Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-17 Terurut Topik Herry Maulana
Bisa, demikian juga dengan DCA (Decline Curve Analysis) dan P/Z (terutama untuk 
gas reservoir). Keterbatasan nya, metode-metode diatas valid untuk single 
reservoir/container, sehingga untuk commingled reservoir tetap diperlukan 
simulasi reservoir, cmiiw..
 
Herry

- Original Message 
From: Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Wednesday, 17 May, 2006 7:57:40 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh permeability


kalau cuma remaining reserve, apa tidak bisa lewat material balance?


--pta


On 17/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:
 small closure. Dalam mencari remaining reserve-nya mungkin hanya bisa
 dibantu dengan simulasi reservoir ya?? ato ada cara lain??

 regards,
 roby nurzaman

-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-

RE: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-17 Terurut Topik Agus Izudin Latief
Mas Andang,

Bisa dijelaskan lebih lanjut perbedaan antara compactional hydrostatic
regime, compactional geopressure regime dan thermobaric regime

Terima kasih sebelumnya.

Salam,
Agus.

-Original Message-
From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] 
Sent: Wednesday, May 17, 2006 8:34 AM
To: iagi-net@iagi.or.id
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh
permeability

Memperkaya diskusi soal air di dalam reservoir, water-drive reservoir 
mechanism, dan hubungannya dengan setting geologi surface-subsurface,
saya 
tambahkan beberapa hal di bawah ini:

1. Fresh-water reservoir bisa didapatkan sampai di kedalaman 6000-8000
feet, 
terutama di delta-delta besar seperti Mahakam dan Mamberamo, dimana
sedimen 
pengisi cekungannya tebal sekali (14 Km di Kuta-Mahakam, 7Km di 
Mamberamo-Yapen) dan terdapat komunikasi intensif antara subsurface
dengan 
surface outcrop (sebagai recharge area). Di Kutai (Mahakam) di daerah 
Badak-Nilam, zona-zona B  C (sebagian D) yang berada di kedalaman s/d
8000 
feet air formasinya pada umumnya fresh, kurang dari 5Kppm NaCl (tipikal 
dibawah 1K). Ke arah down-dip di dapatkan ekivalen zona-zona tersebut di

Lapangan Tunu sebagai FWZ (Fresh Water Zone) di kedalaman yang lebih
besar. 
Ke arah up-dip, zona-zona tersebut ekivalen-nya cropping out di
sepanjang 
sayap timur antiklin Semberah, Lampake - SungaiNangka, dan Samboja.
Tentu 
saja di-antara daerah-daerah yang disebutkan tadi (dari Semberah sampai 
Tunu) antiklin2-nya dipisahkan oleh sinklin-sinklin sehingga yang
dimaksud 
dg istilah up-dip dan down-dip dalam uraian di atas bukan merupakan
hubungan 
langsung lapisan dalam pelamparan homoklin yang miring ke arah timur,
tetapi 
secara umum level (kedalaman) dari reservoir2 tsb dari barat ke timur
makin 
dalam, sehingga net-potential-head yang ditimbulkannya juga makin lama
makin 
besar. Hal ini mengakibatkan natural flow (seperti artesis) pada 
reservoir-reservoir tersebut apabila diproduksikan (baik airnya maupun 
apalagi hidrokarbonnya -kalau dia mengandung hidrokarbon)

2. Di model passive-margin seperti daerah Missisipi, dimana cekungan
secara 
aktif terus mengalami penurunan (actively subsiding basin): rejim 
hidrologi-nya terdiri dari: meteoric regime (s/d 2,5km=8200feet) yang
arah 
pergerakan fluidanya down-dip, dan 3 regim dibawahanya yang arah
pergerakan 
fluidanya updip yaitu compactional hydrostatic regime (1,5 - 4,5 km), 
compactional geopressure regime (3-7 km), dan thermobaric regime (lebih 
dalam dari range 3-7 km) (Harrison, 1989, Galloway, 1984). Dari
dokumentasi 
model tersebut terlihat bahwa fresh-water encroachment sampai sedalam
8000 
feet adalah sesuatu yang biasa terjadi di cekungan-cekungan sedimen
besar. 
Implikasinya: kondisi keterhubungan reservoir migas di sub-surface
dengan 
ekivalen outcrop-nya di permukaan (yang bisa berfungsi sebagai recharge 
area)dalm setting seperti itu memungkinkan terjadinya water-drive
reservoir 
mechanism di kedalaman-kedalaman besar.

