Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-20 Terurut Topik Ridwan Djamaluddin

Abah, dan rekan-rekan IAGI,

Setahu saya, informasi yang disampaikan oleh Yusuf 
Surachman merupakan informasi ilmiah yang sudah dilakukan 
melalui olah pikir dengan metoda yang memadai. Kalau masih 
ada pertanyaan dan klarifikasi, makanya kita adakan 
luncheon talk Kamis, 21 Februari di Sahid.


Sebelumnya info ini mau disampaikan secara langsung dalam 
forum terbatas kepada ESDM, tapi belum sempat kejadian, 
keburu meledak sebagai petasan Imlek...


Kalau soal jujur, saya yakin info ini jujur. Dalam dunia 
ilmiah ini, prinsip yang harus dipegang adalah: Kita boleh 
salah, tapi tak boleh bohong...


Salam,
R i d w a n

On Wed, 13 Feb 2008 19:19:59 +0700 (WIT)
 [EMAIL PROTECTED] wrote:



Witan

Seperti sudah saya sampaikan dalam komentar saya ,memang
bisa demikian , akan  tetapi istilah resources , reserves 
dan
macam macam reserves sudah enjadi defenisi yang sudah 
kita kenal.


Bisa saja memang akan terjadi , WHO LKNOWS.

Akan tetapi saya
sangat menganjurkan BPPT untuk memberikan tanggapan yang 
jujur , APABILA
memang pendapat atau temuan  mereka seperti tertulisdi 
media Atau
bahkan memberikan koreksi kalau memang merasa perlu 
dikoreksi.


Pak Sekjen IAGI kan berkiprah di BPPT , daripada menjadi 
polemik 
yang lebih melebar sampai tidak tahu ujung-nya atau 
bahkan membuat

Pemerintah melakukan kebijakan yang salah kaprah.

Tidak - lah
sesuatu hal yang merendahkan suatu institusi untuk 
memberikan klarifikasi

ataupun koreksi.

Salah satu ciri dari ilmuwan adalah jujur
kepada diri sediri sebelum jujur kepada orang lain.

Si Abah

_
   Teman2 
Please calm down... 
Kalau anda
sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak 
sekeras 


ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah 
disampaikan oleh 
para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. 



Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang 
masih bisa


diperdebatkan dengan kepala dingin. 



Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada 
hidrokarbonnya, 
tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso 
Basin
(Ecuador) 
ada lapangan minyak dan gas. 



Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari 
website aapg: 
"Everything in geology is more complicated than what you 
see
in a 

luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD
Presentatiion, May 11 2004) 

"Prospecting for oil is a
dynamic art... The greatest single element in 

all prospecting,
past, present and future, is the man willing to take a 


chance" Everett DeGolyer 




-Original Message- 



From: noor syarifuddin
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 

Sent: Wednesday, February
13, 2008 7:41 AM 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Subject:
[iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 


Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) 



wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis 
dengan bahasa 
yang agak "keras":-) 


Tapi saya
setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat 
awal 



untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa
membingungkan 

banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung
oleh para politisi 
nantinya). 
Seperti pak Awang
tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja 

masih
susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini 
seperti 


kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan 
adalah aparat 
pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini 
keluar
dari 

lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri
ya. 



salam, 



- Original Message  


From: Awang Satyana
<[EMAIL PROTECTED]> 

To: [EMAIL PROTECTED];
Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi 

BPMIGAS

<[EMAIL PROTECTED]>; IAGI
 

Sent: Tuesday, February 12, 2008
4:50:52 PM 

Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan
"Lapangan2 

Super-Raksasa" di Aceh West Offshore
(BPPT-BGR) 


Harus hati-hati dan kritis menyikapi
berita ini. 


BPMIGAS tak punya urusan dengan berita
ini. Wilayah ini kosong dari 

blok perminyakan yang menjadi
pengawasan BPMIGAS. 


Beberapa hal dari berita itu
yang perlu dikritisi. 


Yang baru teridentifikasi
hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 

katakanlah terumbu
ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada 

terumbu
yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah 
selatan, di 


dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah 
dieksplorasi 
Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 
1980/awal 1990
dan 

telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas
biogenik 
non-komersil. 


Terumbu2 ini hanya
didapat dari survey geomarin yang punya jarak 

lintasan 60 km.
Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space 

seismik
60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh 
jarak 


lintasan seismik <5 km. 


Mengapa menganggap
terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan 

terumbu tak
mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan 
bright 

spot
p

Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-13 Terurut Topik Muhammad Taufik
Asal 
Daripada: "[EMAIL PROTECTED]" <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Dihantar: Rabu, 13 Februari, 2008 7:19:59
Subjek: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2  
Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)



Witan

Seperti 
sudah 
saya 
sampaikan 
dalam 
komentar 
saya 
,memang
bisa 
demikian 
, 
akan  
tetapi 
istilah resources 
, 
reserves 
dan
macam 
macam 
reserves 
sudah 
enjadi 
defenisi 
yang 
sudah 
kita 
kenal.

Bisa 
saja 
memang 
akan 
terjadi 
, 
WHO 
LKNOWS.

Akan 
tetapi 
saya
sangat 
menganjurkan 
BPPT 
untuk 
memberikan 
tanggapan 
yang 
jujur 
, 
APABILA
memang 
pendapat 
atau 
temuan  
mereka 
seperti 
tertulisdi 
media 
Atau
bahkan 
memberikan 
koreksi 
kalau 
memang 
merasa 
perlu 
dikoreksi.

Pak 
Sekjen 
IAGI 
kan 
berkiprah 
di 
BPPT 
, 
daripada 
menjadi 
polemik 
yang 
lebih 
melebar 
sampai 
tidak 
tahu 
ujung-nya 
atau 
bahkan 
membuat
Pemerintah 
melakukan 
kebijakan 
yang 
salah 
kaprah.

Tidak 
- 
lah
sesuatu 
hal 
yang 
merendahkan 
suatu 
institusi 
untuk 
memberikan 
klarifikasi
ataupun 
koreksi.

Salah 
satu 
ciri 
dari 
ilmuwan 
adalah 
jujur
kepada 
diri 
sediri 
sebelum 
jujur 
kepada 
orang 
lain.

Si 
Abah

_
   
Teman2 
> 
Please 
calm 
down 
> 
Kalau 
anda
sendiri 
menghadiri 
pemaparannya 
pasti 
reaksinya 
tidak 
sekeras 
>
ini. 
Pengertian 
tentang 
reserves 
dan 
resources 
sudah 
disampaikan 
oleh 
> 
para 
panelis 
tapi 
mungkin 
ditangkap 
lain 
oleh 
wartawan. 
>

> 
Menurut 
saya 
ini 
kan 
masih 
play 
concept 
jadi 
memang 
masih 
bisa

> 
diperdebatkan 
dengan 
kepala 
dingin. 
> 
>
Mungkin 
di 
Indonesia 
fore-arc 
basin 
belum 
terbukti 
ada 
hidrokarbonnya, 
> 
tapi 
setahu 
saya 
di 
Talara 
Basin 
(Peru) 
dan 
Progresso 
Basin
(Ecuador) 
> 
ada 
lapangan 
minyak 
dan 
gas. 
> 
>
Nah 
ini 
ada 
beberapa 
kalimat 
bijak 
yg 
saya 
kutip 
dari 
website 
aapg: 
> 
"Everything 
in 
geology 
is 
more 
complicated 
than 
what 
you 
see
in 
a 
> 
luncheon 
talk" 
(Jim 
Letourneau, 
CSPG, 
EPRD
Presentatiion, 
May 
11 
2004) 
> 
"Prospecting 
for 
oil 
is 
a
dynamic 
art... 
The 
greatest 
single 
element 
in 
> 
all 
prospecting,
past, 
present 
and 
future, 
is 
the 
man 
willing 
to 
take 
a 
>
chance" 
Everett 
DeGolyer 
> 
> 
>
-Original 
Message- 
> 
From: 
noor 
syarifuddin
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> 
Sent: 
Wednesday, 
February
13, 
2008 
7:41 
AM 
> 
To: 
iagi-net@iagi.or.id 
> 
Subject:
[iagi-net-l] 
Kritisi 
atas 
Berita 
Penemuan 
"Lapangan2 
>
Super-Raksasa" 
di 
Aceh 
West 
Offshore 
(BPPT-BGR) 
> 
>
wah 
baru 
sekali 
ini 
lho 
saya 
membaca 
pak 
Awang 
menulis 
dengan 
bahasa 
> 
yang 
agak 
"keras":-) 
> 
> 
Tapi 
saya
setuju 
sekali, 
ini 
adalah 
suatu 
hal 
yang 
masih 
sangat 
awal 
>
untuk 
bisa 
dibilang 
sebagai 
suatu 
"discovery" 
dan 
bisa
membingungkan 
> 
banyak 
orang 
(atau 
bahkan 
orang 
dibuat 
bingung
oleh 
para 
politisi 
> 
nantinya). 
> 
Seperti 
pak 
Awang
tuliskan, 
lha 
wong 
untuk 
disebut 
sebagai 
prospect 
aja 
> 
masih
susah 
kok 
sudah 
dikatakan 
sebagai 
penemuan. 
Kalau 
ini 
seperti 
>
kasus 
di 
Cibinong 
atau 
tempat 
lainnya, 
yang 
menyebtukan 
adalah 
aparat 
> 
pemda 
jadi 
ya 
kita 
maklum 
adanya 
lah. 
Tapi 
kalau 
hal 
ini 
keluar
dari 
> 
lembaga 
yang 
bergengsi 
seperti 
BPPT, 
wah 
kok 
jadi 
ngeri
ya. 
> 
> 
> 
salam, 
> 
> 
> 
- 
Original 
Message 
 
> 
From: 
Awang 
Satyana
<[EMAIL PROTECTED]> 
> 
To: 
[EMAIL PROTECTED];
Forum 
HAGI 
<[EMAIL PROTECTED]>; 
Eksplorasi 
> 
BPMIGAS
<[EMAIL PROTECTED]>; 
IAGI
 
> 
Sent: 
Tuesday, 
February 
12, 
2008
4:50:52 
PM 
> 
Subject: 
[iagi-net-l] 
Kritisi 
atas 
Berita 
Penemuan
"Lapangan2 
> 
Super-Raksasa" 
di 
Aceh 
West 
Offshore
(BPPT-BGR) 
> 
> 
Harus 
hati-hati 
dan 
kritis 
menyikapi
berita 
ini. 
> 
> 
BPMIGAS 
tak 
punya 
urusan 
dengan 
berita
ini. 
Wilayah 
ini 
kosong 
dari 
> 
blok 
perminyakan 
yang 
menjadi
pengawasan 
BPMIGAS. 
> 
> 
Beberapa 
hal 
dari 
berita 
itu
yang 
perlu 
dikritisi. 
> 
> 
Yang 
baru 
teridentifikasi
hanya 
terumbu2 
yang 
belum 
diketahui 
umurnya, 
> 
katakanlah 
terumbu
ini 
berumur 
Miosen 
Awal-Miosen 
Tengah 
mengacu 
kepada 
> 
terumbu
yang 
menjadi 
objektif 
di 
Cekungan 
Sibolga 
sebelah 
selatan, 
di 
>
dekat 
wilayah 
survey 
BPPT-BGR 
ini. 
Terumbu2 
ini 
pernah 
dieksplorasi 
> 
Union 
Oil 
dan 
Caltex 
pada 
tahun 
1970-an 
dan 
akhir 
1980/awal 
1990
dan 
> 
telah 
dibor 
(Suma, 
Singkel, 
Ibu 
Suma) 
menghasilkan 
gas
biogenik 
> 
non-komersil. 
> 
> 
Terumbu2 
ini 
hanya
didapat 
dari 
survey 
geomarin 
yang 
punya 
jarak 
> 
lintasan 
60 
km.
Prospek/lead 
apa

RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-13 Terurut Topik Benyamin Sapiie

Rekan2,

Kita sambut penemuan ini dengan harapan yang besar Walaupun play
forearc sangat jarang tapi ada jugat yg terbukti seperti Bang Witan
katakan .. biogenic juga ok..kalau TCF  kan bisa ekonomis. Saya secara
kebetulan melihat seismiknya dan sangat menarik sebagai lead/play untuk
ditindak lanjuti...kalau dihitung kasar tentu saja volume akan sangat
besar karena seismik 60 km spacing.

Memang kuli tintanya mungkin saja kurang pengetahuan..tapi bagi mereka ini
berita pentingjadi akan dibuat semenarik mungkin. Mungkin benar kita
semua yang terlalu emosional..masih terlalu dini dan perjalanan masih
panjang kita lihat saja.. tapi tantangan ini perlu kita cermati bersama
karena kita punya forearc2 lainnya yang sangat banyak dan
panjangbayangkan kalau itu semuanya mempunyai potensial yang sama..

Salam,

Ben Sapiie



Yep, kesan dari diskusi ini kebanyakan koq BPPT atau malah IAGI yang
salah.
Apa ada yang tahu bahwa PWI punya kode etik? Kalo bener bahwa ini
pelintiran,
mungkin ada baiknya di bawa ke meja hijau sehingga di kemudian hari semua
pihak akan lebih berhati-hati.

> -Original Message-
> From: Witan Ardjakusumah [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, February 13, 2008 10:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-
> Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
>
> Teman2
> Please calm down...
> Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras
> ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh
> para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan.
>
> Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa
> diperdebatkan dengan kepala dingin.
>
> Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya,
> tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador)
> ada lapangan minyak dan gas.
>
> Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg:
> "Everything in geology is more complicated than what you see in a
> luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004)
> "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in
> all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a
> chance" Everett DeGolyer
>
>



To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
the use of any information posted on IAGI mailing list.

-






CALONKAN DIRI ANDA SEBAGAI KETUA UMUM IAGI 2008-2011  !
PENDAFTARAN CALON KETUA 13 FEB S/D 6 JUNI 2008
PENGHITUNGAN SUARA: PIT IAGI 37 DI BANDUNG

-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-13 Terurut Topik yrsnki


Witan

Seperti sudah saya sampaikan dalam komentar saya ,memang
bisa demikian , akan  tetapi istilah resources , reserves dan
macam macam reserves sudah enjadi defenisi yang sudah kita kenal.

Bisa saja memang akan terjadi , WHO LKNOWS.

Akan tetapi saya
sangat menganjurkan BPPT untuk memberikan tanggapan yang jujur , APABILA
memang pendapat atau temuan  mereka seperti tertulisdi media Atau
bahkan memberikan koreksi kalau memang merasa perlu dikoreksi.

Pak Sekjen IAGI kan berkiprah di BPPT , daripada menjadi polemik 
yang lebih melebar sampai tidak tahu ujung-nya atau bahkan membuat
Pemerintah melakukan kebijakan yang salah kaprah.

Tidak - lah
sesuatu hal yang merendahkan suatu institusi untuk memberikan klarifikasi
ataupun koreksi.

Salah satu ciri dari ilmuwan adalah jujur
kepada diri sediri sebelum jujur kepada orang lain.

Si Abah

_
   Teman2 
> Please calm down... 
> Kalau anda
sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras 
>
ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh 
> para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan. 
>

> Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa

> diperdebatkan dengan kepala dingin. 
> 
>
Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya, 
> tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin
(Ecuador) 
> ada lapangan minyak dan gas. 
> 
>
Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg: 
> "Everything in geology is more complicated than what you see
in a 
> luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD
Presentatiion, May 11 2004) 
> "Prospecting for oil is a
dynamic art... The greatest single element in 
> all prospecting,
past, present and future, is the man willing to take a 
>
chance" Everett DeGolyer 
> 
> 
>
-Original Message- 
> 
From: noor syarifuddin
[mailto:[EMAIL PROTECTED] 
> Sent: Wednesday, February
13, 2008 7:41 AM 
> To: iagi-net@iagi.or.id 
> Subject:
[iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 
>
Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR) 
> 
>
wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa 
> yang agak "keras":-) 
> 
> Tapi saya
setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal 
>
untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa
membingungkan 
> banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung
oleh para politisi 
> nantinya). 
> Seperti pak Awang
tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja 
> masih
susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti 
>
kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat 
> pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar
dari 
> lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri
ya. 
> 
> 
> salam, 
> 
> 
> - Original Message  
> 
From: Awang Satyana
<[EMAIL PROTECTED]> 
> To: [EMAIL PROTECTED];
Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi 
> BPMIGAS
<[EMAIL PROTECTED]>; IAGI
 
> Sent: Tuesday, February 12, 2008
4:50:52 PM 
> Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan
"Lapangan2 
> Super-Raksasa" di Aceh West Offshore
(BPPT-BGR) 
> 
> Harus hati-hati dan kritis menyikapi
berita ini. 
> 
> BPMIGAS tak punya urusan dengan berita
ini. Wilayah ini kosong dari 
> blok perminyakan yang menjadi
pengawasan BPMIGAS. 
> 
> Beberapa hal dari berita itu
yang perlu dikritisi. 
> 
> Yang baru teridentifikasi
hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 
> katakanlah terumbu
ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada 
> terumbu
yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di 
>
dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi 
> Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990
dan 
> telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas
biogenik 
> non-komersil. 
> 
> Terumbu2 ini hanya
didapat dari survey geomarin yang punya jarak 
> lintasan 60 km.
Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space 
> seismik
60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak 
>
lintasan seismik <5 km. 
> 
> Mengapa menganggap
terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan 
> terumbu tak
mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright 
> spot
pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak 
>
brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah 
> banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh
di 
> Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini,
ternyata hanya 
> kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di
tengah lempung. 
> 
> Cara perhitungan sumberdaya/cadangan
san

Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Nataniel Mangiwa
Sedikit perihatin buat BPPT yang sedang mendapat reaksi 'keras' dari
iagi-netters. Kalau saja BPPT adalah badan yang berwenang
menandatangani 'AFE Approval', mungkin saja reaksi-nya tidak akan
seperti/se'keras' ini..seenggak-nya lebih calm down lah..

