Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
i yang dahsyat (“Toba catastrophe theory"). Erupsi ini > telah menurunkan temperatur permukaan Bumi 3-3.5 derajat Celsius selama > beberapa tahun. Tentu lingkungan permukaan Bumi berubah secara signifikan > akibat erupsi megakolosal ini. > > Akhir-akhir ini, karena terjadi kesamaan waktu dengan hasil penelitian > evolusi manusia, erupsi Toba ini telah dituduh sebagai penyebab macetnya > arus populasi migrasi manusia pada sekitar 70.000-75.000 tahun yang lalu. > Pengetahuan kita tentang prasejarah manusia saat ini didasarkan kepada > bukti2 fosil, arkeologi, dan genetika (DNA). Berdasarkan bukti2 tersebut, > di dalam 3-5 juta tahun terakhir, spesies manusia (hominid) telah berpisah > dari kelompok kera, dan maju dalam evolusinya menghasilkan varietas > spesies manusia. Dalam perkembangan ini, pada sekitar 70-75 ribu tahun > yang lalu sempat terjadi peristiwa reduksi populasi manusia yang sangat > masif, inilah yang terkenal sebagai teori â€population bottlenecks†. > > Beberapa bukti geologi dan simulasi komputer Toba mega-colossal eruption > telah dilakukan, dan sangat mendukung bahwa Toba pernah meletus dengan > hebatnya. Dan, bukti DNA melalui proyek genome (yang baru dilakukan > sekitar awal tahun 2000) telah berhasil memetakan seluruh variasi manusia > saat ini dan telah berhasil melacak perjalanan evolusi dan migrasinya. > Dikatakan, bahwa seluruh manusia sekarang di Bumi berasal dari sekitar > hanya 10.000 individu manusia. Dengan menggunakan teknik â€average rates > of genetic mutationâ€, beberapa ahli genetika berpendapat bahwa sejumlah > populasi terisolasi ini hidup sezaman dengan peristiwa erupsi megakolosal > Toba. > > Maka, disusunlah sebuah teori antara para ahli geologi dan ahli genetika > yang mengatakan bahwa erupsi megakolosal Toba pada sekitar 70.000-74.000 > tahun yang lalu telah memunahkan banyak manusia yang sedang bermigrasi > keluar dari Afrika (out of Africa) dan hanya menyisakan 10.000 individu > yang hidup terisolasi. Peristiwa ini selanjutnya telah mendorong > diferensiasi spesies dari 10.000 individu dan melalui serangkaian > peristiwa akhirnya menyisakan spesies manusia yang seperti sekarang ini > melalui proses spesiasi. > > Akan halnya erupsi Tambora 1815, gunungapi ini, dan semua gunungapi aktif > di bagian utara Nusa Tenggara (Gunung Agung, Rinjani, Tambora, Sangeang > Api) dihasilkan bukan oleh subduksi kerak Samudra Hindia di bawah Nusa > Tenggara, tetapi lebih karena Flores Thrust -suatu model subduksi kerak > samudra Banda ke bawah Nusa Tenggara. Jalur gunungapi di sebelah selatan > Nusa Tenggara memang hasil subduksi kerak samudra Hindia, tetapi karena > jalur gunungapi di Nusa Tenggara bermigrasi ke utara dari Paleogen ke > Neogen ke Kuarter; subduksi Resen kerak samudra Banda dari utara lebih > mempengaruhi gunungapi2 ini. > > Bahwa erupsi paroxysmal Tambora 1815 terjadi saat magmanya berkomposisi > asam dijelaskan oleh Pannekoek van Rheden (1918). Menurutnya aktivitas > Tambora terjadi melalui tiga fase : (1) aliran lava yang membentuk > gunungapi perisai/aspit setinggi 1800 m, (2) magma terdiferensiasi menjadi > asam sehingga menghasilkan letusan eksplosif dan bergantian dengan lava > membentuk strato volcano setinggi 4300 m, (3) 1815 : letusan eksplosif > yang menghancurkan tubuhnya sendiri. > > Menurut catatan Petroeschevsky (1949), letusan paroxysmal Tambora > didahului oleh aktivitas yang meningkat tajam sejak 1812. Letusan hebat > dimulai 5 April 1815 dengan bunyi ledakan terdengar dari Jkarta sampai > Ternate (2700 km). Letusan paling dahsyat terjadi dari 10-12 April 1815. > Hujan abu sampai wilayah Besuki, Jawa Timur. Ledakannya terdengar sampai > sejauh Bengkulu. Gempa akibat letusan terasa sampai Surabaya. Abu letusan > sangat tebal di atas Madura sehingga Madura gelap selama 3 hari. Letusan > membangkitkan tsunami -suatu bukti bahwa gunungapi dekat pantai berpotensi > membuat tsunami -yang mencapai pantai Besuki Jawa Timur setinggi hampir 2 > meter. Aktivitas Tambora baru berhenti setelah Agustus 1819. Maka dari > awal-akhir aktivitasnya, aktivitas Tambora berjalan 7 tahun. > Petroeschevsky (1949) mencatat pula bahwa korban langsung akibat letusan > 10.000 orang; korban ikutan akibat kelaparan dan penyakit : 38.000 di > Sumbawa, 44.000 orang di Lombok; sehingga > total korban Tambora 92.000 orang. Energi letusan Tambora ini mencapai > maksimum dalam skala volkanisitas (VEI = 8), setara dengan energi 1.44 x > 10 exp27 erg atau 171428 x bom atom, dan volume yang diletuskan 150 km3 > (Hedervari, 1963). > > > salam, > Awang > > > --- On Sat, 6/27/09, Hiltrudis Gendoet Hartono wrote: > >> From: Hiltrudis Gendoet Hartono >> Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungki
[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Terima kasih Pak Awang. fbs From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id; Geo Unpad ; Forum HAGI ; Eksplorasi BPMIGAS Sent: Friday, July 3, 2009 7:29:13 AM Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? Pak Franc, Sebuah gunungapi yang duduk di dua sistem sesar besar yang berpotongan harus dicurigai sebagai gunungapi yang punya akses lebih terbuka kepada sumber magma yang akan menerobos zone lemah perpotongan sesar. Semua back-arc volcanoes di Jawa macam Gunung Muria, Lasem, Ciremai, dan Pulosari muncul karena ada sesar besar di bawahnya. Gunung Krakatau muncul di tengah Selat Sunda yang merupakan relik perpisahan Sumatra dan Jawa dan gunungapi ini juga duduk di perpotongan jalur sesar arah Sumatra dan sesar arah Sunda. Gunungapi-gunungapi di Sumatra semuanya duduk di atas Sesar Sumatra/Semangko. Hal ini menunjukkan bahwa zone lemah akibat sesar kerap menjadi lokasi penerobosan magma yang kemudian menjadikan gunungapi di permukaan. Apakah gunungapi-gunungapi yang duduk di jalur sesar atau perpotongan jalur sesar akan berenergi besar mengacu kepada kasus letusan paroxysmal Krakatau dan Toba ? Belum tentu. Ini dua hal yang berbeda. Sesar-sesar hanya menyediakan tempat penerobosan magma dan jaminan akses menerus kepada kantong magma. Tetapi dalam banyak kasus, kedahsyatan letusan lebih dikendalikan oleh komposisi magmanya. Tiga letusan paroxysmal gunungapi di Indonesia semuanya terjadi saat magmanya asam : Toba lk 70.000 tahun yl, Tambora 1815, dan Krakatau 416, 1883. Sedikit tentang Toba, saat sebagai gunungapi (sebelum menghasilkan kawah Danau Toba), gunungapi ini muncul di sistem sesar-sesar (tension fissures) yang terbentuk di puncak suatu area pengangkatan yang oleh van Bemmelen (1949) disebut sebagai Batak Tumor. Dalam volkanologi, Toba pun terkenal dengan endapan ignimbrit-nya, yaitu batuan asal abu volkanik -welded dan unwelded tuff. Begitu luasnya ladang ignimbrit di sini, 20.000-30.000 km2, termasuk yang paling luas di dunia. Untuk menghasilkan endapan seluas itu paling tidak telah dimuntahkan piroklastika sebanyak 2000 km3. Bagaimana sejarah letusan gunungapi ini ? Ignimbrit selalu dikaitkan dengan fissure eruption ala Katmai. Begitu juga mekanisme letusan Toba. Toba menduduki apex suatu tinggian disebut Batak Tumor berukuran 275x150 km dan sebagian besar berbatuan andesitik. Pada Early Quaternary, Batak Tumor ini mengalami arching-up, membubung ke atas dan membuka retak2 fissures di puncaknya. Pengangkatan ini mendekatkan batholith granit ke puncak. Erupsi linear terjadi, memuntahkan magma riolitik yang sebagian besar melalui nuees ardente (awan panas) turun ke lembah2 sekeliling Batak Tumor - inilah yang menjadi endapan ignimbrit. Walaupun letusannya linear dan via fissures tetapi karena magmanya asam, maka erupsinya hebat. Tercatat bahwa abu - tuf-ignimbrit ditemukan sampai sejauh 400 km ke arah Malaysia. Sehabis erupsi paroxysmal itu, yang terjadi sekitar 70.000 tahun yang lalu ( Knight et al 1986-Journal of Geophys Res 91), runtuhlah puncak Toba dan membentuk kawah -terjadilah Danau Toba. Ini gejala biasa akibat pengosongan kantong magma. Kemudian, setelah influx magma terjadi lagi, gerak batholith yang baru mengangkat sebagian runtuhan di dasar kawah dan sebagian dikenal menjadi Pulau Samosir (inilah resurgent couldron - suatu gejala spesifik di Toba). Fase terakhir perkembangan Toba adalah terbentuknya gunung Pusuk Bukit,Sibayak, dan sekitarnya yang terjadi di sayap Toba sebagai puncak-puncak parasitik bermagma andesit. Dalam sejarah yang tercatat (sejak tahun 1600), Toba tidak dimasukkan sebagai gunungapi yang aktif (kelas A). Gunung Pusuk Bukit dan Sibayak atau Singgalang, fase terakhir Toba memang menunjukkan status solfatara dan fumarola, tetapi erupsi Toba terakhir terjadi 70.000 tahun yang lalu dalam magma asam yang asal kontinen (berdasarkan isotop Sr 86/Sr 87). Dengan demikian sejarah volkanisme Toba bisa dibagi jadi 5 tahap : (1)pre-Toba andesites - singkapannya ada di North Samosir dan Dolok Siantar, (2) Toba fissure euption - 70.000 tyl yang mengendapkan ignimbrit, (3) formation of Toba crater, (4) formation of Samosir and Uluan Block melalui pengangkatan kawah-resurgent couldron, (5) post-Toba andesitic volcanism Pusuk Bukit, Singgalang, Sibayak. Erupsi mega-kolosal Toba, kalau kita percaya, tentu telah menyebabkan suatu katastrofi yang dahsyat (“Toba catastrophe theory"). Erupsi ini telah menurunkan temperatur permukaan Bumi 3-3.5 derajat Celsius selama beberapa tahun. Tentu lingkungan permukaan Bumi berubah secara signifikan akibat erupsi megakolosal ini. Akhir-akhir ini, karena terjadi kesamaan waktu dengan hasil penelitian evolusi manusia, erupsi Toba ini telah dituduh sebagai penyebab macetnya arus populasi migrasi manusia pada sekitar 70.000-75.000 tahun yang lalu. Pengetahuan
Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
pada sekitar 70-75 ribu tahun yang lalu sempat terjadi peristiwa reduksi populasi manusia yang sangat masif, inilah yang terkenal sebagai teori ”population bottlenecks” . Beberapa bukti geologi dan simulasi komputer Toba mega-colossal eruption telah dilakukan, dan sangat mendukung bahwa Toba pernah meletus dengan hebatnya. Dan, bukti DNA melalui proyek genome (yang baru dilakukan sekitar awal tahun 2000) telah berhasil memetakan seluruh variasi manusia saat ini dan telah berhasil melacak perjalanan evolusi dan migrasinya. Dikatakan, bahwa seluruh manusia sekarang di Bumi berasal dari sekitar hanya 10.000 individu manusia. Dengan menggunakan teknik ”average rates of genetic mutation”, beberapa ahli genetika berpendapat bahwa sejumlah populasi terisolasi ini hidup sezaman dengan peristiwa erupsi megakolosal Toba. Maka, disusunlah sebuah teori antara para ahli geologi dan ahli genetika yang mengatakan bahwa erupsi megakolosal Toba pada sekitar 70.000-74.000 tahun yang lalu telah memunahkan banyak manusia yang sedang bermigrasi keluar dari Afrika (out of Africa) dan hanya menyisakan 10.000 individu yang hidup terisolasi. Peristiwa ini selanjutnya telah mendorong diferensiasi spesies dari 10.000 individu dan melalui serangkaian peristiwa akhirnya menyisakan spesies manusia yang seperti sekarang ini melalui proses spesiasi. Akan halnya erupsi Tambora 1815, gunungapi ini, dan semua gunungapi aktif di bagian utara Nusa Tenggara (Gunung Agung, Rinjani, Tambora, Sangeang Api) dihasilkan bukan oleh subduksi kerak Samudra Hindia di bawah Nusa Tenggara, tetapi lebih karena Flores Thrust -suatu model subduksi kerak samudra Banda ke bawah Nusa Tenggara. Jalur gunungapi di sebelah selatan Nusa Tenggara memang hasil subduksi kerak samudra Hindia, tetapi karena jalur gunungapi di Nusa Tenggara bermigrasi ke utara dari Paleogen ke Neogen ke Kuarter; subduksi Resen kerak samudra Banda dari utara lebih mempengaruhi gunungapi2 ini. Bahwa erupsi paroxysmal Tambora 1815 terjadi saat magmanya berkomposisi asam dijelaskan oleh Pannekoek van Rheden (1918). Menurutnya aktivitas Tambora terjadi melalui tiga fase : (1) aliran lava yang membentuk gunungapi perisai/aspit setinggi 1800 m, (2) magma terdiferensiasi menjadi asam sehingga menghasilkan letusan eksplosif dan bergantian dengan lava membentuk strato volcano setinggi 4300 m, (3) 1815 : letusan eksplosif yang menghancurkan tubuhnya sendiri. Menurut catatan Petroeschevsky (1949), letusan paroxysmal Tambora didahului oleh aktivitas yang meningkat tajam sejak 1812. Letusan hebat dimulai 5 April 1815 dengan bunyi ledakan terdengar dari Jkarta sampai Ternate (2700 km). Letusan paling dahsyat terjadi dari 10-12 April 1815. Hujan abu sampai wilayah Besuki, Jawa Timur. Ledakannya terdengar sampai sejauh Bengkulu. Gempa akibat letusan terasa sampai Surabaya. Abu letusan sangat tebal di atas Madura sehingga Madura gelap selama 3 hari. Letusan membangkitkan tsunami -suatu bukti bahwa gunungapi dekat pantai berpotensi membuat tsunami -yang mencapai pantai Besuki Jawa Timur setinggi hampir 2 meter. Aktivitas Tambora baru berhenti setelah Agustus 1819. Maka dari awal-akhir aktivitasnya, aktivitas Tambora berjalan 7 tahun. Petroeschevsky (1949) mencatat pula bahwa korban langsung akibat letusan 10.000 orang; korban ikutan akibat kelaparan dan penyakit : 38.000 di Sumbawa, 44.000 orang di Lombok; sehingga total korban Tambora 92.000 orang. Energi letusan Tambora ini mencapai maksimum dalam skala volkanisitas (VEI = 8), setara dengan energi 1.44 x 10 exp27 erg atau 171428 x bom atom, dan volume yang diletuskan 150 km3 (Hedervari, 1963). salam, Awang --- On Sat, 6/27/09, Hiltrudis Gendoet Hartono wrote: > From: Hiltrudis Gendoet Hartono > Subject: Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada > letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Saturday, June 27, 2009, 6:16 PM > Pak Franc, > > Secara sempit, kegiatan tektonika dalam hubungannya dengan > gunung api hanya mempersiapkan/memfasilitasi ruang atau > jalan sehingga magma atau silikat pijar dapat naik > kepermukaan bumi atau berhenti di dalam bumi dan membeku > membentuk batuan intrusi dangkal, sedangkan yang dapat > mencapai permukaan bumi inilah yang disebut gunung api. > Selanjutnya gunung api itu akan tumbuh sedikit demi sedikit > membangun tubuhnya (efusiv dan eksplosif kecil)...tentunya > butuh waktu yang lama dalam fase ini hingga terbentuk tubuh > kompositnya (gunung api tipe produk subduksi)..batuan beku > yang terbentuk umumnya berkomposisi basal hingga andesit. Di > satu sisi magma terus mengalami proses diferensiasi normal > (seri Bowen), kemungkinan petrologi-volkanologi fase > pembangunan hingga istirahat panjang inilah akumulasi energi > besar dapat terjadi sehingga mampu membongkar tubuhnya > sendiri (fase destruksi/perusakan) dengan letus
Re: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Pak Franc, Secara sempit, kegiatan tektonika dalam hubungannya dengan gunung api hanya mempersiapkan/memfasilitasi ruang atau jalan sehingga magma atau silikat pijar dapat naik kepermukaan bumi atau berhenti di dalam bumi dan membeku membentuk batuan intrusi dangkal, sedangkan yang dapat mencapai permukaan bumi inilah yang disebut gunung api. Selanjutnya gunung api itu akan tumbuh sedikit demi sedikit membangun tubuhnya (efusiv dan eksplosif kecil)...tentunya butuh waktu yang lama dalam fase ini hingga terbentuk tubuh kompositnya (gunung api tipe produk subduksi)..batuan beku yang terbentuk umumnya berkomposisi basal hingga andesit. Di satu sisi magma terus mengalami proses diferensiasi normal (seri Bowen), kemungkinan petrologi-volkanologi fase pembangunan hingga istirahat panjang inilah akumulasi energi besar dapat terjadi sehingga mampu membongkar tubuhnya sendiri (fase destruksi/perusakan) dengan letusan besar sekaligus membentuk kalderajelas magma asam dengan bukti batuan terbentuk berkomposisi lebih asam dasit hingga riolit. Secara luas, gerak-gerak tektonika memicu energi global lempeng yang dapat mensuplai energi bersamaan dengan respon gunung api meletus.pergerakan lempeng kadang cepat kadang melambat (?)pada waktu lempeng gerak cepat itulah kemungkinan energi akumulasi yang sudah ada didalam perut gunung api menjadi lebih besar maka terjadilah batuk basah alias semua material yang ada didalam perut gunung api dikeluarkan.ha ha..takut mas... demikian sedikit ulasan, moga membantu. salam hill --- On Thu, 6/25/09, Franciscus B Sinartio wrote: From: Franciscus B Sinartio Subject: [iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? To: "Forum Himpunan Ahli Geofisika Indonesia" , iagi-net@iagi.or.id Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" Date: Thursday, June 25, 2009, 10:03 AM Pak Awang, apakah mungkin. yang disebutkan teori lainnya adalah teori penyebab terjadinya gunung api, tetapi memang karena terletak diantara pertemuan dua fault system ini yang menyebabkan terbuka nya crust yang menyebabkan magma bisa keluar dengan jumlah yang lebih banyak. karena terletak di dalam laut maka sumbatnya cepat terbentuk. bukan lagi kayak lava pillow tetapi mungkin sdh lebih besar lagi. saya sebenarnya mau tanya hal yang lain Apakah danau Toba juga terletak diujung satunya Semangko fault? bagaimana dengan Tambora? apakah dapat di interpretasikan bahwa gunung api2 yang besar itu bukanlah rangkaian ring of fire yang diproduksi oleh Bennioff zone, tetapi karena terbuka nya crust karena strike slip fault? banyak pertanyaannya ya... tapi kan nanyanya sama perpustakaan berjalan jadi saya yakin bisa diterangkan oleh Pak Awang. salam, frank From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI Sent: Thursday, June 25, 2009 5:15:41 PM Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? Mengikuti literatur2 tentang letusan Krakatau 1883 selama hampir 100 tahun dari 1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan kepada perdebatan para ahli tentang penyebab letusan katastrofik/paroxysmal Krakatau 1883. Beberapa saya simpulkan pemikiran2 mereka di bawah ini. Verbeek (1885 : Krakatau, dlm bahasa Belanda dan Prancis, cetakan Batavia). Air laut merembas ke dapur magma, menaikkan tekanan dapur magma. Magma naik dari dapur magma karena tekanan, ia menggerus badan kerucut gunungapi sampai tipis. Badan tipis ini runtuh, air laut dalam jumlah besar masuk, menyebabkan violent explosion yang melemparkan pumis/batuapung. Dalam zaman Verbeek ini pandangan terkenal, meskipun kita tahu intervensi air akan menyebabkan letusan phreatik yang tak eksplosif. Judd (1888 : Nature 40, the earlier eruptions of Krakatau & laporan ke Royal Society of London). Minor explosion pada 26 Agustus akibat kontak lava panas dengan air laut. Monster explosion pada 27 Agustus akibat runtuhnya sumbat lava yang terjadi sebelumnya oleh cooling effect air laut yang masuk secara mendadak ke lubang kawah. Eksplosi selanjutnya menghasilkan kaldera baru. James Dana (1890 : Characteristics of volcanoes..., Dodd, Mead and Co, New York). Monster explosion 27 Agustus 1883 akibat air laut yang masuk ke dapur magma. Eksplosi telah mengosongkan dapur magma, runtuh, terbentuk kaldera. Stehn (1929 : The Geology and volcanism of the Krakatau Group,4th science congress, Batavia). Destruksi Krakatau terjadi dalam beberapa tahap penenggelaman yang dimulai dari sebelah utara. Setiap tahap penenggelaman diikuti oleh eksplosi yang membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu runtuhan masuk, dan menimbulkan tsunami. Self and Rampino (1981 : Nature 294, The 1883 eruption of Krakatau). Kaldera Krakatau terjadi akibat kosongnya dapur magma oleh rentetan eksplosi. Tsunami diakibatkan oleh jatuhnya kembali mate
[iagi-net-l] Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Pak Awang, apakah mungkin. yang disebutkan teori lainnya adalah teori penyebab terjadinya gunung api, tetapi memang karena terletak diantara pertemuan dua fault system ini yang menyebabkan terbuka nya crust yang menyebabkan magma bisa keluar dengan jumlah yang lebih banyak. karena terletak di dalam laut maka sumbatnya cepat terbentuk. bukan lagi kayak lava pillow tetapi mungkin sdh lebih besar lagi. saya sebenarnya mau tanya hal yang lain Apakah danau Toba juga terletak diujung satunya Semangko fault? bagaimana dengan Tambora? apakah dapat di interpretasikan bahwa gunung api2 yang besar itu bukanlah rangkaian ring of fire yang diproduksi oleh Bennioff zone, tetapi karena terbuka nya crust karena strike slip fault? banyak pertanyaannya ya... tapi kan nanyanya sama perpustakaan berjalan jadi saya yakin bisa diterangkan oleh Pak Awang. salam, frank From: Awang Satyana To: iagi-net@iagi.or.id Cc: Geo Unpad ; Forum HAGI Sent: Thursday, June 25, 2009 5:15:41 PM Subject: Re: [Forum-HAGI] [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? Mengikuti literatur2 tentang letusan Krakatau 1883 selama hampir 100 tahun dari 1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan kepada perdebatan para ahli tentang penyebab letusan katastrofik/paroxysmal Krakatau 1883. Beberapa saya simpulkan pemikiran2 mereka di bawah ini. Verbeek (1885 : Krakatau, dlm bahasa Belanda dan Prancis, cetakan Batavia). Air laut merembas ke dapur magma, menaikkan tekanan dapur magma. Magma naik dari dapur magma karena tekanan, ia menggerus badan kerucut gunungapi sampai tipis. Badan tipis ini runtuh, air laut dalam jumlah besar masuk, menyebabkan violent explosion yang melemparkan pumis/batuapung. Dalam zaman Verbeek ini pandangan terkenal, meskipun kita tahu intervensi air akan menyebabkan letusan phreatik yang tak eksplosif. Judd (1888 : Nature 40, the earlier eruptions of Krakatau & laporan ke Royal Society of London). Minor explosion pada 26 Agustus akibat kontak lava panas dengan air laut. Monster explosion pada 27 Agustus akibat runtuhnya sumbat lava yang terjadi sebelumnya oleh cooling effect air laut yang masuk secara mendadak ke lubang kawah. Eksplosi selanjutnya menghasilkan kaldera baru. James Dana (1890 : Characteristics of volcanoes..., Dodd, Mead and Co, New York). Monster explosion 27 Agustus 1883 akibat air laut yang masuk ke dapur magma. Eksplosi telah mengosongkan dapur magma, runtuh, terbentuk kaldera. Stehn (1929 : The Geology and volcanism of the Krakatau Group,4th science congress, Batavia). Destruksi Krakatau terjadi dalam beberapa tahap penenggelaman yang dimulai dari sebelah utara. Setiap tahap penenggelaman diikuti oleh eksplosi yang membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu runtuhan masuk, dan menimbulkan tsunami. Self and Rampino (1981 : Nature 294, The 1883 eruption of Krakatau). Kaldera Krakatau terjadi akibat kosongnya dapur magma oleh rentetan eksplosi. Tsunami diakibatkan oleh jatuhnya kembali material letusan ke laut. Teori-teori lain : Karakatau terletak pada titik silang dua sistem retakan besar antara arah Sumatra, arah Jawa, dan arah Selat Sunda sendiri. Krakatau terletak di titik belok jalur palung dari sebelah barat Sumatra ke sebelah selatan Jawa salam, Awang --- On Thu, 6/25/09, Yustinus Suyatno Yuwono wrote: > From: Yustinus Suyatno Yuwono > Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat > Krakatau atau Tambora ? > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , > "Eksplorasi BPMIGAS" > Date: Thursday, June 25, 2009, 1:26 PM > Rekans! > Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut yang > masuk ke dapur magma lalu memicu letusan paroxismal Krakatau > th 1883 adalah omong kosong tanpa bukti. Bila ada air masuk > ke dapur magma letusan yang terjadi adalah phreato-magmatik > atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan > katastropik seperti letusan Krakatau yang super dahsyat > itu. > Syalom. > Yatno > - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" > > To: > Cc: "Geo Unpad" ; > "Forum HAGI" ; > "Eksplorasi BPMIGAS" > Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan > gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? > > > Terimakasih Pak Awang, > Nanti akan saya cari gambar2 Hall tentang tectonic > untuk mempermudah > pemahaman dongeng gunungapi ini :) > > RDP > > 2009/6/24 Awang Satyana : > > > > Salam gunungapi, > > > > Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi sampai > sekarang pun, dari bukti-bukti pengukuran GPS, > lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya adalah bahwa > meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih cukup pana
Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Mengikuti literatur2 tentang letusan Krakatau 1883 selama hampir 100 tahun dari 1885 sampai 1981 kita akan dihadapkan kepada perdebatan para ahli tentang penyebab letusan katastrofik/paroxysmal Krakatau 1883. Beberapa saya simpulkan pemikiran2 mereka di bawah ini. Verbeek (1885 : Krakatau, dlm bahasa Belanda dan Prancis, cetakan Batavia). Air laut merembas ke dapur magma, menaikkan tekanan dapur magma. Magma naik dari dapur magma karena tekanan, ia menggerus badan kerucut gunungapi sampai tipis. Badan tipis ini runtuh, air laut dalam jumlah besar masuk, menyebabkan violent explosion yang melemparkan pumis/batuapung. Dalam zaman Verbeek ini pandangan terkenal, meskipun kita tahu intervensi air akan menyebabkan letusan phreatik yang tak eksplosif. Judd (1888 : Nature 40, the earlier eruptions of Krakatau & laporan ke Royal Society of London). Minor explosion pada 26 Agustus akibat kontak lava panas dengan air laut. Monster explosion pada 27 Agustus akibat runtuhnya sumbat lava yang terjadi sebelumnya oleh cooling effect air laut yang masuk secara mendadak ke lubang kawah. Eksplosi selanjutnya menghasilkan kaldera baru. James Dana (1890 : Characteristics of volcanoes..., Dodd, Mead and Co, New York). Monster explosion 27 Agustus 1883 akibat air laut yang masuk ke dapur magma. Eksplosi telah mengosongkan dapur magma, runtuh, terbentuk kaldera. Stehn (1929 : The Geology and volcanism of the Krakatau Group,4th science congress, Batavia). Destruksi Krakatau terjadi dalam beberapa tahap penenggelaman yang dimulai dari sebelah utara. Setiap tahap penenggelaman diikuti oleh eksplosi yang membentuk kaldera. Ke dalam kaldera itu runtuhan masuk, dan menimbulkan tsunami. Self and Rampino (1981 : Nature 294, The 1883 eruption of Krakatau). Kaldera Krakatau terjadi akibat kosongnya dapur magma oleh rentetan eksplosi. Tsunami diakibatkan oleh jatuhnya kembali material letusan ke laut. Teori-teori lain : Karakatau terletak pada titik silang dua sistem retakan besar antara arah Sumatra, arah Jawa, dan arah Selat Sunda sendiri. Krakatau terletak di titik belok jalur palung dari sebelah barat Sumatra ke sebelah selatan Jawa salam, Awang --- On Thu, 6/25/09, Yustinus Suyatno Yuwono wrote: > From: Yustinus Suyatno Yuwono > Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat > Krakatau atau Tambora ? > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: "Geo Unpad" , "Forum HAGI" , > "Eksplorasi BPMIGAS" > Date: Thursday, June 25, 2009, 1:26 PM > Rekans! > Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut yang > masuk ke dapur magma lalu memicu letusan paroxismal Krakatau > th 1883 adalah omong kosong tanpa bukti. Bila ada air masuk > ke dapur magma letusan yang terjadi adalah phreato-magmatik > atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan > katastropik seperti letusan Krakatau yang super dahsyat > itu. > Syalom. > Yatno > - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" > > To: > Cc: "Geo Unpad" ; > "Forum HAGI" ; > "Eksplorasi BPMIGAS" > Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM > Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan > gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? > > > Terimakasih Pak Awang, > Nanti akan saya cari gambar2 Hall tentang tectonic > untuk mempermudah > pemahaman dongeng gunungapi ini :) > > RDP > > 2009/6/24 Awang Satyana : > > > > Salam gunungapi, > > > > Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi sampai > sekarang pun, dari bukti-bukti pengukuran GPS, > lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya adalah bahwa > meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih cukup panas untuk > mempunyai sirkulasi material di mantel dan inti luarnya. > Implikasi ini adalah bahwa bencana yang berhubungan dengan > gerak lempeng seperti gempa dan letusan gunungapi masih bisa > terjadi, termasuk yang katastrofik seperti erupsi Krakatau > atau Tambora. > > > > Khusus Krakatau, kita cek saja geologi dan sejarah > letusan atau penelitian yang pernah dilakukan di sini, sejak > zaman Verbeek (1885), dua tahun setelah letusan > katastrofiknya (1883) sampai penelitian2 para ahli gunungapi > Indonesia seperti Pak Tikno Bronto, Pak Yatno, Pak Gendoet, > Pak Igan, dan yang lainnya. Kita juga harus melihat situasi > tektonik tempat gunungapi itu muncul. > > > > Berdasarkan rekonstruksi terbaru (misalnya dari Robert > Hall, 1995-2003), Selat Sunda tempat Krakatau muncul, belum > ada sebelum 10 juta tahun yang lalu. Selat ini berkembang > dalam 10 juta tahun terakhir. Sebelumnya, Jawa masih terikat > dengan Sumatra dalam arah yang mirip Sumatra yaitu > BL-Tenggara. Kalau Jawa sekarang arahnya B-T, itu karena > lepas dari Sumatra dalam 10 juta tahun tera
Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Rekans! Teori Verbeek(1985) dan Judd (1888) bahwa air laut yang masuk ke dapur magma lalu memicu letusan paroxismal Krakatau th 1883 adalah omong kosong tanpa bukti. Bila ada air masuk ke dapur magma letusan yang terjadi adalah phreato-magmatik atau bahkan phreatik yang skala letusannya tidak akan katastropik seperti letusan Krakatau yang super dahsyat itu. Syalom. Yatno - Original Message - From: "Rovicky Dwi Putrohari" To: Cc: "Geo Unpad" ; "Forum HAGI" ; "Eksplorasi BPMIGAS" Sent: Wednesday, June 24, 2009 10:50 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? Terimakasih Pak Awang, Nanti akan saya cari gambar2 Hall tentang tectonic untuk mempermudah pemahaman dongeng gunungapi ini :) RDP 2009/6/24 Awang Satyana : Salam gunungapi, Bumi memang mendingin secara gradual, tetapi sampai sekarang pun, dari bukti-bukti pengukuran GPS, lempeng-lempeng masih bergerak. Artinya adalah bahwa meskipun Bumi semakin mendingin, ia masih cukup panas untuk mempunyai sirkulasi material di mantel dan inti luarnya. Implikasi ini adalah bahwa bencana yang berhubungan dengan gerak lempeng seperti gempa dan letusan gunungapi masih bisa terjadi, termasuk yang katastrofik seperti erupsi Krakatau atau Tambora. Khusus Krakatau, kita cek saja geologi dan sejarah letusan atau penelitian yang pernah dilakukan di sini, sejak zaman Verbeek (1885), dua tahun setelah letusan katastrofiknya (1883) sampai penelitian2 para ahli gunungapi Indonesia seperti Pak Tikno Bronto, Pak Yatno, Pak Gendoet, Pak Igan, dan yang lainnya. Kita juga harus melihat situasi tektonik tempat gunungapi itu muncul. Berdasarkan rekonstruksi terbaru (misalnya dari Robert Hall, 1995-2003), Selat Sunda tempat Krakatau muncul, belum ada sebelum 10 juta tahun yang lalu. Selat ini berkembang dalam 10 juta tahun terakhir. Sebelumnya, Jawa masih terikat dengan Sumatra dalam arah yang mirip Sumatra yaitu BL-Tenggara. Kalau Jawa sekarang arahnya B-T, itu karena lepas dari Sumatra dalam 10 juta tahun terakhir kemudian terputar melawan arah jarum jam. Perpisahan Jawa-Sumatra ini membuka Selat Sunda, sehingga tidak mengherankan mengapa Selat Sunda menyempit di timurlaut dan melebar ke arah baratdaya, ini adalah efek rotasi anti-clockwise dengan titik rotasi (pivot point) di sebelah timurlaut. Yang menyebabkan Jawa terpisah dari Sumatra adalah majunya Australia ke arah utara di ujung Busur Banda. Apakah rekonstrksi ini benar ? Mungkin benar, seperti dibuktikan oleh pengukuran radiometric dan paleomagnetik beberapa batuan Paleogen-Neogen di Jawa yang dilakukan oleh Ngkoimani et al. (2006) yang menyimpulkan bahwa separuh Jawa bagian timur dulunya berlokasi lebih selatan daripada posisinya sekarang. Sebuah rotasi Jawa yang anticlockwise dan Sumatra yang juga terputar clockwise (Barber et al., 2005) akan mengharuskan sistem retakan di Selatan Sunda sebagai retakan berorientasi BD-TL. Dan, sistem retakan ini telah dijadikan jalur lemah munculnya rentetan gunungapi di Selat Sunda dari Sebesi di selatan, Sebuku di tengah sampai Raja Bassa di utara. Gunung Peucang dan intrusi linear dykes di sepanjang pantai timur Pulau Panaitan harus dipandang sebagai bagian jalur ini. Dan, adalah Verbeek (1885) yang pertama kali menyebutkan bahwa Krakatau sebenarnya terletak di titik perpotongan dua jalur : jalur Sumatra yang BL-Tenggara dan jalur Selat Sunda yang BD-TL. Verbeek juga menulis dalam laporannya bahwa aktivitas panjang Krakatau disebabkan lokasinya yang merupakan focus injeksi magma, yang juga mempengaruhi bentuk dapur magmanya. Karena posisi tektonik Krakatau tidak berubah dalam 10 juta tahun terakhir ini, maka aktivitas erupsi yang sama yang pernah terjadi pada 1883 dan sebelumnya tak mungkin tak terjadi lagi. Hanya tingkat letusannya yang harus kita cermati. Bila ditelusuri riwayatnya, seperti banyak gunungapi lainnya, Krakatau punya sejarah panjang periode dormant (istirahat) dan erupsinya. Suatu siklus besar dalam kehidupan gunungapi bermula dengan tumbuhnya kerucut permukaan dan berakhir dengan keruntuhan sebagian puncak ini membentuk kaldera. Krakatau telah mengalamai dua siklus besar jenis ini. Siklus pertama Krakatau dimulai pada masa pra-sejarah, dan mungkin berakhir pada abad ke-5 Masehi. Selama siklus ini, sebuah kerucut andesitic terbangun sampai ketinggian sekitar 2000 meter -ini tentu disimpulkan dari rekonstruksi berdasarkan shattered remains-nya -sisa-sisa hancurannya. Ketinggian ini lebih dari dua kali ketinggian Anak Krakatau sekarang. Diameter kerucut ini sekitar 15 km di dasarnya, sekitar setengah ukuran Gunungapi Merapi di utara Yogyakarta. Kaldera selebar 10 km mengakhiri daur ini dan menyisakan bekas2nya berupa empat pulau : Verlaten (Sertung), Krakatau (Rakata), Lang (Rakata Kecil) dan Police Hat. Uniknya adalah bahwa seorang peneliti bernama Judd
Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
sesuai Pustaka Raja, dan kita > tahu Krakatau 1883 meletus sama hebatnya pada 1883, maka terbentang periode > selama 1467 tahun. Dalam masa itu terjadi diferensiasi magma Krakatau dari > riolit-andesit-basaltik-andesit-riolit. Bila kimia magma satu-satunya kunci > ke letusan paroxysmal, maka periode letusan paroxysmal Anak Krakatau mungkin > akan terjadi pada 1883 + 1467 = tahun 3350. Ini tentu hitungan di atas kertas > dan menyederhanakan sekali banyak hal serta menggunakan banyak asumsi yang > semuanya bisa salah besar seketika. > > Yang penting adalah amati terus kimia magma Anak Krakatau. Hati-hati saat ia > di ujung andesitic dan mau masuk ke riolitik. Kapan itu akan terjadi kita tak > tahu sebab pengetahuan kita begitu tak sempurna sementara Mother Earth punya > banyak misteri. > > Demikian, semoga berguna. > > Salam, > Awang > > > --- On Tue, 6/23/09, Hiltrudis Gendoet Hartono wrote: > >> From: Hiltrudis Gendoet Hartono >> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat >> Krakatau atau Tambora ? >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Date: Tuesday, June 23, 2009, 2:50 PM >> Salam gunung api, >> >> Ikut nimbung ya...setuju dengan pendapat pak Yatno...selain >> itu juga perlu diperhatikan durasi lama hidup dan waktu >> istirahat gunung apinya...disini waktu istirahat g.api >> berhubungan dengan pengumpulan energi atau pengakumulasian >> faktor-faktor energi dalam usahanya untuk membongkar penutup >> kawah bahkan bodi kerucut bagian atas g.apinya. Waktu >> istirahat bisa mencapai ratusan tahun bahkan ribuan tahun >> (Ferari, 1995).... tampaknya waktu istirahat panjang >> tersebut bukan umur kita, namun secara statistik apa ada >> gunung api di Indonesia yang sdh beristirahat selama itu >> (?), nah itu yang perlu kita cari atau tanyakan ke mas Igan >> dan Zen.he he..ke pak Surono langsung ya. Durasi itu >> kemungkinan juga berujung kepada perilaku magma yang selalu >> menjadi lebih asam (Bowen series)...suwun. >> >> hgh >> >> --- On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id >> >> wrote: >> >> From: yuw...@gc.itb.ac.id >> >> Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan >> gunungapi sedahsyat Krakatau atau >> Tambora ? >> To: iagi-net@iagi.or.id >> Cc: "IAGI" , >> "Forum HAGI" >> Date: Monday, June 22, 2009, 6:51 AM >> >> >> Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat >> mungkin terjadi. >> Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu >> bumi yang >> mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan >> dengan >> akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah >> komposisi magma yang >> semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang >> kepundan. >> Salam, >> Yatno. (YSY) >> >> > Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng >> Geologi. >> > Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung >> meletus sekuat letusan >> > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin >> sehingga letusan >> > besar sudah tidak akan terjadi lagi ? >> > >> > Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi >> ini mendingin >> > sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan >> besar tidak akan >> > terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga >> berbahaya. >> > Ada komentar ? >> > >> > RDP >> > >> > >> >> > PP-IAGI 2008-2011: >> > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id >> > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com >> > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak >> biro... >> > >> >> > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! >> > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang >> > 13-14 Oktober 2009 >> > >> - >> > To unsubscribe, send email to: >> iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id >> > To subscribe, send email to: >> iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id >> > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id >> > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: >> > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta >> > No. Rek: 123 0085005314 >> > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) >> > Bank BCA KCP. Manara Mulia >> > No. R
Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
t; From: Hiltrudis Gendoet Hartono > Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat > Krakatau atau Tambora ? > To: iagi-net@iagi.or.id > Date: Tuesday, June 23, 2009, 2:50 PM > Salam gunung api, > > Ikut nimbung ya...setuju dengan pendapat pak Yatno...selain > itu juga perlu diperhatikan durasi lama hidup dan waktu > istirahat gunung apinya...disini waktu istirahat g.api > berhubungan dengan pengumpulan energi atau pengakumulasian > faktor-faktor energi dalam usahanya untuk membongkar penutup > kawah bahkan bodi kerucut bagian atas g.apinya. Waktu > istirahat bisa mencapai ratusan tahun bahkan ribuan tahun > (Ferari, 1995) tampaknya waktu istirahat panjang > tersebut bukan umur kita, namun secara statistik apa ada > gunung api di Indonesia yang sdh beristirahat selama itu > (?), nah itu yang perlu kita cari atau tanyakan ke mas Igan > dan Zen.he he..ke pak Surono langsung ya. Durasi itu > kemungkinan juga berujung kepada perilaku magma yang selalu > menjadi lebih asam (Bowen series)...suwun. > > hgh > > --- On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id > > wrote: > > From: yuw...@gc.itb.ac.id > > Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan > gunungapi sedahsyat Krakatau atau > Tambora ? > To: iagi-net@iagi.or.id > Cc: "IAGI" , > "Forum HAGI" > Date: Monday, June 22, 2009, 6:51 AM > > > Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat > mungkin terjadi. > Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu > bumi yang > mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan > dengan > akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah > komposisi magma yang > semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang > kepundan. > Salam, > Yatno. (YSY) > > > Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng > Geologi. > > Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung > meletus sekuat letusan > > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin > sehingga letusan > > besar sudah tidak akan terjadi lagi ? > > > > Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi > ini mendingin > > sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan > besar tidak akan > > terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga > berbahaya. > > Ada komentar ? > > > > RDP > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak > biro... > > > > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > > 13-14 Oktober 2009 > > > - > > To unsubscribe, send email to: > iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > > To subscribe, send email to: > iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > > No. Rek: 123 0085005314 > > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > > Bank BCA KCP. Manara Mulia > > No. Rekening: 255-1088580 > > A/n: Shinta Damayanti > > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > > > - > > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard > to information > > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or > others. In no event > > shall IAGI and its members be liable for any, > including but not limited to > > direct or indirect damages, or damages of any kind > whatsoever, resulting > > from loss of use, data or profits, arising out of or > in connection with > > the use of any information posted on IAGI mailing > list. > > > - > > > > > > > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak > biro... > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dil
Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Salam gunung api, Ikut nimbung ya...setuju dengan pendapat pak Yatno...selain itu juga perlu diperhatikan durasi lama hidup dan waktu istirahat gunung apinya...disini waktu istirahat g.api berhubungan dengan pengumpulan energi atau pengakumulasian faktor-faktor energi dalam usahanya untuk membongkar penutup kawah bahkan bodi kerucut bagian atas g.apinya. Waktu istirahat bisa mencapai ratusan tahun bahkan ribuan tahun (Ferari, 1995) tampaknya waktu istirahat panjang tersebut bukan umur kita, namun secara statistik apa ada gunung api di Indonesia yang sdh beristirahat selama itu (?), nah itu yang perlu kita cari atau tanyakan ke mas Igan dan Zen.he he..ke pak Surono langsung ya. Durasi itu kemungkinan juga berujung kepada perilaku magma yang selalu menjadi lebih asam (Bowen series)...suwun. hgh --- On Mon, 6/22/09, yuw...@gc.itb.ac.id wrote: From: yuw...@gc.itb.ac.id Subject: Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ? To: iagi-net@iagi.or.id Cc: "IAGI" , "Forum HAGI" Date: Monday, June 22, 2009, 6:51 AM Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat mungkin terjadi. Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu bumi yang mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan dengan akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah komposisi magma yang semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang kepundan. Salam, Yatno. (YSY) > Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng Geologi. > Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung meletus sekuat letusan > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin sehingga letusan > besar sudah tidak akan terjadi lagi ? > > Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi ini mendingin > sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan besar tidak akan > terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga berbahaya. > Ada komentar ? > > RDP > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whet
Re: [iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Letusan sebesar Krakatau ataupun Tambora masih sangat mungkin terjadi. Letusan besar seperti itu tidak ada kaitannya dengan suhu bumi yang mendingin. Letusan katastropis (ultra Plinian) berhubungan dengan akumulasi tekanan yang salah satu faktornya adalah komposisi magma yang semakin asam sehingga mengental dan menyumbat lubang kepundan. Salam, Yatno. (YSY) > Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng Geologi. > Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung meletus sekuat letusan > Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin sehingga letusan > besar sudah tidak akan terjadi lagi ? > > Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi ini mendingin > sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan besar tidak akan > terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga berbahaya. > Ada komentar ? > > RDP > > > PP-IAGI 2008-2011: > ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id > sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com > * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... > > ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! > yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang > 13-14 Oktober 2009 > - > To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id > To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id > Visit IAGI Website: http://iagi.or.id > Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: > Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta > No. Rek: 123 0085005314 > Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) > Bank BCA KCP. Manara Mulia > No. Rekening: 255-1088580 > A/n: Shinta Damayanti > IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ > IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi > - > DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information > posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event > shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to > direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting > from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with > the use of any information posted on IAGI mailing list. > - > > PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
[iagi-net-l] Masih mungkinkah ada letusan gunungapi sedahsyat Krakatau atau Tambora ?
Ada sebuah pertanyaan yang datang dari pembaca Dongeng Geologi. Apakah di bumi ini masih ada kemungkinan gunung meletus sekuat letusan Tambora atau Krakatau ? Ataukah bumi sudah mendingin sehingga letusan besar sudah tidak akan terjadi lagi ? Logikanya sih sepertinya OK saja, karena memang bumi ini mendingin sejak terbentuknya dulu, sehingga "mungkin" letusan besar tidak akan terjadi "lagi". Hmm tetapi spekulasi seperti ini juga berbahaya. Ada komentar ? RDP PP-IAGI 2008-2011: ketua umum: LAMBOK HUTASOIT, lam...@gc.itb.ac.id sekjen: MOHAMMAD SYAIFUL, mohammadsyai...@gmail.com * 2 sekretariat (Jkt & Bdg), 5 departemen, banyak biro... ayo meriahkan PIT ke-38 IAGI!!! yg akan dilaksanakan di Hotel Gumaya, Semarang 13-14 Oktober 2009 - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -