Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
Abah Yanto, pak Eddy, dkk lainnya, Terimakasih atas masukan dari pak Eddy. Sebelumnya mohon maaf, apakah pak Eddy sedang berada di luar negeri? Catatan waktu di komputer yg pak Eddy gunakan berbeda jauh dengan wib, sehingga ada 2 kemungkinan: komputernya salah setting utk waktu, atau ya itu tadi, pak Eddy sedang jalan2 ke luar negeri. Mengenai tindakan dari 'panitia' (iagi, ipa, dll), sudah dilakukan kok. Tidak hanya sekedar abstrak, bahkan full paper atau extended-abstract utk makalah yg dipresentasikan sbg poster, juga sudah dimasukkan proceedings (entah dalam format digital atau pun hardcopy). Artinya, utk kedua jenis presentasi tsb, sudah diperlakukan hal yg sama: penulis/presenter sama2 diminta mengirimkan makalah lengkapnya. Nah, mungkin sekarang mesti dihimbau agar yg dikemukakan oleh pak Eddy tentang perbedaan kredit yg didapat, utk dihapuskan alias kreditnya mesti sama. Jaman dulu, paling tidak hingga akhir abad 20, memang utk ikut presentasi oral atau poster sangat jauh berbeda, sbb: Makalah utk PRESENTASI ORAL (jadul): * setelah membuat abstrak dan diterima, harus mengirimkan makalah lengkap; * harus mempersiapkan materi presentasi (yg sangat sederhana ya dengan plastik murahan utk ditulisi spidol, atau yg agak mahal dikit dg plastik khusus dan tulisan atau gambar dicetak: ini kalo mau menggunakan overhead projector alias OHP; nah, yg lebih canggih waktu dulu, menggunakan slide projector, bisa satu projector dan satu layar, atau dua projector dan dua layar: mesti ribet utk mempersiapkan gambar di draftsman, terus difoto dulu dg kamera positif, dst, dst) -- yg jelas, rumit, repot, makan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Makalah utk PRESENTASI POSTER (jadul): * cukup mengirimkan abstrak saja; * tinggal menentukan media (kertas, karton, dll) dan tulisan serta gambar tinggal ditempelkan saja. JAMAN KINI, semua persiapan sama (abstrak, makalah lengkap), bedanya hanya cara presentasi. Nah, kembali kepada pak Eddy dan rekan2 di lembaga yg memberikan kredit utk karyawan yg memberikan presentasi, apakah kedua jenis presentasi tsb dapat dihargai sama? Sekarang, dalam beberapa kasus, membuat poster lebih syusyahhh lho dibandingkan mempersiapkan presentasi oral (seperti disitir oleh pak Eddy). Bagaimana? salam, syaiful On 4/24/08, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote: MasEddy , Kang Ipul Mari kita mulai menghapuskan diskriminasi oral dan poster Kalau poster presentation harus masuk dlm prosiding , tentunya ini mudah . Masukan saja abstract dr poster session - nya dalam prosiding , dan dengan memasukan abstrak dalam prosiding akan menguntungkan para pembaca atau yang berkepentingan dengan materi makalah . Kalau pembaca rosiding mau informasi yamg lebih detil , kan bisa melanjutkan diskusi dg poster presenter-nya. Nah just do it. Si Abah Abah, Mas Syaiful dan teman lainnya, Di dunia kenaikan pangkat peneliti/dosen memang ada pembedaan antara oral dan poster dalam hal angka kreditnya. Untuk makalah ilmiah dalam prosidings atau disajikan dalam seminar/simposium/pertemuan ilmiah internasional (oral) maka nilainya 15, sedangkan kalau dalam bentuk poster nilainya 10. Untuk kaliber nasional kalau oral nilainya 10 dan kalau poster nilainya 5. Saya pribadi setuju dengan Anda kalau oral dan poster sudah sepatutnya disamakan derajatnya, karena (di zaman power point) menyiapkan poster itu lebih sulit dan lebih mahal daripada menyiapkan presentasi oral. Akan tetapi secara harfiah memang poster masih dianggap kelas dua dibandingkan oral, karena yang umum terjadi adalah jika ada makalah yang tidak diterima di oral maka biasanya diposterkan dan (rasanya) belum ada makalah yang dikirim untuk poster kemudian diterima sebagai oral. Wasalam, EAS abah, kalo soal kredit utk makalah yg dipresentasikan oral dan poster, saya enggak tahu. mungkin teman2 di kampus atau lembaga pemerintahan lebih mengerti. silakan dibagikan ceritanya.. saya munculkan hal ini, sebab sudah lebih dari 5 tahun, iagi mengikuti jejak ipa utk menganggap bahwa presentasi poster adalah sama derajatnya dengan oral. kebetulan saat ini saya diserahi amanah utk pegang tongkat di kepanitiaan ipa 2008 bagian tpc (technical program committee). eh, enggak disangka, secara tidak langsung ternyata ada bule (anggota komisi ini ada sekitar 20 orang dan separuhnya adalah bule) yg masih 'membedakan' antara poster dan oral. jelasnya, poster masih dianggap sbg kelas dua. sudah waktunya kita menganggap, di lingkungan iagi, hagi, perhapi, iatmi, ipa, dll, bahwa poster adalah sama derajatnya dg oral dan mempunyai kelebihan masing2. artinya, pada suatu acara formal, tentunya setiap penulis mesti mengirimkan makalah lengkap utk dua jenis presentasi tsb. salam,
RE: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
Abah kang Ipul, Sekedar mendukung penghapusan diskriminasi Poster vs Oral. Semangat ini didukung penuh oleh AAPG. Di AAPG TIDAK ADA pembedaan kredit Poster vs Oral, bahkan kami MENDUKUNG presentasi poster. Sebenarnya untuk menyampaikan ide dan diskusi, presentasi poster jauh lebih efektif. Persepsi bahwa nilai presentasi Oral lebih tinggi nilainya daripada Poster itu tidak benar. Di dunia industri, presentasi poster juga semakin lebih banyak disukai daripada powerpoint presentation. Di Shell, tempat saya bekerja, juga sering disebut sebagai table top presentation, kalau posternya hanya ditaruh di atas meja (tidak digantung di dinding). Saya juga dengar dari kawan-kawan di Schlumberger kalau report mereka sekarang sering disampaikan berupa poster. Salam, Herman Darman AAPG Asia Pacific Region President Shell International Exploration and Production B.V., The Hague, The Netherlands - Trade Register no. 27002688 * e-mail: [EMAIL PROTECTED] * Mobile: +31(0) 61097 2827 * Office: +31(0) 70447 5340 * Postal: SIEP B.V, Kessler Park 1, S-2100, 2288 GS Rijswijk, The Netherlands * Internet: http://asiapacific.aapg.org/ -Original Message- From: mohammad syaiful [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, April 24, 2008 9:55 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008 Abah Yanto, pak Eddy, dkk lainnya, Terimakasih atas masukan dari pak Eddy. Sebelumnya mohon maaf, apakah pak Eddy sedang berada di luar negeri? Catatan waktu di komputer yg pak Eddy gunakan berbeda jauh dengan wib, sehingga ada 2 kemungkinan: komputernya salah setting utk waktu, atau ya itu tadi, pak Eddy sedang jalan2 ke luar negeri. Mengenai tindakan dari 'panitia' (iagi, ipa, dll), sudah dilakukan kok. Tidak hanya sekedar abstrak, bahkan full paper atau extended-abstract utk makalah yg dipresentasikan sbg poster, juga sudah dimasukkan proceedings (entah dalam format digital atau pun hardcopy). Artinya, utk kedua jenis presentasi tsb, sudah diperlakukan hal yg sama: penulis/presenter sama2 diminta mengirimkan makalah lengkapnya. Nah, mungkin sekarang mesti dihimbau agar yg dikemukakan oleh pak Eddy tentang perbedaan kredit yg didapat, utk dihapuskan alias kreditnya mesti sama. Jaman dulu, paling tidak hingga akhir abad 20, memang utk ikut presentasi oral atau poster sangat jauh berbeda, sbb: Makalah utk PRESENTASI ORAL (jadul): * setelah membuat abstrak dan diterima, harus mengirimkan makalah lengkap; * harus mempersiapkan materi presentasi (yg sangat sederhana ya dengan plastik murahan utk ditulisi spidol, atau yg agak mahal dikit dg plastik khusus dan tulisan atau gambar dicetak: ini kalo mau menggunakan overhead projector alias OHP; nah, yg lebih canggih waktu dulu, menggunakan slide projector, bisa satu projector dan satu layar, atau dua projector dan dua layar: mesti ribet utk mempersiapkan gambar di draftsman, terus difoto dulu dg kamera positif, dst, dst) -- yg jelas, rumit, repot, makan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Makalah utk PRESENTASI POSTER (jadul): * cukup mengirimkan abstrak saja; * tinggal menentukan media (kertas, karton, dll) dan tulisan serta gambar tinggal ditempelkan saja. JAMAN KINI, semua persiapan sama (abstrak, makalah lengkap), bedanya hanya cara presentasi. Nah, kembali kepada pak Eddy dan rekan2 di lembaga yg memberikan kredit utk karyawan yg memberikan presentasi, apakah kedua jenis presentasi tsb dapat dihargai sama? Sekarang, dalam beberapa kasus, membuat poster lebih syusyahhh lho dibandingkan mempersiapkan presentasi oral (seperti disitir oleh pak Eddy). Bagaimana? salam, syaiful On 4/24/08, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote: MasEddy , Kang Ipul Mari kita mulai menghapuskan diskriminasi oral dan poster Kalau poster presentation harus masuk dlm prosiding , tentunya ini mudah . Masukan saja abstract dr poster session - nya dalam prosiding , dan dengan memasukan abstrak dalam prosiding akan menguntungkan para pembaca atau yang berkepentingan dengan materi makalah . Kalau pembaca rosiding mau informasi yamg lebih detil , kan bisa melanjutkan diskusi dg poster presenter-nya. Nah just do it. Si Abah Abah, Mas Syaiful dan teman lainnya, Di dunia kenaikan pangkat peneliti/dosen memang ada pembedaan antara oral dan poster dalam hal angka kreditnya. Untuk makalah ilmiah dalam prosidings atau disajikan dalam seminar/simposium/pertemuan ilmiah internasional (oral) maka nilainya 15, sedangkan kalau dalam bentuk poster nilainya 10. Untuk kaliber nasional kalau oral nilainya 10 dan kalau poster nilainya 5. Saya pribadi setuju dengan Anda kalau oral dan poster sudah sepatutnya disamakan derajatnya, karena (di zaman power point) menyiapkan poster itu lebih sulit dan lebih mahal daripada menyiapkan
Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
Mas Syaiful, He he enggak, saya di Bandung saja (di kantor). Lho kan ITB mempergunakan jasa AI3 (jangan tanya singkatannya karena saya lupa) dari Jepang. Jadi kalau saya kirim email, maka setelah melalui servernya ITB, email saya jalan-jalan dulu ke Jepang dan baru dikirim ke server IAGI. Mungkin di perjalanan itu jam saya diganti dengan GMT. Jadi kalau ingin tahu saat saya mengirim, ya GMT + 7. Hal lain, sampai saat ini masih sulit seseorang mengklaim makalah di prosidings yang diterbitkan dalam bentuk CD, padahal kecenderungan sekarang organisasi besar seperti AAPG menerbitkan prosidingsnya dalam bentuk CD yang praktis. Nah, beberapa teman yang mengajukan permohonan kenaikan jabatan banyak yang terganggu (terhambat) karena tidak memiliki prosidings yang dalam bentuk buku. Pak Zaim (kalau baca) akan dapat mengomentari juga masalah ini. Semoga saja milis ini dibaca oleh pejabat yang berwenang mengganti kebijakan sehingga presentasi dalam bentuk oral atau poster nilainya sama. Kalau seperti di IPA yang menerbitkan makalah baik poster maupun oral di prosidings tidak masalah. Kita dapat saja menyebutnya sebagai makalah oral toh tidak diminta bukti daftar acara. Yang diminta hanya prosidingsnya saja. Jadi walau saya sudah mendapat CD dari Konvensi IPA, misalnya, kalau saya mau menggunakan makalah di dalam CD itu untuk naik jabatan dan tidak mau bermasalah, maka saya harus beli bukunya. Karena itu saya terus tanya terbitnya Proceedings IPA tahun sebelumnya karena makalah saya ada di dalamnya. Untuk IPA yang akan datang ini tampaknya saya tidak perlu beli buku prosidingsnya, lha makalah saya tidak diterima. Wsalam, EAS Abah Yanto, pak Eddy, dkk lainnya, Terimakasih atas masukan dari pak Eddy. Sebelumnya mohon maaf, apakah pak Eddy sedang berada di luar negeri? Catatan waktu di komputer yg pak Eddy gunakan berbeda jauh dengan wib, sehingga ada 2 kemungkinan: komputernya salah setting utk waktu, atau ya itu tadi, pak Eddy sedang jalan2 ke luar negeri. Mengenai tindakan dari 'panitia' (iagi, ipa, dll), sudah dilakukan kok. Tidak hanya sekedar abstrak, bahkan full paper atau extended-abstract utk makalah yg dipresentasikan sbg poster, juga sudah dimasukkan proceedings (entah dalam format digital atau pun hardcopy). Artinya, utk kedua jenis presentasi tsb, sudah diperlakukan hal yg sama: penulis/presenter sama2 diminta mengirimkan makalah lengkapnya. Nah, mungkin sekarang mesti dihimbau agar yg dikemukakan oleh pak Eddy tentang perbedaan kredit yg didapat, utk dihapuskan alias kreditnya mesti sama. Jaman dulu, paling tidak hingga akhir abad 20, memang utk ikut presentasi oral atau poster sangat jauh berbeda, sbb: Makalah utk PRESENTASI ORAL (jadul): * setelah membuat abstrak dan diterima, harus mengirimkan makalah lengkap; * harus mempersiapkan materi presentasi (yg sangat sederhana ya dengan plastik murahan utk ditulisi spidol, atau yg agak mahal dikit dg plastik khusus dan tulisan atau gambar dicetak: ini kalo mau menggunakan overhead projector alias OHP; nah, yg lebih canggih waktu dulu, menggunakan slide projector, bisa satu projector dan satu layar, atau dua projector dan dua layar: mesti ribet utk mempersiapkan gambar di draftsman, terus difoto dulu dg kamera positif, dst, dst) -- yg jelas, rumit, repot, makan banyak waktu, tenaga, dan biaya. Makalah utk PRESENTASI POSTER (jadul): * cukup mengirimkan abstrak saja; * tinggal menentukan media (kertas, karton, dll) dan tulisan serta gambar tinggal ditempelkan saja. JAMAN KINI, semua persiapan sama (abstrak, makalah lengkap), bedanya hanya cara presentasi. Nah, kembali kepada pak Eddy dan rekan2 di lembaga yg memberikan kredit utk karyawan yg memberikan presentasi, apakah kedua jenis presentasi tsb dapat dihargai sama? Sekarang, dalam beberapa kasus, membuat poster lebih syusyahhh lho dibandingkan mempersiapkan presentasi oral (seperti disitir oleh pak Eddy). Bagaimana? salam, syaiful PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA
Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
Sebetulnya yang butuh angka kredit itu yg menempuh jalur Fungsional di Peg Neg spt Dosen , Periset / Peneliti, Perekayasa , dll , angka kredit ini ( jumlah angka kredit komulatif ) akan mempengaruhi kenaikan pangkatnya , misalnya untuk pangkat Bintang empat sbg Periset/Peneliti harus terkumpul minimal 1000 angka kredit kalau gak salah , Kalau Bagi yang dari kampeni mungkin tidk terlalu penting masalah Nilai Kredit dalam suatu makalah yang dipresentasikan/diposterkan. Aturan pemberian angka kredit tsb biasanya mengacu pada aturan yang sdh ditetapkan cukup lama mungkin sebelum adanya Power Point ( sbg contoh untuk Periset / Peneliti aturannya ada di LIPI ) , makanya seperti yang disampaikan pak Edy tsb ( yg penting ada Buku proceedingnya , walaupun sdh ada di CD ini Belum bisa digunakan / belum bisa sebagai alat bukti) Lha sekarang ini kan sudah ada teknik presentasi yang bermacam macam dg berbagai software nya , oleh karena itu Aturan penilaian ( pemberian Angka Kredit ) harusnya sudah di update , apalagi sekarang sudah ada UU ttg IT yang sudah menetapkan bahwa surat elektronik itu sudah bisa digunakan sbg Barang Bukti , Jadi Penilaian thd suatu karya tulis harus selalu singkron dg kemajuan / perkembangan IT , oleh karena itu Lembaga Lembaga ( Riset, dll ) yang berwenang sbg Penilai jabatan fungsioanal / penilaian suatu Karya Tulis atau sejenisnya ( jabatan fungsional )seharusnya sudah merubah paradigma penilaiannya.atau mungkin bisa mernjadi usulan dari organisasi profesi seperti halnya untuk usulan sertifikasi... ISM - Original Message - From: Eddy Subroto [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Thursday, April 24, 2008 9:18 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008 Mas Syaiful, He he enggak, saya di Bandung saja (di kantor). Lho kan ITB mempergunakan jasa AI3 (jangan tanya singkatannya karena saya lupa) dari Jepang. Jadi kalau saya kirim email, maka setelah melalui servernya ITB, email saya jalan-jalan dulu ke Jepang dan baru dikirim ke server IAGI. Mungkin di perjalanan itu jam saya diganti dengan GMT. Jadi kalau ingin tahu saat saya mengirim, ya GMT + 7. Hal lain, sampai saat ini masih sulit seseorang mengklaim makalah di prosidings yang diterbitkan dalam bentuk CD, padahal kecenderungan sekarang organisasi besar seperti AAPG menerbitkan prosidingsnya dalam bentuk CD yang praktis. Nah, beberapa teman yang mengajukan permohonan kenaikan jabatan banyak yang terganggu (terhambat) karena tidak memiliki prosidings yang dalam bentuk buku. Pak Zaim (kalau baca) akan dapat mengomentari juga masalah ini. Semoga saja milis ini dibaca oleh pejabat yang berwenang mengganti kebijakan sehingga presentasi dalam bentuk oral atau poster nilainya sama. Kalau seperti di IPA yang menerbitkan makalah baik poster maupun oral di prosidings tidak masalah. Kita dapat saja menyebutnya sebagai makalah oral toh tidak diminta bukti daftar acara. Yang diminta hanya prosidingsnya saja. Jadi walau saya sudah mendapat CD dari Konvensi IPA, misalnya, kalau saya mau menggunakan makalah di dalam CD itu untuk naik jabatan dan tidak mau bermasalah, maka saya harus beli bukunya. Karena itu saya terus tanya terbitnya Proceedings IPA tahun sebelumnya karena makalah saya ada di dalamnya. Untuk IPA yang akan datang ini tampaknya saya tidak perlu beli buku prosidingsnya, lha makalah saya tidak diterima. Wsalam, EAS Abah Yanto, pak Eddy, dkk lainnya, Terimakasih atas masukan dari pak Eddy. Sebelumnya mohon maaf, apakah pak Eddy sedang berada di luar negeri? Catatan waktu di komputer yg pak Eddy gunakan berbeda jauh dengan wib, sehingga ada 2 kemungkinan: komputernya salah setting utk waktu, atau ya itu tadi, pak Eddy sedang jalan2 ke luar negeri. Mengenai tindakan dari 'panitia' (iagi, ipa, dll), sudah dilakukan kok. Tidak hanya sekedar abstrak, bahkan full paper atau extended-abstract utk makalah yg dipresentasikan sbg poster, juga sudah dimasukkan proceedings (entah dalam format digital atau pun hardcopy). Artinya, utk kedua jenis presentasi tsb, sudah diperlakukan hal yg sama: penulis/presenter sama2 diminta mengirimkan makalah lengkapnya. Nah, mungkin sekarang mesti dihimbau agar yg dikemukakan oleh pak Eddy tentang perbedaan kredit yg didapat, utk dihapuskan alias kreditnya mesti sama. Jaman dulu, paling tidak hingga akhir abad 20, memang utk ikut presentasi oral atau poster sangat jauh berbeda, sbb: Makalah utk PRESENTASI ORAL (jadul): * setelah membuat abstrak dan diterima, harus mengirimkan makalah lengkap; * harus mempersiapkan materi presentasi (yg sangat sederhana ya dengan plastik murahan utk ditulisi spidol, atau yg agak mahal dikit dg plastik khusus dan tulisan atau gambar dicetak: ini kalo mau menggunakan overhead projector alias OHP; nah, yg lebih canggih waktu dulu, menggunakan slide projector, bisa satu projector dan satu layar, atau dua projector dan dua layar
[iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
Mas Ipul Saya kira Anda benar bahw waktu diskusi yang paling leluasa adalah apabila kita melakukan poster session. Akan tetapi para calon pemakalah kelihatan-nya lebih senang untuk melakukan Oral Presentation , Apakah hal ini al disebabkan nliai kredit - nya yang lebih rendah ? Si Abah bravo, pak awang! terimakasih atas infonya. 1) boleh juga nih kalau diinfokan juga apa saja judul ke-16 makalah yg dipresentasikan tsb. lebih lanjut, apakah bagi yg tidak hadir pada acara tsb, dapat memperoleh makalah lengkapnya (kalau ada), mungkin lewat iatmi ya? 2) tentang format presentasi secara formal, tentu saja waktunya selalu terbatas atau dibatasi. seharusnya tidak ada istilah terburu-buru, karena si presenter sudah tahu alokasi waktunya dan tentunya dapat menyesuaikan diri dan memberikan presentasi (oral) secara pas. masih mengenai presentasi, apabila ingin memberikan presentasi dg lebih leluasa dan ilmunya dapat saling dicerna, maka presentasi berbentuk poster adalah pilihan yg lebih baik dibandingkan dg presentasi oral. saya bisa panjang-lebar cerita ini, tetapi pada intinya bahwa presentasi poster bukanlah kelas dua dibandingkan dg presentasi oral yg katanya (oleh sebagian orang) dianggap lebih bergengsi. salam, syaiful On Thu, Apr 24, 2008 at 2:16 AM, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: IATMI sedang mengadakan worshop carbonate complexity : characterization, modeling and simulation di Yogyakarta dari 22-25 April 2008. Workshop dihadiri sekitar 80 orang dari berbagai institusi pemerintah, oil companies, service companies, dan perguruan tinggi. Workshop didahului oleh kursus satu hari tentang aspek geologi dan reservoir engineering karbonat dibawakan oleh Alit Ascaria (Premier Oil) dan Doddy Abdassah (ITB). Workshop dibuka pada 23 April 2008 oleh Ketua IATMI Kuswo Wahyono, dilanjutkan dengan pidato sambutan oleh John Sinulingga mewakili Pertamina Eksploitasi (panitia workshop adalah IATMI Komda Cirebon ndash;Pertamina), dan pidato/presentasi kunci dari Handoyo Eko Wahono (BPMIGAS) tentang lapangan-lapangan karbonat yang dikembangkan dalam lima tahun terakhir, Bob Yulian (BPMIGAS) tentang kemajuan eksplorasi target karbonat di Indonesia, dan Gatot Kariyoso Wiroyudo (Shell) tentang investasi teknologi Shell dalam mengerjakan karbonat. Makalah teknis yang dipresentasikan sebanyak 16 makalah. Workshop diselingi dengan fieldtrip ke Gunung Kidul mengunjungi singkapan karbonat Wonosari. Pembicara mendapatkan kesempatan berbicara cukup tenang karena waktu yang diberikan antara 20-30 menit, pertanyaan 5-10 menit. Workshop ini jelas bermanfaat menambah wawasan aspek GGRE karbonat. Karbonat merupakan objektif sangat penting karena menyusun sekitar 50 % reservoir lapangan2 produksi di Indonesia. Bahkan dalam lima tahun terakhir, 54 % recoverable reserve lapangan-lapangan baru berasal dari reservoir karbonat, maka karbonat tak kalah penting dari reservoir silisiklastik, bahkan bisa lebih. Saya diundang IATMI berkontribusi makalah tentang geologi regional karbonat di Indonesia. Di bawah ini adalah abstraknya, semoga berguna. Mahasiswa tidak banyak yang hadir. Karena merasa ada yang kurang kalau saya hanya mempresentasikan makalah saya kepada para profesional di workshop, maka pada hari yang sama saya ke UGM dan mempresentasikan materi yang sama di hadapan para mahasiswa tetapi dalam format penyampaian kepada mahasiswa. Setelah itu, masih di UGM, saya melanjutkan mempresentasikan makalah Sandhyakala ning Jenggala dan Majapahit : Hipotesis Kebencanaan Geologi ndash; kali ini jauh lebih tenang tak seperti saat mempresentasikan makalah ini di PIT IAGI 2007 Bali yang mesti berpacu dengan waktu yang terbatas. Waktu yang terbatas atau terburu2 akan menyulitkan pendengar mencerna materi yang disampaikan. Sebagai informasi, hipotesis ini telah ditangkap National Geographic Channel untuk menjadi tayangan (pengambilan gambar sudah dilalukan) di dalam film dokumenter LUSI. Demikian, laporan singkat. awang ndash; Grand Mercure ndash; 24/4/2008, 02.15 LAMPIRAN Geologic Controls on Carbonate Reservoirs in Indonesia : Regional Overview Awang Harun Satyana (BPMIGAS) Carbonate reservoirs are characterized by extreme heterogeneity of porosity and permeability. This is related to the complexities of the original depositional environment and the diagenetic influences that can modify the original textures. Wide variety of environmental facies and diagenetic changes express controls of geologic factors. Therefore, in characterizing carbonate reservoirs, it is important to evaluate geologic controls which influence carbonate sedimentation and diagenesis. Being located at warm humid tropical shallow water, in Indonesia carbonates are geographically and temporally widespread. They occur in a range of ages and depositional settings which were often affected by coeval tectonism, siliciclastic input or volcanism. The
Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
abah, kalo soal kredit utk makalah yg dipresentasikan oral dan poster, saya enggak tahu. mungkin teman2 di kampus atau lembaga pemerintahan lebih mengerti. silakan dibagikan ceritanya.. saya munculkan hal ini, sebab sudah lebih dari 5 tahun, iagi mengikuti jejak ipa utk menganggap bahwa presentasi poster adalah sama derajatnya dengan oral. kebetulan saat ini saya diserahi amanah utk pegang tongkat di kepanitiaan ipa 2008 bagian tpc (technical program committee). eh, enggak disangka, secara tidak langsung ternyata ada bule (anggota komisi ini ada sekitar 20 orang dan separuhnya adalah bule) yg masih 'membedakan' antara poster dan oral. jelasnya, poster masih dianggap sbg kelas dua. sudah waktunya kita menganggap, di lingkungan iagi, hagi, perhapi, iatmi, ipa, dll, bahwa poster adalah sama derajatnya dg oral dan mempunyai kelebihan masing2. artinya, pada suatu acara formal, tentunya setiap penulis mesti mengirimkan makalah lengkap utk dua jenis presentasi tsb. salam, syaiful On Thu, Apr 24, 2008 at 7:36 AM, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ipul Saya kira Anda benar bahw waktu diskusi yang paling leluasa adalah apabila kita melakukan poster session. Akan tetapi para calon pemakalah kelihatan-nya lebih senang untuk melakukan Oral Presentation , Apakah hal ini al disebabkan nliai kredit - nya yang lebih rendah ? Si Abah bravo, pak awang! terimakasih atas infonya. 1) boleh juga nih kalau diinfokan juga apa saja judul ke-16 makalah yg dipresentasikan tsb. lebih lanjut, apakah bagi yg tidak hadir pada acara tsb, dapat memperoleh makalah lengkapnya (kalau ada), mungkin lewat iatmi ya? 2) tentang format presentasi secara formal, tentu saja waktunya selalu terbatas atau dibatasi. seharusnya tidak ada istilah terburu-buru, karena si presenter sudah tahu alokasi waktunya dan tentunya dapat menyesuaikan diri dan memberikan presentasi (oral) secara pas. masih mengenai presentasi, apabila ingin memberikan presentasi dg lebih leluasa dan ilmunya dapat saling dicerna, maka presentasi berbentuk poster adalah pilihan yg lebih baik dibandingkan dg presentasi oral. saya bisa panjang-lebar cerita ini, tetapi pada intinya bahwa presentasi poster bukanlah kelas dua dibandingkan dg presentasi oral yg katanya (oleh sebagian orang) dianggap lebih bergengsi. salam, syaiful On Thu, Apr 24, 2008 at 2:16 AM, Awang Satyana [EMAIL PROTECTED] wrote: IATMI sedang mengadakan worshop carbonate complexity : characterization, modeling and simulation di Yogyakarta dari 22-25 April 2008. Workshop dihadiri sekitar 80 orang dari berbagai institusi pemerintah, oil companies, service companies, dan perguruan tinggi. Workshop didahului oleh kursus satu hari tentang aspek geologi dan reservoir engineering karbonat dibawakan oleh Alit Ascaria (Premier Oil) dan Doddy Abdassah (ITB). Workshop dibuka pada 23 April 2008 oleh Ketua IATMI Kuswo Wahyono, dilanjutkan dengan pidato sambutan oleh John Sinulingga mewakili Pertamina Eksploitasi (panitia workshop adalah IATMI Komda Cirebon ndash;Pertamina), dan pidato/presentasi kunci dari Handoyo Eko Wahono (BPMIGAS) tentang lapangan-lapangan karbonat yang dikembangkan dalam lima tahun terakhir, Bob Yulian (BPMIGAS) tentang kemajuan eksplorasi target karbonat di Indonesia, dan Gatot Kariyoso Wiroyudo (Shell) tentang investasi teknologi Shell dalam mengerjakan karbonat. Makalah teknis yang dipresentasikan sebanyak 16 makalah. Workshop diselingi dengan fieldtrip ke Gunung Kidul mengunjungi singkapan karbonat Wonosari. Pembicara mendapatkan kesempatan berbicara cukup tenang karena waktu yang diberikan antara 20-30 menit, pertanyaan 5-10 menit. Workshop ini jelas bermanfaat menambah wawasan aspek GGRE karbonat. Karbonat merupakan objektif sangat penting karena menyusun sekitar 50 % reservoir lapangan2 produksi di Indonesia. Bahkan dalam lima tahun terakhir, 54 % recoverable reserve lapangan-lapangan baru berasal dari reservoir karbonat, maka karbonat tak kalah penting dari reservoir silisiklastik, bahkan bisa lebih. Saya diundang IATMI berkontribusi makalah tentang geologi regional karbonat di Indonesia. Di bawah ini adalah abstraknya, semoga berguna. Mahasiswa tidak banyak yang hadir. Karena merasa ada yang kurang kalau saya hanya mempresentasikan makalah saya kepada para profesional di workshop, maka pada hari yang sama saya ke UGM dan mempresentasikan materi yang sama di hadapan para mahasiswa tetapi dalam format penyampaian kepada mahasiswa. Setelah itu, masih di UGM, saya melanjutkan mempresentasikan makalah Sandhyakala ning Jenggala dan Majapahit : Hipotesis Kebencanaan Geologi ndash; kali ini jauh lebih tenang tak seperti saat mempresentasikan makalah ini di PIT IAGI 2007 Bali yang mesti berpacu dengan waktu yang terbatas. Waktu yang terbatas atau terburu2 akan menyulitkan pendengar
Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
Abah, Mas Syaiful dan teman lainnya, Di dunia kenaikan pangkat peneliti/dosen memang ada pembedaan antara oral dan poster dalam hal angka kreditnya. Untuk makalah ilmiah dalam prosidings atau disajikan dalam seminar/simposium/pertemuan ilmiah internasional (oral) maka nilainya 15, sedangkan kalau dalam bentuk poster nilainya 10. Untuk kaliber nasional kalau oral nilainya 10 dan kalau poster nilainya 5. Saya pribadi setuju dengan Anda kalau oral dan poster sudah sepatutnya disamakan derajatnya, karena (di zaman power point) menyiapkan poster itu lebih sulit dan lebih mahal daripada menyiapkan presentasi oral. Akan tetapi secara harfiah memang poster masih dianggap kelas dua dibandingkan oral, karena yang umum terjadi adalah jika ada makalah yang tidak diterima di oral maka biasanya diposterkan dan (rasanya) belum ada makalah yang dikirim untuk poster kemudian diterima sebagai oral. Wasalam, EAS abah, kalo soal kredit utk makalah yg dipresentasikan oral dan poster, saya enggak tahu. mungkin teman2 di kampus atau lembaga pemerintahan lebih mengerti. silakan dibagikan ceritanya.. saya munculkan hal ini, sebab sudah lebih dari 5 tahun, iagi mengikuti jejak ipa utk menganggap bahwa presentasi poster adalah sama derajatnya dengan oral. kebetulan saat ini saya diserahi amanah utk pegang tongkat di kepanitiaan ipa 2008 bagian tpc (technical program committee). eh, enggak disangka, secara tidak langsung ternyata ada bule (anggota komisi ini ada sekitar 20 orang dan separuhnya adalah bule) yg masih 'membedakan' antara poster dan oral. jelasnya, poster masih dianggap sbg kelas dua. sudah waktunya kita menganggap, di lingkungan iagi, hagi, perhapi, iatmi, ipa, dll, bahwa poster adalah sama derajatnya dg oral dan mempunyai kelebihan masing2. artinya, pada suatu acara formal, tentunya setiap penulis mesti mengirimkan makalah lengkap utk dua jenis presentasi tsb. salam, syaiful On Thu, Apr 24, 2008 at 7:36 AM, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ipul Saya kira Anda benar bahw waktu diskusi yang paling leluasa adalah apabila kita melakukan poster session. Akan tetapi para calon pemakalah kelihatan-nya lebih senang untuk melakukan Oral Presentation , Apakah hal ini al disebabkan nliai kredit - nya yang lebih rendah ? Si Abah PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. -
Re: [iagi-net-l] Re: Poster vs Oral[iagi-net-l] Workshop on Carbonate Complexity IATMI Yogyakarta 22-25 April 2008
MasEddy , Kang Ipul Mari kita mulai menghapuskan diskriminasi oral dan poster Kalau poster presentation harus masuk dlm prosiding , tentunya ini mudah . Masukan saja abstract dr poster session - nya dalam prosiding , dan dengan memasukan abstrak dalam prosiding akan menguntungkan para pembaca atau yang berkepentingan dengan materi makalah . Kalau pembaca rosiding mau informasi yamg lebih detil , kan bisa melanjutkan diskusi dg poster presenter-nya. Nah just do it. Si Abah Abah, Mas Syaiful dan teman lainnya, Di dunia kenaikan pangkat peneliti/dosen memang ada pembedaan antara oral dan poster dalam hal angka kreditnya. Untuk makalah ilmiah dalam prosidings atau disajikan dalam seminar/simposium/pertemuan ilmiah internasional (oral) maka nilainya 15, sedangkan kalau dalam bentuk poster nilainya 10. Untuk kaliber nasional kalau oral nilainya 10 dan kalau poster nilainya 5. Saya pribadi setuju dengan Anda kalau oral dan poster sudah sepatutnya disamakan derajatnya, karena (di zaman power point) menyiapkan poster itu lebih sulit dan lebih mahal daripada menyiapkan presentasi oral. Akan tetapi secara harfiah memang poster masih dianggap kelas dua dibandingkan oral, karena yang umum terjadi adalah jika ada makalah yang tidak diterima di oral maka biasanya diposterkan dan (rasanya) belum ada makalah yang dikirim untuk poster kemudian diterima sebagai oral. Wasalam, EAS abah, kalo soal kredit utk makalah yg dipresentasikan oral dan poster, saya enggak tahu. mungkin teman2 di kampus atau lembaga pemerintahan lebih mengerti. silakan dibagikan ceritanya.. saya munculkan hal ini, sebab sudah lebih dari 5 tahun, iagi mengikuti jejak ipa utk menganggap bahwa presentasi poster adalah sama derajatnya dengan oral. kebetulan saat ini saya diserahi amanah utk pegang tongkat di kepanitiaan ipa 2008 bagian tpc (technical program committee). eh, enggak disangka, secara tidak langsung ternyata ada bule (anggota komisi ini ada sekitar 20 orang dan separuhnya adalah bule) yg masih 'membedakan' antara poster dan oral. jelasnya, poster masih dianggap sbg kelas dua. sudah waktunya kita menganggap, di lingkungan iagi, hagi, perhapi, iatmi, ipa, dll, bahwa poster adalah sama derajatnya dg oral dan mempunyai kelebihan masing2. artinya, pada suatu acara formal, tentunya setiap penulis mesti mengirimkan makalah lengkap utk dua jenis presentasi tsb. salam, syaiful On Thu, Apr 24, 2008 at 7:36 AM, yanto R.Sumantri [EMAIL PROTECTED] wrote: Mas Ipul Saya kira Anda benar bahw waktu diskusi yang paling leluasa adalah apabila kita melakukan poster session. Akan tetapi para calon pemakalah kelihatan-nya lebih senang untuk melakukan Oral Presentation , Apakah hal ini al disebabkan nliai kredit - nya yang lebih rendah ? Si Abah PIT IAGI KE-37 (BANDUNG) * acara utama: 27-28 Agustus 2008 * penerimaan abstrak: kemarin2 s/d 30 April 2008 * pengumuman penerimaan abstrak: 15 Mei 2008 * batas akhir penerimaan makalah lengkap: 15 Juli 2008 * abstrak / makalah dikirimkan ke: www.grdc.esdm.go.id/aplod username: iagi2008 password: masukdanaplod PEMILU KETUA UMUM IAGI 2008-2011: * pendaftaran calon ketua: 13 Pebruari - 6 Juni 2008 * penghitungan suara: waktu PIT IAGI Ke-37 di Bandung AYO, CALONKAN DIRI ANDA SEKARANG JUGA!!! - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi - DISCLAIMER: IAGI disclaims all warranties with regard to information posted on its mailing lists, whether posted by IAGI or others. In no event shall IAGI and its members be liable for any, including but not limited to direct or indirect damages, or damages of any kind whatsoever, resulting from loss of use, data or profits, arising out of or in connection with the use of any information posted on IAGI mailing list. - -- ___ Nganyerikeun hate batur hirupna mo bisa campur, ngangeunahkeun hate jalma hirupna pada ngupama , Elmu tungtut dunya siar Ibadah kudu lakonan.