Re: [iagi-net-l] Mang Okim Jadi Propesor Setengah Jam
Pak Miko itu memecahkan record, kalau Amien Rais dulu baru saja dikukuhkan jadi professor (gurubesar) 1 jam kemudian langsung mengundurkan diri, jadi kukuhnya hanya 1 jam. Tetapi kemudian menjabat gurubesar di universitas swasta, itu bedanya dg Pak Miko. - Original Message - From: miko [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Cc: [EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, January 16, 2006 9:06 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Mang Okim Jadi Propesor Setengah Jam Dear Nhia, Anda sudah melangkah maju dengan berani menjadi anggota milis IAGI. Semoga hal tersebut dapat mempercepat proses penyelesaian studi Anda. Mengenai gemology, akan sangat ideal kalau punya basic geology. Di Gemologycal Institute of America, baik di pusatnya Santa Monica, California, ataupun di cabang-cabangnya, Bangkok, Taipei , Hongkong, dll. persyaratannya hanya Toefl Inggris 500, selebihnya terserah, mau graduate university atau tidak, mau ilmu social atau eksakta, etc. Yang penting, bisa bayar school fee dan peralatannya yang lumayan mahal. Ok ya, itu dulu jawaban mang Okim. Untuk pertanyaan yang lain, pasti ada yang lebih kompeten menjawab. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: nhia maniez [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, January 15, 2006 11:34 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Mang Okim Jadi Propesor Setengah Jam Dear All hehehehe lucu jg pengalaman Mang Okim tapi bagus jg sebagai ajang latihan begini rasanya jadi Profesor alias Professeur in French. By the way saya ingin memperkenalkan diri karena baru pertama kali ikutan di milis ini yang kayaknya orang2 yang ikut dimilis ini orang2 hebat semua deh heheheehe saya bilang begitu karena saya sudah pernah ikut seminar yang beberapa orang diantara bapak-bapak ini menjadi pembicara baik di dalam Makassar atau diluar.Saya seorang mahasiswi S1 Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin diMakassar Sulawesi Selatan. Sebenarnya sudah lama pengen ikutan milis ini tapi segan+minderan juga nih.Mohon bantuannya yah tuk Bapak2,Mas2,dan Mbak2 semuanya. Oiya buat Mang Okim sebenarnya kalau boleh tau basic ilmunya apa?dibidang Gemology yah?Terusterang saja di Geologi Unhas pengetahuan tentang Gemology masih kurang banget dan tidak dibahas secara mendalam dalam matakuliah yang berkaitan (mis:endapan mineral,dsb), Dan sepertinya senior2 saya belum ada yang menjadikan gemology sebagai skripsinya.Saya juga baru tahu kalau ternyata Thailand dan Amerika menaruh minat yang sangat besar dalam bidang ini(baru tau waktu baca dari miling list ini loh).Berarti bidang ini punya prospek yang bagus dong ke depannya. Terakhir saya butuh info mengenai Oil and Gas Company yang ada diKalimantan yang bisa Mahasiswa2 Geologi kunjungi dalam rangka Ekskursi. Kami ingin sekali buat kegiatan seperti itu.Kalau ada mohon diberitahu syarat-syarat yang diperlukan dan siapa yang bisa dihubungi.Mohon Bantuannya.(mungkin bapak2 atau mas2 atau mbak2 ada yang bisa bantu)Thanks tuk perhatiannya. My Best Regards miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Bulan lalu, 16-17 Desember 2005, Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat mengadakan Lokakarya Geofisika di Banjarmasin. Themanya kayaknya akan mengundang macem-macem pendapat : Metode Geolistrik Dalam Penentuan Daerah Potensi Mineral. Mang Okim diundang untuk membawakan makalah yang ditetapkan oleh panitia berjudul: Mineral Kalimantan Selatan dalam Perspektif Gemologi ( bisa kan metode geolistrik dipakai untuk melacak peleo-rivers/ streams ). Hari pertama , tanggal 16 , di acara makan malam, mang Okim mendapatkan kehormatan duduk di samping Pak Rektor. Karena mang Okim tahu sedikit tentang potensi tambang di KALSEL seperti batubara, besi, emas, minyak, bahan semen portland, dan batumulia, maka ceritanya jadi seru. Usai makan malam, mang Okim jadinya diminta mendampingi Pak Rektor lagi dalam acara perkenalan dengan