Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Abah, dan rekan-rekan IAGI, Setahu saya, informasi yang disampaikan oleh Yusuf Surachman merupakan informasi ilmiah yang sudah dilakukan melalui olah pikir dengan metoda yang memadai. Kalau masih ada pertanyaan dan klarifikasi, makanya kita adakan luncheon talk Kamis, 21 Februari di Sahid. Sebelumnya info ini mau disampaikan secara langsung dalam forum terbatas kepada ESDM, tapi belum sempat kejadian, keburu meledak sebagai petasan Imlek... Kalau soal jujur, saya yakin info ini jujur. Dalam dunia ilmiah ini, prinsip yang harus dipegang adalah: Kita boleh salah, tapi tak boleh bohong... Salam, R i d w a n On Wed, 13 Feb 2008 19:19:59 +0700 (WIT) [EMAIL PROTECTED] wrote: Witan Seperti sudah saya sampaikan dalam komentar saya ,memang bisa demikian , akan tetapi istilah resources , reserves dan macam macam reserves sudah enjadi defenisi yang sudah kita kenal. Bisa saja memang akan terjadi , WHO LKNOWS. Akan tetapi saya sangat menganjurkan BPPT untuk memberikan tanggapan yang jujur , APABILA memang pendapat atau temuan mereka seperti tertulisdi media Atau bahkan memberikan koreksi kalau memang merasa perlu dikoreksi. Pak Sekjen IAGI kan berkiprah di BPPT , daripada menjadi polemik yang lebih melebar sampai tidak tahu ujung-nya atau bahkan membuat Pemerintah melakukan kebijakan yang salah kaprah. Tidak - lah sesuatu hal yang merendahkan suatu institusi untuk memberikan klarifikasi ataupun koreksi. Salah satu ciri dari ilmuwan adalah jujur kepada diri sediri sebelum jujur kepada orang lain. Si Abah _ Teman2 Please calm down... Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa diperdebatkan dengan kepala dingin. Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador) ada lapangan minyak dan gas. Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: "Everything in geology is more complicated than what you see in a luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004) "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a chance" Everett DeGolyer -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak "keras":-) Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. salam, - Original Message From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot p
Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Asal Daripada: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]> Kepada: iagi-net@iagi.or.id Dihantar: Rabu, 13 Februari, 2008 7:19:59 Subjek: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Witan Seperti sudah saya sampaikan dalam komentar saya ,memang bisa demikian , akan tetapi istilah resources , reserves dan macam macam reserves sudah enjadi defenisi yang sudah kita kenal. Bisa saja memang akan terjadi , WHO LKNOWS. Akan tetapi saya sangat menganjurkan BPPT untuk memberikan tanggapan yang jujur , APABILA memang pendapat atau temuan mereka seperti tertulisdi media Atau bahkan memberikan koreksi kalau memang merasa perlu dikoreksi. Pak Sekjen IAGI kan berkiprah di BPPT , daripada menjadi polemik yang lebih melebar sampai tidak tahu ujung-nya atau bahkan membuat Pemerintah melakukan kebijakan yang salah kaprah. Tidak - lah sesuatu hal yang merendahkan suatu institusi untuk memberikan klarifikasi ataupun koreksi. Salah satu ciri dari ilmuwan adalah jujur kepada diri sediri sebelum jujur kepada orang lain. Si Abah _ Teman2 > Please calm down > Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras > ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh > para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. > > Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa > diperdebatkan dengan kepala dingin. > > Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, > tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador) > ada lapangan minyak dan gas. > > Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: > "Everything in geology is more complicated than what you see in a > luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004) > "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in > all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a > chance" Everett DeGolyer > > > -Original Message- > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa > yang agak "keras":-) > > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal > untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan > banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi > nantinya). > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja > masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti > kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat > pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari > lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. > > > salam, > > > - Original Message > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi > BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. > > BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari > blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. > > Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. > > Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, > katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada > terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di > dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi > Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan > telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik > non-komersil. > > Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak > lintasan 60 km. Prospek/lead apa
RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Rekan2, Kita sambut penemuan ini dengan harapan yang besar Walaupun play forearc sangat jarang tapi ada jugat yg terbukti seperti Bang Witan katakan .. biogenic juga ok..kalau TCF kan bisa ekonomis. Saya secara kebetulan melihat seismiknya dan sangat menarik sebagai lead/play untuk ditindak lanjuti...kalau dihitung kasar tentu saja volume akan sangat besar karena seismik 60 km spacing. Memang kuli tintanya mungkin saja kurang pengetahuan..tapi bagi mereka ini berita pentingjadi akan dibuat semenarik mungkin. Mungkin benar kita semua yang terlalu emosional..masih terlalu dini dan perjalanan masih panjang kita lihat saja.. tapi tantangan ini perlu kita cermati bersama karena kita punya forearc2 lainnya yang sangat banyak dan panjangbayangkan kalau itu semuanya mempunyai potensial yang sama.. Salam, Ben Sapiie Yep, kesan dari diskusi ini kebanyakan koq BPPT atau malah IAGI yang salah. Apa ada yang tahu bahwa PWI punya kode etik? Kalo bener bahwa ini pelintiran, mungkin ada baiknya di bawa ke meja hijau sehingga di kemudian hari semua pihak akan lebih berhati-hati. > -Original Message- > From: Witan Ardjakusumah [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, February 13, 2008 10:48 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super- > Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > Teman2 > Please calm down... > Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras > ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh > para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. > > Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa > diperdebatkan dengan kepala dingin. > > Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, > tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador) > ada lapangan minyak dan gas. > > Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: > "Everything in geology is more complicated than what you see in a > luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004) > "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in > all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a > chance" Everett DeGolyer > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011 ! PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008 PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Witan Seperti sudah saya sampaikan dalam komentar saya ,memang bisa demikian , akan tetapi istilah resources , reserves dan macam macam reserves sudah enjadi defenisi yang sudah kita kenal. Bisa saja memang akan terjadi , WHO LKNOWS. Akan tetapi saya sangat menganjurkan BPPT untuk memberikan tanggapan yang jujur , APABILA memang pendapat atau temuan mereka seperti tertulisdi media Atau bahkan memberikan koreksi kalau memang merasa perlu dikoreksi. Pak Sekjen IAGI kan berkiprah di BPPT , daripada menjadi polemik yang lebih melebar sampai tidak tahu ujung-nya atau bahkan membuat Pemerintah melakukan kebijakan yang salah kaprah. Tidak - lah sesuatu hal yang merendahkan suatu institusi untuk memberikan klarifikasi ataupun koreksi. Salah satu ciri dari ilmuwan adalah jujur kepada diri sediri sebelum jujur kepada orang lain. Si Abah _ Teman2 > Please calm down... > Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras > ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh > para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. > > Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa > diperdebatkan dengan kepala dingin. > > Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, > tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador) > ada lapangan minyak dan gas. > > Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: > "Everything in geology is more complicated than what you see in a > luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004) > "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in > all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a > chance" Everett DeGolyer > > > -Original Message- > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa > yang agak "keras":-) > > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal > untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan > banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi > nantinya). > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja > masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti > kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat > pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari > lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. > > > salam, > > > - Original Message > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi > BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. > > BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari > blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. > > Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. > > Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, > katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada > terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di > dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi > Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan > telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik > non-komersil. > > Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak > lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space > seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak > lintasan seismik <5 km. > > Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan > terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright > spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak > brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah > banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di > Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya > kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. > > Cara perhitungan sumberdaya/cadangan san
Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Sedikit perihatin buat BPPT yang sedang mendapat reaksi 'keras' dari iagi-netters. Kalau saja BPPT adalah badan yang berwenang menandatangani 'AFE Approval', mungkin saja reaksi-nya tidak akan seperti/se'keras' ini..seenggak-nya lebih calm down lah.. Salam, NM On 2/13/08, Hasan Sidi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > Yep, kesan dari diskusi ini kebanyakan koq BPPT atau malah IAGI yang salah. > Apa ada yang tahu bahwa PWI punya kode etik? Kalo bener bahwa ini pelintiran, > mungkin ada baiknya di bawa ke meja hijau sehingga di kemudian hari semua > pihak akan lebih berhati-hati. > > > -Original Message- > > From: Witan Ardjakusumah [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Wednesday, February 13, 2008 10:48 AM > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super- > > Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > > > Teman2 > > Please calm down... > > Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras > > ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh > > para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. > > > > Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa > > diperdebatkan dengan kepala dingin. > > > > Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, > > tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador) > > ada lapangan minyak dan gas. > > > > Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: > > "Everything in geology is more complicated than what you see in a > > luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004) > > "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in > > all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a > > chance" Everett DeGolyer > > > > > > > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted > on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall > IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct > or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss > of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any > information posted on IAGI mailing list. > > - > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Yep, kesan dari diskusi ini kebanyakan koq BPPT atau malah IAGI yang salah. Apa ada yang tahu bahwa PWI punya kode etik? Kalo bener bahwa ini pelintiran, mungkin ada baiknya di bawa ke meja hijau sehingga di kemudian hari semua pihak akan lebih berhati-hati. > -Original Message- > From: Witan Ardjakusumah [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, February 13, 2008 10:48 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super- > Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > Teman2 > Please calm down... > Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras > ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh > para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. > > Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa > diperdebatkan dengan kepala dingin. > > Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, > tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador) > ada lapangan minyak dan gas. > > Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: > "Everything in geology is more complicated than what you see in a > luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004) > "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in > all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a > chance" Everett DeGolyer > > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Pak Noor, ikut berkomentar ya, Bukan BPPT dalam hal ini yang membuat bias. Yang membuat bias adalah tulisan di media. Yang menulis di media kemungkinan besar bukan geoscientist, jadi walaupun dia sudah menuliskan tentang bahwa ini masih "resource", tapi tetap saja dia membangun dan menampilkan pesan ke masyarakat umum yang membaca bahwa itu adlah sebuah penemuan dengan cadangan besar, khas media lah. Jadi menurut saya sebaiknya diklarifikasi ke medianya. BPPT menurut saya pernyataannya sudah sangat baik dan sangat dimengerti bila yang membaca adalah geoscientist. Salam, Firman Fauzi -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak "keras":-) Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. salam, - Original Message From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas. Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin. Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel dan panas konduktif dari tu
Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Bagaimana kalau IAGI ngadain LUNCHEON TALK untuk masalah ini sekedar saran benz Pada tanggal 13/02/08, Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> menulis: > > Menurut aku sih gak ada salahnya BPPT mengumumkan hal itu, ambil sisi > positifnya. Sekarang yang terpenting mungkin bisa diadakan diskusi bersama > antara BPPT dengan personal atau organisasi yang tertarik seperti BP > Migas, > IAGI dan laen sebagainya. > > Saya kurang sreg dengan pertanyaan Iwan bahwa BPPT sebaiknya diskusi > dengan > IAGI atau IPA karena IAGI dan IPA bukan badan struktural. Kalo dengan BP > Migas memang bisa lebih pas. > > > On 2/13/08, Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > > > Satu lagi pak, utk menambahkan saja, sebaiknya sebelumnya > > dipublikasikan, sebaiknya BPPT lebih terbuka utk mengajak IAGI atau > > organisasi lain (IPA?) utk berdiskusi interpretasinya... > > > > > > 2008/2/13 Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>: > > > Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil > > mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. > Gairah > > BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. > Lengkapi > > dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa > memenuhi > > high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier > (spec > > survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan > > dibawah volcanic cover yang belum dieksplore. > > > Salam, > > > BKG > > > > > > -----Original Message----- > > > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM > > > To: iagi-net@iagi.or.id > > > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > > > > > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa > > yang agak "keras":-) > > > > > > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal > > untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan > banyak > > orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). > > > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect > aja > > masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti > kasus di > > Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi > ya > > kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang > > bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. > > > > > > > > > salam, > > > > > > > > > - Original Message > > > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > > > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; > Eksplorasi > > BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI > > > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM > > > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > > > > > Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. > > > > > > BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari > > blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. > > > > > > Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. > > > > > > Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui > umurnya, > > katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada > > terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di > dekat > > wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil > dan > > Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor > (Suma, > > Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. > > > > > > Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak > > lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space > > seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak > > lintasan seismik <5 km. > > > > > > Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan > > terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright > spot > > pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot > > sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak > perusahaan > > tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait > dibor > > menge
Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Menurut aku sih gak ada salahnya BPPT mengumumkan hal itu, ambil sisi positifnya. Sekarang yang terpenting mungkin bisa diadakan diskusi bersama antara BPPT dengan personal atau organisasi yang tertarik seperti BP Migas, IAGI dan laen sebagainya. Saya kurang sreg dengan pertanyaan Iwan bahwa BPPT sebaiknya diskusi dengan IAGI atau IPA karena IAGI dan IPA bukan badan struktural. Kalo dengan BP Migas memang bisa lebih pas. On 2/13/08, Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote: > > Satu lagi pak, utk menambahkan saja, sebaiknya sebelumnya > dipublikasikan, sebaiknya BPPT lebih terbuka utk mengajak IAGI atau > organisasi lain (IPA?) utk berdiskusi interpretasinya... > > > 2008/2/13 Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>: > > Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil > mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. Gairah > BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. Lengkapi > dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa memenuhi > high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier (spec > survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan > dibawah volcanic cover yang belum dieksplore. > > Salam, > > BKG > > > > -Original Message- > > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM > > To: iagi-net@iagi.or.id > > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > > > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa > yang agak "keras":-) > > > > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal > untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak > orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). > > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja > masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di > Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya > kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang > bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. > > > > > > salam, > > > > > > - Original Message ---- > > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi > BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI > > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM > > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > > > Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. > > > > BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari > blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. > > > > Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. > > > > Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, > katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada > terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat > wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan > Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, > Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. > > > > Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak > lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space > seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak > lintasan seismik <5 km. > > > > Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan > terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot > pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot > sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan > tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor > mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi > akibat lapisan tuf di tengah lempung. > > > > Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan > BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk > sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), > dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc > (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau > menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery > factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan
RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Teman2 Please calm down... Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa diperdebatkan dengan kepala dingin. Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador) ada lapangan minyak dan gas. Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: "Everything in geology is more complicated than what you see in a luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004) "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a chance" Everett DeGolyer -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak "keras":-) Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. salam, - Original Message From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas. Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin. Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rock
Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Satu lagi pak, utk menambahkan saja, sebaiknya sebelumnya dipublikasikan, sebaiknya BPPT lebih terbuka utk mengajak IAGI atau organisasi lain (IPA?) utk berdiskusi interpretasinya... 2008/2/13 Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>: > Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil > mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. Gairah > BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. Lengkapi > dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa memenuhi > high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier (spec > survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan > dibawah volcanic cover yang belum dieksplore. > Salam, > BKG > > -Original Message- > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM > To: iagi-net@iagi.or.id > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" > di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang > agak "keras":-) > > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk > bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang > (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih > susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di > Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya > kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi > seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. > > > salam, > > > - Original Message > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS > <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" > di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) > > Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. > > BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok > perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. > > Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. > > Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, > katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada > terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat > wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan > Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, > Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. > > Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan > 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? > Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 > km. > > Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan > terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot > pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot > sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan > tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor > mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi > akibat lapisan tuf di tengah lempung. > > Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV > (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke > angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi > oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), > lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung > terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). > Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, > maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. > > Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di > Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 > feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau > Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, > Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak > butuh termal yang lumayan panas. > > Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di > Arakan atau Mergui Terrace offs
RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Bukan keras sih Pak Noor, hanya mencoba menampilkan sisi negatif/ kritis atas press release ini, agar kita semua (walaupun kita praktisi perminyakan pasti tahu tingkat kebenaran berita ini) hati2 menanggapinya. Sedikit koreksi atas ulasan saya kemarin yang tertulis : >Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya >>termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet)... Seharusnya : Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 F/100 feet)... (jadi bukan C/100 ft tetapi F/100 ft) Tentu saya berharap bahwa di west offshore Aceh itu benar2 ada giant-supergiant fields, juga di bagian lain di Indonesia; tetapi tetap kan kita harus kritis menggunakan nalar kita. Bahkan "all prospects look good until drilled", apalagi yang di west offshore Aceh ini untuk menamakannya sebagai lead pun bukan, play pun bukan, petroleum system pun bukan (mengacu kepada hirarki basin to prospect menurut Otis dan Schneidermann, 1997); maka mengumumkannya sebagai lapangan dengan cadangan (lapangan dan cadangan itu juga terminologi kalau sudah dibor dan ada penemuan) ratusan bilyun barrel jelas sangat mengganggu (!), dan jelas harus diluruskan. Salam, awang -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 C++ To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak "keras":-) Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. salam, To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. Gairah BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. Lengkapi dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa memenuhi high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier (spec survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan dibawah volcanic cover yang belum dieksplore. Salam, BKG -Original Message- From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak "keras":-) Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. salam, - Original Message From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas. Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin. Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat sesar yang menghubungkan mantel dengan
[iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak "keras":-) Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya. salam, - Original Message From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas. Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin. Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat sesar yang menghubungkan mantel dengan source rocks; tetapi harus diingat bahwa heat flow di sini minimal karena di wilayah barat Sumatera terjadi sel konveksi mantle downwelling yang membawa subduksi kerak samudera Hindia, jadi terhubung ke mantel yang dingin percuma saja. Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak sepadan, membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa di Arab memang sudah dihitung menurut kaidah perhitungan sumberdaya/cadangan dalam perminyakan, bahkan membandingkannya dengan lapangan Bayu Urip pun tak sepadan. Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini. Tetapi, pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah mengeluarkan pendapat yang bombastis ini ke p
Re: [iagi-net-l] Kritisi Atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Setiap Institusi mempunyai fungsi dan tugas masing - masing . Kadang kadang ada yang terlalu berani menggelar pernyataan / konprensi pers namun juga ada yang sebaliknaya. Kalau pernytaan tsb menyangkut hal yg strategis dan mengundang perhatian publik apalagi dg disertakan data yg kuantitif biasanya publik tidak melihat institusinya namun melihatnya Ini suatu yg baru. Rasanya hal ini sering terjadi. Mungkin untuk pernyataan pernyataan yg sifatnya strategis dan akan mendapat perhatian publik yg besar , mbok yao dilakukan konsultasi publik dulu ... emaksudnya konsultasi institusi dulu terutama yg menyangkut masalah lintas sektoral. Kita ini kan sudah punya Badan Geologi , saya dulu berpikir setelah adanya suatu Badan tersendiri maka semua aspek pergeologian ini akan dikomando oleh yang empunya Badan , ternyata masih jalan sendiri sendiri juga . Kalau diperhatikan mungkin kita itu punya lebih 5 institusi yang semuanya melakukan penelitian penelitian G & G.yg kadang kadang antara yg satu dg yg lain batasnya abu abu . Mungkin nggak ya Badan tsb sifatnya Nasional dibawah Presiden langsung tidak seperti sekrang ada dibawah ESDM shg sulit untuk bergerak lintas sektoral. yah seperti Bakosurtanal itu atau Bulog dll. ISM "Eksplorasi BPMIGAS" <[EMAIL PROTECTED]>; "IAGI" Sent: Tuesday, February 12, 2008 1:27 AM Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Jaman baheula, pada daerah2 open area ada yang melakukan speculative survey, biasanya juga tidak memunculkan besaran sumberdaya yang ada. Kini survey riset yang dilakukan oleh BPPT/BGR dengan interval yang sangat lebar menghasilkan gambar tentang kandungan migas yang sangat spektakuler. Alhamdulillah. Dan, adalah tugas pak Yusuf yang dipercaya untuk menginventarisir sumberdaya alam di BPPT mengungkapkan potensi yang ada di negeri ini. Sekalian menegakkan kepala sebagai bangsa, alangkah baiknya jika putra-putri Indonesia sendiri berani bahu membahu melakukan usaha-usaha pembuktian. Sebelum eksplorasi, lakukan spec survey, masak orang luar terus yang melakukannya, padahal BPPT/LIPI punya kapal, mungkin PPGL punya peralatan, pemerintah dapat bonus2 tandatangan kontrak PSC, semua sumberdaya yang ada tersebut kan bisa didayagunakan. Masak sih Migas mengandalkan partner luar terus. mbok yao potensi nasional dikoordinir yang rapih. lam-salam, ar- - Original Message From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [Forum-HAGI] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh termal
[iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini. BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS. Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi. Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km. Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung. Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon. Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas. Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin. Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat sesar yang menghubungkan mantel dengan source rocks; tetapi harus diingat bahwa heat flow di sini minimal karena di wilayah barat Sumatera terjadi sel konveksi mantle downwelling yang membawa subduksi kerak samudera Hindia, jadi terhubung ke mantel yang dingin percuma saja. Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak sepadan, membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa di Arab memang sudah dihitung menurut kaidah perhitungan sumberdaya/cadangan dalam perminyakan, bahkan membandingkannya dengan lapangan Bayu Urip pun tak sepadan. Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini. Tetapi, pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah mengeluarkan pendapat yang bombastis ini ke publik, dasar ilmiahnya masih sangat kurang, dan status evaluasinya masih teramat dini. Kalau sudah terlanjur terlempar ke publik, lalu bagaimana ? Mimpi boleh, tetapi tak perlu ribut-ribut dulu ke mana2. Salam, awang Guruh Didi <[EMAIL PROTECTED]> wrote: Selasa, 12 Feb 2008, Ditemukan, Lapangan Migas Raksasa di Aceh BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) kemarin (11/2) memublikasikan temuan blok dengan potensi kandungan migas raksasa. Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surahman mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur Geowissnschaften und Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan perairan yang di dalam buminya diperkirakan terkandung migas 107,5 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan migas tersebut terletak di daerah cekungan busur muka atau fore