Menurut aku sih gak ada salahnya BPPT mengumumkan hal itu, ambil sisi
positifnya. Sekarang yang terpenting mungkin bisa diadakan diskusi bersama
antara BPPT dengan personal atau organisasi yang tertarik seperti BP Migas,
IAGI dan laen sebagainya.

Saya kurang sreg dengan pertanyaan Iwan bahwa BPPT sebaiknya diskusi dengan
IAGI atau IPA karena IAGI dan IPA bukan badan struktural. Kalo dengan BP
Migas memang bisa lebih pas.


On 2/13/08, Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Satu lagi pak, utk menambahkan saja, sebaiknya sebelumnya
> dipublikasikan, sebaiknya BPPT lebih terbuka utk mengajak IAGI atau
> organisasi lain (IPA?) utk berdiskusi interpretasinya.......
>
>
> 2008/2/13 Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>:
> > Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil
> mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. Gairah
> BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. Lengkapi
> dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa memenuhi
> high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier (spec
> survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan
> dibawah volcanic cover yang belum dieksplore.
> > Salam,
> > BKG
> >
> > -----Original Message-----
> > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
> Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> >
> > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa
> yang agak "keras"....:-)
> >
> > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal
> untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak
> orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya).
> > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja
> masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di
> Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya
> kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang
> bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya.....
> >
> >
> > salam,
> >
> >
> > ----- Original Message ----
> > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi
> BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI <iagi-net@iagi.or.id>
> > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
> > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
> Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> >
> >   Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
> >
> >   BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari
> blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
> >
> >   Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
> >
> >   Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya,
> katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada
> terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat
> wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan
> Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma,
> Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil.
> >
> >   Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak
> lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space
> seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak
> lintasan seismik <5 km.
> >
> >   Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan
> terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot
> pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot
> sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan
> tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor
> mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi
> akibat lapisan tuf di tengah lempung.
> >
> >   Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan
> BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk
> sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross),
> dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc
> (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau
> menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery
> factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan
> porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon.
> >
> >   Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di
> Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100
> feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja
> kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar
> Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen
> Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas.
> >
> >   Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2
> migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada
> posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga
> di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading.
> Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc basin.
> >
> >   Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan
> panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita
> tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ?
> Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat
> flow dari mantel dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa
> membuat sesar yang menghubungkan mantel dengan source rocks; tetapi harus
> diingat bahwa heat flow di sini minimal karena di wilayah barat Sumatera
> terjadi sel konveksi mantle downwelling yang membawa subduksi kerak samudera
> Hindia, jadi terhubung ke mantel yang dingin percuma saja.
> >
> >   Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak
> sepadan, membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa di
> Arab memang sudah dihitung menurut kaidah perhitungan sumberdaya/cadangan
> dalam perminyakan, bahkan membandingkannya dengan lapangan Bayu Urip pun tak
> sepadan.
> >
> >   Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini.
> Tetapi, pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah
> mengeluarkan pendapat yang bombastis ini ke publik, dasar ilmiahnya masih
> sangat kurang, dan status evaluasinya masih teramat dini. Kalau sudah
> terlanjur terlempar ke publik, lalu bagaimana ?
> >
> >   Mimpi boleh, tetapi tak perlu ribut-ribut dulu ke mana2.
> >
> >   Salam,
> >   awang
> >
> > Guruh Didi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:          Selasa, 12 Feb 2008,
> > Ditemukan, Lapangan Migas Raksasa di Aceh
> >
> > BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi
> > JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
> > berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
> > tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan
> Teknologi
> > (BPPT) kemarin (11/2) memublikasikan temuan blok dengan potensi
> kandungan
> > migas raksasa.
> >
> > Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf
> Surahman
> > mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur Geowissnschaften und
> > Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan perairan yang di dalam
> buminya
> > diperkirakan terkandung migas 107,5 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan
> > migas tersebut terletak di daerah cekungan busur muka atau fore arc
> basin
> > perairan timur laut Pulau Simeuleu, Nanggroe Aceh Darussalam (NAD).
> > "Kandungan migas itu luar biasa besar," ujar Yusuf di Kantor BPPT
> Jakarta
> > kemarin (11/2).
> >
> > Sebagai perbandingan untuk menunjukkan besarnya kandungan migas di Aceh
> > tersebut, Yusuf menyebutkan, saat ini cadangan terbukti di Arab Saudi
> > mencapai 264,21 miliar barel atau hanya 80 persen dari kandungan migas
> di
> > Aceh. Sementara itu, cadangan Lapangan Banyu Urip di Cepu diperkirakan
> hanya
> > 450 juta barel. Lapangan migas dapat dikategorikan raksasa atau giant
> field
> > jika cadangan terhitungnya lebih dari 500 juta barel.
> >
> > Menurut Yusuf, angka potensi tersebut didapat dari hitungan porositas 30
> > persen. Artinya, diasumsikan hanya 30 persen dari volume cekungan batuan
> itu
> > yang mengandung migas. Meski demikian, lanjut dia, belum tentu seluruh
> > cekungan tersebut diisi hidrokarbon yang merupakan unsur pembentuk
> minyak.
> > "Karena itu, penemuan ini perlu kajian lebih lanjut," katanya.
> >
> > Dia menyatakan, meski belum diketahui secara pasti, salah satu indikasi
> awal
> > keberadaan migas di cekungan tersebut dapat dilihat dari adanya
> carbonate
> > build ups sebagai reservoir atau penampung minyak serta bright spot yang
> > merupakan indikasi adanya gas.
> >
> > Sejauh ini, lanjut Yusuf, Tim BPPT optimistis perairan timur laut Pulau
> > Simeuleu mengandung migas skala raksasa. Sebab, beberapa daerah yang
> > memiliki karakteristik sama sudah terbukti mengandung migas. Di
> antaranya,
> > di wilayah Myanmar, Andaman, serta California, AS.
> >
> > Meski demikian, BPPT akan tetap membuat perhitungan realistis. Menurut
> > Yusuf, jika porositas diperkecil menjadi 15 persen, artinya diasumsikan
> > hanya 15 persen dari volume cekungan yang mengandung migas, angka
> minimal
> > cadangannya masih 53,7 miliar barel. "Tetap saja angka itu masih sangat
> > besar," terangnya.
> >
> > Penemuan BPPT tersebut mendapat tanggapan positif dari ahli geologi
> > perminyakan Andang Bachtiar yang kemarin juga hadir di Kantor BPPT.
> Chairman
> > PT Exploration Think Tank Indonesia (ETTI) itu mengatakan, wilayah
> perairan
> > Indonesia memang memiliki banyak cekungan atau basin yang berpotensi
> > mengandung migas. "Banyak di antaranya yang belum teridentifikasi, "
> ujarnya.
> >
> > Hingga saat ini, kata dia, sudah ada 66 cekungan plus 6 cekungan fore
> arc
> > basin yang teridentifikasi berisi minyak. Pada 2003, lanjut dia, Ikatan
> Ahli
> > Geologi Indonesia (IAGI) berhasil mengidentifikasi hipotesis cadangan
> gas
> > sebesar 26,7 triliun kaki kubik (TCF) yang tersebar di beberapa wilayah.
> > "Kebanyakan memang berada di sebelah barat Sumatera," terangnya.
> >
> > Terkait dengan penemuan BPPT itu, Andang menyatakan masih perlu kajian
> lebih
