RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-08-01 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Mas, koreksi: kekar kolom dapat terbentuk pada neck, dyke, sill maupun lava
flow, bahkan pada welded tuff kadang- kadang membentuk kekar kolom.

Salam,

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 6:33 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang,
surprise bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike
yang tidak muncul dipermukaan.
Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya.
Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan
gn gede. 
Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga
xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
Salam. 





Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-08-01 Terurut Topik Bandono Salim
Iya sih, aku pernah lihat juga, di cianjur selatan ada katanya tempat siliwangi 
hilang, ada sekelompok kolomnar berbentuk seperti kipas, dulu aku potret pake 
pilem, sekarang sudah ketlisut, trus ada susunan seperti meja dan bangku dari 
kekarkolom juga.

 Kata yang percaya itu tempat perundingan tetua tanah sunda jaman dulu, dan mmm 
dilajutkan sampai kini, dlm bentuk gaib
. 
Memang bentukan alam dpt ditafsirkan macam2 deh, bagaimana yang melihat saja.

Kalau yang dari welded tuff aku blm lihat, dapat sharing? Makasih.

Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Wed, 1 Aug 2012 13:06:46 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Mas, koreksi: kekar kolom dapat terbentuk pada neck, dyke, sill maupun lava
flow, bahkan pada welded tuff kadang- kadang membentuk kekar kolom.

Salam,

Yatno

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 6:33 PM
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang,
surprise bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike
yang tidak muncul dipermukaan.
Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya.
Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan
gn gede. 
Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga
xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
Salam. 






Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-08-01 Terurut Topik Prianggito Sulistiono
Pak Ban, dulu di proyek saya di Halmahera banyak dijumpai kekar kolom pada 
welded tuff (ignimbrite). Akan saya coba carikan fotonya

salam
Gito

Sent from my iPhone


On 01/08/2012, at 17:05, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:

 Iya sih, aku pernah lihat juga, di cianjur selatan ada katanya tempat 
 siliwangi hilang, ada sekelompok kolomnar berbentuk seperti kipas, dulu aku 
 potret pake pilem, sekarang sudah ketlisut, trus ada susunan seperti meja dan 
 bangku dari kekarkolom juga.
 
 Kata yang percaya itu tempat perundingan tetua tanah sunda jaman dulu, dan 
 mmm dilajutkan sampai kini, dlm bentuk gaib
 . 
 Memang bentukan alam dpt ditafsirkan macam2 deh, bagaimana yang melihat saja.
 
 Kalau yang dari welded tuff aku blm lihat, dapat sharing? Makasih.
 
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 Date: Wed, 1 Aug 2012 13:06:46 +0700
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
 
 Mas, koreksi: kekar kolom dapat terbentuk pada neck, dyke, sill maupun lava 
 flow, bahkan pada welded tuff kadang- kadang membentuk kekar kolom.
 Salam,
 Yatno
  
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
 Sent: Monday, July 30, 2012 6:33 PM
 To: Iagi
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
  
 Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang, 
 surprise bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
 Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike 
 yang tidak muncul dipermukaan.
 Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya. 
 Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
 Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan 
 gn gede. 
 Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga 
 xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
 Salam. 
 


Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-08-01 Terurut Topik Bandono Salim
Wah makasih lho. Semoga membuka mata setengah tuaku.
Indahnya berbagi ilmu.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Prianggito Sulistiono git_m...@yahoo.com
Date: Wed, 1 Aug 2012 17:16:20 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Pak Ban, dulu di proyek saya di Halmahera banyak dijumpai kekar kolom pada 
welded tuff (ignimbrite). Akan saya coba carikan fotonya

salam
Gito

Sent from my iPhone


On 01/08/2012, at 17:05, Bandono Salim bandon...@gmail.com wrote:

 Iya sih, aku pernah lihat juga, di cianjur selatan ada katanya tempat 
 siliwangi hilang, ada sekelompok kolomnar berbentuk seperti kipas, dulu aku 
 potret pake pilem, sekarang sudah ketlisut, trus ada susunan seperti meja dan 
 bangku dari kekarkolom juga.
 
 Kata yang percaya itu tempat perundingan tetua tanah sunda jaman dulu, dan 
 mmm dilajutkan sampai kini, dlm bentuk gaib
 . 
 Memang bentukan alam dpt ditafsirkan macam2 deh, bagaimana yang melihat saja.
 
 Kalau yang dari welded tuff aku blm lihat, dapat sharing? Makasih.
 
 Salam.
 Powered by Telkomsel BlackBerry®
 From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
 Date: Wed, 1 Aug 2012 13:06:46 +0700
 To: iagi-net@iagi.or.id
 ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id
 Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
 
 Mas, koreksi: kekar kolom dapat terbentuk pada neck, dyke, sill maupun lava 
 flow, bahkan pada welded tuff kadang- kadang membentuk kekar kolom.
 Salam,
 Yatno
  
 From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
 Sent: Monday, July 30, 2012 6:33 PM
 To: Iagi
 Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
  
 Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang, 
 surprise bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
 Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike 
 yang tidak muncul dipermukaan.
 Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya. 
 Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
 Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan 
 gn gede. 
 Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga 
 xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
 Salam. 
 



RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Yustinus Suyatno Yuwono
Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
public domain. Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba puluhan model
(untuk setiap datanya) dengan parameter model yang berbeda-beda.  Lintasan
georadar yang dilakukan juga sudah cukup banyak, lebih dari 70 lintasan
mencakup semua teras batu di puncak, dan lereng timur serta lereng utaranya,
juga dilakukan dengan beberapa frekuensi yaitu 270 Mhz, 100 Mhz, 80 Mhz, 40
Mhz, dan 18 Mhz (skin depth dan resolusi yang berbeda-beda).   Setahu saya
Pak Sutikno, ahli gunung api kita,  baru melihat sebagian saja hasil survey
geolistrik yang saya perlihatkan waktu ketemu di G.Padang dan juga di
seminar IAGI dulu, banyak detilnya serta data-data baru, khususnya data
georadar yang belum dilihat.  

 

Kemudian, pemboran-coring dilakukan oleh ADB di dua titik di atas situs
masing-masing sampai kedalaman 27m dan 15m.  Bor 1 secara umum
memperlihatkan tiga paket lapisan/Unit stratigrafi, yaitu: dari 0 s/d
=kedalaman 5m Lapisan tanah setebal beberapa puluh cm, dibawahnya tumpukan
lapisan kolom andesit (seperti terlihat di permukaan) ditata
berbaring/horisontal yang diselingi lapisan material silty yang dilandasi
oleh lapisan pasir kerikilan setebal 30-40cm (catatan: dari georadar
diketahui lapisan pasir ini konsisten melandasi seluruh situs teras batu);
dibawah lapisan pasir dari kedalaman 5m s/d 16m adalah juga

Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Bandono Salim
Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang, surprise 
bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike yang 
tidak muncul dipermukaan.
 Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya. 
Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan gn 
gede. 
Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga 
xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
Salam. 



Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id
Date: Mon, 30 Jul 2012 15:58:15 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
public domain. Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba puluhan model
(untuk setiap datanya) dengan parameter model yang berbeda-beda.  Lintasan
georadar yang dilakukan juga sudah cukup banyak, lebih dari 70 lintasan
mencakup semua teras batu di puncak, dan lereng timur serta lereng utaranya,
juga dilakukan dengan beberapa frekuensi yaitu 270 Mhz, 100 Mhz, 80 Mhz, 40
Mhz, dan 18 Mhz (skin depth dan resolusi yang berbeda

RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Saya setuju Pak Yatno. 

Setelah penelitian selesai dan sudah keluar publikasi resminya maka seluruh
data akan kami usahakan untuk menjadi public domain supaya bermanfaat untuk
dunia penelitian dan pendidikan.  Syukur-syukur kalau penelitian Gunung
Padang ini bisa menjadi frontier model untuk mengembangkan penelitian serupa
diseluruh nusantara.  Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak
sendirian, tapi masih banyak teman-temannya yang hidden tertimbun dibawah
berbagai endapan vulkanik, longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan
belantara dan di bawah substrate perairan laut dangkal yang dulunya daratan
subur nan permai.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 30 Juli 2012 15:58
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
public domain. Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba puluhan model
(untuk setiap datanya) dengan parameter model yang berbeda-beda.  Lintasan
georadar yang dilakukan juga sudah cukup banyak, lebih dari 70 lintasan
mencakup semua teras batu di puncak, dan lereng timur serta lereng utaranya,
juga dilakukan dengan beberapa frekuensi yaitu 270 Mhz, 100 Mhz, 80 Mhz, 40
Mhz, dan 18 Mhz (skin depth dan resolusi yang berbeda-beda).   Setahu saya
Pak Sutikno, ahli gunung api kita

RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Iya Pak Ban, sill/dike diabas.  Sebenarnya saya sudah dapat bocoran dari Mas
Andri cuma engga mau bilang karena belum di-publish oleh yang punya J

G.Gede jauh pak dari G.Padang

 

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 30 Juli 2012 18:33
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Aku baru dari labnya andre, dia telah sayat kekarkolom dari gn padang,
surprise bagi ku, ternyata diabas. Tadinya aku kira andesit lho.
Kekarkolom akan terjadi bukan pada aliran lava, tetapi pada sill atau dike
yang tidak muncul dipermukaan.
Perlu waktu dan peredam panas untuk membentuk membuat kristal dan kekarnya.
Kalau terlalu cepat membeku kan akan jadi gelas. 
Arah ke gn gede, lebih cocok dibentuk oleh dike yang radial dengan kepundan
gn gede. 
Kedalaman/ketebalan batuan penutup berapa yang mampu menahan panas,sehingga
xtalisasi sempurna, akan aku cari dari literatur.(Ada yang dapat sharing?)
Salam. 



Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Yustinus Suyatno Yuwono yuw...@gc.itb.ac.id 

Date: Mon, 30 Jul 2012 15:58:15 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
public domain. Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba puluhan model
(untuk setiap

Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik fatchurzamil

Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak sendirian, tapi masih banyak 
teman-temannya yang “hidden” tertimbun dibawah berbagai endapan vulkanik, 
longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan belantara dan di bawah substrate 
perairan laut dangkal yang dulunya daratan subur nan permai
Salam DHN
___
Wah kalau memang ada/ ketemu, betul yg diperkirakan bhw Nusantara merupakan 
dataran Atlantis yg hilang, mudah2an. Fz 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 19:36:28 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

Saya setuju Pak Yatno. 

Setelah penelitian selesai dan sudah keluar publikasi resminya maka seluruh
data akan kami usahakan untuk menjadi public domain supaya bermanfaat untuk
dunia penelitian dan pendidikan.  Syukur-syukur kalau penelitian Gunung
Padang ini bisa menjadi frontier model untuk mengembangkan penelitian serupa
diseluruh nusantara.  Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak
sendirian, tapi masih banyak teman-temannya yang hidden tertimbun dibawah
berbagai endapan vulkanik, longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan
belantara dan di bawah substrate perairan laut dangkal yang dulunya daratan
subur nan permai.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 30 Juli 2012 15:58
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
public domain. Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak

Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Bandono Salim

Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Mon, 30 Jul 2012 14:29:13 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak sendirian, tapi masih banyak 
teman-temannya yang “hidden” tertimbun dibawah berbagai endapan vulkanik, 
longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan belantara dan di bawah substrate 
perairan laut dangkal yang dulunya daratan subur nan permai
Salam DHN
___
Wah kalau memang ada/ ketemu, betul yg diperkirakan bhw Nusantara merupakan 
dataran Atlantis yg hilang, mudah2an. Fz 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 19:36:28 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

Saya setuju Pak Yatno. 

Setelah penelitian selesai dan sudah keluar publikasi resminya maka seluruh
data akan kami usahakan untuk menjadi public domain supaya bermanfaat untuk
dunia penelitian dan pendidikan.  Syukur-syukur kalau penelitian Gunung
Padang ini bisa menjadi frontier model untuk mengembangkan penelitian serupa
diseluruh nusantara.  Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak
sendirian, tapi masih banyak teman-temannya yang hidden tertimbun dibawah
berbagai endapan vulkanik, longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan
belantara dan di bawah substrate perairan laut dangkal yang dulunya daratan
subur nan permai.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 30 Juli 2012 15:58
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
public domain. Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian

Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-30 Terurut Topik Bandono Salim
Maaf kepencet.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Mon, 30 Jul 2012 14:29:13 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak sendirian, tapi masih banyak 
teman-temannya yang “hidden” tertimbun dibawah berbagai endapan vulkanik, 
longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan belantara dan di bawah substrate 
perairan laut dangkal yang dulunya daratan subur nan permai
Salam DHN
___
Wah kalau memang ada/ ketemu, betul yg diperkirakan bhw Nusantara merupakan 
dataran Atlantis yg hilang, mudah2an. Fz 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 19:36:28 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

Saya setuju Pak Yatno. 

Setelah penelitian selesai dan sudah keluar publikasi resminya maka seluruh
data akan kami usahakan untuk menjadi public domain supaya bermanfaat untuk
dunia penelitian dan pendidikan.  Syukur-syukur kalau penelitian Gunung
Padang ini bisa menjadi frontier model untuk mengembangkan penelitian serupa
diseluruh nusantara.  Seyogyanya Monumen Purba Gunung Padang tidak
sendirian, tapi masih banyak teman-temannya yang hidden tertimbun dibawah
berbagai endapan vulkanik, longsor, tsunami, banjir, rimbunnya hutan
belantara dan di bawah substrate perairan laut dangkal yang dulunya daratan
subur nan permai.

 

Salam

DHN

 

From: Yustinus Suyatno Yuwono [mailto:yuw...@gc.itb.ac.id] 
Sent: 30 Juli 2012 15:58
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Danny,

Bagus sekali usaha anda dkk. Apapun hasilnya, pasti data anda akan sangat
bermanfaat bagi geologi. Data boleh sama, interpretasi sering berbeda, ini
sah- sah saja dalam geosciences. Yang penting data- nya harus open, saya
bayangkan nanti semua data dapat diakses semua orang kalo perlu menjadi
public domain. Wah bagus sekali, saya bayangkan dengan data yang sama
nanti ada sintesa berbeda- beda, baik dari segi arkeologis maupun geologis.
OK, proficiate atas usahanya. Kita tunggu.

Salam,

Yatno

 

From: Danny Hilman Natawidjaja [mailto:danny.hil...@gmail.com] 
Sent: Monday, July 30, 2012 8:19 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya

[iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik Rovicky Dwi Putrohari
On Sunday, July 29, 2012, wrote:

 **
 Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
 Tadi engga nonton ya Pak?


Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau
salah kutip.

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah
melakukan study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran.
Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.
Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh
para ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak
kembali. Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu
memberikan iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki
kembali temuan-temuannya.
Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini
yg diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara
dimulai abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana
dan terkubur ?

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk.

Mana yg bener ?
Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara
fisis.

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil
interpretasi data atas munculnya berita di media.
Salam penasaran.

Rdp


-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*


Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik Bandono Salim
Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com
Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
On Sunday, July 29, 2012, wrote:

 **
 Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
 Tadi engga nonton ya Pak?


Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau
salah kutip.

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah
melakukan study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran.
Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.
Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh
para ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak
kembali. Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu
memberikan iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki
kembali temuan-temuannya.
Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini
yg diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara
dimulai abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana
dan terkubur ?

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk.

Mana yg bener ?
Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara
fisis.

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil
interpretasi data atas munculnya berita di media.
Salam penasaran.

Rdp


-- 
*Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari*



Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik bob yuris


Bapak / Ibu Yth,

Kalau seorang Geolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, sebagai 
produk Vulkanik itu Biasa. Meski suatu saat mungkin terbukti itu Salah.

Kalau seorang Arkeolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, 
sebagai Bangunan buatan manusia, itu juga Biasa. Meski suatu saat mungkin 
terbukti itu Salah.

Karena, Ilmu dan Ilmuwan menikmati keistimewaan dan kepercayaan selama 
berabad-abad berdasarkan kompetensi bidang keahliannya.

Yang Menjadi Luar Biasa adalah kalau Geolog menginterpretasi sebagai bangunan 
buatan manusia, sementara Arkeolog menginterpretasi sebagai produk Vulkanik.

Menjadi Biasa lagi, jika kita ingat bahwa Sejarah memang sudah mencatat adanya 
Ilmuwan multidisiplin pada tiap jamannya.

Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, July 29, 2012 9:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG


Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
On Sunday, July 29, 2012, wrote:

Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 

Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau 
salah kutip.

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk 
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah melakukan 
study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 
Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai 
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip 
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.
Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh para 
ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak kembali. 
Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu memberikan 
iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki kembali 
temuan-temuannya. 
Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau 
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini yg 
diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara dimulai 
abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana dan terkubur ?

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa 
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini 
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini 
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. 

Mana yg bener ? 
Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis. 

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan 
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil 
interpretasi data atas munculnya berita di media. 
Salam penasaran.

Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari

Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik Bandono Salim
Indahnya perbedaan, menjadikan adanya komunikasi dan diskusi.
Kalau arkeolog belajar geologi dana atao geolog belajar arkeologi, 
Eee ada kan DR Toni Jubiantoro, geolog di arkenas. Lha mbok ya beliau bicara 
atau diminta pendapat.
Waah wah hampir terlupakan yaa DR geologi kan ada di arkenas.
Salam, bandono.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: bob yuris bopol...@yahoo.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 06:58:20 
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG


Bapak / Ibu Yth,

Kalau seorang Geolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, sebagai 
produk Vulkanik itu Biasa. Meski suatu saat mungkin terbukti itu Salah.

Kalau seorang Arkeolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, 
sebagai Bangunan buatan manusia, itu juga Biasa. Meski suatu saat mungkin 
terbukti itu Salah.

Karena, Ilmu dan Ilmuwan menikmati keistimewaan dan kepercayaan selama 
berabad-abad berdasarkan kompetensi bidang keahliannya.

Yang Menjadi Luar Biasa adalah kalau Geolog menginterpretasi sebagai bangunan 
buatan manusia, sementara Arkeolog menginterpretasi sebagai produk Vulkanik.

Menjadi Biasa lagi, jika kita ingat bahwa Sejarah memang sudah mencatat adanya 
Ilmuwan multidisiplin pada tiap jamannya.

Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 

From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, July 29, 2012 9:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG


Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®
From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
On Sunday, July 29, 2012, wrote:

Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 

Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau 
salah kutip.

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk 
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah melakukan 
study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 
Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai 
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip 
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.
Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh para 
ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak kembali. 
Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu memberikan 
iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki kembali 
temuan-temuannya. 
Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau 
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini yg 
diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara dimulai 
abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana dan terkubur ?

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa 
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini 
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini 
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. 

Mana yg bener ? 
Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis. 

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan 
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil 
interpretasi data atas munculnya berita di media. 
Salam penasaran.

Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari


Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik fatchur zamil
Berandai saja :
Kalau Gunung Padang +- 4800 SM, maka pada waktu itu dari penelitian mrpkn zaman 
Megalitikum yang peralatannya dari batu yang terbukti ditemukan dibeberapa 
tempat.
Mungkinkah kebudayaan yang demikian membangun piramide sebesar gunung padang 
dengan arsitektur yang sudah bagus tersebut? Sementara kehidupan di zaman itu 
masih banyak berburu ? Fz


--- Pada Sen, 30/7/12, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis:

Dari: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Kepada: Iagi iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 30 Juli, 2012, 6:30 AM

Indahnya perbedaan, menjadikan adanya komunikasi dan diskusi.
Kalau arkeolog belajar geologi dana atao geolog belajar arkeologi, 
Eee ada kan DR Toni Jubiantoro, geolog di arkenas. Lha mbok ya beliau bicara 
atau diminta pendapat.
Waah wah hampir terlupakan yaa DR geologi kan ada di arkenas.
Salam, bandono.Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  bob yuris 
bopol...@yahoo.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 06:58:20 +0800 (SGT)To: 
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.idReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG



Bapak / Ibu Yth,
 
Kalau seorang Geolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, sebagai 
produk Vulkanik itu Biasa. Meski suatu saat mungkin terbukti itu Salah.
 
Kalau seorang Arkeolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, 
sebagai Bangunan buatan manusia, itu juga Biasa. Meski suatu saat mungkin 
terbukti itu Salah.
 
Karena, Ilmu dan Ilmuwan menikmati keistimewaan dan kepercayaan selama 
berabad-abad berdasarkan kompetensi bidang keahliannya.
 
Yang Menjadi Luar Biasa adalah kalau Geolog menginterpretasi sebagai bangunan 
buatan manusia, sementara Arkeolog menginterpretasi sebagai produk Vulkanik.
 
Menjadi Biasa lagi, jika kita ingat bahwa Sejarah memang sudah mencatat adanya 
Ilmuwan multidisiplin pada tiap jamannya.
 
Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 





From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, July 29, 2012 9:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG


 

Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

On Sunday, July 29, 2012, wrote:


Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 


Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau 
salah kutip.


Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk 
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah melakukan 
study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 
Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai 
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip 
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.
Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh para 
ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak kembali. 
Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu memberikan 
iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki kembali 
temuan-temuannya. 
Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau 
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini yg 
diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara dimulai 
abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana dan terkubur ?


Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa 
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini 
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini 
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. 


Mana yg bener ? 
Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis. 


Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan 
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil 
interpretasi data atas munculnya berita di media. 
Salam penasaran.


Rdp

-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari






Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik Bandono Salim
Beberapa bagian dari kekarkolom jang ada, sudah ada lekukan buatan. Saya 
mendengar ini dari sobat atsitek yang sering kesana (bukan teamnya pak Pon,).
Menurut dia hasil lekukan ini ada yang saling mengunci, ada juga yang tidak.
Waktu saya tanya kira2 berapa % kekarkolom yang berlekuk, jawabnya ya belum 
dihitung to mas, hanya kami lihat itu ada 
Ada pertanyaan timbul: alat apa yang digunakan untuk membuat lekukan pada batu? 
Karena batuan beku kan cukup keras.
  Mungkinkah manusia-manusia yang membuat punden ini sudah mengenal pahat besi?
 Saya lupa tanya pada dia, dimana ketemunya lekukan yang saling mengunci ini. 
Nanti kalau ketemu kana saya tanyakan.
Sekedara tambahan informasi.
Salam, bandono.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchur zamil fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Mon, 30 Jul 2012 08:51:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Berandai saja :
Kalau Gunung Padang +- 4800 SM, maka pada waktu itu dari penelitian mrpkn zaman 
Megalitikum yang peralatannya dari batu yang terbukti ditemukan dibeberapa 
tempat.
Mungkinkah kebudayaan yang demikian membangun piramide sebesar gunung padang 
dengan arsitektur yang sudah bagus tersebut? Sementara kehidupan di zaman itu 
masih banyak berburu ? Fz


--- Pada Sen, 30/7/12, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis:

Dari: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Kepada: Iagi iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 30 Juli, 2012, 6:30 AM

Indahnya perbedaan, menjadikan adanya komunikasi dan diskusi.
Kalau arkeolog belajar geologi dana atao geolog belajar arkeologi, 
Eee ada kan DR Toni Jubiantoro, geolog di arkenas. Lha mbok ya beliau bicara 
atau diminta pendapat.
Waah wah hampir terlupakan yaa DR geologi kan ada di arkenas.
Salam, bandono.Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  bob yuris 
bopol...@yahoo.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 06:58:20 +0800 (SGT)To: 
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.idReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG



Bapak / Ibu Yth,
 
Kalau seorang Geolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, sebagai 
produk Vulkanik itu Biasa. Meski suatu saat mungkin terbukti itu Salah.
 
Kalau seorang Arkeolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, 
sebagai Bangunan buatan manusia, itu juga Biasa. Meski suatu saat mungkin 
terbukti itu Salah.
 
Karena, Ilmu dan Ilmuwan menikmati keistimewaan dan kepercayaan selama 
berabad-abad berdasarkan kompetensi bidang keahliannya.
 
Yang Menjadi Luar Biasa adalah kalau Geolog menginterpretasi sebagai bangunan 
buatan manusia, sementara Arkeolog menginterpretasi sebagai produk Vulkanik.
 
Menjadi Biasa lagi, jika kita ingat bahwa Sejarah memang sudah mencatat adanya 
Ilmuwan multidisiplin pada tiap jamannya.
 
Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 





From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, July 29, 2012 9:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG


 

Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

On Sunday, July 29, 2012, wrote:


Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 


Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau 
salah kutip.


Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk 
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah melakukan 
study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 
Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai 
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip 
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.
Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh para 
ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak kembali. 
Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu memberikan 
iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki kembali 
temuan-temuannya. 
Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau 
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini yg 
diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara dimulai 
abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana dan terkubur ?


Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan

RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
.  Yang perlu dilakukan ke depan
adalah mencari bukti yang lebih solid bahwa bagian ini adalah natural or
manmade dengan survey bawah permukaan yang lebih intensif (+ bor mungkin).
Bukan memberikan final judgement yang 'mblunder'  lalu membiarkannya
unresolved.  Sayang sekali kalau misalnya ternyata ada heritage yang
luarbiasa dikedalaman itu.  Hard to believe memang, but who knows.  Live is
a mistery.   Gunung Padang masih open book.

 

Salam heolohi

DHN

Koord.Tim Penelitian Terpadu Mandiri G.Padang

 

 

From: Rovicky Dwi Putrohari [mailto:rovi...@gmail.com] 
Sent: 29 Juli 2012 21:11
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

On Sunday, July 29, 2012, wrote:

Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 

 

Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau
salah kutip.

 

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah
melakukan study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 

Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.

Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh
para ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak
kembali. Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu
memberikan iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki
kembali temuan-temuannya. 

Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini
yg diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara
dimulai abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana
dan terkubur ?

 

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. 

 

Mana yg bener ? 

Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis.


 

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil
interpretasi data atas munculnya berita di media. 

Salam penasaran.

 

Rdp



-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari



RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik Danny Hilman Natawidjaja
Tentu Pak Bandono, sudah sering kami presentasikan kok, tidak rahasia.
Nanti kalau kita ketemu, atau silahkan main-main ke geotek J

 

From: Bandono Salim [mailto:bandon...@gmail.com] 
Sent: 29 Juli 2012 21:18
To: Iagi
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 

Powered by Telkomsel BlackBerryR

  _  

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 

Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700

To: iagi-net@iagi.or.id mailto:iagi-net@iagi.or.id%3ciagi-...@iagi.or.id
iagi-net@iagi.or.id

ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 

Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

 

On Sunday, July 29, 2012, wrote:

Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 

 

Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau
salah kutip.

 

Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah
melakukan study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 

Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.

Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh
para ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak
kembali. Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu
memberikan iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki
kembali temuan-temuannya. 

Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini
yg diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara
dimulai abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana
dan terkubur ?

 

Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan alamiah produk vulkanik. Ini
diungkap Prof Sutikno bronto dalam acara IAGI evening Talk. 

 

Mana yg bener ? 

Sependek pengetahuan saya masih belum ada yg bisa menyimpulkan secara fisis.


 

Tentang muatan dan penggiringan atau pengalihan opini silahkan dilihat dan
disimpulkan sendiri apakah itu spekulasi, hipotesa, atau dugaan hasil
interpretasi data atas munculnya berita di media. 

Salam penasaran.

 

Rdp



-- 
Sejarah itu tidak pernah usang untuk terus dipelajari



Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik rakhmadi . avianto
Yo mungkin ae cak FZ hiks hiks yg  ini sudah tidak tepat guna geologist kok 
ngomongin Purbakala, kayaknya masih banyak LACK kita di bidang geologi yg perlu 
di bicarakan, bukankah begitu lebih ciamik sambil nunggu buka masalah yg 
bersifat kegeologian apa sudah pada lupa dan jadi ahli diluar bidangnya?

Mungkin dari segi survey geolistrik apa betul sesensitip itu untuk mendeteksi 
Model di subsurface, mengerti yg terlibat mumpuni tapi apa betul tesis itu bisa 
menganalisa model dg akurat
Dg geolistrik thok dan bbrp titik bor?


Selamat berpuasa
Avi 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: fatchur zamil fatchurza...@yahoo.co.id
Date: Mon, 30 Jul 2012 08:51:54 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Berandai saja :
Kalau Gunung Padang +- 4800 SM, maka pada waktu itu dari penelitian mrpkn zaman 
Megalitikum yang peralatannya dari batu yang terbukti ditemukan dibeberapa 
tempat.
Mungkinkah kebudayaan yang demikian membangun piramide sebesar gunung padang 
dengan arsitektur yang sudah bagus tersebut? Sementara kehidupan di zaman itu 
masih banyak berburu ? Fz


--- Pada Sen, 30/7/12, Bandono Salim bandon...@gmail.com menulis:

Dari: Bandono Salim bandon...@gmail.com
Judul: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Kepada: Iagi iagi-net@iagi.or.id
Tanggal: Senin, 30 Juli, 2012, 6:30 AM

Indahnya perbedaan, menjadikan adanya komunikasi dan diskusi.
Kalau arkeolog belajar geologi dana atao geolog belajar arkeologi, 
Eee ada kan DR Toni Jubiantoro, geolog di arkenas. Lha mbok ya beliau bicara 
atau diminta pendapat.
Waah wah hampir terlupakan yaa DR geologi kan ada di arkenas.
Salam, bandono.Powered by Telkomsel BlackBerry®From:  bob yuris 
bopol...@yahoo.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 06:58:20 +0800 (SGT)To: 
iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.idReplyTo:  iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG



Bapak / Ibu Yth,
 
Kalau seorang Geolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, sebagai 
produk Vulkanik itu Biasa. Meski suatu saat mungkin terbukti itu Salah.
 
Kalau seorang Arkeolog menginterpreasi penampakan bawah permukaan yg terlihat 
dari georadar maupun geolistrik dibawah pundek berundak Gunung Padang, 
sebagai Bangunan buatan manusia, itu juga Biasa. Meski suatu saat mungkin 
terbukti itu Salah.
 
Karena, Ilmu dan Ilmuwan menikmati keistimewaan dan kepercayaan selama 
berabad-abad berdasarkan kompetensi bidang keahliannya.
 
Yang Menjadi Luar Biasa adalah kalau Geolog menginterpretasi sebagai bangunan 
buatan manusia, sementara Arkeolog menginterpretasi sebagai produk Vulkanik.
 
Menjadi Biasa lagi, jika kita ingat bahwa Sejarah memang sudah mencatat adanya 
Ilmuwan multidisiplin pada tiap jamannya.
 
Bob Yuris Candra
Independent Palynologist
 





From: Bandono Salim bandon...@gmail.com
To: Iagi iagi-net@iagi.or.id 
Sent: Sunday, July 29, 2012 9:18 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG


 

Ooo, makasih pak RDP.
Katanya ada data2 dar teamnya kang DannyN apa boleh lihat datanya?
Salam. 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

From: Rovicky Dwi Putrohari rovi...@gmail.com 
Date: Sun, 29 Jul 2012 21:11:17 +0700
To: iagi-net@iagi.or.idiagi-net@iagi.or.id
ReplyTo: iagi-net@iagi.or.id 
Subject: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

On Sunday, July 29, 2012, wrote:


Wah, Pak Bandono kayanya engga benar2 menyimak berita nih Pak.
Tadi engga nonton ya Pak? 


Yaang bisa saya share, ktika menyimak sambil ngantuk dan lapar, sorry kalau 
salah kutip.


Team mandiri bencana purba, paleo disaster Kang Danny Hilman, Kang Adb dkk 
menduga adanya bangunan lain dibawah punden berundak G Padang. Sudah melakukan 
study dengan metode geolistrik, georadar dan sampling pengeboran. 
Punden berundak ini diinterpretasi ulang oleh Arsitek Purajatnika sebagai 
sebuah bangunan pemujaan berteras 5. Dan juga ada spekulasi bentuk mirip 
Pyramid dalam evaluasi dari segi arsitektur bangunan.
Dugaan adanya bangunan dibawah Punden Berundak G Padang ini disambut oleh para 
ahli arkeologi (ali akbar) sebagai sesuatu yang menarik utk disimak kembali. 
Ini yg menarik buat saya, bagaimana sekelompok geologist mampu memberikan 
iming2 pada arkeolog untuk menyimak, meneliti dan menyelidiki kembali 
temuan-temuannya. 
Pak ADB mengulang lagi bahwa adanya dugaan peradaban maju di Jawa atau 
Nusantara yg tumbuh tenggelam akibat hantaman bencana. Keanehan selama ini yg 
diungkapkan ADB antara lain mengapa sejarah Jawa atau sejarah Nusantara dimulai 
abad ke empat. Lah sebelumnya kemana ? Apakah hancur oleh bencana dan terkubur ?


Sebagai info pendapat lain pernah diungkapkan Prof Dr Sutikno Bronto, bahwa 
penampakan bawah permukaan yg terlihat dari georadar maupun geolistrik ini 
bukan bangunan buatan manusia tetapi bangunan

Re: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG

2012-07-29 Terurut Topik Bandono Salim
Terimakasih kang Danny. 
Detail juga data yang diberikan, 
Sekali lagi terimakasih.
Salam.
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-Original Message-
From: Danny Hilman Natawidjaja danny.hil...@gmail.com
Date: Mon, 30 Jul 2012 08:19:01 
To: iagi-net@iagi.or.id
Reply-To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: RE: [iagi-net-l] Re: INDONESIA BICARA: SITUS PURBA GUNUNG PADANG
Mungkin ada manfaatnya kami share beberapa poin penting dari progress
report penelitian Gunung padang ini untuk melengkapi kepenasarannya Pak
Ketum dan barangkali rekan-rekan lain juga J karena tentunya acara talk show
di TV sangat terbatas untuk menerangkan yang lebih detil dan ilmiah (bagi
yang berminat saja karena agak panjang uraiannya).

 

Gunung padang yang dianggap situs oleh peneliti terdahulu menurut tim kami
hanya mendefinisikan topinya saja, yaitu susunan teras batu di puncaknya
saja (yang di dalam pagar), sedangkan 'kepala' dan 'badan'nya tidak dianggap
situs, alias sudah di-vonis bebas artefak.  Hasil penelitian kami menunjukan
sebaliknya, susunan terasering batu (buatan manusia)  itu tidak hanya di
atas bukit tapi melapisi lereng-lerengnya.  Sebagai geologist tentunya kita
dituntut untuk bisa membedakan mana kolom andesit yang tertumpuk alamiah dan
mana yang sudah disusun oleh manusia bukan?   Tidak mudah untuk
membedakannya kalau hanya melihat sepintas dari yang tersingkap
dipermukaannya saja (apalagi dari foto), tapi harus lebih cermat dan
menyeluruh.   Dalam penelitian dilakukan test hand drilling dan eskavasi
(test pit) arkeologi diberbagai lokasi di lerengnya dan juga dibantu oleh
pemindaian bawah  permukaan oleh survey georadar.  Sebagai hint awal,
tumpukan kolom-kolom batu (andesit) yang (disusun) menutupi permukaan lereng
timur umumnya berorientasi barat-timur, sedangkan di lereng utara
berorientasi utara-selatan (selaras dengan dinding teras situs batu di atas
bukit).  Saya yang mencoba meng-auger lereng bukit timur diberbagai titik
hanya bisa menembus tanah 50 - 80 cm saja, mentok dilapisan tumpukan kolom
andesit ini.  Batasnya tajam.  Singkat cerita, kami (khususnya Pak Ali
Akbar) menyimpulkan bahwa monumen Gunung  Padang ini jauh lebih besar dan
megah (serta kompleks) dari yang sudah disimpulkan oleh penelitian
sebelumnya  karena kelihatannya meliputi seluruh bukit.  Pak Pon Purajatnika
(arsitektur) menyimpulkan bahwa susunan batuan dari puncak sampai kaki
bukitnya bukan hasil kerja kebudayaan primitif yang asal-asalan tapi by
design architect yang spectaculer dari peradaban yang sudah maju.  Jadi dari
hasil penelitian fakta didekat permukaan  saja yang notabene dapat dilihat
dan diraba sebetulnya sudah merupakan hal baru yang tidak main-main. 

Pemindaian georadar dan geolistrik tentu bukan hal mudah tapi perlu
kehati-hatian dalam pengambilan data, data processing serta interpretasinya.
Dalam penelitian ini interpretasi kami tidak hanya berdasarkan satu
alat/metoda saja tapi terintegrasi antara hasil survey georadar, geolistrik,
dan juga data bor .  Survey yang dilakukan sudah cukup intensif.   Ada
beberapa lintasan geolistrik yang mencakup seluruh bukit (dari puncak sampai
level parkir = tinggi ~100m) dengan spacing electroda/resolusi yang
berbeda-beda.  Khusus untuk bagian puncak sampai kedalaman ~25-30 meter
sudah  dilakukan survey geolistrik 3D (dengan SuperSting).  Data processing
dan pemodelan yang dilakukan tidak satu tapi sudah dicoba puluhan model
(untuk setiap datanya) dengan parameter model yang berbeda-beda.  Lintasan
georadar yang dilakukan juga sudah cukup banyak, lebih dari 70 lintasan
mencakup semua teras batu di puncak, dan lereng timur serta lereng utaranya,
juga dilakukan dengan beberapa frekuensi yaitu 270 Mhz, 100 Mhz, 80 Mhz, 40
Mhz, dan 18 Mhz (skin depth dan resolusi yang berbeda-beda).   Setahu saya
Pak Sutikno, ahli gunung api kita,  baru melihat sebagian saja hasil survey
geolistrik yang saya perlihatkan waktu ketemu di G.Padang dan juga di
seminar IAGI dulu, banyak detilnya serta data-data baru, khususnya data
georadar yang belum dilihat.  

 

Kemudian, pemboran-coring dilakukan oleh ADB di dua titik di atas situs
masing-masing sampai kedalaman 27m dan 15m.  Bor 1 secara umum
memperlihatkan tiga paket lapisan/Unit stratigrafi, yaitu: dari 0 s/d
=kedalaman 5m Lapisan tanah setebal beberapa puluh cm, dibawahnya tumpukan
lapisan kolom andesit (seperti terlihat di permukaan) ditata
berbaring/horisontal yang diselingi lapisan material silty yang dilandasi
oleh lapisan pasir kerikilan setebal 30-40cm (catatan: dari georadar
diketahui lapisan pasir ini konsisten melandasi seluruh situs teras batu);
dibawah lapisan pasir dari kedalaman 5m s/d 16m adalah juga lapisan susunan
kolom andesit yang diselingi lapisan silt, tapi kolom andesitnya ditata
berbeda (i.e. posisinya berdiri miring); di kedalaman 16m s/d 18m ditemukan
fractured massive andesit yang sudah lapuk, berasosiasi dengan batas
permukaan air tanah; dari kedalaman 18 s/d 27 meter fractured massive
andesit yang masih segar.  Di Bor 2 (yang