3. Selain keterhubungan reservoir dengan real recharge area yang
langsung 
kontak dengan surface meteoric water,... dalam konteks water-drive
mechanism 
perlu juga dipertimbangkan setting pelamparan reservoir tersebut sampai
ke 
daerah SUB-CROP-nya, dimana daerah sub-crop tersebut mempunyai posisi 
potential head lebih tinggi dari posisi reservoir dimaksud, walaupun 
sama-sama berada di sub-surface. Setting seperti ini biasanya berkaitan 
dengan water-drive mechanism (walaupun tidak berhubungan dengan otkrop).

4. Connate water juga mengalami kompresi volume (walau tidak se-besar 
kompresi pada minyak apalagi gas) pada saat kompaksi (burial) sedemikian

rupa sehingga tekanannya menjadi besar, apalagi jika kolom air yang 
menyertainya juga besar,... maka seringkali hal inilah yang dianggap 
menyebabkan terjadinya water-drive reservoir mechanism di subsurface
apabila 
kondisi 1-2-3 diatas tidak terpenuhi.

Mudah2an bermanfaat

Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia

- Original Message - 
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 16, 2006 6:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh
permeability


Pak Roby,

mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC  dan
water/akifer
(apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman
3700
feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive
meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur  yang
tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water :
HC
itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu
pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan
menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar
tapi
tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah
berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ?

salam,
tony


On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 setahu saya

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-16 Terurut Topik Ferdinandus . KARTIKO-SAMODRO
setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau
dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan
pressure setelah diproduksi.
mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya
memiliki trend  turun yang tinggi  ternyata malah memiliki trend yang
stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di
situ.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+
| |   Soerya Adhi|
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   l.com   |
| ||
| |   16/05/2006 10:27 |
| |   AM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+
  
-|
  | 
|
  |   To:   iagi-net@iagi.or.id 
|
  |   cc:   
|
  |   Subject:  Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh 
permeability |
  
-|




Yang namanya water source itu kan gak mesti dari surface.
Water yang terperangkap yang kemudian jadi formation water juga bisa
menjadi
water source.
Sebelum ada HC migration, kan reservoir terisi air dulu.

Hanya sekedar mengingatkan, bahwa geologi melibatkan cara berpikir yang
komprehensif, jadi bukan hanya dari satu sisi...

-soerya-


On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

 nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi
 tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface,
 geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water
 drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena
 overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water utk
 terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar utk
 mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate
 tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya?

 regards,
 roby nurzaman





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-16 Terurut Topik tony soelistyo

Pak Roby,

mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC  dan water/akifer
(apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman 3700
feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive
meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur  yang
tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC
itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu
pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan
menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar tapi
tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah
berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ?

salam,
tony


On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:


setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau
dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan
pressure setelah diproduksi.
mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya
memiliki trend  turun yang tinggi  ternyata malah memiliki trend yang
stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di
situ.

Regards

Kartiko-Samodro
Telp : 3852



|-+
| |   Soerya Adhi|
| |   [EMAIL PROTECTED]|
| |   l.com   |
| ||
| |   16/05/2006 10:27 |
| |   AM   |
| |   Please respond to|
| |   iagi-net |
| ||
|-+

-|
|
|
|   To:   iagi-net@iagi.or.id
|
|
cc:
|
|   Subject:  Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh
permeability |

-|




Yang namanya water source itu kan gak mesti dari surface.
Water yang terperangkap yang kemudian jadi formation water juga bisa
menjadi
water source.
Sebelum ada HC migration, kan reservoir terisi air dulu.

Hanya sekedar mengingatkan, bahwa geologi melibatkan cara berpikir yang
komprehensif, jadi bukan hanya dari satu sisi...

-soerya-


On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

 nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi
 tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface,
 geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water
 drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena
 overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water
utk
 terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar
utk
 mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate
 tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya?

 regards,
 roby nurzaman





-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-




Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-16 Terurut Topik Roby_Nurzaman
Sepertinya sih begitu pak Tony. Reservoir tsb pertama kali diproduksi 
sekitar tahun 89-90an dengan initial pressure sekitar 1200 psia. 
Pressurenya sekarang tinggal 400-450 psia. Yang paling bikin susah 
sekarang adalah penentuan OWC yg rata2 sudah tilting  berbeda2 di setiap 
small closure. Dalam mencari remaining reserve-nya mungkin hanya bisa 
dibantu dengan simulasi reservoir ya?? ato ada cara lain??

regards,
roby nurzaman





tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]
05/16/2006 06:08 PM
Please respond to iagi-net
 
To: iagi-net@iagi.or.id
cc: 
Subject:Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  
pengaruh permeability


Pak Roby,

mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC  dan 
water/akifer
(apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman 3700
feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive
meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur  yang
tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC
itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu
pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan
menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar 
tapi
tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah
berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ?

salam,
tony


On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:

 setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau
 dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan
 pressure setelah diproduksi.
 mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya
 memiliki trend  turun yang tinggi  ternyata malah memiliki trend yang
 stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di
 situ.

 Regards

 Kartiko-Samodro
 Telp : 3852



 |-+
 | |   Soerya Adhi|
 | |   [EMAIL PROTECTED]|
 | |   l.com   |
 | ||
 | |   16/05/2006 10:27 |
 | |   AM   |
 | |   Please respond to|
 | |   iagi-net |
 | ||
 |-+

 
-|
 |
 |
 |   To:   iagi-net@iagi.or.id
 |
 |
 cc:
 |
 |   Subject:  Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh
 permeability |

 
-|




 Yang namanya water source itu kan gak mesti dari surface.
 Water yang terperangkap yang kemudian jadi formation water juga bisa
 menjadi
 water source.
 Sebelum ada HC migration, kan reservoir terisi air dulu.

 Hanya sekedar mengingatkan, bahwa geologi melibatkan cara berpikir yang
 komprehensif, jadi bukan hanya dari satu sisi...

 -soerya-


 On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] 
wrote:
 
  nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara 
geologi
  tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke 
surface,
  geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water
  drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena
  overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water
 utk
  terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar
 utk
  mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate
  tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya?
 
  regards,
  roby nurzaman
 




 -
 -  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
 -  Call For Papers until 26 May 2006
 -  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
 -
 To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
 To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
 Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
 Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
 Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
 No. Rek: 123 0085005314
 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
 Bank BCA KCP. Manara Mulia
 No. Rekening: 255-1088580
 A/n: Shinta Damayanti
 IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
 IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
 -





Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-16 Terurut Topik Paulus Tangke Allo

kalau cuma remaining reserve, apa tidak bisa lewat material balance?


--pta


On 17/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:

small closure. Dalam mencari remaining reserve-nya mungkin hanya bisa
dibantu dengan simulasi reservoir ya?? ato ada cara lain??

regards,
roby nurzaman


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-
To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta Damayanti
IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/
IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi
-



Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-16 Terurut Topik Andang Bachtiar
Memperkaya diskusi soal air di dalam reservoir, water-drive reservoir 
mechanism, dan hubungannya dengan setting geologi surface-subsurface, saya 
tambahkan beberapa hal di bawah ini:


1. Fresh-water reservoir bisa didapatkan sampai di kedalaman 6000-8000 feet, 
terutama di delta-delta besar seperti Mahakam dan Mamberamo, dimana sedimen 
pengisi cekungannya tebal sekali (14 Km di Kuta-Mahakam, 7Km di 
Mamberamo-Yapen) dan terdapat komunikasi intensif antara subsurface dengan 
surface outcrop (sebagai recharge area). Di Kutai (Mahakam) di daerah 
Badak-Nilam, zona-zona B  C (sebagian D) yang berada di kedalaman s/d 8000 
feet air formasinya pada umumnya fresh, kurang dari 5Kppm NaCl (tipikal 
dibawah 1K). Ke arah down-dip di dapatkan ekivalen zona-zona tersebut di 
Lapangan Tunu sebagai FWZ (Fresh Water Zone) di kedalaman yang lebih besar. 
Ke arah up-dip, zona-zona tersebut ekivalen-nya cropping out di sepanjang 
sayap timur antiklin Semberah, Lampake - SungaiNangka, dan Samboja. Tentu 
saja di-antara daerah-daerah yang disebutkan tadi (dari Semberah sampai 
Tunu) antiklin2-nya dipisahkan oleh sinklin-sinklin sehingga yang dimaksud 
dg istilah up-dip dan down-dip dalam uraian di atas bukan merupakan hubungan 
langsung lapisan dalam pelamparan homoklin yang miring ke arah timur, tetapi 
secara umum level (kedalaman) dari reservoir2 tsb dari barat ke timur makin 
dalam, sehingga net-potential-head yang ditimbulkannya juga makin lama makin 
besar. Hal ini mengakibatkan natural flow (seperti artesis) pada 
reservoir-reservoir tersebut apabila diproduksikan (baik airnya maupun 
apalagi hidrokarbonnya -kalau dia mengandung hidrokarbon)


2. Di model passive-margin seperti daerah Missisipi, dimana cekungan secara 
aktif terus mengalami penurunan (actively subsiding basin): rejim 
hidrologi-nya terdiri dari: meteoric regime (s/d 2,5km=8200feet) yang arah 
pergerakan fluidanya down-dip, dan 3 regim dibawahanya yang arah pergerakan 
fluidanya updip yaitu compactional hydrostatic regime (1,5 - 4,5 km), 
compactional geopressure regime (3-7 km), dan thermobaric regime (lebih 
dalam dari range 3-7 km) (Harrison, 1989, Galloway, 1984). Dari dokumentasi 
model tersebut terlihat bahwa fresh-water encroachment sampai sedalam 8000 
feet adalah sesuatu yang biasa terjadi di cekungan-cekungan sedimen besar. 
Implikasinya: kondisi keterhubungan reservoir migas di sub-surface dengan 
ekivalen outcrop-nya di permukaan (yang bisa berfungsi sebagai recharge 
area)dalm setting seperti itu memungkinkan terjadinya water-drive reservoir 
mechanism di kedalaman-kedalaman besar.


3. Selain keterhubungan reservoir dengan real recharge area yang langsung 
kontak dengan surface meteoric water,... dalam konteks water-drive mechanism 
perlu juga dipertimbangkan setting pelamparan reservoir tersebut sampai ke 
daerah SUB-CROP-nya, dimana daerah sub-crop tersebut mempunyai posisi 
potential head lebih tinggi dari posisi reservoir dimaksud, walaupun 
sama-sama berada di sub-surface. Setting seperti ini biasanya berkaitan 
dengan water-drive mechanism (walaupun tidak berhubungan dengan otkrop).


4. Connate water juga mengalami kompresi volume (walau tidak se-besar 
kompresi pada minyak apalagi gas) pada saat kompaksi (burial) sedemikian 
rupa sehingga tekanannya menjadi besar, apalagi jika kolom air yang 
menyertainya juga besar,... maka seringkali hal inilah yang dianggap 
menyebabkan terjadinya water-drive reservoir mechanism di subsurface apabila 
kondisi 1-2-3 diatas tidak terpenuhi.


Mudah2an bermanfaat

Salam
Andang Bachtiar
Exploration Think Tank Indonesia

- Original Message - 
From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Tuesday, May 16, 2006 6:08 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh permeability


Pak Roby,

mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC  dan water/akifer
(apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman 3700
feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive
meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur  yang
tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC
itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu
pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan
menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar tapi
tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah
berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ?

salam,
tony


On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] 
[EMAIL PROTECTED] wrote:


setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau
dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan
pressure setelah diproduksi.
mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya
memiliki trend  turun yang tinggi  ternyata malah memiliki trend yang
stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di
situ.

Regards

Kartiko

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik M. Fakhrur Razi

ikut menanggapi, biar rame. silakan dikoreksi kalo ada yang keliru

water drive atau depletion drive kayaknya lebih berhubungan dengan tinggi 
rendahnya permeability. Pada reservoir dangkal, permeability akan lebih 
tinggi sehingga air yang terkandung dalam reservoir akan sangat mudah 
bergerak. pergerakan air ini akan mendorong fluida yang ada diatasnya untuk 
bergerak, ini yang kita kenal sebagai water drive. sementara semakin dalam 
posisi reservoir, permeability akan semakin mengecil (akibat pengaruh 
overburden dll), hal ini akan membuat kandungan air yang ada di dalam batuan 
menjadi lebih sulit untuk bergerak (akibat gaya tension dari butiran) 
sehingga air yang terkandung menjadi irreducable water (-cmiiw-). kondisi 
ini menyebabkan pergerakan gas hanya dikontrol oleh perbedaan tekanan antara 
interface reservoir dengan sumur (tempat perforasi) dengan tekanan yang ada 
di dalam reservoir diluar zone pengurasan (konsep sederhana, fluida akan 
mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah).


kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau 
tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada 
jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan 
dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih 
mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? kecuali 
memang si reservoir ini penyebarannya sangat luaaasss sehingga memungkinkan 
adanya jebakan struktural yang tidak berhubungan dengan singkapan (?!)


-razi-

- Original Message - 
From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism



Nambahin dari yg saya tahu,

 Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari 
sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub 
surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya 
suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg 
berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan 
efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena 
reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan 
sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena 
kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini 
dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir 
adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus.


 Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena 
letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air 
(laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal 
ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, 
bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. 
Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus 
lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada 
minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat 
drainage HC di situ.


 Ada tambahan?

Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote:
 Dear all,

Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada
salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi
pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal
yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya
pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is
absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini
tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis
drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja
saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section,
sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula
efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini
terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan
drive mechanism ini dengan lingkungan pengendapan dimana batuan
reservoir tsb terbentuk?



Terima kasih untuk pencerahannya.

Dodiono




-
Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ 
countries) for 2¢/min or less. 



-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 2006 
-  Submit to: [EMAIL PROTECTED]
-

To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id
To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id
Visit IAGI Website: http://iagi.or.id
Pembayaran iuran anggota ditujukan ke:
Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta
No. Rek: 123 0085005314
Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI)
Bank BCA KCP. Manara Mulia
No. Rekening: 255-1088580
A/n: Shinta 

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik I Nengah Nuada

Razi,

Kondisi tsb di bawah mungkin aja kok terjadi. Biasanya waternya saja yang
berhubungan dengan surface water sementara hydrocarbon-nya masih kejebak di
atas spill point dari structure (eq. antiklin). Biasanya model seperti itu
sering dijadikan contoh di buku geologi minyak jaman kuliah dulu walaupun di
tempat saya kerja belum pernah liat contoh yang seperti itu. Mungkin rekan
yang kerja di onshore terutama yang reservoirnya dangkal punya banyak contoh
model reservoir seperti ini.

Sedikit menambahkan tentang faktor2 yang mempengaruhi terjadinya water drive
mechanism, selain permeability menurut saya (cmiiw) perbandingan antara
volume water dan volume hidrocarbon memegang peranan yang penting. Jika
ratio volume air dan hidrocarbon dalam satu jebakan sangat besar atau malah
infinite maka reservoir tsb akan mempunyai strong water drive. Volume air
yang sangat besar bisa diperoleh karena reservoir berhubungan dengan surface
water recharge (seperti emailnya mas Hermawan) atau bisa karena reservoirnya
cukup tebal dan dengan pelamparan yang luas dan tidak tersegmentasi oleh
patahan.

Apakah water drive berhubungan dengan depth? Menurut saya tidak selalu. Di
tempat kerja saya, yang punya water drive adalah reservoir2 yang tebal dan
luas pelamparannya walaupun lokasinya cukup dalam. Sementara reservoir yang
shallow umumnya punya depletion drive karena tipe reservoirnya yang
localized.
Namun demikian, kalo diasumsikan jenis dan kualitas reservoirnya sama maka
memang yang dangkal akan punya chance yang lebih besar untuk water drive,
karena kemungkinan yang lebih besar dapat recharge dari permukaan dan juga
karena reservoir yang lebih dangkal (muda) umumnya less complex dalam hal
structure (eq. faults), sehingga less compartimentilized.

Tentang efektifitas pengurasan, water drive sangat bagus untuk minyak,
sementara untuk gas pengurasannya lebih optimum kalo depletion drive
(denger2 dari reservoir engineer).
Mohon koreksinya juga dari para sesepuh kalo ada yang keliru.

INN


On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:



kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap
atau
tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada
jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan
dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan
lebih
mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut?







- Original Message -
From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism


 Nambahin dari yg saya tahu,

  Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari
 sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di
sub
 surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya
 suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg
 berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan
 efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena
 reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan
 sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor
karena
 kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini
 dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir
 adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus.

  Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena
 letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air
 (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal
 ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya,
 bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali.
 Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus
 lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada
 minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat
 drainage HC di situ.

  Ada tambahan?

 Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear all,

 Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada
 salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi
 pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal
 yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya
 pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is
 absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini
 tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis
 drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja
 saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section,
 sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula
 efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini
 terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan
 drive mechanism ini dengan lingkungan 

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik M. Fakhrur Razi

Mas Nengah,

secara teori mungkin, tapi seperti yang saya bilang, pelamparan reservoir 
ini harus luas sehingga disatu tempat bisa menjadi trap, tapi ditempat lain 
tersingkap sebagai jalan bagi surface water.
berarti salinity airnya rendah alias fresh water ya? mudah-mudahan ada yg 
bisa kasih contoh.




- Original Message - 
From: I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED]

To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Monday, May 15, 2006 8:35 PM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism  pengaruh permeability


Razi,

Kondisi tsb di bawah mungkin aja kok terjadi. Biasanya waternya saja yang
berhubungan dengan surface water sementara hydrocarbon-nya masih kejebak di
atas spill point dari structure (eq. antiklin). Biasanya model seperti itu
sering dijadikan contoh di buku geologi minyak jaman kuliah dulu walaupun di
tempat saya kerja belum pernah liat contoh yang seperti itu. Mungkin rekan
yang kerja di onshore terutama yang reservoirnya dangkal punya banyak contoh
model reservoir seperti ini.

Sedikit menambahkan tentang faktor2 yang mempengaruhi terjadinya water drive
mechanism, selain permeability menurut saya (cmiiw) perbandingan antara
volume water dan volume hidrocarbon memegang peranan yang penting. Jika
ratio volume air dan hidrocarbon dalam satu jebakan sangat besar atau malah
infinite maka reservoir tsb akan mempunyai strong water drive. Volume air
yang sangat besar bisa diperoleh karena reservoir berhubungan dengan surface
water recharge (seperti emailnya mas Hermawan) atau bisa karena reservoirnya
cukup tebal dan dengan pelamparan yang luas dan tidak tersegmentasi oleh
patahan.

Apakah water drive berhubungan dengan depth? Menurut saya tidak selalu. Di
tempat kerja saya, yang punya water drive adalah reservoir2 yang tebal dan
luas pelamparannya walaupun lokasinya cukup dalam. Sementara reservoir yang
shallow umumnya punya depletion drive karena tipe reservoirnya yang
localized.
Namun demikian, kalo diasumsikan jenis dan kualitas reservoirnya sama maka
memang yang dangkal akan punya chance yang lebih besar untuk water drive,
karena kemungkinan yang lebih besar dapat recharge dari permukaan dan juga
karena reservoir yang lebih dangkal (muda) umumnya less complex dalam hal
structure (eq. faults), sehingga less compartimentilized.

Tentang efektifitas pengurasan, water drive sangat bagus untuk minyak,
sementara untuk gas pengurasannya lebih optimum kalo depletion drive
(denger2 dari reservoir engineer).
Mohon koreksinya juga dari para sesepuh kalo ada yang keliru.

INN


On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:



kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap
atau
tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada
jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan
dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan
lebih
mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut?







- Original Message -
From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism


 Nambahin dari yg saya tahu,

  Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari
 sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di
sub
 surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya
 suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg
 berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan
 efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena
 reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan
 sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor
karena
 kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini
 dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir
 adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus.

  Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena
 letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air
 (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal
 ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya,
 bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali.
 Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus
 lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada
 minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat
 drainage HC di situ.

  Ada tambahan?

 Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear all,

 Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada
 salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi
 pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal
 yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya
 pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is
 absent

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik Shofiyuddin

Maaf, mau tanya lebih jauh,
1. Kalo tidak ada akifer (water bearing zone), apakah ada water drive?
2. Belum ada yang mengupas hubungannya dengan GOR, terus bagaimana kalo HC
nya adalah condensate?
3. Apakah ada perbedaan mekanisme drive antara light, medium dan high
gravity oil?
4. Apakah ada cara penentuan jenis drive ini dari well test, misal dengan
melakukan isocronal test dengan tiga choke yang berbeda beda dalam kurun
waktu tertentu?

suwun sebelumnya



On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote:


ikut menanggapi, biar rame. silakan dikoreksi kalo ada yang keliru

water drive atau depletion drive kayaknya lebih berhubungan dengan tinggi
rendahnya permeability. Pada reservoir dangkal, permeability akan lebih
tinggi sehingga air yang terkandung dalam reservoir akan sangat mudah
bergerak. pergerakan air ini akan mendorong fluida yang ada diatasnya
untuk
bergerak, ini yang kita kenal sebagai water drive. sementara semakin dalam
posisi reservoir, permeability akan semakin mengecil (akibat pengaruh
overburden dll), hal ini akan membuat kandungan air yang ada di dalam
batuan
menjadi lebih sulit untuk bergerak (akibat gaya tension dari butiran)
sehingga air yang terkandung menjadi irreducable water (-cmiiw-).
kondisi
ini menyebabkan pergerakan gas hanya dikontrol oleh perbedaan tekanan
antara
interface reservoir dengan sumur (tempat perforasi) dengan tekanan yang
ada
di dalam reservoir diluar zone pengurasan (konsep sederhana, fluida akan
mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah).

kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap
atau
tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada
jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan
dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan
lebih
mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? kecuali
memang si reservoir ini penyebarannya sangat luaaasss sehingga
memungkinkan
adanya jebakan struktural yang tidak berhubungan dengan singkapan (?!)

-razi-

- Original Message -
From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED]
To: iagi-net@iagi.or.id
Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM
Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism


 Nambahin dari yg saya tahu,

  Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari
 sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di
sub
 surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya
 suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg
 berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan
 efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena
 reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan
 sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor
karena
 kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini
 dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir
 adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus.

  Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena
 letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air
 (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal
 ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya,
 bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali.
 Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus
 lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada
 minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat
 drainage HC di situ.

  Ada tambahan?

 Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote:
  Dear all,

 Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada
 salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi
 pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal
 yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya
 pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is
 absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini
 tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis
 drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja
 saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section,
 sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula
 efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini
 terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan
 drive mechanism ini dengan lingkungan pengendapan dimana batuan
 reservoir tsb terbentuk?



 Terima kasih untuk pencerahannya.

 Dodiono




 -
 Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+
 countries) for 2¢/min or less.


-
-  PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru
-  Call For Papers until 26 May 

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik Roby_Nurzaman
Ikut menanggapi juga, biar rame.
Setuju Pak Razi, saya kira penyebab utama water drive mechanism bukan 
karena konektivitasnya dengan permukaan, tetapi karena permeabilitasnya. 
Sebagai contoh, di salah satu cekungan di sekitar selat sunda, ada 
beberapa reservoir yg pada kedalaman 3700 feet dengan strong water drive 
mechanism, padahal reservoir2 tsb tidak terhubung ke permukaan oleh 
struktur dan memiliki geometri yg pinch out thd salah satu flank cekungan 
yg sangat minim terdapat fault. Reservoir2 tsb memiliki permeability  1 
darcy. Karenanya, saya kira permeability merupakan faktor yg lebih 
menentukan. Sehingga jika ingin dibuat logika simple, semakin dalam 
reservoir tsb, mungkin akan semakin 'tidak strong water drive' akibat 
pengaruh permeability reduction due to overburden/diagenesis.
Adapun eksistensi reservoir2 tsb biasanya terdapat pada depth yg dangkal, 
mungkin karena kompaksi litologi yg masih relatif rendah yg secara 
otomatis akan berpengaruh pada permeabilitasnya.
Namun yg perlu dipertanyakan adalah applicability logika tsb thd 
reservoir2 limestone karena seperti kita tahu, terkadang terjadi 
dissolution pada reservoir2 limestone seiring overburden sehingga malah 
terjadi peningkatan porosity-permeability. 
mohon maaf atas segala kesalahan.

regards,
roby nurzaman

Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik Soerya Adhi

Hla...kalo tidak ada water sourcenya biarpun permeabilitasnya segede bagong
apa bisa jadi water drive reservoir ???

-soerya-


On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote:


Ikut menanggapi juga, biar rame.
Setuju Pak Razi, saya kira penyebab utama water drive mechanism bukan
karena konektivitasnya dengan permukaan, tetapi karena permeabilitasnya.
Sebagai contoh, di salah satu cekungan di sekitar selat sunda, ada
beberapa reservoir yg pada kedalaman 3700 feet dengan strong water drive
mechanism, padahal reservoir2 tsb tidak terhubung ke permukaan oleh
struktur dan memiliki geometri yg pinch out thd salah satu flank cekungan
yg sangat minim terdapat fault. Reservoir2 tsb memiliki permeability  1
darcy. Karenanya, saya kira permeability merupakan faktor yg lebih
menentukan. Sehingga jika ingin dibuat logika simple, semakin dalam
reservoir tsb, mungkin akan semakin 'tidak strong water drive' akibat
pengaruh permeability reduction due to overburden/diagenesis.
Adapun eksistensi reservoir2 tsb biasanya terdapat pada depth yg dangkal,
mungkin karena kompaksi litologi yg masih relatif rendah yg secara
otomatis akan berpengaruh pada permeabilitasnya.
Namun yg perlu dipertanyakan adalah applicability logika tsb thd
reservoir2 limestone karena seperti kita tahu, terkadang terjadi
dissolution pada reservoir2 limestone seiring overburden sehingga malah
terjadi peningkatan porosity-permeability.
mohon maaf atas segala kesalahan.

regards,
roby nurzaman



Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability

2006-05-15 Terurut Topik Roby_Nurzaman
nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi 
tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface, 
geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water 
drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena 
overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water utk 
terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar utk 
mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate 
tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya?

regards,
roby nurzaman