> > lanjut untuk bisa mendekati hitungan berapa besar cadangan terbuktinya.
> > Menurut dia, lokasi studi seismik 2D yang dilakukan BPPT dengan interval
> > jarak 60 km masih terlalu longgar. "Harus lebih rapat lagi, paling tidak
> > intervalnya 20 km," katanya.
> >
> > Karena itu, lanjut dia, BPPT harus segera berkoordinasi dengan
> pemerintah
> > untuk segera menindaklanjuti temuan tersebut. Sebab, untuk mengkaji
> lebih
> > teliti, dibutuhkan dana cukup besar.Dia menyebut, untuk proses studi
> seismik 2D yang lebih rapat, dibutuhkan
> > dana sekitar USD 7 juta.
> >
> > Kemudian, untuk mengetahui angka cadangan migas,
> > perlu dilakukan minimal 14 pengeboran sumur di 14 titik cekungan. Biaya
> > pengeboran satu sumur, lanjut alumnus Colorado School of Mines, AS, itu,
> > sekitar USD 30 juta. Dengan demikian, minimal dibutuhkan dana USD 427
> juta.
> > "Itu baru untuk studi eksplorasi. Untuk pengembangan lapangan, jumlahnya
> > jauh lebih besar," jelasnya.
> >
> > Andang menambahkan, yang saat ini harus segera dilakukan BPPT dan
> pemerintah
> > adalah koordinasi. Menurut dia, meskipun lapangan migas tersebut paling
> > cepat baru dapat dikembangkan dalam waktu tujuh tahun ke depan,
> pemerintah
> > harus bergerak cepat. "Jangan sampai potensi ini salah urus," tegasnya.
> >
> > Dia mengatakan, karakter lapangan yang berada di laut dalam (kedalaman
> lebih
> > dari 200 meter) jelas membutuhkan dana besar dan teknologi tinggi yang
> belum
> > tentu dimiliki Pertamina selaku perusahaan nasional. Meski demikian,
> lanjut
> > dia, jangan sampai tersebarnya informasi potensi tersebut justru
> > dimanfaatkan pihak-pihak yang punya modal besar dan teknologi, yakni
> > perusahaan asing. "Intinya, pemerintah harus berusaha agar potensi ini
> bisa
> > dimanfaatkan secara maksimal untuk kepentingan bangsa," jelasnya.
> >
> > Terkait dengan hal itu, Kepala BPPT Said Jenie menyatakan sudah
> melaporkan
> > penemuan tersebut ke Departemen ESDM. Selain itu, pihaknya sudah
> memberikan
> > tembusan yang ditindaklanjuti Pertamina dengan mengirimkan letter of
> intent
> > kerja sama untuk menindaklanjuti temuan tersebut. "Kami harap semua
> pihak
> > terkait bisa cepat merespons temuan ini. Sehingga bisa segera
> > ditindaklanjuti, " ujarnya.
> >
> > BPPT juga telah menyiapkan satu kapal riset yang dilengkapi alat khusus
> > seismik untuk meneliti lebih lanjut dan telah meminta kepada pemerintah
> > untuk mengamankan daerah perairan barat Aceh tersebut. (owi/kim)
> >
> > __________________________________________________________
> > Be a better friend, newshound, and
> > know-it-all with Yahoo! Mobile. Try it now.
> http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
> >
> > [Non-text portions of this message have been removed]
> >
> >
> >
> > __._,_.___  Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a
> new topic
> >   Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members |
> Calendar
> >   Moderators:
> > Budhi Setiawan '91 <[EMAIL PROTECTED]>
> > Edi Suwandi Utoro '92 <[EMAIL PROTECTED]>
> > Sandiaji '94 <[EMAIL PROTECTED]>
> > Wanasherpa '97 <[EMAIL PROTECTED]>
> > Satya '2000 <[EMAIL PROTECTED]>
> > Andri'2004 <[EMAIL PROTECTED]>
> >
> > Change settings via the Web (Yahoo! ID required)
> > Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch
> format to Traditional
> > Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe
> >
> >       Recent Activity
> >
> >       2
> >   New Members
> >
> > Visit Your Group
> >       Yahoo! Kickstart
> >   Sign up today!
> >   Find great recruits
> >   for your company.
> >
> >     Y! Messenger
> >   Group get-together
> >   Host a free online
> >   conference on IM.
> >
> >     Y! Groups blog
> >   the best source
> >   for the latest
> >   scoop on Groups.
> >
> >
> >
> >   .
> >
> >
> > __,_._,___
> >
> >
> > ---------------------------------
> > Never miss a thing.  Make Yahoo your homepage.
> >
> >
> >
> ____________________________________________________________________________________
> > Never miss a thing.  Make Yahoo your home page.
> > http://www.yahoo.com/r/hs
> > This email was Anti Virus checked by Administrator.
> > http://www.bpmigas.com
> >
> >
> >
> >
> ----------------------------------------------------------------------------
> > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
> use of any information posted on IAGI mailing list.
> >
> > ---------------------------------------------------------------------
> >
> >
>
>
>
> ----------------------------------------------------------------------------
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> ---------------------------------------------------------------------
>
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the
> use of any information posted on IAGI mailing list.
>
> ---------------------------------------------------------------------
>
>


-- 
Salam hangat

Shofi

Kirim email ke