celcius/th. Besaran itu adalah gradien garis lurus grafik temperatur vs waktu. Ini superimpose (jumlahan) dengan fungsi garis itu, adalah fungsi sinusoidal pereode 70 th, dengan amplitudo maximum 0.35 derajad Celcius. Simpangan amplitudonya : nol pada th 1930, maximum pada th 1952, 0 pada th 1965, minimum pada th 1982, nol pada th 2000, akan maximum pada th 2022. Umumnya scientist berpendapat, bahwa kenaikan itu akan terus berlangsung, dengan gradien kenaikan itu. Pendapat saya, adalah global temperatur dengan siklus sebanding dengan Calender SALAM. Garis lurus tadi adalah fungsi sinusoidal pereode yang panjang (700 th, 7000 th,..., 7 Ga.), dan th 2022 adalah simpangan amplitudo sinusoidal pereode 700 th yang maximumnya. Grafik menunjukkan pendinginan sesuadh th 2022. Ya, dengan kenaikan global temperatur, maka es kutub, juga yang ada di puncak gunung, akan mencair. Seluruh es itu, seandainya mencair, akan menaikkan muka laut sebesar 6 m saja (Study Geoph, 1990). Dengan kalimat di atas, maka pertanyaan Anda sudah terjawab. Lalu saya tambahkan info sbb: JAWAH, yang saya tekankan adalah jumlah air hujan di bumi, atau sumber air tawar. Air hujan, ini tentunya tak akan signifikan menaikkan muka laut. Ini besarnya untuk JKT 1700 mm/m2/satuan_waktu. (Satuan waktunya, apakah hari, bulan, atau tahun, untuk besaran itu ?). Tapi ini mungkin per hari. Simpangan maximum 2000 mm/m2, dan minimum 1500 mm/m2. Sehingga untuk jumlah air hujan yang jatuh pada suatu daerah pertahun (misalnya Jabar, Jawa, kalimantan, Indonesia, yang tahu km2 luasnya), akan bisa di hitung. Lalu proyeksikan dengan jumlah kebutuhan air per orang, juga projeksi jumlah orangnya versus waktu. Yang jelas, kenaikan temperatur global, berkorelasi dengan penurunan jumlah air hujan pada masa kini. Yang menarik bahwa, penurunan jumlah air hujan itu, juga mencairnya es kutub (atas kenaikan global temperatur), muka laut malah naik. Ini menunjukkan bahwa kedua faktor itu tak dominan mempengaruhi naik turunnya muka laut. Data memperlihatkan pemanasan global tadi, yang berkorelasi dengan penurunan dasar laut (batuan dasar), penurunan lithosfer. Ini menunjukkan pemanasan global akibatkan pemuaian bumi, lalu mengembanglah jari-jari bumi, juga lithosfer (extention, divergent, akibatkan sedimentasi synrift), muka laut naik. Kenaikan muka laut selama 120 th terakhir ini adalah 1.2 mm/th (0.012 m/th), superimpose grafik sinuoidal pereode 70 th, dengan maximum amplitudo 0.5 m. Tentu dengan simpangan nol pada th 1930, maximum pada th 1952, nol pada 1965, minimum pada 1982, nol pada th 2000, dan akan maximum pada 2022. Kenaikan ini, cukuplah merepotkan, terjadi banjir, muka laut naik pada negara yang 30 % negaranya dibawah muka laut, Belanda, pada th 1952 itu, akibatkan milyartan dollar kerugian. Ya wong 30 % seluruh negara maju... Bagimana dengan kota-kota pantai Indonesia :JKT, Semarang, Surabaya, dst ? Ingat, kenaikan muka laut ini, juga karena penurunan basement, juga bisa di tambah dengan akibat pemampatan sediment lho. Maximum elevasi lithosfer terkhir, adalah pada 245 Maa Millian annum ago, PermianTriasik, semua benua menjadi satu, satu daratan saja, latinnya Pangaea, juga dikenal sebagai Pangea saja. Fungsi ini bersesuaian dengan siklus pereode 700 th terdingin. Lalu di dalamnya ada fungsi 70 Ma sinusoidal juga. Terakhir terdingin siklus 70 Ma adalah 50 Maa, Mid Eosen. Amplitudo sinusoidal elevasinya bisa mencapai 4 km (CSB Central Sumatra Basin, atau umumnya Indonesia). Haq (Bilal U), juga Peter Vail, perlihatkan perubahan muka laut saja (bukan lithosfer), adalah sesuai dengan kalender itu, dengan amplitudo simpangan sinusoidal pereode 700 Ma yang 125 m. Ini tentunya tak seberapa signifikan terhadap perubahan muka laut yang rata-rat 4000 m kini. Ini dulu ah... Salam, Maryanto. -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Pak Maryanto Menarik sekali intisari artikel anda. Namun saya baca dalam suatu artikel di sebuah koran bahwa prediksi mendatang suhu bumi tambah panas. Akibatnya adalah kemungkinan mencairnya es di kutub utara. Mohon penjelasannya Salam TAM dari pedalaman Sulawesi - Original Message From: Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 15, 2006 5:28:12 PM Subject: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar JAWAH (Journal Atmospheric Water Affecting History) Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh
RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
Kang Ukat nanya siapa nich? Hanya individu atau semua komunitas iagi-net -Original Message- From: Ukat Sukanta [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Gemana Mas, udah lulus belum. Mudah-mudahan yaah, Salam, US -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Pak Maryanto Menarik sekali intisari artikel anda. Namun saya baca dalam suatu artikel di sebuah koran bahwa prediksi mendatang suhu bumi tambah panas. Akibatnya adalah kemungkinan mencairnya es di kutub utara. Mohon penjelasannya Salam TAM dari pedalaman Sulawesi - Original Message From: Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 15, 2006 5:28:12 PM Subject: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar JAWAH (Journal Atmospheric Water Affecting History) Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh semakin sedikitnya curah hujan. Setelah separo 70 th yang banyak hujan (tahun 1965-2000), kini akan separo 70 th yang sedikit hujan (2000-2035). Apa yang perlu di lakukan ? Kalender SALAM berupa grafik simpangan sinusoidal versus tahun, dari Big bang hingga 70 Giga tahun kemudian. Simpangan itu juga merefleksikan jumlah curah hujan. Air, atau juga air hujan di duga ada sejak 3.2 Gaa Giga annum ago, di tandai dengan fosil prokariot mulai ada. Lalu perubahan biota 70 juta tahunan, di tandai dengan berbedanya biota, yang menjadikan berbeda nama-nama umur berikut, mulai Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, Kretaseous, dan Senozoik. Lalu evolusi primata pereode 7 Ma, sesuai dengan pereode stage, sejak 49 Maa Millian annum ago, atau lalu pereode 700 Ka Kilo annum sejak Australopititicus, volume otak tambah 200 cc tiap pereode. Juga sejarah dengan siklus 700 th budaya sejak 2800 SM. Grafik hujan ini di sebut Grafik JAWAH Journal Atmospheric Water Affecting History. Grafik JAWAH pada pereode sinusoidal 70 th terakhir, sebagai berikut: jumlah curah hujan global tahunan, mengecil dari th 1930 hingga terkecil th 1952, lalu membesar hingga maximum th 1982, lalu mengecil hingga terkecil tahun 2022, lalu membesar lagi hingga maximum th 2052, lalu mengecil lagi, dst. Jumlah curah hujan JKT sejak 1860 hingga kini, sesuai dengan kurva itu. Data satu lokasi itu mempunyai simpangan yang besar (sekitar 20 %). Di duga, seandainya daerahnya lebih luas maka harga simpangan akan lebih kecil (Maryanto, 2004). Dugaan itu terbukti, yakni untuk daerah yang lebih luas, seluas DAS Daerah Aliran Sungai Citarum, yakni seluas hampir seluruh Jawa Barat, tahun 1960-2000. Curah hujan membesar sejak th 1960, maksimum sekitar 1982, lalu mengecil hingga th 2000 (HAGI Convention, Semarang, November 2006). Korelasi kedua grafik, yakni grafik JAWAH dengan tsb bisa sekitar 90 %. Prediksi selanjutnya adalah bahwa curah hujan 35 th kedepan akan kecil, setelah curah hujan banyak pada era orde baru (1965-2000). Dugaan lain adalah bunga bank yang rendah, inflasi rendah. Paper 2004, 2005, 2006, bicara prediksi parameter lain. Faktor penunjang kekurangan air kedepan lain adalah : pemakai (penduduk) yang semakin banyak, hutan yang berkurang (gundul), sawah yang menjadi bangunan rumah/industri. Jawah (Bahasa Jawa kromo Inggil) berarti udan (Jawa ngoko), yang bhs Indonesianya hujan. Wassalam, Maryanto. Sempol, Harjo Binangun, Pakem, Sleman, (sudah ada akronimnya semua) Ngayojokarto Hadiningrat. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id
RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
Pertanyaan buat siapa nih Pak Ukat? :) A R I E F B U D I M A N (Ai) Pertamina EP - Operasi Eksplorasi O : (021) 350 2150 ext.1782 M : (021) 70 23 73 63 -Original Message- From: Ukat Sukanta [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:37 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: RE: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Gemana Mas, udah lulus belum. Mudah-mudahan yaah, Salam, US -Original Message- From: Taufik Manan [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, December 20, 2006 12:25 PM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar Pak Maryanto Menarik sekali intisari artikel anda. Namun saya baca dalam suatu artikel di sebuah koran bahwa prediksi mendatang suhu bumi tambah panas. Akibatnya adalah kemungkinan mencairnya es di kutub utara. Mohon penjelasannya Salam TAM dari pedalaman Sulawesi - Original Message From: Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] To: Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI) [EMAIL PROTECTED]; iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, December 15, 2006 5:28:12 PM Subject: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar JAWAH (Journal Atmospheric Water Affecting History) Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh semakin sedikitnya curah hujan. Setelah separo 70 th yang banyak hujan (tahun 1965-2000), kini akan separo 70 th yang sedikit hujan (2000-2035). Apa yang perlu di lakukan ? Kalender SALAM berupa grafik simpangan sinusoidal versus tahun, dari Big bang hingga 70 Giga tahun kemudian. Simpangan itu juga merefleksikan jumlah curah hujan. Air, atau juga air hujan di duga ada sejak 3.2 Gaa Giga annum ago, di tandai dengan fosil prokariot mulai ada. Lalu perubahan biota 70 juta tahunan, di tandai dengan berbedanya biota, yang menjadikan berbeda nama-nama umur berikut, mulai Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, Kretaseous, dan Senozoik. Lalu evolusi primata pereode 7 Ma, sesuai dengan pereode stage, sejak 49 Maa Millian annum ago, atau lalu pereode 700 Ka Kilo annum sejak Australopititicus, volume otak tambah 200 cc tiap pereode. Juga sejarah dengan siklus 700 th budaya sejak 2800 SM. Grafik hujan ini di sebut Grafik JAWAH Journal Atmospheric Water Affecting History. Grafik JAWAH pada pereode sinusoidal 70 th terakhir, sebagai berikut: jumlah curah hujan global tahunan, mengecil dari th 1930 hingga terkecil th 1952, lalu membesar hingga maximum th 1982, lalu mengecil hingga terkecil tahun 2022, lalu membesar lagi hingga maximum th 2052, lalu mengecil lagi, dst. Jumlah curah hujan JKT sejak 1860 hingga kini, sesuai dengan kurva itu. Data satu lokasi itu mempunyai simpangan yang besar (sekitar 20 %). Di duga, seandainya daerahnya lebih luas maka harga simpangan akan lebih kecil (Maryanto, 2004). Dugaan itu terbukti, yakni untuk daerah yang lebih luas, seluas DAS Daerah Aliran Sungai Citarum, yakni seluas hampir seluruh Jawa Barat, tahun 1960-2000. Curah hujan membesar sejak th 1960, maksimum sekitar 1982, lalu mengecil hingga th 2000 (HAGI Convention, Semarang, November 2006). Korelasi kedua grafik, yakni grafik JAWAH dengan tsb bisa sekitar 90 %. Prediksi selanjutnya adalah bahwa curah hujan 35 th kedepan akan kecil, setelah curah hujan banyak pada era orde baru (1965-2000). Dugaan lain adalah bunga bank yang rendah, inflasi rendah. Paper 2004, 2005, 2006, bicara prediksi parameter lain. Faktor penunjang kekurangan air kedepan lain adalah : pemakai (penduduk) yang semakin banyak, hutan yang berkurang (gundul), sawah yang menjadi bangunan rumah/industri. Jawah (Bahasa Jawa kromo Inggil) berarti udan (Jawa ngoko), yang bhs Indonesianya hujan. Wassalam, Maryanto. Sempol, Harjo Binangun, Pakem, Sleman, (sudah ada akronimnya semua) Ngayojokarto Hadiningrat. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - __ Do You Yahoo!? Tired of spam? Yahoo! Mail has the best spam protection around http://mail.yahoo.com - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http
Re: [iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
Mas, sampean ki nggarahi sirah gelu wae. Sampean diskusi karo mas Tony, arek Suroboyo iko lho. Piye mbak Ninuk wis brangkat nang Mekah durung? Nek durung, salam wae dan slamat jalan, smoga pulang dengan predikat hajah mabrur. Amien. Salam dr kawasn LUSI. On 12/15/06, Maryanto (Maryant) [EMAIL PROTECTED] wrote: JAWAH (Journal Atmospheric Water Affecting History) Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh semakin sedikitnya curah hujan. Setelah separo 70 th yang banyak hujan (tahun 1965-2000), kini akan separo 70 th yang sedikit hujan (2000-2035). Apa yang perlu di lakukan ? Kalender SALAM berupa grafik simpangan sinusoidal versus tahun, dari Big bang hingga 70 Giga tahun kemudian. Simpangan itu juga merefleksikan jumlah curah hujan. Air, atau juga air hujan di duga ada sejak 3.2 Gaa Giga annum ago, di tandai dengan fosil prokariot mulai ada. Lalu perubahan biota 70 juta tahunan, di tandai dengan berbedanya biota, yang menjadikan berbeda nama-nama umur berikut, mulai Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, Kretaseous, dan Senozoik. Lalu evolusi primata pereode 7 Ma, sesuai dengan pereode stage, sejak 49 Maa Millian annum ago, atau lalu pereode 700 Ka Kilo annum sejak Australopititicus, volume otak tambah 200 cc tiap pereode. Juga sejarah dengan siklus 700 th budaya sejak 2800 SM. Grafik hujan ini di sebut Grafik JAWAH Journal Atmospheric Water Affecting History. Grafik JAWAH pada pereode sinusoidal 70 th terakhir, sebagai berikut: jumlah curah hujan global tahunan, mengecil dari th 1930 hingga terkecil th 1952, lalu membesar hingga maximum th 1982, lalu mengecil hingga terkecil tahun 2022, lalu membesar lagi hingga maximum th 2052, lalu mengecil lagi, dst. Jumlah curah hujan JKT sejak 1860 hingga kini, sesuai dengan kurva itu. Data satu lokasi itu mempunyai simpangan yang besar (sekitar 20 %). Di duga, seandainya daerahnya lebih luas maka harga simpangan akan lebih kecil (Maryanto, 2004). Dugaan itu terbukti, yakni untuk daerah yang lebih luas, seluas DAS Daerah Aliran Sungai Citarum, yakni seluas hampir seluruh Jawa Barat, tahun 1960-2000. Curah hujan membesar sejak th 1960, maksimum sekitar 1982, lalu mengecil hingga th 2000 (HAGI Convention, Semarang, November 2006). Korelasi kedua grafik, yakni grafik JAWAH dengan tsb bisa sekitar 90 %. Prediksi selanjutnya adalah bahwa curah hujan 35 th kedepan akan kecil, setelah curah hujan banyak pada era orde baru (1965-2000). Dugaan lain adalah bunga bank yang rendah, inflasi rendah. Paper 2004, 2005, 2006, bicara prediksi parameter lain. Faktor penunjang kekurangan air kedepan lain adalah : pemakai (penduduk) yang semakin banyak, hutan yang berkurang (gundul), sawah yang menjadi bangunan rumah/industri. Jawah (Bahasa Jawa kromo Inggil) berarti udan (Jawa ngoko), yang bhs Indonesianya hujan. Wassalam, Maryanto. Sempol, Harjo Binangun, Pakem, Sleman, (sudah ada akronimnya semua) Ngayojokarto Hadiningrat. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
[iagi-net-l] JAWAH - SALAM Calendar
JAWAH (Journal Atmospheric Water Affecting History) Dan Kalender SALAM. Oleh : Maryanto, 15 Desember 2006. Tantangan 35 th kedepan adalah kekurangan air, akibat terutama oleh semakin sedikitnya curah hujan. Setelah separo 70 th yang banyak hujan (tahun 1965-2000), kini akan separo 70 th yang sedikit hujan (2000-2035). Apa yang perlu di lakukan ? Kalender SALAM berupa grafik simpangan sinusoidal versus tahun, dari Big bang hingga 70 Giga tahun kemudian. Simpangan itu juga merefleksikan jumlah curah hujan. Air, atau juga air hujan di duga ada sejak 3.2 Gaa Giga annum ago, di tandai dengan fosil prokariot mulai ada. Lalu perubahan biota 70 juta tahunan, di tandai dengan berbedanya biota, yang menjadikan berbeda nama-nama umur berikut, mulai Kambrium, OrdovisianSilur, Devon, Karbonaferous, PermianTriasik, Jurasik, Kretaseous, dan Senozoik. Lalu evolusi primata pereode 7 Ma, sesuai dengan pereode stage, sejak 49 Maa Millian annum ago, atau lalu pereode 700 Ka Kilo annum sejak Australopititicus, volume otak tambah 200 cc tiap pereode. Juga sejarah dengan siklus 700 th budaya sejak 2800 SM. Grafik hujan ini di sebut Grafik JAWAH Journal Atmospheric Water Affecting History. Grafik JAWAH pada pereode sinusoidal 70 th terakhir, sebagai berikut: jumlah curah hujan global tahunan, mengecil dari th 1930 hingga terkecil th 1952, lalu membesar hingga maximum th 1982, lalu mengecil hingga terkecil tahun 2022, lalu membesar lagi hingga maximum th 2052, lalu mengecil lagi, dst. Jumlah curah hujan JKT sejak 1860 hingga kini, sesuai dengan kurva itu. Data satu lokasi itu mempunyai simpangan yang besar (sekitar 20 %). Di duga, seandainya daerahnya lebih luas maka harga simpangan akan lebih kecil (Maryanto, 2004). Dugaan itu terbukti, yakni untuk daerah yang lebih luas, seluas DAS Daerah Aliran Sungai Citarum, yakni seluas hampir seluruh Jawa Barat, tahun 1960-2000. Curah hujan membesar sejak th 1960, maksimum sekitar 1982, lalu mengecil hingga th 2000 (HAGI Convention, Semarang, November 2006). Korelasi kedua grafik, yakni grafik JAWAH dengan tsb bisa sekitar 90 %. Prediksi selanjutnya adalah bahwa curah hujan 35 th kedepan akan kecil, setelah curah hujan banyak pada era orde baru (1965-2000). Dugaan lain adalah bunga bank yang rendah, inflasi rendah. Paper 2004, 2005, 2006, bicara prediksi parameter lain. Faktor penunjang kekurangan air kedepan lain adalah : pemakai (penduduk) yang semakin banyak, hutan yang berkurang (gundul), sawah yang menjadi bangunan rumah/industri. Jawah (Bahasa Jawa kromo Inggil) berarti udan (Jawa ngoko), yang bhs Indonesianya hujan. Wassalam, Maryanto. Sempol, Harjo Binangun, Pakem, Sleman, (sudah ada akronimnya semua) Ngayojokarto Hadiningrat. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru, 20-22 November 2006 - detail information in http://pekanbaru2006.iagi.or.id - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -