Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Bisa, demikian juga dengan DCA (Decline Curve Analysis) dan P/Z (terutama untuk gas reservoir). Keterbatasan nya, metode-metode diatas valid untuk single reservoir/container, sehingga untuk commingled reservoir tetap diperlukan simulasi reservoir, cmiiw.. Herry - Original Message From: Paulus Tangke Allo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Wednesday, 17 May, 2006 7:57:40 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability kalau cuma remaining reserve, apa tidak bisa lewat material balance? --pta On 17/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: small closure. Dalam mencari remaining reserve-nya mungkin hanya bisa dibantu dengan simulasi reservoir ya?? ato ada cara lain?? regards, roby nurzaman - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
RE: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Mas Andang, Bisa dijelaskan lebih lanjut perbedaan antara compactional hydrostatic regime, compactional geopressure regime dan thermobaric regime Terima kasih sebelumnya. Salam, Agus. -Original Message- From: Andang Bachtiar [mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Wednesday, May 17, 2006 8:34 AM To: iagi-net@iagi.or.id Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability Memperkaya diskusi soal air di dalam reservoir, water-drive reservoir mechanism, dan hubungannya dengan setting geologi surface-subsurface, saya tambahkan beberapa hal di bawah ini: 1. Fresh-water reservoir bisa didapatkan sampai di kedalaman 6000-8000 feet, terutama di delta-delta besar seperti Mahakam dan Mamberamo, dimana sedimen pengisi cekungannya tebal sekali (14 Km di Kuta-Mahakam, 7Km di Mamberamo-Yapen) dan terdapat komunikasi intensif antara subsurface dengan surface outcrop (sebagai recharge area). Di Kutai (Mahakam) di daerah Badak-Nilam, zona-zona B C (sebagian D) yang berada di kedalaman s/d 8000 feet air formasinya pada umumnya fresh, kurang dari 5Kppm NaCl (tipikal dibawah 1K). Ke arah down-dip di dapatkan ekivalen zona-zona tersebut di Lapangan Tunu sebagai FWZ (Fresh Water Zone) di kedalaman yang lebih besar. Ke arah up-dip, zona-zona tersebut ekivalen-nya cropping out di sepanjang sayap timur antiklin Semberah, Lampake - SungaiNangka, dan Samboja. Tentu saja di-antara daerah-daerah yang disebutkan tadi (dari Semberah sampai Tunu) antiklin2-nya dipisahkan oleh sinklin-sinklin sehingga yang dimaksud dg istilah up-dip dan down-dip dalam uraian di atas bukan merupakan hubungan langsung lapisan dalam pelamparan homoklin yang miring ke arah timur, tetapi secara umum level (kedalaman) dari reservoir2 tsb dari barat ke timur makin dalam, sehingga net-potential-head yang ditimbulkannya juga makin lama makin besar. Hal ini mengakibatkan natural flow (seperti artesis) pada reservoir-reservoir tersebut apabila diproduksikan (baik airnya maupun apalagi hidrokarbonnya -kalau dia mengandung hidrokarbon) 2. Di model passive-margin seperti daerah Missisipi, dimana cekungan secara aktif terus mengalami penurunan (actively subsiding basin): rejim hidrologi-nya terdiri dari: meteoric regime (s/d 2,5km=8200feet) yang arah pergerakan fluidanya down-dip, dan 3 regim dibawahanya yang arah pergerakan fluidanya updip yaitu compactional hydrostatic regime (1,5 - 4,5 km), compactional geopressure regime (3-7 km), dan thermobaric regime (lebih dalam dari range 3-7 km) (Harrison, 1989, Galloway, 1984). Dari dokumentasi model tersebut terlihat bahwa fresh-water encroachment sampai sedalam 8000 feet adalah sesuatu yang biasa terjadi di cekungan-cekungan sedimen besar. Implikasinya: kondisi keterhubungan reservoir migas di sub-surface dengan ekivalen outcrop-nya di permukaan (yang bisa berfungsi sebagai recharge area)dalm setting seperti itu memungkinkan terjadinya water-drive reservoir mechanism di kedalaman-kedalaman besar. 3. Selain keterhubungan reservoir dengan real recharge area yang langsung kontak dengan surface meteoric water,... dalam konteks water-drive mechanism perlu juga dipertimbangkan setting pelamparan reservoir tersebut sampai ke daerah SUB-CROP-nya, dimana daerah sub-crop tersebut mempunyai posisi potential head lebih tinggi dari posisi reservoir dimaksud, walaupun sama-sama berada di sub-surface. Setting seperti ini biasanya berkaitan dengan water-drive mechanism (walaupun tidak berhubungan dengan otkrop). 4. Connate water juga mengalami kompresi volume (walau tidak se-besar kompresi pada minyak apalagi gas) pada saat kompaksi (burial) sedemikian rupa sehingga tekanannya menjadi besar, apalagi jika kolom air yang menyertainya juga besar,... maka seringkali hal inilah yang dianggap menyebabkan terjadinya water-drive reservoir mechanism di subsurface apabila kondisi 1-2-3 diatas tidak terpenuhi. Mudah2an bermanfaat Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia - Original Message - From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 16, 2006 6:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability Pak Roby, mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC dan water/akifer (apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman 3700 feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur yang tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar tapi tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ? salam, tony On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: setahu saya
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan pressure setelah diproduksi. mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya memiliki trend turun yang tinggi ternyata malah memiliki trend yang stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di situ. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+ | | Soerya Adhi| | | [EMAIL PROTECTED]| | | l.com | | || | | 16/05/2006 10:27 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+ -| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability | -| Yang namanya water source itu kan gak mesti dari surface. Water yang terperangkap yang kemudian jadi formation water juga bisa menjadi water source. Sebelum ada HC migration, kan reservoir terisi air dulu. Hanya sekedar mengingatkan, bahwa geologi melibatkan cara berpikir yang komprehensif, jadi bukan hanya dari satu sisi... -soerya- On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface, geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water utk terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar utk mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya? regards, roby nurzaman - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Pak Roby, mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC dan water/akifer (apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman 3700 feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur yang tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar tapi tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ? salam, tony On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan pressure setelah diproduksi. mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya memiliki trend turun yang tinggi ternyata malah memiliki trend yang stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di situ. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+ | | Soerya Adhi| | | [EMAIL PROTECTED]| | | l.com | | || | | 16/05/2006 10:27 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+ -| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability | -| Yang namanya water source itu kan gak mesti dari surface. Water yang terperangkap yang kemudian jadi formation water juga bisa menjadi water source. Sebelum ada HC migration, kan reservoir terisi air dulu. Hanya sekedar mengingatkan, bahwa geologi melibatkan cara berpikir yang komprehensif, jadi bukan hanya dari satu sisi... -soerya- On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface, geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water utk terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar utk mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya? regards, roby nurzaman - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Sepertinya sih begitu pak Tony. Reservoir tsb pertama kali diproduksi sekitar tahun 89-90an dengan initial pressure sekitar 1200 psia. Pressurenya sekarang tinggal 400-450 psia. Yang paling bikin susah sekarang adalah penentuan OWC yg rata2 sudah tilting berbeda2 di setiap small closure. Dalam mencari remaining reserve-nya mungkin hanya bisa dibantu dengan simulasi reservoir ya?? ato ada cara lain?? regards, roby nurzaman tony soelistyo [EMAIL PROTECTED] 05/16/2006 06:08 PM Please respond to iagi-net To: iagi-net@iagi.or.id cc: Subject:Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability Pak Roby, mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC dan water/akifer (apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman 3700 feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur yang tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar tapi tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ? salam, tony On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan pressure setelah diproduksi. mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya memiliki trend turun yang tinggi ternyata malah memiliki trend yang stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di situ. Regards Kartiko-Samodro Telp : 3852 |-+ | | Soerya Adhi| | | [EMAIL PROTECTED]| | | l.com | | || | | 16/05/2006 10:27 | | | AM | | | Please respond to| | | iagi-net | | || |-+ -| | | | To: iagi-net@iagi.or.id | | cc: | | Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability | -| Yang namanya water source itu kan gak mesti dari surface. Water yang terperangkap yang kemudian jadi formation water juga bisa menjadi water source. Sebelum ada HC migration, kan reservoir terisi air dulu. Hanya sekedar mengingatkan, bahwa geologi melibatkan cara berpikir yang komprehensif, jadi bukan hanya dari satu sisi... -soerya- On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface, geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water utk terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar utk mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya? regards, roby nurzaman - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
kalau cuma remaining reserve, apa tidak bisa lewat material balance? --pta On 17/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: small closure. Dalam mencari remaining reserve-nya mungkin hanya bisa dibantu dengan simulasi reservoir ya?? ato ada cara lain?? regards, roby nurzaman - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta Damayanti IAGI-net Archive 1: http://www.mail-archive.com/iagi-net%40iagi.or.id/ IAGI-net Archive 2: http://groups.yahoo.com/group/iagi -
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Memperkaya diskusi soal air di dalam reservoir, water-drive reservoir mechanism, dan hubungannya dengan setting geologi surface-subsurface, saya tambahkan beberapa hal di bawah ini: 1. Fresh-water reservoir bisa didapatkan sampai di kedalaman 6000-8000 feet, terutama di delta-delta besar seperti Mahakam dan Mamberamo, dimana sedimen pengisi cekungannya tebal sekali (14 Km di Kuta-Mahakam, 7Km di Mamberamo-Yapen) dan terdapat komunikasi intensif antara subsurface dengan surface outcrop (sebagai recharge area). Di Kutai (Mahakam) di daerah Badak-Nilam, zona-zona B C (sebagian D) yang berada di kedalaman s/d 8000 feet air formasinya pada umumnya fresh, kurang dari 5Kppm NaCl (tipikal dibawah 1K). Ke arah down-dip di dapatkan ekivalen zona-zona tersebut di Lapangan Tunu sebagai FWZ (Fresh Water Zone) di kedalaman yang lebih besar. Ke arah up-dip, zona-zona tersebut ekivalen-nya cropping out di sepanjang sayap timur antiklin Semberah, Lampake - SungaiNangka, dan Samboja. Tentu saja di-antara daerah-daerah yang disebutkan tadi (dari Semberah sampai Tunu) antiklin2-nya dipisahkan oleh sinklin-sinklin sehingga yang dimaksud dg istilah up-dip dan down-dip dalam uraian di atas bukan merupakan hubungan langsung lapisan dalam pelamparan homoklin yang miring ke arah timur, tetapi secara umum level (kedalaman) dari reservoir2 tsb dari barat ke timur makin dalam, sehingga net-potential-head yang ditimbulkannya juga makin lama makin besar. Hal ini mengakibatkan natural flow (seperti artesis) pada reservoir-reservoir tersebut apabila diproduksikan (baik airnya maupun apalagi hidrokarbonnya -kalau dia mengandung hidrokarbon) 2. Di model passive-margin seperti daerah Missisipi, dimana cekungan secara aktif terus mengalami penurunan (actively subsiding basin): rejim hidrologi-nya terdiri dari: meteoric regime (s/d 2,5km=8200feet) yang arah pergerakan fluidanya down-dip, dan 3 regim dibawahanya yang arah pergerakan fluidanya updip yaitu compactional hydrostatic regime (1,5 - 4,5 km), compactional geopressure regime (3-7 km), dan thermobaric regime (lebih dalam dari range 3-7 km) (Harrison, 1989, Galloway, 1984). Dari dokumentasi model tersebut terlihat bahwa fresh-water encroachment sampai sedalam 8000 feet adalah sesuatu yang biasa terjadi di cekungan-cekungan sedimen besar. Implikasinya: kondisi keterhubungan reservoir migas di sub-surface dengan ekivalen outcrop-nya di permukaan (yang bisa berfungsi sebagai recharge area)dalm setting seperti itu memungkinkan terjadinya water-drive reservoir mechanism di kedalaman-kedalaman besar. 3. Selain keterhubungan reservoir dengan real recharge area yang langsung kontak dengan surface meteoric water,... dalam konteks water-drive mechanism perlu juga dipertimbangkan setting pelamparan reservoir tersebut sampai ke daerah SUB-CROP-nya, dimana daerah sub-crop tersebut mempunyai posisi potential head lebih tinggi dari posisi reservoir dimaksud, walaupun sama-sama berada di sub-surface. Setting seperti ini biasanya berkaitan dengan water-drive mechanism (walaupun tidak berhubungan dengan otkrop). 4. Connate water juga mengalami kompresi volume (walau tidak se-besar kompresi pada minyak apalagi gas) pada saat kompaksi (burial) sedemikian rupa sehingga tekanannya menjadi besar, apalagi jika kolom air yang menyertainya juga besar,... maka seringkali hal inilah yang dianggap menyebabkan terjadinya water-drive reservoir mechanism di subsurface apabila kondisi 1-2-3 diatas tidak terpenuhi. Mudah2an bermanfaat Salam Andang Bachtiar Exploration Think Tank Indonesia - Original Message - From: tony soelistyo [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Tuesday, May 16, 2006 6:08 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability Pak Roby, mungkin penjelasan Pak Nengah soal perbandingan volume HC dan water/akifer (apapun jenis-nya) bisa menjelaskan mengapa reservoir dgn kedalaman 3700 feet di cekungan sekitar selat sunda menunjukkan fenomena water drive meskipun kondisi strukturnya diinterpretasikan sebagai struktur yang tertutup (i.e. isolated system). Bisa jadi karena rasio volume water : HC itu besar sekali. Unik tetapi bisa terjadi khan. Lebih jauh, dgn mengacu pada konsep diatas, mestinya suatu masa nanti reservoir tersebut akan menunjukkan depletion akibat produksi jika akifernya tertutup (besar tapi tertutup, makanya saya sebut unik), nah kalau boleh berbagi info, sudah berapa lama reservoir tersebut diproduksi, Pak ? salam, tony On 5/16/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: setahu saya water drive / bukan tidak ditentukan dari jenis airnya...mau dari surface / dari connate water, tapi cenderung adalah kestabilan pressure setelah diproduksi. mis : setelah diplot ternyata kita melihat bahwa pressure yang harusnya memiliki trend turun yang tinggi ternyata malah memiliki trend yang stabil, maka bisa kita katakan ada drive lain yang menjaga pressure di situ. Regards Kartiko
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
ikut menanggapi, biar rame. silakan dikoreksi kalo ada yang keliru water drive atau depletion drive kayaknya lebih berhubungan dengan tinggi rendahnya permeability. Pada reservoir dangkal, permeability akan lebih tinggi sehingga air yang terkandung dalam reservoir akan sangat mudah bergerak. pergerakan air ini akan mendorong fluida yang ada diatasnya untuk bergerak, ini yang kita kenal sebagai water drive. sementara semakin dalam posisi reservoir, permeability akan semakin mengecil (akibat pengaruh overburden dll), hal ini akan membuat kandungan air yang ada di dalam batuan menjadi lebih sulit untuk bergerak (akibat gaya tension dari butiran) sehingga air yang terkandung menjadi irreducable water (-cmiiw-). kondisi ini menyebabkan pergerakan gas hanya dikontrol oleh perbedaan tekanan antara interface reservoir dengan sumur (tempat perforasi) dengan tekanan yang ada di dalam reservoir diluar zone pengurasan (konsep sederhana, fluida akan mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah). kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? kecuali memang si reservoir ini penyebarannya sangat luaaasss sehingga memungkinkan adanya jebakan struktural yang tidak berhubungan dengan singkapan (?!) -razi- - Original Message - From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism Nambahin dari yg saya tahu, Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus. Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat drainage HC di situ. Ada tambahan? Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section, sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan drive mechanism ini dengan lingkungan pengendapan dimana batuan reservoir tsb terbentuk? Terima kasih untuk pencerahannya. Dodiono - Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May 2006 - Submit to: [EMAIL PROTECTED] - To unsubscribe, send email to: iagi-net-unsubscribe[at]iagi.or.id To subscribe, send email to: iagi-net-subscribe[at]iagi.or.id Visit IAGI Website: http://iagi.or.id Pembayaran iuran anggota ditujukan ke: Bank Mandiri Cab. Wisma Alia Jakarta No. Rek: 123 0085005314 Atas nama: Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bank BCA KCP. Manara Mulia No. Rekening: 255-1088580 A/n: Shinta
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Razi, Kondisi tsb di bawah mungkin aja kok terjadi. Biasanya waternya saja yang berhubungan dengan surface water sementara hydrocarbon-nya masih kejebak di atas spill point dari structure (eq. antiklin). Biasanya model seperti itu sering dijadikan contoh di buku geologi minyak jaman kuliah dulu walaupun di tempat saya kerja belum pernah liat contoh yang seperti itu. Mungkin rekan yang kerja di onshore terutama yang reservoirnya dangkal punya banyak contoh model reservoir seperti ini. Sedikit menambahkan tentang faktor2 yang mempengaruhi terjadinya water drive mechanism, selain permeability menurut saya (cmiiw) perbandingan antara volume water dan volume hidrocarbon memegang peranan yang penting. Jika ratio volume air dan hidrocarbon dalam satu jebakan sangat besar atau malah infinite maka reservoir tsb akan mempunyai strong water drive. Volume air yang sangat besar bisa diperoleh karena reservoir berhubungan dengan surface water recharge (seperti emailnya mas Hermawan) atau bisa karena reservoirnya cukup tebal dan dengan pelamparan yang luas dan tidak tersegmentasi oleh patahan. Apakah water drive berhubungan dengan depth? Menurut saya tidak selalu. Di tempat kerja saya, yang punya water drive adalah reservoir2 yang tebal dan luas pelamparannya walaupun lokasinya cukup dalam. Sementara reservoir yang shallow umumnya punya depletion drive karena tipe reservoirnya yang localized. Namun demikian, kalo diasumsikan jenis dan kualitas reservoirnya sama maka memang yang dangkal akan punya chance yang lebih besar untuk water drive, karena kemungkinan yang lebih besar dapat recharge dari permukaan dan juga karena reservoir yang lebih dangkal (muda) umumnya less complex dalam hal structure (eq. faults), sehingga less compartimentilized. Tentang efektifitas pengurasan, water drive sangat bagus untuk minyak, sementara untuk gas pengurasannya lebih optimum kalo depletion drive (denger2 dari reservoir engineer). Mohon koreksinya juga dari para sesepuh kalo ada yang keliru. INN On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? - Original Message - From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism Nambahin dari yg saya tahu, Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus. Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat drainage HC di situ. Ada tambahan? Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section, sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan drive mechanism ini dengan lingkungan
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Mas Nengah, secara teori mungkin, tapi seperti yang saya bilang, pelamparan reservoir ini harus luas sehingga disatu tempat bisa menjadi trap, tapi ditempat lain tersingkap sebagai jalan bagi surface water. berarti salinity airnya rendah alias fresh water ya? mudah-mudahan ada yg bisa kasih contoh. - Original Message - From: I Nengah Nuada [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Monday, May 15, 2006 8:35 PM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability Razi, Kondisi tsb di bawah mungkin aja kok terjadi. Biasanya waternya saja yang berhubungan dengan surface water sementara hydrocarbon-nya masih kejebak di atas spill point dari structure (eq. antiklin). Biasanya model seperti itu sering dijadikan contoh di buku geologi minyak jaman kuliah dulu walaupun di tempat saya kerja belum pernah liat contoh yang seperti itu. Mungkin rekan yang kerja di onshore terutama yang reservoirnya dangkal punya banyak contoh model reservoir seperti ini. Sedikit menambahkan tentang faktor2 yang mempengaruhi terjadinya water drive mechanism, selain permeability menurut saya (cmiiw) perbandingan antara volume water dan volume hidrocarbon memegang peranan yang penting. Jika ratio volume air dan hidrocarbon dalam satu jebakan sangat besar atau malah infinite maka reservoir tsb akan mempunyai strong water drive. Volume air yang sangat besar bisa diperoleh karena reservoir berhubungan dengan surface water recharge (seperti emailnya mas Hermawan) atau bisa karena reservoirnya cukup tebal dan dengan pelamparan yang luas dan tidak tersegmentasi oleh patahan. Apakah water drive berhubungan dengan depth? Menurut saya tidak selalu. Di tempat kerja saya, yang punya water drive adalah reservoir2 yang tebal dan luas pelamparannya walaupun lokasinya cukup dalam. Sementara reservoir yang shallow umumnya punya depletion drive karena tipe reservoirnya yang localized. Namun demikian, kalo diasumsikan jenis dan kualitas reservoirnya sama maka memang yang dangkal akan punya chance yang lebih besar untuk water drive, karena kemungkinan yang lebih besar dapat recharge dari permukaan dan juga karena reservoir yang lebih dangkal (muda) umumnya less complex dalam hal structure (eq. faults), sehingga less compartimentilized. Tentang efektifitas pengurasan, water drive sangat bagus untuk minyak, sementara untuk gas pengurasannya lebih optimum kalo depletion drive (denger2 dari reservoir engineer). Mohon koreksinya juga dari para sesepuh kalo ada yang keliru. INN On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? - Original Message - From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism Nambahin dari yg saya tahu, Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus. Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat drainage HC di situ. Ada tambahan? Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is absent
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Maaf, mau tanya lebih jauh, 1. Kalo tidak ada akifer (water bearing zone), apakah ada water drive? 2. Belum ada yang mengupas hubungannya dengan GOR, terus bagaimana kalo HC nya adalah condensate? 3. Apakah ada perbedaan mekanisme drive antara light, medium dan high gravity oil? 4. Apakah ada cara penentuan jenis drive ini dari well test, misal dengan melakukan isocronal test dengan tiga choke yang berbeda beda dalam kurun waktu tertentu? suwun sebelumnya On 5/15/06, M. Fakhrur Razi [EMAIL PROTECTED] wrote: ikut menanggapi, biar rame. silakan dikoreksi kalo ada yang keliru water drive atau depletion drive kayaknya lebih berhubungan dengan tinggi rendahnya permeability. Pada reservoir dangkal, permeability akan lebih tinggi sehingga air yang terkandung dalam reservoir akan sangat mudah bergerak. pergerakan air ini akan mendorong fluida yang ada diatasnya untuk bergerak, ini yang kita kenal sebagai water drive. sementara semakin dalam posisi reservoir, permeability akan semakin mengecil (akibat pengaruh overburden dll), hal ini akan membuat kandungan air yang ada di dalam batuan menjadi lebih sulit untuk bergerak (akibat gaya tension dari butiran) sehingga air yang terkandung menjadi irreducable water (-cmiiw-). kondisi ini menyebabkan pergerakan gas hanya dikontrol oleh perbedaan tekanan antara interface reservoir dengan sumur (tempat perforasi) dengan tekanan yang ada di dalam reservoir diluar zone pengurasan (konsep sederhana, fluida akan mengalir dari tekanan tinggi ke tekanan rendah). kalo dibilang bahwa water drive mecanism berhubungan dengan tersingkap atau tidaknya reservoir, kenapa ada trap/jebakan hidrokarbon? karena kalo ada jalan air untuk masuk ke dalam reservoir tentunya jalan yang sama akan dipakai oleh hidrokarbon untuk keluar ke permukaan. bukankah gas akan lebih mudah untuk keluar dibanding air yang masuk kereservoir tersebut? kecuali memang si reservoir ini penyebarannya sangat luaaasss sehingga memungkinkan adanya jebakan struktural yang tidak berhubungan dengan singkapan (?!) -razi- - Original Message - From: hermawan joko sutrisno [EMAIL PROTECTED] To: iagi-net@iagi.or.id Sent: Friday, May 12, 2006 9:01 AM Subject: Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism Nambahin dari yg saya tahu, Di lapangan dengan depletion drive, mengalirnya HC (dalam hal ini dari sub surface ke surface) di dominasi karena adanya perbedaan tekanan di sub surface dan surface. Kandungan air selalu ada, cuma karena tidak adanya suplai yg memadai (misalnya tidak adanya singkapan reservoir yg berhubungan dg suplai air, baik laut atau sungai) maka tidak memberikan efek yg terlalu nyata. Tipe ini biasa di temukan di deep section karena reservoirnya jarang tersingkap di permukaan, apalagi terhubung dengan sungai/laut. Hal ini ditambah dengan properti reservoirnya yg poor karena kompaksi (porositas maupun permeabilitas relatif kecil). Lapangan ini dapat diproduksi sampai tingkat tekanan yg sangat rendah, tanpa khawatir adanya water rise/breakthrough yg cepat, so drainage HC lumayan bagus. Di kasus water drive, kenapa sering di shallow section? itu karena letaknya yg memungkinkan reservoirnya masih terhubung dengan sumber air (laut/sungai), dalam bentuk singkapan sehingga suplai airnya cepat. Hal ini didukung kondisi reservoir yg bagus porositas dan permeabilitasnya, bahkan kadang masih berupa 'loose sand', tanpa kompaksi sama sekali. Karena sifat air lebih mobile (viskositasnya lebih kecil, dalam kasus lapangan minyak), maka air lebih cepat sampai di depan sumur daripada minyak. Ini menyebabkan water breaktrough bisa jadi mimpi buruk buat drainage HC di situ. Ada tambahan? Dodiono [EMAIL PROTECTED] wrote: Dear all, Wah beberapa hari ini lagi rame bicarain Ballooning effect. Tapi ga ada salahnya saya mau tanya hal yang lain. Mudahan ada yang bersedia memberi pencerahan. Setau saya ada 2 macam drive mechanism yang umum dikenal yaitu Water Drive dan Depletion Drive. Di beberapa referensi yang saya pernah baca disebutkan bahwa pada Depletion Drive, water production is absent or negligible, apakah artinya secara natural reservoir jenis ini tidak memiliki kandungan air? Lalu apakah ada hubungan antara jenis drive mechanism tsb dengan depth, karena di field tempat saya bekerja saya amati bahwa Water Drive itu selalu terjadi di shallow section, sedang deeper sectionnya didominasi oleh Depletion Drive? Bagaimana pula efektivitas pengurasan (drainage) kedua jenis drive mechanism ini terhadap hidrokarbon yang ada didalamnya? Terakhir, adakah hubungan drive mechanism ini dengan lingkungan pengendapan dimana batuan reservoir tsb terbentuk? Terima kasih untuk pencerahannya. Dodiono - Yahoo! Messenger with Voice. Make PC-to-Phone Calls to the US (and 30+ countries) for 2¢/min or less. - - PIT IAGI ke 35 di Pekanbaru - Call For Papers until 26 May
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Ikut menanggapi juga, biar rame. Setuju Pak Razi, saya kira penyebab utama water drive mechanism bukan karena konektivitasnya dengan permukaan, tetapi karena permeabilitasnya. Sebagai contoh, di salah satu cekungan di sekitar selat sunda, ada beberapa reservoir yg pada kedalaman 3700 feet dengan strong water drive mechanism, padahal reservoir2 tsb tidak terhubung ke permukaan oleh struktur dan memiliki geometri yg pinch out thd salah satu flank cekungan yg sangat minim terdapat fault. Reservoir2 tsb memiliki permeability 1 darcy. Karenanya, saya kira permeability merupakan faktor yg lebih menentukan. Sehingga jika ingin dibuat logika simple, semakin dalam reservoir tsb, mungkin akan semakin 'tidak strong water drive' akibat pengaruh permeability reduction due to overburden/diagenesis. Adapun eksistensi reservoir2 tsb biasanya terdapat pada depth yg dangkal, mungkin karena kompaksi litologi yg masih relatif rendah yg secara otomatis akan berpengaruh pada permeabilitasnya. Namun yg perlu dipertanyakan adalah applicability logika tsb thd reservoir2 limestone karena seperti kita tahu, terkadang terjadi dissolution pada reservoir2 limestone seiring overburden sehingga malah terjadi peningkatan porosity-permeability. mohon maaf atas segala kesalahan. regards, roby nurzaman
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
Hla...kalo tidak ada water sourcenya biarpun permeabilitasnya segede bagong apa bisa jadi water drive reservoir ??? -soerya- On 15/05/06, [EMAIL PROTECTED] [EMAIL PROTECTED] wrote: Ikut menanggapi juga, biar rame. Setuju Pak Razi, saya kira penyebab utama water drive mechanism bukan karena konektivitasnya dengan permukaan, tetapi karena permeabilitasnya. Sebagai contoh, di salah satu cekungan di sekitar selat sunda, ada beberapa reservoir yg pada kedalaman 3700 feet dengan strong water drive mechanism, padahal reservoir2 tsb tidak terhubung ke permukaan oleh struktur dan memiliki geometri yg pinch out thd salah satu flank cekungan yg sangat minim terdapat fault. Reservoir2 tsb memiliki permeability 1 darcy. Karenanya, saya kira permeability merupakan faktor yg lebih menentukan. Sehingga jika ingin dibuat logika simple, semakin dalam reservoir tsb, mungkin akan semakin 'tidak strong water drive' akibat pengaruh permeability reduction due to overburden/diagenesis. Adapun eksistensi reservoir2 tsb biasanya terdapat pada depth yg dangkal, mungkin karena kompaksi litologi yg masih relatif rendah yg secara otomatis akan berpengaruh pada permeabilitasnya. Namun yg perlu dipertanyakan adalah applicability logika tsb thd reservoir2 limestone karena seperti kita tahu, terkadang terjadi dissolution pada reservoir2 limestone seiring overburden sehingga malah terjadi peningkatan porosity-permeability. mohon maaf atas segala kesalahan. regards, roby nurzaman
Re: [iagi-net-l] Reservoir Drive Mechanism pengaruh permeability
nah justru itu mas pertanyaannya, kok bisa reservoir2 yg secara geologi tidak memiliki access ke surface (tidak ada fault yg sampai ke surface, geometri reservoir yg pinch out, seal yg sangat bagus) memiliki water drive mechanism?? karena itu saya berkesimpulan seperti itu. Karena overburden / proses sedimentasi yg cepat memungkinkan formation water utk terperangkap didalam pori batuan sehingga tekanan formasi cukup besar utk mengalirkan minyak dengan cepat. Apa sih yg gak mungkin, teori plate tectonic saja dianggap teori aneh kan sebelumnya? regards, roby nurzaman