Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-07-06 Terurut Topik yanto R.Sumantri
i yang dahsyat (“Toba catastrophe
theory"). Erupsi ini
> telah menurunkan temperatur permukaan
Bumi 3-3.5 derajat Celsius selama
> beberapa tahun. Tentu
lingkungan permukaan Bumi berubah secara signifikan
> akibat
erupsi megakolosal ini.
> 
> Akhir-akhir ini, karena
terjadi kesamaan waktu dengan hasil penelitian
> evolusi manusia,
erupsi Toba ini telah dituduh sebagai penyebab macetnya
> arus
populasi migrasi manusia pada sekitar 70.000-75.000 tahun yang lalu.
> Pengetahuan kita tentang prasejarah manusia saat ini didasarkan
kepada
> bukti2 fosil, arkeologi, dan genetika (DNA). Berdasarkan
bukti2 tersebut,
> di dalam 3-5 juta tahun terakhir, spesies
manusia (hominid) telah berpisah
> dari kelompok kera, dan maju
dalam evolusinya menghasilkan varietas
> spesies manusia. Dalam
perkembangan ini, pada sekitar 70-75 ribu tahun
> yang lalu sempat
terjadi peristiwa reduksi populasi manusia yang sangat
> masif,
inilah yang terkenal sebagai teori ”population
bottlenecks” .
> 
> Beberapa bukti geologi
dan simulasi komputer Toba mega-colossal eruption
> telah
dilakukan, dan sangat mendukung bahwa Toba pernah meletus dengan
>
hebatnya. Dan, bukti DNA melalui proyek genome (yang baru dilakukan
> sekitar awal tahun 2000) telah berhasil memetakan seluruh variasi
manusia
> saat ini dan telah berhasil melacak perjalanan evolusi
dan migrasinya.
> Dikatakan, bahwa seluruh manusia sekarang di
Bumi berasal dari sekitar
> hanya 10.000 individu manusia. Dengan
menggunakan teknik ”average rates
> of genetic
mutation”, beberapa ahli genetika berpendapat bahwa
sejumlah
> populasi terisolasi ini hidup sezaman dengan peristiwa
erupsi megakolosal
> Toba.
> 
> Maka, disusunlah
sebuah teori antara para ahli geologi dan ahli genetika
> yang
mengatakan bahwa erupsi megakolosal Toba pada sekitar 70.000-74.000
> tahun yang lalu telah memunahkan banyak manusia yang sedang
bermigrasi
> keluar dari Afrika (out of Africa) dan hanya
menyisakan 10.000 individu
> yang hidup terisolasi. Peristiwa ini
selanjutnya telah mendorong
> diferensiasi spesies dari 10.000
individu dan melalui serangkaian
> peristiwa akhirnya menyisakan
spesies manusia yang seperti sekarang ini
> melalui proses
spesiasi.
> 
> Akan halnya erupsi Tambora 1815, gunungapi
ini, dan semua gunungapi aktif
> di bagian utara Nusa Tenggara
(Gunung Agung, Rinjani, Tambora, Sangeang
> Api) dihasilkan bukan
oleh subduksi kerak Samudra Hindia di bawah Nusa
> Tenggara,
tetapi lebih karena Flores Thrust -suatu model subduksi kerak
>
samudra Banda ke bawah Nusa Tenggara. Jalur gunungapi di sebelah
selatan
> Nusa Tenggara memang hasil subduksi kerak samudra
Hindia, tetapi karena
> jalur gunungapi di Nusa Tenggara
bermigrasi ke utara dari Paleogen ke
> Neogen ke Kuarter; subduksi
Resen kerak samudra Banda dari utara lebih
> mempengaruhi
gunungapi2 ini.
> 
> Bahwa erupsi paroxysmal Tambora 1815
terjadi saat magmanya berkomposisi
> asam dijelaskan oleh
Pannekoek van Rheden (1918). Menurutnya aktivitas
> Tambora
terjadi melalui tiga fase : (1) aliran lava yang membentuk
>
gunungapi perisai/aspit setinggi 1800 m, (2) magma terdiferensiasi
menjadi
> asam sehingga menghasilkan letusan eksplosif dan
bergantian dengan lava
> membentuk strato volcano setinggi 4300 m,
(3) 1815 : letusan eksplosif
> yang menghancurkan tubuhnya
sendiri.
> 
> Menurut catatan Petroeschevsky (1949),
letusan paroxysmal Tambora
> didahului oleh aktivitas yang
meningkat tajam sejak 1812. Letusan hebat
> dimulai 5 April 1815
dengan bunyi ledakan terdengar dari Jkarta sampai
> Ternate (2700
km). Letusan paling dahsyat terjadi dari 10-12 April 1815.
> Hujan
abu sampai wilayah Besuki, Jawa Timur. Ledakannya terdengar sampai
> sejauh Bengkulu. Gempa akibat letusan terasa sampai Surabaya. Abu
letusan
> sangat tebal di atas Madura sehingga Madura gelap selama
3 hari. Letusan
> membangkitkan tsunami -suatu bukti bahwa
gunungapi dekat pantai berpotensi
> membuat tsunami -yang mencapai
pantai Besuki Jawa Timur setinggi hampir 2
> meter. Aktivitas
Tambora baru berhenti setelah Agustus 1819. Maka dari
> awal-akhir
aktivitasnya, aktivitas Tambora berjalan 7 tahun.
> Petroeschevsky
(1949) mencatat pula bahwa korban langsung akibat letusan
> 10.000
orang; korban ikutan akibat kelaparan dan penyakit : 38.000 di
>
Sumbawa, 44.000 orang di Lombok; sehingga
>  total korban Tambora
92.000 orang.  Energi letusan Tambora ini mencapai
> maksimum
dalam skala volkanisitas (VEI = 8), setara dengan energi 1.44 x
>
10 exp27 erg atau 171428 x bom atom, dan volume yang diletuskan 150 km3
> (Hedervari, 1963).
> 
> 
> salam,
>
Awang
> 
> 
> --- On Sat, 6/27/09, Hiltrudis
Gendoet Hartono  wrote:
> 
>>
From: Hiltrudis Gendoet Hartono

>> Subject: Re: [iagi-net-l] Re:
[Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungki

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-07-03 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Terima kasih Pak Awang.

fbs






From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad ; Forum HAGI 
; Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Friday, July 3, 2009 7:29:13 AM
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada 
letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?


Pak Franc,

Sebuah gunungapi yang duduk di dua sistem sesar besar yang berpotongan harus 
dicurigai sebagai gunungapi yang punya akses lebih terbuka kepada sumber magma 
yang akan menerobos zone lemah perpotongan sesar. Semua back-arc volcanoes di 
Jawa macam Gunung Muria, Lasem, Ciremai, dan Pulosari muncul karena ada sesar 
besar di bawahnya. Gunung Krakatau muncul di tengah Selat Sunda yang merupakan 
relik perpisahan Sumatra dan Jawa dan gunungapi ini juga duduk di perpotongan 
jalur sesar arah Sumatra dan sesar arah Sunda. Gunungapi-gunungapi di Sumatra 
semuanya duduk di atas Sesar Sumatra/Semangko. Hal ini menunjukkan bahwa zone 
lemah akibat sesar kerap menjadi lokasi penerobosan magma yang kemudian 
menjadikan gunungapi di permukaan. 

Apakah gunungapi-gunungapi yang duduk di jalur sesar atau perpotongan jalur 
sesar akan berenergi besar mengacu kepada kasus letusan paroxysmal Krakatau dan 
Toba ? Belum tentu. Ini dua hal yang berbeda. Sesar-sesar hanya menyediakan 
tempat penerobosan magma dan jaminan akses menerus kepada kantong magma. Tetapi 
dalam banyak kasus, kedahsyatan letusan lebih dikendalikan oleh komposisi 
magmanya. Tiga letusan paroxysmal gunungapi di Indonesia semuanya terjadi saat 
magmanya asam : Toba lk 70.000 tahun yl, Tambora 1815, dan Krakatau 416, 1883.

Sedikit tentang Toba, saat sebagai gunungapi (sebelum menghasilkan kawah Danau 
Toba), gunungapi ini muncul di sistem sesar-sesar (tension fissures) yang 
terbentuk di puncak suatu area pengangkatan yang oleh van Bemmelen (1949) 
disebut sebagai Batak Tumor. Dalam volkanologi, Toba pun terkenal dengan 
endapan ignimbrit-nya, yaitu batuan asal abu volkanik -welded dan unwelded 
tuff. Begitu luasnya ladang ignimbrit di sini, 20.000-30.000 km2, 
termasuk yang paling luas di dunia. Untuk menghasilkan endapan seluas itu 
paling tidak telah dimuntahkan piroklastika sebanyak 2000 km3. Bagaimana 
sejarah letusan gunungapi ini ? 

Ignimbrit selalu dikaitkan dengan fissure eruption ala Katmai. Begitu juga 
mekanisme letusan Toba. Toba menduduki apex suatu tinggian disebut Batak 
Tumor berukuran 275x150 km dan sebagian besar berbatuan andesitik. Pada Early 
Quaternary, Batak Tumor ini mengalami arching-up, membubung ke atas dan membuka 
retak2 fissures di puncaknya. Pengangkatan ini mendekatkan batholith granit ke 
puncak. Erupsi linear terjadi, memuntahkan magma riolitik yang sebagian besar 
melalui nuees ardente (awan panas) turun ke lembah2 sekeliling Batak Tumor - 
inilah yang menjadi endapan ignimbrit. 

Walaupun letusannya linear dan via fissures tetapi karena magmanya asam, maka 
erupsinya hebat. Tercatat bahwa abu - tuf-ignimbrit ditemukan sampai sejauh 400 
km ke arah Malaysia. Sehabis erupsi paroxysmal itu, yang terjadi sekitar 70.000 
tahun yang lalu ( Knight et al 1986-Journal of Geophys Res 91), runtuhlah 
puncak Toba dan membentuk kawah -terjadilah Danau Toba. Ini gejala biasa akibat 
pengosongan kantong magma. Kemudian, setelah influx magma terjadi lagi, gerak 
batholith yang baru mengangkat sebagian runtuhan di dasar kawah dan sebagian 
dikenal menjadi Pulau Samosir (inilah resurgent couldron - suatu gejala 
spesifik di Toba). Fase terakhir perkembangan Toba adalah terbentuknya gunung 
Pusuk Bukit,Sibayak, dan sekitarnya yang terjadi di sayap Toba sebagai 
puncak-puncak parasitik bermagma andesit.

Dalam sejarah yang tercatat (sejak tahun 1600), Toba tidak dimasukkan sebagai 
gunungapi yang aktif (kelas A). Gunung Pusuk Bukit dan Sibayak atau Singgalang, 
fase terakhir Toba memang menunjukkan status solfatara dan fumarola, tetapi 
erupsi Toba terakhir terjadi 70.000 tahun yang lalu dalam magma asam yang asal 
kontinen (berdasarkan isotop Sr 86/Sr 87). Dengan demikian sejarah volkanisme 
Toba bisa dibagi jadi 5 tahap 
: (1)pre-Toba andesites - singkapannya ada di North Samosir dan Dolok Siantar, 
(2) Toba fissure euption - 70.000 tyl yang mengendapkan ignimbrit, (3) 
formation of Toba crater, (4) formation of Samosir and Uluan Block melalui 
pengangkatan kawah-resurgent couldron, (5) post-Toba andesitic volcanism Pusuk 
Bukit, Singgalang, Sibayak. 

Erupsi mega-kolosal Toba, kalau kita percaya, tentu telah menyebabkan suatu 
katastrofi yang dahsyat (“Toba catastrophe theory"). Erupsi ini telah 
menurunkan temperatur permukaan Bumi 3-3.5 derajat Celsius selama beberapa 
tahun. Tentu lingkungan permukaan Bumi berubah secara signifikan akibat erupsi 
megakolosal ini.

Akhir-akhir ini, karena terjadi kesamaan waktu dengan hasil penelitian evolusi 
manusia, erupsi Toba ini telah dituduh sebagai penyebab macetnya arus populasi 
migrasi manusia pada sekitar 70.000-75.000 tahun yang lalu. Pengetahuan

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-07-02 Terurut Topik Awang Satyana
pada sekitar 70-75 ribu tahun yang lalu sempat terjadi peristiwa reduksi 
populasi manusia yang sangat masif, inilah yang terkenal sebagai teori 
”population bottlenecks” .
 
Beberapa bukti geologi dan simulasi komputer Toba mega-colossal eruption telah 
dilakukan, dan sangat mendukung bahwa Toba pernah meletus dengan hebatnya. Dan, 
bukti DNA melalui proyek genome (yang baru dilakukan sekitar awal tahun 2000) 
telah berhasil memetakan seluruh variasi manusia saat ini dan telah berhasil 
melacak perjalanan evolusi dan migrasinya. Dikatakan, bahwa seluruh manusia 
sekarang di Bumi berasal dari sekitar hanya 10.000 individu manusia. Dengan 
menggunakan teknik ”average rates of genetic mutation”, beberapa ahli genetika 
berpendapat bahwa sejumlah populasi terisolasi ini hidup sezaman dengan 
peristiwa erupsi megakolosal Toba.
 
Maka, disusunlah sebuah teori antara para ahli geologi dan ahli genetika yang 
mengatakan bahwa erupsi megakolosal Toba pada sekitar 70.000-74.000 tahun yang 
lalu telah memunahkan banyak manusia yang sedang bermigrasi keluar dari Afrika 
(out of Africa) dan hanya menyisakan 10.000 individu yang hidup terisolasi. 
Peristiwa ini selanjutnya telah mendorong diferensiasi spesies dari 10.000 
individu dan melalui serangkaian peristiwa akhirnya menyisakan spesies manusia 
yang seperti sekarang ini melalui proses spesiasi.

Akan halnya erupsi Tambora 1815, gunungapi ini, dan semua gunungapi aktif di 
bagian utara Nusa Tenggara (Gunung Agung, Rinjani, Tambora, Sangeang Api) 
dihasilkan bukan oleh subduksi kerak Samudra Hindia di bawah Nusa Tenggara, 
tetapi lebih karena Flores Thrust -suatu model subduksi kerak samudra Banda ke 
bawah Nusa Tenggara. Jalur gunungapi di sebelah selatan Nusa Tenggara memang 
hasil subduksi kerak samudra Hindia, tetapi karena jalur gunungapi di Nusa 
Tenggara bermigrasi ke utara dari Paleogen ke Neogen ke Kuarter; subduksi Resen 
kerak samudra Banda dari utara lebih mempengaruhi gunungapi2 ini. 

Bahwa erupsi paroxysmal Tambora 1815 terjadi saat magmanya berkomposisi asam 
dijelaskan oleh Pannekoek van Rheden (1918). Menurutnya aktivitas Tambora 
terjadi melalui tiga fase : (1) aliran lava yang membentuk gunungapi 
perisai/aspit setinggi 1800 m, (2) magma terdiferensiasi menjadi asam sehingga 
menghasilkan letusan eksplosif dan bergantian dengan lava membentuk strato 
volcano setinggi 4300 m, (3) 1815 : letusan eksplosif yang menghancurkan 
tubuhnya sendiri. 

Menurut catatan Petroeschevsky (1949), letusan paroxysmal Tambora didahului 
oleh aktivitas yang meningkat tajam sejak 1812. Letusan hebat dimulai 5 April 
1815 dengan bunyi ledakan terdengar dari Jkarta sampai Ternate (2700 km). 
Letusan paling dahsyat terjadi dari 10-12 April 1815. Hujan abu sampai wilayah 
Besuki, Jawa Timur. Ledakannya terdengar sampai sejauh Bengkulu. Gempa akibat 
letusan terasa sampai Surabaya. Abu letusan sangat tebal di atas Madura 
sehingga Madura gelap selama 3 hari. Letusan membangkitkan tsunami -suatu bukti 
bahwa gunungapi dekat pantai berpotensi membuat tsunami -yang mencapai pantai 
Besuki Jawa Timur setinggi hampir 2 meter. Aktivitas Tambora baru berhenti 
setelah Agustus 1819. Maka dari awal-akhir aktivitasnya, aktivitas Tambora 
berjalan 7 tahun. Petroeschevsky (1949) mencatat pula bahwa korban langsung 
akibat letusan 10.000 orang; korban ikutan akibat kelaparan dan penyakit : 
38.000 di Sumbawa, 44.000 orang di Lombok; sehingga
 total korban Tambora 92.000 orang.  Energi letusan Tambora ini mencapai 
maksimum dalam skala volkanisitas (VEI = 8), setara dengan energi 1.44 x 10 
exp27 erg atau 171428 x bom atom, dan volume yang diletuskan 150 km3 
(Hedervari, 1963).


salam,
Awang


--- On Sat, 6/27/09, Hiltrudis Gendoet Hartono  wrote:

> From: Hiltrudis Gendoet Hartono 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada 
> letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Saturday, June 27, 2009, 6:16 PM
> Pak Franc,
> 
> Secara sempit, kegiatan tektonika dalam hubungannya dengan
> gunung api hanya mempersiapkan/memfasilitasi ruang atau
> jalan sehingga magma atau silikat pijar dapat naik
> kepermukaan bumi atau berhenti di dalam bumi dan membeku
> membentuk batuan intrusi dangkal, sedangkan yang dapat
> mencapai permukaan bumi inilah yang disebut gunung api.
> Selanjutnya gunung api itu akan tumbuh sedikit demi sedikit
> membangun tubuhnya (efusiv dan eksplosif kecil)...tentunya
> butuh waktu yang lama dalam fase ini hingga terbentuk tubuh
> kompositnya (gunung api tipe produk subduksi)..batuan beku
> yang terbentuk umumnya berkomposisi basal hingga andesit. Di
> satu sisi magma terus mengalami proses diferensiasi normal
> (seri Bowen), kemungkinan petrologi-volkanologi fase
> pembangunan hingga istirahat panjang inilah akumulasi energi
> besar dapat terjadi sehingga mampu membongkar tubuhnya
> sendiri (fase destruksi/perusakan) dengan letus

Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-27 Terurut Topik Hiltrudis Gendoet Hartono
Pak Franc,

Secara sempit, kegiatan tektonika dalam hubungannya dengan gunung api hanya 
mempersiapkan/memfasilitasi ruang atau jalan sehingga magma atau silikat pijar 
dapat naik kepermukaan bumi atau berhenti di dalam bumi dan membeku membentuk 
batuan intrusi dangkal, sedangkan yang dapat mencapai permukaan bumi inilah 
yang disebut gunung api. Selanjutnya gunung api itu akan tumbuh sedikit demi 
sedikit membangun tubuhnya (efusiv dan eksplosif kecil)...tentunya butuh waktu 
yang lama dalam fase ini hingga terbentuk tubuh kompositnya (gunung api tipe 
produk subduksi)..batuan beku yang terbentuk umumnya berkomposisi basal hingga 
andesit. Di satu sisi magma terus mengalami proses diferensiasi normal (seri 
Bowen), kemungkinan petrologi-volkanologi fase pembangunan hingga istirahat 
panjang inilah akumulasi energi besar dapat terjadi sehingga mampu membongkar 
tubuhnya sendiri (fase destruksi/perusakan) dengan letusan besar sekaligus 
membentuk kalderajelas magma asam
 dengan bukti batuan terbentuk berkomposisi lebih asam dasit hingga riolit.
Secara luas, gerak-gerak tektonika memicu energi global lempeng yang dapat 
mensuplai energi bersamaan dengan respon gunung api meletus.pergerakan 
lempeng kadang cepat kadang melambat (?)pada waktu lempeng gerak cepat 
itulah kemungkinan energi akumulasi yang sudah ada didalam perut gunung api 
menjadi lebih besar maka terjadilah batuk basah alias semua material yang ada 
didalam perut gunung api dikeluarkan.ha ha..takut mas...
demikian sedikit ulasan, moga membantu.

salam
hill

--- On Thu, 6/25/09, Franciscus B Sinartio  wrote:

From: Franciscus B Sinartio 
Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada 
letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
To: "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" , 
iagi-net@iagi.or.id
Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" 
Date: Thursday, June 25, 2009, 10:03 AM

Pak Awang,
apakah mungkin.  yang disebutkan teori lainnya adalah teori penyebab terjadinya 
gunung api, tetapi memang karena terletak diantara pertemuan dua fault system 
ini yang menyebabkan terbuka nya crust yang menyebabkan magma bisa keluar 
dengan jumlah yang lebih banyak.
karena terletak di dalam laut maka sumbatnya cepat terbentuk.  bukan lagi kayak 
lava pillow tetapi mungkin sdh lebih besar lagi.

saya sebenarnya mau tanya hal yang lain

Apakah danau Toba juga terletak diujung satunya Semangko fault?  
bagaimana dengan Tambora?
apakah dapat di interpretasikan bahwa  gunung api2 yang besar itu bukanlah 
rangkaian ring of fire yang diproduksi oleh Bennioff zone, tetapi karena 
terbuka nya crust karena strike slip fault?

banyak pertanyaannya ya...
tapi kan nanyanya sama perpustakaan berjalan jadi saya yakin bisa diterangkan 
oleh Pak Awang.

salam,
frank







From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI 
Sent: Thursday, June 25, 2009 5:15:41 PM
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi 
sedahsyat Krakatau atau Tambora ?


Mengikuti literatur2 tentang letusan Krakatau 1883 selama hampir 100 tahun dari 
1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan kepada perdebatan para ahli tentang 
penyebab letusan katastrofik/paroxysmal Krakatau 1883. Beberapa saya simpulkan 
pemikiran2 mereka di bawah ini.

Verbeek (1885 : Krakatau, dlm bahasa Belanda dan Prancis, cetakan Batavia). Air 
laut merembas ke dapur magma, menaikkan tekanan dapur magma. Magma naik dari 
dapur magma karena tekanan, ia menggerus badan kerucut gunungapi sampai tipis. 
Badan tipis ini runtuh, air laut dalam jumlah besar masuk, menyebabkan violent 
explosion yang melemparkan pumis/batuapung. Dalam zaman Verbeek ini pandangan 
terkenal, meskipun kita tahu intervensi air akan menyebabkan letusan phreatik 
yang tak eksplosif.

Judd (1888 : Nature 40, the earlier eruptions of Krakatau & laporan ke Royal 
Society of London). Minor explosion pada 26 Agustus akibat kontak lava panas 
dengan air laut. Monster explosion pada 27 Agustus akibat runtuhnya sumbat lava 
yang terjadi sebelumnya oleh cooling effect air laut yang masuk secara mendadak 
ke lubang kawah. Eksplosi selanjutnya menghasilkan kaldera baru.

James Dana (1890 : Characteristics of volcanoes..., Dodd, Mead and Co, New 
York). Monster explosion 27 Agustus 1883 akibat air laut yang masuk ke dapur 
magma. Eksplosi telah mengosongkan dapur magma, runtuh, terbentuk kaldera.

Stehn (1929 : The Geology and volcanism of the Krakatau Group,4th science 
congress, Batavia). Destruksi Krakatau terjadi dalam beberapa tahap 
penenggelaman yang dimulai dari sebelah utara. Setiap tahap penenggelaman 
diikuti oleh eksplosi yang membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu runtuhan 
masuk, dan menimbulkan tsunami.

Self and Rampino (1981 : Nature 294, The 1883 eruption of Krakatau). Kaldera 
Krakatau terjadi akibat kosongnya dapur magma oleh rentetan eksplosi. Tsunami 
diakibatkan oleh jatuhnya kembali mate

[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-25 Terurut Topik Franciscus B Sinartio
Pak Awang,
apakah mungkin.  yang disebutkan teori lainnya adalah teori penyebab terjadinya 
gunung api, tetapi memang karena terletak diantara pertemuan dua fault system 
ini yang menyebabkan terbuka nya crust yang menyebabkan magma bisa keluar 
dengan jumlah yang lebih banyak.
karena terletak di dalam laut maka sumbatnya cepat terbentuk.  bukan lagi kayak 
lava pillow tetapi mungkin sdh lebih besar lagi.

saya sebenarnya mau tanya hal yang lain

Apakah danau Toba juga terletak diujung satunya Semangko fault?  
bagaimana dengan Tambora?
apakah dapat di interpretasikan bahwa  gunung api2 yang besar itu bukanlah 
rangkaian ring of fire yang diproduksi oleh Bennioff zone, tetapi karena 
terbuka nya crust karena strike slip fault?

banyak pertanyaannya ya...
tapi kan nanyanya sama perpustakaan berjalan jadi saya yakin bisa diterangkan 
oleh Pak Awang.

salam,
frank







From: Awang Satyana 
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI 
Sent: Thursday, June 25, 2009 5:15:41 PM
Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi 
sedahsyat Krakatau atau Tambora ?


Mengikuti literatur2 tentang letusan Krakatau 1883 selama hampir 100 tahun dari 
1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan kepada perdebatan para ahli tentang 
penyebab letusan katastrofik/paroxysmal Krakatau 1883. Beberapa saya simpulkan 
pemikiran2 mereka di bawah ini.

Verbeek (1885 : Krakatau, dlm bahasa Belanda dan Prancis, cetakan Batavia). Air 
laut merembas ke dapur magma, menaikkan tekanan dapur magma. Magma naik dari 
dapur magma karena tekanan, ia menggerus badan kerucut gunungapi sampai tipis. 
Badan tipis ini runtuh, air laut dalam jumlah besar masuk, menyebabkan violent 
explosion yang melemparkan pumis/batuapung. Dalam zaman Verbeek ini pandangan 
terkenal, meskipun kita tahu intervensi air akan menyebabkan letusan phreatik 
yang tak eksplosif.

Judd (1888 : Nature 40, the earlier eruptions of Krakatau & laporan ke Royal 
Society of London). Minor explosion pada 26 Agustus akibat kontak lava panas 
dengan air laut. Monster explosion pada 27 Agustus akibat runtuhnya sumbat lava 
yang terjadi sebelumnya oleh cooling effect air laut yang masuk secara mendadak 
ke lubang kawah. Eksplosi selanjutnya menghasilkan kaldera baru.

James Dana (1890 : Characteristics of volcanoes..., Dodd, Mead and Co, New 
York). Monster explosion 27 Agustus 1883 akibat air laut yang masuk ke dapur 
magma. Eksplosi telah mengosongkan dapur magma, runtuh, terbentuk kaldera.

Stehn (1929 : The Geology and volcanism of the Krakatau Group,4th science 
congress, Batavia). Destruksi Krakatau terjadi dalam beberapa tahap 
penenggelaman yang dimulai dari sebelah utara. Setiap tahap penenggelaman 
diikuti oleh eksplosi yang membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu runtuhan 
masuk, dan menimbulkan tsunami.

Self and Rampino (1981 : Nature 294, The 1883 eruption of Krakatau). Kaldera 
Krakatau terjadi akibat kosongnya dapur magma oleh rentetan eksplosi. Tsunami 
diakibatkan oleh jatuhnya kembali material letusan ke laut.

Teori-teori lain : 

Karakatau terletak pada titik silang dua sistem retakan besar antara arah 
Sumatra, arah Jawa, dan arah Selat Sunda sendiri.

Krakatau terletak di titik belok jalur palung dari sebelah barat Sumatra ke 
sebelah selatan Jawa

salam,
Awang

--- On Thu, 6/25/09, Yustinus Suyatno Yuwono  wrote:

> From: Yustinus Suyatno Yuwono 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat 
> Krakatau atau Tambora ?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , 
> "Eksplorasi BPMIGAS" 
> Date: Thursday, June 25, 2009, 1:26 PM
> Rekans!
> Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut yang
> masuk ke dapur magma lalu memicu letusan paroxismal Krakatau
> th 1883 adalah omong kosong tanpa bukti. Bila ada air masuk
> ke dapur magma letusan yang terjadi adalah phreato-magmatik
> atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan
> katastropik seperti letusan Krakatau yang super dahsyat
> itu.
> Syalom.
> Yatno
> - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari"
> 
> To: 
> Cc: "Geo Unpad" ;
> "Forum HAGI" ;
> "Eksplorasi BPMIGAS" 
> Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan
> gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
> 
> 
> Terimakasih Pak Awang,
> Nanti akan saya cari gambar2  Hall tentang tectonic
> untuk mempermudah
> pemahaman dongeng gunungapi ini :)
> 
> RDP
> 
> 2009/6/24 Awang Satyana :
> > 
> > Salam gunungapi,
> > 
> > Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi sampai
> sekarang pun, dari bukti-bukti pengukuran GPS,
> lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya adalah bahwa
> meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih cukup pana

Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-25 Terurut Topik Awang Satyana

Mengikuti literatur2 tentang letusan Krakatau 1883 selama hampir 100 tahun dari 
1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan kepada perdebatan para ahli tentang 
penyebab letusan katastrofik/paroxysmal Krakatau 1883. Beberapa saya simpulkan 
pemikiran2 mereka di bawah ini.

Verbeek (1885 : Krakatau, dlm bahasa Belanda dan Prancis, cetakan Batavia). Air 
laut merembas ke dapur magma, menaikkan tekanan dapur magma. Magma naik dari 
dapur magma karena tekanan, ia menggerus badan kerucut gunungapi sampai tipis. 
Badan tipis ini runtuh, air laut dalam jumlah besar masuk, menyebabkan violent 
explosion yang melemparkan pumis/batuapung. Dalam zaman Verbeek ini pandangan 
terkenal, meskipun kita tahu intervensi air akan menyebabkan letusan phreatik 
yang tak eksplosif.

Judd (1888 : Nature 40, the earlier eruptions of Krakatau & laporan ke Royal 
Society of London). Minor explosion pada 26 Agustus akibat kontak lava panas 
dengan air laut. Monster explosion pada 27 Agustus akibat runtuhnya sumbat lava 
yang terjadi sebelumnya oleh cooling effect air laut yang masuk secara mendadak 
ke lubang kawah. Eksplosi selanjutnya menghasilkan kaldera baru.

James Dana (1890 : Characteristics of volcanoes..., Dodd, Mead and Co, New 
York). Monster explosion 27 Agustus 1883 akibat air laut yang masuk ke dapur 
magma. Eksplosi telah mengosongkan dapur magma, runtuh, terbentuk kaldera.

Stehn (1929 : The Geology and volcanism of the Krakatau Group,4th science 
congress, Batavia). Destruksi Krakatau terjadi dalam beberapa tahap 
penenggelaman yang dimulai dari sebelah utara. Setiap tahap penenggelaman 
diikuti oleh eksplosi yang membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu runtuhan 
masuk, dan menimbulkan tsunami.

Self and Rampino (1981 : Nature 294, The 1883 eruption of Krakatau). Kaldera 
Krakatau terjadi akibat kosongnya dapur magma oleh rentetan eksplosi. Tsunami 
diakibatkan oleh jatuhnya kembali material letusan ke laut.

Teori-teori lain : 

Karakatau terletak pada titik silang dua sistem retakan besar antara arah 
Sumatra, arah Jawa, dan arah Selat Sunda sendiri.

Krakatau terletak di titik belok jalur palung dari sebelah barat Sumatra ke 
sebelah selatan Jawa

salam,
Awang

--- On Thu, 6/25/09, Yustinus Suyatno Yuwono  wrote:

> From: Yustinus Suyatno Yuwono 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat 
> Krakatau atau Tambora ?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , 
> "Eksplorasi BPMIGAS" 
> Date: Thursday, June 25, 2009, 1:26 PM
> Rekans!
> Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut yang
> masuk ke dapur magma lalu memicu letusan paroxismal Krakatau
> th 1883 adalah omong kosong tanpa bukti. Bila ada air masuk
> ke dapur magma letusan yang terjadi adalah phreato-magmatik
> atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan
> katastropik seperti letusan Krakatau yang super dahsyat
> itu.
> Syalom.
> Yatno
> - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari"
> 
> To: 
> Cc: "Geo Unpad" ;
> "Forum HAGI" ;
> "Eksplorasi BPMIGAS" 
> Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan
> gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
> 
> 
> Terimakasih Pak Awang,
> Nanti akan saya cari gambar2  Hall tentang tectonic
> untuk mempermudah
> pemahaman dongeng gunungapi ini :)
> 
> RDP
> 
> 2009/6/24 Awang Satyana :
> > 
> > Salam gunungapi,
> > 
> > Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi sampai
> sekarang pun, dari bukti-bukti pengukuran GPS,
> lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya adalah bahwa
> meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih cukup panas untuk
> mempunyai sirkulasi material di mantel dan inti luarnya.
> Implikasi ini adalah bahwa bencana yang berhubungan dengan
> gerak lempeng seperti gempa dan letusan gunungapi masih bisa
> terjadi, termasuk yang katastrofik seperti erupsi Krakatau
> atau Tambora.
> > 
> > Khusus Krakatau, kita cek saja geologi dan sejarah
> letusan atau penelitian yang pernah dilakukan di sini, sejak
> zaman Verbeek (1885), dua tahun setelah letusan
> katastrofiknya (1883) sampai penelitian2 para ahli gunungapi
> Indonesia seperti Pak Tikno Bronto, Pak Yatno, Pak Gendoet,
> Pak Igan, dan yang lainnya. Kita juga harus melihat situasi
> tektonik tempat gunungapi itu muncul.
> > 
> > Berdasarkan rekonstruksi terbaru (misalnya dari Robert
> Hall, 1995-2003), Selat Sunda tempat Krakatau muncul, belum
> ada sebelum 10 juta tahun yang lalu. Selat ini berkembang
> dalam 10 juta tahun terakhir. Sebelumnya, Jawa masih terikat
> dengan Sumatra dalam arah yang mirip Sumatra yaitu
> BL-Tenggara. Kalau Jawa sekarang arahnya B-T, itu karena
> lepas dari Sumatra dalam 10 juta tahun tera

Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-24 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono

Rekans!
Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut yang masuk ke dapur magma 
lalu memicu letusan paroxismal Krakatau th 1883 adalah omong kosong tanpa 
bukti. Bila ada air masuk ke dapur magma letusan yang terjadi adalah 
phreato-magmatik atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan 
katastropik seperti letusan Krakatau yang super dahsyat itu.

Syalom.
Yatno
- Original Message - 
From: "Rovicky Dwi Putrohari" 

To: 
Cc: "Geo Unpad" ; "Forum HAGI" 
; "Eksplorasi BPMIGAS" 


Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat 
Krakatau atau Tambora ?



Terimakasih Pak Awang,
Nanti akan saya cari gambar2  Hall tentang tectonic untuk mempermudah
pemahaman dongeng gunungapi ini :)

RDP

2009/6/24 Awang Satyana :


Salam gunungapi,

Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi sampai sekarang pun, dari 
bukti-bukti pengukuran GPS, lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya adalah 
bahwa meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih cukup panas untuk 
mempunyai sirkulasi material di mantel dan inti luarnya. Implikasi ini 
adalah bahwa bencana yang berhubungan dengan gerak lempeng seperti gempa 
dan letusan gunungapi masih bisa terjadi, termasuk yang katastrofik 
seperti erupsi Krakatau atau Tambora.


Khusus Krakatau, kita cek saja geologi dan sejarah letusan atau penelitian 
yang pernah dilakukan di sini, sejak zaman Verbeek (1885), dua tahun 
setelah letusan katastrofiknya (1883) sampai penelitian2 para ahli 
gunungapi Indonesia seperti Pak Tikno Bronto, Pak Yatno, Pak Gendoet, Pak 
Igan, dan yang lainnya. Kita juga harus melihat situasi tektonik tempat 
gunungapi itu muncul.


Berdasarkan rekonstruksi terbaru (misalnya dari Robert Hall, 1995-2003), 
Selat Sunda tempat Krakatau muncul, belum ada sebelum 10 juta tahun yang 
lalu. Selat ini berkembang dalam 10 juta tahun terakhir. Sebelumnya, Jawa 
masih terikat dengan Sumatra dalam arah yang mirip Sumatra yaitu 
BL-Tenggara. Kalau Jawa sekarang arahnya B-T, itu karena lepas dari 
Sumatra dalam 10 juta tahun terakhir kemudian terputar melawan arah jarum 
jam. Perpisahan Jawa-Sumatra ini membuka Selat Sunda, sehingga tidak 
mengherankan mengapa Selat Sunda menyempit di timurlaut dan melebar ke 
arah baratdaya, ini adalah efek rotasi anti-clockwise dengan titik rotasi 
(pivot point) di sebelah timurlaut. Yang menyebabkan Jawa terpisah dari 
Sumatra adalah majunya Australia ke arah utara di ujung Busur Banda. 
Apakah rekonstrksi ini benar ? Mungkin benar, seperti dibuktikan oleh 
pengukuran radiometric dan paleomagnetik beberapa batuan Paleogen-Neogen 
di Jawa yang dilakukan oleh Ngkoimani et
al. (2006) yang menyimpulkan bahwa separuh Jawa bagian timur dulunya 
berlokasi lebih selatan daripada posisinya sekarang.


Sebuah rotasi Jawa yang anticlockwise dan Sumatra yang juga terputar 
clockwise (Barber et al., 2005) akan mengharuskan sistem retakan di 
Selatan Sunda sebagai retakan berorientasi BD-TL. Dan, sistem retakan ini 
telah dijadikan jalur lemah munculnya rentetan gunungapi di Selat Sunda 
dari Sebesi di selatan, Sebuku di tengah sampai Raja Bassa di utara. 
Gunung Peucang dan intrusi linear dykes di sepanjang pantai timur Pulau 
Panaitan harus dipandang sebagai bagian jalur ini. Dan, adalah Verbeek 
(1885) yang pertama kali menyebutkan bahwa Krakatau sebenarnya terletak di 
titik perpotongan dua jalur : jalur Sumatra yang BL-Tenggara dan jalur 
Selat Sunda yang BD-TL. Verbeek juga menulis dalam laporannya bahwa 
aktivitas panjang Krakatau disebabkan lokasinya yang merupakan focus 
injeksi magma, yang juga mempengaruhi bentuk dapur magmanya. Karena posisi 
tektonik Krakatau tidak berubah dalam 10 juta tahun terakhir ini, maka 
aktivitas erupsi yang sama yang pernah
terjadi pada 1883 dan sebelumnya tak mungkin tak terjadi lagi. Hanya 
tingkat letusannya yang harus kita cermati.


Bila ditelusuri riwayatnya, seperti banyak gunungapi lainnya, Krakatau 
punya sejarah panjang periode dormant (istirahat) dan erupsinya. Suatu 
siklus besar dalam kehidupan gunungapi bermula dengan tumbuhnya kerucut 
permukaan dan berakhir dengan keruntuhan sebagian puncak ini membentuk 
kaldera. Krakatau telah mengalamai dua siklus besar jenis ini.


Siklus pertama Krakatau dimulai pada masa pra-sejarah, dan mungkin 
berakhir pada abad ke-5 Masehi. Selama siklus ini, sebuah kerucut 
andesitic terbangun sampai ketinggian sekitar 2000 meter -ini tentu 
disimpulkan dari rekonstruksi berdasarkan shattered remains-nya -sisa-sisa 
hancurannya. Ketinggian ini lebih dari dua kali ketinggian Anak Krakatau 
sekarang. Diameter kerucut ini sekitar 15 km di dasarnya, sekitar setengah 
ukuran Gunungapi Merapi di utara Yogyakarta. Kaldera selebar 10 km 
mengakhiri daur ini dan menyisakan bekas2nya berupa empat pulau : Verlaten 
(Sertung), Krakatau (Rakata), Lang (Rakata Kecil) dan Police Hat.


Uniknya adalah bahwa seorang peneliti bernama Judd 

Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-23 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
sesuai Pustaka Raja, dan kita 
> tahu Krakatau 1883 meletus sama hebatnya pada 1883, maka terbentang periode 
> selama 1467 tahun. Dalam masa itu terjadi diferensiasi magma Krakatau dari 
> riolit-andesit-basaltik-andesit-riolit. Bila kimia magma satu-satunya kunci 
> ke letusan paroxysmal, maka periode letusan paroxysmal Anak Krakatau mungkin 
> akan terjadi pada 1883 + 1467 = tahun 3350. Ini tentu hitungan di atas kertas 
> dan menyederhanakan sekali banyak hal serta menggunakan banyak asumsi yang 
> semuanya bisa salah besar seketika.
>
> Yang penting adalah amati terus kimia magma Anak Krakatau. Hati-hati saat ia 
> di ujung andesitic dan mau masuk ke riolitik. Kapan itu akan terjadi kita tak 
> tahu sebab pengetahuan kita begitu tak sempurna sementara Mother Earth punya 
> banyak misteri.
>
> Demikian, semoga berguna.
>
> Salam,
> Awang
>
>
> --- On Tue, 6/23/09, Hiltrudis Gendoet Hartono  wrote:
>
>> From: Hiltrudis Gendoet Hartono 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat   
>>    Krakatau atau  Tambora ?
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Date: Tuesday, June 23, 2009, 2:50 PM
>> Salam gunung api,
>>
>> Ikut nimbung ya...setuju dengan pendapat pak Yatno...selain
>> itu juga perlu diperhatikan durasi lama hidup dan waktu
>> istirahat gunung apinya...disini waktu istirahat g.api
>> berhubungan dengan pengumpulan energi atau pengakumulasian
>> faktor-faktor energi dalam usahanya untuk membongkar penutup
>> kawah bahkan bodi kerucut bagian atas g.apinya. Waktu
>> istirahat bisa mencapai ratusan tahun bahkan ribuan tahun
>> (Ferari, 1995).... tampaknya waktu istirahat panjang
>> tersebut bukan umur kita, namun secara statistik apa ada
>> gunung api di Indonesia yang sdh beristirahat selama itu
>> (?), nah itu yang perlu kita cari atau tanyakan ke mas Igan
>> dan Zen.he he..ke pak Surono langsung ya. Durasi itu
>> kemungkinan juga berujung kepada perilaku magma yang selalu
>> menjadi lebih asam (Bowen series)...suwun.
>>
>> hgh
>>
>> --- On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id
>> 
>> wrote:
>>
>> From: yuw...@gc.itb.ac.id
>> 
>> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan
>> gunungapi sedahsyat      Krakatau atau
>> Tambora ?
>> To: iagi-net@iagi.or.id
>> Cc: "IAGI" ,
>> "Forum HAGI" 
>> Date: Monday, June 22, 2009, 6:51 AM
>>
>>
>> Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat
>> mungkin terjadi.
>> Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu
>> bumi yang
>> mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan
>> dengan
>> akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah
>> komposisi magma yang
>> semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang
>> kepundan.
>> Salam,
>> Yatno. (YSY)
>>
>> > Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng
>> Geologi.
>> > Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung
>> meletus sekuat letusan
>> > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin
>> sehingga letusan
>> > besar sudah tidak akan terjadi lagi ?
>> >
>> > Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi
>> ini mendingin
>> > sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan
>> besar tidak akan
>> > terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga
>> berbahaya.
>> > Ada komentar ?
>> >
>> > RDP
>> >
>> >
>> 
>> > PP-IAGI 2008-2011:
>> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
>> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
>> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
>> biro...
>> >
>> 
>> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
>> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
>> > 13-14 Oktober 2009
>> >
>> -
>> > To unsubscribe, send email to:
>> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
>> > To subscribe, send email to:
>> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
>> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
>> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
>> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
>> > No. Rek: 123 0085005314
>> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
>> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
>> > No. R

Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-23 Terurut Topik Awang Satyana
t; From: Hiltrudis Gendoet Hartono 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat    
>   Krakatau atau  Tambora ?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Date: Tuesday, June 23, 2009, 2:50 PM
> Salam gunung api,
> 
> Ikut nimbung ya...setuju dengan pendapat pak Yatno...selain
> itu juga perlu diperhatikan durasi lama hidup dan waktu
> istirahat gunung apinya...disini waktu istirahat g.api
> berhubungan dengan pengumpulan energi atau pengakumulasian
> faktor-faktor energi dalam usahanya untuk membongkar penutup
> kawah bahkan bodi kerucut bagian atas g.apinya. Waktu
> istirahat bisa mencapai ratusan tahun bahkan ribuan tahun
> (Ferari, 1995) tampaknya waktu istirahat panjang
> tersebut bukan umur kita, namun secara statistik apa ada
> gunung api di Indonesia yang sdh beristirahat selama itu
> (?), nah itu yang perlu kita cari atau tanyakan ke mas Igan
> dan Zen.he he..ke pak Surono langsung ya. Durasi itu 
> kemungkinan juga berujung kepada perilaku magma yang selalu
> menjadi lebih asam (Bowen series)...suwun.
> 
> hgh
> 
> --- On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id
> 
> wrote:
> 
> From: yuw...@gc.itb.ac.id
> 
> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan
> gunungapi sedahsyat      Krakatau atau 
> Tambora ?
> To: iagi-net@iagi.or.id
> Cc: "IAGI" ,
> "Forum HAGI" 
> Date: Monday, June 22, 2009, 6:51 AM
> 
> 
> Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat
> mungkin terjadi.
> Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu
> bumi yang
> mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan
> dengan
> akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah
> komposisi magma yang
> semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang
> kepundan.
> Salam,
> Yatno. (YSY)
> 
> > Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng
> Geologi.
> > Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung
> meletus sekuat letusan
> > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin
> sehingga letusan
> > besar sudah tidak akan terjadi lagi ?
> >
> > Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi
> ini mendingin
> > sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan
> besar tidak akan
> > terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga
> berbahaya.
> > Ada komentar ?
> >
> > RDP
> >
> >
> 
> > PP-IAGI 2008-2011:
> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> >
> 
> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> > 13-14 Oktober 2009
> >
> -
> > To unsubscribe, send email to:
> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> > To subscribe, send email to:
> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> > No. Rek: 123 0085005314
> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> > Bank BCA KCP. Manara Mulia
> > No. Rekening: 255-1088580
> > A/n: Shinta Damayanti
> > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> >
> -
> > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard
> to information
> > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or
> others. In no event
> > shall IAGI and its members be liable for any,
> including but not limited to
> > direct or indirect damages, or damages of any kind
> whatsoever, resulting
> > from loss of use, data or profits, arising out of or
> in connection with
> > the use of any information posted on IAGI mailing
> list.
> >
> -
> >
> >
> 
> 
> 
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak
> biro...
> 
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dil

Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-23 Terurut Topik Hiltrudis Gendoet Hartono
Salam gunung api,

Ikut nimbung ya...setuju dengan pendapat pak Yatno...selain itu juga perlu 
diperhatikan durasi lama hidup dan waktu istirahat gunung apinya...disini waktu 
istirahat g.api berhubungan dengan pengumpulan energi atau pengakumulasian 
faktor-faktor energi dalam usahanya untuk membongkar penutup kawah bahkan bodi 
kerucut bagian atas g.apinya. Waktu istirahat bisa mencapai ratusan tahun 
bahkan ribuan tahun (Ferari, 1995) tampaknya waktu istirahat panjang 
tersebut bukan umur kita, namun secara statistik apa ada gunung api di 
Indonesia yang sdh beristirahat selama itu (?), nah itu yang perlu kita cari 
atau tanyakan ke mas Igan dan Zen.he he..ke pak Surono langsung ya. Durasi 
itu  kemungkinan juga berujung kepada perilaku magma yang selalu menjadi lebih 
asam (Bowen series)...suwun.

hgh

--- On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id  wrote:

From: yuw...@gc.itb.ac.id 
Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat  
Krakatau atau  Tambora ?
To: iagi-net@iagi.or.id
Cc: "IAGI" , "Forum HAGI" 
Date: Monday, June 22, 2009, 6:51 AM


Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat mungkin terjadi.
Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu bumi yang
mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan dengan
akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah komposisi magma yang
semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang kepundan.
Salam,
Yatno. (YSY)

> Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng Geologi.
> Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung meletus sekuat letusan
> Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin sehingga letusan
> besar sudah tidak akan terjadi lagi ?
>
> Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi ini mendingin
> sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan besar tidak akan
> terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga berbahaya.
> Ada komentar ?
>
> RDP
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whet

Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-21 Terurut Topik yuwono

Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat mungkin terjadi.
Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu bumi yang
mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan dengan
akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah komposisi magma yang
semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang kepundan.
Salam,
Yatno. (YSY)

> Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng Geologi.
> Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung meletus sekuat letusan
> Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin sehingga letusan
> besar sudah tidak akan terjadi lagi ?
>
> Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi ini mendingin
> sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan besar tidak akan
> terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga berbahaya.
> Ada komentar ?
>
> RDP
>
> 
> PP-IAGI 2008-2011:
> ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
> sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
> * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...
> 
> ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
> yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
> 13-14 Oktober 2009
> -
> To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
> To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
> Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
> Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
> Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
> No. Rek: 123 0085005314
> Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
> Bank BCA KCP. Manara Mulia
> No. Rekening: 255-1088580
> A/n: Shinta Damayanti
> IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
> IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
> -
> DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information
> posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event
> shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to
> direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting
> from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with
> the use of any information posted on IAGI mailing list.
> -
>
>




PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-



[iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?

2009-06-21 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng Geologi.
Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung meletus sekuat letusan
Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin sehingga letusan
besar sudah tidak akan terjadi lagi ?

Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi ini mendingin
sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan besar tidak akan
terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga berbahaya.
Ada komentar ?

RDP


PP-IAGI 2008-2011:
ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id
sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com
* 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro...

ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!!
yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang
13-14 Oktober 2009
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-
DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on 
its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and 
its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect 
damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or 
profits, arising out of or in connection with the use of any information posted 
on IAGI mailing list.
-