peserta ( 30 an dosen MIPA dari seluruh universitas di KALSEL ). Selain memberikan motivasi, tentulah mang Okim memperkenalkan juga tentang batumulia KALSEL khususnya intan, yang walaupun telah dikeduk sejak lebih 100 tahunan yang lalu, ternyata tidak memberikan kesejahteraan berarti bagi para pendulang dan masyarakat sekitar Cempaka. Sementara itu, cadangan akik pembawa intannya yang nyampe 36 juta tons dengan nilai ekonomi 18 Triliun rupiah ( harga perkilo mentah 500 rupiah saja ) , dan yang bisa mensejahterakan masyarakat secara luas kalau dikelola dengan bener, tak pernah disentuh ( MIPA UNLAM dan KEMRISTEK bekerjasama dalam program menjadikan Cempaka sebagai kawasan geowisata dimana Prof. Lilik H dan mang Okim jadi nara sumbernya , Juni 2004 ). Nah, cerita mang Okim jadi propesor terjadi keesokan harinya, tanggal 17 pagi. Pembicara pertama berasal dari salah satu instansi di Kalsel, sedangkan mang Okim yang akan berbicara sesudahnya, duduk disampingnya. Eeh ketika beliau menyadari keberadaan mang Okim, langsung saja beliau memperkenalkan
Re: [iagi-net-l] Mang Okim Jadi Propesor Setengah Jam
Dear Nhia, Anda sudah melangkah maju dengan berani menjadi anggota milis IAGI. Semoga hal tersebut dapat mempercepat proses penyelesaian studi Anda. Mengenai gemology, akan sangat ideal kalau punya basic geology. Di Gemologycal Institute of America, baik di pusatnya Santa Monica, California, ataupun di cabang-cabangnya, Bangkok, Taipei , Hongkong, dll. persyaratannya hanya Toefl Inggris 500, selebihnya terserah, mau graduate university atau tidak, mau ilmu social atau eksakta, etc. Yang penting, bisa bayar school fee dan peralatannya yang lumayan mahal. Ok ya, itu dulu jawaban mang Okim. Untuk pertanyaan yang lain, pasti ada yang lebih kompeten menjawab. Salam batumulia, mang Okim - Original Message - From: nhia maniez [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Sunday, January 15, 2006 11:34 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Mang Okim Jadi Propesor Setengah Jam Dear All hehehehe lucu jg pengalaman Mang Okim tapi bagus jg sebagai ajang latihan begini rasanya jadi Profesor alias Professeur in French. By the way saya ingin memperkenalkan diri karena baru pertama kali ikutan di milis ini yang kayaknya orang2 yang ikut dimilis ini orang2 hebat semua deh heheheehe saya bilang begitu karena saya sudah pernah ikut seminar yang beberapa orang diantara bapak-bapak ini menjadi pembicara baik di dalam Makassar atau diluar.Saya seorang mahasiswi S1 Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin diMakassar Sulawesi Selatan. Sebenarnya sudah lama pengen ikutan milis ini tapi segan+minderan juga nih.Mohon bantuannya yah tuk Bapak2,Mas2,dan Mbak2 semuanya. Oiya buat Mang Okim sebenarnya kalau boleh tau basic ilmunya apa?dibidang Gemology yah?Terusterang saja di Geologi Unhas pengetahuan tentang Gemology masih kurang banget dan tidak dibahas secara mendalam dalam matakuliah yang berkaitan (mis:endapan mineral,dsb), Dan sepertinya senior2 saya belum ada yang menjadikan gemology sebagai skripsinya.Saya juga baru tahu kalau ternyata Thailand dan Amerika menaruh minat yang sangat besar dalam bidang ini(baru tau waktu baca dari miling list ini loh).Berarti bidang ini punya prospek yang bagus dong ke depannya. Terakhir saya butuh info mengenai Oil and Gas Company yang ada diKalimantan yang bisa Mahasiswa2 Geologi kunjungi dalam rangka Ekskursi. Kami ingin sekali buat kegiatan seperti itu.Kalau ada mohon diberitahu syarat-syarat yang diperlukan dan siapa yang bisa dihubungi.Mohon Bantuannya.(mungkin bapak2 atau mas2 atau mbak2 ada yang bisa bantu)Thanks tuk perhatiannya. My Best Regards miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Bulan lalu, 16-17 Desember 2005, Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat mengadakan Lokakarya Geofisika di Banjarmasin. Themanya kayaknya akan mengundang macem-macem pendapat : Metode Geolistrik Dalam Penentuan Daerah Potensi Mineral. Mang Okim diundang untuk membawakan makalah yang ditetapkan oleh panitia berjudul: Mineral Kalimantan Selatan dalam Perspektif Gemologi ( bisa kan metode geolistrik dipakai untuk melacak peleo-rivers/ streams ). Hari pertama , tanggal 16 , di acara makan malam, mang Okim mendapatkan kehormatan duduk di samping Pak Rektor. Karena mang Okim tahu sedikit tentang potensi tambang di KALSEL seperti batubara, besi, emas, minyak, bahan semen portland, dan batumulia, maka ceritanya jadi seru. Usai makan malam, mang Okim jadinya diminta mendampingi Pak Rektor lagi dalam acara perkenalan dengan peserta ( 30 an dosen MIPA dari seluruh universitas di KALSEL ). Selain memberikan motivasi, tentulah mang Okim memperkenalkan juga tentang batumulia KALSEL khususnya intan, yang walaupun telah dikeduk sejak lebih 100 tahunan yang lalu, ternyata tidak memberikan kesejahteraan berarti bagi para pendulang dan masyarakat sekitar Cempaka. Sementara itu, cadangan akik pembawa intannya yang nyampe 36 juta tons dengan nilai ekonomi 18 Triliun rupiah ( harga perkilo mentah 500 rupiah saja ) , dan yang bisa mensejahterakan masyarakat secara luas kalau dikelola dengan bener, tak pernah disentuh ( MIPA UNLAM dan KEMRISTEK bekerjasama dalam program menjadikan Cempaka sebagai kawasan geowisata dimana Prof. Lilik H dan mang Okim jadi nara sumbernya , Juni 2004 ). Nah, cerita mang Okim jadi propesor terjadi keesokan harinya, tanggal 17 pagi. Pembicara pertama berasal dari salah satu instansi di Kalsel, sedangkan mang Okim yang akan berbicara sesudahnya, duduk disampingnya. Eeh ketika beliau menyadari keberadaan mang Okim, langsung saja beliau memperkenalkan mang Okim kepada seluruh peserta akademisi sebagai senior , dosen , dan bahkan propesor beliau ( tahun 1993, ketika mang Okim punya proyek feasibility study untuk cement factory di HSS, beliau pernah dilibatkan di proyek tersebut ). Kontan saja muka mang Okim merah padam. Dan sepanjang beliau memaparkan makalahnya selama 30 menit, tak henti-hentinya menyebut nama mang Okim sebagai Propesor Sujatmiko ( bener-bener mang Okim jadi salah tingkah deeh ). Usai makalah
[iagi-net-l] Mang Okim Jadi Propesor Setengah Jam
Dear All, Bulan lalu, 16-17 Desember 2005, Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat mengadakan Lokakarya Geofisika di Banjarmasin. Themanya kayaknya akan mengundang macem-macem pendapat : Metode Geolistrik Dalam Penentuan Daerah Potensi Mineral. Mang Okim diundang untuk membawakan makalah yang ditetapkan oleh panitia berjudul: Mineral Kalimantan Selatan dalam Perspektif Gemologi ( bisa kan metode geolistrik dipakai untuk melacak peleo-rivers/ streams ). Hari pertama , tanggal 16 , di acara makan malam, mang Okim mendapatkan kehormatan duduk di samping Pak Rektor. Karena mang Okim tahu sedikit tentang potensi tambang di KALSEL seperti batubara, besi, emas, minyak, bahan semen portland, dan batumulia, maka ceritanya jadi seru. Usai makan malam, mang Okim jadinya diminta mendampingi Pak Rektor lagi dalam acara perkenalan dengan peserta ( 30 an dosen MIPA dari seluruh universitas di KALSEL ). Selain memberikan motivasi, tentulah mang Okim memperkenalkan juga tentang batumulia KALSEL khususnya intan, yang walaupun telah dikeduk sejak lebih 100 tahunan yang lalu, ternyata tidak memberikan kesejahteraan berarti bagi para pendulang dan masyarakat sekitar Cempaka. Sementara itu, cadangan akik pembawa intannya yang nyampe 36 juta tons dengan nilai ekonomi 18 Triliun rupiah ( harga perkilo mentah 500 rupiah saja ) , dan yang bisa mensejahterakan masyarakat secara luas kalau dikelola dengan bener, tak pernah disentuh ( MIPA UNLAM dan KEMRISTEK bekerjasama dalam program menjadikan Cempaka sebagai kawasan geowisata dimana Prof. Lilik H dan mang Okim jadi nara sumbernya , Juni 2004 ). Nah, cerita mang Okim jadi propesor terjadi keesokan harinya, tanggal 17 pagi. Pembicara pertama berasal dari salah satu instansi di Kalsel, sedangkan mang Okim yang akan berbicara sesudahnya, duduk disampingnya. Eeh ketika beliau menyadari keberadaan mang Okim, langsung saja beliau memperkenalkan mang Okim kepada seluruh peserta akademisi sebagai senior , dosen , dan bahkan propesor beliau ( tahun 1993, ketika mang Okim punya proyek feasibility study untuk cement factory di HSS, beliau pernah dilibatkan di proyek tersebut ). Kontan saja muka mang Okim merah padam. Dan sepanjang beliau memaparkan makalahnya selama 30 menit, tak henti-hentinya menyebut nama mang Okim sebagai Propesor Sujatmiko ( bener-bener mang Okim jadi salah tingkah deeh ). Usai makalah pertama ada diskusi dulu karena pembicara pertama harus segera rapat dengan Gubernur . Nah disinilah mang Okim bisa menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan propesor oleh pembicara tak lain adalah PROFESSEUR dalam bahasa Perancis yang artinya guru, baik SD, SLTP, atau SLTA ( walaupun bisa juga siih diterjemahkan sebagai Professor atau Guru Besar ). Alhamduliah, dengan penjelasan tersebut, para akademisi yang ada di ruangan lokakarya, termasuk Dekan, bisa senyum-senyum sambil mantuk-mantuk. Buat mang Okim siih, predikat Propesor, walaupun hanya 30 menit, bukannya jadi bangga, malah jadi beban yang sangat beraaat rasanya. Barangkali lain halnya kalau mang Okim bener-bener Propesor yang ditetapkan dengan SK President RI. Pasti bangga juga siih. Sekian dulu ya, salam batumulia, mang Okim. - Original Message - From: Ben Sapiie [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, January 14, 2006 9:07 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Peneliti Utama DESDM Dilantik Menjadi Profesor Riset Ya inilah yang membingungkan bagi kita yang berprofesi sebagai akademisi. Jadi apa sih arti sebenarnya gelar Profesor?? Salam, Ben Sapiie - Original Message - From: R.P. Koesoemadinata [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, January 14, 2006 6:52 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Peneliti Utama DESDM Dilantik Menjadi Profesor Riset Sebetulnya prof itu bukan gelar akademis, tetapi sebutan atau panggilan masyarakat pada seseorang yang mempunyai jabatan gurubesar (sama seperti kyai atau ustaz), tidak ada dalam SK nya (paling tidak pada SK yang saya terima dari presiden) kata-kata profesor ( atau maka dengan ini ybs berhak memakai gelar professor, kata2 ini sama sekali tidak ada)Sekarang kelihatannya masyarakat akan menyebut seorang Ahli Peneliti Utama juga dengan panggilan prof. RPK - Original Message - From: ismail [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Saturday, January 14, 2006 6:29 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Ahli Peneliti Utama DESDM Dilantik Menjadi Profesor Riset Atau dibalik daripada mengharapkan pemerintah bergera, bisa nggak kita2 yg muda ini bisa mencapai posisi tersebut tanpa harus mencapai usia diatas pensiun rata2 55th. He.he..hesiapa yg peduli? __ Sangat Bisa , kenapa tidak Dari yang dilantik kemarin ( 130 an ? ) banyak yg usianya dibawah 50 th. Periset ( Peneliti) adalah jabatan fungsional ( dan banyak lagi jenis jabatan semacam ini, spt perekayasa,widiaswara,kepustakaan , dll ) di
Re: [iagi-net-l] Mang Okim Jadi Propesor Setengah Jam
Dear All hehehehe lucu jg pengalaman Mang Okim tapi bagus jg sebagai ajang latihan begini rasanya jadi Profesor alias Professeur in French. By the way saya ingin memperkenalkan diri karena baru pertama kali ikutan di milis ini yang kayaknya orang2 yang ikut dimilis ini orang2 hebat semua deh heheheehe saya bilang begitu karena saya sudah pernah ikut seminar yang beberapa orang diantara bapak-bapak ini menjadi pembicara baik di dalam Makassar atau diluar.Saya seorang mahasiswi S1 Jurusan Teknik Geologi Universitas Hasanuddin diMakassar Sulawesi Selatan. Sebenarnya sudah lama pengen ikutan milis ini tapi segan+minderan juga nih.Mohon bantuannya yah tuk Bapak2,Mas2,dan Mbak2 semuanya. Oiya buat Mang Okim sebenarnya kalau boleh tau basic ilmunya apa?dibidang Gemology yah?Terusterang saja di Geologi Unhas pengetahuan tentang Gemology masih kurang banget dan tidak dibahas secara mendalam dalam matakuliah yang berkaitan (mis:endapan mineral,dsb), Dan sepertinya senior2 saya belum ada yang menjadikan gemology sebagai skripsinya.Saya juga baru tahu kalau ternyata Thailand dan Amerika menaruh minat yang sangat besar dalam bidang ini(baru tau waktu baca dari miling list ini loh).Berarti bidang ini punya prospek yang bagus dong ke depannya. Terakhir saya butuh info mengenai Oil and Gas Company yang ada diKalimantan yang bisa Mahasiswa2 Geologi kunjungi dalam rangka Ekskursi. Kami ingin sekali buat kegiatan seperti itu.Kalau ada mohon diberitahu syarat-syarat yang diperlukan dan siapa yang bisa dihubungi.Mohon Bantuannya.(mungkin bapak2 atau mas2 atau mbak2 ada yang bisa bantu)Thanks tuk perhatiannya. My Best Regards miko [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear All, Bulan lalu, 16-17 Desember 2005, Fakultas MIPA Universitas Lambung Mangkurat mengadakan Lokakarya Geofisika di Banjarmasin. Themanya kayaknya akan mengundang macem-macem pendapat : Metode Geolistrik Dalam Penentuan Daerah Potensi Mineral. Mang Okim diundang untuk membawakan makalah yang ditetapkan oleh panitia berjudul: Mineral Kalimantan Selatan dalam Perspektif Gemologi ( bisa kan metode geolistrik dipakai untuk melacak peleo-rivers/ streams ). Hari pertama , tanggal 16 , di acara makan malam, mang Okim mendapatkan kehormatan duduk di samping Pak Rektor. Karena mang Okim tahu sedikit tentang potensi tambang di KALSEL seperti batubara, besi, emas, minyak, bahan semen portland, dan batumulia, maka ceritanya jadi seru. Usai makan malam, mang Okim jadinya diminta mendampingi Pak Rektor lagi dalam acara perkenalan dengan peserta ( 30 an dosen MIPA dari seluruh universitas di KALSEL ). Selain memberikan motivasi, tentulah mang Okim memperkenalkan juga tentang batumulia KALSEL khususnya intan, yang walaupun telah dikeduk sejak lebih 100 tahunan yang lalu, ternyata tidak memberikan kesejahteraan berarti bagi para pendulang dan masyarakat sekitar Cempaka. Sementara itu, cadangan akik pembawa intannya yang nyampe 36 juta tons dengan nilai ekonomi 18 Triliun rupiah ( harga perkilo mentah 500 rupiah saja ) , dan yang bisa mensejahterakan masyarakat secara luas kalau dikelola dengan bener, tak pernah disentuh ( MIPA UNLAM dan KEMRISTEK bekerjasama dalam program menjadikan Cempaka sebagai kawasan geowisata dimana Prof. Lilik H dan mang Okim jadi nara sumbernya , Juni 2004 ). Nah, cerita mang Okim jadi propesor terjadi keesokan harinya, tanggal 17 pagi. Pembicara pertama berasal dari salah satu instansi di Kalsel, sedangkan mang Okim yang akan berbicara sesudahnya, duduk disampingnya. Eeh ketika beliau menyadari keberadaan mang Okim, langsung saja beliau memperkenalkan mang Okim kepada seluruh peserta akademisi sebagai senior , dosen , dan bahkan propesor beliau ( tahun 1993, ketika mang Okim punya proyek feasibility study untuk cement factory di HSS, beliau pernah dilibatkan di proyek tersebut ). Kontan saja muka mang Okim merah padam. Dan sepanjang beliau memaparkan makalahnya selama 30 menit, tak henti-hentinya menyebut nama mang Okim sebagai Propesor Sujatmiko ( bener-bener mang Okim jadi salah tingkah deeh ). Usai makalah pertama ada diskusi dulu karena pembicara pertama harus segera rapat dengan Gubernur . Nah disinilah mang Okim bisa menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan propesor oleh pembicara tak lain adalah PROFESSEUR dalam bahasa Perancis yang artinya guru, baik SD, SLTP, atau SLTA ( walaupun bisa juga siih diterjemahkan sebagai Professor atau Guru Besar ). Alhamduliah, dengan penjelasan tersebut, para akademisi yang ada di ruangan lokakarya, termasuk Dekan, bisa senyum-senyum sambil mantuk-mantuk. Buat mang Okim siih, predikat Propesor, walaupun hanya 30 menit, bukannya jadi bangga, malah jadi beban yang sangat beraaat rasanya. Barangkali lain halnya kalau mang Okim bener-bener Propesor yang ditetapkan dengan SK President RI. Pasti bangga juga siih. Sekian dulu ya, salam batumulia, mang Okim. - Original Message - From: Ben Sapiie To: Sent: