Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-25 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Ngomong-ngomong mengenai the Great East African Rift zone mengingatkan saya 
pada waktu kuliah General Geology II yang diberikan oleh Prof Klompe pada tahun 
ke-1 kuliah geologi pada tahun 1955. Gaya pemberian kuliah adalah sangat 
formal, beliau membahas di tahun pertama itu gejala-gejala besar di permukaan 
bumi, seperti pegunungan Alpina, Himalaya, Appalachia dan Rocky Mountains, dan 
juga lembah2 besar seperti the Rhine Graben di Europa, Basin and Range di 
Amerika Serikat dan tentunya the Great East African Rift Valleys. Ini jauh 
sebelum adanya Plate Tectonics. Beliau membahas gejalan ini dengan merujuk pada 
suatu karya besar dari seorang geoloog Jerman Hans Cloos Hebung, Faulting und 
Vulcanismus, atau pengangkatan, pematahan dan volkanisme yang diterbitkan 
menjelang Abad ke-20. Untuk East African Rift Zone Prof Klompe menyebut adanya 
gunung api Kilimanjaro (gunung tertinggi di Afrika), dan kebetulan pada 
tahun-tahun itu diputar film terkenal  The Snows of Kilimanjaro  kalau tidak 
salah berdasarkan buku Ernst Hemingway
Pada waktu itu ada 2 teori pembentukan rift valleys ini, yaitu gaya tarikan 
regangan yang menhasilkan graben sebagai mana penjelasan Hans Cloos, tetapi ada 
juga yang menjelaskannya sebagai ramp valley yang disebabkan karena dorongan 
(push) oleh Bailey Willis.
Walaupun plate-tectonics dapa menerangkan jauh lebih baik, tetapi pada waktu 
itu lebih dari 50 tahun yang lalu Hans Cloos sudah berada dalam arah yang 
benar. Kuliah Prof Klompe ini masih rasanya belum lama saya alami

Wassalam
RPK
- Original Message - 
  From: Rovicky Dwi Putrohari 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
  Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:14 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah 
Retakan Besar


  trims Pak Awang,
  Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut
  Silahkan klik di Blog IAGI 

  
http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/

  Salam
  RDP


  2011/8/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan 
kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus 
dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi 
atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, 
berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material 
mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel 
Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua 
atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai 
sekarang.

Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami 
peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai 
Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur 
Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan 
Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan 
benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui 
pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga 
menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar 
Afrika-Timur – Asia Barat.

Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik 
di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah 
Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam 
jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau 
terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan 
samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. 
Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia 
Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme hingga kini. 
Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang 
duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga 
semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya berkonsentrasi di 
jalur Lembah Retakan Besar ini.

Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah 
Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam 
beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai jurnal 
sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi bernama 
Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, Afrika. 
Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur.

Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi 
aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan 
temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, 
diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava

Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-25 Terurut Topik rahmawan helmi
pas banget
buat bahan kuliah
. . . . pencerahan.com
On 2011 8 22 13:20, Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com wrote:
 Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan
kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus
dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah,
gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari,
saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan
oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan
astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme
seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau
musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang.

 Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami
peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai
Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur
Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah
Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua
melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan
benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan
benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan
Besar Afrika-Timur – Asia Barat.

 Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari
Mozambik di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya.
Pembukaan Lembah Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang
lalu. Ada di dalam jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau
Tanganyika (salah satu danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah
(di sini telah terjadi pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan
Danau Galilea di Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih
aktif membelah Afrika Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas
tektonik dan volkanisme hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam
dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan
sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur
dan Asia Baratdaya berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini.

 Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah
Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam
beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai
jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi
bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo,
Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur.

 Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi
aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan
temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter,
diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang
datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini
dikelilingi oleh dinding batuan lava lama setinggi 15 meter.

 Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah
gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering
dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah
lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di
bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil,
Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri
desa/kota Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar
panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan
rumah, mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta
penduduk Goma hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo.

 Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian,
delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke
dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa
kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast”
besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang
merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun
ke kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan.
Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya.
Sebelum merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah
mengikuti berbagai pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco,
seorang ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua
pemandu gunung, fotografer dan sejumlah porter yang membawakan barang-barang
para pelancong dan peneliti seberat hampir 600 kg.

 Perjalanan menyambangi Nyiragongo ini berlangsung selama 12 hari. Selain
berhasil memenuhi fantasi masa kecilnya, kedelapan orang ini juga telah
mengumpulkan berbagai sampel gas volkanik, lava dan memasang berbagai
peralatan untuk memantau 

Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-25 Terurut Topik Awang Satyana
Pak Koesoema,
 
Terima kasih atas cerita nostalgia 56 tahun yang lalu, Pak Koesoema masih bisa 
mengingatnya cukup detail.
 
Saya juga jadi ingat salah satu buku Hans Cloos Gespräch mit der Erde 
(Conversation with Earth, 1954)  yang puitis...
 
Hans Cloos dalam pengembaraannya sebagai ilmuwan Bumi itu tentu telah 
diperhadapkan ke banyak struktur2 Bumi, pegunungan, lembah, samudera, dan 
sebagainya yang besar dan dibentuk jutaan, puluhan, ratusan juta tahun. Lalu 
keluarlah kata-kata Hans Cloos ini, 

The earth is large and old enough to teach us modesty. 
 
Padanan yang baik, semoga kita dapat belajar kesabaran, kesederhanaan, rendah 
hati, dan kesopanan demi menyaksikan kebesaran pegunungan-pegunungan atau 
cekungan samudera yang dibentuk jutaan tahun itu, sementara betapa kecilnya 
manusia di tengah-tengahnya...
 
salam,
Awang
 
--- Pada Kam, 25/8/11, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id menulis:


Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah 
Retakan Besar
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Kamis, 25 Agustus, 2011, 6:47 PM





Ngomong-ngomong mengenai the Great East African Rift zone mengingatkan saya 
pada waktu kuliah General Geology II yang diberikan oleh Prof Klompe pada tahun 
ke-1 kuliah geologi pada tahun 1955. Gaya pemberian kuliah adalah sangat 
formal, beliau membahas di tahun pertama itu gejala-gejala besar di permukaan 
bumi, seperti pegunungan Alpina, Himalaya, Appalachia dan Rocky Mountains, dan 
juga lembah2 besar seperti the Rhine Graben di Europa, Basin and Range di 
Amerika Serikat dan tentunya the Great East African Rift Valleys. Ini jauh 
sebelum adanya Plate Tectonics. Beliau membahas gejalan ini dengan merujuk pada 
suatu karya besar dari seorang geoloog Jerman Hans Cloos Hebung, Faulting und 
Vulcanismus, atau pengangkatan, pematahan dan volkanisme yang diterbitkan 
menjelang Abad ke-20. Untuk East African Rift Zone Prof Klompe menyebut adanya 
gunung api Kilimanjaro (gunung tertinggi di Afrika), dan kebetulan pada 
tahun-tahun itu diputar film terkenal  The
 Snows of Kilimanjaro  kalau tidak salah berdasarkan buku Ernst Hemingway
Pada waktu itu ada 2 teori pembentukan rift valleys ini, yaitu gaya tarikan 
regangan yang menhasilkan graben sebagai mana penjelasan Hans Cloos, tetapi ada 
juga yang menjelaskannya sebagai ramp valley yang disebabkan karena dorongan 
(push) oleh Bailey Willis.
Walaupun plate-tectonics dapa menerangkan jauh lebih baik, tetapi pada waktu 
itu lebih dari 50 tahun yang lalu Hans Cloos sudah berada dalam arah yang 
benar. Kuliah Prof Klompe ini masih rasanya belum lama saya alami
 
Wassalam
RPK
- Original Message - 

From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:14 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah 
Retakan Besar

trims Pak Awang,
Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut
Silahkan klik di Blog IAGI 

http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/

Salam
RDP


2011/8/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan 
kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus 
dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi 
atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, 
berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material 
mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel 
Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua 
atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai 
sekarang.

Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan 
benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah 
Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat 
ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar 
Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua 
(continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan 
samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia 
Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat.

Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di 
Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah 
Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam 
jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau 
terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan 
samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. 
Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika

Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-25 Terurut Topik R.P.Koesoemadinata
Di zaman dulu sampai pertengahan abad ke-50, tulisan-tulisan mengenai ilmu 
geologi itu banyak yang poetis sekali, ya yang seperti disebutkan Conversation 
with Earth, Van der Vlerk menulis buku: Geheimschrift der Aarde (Bahasa 
sandi bumi), Symphony of the Earth (Umbgrove), The pulse of the Earth 
(Denyutnya bumi, juga Umbgrove) juga  dan banyak lagi. Bahkan mungkin pada 
waktu itu ilmu geologi sangat dekat dengan ilmu kesusasteraan. Prof Klomple 
kalau membahas Pegunungan Alpina juga mengungkapkannya secara poetis.
Wassalam
RPK
  - Original Message - 
  From: Awang Satyana 
  To: iagi-net@iagi.or.id 
  Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
  Sent: Friday, August 26, 2011 10:18 AM
  Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah 
Retakan Besar


Pak Koesoema,

Terima kasih atas cerita nostalgia 56 tahun yang lalu, Pak Koesoema 
masih bisa mengingatnya cukup detail.

Saya juga jadi ingat salah satu buku Hans Cloos Gespräch mit der Erde 
(Conversation with Earth, 1954)  yang puitis...

Hans Cloos dalam pengembaraannya sebagai ilmuwan Bumi itu tentu telah 
diperhadapkan ke banyak struktur2 Bumi, pegunungan, lembah, samudera, dan 
sebagainya yang besar dan dibentuk jutaan, puluhan, ratusan juta tahun. Lalu 
keluarlah kata-kata Hans Cloos ini, 

The earth is large and old enough to teach us modesty. 

Padanan yang baik, semoga kita dapat belajar kesabaran, kesederhanaan, 
rendah hati, dan kesopanan demi menyaksikan kebesaran pegunungan-pegunungan 
atau cekungan samudera yang dibentuk jutaan tahun itu, sementara betapa 
kecilnya manusia di tengah-tengahnya...

salam,
Awang

--- Pada Kam, 25/8/11, R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id 
menulis:


  Dari: R.P.Koesoemadinata koeso...@melsa.net.id
  Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di 
Lembah Retakan Besar
  Kepada: iagi-net@iagi.or.id
  Tanggal: Kamis, 25 Agustus, 2011, 6:47 PM


  Ngomong-ngomong mengenai the Great East African Rift zone 
mengingatkan saya pada waktu kuliah General Geology II yang diberikan oleh Prof 
Klompe pada tahun ke-1 kuliah geologi pada tahun 1955. Gaya pemberian kuliah 
adalah sangat formal, beliau membahas di tahun pertama itu gejala-gejala besar 
di permukaan bumi, seperti pegunungan Alpina, Himalaya, Appalachia dan Rocky 
Mountains, dan juga lembah2 besar seperti the Rhine Graben di Europa, Basin and 
Range di Amerika Serikat dan tentunya the Great East African Rift Valleys. Ini 
jauh sebelum adanya Plate Tectonics. Beliau membahas gejalan ini dengan merujuk 
pada suatu karya besar dari seorang geoloog Jerman Hans Cloos Hebung, Faulting 
und Vulcanismus, atau pengangkatan, pematahan dan volkanisme yang diterbitkan 
menjelang Abad ke-20. Untuk East African Rift Zone Prof Klompe menyebut adanya 
gunung api Kilimanjaro (gunung tertinggi di Afrika), dan kebetulan pada 
tahun-tahun itu diputar film terkenal  The Snows of Kilimanjaro  kalau tidak 
salah berdasarkan buku Ernst Hemingway
  Pada waktu itu ada 2 teori pembentukan rift valleys ini, yaitu gaya 
tarikan regangan yang menhasilkan graben sebagai mana penjelasan Hans Cloos, 
tetapi ada juga yang menjelaskannya sebagai ramp valley yang disebabkan 
karena dorongan (push) oleh Bailey Willis.
  Walaupun plate-tectonics dapa menerangkan jauh lebih baik, tetapi 
pada waktu itu lebih dari 50 tahun yang lalu Hans Cloos sudah berada dalam arah 
yang benar. Kuliah Prof Klompe ini masih rasanya belum lama saya alami

  Wassalam
  RPK
  - Original Message - 
From: Rovicky Dwi Putrohari 
To: iagi-net@iagi.or.id 
Cc: Forum HAGI ; Geo Unpad ; Eksplorasi BPMIGAS 
Sent: Tuesday, August 23, 2011 8:14 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di 
Lembah Retakan Besar


trims Pak Awang,
Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut
Silahkan klik di Blog IAGI 


http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/

Salam
RDP


2011/8/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

  Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng 
besar dan kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang 
sekaligus dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, 
gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling 
beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh 
material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, 
bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, 
benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang 
sejarah Bumi sampai sekarang.

  Afrika

[iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-22 Terurut Topik Awang Satyana
Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan 
kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus 
dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi 
atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, 
berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material 
mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel 
Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua 
atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai 
sekarang.

Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan 
benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah 
Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat 
ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar 
Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua 
(continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan 
samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia 
Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat. 

Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di 
Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah 
Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam 
jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau 
terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan 
samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. 
Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia 
Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme hingga kini. 
Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang 
duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter. Juga 
semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya berkonsentrasi di 
jalur Lembah Retakan Besar ini.

Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah Retakan 
Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam beberapa 
bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai jurnal sains dan 
sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi bernama Nyiragongo 
yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo, Afrika. Nyiragongo tepat 
duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur. 

Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi aktif 
ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan temperatur 
sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter, diperhitungkan 
diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang datang dari kantong 
magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini dikelilingi oleh dinding batuan 
lava lama setinggi 15 meter. 

Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah 
gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering 
dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah 
lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di bawahnya. 
Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil, Gunung 
Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri desa/kota Goma 
yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar panas menhancurkan 
15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan rumah, mengungsikan 
sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta penduduk Goma hidup di bawah 
bayang-bayang maut Nyiragongo.

Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian, 
delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke 
dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa 
kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast” besutan 
Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang merupakan film 
dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun ke kawah 
Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan. Itulah yang 
namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya. Sebelum 
merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah mengikuti berbagai 
pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco, seorang ahli gunungapi dari 
pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua pemandu gunung, fotografer dan 
sejumlah porter yang membawakan barang-barang para pelancong dan peneliti 
seberat hampir 600 kg. 

Perjalanan menyambangi Nyiragongo ini berlangsung selama 12 hari. Selain 
berhasil memenuhi fantasi masa kecilnya, kedelapan orang ini juga telah 
mengumpulkan berbagai sampel gas volkanik, lava dan memasang berbagai peralatan 
untuk memantau aktivitas Nyiragongo demi keselamatan penduduk Goma. Selama 

Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-22 Terurut Topik kartiko samodro
Pak Awang

bagaimana mekanisme pembentukan gunung api Nyiragongo ya ?  bukannya kalau
gunung api yang berhubungan dengan pemekaran kerak benua harusnya terbentuk
di fasa akhir pemekaran seperti hotspot/mor ? sementara mt nyiragonggo
justru sudah ada ( ketinggian sudah 3470 dpl), lavanya basaltic dan masih di
tengah kerak benua...
2011/8/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan
 kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus
 dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah,
 gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari,
 saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan
 oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan
 astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme
 seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau
 musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang.

 Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami
 peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai
 Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur
 Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah
 Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua
 melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan
 benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan
 benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan
 Besar Afrika-Timur – Asia Barat.

 Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik
 di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah
 Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam
 jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu
 danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi
 pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di
 Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika
 Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme
 hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di
 Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar
 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya
 berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini.

 Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah
 Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam
 beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai
 jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi
 bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo,
 Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur.

 Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi
 aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan
 temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter,
 diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang
 datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini
 dikelilingi oleh dinding batuan lava lama setinggi 15 meter.

 Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah
 gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering
 dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah
 lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di
 bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil,
 Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri
 desa/kota Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar
 panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan
 rumah, mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta
 penduduk Goma hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo.

 Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian,
 delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke
 dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa
 kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast”
 besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang
 merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun
 ke kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan.
 Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya.
 Sebelum merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah
 mengikuti berbagai pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco,
 seorang ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua
 pemandu gunung, fotografer dan sejumlah porter yang 

Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-22 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
trims Pak Awang,
Bagi yg pingin melihat gambar serta video seperti kawah tersebut
Silahkan klik di Blog IAGI

http://geologi.iagi.or.id/2011/08/23/nyiragongo-kongo-kawah-lava-terbesar-di-lembah-retakan-besar/

Salam
RDP

2011/8/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

 Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan
 kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus
 dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah,
 gunungapi atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari,
 saling beradu, berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan
 oleh material mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan
 astenosfer, bagian mantel Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme
 seperti itulah, benua-superbenua atau samudera-supersamudera terbentuk atau
 musnah sepanjang sejarah Bumi sampai sekarang.

 Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami
 peretakan benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai
 Lembah Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur
 Afrika saat ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah
 Retakan Besar Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua
 melalui peretakan benua (continental rifting) yang kelak akan memusnahkan
 benua melalui pembentukan samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan
 benua ini juga menerus ke Asia Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan
 Besar Afrika-Timur – Asia Barat.

 Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik
 di Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah
 Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam
 jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu
 danau terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi
 pembukaan samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di
 Israel-Palestina. Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika
 Timur dan Asia Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme
 hingga kini. Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di
 Ethiopia, yang duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar
 6 meter. Juga semua episentrum gempa di Afrika Timur dan Asia Baratdaya
 berkonsentrasi di jalur Lembah Retakan Besar ini.

 Volkanisme yang berhubungan dengan peretakan benua pun aktif di Lembah
 Retakan Besar, dan inilah yang akan menjadi cerita utama tulisan ini. Dalam
 beberapa bulan terakhir ini, saya mengamati tulisan-tulisan di berbagai
 jurnal sains dan sains populer yang cukup banyak membahas sebuah gunungapi
 bernama Nyiragongo yang terletak di tepi timur Republik Demokratik Kongo,
 Afrika. Nyiragongo tepat duduk di atas Lembah Retakan Besar Afrika Timur.

 Popularitas Gunung Nyiragongo (3470 m dpl) ini adalah karena gunungapi
 aktif ini memiliki kawah berisi lava mendidih terbesar di dunia dengan
 temperatur sekitar 1200 C. Lebar kawah sekitar 1,7 km, dalam 250 meter,
 diperhitungkan diisi oleh sekitar 282 juta kaki kubik lava mendidih yang
 datang dari kantong magma di bawah kawah ini. Kawah superpanas ini
 dikelilingi oleh dinding batuan lava lama setinggi 15 meter.

 Nyiragongo telah terbukti maut untuk penduduk Kongo yang tinggal di bawah
 gunungapi ini. Saat terjadi erupsi, kolom-kolom tinggi lava pijar sering
 dilemparkan ke langit dan jatuh menimpa kota/desa di sekitarnya, atau kawah
 lavanya meluap, membobol pagar dindingnya dan membanjiri kota/desa di
 bawahnya. Pada 17 Januari 2002, setelah berbulan-bulan dilanda gempa kecil,
 Gunung Nyiragongo meletus melemparkan 8 milyar galon lava membanjiri
 desa/kota Goma yang jauhnya hampir 15 km dari gunung. Lava pijar dan lahar
 panas menhancurkan 15 % kota, membuat 120.000 penduduk Goma kehilangan
 rumah, mengungsikan sebanyak 400.000 penduduk. Saat ini setengah juta
 penduduk Goma hidup di bawah bayang-bayang maut Nyiragongo.

 Bulan Juni yang lalu, didorong rasa ingin tahu yang besar dan keberanian,
 delapan orang pecinta gunungapi dari the Geneva Volcanology Society turun ke
 dasar kawah Nyiragongo. Diceritakan bahwa kedelapan orang ini sejak masa
 kecilnya telah terinspirasi sebuah film tahun 1960, “The Devil’s Blast”
 besutan Haroun Tazieff, ahli gempa dan gunungapi terkenal kala itu, yang
 merupakan film dokumen pertama tentang kawah Nyiragongo. Saat mereka turun
 ke kawah Nyirangongo tentu rata-rata dari mereka telah berusia 40 tahunan.
 Itulah yang namanya obsesi masa kecil, usia tak cukup untuk menghalanginya.
 Sebelum merambah Nyirangongo mereka berbulan-bulan sebelumnya telah
 mengikuti berbagai pelatihan. Pemimpin rombongan adalah Dario Tedesco,
 seorang ahli gunungapi dari pos pengamatan gunungapi di Goma, dibantu dua
 pemandu gunung, fotografer dan sejumlah porter yang membawakan barang-barang
 para pelancong dan peneliti seberat hampir 600 kg.

 Perjalanan menyambangi Nyiragongo 

Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah Retakan Besar

2011-08-22 Terurut Topik Awang Satyana
Ferdi,
 
Penyebaran gunungapi di dunia barangkali bisa digolongkan ke dalam dua bagian 
besar: (1) subduction-related volcanism dan (2) intra-plate volcanism. Nomor 
(1) sudah banyak kita ketahui sebab sekitar 90 % gunungapi di dunia termasuk 
dominasi di Indonesia adalah dari golongan ini. Tetapi golongan (2) jarang kita 
ketahui, dan di golongan inilah Nyiragongo, Kongo berada. Hot-spot juga boleh 
saja kita golongkan ke dalam golongan (2) seperti beberapa terjadi di tengah 
kerak samudera seperti di pulau-pulau Hawaii, Galapagos, dan Christmas.
 
Khusus Nyiragongo, setting tektoniknya memang ia sebuah intra-plate volcanism, 
yang kebetulan duduk di kerak benua yang sedang menipis karena mengalami 
peretakan hendak memisah (East African Rift Valley). Kalau kita mau menyebutnya 
sebagai rifting volcanism, boleh-boleh saja, seperti juga terjadi di beberapa 
tempat di Selat Makassar sebelah utara sebab Selat Makassar adalah suatu 
relict/bekas rifting kontinen antara Kalimantan dan Sulawesi atau tepi timur 
Sundaland.
 
Wilayah-wilayah yang aktif retak/rifting saat ini ditandai oleh anomali gaya 
berat (Bouguer/Free Air) yang negatif, heat flow yang tinggi (90-115 MW/m2 atau 
 2 HFU) dan aktivitas volkanik. Semuanya ini mengindikasi bahwa ada anomali 
termal di kedalaman rifting ini. Mengapa Nyiragongo 3000 meter? Karena, setiap 
rifting di kontinen juga akan ditandai oleh domal uplifts (pengangkatan 
meng-kubah). Kubah2 rifting di Afrika sudah terkenal, misalnya Ethiopian Swell 
di utara, East African Swell di tenggara (di tepi baratnya duduk Nyiragongo), 
atau Tibesti dan Hoggar Swell di Afrika Utara. Kubah2 ini sangat sering 
berhubungan dengan volkanisme, dan begitulah seperti dibuktikan oleh Nyiragongo.
 
Sumber lava atau pemanasan litosfer di Nyiragongo bisa berasal dari: (1) 
konduksi dari sumber panas di bawah litosfer/thermal expansion, (2) penetrative 
convection dari magma yang masuk ke litosfer, atau (3) convective heating di 
bawah litosfer karena ada asthenospheric plume (upwelling mantle plume) yang 
panas dan naik. Dengan mekanisme seperti itulah Nyiragongo terbentuk.
 
Beberapa continental rifting lain yang juga disertai gejala volkanisme adalah: 
Rio Grande Rift (western US), Rhine Graben (Eropa) dan Baikal Rift (Asia 
tengah).
 
salam,
Awang

--- Pada Sen, 22/8/11, kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com menulis:


Dari: kartiko samodro kartiko.samo...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Nyiragongo, Kongo: Kawah Lava Terbesar di Lembah 
Retakan Besar
Kepada: iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 22 Agustus, 2011, 5:10 PM



Pak Awang
 
bagaimana mekanisme pembentukan gunung api Nyiragongo ya ?  bukannya kalau 
gunung api yang berhubungan dengan pemekaran kerak benua harusnya terbentuk di 
fasa akhir pemekaran seperti hotspot/mor ? sementara mt nyiragonggo justru 
sudah ada ( ketinggian sudah 3470 dpl), lavanya basaltic dan masih di tengah 
kerak benua...

2011/8/22 Awang Satyana awangsaty...@yahoo.com

Kerak Bumi-litosfer yang terpecah-pecah menjadi sejumlah lempeng besar dan 
kecil adalah bagian paling luar planet Bumi tempat kita hidup yang sekaligus 
dapat kita saksikan kulit terluarnya baik berupa pegunungan, lembah, gunungapi 
atau dasar samudera. Kerak Bumi ini bergerak ke sana ke mari, saling beradu, 
berpapasan, atau menjauh satu dengan yang lainnya digerakkan oleh material 
mantel yang bergerak secara konveksi di dalam lapisan astenosfer, bagian mantel 
Bumi paling luar. Dengan cara dan mekanisme seperti itulah, benua-superbenua 
atau samudera-supersamudera terbentuk atau musnah sepanjang sejarah Bumi sampai 
sekarang.

Afrika, sebuah benua di atas globe Bumi, saat ini sedang mengalami peretakan 
benua yang terbesar di dunia, para ahli sering menyebutnya sebagai Lembah 
Retakan Besar (Great Rift Valley) Afrika Timur karena bagian timur Afrika saat 
ini sedang memisahkan diri dari sisa Afrika lainnya. Lembah Retakan Besar 
Afrika Timur ini adalah sebuah gejala fragmentasi benua melalui peretakan benua 
(continental rifting) yang kelak akan memusnahkan benua melalui pembentukan 
samudera. Tidak hanya di Afrika Timur, retakan benua ini juga menerus ke Asia 
Barat sehingga kita sebut saja Lembah Retakan Besar Afrika-Timur – Asia Barat.

Panjang keseluruhan Lembah Retakan ini adalah sekitar 5000 km dari Mozambik di 
Afrika sebelah tenggara sampai Siria di Asia Baratdaya. Pembukaan Lembah 
Retakan Besar ini telah dimulai sejak 50 juta tahun yang lalu. Ada di dalam 
jalur Lembah Retakan Besar ini antara lain: Danau Tanganyika (salah satu danau 
terbesar di dunia), Danau Malawi, Laut Merah (di sini telah terjadi pembukaan 
samudera), Laut Mati, Sungai Yordan dan Danau Galilea di Israel-Palestina. 
Bahwa Lembah Retakan Besar ini masih aktif membelah Afrika Timur dan Asia 
Baratdaya, dibuktikan oleh aktivitas tektonik dan volkanisme hingga kini. 
Misalnya, pada tahun 2005, hanya dalam dua hari tiba-tiba di Ethiopia, yang 
duduk di jalur ini, terbentuk retakan sepanjang 60 km selebar 6 meter