Salam,
NM

On 2/13/08, Hasan Sidi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> Yep, kesan dari diskusi ini kebanyakan koq BPPT atau malah IAGI yang salah.
> Apa ada yang tahu bahwa PWI punya kode etik? Kalo bener bahwa ini pelintiran,
> mungkin ada baiknya di bawa ke meja hijau sehingga di kemudian hari semua
> pihak akan lebih berhati-hati.
>
> > -Original Message-
> > From: Witan Ardjakusumah [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Wednesday, February 13, 2008 10:48 AM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-
> > Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> >
> > Teman2
> > Please calm down...
> > Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras
> > ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh
> > para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan.
> >
> > Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa
> > diperdebatkan dengan kepala dingin.
> >
> > Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya,
> > tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador)
> > ada lapangan minyak dan gas.
> >
> > Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg:
> > "Everything in geology is more complicated than what you see in a
> > luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004)
> > "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in
> > all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a
> > chance" Everett DeGolyer
> >
> >
>
>
> 
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
>
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted 
> on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall 
> IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct 
> or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss 
> of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any 
> information posted on IAGI mailing list.
>
> -
>
>



To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

-



RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Hasan Sidi
Yep, kesan dari diskusi ini kebanyakan koq BPPT atau malah IAGI yang salah.
Apa ada yang tahu bahwa PWI punya kode etik? Kalo bener bahwa ini pelintiran,
mungkin ada baiknya di bawa ke meja hijau sehingga di kemudian hari semua
pihak akan lebih berhati-hati. 

> -Original Message-
> From: Witan Ardjakusumah [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, February 13, 2008 10:48 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-
> Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> 
> Teman2
> Please calm down...
> Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras
> ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh
> para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan.
> 
> Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa
> diperdebatkan dengan kepala dingin.
> 
> Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya,
> tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador)
> ada lapangan minyak dan gas.
> 
> Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg:
> "Everything in geology is more complicated than what you see in a
> luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004)
> "Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in
> all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a
> chance" Everett DeGolyer
> 
> 



To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

-



RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Firman Gea
Pak Noor, ikut berkomentar ya,

Bukan BPPT dalam hal ini yang membuat bias. Yang membuat bias adalah
tulisan di media. Yang menulis di media kemungkinan besar bukan
geoscientist, jadi walaupun dia sudah menuliskan tentang bahwa ini masih
"resource", tapi tetap saja dia membangun dan menampilkan pesan ke
masyarakat umum yang membaca bahwa itu adlah sebuah penemuan dengan
cadangan besar, khas media lah. Jadi menurut saya sebaiknya
diklarifikasi ke medianya. BPPT menurut saya pernyataannya sudah sangat
baik dan sangat dimengerti bila yang membaca adalah geoscientist.

Salam,
Firman Fauzi

-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa
yang agak "keras":-)

Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal
untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan
banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi
nantinya). 
Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja
masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti
kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat
pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari
lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya.


salam,


- Original Message 
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi
BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI 
Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

  Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
  
  BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari
blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
  
  Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
  
  Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya,
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada
terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di
dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi
Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan
telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik
non-komersil. 
  
  Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak
lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space
seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak
lintasan seismik <5 km.
  
  Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan
terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright
spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak
brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah
banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di
Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya
kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung.
  
  Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan
BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk
sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to
gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi
air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume
factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong
lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan
mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori,
bukan hidrokarbon.
  
  Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100
feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja
kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar
Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya
Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas.
  
  Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2
migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada
posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta
Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor
Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc
basin.
  
  Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan
panas dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah
kita tahu pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser
gempa ? Source rocks tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas
adalah heat flow dari mantel dan panas konduktif dari tu

Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik benyamin sembiring
Bagaimana kalau IAGI ngadain LUNCHEON TALK untuk masalah ini

sekedar saran

benz



Pada tanggal 13/02/08, Shofiyuddin <[EMAIL PROTECTED]> menulis:
>
> Menurut aku sih gak ada salahnya BPPT mengumumkan hal itu, ambil sisi
> positifnya. Sekarang yang terpenting mungkin bisa diadakan diskusi bersama
> antara BPPT dengan personal atau organisasi yang tertarik seperti BP
> Migas,
> IAGI dan laen sebagainya.
>
> Saya kurang sreg dengan pertanyaan Iwan bahwa BPPT sebaiknya diskusi
> dengan
> IAGI atau IPA karena IAGI dan IPA bukan badan struktural. Kalo dengan BP
> Migas memang bisa lebih pas.
>
>
> On 2/13/08, Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
> >
> > Satu lagi pak, utk menambahkan saja, sebaiknya sebelumnya
> > dipublikasikan, sebaiknya BPPT lebih terbuka utk mengajak IAGI atau
> > organisasi lain (IPA?) utk berdiskusi interpretasinya...
> >
> >
> > 2008/2/13 Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>:
> > > Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil
> > mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik.
> Gairah
> > BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran.
> Lengkapi
> > dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa
> memenuhi
> > high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier
> (spec
> > survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan
> > dibawah volcanic cover yang belum dieksplore.
> > > Salam,
> > > BKG
> > >
> > > -----Original Message-----
> > > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM
> > > To: iagi-net@iagi.or.id
> > > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
> > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> > >
> > > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa
> > yang agak "keras":-)
> > >
> > > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal
> > untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan
> banyak
> > orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya).
> > > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect
> aja
> > masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti
> kasus di
> > Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi
> ya
> > kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang
> > bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya.
> > >
> > >
> > > salam,
> > >
> > >
> > > - Original Message 
> > > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
> > > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>;
> Eksplorasi
> > BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI 
> > > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
> > > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
> > Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> > >
> > >   Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
> > >
> > >   BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari
> > blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
> > >
> > >   Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
> > >
> > >   Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui
> umurnya,
> > katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada
> > terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di
> dekat
> > wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil
> dan
> > Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor
> (Suma,
> > Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil.
> > >
> > >   Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak
> > lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space
> > seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak
> > lintasan seismik <5 km.
> > >
> > >   Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan
> > terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright
> spot
> > pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot
> > sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak
> perusahaan
> > tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait
> dibor
> > menge

Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Shofiyuddin
Menurut aku sih gak ada salahnya BPPT mengumumkan hal itu, ambil sisi
positifnya. Sekarang yang terpenting mungkin bisa diadakan diskusi bersama
antara BPPT dengan personal atau organisasi yang tertarik seperti BP Migas,
IAGI dan laen sebagainya.

Saya kurang sreg dengan pertanyaan Iwan bahwa BPPT sebaiknya diskusi dengan
IAGI atau IPA karena IAGI dan IPA bukan badan struktural. Kalo dengan BP
Migas memang bisa lebih pas.


On 2/13/08, Iwan B <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Satu lagi pak, utk menambahkan saja, sebaiknya sebelumnya
> dipublikasikan, sebaiknya BPPT lebih terbuka utk mengajak IAGI atau
> organisasi lain (IPA?) utk berdiskusi interpretasinya...
>
>
> 2008/2/13 Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>:
> > Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil
> mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. Gairah
> BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. Lengkapi
> dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa memenuhi
> high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier (spec
> survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan
> dibawah volcanic cover yang belum dieksplore.
> > Salam,
> > BKG
> >
> > -Original Message-
> > From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> > Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM
> > To: iagi-net@iagi.or.id
> > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
> Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> >
> > wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa
> yang agak "keras":-)
> >
> > Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal
> untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak
> orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya).
> > Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja
> masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di
> Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya
> kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang
> bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya.
> >
> >
> > salam,
> >
> >
> > - Original Message ----
> > From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
> > To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi
> BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI 
> > Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
> > Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
> Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
> >
> >   Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
> >
> >   BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari
> blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
> >
> >   Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
> >
> >   Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya,
> katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada
> terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat
> wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan
> Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma,
> Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil.
> >
> >   Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak
> lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space
> seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak
> lintasan seismik <5 km.
> >
> >   Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan
> terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot
> pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot
> sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan
> tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor
> mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi
> akibat lapisan tuf di tengah lempung.
> >
> >   Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan
> BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk
> sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross),
> dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc
> (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau
> menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery
> factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan 

RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Witan Ardjakusumah
Teman2
Please calm down...
Kalau anda sendiri menghadiri pemaparannya pasti reaksinya tidak sekeras
ini. Pengertian tentang reserves dan resources sudah disampaikan oleh
para panelis tapi mungkin ditangkap lain oleh wartawan.

Menurut saya ini kan masih play concept jadi memang masih bisa
diperdebatkan dengan kepala dingin.

Mungkin di Indonesia fore-arc basin belum terbukti ada hidrokarbonnya,
tapi setahu saya di Talara Basin (Peru) dan Progresso Basin (Ecuador)
ada lapangan minyak dan gas.

Nah ini ada beberapa kalimat bijak yg saya kutip dari website aapg:
"Everything in geology is more complicated than what you see in a
luncheon talk" (Jim Letourneau, CSPG, EPRD Presentatiion, May 11 2004)
"Prospecting for oil is a dynamic art... The greatest single element in
all prospecting, past, present and future, is the man willing to take a
chance" Everett DeGolyer


-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa
yang agak "keras":-)

Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal
untuk bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan
banyak orang (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi
nantinya). 
Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja
masih susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti
kasus di Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat
pemda jadi ya kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari
lembaga yang bergengsi seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya.


salam,


- Original Message 
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi
BPMIGAS <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI 
Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2
Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

  Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
  
  BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari
blok perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
  
  Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
  
  Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya,
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada
terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di
dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi
Union Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan
telah dibor (Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik
non-komersil. 
  
  Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak
lintasan 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space
seismik 60 km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak
lintasan seismik <5 km.
  
  Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan
terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright
spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak
brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah
banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di
Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya
kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung.
  
  Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan
BRV (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk
sampai ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to
gross), dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi
air) atau Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume
factor). Kalau mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong
lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan
mengalikan BRV dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori,
bukan hidrokarbon.
  
  Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100
feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja
kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar
Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya
Miosen Awal. Minyak butuh termal yang lumayan panas.
  
  Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2
migas di Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada
posisi forearc basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta
Gangga di teluk Benggala dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor
Spreading. Belum ada terbukti lapangan minyak/gas komersil di forearc
basin.
  
  Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rock

Re: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Iwan B
Satu lagi pak, utk menambahkan saja, sebaiknya sebelumnya
dipublikasikan, sebaiknya BPPT lebih terbuka utk mengajak IAGI atau
organisasi lain (IPA?) utk berdiskusi interpretasinya...


2008/2/13 Brahmantyo Krisnahadi Gunawan <[EMAIL PROTECTED]>:
> Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil 
> mengidentifikasi objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. Gairah 
> BPPT ini sebaiknya kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. Lengkapi 
> dengan perlengkapan lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa memenuhi 
> high requirements, trus libatkan secara nyata di eksplorasi frontier (spec 
> survey). Tdk hanya di laut, juga di darat, karena masih banyak cekungan 
> dibawah volcanic cover yang belum dieksplore.
> Salam,
> BKG
>
> -Original Message-
> From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
> Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" 
> di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
>
> wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang 
> agak "keras":-)
>
> Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk 
> bisa dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang 
> (atau bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya).
> Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih 
> susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di 
> Cibinong atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya 
> kita maklum adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi 
> seperti BPPT, wah kok jadi ngeri ya.
>
>
> salam,
>
>
> - Original Message 
> From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
> To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS 
> <[EMAIL PROTECTED]>; IAGI 
> Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
> Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" 
> di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)
>
>   Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
>
>   BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok 
> perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
>
>   Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
>
>   Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 
> katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada 
> terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat 
> wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan 
> Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, 
> Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil.
>
>   Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 
> 60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? 
> Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 
> km.
>
>   Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan 
> terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot 
> pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot 
> sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan 
> tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor 
> mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi 
> akibat lapisan tuf di tengah lempung.
>
>   Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV 
> (bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke 
> angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi 
> oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), 
> lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung 
> terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). 
> Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, 
> maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon.
>
>   Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di 
> Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 
> feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau 
> Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, 
> Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak 
> butuh termal yang lumayan panas.
>
>   Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di 
> Arakan atau Mergui Terrace offs

RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Awang Harun Satyana
Bukan keras sih Pak Noor, hanya mencoba menampilkan sisi negatif/ kritis atas 
press release ini, agar kita semua (walaupun kita praktisi perminyakan pasti 
tahu tingkat kebenaran berita ini) hati2 menanggapinya.

Sedikit koreksi atas ulasan saya kemarin yang tertulis :

>Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya 
>>termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet)...

Seharusnya :

Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di Sumatera-Jawa terkenal punya 
termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 F/100 feet)... (jadi bukan C/100 ft tetapi 
F/100 ft)

Tentu saya berharap bahwa di west offshore Aceh itu benar2 ada giant-supergiant 
fields, juga di bagian lain di Indonesia; tetapi tetap kan kita harus kritis 
menggunakan nalar kita.

Bahkan "all prospects look good until drilled", apalagi yang di west offshore 
Aceh ini untuk menamakannya sebagai lead pun bukan, play pun bukan, petroleum 
system pun bukan (mengacu kepada hirarki basin to prospect menurut Otis dan 
Schneidermann, 1997); maka mengumumkannya sebagai lapangan dengan cadangan 
(lapangan dan cadangan itu juga terminologi kalau sudah dibor dan ada penemuan) 
ratusan bilyun barrel jelas sangat mengganggu (!), dan jelas harus diluruskan.

Salam,
awang

-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 C++
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di 
Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak 
"keras":-)

Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa 
dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau 
bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya).
Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih 
susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong 
atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum 
adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, 
wah kok jadi ngeri ya.


salam,





To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.

-



RE: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Brahmantyo Krisnahadi Gunawan
Mungkin lebih karena euphoria dari rekan2 BPPT karena berhasil mengidentifikasi 
objek geologi di bawah dasarlaut dengan lebih baik. Gairah BPPT ini sebaiknya 
kita maklumi saja, dan kedepan didukung beneran. Lengkapi dengan perlengkapan 
lebih baik lagi sehingga kapabilitasnya bisa memenuhi high requirements, trus 
libatkan secara nyata di eksplorasi frontier (spec survey). Tdk hanya di laut, 
juga di darat, karena masih banyak cekungan dibawah volcanic cover yang belum 
dieksplore.
Salam,
BKG

-Original Message-
From: noor syarifuddin [mailto:[EMAIL PROTECTED]
Sent: Wednesday, February 13, 2008 7:41 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di 
Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak 
"keras":-)

Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa 
dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau 
bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya).
Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih 
susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong 
atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum 
adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, 
wah kok jadi ngeri ya.


salam,


- Original Message 
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS 
<[EMAIL PROTECTED]>; IAGI 
Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di 
Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

  Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.

  BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok 
perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.

  Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.

  Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu 
yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah 
survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada 
tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu 
Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil.

  Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 
km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang 
namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km.

  Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu 
tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak 
otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat 
kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal 
ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot 
semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di 
tengah lempung.

  Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk 
rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka 
sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh 
porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu 
dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya 
berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya 
menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang 
dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon.

  Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di 
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), 
kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union 
Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu 
Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh 
termal yang lumayan panas.

  Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di 
Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc 
basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala 
dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti 
lapangan minyak/gas komersil di forearc basin.

  Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas 
dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu 
pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks 
tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel 
dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat sesar yang 
menghubungkan mantel dengan 

[iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik noor syarifuddin
wah baru sekali ini lho saya membaca pak Awang menulis dengan bahasa yang agak 
"keras":-)

Tapi saya setuju sekali, ini adalah suatu hal yang masih sangat awal untuk bisa 
dibilang sebagai suatu "discovery" dan bisa membingungkan banyak orang (atau 
bahkan orang dibuat bingung oleh para politisi nantinya). 
Seperti pak Awang tuliskan, lha wong untuk disebut sebagai prospect aja masih 
susah kok sudah dikatakan sebagai penemuan. Kalau ini seperti kasus di Cibinong 
atau tempat lainnya, yang menyebtukan adalah aparat pemda jadi ya kita maklum 
adanya lah. Tapi kalau hal ini keluar dari lembaga yang bergengsi seperti BPPT, 
wah kok jadi ngeri ya.


salam,


- Original Message 
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
To: [EMAIL PROTECTED]; Forum HAGI <[EMAIL PROTECTED]>; Eksplorasi BPMIGAS 
<[EMAIL PROTECTED]>; IAGI 
Sent: Tuesday, February 12, 2008 4:50:52 PM
Subject: [iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di 
Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

  Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
  
  BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok 
perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
  
  Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
  
  Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu 
yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah 
survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada 
tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu 
Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. 
  
  Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 
km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang 
namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km.
  
  Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu 
tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak 
otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat 
kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal 
ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot 
semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di 
tengah lempung.
  
  Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk 
rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka 
sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh 
porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu 
dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya 
berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya 
menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang 
dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon.
  
  Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di 
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), 
kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union 
Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu 
Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh 
termal yang lumayan panas.
  
  Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di 
Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc 
basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala 
dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti 
lapangan minyak/gas komersil di forearc basin.
  
  Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas 
dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu 
pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks 
tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel 
dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat sesar yang 
menghubungkan mantel dengan source rocks; tetapi harus diingat bahwa heat flow 
di sini minimal karena di wilayah barat Sumatera terjadi sel konveksi mantle 
downwelling yang membawa subduksi kerak samudera Hindia, jadi terhubung ke 
mantel yang dingin percuma saja.
  
  Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak sepadan, 
membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa di Arab memang 
sudah dihitung menurut kaidah perhitungan sumberdaya/cadangan dalam 
perminyakan, bahkan membandingkannya dengan lapangan Bayu Urip pun tak sepadan.
  
  Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini. Tetapi, 
pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah mengeluarkan 
pendapat yang bombastis ini ke p

Re: [iagi-net-l] Kritisi Atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Ismail Zaini
Setiap Institusi mempunyai fungsi dan tugas masing - masing . Kadang kadang 
ada yang terlalu berani menggelar pernyataan / konprensi pers namun juga ada 
yang sebaliknaya. Kalau pernytaan tsb menyangkut hal yg strategis dan 
mengundang perhatian publik apalagi dg disertakan data yg kuantitif biasanya 
publik tidak melihat institusinya  namun melihatnya Ini suatu yg baru. 
Rasanya hal ini sering terjadi.
Mungkin untuk pernyataan pernyataan yg sifatnya strategis dan akan mendapat 
perhatian publik yg besar , mbok yao dilakukan konsultasi publik dulu ... 
emaksudnya konsultasi institusi dulu terutama yg menyangkut  masalah 
lintas sektoral.
Kita ini kan sudah punya Badan Geologi , saya dulu berpikir setelah adanya 
suatu Badan tersendiri maka semua aspek pergeologian ini akan dikomando oleh 
yang empunya Badan , ternyata masih jalan sendiri sendiri juga . Kalau 
diperhatikan mungkin kita itu punya lebih 5 institusi yang semuanya 
melakukan penelitian penelitian G & G.yg kadang kadang antara yg satu dg yg 
lain batasnya abu abu . Mungkin nggak ya Badan tsb sifatnya Nasional dibawah 
Presiden langsung tidak seperti sekrang ada dibawah ESDM shg sulit untuk 
bergerak lintas sektoral. yah seperti Bakosurtanal itu atau Bulog dll.


ISM


"Eksplorasi BPMIGAS" <[EMAIL PROTECTED]>; "IAGI" 


Sent: Tuesday, February 12, 2008 1:27 AM
Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] Kritisi atas Berita Penemuan 
"Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)



Jaman baheula, pada daerah2 open area ada yang melakukan speculative 
survey, biasanya juga tidak memunculkan besaran sumberdaya yang ada. Kini 
survey riset yang dilakukan oleh BPPT/BGR dengan interval yang sangat 
lebar menghasilkan gambar tentang kandungan migas yang sangat spektakuler. 
Alhamdulillah. Dan, adalah tugas pak Yusuf yang dipercaya untuk 
menginventarisir sumberdaya alam di BPPT mengungkapkan potensi yang ada di 
negeri ini.


Sekalian menegakkan kepala sebagai bangsa, alangkah baiknya jika 
putra-putri Indonesia sendiri berani bahu membahu melakukan usaha-usaha 
pembuktian. Sebelum eksplorasi, lakukan spec survey, masak orang luar 
terus yang melakukannya, padahal BPPT/LIPI punya kapal, mungkin PPGL punya 
peralatan, pemerintah dapat bonus2 tandatangan kontrak PSC, semua 
sumberdaya yang ada tersebut kan bisa didayagunakan. Masak sih Migas 
mengandalkan partner luar terus. mbok yao potensi nasional dikoordinir 
yang rapih.


lam-salam,
ar-


- Original Message 
From: Awang Satyana <[EMAIL PROTECTED]>
Subject: [Forum-HAGI] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 
Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)



Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.

BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok 
perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.


Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.

Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada 
terumbu yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di 
dekat wilayah survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union 
Oil dan Caltex pada tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor 
(Suma, Singkel, Ibu Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil.


Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 
60 km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 
km ? Yang namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan 
seismik <5 km.


Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan 
terumbu tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright 
spot pun tak otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak 
brightspot sebagai akibat kontras impedansi litologi saja, dan telah 
banyak perusahaan tertipu oleh hal ini. Sumur terdalam dan terjauh di 
Makassar Strait dibor mengejar brightspot semacam ini, ternyata hanya 
kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di tengah lempung.


Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV 
(bulk rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai 
ke angka sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), 
dipotong lagi oleh porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau 
Shc (saturasi HC), lalu dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau 
mau menghitung terkurasnya berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF 
(recovery factor). Kalau hanya menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV 
dengan porositas, maka yang dihitung hanyalah ruang pori, bukan 
hidrokarbon.


Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di 
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 
feet), kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja 
kalau Union Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar 
Singkel, Suma, Ibu Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen 
Awal. Minyak butuh termal 

[iagi-net-l] Kritisi atas Berita Penemuan "Lapangan2 Super-Raksasa" di Aceh West Offshore (BPPT-BGR)

2008-02-12 Terurut Topik Awang Satyana
  Harus hati-hati dan kritis menyikapi berita ini.
   
  BPMIGAS tak punya urusan dengan berita ini. Wilayah ini kosong dari blok 
perminyakan yang menjadi pengawasan BPMIGAS.
   
  Beberapa hal dari berita itu yang perlu dikritisi.
   
  Yang baru teridentifikasi hanya terumbu2 yang belum diketahui umurnya, 
katakanlah terumbu ini berumur Miosen Awal-Miosen Tengah mengacu kepada terumbu 
yang menjadi objektif di Cekungan Sibolga sebelah selatan, di dekat wilayah 
survey BPPT-BGR ini. Terumbu2 ini pernah dieksplorasi Union Oil dan Caltex pada 
tahun 1970-an dan akhir 1980/awal 1990 dan telah dibor (Suma, Singkel, Ibu 
Suma) menghasilkan gas biogenik non-komersil. 
   
  Terumbu2 ini hanya didapat dari survey geomarin yang punya jarak lintasan 60 
km. Prospek/lead apa yang bisa diidentifikasi dengan space seismik 60 km ? Yang 
namanya prospek ia harus diidentifikasi oleh jarak lintasan seismik <5 km.
   
  Mengapa menganggap terumbu2 ini sebagai lapangan minyak ? Keberadaan terumbu 
tak mengindikasi keberadaan lapangan minyak. Keberadaan bright spot pun tak 
otomatis mengindikasi keberadaan gas column. Banyak brightspot sebagai akibat 
kontras impedansi litologi saja, dan telah banyak perusahaan tertipu oleh hal 
ini. Sumur terdalam dan terjauh di Makassar Strait dibor mengejar brightspot 
semacam ini, ternyata hanya kontras impedansi litologi akibat lapisan tuf di 
tengah lempung.
   
  Cara perhitungan sumberdaya/cadangan sangat kasar, hanya mengalikan BRV (bulk 
rock volume) dengan porositas; padahal kita tahu bahwa untuk sampai ke angka 
sumberdaya si BRV harus dipotong oleh N/G (net to gross), dipotong lagi oleh 
porositas, dipotong lagi oleh Sw (saturasi air) atau Shc (saturasi HC), lalu 
dibagi oleh FVF (formation volume factor). Kalau mau menghitung terkurasnya 
berapa harus banyak dipotong lagi oleh RF (recovery factor). Kalau hanya 
menghitung sumberdaya dengan mengalikan BRV dengan porositas, maka yang 
dihitung hanyalah ruang pori, bukan hidrokarbon.
   
  Mengapa mesti minyak ? Sibolga Basin dan semua cekungan muka busur di 
Sumatera-Jawa terkenal punya termal yang dingin (HFU <1.5; GG < 2 C/100 feet), 
kecuali Bengkulu Basin yang sedikit lebih panas; maka wajar saja kalau Union 
Oil dan Caltex menemukan gas biogenik saja di terumbu besar Singkel, Suma, Ibu 
Suma yang dibornya, padahal terumbu ini umurnya Miosen Awal. Minyak butuh 
termal yang lumayan panas.
   
  Tak cocok menganalogikan terumbu2 temuan BPPT-BGR ini ke lapangan2 migas di 
Arakan atau Mergui Terrace offshore Myanmar. Mereka bukan pada posisi forearc 
basin, tetapi berlokasi di passive margin dengan delta Gangga di teluk Benggala 
dan Delta Irawadi dengan Andaman Sea Floor Spreading. Belum ada terbukti 
lapangan minyak/gas komersil di forearc basin.
   
  Gempa Aceh Desember 2004 menggeser source rocks sehingga mengeluarkan panas 
dan mematangkan minyak adalah pernyataan yang menggelikan. Apakah kita tahu 
pasti lapisan source rocks di situ apa, apakah ia tergeser gempa ? Source rocks 
tak mengeluarkan panas, yang mengeluarkan panas adalah heat flow dari mantel 
dan panas konduktif dari tumpukan sedimen. Taruhlah gempa membuat sesar yang 
menghubungkan mantel dengan source rocks; tetapi harus diingat bahwa heat flow 
di sini minimal karena di wilayah barat Sumatera terjadi sel konveksi mantle 
downwelling yang membawa subduksi kerak samudera Hindia, jadi terhubung ke 
mantel yang dingin percuma saja.
   
  Membandingkannya dengan sumberdaya lapangan2 di Arab sungguh tak sepadan, 
membandingkannya bukan "apple to apple" sebab lapangan2 raksasa di Arab memang 
sudah dihitung menurut kaidah perhitungan sumberdaya/cadangan dalam 
perminyakan, bahkan membandingkannya dengan lapangan Bayu Urip pun tak sepadan.
   
  Tetapi, tak salah kalau BPPT/BGR mau menindaklanjuti temuan ini. Tetapi, 
pikirkanlah aspek2 negatifnya juga; dan sebaiknya berhati-hatilah mengeluarkan 
pendapat yang bombastis ini ke publik, dasar ilmiahnya masih sangat kurang, dan 
status evaluasinya masih teramat dini. Kalau sudah terlanjur terlempar ke 
publik, lalu bagaimana ?
   
  Mimpi boleh, tetapi tak perlu ribut-ribut dulu ke mana2.
   
  Salam,
  awang

Guruh Didi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:  Selasa, 12 Feb 2008,
Ditemukan, Lapangan Migas Raksasa di Aceh 

BPPT: Lebih Besar dari Milik Arab Saudi 
JAKARTA - Bencana dahsyat tsunami di Aceh 26 Desember 2004 memunculkan
berkah tak terduga empat tahun kemudian. Berawal dari studi pascagempa
tsunami di perairan barat Sumatera, Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi
(BPPT) kemarin (11/2) memublikasikan temuan blok dengan potensi kandungan
migas raksasa.

Direktur Pusat Teknologi Inventarisasi Sumber Daya Alam BPPT Yusuf Surahman
mengatakan, Survei BPPT bersama Bundesanspalp fur Geowissnschaften und
Rohftoffe (BGR Jerman) itu menemukan kawasan perairan yang di dalam buminya
diperkirakan terkandung migas 107,5 hingga 320,79 miliar barel. Lapangan
migas tersebut terletak di daerah cekungan busur muka atau fore